• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEKNOLOGI DINDING PADA GEDUNG BERTINGKAT (Komunitas Bidang Ilmu : Manajemen dan Rekayasa Kontruksi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN TEKNOLOGI DINDING PADA GEDUNG BERTINGKAT (Komunitas Bidang Ilmu : Manajemen dan Rekayasa Kontruksi)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TEKNOLOGI DINDING PADA GEDUNG

BERTINGKAT

(Komunitas Bidang Ilmu : Manajemen dan Rekayasa Kontruksi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Sipil

Riyan Adhitya Wiguna

1.30.04.019

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat,

rahmat dan karunian-Nya, sehingga dengan segala usaha dan kemampuan yang

ada penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KAJIAN TEKNOLOGI

DINDING PADA GEDUNG BERTINGKAT”.

Adapun skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

pada Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik & Ilmu Komputer Jurusan

Teknik Sipil UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA.

Tanpa dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidaklah mungkin

skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih yang tidak akan pernah habis kepada

Orang tua, Adiku yang selalu memberikan doa, dukungan baik moril ataupun

materil, tanpa batasan waktu mereka telah memberikan segalanya. Dan tak lupa

juga dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bpk Ir Eddy Suryanto Soegoto, Msc, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Bpk Prof Dr Ir Ukun Sastra Prawira Msc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer.

3. Bpk Yatna Supriyatna, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

Universitas Komputer Indonesia.

4. Bpk. Y.Djoko Setiarto, ST., MT. selaku dosen pembimbing I yang selalu

memberikan pengarahan, petunjuk serta waktu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bpk. Ahcmad Fahruddin, ST., MT., yang terus memberikan dukungan sampai

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Bpk Donie Aulia, ST., MT. atas dorongan semangatnya.

7. Bu Alice, selaku sekretariat Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer

Indonesia

8. Seluruh staf dosen Teknik Sipil UNIKOM

9. Seseorang yang telah menjadi inspirasi dan memberiku warna hidup,

terimakasih atas perhatian doa serta kasih sayangnya

(3)

10.My our friend’s PB.UU,Bank Jack, cacing, botak, boboho, jablai, josh, anduk,

trio gabel, om frehom, ladu, makasih buat semua bantuan dan waktunya

11.Teman-teman seperjuangan ’04 TS ’01, we are the the best class, Man !!

12.Teman-teman jurusan Teknik Sipil semua angkatan, tanpa kalian jurusan ini

ga’kan jadi seru.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak yang

memerlukannya, Amin.

Bandung, Juli 2008

(4)

DAFTAR ISI

1.2 Tujuan Penulisan...

1.3 Permasalahan...

1.4 Ruang Lingkup ...

1.5 Metode Penulisan...

1.6 Manfaat Penulisan ...

BAB II STUDI PUSTAKA...

2.3.1 Keunggulan B-panel ...

(5)

2.3.3 Jenis-jenis B-panel ...

4.1 Analisis biaya pelaksanaan bahan ...

4.2 Contohkasus ...

4.3 Perhitungan Jumlah Tulangan ...

4.4 Perhitungan Jumlah Bata ...

4.4.1 Perhitungan Adukan Untuk Bata ...

4.4.2 Perhintungan Biaya Bata ...

4.5 Perhitungan Jumlah Hebel ...

4.5.1 Perhitungan Adukan Untuk Hebel ...

4.5.2 Perhitungan Biaya Hebel ...

4.6 Perhintungan Jumlah Panel Dinding ...

4.6.1 Komponen Penyusun b-panel ...

4.6.2 Perhitungan Biaya Panel ...

4.7 Perhitungan Jumlah Tulangan Balok Untuk Bata...

(6)

4.7.1 Perhitungan Biaya Balok untuk Bata ...

4.8 Perhitungan Jumlah Tulangan Balok Untuk Hebel ...

4.8.1 Perhitungan Biaya Balok untuk Hebel...

4.9 Perhitungan Jumlah Tulangan Balok Untuk b-panel ...

4.9.1 Perhitungan Biaya Balok untuk b-panel ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

5.1 Kesimpulan ...

5.2 Saran ………...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

IV-11

IV-11

IV-14

IV-14

IV-16

V-1

V-1

V-2

(7)

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

h = Tinggi dinding

L = Panjang dinding

s = siar

hb = Tinggi bata

Lb = Panjang bata

hHb = Tinggi hebel

LHb = Panjang hebel

ntp = Jumlah tulangan pokok

htp = Tinggi tulangan pokok

nkl = Jumlah kolom praktis

js = Jarak sengkang

Ak = Luas kolom

p = selimut beton

si. = sisi

(8)

Wb = Berat bata

WHb = Berat hebel

Wp = Berat panel

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Kerangka Pikir Penelitian ...

