• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Pengembangan Industri Kecil dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi Wilayah di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Potensi Pengembangan Industri Kecil dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi Wilayah di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan"

Copied!
286
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)

,4NALISI[S POTENS1 PENGEMBANGAN

I W U m

KECIL

DALAM

M E W A N G

PEMBANGUNAN

EKONOMI WIIAYAH

DI

KOTA PALEMIBANG PROVINSI SUMATERA

SELATAN

OLEH :

EKA

SRIWIDIANTI

PROGRAM

PASCASARJANA

INSTITUT

PERTANIAN

BOGOR

(150)
(151)

SURAT

PERNYATAAN

Dengaii ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN ZNDUSTRI KECIL DALAM

MENUNJANG PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH Dl KOTA

PALEMBANG PROVINSI SUMATERA

SELATAN

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dm belum pernah dipubliiasikan.

Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan

dapat diperiksa kebenarannya.

(152)

ANACISIS POTENS1

PRNGEMBANGAN

INDUsI'RI IKECIL

DALAM MENurgANG PEMBANGUNAN

EKONOMI W Y A H

DI

KOTA PALEMBANG PROWNSI SUMATERA

SELATAN

OLEH

:

EKA

S W D I A N T I

Tesis

sebagai

salah

satu

syarat untuk rnemperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program

Studi

Ilmu

Perencanaan

Pembangunan

Wilayah

dan

Perdesaan

PROGRAM

PASCASARJANA

INSTITIIT PERTANIAN BOGOR

(153)

JuduI Tesis : Analisis Potensi Pengemb~ngan Industri Kecil dalam Menunj ang Pembangunan Ekonomi ' Wilayah di

Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan

Nama : Eka Sriwidianti

NRP : 99351

Program Studi : Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

Menyetujui,

I . Komisi Pembimbing

-

Prof.Dr.Ir.H.Affendi Anwar. MSc

Ketua

Dr.1r.Akhmad Fauzi, MSc Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

Y ? b L e

Prof.Dr.lr.H.Affendi Anwar. MSc I > @

<'\o -, .I. -- 1

(154)

RIWAYAT

liIDI.JP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 12 Juli 1972 dari ayah

Ratip Atmoidjojo, M.Sc dan Ibu Amrona Abubakar. Penulis merupakan putri pertama

dari empat bersaudara.

Tahun 1990 penulis lulus dari SMA Negeri 9 Surabaya dan pada tahun yang

sama Iulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN. Penulis

memilih Program Studi Ilmu dm Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan lulus

pada akhir tahun 1994.

Penulis bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Bappeda Kota Palembang sejak

November tahun 1996 sampai dengan sekarang. Pada tahun 1999 penulis mengikuti tes

peneri maan beasiswa program pascasarj ana dari Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (B appenas), kemud ian diarahkan untuk mengi kuti pendidikan pada program

pascasarjana di Institut Pertanian Bogor dan pada tahun ini juga diterima sebagai

mahasiswa pascasarjana Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan

(155)

Menunjang Pembangunan Ekonomi Wiiayah di Kota YalemDang rrovlnsl Sumatera Selatan Penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang

diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Iimu

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Program Pascasarjana lnstitut

Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak ProEDr.Ir.H.Affendi- Anwar, M. Sc

selaku Ketua Kornisi Pembimbing; Bapak Dr,Ir. Akhrnad Fauzi, MS dan Bapak

Dr.Ir.Eman Rustiadi, M.Agr selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis selama ini. Penulis juga mengucapkan terima

kasih

kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Pembangunan, BAPPENAS serta

Pemerintah Daerah Kota Palembang yang telah memberikan bantuan biaya pendidikan

dan penelitian, Kepala Bappeda Kota Palembang, Kepala Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Palembang dan Kabupaten Bogor beserta staf, Yayasan Bina Insani

Bhakti Mulia beserta staf yang telah banyak rnembantu selama menjalankan penelitian, Satti, Dian, Mbak Esti, Kak Taufik, Pak Yaya, Pak Joko, Atiek, Mustofa serta rekan- rekan lainnya di PWD 1999, PWD 1998, PWD 2000, Ayuk Wiwit, Ayuk

Mis,

Eva, Kak Rudi, Kak Hendra, Kak Izaryadi, Erlina serta rekan-rekan lainnya di Bappeda Kota Palembang, rekan-rekan di G-1 Erlinda, Fenti, Lucy, Rina W, Anik, Rina

R,

dan Ayu, seseorang yang dekat serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas

segala bantuan, doa dan dukungannya. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak, ibu dart adik-adik, Om d m Tante Sumarkam, Mbah dan Nyai serta seluruh sank keluarga, atas segala doa, dorongan semangat dm kasih sayangnya.

(156)
[image:156.584.81.503.79.789.2]

...

DAFTAR TABEL

...

.

.

ix

...

DAFTAR GAMB AR x

DAFTAR LAMPIRAN

...

xi

PENDAHULUAN

...

.

.

.

...

I Latar Belakang

...

.

.

...

1 Perurnusan Masalah

...

5

...

...*...*...*...*...

Tujuan Penelitian ,. 8

Kerangka Pemikiran

...

9

Hipotesis

...

13

TINJAUAN

PUSTAKA

...

..

...

...

...

Fernbangunan Ekonomi Wilayah

.,,,,.

Definisi dan Karakteristi k lndushi Kecil

...

...

Eksistensi dan Peranan Industri Kecil dalam Perekonomian Wilayah Pengembangan d d Pembinaan Industri Keci l

...

Kelembagaan

...

...

Kemitraan

Pemasaran

...

Teori Basis Ekonomi : Location Quotient

(LQ)

...

Teknologi

(Fungsi Produksi) CES

...

...,...

...

METODE

PENELITIAN

...

Lokasi dan Waktu Penelitian

...

...

...

...

Metode Pengumpulan Data

Metode Anal isis

...

.

.

.

...

Model Basis Ekonomi : LQ (Location Quotien)

...

Analisis Localizution In A x (LI)

...

Analisis Specialization Jndex ( S I )

...

.

.

...

Analisis Shifr Share

...

...

...

Adisis Entropy

.

..

..

Teknologi (Fungsi Produksi) Constunt Elastisity Substitution ( C E S )

...

Analisis Deskripti f

...

...

GAMBARAN

UMUM

WILAYAH PENELITIAN 51

S e j d Kota Palembang

...

51

Keadaan Iklim dan Geografi

...

52

Kependudukan dm Ketenagakerj aan

...

54

...

