• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesejahteraan Petani Keramba Ikan di Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesejahteraan Petani Keramba Ikan di Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1 KUESIONER

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KERAMBA IKAN DI KECAMATAN HARANGGAOL HORISON KABUPATEN

SIMALUNGUN

Petunjuk : mohon jawaban atas pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang paling tepat menurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara.

IDENTITAS RESPONDEN

Beri tanda (x) atau (√) pada identitas pengenal Bapak/Ibu/Saudara.

1. Nama :...

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Umur : tahun

4. Jumlahtanggungan : orang

5. Pendidikan Terakhir :

6. Pengalamanbertanikeramba : tahun

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda centang (√) pada

jawaban yang sesuai dengan keadaan, pendapat, dan perasaan Anda yang

sebenarnya.

Catatan : jawaban apapun yang diberikan tidak akan mempengaruhi apapun terhadap Bapak/Ibu, karena penelitian ini semata-mata digunakan hanya

(2)

1. Informasi Keramba

1.1 Luas/ JumlahKerambaIkan : … m2/… petak

1.2 Bagaimana Status Kepemilikan Keramba?

a Milik Sendiri

b Sewa

1.3 SumberBiayaPembuatanKeramba (JikaJawaban 1.2 adalah a)

a Usaha Keluarga/Warisan

b Modal Sendiri

c Pinjaman Bank

d Koperasi

e PinjamanRentenir

1.4 BerapakahBiayaSewaKeramba (JikaJawaban 1.3 adalah B)

a. SewaTahunan Rp………/tahun

b. SewaBulanan Rp………/bulan

c. Sewa Per HasilPanen Rp………/ sekalipanen

d. ModelSewaLainnya Rp………/…….

1.5 JumlahPanendalamSetahun : kali

BagaimanaKondisiPanendalamSetahun

...

(3)

2. PendapatandanPengeluarandariSektorKerambaIkan 2.1. Pendapatan

No JenisIkan Kuantitas (kg) HargaJual (Rp) Pendapatan Keterangan

2.2. Pengeluaran

No JenisPengeluaran JumlahPengeluaran (Rp) Keterangan 1. PembuatanKeramba

2. BibitIkan 3. PakanTernak 4. UpahTenagaKerja 5. BiayaPenyusutan 6. BiayaTransportasi

7. Biaya Lain-Lain ………….

2.3. PendapatanRumahTanggaPetani / bulan

a PendapatanUtamaSuami/Istri Rp. /bulan

b PendapatanSampinganSuami Rp. /bulan

c PendapatanSampinganIstri Rp. /bulan

d PendapatanKeluargalainnya Rp. /bulan

e PendapatanSampinganKeluarga

Jumlah Rp. /bulan

Rp. /bulan

2.4 Pengeluaran Rumah Tangga Petani/Bulan

1. Pengeluaran Konsumsi RT Rp. /bulan

2. Pengeluaran Biaya Perumahan (sewa+asuransi)

a. Sewa Rumah Rp. /bulan

b. Asuransi Rumah Rp. /bulan

(4)

3. Pengeluaran Biaya Pemakaian Listrik Rp /bulan 4. Pengeluaran Biaya Pemakaian Air PDAM Rp /bulan 5. Pengeluaran Biaya Pemakaian

a. Telepon Rp. /bulan

b. Hp Rp. /bulan

Jumlah Rp. /bulan

6. Pengeluaran Biaya Pemakaian Minyak/Gas (Kompor)

A. Minyak Tanah Rp /bulan

b. Gas Rp. /bulan

Jumlah Rp /bulan

7. Pengeluaran Biaya Kesehatan

a. Asuransi Kesehatan Rp. /bulan

b. Asuransi Perawatan Rp. /bulan

c. dll Rp. /bulan

Jumlah Rp. /bulan

8. Pengeluaran Biaya Pendidikan

(Anak, Istri, Suami dan Keluarga) Rp /bulan

a. Biaya Buku Rp /bulan

b. Jajan Rp /bulan

c. TransportasiSekolah Rp /bulan

d. Baju Sekolah Rp /bulan

e. Asuransi Pendidikan Rp /bulan

Jumlah Rp /bulan

9. Pengeluaran Biaya TransportasiKerja (BBM) Rp /bulan

10. Pengeluaran Iuran Sosial (STM, dll) Rp /bulan

11. Pengeluaran untukAngsuran Kredit Rp /bulan

a. Mobil Rp /bulan

12. PengeluaranBiaya Prime Asuransi

a. Jiwa Rp /bulan

b. Kebakaran Rp /bulan

c. dll Rp /bulan

(5)

13. PengeluaranPajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp /bulan

14. Retribusi

a. Kebersihan Rp /bulan

b. Keamanan Rp /bulan

Jumlah Rp /bulan

15. Biaya PengeluaranHari Raya/Tahun Baru

(Pakaian+kue) Rp /bulan

Jumlah Seluruh Pengeluaran Rp /bulan

3. Pola Konsumsi Rumah Tangga

NO Pola Konsumsi Kriteria Skor

1 Pola Makanan Sehari 1 Kali Sehari 2 Kali Sehari 3 Kali Sehari 2 Pola Mengkonsumsi Daging

Dalam Seminggu

1 Kali Seminggu 2 Kali Seminggu 3 Kali Seminggu 3 Pola Mengkonsumsi Telur

Dalam Seminggu

1 Kali Seminggu 2 Kali Seminggu 3 Kali Seminggu 4 Pola Mengkonsumsi Ikan

Dalam Seminggu

1 Kali Seminggu 2 Kali Seminggu 3 Kali Seminggu 5 Pola Mengkonsumsi Sayuran

Dalam Seminggu

1 Kali Seminggu 2 Kali Seminggu 3 Kali Seminggu 6 Pola Mengkonsumsi Buah

Dalam Seminggu

1 Kali Seminggu 2 Kali Seminggu 3 Kali Seminggu 7 Pola Mengkonsumsi Susu

Dalam Seminggu

(6)

4. Kondisi Tempat Tinggal

5. Fasilitas Tempat Tinggal

NO Kondisi Tempat Tinggal Kriteria Skor

1 Jenis Lantai Tanah

Kayu

Semen Dan Keramik

2 Jenis Dinding Kayu 5 Status Kepemilikan Rumah Sewa

Numpang Rumah Sendiri

NO Fasilitas Tempat Tinggal Kriteria Skor

1 Akses Jalan Tanah/Pasir

Kerikil/Batu Diperkeras Semen/Conblock/Aspal 2 Tempat Pembuangan

Sampah

Dibuang Ke Danau Ditimbun/ Dibakar Diangkut Petugas Pemda 3 Alat Penerangan Lampu Temple/Pelita/Lampu

Minyak Petromaks

Listrik PLN/ Generator Set 4 Sumber Air Bersih Danau

Sumur

Ledeng Atau PAM 5 Fasilitas Kamar Mandi Dan

WC

Memanfaatkan Air Danau Fasilitas Umum

(7)

6. Kesehatan Anggota Keluarga

7. Pelayanan Kesehatan

8. Pelayanan Pendidikan NO Kesehatan Anggota

Keluarga

Kriteria Skor

1 Kondisi kesehatan anggota keluarga

NO Pelayanan Kesehatan Kriteria Skor

1 Jenis Layanan Kesehatan Dukun Puskesmas

Rumah Sakit/ Dokter Spesialis 2 Biaya Berobat Ke Sarana

Kesehatan

Mahal Sedang Murah 3 Sumber Keuangan Untuk

Akses Kesehatan

Uang Tunai ASKES BPJS

NO Pelayanan Pendidikan Kriteria Skor

(8)

9. Sarana Transportasi

10. Tanggapan, Saran, Dan Harapan 1. Bagaimana Keadaan Panennya?

A. Baik B. Normal

C.Kurang D. Gagal Panen

2. Bagaimana Pelaksanaan Panenannya?

A. Dilakukan Secara Sendiri Dan Atau Bersama Keluarga Lainnya B. Dilakukan Buruh Harian

C. Diserahkan Kepada Pemborong

3. Apakah Mengalami Serangan Penyakit/Virus Pengganggu Produksi Ternak Ikan/Bencana Alam?

A. Ya (Jawab Pertanyaan No 3) B.Tidak

4. Berapa Kali Keramba Bapak Dan Ibu Terkena Serangan Penyakit/Virus Pengganggu Produksi Ternak Ikan/Bencana Alam? …. Kali

5. Apakah Ada Hambatan Yang Bapak/Ibu Hadapi Dalam Menjalankan Usaha Ini?

A. Ya B. Tidak Bila

Ya, Sebutkan Hambatan-Hambatan Tersebut!

... ...

