PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung)
THE EFFECT OF TAX KNOWLEDGE, SOCIALIZATION TAXATION, TAX PENALTIES, MOTIVATION AND AWARENESS TAXPAYER TO TAX
COMPLIANCE
(An Empirical Study on Small and Medium Micro Enterprises in Temanggung)
SKRIPSI
Oleh
SEPTI DWI PUTRI 20130420242
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
(Studi Empiris pada Usaha Mikra KeciL dan Menengah di Kabupaten Temanggung)
THE EFFECT OF TAX KNOWLEDGE, SOCIALIZATION TAXATION, TAX PENALTIES, MOTIVATION AND AWARENESS TAXPAYER TO TAX
COMPLIANCE
(An Empirical Study on Small and Medium Micro Enterprises in Temanggung)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
SEPTI DWI PUTRI 20130420242
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Septi Dwi Putri
Nomor Mahasiswa : 20130420242
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH
PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 28 Desember 2016
“Dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan
orang-orang yang kufur”
(Q.S Yusuf: 87)
“Perjuanganku lebih mudah Karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”
(Bung Karno)
“Pengetahuan diperoleh dengan belajar, kepercayaan dengan keraguan, keahlian dengan berlatih, dan cinta dengan mencintai”
(Thomas Szasz)
“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirobbilalaamiin, terimakasih kepada…
1. Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga skripsi ini bisa cepat terselesaikan
2. Keluargaku, papa, mama, mas rian, mb pipit dan anggun
terimakasih selalu memberikan yang terbaik untukku
3. Dekan FE UMY, Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si., Akt.
4. Dosen Pembimbing, Alex Murtin ,S.E., M.Si., Ak, CA. Yang tidak
pernah bosan memberikan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Dosen-dosen akuntansi, terimakasih atas bimbingan selama
kurang lebih 4 tahun ini.
6. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
7. Teman-teman Akuntansi angkatan 2013
8. Sahabat-sahabat tergilaku tya, finda, rahma, ega, ranita, benia
terimakasih selalu ada untukku, terimakasih untuk kebersamaan selama ini, jangan ada dusta diantara kita
9. KKN 023 bagus, widi, nanta, noval, sony, L, ama, adaw, eva,
rahma, ode, mb langit, sinta, hafsyah, senang bisa seatap bersama kalian selama sebulan
10. Faizal Yuliawan yang selalu memberikan semangat dan dukungan
hingga skripsi ini selesai.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telahmemberikan kemudahan, karunia, dan rahmatNya dalam penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Motivasi dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris pada Pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil tema ini dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan akuntansi di masa mendatang terutama pada sector perpajakan. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak atau instansi pemerintah lainnya mengenai upaya apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan wajib pajak.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Alex Murtin ,S.E., M.Si., Ak, CA., yang selalu sabar membimbing dan memberikan masukan untuk karya tulis ini.
4. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Wilayah II Jawa Tengah dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Temanggung yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
5. Orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan dorongan, dukungan dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.
6. Teman-teman yang selalu memberikan semangat, bantuan serta doa kepada penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memohon maaf apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan. Hal itu disebabkan tidak lain karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh Karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk penulisan yang lebih baik dimasa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi tambahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 28 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... 1 HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERNYATAAN ... 2 HALAMAN MOTTO ... 3 HALAMAN PERSEMBAHAN ... 4 INTISARI ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... 5 DAFTAR ISI ... 7 DAFTAR TABEL ... 10v BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Penelitian... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A. Landasan Teori... Error! Bookmark not defined.
1. Theory of Planned Behaviour ... Error! Bookmark not defined.
2. Teori Atribusi ... Error! Bookmark not defined.
3. Pajak ... Error! Bookmark not defined.
4. Definisi Wajib Pajak ... Error! Bookmark not defined.
5. Kepatuhan wajib pajak ... Error! Bookmark not defined.
6. Pengetahuan pajak ... Error! Bookmark not defined.
8. Sanksi perpajakan ... Error! Bookmark not defined.
9. Motivasi wajib pajak ... Error! Bookmark not defined.
10. Kesadaran wajib pajak ... Error! Bookmark not defined.
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
C. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.
2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.
3. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.
4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.
5. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.
D. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB III Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
A. Subjek Penelitain ... Error! Bookmark not defined.
B. Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.
C. Teknik Pengambilan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
E. Skala Pengukuran ... Error! Bookmark not defined.
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Variabel Dependen ... Error! Bookmark not defined.
2. Variabel Independen ... Error! Bookmark not defined.
G. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... Error! Bookmark not defined.
1. Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.
2. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
3. Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined.
4. Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.
5. Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined.
3. Uji Nilai F ... Error! Bookmark not defined.
4. Uji Nilai t ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Gambaran Umum Subyek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... Error! Bookmark not defined.
1. Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.
2. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
3. Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined.
4. Uji Asusmsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.
C. Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
1. Hasil Analisis Regresi Berganda ... Error! Bookmark not defined.
2. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.