Industri Kecil di Kota Palembang 55

(157)

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

Keadaan Industri Kecil

di

Kota Palembang

...

Keberadaan dan Peran Industri Kecil terhadap Perekonamian Wilayah

...

...

Keragaan serta Pengembangan dm Pembinaan Industri Kecil

Analisis Fungsi Produksi CES

...

Kelembagaan

...

Ketersediaan Bahan Baku

...

Pemasaran

...

Pengembangan dan Pembinaan

...

Keterkaitan lndustri Kecil dengan Lingkungan ...

KESIMPULAN

...

Kesimpulan

...

Saran

...

(158)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan usaha industri dan tenaga ke j a menurut kelompok d u n 1994/ 1995 s.d. 1 9971 1 998

. .

. .

. .

. .

.

. . . .

.

. . . .

.

. .

.

. . .

. . . .

. . . .

. . .

. . . .

. .

. .

. .

.

.

. . .

.

6

2 Perincian jenis analisis, notasi, variabeUparameter serta surnber data

...

47

3

J d a h

pen& kerja dan yang dapat ditempatkan menurut tingkat pendidikan tahun 2000

. ...

. ... .

... ... ... .

. . .

55

4

Jumlah

unit usaha menurut kelompok industri di Kota Palembang pada tahun 2000

.. ... .. . . .

. . .

. . .

. . .

,

. . .

.

.

. .

,

.

.

.

. . . .

.

.

,

. . .

,

. . .

. . .

. . . .

. . .

.

. . . .

56

5 J d a h penduduk, luas desa dan kepadatannya di Kecamatan Ciampea

Tahun1999

...

61

6 Jumlah unit usaha indwtri kecil tahun 1995 sampai dengan tahun 2000

...

.

.

.

.

64

7 Hasil analisis LQ bedasarkan j umlah tenaga kerja tahun 2000

. . .

. . .

65

8 Hasil analisis

Idealization

index (LI) per sub sektor industri di wilayah Kota Palembang tahun 2000

....

... ... . ... .

.... ...

....

. .

.

.

. . .

67

9 Hasil analisis specialization index (SI) per kecamatan di Kota Palembang berdasarkan sub sektor industri tahun 2000

. . .

.

. . .

. . . .. . . .. . .

68

10 Nilai e n f r o ~ y tenaga kerja sektor industri Kota Palembang tahun 1 995

sampai dengan tahun 2000

...

69
(159)

Halaman

I

D

i

alur kerangka pemikiran

. . .

.

.

.

.,

.

.

. . .

. . . .

.

.

.

.

.

. .

.

. . .

. . .

. . . .

,

.

, ,

. .

. . .

.

14

2 Skema sistem ekonorni wilayah

dan

perdesaan

...

.... . ...

...

.... . ... .... .... ... . .

18

3 Bagan penentuan 2ilihan institusi melalui analisis ekonomi biaya - biaya

transaksi (transaction cost)

. .

. . . .. . .

. .

.

. . . .

. .

.

, , ,

..

. . .

. . . .

.

.

.

.

,

. . .

27

4 Speirtsum kontinum dari kemungkman bentuk

-

bentuk organisasi ekonorni

mulai dafi sistem pasar sampai kepada organisasi berhirarki secara integrasi vertikal

.

. . . .

. . .

.

. .

. .

. . . .. . .

.

. .

. .

,

.

,

.

. . .

. . . .

. . .

. . . .

. . . .

. .

, ,

.

, ,

.

, , ,

.

.

,

. .

3 1 5 Fungsi produksi : homogenous derajat satu

.... . .

. . . .

.

. .

.

.

.

. . .

. . . .

. . . .

. . .

. . . .. . .

3

7

6 Bentuk khas fungsi produksi : hanya pada fase 11 dan III yang relevan dengan keputusan produsen, yaitu Strict[y Quasi-Concave..

..

.

.

. . ... . ... . .. . . ... . .... . .

...

. 38

7 Bagadmodel alur analisis

dan

pengolahan data

... .... ...

...

.

. . . . , . .

50

8 Jurnlah tenaga kerja menurut cabang industri kecil tahun 1995 sarnpai dengan tahun 2000

.

. . . .

. . . .

. . .

. . .

. . .

.

. . .

. . .

,

.

.

,

.

. .

,

.

, , ,

. .

,

.

. .

. . .

,

. . .. . .

. . .

7 1

9 Jumlah unit usaha menurut cabang industri kecil tahun 1995 sarnpai

dengan tahun 2000

... . . . .. . .

.

. . .

,

.

.

.

.,

.

.

. .

.

. . . .

.:...

.

. . .

. . .

. . . .

. . .

. . . .

. . . .

. . . .

. . .

,

. .

.

72

10 Jumlah investasi menurut cabang industri kecil tahun 1995 sampai

dengan

tahun

2000

...

. . .

. .

.

. . . ...

.

. . .. . .

. . . . .. . .

. . .

.

. . .

73
(160)

...

2 Peta Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor 108

3 Hwil analisis shifr share sektor industri Kota Palembang tahun 1996 dan

...

tahun 2000 109

4 Hasil analisis enpopy sektor irldustri Kota Palembang tahun 1995 dan

tahun 1996

...

110

5 Hasil analisis entropy sektor industri Kota Palembang tahun 1997 dan tahun1998

...

112

6 Hasil analisis entropy sektor industri Kota Palembang tahun 1999 dm

...

tahun 2000

...

,. 114

7 Data

ailai

PDRB per sektor Kota Pdembang

tahun

I994 sampai dengan

...

tahun 1 999* 116

8 Hasil analisis pendugaan fungsi produksi CES (data Palembang)

...

117

9 Hasil analisis pendugaan fungsi produksi CES (data Bogor)

...

121

...

1 0 Data primer industri kecil Kota Palembang 125

1 1 Data primer industri kecil Kabupaten Bogor

... ...,....

...

126
(161)

Latar Behkang

Pembangunan

ekonomi

mengutamakan kepentingan peranan setiap wilayah

a a m proses perkembangan perekonomian bagi tercapainya perkembangan

perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan ekonomi adalah

untuk mencapai perturnbuhan yang berkesinambungan dan pembangunan ekonomi di

Indonesia merupakan salah satu bagian yang penting dari pembangunan nasional

dengan tujuan akhir rne~zingkatkan kesej ahteraan masyarakat.

