• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY, FIRM SIZE, AND LEVERAGE TO CORPORATE

DIVIDEND POLICY

(Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia)

Oleh MUHAJIR 20120410218

FAKULTAS EKONOMI

(2)

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY, FIRM SIZE, AND LEVERAGE TO CORPORATE

DIVIDEND POLICY

(Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia)

Oleh MUHAJIR 20120410218

FAKULTAS EKONOMI

(3)

Efek Indonesia)

THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY, FIRM SIZE AND LEVERAGE TO CORPORATE

DIVIDEND POLICY

(Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh MUHAJIR 20120410218

FAKULTAS EKONOMI

(4)

Dengan ini saya ,

Nama : Muhajir

Nomor Mahasiswa : 20120410218

Menyatakan bahwa Skripsi ini dengan judul : “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan

Yogyakarta, 27 Agustus 2016

(5)

dan takut kepada Tuhan

(Muhammad SAW)

“ Sumber dan akar kebenaran terletak pada pendidikan yang baik .”

(Plutarch)

“ Berani mencoba, lakukan analisa, apabila gagal, perbaiki, lakukan

berulang-ulang maka kau akan berhasil”

(6)

rahmat, hidayah, rezeki, kesehatan, kasih sayang yang tiada hentinya serta karunia dan izin-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Terimakasih juga kepada junjungan-Nya, Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi kita semua.

Untuk orangtuaku tercinta almarhum Abu (Badruddin) alhamdulillah anakmu sarjana Abu, semoga engkau bahagia disana dan ditempatkan pada tempat yang baik disisi-Nya dan untuk Umiku (Ainol Mardhiah) terima kasih atas segala doanya, terima kasih atas segala semangatnya, terima kasih atas segala motivasi dan terima kasih atas segala-galanya yang telah diberikan, semoga engkau sehat selalu dan bisa melihat anakmu sukses. Untuk kakak Badriana, Atthaillah dan Birrul Walidain terima kasih atas support dan doanya Alhamdulillah adek kalian sarjana semoga bisa mengikuti kalian ke jenjang s2 dan seterusnya.

Untuk seluruh keluarga dimanapun kalian berada, terimakasih atas semua do’a dan dukungannya.

Ibu Lela Hindasah, S.E., M.Si atas segala bimbingan yang diberikan, atas semua masukan yang diberikan, atas kesabaran dalam membimbing saya. Semua ilmu yang engkau berikan pasti akan berguna bagi saya dikemudian hari esok.

(7)

kelak.

Untuk sahabat pertama kenal dari awal semester (Satrio Angga Murti), dari masih ingusan sampai kumisan, sahabat main PES (walaupun kau kalah terus, hahaha) pokoknya banyak cerita yang tidak bisa kulupakan. Semoga kita bisa sukses semua.

Teman teman selama merantau di Jogja Sajono Setiawan, Firdaus Patria F, Ipung Indra H, Rizal Ardi, Arjun dan semua teman kelas F kalian semua istimewa, kalo disebutin satu-satu bisa penuh ini halaman.

Untuk Zhefrin Van Fernandhi dan Shella Febrita S terima kasih atas segala bantuan dan ilmunya dalam membimbing skripsi dari mulai olah data sampai selesai dengan penuh kesabaran.

Untuk teman asrama Godean, Dedi S, Anggoro N, Alfian Zainul A, Arif Ika G, Febi, Fuad, kalian terbaik dan tergila. Terima kasih atas semangat dan supportnya dan semua kegilaan yang kalian buat setiap hari.

(8)

dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi organisasi dalam penggunaan taktik mempengaruhi dalam pengambilan keputusan organisasional dan memberikan ide pengembangan bagi peneliti selanjutnya.

Penyelesaian sripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan teri,akasih yang sebanyak banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Retno Widowati PA., M.Si Ph.D selaku Kepala Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(9)

memberikan motivasi dan do’a kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

6. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

7. Seluruh staff karyawan dan karyawati Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sebagai kata akhir, tidak ada manusia yang sempurna selain Allah, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta,27 Agustus 2016

(10)

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...v

INTISARI ... ix

ABSTRAK ...x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Batasan Masalah...8

C. Rumusan Masalah ...8

D. Tujuan Penelitian ...9

E. Manfaat Penelitian ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ...11

B. Hasil Penelitian Terdahulu ...29

C. Kerangka Pemikiran Penelitian dan Penurunan Hipotesis ...31

(11)

C. Teknik Pengambilan Sampel ...38

D. Teknik Pengumpulan Data ...39

E. Definisi Operasional Variabel ...39

F. Teknik Analisis Data ...42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek / SubyekPenelitian ...51

B. Analisis Deskriptif...52

C. Regresi Linier Berganda...55

D. Uji Asumsi Klasik ...58

E. Uji Hipotesis ...63

F. Pembahasan (Interprestasi) ...68

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan...74

B. Saran ...75

C. Keterbatasan Penelitian ...75 DAFTAR PUSTAKA

(12)

3.1 Ketentuan Nilai DW-Test ... 46

4.1 Pemilihan Sampel Tahun 2010-2014 ... 52

4.2. Statistik Deskriptif ... 53

4.3 Hasil Regresi Linear Berganda ... 56

4.4. Hasil Uji Normalitas ... 58

4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas sebelum case-wise ... 59

4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60

4.7. Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

4.8. Nilai Durbin Watson DW ... 62

4.9. Hasil Uji Autokorelasi Dengan DW ... 62

4.10. Hasil Uji Nilai F ... 63

4.11. Hasil Uji Nilai T ... 64

4.12. Hasil Pengujian Hipotesis ... 67

(13)

2.1. Model Penelitian ... 37

(14)

ii

UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY,

FIRM SIZE AND LEVERAGE TO CORPORATE DIVIDEND POLICY

(Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia)

Diajukan oleh MUHAJIR 20120410218

Telah disetujui oleh: Pembimbing

Lela Hindasah, S.E., M.Si. Tanggal, 27 Agustus 2016 NIK: 19720301199603143051

(15)

iii

UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY,

FIRM SIZE AND LEVERAGE TO CORPORATE DIVIDEND POLICY (Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia)

Diajukan oleh

MUHAJIR 20120410218

Skripsi Ini Telah Dipertahankan Dan Disahkan Di Depan Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

(16)

v

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh Kepemilikan Manajerial, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Kebijakan dividen perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 (lima) tahun, yaitu mulai 2010 sampai dengan tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ada, didapatkan 63 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis data, secara simultan Kepemilikan Manajerial, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung sebesar 2,724 pada nilai signifikansi sebesar 0,031. Sedangkan secara parsial dapat diketahui bahwa variabel Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan dan Leverage tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen perusahaan. Sedangkan variabel Likuiditas berpengaruh negatif dan Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen perusahaan.

