KAJIAN TEKNOLOGI DINDING PADA GEDUNG
BERTINGKAT
(Komunitas Bidang Ilmu : Manajemen dan Rekayasa Kontruksi)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Sipil
Riyan Adhitya Wiguna
1.30.04.019
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat,
rahmat dan karunian-Nya, sehingga dengan segala usaha dan kemampuan yang
ada penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KAJIAN TEKNOLOGI
DINDING PADA GEDUNG BERTINGKAT”.
Adapun skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
pada Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik & Ilmu Komputer Jurusan
Teknik Sipil UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA.
Tanpa dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidaklah mungkin
skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih yang tidak akan pernah habis kepada
Orang tua, Adiku yang selalu memberikan doa, dukungan baik moril ataupun
materil, tanpa batasan waktu mereka telah memberikan segalanya. Dan tak lupa
juga dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bpk Ir Eddy Suryanto Soegoto, Msc, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Bpk Prof Dr Ir Ukun Sastra Prawira Msc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer.
3. Bpk Yatna Supriyatna, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Komputer Indonesia.
4. Bpk. Y.Djoko Setiarto, ST., MT. selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan pengarahan, petunjuk serta waktu dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bpk. Ahcmad Fahruddin, ST., MT., yang terus memberikan dukungan sampai
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
6. Bpk Donie Aulia, ST., MT. atas dorongan semangatnya.
7. Bu Alice, selaku sekretariat Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer
Indonesia
8. Seluruh staf dosen Teknik Sipil UNIKOM
9. Seseorang yang telah menjadi inspirasi dan memberiku warna hidup,
terimakasih atas perhatian doa serta kasih sayangnya
10.My our friend’s PB.UU,Bank Jack, cacing, botak, boboho, jablai, josh, anduk,
trio gabel, om frehom, ladu, makasih buat semua bantuan dan waktunya
11.Teman-teman seperjuangan ’04 TS ’01, we are the the best class, Man !!
12.Teman-teman jurusan Teknik Sipil semua angkatan, tanpa kalian jurusan ini
ga’kan jadi seru.
13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak
mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak yang
memerlukannya, Amin.
Bandung, Juli 2008
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan Penulisan...
1.3 Permasalahan...
1.4 Ruang Lingkup ...
1.5 Metode Penulisan...
1.6 Manfaat Penulisan ...
BAB II STUDI PUSTAKA...
2.3.1 Keunggulan B-panel ...
2.3.3 Jenis-jenis B-panel ...
4.1 Analisis biaya pelaksanaan bahan ...
4.2 Contohkasus ...
4.3 Perhitungan Jumlah Tulangan ...
4.4 Perhitungan Jumlah Bata ...
4.4.1 Perhitungan Adukan Untuk Bata ...
4.4.2 Perhintungan Biaya Bata ...
4.5 Perhitungan Jumlah Hebel ...
4.5.1 Perhitungan Adukan Untuk Hebel ...
4.5.2 Perhitungan Biaya Hebel ...
4.6 Perhintungan Jumlah Panel Dinding ...
4.6.1 Komponen Penyusun b-panel ...
4.6.2 Perhitungan Biaya Panel ...
4.7 Perhitungan Jumlah Tulangan Balok Untuk Bata...
4.7.1 Perhitungan Biaya Balok untuk Bata ...
4.8 Perhitungan Jumlah Tulangan Balok Untuk Hebel ...
4.8.1 Perhitungan Biaya Balok untuk Hebel...
4.9 Perhitungan Jumlah Tulangan Balok Untuk b-panel ...
4.9.1 Perhitungan Biaya Balok untuk b-panel ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
5.1 Kesimpulan ...
5.2 Saran ………...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
IV-11
IV-11
IV-14
IV-14
IV-16
V-1
V-1
V-2
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
h = Tinggi dinding
L = Panjang dinding
s = siar
hb = Tinggi bata
Lb = Panjang bata
hHb = Tinggi hebel
LHb = Panjang hebel
ntp = Jumlah tulangan pokok
htp = Tinggi tulangan pokok
nkl = Jumlah kolom praktis
js = Jarak sengkang
Ak = Luas kolom
p = selimut beton
si. = sisi
Wb = Berat bata
WHb = Berat hebel
Wp = Berat panel
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1 Kerangka Pikir Penelitian ...