Ciri-ciri ketidakseimbangan perkembangan atau perturnbuhan perekonomian

merupakan sdah satu faktor yang menimbulkan

d m

menyebabkan adanya goncangan

ekonomi, seperti yang sedang dialami Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sampai

saat ini. Krisis ekonomi yang berkepanjangan ini sangat mempengaruhi perkembangan

ekonomi

dan kondisi masyarakat sehingga dalam menghadapi permasalahan ini,

kepentingan peranan setiap wilayah hendaknya disesuaikan menurut tujuan

pembangunan wilayah dengan paradigma pembangunan wilayah yang diarahkan untuk

mencapai pertumbuhan (growth), pemerataan (equity) dan keberlanj utan (sustainable).

Berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor :

IVIMPW 1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1 999-2004 bahwa arah

kebijakm ekonomi, diantaranya adalah mengembangkan perekonomian yang

berorientasi global sesuai kemaj uan teknologi dengan membangun keunggulan

kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dm agraris

sesuai kompetensi dm produk unggulan di setiap daerah, terutama pertmian dalam arti

luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecii

dan

keraj inan

rakyat. Dari ha1 ini mengandung pengertian bahwa dalam pelaksanaan pendekatan

(162)

potensi wilayah yang ada sebagai arahan untuk masukan program pembangunan

sehingga dengan pengembang an potensi wilayah yang ada dalam pelaksanaan program

pembangunan, diharapkan akan be jdan secara efisien, efektif dan akurat dan mencapai

hasil yang optimal. Sejalan dengan mulai berlakunya otonomi daerah maka

keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah akan sangat bergantung kepada

kemampuan potensi dan sumberdaya daerah,

baik

sumberdaya manusia maupun

sumkdaya dam serta inhstruktur dan suprastruktur Iainnya ymg ada

di

daerah.

Dan

M

ini didukung dengan strategi pengembangan industri nasional dalarn menghadapi

tantangan perdagmgan globai clan menyongsong

era

perdagaugm bebas yang

diarahkafi

pada pengembangan produk unggulan ymg

akan

ditempuh melalui kebijakan pemilihan

beberapa produk industri lokal yang benar-benar memiliki keunggulan dan berdampak

luas bagi pengembangan sektor lain.

Cara yang paling tepat untuk mengembangkan perekonomian nasiod adalah

mengembangkan kegiatan ekonomi yang menjdi tumpm kehidupan ekonomi seluruh

rakyat dan msmpu mengakomcdasi keberadaan sumberdaya manusia yang ada. industri

kecil merupakan alternat if pili ban yang menggamhkan

M

tersebut dan merupakan

salah satu enhy point menuju pengembangan ekonomi indonesia di abad rnendatang,

yang berbasis pada aspek keadilan

dan

pemerataan atau mernbangun ekonomi

kerakyatan. Pentingnya industri kecil di negara-negara berkembang, seperti di

Indonesia sering dikaitkan dengan masalah-rnasalah ekonomi dm sosial di dalam

negeri, seperti tingkat kerniskinan yang tinggi, jumlah pengang- yang be=,

terutama dari golongan masyarakat berpendidikan rendah, ketimpangan distribusi

pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara urban dan rural, serta

madah urbanisasi dengan segala maam aspek negatifhya. Kesempatan

ke

rja, dalarn
(163)

masalah kesernpatan kerj a ini menj adi perrnasalahan yang serius sejak munculnya krisi s

ekonomi. Banyak perusahaan di dalam negeri yang terkena efek negatif dari

krisis

tersebut dan terpaksa mengurangi kegiatan atau sarna sekali menghentikan kegiatan

bisnis mereka terutama untuk perusaham-perusahaan yang besar dengan kepemilikan

modal yang tidak terialu kuat dan menggantungkan pada bahan

baku

impor sehingga

mengakibatkan banyak pekerja yang diberhentikan atau istilahnya putus hubungan kerj a

(PHK) serta diikuti pula dengan bertambahnya jumlah mgkatan

kerja

baru (misalnya

lulusrmn perguruan tinggi) yang men& pekerjaan meningkat twus setiap

tahun,

pertumbuhan popdasi

dan

perubahan struktur mur penduduk, yang kesemuanya

mengakibatkan jumlah orang yang menganggur baik yang terbuka maupun terselubung

pada masa krisis ini semakin meningkat

Industri kecil dalam mengatasi hal tersebut, mempunyai potensi untuk &pat

menimbulkan darnpak pembangunan yang strategis dalam ekonomi terutama

&am

aspek peningkatstn nilai tambah, aspek pemerataan kesempatan kerj a dan kesempatan

kndm, penyerapan tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran, kerniskinan dan

urbanisasi, pelestarian budaya

daerah

dan bangsa serta aspek penguasaan teknot ogi dm

keterampilan serta diharapkan dapat mengisi dan rnewuj udkan

ke

dalam struktur

industri yang pada giliranny a memperkokoh struktur ekonomi

.

Adapun langkah-langkah strategi dalarn meningkatkan industri

kecil ~#v://www.dprin.~o.id/idkrn)

,

yaitu :

1. Memberikan prioritas pengembangan komoditas unggulan daerah dengan

pendekatan klaster industri kecil yang berbasis kepada sumberdaya alarn (antara

lain: agro, kelautan)

dan

sumkr daya manusia sesuai dengan potensi daerah.
(164)

3. Fasilitasi dan upaya pemberdayaan melalui bantuan tehnik dan finansial serta

rnembuka

peluang dan kesempatan yang lebih luas.

4. Mendorong partisipasi masyarakat professional (Lembaga Pembina, LSM, Universitas dan Konsdtan) untuk berperan dalam pembinaan industri kecil.

5. Mengernbangkan jaringan kerjasama dan sinergi mtar berbagai instansi dan

lembaga pembinaan yang ada baik &lam negeri maupun luar negeri.

Badan Pengembangan I n d u d Kecil Departemen Perindustrian

d m

Perdagangan (Anonim, 2000b) menekankan pada beberapa program yang ditujukan

untuk mempromosikan pertumbuhan industri kecil, yaitu :

0 Pengembangan inisiasi

usaha.

9 Pengembangan sumber daya manusia.

'

Pengembangan teknologi

.

Q Program saling keterkaitan

+3 Program perbaikan fasilitas.

