,4NALISI[S POTENS1 PENGEMBANGAN
I W U m
KECIL
DALAM
M E W A N G
PEMBANGUNAN
EKONOMI WIIAYAH
DI
KOTA PALEMIBANG PROVINSI SUMATERA
SELATAN
OLEH :
EKA
SRIWIDIANTI
PROGRAM
PASCASARJANA
INSTITUT
PERTANIAN
BOGOR
SURAT
PERNYATAAN
Dengaii ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN ZNDUSTRI KECIL DALAM
MENUNJANG PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH Dl KOTA
PALEMBANG PROVINSI SUMATERA
SELATAN
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dm belum pernah dipubliiasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
ANACISIS POTENS1
PRNGEMBANGAN
INDUsI'RI IKECIL
DALAM MENurgANG PEMBANGUNAN
EKONOMI W Y A H
DI
KOTA PALEMBANG PROWNSI SUMATERA
SELATAN
OLEH
:EKA
S W D I A N T I
Tesis
sebagai
salah
satusyarat untuk rnemperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program
Studi
Ilmu
Perencanaan
Pembangunan
Wilayah
dan
Perdesaan
PROGRAM
PASCASARJANA
INSTITIIT PERTANIAN BOGOR
JuduI Tesis : Analisis Potensi Pengemb~ngan Industri Kecil dalam Menunj ang Pembangunan Ekonomi ' Wilayah di
Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan
Nama : Eka Sriwidianti
NRP : 99351
Program Studi : Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan
Menyetujui,
I . Komisi Pembimbing
-
Prof.Dr.Ir.H.Affendi Anwar. MSc
Ketua
Dr.1r.Akhmad Fauzi, MSc Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan
Y ? b L e
Prof.Dr.lr.H.Affendi Anwar. MSc I > @
<'\o -, .I. -- 1
RIWAYAT
liIDI.JP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 12 Juli 1972 dari ayah
Ratip Atmoidjojo, M.Sc dan Ibu Amrona Abubakar. Penulis merupakan putri pertama
dari empat bersaudara.
Tahun 1990 penulis lulus dari SMA Negeri 9 Surabaya dan pada tahun yang
sama Iulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN. Penulis
memilih Program Studi Ilmu dm Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan lulus
pada akhir tahun 1994.
Penulis bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Bappeda Kota Palembang sejak
November tahun 1996 sampai dengan sekarang. Pada tahun 1999 penulis mengikuti tes
peneri maan beasiswa program pascasarj ana dari Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (B appenas), kemud ian diarahkan untuk mengi kuti pendidikan pada program
pascasarjana di Institut Pertanian Bogor dan pada tahun ini juga diterima sebagai
mahasiswa pascasarjana Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Menunjang Pembangunan Ekonomi Wiiayah di Kota YalemDang rrovlnsl Sumatera Selatan Penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang
diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Iimu
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Program Pascasarjana lnstitut
Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak ProEDr.Ir.H.Affendi- Anwar, M. Sc
selaku Ketua Kornisi Pembimbing; Bapak Dr,Ir. Akhrnad Fauzi, MS dan Bapak
Dr.Ir.Eman Rustiadi, M.Agr selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih
kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Pembangunan, BAPPENAS serta
Pemerintah Daerah Kota Palembang yang telah memberikan bantuan biaya pendidikan
dan penelitian, Kepala Bappeda Kota Palembang, Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Palembang dan Kabupaten Bogor beserta staf, Yayasan Bina Insani
Bhakti Mulia beserta staf yang telah banyak rnembantu selama menjalankan penelitian, Satti, Dian, Mbak Esti, Kak Taufik, Pak Yaya, Pak Joko, Atiek, Mustofa serta rekan- rekan lainnya di PWD 1999, PWD 1998, PWD 2000, Ayuk Wiwit, Ayuk
Mis,
Eva, Kak Rudi, Kak Hendra, Kak Izaryadi, Erlina serta rekan-rekan lainnya di Bappeda Kota Palembang, rekan-rekan di G-1 Erlinda, Fenti, Lucy, Rina W, Anik, RinaR,
dan Ayu, seseorang yang dekat serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atassegala bantuan, doa dan dukungannya. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak, ibu dart adik-adik, Om d m Tante Sumarkam, Mbah dan Nyai serta seluruh sank keluarga, atas segala doa, dorongan semangat dm kasih sayangnya.
...
DAFTAR TABEL
...
.
.
ix
...
DAFTAR GAMB AR x
DAFTAR LAMPIRAN
...
xiPENDAHULUAN
...
.
.
.
...
I Latar Belakang...
.
.
...
1 Perurnusan Masalah...
5...
...*...*...*...*...
Tujuan Penelitian ,. 8
Kerangka Pemikiran
...
9Hipotesis
...
13TINJAUAN
PUSTAKA
...
..
...
...
...
Fernbangunan Ekonomi Wilayah
.,,,,.
Definisi dan Karakteristi k lndushi Kecil
...
...
Eksistensi dan Peranan Industri Kecil dalam Perekonomian Wilayah Pengembangan d d Pembinaan Industri Keci l
...
Kelembagaan
...
...
KemitraanPemasaran
...
Teori Basis Ekonomi : Location Quotient
(LQ)
...
Teknologi
(Fungsi Produksi) CES...
...,...
...
METODE
PENELITIAN...
Lokasi dan Waktu Penelitian...
...
...
...
Metode Pengumpulan Data
Metode Anal isis
...
.
.
.
...
Model Basis Ekonomi : LQ (Location Quotien)...
Analisis Localizution In A x (LI)...
Analisis Specialization Jndex ( S I )...
.
.
...
Analisis Shifr Share
...
...
...
Adisis Entropy.
..
..
Teknologi (Fungsi Produksi) Constunt Elastisity Substitution ( C E S )
...
Analisis Deskripti f
...
...
GAMBARAN
UMUM
WILAYAH PENELITIAN 51S e j d Kota Palembang
...
51Keadaan Iklim dan Geografi
...
52Kependudukan dm Ketenagakerj aan
...
54...
Industri Kecil di Kota Palembang 55
HASIL DAN PEMBAHASAN
...
Keadaan Industri Kecil
di
Kota Palembang...