6. Hal-Hal Apa Yang Dibutuhkan Untuk Mengembangkan Produksi Keramba Ikan?

... ...

NO Sarana Transportasi Kriteria Skor

1 Ongkos Kenderaan Mahal Sedang Murah 2 Kenderaan Yang Dimiliki Tidak Ada

Sepeda Atau Sepeda Motor Mobil

3 Status Kepemilikan Kenderaan

Sewa Kredit

(9)

7. Adakah Organisasi Perkumpulan Para Petani Keramba Ikan? A. Ya B. Tidak Bila

Ya, Apakah Bapak/Ibu Ikut Organisasi Tersebut? Apa Keuntungannya? ... ...

8.Apakah Bapak/Ibu Mengikuti Perkembangan Berita Tentang Pengelolaan Keramba Ikan Dan Atau Berita Terkait Danau Toba?

a. Sering B. Jarang C. Tidak Pernah

9. Apa Tanggapan Bapak/Ibu Terhadap Adanya Isu Penutupan Keramba Ikan Di Danau Toba Termasuk Di Kecamatan Haranggaol Horison Yang Sedang Berkembang Di Media?

... ...

10.Apa Saran Bapak/Ibu Kepada Pemerintah Terhadap Pengelolaan Keramba Ikan Di Kecamatan Haranggaolhorison?

... ...

11.Apa Harapan Bapak/Ibu Kedepan Terhadap Produksi Keramba Ikan Di Kecamatan HaranggaolHorison?

(10)

Lampiran 2

Hasil Rekapitulasi Data Responden Petani Keramba Ikan Kecamatan Haranggaol Horison

No Nama Umur Pendidikan Jumlah Keramba Jumlah Tanggungan

(11)
(12)

Lampiran 3

Hasil Rekapitulasi Data Pendapatan Responden Dari bertani Keramba Ikan di Kecamatan Haranggaol Horison

(13)
(14)

54 Naman

(15)

Lampiran 4

Hasil Rekapitulasi Data Biaya Produksi Responden Dari bertani Keramba Ikan di Kecamatan Haranggaol Horison

No Nama Bibit Ikan Pakan

Ternak

Transportasi Upah Tenaga

Kerja

Penyusutan Biaya Produksi

1 T.Sitio 6000000 15900000 200000 6000000 500000 28600000

2 Indra Saragih 4000000 19875000 300000 0 200000 24375000

3 Robuena Purba 5000000 18550000 300000 7200000 300000 31350000

4 Sudi Purba 5500000 26500000 250000 0 300000 32550000

5 Mancen Purba 5000000 23850000 300000 0 100000 29250000

6 Marhasian Sinaga 6000000 22525000 250000 7200000 300000 36275000

7 Arwan Simarmata 5500000 18550000 200000 0 300000 24550000

8 Feriamando Sinaga

5000000 19875000 300000 8400000 300000 33875000

9 Nai Parulian Purba

5500000 21200000 300000 0 200000 27200000

10 Martua Sinaga 5000000 15900000 250000 0 300000 21450000

11 Hotman Purba 4500000 17225000 300000 0 300000 22325000

12 John Harapan Purba

4000000 19875000 250000 0 300000 24425000

13 Damen Purba 5000000 22525000 200000 0 300000 28025000

14 Pak Inggrit 4000000 18550000 300000 0 300000 23150000

15 Nai Duma Purba 5000000 23850000 300000 0 300000 29450000

16 Adven Saragih 4000000 26500000 200000 6600000 500000 37800000

17 Ardi Purba 5000000 21200000 300000 0 300000 26800000

5500000 21200000 300000 0 300000 27300000

23 Pino Purba 5000000 19875000 250000 0 500000 25625000

4000000 23850000 300000 0 300000 28450000

28 Pak Winggo Purba

(16)

30 Barmen Saragih 5000000 22525000 300000 0 500000 28325000

31 Agus Naibaho 4000000 23850000 300000 0 500000 28650000

32 Kaspar Purba Manorsar

5000000 23850000 300000 0 300000 29450000

33 Beli Sinaga 4000000 22525000 300000 0 300000 27125000

6000000 21200000 300000 0 200000 27700000

41 Ebet Sihotang 5500000 23850000 300000 0 300000 29950000

42 Tulpet Hutahaean 4500000 26500000 250000 0 300000 31550000

43 Pak Fitri Sitanggang

5000000 18550000 300000 0 100000 23950000

44 Pak Tondo Manihuruk

4500000 21200000 300000 0 300000 26300000

45 Masda Girsang 5000000 18550000 200000 0 300000 24050000

46 Pak Panda Purba 4500000 22525000 300000 0 300000 27625000

47 Ama Jimmy Haloho

5000000 23850000 300000 0 300000 29450000

48 Jetro Saragih 4000000 26500000 200000 0 300000 31000000

49 Mak Dos Purba 4000000 19875000 300000 7800000 300000 32275000 50 Pak Josua

Simanjuntak

5500000 23850000 200000 0 300000 29850000

51 Juli Sitepu 5000000 23850000 300000 0 100000 29250000

52 Pak Jojo Purba 4500000 19875000 300000 0 300000 24975000

53 Mak Siska Saragih

5500000 18550000 200000 0 100000 24350000

54 Naman Simarmata

5500000 23850000 300000 0 300000 29950000

55 Mak Risky Purba 5000000 23850000 250000 0 300000 29400000

56 Mak Ester Purba 4000000 26500000 300000 0 300000 31100000

57 Marihot Damanik 5000000 22525000 300000 0 200000 28025000

58 Bombom Haloho 4500000 26500000 250000 0 300000 31550000

59 Haposan Haloho 5000000 22525000 300000 0 400000 28225000

60 Nai Elsa 6000000 23850000 300000 0 300000 30450000

61 Belki Sitio 4500000 23850000 300000 0 300000 28950000

(17)

64 Nai Helda Simarmata

4000000 22525000 300000 0 500000 27325000

65 Joner Manik 4000000 21200000 250000 0 300000 25750000

66 Harko Sinurat 4500000 23850000 300000 0 500000 29150000

67 Jabolas Purba 5000000 26500000 300000 0 300000 32100000

68 Riko Saragih 5500000 19875000 250000 0 400000 26025000

69 Rikson Saragih 4000000 26500000 300000 0 300000 31100000

70 Mak Ose Saragih 5000000 23850000 200000 0 500000 29550000

71 Pak Tasya Ginting

4500000 26500000 300000 0 200000 31500000

72 Paimaham Haloho 5000000 23850000 300000 0 300000 29450000

73 Jonra Purba 4000000 22525000 250000 0 300000 27075000

74 Mak Imanuel Saragih

5500000 23850000 200000 0 400000 29950000

75 Pak Lewin Manihuruk

5000000 23850000 300000 0 300000 29450000

76 Tua Saragih 6000000 23850000 250000 0 400000 30500000

77 T Hasibuan 4500000 19875000 200000 0 300000 24875000

Rata-Rata 4863636.364 22335714.29 271428.5714 - 315584.4156 28456493.51

Min 4000000 15900000 200000 0 100000 21450000

(18)

Lampiran 5

(19)
(20)

Lampiran 6

(21)
(22)

Lampiran 7

Hasil Olahan Data Berdasarkan Umur Responden Petani Keramba Ikan Di Kecamatan Haranggaol Horison

Persentase Umur Jumlah Responden Persentase

34 s/d 42 Tahun 21 27.27272727

43 s/d 50 Tahun 38 49.35064935

51 s/d 59 Tahun 16 20.77922078

>60 Tahun 2 2.597402597

Total 77 100

Lampiran 8

Hasil Olahan Data Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Responden Petani Keramba Ikan Di Kecamatan Haranggaol Horison

Kepemilikan Keramba Jumlah Responden Persentase

4 9 11.68831169

6 18 23.37662338

8 23 29.87012987

10 18 23.37662338

12 5 6.493506494

14 4 5.194805195

(23)

Lampiran 9

Hasil Olahan Data Berdasarkan Pengalaman Bertani Responden Petani Keramba Ikan Di Kecamatan Haranggaol Horison

Pengalaman Bertani Jumlah Responden Persentase

8 S/D 9 Tahun 10 12.99

10 S/D 11 Tahun 18 23.38

12 S/ D 13 Tahun 21 27.27

14 S/D 15 Tahun 19 24.68

Diatas 15 Tahun 9 11.68

Total 77 100

Lampiran 10

Hasil Olahan Data Tingkat Pendidikan Responden Petani Keramba Ikan Di Kecamatan Haranggaol Horison

Pendidikan Jumlah Persentase

SD 13 16.88311688

SMP 29 37.66233766

SMA 32 41.55844156

S1 3 3.896103896

(24)

