• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi keanekaragaman mamalia pada beberapa tipe habitat di Stasiun Penelitian Pondok Ambung Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi keanekaragaman mamalia pada beberapa tipe habitat di Stasiun Penelitian Pondok Ambung Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

liledia

KONSERVASI

Jurnel

rlmirh

Bidrtrg

Korssrl.i

srrbcrdeyeAlem

Heyeti

dan

Lingkungan

ISS\

"

\u'rl:or

-1. Desember 1008

Penelitiar

L{LrJ'TEi-s

-:i -{ili-

:-,

Lr.\

'i, -L.1"-:

],I

.ia- i-"

{r 3:l,{\L{\ )l

;{l- ,

i\

\Ld\GROVE DES.{

\Ip-\H

P-{\.r,{\G

\_::i\Lj-:a,,\,

ts.r_, _- ..i.l,Ipr..r,

L\3-p.i:a\

Kr_Br-

L{\-d

pR.o\'NSI

x_{lLL\\T,\\

B-\R\T

.:i:";;: fl-:,;--. - -.-_ j,..; _J. "-= .r.:-_.-. , - !".,:..,:-__; -i.f, lrE ,,: _irjjr._?,t.._- ir.ri-,.-,r; \;r;i pL:z;i.ir;g ljiiase Battt _-1rlr;njt;-.;-1r;_Ir:,::,-:.;-.:-i.a:,;;-, iI..;_-j,,;-,11;,;.-;r!..;.,;t1 ;t

_{!.i,; P";.;:':.: i,'-;-: - -:_.;-. j.r_:,:g .r11,.;,; ,i;r;;.;1 95 100

STLDN

KI.\.\EK.{R\G.L\L{N

\,tr{MALIA PADA BEBERAPA TIPE HABITAT PO\DOK

.\\IBL\G

TAMAN NASIONAL TANJT]NG PUTING KALIMANTAN Diversin in Seyeral Habitat Types in Pondok Ambung Research Station of Tanjung Kalimantant

@E*

prastio Ramrdhan, Dede Aulia Rahman

PR.C)FIL Hr:rF-\'!rl\ TESTT)STERO\ RUS-\

fI\tOR

tCenus tintorensis)

JA\TAN DALAM

SATU SIKIUS

R1'\GG-iH 'l;.iJ5-t1-;11';. Hor-tone Proliie in One.lntler Ct'cle of Timor Deer (Cer-vus tintorensis) Stag)

!.,!";4;;,1,1;

Il _,,L,\,:iial

101

lO7

DI

STASIT]N FENELITIAN TENGAH (Study of Mammals

Puting National Park Central

108

114

I

\ KEANEKARAGAMANANGGREKEPIFITDIHUTANBEKAS TEBANGAN, HUTANPENELITIANMALINAU

(MRF) - CIFOR (Dittersiry of Orchid Epiphytes at the Logged Over Forest of Malinau Research Forest (MRF)

-

CIFOR)

Akas Pinaringan

Sujalu

fl5

-

122

KONDISI VEGETASI DAN POPULASI RaJlesia patma Blume

DI

CAGAR ALAM LEUWEU\G SANCANG (Conditions of Vegetation and Population ofRafflesia patma Blume

in Leuweung Sancang Nature Reserve)

123

-

129 Resti Suwartini, Agus Hilonat dan Ervizal A.M. Zuhud

DEFORESTATION AND ROCKY DESERTIFICATION PROCESSES IN GI]NU{G SEWU KARST LANDSCAPE

(Proses Deforestasi dan Roclq; Desertifcation di Landskap Karst Gunung Sewu)

Arzyana

Sunkar

130

-

136

FARMERS IN THE FOREST: AN ESSAY ON HUMAN NEEDS AND POSSIBILITY OF INDONESIANATURAL WORLD DEVELOPMENT (Petani di Hutan: Sebuah Esai atas Kebutuhan Manusia dan Kemungkinan Pembangunan DuniaAlam Indonesia)

(2)

Volume

13,

Nomor

3,

Desember

2008

DEWAI\ REDAKSI

Media Konservasi merupakan

jumal

ilmiah bidang konservasi sumberdaya

alam hayati dan lingkungafl, yang

menyajikan

artikel

mengenai hasil penelitian maupun telaah

pusfaka.

Redaksi menerima sumbangan artikel, dengan ketentuan penulisan artikel seperti tercantum pada halaman dalam sampul belakang. Jurnal

ini

diterbitkan setahun 3

kali

:

April,

Agustus dan Desember.

Terakreditasi : SK Dirjen

DIKTI

Nomor : 11S/DIKTVKepl200l

Penanggung Jawab

Dewan Redaksi

Dewan Editor

Alamat Redaksi

Telepon / Fax.

E-mail

Ilarga

Langganan

(Subsuiption

Retes) Sambas Basuni

Burhanuddin Masy'ud Rachmad Hermawan Agus Hikmat

Eva Rahmawati Arzyana Sunkar Resti Melani

Hadi S. Alikodra Machmud Thohari

ErvizalA.M.

Zuhtd

Ani

Mardiastuti E.K.S. Harini Muntasib

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB, P.O.