Keberadaan dan Peran Industri Kecil terhadap Perekonamian Wilayah
...
...
Keragaan serta Pengembangan dm Pembinaan Industri KecilAnalisis Fungsi Produksi CES
...
Kelembagaan...
Ketersediaan Bahan Baku...
Pemasaran
...
Pengembangan dan Pembinaan
...
Keterkaitan lndustri Kecil dengan Lingkungan ...KESIMPULAN
...
Kesimpulan...
Saran
...
DAFTAR TABEL
1 Perkembangan usaha industri dan tenaga ke j a menurut kelompok d u n 1994/ 1995 s.d. 1 9971 1 998
. .
. .
. .
. .
.
. . . .
.
. . . .
.
. .
.
. . .
. . . .
. . . .
. . .
. . . .
. .
. .
. .
.
.
. . .
.
62 Perincian jenis analisis, notasi, variabeUparameter serta surnber data
...
473
J d a h
pen& kerja dan yang dapat ditempatkan menurut tingkat pendidikan tahun 2000. ...
. ... .
... ... ... .
. . .
554
Jumlah
unit usaha menurut kelompok industri di Kota Palembang pada tahun 2000.. ... .. . . .
. . .
. . .
. . .
,. . .
.
.
. .
,.
.
.
. . . .
.
.
,. . .
,. . .
. . .
. . . .
. . .
.
. . . .
565 J d a h penduduk, luas desa dan kepadatannya di Kecamatan Ciampea
Tahun1999
...
616 Jumlah unit usaha indwtri kecil tahun 1995 sampai dengan tahun 2000
...
.
.
.
.
647 Hasil analisis LQ bedasarkan j umlah tenaga kerja tahun 2000
. . .
. . .
658 Hasil analisis
Idealization
index (LI) per sub sektor industri di wilayah Kota Palembang tahun 2000....
... ... . ... .
.... ...
....
. .
..
. . .
67
9 Hasil analisis specialization index (SI) per kecamatan di Kota Palembang berdasarkan sub sektor industri tahun 2000
. . .
.. . .
. . . .. . . .. . .
6810 Nilai e n f r o ~ y tenaga kerja sektor industri Kota Palembang tahun 1 995
sampai dengan tahun 2000
...
69Halaman
I
D
i
alur kerangka pemikiran. . .
.
.
.
.,
.
.
. . .
. . . .
.
.
.
.
.
. .
.
. . .
. . .
. . . .
,.
, ,. .
. . .
.
142 Skema sistem ekonorni wilayah
dan
perdesaan...
.... . ...
...
.... . ... .... .... ... . .
183 Bagan penentuan 2ilihan institusi melalui analisis ekonomi biaya - biaya
transaksi (transaction cost)
. .
. . . .. . .
. .
.
. . . .
. .
.
, , ,..
. . .
. . . .
.
.
.
.
,. . .
274 Speirtsum kontinum dari kemungkman bentuk
-
bentuk organisasi ekonornimulai dafi sistem pasar sampai kepada organisasi berhirarki secara integrasi vertikal
.
. . . .
. . .
.
. .
. .
. . . .. . .
.
. .
. .
,.
,.
. . .
. . . .
. . .
. . . .
. . . .
. .
, ,.
, ,.
, , ,.
.
,. .
3 1 5 Fungsi produksi : homogenous derajat satu.... . .
. . . .
.. .
.
.
.
. . .
. . . .
. . . .
. . .
. . . .. . .
37
6 Bentuk khas fungsi produksi : hanya pada fase 11 dan III yang relevan dengan keputusan produsen, yaitu Strict[y Quasi-Concave..
..
.
.. . ... . ... . .. . . ... . .... . .
...
. 387 Bagadmodel alur analisis
dan
pengolahan data... .... ...
...
.. . . . , . .
508 Jurnlah tenaga kerja menurut cabang industri kecil tahun 1995 sarnpai dengan tahun 2000
.
. . . .
. . . .
. . .
. . .
. . .
.. . .
. . .
,.
.
,.
. .
,.
, , ,. .
,.
. .
. . .
,. . .. . .
. . .
7 19 Jumlah unit usaha menurut cabang industri kecil tahun 1995 sarnpai
dengan tahun 2000
... . . . .. . .
.
. . .
,.
.
.
.,.
.
. .
.
. . . .
.:....
. . .
. . .
. . . .
. . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . .
,. .
.
7210 Jumlah investasi menurut cabang industri kecil tahun 1995 sampai
dengan
tahun
2000...
. . .
. .
.
. . . ...
.
. . .. . .
. . . . .. . .
. . .
.
. . .
73...
2 Peta Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor 108
3 Hwil analisis shifr share sektor industri Kota Palembang tahun 1996 dan
...
tahun 2000 109
4 Hasil analisis enpopy sektor irldustri Kota Palembang tahun 1995 dan
tahun 1996
...
1105 Hasil analisis entropy sektor industri Kota Palembang tahun 1997 dan tahun1998
...
1126 Hasil analisis entropy sektor industri Kota Palembang tahun 1999 dm
...
tahun 2000
...
,. 1147 Data
ailai
PDRB per sektor Kota Pdembangtahun
I994 sampai dengan...
tahun 1 999* 116
8 Hasil analisis pendugaan fungsi produksi CES (data Palembang)
...
1179 Hasil analisis pendugaan fungsi produksi CES (data Bogor)
...
121...
1 0 Data primer industri kecil Kota Palembang 125
1 1 Data primer industri kecil Kabupaten Bogor
... ...,....
...
126Latar Behkang
Pembangunan
ekonomi
mengutamakan kepentingan peranan setiap wilayaha a m proses perkembangan perekonomian bagi tercapainya perkembangan
perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan ekonomi adalah
untuk mencapai perturnbuhan yang berkesinambungan dan pembangunan ekonomi di
Indonesia merupakan salah satu bagian yang penting dari pembangunan nasional
dengan tujuan akhir rne~zingkatkan kesej ahteraan masyarakat.