Lampiran 11

Hasil Olahan data jumlah tanggungan responden petani keramba ikan kecamatan Haranggaol Horison

Tanggungan Jumlah Presentase

1 Orang 2 2.597402597

2 Orang 12 15.58441558

3 Orang 25 32.46753247

4 Orang 21 27.27272727

5 Orang 11 14.28571429

> 5 Orang 6 7.792207792

(25)

Lampiran 12

(26)
(27)

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, HariyaniDwi. 2014. Analisis Pendapatandan Tingkat Kesejahteraan RumahTangga Petani Jambu Dalhari di Kabupaten Sleman. UGM. Yogyakarta

Arsyad, Lincolin, 2010. Ekonomi PembangunanEdisi 5. UPP STIM YKPN, Yogyakarta

BadanPusatStatistik. 2014. Statistik Daerah Simalungun 2014.BPS Kabupaten Simalungun

Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan Haranggaol Horison dalam Angka 2016. BPS Kabupaten Simalungun

Badrudin, Rudi. 2012. Ekonomika Otonomi Daerah. UPP STIM YKPN. Yogyakarta

Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian. Wedatama Widya Satra. Jakarta

Daryanto, Arief. 2007. Dari Klaster Menuju Peningkatan Daya Saing Industri Perikanan, Buletin Carby & Starky , Edisi Januari 2007

Dergibson Siagian, sugiarto, 2006. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. PT Gramedia pustaka utama. Jakarta

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Gujarati, Damodar N, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta

Hair, J.F., et al. 2010. Multivariate Data Analysis. 7th Edition . Pearson Education, New Jersey

Hakim, Abdul. 2002. Ekonomi Pembangunan. Ekonesia Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta

Hamid, Abdul. 2010. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta

(28)

Mohammad Trigestianto,Dkk. 2014. Analisis Tingkat Kesejahteraan Peternak Sapi Potong Di Kabupaten Purbalingga. Universitas Soedirman. Purwokerto Banyumas

Negara, Budi Perwira. 2015. Tingkat Pendapatan Dan Kesejahteraan Keluarga Petani Ikan Keramba Apung Di Kelurahan Siguhung Kecamatan Lubuk Busung Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Tesis Perpustakaan Universitas Indonesia. Jakarta

Nikijuluw V.P.H., 1992. Tinjauan Ekonomi Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung. Jakarta

Niswonger, 2006. Prinsip Prinsip Akuntansi. Edisi Kesembilan Belas. Diterjemahkan Oleh Alfonsus Sirait, Helda Gunawan. Erlangga, Jakarta

Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Rohmah, Wasilatur, Analisis Pendapatandan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Tebu Tanam Dan Keprasan Di Kabupaten Bantul.

Rusmiyati, Sri. 2012. Pintar Budidaya Udang Windu. Baru Press. Jogja

Sudarmanto, Gunawan. 2013. Statistika Terapan Berbasis Komputer. Mitra Wacana Media. Jakarta

Sugiyono,2009. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian.Alfabeta.Bandung

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, Bandung

Todaro, P. Michael. 2004. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga Edisi Kedua.Erlangga.Jakarta

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian “Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Keramba Ikan di

Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun” ini menggunakan

metode kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.Serta penelitian bersifat statistik

deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan secara sistematik, faktual dan akurat

tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Haranggaol Horison

Kabupaten Simalungun. Tahapan penelitian ini dilakukan selama 4 bulan.Data

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan

wawancara langsung dengan turut pengambilan data responden. Wawancara ini

berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan masalah dan

tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

dari sumber-sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi

sebagai data pendukung.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(30)

penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh petani keramba ikan di

kecamatan Haranggaol Horison.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (sugiyono 2010:118).Dalam penelitian ini yang menjadi sampel

adalah petani keramba ikan yang memiliki keramba maksimal 14 keramba jaring

apung.

3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representatif untuk

nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil

menggunakan rumus Slovin, yaitu:

�= �

1 +��2 Keterangan :

n = Besar sampel

N = Jumlah keluarga petani keramba di Kecamatan Haranggaol Horison

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih bisa ditolerir (tolerance degree of error sampling) yaitu 10%

Dengan menggunakan rumus Slovin, maka :

�= �

1 +��2

�= 335

1 + 335(0,1)2

�= 335

1 + 335 (0,01)

(31)

Dari perhitungan tersebut didapat 77,01 orang. Dengan demikian sampel yang

diambil dalam penelitian ini sebanyak 77 responden.

Penentuaan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan

sampel secara teknik sample random sampling, yaitu suatu tipe sampling

probabilitas. Teknik inibanyak dianjurkan penggunaannya dalam proses

penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi

mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan

teknik-teknik sampling yang lain

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu

menggunakanliteratur-literatur yang mendukung penelitian ini dan melakukan

studi lapangan dengan pengumpulan data primer secara aktif, diantaranya adalah :

1. Observasi (Pengamatan)

Pengamatan dilakukanoleh penulis di tempat penelitian dengan mencatat

apa yang terjadi dan melakukan aktivitas dokumentasi seperti foto-foto aktivitas

petani keramba ikan seperti gambaran kehidupan, tempat tinggal, lingkungan

sosial-ekonomi petani keramba ikan dan aktivitas di pasar.

2. Kuisioner

Kuisioner merupakan pertanyaan berstruktur yang di isi sendiri oleh

responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan

(32)

Menurut Sugiyono (2011), kuisioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Beberapa data yang diperoleh penulis dari Badan Pusat Statistik Provinsi

Sumatera Utara (BPS Sumut) dan data dari Kecamatan Haranggaol Horison.

3.5 Analisis Data 3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen

digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Untuk menguji

validitas konstruk dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

pertanyaan dengan skor totalnya (sugiyono,2010).Rumus yang digunakan untuk

menguji validitas instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson,

sebagai berikut:

Jika, rxy > r tabel maka dinyatakan valid

Jika, rxy < r tabel maka dinyatakan tidak valid

3.5.2 Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali

untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif

konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Atau dengan kata lain, reliabilitas

(33)

Cronbach’s Alpha merupakan sebuah ukuran keandalan yang memiliki

nilai berkisar dari nol sampai satu (Hair et al., 2010: 92). Nilai tingkat keandalan

Cronbach’s Alpha minimum adalah 0,70. Nilai tingkat keandalan Cronbach’s

Alpha dapat ditunjukan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha

Nilai Cronbach’s Alpha Tingkat Keandalan

0.0 - 0.20 Kurang Andal

>0.20 – 0.40 Agak Andal

>0.40 – 0.60 Cukup Andal

>0.60 – 0.80 Andal

>0.80 – 1.00 Sangat Andal

Sumber: Hair et al (2010:125)

3.5.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen dan tidak orthogonal atau nilai

korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Dapat juga dilihat

dari nilai tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF), nilai tolerance yang

besarnya di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada

multikolinearitas pada variabel independennya ( Imam Ghozali, 2001 ).

3.5.4 Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastistas. Uji Heteroskedastisitas berfungsi untuk melihat apakah dalam

(34)

Homokedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Dasar

pengambilan keputusan yaitu :

Jika nilai signifikan > 0,05, maka tidak bergejala Heteroskedastisitas

Jika nilai signifikan < 0,05, maka bergejala Heteroskedastisitas.

3.5.5 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model

regresi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji

DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka Ho ditolak,

yang berarti bergejala autokorelasi

2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka Ho diterima, yang berarti

tidak bergejala autokorelasi

3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dL) dan (4-dL), maka

tidak menghasilkan autikorelasi.

3.5.6 Regresi Linier Berganda

Metode analisis ini untuk melihat hubungan linier antara variable

independen(pendapatan, pengeluaran, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat

tinggal, kesehatan anggota keluarga, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan,

(35)

menggunakan data primer yang secara langsung diperoleh dari petani keramba

ikan di kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun.

Adapun rumus pengolahan datanya sebagai berikut :

Y =

α

+

β

1

x

1

+

β

2

x

2

+

β

3

x

3

+

β

4

x

4

+

β

5

x

5

+

β

6

x

6

+

β

7

x

7

+

β

8

x

8

+ e

Keterangan : α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi variabel pendapatan

β2 = Koefisien regresi variabel pengeluaran

β3 = Koefisien regresi variabel kesehatan

β4 = Koefisien regresi variabel Fasilitas Tempat Tinggal

β5 = Koefisien regresi variabel Kesehatan Anggota Keluarga

β6 = Koefisien regresi variabel Pelayanan Kesehatan

β7 = Koefisien regresi variabel Pelayanan Pendidikan

β8 = Koefisien regresi variabel Sarana Transportasi X1 = Pendapatan

X2 = Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Konsumsi X3 = Keadaan Tempat Tinggal

X4 = Fasilitas Tempat Tinggal X5 = Kesehatan Anggota Keluarga X6 = Pelayanan Kesehatan

X7 = Pelayanan Pendidikan X8 = Sarana Pendidikan Y = Kesejahteraan Petani e = Error term

Hipotesis dalam penelitian ini di uji secara simultan dan parsial

menggunakan aplikasi sofware pengolahan data statistical package and service

solutions (SPSS).