(17)

v ABSTRACT

This study aims to examine empirically the effect of Managerial Ownership, Liquidity, Profitability, Size of the Company’s and Leverage dividend policy against Real Estate and Property listed on the Indonesia Stock Exchange. The period used in this study is five (5) years, ie from 2010 to 2014. The sample in this study were obtained by purposive sampling method. Based on the criteria, obtained 63 companies selected as sample. Data analysis technique used is multiple linear regression.

Based on the analysis of data, simultaneously Managerial Ownership, Liquidity, Profitability Company Size and Leverage effect on the Company's Dividend Policy. This is evidenced by the calculated F value of 2.724 at a significance value of 0.031. Partially, it is known that variable Managerial

Ownership, Company Size and Leverage does not affect the company’s dividend

policy. While the variable Liquidity negative effect and Profitability positive significant effect on dividend policy of the company.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Industri bisnis di Indonesia saat ini berkembang begitu pesat. Banyak pengembangan bisnis muncul, dari bisnis kecil hingga bisnis mendunia, dari bisnis offline hingga bisnis online. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia bisa disebut merupakan prospek pasar yang cerah bagi para investor terutama investor dalam negeri, karena di setiap sudut di Indonesia bisa menghasilkan uang. Bisnis di Indonesia juga sudah banyak dilirik oleh pasar asing, investor asing berlomba-lomba untuk menanamkan modal di Indonesia, itu merupakan apresiasi yang bagus dari para investor dan menandakan bahwa Indonesia mulai dipercaya untuk menjadi tempat penanaman modal.

(19)

kontribusinya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Keterkaitannya yang besar terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya juga membuat bisnis properti memerlukan perlindungan dan pengawasan yang ketat dari berbagai pihak terutama pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya resiko sistemik akibat kejatuhan sektor properti terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya. Saat ini banyak perusahaan sektor industri pertambangan go public yang sudah berdiri di Indonesia yang setia membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.

(20)

didistribusikan kepada para pemegang saham dan yang ditahan dalam perusahaan, dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen ini angat penting artinya bagi manajer keuangan, karena seorang manajer harus memperhatikan kepentingan perusahaan, pemegang saham, masyarakat dan pemerintah karena semua hal tersebut merupakan bagian dari kesuksesan suatu perusahaan. Perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penetapam kebijakan dividen sangat penting karena berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham. Hal ini akan sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba dan mensejahterakan pemegang saham.

Masalah kebijakan dividen berkaitan dengan masalah keagenan (Putri dan Nasir 2006). Pemegang saham menunjuk manajer untuk mengelola perusahaan mengelola perusahaan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham. Dengan kewenangan yang dimiliki, manager bertindak bukan untuk kepentingan pemegang saham tetapi untuk kepentingan pribadinya sendiri. Hal itu tidak disukai oleh pemegang saham karena pengeluaran yang dilakukan oleh manajer akan menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan dan dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Perbedaan kepentingan itulah maka timbul konflik yang disebut sebagai agency conflict.

(21)

investasinya. Dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber internal dapat berupa depresiasi dan laba ditahan. Sumber eksternal dapat berupa pinjaman dari bank lain atau lembaga keuangan lainnya, menjual obligasi atau menjual saham baru. Apabila perusahaan mengandalkan pendanaan investasi dengan menggunakan laba ditahan maka dividen yang dibagikan akan berkurang. Sebaliknya bila perusahaan menggunakan sumber eksternal maka ada kecenderungan membagikan dividen yang lebih besar.

Pemegang saham dalam mengawasi dan memonitor perilaku manager, harus bersedia mengeluarkan kos pengawasan yang disebut agency cost. Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan managerial. Dengan memberikan kesempatan bagi manajer untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk menyetarakan kepentingan dengan pemegang saham. Dengan keterlibatan kepemilikan saham, manajer akan bertindak secara hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambilnya. Selain itu dengan adanya keterlibatan kepemilikan saham, manager akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan.

(22)

Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Sehingga tinggi rendahnya likuiditas perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan (Kasmir, 2009). Likuiditas tidak hanya berkenanaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan , tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Menurut Hanafi dan Halim (2005) rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Oleh karena itu dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk mermbayar dividen.

(23)

kecil. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka kemungkinan dividen yang dibagikan juga akan semakin besar sesuai dengan ukuran perusahaan.

Rasio leverage mendeskripsikan seberapa besar modal pinjaman yang digunakan oleh perusahaan dalam segala kegiatan operasional perusahaan (Syamsuddin, 2013) dalam Prawira (2014). Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Penentuan kebijakan hutang ini berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur modal.

(24)

menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Variabel ukuran perusahaan (size) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada penelitian Dewi (2008). Namun, kontradiktif dengan hasil penelitian Prawira (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio). Variabel leverage (debt to equity ratio) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) pada penelitian Dewi (2008), namun kontradiktif dengan hasil penelitian Prawira (2014) dimana leverage (debt to equity ratio) tidak berpengaruh signifikan.

Penelitian ini merupakan replikasi atau modifikasi dari penelitian Dewi (2008) yang berjudul “Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakang hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen”.

Adapun perbedaannya yaitu penelitian ini tidak menambahkan varibel institusional dan menggantikan dengan variabel leverage.