2.1 Hebel ...

2.2 Single Panel ...

2.3 Double Panel ...

3.1 Pasangan ½ Bata ...

3.2 Pasangan Hebel ...

3.3 Pemasangan B-panel ...

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Ukuran Bata ...

3.2 Ukuran Hebel ...

3.3 Daftar Harga Matrial ...

Halaman

III-2

III-3

(10)
(11)

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Bata

Batu bata adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding atau

tembok. Sebagai bahan dasarnya adalah tanah liat atau tanah lempung yang

kemudian dicetak dan dibakar pada suhu tertentu sehingga berubah sifat menjadi

keras seperti batu serta tidak akan lunak kembali bila dicampur air.

Pasangan bata sebagai dinding pengisi antara kolom, pada tingkat

pembebanan horisontal tertentu, dapat menahan beban horisontal tersebut seperti

dinding geser. Dengan adanya perubahan sifat struktur ini maka dinding bata

akan merubah kekakuan dan kekuatan struktur. Bila kontribusi dari pasangan

bata diabaikan maka hal tersebut akan menyebabkan konsep dan perencanaan

struktur tersebut menjadi kurang tepat.

Pemodelan dilakukan dengan asumsi bahwa pengaruh dinding pasangan bata

sebagai dinding pengisi diperhitungkan dalam analisis dan material bata yang

digunakan mempunyai sifat kuat tekan yang dominan.

2.1.1 Hubungan Batu-Bata

Dinding tembok di buat dengan memasang batu-bata (bata merah).Pasangan bata

adalah tiada lain suatu konstruksi terdiri dari unsure-unsur bata yang disusun satu

(12)

II - 2

Tebal tembok ditentukan sesuai dengan fungsinya. Tembok yang memikul beban

dibuat tebal satu bata atau lebih. Tembok yang tidak memikul dibuat dengan tebal

½ bata. Dalam hal ini beban dari atap atau kap dalamnya dipikul pilar-pilar atau

kolom-kolom dari bata. Pada rumah-rumah atau bangunan-bangunan lama masih

dijumpai konstruksi seperti semacam ini.

Pembangunan masa sekarang dan secara modern banyak diterapkan

konstruksi-konstruksi sebagai berikut:

Dengan tebal ½ bata diperkuat dengan kolom-kolom beton praktis,balok ring

beton dan sloof. Disini kolom-kolom praktis, balok ring beton dan sloof

berfungsi sebagai penguat dari tembok ½ bata tersebut. Beban dari atap atau kap

dipikul oleh balok ringdan diteruskan secara terbagi rata kepada tembok dan

seterusnya melalui kolom-kolom dan sloof,akhirnya di pikul oleh pondasi. Untuk

system semacam ini berlaku ketentuan-ketentuan dari pemerintah daerah ialah:

Bidang tembok setengah bata luas maksimum antara 11-12 m2 (tergantung

kualitas bata yang dipakai) dan diperkuat dengan kolom-kolom praktis dan

balok-balok beton lainnya.

Pada bangunan-bangunan yang lebih besar atau bertingkat,konstruksi beton dibuat

terlebih dahulu, baru kemudian dimulai dengan pemasangan kosen dan tembok

bata. Cara demikian dinamakan konstruksi skelet atau struktur beton, jadi kosen +

tembok hanya sebagai pengisi.

Adukan atau Spesi.

Adukan biasa:

(13)

II - 3

: 1 P.C : 4 pasir

(adukan kuat) : 1 P.C : 3 pasir

(adukan trasnam) : 1 P.C : 2 pasir

(untuk konstruksi yang kedap air : bak air kolam dan semacamnya)

menggunakan 1P.C : 1 pasir

Pembuatan adukan atau spesi.

Bahan-bahan tersebut dalam keadaan kering di campur sampai sama rata atau

sama warna, kemudian diberi air secukupnya dan diaduk sampai berupa adukan

yang tidak terlalu encer atau lunak, dan tidak terlalu kental atau keras, sehingga

mudah di kerjakan. Adukan ini campurannya harus “matang” atau homogin

(“homogen”).

Batu-bata adalah porens, sebelum dipasang menjadi bentuk, bata tersebut

sedikitnya di basahi dahulu dengan air (sebaiknya di rendam), agar air dari

adukan tidak dihisap, yang nantinya dapat menyebabkan retak pada tembok atau

plesteran (penutup tembok bata).

Ukuran Bata.