Box

168, Bogor 16001

(62-2st)

8621947

media konservasi@yahoo.com

!IERPUSTAKAAil

,,itlrl"rfien l(0(leftasi Sumberdaya iiulan oan Elorcisat., l. r t:lix Lrntitaranilj]

r,i;"

:

0t

/Ol.+

/Uog

Satu Tahun (One Year) Pelanggan (Sub s c rib er)

Overseas (USD) Indonesia (Rp)

Personal

Institusi / Perpustakaan

10 20

(3)

125.fi)0,-S tudi Ke ane ka ra ga man M ama I ia

STUDI

KEANEKARAGAMAN

MAMALIA

PADA

BEBERAPATIPE HABITAT

DI

STASIUN

PENELITIAN PONDOK AMBUNG

TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING

KALIMANTAN

TENGAH

(Study

of

Mammals

Diversity

in

Several

Habitat

Types

in

Pondok

Ambung

Research

Station

of

Tanjung

Puting National Park

Central

Kalimantan)

Ya,Nro SaNrosR '), EKo PRASTIo RAMADHAN'), DEDE AuLIA RaurtaRN 3)

t) Laboratorium Ekologi Satwaliar Departemen Konservasi Sumberdaya

[lutan

dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Kampus Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

2'3)

Departemen Konservasi Sumberdoya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Kampus Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

Diterima

25 September 2008/Disetujui

l5

November 2008

ABSTRACT

trrdfrzsb

,wba6

tle higlrcst nanruaal diwrsity in the world wilh 436 species, oJ which

5l

ol are endemic. Kalimantan itself comprises of 222

q1c*dwnls

S*h*tr

i

ryec*s are et&mic. This rcyarch was conducted ,o delermine mammal diversity and mamnal's variety difrerences in

i-ry

t"fu

Of

pia

ia

pfui

A'|6|to18

frqeal

m$orcs Reyudt Sution Tte nethds asd were srtip tanect, concentration count and trapping'

Ttc

-wdt iM

c ryy

B

22

icbs-d.*rt"

to 12 lailit*ts and 6

q&n

*ere

food

in 5 labitat

tws

with'n Pondok_Ambung

r@l Refud y*,,1j6tu

'pafia M

fu

gwa

vr*ty

{fus

vith 17 qlecr,s followed by lowlud Jorest with 13 species'

ffi

tand

dh

1 ryjcitd.,

NM

fu

firt

1

ryigs od

hdt

fua

fith 2 ryE;,ItN Kryrotds :

lM

d*rviay,

Mitot Pard

Anfurg

.

PENDATIULUAN

Indonesia merupakan

salah satu

dari tujuh

negara mega biodiversitas yang dikenal sebagai pusat konsentrasi keanekaragaman hayati

dunia.

Salah satu keanekaragaman spesies Indonesia adalah keanekaragaman mamalia dengan

jumlah total

sebanyak

436

spesies

dan

5l%

diantaranya merupakan satwa endemik. Keanekaragaman jenis mamalia pada pulau-pulau besar seperti Kalimantan dan Papua akan

lebih banyak dibandingkan dengan pulau'pulau yang lebih

kecil.

Hal

ini

didasarkan pada teori biogeografi pulau yang menyatakan bahwa jumlah spesies yang terdapat pada suatu pulau ditentukan oleh luas

pulau.

Pada saat

ini

Kalimantan

memiliki

*

222

jenis

mamalia

dan

44 jenis

diantaranya merupakan satwa endemik

(BAPPENAS

2003).

Untuk melakukan studi mendalam tentang keanekaragaman jenis

mamalia

di

Kalimantan,

studi

mengenai keanekaragaman

mmralia dapat dilakukan

di

salah satu taman nasional yang

udrya

di

Kalimantan.

Salah satunya

yaitu

Taman

NGimt

Tanjung

Puting

(TNTP)

Provinsi

Kalimantan

Tsryah yang

memiliki

Stasiun Penelitian Pondok Ambung

(T@

Rai$uest

Research Station).

Bcmdasukan

data yang diperoleh diketahui

bahwa

sary.i

slil

ini

belum terdapat data terbaru

mengenai

rcualrpm

mamalia

di TNTP.

Begitu juga

di

Stasiun

Pcnclitim Foodok

Ambmg

sendiri belum

terdapat data

mengenai

potensi

keanekaragaman

satwaliar

secara menyeluruh dan sistematis.

Di

stasiun penelitian ini terdapat

5

tipe

habitat berupa hutan rawa, hutan dataran rendah, hutan kerangas, padang/semak, dan hutan pasca terbakar.

Penelitian

ini

bertujuan untuk

mengetahui tingkat keanekaragaman

jenis

mamalia

dan

perbedaan tingkat keanekaragaman

jenis

mamalia pada

tiap tipe

habitat di Stasiun Penelitian Pondok Ambung. Diharapkan penelitian

ini dapat membantu dan menjadi bahan pertimbangan dalam

pengambilan

kebijakan

berbagai stakeholders

di

Taman irlasional Tanjung Puting terutama terkait upaya konservasi

jenis mamalia di seluruh wilayah taman nasional.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan

di

Stasiun Penelitian Pondok

Ambung, Taman Nasional Tanjung Puting

Kalimantan

Tengah.