Penelitian ini bertujuan melakukan kajian empiris terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan, khususnya perusahaan sektor industri real estate and property yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, variabel-variabel tersebut belum memberikan hasil yang konsisten sehingga perlu diuji kembali.

(25)

Kebijakan Dividen Pada (Studi Kasus Perusahaan Sektor Industri Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)”.

B.Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri real estate and property yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.

2. Variabel yang diteliti meliputi: kepemilikan manajerial, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan leverage.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah kepemilikan managerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen?

(26)

D.TujuanPenelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen.

2. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen. 3. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 4. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan

dividen.

5. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen.

E.Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal khususnya instrumen saham. Dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen diharapkan investor dapat melakukan prediksi pendapatan dividen kas yang akan diterima oleh pemegang saham.

(27)

dividen, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Beberapa teori telah dikembangkan oleh para pakar di bidang akuntansi dan manajemen keuangan mengenai pertanyaan yang sangat mendasar yakni apa yang mempengaruhi besarnya dividen. Untuk itu penelitian ini mencoba memaparkan beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen pada umumnya dan telah teruji secara empiris, yaitu:

1. Kebijakan dividen

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2008).

(29)

dalam hal ini dituntut untuk membagikan dividen sebagai realisasi harapan hasil yang didambakan seorang investor dalam menginvestasikan dananya untuk membeli saham itu.

Kebijakan dividen berhubungan dengan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau dugunakan dalam perusahaan, yang berarti perndapatan tersebut harus ditahan dalam perusahaan. Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan untuk menetapkan beberapa bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan berapa besar bagian dari laba bersih itu akan ditanamkan kembali sebagai laba ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvested).

2. Jenis-Jenis Dividen

Ada sejumlah cara untuk membedakan dividen. Pertama, dividen dapat dibayarakan dalam bentuk tunai (cash dividend) atau dalam bentuk tambahan saham atau dividen saham (stock dividend). Dividen saham secara ekonomis akan menambah jumlah saham yang beredar di pasar, tetapi tidak menambah jumlah dana yang melekat di dalam modal saham. Dividen saham biasanya menyebabkan penurunan harga saham di pasar.

(30)

dan sekali setahun. Adakalanya perusahaan membagi dividen khusus (special dividend), yaitu yaitu dividen yang dibayarkan sebagai tambahan dari dividen reguler.

Terakhir, perusahaan kadangkala membayar dividen yang merupakan kelebihan dari laba ditahan atau sisa laba yang ditunjukkan dalam nilai bukunya. Dividen ini disebut sebagai dividen likuidasi (liquidating dividend) dan dipandang sebagai layanan pendapatan internal (internal revenue service) sebagai tingkat pengembalian terhadap modal daripada pendapatan biasa. Oleh karena itu, dividen likuidasi dapat memiliki konsekuensi pajak yang berbeda bagi investor.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Weston dan Copeland (1986) dalam Gumanti (2013), mengidentifikasi setidaknya ada 11 faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Berikut diulas masing-masing faktor dimaksud.

a. Undang-undang (Peraturan)

(31)

sebagai utang senior dan mendapat prioritas utama untuk didahulukan dipenuhi hak-haknya, tidak berarti bahwa mereka tidak diperhatikan.

Peraturan atau perundangan yang ditetapkan pemertintah atau perserikatan dapat mempengaruhi keputusan manajemen dalam menetapkan besar kecilnya dividen. Jadi, keberadaan peraturan yang mensyaratkan batasan-batasan tertentu atas kebijakan dividen dapat mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya dividen yang diambil perusahaan.

b. Posisi Likuiditas

(32)

c. Kebutuhan untuk Pelunasan Utang

Jika perusahaan memiliki kewajiban (utang) yang besar dan harus segera dibayar, maka sangat mungkin bahwa pemegang saham harus dikorbankan, yaitu menunda atau mengurangi pembayaran dividen. Kebutuhan dana untuk pemenuhan investasi memang tidak selamanya dapat dipenuhi dari sumber dana internal. Pembiayaan dengan utang merupakan salah satu alternatif dalam mendukung kebutuhan dana untuk menjamin keberhasilan keputusan investasi perusahaan. Namun demikian, manajemen harus dapat memperkirakan dengan baik kapan dan berapa besar kewajiban yang harus dilunasi, karena berani berutang juga berarti juga harus berani dan dapat mebayar kembali. Membayar utang berarti harus menyisihkan sebagian dari arus kas perusahaan dan konsekuensinya mengorbankan kebutuhan yang lain atas arus kas.

d. Batasan-batasan dalam Perjanjian Utang

(33)

membayar dividen kas (tunai). Persayaratan tersebut diajukan oleh pemberi pinjaman tidak hanya dalam rangka menjamin, tetapi juga melindungi pemberi pinjaman dari kemungkinan diabaikannya kewajiban membayar utang oleh peminjam.

e. Potensi Ekspansi Aktiva

Siklus kehidupan perusahaan memainkan peranan penting dalam menentukan apakah sebagian besar dari laba bersih akan dibagikan dalam bentuk dividen atau tidak. Pada tahap-tahap awal siklus hidupnya, perusahaan akan lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan dana dari unsur internal yang digali dari kemampuannya sendiri. Dalam hal ini laba yang diperoleh akan lebih banyak diorientasikan bagi pemenuhan kebutuhan ekspansi usaha atau memebesarkan perusahaan.

f. Perolehan Laba

(34)

mengalami peningkatan. Walaupun ada kemungkinan munculnya perataan dividen (dividend smoothing), hal-hal lain dianggap konstan, manajemen tetap akan menjaga kestabilan dan berusaha untuk menunjukkan kepada pemegang saham (dalam bentuk sinyal, yaitu dividen), bahwa perusahaan mampu memberi dividen sesuai dengan harapan pasar.