1. Uji F

Uji f merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan dengan

tujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis yang

(36)

Hipotesis nol (H0) merupakan hipotesis yang menunjukkan tidak adanya

pengaruh, sedangkan hipotesis alternative (Ha) adalah hipotesis yang

menunjukkan adanya pengaruh.

Adapun kriteria pengambilan keputusan :

H0 ditolak jika sig. F < 0,05

H0 diterima jika sig.F > 0,05

2. Uji T

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan

pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya

pengaruh antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).

Hipotesis nol (H0) merupakan hipotesis yang menunjukkan tidak adanya

pengaruh, sedangkan hipotesis alternative (Ha) menunjukkan adanya pengaruh.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 ditolak jika sig. T< 0,05

H0 diterima jika sig. T> 0,05

3. Koefisisen Determinasi (�2)

Koefisien determinasi menunjukkan proporsi variabel terikat (Y) yang

dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas (X) yang dapat dilihat dari perolehan

nilai koefisien determinasi (adjusted R-square). Nilai koefisien determinasi adalah

antar nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

(37)

Nilai R2 yang mendekati satu, bahwa variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2005).

3.5.7 Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan

pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi

yang berguna. Statistika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data

yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun

tentang gugus induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif yang sering

muncul adalah tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan

koran-koran (Dergibson, 2002). Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang

diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi

inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika

deskriptif ini antara la

kecenderungan suatu gugus data. Indikator keluarga sejahtera yang dapat

digunakan berdasarkan Badan Pusat Statistik adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Indikator Keluarga Sejahtera Berdasarkan Badan Pusat Statistik

No. Indikator Kesejahteraan Kriteria Skor

1. Tingkat pendapatan Rendah (< Rp 5.000.000) Sedang (Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000)

Tinggi (> Rp 10.000.000)

1 2

3 2. Konsumsi atau pengeluaran

rumah tangga

Rendah (< Rp 1.000.000) Sedang (Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000)

(38)

3. Keadaan Tempat Tinggal Non Permanen (1 – 5) 4. Fasilitas Tempat Tinggal Kurang (12 – 22)

Cukup (23 – 33) Lengkap (34 – 44)

1 2 3

5. Kesehatan Anggota Keluarga Kurang (> 50%) Cukup (25% - 50%) Bagus (< 25%)

1 2 3 6. Kemudahan Mendapatkan

Pelayanan Kesehatan

7. Kemudahan Memasukkan

Anak Kejenjang Pendidikan

Sulit (3 – 4)

8. Kemudahan Mendapatkan

Fasilitas Transportasi Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara

Kriteria untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut: Tingkat Kesejahteraan Tinggi : Nilai Skor 20 – 24

Tingkat Kesejahteraan Sedang : Nilai Skor 14 – 19 Tingkat Kesejahteraan Rendah : Nilai Skor 8 – 13

3.6 Defenisi Operasional

Pada bagian ini akan diuraikan penafsiran mengenai variabel yang dipilih

oleh peneliti sekaligus dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.

3.6.1 Variabel Independen 1. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison

merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan seberapa besar

pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan

(39)

pendapat yang rendah, sedang dan tinggi sangat memenentukan seberapa besar

kebutuhan hidup mereka sehari-hari dapat terpenuhi yang merupakan ukuran yang

mementukan tinggat kesejahteraan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol

Horison.

2. Pengeluaran

Pengeluaran merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh satu

rumah tangga konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun

pengeluaran ini meliputi : biaya konsumsi, biaya pendidikan, biaya kesehatan,

biaya transportasi dan biaya lainnya yang digunakan oleh rumah tangga konsumsi.

3. Keadaan Tempat Tinggal

Keadaan tempat tinggal atau rumah petani keramba ikan di Kecamatan

Haranggaol Horison bervariasi.Melalui keadan tempat tinggal petani tersebut kita

dapat melihat seberapa besar tingkat kenyamanan mereka tinggal di tempat

tersebut.Hal ini berpengaruh terhadap kepuasaan dan merupakan kebutuhan utama

untuk menjalani hidup sehari-hari.Keadaan tempat tinggal dapat dilihat dari status

kepemilikan rumah yang ditempati, jenis lantai, jenis dinding, jenis atap, dan

keadaan ruangan pada tempat tinggal tersebut.

4. Fasilitas Tempat Tinggal

Petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison pada umumnya

membutuhkan fasilitas penunjang kegiatan, fasilitas untuk mempermudah akses

informasi dan banyak fasilitas lainnya untuk mempermudah dan meningkatkan

(40)

diperoleh dan digunakan, sumber air bersih, kamar mandi dan segala fasilitas

penunjang untuk mempermudah dan meningkatkan kepuasan petani.

5. Kesehatan Anggota Keluarga

Kesehatan merupakan salah salu faktor paling utama yang dibutuhkan oleh

manusia untuk bisa melakukan aktivitas dan bekerja untukn memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari hari. Untuk menjaga kesehatan anggota keluarga tentunya harus

dilakukan pola hidup yang sehat seperti kebiasaan hidup bersih, makanan, bergizi,

lingkungan bersih, air bersih, serta obat untuk menjaga kesehatan dan

meningkatkan daya tahan tubuh anggota keluarga petani keramba ikan di

Kecamatan Haranggaol Horison.

6. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang didapatkan petani keramba ikan

dibidang kesehatan. Karena kesehatan merupakan salah satu yang terpenting

dalam kehidupan masyarakat petani, maka pelayanan kesehatan yang berkualitas

sudah sewajarnya didapatkan petani keramba untuk dapat bekerja dan berproduksi

dengan maksimal.

7. Pelayanan Pendidikan

Para petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison, juga memiliki

kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.

Analoginya, sebuah pengharapan yang tinggi pasti terlintas di dalam pemikiran

mereka untuk menjadika anak-anaknya lebih baik dari mereka terkait dengan

tingkat pendidikannya. Beberapa penelitian telah dilakukan bahwa yang menjadi

(41)

ke jenjang sarjana adalah diri mereka sendiri. Artinya, setelah bercermin dengan

diri mereka sendiri, maka ada motivasi tersendiri yang membuat mereka ingin

meningkatkan kesejahteraan kehidupan anak-anaknya melalui jenjang pendidikan

yang tinggi, minimal bisa menjadi seorang pemimpin di desa mereka. Dengan

demikian, pemikiran para petani tersebut terkait dengan tingkat pendidikan juga

sudah semakin maju.

8. Sarana Transportasi

Sarana taransportasi merupakan salah satu faktor penunjang kelancarang

kegiatan ekonomi.Sarana transportasi di Kecamatan Haranggaol Horison

bervariasi, seperti angkutan daerah, bus, mobil milik pribadi, dan sepeda

motor.Selain itu sarana transportasi juga menentukan berapa lama waktu yang

ditempuh untuk sampai ketempat mereka bekerja. Tentunya efisensi waktu dan

kemudahan menuju tempat petani keramba ikan bekerja menentukan seberapa

efektif pekerjaan yang dilakukan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol

Horison sehari-hari.

3.6.2Variabel Dependen

Tingkat Kesejahteraan Petani Keramba ikan

Tingkat kesejahteraan para petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol

Horison, merupakan tolak ukur yang menjadi ketertarikan peneliti untuk

melakukan penelitian ini.Petani keramba ikan yang merupakan bagian dari asset

negara yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk melestarikan komoditas

(42)

galanya.Tingkat kesejahteraan petani keramba ikan ini sangat perlu di perhatikan,

dan sejauh mana mereka mampu memperoleh penghidupan yang layak dari

pekerjaannya sebagai seorang petani keramba ikan.Dalam penelitian ini,

kesejahteraan para petani keramba ikan di harapkan memiliki tingkat yang sangat

baik dan bisa lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah.Dalam penelitian ini, yang

menjadi ukuran untuk menilai pengaruh ketiga variabel independen terhadap

variabel dependen yang merupakan kesejahteraan para petani keramba ikan

adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti terkait variabel tingkat kesejahteraan petani keramba ikan di

Kecamatan Haranggaol Horison.Dengan demikian, mereka para petani keramba

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah kecamatan Haranggaol Horison

Kecamatan Haranggaol Horisan adalah salah satu kecamatan yang terdapat

di Kabupaten Simalungun, yang merupakan pemekaran dari Kecamatan

Purba.Pada tahun 2006 Haranggaol Horison sah menjadi sebuah kecamatan yang

berada dipesisir Danau Toba.Dulunya daerah Haranggaol merupakan sebuah Desa

yang disebut desa Tiga Langgiung yang artinya pasar dipinggir danau karena

dulunya daerah ini adalah tempat perdagangan hasil bumi yang dilakukan oleh

masyarakat yang ada di pelosok-pelosok pesisir danau toba.Dan perdagangan ini

di lakukan di sepanjang pesisir Danau Toba.