Penelitian dilaksanakan

mulai dari

I

Mei

2008 sampai dengan

I

Juni

2008.

Alat

yang digunakan dalam

penelitian

ini

antara

lain

binokuler,

peta

kawasan, perangkap, kompas, kamera, pengukur waktu,

pita

meter (1,5 m), pita ukur gulung (25 m), alat

tulis,

dan tally sheet. Objek penelitian adalah

jenis

mamalia dan jumlah individu yang ditemukan pada setiap habitat.
(4)

Mcdie Konservasi Vol. 13, No. 3 Desember 200E

:

108

-

I 14

Data yang

diambil

meliputi

jenis

mamalia pada tiap

habitat,

jumlah individu,

aktifitas,

waktu,

dan

lokasi perjumpaan langsung, data-data perjumpaan tidak langsung (suara,

jejak,

dan

feses),

dan analisis

vegetasi. Metode pengambilan data antara

lain

menggunakan

strip

transect,

concentration

count

dan

trapping.

Metode

strip

transect

dilakukan pada

6

jalur

pengamatan

satwaliar

yang

kemudian

dijadikan

4

jalur

pengamatan

besar

untuk penelitian dengan

jumlah

ulangan sebanyak

5 kali (3

kali

pengamatan pagi dan sore serta 2

kali

pengamatan malam). Panjang

jalur

1.685

-

2.062

m

dan lebar

jalur

ditetapkan sebesar 40 meter (20 m

kiri

dan 20 m kanan). Adapun

jalur

pengamatan pada berbagai

tipe

habitat dapat

dilihat

pada Tabel

l.

Tabel

I

Jalur Pengamatan Mamalia

Jalur

L

(m)

Tipe Habitat

IIR

HDR

I{K

P/S

PT A

B C D

x x

Ket:A:

PA

B:PA+AL

C=RM+PA+DR+LM

D=RM+PA+LM+SB

Concentration

count hanya dilakukan pada

hutan pasca terbakar seluas

*

5,6 hektar dengan ulangan sebanyak

3

kali

dan hanya dilakukan pada malam

hari.

Trryping

dilakukan

selama

+

l0

hari

dengan

jurnlah

perdrgkae sebanyak 5 buah. Metode ini dikhususkan untuk

diguakan

dalam pendugaan keanekaragaman jenis mamalia kecil yang

terdapat

di

lokasi pengamatan.

Pengecekan perangkap dilakukkan pada pagi dan sore hari, sedangkan umpan yang

digunakan antara

lain

ikan asin,

kelapa bakar

dan

selai kacang.

Analisis data meliputi

analisis kuantitatif

dan

kualitatif.

Analisis data

kuantitatif

menggunakan

indeks-indeks

keanekaragaman

jenis.

Adapun indeks

yang

digunakan dalam analisis kuantitatif meliputi :

Indeks

Keanekaragaman

Jenis

(H'),

untuk

mengetahui

keanekaragaman

jenis

mamalia diketahui

dengan

menggunakan

lndeks

Keanekaragaman Shannon-Wiener (Krebs, 1989), dengan rumus :

H'

:-XPi

lnPi

Indeks

Shanon-Wiener

memiliki

indikator

sebagai

berikut :

1,5 <

H'

>

3,5

:

tingkat keanekaragaman

sdang

H'

>

3,5

= tingkat keanekaragaman

tinggi

Indeks Kemerataan

(E),

untuk

mengetahui

kem€r@n

setiap jenis dalam setiap komunitas yang dijumpai, de,ngan rumus

:

E:

H'/ln

S

Ket.:

E

= indeks kemerataan (nilai antara 0

-

l0)

H' = keanekaragaman jenis mamalia

ln

= logaritma natural

S

= jumlah jenis

Kemerataan

jenis

memiliki

nilai

indikator

E

=

1. Apabila

nilai

E:

I

berarti pada habitat tersebut tidak ada jenis mamalia yang mendominasi

Indeks Kekayaan Jenis

(D,r),

untuk mengetahui kekayaan

jenis setiap spesies dalam setiap komunitas yang dijumpai, dengan rumus :

D,,

=

(S-l)

/ In (N)

Ket.: D*,

:

indeks kekayaan jenis

S

= jumlah jenis

N

= total jumlah individu seluruh spesies

Analisis kualitatif dilakukan

dengan

menggmkan

indeks

kesamaan

jenis

(Indeks Jaccard)

dm

*natisis vegetasi.

Idcls

Kesenur

Jcrb

tLnlh

$Annufy

Indq\

digtmlsn

un*

rnengetahui

tesmna

jtnb

rnmralia yang

ditemkar

pada

ffiitrt

ymg

bc6eda,

fugil

ntrnus :

Indeks Kesamaan Jenis

a+b+c

Ket : a = jumlah jenis yang hanya terdapat di komunitas

A

b = jumlah;jenis yang hanya ditemukan di komunitas B c = jumlah ienis yang ditemukan di komunitas

A

dan B

Nilai

indikator untuk indeks kesamaan jbnis (JI) adalah

JI

=

1.