g. Stabilitas Laba

Laba yang stabil dari waktu ke waktu sangat menentukan besar kecilnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Kestabilan berarti kemampuan menjaga laba pada level yang ditetapkan sesuai dengan keinginan. Kestabilan laba hanya dapat dicapai jika, hal-hal lain dianggap konstan, kestabilan penjualan dan unsur-unsur biaya produksi dan operasional juga mampu dijaga. Kestabilan laba menyiratkan kemapanan usaha perusahaan dan biasanya baru dapat dicapai pada tahap siklus kehidupan dewasa (mature), walaupun dalam siklus kehidupan pertumbuhan (growth) juga memungkinkan dicapai kestabilan operasional.

h. Peluang Penerbitan saham di Pasar Modal

(35)

besar, dan memiliki catatan yang baik dalam hal perolehan laba, serta memerlukan dana untuk kebutuhan investasi, maka alternatif sumber pembiayaan dengan menerbitkan saham dapat menjadi salah satu cara efektif. Menurut teori pecking order, penerbitan saham baru dalam rangka pemenuhan dana merupakan alternatif terakhir dan secara konsep alternatif tersebut kurang disukai oleh perusahaan (pemegang saham). Pertimbangan yang berbeda tentu akan muncul jika alternatif pemenuhan dana dengan penerbitan saham baru tersebut adalah alternatif yang baru pertama dilakukan, dalam kasus penawaran saham perdana (initial public offering=IPO). Jika kondisi internal perusahaan memang baik dan prospek masa depannya cukup menjanjikan, rencana penerbitan saham tentu akan menarik, karena investor akan mengapresiasi usaha tersebut.

(36)

i. Kendali Kepemilikan

Kebutuhan akan dana bagi perusahaan seakan-akan merupakan sesuatu yang tidak ada habisnya. Kebutuhan dana untuk aktivitas investasi dari waktu ke waktu akan semakin besar seiring dengan semakin tumbuh dan berkembangnya perusahaan yang sejalan dengan prinsip kelanggengan usaha (going concern principle). Sumber dana untuk pemenuhan investasi dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Ada kalanya perusahaan berusaha untuk selalu mengoptimalkan sumber pembiayaan dari dalam daripada sumber pembiayaan dari luar.

(37)

Alasan utama dari keengganan untuk menggunakan penerbitan saham baru sebagai alternatif pemenuhan dana tidak lain adalah karena alasan berkurangnya control atau kendali pemilik lama atas perusahaan. Pemilik lama memiliki insentif untuk tetap mengoptimalkan penggunaan sumber dana internal daripada eksternal. Dan jika demikian halnya, maka pembayaran dividen akan dikurangi, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk dihapus atau ditiadakan sama sekali. Artinya, rasio pembayaran dividen akan menurun jika manajemen merasa yakin bahwa kebutuhan dana untuk investasi semakin tinggi, dengan catatan bahwa hal-hal lain dianggap tetap (ceteris paribus). Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa peningkatan skala usaha perusahaan atau kebutuhan investasi berbanding terbalik dengan rasio pembayaran dividen.

j. Posisi Pemegang Saham

(38)

pembayaran dividen menjadi lebih rendah. Posisi pemegang saham disini dapat dimaknakan sebagai siapa pengendali yang ada di perusahaan dalam arti pemegang saham mayoritas.

k. Kesalahan Akumulasi Pajak dan Laba

Karakteristik masing-masing saham sangat bervariasi termasuk juga investor di pasar modal. Ada yang berinvestasi dalam bentuk kepemilikan saham untuk jangka pendek, ada yang bertujuan jangka panjang. Ada juga investor yang menyukai dividen, tetapi ada yang tidak menyukai dividen. Pada kasus pemegang saham yang tidak menyukai dividen, misalnya karena berusaha menghindari tarif pajak penghasilan pribadi yang tinggi, mereka lebih memilih untuk membiarkan perusahaan menumpuk labanya dalam bentuk laba ditahan atau sisa laba. Dalam upaya untuk menekan upaya perusahaan sebagai “penyimpan uang” (incorporated income box),

pemerintah dapat menetapkan peraturan perpajakan yang menentukan pajak tambahan khusus terhadap penghasilan yang terakumulasi secara tidak benar.

Adapun beberapa faktor tambahan tentang kebijakan dividen yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kepemilikan Manajerial

(39)

manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Hatta 2002). Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensejahterakan pemegang saham. Kepemilikan manajerial dapat diperoleh dari jumlah saham yang dimilki oleh direksi dan manajer dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Nuringsih 2005).

Variabel kepemilikan manajerial menggunakan variabel dummy untuk menunjukkan ada tidaknya kepemilikan manajerial. Mahadwartha (2002) dalam Ismiyanti dan Hanafi (2003) mengemukakan bahwa kecenderungan data di Indonesia bersifat binomial (ada atau tidak ada) untuk digunakan dummy dengan ketentuan D=1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dan D=0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial.

b. Ukuran Perusahaan

(40)

semakin besar ukuran perusahaan, hingga memperbanyak pula alternatif pendanaan yang dapat dipilih dalam meningkatkan profitnya (Mardiana, 2005). Sementara itu, Napa dan Mulyadi (1996) dalam Mardiana (2005), mengemukakan bahwa perusahaan yang lebih besar akan mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu dapat memungkinkan untuk perusahaan besar, tingkat leverage nya akan lebih dari perusahaan yang berukuran kecil. Ukuran perusahaan diukur dari natura logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun dikali dengan harga pasar saham akhir tahun (Siregar dan Utama 2005).

4. Teori Keagenan

(41)

akan diterima oleh pemegang saham. Akibat dari perbedaan itulah maka terjadi konflik yang biasa disebut agency conflict.

Pemegang saham dalam mengawasi dan menghalangi perilaku oportunis manajer maka harus bersedia mengeluarkan kos pengawasan tersebut, kos tersebut disebut kos keagenan (cost agency). Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi agency cost antara lain dengan meningkatkan kepemilikan manajerial, dengan memberikan kesempatan manajer untuk terlibat dalam kepemilikan saham maka manajer akan bertindak secara hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambilnya. Cara yang lain yaitu dengan menggunakan kebijakan hutang. Dengan hutang maka kontrol eksternal terhadap perusahaan akan lebih meningkat sehingga penggunaan dana perusahaan akan lebih terkontrol.