Pada tahun 1960 nama Langgiung diubah menjadi Haranggaol yang

artinya ladangnya pisang atau sarang pisang karena pada tahun 1960 masyarakat

Haranggaol mayoritas menanam pisang sebagai mata pencaharian mereka, dan

pada saat itu pisang di daerah ini sangat terkenal di Simalungun dengan kata lain

daerah Haranggaol pada saat itu terkenal sebagai penghasil pisang di Simalungun,

oleh karena itu lah daerah ini ini disebut Haranggaol dan Horison artinya daerah

yang berada di pesisir Danau Toba.

4.1.2 Kondisi Geografis Kecamatan Haranggaol

Kecamatan Haranggaol Horison berada di pinggiran Danau Toba dan

(44)

-di atas permukaan laut.Rata-rata suhunya adalah 26-28˚C.Keadaan iklim di

Haranggaol beriklim dingin.

Gambar 4.1

Peta Kecamatan Haranggaol

Luas wilayah Kecamatan Haranggaol secara keseluruhan sebesar 34.5

Km2 atau 1,27% dari luas wilayah Kabupaten Simalungun. Kecamatan

Haranggaol terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 751 s/d

1.400 meter diatas permukaan laut.Kecamatan Haranggaol berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kecamatan Purba

Sebelah Timur : Kabupaten Toba Samosir

Sebelah Selatan : Kecamatan Silimakuta

(45)

Secara Administratif Kecamatan Haranggaol terdiri dari empat nagori dan

satu kelurahan dimana terdapat 26 dusun didalamnya.Jarak dari Kantor

Kecamatan Haranggaol ke Kantor Bupati Simalungun sebesar 30Km.

4.1.3 Kondisi Demografis Kecamatan Haranggaol

Berdasarkan angka proyeksi penduduk pertengahan tahun, penduduk

Kecamatan Haranggaol pada tahun 2014 adalah sebanyak 5.058 jiwa, terdiri dari

2.547 jiwa penduduk laki-laki dan 2.511 jiwa penduduk perempuan.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk menurut Nagori/Kelurahan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Haranggaol Horison Tahun 2015

Nagori/ Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

Sihalpe 256 281 537

Purba Horison 280 304 584

Purba Pasir 216 215 431

Haranggaol 1610 1533 3143

Nagori Purba 191 184 375

TOTAL 2553 2517 5070

Sumber: Kecamatan Haranggaol Horison Dalam Angka 2016

Penduduk Kecamatan Haranggaol di dominasi oleh Suku Simalungun.Hal

ini dilatarbelakangi karena pertama-tama menempati daerah ini adalah Suku

Simalungun dapat dikatakan Suku Simalungun adalah penduduk asli Kecamatan

Haranggaol Horison.Tapi pada saat ini selain suku asli banyak juga suku perantau

(46)

lainnya. Untuk lebih jelasnya perbandingan penduduk suku dapat dilihat pada

Tabel 4.2

Tabel 4.2

Persentase Suku di Kecamatan Haranggaol Tahun 2014

No Suku Persentase

1 Simalungun 70%

2 Batak Toba 20%

3 Karo 5%

4 Jawa 3%

5 Padang 2%

JUMLAH 100%

Sumber: Statistik Daerah Simalungun 2014

Dilihat dari tabel di atas suku pendatang yang paling dominan adalah suku

batak Toba yaitu 20%, kemudian disusul oleh suku Karo dan Jawa dan yang

terakhir ialah suku Padang. Namun suku batak Toba sebagian sudah tidak mau

lagi disebut sebagai pendatang dengan alasan mereka sudah turun-temurun tinggal

dan lahir di daerah Haranggaol.

4.1.4. Kondisi Ekonomi Masyarakat

Ada beberapa jenis mata pencaharian yang digeluti oleh masyarakat

Kecamatan Haranggaol seperti peternak ikan, petani, pedagang, wiraswasta

(pemilik hotel, penginapan) dan PNS.Sebahagian besar penduduk kecamatan ini

bermatapencaharian dari sektor pertanian. Adapun jenis tanaman yang ditanam

para petani adalah berupa tanaman palawija seperti : sayur- sayuran, kacang,

(47)

kopi dan mangga.Pada sektor peternakan ikan, masyarakat memanfaatkan alam

Danau Toba sebagai tempat untuk membudidayakan ikan.

Tabel 4.3

Jumlah Usaha Menurut Lapangan Usaha dan Nagori(Desa)/Kelurahan Tahun 2006

Pasir Haranggaol

Nagori

Perdagangan Besar Dan

Eceran 2 2 7 226 0 237

Akomodasi Dan Makan

Minum 6 10 7 65 4 92

Real Estate, Usaha

Persewaan 0 0 0 1 0 1

Jasa Pendidikan 2 3 1 6 2 14

Jasa Kesehatan Dan

Kegiatan Sosial 2 1 0 6 1 10

Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan Dan Perorangan Lainnya

0 4 5 32 1 42

Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga

0 0 0 0 0 0

Total 15 25 20 348 10 418

Sumber:Kecamatan Haranggaol Horison Dalam Angka 2016

Perlu juga diketahui para PNS tidak hanya bekerja sebagai pegawai tetapi

banyak juga diantara mereka yang menjadi petani keramba ikan sebagai kerja

(48)

4.1.5Kondisi Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat di suatu daerah atau wilayah.Sarana pendidikan,

kesehatan dan akses jalan merupakan bagian dari penunjang kesejahteraan

tersebut. Berikut data yang terdapat di kecamatan Haranggaol Horison :

Tabel 4.4

Jumlah sekolah menurut Nagori (desa) / Kelurahan tahun 2015

Nagori/Kelurahan TK SD SMP SMA/sederajat

Sihalpe 0 2 0 0

Purba Horison 0 2 0 0

Purba Pasir 0 1 0 0

Haranggaol 1 3 2 0

Nagori Purba 0 2 0 0

Total 1 10 2 0

Sumber: Kecamatan Haranggaol Horison Dalam Angka 2016

Dilihat dari tabel 4.4 diatas, pendidikan di kecamatan Haranggaol Horison

masih kurang memadai. Kecematan hanya mempunya 1 Tk, 10 SD dan SMP

hanya ada 2 sekolah sedangkan SMA/sederajat tidak ada sama sekali. Sehingga

masyarakat kecamatan Haranggaol harus menyekolahkan anaknya ke daerah lain.

Berangkat dari data diatas, diperlukan sebuah perhatian yang serius untuk

pembangunan pendidikan di Kecamatan Haranggaol Horison, terutama

pembangunan fasilitas SMA/Sederajat. Sehingga anak-anak petani keramba ikan

tidak perlu lagi jauh pergi ke daerah/kecamatan lain untuk dapat mengakses

(49)

Tabel 4.5

Jumlah fasilitas kesehatan menurut Nagori (desa) / Kelurahan di kecamatan Haranggaol Horison Tahun 2015

Nagori/kelurahan Puskesmas Puskesmas Pembantu

Klinik Tenaga medis

Sumber:Kecamatan Haranggaol Horison Dalam Angka 2016

Dari tabel 4.5 diatas, dapat kita lihat bahwa fasilitas kesehatan di

kecamatan Haranggaol Horison masih kurang memadai, hanya terdapat 1

puskesmas, 1 puskesmas pembantu, 1 klinik, 25 tenaga medis, dan 25 posyandu.

Artinya tidak terdapat rumah sakit di kecamatan Haranggaol Horison. Ini

menandakan rendahnya pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat

Kecamatan Haranggaol Horison. Sehingga diperlukan perhatian yang serius bagi

pemerintah untuk membangun ataupun memajukan sistem pelayanan kesehatan di

Kecamatan Haranggaol Horison.

