• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung)

THE EFFECT OF TAX KNOWLEDGE, SOCIALIZATION TAXATION, TAX PENALTIES, MOTIVATION AND AWARENESS TAXPAYER TO TAX

COMPLIANCE

(An Empirical Study on Small and Medium Micro Enterprises in Temanggung)

SKRIPSI

Oleh

SEPTI DWI PUTRI 20130420242

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

(Studi Empiris pada Usaha Mikra KeciL dan Menengah di Kabupaten Temanggung)

THE EFFECT OF TAX KNOWLEDGE, SOCIALIZATION TAXATION, TAX PENALTIES, MOTIVATION AND AWARENESS TAXPAYER TO TAX

COMPLIANCE

(An Empirical Study on Small and Medium Micro Enterprises in Temanggung)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

SEPTI DWI PUTRI 20130420242

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Septi Dwi Putri

Nomor Mahasiswa : 20130420242

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH

PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 28 Desember 2016

(4)

“Dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan

orang-orang yang kufur”

(Q.S Yusuf: 87)

“Perjuanganku lebih mudah Karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”

(Bung Karno)

“Pengetahuan diperoleh dengan belajar, kepercayaan dengan keraguan, keahlian dengan berlatih, dan cinta dengan mencintai”

(Thomas Szasz)

“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow”

(5)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobbilalaamiin, terimakasih kepada…

1. Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya

sehingga skripsi ini bisa cepat terselesaikan

2. Keluargaku, papa, mama, mas rian, mb pipit dan anggun

terimakasih selalu memberikan yang terbaik untukku

3. Dekan FE UMY, Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si., Akt.

4. Dosen Pembimbing, Alex Murtin ,S.E., M.Si., Ak, CA. Yang tidak

pernah bosan memberikan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Dosen-dosen akuntansi, terimakasih atas bimbingan selama

kurang lebih 4 tahun ini.

6. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

7. Teman-teman Akuntansi angkatan 2013

8. Sahabat-sahabat tergilaku tya, finda, rahma, ega, ranita, benia

terimakasih selalu ada untukku, terimakasih untuk kebersamaan selama ini, jangan ada dusta diantara kita

9. KKN 023 bagus, widi, nanta, noval, sony, L, ama, adaw, eva,

rahma, ode, mb langit, sinta, hafsyah, senang bisa seatap bersama kalian selama sebulan

10. Faizal Yuliawan yang selalu memberikan semangat dan dukungan

hingga skripsi ini selesai.

(6)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telahmemberikan kemudahan, karunia, dan rahmatNya dalam penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Motivasi dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris pada Pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil tema ini dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan akuntansi di masa mendatang terutama pada sector perpajakan. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak atau instansi pemerintah lainnya mengenai upaya apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan wajib pajak.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Alex Murtin ,S.E., M.Si., Ak, CA., yang selalu sabar membimbing dan memberikan masukan untuk karya tulis ini.

(7)

4. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Wilayah II Jawa Tengah dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Temanggung yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

5. Orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan dorongan, dukungan dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

6. Teman-teman yang selalu memberikan semangat, bantuan serta doa kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memohon maaf apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan. Hal itu disebabkan tidak lain karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh Karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk penulisan yang lebih baik dimasa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi tambahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 28 Desember 2016

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1 HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERNYATAAN ... 2 HALAMAN MOTTO ... 3 HALAMAN PERSEMBAHAN ... 4 INTISARI ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... 5 DAFTAR ISI ... 7 DAFTAR TABEL ... 10v BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Landasan Teori... Error! Bookmark not defined.

1. Theory of Planned Behaviour ... Error! Bookmark not defined.

2. Teori Atribusi ... Error! Bookmark not defined.

3. Pajak ... Error! Bookmark not defined.

4. Definisi Wajib Pajak ... Error! Bookmark not defined.

5. Kepatuhan wajib pajak ... Error! Bookmark not defined.

6. Pengetahuan pajak ... Error! Bookmark not defined.

(9)

8. Sanksi perpajakan ... Error! Bookmark not defined.

9. Motivasi wajib pajak ... Error! Bookmark not defined.

10. Kesadaran wajib pajak ... Error! Bookmark not defined.

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

C. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

3. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

5. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

D. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

A. Subjek Penelitain ... Error! Bookmark not defined.

B. Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.

C. Teknik Pengambilan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

E. Skala Pengukuran ... Error! Bookmark not defined.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Variabel Dependen ... Error! Bookmark not defined.

2. Variabel Independen ... Error! Bookmark not defined.

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

2. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3. Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined.

4. Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.

5. Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined.

(10)

3. Uji Nilai F ... Error! Bookmark not defined.

4. Uji Nilai t ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Gambaran Umum Subyek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

2. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3. Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined.

4. Uji Asusmsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.

C. Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

1. Hasil Analisis Regresi Berganda ... Error! Bookmark not defined.

2. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.

3. Hasil Uji Nilai F ... Error! Bookmark not defined.

4. Hasil Uji Nilai T ... Error! Bookmark not defined.

D. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. .. Error! Bookmark not defined.

2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

3. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecill dan Menengah. ... Error! Bookmark not defined.

4. Pengaruh Motivasi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. ... Error! Bookmark not defined.

5. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. .. Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

(11)

DAFTAR PUSTAKA LALMPIRAN

DAFTAR TABEL

3.1 Skala Pengukuran ... 33

4.1 Jumlah Kuesioner yang Disebar pada Pelaku UMKM ... 44

4.2 Jenis Kelamin Responden ... 45

4.3 Jenis Usaha Pelaku UMKM ... 45

4.4 Lama Usaha Pelaku UMKM ... 46

4.5 Usia Pelaku UMKM ... 47

4.6 Pendidikan Pelaku UMKM ... 47

4.7 Statistik Deskriptiv ... 49

4.8 Uji Validitas ... 51

4.9 Uji Reliabilitas ... 52

4.10 Uji Normalitas ... 53

4.11 Uji Multikolinearitas ... 55

4.12 Uji Heteroskedatisitas ... 56

4.13 Analisis Regresi Berganda ... 57

4.14 Hasil Uji Determinasi ... 60

4.15 Hasill Uji Nilai F ... 61

4.16 Hasil Uji Nilai T ... 62

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

mengenai pengaruh pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, sanksi pajak, motlivasi dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung.