Kebijakan umum dalarn pengembangan dan pembinaan industri

kecil (h~://www.dwrin.glo .id/idkm), yaitu i) memperioritaskan pembinaan dan

y engembangan industri kecil yang rnenggunakan bahan baku lokal dan memiliki

jaminan pasar serta yang memperdagangkan produksi dalam negeri, ii) memberikan

peranan yang lebih besar kepada industri kecil untuk mendistribusikan barang dan jasa

terutama

bahan

kebutuhan pokok masyarakat, bahan baku industri dm hasil industri,

iii)

meningkatkan pelaksanaan kemitraan dan kerj asama usaha antara industri kecil

dengan

usaha

besar

ddam

dm

luar negeri, iv) mendorong pengembangan m a ,

prasarana dan kelembagaan y ang mendukung pemberdayaan industri

kecil,

dm
(165)

etika bisnis yang baik

dan

memahami aspek perlindungan konsumen. Dan untuk

kebijakan teknisnya, adalah :

Q Pengembangan iklim usaha untuk mewujudkan kondisi yang kondusif bagi

pengembangan industri kecil. Apabila d i p e r l u h pemerintah dapat melakukan

koreksi melalui intervensi.

+

Promosi pemasaran untuk meningkatkan akses pemasaran industri kecil.

+

Pengembangan produksi dan teknologi untuk meningkatkan daya saing. *:

* Pengembangan jaringan distribusi bagi industri kecil agar dapat memasuki j aringan

distribwi yang efisien.

8 Pengembangan sumber daya manusia dalarn ha1 kewirausahaan, manajerial maupun

keterampilan teknis industri dan perdagangan.

Q Pengembangan permoddan untuk memperkuat struktur permodalan i n d h kecil

serta mempermudah akses

ke

sumber keuangan.

Q Penyebaran informasi yang diperlukan dalam pengembangan usaha, pengembangan

kelembagaan pembina industri kecil

.

Perurnusan Masatah

M d a h ketenagakerjaan rnasi h merupakan fenornena peli k bagi kota

. Palembang. Pertumbuhan

penduduk

dari tahun ke tahun terus meningkat seiring

dengan pertumbuhan tenaga kerja, Jumlah pencari kerja yang tercatat

di

Dinas Tenaga

Kerja Kota Palembang tahun 1999 menurut tingkat pendidikan dari tingkat SD sampai

dengan Universitas adalah sebanyak 30 654 orang sedangkan yang dapat ditempatkan

hanya 1 926 orang. Dan adanya dampak krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan

tahun 1997 mendorong bertambahnya jumlah pengangguran sehingga guna

mengatasinya perlu dipikirkan dan dilakukan jenis lapangan kerja yang dapat

(166)

diimbangi maka tingkat pengangguran &an terns meningkat dan berdampak kepada

meningkatnya kerniskinan dan berbagai kerawanan sosial.

Kota Palembang yang struktur perekonomiannya masih diddminir oleh sektor

industri pengolahan yang pada tahun 1999 sumbangannya terhadap PDRB sebesar

37.56% dengan migas dm 31.15% tanpa migas. Adapun usaha industri di Kota

Palembang terbagi dalam empat kelompok, yaitu : industri kecii, aneka industri, industri

kimia dasar dan industri logarn dasar. Selama terjadinya krisis ekonomi, industri kecil

merupakan kelompok usaha industri yang lebih banyak b e r t h n dibanding keIompok

industri lainnya dan bahkan bertambah ddam jumlah unit usaha maupun jumlah tenaga

kerjanya.

Tabel I . Perkembangan usaha industri dan tenaga kerj a menurut kelompok tahun

1994/1995 s.d. 199711 998

Smber : s d e p ~ i & Perin&g Kota Paiembang

Kelornpok-kelompok industri kecil menurut cabangnya yang ada di kota

Palembang, yaitu 1) industri kecil pangan, 2) industri kecil sandang dan kulit,

3) industri kimia dan bahan bangunan, 4) industri kecil kerajinan umum dan 5 ) industri

kecil logam, jasa dan lainnya. Sehingga perlu diketahui apakah eksistensi dan potensi

[image:166.578.83.529.374.760.2]
(167)

pernasalahan diatas dalam rnenunjang pembangunan ekonomi wilay ah di

Kota

Pal embang.

, Sej alan dengan diberlakukannya otonomi daerah yang dimulai pada awal

tahun 2001 ini maka peranan pemerintah daerah sangat penting dalam menggali potensi

lokalnya sebagai sumber keuangan dalarn membantu membiayai pembangunan

daerahnya s e w mandiri. Untuk itu Pemerintah Daerah Kota Palembang dalam hal

peningkatan sisi penerimaan perlu berupaya bagaham potensi lokal yang ada &pat

meningkatkan pemasukan kas daerah atau dengan kata lain sebagai kontribusi bagi

pendapoztan asli daerah (PAD). Kota Palembang yang berada dalarn pengembangan

segitiga pertumbuhan ekonomi sub regional Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT)

dan

pwsiapan menyongsong era perdagmgan bebas, kita dituntut mtuk rnampu

bersaingkrkompetitif maka periu adanya perhatian dan p e d a a t a n potensi Iokd

yang ads seperti produk unggulan daerah yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan

Walikota No. 1 2 1 IKPTSIBPPII 999 mengenai Pmduk Unggulan Daerah Kota Palembang

untuk sub sektor industri kecil adalah i) tenun songket, jumputan

dan

tajung,

ii)

kerupuk dan kemplang, serta iii)

ukiran kayu

khas Palembang

dan

lacquer. Hal ini

merupakan sdah satu kegiatan ekonomi yang &pat berperan atau diperbesac

pemannya d m perlu rnendapat perhatian Pemerintah Daerah Kota Palernbang sehingga

untuk ha1 tersebut perlu diketahui keragaan industri kecil, khususnya yang merupakan

produk unggulan daerah yang nantinya output industri tersebut diharapkan mampu

memkikan kontribusi dalam peningkatan PAD serta kesej ahteraan rnasyarakat

.

Pada

penelitian ini dalam rangka pengembangan industri kecil di Kota Palembang &an

dibar~dingkan dengan jenis industri kecil yang ada di Kabupaten Bogor dengan

mengambil lokasi di Kecarnatan Ciampea yaitu industri kecil anyaman bambu

(168)

hdustri kecil dan industri kerajinan nunah tangga yang merupakan wewenang

dari Pemcrintah Daerah Kota Palembang dalam pengembangan dan pembinaannya

sehingga perlu diketahui sejauhrnana intervensinya

baik

dilihat dari sistem

kelembagaannya, akses

ke

permodalan, pemasaran.

Maka dari ha1 tersebut diatas rumusan masalah yang akan diajukan

&ah:

1. Apakah potensi industri kecil addah sebagai sektor basis daiam menunjang

pembangunan wilayah di Kota Palembang ?