3. Hasil Uji Nilai F ... Error! Bookmark not defined.
4. Hasil Uji Nilai T ... Error! Bookmark not defined.
D. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. .. Error! Bookmark not defined.
2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.
3. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecill dan Menengah. ... Error! Bookmark not defined.
4. Pengaruh Motivasi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. ... Error! Bookmark not defined.
5. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. .. Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA LALMPIRAN
DAFTAR TABEL
3.1 Skala Pengukuran ... 33
4.1 Jumlah Kuesioner yang Disebar pada Pelaku UMKM ... 44
4.2 Jenis Kelamin Responden ... 45
4.3 Jenis Usaha Pelaku UMKM ... 45
4.4 Lama Usaha Pelaku UMKM ... 46
4.5 Usia Pelaku UMKM ... 47
4.6 Pendidikan Pelaku UMKM ... 47
4.7 Statistik Deskriptiv ... 49
4.8 Uji Validitas ... 51
4.9 Uji Reliabilitas ... 52
4.10 Uji Normalitas ... 53
4.11 Uji Multikolinearitas ... 55
4.12 Uji Heteroskedatisitas ... 56
4.13 Analisis Regresi Berganda ... 57
4.14 Hasil Uji Determinasi ... 60
4.15 Hasill Uji Nilai F ... 61
4.16 Hasil Uji Nilai T ... 62
mengenai pengaruh pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, sanksi pajak, motlivasi dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung.
Subyek penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Temanggung. Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner disebar sebanyak 100 kuesioner. Kuesioner yang kembali sebanyak 100 kuesioner, tidak diisi dengan lengkap sebanyak 6 kuesioner, dan total kuesioner yang dapat diolah sebanyak 94 kuesioner. Demografi responden dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif. Kualitas instrument yang dihasilkan dalam penelitian ini diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yaitu regresi berganda dengan menggunakan SPSS 21. Teknik analisa data menggunakan uji asumsi klasik: uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, motivasi dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM. Sedangkan variabel sanksi pajak berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung.
ABSTRACT
This research is to examine and gather empirical evidence about the effect of tax knowledge, socialization taxation, tax penalties, motivation and awareness taxpayer to tax compliance doer small and medium micro enterprises in Temanggung city.
The subject of this research is taxpayer that is listed in KPP Pratama Temanggung. The sample gathering technique that is used is incidental sampling. The gathering data technique uses questionnaire method. The questionnaires that were distributed were 100 questionnaires. The questionnaires that returns were 100 questionnaires, 6 questionnaires were not completely filled and the total questionnaires that could be analyzed were 94 questionnaires. The respondent demography of this research was analyzed with descriptive statistic. The instrument quality resulted from this research was examined with validity and reliability test. The method used to analyze the data was double regression by using SPSS 21. The analysis data technique used classic assumption test: normality test, multi-collinierity test, and heteroskedasticity test.
The result of this research shows that tax knowledge, socialization taxation, motivation and awareness taxpayer has positive and significant effect to tax compliance doer small and medium micro enterprises. While the variable tax penalties has negative and not significant effect to tax compliance doer small and medium micro enterprises in Temanggung city.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembangunan daerah merupakan salah satu bagian dari pembangunan
nasional yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pembangunan daerah
didasari oleh otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Dalam melaksanakan otonomi daerah peranan pemerintah
daerah pada pembangunan akan semakin meningkat. Bentuk peran masyarakat
dalam otonomi daerah melalui pajak daerah dan retribusi daerah.
Kebijakan pemerintah pusat pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
secara langsung memberikan wewenang terhadap pemerintah daerah untuk
mengatur sendiri urusan rumah tangga daerah. Menurut Mulyadi (2011)
pemerintah daerah dituntut untuk dapat mengalokasikan hasil penerimaan pajak
dan retribusi daerah dalam mewujudkan pembangunan dan menunjang keperluan
daerah.
Pajak menjadi sumber penerimaan utama pemerintah dan negara yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional
seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya dan pasar. Dalam Anggaran
Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2015 dimana penerimaan negara dari
sektor pajak yang paling besar dibanding sektor yang lain yaitu sebesar 83%
2
negara bergantung dari sektor perpajakan serta masyarakat dituntut agar berperan
aktif untuk berpartisipasi dalam penghimpunan pajak.
Besarnya penerimaan negara dari sektor pajak ditargetkan akan terus
meningkat. Pendapatan negara dari Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas meningkat
sebesar 9,3% dari Rp 293,250 triliun (2014) menjadi Rp 320,997 triliun (2015).
Peningkatan ini diimbangi dengan upaya pemerintah dalam berbagai kebijakan
yang meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya.
Diharapkan dengan keluarnya berbagai peraturan baru, masyarakat dapat
berpartisipasi aktif dalam kewajiban perpajakannya.