Subyek penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Temanggung. Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner disebar sebanyak 100 kuesioner. Kuesioner yang kembali sebanyak 100 kuesioner, tidak diisi dengan lengkap sebanyak 6 kuesioner, dan total kuesioner yang dapat diolah sebanyak 94 kuesioner. Demografi responden dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif. Kualitas instrument yang dihasilkan dalam penelitian ini diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yaitu regresi berganda dengan menggunakan SPSS 21. Teknik analisa data menggunakan uji asumsi klasik: uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, motivasi dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM. Sedangkan variabel sanksi pajak berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung.

(17)

ABSTRACT

This research is to examine and gather empirical evidence about the effect of tax knowledge, socialization taxation, tax penalties, motivation and awareness taxpayer to tax compliance doer small and medium micro enterprises in Temanggung city.

The subject of this research is taxpayer that is listed in KPP Pratama Temanggung. The sample gathering technique that is used is incidental sampling. The gathering data technique uses questionnaire method. The questionnaires that were distributed were 100 questionnaires. The questionnaires that returns were 100 questionnaires, 6 questionnaires were not completely filled and the total questionnaires that could be analyzed were 94 questionnaires. The respondent demography of this research was analyzed with descriptive statistic. The instrument quality resulted from this research was examined with validity and reliability test. The method used to analyze the data was double regression by using SPSS 21. The analysis data technique used classic assumption test: normality test, multi-collinierity test, and heteroskedasticity test.

The result of this research shows that tax knowledge, socialization taxation, motivation and awareness taxpayer has positive and significant effect to tax compliance doer small and medium micro enterprises. While the variable tax penalties has negative and not significant effect to tax compliance doer small and medium micro enterprises in Temanggung city.

(18)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan daerah merupakan salah satu bagian dari pembangunan

nasional yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pembangunan daerah

didasari oleh otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat

dan pemerintah daerah. Dalam melaksanakan otonomi daerah peranan pemerintah

daerah pada pembangunan akan semakin meningkat. Bentuk peran masyarakat

dalam otonomi daerah melalui pajak daerah dan retribusi daerah.

Kebijakan pemerintah pusat pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

secara langsung memberikan wewenang terhadap pemerintah daerah untuk

mengatur sendiri urusan rumah tangga daerah. Menurut Mulyadi (2011)

pemerintah daerah dituntut untuk dapat mengalokasikan hasil penerimaan pajak

dan retribusi daerah dalam mewujudkan pembangunan dan menunjang keperluan

daerah.

Pajak menjadi sumber penerimaan utama pemerintah dan negara yang

digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional

seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya dan pasar. Dalam Anggaran

Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2015 dimana penerimaan negara dari

sektor pajak yang paling besar dibanding sektor yang lain yaitu sebesar 83%

(19)

2

negara bergantung dari sektor perpajakan serta masyarakat dituntut agar berperan

aktif untuk berpartisipasi dalam penghimpunan pajak.

Besarnya penerimaan negara dari sektor pajak ditargetkan akan terus

meningkat. Pendapatan negara dari Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas meningkat

sebesar 9,3% dari Rp 293,250 triliun (2014) menjadi Rp 320,997 triliun (2015).

Peningkatan ini diimbangi dengan upaya pemerintah dalam berbagai kebijakan

yang meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya.

Diharapkan dengan keluarnya berbagai peraturan baru, masyarakat dapat

berpartisipasi aktif dalam kewajiban perpajakannya.

Dalam meningkatkan penerimaan pajak Dirjen Pajak telah menetapkan

berbagai kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Pemerintah saat ini mulai melirik sektor swasta yang memiliki potensi besar

untuk pemasukan pajak yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Omset dan laba UMKM ini lebih kecil dibanding dengan perusahaan–perusahaan besar, namun

keberadaannya banyak dijumpai di sudut-sudut wilayah. UMKM berdasarkan

survey BPS menyumbang 57,94% untuk Produk Domestik Bruto (PDB)

sedangkan kontribusi unutk pajak hanya sebesar 5%.

Pemerintah terus mengupayakan pendapatan dari sektor perpajakan melalui

penerbitan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 tentang Pajak Final 1%

untuk Wajib Pajak dengan peredaran bruto tertentu. Peraturan ini ditujukan bagi

Wajib Pajak pribadi maupun badan selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang

memiliki predaran bruto kurang dari Rp 4,8 Miliar per tahun (Tulus Tambunan,

(20)

kemudahan perhitungan pajak secara administratif sehingga meningkatkan

transparansi dan kontribusi masyarakat dalam pembangunan nasional melalui

kepatuhan membayar pajak (Diatmika, 2013). Peraturan ini akan membantu

masyarakat dalam melakukan perhitungan sesuai system pemungutan pajak yang

ada di Indonesia yaitu Self Assessment System.

Berlakunya PP No 46 Tahun 2013 menimbulkan pro dan kontra bagi wajib

pajak. Pemerintah berusaha memberikan kemudahan dan penyederhanaaan aturan

perpajakan sepertinya tidak disambut dengan baik oleh masyarakat. Penelitian

yang dilakukan oleh Gandhys Resynar (2014) menjelaskan bahwa mayoritas para

pelaku umkm tidak setuju dengan penerapan PP No 46 Tahun 2013 karena

jumlah kewajiban pajak yang dibayarkan lebih besar. Hasil penelitian Titik

Setyaningsih dan Ahmad Ridwan (2013) menyimpulkan bahwa pelaku UMKM

belum memahami secara umum tata cara perhitungan pajak yang menyebabkan

masyarakat merasa terbebani dengan berlakunya PP No 46 Tahun 2013 sehingga

masyarakat cenderung tidak patuh dengan kewajiban perpajakannya.

Kepatuhan wajib pajak sangat mempengaruhi penerimaan pajak dimana

kepatuhan ini akan dinilai dengan ketaatan dalam mematuhi kewajiban pajak.

Pengertian kepatuhan perpajakan menurut Devano, Sony dan Rahayu (2006) yaitu

keadaan dimana wajib pajak harus memenuhi kewajiban perpajakannya. Jadi

wajib pajak yang patuh adalah dia yang melaksanakan dan memenuhi kewajiban

perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Rendahnya kepatuhan wajib pajak bisa disebabkan dari faktor eksternal

(21)

4

pelayanan public, pembangunan infrastruktur yang tidak merata, banyaknya

pejabat tinggi yang terkena kasus korupsi. Sedangkan faktor internal yaitu dari

diri wajib pajak itu sendiri meliputi kurangnya pengetahuan dan pemahaman

wajib pajak mengenai pajak, belum adanya motivasi dari diri wajib pajak untuk

membayarkan kewajiban perpajakannya. Dalam peningkatan penerimaan pajak,

kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting yang harus dikaji

secara intesif terutama wajib pajak (Laksono, 2011).