2.1 Hebel ...
2.2 Single Panel ...
2.3 Double Panel ...
3.1 Pasangan ½ Bata ...
3.2 Pasangan Hebel ...
3.3 Pemasangan B-panel ...
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Ukuran Bata ...
3.2 Ukuran Hebel ...
3.3 Daftar Harga Matrial ...
Halaman
III-2
III-3
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Bata
Batu bata adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding atau
tembok. Sebagai bahan dasarnya adalah tanah liat atau tanah lempung yang
kemudian dicetak dan dibakar pada suhu tertentu sehingga berubah sifat menjadi
keras seperti batu serta tidak akan lunak kembali bila dicampur air.
Pasangan bata sebagai dinding pengisi antara kolom, pada tingkat
pembebanan horisontal tertentu, dapat menahan beban horisontal tersebut seperti
dinding geser. Dengan adanya perubahan sifat struktur ini maka dinding bata
akan merubah kekakuan dan kekuatan struktur. Bila kontribusi dari pasangan
bata diabaikan maka hal tersebut akan menyebabkan konsep dan perencanaan
struktur tersebut menjadi kurang tepat.
Pemodelan dilakukan dengan asumsi bahwa pengaruh dinding pasangan bata
sebagai dinding pengisi diperhitungkan dalam analisis dan material bata yang
digunakan mempunyai sifat kuat tekan yang dominan.
2.1.1 Hubungan Batu-Bata
Dinding tembok di buat dengan memasang batu-bata (bata merah).Pasangan bata
adalah tiada lain suatu konstruksi terdiri dari unsure-unsur bata yang disusun satu
II - 2
Tebal tembok ditentukan sesuai dengan fungsinya. Tembok yang memikul beban
dibuat tebal satu bata atau lebih. Tembok yang tidak memikul dibuat dengan tebal
½ bata. Dalam hal ini beban dari atap atau kap dalamnya dipikul pilar-pilar atau
kolom-kolom dari bata. Pada rumah-rumah atau bangunan-bangunan lama masih
dijumpai konstruksi seperti semacam ini.
Pembangunan masa sekarang dan secara modern banyak diterapkan
konstruksi-konstruksi sebagai berikut:
Dengan tebal ½ bata diperkuat dengan kolom-kolom beton praktis,balok ring
beton dan sloof. Disini kolom-kolom praktis, balok ring beton dan sloof
berfungsi sebagai penguat dari tembok ½ bata tersebut. Beban dari atap atau kap
dipikul oleh balok ringdan diteruskan secara terbagi rata kepada tembok dan
seterusnya melalui kolom-kolom dan sloof,akhirnya di pikul oleh pondasi. Untuk
system semacam ini berlaku ketentuan-ketentuan dari pemerintah daerah ialah:
Bidang tembok setengah bata luas maksimum antara 11-12 m2 (tergantung
kualitas bata yang dipakai) dan diperkuat dengan kolom-kolom praktis dan
balok-balok beton lainnya.
Pada bangunan-bangunan yang lebih besar atau bertingkat,konstruksi beton dibuat
terlebih dahulu, baru kemudian dimulai dengan pemasangan kosen dan tembok
bata. Cara demikian dinamakan konstruksi skelet atau struktur beton, jadi kosen +
tembok hanya sebagai pengisi.
Adukan atau Spesi.
Adukan biasa:
II - 3
: 1 P.C : 4 pasir
(adukan kuat) : 1 P.C : 3 pasir
(adukan trasnam) : 1 P.C : 2 pasir
(untuk konstruksi yang kedap air : bak air kolam dan semacamnya)
menggunakan 1P.C : 1 pasir
Pembuatan adukan atau spesi.
Bahan-bahan tersebut dalam keadaan kering di campur sampai sama rata atau
sama warna, kemudian diberi air secukupnya dan diaduk sampai berupa adukan
yang tidak terlalu encer atau lunak, dan tidak terlalu kental atau keras, sehingga
mudah di kerjakan. Adukan ini campurannya harus “matang” atau homogin
(“homogen”).
Batu-bata adalah porens, sebelum dipasang menjadi bentuk, bata tersebut
sedikitnya di basahi dahulu dengan air (sebaiknya di rendam), agar air dari
adukan tidak dihisap, yang nantinya dapat menyebabkan retak pada tembok atau
plesteran (penutup tembok bata).