Dalam meningkatkan penerimaan pajak Dirjen Pajak telah menetapkan
berbagai kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Pemerintah saat ini mulai melirik sektor swasta yang memiliki potensi besar
untuk pemasukan pajak yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Omset dan laba UMKM ini lebih kecil dibanding dengan perusahaan–perusahaan besar, namun
keberadaannya banyak dijumpai di sudut-sudut wilayah. UMKM berdasarkan
survey BPS menyumbang 57,94% untuk Produk Domestik Bruto (PDB)
sedangkan kontribusi unutk pajak hanya sebesar 5%.
Pemerintah terus mengupayakan pendapatan dari sektor perpajakan melalui
penerbitan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 tentang Pajak Final 1%
untuk Wajib Pajak dengan peredaran bruto tertentu. Peraturan ini ditujukan bagi
Wajib Pajak pribadi maupun badan selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang
memiliki predaran bruto kurang dari Rp 4,8 Miliar per tahun (Tulus Tambunan,
kemudahan perhitungan pajak secara administratif sehingga meningkatkan
transparansi dan kontribusi masyarakat dalam pembangunan nasional melalui
kepatuhan membayar pajak (Diatmika, 2013). Peraturan ini akan membantu
masyarakat dalam melakukan perhitungan sesuai system pemungutan pajak yang
ada di Indonesia yaitu Self Assessment System.
Berlakunya PP No 46 Tahun 2013 menimbulkan pro dan kontra bagi wajib
pajak. Pemerintah berusaha memberikan kemudahan dan penyederhanaaan aturan
perpajakan sepertinya tidak disambut dengan baik oleh masyarakat. Penelitian
yang dilakukan oleh Gandhys Resynar (2014) menjelaskan bahwa mayoritas para
pelaku umkm tidak setuju dengan penerapan PP No 46 Tahun 2013 karena
jumlah kewajiban pajak yang dibayarkan lebih besar. Hasil penelitian Titik
Setyaningsih dan Ahmad Ridwan (2013) menyimpulkan bahwa pelaku UMKM
belum memahami secara umum tata cara perhitungan pajak yang menyebabkan
masyarakat merasa terbebani dengan berlakunya PP No 46 Tahun 2013 sehingga
masyarakat cenderung tidak patuh dengan kewajiban perpajakannya.
Kepatuhan wajib pajak sangat mempengaruhi penerimaan pajak dimana
kepatuhan ini akan dinilai dengan ketaatan dalam mematuhi kewajiban pajak.
Pengertian kepatuhan perpajakan menurut Devano, Sony dan Rahayu (2006) yaitu
keadaan dimana wajib pajak harus memenuhi kewajiban perpajakannya. Jadi
wajib pajak yang patuh adalah dia yang melaksanakan dan memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Rendahnya kepatuhan wajib pajak bisa disebabkan dari faktor eksternal
4
pelayanan public, pembangunan infrastruktur yang tidak merata, banyaknya
pejabat tinggi yang terkena kasus korupsi. Sedangkan faktor internal yaitu dari
diri wajib pajak itu sendiri meliputi kurangnya pengetahuan dan pemahaman
wajib pajak mengenai pajak, belum adanya motivasi dari diri wajib pajak untuk
membayarkan kewajiban perpajakannya. Dalam peningkatan penerimaan pajak,
kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting yang harus dikaji
secara intesif terutama wajib pajak (Laksono, 2011).
Pengetahuan tentang perpajakan mempunyai peran penting dalam
menumbuhkah perilaku patuh terhadap pajak, karena tidak mungkin wajib pajak
patuh terhadap ketentuan perpajakan apabila wajib pajak tidak memiliki
pengetahuan peraturan perpajakan. Dengan adanya sosialisasi wajib pajak lebih
mudah mengerti dan cepat mendapat informasi perpajakan yang akan membuat
wajib pajak patuh dalam membayar pajak. Menurut Khasanah (2014) pelaksanaan
kegiatan sosialisasi masih kurang karena perbandingan jumlah daerah dan jumlah
wajib pajak yang tidak sesuai dengan petugas penyuluhan dari Direktorat Jenderal
Pajak sehingga intensitas tersebut dianggap tidak memadai.
Kurangnya sosialisasi akan berdampak pada kesadaran untuk melakukan
kewajiban perpajkannya menjadi rendah. Dengan peningkatan pengetahuan
perpajakan baik formal maupun nonformal akan berdampak positif terhadap
kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Oleh karena itu pengetahuan
perpajakan penting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Richardson,
sistem perpajakan beserta sanksi yang akan diterima bila wajib pajak
melalaikannya.
Konsep sanksi perpajakan berdasarkan pendapat Mardiasmo (2009)
merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan undang-undang perpajakan akan
dituruti/dipatuhi. Dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah
agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi yang diberikan
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya.
Sanksi pajak tidak akan terjadi apabila di dalam diri wajib pajak terdapat
motivasi yang tinggi untuk membayar pajak. Motivasi merupakan salah satu
faktor penting pada diri individu, karena dengan motivasi orang tergerak untuk
melakukan suatu aktivitas. Dalam teori motivasi menurut Maslow dijelaskan
bahwa kebutuhan akan penghargaan, jadi setiap individu akan senang apabila ia
diberi penghargaan (Winardi, 2002).