Apabila

nilai JI

=

I

berarti pada dua habitat yang

dibandingkan terdapat kesamaan

identik

dalam

hal

jenis

mamalia yang ditemukan.

Analisis

vegetasi dilakukan

untuk

mengetahui

komposisi

dan

dominansi suatu

jenis vegetasi.

Analisis

terhadap

kondisi

vegetasi

menggunakan

Indeks Nilai

Penting. Indeks

Nilai

Penting untuk tingkat pohon dan tiang

dianalisis dengan menggunakan persamaan:

INP

KR+FR+DR, sedangkan Indeks

Nilai

Penting untuk tingkat pancang, sernai dari tumbuhan bawah digunakan persamaan: INP = KR+FR.

xxxx

xx-x

xx-x

xx-x

40 40 40 40

H'<

1,5 = tingkat keanekaragaman rendah [image:4.592.293.537.98.219.2] [image:4.592.35.273.262.408.2]
(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi

Habitat

Analisis vegetasi hanya dilakukan pada

3

tipe habitat (rawa, dataran rendah dan

kerangas).

Pada padang/semak dan hutan pasca terbakar

tidak

dilakukan analisis vegetasi atas dasar keterwakilan tingkat tumbuhan dan pertimbangan

ekologis.

Berdasarkan

hasil

analisis vegetasi ditemukan

jumlah

jenis

tumbuhan

yang dapat teridentifikasi

pada

ketiga habitat tersebut sebanyak

58 jenis

dari

3l

famili

(Tabel 2).

Tabel2

Data Jenis Tumbuhan yang Mendominasi

Habitat

Tingkat

Jenis

K

INP

Sudi Keane karagaman Mamalia

34 jenis

dengan

jumlah

total

individu

sebanyak 656 individu.

4.

Padang/semak

Tumbuhan yang mendominasi adalah dari jenis paku-pakuan-yang disebut bruta oleh Suku Dayak. Selain sebagai

tempat mencari makan,

padang/semak

juga

merupakan tempat perlintasan beberapa jenis

mamalia.

Padang/semak

ini

merupakan peninggalan

dari

perambahan hutan yang dilakukan oleh masyarakat beberapa puluh tahun yang lalu.

5.

Hutan

pasca

terbakar

Sebelum terbakar pada tanggal 22Februari 2008, areal

ini

merupakan areal hutan

terbuka.

Penyebab kebakaran

adalah upaya pembukaan lahan

oleh

masyarakat dengan menggunakan

api.

Para masyarakat

ini

dipekerjakan oleh

pihak Balai

Taman Nasional Tanjung

Puting

untuk mengerjakan proyek rehabilitasi lahan.

Keanekaragaman

Mamalia

Berdasarkan

hasil

penelitian yang dilakukan pada 5 tipe

habiffi

sawaliar

di

Sasiun Penelitian Pondok Ambung bertrasil ditemukan 22

jenis

mamalia dari 12

famili

dan 6

ordo

(Tabel

3).

Jumlah

jenis

yang ditemukan pada tiap

habitat berbeda-beda berdasarkan karateristik dan kondisi habitat tersebut.

Tabel

3

Jenis mamalia yang ditemukan

Jenis Famili HR Semai Pancang Tiang Pohon Semai Pancang Tiang Pohon Semai Pancang Tiang Pohon

Kayu malam Ketiau Ketiau Rengas

Jejambu Ubar Ubar samak Gerunggang

Jejambu Jemai Gerunggang Lewari

1500

62,5

520

23,87

t00

46,43

52,5

76,57

t4250

45,95

34

3lJ4

90

47,77 I

t5

142,W

57250

69,52

2040

4t,77

160

101,34

32,5

84 HDR

HK

Keterangan

:

HR

:

Hutan Rawa;

HDR

=

Hutan Dataran Rendah; HK = Hutan Kerangas

l.

Hutan

rawa

Tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan pada habitat

ini tergolong sedang yang ditunjukkan oleh

nilai

H'

sebesar

3,1972.

Secara

total, jumlah

jenis

yang

ditemukan sebanyak 45

jenis

dengan

jumlah total individu

sebanyak 279 individu.

2.

Hutan dataran rendah

Tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan pada habitat

ini tergolong sedang yang ditunjukkan oleh

nilai

H'

sebesar

2,9711.

Secara

total, jumlah

jenis

yang

ditemukan sebanyak 70

jenis

dengan

jumlah total individu

sebanyak 470 individu.

3.

Huten kerangas

Tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan pada habitat

ini teryotong sedang yang ditunjukkan oleh

nilai H'

sebesar 2,3753.