2. Bagaimana keberadaan industri kecil yang ada terhadap perekonomian wilayah

di

Kota

Palembang dili hat dari pertumbuhan dan sebaranny a?

3.

Bagairnana keragaan dan intervensi Pemerintah Daerah dalam pengembangan

, indusiri kecil, khususnya yang merupakan produk unggulan daerah Kota

Pdembang yaitu industri kecil tenun songket, jumputan aan tajung; kerupuk

dan

kemplang serta ukiran kayu khas Palembang dan lacquer dengan

mernbandingkannya terhadap jenis industri kecil yang ada di Kecarnatan

Cimpea Kabupaten Bogor yaitu industri kecil bongsang (anyaman barnbu) dan

tas dilihat

dari

sisi kelemhagaan dan akses ke permodalan, pemasaran serk

pembinaann ya

Sehingga diharapkan andisis potensi pengembangan industri kecil dapat memberikan

suatu kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangm masalah-

&ah tersebut diatas.

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah sub sektor industri kecil adalah sektor basis

di

be~bagai

kecmatan di Kob Palembang.

2. Mengetahui perturnbuhan

dan

penyebaran industri kecil yang ada terhadap
(169)

3. Studi banding keragaan serta sistem kelembagaan dan akses ke permodalan,

pemasaran serta pembinaan industri kecil di Kota Palembang dengan industri

kecil di Kccamatan Cimpea Kabupaten Bogor.

Kerangka Pemikiran

Paradigma pembangunau wilayah diarahkan kepada terjadinya pemeram,

perturnbuhan dan kebmlanjutan. Strategi pembangunan yang diharapkan atau perlu

dilakukan &ah strategi yang menempatkan sektor ekonomi rakyat sebagai sasaran

utama pembangunan untuk mendukung ha1 ini maka arah kebijaksanaan ekonomi harus

pula ditujukan kepada sektor-sektor yang sarat dengan kepentingan rakyat, yang terkait

&ngan potensi dan kapasitas rakyat serta sekaligus sesuai dengan sumber-sumber lokal

yang tersedia. DaIam kclnteks industri kecil merupakan salah satu dternatif yang dapat

dipilih dan rnerupakan salah satu langkah untuk nlembangun ekonomi kerakyatan clan

akan

membantu mengatasi permasalahan yang terjadi terutama dampak yang

diakibatkan krisis ekonomi, seperti meningkatnya tingkat pengangguran

dan

kemiskinan.

Keberadaan atau pertumbuhan industri kecil

di

negara-negara berkembang,

seperii di Indonesia diharapkan dapat memberi suatu kantribusi positif yang s i g n i f h

terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah ekonomi dan sosial di dalarn

negeri, seperti tingkat kemiskinan yang tinggi, j umlah pengangguran yang besar,

terutama dari golongan masyarakat berpeildidikan rendah, ketimpangan distribusi

pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara urban dan rural, serta

masalah

urbanisasi (Tambunan, 1 998). Sehbgga dalam ha1 ini diperlukan strategi

pengembangan industri yang

harus

mengarah kepada spesialisasi, bukan broad base,
(170)

a) Memanfaatkan potensi keunggulan komparatif dan kompetitif.

b) Secara potensid dapat meningkatkan total nilai tambah sektor manufaktur, PDR3

dan PDB, serta ekspor non migas.

c) Meningkatkan kesempatan kerja p d u k t i f .

d) Mengurangi ketergantungan terhadap impor, dan

e) Berdampk luas bagi pengembangadmbuhan output di sektor-&or lainnya. Kota Palernbang dalam perolnnya sebagai kota Iima dimensi, yaitu perdagangan,

industri, pendidikan dan kebudayaan, pernerintahan dan pdwisata yang maw drmlam

Rencana Tata R u g Wilayah Kota Palembang Tahun 1999

-

2004 dinyatakan Wwa kegiatan industri di Kota Palembang meruphn motor penggemk bagi perkembangan

kestabilan pembmgunan kota.

Usaha industri

di

Kota Palembang didominmi oleh

industri kecil d a r n patumbuhan

dan

perkembangamp rnempunyai arti yang relatif

penting dalam segi sumbangannya terhadap produk domestik regional bruto (PDRB)

maupun potensinya dalarn menyerap tenaga kerja wilayah sehingga eksistensinya

dituntut untuk dapat berfungsi sebagai kegiatan basis ekonomi wilayah kota Palembang.

Metode kuosien lokasi (Location Quotien = LQ) merupakan metode analisis yang dapat

digunakan untuk mengetahui eksistensi sub sektor industri kecil apakah termasuk

kegiatan basis atau non basis, dimana kuosien lokasi yang lebih besar dari atau sama

dengan 1 sebagai pehrnjuk kegiatan sektor basis atau adanya potensi ekonomi suatu

wilayah, berdasar aktivitas ekonomi

wilayah

tersebut sedangkan untuk kuosien lokasi

kurang dari 1 merupakan kegiatan non basis. Jadi metode kuosien lokasi ini banyak

dipakai untuk menganalisis peranan suatu sektor pada suatu wilayah dan didukung

dengan analisis localizarion index (LI) dan speciuiizafion index (SI). SeIain analisis ini

juga digunakan analisis shift share dalam mengetahui keunggulan kompetitiflshare

(171)

Produk unggulan ekspor non migas d m andalan daerah lebih diarahkan kepada

sumbexdaya alam khususnya yang dapat diperbaharui dan merupakan produk yang

mempmyai keunggulan teknologi yang cukup menonjol dan inovatif baik sektor

pertanian maupun industri kecil dan jasa, mempunyai jangkauan pemasaran yang luas

baik lokal, nasiod maupun ekspor, mempunyai ciri

khas

daemh dm melibatkan

masyarakat banyak (tenaga kerja setempat), mempunyai kandungan bahan baku lokal

yang tinggi, mempunyai jaminan bahan baku lokal yang

banyak

dan stabil atau melalui

pembudiday aan serta ramah lingkungan dan dapat memproduksikm buday a lo

kal

.

Pengembangan prod& yang potensid d m laku di pasar (unggulan), apabila berhasil

d m

meningldm pendapatan, yang akhirnya wilayah tersebut hrkembang,

kesempatan keja meningkat, mengunmgi kerniskinan dan mengurangi urbanisasi.

Sebagaimana

i n d u d kecil

yang merupakan kelompok

usaha

industri yang

mendomimimi di Kota Palembang. Berkaitan dengan ha1 ini Pemerintah Daerah Kota

Palembang telah menetapkan produk unggulau daerah menurut Swat Keputusan

Walikota Nornor : 12

11KPTSIBPP11999,

yaitu :

1 . Industri kecil :

a. Tenun songket, j umputan dan tajung

b. Kerupuk dm kernplang.

c. Ukiran kayu khas Palembang dan lacquer.

2. Temak unggas : ayam buras, ayam ras dan burung

puyuh.

Praduk unggulan daerah ini diharapkan &an menggairahkan kegiatan ekonomi, antara

lain terbukanya kesernpatan kerja yang lebih Iuas dirnana pada gilirannya fenomena ini

akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Bappeda Kota Palembang, 20001,

(172)

jumputan dan tajung; kerupuk dan kemplang serta ukiran kayu khas Palembang dan

lacquer.

Peranan industri kecil sangat penting d a l m perekonomian nasional, terutama

dalam aspek peningkatan kesempatan keja, pemerataan pendapatan dan peningkatan

penerimaan negara. Pemerintah dengan berbagai usaha telah dilakukan dalam

membantu perkembangan atau pembinaan industri kecil namun pengembangannya

sampai saat

ini

masih lambat dengan penyebabnya, antara lain produktivitas yang

rendah, kurangnya modal, pendidikanlketerampilan y ang rendah, persaingan serta

pemasaran. Sehingga industri kecil tidak akan turnbuh tanpa dukungan kebijaksanaan

yang jeias karena industri kscil merupakan "embrio" yang lemah dan perlu perlakuan

yang khusw.

Persaingan yang lebih ketat karena keterbukaan pasar Asia Tenggara tahun

2003

dan

menjelang pasar Asia Pasifik tahun 201012020 perlu mengadakan upaya-

upaya untuk meningkatkan efisiensinya sehingga industri kecil perlu meIakukan

pengembangan produk sehingga siap bersaing di pasar domestik maupun regional atau

global. Hal seperti ini ti& bisa hanya dipikirkan oleh industri ini sendiri, melainkan

juga

memerlukan bantum dari pihak eksternal, seperti dari pemerintah, lembaga

pendidikan tinggi, lembaga riset, dan se bagainya. Bantuan

ini

misalnya berkaitan

dengan pengembangan produk dm peningkatan kuditasnya. Selain itu industri kecil

juga perlu mendapat informasi tentang produk yang diiinginkan pasar, dan rekayasa

tehologi pengembangannya sehingga mereka bisa terus memperluas pasamya karena

peluang masuk ke pasar dunia kini sernakin terbuka dengan adanya ASEAN Free Trade

Area (AFTA) maupun The Asia

-

Pasific Economic Cooperation

(APEC)

sehingga

diharapkan industri kecil akan bisa meojadi basis ekonomi nasional yang kuat di masa

(173)

Kemampuan penguasaan teknolugi yang efesien atau

tidak

efisien merupakan

salah satu faktor penting bagi sektor industri atau usaha dalam mencapai keunggulan

kompetitif. Untuk ha1 ini perlu diketahui keragaan industri kecil dengan teknologi yang

ada ddam rangka pengembangan industri kecil, dengan menggunakan teknologi

(fungsi produksi) constant elasticip substitution (CES) dimana.akan

dibandingkan

industri kecil di Kota Palembang dengan industri kecil yang ada di Kecarnatan Ciampea

Kabupaten Bogor untuk melihat bagaimana keragaannya, bantuan modal, kelembagaan

dan kernitraan dan pemasaran produk industri kecil serta pembinaannya ddam upaya

. pengembangan industri kecil sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalarn mengatasi pernasalahan yang terjadi dalam pengembangan dan

pembinaan industri kecilnya

.

Hipotesis

1)

Sub sektor

industri kecil diduga merupakan sektor basis

dalam

perekonomian

wilayah

di

Kota Palembang. (LQ 21).

2) Potensi pengembangan industri kecil dilihat dari perturnbuhan

dan

sebarmya

diduga keberadaan sub sektor ini menciptakan kesempatan berusaha, penyerapan

tenaga

keja,

pemerataan pendapatan sehingga akan berdarnpak d a l w

memperbaiki kesejahteraan masywakat

.

3) Diduga sementara bahwa dengan penggunaan teknologi yang efisien akan

membantu drtlam peningkatan produk industri kecil yang menunjang

pengembangan industri kecil

4) Intervensi Pemerintah Daerah diduga masih perlu ditingkatkan dalam

pengembangan industri kecil, terutama akses ke permodalan serta ketersediaan

bahan

baku, k e l e m b a g m y a, pembinaan terutama kemarnpuan penguasaan
(174)

Paradigma pembangunan wilayah:

-

Pemerataan

- Pemmbuhan

-

Keberlanjutan

pengengguran,

kcmiskinan &

kernwanan sosial

-

Otonomi daerah

dgn bepen- + potensi

8tkapasitasrakyatsertasumber-

sumbcr low yg t d k

punasuksur tugi kas

AIternatif pilihan :

-

f kes. berusaha Industri Kecil

- Bagaimam sistem

rPotensi pengembangan industri

'

kecil yang berdaya hasil guna &lam menunjang pembangunan ekonomi wilayah

[image:174.580.75.516.46.772.2]

I

(175)

TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan Ekonomi Wlayah

Pengertian pembangunan adalah mengadakan atau mernbuat atau mengatur

sesuatu yang belum ada. Pengembangan adalah memajukan atau memperbaiki atau

meningkatkan sesuatu yang sudah ada. Keduanya dilakukan untuk kernakrnuran dan

kesejahteraan masyarakat. Pabangunan dan pengembangan dapat merupakan

pembangunan fisik atau pengembangan fisik, dan &pat merupakan pembangunan sosial

ekonomi atau pengembangan susial ekonomi. Pembangunan atau pngernbangan dapat

mempakan skda nasional, regional, atau lokal. Pembanguadpengembangan regiod

meliputi suatu wilayah dan mempunyai tekanan utama pada perekonomian dan tekman

y ang kedua adalah pada keadaan fisik (Jay adinata, 1 999).

Menurut Todaro (1 999) bahwa pernbangunan harus dipandang sebagai suatu

proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan rnendasar atas

struktur

sosial, sikap-sikap masyarakat, dm institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar

akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta

pengentasan kerniskinan. Jadi pada hakekatnya, pembangunan itu hams rnencerminkan

perubahan total

suatu

masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan

tanpa rnengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun

kelompok-kelompok sosid yang ada di dalamnya untuk bergerak maj u menuj u suatu

kondisi kehidupan yang serba lebih baik secara material maupun spiritual.