5. Bird In the Hand Theory

(42)

lebih tinggi dibandingkan dengan perushaaan yang dividennya lebih rendah (Gumanti, 2013).

Teori ini menjelaskan bahwa investor menghendaki pembayaran dividen yang tinggi dari keuntungan perusahaan sesuai tujuan investor yaitu menanamkan sahamnya untuk mendapatkan dividen, investor tidak ingin berinvestasi di perusahaan jika penerimaan dividen dalam jangka waktu yang lama. Investor akan bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk perusahaan yang membayarkan dividen saat ini. Pembayaran dividen saat ini terjadi karena ada anggapan bahwa mendapat dividen saat ini resikonya lebih kecil dari pada mendapat capital gain di masa yang akan datang meskipun capital gain di masa mendatang dapat memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada dividen saat ini, selain resiko juga adanya ketidakpastian tentang arus kas perusahaan dimasa depan. Teori ini juga berpendapat bahwa kas ditangan dalam bentuk dividen lebih bernilai dari pada kekayaan dalam bentuk lain dengan istilah “para investor memandang satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara”.

6. Pecking order theory

(43)

dibandingkan pendanaan eksternal, utang yang aman dibandingkan utang yang berisiko serta yang terakhir adalah saham biasa (Myers & majluf, 1984 dalam Sugiarto 2009). Teori pecking order yang dibangun berdasarkan beberapa asumsi menekankan pada pentingnya financial slack yang cukup di perusahaan guna mendanai proyek-proyek bagus dengan dana internal. Internal equity diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi atau amortisasi. Utang diperoleh dari pinjaman kreditur, sedang eksternal equity di peroleh karena perusahaan menerbitkan saham baru.

Pecking order theory dikembangkan oleh Stewart Myres dan rekan penulisnya. Toeri ini menjelaskan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal (retained earnings dan depresiasi) dibandingkan pendanaan eksternal seperti utang atau penerbitan saham. Namun, jika perusahaan harus memperoleh pendanaan eksternal, perusahaan akan memilih sekuritas yang paling aman lebih dulu.

(44)

tinggi dengan lebih sedikit kebutuhan dana modal yang dihasilkan dari luar. Keputusan dividen perusahaan memiliki dampak yang langsung pada pendanaan perusahaan. Jika pembayaran dividen meningkat dan pendanaan untuk mendanai investasi secara internal berkurang, maka akan berakibat modal tambahan akan dibutuhkan sehingga perusahaan harus menerbitkan saham biasa atau mengubah komposisi utangnya.

The pecking order theory menekankan permasalahan informasi asimetri. Perusahaan yang memiliki finacial slack yang cukup tidak perlu menerbitkan risky debt atau saham untuk mendanai proyek-proyek barunya sehingga masalah informasi tidak akan muncul. Perusahaan akan dapat menerima seluruh proyek bagus tanpa harus merugikan pemegang saham lama. Teori ini merupakan penjelas perilaku perusahaan yang menahan sebagian laba dan membuat cadangan kas dalam jumlah yang cukup besar. 7. Signalling Theory

(45)

untuk menginformasikan kondisi positif yang ada dalam badan usaha (Megginson, 1997).

Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono,2005).

Agar sinyal tersebut baik maka harus dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan baik serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang memliki kualitas yang buruk (Mengginson dalam Hartono,2005). Dengan demikian, semakin panjang jangka waktu audit laporan keuangan menyebabkan pergerakan harga saham tidak stabil, sehingga investor mengartikannya sebagai audit delay karena perusahaan tidak segera mempublikasikan laporan keuangan, yang kemudian berdampak pada penurunan harga saham perusahaannya

8. Efek Klien

(46)

rendah), karena mereka mempunyai orientasi jangka panjang. Sebaliknya, kelompok investor usia lanjut (misal, mendekati pensiun) akan lebih menyukai dividen, karena dividen memberikan tingkat kepastian yang lebih tinggi.

Kebijakan dividen tertentu akan menarik segmen tertentu. Kemudian tugas perusahaan (manajer keuangan) adalah melayani segmen tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien tersebut, menyebabkan harga saham berubah. Beberapa penelitian empiris nampaknya mendukung teori tersebut. (Mamduh M. Hanafi, 2013). Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan di masa mendatang. Apabila perusahaan lebih memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara keseluruhan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

(47)

terdahulu mengenai “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,

Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen”, berikut adalah beberapa acuan yang digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian mengenai kebijakan dividen sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Parica, dkk (2013) dengan 17 perusahaan automotive and allied product yang ada di Indonesia dan terdaftar di BEI tahun 2007-2010, menemukan bahwa semua variabel yang diteliti yaitu laba bersih, arus kas operasi, likuiditas, dan profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

Prawira (2014) dengan sampel perusahaan sektor industri perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013, menemukan bahwa leverage, likuditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen .

Dewi (2008) dengan sampel perusahaan yang terdaftar di BEJ dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2005, menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

(48)

kebijakan dividen.

C. Kerangka Pemikiran Penelitian dan Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

(49)

H1 : Kepemilikan saham oleh manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

2. Pengaruh Likuditas (Current Ratio/CR) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

(50)

H2: Likuiditas yang diproksi oleh current ratio berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen

3. Pengaruh Profitabilitas (Return On Asset/ROA) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan kestabilan tingkat laba yang diperoleh sangat menentukan berapa besarnya dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Keyakinan manajemen akan prospek capaian laba di tahun depan juga menjadi faktor kunci atas berapa besarnya dividen yang akan di bayarkan tahun ini. Jika keyakinan manajemen bahwa prospek bahwa laba tahun depan dapat diraih, dan dalam upaya untuk memberikan jaminan atas prospek usaha, dividen dapat dipastikan akan mengalami peningkatan. Manajemen tetap akan menjaga kestabilan dan berusaha untuk menunjukkan kepada pemegang saham (dalam bentuk sinyal, yaitu dividen), bahwa perusahaan mampu memberi dividen sesuai dengan harapan pasar.