Secratotal,

jumlah jenis yang ditemukan sebanyak

Rusa

Cervidae Pelanduk

napu

Tragulidae Pelanduk

kancil

Tragulidae Babi

berjanggut

Suidae

Kijang

kuning

Cervidae

Ordo

No.

l

2. J. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. t7. t8. 19. 20. Rindilbulan

Beruang madu Macan dahan Kucing hutan Orangutan Bekantan Owa kelawat Erinaceidae Ursidae Felidae Felidae Pongidae Cercopithecidae Hylobatidae Artiodactyl Artiodactyl Artiodactyl Artiodactyl Artiodactyl Insectivora Kamivora Karnivora Karnivora Primata Primata Primata Primata Primata Primata Rodentia Rodentia Rodentia Scandetia Scandetia Kelasi/lutung

merah

Cercopithecidae

Tarsius

Tarsiidae Monyet ekor panjang Cercopithecidae Tikus pohon

ekor

Muridae polos*

Tikus

belukar

Muridae

Nyingnying

besar

Muridae Bajing

kelapa

Sciuridae Baiine tiga

warna*

Sciuridae [image:5.596.47.292.233.443.2]
(6)

Medie Konservasi Vol. 13, No. 3 Desember 2008

:

108

-

I 14

Tabel

3.

Lanjutan

21.

Bajing kerdil telinga hitam

22.

Bajingtanah

moncong runcing

Untuk mengetahui

Nilai

Indeks Kekayaan Jenis maka digunakanlah data-data perjumpaan secara langsung.

Nilai

Indeks Diversitas Margalef tbrsaji pada Tabel 4.

Tabel4. Nilai

Indeks Diversitas Margalef (Dmg)

No

Tipe

Habitat

!

Jenis

f

Individu

Dmg

Rawa

Dataran rendah Kerangas Padang/semak Pasca terbakar Sciuridae

Sciuridae

Scandetia

Scandetia

Keterangan :

*

Ordo rodentia dan Scandetiayang terancam keberadaannya

Dat'r

22 jenis

yang ditemukan terdapat 11

jenis

mamalia yang

dilindungi

oleh pemerintah Indonesia yang

dituangkan dalam Peraturan Presiden

No.

7

tahun

1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Selain itu, tercantum pula dalam

IUCN Red

List

Data Book

dengan status

App

I

(4 jenis)

dan

App

II

(5

jenis).

Sedangkan

berdasarkan

CITES

terdapat

4

jenis mamalia

yang terancam keberadaannya. Terdapat 5

jenis

mamalia yang

termasuk satwa endemik Kalimantan

yaitu owa

kelawat, kijang kuning, bekantan, kelasi dan nyingnying besar.

Kekayaan Jenis (Species Richness\

lndeks Kekayaan Jenis merupakan ukuran

keaneka-ragaman

hayati

yang paling

sederhana

karena

hanya memperhitungkan perbedaan

jumlah

spesies

pada

suatu areal tertentu (Gambar

l).

Nilai

Indeks

Diversitas Margalef

(Dmg)

sangat

dipengaruhi oleh jumlah total individu yang ditemukan pada suatu areal tertentu, sehingga

nilai

Dmg pada hutan rawa dan hutan dataran rendah sangat berbeda meskipun jumlah

jenis yang

ditemukan sama.

Hal

tersebut senada dengan

pernyataan

Whitmore (1984) yang

menyatakan bahwa meskipun hutan rawa mempunyai banyak jenis yang sama dengan dataran rendah, namun kekayaan jenisnya umumnya

lebih

rendah.

Nilai-nilai

tersebut diperoleh

dengan mengolah data perjumpaan langsung dengan mamalia

Heterogen itas (H eEro genity\

Berrdasakan

hasil

penetitian diketahui bahrra

nilai Indcks

SlranorWiener

t€ftesfi

t€rd4d

pada

tipe

habitat hntan rawa

&ngan

nihi H'

seb€sa

Ll79l da

uendalt

@

tipe habitd

parl"lg/s€fltak

dengm

nilai

H'

sama dengan

0,6931,

Perhiumgan fud€ks

ini

berrdasstan atas data perjumpaan langsrmg dengan

jenis nwnalia

tersehn, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. [image:6.596.32.272.72.137.2]

Histogram lndeks H' Pada Tiap Tipe Habitat

Gambar

2.

Grafik Indeks

H'

pada tiap tipe habitat. 30

29 0 2 4

t2

t2

0 2 J

1

2 J 4

5

3,2342 3,2667

0 1,4427 1,4427

Hisilogrilr Jlnilah Je*t deoga fpevegEla$

14

12

€ro

(, a8 c

.U

E6

?4

2 0

E Langsung. ETidak Langsung

Gambar

l.

Grafik

perjumpaan

mamalia pada

tiap

tipe habitat.

Berdasarkan Gambar 1

di

atas, diketahui bahwa secara

total mamalia yang ditemukan

di

hutan rawa sebanyak

l7

jenis,

hutan dataran rendah sebanyak

l3

jenis

hutan kerangas sebanyak 2 jenis, padang/semak sebanyak 4 jenis,

dan

hutan pasca terbakar sebanyak

4

jenis.