Ciri-ciri ketidakseimbangan perkembangan atau perturnbuhan perekonomian
merupakan sdah satu faktor yang menimbulkan
d m
menyebabkan adanya goncanganekonomi, seperti yang sedang dialami Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sampai
saat ini. Krisis ekonomi yang berkepanjangan ini sangat mempengaruhi perkembangan
ekonomi
dan kondisi masyarakat sehingga dalam menghadapi permasalahan ini,kepentingan peranan setiap wilayah hendaknya disesuaikan menurut tujuan
pembangunan wilayah dengan paradigma pembangunan wilayah yang diarahkan untuk
mencapai pertumbuhan (growth), pemerataan (equity) dan keberlanj utan (sustainable).
Berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor :
IVIMPW 1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1 999-2004 bahwa arah
kebijakm ekonomi, diantaranya adalah mengembangkan perekonomian yang
berorientasi global sesuai kemaj uan teknologi dengan membangun keunggulan
kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dm agraris
sesuai kompetensi dm produk unggulan di setiap daerah, terutama pertmian dalam arti
luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecii
dan
keraj inanrakyat. Dari ha1 ini mengandung pengertian bahwa dalam pelaksanaan pendekatan
potensi wilayah yang ada sebagai arahan untuk masukan program pembangunan
sehingga dengan pengembang an potensi wilayah yang ada dalam pelaksanaan program
pembangunan, diharapkan akan be jdan secara efisien, efektif dan akurat dan mencapai
hasil yang optimal. Sejalan dengan mulai berlakunya otonomi daerah maka
keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah akan sangat bergantung kepada
kemampuan potensi dan sumberdaya daerah,
baik
sumberdaya manusia maupunsumkdaya dam serta inhstruktur dan suprastruktur Iainnya ymg ada
di
daerah.
DanM
ini didukung dengan strategi pengembangan industri nasional dalarn menghadapitantangan perdagmgan globai clan menyongsong
era
perdagaugm bebas yangdiarahkafi
pada pengembangan produk unggulan ymg
akan
ditempuh melalui kebijakan pemilihanbeberapa produk industri lokal yang benar-benar memiliki keunggulan dan berdampak
luas bagi pengembangan sektor lain.
Cara yang paling tepat untuk mengembangkan perekonomian nasiod adalah
mengembangkan kegiatan ekonomi yang menjdi tumpm kehidupan ekonomi seluruh
rakyat dan msmpu mengakomcdasi keberadaan sumberdaya manusia yang ada. industri
kecil merupakan alternat if pili ban yang menggamhkan
M
tersebut dan merupakansalah satu enhy point menuju pengembangan ekonomi indonesia di abad rnendatang,
yang berbasis pada aspek keadilan
dan
pemerataan atau mernbangun ekonomikerakyatan. Pentingnya industri kecil di negara-negara berkembang, seperti di
Indonesia sering dikaitkan dengan masalah-rnasalah ekonomi dm sosial di dalam
negeri, seperti tingkat kerniskinan yang tinggi, jumlah pengang- yang be=,
terutama dari golongan masyarakat berpendidikan rendah, ketimpangan distribusi
pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara urban dan rural, serta
madah urbanisasi dengan segala maam aspek negatifhya. Kesempatan
ke
rja, dalarnmasalah kesernpatan kerj a ini menj adi perrnasalahan yang serius sejak munculnya krisi s
ekonomi. Banyak perusahaan di dalam negeri yang terkena efek negatif dari
krisis
tersebut dan terpaksa mengurangi kegiatan atau sarna sekali menghentikan kegiatan
bisnis mereka terutama untuk perusaham-perusahaan yang besar dengan kepemilikan
modal yang tidak terialu kuat dan menggantungkan pada bahan
baku
impor sehinggamengakibatkan banyak pekerja yang diberhentikan atau istilahnya putus hubungan kerj a
(PHK) serta diikuti pula dengan bertambahnya jumlah mgkatan
kerja
baru (misalnyalulusrmn perguruan tinggi) yang men& pekerjaan meningkat twus setiap
tahun,
pertumbuhan popdasi
dan
perubahan struktur mur penduduk, yang kesemuanyamengakibatkan jumlah orang yang menganggur baik yang terbuka maupun terselubung
pada masa krisis ini semakin meningkat
Industri kecil dalam mengatasi hal tersebut, mempunyai potensi untuk &pat
menimbulkan darnpak pembangunan yang strategis dalam ekonomi terutama
&am
aspek peningkatstn nilai tambah, aspek pemerataan kesempatan kerj a dan kesempatan
kndm, penyerapan tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran, kerniskinan dan
urbanisasi, pelestarian budaya
daerah
dan bangsa serta aspek penguasaan teknot ogi dmketerampilan serta diharapkan dapat mengisi dan rnewuj udkan
ke
dalam strukturindustri yang pada giliranny a memperkokoh struktur ekonomi
.
Adapun langkah-langkah strategi dalarn meningkatkan industri
kecil ~#v://www.dprin.~o.id/idkrn)
,
yaitu :1. Memberikan prioritas pengembangan komoditas unggulan daerah dengan
pendekatan klaster industri kecil yang berbasis kepada sumberdaya alarn (antara
lain: agro, kelautan)
dan
sumkr daya manusia sesuai dengan potensi daerah.3. Fasilitasi dan upaya pemberdayaan melalui bantuan tehnik dan finansial serta
rnembuka
peluang dan kesempatan yang lebih luas.4. Mendorong partisipasi masyarakat professional (Lembaga Pembina, LSM, Universitas dan Konsdtan) untuk berperan dalam pembinaan industri kecil.
5. Mengernbangkan jaringan kerjasama dan sinergi mtar berbagai instansi dan
lembaga pembinaan yang ada baik &lam negeri maupun luar negeri.
Badan Pengembangan I n d u d Kecil Departemen Perindustrian
d m
Perdagangan (Anonim, 2000b) menekankan pada beberapa program yang ditujukan
untuk mempromosikan pertumbuhan industri kecil, yaitu :
0 Pengembangan inisiasi
usaha.
9 Pengembangan sumber daya manusia.
'
Pengembangan teknologi.
Q Program saling keterkaitan+3 Program perbaikan fasilitas.