Tabel 4.6

Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan dan Permukaan Jalan Di Kecamatan Haranggaol Horisan Tahun 2015 (Km)

Kondisi Jalan Permukaan Jalan

Baik Sedang Rusak Rusak berat

Beraspal Beton Kerikil tanah

(50)

Dari tabel 4.6 diatas, dapat kita lihat bahwa panjang jalan menurut kondisi

jalan dan permukaan jalan di kabupaten simalungun masih terdapat jalan yang

rusak berat dan umumnya masih memiliki permukaan tanah sepanjang 14,37km,

artinya akses jalan perlu diberikan perhatian khusus dimana masih perlu

diperbaiki untuk dapat meningkatkan dan mempercepat laju perekonomian di

Kecamatan Haranggaol Horison.

4.2 Hambatan Dalam Bertani Keramba Ikan

Dalam menjalankan usaha keramba ikan, tentunya tidak lepas dari

halangan dan hambatan yang didapatkan petani keramba. Berikut

hambatan-hambatan yang dialami petani keramba ikan di kecamatan Haranggaol Horison :

1. Kurangnya modal untuk menambah lubang keramba untuk memperbesar

usaha keramba

2. Mahalnya harga bibit ikan yang berkualitas

3. Harga pakan ternak ikan yang tinggi

4. Harga jual ikan yang kurang stabil

5. Akses jalan beraspal keluar masuk Haranggaol Horison menuju daerah

lain kurang baik.

6. Rawannya daerah keramba dari maling ikan

Dari hambatan-hambatan diatas membuat cukup banyak keramba ikan

yang tidakdifungsikan atau tidak berproduksi, terutama akibat kurangnya modal

usaha.Selain itu, pada awal bulan mei tahun 2016, terjadi kematian ikan yang

(51)

dan peternakan simalungun, ikan mati akibat kekurangan oksigen di perairan

danau toba, yaitu di zona Bandar Saribu kecamatan Haranggaol Horison.

4.3 Wacana penutupan keramba ikan

Keramba ikan telah menjadi bagian perekonomian di kecamatan

Haranggaol Horison.Penduduk di kecamatan haranggaol berjumlah 5.070 jiwa,

dengan 1.366 rumah tangga, serta rata rata anggota keluarga 3,71/rumah tangga.

Sedangkan petani keramba ikan di kecamatan Haranggaol Horison berjumlah 335

rumah tangga atau 24,5 persen rumah tangga penduduk bertani keramba ikan.

Adanya wacana penutupan keramba ikan di danau Toba karena dianggap

merusak kelestarian danau Toba, termasuk di kecamatan Haranggaol Horison juga

menjadi pembicaraan yang hangat di kalangan petani keramba ikan. Namun

petani keramba yang sempat merasa khawatir tetap tenang karena petani keramba

ikan dilindungi oleh Perpres 81 tahun 2014 tentang tata ruang danau Toba, yang

didalamnya tidak ada aturan pelarangan namun lebih kepada penataan, pengaturan

dan pengendalian. Hal serupa juga berlaku pada perpres 49 tahun 2016 tentang

Badan Otoritas Pengelola Kawasan Danau Toba, tentang perkembangan daerah

wisata, dan bidang usaha lainnya.

Dalam hal ini, masyarakat banyak berpendapat wacana ataupun isu tentang

penutupan keramba hanya akan mengganggu sistem perekonomian di kecamatan

Haranggaol, karena harga bibit ikan, pakan dan harga jual ikan menjadi kurang

stabil. Sehingga perlunya sebuah konsep untuk penataan keramba dengan

(52)

toba. Dan pengendalian perusahaan perusahaan partai besar yang menjadi

boomerang bagi petani keramba partai kecil.

4.4 Organisasi Petani Keramba Ikan di Kecamatan Haranggaol Horison Pengertian Organisasi adalah susunan dan aturan berbagai bagian (orang

dan sebagainya) sehingga merupakan satu kesatuan yang teratur (W.J.S

poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia).

Di kecamatan Haranggaol Horison dari 77 responden ada 21 responden

atau 27 persen petani keramba ikan yang masuk organisasi petani keramba ikan

yaitu Asosiasi Perikanan Pertanian Lingkungan Hidup dan Budaya (APPLHB)

DEARMA Haranggaol Horison.Organisasi ini terdiri dari empat divisi yaitu,

perikanan, pertania, lingkungan hidup dan budaya.Dalam kegiatannya, organisasi

ini berperan dalam mendampingi dan menjembatani petani keramba ikan dalam

menentukan Zona keramba ikan.

4.5Karakteristik Penelitian 4.5.1 Jenis ikan

Kecamatan Haranggaol Horison telah menjadi daerah yang produksi

ataupun penghasil ikan terbesar di Kabupaten Simalungun bahkan Sumatera Utara

serta mampu mendistribusikan ikan ke daerah lain, bahkan ada yang di ekspor ke

luar negeri.Ada beberapa jenis ikan yang diproduksi di keramba jaring apung,

namun umumnya yang banyak diproduksi adalah ikan Nila dan ikan Mas.Dalam

satu periode produksi ikan memakan waktu 6-7 bulan, artinya dalam satu tahun

keramba ikan hanya bisa berproduksi satu kali saja. Untuk lebih jelasnya dapat

(53)

Tabel 4.7

Daftar Jenis Ikan, Kuantitas, Harga Jual Pendapatan Dari Bertani Keramba Ikan Di Kecamatan Haranggaol Horizon

Jenis Ikan Kuantitas Panen (Kg) Harga Jual(Rp)

Terendah Tertinggi Rata-Rata Terendah Tertinggi Rata-Rata

Nila 1400 2000 1662,99 22000 24000 22571,43

Keterangan Hasil yang didapatkan petani keramba ikan dalam 1 kali panen atau 6 bulan (1 lubang keramba)

Sumber: lampiran 3

Tabel 4.8a

Daftar Biaya Produksi, Sebagai Modal Awal Pembuatan Keramba Ikan Di Kecamatan Haranggaol Horison

Jenis Pengeluaran Jumlah Pengeluaran(Rp) Keterangan Pembuatan keramba 10.000.000 s/d 12.000.000 Biaya pembuatan 2 lubang

keramba, hal ini disebabkan pembuatan keramba biasanya langsung sepasang atau 2 lubang keramba

Biaya lain-lain... pembelian sampan

2.000.000 s/d 3.000.000 Pembelian 1 sampan layak pakai

Sumber: Data primer responden kecamatan Haranggaol Horison, September 2016

Harga pembuatan keramba ikan beragam, kebanyakan keramba yang

dipakai saat ini adalah keramba yang sudah lama digunakan. Jika mengacu pada

harga saat ini, maka pembuatan keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison

seharga Rp.10.000.000 s/d Rp.12.000.000 yang pembuatannya langsung sepasang

keramba ikan. Sedangkan harga pembelian sampan yang layak pakai yaitu sebesar

Rp.2.000.000 s/d Rp. 3.000.000. dan sampan ini digunakan petani sebagai alat

(54)

Tabel 4.8b

Daftar Biaya Produksi Keramba Ikan Sekali Panen, Di Kecamatan Haranggaol Horison

Jenis Biaya

Biaya Produksi Usaha Keramba Ikan Keterangan Biaya

A. Bibit 4.000.000 6.000.000 4.863.636,4 1 Lubang Keramba B. Pakan

Ternak

15.900.000 26.500.000 22.335.714,29 1 Lubang Keramba

C. Transportasi 200.000 300.000 271.428,57 Biaya Transportasi Dalam Sebulan

D. Penyusutan 100.000 500.000 315.584,42 Biaya

Penyusutan/Perawatan Keramba

Biaya Terendah Rp. 21.450.000 Biaya yang dikeluarkan

petani dalam 1 periode panen

Biaya Tertinggi Rp. 37.800.000 Biaya Rata-Rata Rp. 28.456.493,51 Sumber: lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.7 dan 4.8a dan 4.8b jika dikalkulasikan maka rata-rata

pendapatan petani keramba ikan dalam sekali panen sebesarRp. 50.176.623,38

dan total rata-rata pengeluaran adalah sebesar Rp. 28.456.493,51. Sehingga

didapatkan total keuntungan atau profit sebesar Rp. 21.720.129.87 atau sebesar

Rp. 21.720.130. Sehingga jika dihitung pendapatan perbulan, maka petani

keramba ikan menerima pemasukan sebesar Rp. 3.620.021,66/ bulan (satu lubang

keramba ikan).