Ukuran bata 1 streek = 2 kop + 1 siar. Siar atau voeg adalah spesi di antara

bata-bata. Panjang bata dinamakan streek, lebar bata dinamakan kop dan tebal bata

dinamakan lapis. Tebal plester rata-rata: 1-1,5 cm, spesi rata-rata:1,5-2 cm..

Prinsip Susunan bata:

Siar vertikal tidak boleh berimpit satu di atas yang lain tetapi harus melompat

Untuk pasangan setengah bata lompatan tersebut minimal harus setengah batu,

(14)

II - 4

Untuk pasangan satu bata lompatannya minimal seperempat bata

2.1.2 Pasangan 1 Bata

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pasangan 1 bata ada 2 macam hubungan

a. Susunan atau hubungan tegak yang terdiri hanya dari 2 lapis

prinsip.

b. Susunan atau hubungan silang yang terdiri dari 4 lapis prinsip

Lapis yang kesatu terdiri atas satu lapis batu-bata yang di pasang tegak

lurus arah tembok dinamakan lapisan kop. Lapis yang kedua terdiri dari

satu lapis batu-bata yang dipasang searah tembok , dinamakan streek.

Lompatan-lompatan siar adalah ¼ bata.

Untuk tembok satu batu pada awal atau akhir selalu dipasang ¾ bata,seperti lapis

kesatu langsung dipasang bata-bata utuh atau streek, sedangkan untuk lapisan

seperti yang kedua, setelah ¾ bata dipasang satu kop dahulu. Pada lapisan kop

tidak boleh terselip ¾ bata atau streek, tapi seluruh lapisan kop harus terdiri dari

kop-kop yang utuh.

2.2 Hebel (AAC Hebel)

Hebel adalah beton ringan yang terbuat dari bahan baku berkualitas tinggi,

diproduksi dengan teknologi Jerman dan standar Deutch Industrie Norm

(DIN).Hebel diproduksi oleh PT.Hebel Indonesia yang merupakan

produser beton ringan yang terbesar dan terlengkap di Indonesia. Hebel

memberikan kemudahan, kecepatan, serta kerapihan dalam membangun

(15)

II - 5

Gb. 2.1 Hebel

Keunggulan Hebel:

1. Ukuran yang akurat

Baku standar proses produksi menjamin blok dan panel hebel

senantiasa memiliki ukuran yang akurat sehingga dapat

mengurangi pekerjaan pemotongan, mengurangi volume plaster

dan acian serta kebutuhan material finishing lainnya.

2. Kuat tekan yang tinggi dan ringan

Berat hebel hanya 1/5 dari berat beton biasa sehingga lebih mudah

dikerjakan dengan menggunakan peralatan sederhana,

sertamengurangi keletihan para pekerja

3. Insulasi panas dan suara yang baik

ACC hebel meredam dengan baik perambatan suara sehingga

mengurangi masuknya kebisingan suara dari luar bangunan. Efektif

pula dimanfaatkan sebagai pemisah antar ruang.

4. Tahan api

Hebel adalah anorganik yang tahan api. Produk ini sesuai untuk

aplikasi ruang tangga darurat, cerobong ventilasi dan koridor lift.

Hebel meningkatkan perlindungan terhadap bahaya kebakaran.

(16)

II - 6

Hebel dapat digergaji, di bor atau dikerjakan dengan

mengguanakan peralatan kayu biasa.

6. Hemat energi

Gelembung-gelembung udara pada AAC Hebel menyebabkan

bahan ini memiliki sifat insulasi yang baik. Hebel memberikan

kenyamanan lingkungan yang sehat, menghemat energi biaya

pemakaian AC.

7. Cepat dalam konstruksi

AAC hebel yang ringan dan kuat mempermudah proses produksi.

Kelebihan ini menjadikan hebel lebih cepat dan mudah di pasang

8. Tidak beracun

Produk AAC hebel tidak mengandung bahan-bahan beracun.

Material yang digunakan tidak dapat dijadikan tempat tinggal bagi

kutu atau serangga dan hewan sejenis lainnya

9. Sederhana, handal dan tahan cuaca

10. Serbaguna dan rapi

11. Rasional dan ekonomis dalam segala hal

12. Tahan lama

13. Memenuhi Standar Mutu Internasional

dibandingkan dengan bahan bangunan konvensional lainnya.

Dinding Hemat dan praktis dalam pemasangan menjadi pertimbangan untuk

memilih bahan elemen dinding. Tentu saja masih banyak yang tetap memakai

(17)

II - 7

sekarang orang sudah melirik bahan dinding lain yang lebih fleksibel. Demikian

bahan untuk kusen, serta daun pintu dan daun jendela. Walaupun material kayu

masih populer, bahan lain yang ringan sudah mulai dipakai.

Hebel yang banyak dipakai berdimensi 60cm x 20cm x 7,5cm dan 60cm x 20cm x

10cm. Selain itu ketebalannya bisa dipesan khusus, misalnya 12,5cm, 15cm, atau

20cm. Beton ringan atau autoclaved aerated concrete (AAC) adalah pasangan

ideal semen instan. Pasalnya, keduanya muncul secara bersamaan, memiliki bahan

baku serupa, dan diproduksi secara computerized. Karena itu permukaan beton

ringan halus dan presisi, dengan kualitas homogen atau terstandar. Karena

permukaannya halus dan presisi, beton ringan butuh mortar berdaya rekat tinggi.

Dan itu hanya bisa didapat dari semen instan yang memiliki daya rekat kuat. Spesi

pemasangan beton ringan dengan semen instan cukup 0,5 - 1 cm sehingga

pemakaian semen lebih irit (www.hebel.com).

Karena ringan Hebel diklaim tahan gempa. Gaya gempa yang diterimanya jauh

berkurang. Beton ringan juga meredam suara dan menepis panas, karena beraerasi

(mengandung gelembung udara). Hebel konon mampu menghemat pemakaian

listrik untuk AC hingga 60 - 70 persen. beton ringan juga lebih tahan api. Hebel

setebal 10 cm bisa bertahan dalam kebakaran selama empat jam. Batu bata dan

batako dengan ketebalan yang sama hanya dua jam (www.hebel.com).

2.3 B-Panel

Sebuah system kontruksi yang sudah terbukti handal untuk bangunan berbagai

(18)

II - 8

dinamakan b-panel. Panel atau b-panel terdiri dari satu lembar

polystyrene,berfungsi sebagai insulator suhu dan suara, yang dilapisi dengan dua

lembar wire mesh yang di las. Panel di produksi dengan menggunakan

mesin-mesin yang berteknologi canggih. Teknologi ini telah terbukti berhasil dan telah

tersebar luas di seluruh dunia.

Teknologi b-panel merupakan dua lapis beton tipis yang diperkuat oleh wire

mesh, mengapit satu lapisan tebal Styrofoam.

1. Lapisan Styrofoam berfungsi sebagai bekisting

2. Wire mesh berfungsi sebagai tulangan tarik dan geser

3. Beton memberikan kekuatan tekan lentur dan geser

4. Kawat penghubung menyalurkan gaya geser antara dua lapisan beton dan

memegang keduanya agar tidak terjadi tekuk local, sehingga b-panel

menjadi penampang komposit

5. Baik untuk bangunan tahan gempa

Keberhasilan teknologi b-panel sangat di dukung oleh keunggulan-keunggulan

sistemnya.

2.3.1 Keunggulannya yaitu:

B-panel tahan terhadap gaya axial dan lateral, yang membuatnya tahan

menghadapi bencana alam gempa maupun badai.

B-panel kuat, ringan, dapat dipasang dengan mudah sehingga hemat waktu dan

biaya

b-panel hemat energi, menginsulasi panas dan meredam suara.

(19)

II - 9

1. Ringan (120 kg/m2)

2. kapasitas beban besar

3. ringan dan mudah dibawa

4. tahan air, rayap, lembab, api

5. mudah dan cepat dibangun

6. permukaan rata dan mudah finish

2.3.3 Jenis-jenis dinding b-panel

Panel dibagi dalam 2 macam yaitu single panel dan double panel. Single Panel

Dingunakan sebagai dinding tumpuan (load bearing wall) dinding partisi maupun

dinding luar pada bangunan dengan tingakat maksimal 4 lantai dan dapat

digunakan dengan posisi horizontal untuk atap skala kecil. Sedangkan pada

double panel digunakan pada bangunan tingkat meksimal 20 lantai. Dinding panel

ini terdiri isi (core) dan lapisan luar (skin) yang berfungsi sebagai dinding

sekaligus struktur pada bangunan berlantai satu dalam bentang tertentu. Ketebalan

panel terdiri 3 macam, yaitu 5 cm, 7,5 cm dan 10 cm. Panel dengan ketebalan 10

cm atau 7,5 cm dipakai untuk dinding luar, sedangkan panel dengan ketebalan 5

cm untuk dinding bagian dalam. Khususnya menyangkut konstruksi, rumah

dengan dinding panel ini tidak menggunakan kuda-kuda dan ringbalk. Juga tidak

memerlukan banyak tenaga untuk mendirikan. Berarti ongkos tukang bisa

dikurangi. Atap rumah panel menggunakan galvalom (semacam aluminium),

untuk rangka dari baja ringan.Waktu pemasangan sekitar 8 sampai 10 hari.

Pemasangan yang cepat ini karena rumah dari dinding panel ini dikemas secara

knock down. Cepat dipasang, cepat pula dibongkar atau dipindahkan (

(20)

II - 10

Kecepatan proses pembangunan dengan Panel karena pekerjaan dinding telah

dilakukan secara fabrikasi, sehingga di lapangan hanya merangkai material dan

finishing atau siap dicat. Panel ini kuat menahan beban hingga 50 kg.

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan dan analisa yang telah di sajikan sebelumnya maka

penulis dapat menarik beberapa kesimpulan:

1. Sangat diperlukan pengendalian material berupa perhitungan kebutuhan

pembelian bahan untuk mengendalikan arus kebutuhan sehingga tidak terjadi

kekurangan bahan

2. Jumlah bahan (material) yang digunakan sedikit banyaknya dipengaruhi oleh

faktor ekonomi karena perbedaan biaya,bahan.

3. Pelaksanaan pemasangan dinding interior ukuran 8 x 4 m dengan menggunakan

b-panel lebih cepat, dibandingkan dengan menggunakan bata dan hebel,

pelaksanaan nya hanya 1,44 jam dari jam kerja

4. Biaya yang dibutuhkan untuk dinding interior berukuran 4 x 8m,dengan

menggunakan bahan dari bata,hebel dan b-panel adalah sebagai berikut:

No Nama Bahan Harga /m 1 Bata Rp. 83.362,32 2 Hebel RP. 164.261,25 3 b-panel Rp. 144.000

5. Pemasangan dinding dengan mengunakan hebel lebih cepat dibandingkan

pemasangan bata dikarenakan hebel siarnya lebih tipis, karena menggunakan

(22)

V-2

6. biaya yang dibutuhkan untuk balok dengan ukuran penampang 60 x 40 dengan

menggunakan bata, hebel, dan b-panel sama, yaitu Rp. 2.593.840

6.2 Saran

Dari uraian-uraian dan kesimpulan yang telah disajikan, maka penulis memiliki

kajian untuk memberikan saran sebagai berikut:

1. Jika waktu untuk pemasangan dinding interior singkat atau durasinya

kecil, gunakan bahan dari b-panel, karena pemasangannya lebih cepat

2. Perhitungan jumlah bahan harus lebih teliti, karena jika tidak akan terjadi

kekurangan bahan

3. Pembelian Beton Redy mix harus sesuai dengan kebutuhan, karena jika

terjadi kelebihan material ini tidak bisa disimpan.

4. Pemilihan bahan harus dengan yang harga bahannya murah dan berkulitas

tinggi

5. Pada penggunaan bahan (material) harus diperhatikan pada efektivitas dan

efesiensi pekerjaan

6. Untuk pemasangan suatu bahan diharapkan pada rencana suatu bangunan

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Soffwan. (1986). ”Diktat Konstruksi Bangunan I dan Menggambar Teknik”. Bandung

Ahmad, Rosman. (2007). ”Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan”. Surabaya: Kepustakaan.

McCormac. Jack C (2003). ” Desain Beton Bertulang Edisi Kelima ”. Jakarta: Erlangga.

S.W. Renggo (2006). ” Menghitung Biaya Membuat Rumah ”. Jakarta: Penebar Swadaya

Gideon (2003).”Pedoman Pembelajaran Beton”. Jakarta: Erlangga

http://wwwdindinngpartisi.com/

http://wwwdindingpartisiinterior.com/

http://wwwdindinngbata.com/

http://wwwdindinnghebel.com/

http://wwwdindinngb-panel.com/

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

1) Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah (negara terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit

Pertama dimulai dengan menghapus kode program yang sudah tidak dibutuhkan, mengurangi kode program yang terduplikasi, dan setelah selesai melakukan pembersihan pada

Gambar 4.54 Grafik respon spektra gerakan translasi pada FSO Ladinda saat kondisi light load terapung bebas dengan heading pembebanan 0 derajat. Gambar 4.55 Grafik

Praktik pengalaman lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) terutama yang memilih

Skripsi yang berjudul Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan Keluarga Perspektif Hadits-Hadits Nabi SAW ini merupakan hasil penelitian kepustakaan yang

Penelitian ini bertujuan untuk membuat Drug Delivery System nanopartikel dengan sistem vesikular yaitu fitosom dari ekstrak kulit buah kakao menggunakan dua

Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985: 180): Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

The development of one of the biggest Tionghoa hospitals in Indonesia, the Dr OEN Hospital in Surakarta, is inextricably linked to the founding of a small clinic by the Hua