Kebijakan umum dalarn pengembangan dan pembinaan industri
kecil (h~://www.dwrin.glo .id/idkm), yaitu i) memperioritaskan pembinaan dan
y engembangan industri kecil yang rnenggunakan bahan baku lokal dan memiliki
jaminan pasar serta yang memperdagangkan produksi dalam negeri, ii) memberikan
peranan yang lebih besar kepada industri kecil untuk mendistribusikan barang dan jasa
terutama
bahan
kebutuhan pokok masyarakat, bahan baku industri dm hasil industri,iii)
meningkatkan pelaksanaan kemitraan dan kerj asama usaha antara industri kecildengan
usaha
besarddam
dm
luar negeri, iv) mendorong pengembangan m a ,prasarana dan kelembagaan y ang mendukung pemberdayaan industri
kecil,
dmetika bisnis yang baik
dan
memahami aspek perlindungan konsumen. Dan untukkebijakan teknisnya, adalah :
Q Pengembangan iklim usaha untuk mewujudkan kondisi yang kondusif bagi
pengembangan industri kecil. Apabila d i p e r l u h pemerintah dapat melakukan
koreksi melalui intervensi.
+
Promosi pemasaran untuk meningkatkan akses pemasaran industri kecil.+
Pengembangan produksi dan teknologi untuk meningkatkan daya saing. *:* Pengembangan jaringan distribusi bagi industri kecil agar dapat memasuki j aringan
distribwi yang efisien.
8 Pengembangan sumber daya manusia dalarn ha1 kewirausahaan, manajerial maupun
keterampilan teknis industri dan perdagangan.
Q Pengembangan permoddan untuk memperkuat struktur permodalan i n d h kecil
serta mempermudah akses
ke
sumber keuangan.Q Penyebaran informasi yang diperlukan dalam pengembangan usaha, pengembangan
kelembagaan pembina industri kecil
.
Perurnusan Masatah
M d a h ketenagakerjaan rnasi h merupakan fenornena peli k bagi kota
. Palembang. Pertumbuhan
penduduk
dari tahun ke tahun terus meningkat seiringdengan pertumbuhan tenaga kerja, Jumlah pencari kerja yang tercatat
di
Dinas TenagaKerja Kota Palembang tahun 1999 menurut tingkat pendidikan dari tingkat SD sampai
dengan Universitas adalah sebanyak 30 654 orang sedangkan yang dapat ditempatkan
hanya 1 926 orang. Dan adanya dampak krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan
tahun 1997 mendorong bertambahnya jumlah pengangguran sehingga guna
mengatasinya perlu dipikirkan dan dilakukan jenis lapangan kerja yang dapat
diimbangi maka tingkat pengangguran &an terns meningkat dan berdampak kepada
meningkatnya kerniskinan dan berbagai kerawanan sosial.
Kota Palembang yang struktur perekonomiannya masih diddminir oleh sektor
industri pengolahan yang pada tahun 1999 sumbangannya terhadap PDRB sebesar
37.56% dengan migas dm 31.15% tanpa migas. Adapun usaha industri di Kota
Palembang terbagi dalam empat kelompok, yaitu : industri kecii, aneka industri, industri
kimia dasar dan industri logarn dasar. Selama terjadinya krisis ekonomi, industri kecil
merupakan kelompok usaha industri yang lebih banyak b e r t h n dibanding keIompok
industri lainnya dan bahkan bertambah ddam jumlah unit usaha maupun jumlah tenaga
kerjanya.
Tabel I . Perkembangan usaha industri dan tenaga kerj a menurut kelompok tahun
1994/1995 s.d. 199711 998
Smber : s d e p ~ i & Perin&g Kota Paiembang
Kelornpok-kelompok industri kecil menurut cabangnya yang ada di kota
Palembang, yaitu 1) industri kecil pangan, 2) industri kecil sandang dan kulit,
3) industri kimia dan bahan bangunan, 4) industri kecil kerajinan umum dan 5 ) industri
kecil logam, jasa dan lainnya. Sehingga perlu diketahui apakah eksistensi dan potensi
[image:166.578.83.529.374.760.2]pernasalahan diatas dalam rnenunjang pembangunan ekonomi wilay ah di
Kota
Pal embang.
, Sej alan dengan diberlakukannya otonomi daerah yang dimulai pada awal
tahun 2001 ini maka peranan pemerintah daerah sangat penting dalam menggali potensi
lokalnya sebagai sumber keuangan dalarn membantu membiayai pembangunan
daerahnya s e w mandiri. Untuk itu Pemerintah Daerah Kota Palembang dalam hal
peningkatan sisi penerimaan perlu berupaya bagaham potensi lokal yang ada &pat
meningkatkan pemasukan kas daerah atau dengan kata lain sebagai kontribusi bagi
pendapoztan asli daerah (PAD). Kota Palembang yang berada dalarn pengembangan
segitiga pertumbuhan ekonomi sub regional Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT)
dan
pwsiapan menyongsong era perdagmgan bebas, kita dituntut mtuk rnampubersaingkrkompetitif maka periu adanya perhatian dan p e d a a t a n potensi Iokd
yang ads seperti produk unggulan daerah yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan
Walikota No. 1 2 1 IKPTSIBPPII 999 mengenai Pmduk Unggulan Daerah Kota Palembang
untuk sub sektor industri kecil adalah i) tenun songket, jumputan
dan
tajung,ii)
kerupuk dan kemplang, serta iii)
ukiran kayu
khas Palembangdan
lacquer. Hal inimerupakan sdah satu kegiatan ekonomi yang &pat berperan atau diperbesac
pemannya d m perlu rnendapat perhatian Pemerintah Daerah Kota Palernbang sehingga
untuk ha1 tersebut perlu diketahui keragaan industri kecil, khususnya yang merupakan
produk unggulan daerah yang nantinya output industri tersebut diharapkan mampu
memkikan kontribusi dalam peningkatan PAD serta kesej ahteraan rnasyarakat
.