Pengetahuan tentang perpajakan mempunyai peran penting dalam

menumbuhkah perilaku patuh terhadap pajak, karena tidak mungkin wajib pajak

patuh terhadap ketentuan perpajakan apabila wajib pajak tidak memiliki

pengetahuan peraturan perpajakan. Dengan adanya sosialisasi wajib pajak lebih

mudah mengerti dan cepat mendapat informasi perpajakan yang akan membuat

wajib pajak patuh dalam membayar pajak. Menurut Khasanah (2014) pelaksanaan

kegiatan sosialisasi masih kurang karena perbandingan jumlah daerah dan jumlah

wajib pajak yang tidak sesuai dengan petugas penyuluhan dari Direktorat Jenderal

Pajak sehingga intensitas tersebut dianggap tidak memadai.

Kurangnya sosialisasi akan berdampak pada kesadaran untuk melakukan

kewajiban perpajkannya menjadi rendah. Dengan peningkatan pengetahuan

perpajakan baik formal maupun nonformal akan berdampak positif terhadap

kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Oleh karena itu pengetahuan

perpajakan penting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Richardson,

(22)

sistem perpajakan beserta sanksi yang akan diterima bila wajib pajak

melalaikannya.

Konsep sanksi perpajakan berdasarkan pendapat Mardiasmo (2009)

merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan undang-undang perpajakan akan

dituruti/dipatuhi. Dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah

agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi yang diberikan

diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi

kewajiban perpajakannya.

Sanksi pajak tidak akan terjadi apabila di dalam diri wajib pajak terdapat

motivasi yang tinggi untuk membayar pajak. Motivasi merupakan salah satu

faktor penting pada diri individu, karena dengan motivasi orang tergerak untuk

melakukan suatu aktivitas. Dalam teori motivasi menurut Maslow dijelaskan

bahwa kebutuhan akan penghargaan, jadi setiap individu akan senang apabila ia

diberi penghargaan (Winardi, 2002).

Kesadaran wajib pajak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut disebabkan karena membayar pajak adalah

suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi behavior wajib pajak. Kesadaran

wajib pajak akan perpajakan adalah rasa yang timbul dari diri wajib pajak.

Menurut Muliari (2010) masyarakat harus sadar terhadap keberadaannya sebagai

warga Negara dan harus selalu menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar 1945

sebagi dasar huum penyelenggarakan Negara.

Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak membahas tentang kepatuhan

(23)

6

dilakukan Azwinda (2016) menunjukkkan bahwa pengetahuan perpajakan

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Yuwono (2015) yang

meneliti kepatuhan wajib pajak bumi dan Bangunan di Kota Kediri menemukan

bahwa sosialisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Suciningsih, I Wayan dan Wayan (2014) melakukan penelitian mengenai

pengaruh sanksi perpajakan terhadap kualitas pelayanan serta dampaknya pada

kepatuhan wajib pajak yang menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh

signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Supriyati (2012) melakukan

penelitian mengenai dampak motivasi dan pengetahuan perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak yang menunjukkan hasil bahwa motivasi wajib pajak dan

pengetahuan perpajakan berpenngaruh signifikan positif terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Di Jawa Tengah, Kabupaten Temanggung merupakan salah satu daerah

dengan penyebaran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cukup

banyak. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan

UMKM Kabupaten Temanggung jumlah UMKM ada 24.999 unit yang bergerak

di berbagai bidang, namun sebagian besar tidak masuk dalam pelaku yang harus

membayar pajak. Besarnya penerimaan pajak dari sektor UMKM di Kabupaten

Temanggung ini belum maksima, oleh karena itu perlu adanya upaya yang lebih

dari pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

pada masalah ini dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,

(24)

Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro

Keci dan Menengah di Kabupaten Temanggung”. Penelitian ini merupakan

replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Laura (2016) dengan menambah

variabel motivasi dan sosialisasi perpajakan. Objek penelitian ini adalah pelaku

UMKM di Kabupaten Temanggung.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan

wajib pajak pelaku UMKM?

2. Apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak pelaku UMKM?

3. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak pelaku UMKM?

4. Apakah motivasi wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak pelaku UMKM?

5. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak pelaku UMKM?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh positif

terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.

2. Untuk menganalisi apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap

(25)

8

3. Untuk menganalisis apakah sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.

4. Untuk menganalisis apakah motivasi wajib pajak berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.

5. Untuk menganalisis apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh positif

terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan secara teortis dari ilmu yang

didapatkan mengenai pengaruh pengetahuan, sosialisasi, sanksi perpajaka,

motivasi, kesadaran wajib pajak terhadap kepatuahn wajib pajak pelaku

UMKM dalam membayar pajak di Kabupaten Temanggung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam

mengenai pengaruh pengetahuan, sosialisasi, sanksi perpajakan, motivasi,

kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak hotel dalam

membayar pajak di Kabupaten Temanggung.

b. Bagi Wajib Pajak

Diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak.

(26)

Sebagai tambahan referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk

meneliti di bidang yang sama dengan ruang lingkup maupun pendekatan

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Theory of Planned Behaviour

Dalam Theory of Planned Behaviour (TPB) yang diperkenalkan oleh

Ajzen (1985, 1987) merupakan pengembangan lebih dari teori sebelumnya

yaitu Theory of Reasoned Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat

individu terhadap perilaku dibentuk dari dua factor yaitu attitude toward the

behavior dan subjective norms, sedangkan pada teori ini ditambahkan

perceived behavior control atau kontrol perilaku yang dipersepsi (Ajzen,

1991). Kontrol perilaku yang dipersepsi mempunyai implikasi motivasi

terhadap minat, selain itu terdapat hubungan antar perilaku yang dipersepsi

dengan perilaku. Perilaku tidak ditentukan hanya dari sikap dan norma

subyektif, tetapi juga dari persepsi individu dan keyakinan kontrol. Teori ini

menjelaskan tentang adanya niat dari individu untuk berperilaku dapat

menimbulkan perilaku oleh individu, seperti yang dijelaskan oleh Ajzen

(1991) bahwa TPB sangat baik digunakan untuk menjelaskan tentang perilaku

yang berhubungandengan perencanaan, misalnya kewirausahaan.