Pada umumnya tujuan-tujuan dan prinsip-prinsi p daripada kebij aksanaan

pembangunan negara, antam lain adalah : a) mencapai kenaikan yang cepat daripads

pendapatan per kapita; b) men yedialcan kesempatan kerja y ang cukup;

c )

mengadakan redistribusi pendapatan supaya lebih merata; d) mengurangi perbedaan dalarn tingkat
(176)

16

yang lain; e) merubah stmktw perekonomian supaya tidak berat

sebehh V a h , 1978).

Pada Anwar, et.d (1 996) mengatakm bahwa penentuan p e m sektor-selctor pembangunan dihmpkan mewujudkan keserasian antar sektor pembangumn sehingga

dapat meminimalisasikan inkompabilitas antar sektor dalam p e d a a t a n ruang;

mewujudkan keterkaitan antar sektor baik ke depan maupun

ke

belakang; dan proses

pembangunan yang berj alan secara bertahap ke

=ah

yang lebih rnaju serta menghindari

k e b r a n dan kemubaziran sumberdaya.

Menurut Anwar (2001) bahwa paradigma pembangunan wilayah diarahkan

kepada terj adinya

.

pemerataan (equiv) y ang mendukung perhun

buhan

ekonorni

(eficierrcy)

,

dan keberlanjutan (sustainabiliry) dalarn pembangunan ekonomi. Oleh

karena itu berdasarkan paradigma pembmgman wilayah

ini

dapat mengacu kepada apa

yang disebut dalil kedua fundamental ekonomi kesejahteraan (The Second Fundamental

of Welfare Economics), dirnana ddil

ini

menyatakan bahwa sebenamya pemerintah

dapat memilih target pemerataan ekonomi melalui transfer, perpajakan

dan

subsidi,

sedan- ekonomi selebihnya dapat diserahkan kepada mekanisme pasar

.

Sedangkan

penterjemahan dari paradigma ini kepada pembangunan spasial adalah untuk m e n d

keseimbangan kemajuan pembangunan yang lebih merata secara regional (regionul

balance) dengan mernanfaatkan potensi

dm

jenis keungjylan yang terdapat pada

masing-masing wilayah dan mengurangi sampai menghapuskan terj adinya urban bias.

S e a m

umum,

suatu wilayah adalah suatu area geografis, teritorial atau

ruanghempat yaitu bisa suatu negara, negara bagian, daerah, tduk, blok atau desa,

akan

tetapi wilayah tidak selalu beraplikasi terhadap suatu ruang atau area yang

khusus

karena dapat juga dilihat sebagai satu kesatuan ekonomi, politik, sosial, administratif,

(177)

17

Pada penetapan batas-batas wilayah, terdapat pengelompokkan berdasarkan

kriteria homogenitas, nodal, dan administratif. Konsep homogenitas menetapkan

wilayah badasarkan beberapa persamaan baik fisik, sosial rnaupun

ekonomi.

Konsep

nodal menetapkan wilayah badasarkan perbedaan struktur tats ruang karena terdapat

sifat ketergantungan secara fungsional, misdnya mtara wilayah pusat (inti) yang

berfUngsi sebagai pusat konsentrasi tenaga kerja, lokasi industri dm jasa, seprti pasar

bahan mentah dan biasanya merupakan kawasan perkotaan dengan wilayah belakang

(hinterland) yang biasanya kawasan perdesaan dan berfungsi sebagai pemasok tenaga

kda,

pernasok bahan mentah, serta pasar dari industri dan jasa. Terdapat lima wilayah

ddam sistem ekonomi wilayah yaitu : 1) wilayah A menyangkut hubungan den*

kegiatan luar negeri;

2)

wilayah B

adalah

wilayah bercirikan ekonomi industri besar

barang konsumsi

dm

industri jasa moderen dalam

konteks

Indonesia, sebagian besar

berlokasi di Pulau Jawa dan dalam konteks regional berlokasi di perkotaan atau

pinggiran kota;

3 )

wilayah C adalah wilayah yang bercirikan ekonomi industri

ekstraktif dan penghasil bahan primer seperti pertambangan, perkebunan besar;

4) wilayah D adalah wilayah yang bercirikan ekonomi usaha kecil dm informal di

perkotaan serta merupakan bejana besar dalam menampung migrasi penduduk yang

menyebabkan kekumuhan dan masalah sosial lain di p e r k o w ; dm 5 ) wilayah

E

adalah wilayah yang bercirikan ekonomi industri kecil dan sektor primer tradisional

di

perdesaan seperti pertanian tanaman pangan, perikanan nelayan, peternakan sderhana,

dan perkebunan rakyat, sampai kerajinan rumah tangga dan wilayah E ini merupakan

tempat kedudukan sebagian besar penduduk Indonesia sebagai masy arakat agraris.

Untuk negara Indonesia, sebagian besar interaksi

d m

arus uang terjadi di atas garis P,
(178)

dengan luar negeri. Dengan men-

klasifiLasi

sedehna pendekatm

m i a n ,

dapt digambarkan sistem ekonomi wilayah seperti pada Gambar 2.

[image:178.569.56.490.70.805.2]

Urban

-

I o n Urban

Gambar 2. S kema sistem ekonomi wilayah dan perdesaan

Fernbangunan wilayah seperti yang didefmisikan, yaitu untuk mencapai tujuan

pembangunan wilayah yang mencakup aspek pertumbuhan, pernerataan dan

berkelanjutan memerlukan pengertian perencanam pembangunan wilayah berdimensi

~ a n g yang berkait dengan aspek sosial ekonomi wilayah dimana penekanannya lebih

kepada mewujudkan pertumbuhan ekonomi (Anwar, et.al, 1 996).

Menurut Anwar (200 1 ) bahwa pertimbangan pembangunm wilayah

rnembutuhkan pendekatan multidimensi terutama yang menyangkut : 1) p e m teknologi dalarn produktivitas, 2) pembangunan sumberdaya manusia (terutama

(179)

19

memperhati kan aspek lingkungan hidup, dan 4) pembangunan administrasi dan

finansial (termasuk mendorong partisipasi luas kepada masyarakat dan

memperhitungkan aspek politik-institusiod).