Ukuran Bata.
Ukuran bata 1 streek = 2 kop + 1 siar. Siar atau voeg adalah spesi di antara
bata-bata. Panjang bata dinamakan streek, lebar bata dinamakan kop dan tebal bata
dinamakan lapis. Tebal plester rata-rata: 1-1,5 cm, spesi rata-rata:1,5-2 cm..
Prinsip Susunan bata:
Siar vertikal tidak boleh berimpit satu di atas yang lain tetapi harus melompat
Untuk pasangan setengah bata lompatan tersebut minimal harus setengah batu,
II - 4
Untuk pasangan satu bata lompatannya minimal seperempat bata
2.1.2 Pasangan 1 Bata
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pasangan 1 bata ada 2 macam hubungan
a. Susunan atau hubungan tegak yang terdiri hanya dari 2 lapis
prinsip.
b. Susunan atau hubungan silang yang terdiri dari 4 lapis prinsip
Lapis yang kesatu terdiri atas satu lapis batu-bata yang di pasang tegak
lurus arah tembok dinamakan lapisan kop. Lapis yang kedua terdiri dari
satu lapis batu-bata yang dipasang searah tembok , dinamakan streek.
Lompatan-lompatan siar adalah ¼ bata.
Untuk tembok satu batu pada awal atau akhir selalu dipasang ¾ bata,seperti lapis
kesatu langsung dipasang bata-bata utuh atau streek, sedangkan untuk lapisan
seperti yang kedua, setelah ¾ bata dipasang satu kop dahulu. Pada lapisan kop
tidak boleh terselip ¾ bata atau streek, tapi seluruh lapisan kop harus terdiri dari
kop-kop yang utuh.
2.2 Hebel (AAC Hebel)
Hebel adalah beton ringan yang terbuat dari bahan baku berkualitas tinggi,
diproduksi dengan teknologi Jerman dan standar Deutch Industrie Norm
(DIN).Hebel diproduksi oleh PT.Hebel Indonesia yang merupakan
produser beton ringan yang terbesar dan terlengkap di Indonesia. Hebel
memberikan kemudahan, kecepatan, serta kerapihan dalam membangun
II - 5
Gb. 2.1 Hebel
Keunggulan Hebel:
1. Ukuran yang akurat
Baku standar proses produksi menjamin blok dan panel hebel
senantiasa memiliki ukuran yang akurat sehingga dapat
mengurangi pekerjaan pemotongan, mengurangi volume plaster
dan acian serta kebutuhan material finishing lainnya.
2. Kuat tekan yang tinggi dan ringan
Berat hebel hanya 1/5 dari berat beton biasa sehingga lebih mudah
dikerjakan dengan menggunakan peralatan sederhana,
sertamengurangi keletihan para pekerja
3. Insulasi panas dan suara yang baik
ACC hebel meredam dengan baik perambatan suara sehingga
mengurangi masuknya kebisingan suara dari luar bangunan. Efektif
pula dimanfaatkan sebagai pemisah antar ruang.
4. Tahan api
Hebel adalah anorganik yang tahan api. Produk ini sesuai untuk
aplikasi ruang tangga darurat, cerobong ventilasi dan koridor lift.
Hebel meningkatkan perlindungan terhadap bahaya kebakaran.
II - 6
Hebel dapat digergaji, di bor atau dikerjakan dengan
mengguanakan peralatan kayu biasa.
6. Hemat energi
Gelembung-gelembung udara pada AAC Hebel menyebabkan
bahan ini memiliki sifat insulasi yang baik. Hebel memberikan
kenyamanan lingkungan yang sehat, menghemat energi biaya
pemakaian AC.
7. Cepat dalam konstruksi
AAC hebel yang ringan dan kuat mempermudah proses produksi.
Kelebihan ini menjadikan hebel lebih cepat dan mudah di pasang
8. Tidak beracun
Produk AAC hebel tidak mengandung bahan-bahan beracun.
Material yang digunakan tidak dapat dijadikan tempat tinggal bagi
kutu atau serangga dan hewan sejenis lainnya
9. Sederhana, handal dan tahan cuaca
10. Serbaguna dan rapi
11. Rasional dan ekonomis dalam segala hal
12. Tahan lama
13. Memenuhi Standar Mutu Internasional
dibandingkan dengan bahan bangunan konvensional lainnya.