Kesadaran wajib pajak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut disebabkan karena membayar pajak adalah
suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi behavior wajib pajak. Kesadaran
wajib pajak akan perpajakan adalah rasa yang timbul dari diri wajib pajak.
Menurut Muliari (2010) masyarakat harus sadar terhadap keberadaannya sebagai
warga Negara dan harus selalu menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar 1945
sebagi dasar huum penyelenggarakan Negara.
Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak membahas tentang kepatuhan
6
dilakukan Azwinda (2016) menunjukkkan bahwa pengetahuan perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Yuwono (2015) yang
meneliti kepatuhan wajib pajak bumi dan Bangunan di Kota Kediri menemukan
bahwa sosialisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Suciningsih, I Wayan dan Wayan (2014) melakukan penelitian mengenai
pengaruh sanksi perpajakan terhadap kualitas pelayanan serta dampaknya pada
kepatuhan wajib pajak yang menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh
signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Supriyati (2012) melakukan
penelitian mengenai dampak motivasi dan pengetahuan perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak yang menunjukkan hasil bahwa motivasi wajib pajak dan
pengetahuan perpajakan berpenngaruh signifikan positif terhadap kepatuhan
wajib pajak.
Di Jawa Tengah, Kabupaten Temanggung merupakan salah satu daerah
dengan penyebaran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cukup
banyak. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UMKM Kabupaten Temanggung jumlah UMKM ada 24.999 unit yang bergerak
di berbagai bidang, namun sebagian besar tidak masuk dalam pelaku yang harus
membayar pajak. Besarnya penerimaan pajak dari sektor UMKM di Kabupaten
Temanggung ini belum maksima, oleh karena itu perlu adanya upaya yang lebih
dari pemerintah daerah.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
pada masalah ini dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro
Keci dan Menengah di Kabupaten Temanggung”. Penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Laura (2016) dengan menambah
variabel motivasi dan sosialisasi perpajakan. Objek penelitian ini adalah pelaku
UMKM di Kabupaten Temanggung.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak pelaku UMKM?
2. Apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak pelaku UMKM?
3. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak pelaku UMKM?
4. Apakah motivasi wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak pelaku UMKM?
5. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak pelaku UMKM?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.
2. Untuk menganalisi apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap
8
3. Untuk menganalisis apakah sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.
4. Untuk menganalisis apakah motivasi wajib pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.
5. Untuk menganalisis apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan secara teortis dari ilmu yang
didapatkan mengenai pengaruh pengetahuan, sosialisasi, sanksi perpajaka,
motivasi, kesadaran wajib pajak terhadap kepatuahn wajib pajak pelaku
UMKM dalam membayar pajak di Kabupaten Temanggung.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai pengaruh pengetahuan, sosialisasi, sanksi perpajakan, motivasi,
kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak hotel dalam
membayar pajak di Kabupaten Temanggung.
b. Bagi Wajib Pajak
Diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak.
Sebagai tambahan referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk
meneliti di bidang yang sama dengan ruang lingkup maupun pendekatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Theory of Planned Behaviour
Dalam Theory of Planned Behaviour (TPB) yang diperkenalkan oleh
Ajzen (1985, 1987) merupakan pengembangan lebih dari teori sebelumnya
yaitu Theory of Reasoned Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat
individu terhadap perilaku dibentuk dari dua factor yaitu attitude toward the
behavior dan subjective norms, sedangkan pada teori ini ditambahkan
perceived behavior control atau kontrol perilaku yang dipersepsi (Ajzen,
1991). Kontrol perilaku yang dipersepsi mempunyai implikasi motivasi
terhadap minat, selain itu terdapat hubungan antar perilaku yang dipersepsi
dengan perilaku. Perilaku tidak ditentukan hanya dari sikap dan norma
subyektif, tetapi juga dari persepsi individu dan keyakinan kontrol. Teori ini
menjelaskan tentang adanya niat dari individu untuk berperilaku dapat
menimbulkan perilaku oleh individu, seperti yang dijelaskan oleh Ajzen
(1991) bahwa TPB sangat baik digunakan untuk menjelaskan tentang perilaku
yang berhubungandengan perencanaan, misalnya kewirausahaan.
Menurut Teori TBP, tindakan individu pada perilaku tertentu ditentukan
oleh niat individu tersebut untuk melakukan perilaku. Niat itu sendiri
dipengaruhi sikap terhadap perilaku, norma subyektif yang mempengaruhi
terhadap perilaku merupakan evaluasi positif atau negative dalam melakukan
perilaku. Norma subyektif menunjukkan tekanan social yang dirasakan untuk
melakukan atau tidak melakukan tindakan. Sedangkan control keprilakuan
menunjukkan mudah atau sulitnya seseorang melakukan tindakan dan
dianggap sebagi cermin pengalaman masa lalu.
2. Teori Atribusi
Atribusi merupakan suatu proses dalam pembentukan kesan. Teori ini
mengacu tentang bagaimana orang yang menjelaskan penyebab perilaku
orang lain atau dirinya sendiri. Atribusi yaitu proses dari seorang individu
dimana individu tersebut akan menarik kesimpulan tentang faktor yang
mempengaruhi perilaku orang lain.
Atribusi akan melihat seorang individu yang mencoba memahami sebab
yang terjadi pada suatu peristiwa yang sedang dihadapinya. Pada teori ini
mecoba untuk menemukan apa yang menyebabkan apa atau siapa yang
melakukan apa. Menurut Kelley (1973) respon yang diberikan pada suatu
peristiwa bergantung pada interpetasi kita tentang peristiwa tersebut.
Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman dari reaksi seseorang
terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar mereka dengan mengetahui apa
alasan mereka atas kejadian yang dialami. Di dalam teori atribusi dijelaskan
bahwa ada suatu perilaku yang berhubungan dengan sikap dan karakteristik
seseorang, maka dengan hanya seseorang melihat saja perilaku orang lain
12
dapat memprediksi bagaimana perilaku seseorang saat menghadapi situasi
tertentu.
Alasan memilih teori ini adalah kemauan wajib pajak untuk membayar
pajak terkait dengan persepsi wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap
pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian mengenai
sesuatu sangat dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal dari orang
tersebut. Jadi teori atribusi sangat relevan untuk menjelaskan maksud tersebut.
3. Pajak
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa menurut Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran
rakyat. Terdapat beberapa definisi tentang pajak yang juga dikemukakan oleh
para ahli. Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah peralihan kekayaan yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dari sector swasta kepada
sector public yang bisa dipaksakan dan ditunjuk serta digunakan untuk
membiayai kebutuhan atau kepentingan umum.
Pajak memiliki peran yang penting dalam kehidupan bernegara,
khususnya dalampelaksanaan pembangunan nasional karena pajak menjadi
pembangunan. Menurut Mardiasmo (2004) pajak memiliki beberapa fungsi
yaitu:
1. Fungsi Anggaran (budgetair) atau fungsi fiscal yaitu fungsi yang
digunakan untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang nantinya akan
digunakan untuk pengeluaran negara dan sisanya akan digunakan sebagai
tabungan pemerintah untuk investasi pemerintah.
2. Fungsi Mengatur (regulated), fungsi pajak yang digunakan sebagai alat
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya diluar bidang
keuangan.
3. Fungsi Demokrasi, fungsi yang menjadi salah satu wujud system gotong
royong, termasuk kegiatan pemerintah dan pembangunan demi
kesejahteraan masyarakat.
4. Fungsi Redistribusi, fungsi ini lebih menekankan pada unsur pemerataan
dan keadilan di dalam masyarakat.
Sistem pemungutan pajak (Mardiasmo, 2009:7) dapat dibagi menjadi
berikut:
1. Official Assessment System adalah suatu system pemungutan yang
memeberikan wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya
14
2. Self Assessment System adalah suatu system pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.
3. With Holding System adalah suatu system pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
wajib pajak yang bersangkutan) untuk memotong/ memungut besarnya
pajak yang terutang oleh wajib pajak.
4. Definisi Wajib Pajak
Undang-undang No 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 2 mendefinisikan
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Wajib pajak bisa berupa wajib pajak orang pribadi atau wajib
pajak badan. Orang pribadi merupakan subjek pajak yang bertempat tinggal
atau berada di Indonesia maupun di luar Indonesia. Sedangkan menurut
undang-undang No 28 Tahun 2007, Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan menyebutkan bahwa:
Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dan wajib pajak badan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh
Nomor pokok wajib pajak (NPWP) paling lama satu bulan setelah saat
usaha mulai dijalankan (Rosdiana dan Irianto, 2011). Berdasarkan defenisi
diatas maka wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang mendaftarkan diri yang
melakukan penghitungan, pembayaran dan pelaporan sesuai ketentuan
perpajakan.
5. Kepatuhan wajib pajak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kepatuhan berarti taat,
tunduk dan patuh terhadap ajaran dan peraturan. Sedangkan menurut Gibson
(1991) dalam Agus Nugroho Jatmiko (2006) kepatuhan adalah motivasi
seseorang atau suatu kelompok untuk melakukan atau tidak melakukan sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan. Jadi kepatuhan wajib pajak dapat
diartikan sebagai perilaku taat, tunduk dan patuhnya wajib pajak serta
motivasi dalam melakukan suatu tindakan sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan.
Menurut Chaizi Nasucha dalam Sony Devano dan Siti Kurnia (2006:
111) bahwa kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari:
1. Kepatuhan dari wajib pajak dalam mendaftarkan diri
16
3. Kepatuhan wajib pajak dalam menghitung, memperhitungkan dan
membayar pajak yang terutang
4. Kepatuhan wajib pajak dalam pelaporan dan pembayaran tunggakan
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK.03/2003
tanggal 3 Juni 2003, wajib pajak yang dapat ditetapkan sebagai wajib
pajak patuh apabila dirinya memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dalam dua tahun terakhir
2. Dalam penyampaian tahun terakhir SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari tiga masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut
3. SPT Masa yang terlambat sebagaimana yang dimaksud dalam huruf b telah disampaikan tidak lewat dari batas penyampaian SPT Masa pajak berikutnya.
4. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak:
a. Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak
b. Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk dua masa pajak terakhir
5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir
6. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan public dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak menimbulkan rugi fiscal.
6. Pengetahuan pajak
Pengetahuan merupakan hasil penalaran dan usaha manusia dalam
merubah tidak tahu menjadi tahu. Pengetahuan pajak adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku dari seorang atau kelompok wajib pajak untuk
tentang pajak melalui pendidikan formal maupun non formal akan berdampak
positif terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak.
Pengetahuan perpajakan secara formal dapat diperoleh di sekolah
hingga perguruan tinggi, sedangkan pengetahuan perpajakan secara non
formal dapat diperoleh melalui sosialisasi perpajakan berupa seminar,
spanduk, social media dan media yang lain yang dapat di akses di web
perpajakan. Dengan begitu wajib pajak akan paham mengenai isi dari undang
undang perpajakan di Indonesia.
Pemahaman wajib pajak pada peraturan perpajakan merupakan cara
dari wajib pajak untuk memahami peraturan perpajakan yang ada. Wajib
pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan cenderung menjadi wajib
pajak yang tidak taat. Semakin paham wajib pajak terhadap peraturan
perpajakan maka semakin paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan
diterima bila wajib pajak lalai atau tidak taat dalam membayar kewajiban
pajaknya. Wajib pajak yang paham pada peraturan perpajakan mereka akan
mengetahui sanksi administratif dan sanksi pidana sehubungan dengan SPT
dan NPWP.
7. Sosialisasi Perpajakan
Penyuluhan pajak memiliki peran yang besar dalam mensukseskan
sosialisasi pajak bagi wajib pajak. Menurut Robert M. Z. Lawang, sosialisasi
merupakan suatu proses mempelajari norma, nilai, peran serta semua
18
efektif dalam berkehidupan sosial. Sedangkan menurut Mustofa (2007) dalam
Restiani (2011) sosialisasi adalah proses belajar melalui interaksi dengan
orang lain yang meliputi tentang cara berfikir, merasakan dan bertindak
dimana hal hal tersebut sangat penting untuk mendapatkan partisipasi yang
efektif.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sosialisasi
perpajakan merupakan upaya dari pihak yang terkait yaitu Direktorat
Jenderal Pajak untuk memberikan pengertian, informasi serta pembinaan
yang berhubungan dengan perpajakan dan perundang-undangannya Proses
pemungutan pajak tidaklah mudah tanpa kesadaran dari masyarakat akan
pentingnya pajak bagi negara khususnya pembangunan nasional yang
akan digunakan untuk mensejahterakan masyarakat.
Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Pajak KEP-30/PJ/2008
menjelaskan bahwa:
“Program-program yang dilakukan berkaitan dengan penyuluhan pajak yaitu:
a. Mengadakan penyuluhan tentang perpajakan.
b. Mengadakan pelatihan baik untuk pemerintah maupun swasta serta seminar untuk berbagai profesi.
c. Memasang spanduk yang betema pajak. d. Memasang iklan di berbagai stasiun televise
Program tersebut dilaksanakan dengan berbagai sarana dengan
harapan masyarakat merasa mudah, cepat dan benar dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya. Sarana tersebut diantaranya adanya website
pajak yaitu www.pajak.go.id, call center, sms taxes, jurnal pajak, majalah
pajak, perpustakaan, complient center dan lain sebagainya. Keberhasilan
dari program-program penyuluhan tersebut dapat dilihat dari kepatuhan
dari wajib pajak itu sendiri, peningkatan jumlah wajib pajak, serta
terpenuhinnya target penerimaan.
8. Sanksi perpajakan
Sanksi perpajakan menurut Siti Resmi (2003: 62) terjadi karena
adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan.
Mardiasmo (2003:39) mengatakan bahwa sanksi perpajakan merupakan
jaminan dari ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang akan
dipatuhi/ditaati. Dengan kata lain sanksi perpajakan adalah suatu alat agar
wajib pajak tidak melanggar peraturan perpajakan.
Sanksi perpajakan diterapkan akibat tidak terpenuhinya kewajiban
perpajakan oleh wajib pajak dalam Undang-Undang perpajakan. Pengenaan
sanksi pajak dapat menyebabkan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak
terpenuhi sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak itu sendiri.
Devano, Sony dan Rahayu (2006:112) mengatakan bahwa wajib pajak akan
patuh karena mereka berfikir adanya sanksi yang berat akibat dari tindakan
20
Dalam undang-undang perpajakan ada dua macam sanksi yaitu sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran norma
perpajakan ada yang diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang
diancam dengan sanksi pidana saja, dan ada yang diancam dengan sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Menurut undang-undang perpajakan
perpedaan sanksi administrasi dan sanksi pidana adalah:
a. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara
yang berupa bunga dan kenaikan. Sanksi administrasi dapat dijatuhkan
apabila wajib pajak melakukan suatu pelanggaran atas kewajiban yang
ditentukan dalam undang-undang perpajakan.
b. Sanksi Pidana
Sanksi pidana perpajakan yaitu berupa penderitaan atau siksaan yang
berkaitan dengan pelanggaran pajak. Pengenaan sanksi pidana tidak akan
menghilangkan kewenangan dalam menagih pajak.
9. Motivasi wajib pajak
Motivasi dapat dinyaatakan sebagai suatu proses psikologis yang
terjadi karena adanya interaksi dari sikap, persepsi, kebutuhan dan pemecahan
persoalan. Motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang terdapat pada
diri individu kemudian dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang dapat
Herzberg mengemukakan sebuah teori yang disebut Teori Dua Faktor,
teori ini mengungkapkan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi
motivasi, yang pertama adalah faktor motivasional yang merupakan hal-hal
yang sifatnya intrinsik atau bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan
faktor kedua adalah faktor hygiene atau pemeliharaan yang merupakan
faktor-faktor dengan sifat ekstrinsik yang bersumber dari luar diri individu yang
turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Dalam hal perpajakan, terdapat faktor intrinsik dan ekstrinsik yang
mempengaruhi motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Motivasi
Membayar Pajak adalah kekuatan potensial yang ada dalam diri wajib pajak
yang melatarbelakangi seorang wajib pajak untuk membayar pajak. Motivasi
ini bisa timbul dari dalam maupun luar individu. Identifikasi
indikator-indikator Motivasi Membayar Pajak seorang wajib pajak menurut Ghoni
(2012) yaitu sebagai berikut :
1. Motivasi Intrinsik
a. Kejujuran wajib pajak, berkaitan dengan self assessment system yang
membutuhkan tingkat kejujuran tinggi dari setiap wajib pajak agar
tujuan dari perpajakan dapat tercapai.
b. Kesadaran wajib pajak, tingkat kesadaran akan mempengaruhi tingkat
kepatuhan seseorang, semakin tinggi tingkat kesadaran seorang wajib
pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya maka semakin tinggi
22
c. Hasrat untuk membayar pajak, kepatuhan akan muncul jika kesadaran
dalam membayar pajak diikuti oleh hasrat atau kemauan yang tinggi
dari setiap wajib pajak untuk membayar pajak.
2. Motivasi Ekstrinsik
a. Dorongan dari aparat pajak, sosialisasi dari aparat pajak sangat
diperlukan agar individu mengetahui dan memahami kegunaan pajak
bagi pembangunan negara
b. Lingkungan kerja, teman atau kerabat, interaksi sosial antar individu
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang dianggap benar
oleh kelompok (mayoritas), jika individu hidup 23 didalam kelompok
taat pajak maka ia juga akan terdorong untuk taat pajak, begitu pula
sebaliknya.
10. Kesadaran wajib pajak
Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam
sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi
yang menimbulkan kegiatan yang terarah tercapainya tujuan tertentu yang
berhubungan dengan pribadinya. Kesadaran merupakan unsur dalam diri
manusia dalam memahami realita dan bagaimana cara bertindak atau
menyikapi realitas. Irianto (2005) dalam Widayati dan Nurlis (2010)
menguraikan beberapa bentuk kesadaran yang mendorong wajib pajak untuk
1. Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang
pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau
membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak
yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara
guna meningkatkan kesejahteraan warga negara.
2. Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban
pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena
memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban
pajak berdampak pada kurangnya sumber daya financial yang dapat
mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.
3. Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat
dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak
disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban
mutlak setiap warga negara.
Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam memahami realita
dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran
yang dimiliki oleh manusia adalah kesadaran dalam diri, akan diri sesama,
masa silam dan kemungkinan masa depannya.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Burhan (2015) yang berjudul Pengaruh
Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Persepsi Wajib Pajak Tentang
24
Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris pada Wajib Pajak di Kabupaten
Banjarnegara). Sampel pada penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar di Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
Banjarnegara. Hasil penelitan ini mnunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan,
pengetahuan perpajakan, dan persepsi wajib pajak tentang PP 46 tahun 2013
berpengarub positif dan sigifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Sedangkan persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Persamaan pada penelitian ini terletak pada
penggunaan variabel bebas implementasi PP No. 46 tahun 2013, metode dan
anaslisis data yang digunakan. Metode yang digunakan adalah metode survei
sedangkan analisis data menggunakan regresi linier berganda. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah sampel yang digunakan, tempat dan waktu peneltian serta
adanya perbedaan variabel bebas yang lain yaitu motivasi dan kesadaran wajib
pajak.