Dimensi pernbangunan kota dan wilayah tidak hanya bersifat fisik, melainkan

juga meli puti pembangunan ekonomi dan sosial. Kerniskinan merupakan kendala yang

penting dalam pembangunan ekonomi dan keadaan ini merupakan gejala umum yang

terdapat pada wilayah harnpir dimana-mafia, maka masalah ini termasuk persodan

pokok yang hams dipecahkan dalam panbangunan wilayah. Oleh karena itu, apabila

kita tidak mampu mengatasinya, maka konsekuensi yang timbul adalah bahwa tingkat

penclapatan nasional Icebanyakan akan habis dikonsumsi dan karenanya hanya sedikit

sisanya untuk dapat ditabung sehingga tidak ada dam finansial yang dapat membiayai

investasi unhk pembangunan ekonomi (Anwar, 200 1).

Semakin

meningkatnya j d a h

pengangguran apalagi setelah terjadinya krisis

ekonomi

yang dimulai pada p e r t e n g h

tahun 1997 juga merupakan d a h satu persodan

pokok

Mam

pembangunan wilayah

selain masalah kemiskinan dan pengangguran hi

bisa

mendorong semakin

bertambahnya

kerniskinan yang terjadi serta dampak negatif Iahnya.

Menurut Arsyad (1999), pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai

kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara mtuk mengembangkan kegiatan

ekonomi dan kualitas hidup masyarakatnya. Jadi pembmgunm

ekonomi

hams

dipandang sebagai suatu proses dimana saling keterkaitan

dan

d i n g mempgamhi

antara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembangunan ekonomi tersebut

dapat diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama sehingga diketahui runtutan

peristiwa yang timbd yang akan mewujudkan peningkatan kegiatan ekonomi

dan

taraf

kesejahteraan masyarakat daci satu tahap pembangunan

ke

tahap pembangunan
(180)

20

Keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oieh tiga nilai pokok yaitu :

i) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya

(basic needs), ii) meningkatkan rasa harga diri (self esteem) masyarakat sebagai

manusia, dan iii) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih Cfi-eedomfi.om

servitude) yang merupakan salah saw dari hak asasi manusia (Todaro M a m Arsyad,

1999).

Definisi dsln Karakteristik Industri KeciL

Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan pemsahaan industri pengolahan di

Indonesia ke dalam empat kategori, yaitu :

a) Industri kerajinan rumah tangga : usaha industri yang mernpunyai tenaga kerja

1

-

4 orrtng.

b)

Industri kgcil : usaha industri yang mempunyai tenaga kerja 5 -1 9 orang.

c) 1ndusb.i sedang : usaha industri yang mernpunyai temp keja 20 - 99 orang.

d) lndustri besar : usaha industri yang mempunyai te~lerga kerja 100 oranuebih.

Hal diatas lebih didasarkan pada banyaknya tenaga kerja yang tcrlibat didalamnya (yang

bekerja di penrsahaan indusb.i) tanpa memperhatikan penggunaan mesh produksi sata

tidak memperhatikan model kapitd yang digunakan.

Berdasarkan Swat Keputusan Menteri Perindustrian

clan

Perchgangan

No.

589/MPP/KEP110/

1999, pengertian industri kecil

adalah

suatu kegiatan usaha

industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan 200 juta rupiah tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usah (http://wvw.dprin.go. iaidkm).

Industri kecil mempunyai kdudukan yang

lemah

karena sebagian besar

usahanya bersi fat perorangan tidak berakta notaris, dm secara

ekonomis

mempuny ai

posisi tawar yang lemah dalam pasar k a n a sifat usahanya yang tidak terorganisir. Para

(181)

2 1

koperasi atau asosiasi sebagai sarana untuk menggdang kekuatan usaha bersama, tetapi

lebi h suka bekerj a sendiri-sendiri bahkan kadang-kadmg menjurus pada kompetisi yang

merugikan, bahkan saling mematikan atau cut throat competition.

Panandiker dalarn Tambunan (2000) menjelaskm bahwa Industrj kecil

walaupun memproduksi barang-barang yang sama dengan yang diproduksi oleh ind~tri!

menengah dan besar, namun perbedaan baik secara alamiah maupun rekayasa,

misalnya ddarn ha1 warna, selerdpola konsumsi, rasa, packing, haqp atau pelayman.

Contohnya dalam ha1 ini adalah barang ukiran, kain tenunan yang secara teori produk-

produk ini memang dapat dibuat dengan mesin besar, akan tetapi banyak orang terutama

turis asing iebih memilih proses produksinya dengan buatan tangan karena mengandung

nilai kultur

suatu bmgsa karena mereka tidak fianya melihat dari segi kegunaannya saj a

Eksistensi dan Pernnan Induzrtri Kecil dalam Perekonomian Wilayah.

Menurut Thunk dalam Thoha (2000) Mwa ada enam faktor yang menjelaskan

eksistensi

industri kecil,

yaitu : patama,

dam&

tmqortasi dimana biya lransportasi mernpunyai pengaruh yang s i g n i m terbdq biaya pemasaran untuk

jenis

barang

tertentu atau pada tingkat retail ;

kedua

adalah pengaruh

ukuran;

ketiga adalah pengarub

penyesuaian

dimana

perusahaan kecil lebih mudah melakukan penyesuaian pada output <

Gambar

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ................................................................................
Tabel I. Perkembangan usaha industri dan tenaga kerj a menurut kelompok tahun
Gambar 1 . Diagram alur kerangka pemikiran
Gambar - 2. S kema sistem ekonomi wilayah dan perdesaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum agama Islam datang di pulau jawa kebudayaan jawa dipengaruhi oleh budaya animisme, dinamisme, hindu dan budha, setelah Islam datang terjadi asimilasi antara Islam dengan

Penerapan model pembelajaran SiMaYang akan membantu siswa dalam memecahkan fenomena kimia yang sangat bergantung pada bagai- mana merepresentasikan konsep- konsep kimia

(api&#34; dari jumlah itu yang dikabulkan hanya - unit sepeda motor. Adapun 7 unit sepeda motor sisanya baru dikirim bulan ini. %useno bertekad&#34; untuk menjadi besar harus

Penelitian ini mengacu pada penelitian Knechel dan Vanstraelen (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Knechel dan Vanstraelen adalah penambahan variabel

2) Perancangan Sistem Pendeteksian Warna Perancangan sistem pada penelitian ini mengunakan perangkat lunak Matlab 7 untuk analisis citra sehingga dapat mendeteksi gerakan

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Kajian rintis terhadap modul ini menunjukkan bahawa aktiviti membina dialog dengan mengunakan kata sapaan yang tepat tidak dapat dijalankan dalam waktu 20 minit,