Dinding Hemat dan praktis dalam pemasangan menjadi pertimbangan untuk
memilih bahan elemen dinding. Tentu saja masih banyak yang tetap memakai
II - 7
sekarang orang sudah melirik bahan dinding lain yang lebih fleksibel. Demikian
bahan untuk kusen, serta daun pintu dan daun jendela. Walaupun material kayu
masih populer, bahan lain yang ringan sudah mulai dipakai.
Hebel yang banyak dipakai berdimensi 60cm x 20cm x 7,5cm dan 60cm x 20cm x
10cm. Selain itu ketebalannya bisa dipesan khusus, misalnya 12,5cm, 15cm, atau
20cm. Beton ringan atau autoclaved aerated concrete (AAC) adalah pasangan
ideal semen instan. Pasalnya, keduanya muncul secara bersamaan, memiliki bahan
baku serupa, dan diproduksi secara computerized. Karena itu permukaan beton
ringan halus dan presisi, dengan kualitas homogen atau terstandar. Karena
permukaannya halus dan presisi, beton ringan butuh mortar berdaya rekat tinggi.
Dan itu hanya bisa didapat dari semen instan yang memiliki daya rekat kuat. Spesi
pemasangan beton ringan dengan semen instan cukup 0,5 - 1 cm sehingga
pemakaian semen lebih irit (www.hebel.com).
Karena ringan Hebel diklaim tahan gempa. Gaya gempa yang diterimanya jauh
berkurang. Beton ringan juga meredam suara dan menepis panas, karena beraerasi
(mengandung gelembung udara). Hebel konon mampu menghemat pemakaian
listrik untuk AC hingga 60 - 70 persen. beton ringan juga lebih tahan api. Hebel
setebal 10 cm bisa bertahan dalam kebakaran selama empat jam. Batu bata dan
batako dengan ketebalan yang sama hanya dua jam (www.hebel.com).
2.3 B-Panel
Sebuah system kontruksi yang sudah terbukti handal untuk bangunan berbagai
II - 8
dinamakan b-panel. Panel atau b-panel terdiri dari satu lembar
polystyrene,berfungsi sebagai insulator suhu dan suara, yang dilapisi dengan dua
lembar wire mesh yang di las. Panel di produksi dengan menggunakan
mesin-mesin yang berteknologi canggih. Teknologi ini telah terbukti berhasil dan telah
tersebar luas di seluruh dunia.
Teknologi b-panel merupakan dua lapis beton tipis yang diperkuat oleh wire
mesh, mengapit satu lapisan tebal Styrofoam.
1. Lapisan Styrofoam berfungsi sebagai bekisting
2. Wire mesh berfungsi sebagai tulangan tarik dan geser
3. Beton memberikan kekuatan tekan lentur dan geser
4. Kawat penghubung menyalurkan gaya geser antara dua lapisan beton dan
memegang keduanya agar tidak terjadi tekuk local, sehingga b-panel
menjadi penampang komposit
5. Baik untuk bangunan tahan gempa
Keberhasilan teknologi b-panel sangat di dukung oleh keunggulan-keunggulan
sistemnya.
2.3.1 Keunggulannya yaitu:
B-panel tahan terhadap gaya axial dan lateral, yang membuatnya tahan
menghadapi bencana alam gempa maupun badai.
B-panel kuat, ringan, dapat dipasang dengan mudah sehingga hemat waktu dan
biaya
b-panel hemat energi, menginsulasi panas dan meredam suara.
II - 9
1. Ringan (120 kg/m2)
2. kapasitas beban besar
3. ringan dan mudah dibawa
4. tahan air, rayap, lembab, api
5. mudah dan cepat dibangun
6. permukaan rata dan mudah finish
2.3.3 Jenis-jenis dinding b-panel
Panel dibagi dalam 2 macam yaitu single panel dan double panel. Single Panel
Dingunakan sebagai dinding tumpuan (load bearing wall) dinding partisi maupun
dinding luar pada bangunan dengan tingakat maksimal 4 lantai dan dapat
digunakan dengan posisi horizontal untuk atap skala kecil. Sedangkan pada
double panel digunakan pada bangunan tingkat meksimal 20 lantai. Dinding panel
ini terdiri isi (core) dan lapisan luar (skin) yang berfungsi sebagai dinding
sekaligus struktur pada bangunan berlantai satu dalam bentang tertentu. Ketebalan
panel terdiri 3 macam, yaitu 5 cm, 7,5 cm dan 10 cm. Panel dengan ketebalan 10
cm atau 7,5 cm dipakai untuk dinding luar, sedangkan panel dengan ketebalan 5
cm untuk dinding bagian dalam. Khususnya menyangkut konstruksi, rumah
dengan dinding panel ini tidak menggunakan kuda-kuda dan ringbalk. Juga tidak
memerlukan banyak tenaga untuk mendirikan. Berarti ongkos tukang bisa
dikurangi. Atap rumah panel menggunakan galvalom (semacam aluminium),
untuk rangka dari baja ringan.Waktu pemasangan sekitar 8 sampai 10 hari.