4.5.1 Karateristik Responden

Karakteristik petani responden merupakan gambaran umum mengenai

petani keramba ikan yang berkaitan dengan kegiatan usahatani ataupun usaha

produksi, dan juga berkaitan dengan keadaan rumah tangga petani keramba ikan

dalam analisis kesejahteraan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol

(55)

A. Umur Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

produktivitas seseorang dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari baik itu dalam

bidang usaha atau lain sebagainya. Umumnya seseorang yang masih muda, sehat

memiliki tubuh yang yang kuat dan semangat yang lebih dibandingkan dengan

yang berumur tua. Biasanya petani keramba yang masih tergolong muda lebih

cepat danagresif dalam mengembangkan usaha keramba ikan yang dimiliki dan

lebih berani menerima resiko.Sedangkan seseorang yang relatif tua mempunyai

kapasitas pengelolaan yang matang dan memiliki lebih banyak pengalaman dalam

mengelola usahataninya, sehingga ia sangat berhati-hati dalam bertindak dengan

hal-hal yang bersifat tradisional, disamping itu kemampuan fisiknya sudah mulai

berkurang.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 77 respoden diperoleh data distribusi

karakteristik berdasarkan umur sesuai dengan tabel berikut.

Tabel 4.9

Persentase Responden Berdasarkan Umur

No. Kelompok Umur Jumlah Responden Presentase (%)

1 34 S/D 42 Tahun 21 27.27%

2 43 S/D 50 Tahun 38 49.35%

3 51s/D 59 Tahun 16 20.78%

4 >60 Tahun 2 2.60

Total 77 100%

(56)

Sesuai dengan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur 34 s/d

42 tahun berjumlah21 responden atau 27,27%, kelompok umur 43 s/d 50 tahun

berjumlah 38 responden atau 49,35%, kelompok umur 51 s/d 59 tahun berjumlah

16 responden atau 20,78%, sedangkan diatas umur 60 tahun berjumlah 2

responden atau 2,60%. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat

yang berprofesi sebagai petani keramba ikan di kecamatan Haranggaol Horison

berada pada kelompok umur 43 s/d 50 tahun berjumlah 38 responden.

B. Jumlah Keramba yang dimiliki responden

Banyaknya jumlah keramba ikan yang dimiliki petani secara umum

mempenagruhi kesejahteraan petani, karena semakin banyak keramba ikan yang

dimiliki petani, maka semakin banyak juga usaha yang petani miliki, dan

mempebesar peluang meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan hasil penelitian

terhadap 77 respoden diperoleh data distribusi karakteristik berdasarkan umur

sesuai dengan tabel berikut.

Tabel 4.10

Persentase Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Keramba No. Kepemilikan keramba Jumlah Responden presentase (%)

1 4 s/d 6 keramba 27 35.06%

2 8 s/d 10 keramba 41 53.25%

3 12 s/d 14 keramba 9 11.69%

Total 77 100%

Sumber: lampiran 8

Sesuai dengan tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan 4 s/d 6

(57)

berjumlah 41 responden atau 53,25%, sedangkan kepemilikan 12 s/d 14 keramba

berjumlah 9 responden atau 11,69%. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya

petani keramba ikan di kecamatan Haranggaol Horison memliki keramba 8 s/d 10

lubang keramba ikan.

C. Pengalaman Bertani Responden

Pengalaman bertani keramba ikan, dapat melihat konsistensi petani dalam

budidaya ikan di keramba jaring apung. Pengalam bertani membantu petani dalam

mengolah usaha keramba ikannya. Dengan adanya pengalaman yang dimiliki

petani, sehingga petani dapat melihat cuaca dan musim yang baik untuk menabur

bibit ikan, dan waktu yang tepat untuk musim panen, sehingga kualitas dan

kuantitas panen lebih baik. Pengalaman bertani juga bermanfaat bagi petani

keramba untuk melihat bibit ikan dan pakan ternak ikan yang berkualitas.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 77 responden didapatkan hasil penelitian

yang tertera dalam diagram berikut :

Gambar 4.2

Persentase Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani

(58)

27 persen, 14-15 tahun sebesar 25 persen, dan diatas 15 tahun sebesar 12

persen.Hal ini dapat diartikan bahwa mayoritas pengalaman bertani keramba ikan

di kecamatan Haranggaol Horison 12-13 tahun yaitu 27 persen.

Mayoritas petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison sudah

berpengalaman, dengan pengalaman 12-13 tahun, maka petani keramba ikan

sudah mampu menerapkan sistem pertanian keramba ikan yang mempunyai

kualitas dan kuantitas panen yang baik.

D. Pendidikan responden

Pendidikan petani keramba ikan di kecamatan Haranggaol Horison cukup

beragam, Karakteriksik 77responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat dari

tabel berikut :

Tabel 4.11

Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah responden Presentase

1 SD 13 16.88%

2 SMP 29 37.66%

3 SMA 32 41.56%

4 S1 3 3.90%

Total 77 100%

Sumber: lampiran 10

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

pendidikan SD berjumlah 13 responden atau 16,88%, pendidikan SMP berjumlah

29 responden atau 37,66%, pendidikan SMA berjumlah 32 responden atau

(59)

3,90%. Maka dapat kita lihat bahwa mayoritas petani keramba ikan dikecamatan

Haranggaol Horison berpendidikan SMA, seperti diagram berikut

Gambar 4.3

Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

E. Jumlah Tanggungan Responden

Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap biaya konsumsi yang

harus dikeluarkan oleh rumah tangga petani keramba ikan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah tanggungan yang dimaksudkan adalah

seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan rumah tangga petani keramba

ikan, seperti anggota keluarga yang tidak termasuk dalam usia produktif, ataupun

termasuk usia produktif namun belum bekerja, ataupun anak-anak petani keramba

ikan yang masih dalam proses pendidikan, ataupun saudara/kerabat petani

keramba ikan yang dibiayai hidupnya oleh rumah tangga petani keramba ikan.

Bahwa semakin besar jumlah tanggungan keluarga artinya semakin besar pula

biaya konsumsi yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga petani keramba ikan 16,88%

37,66% 41,56% 3,90%

SD SMP SMA S1

(60)

Tabel 4.12

Persentase Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

NO. Tanggungan Jumlah Persentase

1 1 orang 2 2.60%

2 2 orang 12 15.58%

3 3 orang 25 32.47%

4 4 orang 21 27.27%

5 5 orang 11 14.29%

6 > 5 orang 6 7.79%

Total 77 100%

Sumber: Lampiran 11

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

tanggungan 1 orang berjumlah 2 responden atau 2,60%, tanggungan 2 orang

berjumlah 12 responden atau 15,58%, tanggungan 3 orang berjumlah 25

responden atau 32,47%, tanggungan 4 orang berjumlah 21 responden atau

27,27%, sedangkan yang memiliki tanggungan diatas 5 orang berjumlah 6

responden atau 7,79%. Maka dapat kita lihat bahwa mayoritas petani keramba

ikan dikecamatan Haranggaol Horison memiliki tanggungan 3 orang sebanyak 25

responden atau sebesar 32,47%.

4.6 Analisis Statistik dan Pembahasan 4.6.1 Uji Validitas dan Realibilitas

Untuk mengetahui kesesuaian ataupun kevalidan data yang diperoleh,

maka dilakukan uji Validitas dan uji realibilitas, dengan hasil estimasi sebagai

(61)

Tabel 4.13

Hasil Estimasi Uji Validitas

Variabel rxy r tabel Keterangan

Pendapatan (x1) 0,657** 0,288 Valid

Pengeluaran (x2) 0,736** 0,288 Valid

keadaan tempat tinggal (x3) 0,264* 0,221 Valid fasilitas tempat tinggal (x4) 0,460** 0,288 Valid kesehatan anggota keluarga (x5) 0,455** 0,288 Valid pelayanan kesehatan (x6) 0,269* 0,221 Valid pelayanan pendidikan (x7) 0,367** 0,288 Valid sarana transportasi (x8) 0,283* 0,221 Valid Dependen Variabel : kesejahteraan (Y)

** corerelation is significant at the 0,01 level (2-tailed) *correlation is significant at the 0,05 level (2-tailled) Sumber : lampiran 12

Dari tabel diatas dapat diartikan bahwa pendapatan, pengeluaran, keadaan

tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, pelayanan

kesehatan, pelayanan pendidikan, dan sarana transportasi secara keseluruhan valid

untuk menguji kesejahteraan.

Sedangkan dalam uji realibilitas, dari hasil estimasi didapatkan nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,412 (sumber: lampiran 10) lebih besar dari nilai r

tabel sebesar 0,221 (signifikan 0,05) maka data dinyatakan realibel. Ukuran

keandalan yang memiliki nilai berkisar dari nol sampai satu (Hair et al., 2010:

92), maka data dinyatakan cukup andal.