Tingginya

jumlah jenis

mamalia

yang

ditemukan pada habitat rawa

(HR)

dan hutan dataran rendatr

(HDR)

berkaitan dengan ketersediaan pakan yang cukup melimpah dan tersedianya

walfare

factors

yang

lain

yang terdapat pada

habitat tersebut. [image:6.596.33.278.378.533.2]
(7)

Berdasarkan

indikator

nilai

H'

maka

tingkat keanekaragaman mamalia

di

Pondok

Ambung

tergolong

tingkat

keanekaragaman sedang (pada

tipe

habitat hutan

rawa

dan

hutan

dataran rendah)

dan

tingkat

keanekaragaman rendah (pada

tipe

habitat padang/semak dan hutan pasca terbakar).

Jenis mamalia yang

paling

sering ditemukan adalah pelanduk napu(Tragulus napu\ sebanyak

1l

individu, babi berjanggut (Sus barbatus) sebanyak 9 individu, dan monyet

ekor panjang (Macaca

foscicularis)

sebanyak

9

individu.

Jumlah individu per jenis mamalia tersaji pada Tabel 5.

Tabel

5.

Jumlah individu per jenis pada tiap tipe habitat

No. Jenis

HR

Tine

Habitat

HDR

HK

P/S

PT

Rusa

Pelanduk napu Pelanduk kancil Babi berjanggut Krjang kuning

Rindil bulan Beruang madu Macan dahan Kucing hutan Orangutan Bekantan Owa Kelasi . Tarsius Monyet ekor panjang

Tikus pohon ekor polos

;

17.

Tikus belukar

18.

Nyingying besar

19.

Bajing kelapa

20.

Bajing tiga warna

21.

Bajing kerdil

telinga hitam

22.

Bajing tanah moncong runcing

Ket :

HR:

Hutan Rawa;

HK

=

Hutan Kerangas;

HDR

=

Hutan Dataran Rendah; P/S

=

Padang/Semak; PT = Pasca Terbakar.

Kemerataan (Evenness)

Nilai

Indeks Kemerataan Jenis

(E)

dapat digunakan sebagai

indikator

adanya

gejala

dominansi diantara tiap

jenis

dalam

komunitas.

Nilai

Indeks

Kemerataan yang

diperoleh berkisar

uttara

A,84/'2

- l.

Tipe

habitat padang/semak

memiliki

Nilai

lndeks Kemerataan terbesar

yaitu

I

(indeks

kemerataan

maksimum).

Hal

ini

'

Studi Keanekaragaman Mamalia

menyatakan b'ahwa pada

tipe

habitat padang/semak tidak

ada

jenis

mamalia

yang mendominasi.

Sedangkan, yang

terkecil

terdapat pada

hutan

dataran

rendah.

Untuk

di

dataran rendah dan hutan rawa masih ada beberapa jenis

mahralia

yang

mendominasi dalam

jumlah individu

per jenis.

_

Indeks Kesamaan Jenis

Komunitas yang sama dilihat dengan terdapatnya jenis yang sama pada dua habitat yang diperbandingkan. Untuk

menghitung

Nilai

Indeks

Jaccard

digunakan

data perjumpaan langsung dan

tidak

langsung. Kesamaan jenis mamalia pada semua tipe habitat

di

lokasi penelitian dapat

dilihat pada tabel 6 di bawah

ini.

Menurut Magunan (1988)

dalam Kartono (2006), tndeks Kesamaan Jaccard

(JI) ini

akan

memiliki

nilai

sama dengan

I

apabila

terdapat kesamaan secara penuh atau

jika

serangkaian spesies dari kedua komunitas yang dibandingkan

identik.

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa tidak ada tipe habitat yang memiliki

kesamaan

jenis

secara

penuh.

Kesamaan komunitas pada beberapa tipe habitat

di

Pondok Ambung lebih disebabkan oleh faktor penggunaan ruang dan wilayah jelajah.

Tabel6. Nilai

Indeks Kesamaan Jenis pada tiap habitat

HDR

8-

l-

6-

')-

t-1_

l-t2

-l

x/y

HR

HK

P/S PT

16.

I 6 I 9

I

l:

l-

4-HR

HDR

HK

P/S

PT

0,4286 0,1176

0,1667

0,1667

0,1538

0,2308

0,3077

-

0,2000

0,1667

-

0,6000

;

2 2

Ket

:

HR

=

Hutan Rawa;

HK

=

Hutan Kerangas;

HDR

=

Hutan Dataran Rendah; P/S

=

Padang/Semak; PT = Pasca Terbakar

Tingkat

Trofik Mamalia

Berdasarkan

jenis

makanannya

mamalia

dapat

dibedakan

menjadi

3

tingkat

trofik

yaitu

herbivora,

karnivora

dan

omnivora.

Herbivora dibedakan menjadi

pemakan

rumput (grazer),

pemakan

daun

dan

semak

(browser)

dan

pemakan

b|i

dan

buah

(graminivora)

(Alikodra,

2002).

Berdasarkan

hasil

penelitian diketahui bahwa terdapat 14 jenis mamalia yang termasuk herbivora, 5 jenis termasuk karnivorao dan 3 jenis termasuk omnivora.

Apabila

digambarkan

maka jumlah

jenis

mamalia

berdasarkan

tingkat

trofik

ini

akan

membentuk suatu

piramida.