Menurut Teori TBP, tindakan individu pada perilaku tertentu ditentukan

oleh niat individu tersebut untuk melakukan perilaku. Niat itu sendiri

dipengaruhi sikap terhadap perilaku, norma subyektif yang mempengaruhi

(28)

terhadap perilaku merupakan evaluasi positif atau negative dalam melakukan

perilaku. Norma subyektif menunjukkan tekanan social yang dirasakan untuk

melakukan atau tidak melakukan tindakan. Sedangkan control keprilakuan

menunjukkan mudah atau sulitnya seseorang melakukan tindakan dan

dianggap sebagi cermin pengalaman masa lalu.

2. Teori Atribusi

Atribusi merupakan suatu proses dalam pembentukan kesan. Teori ini

mengacu tentang bagaimana orang yang menjelaskan penyebab perilaku

orang lain atau dirinya sendiri. Atribusi yaitu proses dari seorang individu

dimana individu tersebut akan menarik kesimpulan tentang faktor yang

mempengaruhi perilaku orang lain.

Atribusi akan melihat seorang individu yang mencoba memahami sebab

yang terjadi pada suatu peristiwa yang sedang dihadapinya. Pada teori ini

mecoba untuk menemukan apa yang menyebabkan apa atau siapa yang

melakukan apa. Menurut Kelley (1973) respon yang diberikan pada suatu

peristiwa bergantung pada interpetasi kita tentang peristiwa tersebut.

Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman dari reaksi seseorang

terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar mereka dengan mengetahui apa

alasan mereka atas kejadian yang dialami. Di dalam teori atribusi dijelaskan

bahwa ada suatu perilaku yang berhubungan dengan sikap dan karakteristik

seseorang, maka dengan hanya seseorang melihat saja perilaku orang lain

(29)

12

dapat memprediksi bagaimana perilaku seseorang saat menghadapi situasi

tertentu.

Alasan memilih teori ini adalah kemauan wajib pajak untuk membayar

pajak terkait dengan persepsi wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap

pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian mengenai

sesuatu sangat dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal dari orang

tersebut. Jadi teori atribusi sangat relevan untuk menjelaskan maksud tersebut.

3. Pajak

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib

kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa menurut Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran

rakyat. Terdapat beberapa definisi tentang pajak yang juga dikemukakan oleh

para ahli. Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah peralihan kekayaan yang

digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dari sector swasta kepada

sector public yang bisa dipaksakan dan ditunjuk serta digunakan untuk

membiayai kebutuhan atau kepentingan umum.

Pajak memiliki peran yang penting dalam kehidupan bernegara,

khususnya dalampelaksanaan pembangunan nasional karena pajak menjadi

(30)

pembangunan. Menurut Mardiasmo (2004) pajak memiliki beberapa fungsi

yaitu:

1. Fungsi Anggaran (budgetair) atau fungsi fiscal yaitu fungsi yang

digunakan untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang nantinya akan

digunakan untuk pengeluaran negara dan sisanya akan digunakan sebagai

tabungan pemerintah untuk investasi pemerintah.

2. Fungsi Mengatur (regulated), fungsi pajak yang digunakan sebagai alat

untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya diluar bidang

keuangan.

3. Fungsi Demokrasi, fungsi yang menjadi salah satu wujud system gotong

royong, termasuk kegiatan pemerintah dan pembangunan demi

kesejahteraan masyarakat.

4. Fungsi Redistribusi, fungsi ini lebih menekankan pada unsur pemerataan

dan keadilan di dalam masyarakat.

Sistem pemungutan pajak (Mardiasmo, 2009:7) dapat dibagi menjadi

berikut:

1. Official Assessment System adalah suatu system pemungutan yang

memeberikan wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya

(31)

14

2. Self Assessment System adalah suatu system pemungutan pajak yang

memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri

besarnya pajak yang terutang.

3. With Holding System adalah suatu system pemungutan pajak yang

memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan

wajib pajak yang bersangkutan) untuk memotong/ memungut besarnya

pajak yang terutang oleh wajib pajak.

4. Definisi Wajib Pajak

Undang-undang No 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 2 mendefinisikan

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. Wajib pajak bisa berupa wajib pajak orang pribadi atau wajib

pajak badan. Orang pribadi merupakan subjek pajak yang bertempat tinggal

atau berada di Indonesia maupun di luar Indonesia. Sedangkan menurut

undang-undang No 28 Tahun 2007, Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan menyebutkan bahwa:

(32)

Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan

bebas dan wajib pajak badan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh

Nomor pokok wajib pajak (NPWP) paling lama satu bulan setelah saat

usaha mulai dijalankan (Rosdiana dan Irianto, 2011). Berdasarkan defenisi

diatas maka wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan yang

menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang mendaftarkan diri yang

melakukan penghitungan, pembayaran dan pelaporan sesuai ketentuan

perpajakan.

5. Kepatuhan wajib pajak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kepatuhan berarti taat,

tunduk dan patuh terhadap ajaran dan peraturan. Sedangkan menurut Gibson

(1991) dalam Agus Nugroho Jatmiko (2006) kepatuhan adalah motivasi

seseorang atau suatu kelompok untuk melakukan atau tidak melakukan sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan. Jadi kepatuhan wajib pajak dapat

diartikan sebagai perilaku taat, tunduk dan patuhnya wajib pajak serta

motivasi dalam melakukan suatu tindakan sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan.

Menurut Chaizi Nasucha dalam Sony Devano dan Siti Kurnia (2006:

111) bahwa kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari:

1. Kepatuhan dari wajib pajak dalam mendaftarkan diri

(33)

16

3. Kepatuhan wajib pajak dalam menghitung, memperhitungkan dan

membayar pajak yang terutang

4. Kepatuhan wajib pajak dalam pelaporan dan pembayaran tunggakan

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK.03/2003

tanggal 3 Juni 2003, wajib pajak yang dapat ditetapkan sebagai wajib

pajak patuh apabila dirinya memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dalam dua tahun terakhir

2. Dalam penyampaian tahun terakhir SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari tiga masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut

3. SPT Masa yang terlambat sebagaimana yang dimaksud dalam huruf b telah disampaikan tidak lewat dari batas penyampaian SPT Masa pajak berikutnya.

4. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak:

a. Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak

b. Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk dua masa pajak terakhir

5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir

6. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan public dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak menimbulkan rugi fiscal.

6. Pengetahuan pajak

Pengetahuan merupakan hasil penalaran dan usaha manusia dalam

merubah tidak tahu menjadi tahu. Pengetahuan pajak adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku dari seorang atau kelompok wajib pajak untuk

(34)

tentang pajak melalui pendidikan formal maupun non formal akan berdampak

positif terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak.

Pengetahuan perpajakan secara formal dapat diperoleh di sekolah

hingga perguruan tinggi, sedangkan pengetahuan perpajakan secara non

formal dapat diperoleh melalui sosialisasi perpajakan berupa seminar,

spanduk, social media dan media yang lain yang dapat di akses di web

perpajakan. Dengan begitu wajib pajak akan paham mengenai isi dari undang

undang perpajakan di Indonesia.

Pemahaman wajib pajak pada peraturan perpajakan merupakan cara

dari wajib pajak untuk memahami peraturan perpajakan yang ada. Wajib

pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan cenderung menjadi wajib

pajak yang tidak taat. Semakin paham wajib pajak terhadap peraturan

perpajakan maka semakin paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan

diterima bila wajib pajak lalai atau tidak taat dalam membayar kewajiban

pajaknya. Wajib pajak yang paham pada peraturan perpajakan mereka akan

mengetahui sanksi administratif dan sanksi pidana sehubungan dengan SPT

dan NPWP.

7. Sosialisasi Perpajakan

Penyuluhan pajak memiliki peran yang besar dalam mensukseskan

sosialisasi pajak bagi wajib pajak. Menurut Robert M. Z. Lawang, sosialisasi

merupakan suatu proses mempelajari norma, nilai, peran serta semua

(35)

18

efektif dalam berkehidupan sosial. Sedangkan menurut Mustofa (2007) dalam

Restiani (2011) sosialisasi adalah proses belajar melalui interaksi dengan

orang lain yang meliputi tentang cara berfikir, merasakan dan bertindak

dimana hal hal tersebut sangat penting untuk mendapatkan partisipasi yang

efektif.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sosialisasi

perpajakan merupakan upaya dari pihak yang terkait yaitu Direktorat

Jenderal Pajak untuk memberikan pengertian, informasi serta pembinaan

yang berhubungan dengan perpajakan dan perundang-undangannya Proses

pemungutan pajak tidaklah mudah tanpa kesadaran dari masyarakat akan

pentingnya pajak bagi negara khususnya pembangunan nasional yang

akan digunakan untuk mensejahterakan masyarakat.

Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Pajak KEP-30/PJ/2008

menjelaskan bahwa:

“Program-program yang dilakukan berkaitan dengan penyuluhan pajak yaitu:

a. Mengadakan penyuluhan tentang perpajakan.

b. Mengadakan pelatihan baik untuk pemerintah maupun swasta serta seminar untuk berbagai profesi.

c. Memasang spanduk yang betema pajak. d. Memasang iklan di berbagai stasiun televise

(36)

Program tersebut dilaksanakan dengan berbagai sarana dengan

harapan masyarakat merasa mudah, cepat dan benar dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya. Sarana tersebut diantaranya adanya website

pajak yaitu www.pajak.go.id, call center, sms taxes, jurnal pajak, majalah

pajak, perpustakaan, complient center dan lain sebagainya. Keberhasilan

dari program-program penyuluhan tersebut dapat dilihat dari kepatuhan

dari wajib pajak itu sendiri, peningkatan jumlah wajib pajak, serta

terpenuhinnya target penerimaan.

8. Sanksi perpajakan

Sanksi perpajakan menurut Siti Resmi (2003: 62) terjadi karena

adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan.

Mardiasmo (2003:39) mengatakan bahwa sanksi perpajakan merupakan

jaminan dari ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang akan

dipatuhi/ditaati. Dengan kata lain sanksi perpajakan adalah suatu alat agar

wajib pajak tidak melanggar peraturan perpajakan.

Sanksi perpajakan diterapkan akibat tidak terpenuhinya kewajiban

perpajakan oleh wajib pajak dalam Undang-Undang perpajakan. Pengenaan

sanksi pajak dapat menyebabkan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak

terpenuhi sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak itu sendiri.

Devano, Sony dan Rahayu (2006:112) mengatakan bahwa wajib pajak akan

patuh karena mereka berfikir adanya sanksi yang berat akibat dari tindakan

(37)

20

Dalam undang-undang perpajakan ada dua macam sanksi yaitu sanksi

administrasi dan sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran norma

perpajakan ada yang diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang

diancam dengan sanksi pidana saja, dan ada yang diancam dengan sanksi

administrasi dan sanksi pidana. Menurut undang-undang perpajakan

perpedaan sanksi administrasi dan sanksi pidana adalah:

a. Sanksi Administrasi

Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara

yang berupa bunga dan kenaikan. Sanksi administrasi dapat dijatuhkan

apabila wajib pajak melakukan suatu pelanggaran atas kewajiban yang

ditentukan dalam undang-undang perpajakan.

b. Sanksi Pidana

Sanksi pidana perpajakan yaitu berupa penderitaan atau siksaan yang

berkaitan dengan pelanggaran pajak. Pengenaan sanksi pidana tidak akan

menghilangkan kewenangan dalam menagih pajak.