4.6.2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

(62)

Tabel 4.14

Hasil Regres data responden

Variabel Koefisien Sig Collinearity statistics Toleransi VIF

Konstanta -2,422 0,000

Pendapatan 0,411 0,000 0,747 1,339

Pengeluaran 0,231 0,000 0,621 1,661

Keadaan tempat tinggal 0,264 0,000 0,808 1,237 Fasilitastempat tinggal 0,323 0,000 0,813 1,230 Kesehatan anggota keluarga 0,222 0,000 0,754 1,326

Pelayanan kesehatan 0,141 0,126 0,889 1,125

Pelayanan pendidikan 0,303 0,000 0,829 1,206

Sarana transportasi 0,287 0,000 0,900 1,111

R2 0,860

F sig 0,000

Durbin-watson 2,011 Dependen Variabel : (Y) Kesejahteraan Sumber: Lampiran 12

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil estimasi sebagai berikut:

Y = -2,422 + 0,411X1 + 0,231X2 + 0,264X3 + 0,323X4 + 0,222X5 +

0,141X6 +0,303X7 + 0,287 X8

T.Sig = (0,000) (0,000) (0,000) (0,000) (0,000) (0,126)

(0,000) (0,000)

F.Sig = 0,000

R2 = 0,860

Durbin-Watson = 2,011

Berdasarkan hasil model estimasi pada tabel 4.14 diatas dapat dijelaskan

bahwa pengaruh variabel independen yaitu pendapatan, pengeluaran, keadaan

tempat tinggal,fasilitas tempat tinggal , kesehatan anggota keluarga , pelayanan

(63)

petani keramba ikan dikecamatan Haranggaol Horison dapat ditentukan sebagai

berikut:

1. Pendapatan (X1)

Variabel pendapatan (X1) mempunyai pengaruh positif yang signifikan

terhadap kesejahteraan petanikarena nilai Sig.t 0,000 < 0,05. Nilai koefisien

pendapatan 0,411 artinya setiap penambahan 1% variabel pendapatan akan

menaikan kesejahteraan petani sebesar 0,411 %.

2. Pengeluaran (X2)

Variabel pengeluaran (X2) mempunyai pengaruh positif yang signifikan

terhadap kesejahteraan petanikarena nilai Sig.t 0,000 < 0,05. Nilai koefisien

pengeluaran 0,231 artinya setiap penambahan 1% variabel pengeluaran akan

menaikan kesejahteraan petani sebesar 0,231 %.

3. Keadaan tempat tinggal (X3)

Variabel keadaan tempat tinggal(X3) mempunyai pengaruh positif yang

signifikan terhadap kesejahteraan petanikarena nilai Sig.t 0,000 < 0,05. Nilai

koefisien keadaan tempat tinggal0,264 artinya setiap penambahan 1%

variabel keadaan tempat tinggal akan menaikan kesejahteraan petani sebesar

0,264 %.

4. Fasilitas tempat tinggal (X4)

Vasilitas tempat tinggal (X4) berpengaruh positif yang signifikan terhadap

kesejahteraan petanikarena nilai Sig.t 0,000 < 0,05. Nilai koefisien fasilitas

(64)

5. Kesehatan anggota keluarga(X5)

Variabel kesehatan anggota keluarga (X5) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap kesejahteraan petanikarena nilai Sig.t 0,000 < 0,05. Nilai

koefisien kesehatan anggota keluarga0,222artinya setiap penambahan 1%

variabel fasilitas tempat tinggalakan menaikankesejahteraan petani sebesar

0,222%

6. Pelayanan kesehatan (X6)

Variabel pelayanan kesehatan (X6)berpengaruh positif secara tidak signifikan

terhadap kesejahteraan petani pada tingkat kepercayaan 95%.

7. Pelayanan pendidikan (X7)

Variabel pelayanan pendidikan (X7) berpengaruh positif secara signifikan

terhadap kesejahteraan petanikarena nilai Sig.t 0,000 < 0,05. Nilai koefisien

pelayanan pendidikan 0,303X7 artinya setiap penambahan 1% variabel

pelayanan pendidikan akan menaikan kesejahteraan petani sebesar 0,303 %.

8. Sarana transportasi (X8)

Variabel sarana transportasi) (X8) mempunyai pengaruh positif yang

signifikan terhadap kesejahteraan petanikarena nilai Sig.t 0,000 < 0,05. Nilai

koefisien sarana transportasi 0,287 artinya setiap penambahan 1% variabel

sarana transportasi akan menaikan kesejahteraan petani sebesar 0,287 %.

4.6.3 Uji F (signifikan secara simultan)

Uji F digunakan untuk melihat secara simultan (bersama-sama) apakah

ada pengaruh dari variabel independen (pendapatan, pengeluaran, keadaan tempat

(65)

pelayanan pendidikan, sarana transportasi) terhadap variabel dependen

(kesejahteraan) di kecamatan Haranggaol Horison, kabupaten Simalungun.

Kriteria pengujian yang digunakan yaitu jika nilai Sig.F < 0,05 maka Ho ditolak

dan jika nilai Sig.F > 0,05 maka Ho diterima.

Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat dilihat bahwa, nilai Sig.F 0,000b lebih

kecil dari tingkat kepercayaan 0,05, maka Ha diterima. Hal ini berarti variabel

independen (pendapatan, pengeluaran, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat

tinggal, kesehatan anggota keluarga, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan,

sarana transportasi) secara bersamaan berpengaruh terhadap variabel dependen

yaitu tingkat kesejahteraan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol

Horison.

4.6.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi berfungsi untuk menunjukkan proporsi variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Apabila perolehan nilai

R2 lebih besar dari 50% maka dapat dikatakan variabel independen memiliki

hubungan yang erat dengan variabel dependen.

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dapat dilihat nilai R2 sebesar 0,860. Hal

berarti kemampuan variabel pendapatan, pengeluaran, keadaan tempat tinggal,

fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, pelayanan kesehatan,

pelayanan pendidikan, dan sarana transportasi secara bersamaan memberikan

penjelasan variasi terhadap kesejahteraan petani keramba ikan di kecamatan

(66)

4.6.5 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas berfungsi untuk melihat terdapat atau tidak

terdapatnya gelaja multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance ataupun VIF.

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai Tolerance variabel pendapatan (0,747) lebih besar dari 0,10

sedangkangkan nilai VIF(1,339) lebih kecil dari 10,00 artinya tidak bergejala

multikolinieritas.

2. Nilai Tolerance variabel pengeluaran (0,621) lebih besar dari 0,10

sedangkangkan nilai VIF(1,611) lebih kecil dari 10,00 artinya tidak bergejala

multikolinieritas.

3. Nilai Tolerance variabel keadaan tempat tinggal (0,808) lebih besar dari 0,10

sedangkangkan nilai VIF(1,237) lebih kecil dari 10,00 artinya tidak bergejala

multikolinieritas.

4. Nilai Tolerance variabel fasilitas tempat tinggal (0,813) lebih besar dari 0,10

sedangkangkan nilai VIF(1,230) lebih kecil dari 10,00 artinya tidak bergejala

multikolinieritas.

5. Nilai Tolerance variabel kesehatan anggota keluarga (0,754) lebih besar dari

0,10 sedangkangkan nilai VIF(1,326) lebih kecil dari 10,00 artinya tidak

bergejala multikolinieritas.

6. Nilai Tolerance variabel pelayanan kesehatan (0,889) lebih besar dari 0,10

sedangkangkan nilai VIF(1,125) lebih kecil dari 10,00 artinya tidak bergejala

Gambar

Tabel Skor Responden Petani Keramba Ikan Kecamatan Haranggaol Lampiran 6 Horison
Tabel 3.1 Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha
Tabel 3.2 Indikator Keluarga Sejahtera Berdasarkan Badan Pusat Statistik
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Haranggaol
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Variabel yang disertakan dalam model estimasi pada padi sawah maupun jagung yang berpengaruh negatif yang signifikan terhadap produksi padi maupun jagung adalah

Berdasarkan Variabel yang disertakan dalam model estimasi pada padi sawah maupun jagung yang berpengaruh negatif yang signifikan terhadap produksi padi maupun jagung adalah

Judul Etnografi Berbagai Aturan Hukum Dalam Pengelolaan Keramba Jaring Apung Di Haranggaol bertujuan melihat bagaimana koeksistensi hukum normatif dalam kehidupan masyarakat

Tingkat kesejahteraan buruh sadap karet PTPN VIII Wangunreja di Kecamatan Dawuan yang meliputi pendapatan, pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat

Hasil estimasi menemukan bahwa variabel bebas pendapatan dan jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan dan positif untuk kedua model (model pengeluaran

pengeluaran rumah tangga BPS (2017) sedangkan yang termasuk dalam segi sosial adalah 9 indikator BPS lainnya yaitu: keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal,

Berdasarkan Variabel yang disertakan dalam model estimasi pada padi sawah maupun jagung yang berpengaruh negatif yang signifikan terhadap produksi padi maupun jagung adalah

Ha : Terdapat pengaruh tingkat pendapatan, pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga,