SAMBUTAN
SEKRETARIS JENDERAl KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Berdasarkan Amanat UndangUndang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat. Dalam mewujudkan hal tersebut Kementerian Kesehatan mencanangkan Program Indonesia Sehatdengan 3 pHar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar Paradigma Sehat mengusung strategi pengarus utamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
Namun dalam kenyataanya upaya peningkatan pemberdayaan masyarakatdan promosi kesehatan masih belum maksimal dilaksanakan. Selain itu, masih terdapat perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang tidak bersinergi antar lintas unit baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, diperlukan standarisasi perencanaan dan pelaksanaan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat agar kegiatan yang dilakukan terarah hingga target i",dikator kinerja dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Salah satu upaya standarisasi adalah menyiapkan pedoman yang memuat kebijakan, strategi promosi kesehatan dan tahapan kegiatan yang dilakukan pada setiap strategi promosi kesehatan. Saat ini, Pusat Promosi, Kesehatan telah menyusun dan menerbitkan Pedoman Penyusunan Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Melalui pedoman tersebut diharapkan upaya p romosi kesehatan danpemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan KabupatenjKota, serta pihak lain dapat menyusun perencanaan dan pelaksanaan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan sesuai pedoman yang diterbitkan.
ii
dan menerbitkan Penyusunan Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat danPromosi Kesehatan . Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan dan hidayahNya kepada kita semua.
Jakarta, Mei 2015 Sekretaris Jenderai,
KATA PENGANTAR'
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya penyusunan Pedoman Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2016. Pedoman ini disusun untuk dijadikan acuan dalam merencanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan sesuai dengan RPJMN 20152019 dan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan RI 20152019.
Selama ini perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan upaya promos'i kesehatan masih terkotakkotak diantara unit utama di Lingkungan Promosi Kesehatan sehingga pencapaian peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat guna te rcapainya derajat kesehatan masyarakat setinggi tingginya secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mensinergikan perencanaan dan pelaksanaan upaya promosi kesehatan yang ada di unit utama Kementerian Kesehatan.
Dalam usaha untuk mensine rgikan lintas unit dalam upav,a promosi kesehatan, dibentuk tim yang berisikan lintas unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan. Salah satu tugas dari tim sinergis adalah membuat Pedoman Perencanaan Promosi Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan tahun 20152019. Pedoman ini berisikan kebijakan dan strategi promosi kesehatan serta standar tahapan kegiatan yang dilakukan pa da setiap strategi promosi kesehatan.
Mudahmudahan Pedoman Perencanaan ini bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman bagi unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam membuat Perencanaan dan Pelaksanaan upaya Promosi Kesehatan. Kepada semua pihak yang teribat dan membantu dalam penyusunan dan terbitnya pedoman ini, saya ucapkan terima kasih disertai penghargaan yang setinggitingginya .
Jakarta, Mei 2015 Kepala Pusat Promosi Kesehatan
DAFTAR lSI
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL ... , ... """.".. "" .. "'."".. .... . , .. .,, .,, .. ,, ... . ,' KATA PENGANTAR ...."" " " .. ,,, .. ,",,.,,.,,,.,,... ,.. '.. ,, .. ,, ... .,, ....,,"' .. .... .. ... ", .".. iii DAFTAR lSI ,,, .. ... ,.,', ... ,.... ,... .... ,,... ... ... .. ,, ... ... .. .. "... , .. .... .... .... .... " ." .... iv
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... " ... ""."... " .... .. . " .. " ... .. .. .. .. .""" .... ... " ... ... " .. .. " B. Maksud danTujuan .. . " ... " ... .. ,.. .... ... """ ... .... " ... ... ... 2 C, Ruang Lingkup """ .... " ... ... ... . " .. .. ... ... " ... ".. ... 3 D. DasarHukum '"'' '' ... .... ,," .... " .. " ... " .. " 3 BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN """" " .. " "" .. ,," 5 BAB III PERENCANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PROMOSI KESEHATAN DI KEMENTERIAN KESEHATAN .. "."" ,." .... ... , 11 A. Advokasi ... " ... ,.. "" .... 17
B. Kemitraan ." ... .. " """ "" .. . ".,,"",.,,"" .. """"" .".,, " .. " .. 22 c. Komunikasi Informasi dan Edukasi Kepada MasyarakaL" .. " " ... " 27
D. Pemberdayaan Masyarakat" ... " .. ,,,,,. ,,.,,.,,,, .. ,, " .""" .... ",, ... . 29
E. Pengelolaan SDM Promosi Kesehatan Profesional ... . 31 BABIV PERENCANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PROMOSI KESEHATAN DANA DEKONSENTRASI... 33 A. Kebijakan Publik berawasan kesehatan ... ,.. ,... " .... . 33 B. Presentase Kabutapaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS .. ". " 44
C. Persentase Desa yang memanfaatkan alokasi dana desa
Mininmal10% untuk , ... "." .. " ... " .. " ... " .... " ... " ... ... .... " 47
D. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR·nya untuk
program kesehatan." ... .. ,.. ,... ", .. ,"" . " ... " ... , " ... ,... ".".. .. 50 E. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang memanfaatkan
Sumberdayanya untuk mendukung kesehatan .. .. ... ... ... ."." .... " 51 BAB V PENUTUP .... ,... " .... .. ,.,' .. ... ,.. ,' .. ,., ... .... ... .. , ... '... .,." ." ... .. , ... . 53
LAMPIRAN 55
BABI
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya . Pembangunan kesehatan merupakan bag ian integral dari pembangunan nasional yang diselenggarakan berdasarkan : perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin. Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan, telah dikembangkan Sistem Kesehatan Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012, meliputi unsur: pelayanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, manajemen kesehatan dan penelitian pengembangan.
Pembangunan kesehatan dilakukan melalui upaya kesehatan secara komprehensif, yaitu mencakup : peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Dilihat dari
sasarannya upaya kesehatan mencakup upaya perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang baik, pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Berdasarkan data Badan Litbang Kementerian Kesehatan tahun 2013, bahwa dari sejumlah polulasi diperkirakan 20% s.d 30% dalam kondisi sa kit, baik sa kit yang ringan sampai sakit beraU komplek, dan sekitar 80% s.d 70% adalah masyarakat dalam kondisi sehat. Mengingat jumlah populasi penduduk yang sehat lebih banyak, dan perlu peningkatan kesehatannya agar
terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, maka dalam RPJMN 2015 - 2019 ditetapkan bahwa pembangunan kesehatan lebih diutamakan upaya pro motif dan preventif, dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Upaya kesehatan dikelompokkan dalam upaya kesehatan perorangan (UKP), dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). Pengelompokkan untuk lebih memfokuskan terhadap sasaran pelayanan dan strategi pelayanan yang diberikan. Secara umum upaya kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu yang memerlukan pertolongan kesehatan sehingga pelayanan yang diberikan utamanya
kuratif dan rehabilitatif, seperti pelayanan kesehatan Rumah
Sakit, Puskesmas, dan praktik swasta lainnya. Sedangkan upaya kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang diberikan kepada komunitas, terutama pe1layanan kesehatan yang bersifat meningkatkan kesehatan masyarakat (promotif), seperti makan sayur dan buah, tidak mengkonsumsi lemak dan garam berlebih dan agar terhindar dari obesitas/ kegemukan, hipertensi, dan lai nlain, sehingga upaya kesehatan lebih mengutamakan pada upaya di hulu yaitu upaya promotif dan preventif.
Keberhasilan pelaksanaan upaya promosi kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan kegiatan promosi kesehatan itu sendiri.Sampai sa at ini, proses penyusunan perencanaan kegiatan promosi kesehatan baik yang dilakukan di lingkungan Kementerian Kesehatan maupun di daerah Ibelum berjalan secara optimal. Permasalahan yang sering dihadapi oleh para perencana adalah sulitnya mensinkronisasikan dan meng koordinasikan upaya promosi kesehatanyang dilakukan kepada unit lain serta proses penyusunan perencanaan yang membutuhkan waktu cepat.
Untu k mengatasi permasalahan tersebut, maka para perencana diharapkan dapat memahami sasaran prioritas dan kebijakan pembangunan kesehatan yang dikaitkan dengan strategi upaya promosi kesehatan .Hal ini penting untuk membantu para perencana dalam menyusun kegiatan promosi kesehatan di unit masingmasing sehingga mempunyai dampak terhadap
pencapaian pembangunan kesehatan di Indonesia .
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud:
Pedoman perencanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kese'hatan digunakan sebagai acuan bagi para perencana kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan , Dinas Kesehatan Provinsi , Dinas Kesehatan Kab'/Kota dalam menyusun perencanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan .
2. Tujuan:
a. Tujuan Umum :
Merencanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan yang terintegrasi antara pusat dan daerah untuk mencapai Indikator Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 2019.
b. Tujuan Khusus :
1:) Dipedomaninya serta diimplementasikannya kebijakan dan strategi upayapromosi kesehatan.
2) Dilaksanakannya perencanaan kegiatan Pembedayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebijakan dan strategi upaya promosi kesehatan.
c.
RUANG LlNGKUPD. DASAR HUKUM
Landasan hukum yang dipergunakan dalam penyusunan pedoman perencanaan kegiatan promosi kesehatan ini adalah :
1. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ;
2. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025;
3. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional ;
5 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerianl Lembaga, Tata Cara Perubahan Rencana Kerja danAnggaran Kementerian Negara/Lembaga dalam pelaksanaan APBN ; 7. PP Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendaapatan dan Belanja Negara ;
8. PP Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pela1ksanaan UndangUndang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional ;
10. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Hencana Kerja Pemerintah Tahun 2015;
11. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 -2019
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144/MENKES/PERNIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan l\I1asyarakat Bidang Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan T ransmigrasi Nomor 5 tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2015.
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKESI
SKN/2009 tentang Rencana Flembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan Tahun 20052025;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkesl SK/XJ2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan; 18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/
VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/ VII1I2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1426/Menkes/SK/ XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sa kit;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 585/Menkesl
SKN/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/XJ2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif;
PEDOMAN PERENCANAAN KEGIATAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat memegang peranan penting dalam menangani permasalahan kesehatan. Dari hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa hasil upaya peningkatan promosi kesehatan dan masyarakat belum optimal, sehingga diperlukan peningkatan terutama dengan mengintensifkan komunikasi, informasi dan ed ukasi, khususnya dalam rangka pencapaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Secara umum capaian PHBS perlu ditingkatkan, oleh karena masih tingginya proporsi penduduk yang merokok dalam rumah, rendahnya aktifitas fisik dan konsumsi buah dan sayur.
Selanjutnya peningkatan pemberdayaan masyarakat, dilakukan melalui peningkatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) seperti Posyandu, Polindes , Poskesdes, Pos Obat Desa, dan 'lainlain. Hingga saat ini peran UKBM dalam pembangunan kesehatan masih belum belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Di dalam sistem kesehatan nasional, selain peranan pemerintah juga diamantkan peranan swasta dan komponen masyarakat lainnya. Oleh karena itu kerja sam a Pemerintah dan swasta dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat semakin perlu ditingkatkan .
Memasuki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJMN)ke3 tahun 20152019 , arah kebijakan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah
1) Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu , anak, remaja dan lanjut usia yang berkualitas;
2) Mempercepat perbaikan gizi masyarakat; 3) Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; 4) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas;
5) Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;
6) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas;
7) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkuatitas;
8) Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan , pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat kesehatan;
9) Meningkatkan pengawasan obat dan makanan;
10) Meningkatkan ketersediaan , penyebaran dan mutu Sumber Oaya Manusia Kesehatan ;
11) Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat;
12) Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi;
13) Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan ; dan 14) Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan .
Strategi untuk meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat adalah
1) Peningkatan advokasi kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan;
2) Pengembangan regulasi dalam rangka promosi kesehatan; 3) Penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan antara lembaga pemerintah dengan swasta dan masyarakat madani;
4) Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), upaya kesehatan berbasis masyarakat dan pendidikan kesehatan masyarakat;
5) Peningkatan SDM promosi kesehatan; dan
6) Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan.
Indikator kinerja Program dan Kegiatan Pemberdayaan 'Masyarakat dan Promosi Kesehatan tahun 2015 2019, yaitu :
Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan Target
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah kebijakan publik Jumlah kebijakan publik yang 3 3 3 3 3
yang berwawasan kes- berwawasan kesehalan
ehatan
Persenlase KabupalenlKola 40 50 60 70 80
yang memitiki kebijakan PHBS (%)
Persentase desa yang me- 10 20 30 40 50
manfaalkan alokasi dana desa minimal 10% untuk UKBM
Jumlah dunia usaha yang 4 8 12 16 20
memanfaalkan CSRnya unluk program kesehalan
Jumlah organisasi kemas- 3 6 9 12 15
yarakalan yang memanfaalkan sumberdayanya unluk men-dukung kesehalan
Jumlah Tema pesan dalam ko- 10 10 10 10 10
munikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakal
Definisi Operasionallndikator Kinerja Utama Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan adalah :
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebijakan yang dibuat sektoral (KlL) berupa Peraturan President Peraturan Menteri/ Instruksi Menteri/ Surat Edaran Menteri/ Surat Keputusan Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Masyarakat dan Promosi Kese hatan adalah:
1. Jumlah Kebijakan Publi k Berwawasan Kesehatan Pusat Promosi Kesehata n
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebija'kan ya ng dibuat sektoral (K/L) berupa Peraturan Presidenl Peraturan Menteril Instruksi Menteril Surat Edaran Menteril Surat Keputus an Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Dinas Kesehatan Provin si
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan jumlah kebijakan yang dibuat oleh oleh Dinas Kesehatan Propinsi maupun sektoral berupa Peraturan Gubernur, Kebijakan Pemerintah Daerah Propi nsi yang mendukung kesehatan. Dinas Kesehatan Kab.lKota
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan jumlah kebijakan yang dibuat o leh oleh Dinas Kesehatan Kabupatenl Kota maupun sektoral berupa Peraturan Bupati , Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang mendukung kesehatan.
2. Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS (%) adalah Persentase kabupaten dan kota yang membuat kebijakan yang mendukung PHBS mi nimal 1 kebijakan baru per tahun (Kebijakan yg mendukung kesehatan/PHBS/perilaku seh at adalah kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan BupatilWalikota, Instruksi BupatilWalikota, Surat Keputusan BupatilWalikota, Surat Edaran/Himbauan Bupati/Walikota pad a tahun tersebut)
3. Persentase desa yang memanfaatkan alokasi dana desa minimal 10% untuk UKBM adalah persentase desa yang memanfaatka n alokasi dana desa mini mal 10% untuk UKBM dalam rangka pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
4 . Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan
Pusat Promosi Kesehatan
Jumlah dunia usah a yang memanfaatkan CSRnya untuk
program kesehatan adalah jumlah dunia usaha yang melakukan bekerjasam a dengan Kementerian Kesehatan yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan adalah jumlah dunia usaha yang melakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan. Dinas Kesehatan Kab./Kota
Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan adalah jumlah dunia usaha yang melakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan .
5. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan
Pusat Promosi Kesehatan
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan adalah jumlah organisasi kemasyarakatan yang bekerjasama dengan Kementerian KeS6hatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung program kesehatan .
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan adalah jumlah organisasi kemasyarakatan yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung program kesehatan.
Dinas Kesehatan Kab'/Kota
6. Jumlah Tema pesan dalam komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat
Pusat Promosi Kesehatan
Jumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan oleh Pusat kepada masyarakat melalui berbagai media, minimal penayangan di 5 stasiun TV, 7 Kali perhari selama 30 hari. Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan oleh Dinas Kesehatan Propinsi kepada masyarakat melalui berbagai media .
Dinas Kesehatan Kab.lKota
Jumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Masyarakat.
'ATAN Pr"'UU'AYMN M"'y ARA...T d セ... l'I\()f>\O>f !3.S[I<ATAN TII HUN lOll.
BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN PEMBEROAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN 01 KEMENTERIAN KESEHATAN
Dalam merencanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan, minimal ada 5 (lima) aspek yang perlu dimasukan dalam perencanaan promosi kesehatan, yaitu Advokasi , Kemitraan, Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), Pemberdayaan Masyarakat dan pengelolaan SDMPromosi Kesehatan.
A. Advokasi
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan . Oleh karena itu, orang yang menjadi sasaran atau target advokasi adalah para pimpinan suatu organisasi atau intitusi kerja baik di lingkungan pemerintah maupun swasta dan organisasi kemasyarakatan di berbagai jenjang administrasi pemerintahan (tingkat pusat, provinsi , kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan).
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meyaklinkan para pembuat keputusan atau penentu kebijakan, bahwa program kesehatan yang akan dijalant\oii tersebut penting. Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan dan keputusan dari pejabat tersebut. Keluaran dari kegiatan ini adalah adanya komitmen politik (political
commitment), dukungan kebijakan (policy support), penerimaan
sosial (social acceptance) dan sistem yang mendukung (system
support).
Terkait dengan Indikator kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan, output dari advokasi adalah adanya kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yang dibuat oleh pusat baik oleh Kementerian Kesehatan maupun sektoral, mendorong/menginisasi kabupaten/kota untuk mengeluarkan kebijakan PHBS dan mendorong kebijakan pemanfaatan dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Tahapan kegiatan yang dilakukan pada kegiatan Advokasi adalah sebagai berikut:
1. Penjajakan wilayah dan isu advokasi kesehatan
Penjajakan wilayah advokasi, menjadi langkah persiapan yang tidak dapat diabaikan dalam setiap advokasi kebijakan kesehatan . Baik dilakukan secara sendiri oleh suatu ti m khusus maupun bersamasama dengan masyarakat setempat. Penjajakan akan memberikan informasi penting tentang berbagai permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat, faktorfaktor penyebabnya , dan sumberdaya yang dapat dimobilisasi untuk perubahan kebijakan demi terwujudnya hak kesehatan masyarakat .
LangkahIangkah tahapan penjajakan wilayah adalah:
a. Pembentukan tim penjajakan
Jumlah anggota maksimal1 015 orang untuk satu wilayah (pusat, provinsi , kabupaten/kota) dibagi dalam tim keci l (23 orang) untuk menggali dan menghimpun data dan informasi serta memfasilitasi proses penjajakan dalam diskusidiskusi dengan kelompok masyarakat. Unsur tim pusat terd iri dari kementerian/lembaga , akademisi, organisasi kemasyarakatan tingkat pusat dan pih ak lain terkait. Unsur tim provinsi terdiri dari Dinas/SKPD , lembaga , akademisi, organisasi kemasyarakatan tingkat provinsi dan pihak lain terkait. Unsur tim kabupaten/kota terdiri dari Dinas/SKPD , lembaga , akademisi, organisasi kemasyarakatan tingkat provinsi dan pihak lain terkait.
b. Pelaksanaan pembentukan tim penjajakan
Melakukan proses seleksi anggota tim kemudia n menyusun lebih rinci tentang mekan isme kerja tim; rencana kerja untuk melakukan pengumpula n data sekunder berikut metode pengumpulannya ; pembagian tugas diantara anggota tim; pembagian tugas diantara anggota tim; jadwal pengumpulan data sekunder; review data sekunder untuk menentukan tematema umu m permasalahan kesehatan .
c. Pengumpulan data sekunder
mengumpulkan data sekunder yaitu situasi kesehatan masyarakat, saranaprasarana kesehatan, kebijakan pembangunan kesehatan dan kebijakan anggaran kesehatan .
d. Penyusunan Rancangan Penjajakan dan pembekalan tim
Rancangan penjajakan yang memuat informasi tentang data yang akan digali dari masingmasing topik, sumber data, teknik penggalian, hasilnya, pelaksanaan (waktu dan tempat) .
e. Mengumpulkan data primer
Data primer adalah semua informasi yang belum tersaji dalam tulisan, film, suara tetapi masih tersimpan di masing-masing sumber data. Secara umum, pengelompokan jenis data dan informasi primer yang perlu digali yaitu kondisi umum kesehatan masyarakat setempat; kebijakan pemerintah daerah dalam pembangunan sektor kesehatan dan sektor lain yang terkait; alokasi anggaran belanja daerah untuk sektor kesehatan dan sektor-sektor lain yang terkat; semua data dasar yang dibutuhkan untuk menghitung neraca kesehatan daerah (District Health Account) serta kerugian ekonomis (economic loss) akibat
penyakit yang diderita masyarakat di daerah tersebut; data jumlah penduduk, demografi usia produktif, upah dan pendapatan rerata penduduk dan angkatan kerja, angka morbilitas, mortalitas dll; data etnografi kesehatan penduduk; peta partisipasi masyarakat selama ini dalam program pelayanan kesehatan; peta berbagai organisasi lokal yang bergerak di sektor kesehatan atau yang berkaitan, serta akses pelayanan kesehatan, dan akses informasi kesehatan yang diperoleh masyarakat.
2. Pengembangan strategi advokasi
aウー・ォ セ 。ウー・ォ@ strategi advokasi yang harus diperhatikan
adalah:
a. Membentuk tim inti advokasi
utama seluruh kegiatan advokasi . Tim inti advokasi bidang kesehatan berperan utama mewujudkan semua prasyarat yang dibutuhkan agar kerja-kerja advokasi dapat terselenggara . Tugas dari tim ini mulai dari kajian kebijakan, penentuan isu strategis, perumusan sasaran advokasi, perancangan strategi dan taktik yang akan digunakan, penyiapan dan penggalangan dukungan sumber daya yang dibutuhkan , sampai pada pemantauan seluruh proses, hasil dan darnpak advokasi.
b. Menentukan isu strategis
Isu strategis merupakan perumusan jawaban terhadap sejumlah pertanyaan atau masalah kebijakan paling mendasar yang akan mempengaruhi kerja-kerja advokasi selanjutnya. Tolak ukur isu strategis yang akan diadvokasi adalah :
Aktual, artinya sedang hangat dibicarakan dan menjadi perhatian masyarakat;
Relevan dengan masalah-masalah nyata dan aktual yang dihadapi masyarakat;
Masalah mendesak dan sangat penting untuk diberi perhatian segera;
Pengaruh dan dampaknya cukup besar dan meluas. Jika dilakukan advokasi dan berhasil akan memberi dampak positif pada perubahan kebijakan publik;
c . Merancang strategi dasar advokasi kesehatan
Langkah-Iangkah dalam merancang strategi dasar advokasi kesehatan adalah :
Perancangan arus dan tahapan advokasi
Proses advokasi sangat dina mis, oleh karena itu tim inti harus merancang suatu bagan arus dari keseluruhan proses advokasi yang akan ditempuh untuk menjadi pedoman bersama.
Penggalangan sekutu dan pendukung.
Penggalangan sekutu dan pendukung sangat penting dalam kegiatan advokasi. Sekutu bisa perorangan
ataupun kelompok atau organisasi yang mempunyai sumber daya tertentu yang dibutuhkan seperti keahlian, akses, pengaruh, informasi, prasarana dan sarana juga dana. Para sekutu terlibat langsung dalam pelaksanaan beberapa kegiatan, mengambil peran atau menjalankan suatu fungsi atau tugas tertentu dalam seluruh rangkaian advokasi terpadu. Adapun mereka yang tidak terlibat langsung, misalnya membantu sarana dan logistik dapat dikatakan sebagai satuan pendukung (supporting unit).
d. Pemilihan dan penggunaan media pendukung
Salah satu unsur strategi advokasi adalah pemilihan dan penggunaan media pendukung yang tepat dan efektif. Hal-hal yang dapat dijadikan pedoman dalam pemilihan media pendukung adalah:
Kenali dengan baik siapa (posisi, fungsi, jenis) media massa tersebut
Ketahui dengan kelas siapa khalayak sasaran (segmen pemirsa, pembaca, pelanggan) utama.
Persiapkan diri sebaik mungkin sebelum berurusan dengan media massa, tentukan pesan apa yang akan disampaikan, serta mengetahui data dan fakta-fakta yang mendukung nya.
Sedangkan dalam mengemas isu advokasi untuk media massa yang perlu diperhatikan adalah :
Mengandung unsur berita, aktual dan sesuai dengan isu advokasi
Mengandung hal-hal yang menarik perhatian orang
Terkait dengan keadaan dan permasalahan setempat
DUengkapi dengan bahan-bahan visual (foto, gambar, grafis dll)
e. Menganalisis kebijakan publik
advokasi Tanpa tindak lanj ut ti ndakan advokas i, analisis kebijakan tidak le bih hanya pengetahua n saja dan tida k ada manfaatnya bagi peru bahan. Proses anal isis kebijakan merupakan proses pend idikan politik masyarakat sehingga harus mampu melahirkan kesadaran kolektif untuk melakuka n perubahan. Karena menjadi bag ian dari pendidikan politik maka analisis kebijakan keseh atan harus melibatkan masyarakat yang terkena dampak dari penerapan keb ijakan te rse but. Hasil analisis kebijaka n akan menjadi landasan advokasi ke bijakan kesehatan yang berpengaruh terhadap kehidupan negara dan masyarakat. Kare na itu anal isis ha rus dilakukan secara cermat , teliti, menggunakan data, fakta ya ng benar dan sahih .
f . Menganalisis kasus dan masalah kesehatan masyarakat
Setelah melakukan anal isis kebijakan nas ional dan internasional, langka h beri kutnya adalah mengaitkan semua kebijakan agregatif tersebut dengan ke nyataan yang sesungguhnya terjad i di tin gkat loka l, ya ng dialami oleh lapisan te rbesar warga negara .Masalah utama kesehatan di pengaruhi oleh berbag ai faktor determi nan , yaitu pelayanan keseh atan, lingkungan kesehatan dan perilaku kesehatan .Jad i mu nculnya masalah kesehata n merupakan interaksi antar determinan -determ inan tersebut.Sedan gkan masa lah program dan kebija kan merupakan bag ian dari determinan pelayan an kesehata n.
Analisis masalah program kesehatan pad a dasarn ya adalah suatu sistem , maka pendekata n yang dilaku kan adalah anal isis in put (S DM, sarana, pembiayaan ), proses dan output (kinerja dan pelayanan) dari suatu program atau pelayanan kesehatan.
3. Pe laksanaan advokasi
Setelah menyusun konsep dan merencan akan kerangka strategi advokasi , maka saatnya untuk memahami langkah dan melaksanakan la ngkah-Iangkah yang beri sikan tekn ik-teknik dan strategi advokasi. Tetapi hal pertama yang harus dilakukan adalah memperj elas misi dan sasa ran advokasi yang aka n dilaksana ka n. Pelaksanaan advokasi mengacu pada rencana yang telah dibuat.
Langkah-Iangkah dalam pelaksanaan advokasi kesehatan yaitu :
- Melakukan persiapan pelaksanaan advoka i kesehatan, termasuk kegiatan administrasilsurat menyurat.
- Pengadaan, distribusi dan penggunaan berbagai jenis media advokasi.
Mengembangkan Janngan informasi serta
menyelenggarakan forum komunikasi secara rutin.
- Melaksanakan kegiatan advokasi lainnya sesuai rencana yang telah ditetapka n.
- Penyiapan sarana dokumentasi kegiatan advokasi serta membangun kerjasama dengan berbagai jenis media komunikasi untuk meng-ekspose kegiatan advokasi yang telah dilakukan .
4. Pemantauan dan evaluasi proses pembuatan dan implementasi kebijakan publik berwawasan kesehatan
Tim advokasi yang telah dibentuk baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota perlu mengawasi dan mengevaluasi hasil kerja advokasi.lndikator keberhasillan kegiatan advokasi kesehatan dapat dilihat dari pencapaian upaya-upaya yang dilakukan, baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Langkah-Iangkah pemantauan kegiatan advokasi, melipu t,i:
- Penetapan tujuan, sasaran, jenis kegiatan , metodel proses, wilayah, petugas pelaksana , dana , serta waktu pelaksanaan kegiatan pemantauan kegiatan advokasi kesehatan .
- Penetapan indikator pemantauan kegiatan advokasi kesehatan .
- Penyusunan instrumen pemantauan kegiatan advokasi kesehatan.
- Pelaksanaan pemantauan kegiatan advokasi kesehatan.
- Penyusunan laporan kegiatan pemantauan advokasi kesehatan.
pemantauan advokasi kesehatan.
B. Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih yang diikat dalam aturan hukum berbentuk perjanjian, nota kesepahaman (memorandum of understanding) atau kontrak . Di
bidang kesehatan, kemitraan ini dapat digalang untuk mencapai bermacam tujuan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Misalnya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu melahirkan , menurunkan prevalensi HIV & AIDS, untuk mempromosikan pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi secara eksklusif.
Kemitraan di bidang kesehatan harus digalang di berbagai tingkatan administrasi sejak dari Pusat, Provinsi , Kabupaten/Kota , Kecamatan dan Desa/Kelurahan.Oleh karena urusan kesehatan pada dasarnya menjadi tanggung jawab pemerintah , maka sektor kesehatan pemerintahlah yang seyogianya berperan sebagai pihak yang berinisiatif menggalang kemitraan di bidang kesehatan . Sektor kesehatan pemerintah itu dapat berupa Kementerian Kesehatan dan unit-unitnya , Dinas Kesehatan Provinsi , Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota , Rumah Sa kit, Puskesmas , dan pelayanan kesehatan pemerintah lainnya . Adapun pihak-pihak yang diajak bermitra meliputi instansi pemerintah dan swasta , organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi/lembaga keagamaan, pelayanan kesehatan swasta , dan dunia usaha/swasta di luar bidang kesehatan.
Sebagaimana dikemukakan di atas , pentingnya kemitraan di bidang kesehatan disebabkan oleh kenyataan bahwa kesehatan merupakan modal dasar bagi keberhasilan pembangunan di berbagai bidang lain. Di samping itu juga karena adanya berbagai determinan terhadap derajat kesehatan masyarakat. Padahal determinan-determinan tersebut bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan terkait satu sama lain dalam sistem yang dinamis. Upaya peningkatan derajat kesehatan yang dilakukan hanya oleh sektor kesehatan tidak akan efektif dan juga tidak efisien . Pengalaman di sejumlah Negara menunjukkan bahwa pendekatan lintas sektor melalui kemitraan akan dapat menumbuhkan upaya-upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang lebih efisien dan efektif
yang menyebabkan pentingnya digalang kemitraan di bidang kesehatan. Alasan-alasan lain tersebut adalah: (1) perubahan di bidang politik dan ekonomi , (2) reformasi ibidang kesehatan , (3) keterbatasan sumber daya pemerintah di bidang kesehatan, dan (4) peningkatan perhatian terhadap peran serta masyarakat.
Berkaitan dengan Indikator Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan, output dari kemitraan adalah adanya dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan serta organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan.
Tahapan kemitraan dilakukan mulai dari menyusun gagasan kemitraan, mengidentifikasi calon mitra, merumuskan tujuan kemitraan dan peran calon mitra , menyiapkan diri, menumbuhkan kesepakatan, merumuskan rencana kerjasama, melaksanakan kemitraan, pemantauan dan penilaian .
Langkah-Iangkah kemitraan :
1. Menyusun Gagasan Kemitraan
Gagasan kemitraan yaitu program kesehatan yang akan dimintakan kontribusi positifnya dari satu atau beberapa pihak lain . Gagasan kemitraan yang baik adalah yang:
a. Relevan dengan visi atau misi pihak-pihak yang bermi,tra. b. Memiliki payung hukum yang berlaku dan acuan ilmu
pengetahuan yang sesuai.
c. Mengandung manfaatlkeuntungan bagi semua pihak yang bermitra .
d. Memiliki kesamaan atau setidak-tidaknya kemiripan dengan upaya yang sedang dilakukan oleh masing-masing pihak yang bermitra.
e. Meyakinkan dan berbobot, baik dani segi keilmuan maupun segi program.
f. Dihasilkan dari kerja keras dan dengan investasi sumber daya yang memadai.
g. Disusun secara sistematis, yaitu dirancang , disusun , dan dikemas dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan dan program .
mengetahui kel aya kann ya.
j . Da pat dimodifi kasi dan atau dipecah-pecah tanpa kehilangan esensinya , apabila diperlukan (misalnya karena perlu nya dila kuka n pentahapan dalam pelaksanaan).
2. Meng ide ntifikasi Calon Mitra
Langkah ini bertujuan untu k mengenali dan menetapkan pihak-pihak ya ng sesuai diajak berm itra dalam rangka melaksanakan gagasan kemi traa n . Dengan demikian keluaran dari langkah ini adalah daftar pihakpihak yang akan diajak bermitra . Langkah mengidentifikasi calon mitra dapat dilakukan dengan dua cara , yaitu stud i kepusta kaan dan studi lapangan .
a. Studi Kepustakaan
Studi kepusta kaan ad alah kajian terhadap do'kumen-doku me n te ntang berbag ai lembaga yang mungkin ada (di perpustakaa n atau di sumber informasi lain), termasuk proyekproyek kemitraan yang sedang atau pernah mereka lakukan. Namun demikian, kerapkali informasi yang dapat diperoleh dari studi kepustakaan tidak memadai karena terbatas .O leh karena itu , identifikasi calon mitra sebaiknya dila nj utkan dengan studi lapangan.
b. Stud i Lapangan
Dari stu di kepustakaan biasanya dapat diperoleh alamat, nomor tel epon, fa x, email atau bentuk kontak lain dari calon mitra. Melalu i sarana ko ntak selanjutnya dibuat perjanjian untuk melalukan wawancara dengan narasumber dari calon mitra.
3. Merumuska n Tujuan Kem itraan dan Peran Calon Mitra
Jika sudah didapat cal on atau sejumlah calon mitra dan meng etah ui selukbel uk mitra tersebut, selanjutnya dirumuskan tujua n kemitraan dan peran yang diharapkan dari mitra atau para mitra.
4. Menyiapkan Diri
Agar dapat mengawali upaya advokasi unatuk menggalang kemitraan , sebaiknya pihak yang berinisiatif melakukan konsolidasi dulu .Persiapan diri yang kurang matang tidak jarang dapat men imbulkan kegagalan upaya menggalang kemitraan .Banyak masalah atau hambatan timbul di tengah perjalanan menggalang kemitraan yang datang dari dalam diri pihak yang berinisiatif.Persiapan diri atau konsolidasi dilakukan dengan mengacu kepada landasan kemitraan .
5. Menumbuhkan Kesepakatan
Tujuan dari langkah Inl adalah dapat diperolehnya kesepakatan dan ikatan antara pihak yang berinisiatif dengan pihak-pihak yang diajak bermitra , untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan gagasan kemitraan .Hasil dari langkah ini sebaiknya tidak dinyatakan dalam bentuk lisan atau ucapan-ucapan saja.Kesepakatan sebaiknya dinyatakan dan dirumuskan dalam bentuk perjanjian tertulis atau nota kesepahaman (memorandum of understanding) .Langkah menu mbuhkan kesepakatan ini dilakukan melalui advokas i dengan menggunakan media penyampai gagasan.
6. Merumuskan Rencana Kerjasama
Setelah kesepakatan dicapai dan dinyatakan secara tertulis, kesepakatan ini digunakan sebagai titik awal untuk menyusun rencana kerjasama.Rencana kerjasama ini sangat penting, karena merupakan acuan bagaimana mencapai tujuan-tujuan kerjasama.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dan ditentukan dengan baik merumuskan rencana kerjasama adalah :
a. Kejelasan Tujuan
b. Kejelasan dan Sinkronisasi Kegiatan c. Kejelasan Alokasi Sumber Oaya d. Kejelasan Waktu Pelaksanaan
Selain keempat hal tersebut di atas, yang juga perlu ditetapkan dalam merumuskan rencana adalah forum dan mekanisme kerjasama .
7. Melaksanakan Kerjasama
dilaksanakan .Kerap kali sebagai tanda dimulainya kegiatan-kegiatan proyek kemitraan dilakukan semacam peresmian atau pencanangan.Acara ini tidak sekedar bersifat seremonial , tetapi yang penting adalah sebagai pengingat kembali atas kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai dan peneguhan tekad untuk memulai kerjasama (kemitraan).
8. Menyelenggarakan Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dilakukan selama program kemitraan berlangsung untuk mengetahui dengan segera : (a) kemajuan-kemajuan yang dicapai, (b) penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Sedangkan evaluasi dilakukan secara cross
sectional pada saat-saat tertentu setelah program kemitraan
berjalan beberapa waktu, termasuk setalah berakhirnya program kemitraan.Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah program kemitraan (khususnya strateginya) masih efektif dilihat dari sisi perkembangan lingkungan strategis .Alat untuk pemantauan dan evaluasi adalah sistem informasi.
C. Komunikasi, Informasi dan Edukasi bidang Kesehatan
kepada Masyarakat
Istilah KIE sering juga disebut dengan pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah suatu upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan , kelompok dan masyarakat dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi , menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan , sikap dan perilaku dengan cara melakukan advokasi, pembinaan suasana , gerakan pemberdayaan masyarakat, mengembangkan kemampuan dan keterampilan perorangan serta mengarahkan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan tujuan agar masyarakat dapat mengenali, memelihara , melindungi dan meningkatkan kesehatannya.
Tahapan KIE kepada masyarakat meliputi tahapan anal isis masalah dan sasaran, rancangan pengembangan media, pengembangan pesan , ujicoba dan produksi media, pelaksanaan dan pemantauan KIE, evaluasi dan rancang ulang KIE .
Berkaitan dengan Indikator Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kesehatan, output dari Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat adalah untuk mendukung pencapaian indikator kebijakan publik berwawasan kesehatan.
Langkah-Iangkah Pengembangan Media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi, Kesehatan yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Masalah dan Sasaran
Pada tahap ini kita melakukan penelaahan analisis yang meliputi:
a. Masalah kesehatan, termasuk penyebab masalahnya,
sifat masalah, epidemiologi masalah termasuk masalah perilaku yang ada di masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan yang ditimbulkan.
b. Kelompok sasaran, dalam hal demografi, sosial ekonomi,
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat seperti umur, pendidikan/buta aksara, budaya, dan adat istiadat, pendapatan, serta pengembangan sikap dan perilaku yang berhubungan dengan masalah kesehatan .
c.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan, peraturan, dan programpenanggulangan yang telah ada dan berbagai instansi
sektoral untuk mengetahui pengalaman yang lalu dan harapan dimasa yang akan datang . Disini dapat dipelajari arahan-arahan dalam membuat suatu program atau kegiatan KIE masing-masing sektor. Apakah masalah kesehatan yang ada lebih dilihat sebagai masalah sosial', kesehatan, ekonomi, demografi atau bahkan politik. Dan melihat program serta pendukung-pendukung apa saja yang telah tersedia .
d. Memilih institusi, organisasi atau LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) yang mampu mendukung
program. Dilihat kemampuan internal dan eksternal dari
organisasi tersebut.
e. Sasaran komunikasi yang tersedia, untuk menetapkan
media dan sarana yang telah tersedia dan yang telah dilaksanakan.
2. Rancangan Pengembangan Media
Pada tahap ini dirancang atau direncanakan berbagai strategi dan model intervensi yang menjelaskan 8 (delapan) komponen utama, yaitu:
a. Menentukan tujuan perlu dii ngat tujuan harus spesifi k, reali sti k, dapat diterapkan , dapat diukur dan dibatasi waktu.
b. Identifikasi kelompok sasara n dilaku ka n segmentasi berd asarka n dem ografi, geografi , budaya. psikologis, atau ka rakteri stik karakte ri sti k lainnya yang spesifik.
c. Mengembangkan pesan-pesan ditujukan sesuai dengan keb utuhan kepedu lian , tingkat pengeta huan serta tingkat kewa spad aan dari sasaran yang dituj u, ha rus mengand un g in formasi yang akurat da n terfo kus pada pesan kun ci , jan gan te rl alu banyak pesan .
d. Menetapkan media yang akan digunakan apaka h interpersonal atau media massa . Pengg una an media sebaiknya bermacam-macam namun terkoo rdinasi dengan baik. Juga harus diperhatikan jangka waktu dan dampak da ri pen ggunaan med ia tersebut.
e. Penguatan interpersonal mencari orang-orang atau ke lompok yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi orang tersebut, seperti pem impin masyarakat, para ahli. tokoh agama dan lain-lai n dal am mengambil keputusan atau peru bahan perila ku yang positif.
f. Mer:wlls rencana kegiatan baik bulanan. triwulan atau
エ。 ィオ セョ N@ Juga menu li s indikator-indikator untuk memonitor
kelua ra n/out put.
g. Perencanaan anggaran termasuk an ggaran personalia , penceta kan media, pretestlujicoba, revisi , pelati han tugas lapangan , logisti k. biaya perj alanan evaluasi dan lain-l ain.
h. Bagan organi sasi atau perenca naan manajemen dengan pembag ian tug as dan tan ggungjawab yang terisi.
3. Pengemba ngan pesan, Uji coba dan Produksi Media.
Pesan harus sederhana, jelas. spesifik, ko nsisten, posi tif, menarik perh ati an, berorientasi pad a tindakan dan cocok dengan budaya dan keb ijakan nasional. Peranan pihak lain seperti art is, ah li design diperlukan untu k mendapatka n kreatifita s pesan-pesan . Perl u di lakukan penguj ian dari setia p pesan kepada sasaran sebel um bah an KIE itu produ ksi. Pandangan dari ah li asing, pejabat-pejabat tinggi pemerintah atau tem an-te man tidakl h cukup sebagai pegangan, lebih
penting adalah melakukan pretes/ujicoba kepada sasaran potensial, dan bila diperlukan melakukan revisi material.
Langkah-Iangkah yang harus dilakukan adalah :
a. Membuat konsep pesan-pesan yang berisikan ilustrasi-ilustrasi pendahuluan, katakata ungkapan, tema atau slogan yang merefleksikan strategi secara keseluruhan.
b. Pretest!ujicoba konsep pesan pad a sekelompok sasaran atau wakilwakil perorangan yang diharapkan akan menghasilkan pesan yang bermutu . Memberikan perhatian khusus untuk gambar atau ilustrasi (bentuk yang tidak tertulis) untuk menghindari salah paham.
c. Ciptakan dan kembangkan pesanpesan yang lengkap beserta sarana pendukungnya (contoh : pengumuman melalui radio, booklet, poster dan lainlain) .
d. Pretest!ujicoba pesan yang lengkap dan bahanbahan untuk pemahaman keseluruhan, kemampuan mengingat, titik yang kuat dan yang lemah, relevansi yang pribadi, dan hal-hal peka atau masih diperdebatkan, sebelum diproduksi.
e. Adanya tes ulang bahanbahan sebelum diproduksi ulang untuk meyakinkan daya muat apakah masih efisien dan efektif. Semua pelaksana pengembangan media di semua tingkatan harus siap mengikuti keadaan dan memuat perubahanperubahan sebagai hasil dari testing.
4. Pelaksanaan dan pemantauan.
Pelaksanaan adalah tahap dimana perencanaan mulai dilaksanakan. Pelaksanaan biasanya merupakan bagian yang paling membutuhkan biaya jangan dimulai sampai tahapan pretes/ujicoba dan revisi selesai dilakukan .
LangkahIangkahnya adalah sebagai berikut :
a. Menghasilkan pesan dan bahan berdasarkan hasil pretest! ujicoba.
b. Penyebaran pesanpesan dan bahanbahan secara terintegrasi dan sesuai jadwal melalu i saluran media yang tepat sehingga mendapat pengaruh yang nyata. Latih mereka yang akan menggunakan bahanbahan tersebut. Sebarkan secara luas jadwal pelaksanaan dan laporan
sehingga seorangpun "key person" atau kelompok yang tidak mengetahuinya , tidak ada.
c. Monitoring atau pemantauan melihat keluaran dari program dibandingkan dengan rencana kerja dan rencana anggaran. Hal ini membantu manajer mengidentifikasi dan memperbaiki masalah-masalah sebelum menjadi hambatan .
Langkah-Iangkah sebagai berikut :
1) Memonitor diproduksi.
jumlah/volume bahan materi yang
2) Monitor distribusi interpersonal .
media massa atau media
3) Monitor struktur internal.
4) Monitor dan kuatkan hubungan kerja organisasi lain termasuk juga dengan o tidak bersahabat dengan kita.
sama
rganisasi yang dengan
5) Membuat perubahan diperlukan .
dari rancangan program bila
5. Evaluasi dan Rancang Ulang.
Reviewdan perancangan ulang ditujukan pad a kesinambungan kebutuhan K,IE dan pad a kemampuan serta sumber daya yang telah tersedia atau didapat dari proyek agar menjadi suatu kegiatan KIE yang efektif dan kontinyu . Langkah-Iangkah review dan perencanaan ulang adalah :
a. Telaah ulang dan analisis informasi yang didapat dari setiap tahap proses pengembangan media
b. Analisis dampak dari proyek atas nama sasaran, organisasi pemberi dana dan lain-lain yang berkepentingan.
c. Identifikasi perubahan yang berarti secara nasional. d. 'Identifikasi kekuatan dan kelemahan .
e. Evaluasi keahlian yang dihasilkan oleh orang-orang setempat.
f. Perkirakan sumber yang dapat mendukung di masa yang akan datang.
Proses KIE haruslah merupakan proses yang kontinyu. Perubahan sikap dan perilaku yang bermakna dari seseorang membutuhkan waktu dan usaha yang berulang-ulang. Proses ini seperti siklus, menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan dari masyarakat sasaran potensial dan berdasarkan pengalaman yang baru .
. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan segala upaya fasilitasi, guna meningkatkan pengetahuan, kemampuan masyarakat agar dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki ..
Unsur-unsur dalam pemberdyaan masyarakat
1. Penggerak pemberdayaan masyarakat
Pemerintah, masyarakat, swasta , motivator dan fasilitator yang mempunyai kompetensi memadai dan dapat mebnagun komitmen dengan dukungan pimpinan formal dan nun formal
2. Sasaran pemberdayaan masyarakat:
a. Sasaran primer atau sasaran utama pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah individu, keluarga dan masyarakat umum.
b. Sasaran sekunder adalah individu, kelompok atau masyarakat yang mempunyai potensi serta mendukung upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh ad at, tpセpkkL@ Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan, Pramuka, Organisasi Pemuda, Organisasi Profesi, Kelompok-kelompok Peduli Kesehatan, Media Massa, Lintas Sektor, Swasta/Dunia Usaha.
Pemberdayaan masyarakat dimulai dari tahapan persiapa r perencanaan, pelaksanaan , pemantauan dan evaluasi.
Tahapan-tahapan keg iatan Pemberdayaan Masyarakat meliputi
1. Persiapan
a. Diseminasi informasi mengenai pelaksanaan da pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehata dengan Kementerian/Lembaga dan pihak lain yang terka termasuk organisasi masyarakat dan dunia usaha .
b. Mengembangkan sistem database dan informasi terka pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakc bidang kesehatan yang terintegrasi .
2. Perencanaan
a. Merencanakan teknis pelaksanaan dan pembinaa pemberdayaan masyarakat dengan Kementeriar Lembaga dan pihak lain yang terkait termasuk organisa: masyarakat dan dun ia usaha
b. Mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan da pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehata
3. Pelaksanaan
a. Membentuk kelembagaan untuk pelaksanaan da pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehata tingkat pusat yang beranggotakan Kementerian/Lembag dan pihak lain yang terkait termasuk organisasi masyarak. dan dunia usaha.
b. Menetapkan kebijakan yang mendukung operasionalisa pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarak; bidang kesehatan
c. Menerbitkan pedoman dan petunjuk teknis yang diperlukc: dalam pelaksanaan dan pembinaan pemberdayac: masyarakat bidang kesehatan
d. Mensosialisasikan kebijakan , pedoman dan petunjL teknis yang mendukung operasionalisasi pelaksanac: dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidar kesehatan
e. Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitc
aparatur provinsi dalam pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
f. Melakukan pembinaan dan pendampingan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan kepada provinsi
g. Memfasilitasi stimulan untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
h. Menyelenggarakan sistem database dan informasi terkait pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang terintegrasi di tingkat pusat
4. Monitoring dan Evaluasi
a. Pemantauan berkala terintegrasi perkembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan pad a lingkup nasional.
b. Melaporkan perkembangan dan upaya perbaikan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian/Lembaga terkait secara berkala.
c. Melakukan evaluasi secara periodik. Pemantauan dan pengawasan independen oleh berbagai pihak, baik secara internal maupun eksternal. Hasil monitoring dan evaluasi ini digunakan sebagai rujukan untuk melakukan kegiatan yang berkelanjutan.
:. Pengelolaan Sumber Oaya Manusia Promosi Kesehatan
Profesional
Sumber Daya Manusia (SDM) Promosi Kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mendukung pembangunan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM Promosi Kesehatan diperlukan kerjasa sama yang terintegrasi dengan seluruh pihak baik pusat dan daerah.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengelolaan SDM Promosi Kesehatan, sebagai berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan tenaga promosi kesehatan ( berbagai tingkatan
Tahapan pemenuhan kebutuhan tenaga promosi kesehatan ( berbagai tingkatan , sebagai berikut:
1. Mapping SOM Promosi Kesehatan
2. Menganalisis Kebutuhan SOM Promosi Kesehatan
3. Merencanakan Kebutuhan SOM Promosi Kesehatan
2 . Pembinaan dan Pengawasan SOM Promosi Kesehatan
Tahapan pengembangan SOM Promosi Kesehatan , sebag; berikut:
a. Mendefiniskan Standar Kompetensi
Area pengembangan yang diperlukan adalah
a. Oiperlukan standar kompetensi SOM Promo Kesehatan
b. Oiperlukan rencana jangka panjang pemenuha kebutuhan SOM Promosi Kesehatan yang berkompete berdasarkan mekanisme forecasting yang akurat
b. Merekrut SOM Promosi Kesehatan sesuai kualifikasi yan dibutuhkan
Area pengembangan yang diperlukan adalah:
c. Oiperlukan lulusan yang memenuhi standar ォオ。ャゥエゥォ。セ@
d. Oiperlukan proses rekrutmen yang berbasis kompeten
e. Oiperlukan strategi program sourcing yar komprehensif
c. Mengembangankan Kemampuan SOM Promo
Kesehatan
Area pengembangan yang diperlukan adalah:
f. O,iperlukan strategi pelatihan
g. Oiperlukan strategi transfer pengetahuan yang baku
h. Implementasi strategi pelatihan dan strategi transfl pengetahuan yang baku
BAB IV
PERENCANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN DANA
DEKONSENTRASI
Kegiatan pembinaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan merupakan kegiatan yang memuat pencapaian indikator dari satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan . Kegiatan dana Dekonsentrasi untuk kegiatan pembinaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan terdiri dari:
A. Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan
1. Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan
Kebijakan publik yang berwawasan kesehatan adalah kebijakan yang dibuat oleh provinsi baik oleh Dinas Kesehatan maupun sektoral beru pa Peraturan daerah, peraturan/surat edaran/SK (gubernur, bupati dan walikota) yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandiria n masyarakat untuk hidup sehat.
Tahapan kegiatan untuk mencapai output sebagai berikut:
a. Penggalangan Ko mitmen Sektoral
Penggalangan komitmen sektoral adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari lintas sektor atas isu/masalah kesehatan yang akan diselesaikan. Adapu n tahapan yang dilakukan dalam penggalangan komitmel1 sektoral adalah:
1) Analisis situasi
Analisis situasi merupakan langkah persia pan yang tidak dapat diabaikan dalam setiap advokasi kebijakan kesehatan, baik dilakukan secara sendiri oleh suatu tim khusus ataupun bersama-sama dengan masyarakat setem.pat. Analisis situasi akan memberikan informasi penting tentang berbagai masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat.
Langkah-Iang kah kegiatan dalam anal isis situasi adalah:
a) Penyusunan database kebijakan sektoral yang mendukung upaya pembangunan kesehatanbaik di propinsi maupun di kabupaten/kota (perda , pergub , perbup , perwali dll).
Tujuan :
• Teridentifikasinya sektoral yang mengeluarkan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan di propinsi dan kabupaten/kota
• Teridentifikasinya jenis regulas i kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan di propinsi dan kabupaten/kota
Sasaran:
• Dinas Kesehatan propinsi dan Kabupatenl Kota
• Lintas sektor propinsi dan Kab/Kota
b) Pembahasan kajian masalah kesehatan dan potensi sektoral (data sekunder)
Tujuan:
• Teridentifikasi masalah-masalah kesehatan di provinsi , :kab/kota
• Teridentifikasi potensi sektoral
• Tersusun masalah prioritas yang akan diangkat menjadi isu advokasi
Sasaran:
• Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupatenl Kota
• Lintas sektor Propinsi dan Kabupaten Kota (Organisasi Profesi, Dunia Pendidikan dll)
2) Perencanaan advokasi
Perencanaan advokasi merupakan suatu proses yang dilakuka n untuk menentukan strategi dan arah pelaksanaan advokasi.
a) Penyusunan rencana advokasi
Tujuan:
• Tersusunnya rencana advokasi berdasarkan isu prioritas,
• Ditetapkan sasaran advokasi Sasaran :
tim advokasi
b) Pertemuan dalam peningkatan kapasitas tim Advokasi
Tujuan : meningkatnya kemampuan tim dalam melakukan advokasi, pembagian tugas dalam pelaksanan advokasi
Sasaran : Tim Advokasi
3) Pertemuan penggalangan komitmen sektoral
Pad a tahap ini tim advokasi di dinas kesehatan melakukan pertemuan dengan penentu kebijakan di lintas sektor untuk memperoleh dukungan sektoral terhadap pemecahan permasalahan kesehatan prioritas yang dipilih.
Sasaran : Lintas Sektor, Lintas Program di Propinsi dan Kabupaten/Kota
b. Pengembangan strategi advokasi
Strategi advokasi merupakan suatu rencana yang disusun untuk mempengaruhi kebijakan publikl pengambil keputusan dengan melalui berbagai macam bentuk komunikasi (pemilihan media pendukung).Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media pendukung adalah:
1) Identifikasi kebutuhan media
Pada tahap ini tim advokasi mendiskusikan bagaimana mempersiapkan dan mengidentifikasi kebutuhankebutuhan yang berhubungan dengan media pendukung advokasi
2) Pengemasan media
Pada tahap ini tim advokasi mendiskusikan bagaimana pengemasan dan bentuk media agar mudah dan efektif untuk digunakan saat pelaksanaan advokasi
c. Pelaksanaan Advokasi
Setelah menyusun strategi dan merencanakan kerangka strategi advokasi, maka saatnya untuk melaksanakan langkah-Iangkah strategi advokasi dengan mengacu pada rencana yang telah dibuat.
Tujuan :
• Adanya pemahaman dari pimpinan tentang pentingnya isu yang disampaikan oleh tim advokasi
• Adanya komitmen tertulis atas dukungan p,impinan terhadap isu yang diangkat
• Adanya kesiapan pimpinan untuk memberikan dukungan sumberdaya dalam menyelesiakan isu yang diangkat
Sasaran : Lintas Sektor, Lintas Program di Propinsi dan Kabupaten/Kota
d. Pertemuan pemantapan advokasi
Tujuan : meningkatkan komitmen pimpinan terhadap isu yang diangkat dalam advokasi, dlam bentuk lahirnya petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan (dalam rangka menyelesiakan isu kesehatan)
Sasaran : pimpinan Daerah/Kepala SKPD yang sudah membuat regulasi.
e. Pemantauan dan penilaian
Langkah-Iangkah pemantauan kegiatan advokasi, meliputi:
1) Pertemuan pengembangan indikator dan instrumen monitoring dan evaluasi advokasi:
Tujuan : diketahui perkembangan advokasi dan hasil yang dicapai dari kegiatan advokasi
Sasaran : tim advokasi
2) Pertemuan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan advokasi
Tujuan :
• Adanya masukan selama proses kegiata n, sehingga apabila ada kesalahan dilakukan tindakan koreksil pembinaan
• Diketahui perkembangan yang dicapai dari hasil advokasi
• Diketahuinnya implementasi dari kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah maupun pemerintah daerah
Sasaran : Tim Advokasi, Lintas Sektor dan Lintas Program di Kabupaten/Kota
2. Tema dalam Komunikasi, 'Informasi dan Edukasi kepada
Masyarakat
Tema pesan dalam komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat adalah tema pesan kesehatan pusat yang dikembangkan oleh daerah (spesifik lokal) maupun pengembangan tema pesan yang disusun oleh pusat
Tahapan kegiatan untuk mencapai output sebagai berikut:
a. Pengembangan Strategi Kampanye Kesehatan
Pada tahap ini Dinas Kesehatan mengembangkan media dan material kampanye kesehatan sesuai dengan lokal spesifik.
Tujuan:
Kabupaten/Kota, Puskesmas dan kader
b. Pelaksanaan Kampanye Kesehatan
• Kampanye kesehatan program kesehatan PHBS
(CTPS, makan buah dan sayur, aktifitas fisik, tidak merokok, ASI eklusif)
• Kampanye kesehatan program kesehatan prioritas
(Kesehatan Ibu, Imunisasi, 1000 HPK, Pengendalian
kanker pada perempuan, Imunisasi)
Tujuan :
Penyebaran pesan-pesan kesehatan dan kampanye kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai media .
Sasaran:
Masyarakat luas , kader kesehatan di provinsi, kab/kota, Puskesmas melalui :
• Media Cetak (Poster, Leaflet, buku saku , koran, majalah , buletin dll)
• Media Elektonik (TV Lokal, Spot Radio, video edukasi dll)
• Media Online (Website, sms blast, email dll)
• Media Sosial (Twitter, facebook, instragram, path, youtube dll)
• Media Luar Ruang (billboard , papan reklame dll)
• Pameran Kesehatan (Rakerkesnas, HKN , pembangunan dll)
• Mobil khusus Promosi Kesehatan
• Mobilisasi massa, dialog interaktif
3. Pelaksanaan Kegiatan dan Pembinaan
Pelaksanaan Kegiatan dan Pembinaan merupakan kegiatan pendukung kegiatan pe