9. Motivasi wajib pajak

Motivasi dapat dinyaatakan sebagai suatu proses psikologis yang

terjadi karena adanya interaksi dari sikap, persepsi, kebutuhan dan pemecahan

persoalan. Motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang terdapat pada

diri individu kemudian dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang dapat

(38)

Herzberg mengemukakan sebuah teori yang disebut Teori Dua Faktor,

teori ini mengungkapkan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi

motivasi, yang pertama adalah faktor motivasional yang merupakan hal-hal

yang sifatnya intrinsik atau bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan

faktor kedua adalah faktor hygiene atau pemeliharaan yang merupakan

faktor-faktor dengan sifat ekstrinsik yang bersumber dari luar diri individu yang

turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

Dalam hal perpajakan, terdapat faktor intrinsik dan ekstrinsik yang

mempengaruhi motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Motivasi

Membayar Pajak adalah kekuatan potensial yang ada dalam diri wajib pajak

yang melatarbelakangi seorang wajib pajak untuk membayar pajak. Motivasi

ini bisa timbul dari dalam maupun luar individu. Identifikasi

indikator-indikator Motivasi Membayar Pajak seorang wajib pajak menurut Ghoni

(2012) yaitu sebagai berikut :

1. Motivasi Intrinsik

a. Kejujuran wajib pajak, berkaitan dengan self assessment system yang

membutuhkan tingkat kejujuran tinggi dari setiap wajib pajak agar

tujuan dari perpajakan dapat tercapai.

b. Kesadaran wajib pajak, tingkat kesadaran akan mempengaruhi tingkat

kepatuhan seseorang, semakin tinggi tingkat kesadaran seorang wajib

pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya maka semakin tinggi

(39)

22

c. Hasrat untuk membayar pajak, kepatuhan akan muncul jika kesadaran

dalam membayar pajak diikuti oleh hasrat atau kemauan yang tinggi

dari setiap wajib pajak untuk membayar pajak.

2. Motivasi Ekstrinsik

a. Dorongan dari aparat pajak, sosialisasi dari aparat pajak sangat

diperlukan agar individu mengetahui dan memahami kegunaan pajak

bagi pembangunan negara

b. Lingkungan kerja, teman atau kerabat, interaksi sosial antar individu

mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang dianggap benar

oleh kelompok (mayoritas), jika individu hidup 23 didalam kelompok

taat pajak maka ia juga akan terdorong untuk taat pajak, begitu pula

sebaliknya.

10. Kesadaran wajib pajak

Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam

sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi

yang menimbulkan kegiatan yang terarah tercapainya tujuan tertentu yang

berhubungan dengan pribadinya. Kesadaran merupakan unsur dalam diri

manusia dalam memahami realita dan bagaimana cara bertindak atau

menyikapi realitas. Irianto (2005) dalam Widayati dan Nurlis (2010)

menguraikan beberapa bentuk kesadaran yang mendorong wajib pajak untuk

(40)

1. Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang

pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau

membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak

yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara

guna meningkatkan kesejahteraan warga negara.

2. Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban

pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena

memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban

pajak berdampak pada kurangnya sumber daya financial yang dapat

mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.

3. Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat

dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak

disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban

mutlak setiap warga negara.

Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam memahami realita

dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran

yang dimiliki oleh manusia adalah kesadaran dalam diri, akan diri sesama,

masa silam dan kemungkinan masa depannya.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Burhan (2015) yang berjudul Pengaruh

Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Persepsi Wajib Pajak Tentang

(41)

24

Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris pada Wajib Pajak di Kabupaten

Banjarnegara). Sampel pada penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang

terdaftar di Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

Banjarnegara. Hasil penelitan ini mnunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan,

pengetahuan perpajakan, dan persepsi wajib pajak tentang PP 46 tahun 2013

berpengarub positif dan sigifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Sedangkan persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan tidak berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak. Persamaan pada penelitian ini terletak pada

penggunaan variabel bebas implementasi PP No. 46 tahun 2013, metode dan

anaslisis data yang digunakan. Metode yang digunakan adalah metode survei

sedangkan analisis data menggunakan regresi linier berganda. Perbedaan dengan

penelitian ini adalah sampel yang digunakan, tempat dan waktu peneltian serta

adanya perbedaan variabel bebas yang lain yaitu motivasi dan kesadaran wajib

pajak.

Pamuji, dkk (2014) yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kepatuhan Pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam

Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi pada Wajib Pajak Pemilik UMKM di KPP Pratama Malang Selatan)”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wajib pajak UMKM yang ada di daerah Kabupaten Malang Selatan

sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas

pemahaman perpajakan, pengawasan, dan sosialisasi berpengaruh secara

(42)

dalam penelitian ini adalah menggunakan variabel bebas sosialisasi perpajakan,

metode dan analisis data yang digunakan. Perbedaan pada penelitian ini terletak

pada sampel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian serta penambahan

variabel bebas sanksi perpajakan dan motivasi.

Arabella dan Yenni (2013) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan

Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan, dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM”. Sampel dalam penelitian ini adalah UMKM

yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur. Hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan petugas pajak dan sanksi perpajkan

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Selain itu, biaya

kepatuhan pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak. Persamaan

penelitian ini adalah variabel bebas yang dibunakan yaitu sanksi perpajakan.

Selain itu, metode dan analisis data yang digunakan. Metode yang digunakan

adalah metode survei sedangkan analisis data dilakukan dengan regresi linier

berganda. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada sampel yang digunakan,

tempat dan waktu penelitian serta adanya tambahan variabel bebas sosialisasi

(43)

26

C. Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Rohmawati, Prasetyono dan Yuni (2014) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Trisnawati dan Wayan (2015) juga

berpendapat bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Laura (2016) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pengetahuan

pajak berpengaruh namun tidak signifikan dengan kepatuhan wajib pajak.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yuswandono dan Kus pandi (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan mengenaisosi pengetahuan perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Wajib pajak dapat dikatakan patuh apabila telah memenuhi seluruh

kewajiban perpajakannya (Nurmantu, 2005:148). Kepatuhan wajib pajak

dapat diukur dari pengetahuan yang dimiliki wajib pajak baik itu pengetahuan

mengenai perubahan peraturan, konsep ketentuan umum di bidang

perpajakan, jenis pajak yang berlaku di Indonesia mulai dari subyek pajak,

obyek pajak, tarif pajak, perhitungan pajak terutang, pencatatan pajak

terutanng, dan pembayaran dan pengisian pelaporan pajak secara tepat waktu.

(44)

sangatlah penting dan juga menjadi alat yang efektif untuk mendorong wajib

pajak untuk lebih patuh.

H1: Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan

wajib pajak UMKM

2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Burhan (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sosialisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi. Penelitian Widiastuti, dkk (2014) menunjukkan bahwa sosialisasi

perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Mory (2015) yang

menyatakan bahwa sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian yang sama juga dilakukan

oleh Putri (2014) yang menyatakakn bahwa sosialisasi perpajakan tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Sosialisasi merupakan hal yang penting dalam upaya peningkatan

kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Sosialisasi perpajakan adalah

pemberian wawasan, dan pembinaan kepada wajib pajak agar mengetahui

tentang segala hal mengenai perpajakan. Sosialisasi tidak hanya dapat

meningkatkan pengetahuan tentang pajak yang nantinya dapat berdampak

(45)

28

perpajakan diharapkan dapat menigkatkan kepatuhan wajib pajak sehingga

jumlah penerimaan pajak dapat bertambah sesuai target. Kepatuhan wajib

pajak adalah kondisi dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban

perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu, 2005 :148).