Padapenelitian ini dalam rangka pengembangan industri kecil di Kota Palembang &an
dibar~dingkan dengan jenis industri kecil yang ada di Kabupaten Bogor dengan
mengambil lokasi di Kecarnatan Ciampea yaitu industri kecil anyaman bambu
hdustri kecil dan industri kerajinan nunah tangga yang merupakan wewenang
dari Pemcrintah Daerah Kota Palembang dalam pengembangan dan pembinaannya
sehingga perlu diketahui sejauhrnana intervensinya
baik
dilihat dari sistemkelembagaannya, akses
ke
permodalan, pemasaran.Maka dari ha1 tersebut diatas rumusan masalah yang akan diajukan
&ah:
1. Apakah potensi industri kecil addah sebagai sektor basis daiam menunjang
pembangunan wilayah di Kota Palembang ?
2. Bagaimana keberadaan industri kecil yang ada terhadap perekonomian wilayah
di
Kota
Palembang dili hat dari pertumbuhan dan sebaranny a?3.
Bagairnana keragaan dan intervensi Pemerintah Daerah dalam pengembangan, indusiri kecil, khususnya yang merupakan produk unggulan daerah Kota
Pdembang yaitu industri kecil tenun songket, jumputan aan tajung; kerupuk
dan
kemplang serta ukiran kayu khas Palembang dan lacquer dengan
mernbandingkannya terhadap jenis industri kecil yang ada di Kecarnatan
Cimpea Kabupaten Bogor yaitu industri kecil bongsang (anyaman barnbu) dan
tas dilihat
dari
sisi kelemhagaan dan akses ke permodalan, pemasaran serkpembinaann ya
Sehingga diharapkan andisis potensi pengembangan industri kecil dapat memberikan
suatu kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangm masalah-
&ah tersebut diatas.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah sub sektor industri kecil adalah sektor basis
di
be~bagaikecmatan di Kob Palembang.
2. Mengetahui perturnbuhan
dan
penyebaran industri kecil yang ada terhadap3. Studi banding keragaan serta sistem kelembagaan dan akses ke permodalan,
pemasaran serta pembinaan industri kecil di Kota Palembang dengan industri
kecil di Kccamatan Cimpea Kabupaten Bogor.
Kerangka Pemikiran
Paradigma pembangunau wilayah diarahkan kepada terjadinya pemeram,
perturnbuhan dan kebmlanjutan. Strategi pembangunan yang diharapkan atau perlu
dilakukan &ah strategi yang menempatkan sektor ekonomi rakyat sebagai sasaran
utama pembangunan untuk mendukung ha1 ini maka arah kebijaksanaan ekonomi harus
pula ditujukan kepada sektor-sektor yang sarat dengan kepentingan rakyat, yang terkait
&ngan potensi dan kapasitas rakyat serta sekaligus sesuai dengan sumber-sumber lokal
yang tersedia. DaIam kclnteks industri kecil merupakan salah satu dternatif yang dapat
dipilih dan rnerupakan salah satu langkah untuk nlembangun ekonomi kerakyatan clan
akan
membantu mengatasi permasalahan yang terjadi terutama dampak yangdiakibatkan krisis ekonomi, seperti meningkatnya tingkat pengangguran
dan
kemiskinan.
Keberadaan atau pertumbuhan industri kecil
di
negara-negara berkembang,seperii di Indonesia diharapkan dapat memberi suatu kantribusi positif yang s i g n i f h
terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah ekonomi dan sosial di dalarn
negeri, seperti tingkat kemiskinan yang tinggi, j umlah pengangguran yang besar,
terutama dari golongan masyarakat berpeildidikan rendah, ketimpangan distribusi
pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara urban dan rural, serta
masalah
urbanisasi (Tambunan, 1 998). Sehbgga dalam ha1 ini diperlukan strategipengembangan industri yang
harus
mengarah kepada spesialisasi, bukan broad base,a) Memanfaatkan potensi keunggulan komparatif dan kompetitif.
b) Secara potensid dapat meningkatkan total nilai tambah sektor manufaktur, PDR3
dan PDB, serta ekspor non migas.
c) Meningkatkan kesempatan kerja p d u k t i f .
d) Mengurangi ketergantungan terhadap impor, dan
e) Berdampk luas bagi pengembangadmbuhan output di sektor-&or lainnya. Kota Palernbang dalam perolnnya sebagai kota Iima dimensi, yaitu perdagangan,
industri, pendidikan dan kebudayaan, pernerintahan dan pdwisata yang maw drmlam
Rencana Tata R u g Wilayah Kota Palembang Tahun 1999
-
2004 dinyatakan Wwa kegiatan industri di Kota Palembang meruphn motor penggemk bagi perkembangankestabilan pembmgunan kota.
Usaha industri
di
Kota Palembang didominmi olehindustri kecil d a r n patumbuhan
dan
perkembangamp rnempunyai arti yang relatifpenting dalam segi sumbangannya terhadap produk domestik regional bruto (PDRB)
maupun potensinya dalarn menyerap tenaga kerja wilayah sehingga eksistensinya
dituntut untuk dapat berfungsi sebagai kegiatan basis ekonomi wilayah kota Palembang.
Metode kuosien lokasi (Location Quotien = LQ) merupakan metode analisis yang dapat
digunakan untuk mengetahui eksistensi sub sektor industri kecil apakah termasuk
kegiatan basis atau non basis, dimana kuosien lokasi yang lebih besar dari atau sama
dengan 1 sebagai pehrnjuk kegiatan sektor basis atau adanya potensi ekonomi suatu
wilayah, berdasar aktivitas ekonomi
wilayah
tersebut sedangkan untuk kuosien lokasikurang dari 1 merupakan kegiatan non basis. Jadi metode kuosien lokasi ini banyak
dipakai untuk menganalisis peranan suatu sektor pada suatu wilayah dan didukung
dengan analisis localizarion index (LI) dan speciuiizafion index (SI). SeIain analisis ini
juga digunakan analisis shift share dalam mengetahui keunggulan kompetitiflshare
Produk unggulan ekspor non migas d m andalan daerah lebih diarahkan kepada
sumbexdaya alam khususnya yang dapat diperbaharui dan merupakan produk yang
mempmyai keunggulan teknologi yang cukup menonjol dan inovatif baik sektor
pertanian maupun industri kecil dan jasa, mempunyai jangkauan pemasaran yang luas
baik lokal, nasiod maupun ekspor, mempunyai ciri
khas
daemh dm melibatkanmasyarakat banyak (tenaga kerja setempat), mempunyai kandungan bahan baku lokal
yang tinggi, mempunyai jaminan bahan baku lokal yang
banyak
dan stabil atau melaluipembudiday aan serta ramah lingkungan dan dapat memproduksikm buday a lo
kal
.
Pengembangan prod& yang potensid d m laku di pasar (unggulan), apabila berhasil
d m
meningldm pendapatan, yang akhirnya wilayah tersebut hrkembang,kesempatan keja meningkat, mengunmgi kerniskinan dan mengurangi urbanisasi.
Sebagaimana
i n d u d kecil
yang merupakan kelompokusaha
industri yangmendomimimi di Kota Palembang. Berkaitan dengan ha1 ini Pemerintah Daerah Kota
Palembang telah menetapkan produk unggulau daerah menurut Swat Keputusan
Walikota Nornor : 12
11KPTSIBPP11999,
yaitu :1 . Industri kecil :
a. Tenun songket, j umputan dan tajung
b. Kerupuk dm kernplang.
c. Ukiran kayu khas Palembang dan lacquer.
2. Temak unggas : ayam buras, ayam ras dan burung
puyuh.
Praduk unggulan daerah ini diharapkan &an menggairahkan kegiatan ekonomi, antara
lain terbukanya kesernpatan kerja yang lebih Iuas dirnana pada gilirannya fenomena ini
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Bappeda Kota Palembang, 20001,
jumputan dan tajung; kerupuk dan kemplang serta ukiran kayu khas Palembang dan
lacquer.
Peranan industri kecil sangat penting d a l m perekonomian nasional, terutama
dalam aspek peningkatan kesempatan keja, pemerataan pendapatan dan peningkatan
penerimaan negara. Pemerintah dengan berbagai usaha telah dilakukan dalam
membantu perkembangan atau pembinaan industri kecil namun pengembangannya
sampai saat
ini
masih lambat dengan penyebabnya, antara lain produktivitas yangrendah, kurangnya modal, pendidikanlketerampilan y ang rendah, persaingan serta
pemasaran. Sehingga industri kecil tidak akan turnbuh tanpa dukungan kebijaksanaan
yang jeias karena industri kscil merupakan "embrio" yang lemah dan perlu perlakuan
yang khusw.
Persaingan yang lebih ketat karena keterbukaan pasar Asia Tenggara tahun
2003
dan
menjelang pasar Asia Pasifik tahun 201012020 perlu mengadakan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensinya sehingga industri kecil perlu meIakukan
pengembangan produk sehingga siap bersaing di pasar domestik maupun regional atau
global. Hal seperti ini ti& bisa hanya dipikirkan oleh industri ini sendiri, melainkan
juga
memerlukan bantum dari pihak eksternal, seperti dari pemerintah, lembagapendidikan tinggi, lembaga riset, dan se bagainya. Bantuan
ini
misalnya berkaitandengan pengembangan produk dm peningkatan kuditasnya. Selain itu industri kecil
juga perlu mendapat informasi tentang produk yang diiinginkan pasar, dan rekayasa
tehologi pengembangannya sehingga mereka bisa terus memperluas pasamya karena
peluang masuk ke pasar dunia kini sernakin terbuka dengan adanya ASEAN Free Trade
Area (AFTA) maupun The Asia
-
Pasific Economic Cooperation(APEC)
sehinggadiharapkan industri kecil akan bisa meojadi basis ekonomi nasional yang kuat di masa
Kemampuan penguasaan teknolugi yang efesien atau
tidak
efisien merupakansalah satu faktor penting bagi sektor industri atau usaha dalam mencapai keunggulan
kompetitif. Untuk ha1 ini perlu diketahui keragaan industri kecil dengan teknologi yang
ada ddam rangka pengembangan industri kecil, dengan menggunakan teknologi
(fungsi produksi) constant elasticip substitution (CES) dimana.akan
dibandingkan
industri kecil di Kota Palembang dengan industri kecil yang ada di Kecarnatan Ciampea
Kabupaten Bogor untuk melihat bagaimana keragaannya, bantuan modal, kelembagaan
dan kernitraan dan pemasaran produk industri kecil serta pembinaannya ddam upaya
. pengembangan industri kecil sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalarn mengatasi pernasalahan yang terjadi dalam pengembangan dan
pembinaan industri kecilnya
.
Hipotesis
1)
Sub sektor
industri kecil diduga merupakan sektor basisdalam
perekonomianwilayah
di
Kota Palembang. (LQ 21).2) Potensi pengembangan industri kecil dilihat dari perturnbuhan
dan
sebarmyadiduga keberadaan sub sektor ini menciptakan kesempatan berusaha, penyerapan
tenaga
keja,
pemerataan pendapatan sehingga akan berdarnpak d a l wmemperbaiki kesejahteraan masywakat
.
3) Diduga sementara bahwa dengan penggunaan teknologi yang efisien akan
membantu drtlam peningkatan produk industri kecil yang menunjang
pengembangan industri kecil
4) Intervensi Pemerintah Daerah diduga masih perlu ditingkatkan dalam
pengembangan industri kecil, terutama akses ke permodalan serta ketersediaan
bahan
baku, k e l e m b a g m y a, pembinaan terutama kemarnpuan penguasaanParadigma pembangunan wilayah:
-
Pemerataan- Pemmbuhan
-
Keberlanjutanpengengguran,
kcmiskinan &
kernwanan sosial
-
Otonomi daerahdgn bepen- + potensi
8tkapasitasrakyatsertasumber-
sumbcr low yg t d k
punasuksur tugi kas
AIternatif pilihan :
-
f kes. berusaha Industri Kecil- Bagaimam sistem
rPotensi pengembangan industri
'
kecil yang berdaya hasil guna &lam menunjang pembangunan ekonomi wilayah
[image:174.580.75.516.46.772.2]I
TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan Ekonomi Wlayah
Pengertian pembangunan adalah mengadakan atau mernbuat atau mengatur
sesuatu yang belum ada. Pengembangan adalah memajukan atau memperbaiki atau
meningkatkan sesuatu yang sudah ada. Keduanya dilakukan untuk kernakrnuran dan
kesejahteraan masyarakat. Pabangunan dan pengembangan dapat merupakan
pembangunan fisik atau pengembangan fisik, dan &pat merupakan pembangunan sosial
ekonomi atau pengembangan susial ekonomi. Pembangunan atau pngernbangan dapat
mempakan skda nasional, regional, atau lokal. Pembanguadpengembangan regiod
meliputi suatu wilayah dan mempunyai tekanan utama pada perekonomian dan tekman
y ang kedua adalah pada keadaan fisik (Jay adinata, 1 999).