Pemasangan yang cepat ini karena rumah dari dinding panel ini dikemas secara
knock down. Cepat dipasang, cepat pula dibongkar atau dipindahkan (
II - 10
Kecepatan proses pembangunan dengan Panel karena pekerjaan dinding telah
dilakukan secara fabrikasi, sehingga di lapangan hanya merangkai material dan
finishing atau siap dicat. Panel ini kuat menahan beban hingga 50 kg.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan analisa yang telah di sajikan sebelumnya maka
penulis dapat menarik beberapa kesimpulan:
1. Sangat diperlukan pengendalian material berupa perhitungan kebutuhan
pembelian bahan untuk mengendalikan arus kebutuhan sehingga tidak terjadi
kekurangan bahan
2. Jumlah bahan (material) yang digunakan sedikit banyaknya dipengaruhi oleh
faktor ekonomi karena perbedaan biaya,bahan.
3. Pelaksanaan pemasangan dinding interior ukuran 8 x 4 m dengan menggunakan
b-panel lebih cepat, dibandingkan dengan menggunakan bata dan hebel,
pelaksanaan nya hanya 1,44 jam dari jam kerja
4. Biaya yang dibutuhkan untuk dinding interior berukuran 4 x 8m,dengan
menggunakan bahan dari bata,hebel dan b-panel adalah sebagai berikut:
No Nama Bahan Harga /m 1 Bata Rp. 83.362,32 2 Hebel RP. 164.261,25 3 b-panel Rp. 144.000
5. Pemasangan dinding dengan mengunakan hebel lebih cepat dibandingkan
pemasangan bata dikarenakan hebel siarnya lebih tipis, karena menggunakan
V-2
6. biaya yang dibutuhkan untuk balok dengan ukuran penampang 60 x 40 dengan
menggunakan bata, hebel, dan b-panel sama, yaitu Rp. 2.593.840
6.2 Saran
Dari uraian-uraian dan kesimpulan yang telah disajikan, maka penulis memiliki
kajian untuk memberikan saran sebagai berikut:
1. Jika waktu untuk pemasangan dinding interior singkat atau durasinya
kecil, gunakan bahan dari b-panel, karena pemasangannya lebih cepat
2. Perhitungan jumlah bahan harus lebih teliti, karena jika tidak akan terjadi
kekurangan bahan
3. Pembelian Beton Redy mix harus sesuai dengan kebutuhan, karena jika
terjadi kelebihan material ini tidak bisa disimpan.
4. Pemilihan bahan harus dengan yang harga bahannya murah dan berkulitas
tinggi
5. Pada penggunaan bahan (material) harus diperhatikan pada efektivitas dan
efesiensi pekerjaan
6. Untuk pemasangan suatu bahan diharapkan pada rencana suatu bangunan
DAFTAR PUSTAKA
Soffwan. (1986). ”Diktat Konstruksi Bangunan I dan Menggambar Teknik”. Bandung
Ahmad, Rosman. (2007). ”Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan”. Surabaya: Kepustakaan.
McCormac. Jack C (2003). ” Desain Beton Bertulang Edisi Kelima ”. Jakarta: Erlangga.
S.W. Renggo (2006). ” Menghitung Biaya Membuat Rumah ”. Jakarta: Penebar Swadaya
Gideon (2003).”Pedoman Pembelajaran Beton”. Jakarta: Erlangga
http://wwwdindinngpartisi.com/
http://wwwdindingpartisiinterior.com/
http://wwwdindinngbata.com/
http://wwwdindinnghebel.com/
http://wwwdindinngb-panel.com/