H2: Sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan

wajib pajak

3. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak diteliti

oleh Suciningsih, dkk (2014) yang menunjukkan bahwa sanksi perpajakan

berpengaruh positif dan signifikan. Mutia (2014) juga melakukan penelitian

yang menujukkan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan

wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang

dilakukan Karsimiati (2009) yang menunjukkan bahwa sanksi denda

berpengaruh negative terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil yang serupa juga

ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Maryati (2014) bahwa sanksi

pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Tinggi rendahnya kepatuhan wajib pajak juga dapat dipengaruhi oleh

sanksi perpajakan. Sanksi perpajakan dapat dikenakan agar memberikan efek

jera bagi wajib pajak yang kurang taat terhadap kewajibannya sebagai seorang

wajib pajak. Sanksi yang dikenakan dalam jumlah yang tinggi akan

(46)

H3: Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak

4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Penelitian mengenai motivasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak dilakukan oleh Dianawati (2008) yang memberikan hasil bahwa

motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2014) menunjukkan bahwa motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Widiastuti, dkk (2014) menunjukkan hasil yang berbeda di

penelitiannya yaitu motivasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak. Ghoni (2012) juga melakukan penelitian

yang serupa yang menghasilkan bahwa motivasi tidak mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan wajib

pajak terbentuk karena adanya paksaan, peraturan yang ketat serta sanksi

pajak dan bukan dari keinginan diri wajib pajak.

Motivasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam maupun luar

individu yang melatarbelakangi seorang anak untuk melakukan suatu

kegiatan. Adanya motivasi dalam membayar pajak akan mempengaruhi patuh

tidaknya wajib pajak orang pribadi atau badan dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya. Semakin tinggi motivasi dari wajib pajak dalam hal

membayar pajak maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya,

(47)

30

dugaan bahwa motivasi dalam membayar pajak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak.

H4: Motivasi berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

5. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Susilawati, Ketut Evi dan Ketut Budhiarta (2013) berpendapat bahwa

kesadaran wajib pajak berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor. Mutia (2014) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa kesadaran

wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak.

Penelitian yang dilakukan Rohmawati, Prasetyono dan Yuni (2014)

menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian

Hidayati (2014) yang menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak orang pribadi di KPP

Pratama Surakarta.

Tinggi rendahnya kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh

kesadaran wajib pajak. Masyarakat harus sadar akan keberadaannya sebagai

warga negara yang senantiasa selalu menjunjung tinggi Undang-Undang

Dasar 1945 sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara (Suardika, 2007).

(48)

pajaknya merupakan faktor penting dalam melaksanakan sistem self

assessment.

H5: Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan

wajib pajak

D. Model Penelitian

Pengetahuan Perpajakan (X1)

Sanksi Perpajakan (X3)

Sosialisasi Perpajakan (X2)

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

+

+

(49)

32

Gambar 1 Model Penelitian

Motivasi (X4)

Kesadaran Wajib Pajak (X5)

(50)

BAB III

Metode Penelitian

A. Subjek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah wajib pajak UMKM yang terdaftar di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Temanggung yang akan dapat

memberikan respon tentang pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan,

sanksi perpajakan, motivasi dan kesadaran perpajakan.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, Karena

penulis meneliti langsung variabel-variabel pada penelitian ini, dengan instrument

penelitian berupa kuesioner. sumber data primer dapat diperoleh dalam penelitian

ini yaitu melalui kuisioner yang diisi oleh responden wajib pajak pelaku UMKM.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dalam penelitian

ini adalah Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten

Temanggung. Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak pelaku UMKM di

(51)

33

Teknik penentuan sampel menggunakan incidental sampling yaitu

pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan. Jumlah sampel dalam peneltian

ini sebanyak 100 responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat sehubungan dengan penelitian ini,

maka peneliti menggunakan metode survey langsung dengan memberikan

kuisioner kepada wajib pajak orang pribadi maupun badan. Kuisioner yang

diberikan berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden untuk

mengukur kepatuhan wajib pajak.

E. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan 5

poin. Skala likert adalah suatu skala psikometri yang sangat umum digunakan di

dalam kuisioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset

berupa survey.

Tabel 3.1 Skala Pengukuran

No Keterangan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Netral (N) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

(52)

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepatuhan

wajib pajak. Eliyani (1989) dalam Jatmiko (2006) menyatakan bahwa

kepatuhan wajib pajak diidentifikasikan sebagai memasukkan dan melaporkan

kepada waktunya informasi yang diperlukan, mengisi secara benar jumlah

pajak yang terutang, dan membayar pajak pada waktunya tanpa tindakan

pemaksaan. Ketidakpatuhan wajib pajak timbul kalau salah satu syarat

definisi tidak terpenuhi.

Kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang

mengitung pajak dalam jumlah yang benar, selalu mengisi SPT sesuai dengan

ketentuan dan tepat waktu dan tidak pernah mendapat teguran dari Dirjen

Pajak.

Variabel ini mengambil dari penelitian Fatmawati (2015) yang

menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:

1. WP mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP

2. WP melakukan pencatatan pendapatan dari usaha

3. Pencatatan administrasi merupakan bagian penting

4. WP tidak membayar pajak karena tidak tahu

(53)

35

2. Variabel Independen

a. Pengetahuan Perpajakan

Pengetahuan mengenai perpajakan adalah hal penting dalam

menentukan sikap perpajakan dan perilaku wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya. Pengetahuan pajak merupakan informasi pajak

yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang

terkait dengan perpajakan.