Menurut Todaro (1 999) bahwa pernbangunan harus dipandang sebagai suatu
proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan rnendasar atas
struktur
sosial, sikap-sikap masyarakat, dm institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar
akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta
pengentasan kerniskinan. Jadi pada hakekatnya, pembangunan itu hams rnencerminkan
perubahan total
suatu
masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhantanpa rnengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun
kelompok-kelompok sosid yang ada di dalamnya untuk bergerak maj u menuj u suatu
kondisi kehidupan yang serba lebih baik secara material maupun spiritual.
Pada umumnya tujuan-tujuan dan prinsip-prinsi p daripada kebij aksanaan
pembangunan negara, antam lain adalah : a) mencapai kenaikan yang cepat daripads
pendapatan per kapita; b) men yedialcan kesempatan kerja y ang cukup;
c )
mengadakan redistribusi pendapatan supaya lebih merata; d) mengurangi perbedaan dalarn tingkat16
yang lain; e) merubah stmktw perekonomian supaya tidak berat
sebehh V a h , 1978).
Pada Anwar, et.d (1 996) mengatakm bahwa penentuan p e m sektor-selctor pembangunan dihmpkan mewujudkan keserasian antar sektor pembangumn sehingga
dapat meminimalisasikan inkompabilitas antar sektor dalam p e d a a t a n ruang;
mewujudkan keterkaitan antar sektor baik ke depan maupun
ke
belakang; dan prosespembangunan yang berj alan secara bertahap ke
=ah
yang lebih rnaju serta menghindarik e b r a n dan kemubaziran sumberdaya.
Menurut Anwar (2001) bahwa paradigma pembangunan wilayah diarahkan
kepada terj adinya
.
pemerataan (equiv) y ang mendukung perhunbuhan
ekonorni(eficierrcy)
,
dan keberlanjutan (sustainabiliry) dalarn pembangunan ekonomi. Olehkarena itu berdasarkan paradigma pembmgman wilayah
ini
dapat mengacu kepada apayang disebut dalil kedua fundamental ekonomi kesejahteraan (The Second Fundamental
of Welfare Economics), dirnana ddil
ini
menyatakan bahwa sebenamya pemerintahdapat memilih target pemerataan ekonomi melalui transfer, perpajakan
dan
subsidi,
sedan- ekonomi selebihnya dapat diserahkan kepada mekanisme pasar
.
Sedangkanpenterjemahan dari paradigma ini kepada pembangunan spasial adalah untuk m e n d
keseimbangan kemajuan pembangunan yang lebih merata secara regional (regionul
balance) dengan mernanfaatkan potensi
dm
jenis keungjylan yang terdapat padamasing-masing wilayah dan mengurangi sampai menghapuskan terj adinya urban bias.
S e a m
umum,
suatu wilayah adalah suatu area geografis, teritorial atauruanghempat yaitu bisa suatu negara, negara bagian, daerah, tduk, blok atau desa,
akan
tetapi wilayah tidak selalu beraplikasi terhadap suatu ruang atau area yang
khusus
karena dapat juga dilihat sebagai satu kesatuan ekonomi, politik, sosial, administratif,
17
Pada penetapan batas-batas wilayah, terdapat pengelompokkan berdasarkan
kriteria homogenitas, nodal, dan administratif. Konsep homogenitas menetapkan
wilayah badasarkan beberapa persamaan baik fisik, sosial rnaupun
ekonomi.
Konsepnodal menetapkan wilayah badasarkan perbedaan struktur tats ruang karena terdapat
sifat ketergantungan secara fungsional, misdnya mtara wilayah pusat (inti) yang
berfUngsi sebagai pusat konsentrasi tenaga kerja, lokasi industri dm jasa, seprti pasar
bahan mentah dan biasanya merupakan kawasan perkotaan dengan wilayah belakang
(hinterland) yang biasanya kawasan perdesaan dan berfungsi sebagai pemasok tenaga
kda,
pernasok bahan mentah, serta pasar dari industri dan jasa. Terdapat lima wilayahddam sistem ekonomi wilayah yaitu : 1) wilayah A menyangkut hubungan den*
kegiatan luar negeri;
2)
wilayah Badalah
wilayah bercirikan ekonomi industri besarbarang konsumsi
dm
industri jasa moderen dalamkonteks
Indonesia, sebagian besarberlokasi di Pulau Jawa dan dalam konteks regional berlokasi di perkotaan atau
pinggiran kota;
3 )
wilayah C adalah wilayah yang bercirikan ekonomi industriekstraktif dan penghasil bahan primer seperti pertambangan, perkebunan besar;
4) wilayah D adalah wilayah yang bercirikan ekonomi usaha kecil dm informal di
perkotaan serta merupakan bejana besar dalam menampung migrasi penduduk yang
menyebabkan kekumuhan dan masalah sosial lain di p e r k o w ; dm 5 ) wilayah
E
adalah wilayah yang bercirikan ekonomi industri kecil dan sektor primer tradisional
di
perdesaan seperti pertanian tanaman pangan, perikanan nelayan, peternakan sderhana,
dan perkebunan rakyat, sampai kerajinan rumah tangga dan wilayah E ini merupakan
tempat kedudukan sebagian besar penduduk Indonesia sebagai masy arakat agraris.
Untuk negara Indonesia, sebagian besar interaksi
d m
arus uang terjadi di atas garis P,dengan luar negeri. Dengan men-
klasifiLasi
sedehna pendekatmm i a n ,
dapt digambarkan sistem ekonomi wilayah seperti pada Gambar 2.