Dengan

pengelompokkan

ini

menunjukkan

bahwa

keseimbangan

ekosistem

di

Stasiun

Penelitian [image:7.604.50.300.234.592.2]
(8)

1

2 J

Media Konservasi Vol. 13, No.3 Desember 2008

l

108

-

I14

Pondok Ambung masih

baik.

Menurut Solichin

(1997), komunitas yang

stabil

akan

memiliki pola

piramida pada tingkat

trofiknya.

Sedangkan Noerdjito et al. (2005) dalam

Gunawan

(2007)

menyatakan

bahwa

keseimbangan ekosistem

telah diatur

secara

alami melalui

mekanisme rangkaian penyediaan dan keseimbangan jejaring makanan. Adapun tingkat

tropik

mamalia pada berbagai

tipe

habitat dapat dilihat pada tabel 7 berikut

ini

:

Tabel

7.

Tingkat

trofik

mamalia yang ditemukan

No.

Sub-Tingkat

I

roDll(

Jenis

^

rerlumpaan

Lokasi

untuk berlindung.

-

Hal

yang berbeda terdapat pada hutan kerangas dan padang/semak yang

memiliki

kondisi tanah yang miskin sehingga produktifitas tanaman rendah, sumber

air

yang kurang dan kurangnya tempat untuk berlindung (Gambar 3).

Histogram Perbandingan Tingkat Keanekaragaman Jenis Mamalaa dengan Tingkat Keanekaragaman Jenis

Vegetasi Pada 3 Tipe Habitat

o

c

o

=coc o

c o

o

v

s

-3,5

3 2,5 2

1,5

1

0.5

!H'Mamalia

[image:8.598.300.552.73.348.2]

tsH'Vegetasi

Gambar

3.

Histogram perbandingan

tingkat

keaneka-ragaman

jenis

mamalia dengan

tingkat keanekaragaman

jenis

vegetasi

pada

3

tipe habitat.

Histogram

di

atas menunjukkan bahwa antara tingkat keanekaragaman

jenis

mamalia

dan

vegetasi

memiliki

hubungan yang

positif.

Artinya,

semakin

tinggi

keaneka-ragaman

habitat semakin

tinggi

pula

keanekaragaman

jenisnya. Hal

ini

berlaku pula

pada kedua

tipe

habitat

lainnya

yaitu

padang/semak

dan

hutan

pasca terbakar

dimana tingkat

keanekaragaman vegetasi

kedua

habitat

rcrsebut sangat

rcndah

sehingga keanekaragaman jenis mamalia pun sangat

rendah.

Hasil tersebut senada dengan Payne

a

a/. (1985) yang menyatakan bahwa

di

Kalimantan, mamalia umumnya hidup di hutan hujan dipterocarp dataran rendah sedangkan

di

hutan rawa atau hutan kerangas lebih sedikit.

KESIMPULAN

l.

Jumlah

jenis

mamalia yang berhasil ditemukan pada 5

tipe

habitat (hutan rawa, hutan dataran rendah, hutan kerangas, padang/semak dan hutan pasca terbakar) di Stasiun Penelitian Pondok Ambung

TN

Tanjung Puting sebanyak

22

jenis

dari

12

famili

dan

6

ordo.

Dari

22

jenis

mamalia tersebut terdapat 5

jenis

mamalia yang merupakan satwa endemik Kalimantan

yaitu

bekantan (N as

alis

I arv atus), kelasi (P r es byt is rub i cunda), krjang

kuning (Muntiacus atherodes), owa kelawat (Hylobates

agilis)

dan

nyingnying

besar (Chiropodomys major). Jenis mamalia yang mendominasi adalah pelanduk napu (Tragulus napu) dan babi berjanggut (Sas barbatus). Grazer

Browser

Frugivora

Owa

Orangutan

Rusa

HR, HDR Kijang

kuning

HR, HDR

HR

HR, HDR, HK

Pelanduk

napu

HR, HDR, P/S, PT Pelanduk

kancil

HDR, PT

Monyet ekor panjang

Tikus pohon ekor polos

Nyingnying besar

Foliavora

Bekantan Kelasi

Graminivora

Bajing kelapa Bajing tiga warna

.

Bajing kerdil

telinga hitam

Insektivora

Rindilbulan

Tarsius Bajing tanah Moncong runcing

Karnivora

Macan dahan

Kucing hutan

Omnivora

Beruang madu

Babi berjanggut Tikus belukar

Ket : HR =

Hutan Rawa;

HK

=

Hutan Kerangas;

HDR

= Hutan Dataran Rendah; P/S

=

Padang/Semak; PT

:

Pasca Terbakar

Hubungan Keanekaragaman

Mamalia

dengan

Tipe

Habitat

Habitat yang terdiri dari unsur abiotik dan biotik dapat dikatakan baik apabila habitat tersebut mampu mendukung

segala kebutuhan

satwaliar seperti

makanan, minuman,

tempat berkembang

biak dan

tempat

berlindung.