Variable ini mengambil dari penelitian Trisnawati (2015) yang

menggunakan daftar pertanyaan kuisioner sebagai berikut:

1. Pelaku UMKM wajib memiliki NPWP

2. WP mengetahui hak dan kewajiban perpajakan

3. WP dikenakan sanksi jika tidak melakukan kewajiban perpajakan

4. Pajak dihitung berdasarkan omset dikali tarif yang berlaku

5. Pengetahuan perpajakan diperoleh dari sosialisasi yang dilakukan

pemda

b. Sosialisasi Perpajakan

Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Dirjen

Menurut Rohmawati, Prasetyono dan Yuni (2013) Pajak digunakan untuk

memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya wajib

pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik

(54)

Semakin banyak sosialisasi perpajakan yang dilakukan dan semakin

sering wajib pajak mengikuti kegiatan sosialisasi perpajakan, diharapkan

wajib pajak dapat memahami mengenai ketentuan perpajakan.

Variabel ini mengambil dari penelitian Yohannah (2012) yang

menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:

1. WP senang ketika ada sosialisasi pajak oleh KPP

2. WP sering mengikuti penyuluhan pajak

3. WP sering melihat media sosialisasi melalui TV

4. WP mengerti materi pada saat sosialisasi pajak

5. Sosialisasi perpajakan efektif

c. Sanksi Perpajakan

Sanksi perpajakan merupakan pemberian sanksi bagi wajib pajak yang

tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sanksi perpajakan terdiri

dari sanksi berupa bunga, sanksi berupa kenaikan, sanksi berupa denda

dan sanksi pidana.

Variabel ini mengambil dari penelitian Irmawati (2015) yang

menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:

1. Sanksi pajak cukup berat

2. Sanksi pajak merupakan sarana mendidik wajib pajak

3. Sanksi pajak dikenakan tanpa toleransi

(55)

37

5. Sanksi pajak dapat dinegosiasikan

d. Motivasi

Motivasi wajib pajak didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kondisi

yang mendorong, merangsang, atau menggerakkan wajib pajak untuk

memenuhi kewajiban perpajakannya secara tepat waktu dan tepat jumlah

(Istanto, 2010).

Variabel ini mengambil dari penelitian Ghoni (2012) yang

menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:

1. WP melaksanakan prosedur pajak sesuai dengan peraturan

2. WP tidak melakukan manipulasi agar beban pajak tidak besar

3. WP bersedia memberikan data dalam proses pemeriksaan pajak

4. WP berusaha memahami ketentuan peraturan perpajakan

5. WP senang membayar pajak karena merupakan kewajiban

e. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak didefinisikan sebagai keadaan suatu sikap sadar

mengetahui atau mengerti terhadap fungsi pajak yang menimbulkan

konsekuensi untuk membayar pajaknya dengan benar (Sulistyowati,

2012). Penilaian positif masyarakat wajib pajak terhadap pelaksanaan

fungsi negara oleh pemerintah akan menggerakkan masyarakat untuk

mematuhi kewajiban dalam membayar pajak.

Variabel ini mengambil dari penelitian Trisnawati (2015) yang

(56)

1. WP paham bahwa pajak menjadi sumber penerimaan terbesar daerah

2. WP yakin bahwa pajak digunakan untuk pembangunan daerah

3. Tindakan WP yang tidak sesuai akan merugikan daerah

4. Penundaan membayar pajak akan merugikan keuangan daerah

5. Kesadaran WP bahwa kepatuahan pajak berarti berpartisipasi terhadap

penyelenggarakan negara

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah teknik statistic yang bertujuan memberikan

penjelasan atau informasi mengenai karakteristik dari suatu kelompok data

atau lebih sehingga pemahaman akan ciri-ciri yang khusus dari kelompok data

tersebut diketahui. Statistic deskriptif memberikan gambaran suatu data yang

pengukurannya mencakup nilai rata-rata , nilai minimum dan nilai maksimun

(Ghozali, 2011)

2. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2011). Untuk menguji validitas data, dilakukan uji

signifikansi koefisien korelasi dengan alpha 0,05. Dasar pengambilan

(57)

39

a. Jika nilai r hitung > r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan valid.

b. Jila nilai r hitung < r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak

valid.

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indicator dari variabel. Pengukuran reabilitas pada penelitian

ini menggunakan one shot, yaitu pengukuran yang hanya dilakukan sekali,

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur

korelasi antar jawaban pertayaan (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui reliabel

atau tidak suatu variable dilakukan uji statistic dengan melihat nilai Cronbach

Alpha dengan kriteria jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 maka dapat dikatakan

data tersebut reliabel (Nunnally dalam Ghozali, 2011).

4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi

pada analisis regresi berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS).

Uji asumsi klasik dibutuhkan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi

berganda yang dilakukan telah terdistribusi secara normal (normalitas) dan

benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, multikolonieritas,

Gambar

Gambar 1 Model Penelitian
Tabel 3.1 Skala Pengukuran
Tabel 4.1
Tabel 4.3 Jenis Usaha Pelaku UMKM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian dilakukan pada 5 spesimen dan setiap spesimen di tekan pada 5 titik yang berbeda, yaitu pada bagian atas, tengah, bawah. Pada uji kekerasan kali ini menggunakan gaya

Prediksi Indeks Harga Saham Gabungan menggunakan metode Support Vector Regression (SVR) dengan parameter Cost dan epsilon terbaik berturut-turut adalah 1 dan 0.1 dengan data training

Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa membran alginat yang mengandung antibiotik dapat digunakan sebagai media penyampaian obat topikal untuk luka terinfeksi,

Perbandingannya adalah antara volume langkah dan ruang bakar (V d +V c ) yaitu pada posisi piston di TMB, dengan volume ruang bakar (V c ) yaitu pada posisi

Strategi pengelolaan potensi sumberdaya perikanan dalam upaya penguatan sistem kelembagaan adat Suku Kuri di Kampung Sarbe Teluk Bintuni yaitu: pengembangan wilayah

Pada gambar tersebut merepresentasi bakti Kartini yang memiliki sikap setia dan ada kasih pada orang tua, ditandai dengan Kartini yang saat kecil menolak untuk dipisah

Jika benda yang akan digambar diletakkan di kwadran pertama, dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut “Proyeksi kwadran pertama“ atau

3DQJHUDQ 'LSRQHJRUR DGDODK SHMXDQJ GDUL -DZD %HOLDX PHUXSDNDQ SXWUD 6XOWDQ +DPHQJNXEXZRQR ,,, GDUL .HVXOWDQDQ &lt;RJ\DNDUWD 3DQJHUDQ 'LSRQHJRUR WLGDN VHQDQJ GHQJDQ NHKDGLUDQ %HODQGD