[image:178.569.56.490.70.805.2]Urban
-
I o n UrbanGambar 2. S kema sistem ekonomi wilayah dan perdesaan
Fernbangunan wilayah seperti yang didefmisikan, yaitu untuk mencapai tujuan
pembangunan wilayah yang mencakup aspek pertumbuhan, pernerataan dan
berkelanjutan memerlukan pengertian perencanam pembangunan wilayah berdimensi
~ a n g yang berkait dengan aspek sosial ekonomi wilayah dimana penekanannya lebih
kepada mewujudkan pertumbuhan ekonomi (Anwar, et.al, 1 996).
Menurut Anwar (200 1 ) bahwa pertimbangan pembangunm wilayah
rnembutuhkan pendekatan multidimensi terutama yang menyangkut : 1) p e m teknologi dalarn produktivitas, 2) pembangunan sumberdaya manusia (terutama
19
memperhati kan aspek lingkungan hidup, dan 4) pembangunan administrasi dan
finansial (termasuk mendorong partisipasi luas kepada masyarakat dan
memperhitungkan aspek politik-institusiod).
Dimensi pernbangunan kota dan wilayah tidak hanya bersifat fisik, melainkan
juga meli puti pembangunan ekonomi dan sosial. Kerniskinan merupakan kendala yang
penting dalam pembangunan ekonomi dan keadaan ini merupakan gejala umum yang
terdapat pada wilayah harnpir dimana-mafia, maka masalah ini termasuk persodan
pokok yang hams dipecahkan dalam panbangunan wilayah. Oleh karena itu, apabila
kita tidak mampu mengatasinya, maka konsekuensi yang timbul adalah bahwa tingkat
penclapatan nasional Icebanyakan akan habis dikonsumsi dan karenanya hanya sedikit
sisanya untuk dapat ditabung sehingga tidak ada dam finansial yang dapat membiayai
investasi unhk pembangunan ekonomi (Anwar, 200 1).
Semakin
meningkatnya j d a hpengangguran apalagi setelah terjadinya krisis
ekonomi
yang dimulai pada p e r t e n g htahun 1997 juga merupakan d a h satu persodan
pokok
Mam
pembangunan wilayahselain masalah kemiskinan dan pengangguran hi
bisa
mendorong semakinbertambahnya
kerniskinan yang terjadi serta dampak negatif Iahnya.Menurut Arsyad (1999), pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara mtuk mengembangkan kegiatan
ekonomi dan kualitas hidup masyarakatnya. Jadi pembmgunm
ekonomi
hamsdipandang sebagai suatu proses dimana saling keterkaitan
dan
d i n g mempgamhiantara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembangunan ekonomi tersebut
dapat diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama sehingga diketahui runtutan
peristiwa yang timbd yang akan mewujudkan peningkatan kegiatan ekonomi
dan
taraf
kesejahteraan masyarakat daci satu tahap pembangunan
ke
tahap pembangunan20
Keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oieh tiga nilai pokok yaitu :
i) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya
(basic needs), ii) meningkatkan rasa harga diri (self esteem) masyarakat sebagai
manusia, dan iii) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih Cfi-eedomfi.om
servitude) yang merupakan salah saw dari hak asasi manusia (Todaro M a m Arsyad,
1999).
Definisi dsln Karakteristik Industri KeciL
Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan pemsahaan industri pengolahan di
Indonesia ke dalam empat kategori, yaitu :
a) Industri kerajinan rumah tangga : usaha industri yang mernpunyai tenaga kerja
1
-
4 orrtng.b)
Industri kgcil : usaha industri yang mempunyai tenaga kerja 5 -1 9 orang.c) 1ndusb.i sedang : usaha industri yang mernpunyai temp keja 20 - 99 orang.
d) lndustri besar : usaha industri yang mempunyai te~lerga kerja 100 oranuebih.
Hal diatas lebih didasarkan pada banyaknya tenaga kerja yang tcrlibat didalamnya (yang
bekerja di penrsahaan indusb.i) tanpa memperhatikan penggunaan mesh produksi sata
tidak memperhatikan model kapitd yang digunakan.
Berdasarkan Swat Keputusan Menteri Perindustrian
clan
PerchganganNo.
589/MPP/KEP110/
1999, pengertian industri keciladalah
suatu kegiatan usahaindustri yang memiliki nilai investasi sampai dengan 200 juta rupiah tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usah (http://wvw.dprin.go. iaidkm).
Industri kecil mempunyai kdudukan yang
lemah
karena sebagian besarusahanya bersi fat perorangan tidak berakta notaris, dm secara
ekonomis
mempuny aiposisi tawar yang lemah dalam pasar k a n a sifat usahanya yang tidak terorganisir. Para
2 1
koperasi atau asosiasi sebagai sarana untuk menggdang kekuatan usaha bersama, tetapi
lebi h suka bekerj a sendiri-sendiri bahkan kadang-kadmg menjurus pada kompetisi yang
merugikan, bahkan saling mematikan atau cut throat competition.
Panandiker dalarn Tambunan (2000) menjelaskm bahwa Industrj kecil
walaupun memproduksi barang-barang yang sama dengan yang diproduksi oleh ind~tri!
menengah dan besar, namun perbedaan baik secara alamiah maupun rekayasa,
misalnya ddarn ha1 warna, selerdpola konsumsi, rasa, packing, haqp atau pelayman.
Contohnya dalam ha1 ini adalah barang ukiran, kain tenunan yang secara teori produk-
produk ini memang dapat dibuat dengan mesin besar, akan tetapi banyak orang terutama
turis asing iebih memilih proses produksinya dengan buatan tangan karena mengandung
nilai kultur
suatu bmgsa karena mereka tidak fianya melihat dari segi kegunaannya saj aEksistensi dan Pernnan Induzrtri Kecil dalam Perekonomian Wilayah.
Menurut Thunk dalam Thoha (2000) Mwa ada enam faktor yang menjelaskan
eksistensi
industri kecil,
yaitu : patama,dam&
tmqortasi dimana biya lransportasi mernpunyai pengaruh yang s i g n i m terbdq biaya pemasaran untukjenis
barangtertentu atau pada tingkat retail ;
kedua
adalah pengaruhukuran;
ketiga adalah pengarub