RINGKASAN
SAWALUOOIN NAIBAHO. NIM. 027003038. "Analis is Sosial Ekonomi
Rumah Tangga Kaitannya Oengan Kemiskinan Oi Perkotaan (Studi
Kasus di
Kecamatan
Siantar Timur Kota
Pematang
Siantar)".
Pembimbing Prof. Bachtiar Hassan Miraza, SE sebagai ketua komisi
pembimbing, Dr. Ramli, SE. M.S sebagai anggota dan Wahyu Aria
Pratomo, SE. M.Ec sebagai anggota.
Kemiskinan merupakan suatu kondisi kehidupan serba kekurangan
yang dialami oleh seseorang sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan
minimal hidupnya. Kebutuhan minimal tersebut meliputi kebutuhan untuk
makanan dan non makanan yang minimal harus dipenuhi, meliputi rumah,
penerangan,
bahan
bakar,
pakaian,
pendidikan,
kesehatan
dan
transportasi. . Kebutuhan ini berbeda antara satu daerah dengan daerah
lainnya tergantung faktor kebiasaan, pola konsumsi dan letak geografis.
Kemiskinan perkotaan seringkali merupakan kemiskinan pedesaan
yang beralih dari desa ke kota, juga merupakan kaum migran akibat dari
cepatnya laju pertumbuhan penduduk dan lingkungan ekonomi dan
umumnya mereka bekeria di sektor informal. Tenaga kerja sektor informal
di perkotaan diidentikkan dengan penduduk miskin di perkotaan yang
kehadirannya dipandang dari slsl positif dan negatif.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kepemilikan
rumah, lama perkawinan, pendidikan kepala rumah tangga, sumberdaya
ekonomi rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga secara
bersama- sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap miskin
atau bukan miskinnya rumah tangga di perkotaan dengan taraf keyakinan
ex = 0,01. Secara sendiri-sendiri dengan uji Wald dari kelima variabel
yang digunakan dalam model ada 4 variabel yang memberikan pengaruh
signifikan yaitu : kepemilikan rumah, pendidikan kepala rumah tangga,
sumberdaya ekonomi rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga,
sedangkan variabel lama perkawinan tidak memberikan pengarug yang
signifikan.
Tingkat pendidikan kepala rumah tangga miskin berbeda nyata
dengan tingkat pendidikan kepala rumah tangga bukan miskin.
Tingkat
pendidikan kepala rumah tangga miskin pada umumnya tamat Sekolah
Menengah Pertama dan Dasar, sedangkan kepala rumah tangga miskin
pada
umumnya
menamatkan
Sekolah
Menengah
Atas.
Tingkat
pendidikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan
perkapita rumah tangga.
Rumahtangga miskin di perkotaan pada umumnya merupakan kaum
migran dengan persentase jumlah rumah tangga sekitar 59,46 persen.
Alasan utama melakukan migrasi adalah mencari rumah sewa yang
harganya lebih murah. Rumah tangga miskin cenderung bekerja di sektor