Daya dukung habitat

di 2

lokasi penelitian yaitu hutan rawa dan hutan dataran rendah tergolong baik berdasarkan tingginya

keanekaragaman

jenis

tumbuhan, sumber

air

dan tempat HR

HR

HDR

HR HR, HDR

HR, HDR

HR HR

HR, HDR

HR HDR HR

P/S

HR, HDR, PT, P/S HR, HDR, PT, P/S, HK HDR

[image:8.598.38.282.195.554.2]
(9)

2.

Jumlah jenis mamalia yang berhasil ditemukan di kelima

tipe

habitat, masing-masing

di

hutan rawa

17 jenis, hutan dataran rendah 13

jenis,

hutan kerangas 2 jenis, padang/semak 4 jenis, dan hutan pasca terbakar 4 jenis. Faktor utama yang membedakan jumlah jenis pada tiap habitat adalah ketersediaan makanan, tingkat gangguan habitat dan sumber air.

3.

Nilai

indeks kekayaan

jenis

mamalia pada hutan rawa,

hutan dataran rendah,

hutan

kerangas, padang/semak dan hutan pasca terbakar masing-masing adalah 3,2342;

2,9697;

0;

1,4427; 2,1640.

Nilai

Indeks Heterogenitas pada hutan rawa, hutan dataran rendah, hutan kerangas, padang/semak dan hutan pasca terbakar masing-masing adalah 2,1791; 2,0977; 0; 0,6931; 1,039'1.

Nilai

lndeks Kemerataan pada

hutan rawa, hutan

dataran rendah, hutan kerangas, padang/semak dan hutan pasca terbakar masing-masing adalah

0,8769;

0,8442;

0;

l;

0,9464.

Data

yang

digunakan

merupakan

data

perjumpaan langsung.

S tudi Keane karagaman Mamalia

Gunawan.

2007.

Ke-anekaragaman

jenis

mamalia

besar berdasarkan komposisi vegetasi dan ketinggian tempat

di

kawasan

Taman

Nasional Gunung

Ciremai (Skripsi). Bogor. Departemen Konservasi Sumberdaya

*

Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. (Tidak

diterbitkan).

Kartono, Agus P. 2006.

Diktat

Kuliah Ekologi Kuantitatif.

Departemen Konservasi

Sumberdaya

Hutan

dan Ekowisata. Tidak diterbitkan.

Payne,

J.

Francis,

C. M.

Phillipps,

K.

1985.

Panduan Lapangan Mamalia

di

Kalimantan, Sabah, Serawak,

dan Brunei Darussalam. Kartikasari SN, Penerjemah. Jakarta :

Wildlife

Conservation Society and The Sabah

Society. Terjemahan

dari

:

A

Field Guide

of

The Mammals of Borneo.

Solichin.

1997.

Studi

keanekaragaman

jenis

mamalia di

kawasan

Pelestarian

Plasma

Nutfah

Areal Pengusahaan

Hutan Terpadu

Kayu

Mas

Propinsi

Ifulimanan Tengah (Skripsi). Bogor.

Departemen

Konservasi Sumberdaya

Hutan

dan

Ekowisata

Fakulas Kehutanan IPB.

(Iidak

diterbitkan).

Whitmore. 1984. Ekologi Kalimantan

di

dalam MacKinnon

(Ed)

S.

N.

Kartikasari;

alih

bahasa

Gembong

ljitrosoepomo dan

Agus

Widyantoro.

Prehallindo. Jakarta.

DAFTARPUSTAKA

Alikodrq

H.

S.

2002.

Pengelolaan

Satwaliar

lilid

2.

Yayasan

Penerbit Fakultas

Kehutanan

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Gambar

Tabel I Jalur Pengamatan Mamalia
Tabel 3 Jenis mamalia yang ditemukan
Tabel 3. Lanjutan
Tabel 5. Jumlah individu per jenis pada tiap tipe habitat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun parameter-parameter yang dikalibrasi ditentukan berdasarkan ketentuan Tabel 3 dan hasil simulasi yang dilakukan dengan nilai awal parameter dari IFAS (tanpa

Namun, penelitian yang akan dilakukan peneliti menganalisis bagaimana sikap dan sifat yang dimiliki oleh tokoh utama yang mencerminkan karakter yang baik

Norma berarti alat ukur, aturan atau kaidah bagi pertimbangan penilaian, nilai yang menjadi milik bersama di dalam suatu masyarakat yang telah dalam suatu masyarakat yang telah

Kinerja reksadana terproteksi konvensional apabila di ukur dengan kinerja sharpe index memiliki kinerja positif. Sharpe index tertinggi di wakili reksadana terproteksi reksadana

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan

Konstanta dari hasil regresi dalam penelitian ini adalah 2,135, artinya jika tidak terdapat variabel umur, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, pendidikan,

Cocokan atas bukti pemotongan dan bukti surat setoran pajak dengan saldo di buku besar serta lakukan vouching Lakukan rekonsilisasi antara total objek dengan tarif pajaknya

Dari diagram tersebut di atas terlihat bahwa sebagian besar yakni 74 orang (64%) responden meyakini bahwa alasan dari penyamaan besaran PTKP bagi anak baik yang memperoleh