(51)

adalah sebagai berikut:

H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen

4. Pengaruh Ukuran perusahaan (Size) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

Hasil penelitian Handayani dan Hadinugroho (2009) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen karena perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen dengan jumlah besar kepada pemegang saham. Perusahaan yang sudah mapan (mature companies) dengan tingkat laba yang stabil akan cenderung untuk membayar dividen sebagai bagian dari laba yang lebih tinggi karena kebutuhan akan uang tunai tidak terlalu tinggi bahkan dalam banyak hal perusahaan mengalami kelebihan kas (excess cash). Sedangkan perusahaan yang sedang dalam masa pertumbuhan memiliki rasio pembayaran dividen yang cenderung lebih rendah.

(52)

H4: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen

5. Pengaruh Leverage (Debt to Equity Ratio/DER) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

Pecking Order Theory menjelaskan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal (retained earnings dan depresiasi) dibandingkan pendanaan eksternal seperti utang atau penerbitan saham. Namun, jika perusahaan harus memperoleh pendanaan eksternal, perusahaan akan memilih sekuritas yan paling aman lebih dulu.

(53)

digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Dalam hubungannya dengan teori keagenan yaitu sumber lain dari biaya keagenan yang mungkin dipengaruhi oleh kebijakan dividen adalah potensi konflik antara pemegang saham dengan pemegang surat hutang.

Pemegang saham dianggap sebagai agen dari pemegang surat hutang. Dalam hal ini, pembayaran dividen yang berlebihan kepada pemegang saham dianggap sebagai bentuk pemborosan dana dan mengambil porsi kemakmuran yang seharusnya dinikmati oleh pemegang surat hutang (Jensen dan Meckling, 1976). Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H5: Leverage berpengaruh negatif terhadap Kebijakan Dividen

D. Model Penelitian

(54)

H1(-)

H2(+)

H3(+) (+)

H4(+)

H5(-)

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran Likuiditas

Profitabilitas

Ukuran Perusahaan

Kebijakan Dividen Kepemilikan Managerial

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Obyek/Subyek Penelitian

Perusahaan sektor industri real estate and property yang terdaftar di bursa Efek indonesia (periode 2010-2014).

B.Jenis dan Sumber Data

Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD) perusahaan sektor industri real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2010-2014. Selain itu data diperoleh melalui kepustakaan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah dan literatur-literatur dari kepustakaan yang erat hubungannya dengan objek penelitian.

C.Teknik Pengambilan Sampel

(56)

a. Perusahaan sektor real estate and property yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2014.

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap, yaitu

kepemilikan manajerial, Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), size , Leverage (DER), Dividend Payout Ratio (DPR).

c. Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh manajer. d. Perusahaan yang membagikan dividen selama periode 2010-2014.

D.Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik studi pustaka, dan pengumpulan data dari BEI, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), www.idx.co.id dan laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria sampel.

E.Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependen

(57)

pembiayaan investasi di masa mendatang (Sartono, 2000). Kebijakan dividen dalam perusahaan dapat diukur dengan membandingkan antara dividen dengan laba bersih setelah pajak (Devidend Payout Ratio).

DPR= � � ℎ

� ℎ

2. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2015). Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Hatta, 2002). Variabel kepemilikan manajerial dalam penelitian ini diproksikan dengan MOWN.

MOWN= ℎ ℎ

ℎ ℎ � �

b. Likuiditas

(58)

� � � = Kewajiban lancarAset lancar

c. Profitabilitas

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2002). Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

ROA= ℎ �

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala besar kecilnya perusahaan, suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses mudah menuju pasar modal (Handayani dan Hadinugroho, 2009). Ukuran perusahaan ini diukur dengan seberapa besar aset yang dimiliki oleh perusahaan.

SIZE= Ln total Asset

e. Leverage

(59)

� � � � � = Total KewajibanTotal Aset

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan untuk meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan leverage terhadap kebijakan dividen. Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan mengunakan teknik analisis berganda untuk mengolah dan membahas data yang telah diperoleh serta untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer IBM SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21 untuk mempermudah perhitungan statistik.

2. Statistik Deskriptif

Dalam buku Ghozali (2011), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). 3. Uji Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

DPR =α + β1(MOWN) + β2(CR) + β3(ROA)+ β4 (SIZE) +β5(DER)

(60)

α : Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien regresi dari masing-masing variable independen e : Error Estimate

DPR : Kebijakan dividen MOWN : Kepemilikan Manajerial

CR : Likuiditas

ROA : Profitabilitas SIZE : Ukuran Perusahaan DER : Leverage

Besarnya konstanta tercermin dalam “α” dan besarnya koefisien regresi dari masing-masing variable independen ditunjukkan dengan β1, β2, β3, β4, dan β5. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variable dependen.

4. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

(61)

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data dapat dihitung dengan uji Kolmogrov-Smirnov Test. Ketentuannya adalah jika nilai asymp.sig lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi dengan normal (Ghozali, 2011).

Ada tiga pilihan yang dapat dilakukan jika diketahui bahwa data tidak normal; yaitu :

1. Jika jumlah sampel besar, maka dapat menghilangkan nilai outliner dari data

2. Melakukan transformasi data.

3. Menggunakan alat analisis nonparametric b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

(62)

antara masing-masing variabel independen dengan variabel residualnya. Jika

nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat heteroskedastisitas

dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Dengan menggunakan nilai tolerance, nilai yang terbentuk harus diatas 10% dengan menggunakan VIF (variance inflation factor), nilai yang terbentuk harus kurang dari 10, bila tidak maka akan terjadi multikolinearitas dan model regresi tidak layak untuk digunakan.

Ada beberapa cara untuk mengatasi multikolinieritas adalah sebagai berikut:

1. Menghilangkan salah satu atau beberapa variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dan model regresi.

(63)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk menditeksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-Watson.

Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (firstorder autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstan) dalam 68 model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara independen. Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : tidak ada autokorelasi (r=0) Hi : ada autokorelasi ( ≠0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : Tabel 3.1

Uji Durbin-Watson (DW test)

Hipotesis nol Keputusan Jika

(64)

positif

Ada beberapa cara untuk megatasi autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Menambah variabel bebas cara ini dapat dilakukan karena salah satu sebab munculnya autokorelasi adalah adanya variabel penting yang tidak dimasukkan kedalam model (misspesifikasi model).

2. Menggunakan variabel yang ditransformasi. Dapat dilakukan jika penambahan variabel bebas kedalam model tidak dapat mengatasi masalah autokorelasi.

5. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

(65)

simultan dengan α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa,

dengan cara :

1. Merumuskan hipotesis H0 : β1, β2, β3, β4, β5= 0 :

Kepemilikan Manajerial yang diproksi dengan MOWN, Likuditas yang diproksi dengan CR, Proftabilitas diproksi oleh Return On Asset (ROA), Ukuran Perusahaan yang di proksi dengan SIZE dan Leverage yang diproksi dengan DER bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap Kebijakan Dividen yang diproksi dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

Ha : β1, β2, β3, β4, β5≠ 0:

Kepemilikan Manajerial yang diproksi dengan MOWN, Likuditas yang diproksi dengan CR, Proftabilitas diproksi oleh Return On Asset (ROA), Ukuran Perusahaan yang di proksi dengan SIZE dan Leverage yang diproksi dengan DER merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap Kebijakan Dividen yang diproksi dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

2. Kesimpulan

Ha : diterima bila sig. ≤ α = 0,05 (variabel independen secara keseluruhan

(66)

H0 : ditolak bila sig. > α = 0,05 (variabel independen secara keseluruhan

akan ditolak bila nilai signifikansi α > 0,05 terhadap variabel dependen). b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Rahmawati dkk, (2011) uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji – t. Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, maka langkah-langkahnya:

1. Merumuskan Hipotesis H0 : β1, β2, β3, β4, β50:

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Kepemilikan Manajerial yang diproksi dengan MOWN, Likuditas yang diproksi dengan CR, Proftabilitas diproksi oleh Return On Asset (ROA), Ukuran Perusahaan yang di proksi dengan SIZE dan Leverage yang diproksi dengan DER terhadap Kebijakan Dividen yang diproksi dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

Ha : β1, β2, β3, β4, β50:

(67)

dengan SIZE dan Leverage yang diproksi dengan DER terhadap Kebijakan Dividen yang diproksi dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

2. Kesimpulan

Ha : diterima bila sig. ≤ α = 0,05 (variabel independen secara individual

akan diterima bila nilai signifikansi α ≤ 0,05 terhadap variabel dependen).

H0 : ditolak bila sig. > α = 0,05 (variabel independen secara individual

akan diterima bila nilai signifikansi α > 0,05 terhadap variabel dependen).

6. Koefisien Determinasi (R Square)

(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian

Pada dasarnya obyek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam sebuah penelitian. Ada beberapa persoalan yang perlu untuk dipahami agar dapat menentukan serta menyusun obyek penelitian dengan baik yaitu berhubungan dengan apa itu obyek penelitian. Obyek adalah keseluruhan dari gejala yang terdapat disekitar kehidupan kita. Apabila kita lihat dari sumbernya, maka obyek penelitian didalam suatu penelitian disebut sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen yaitu: (1) tempat; (2) pelaku; (3) aktivitas. Apabila dikaitkan dengan sumbernya maka obyek penelitian pada penelitian ini adalah obyek sekunder.

(69)

Adapun prosedur pemilihan sampel adalah sebagai berikut: Tabel 4.1

Perincian Pemilihan Sampel Tahun 2010-2014

Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014

Perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar

di BEI dari tahun 2010 sampai 2014 50 50 50 50 50 Perusahaan Real Estate and Property yang tidak

membagikan dividen 31 26 23 16 13

Perusahaan Real Estate and Property yang tidak

memiliki data kepemilikan saham oleh manajemen. 32 32 29 28 29 Jumlah perusahaan Real Estate and Property yang

memasuki kriteria 8 11 12 16 16

Data penelitian 63

B. Analisis Deskriptif

(70)

ekstrim baik untuk variabel tunggal atau kombinasi. Outlier perlu dibuang jika data outlier tidak menggambarkan observasi dalam populasi. Berikut merupakan statistik deskriptif untuk data yang sudah normal.

Deskripsi dari variabel-variabel penelitian ditunjukan oleh Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation DPR 0,01010 0,46918 0,2003701 0,11661867 MOWN 0,00000000 CR 0,32522 5,23330 1,4085180 0,73592711 ROA 0,02714 0,22165 0,0749632 0,04408050 SIZE 8,09245 13,06651 11,1060175 1,41721140 DER 0,17172 1,00000 0,4916978 0,20059020

a. Kebijakan Dividen

(71)

sebesar 0,01010, nilai maksimum sebesar 0,46918, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,2003701, dan standar deviasi sebesar 0,11661867. b. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial ditunjukkan oleh proksi MOWN. Berdasarkan Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif, besarnya MOWN dari 53 sampel perusahaan real estate and property mempunyai nilai minimum sebesar 0,000000000696, nilai maksimum sebesar 0,48933, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0177604, dan standar deviasi sebesar 0,06747177.

c. Likuiditas

Likuiditas ditunjukkan oleh proksi current ratio. Berdasarkan Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif, besarnya current ratio dari 53 sampel perusahaan real estate and property mempunyai nilai minimum sebesar 0,32552, nilai maksimum sebesar 5,23330, nilai rata-rata (mean) sebesar 1,4085180, dan standar deviasi sebesar 0,73592711. d. Profitabilitas

(72)

e. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan ditunjukkan oleh proksi Size. Berdasarkan Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif, besarnya Size dari 53 sampel perusahaan real estate and property mempunyai nilai minimum sebesar 8,09245, nilai maksimum sebesar 13,06651, nilai rata-rata (mean) sebesar 11,1060175, dan standar deviasi sebesar 1,41721140. f. Leverage

Leverage ditunjukkan oleh proksi DER. Berdasarkan Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif, besarnya DER dari 53 sampel perusahaan real estate and property mempunyai nilai minimum sebesar 0,17172, nilai maksimum sebesar 1,00000, rata-rata (mean) sebesar 0,4916978, dan standar deviasi sebesar 0,20059020.

C. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

(73)

Tabel 4.3

Sumber: Hasil Olah Data, Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagaiberikut:

Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta pada angka -0,010 menunjukan bahwa jika variabel kepemilikan manajerial, likuditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, ukuran

(74)

perushaaan tidak mengalami perubahan, maka kebijakan dividen memiliki nilai -0,010.

2. Variabel kepemilikan manajerial mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar – 0,001. Jika diasumsikan variabel independen lain konstan, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 satuan maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar – 0,001 satuan dan sebaliknya.

3. Variabel likuiditas mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar – 0,053. Jika diasumsikan variabel independen lain konstan, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan likuiditas sebesar 1 satuan maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar – 0,053 satuan dan sebaliknya.

4. Variabel profitabilitas mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar +0,737. Jika diasumsikan variabel independen lain konstan, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar +0,737 satuan dan sebaliknya.

5. Variabel ukuran perusahaan mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar +0,014. Jika diasumsikan variabel independen lain konstan, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan maka akan menaikkan kebijakan dividen sebesar + 0,014 satuan dan sebaliknya.

(75)

bahwa setiap penurunan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar +0,149 satuan dan sebaliknya.

D. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Model regresi yang diperoleh berdistribusi normal dan terbebas dari gejala autokorelasi, multikolineritas, dan heterokedastisitas. Berikut hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya berdistribusi normal atau tidak. Sehingga apabila data tersebut memiliki distribusi normal maka uji t dapat dilakukan. Hasil uji normalitas dengan metode One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

One sample kolomogorov-smirnov test Asymp.sig (2-tailed) Keterangan

(76)

Berdasarkan pada output table 4.4 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test maka dapat diambil kesimpulan bahwa data terdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,097 yang berarti lebih besar dari 0,05.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

(77)

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Case-Wise Variabel

Bebas

Sig Kesimpulan

MOWN 0,339 Tidak Terjadi heterokedastisitas CR 0,010 Terjadi heterokedastisitas

ROA 0,806 Tidak Terjadi heterokedastisitas SIZE 0,000 Terjadi heterokedastisitas

DER 0,777 Tidak Terjadi heterokedastisitas Sumber: Hasil Olah Data, Lampiran 3

(78)

Tabel 4.6

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sesudah Case-Wise Variabel

Bebas

Sig Kesimpulan

MOWN 0,692 Tidak Terjadi heterokedastisitas CR 0,746 Tidak Terjadi heterokedastisitas ROA 0,062 Tidak Terjadi heterokedastisitas SIZE 0,900 Tidak Terjadi heterokedastisitas DER 0,991 Tidak Terjadi heterokedastisitas Sumber: Hasil Olah Data, Lampiran 3

3. Uji Multikolinieritas

(79)

multikolinearitas menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Keterangan

MOWN 0,951 1,052 Tidak terjadi multikolinieritas CR 0,962 1,040 Tidak terjadi multikolinieritas ROA 0,821 1,218 Tidak terjadi multikolinieritas SIZE 0,930 1,075 Tidak terjadi multikolinieritas DER 0,765 1,308 Tidak terjadi multikolinieritas

Sumber: Hasil olah data, lampiran 3

Berdasarkan pada tabel 4.6 hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan bantuan SPSS terlihat bahwa kelima variabel independen yaitu MOWN, CR, ROA, SIZE dan DER menunjukkan angka VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak multikolinieritas maka model regresi yang ada layak untuk dipakai.

4. Uji Autokorelasi

(80)

waktu atau tersusun dalam rangkaian ruang. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test) dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 4.8 Nilai Durbin-Watson DW

Ketentuan Nilai Durbin-Watson Kesimpulan

0 < DW <dl Ada Autokorelasi

dl < DW <du Tanpa Kesimpulan

du < DW < (4-du) Tidak Ada Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Uji

Autokorelasi dU Dw-test 4-Du

Keterangan

Durbin-Watson 1,7689 1,918 2,2311

Tidak terdapat masalah autokorelasi

(81)

Berdasarkan pada pada tabel 4.9 hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat bahwa nilai Durbin- Watson sebesar 1,918. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel alpha 5%, jumlah sampel (n) sebesar 53 dan jumlah variabel independen sebesar 5 (k=5), maka didapatkan nilai tabel Durbin Watson yaitu dL = 1,3592 dan du = 1,7689.

Dari nilai Durbin-Watson sebesar 1,918 maka dapat disimpulkan bahwa DU < DW < (4-DU) dengan nilai 1,7689 < 1,918 < 2,2311 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

E. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) 1. Uji Simultan (F hitung)

Uji nilai F pada dasarnya untuk menunjukan apakah semua variabel independen dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Pengujian hipotesis uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Hasil uji nilai F dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.10 Hasil Uji Nilai F

Fhitung 2,724

Sig. F 0,031

Adjusted R2 0,142

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 3.1 Uji Durbin-Watson (DW test)
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Usaha ini merupakan embrio yang mendorong mahasiswa untuk mengambil tema-tema psikologi Islam dalam penelitian skripsi, tesis maupun disertasi; (2) bidang

[r]

Kelompok Kerja 11/Dis.Dikbud/PL Unit Layanan Pengadaan untuk Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Riau melakukan kontes untuk Pengadaan Barang Seni dan Barang

Skripsi ini membahas tentang efektivitas penerapan metode diskusi dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik di madrasah aliyah manongkoki kab. Tujuan penelitian ini

Pada hari ini, Rabu tanggal empat belas bulan januari tahun dua ribu enam belas (14 - 01 - 2016), bertempat di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Halmahera Selatan, telah

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019.. PEMERINTAH KABUPATEN

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi a.. Penyesuaian akibat penjabaran laporan

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 500a. Lainnya