Pamuji, dkk (2014) yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam
Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi pada Wajib Pajak Pemilik UMKM di KPP Pratama Malang Selatan)”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wajib pajak UMKM yang ada di daerah Kabupaten Malang Selatan
sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas
pemahaman perpajakan, pengawasan, dan sosialisasi berpengaruh secara
dalam penelitian ini adalah menggunakan variabel bebas sosialisasi perpajakan,
metode dan analisis data yang digunakan. Perbedaan pada penelitian ini terletak
pada sampel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian serta penambahan
variabel bebas sanksi perpajakan dan motivasi.
Arabella dan Yenni (2013) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan
Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan, dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM”. Sampel dalam penelitian ini adalah UMKM
yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan petugas pajak dan sanksi perpajkan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Selain itu, biaya
kepatuhan pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak. Persamaan
penelitian ini adalah variabel bebas yang dibunakan yaitu sanksi perpajakan.
Selain itu, metode dan analisis data yang digunakan. Metode yang digunakan
adalah metode survei sedangkan analisis data dilakukan dengan regresi linier
berganda. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada sampel yang digunakan,
tempat dan waktu penelitian serta adanya tambahan variabel bebas sosialisasi
26
C. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Rohmawati, Prasetyono dan Yuni (2014) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Trisnawati dan Wayan (2015) juga
berpendapat bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Laura (2016) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pengetahuan
pajak berpengaruh namun tidak signifikan dengan kepatuhan wajib pajak.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yuswandono dan Kus pandi (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan mengenaisosi pengetahuan perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Wajib pajak dapat dikatakan patuh apabila telah memenuhi seluruh
kewajiban perpajakannya (Nurmantu, 2005:148). Kepatuhan wajib pajak
dapat diukur dari pengetahuan yang dimiliki wajib pajak baik itu pengetahuan
mengenai perubahan peraturan, konsep ketentuan umum di bidang
perpajakan, jenis pajak yang berlaku di Indonesia mulai dari subyek pajak,
obyek pajak, tarif pajak, perhitungan pajak terutang, pencatatan pajak
terutanng, dan pembayaran dan pengisian pelaporan pajak secara tepat waktu.
sangatlah penting dan juga menjadi alat yang efektif untuk mendorong wajib
pajak untuk lebih patuh.
H1: Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak UMKM
2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Burhan (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sosialisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi. Penelitian Widiastuti, dkk (2014) menunjukkan bahwa sosialisasi
perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Mory (2015) yang
menyatakan bahwa sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian yang sama juga dilakukan
oleh Putri (2014) yang menyatakakn bahwa sosialisasi perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Sosialisasi merupakan hal yang penting dalam upaya peningkatan
kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Sosialisasi perpajakan adalah
pemberian wawasan, dan pembinaan kepada wajib pajak agar mengetahui
tentang segala hal mengenai perpajakan. Sosialisasi tidak hanya dapat
meningkatkan pengetahuan tentang pajak yang nantinya dapat berdampak
28
perpajakan diharapkan dapat menigkatkan kepatuhan wajib pajak sehingga
jumlah penerimaan pajak dapat bertambah sesuai target. Kepatuhan wajib
pajak adalah kondisi dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu, 2005 :148).
H2: Sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak
3. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak diteliti
oleh Suciningsih, dkk (2014) yang menunjukkan bahwa sanksi perpajakan
berpengaruh positif dan signifikan. Mutia (2014) juga melakukan penelitian
yang menujukkan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.
Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang
dilakukan Karsimiati (2009) yang menunjukkan bahwa sanksi denda
berpengaruh negative terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil yang serupa juga
ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Maryati (2014) bahwa sanksi
pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Tinggi rendahnya kepatuhan wajib pajak juga dapat dipengaruhi oleh
sanksi perpajakan. Sanksi perpajakan dapat dikenakan agar memberikan efek
jera bagi wajib pajak yang kurang taat terhadap kewajibannya sebagai seorang
wajib pajak. Sanksi yang dikenakan dalam jumlah yang tinggi akan
H3: Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak
4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Penelitian mengenai motivasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pajak dilakukan oleh Dianawati (2008) yang memberikan hasil bahwa
motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2014) menunjukkan bahwa motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Widiastuti, dkk (2014) menunjukkan hasil yang berbeda di
penelitiannya yaitu motivasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Ghoni (2012) juga melakukan penelitian
yang serupa yang menghasilkan bahwa motivasi tidak mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan wajib
pajak terbentuk karena adanya paksaan, peraturan yang ketat serta sanksi
pajak dan bukan dari keinginan diri wajib pajak.
Motivasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam maupun luar
individu yang melatarbelakangi seorang anak untuk melakukan suatu
kegiatan. Adanya motivasi dalam membayar pajak akan mempengaruhi patuh
tidaknya wajib pajak orang pribadi atau badan dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya. Semakin tinggi motivasi dari wajib pajak dalam hal
membayar pajak maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya,
30
dugaan bahwa motivasi dalam membayar pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
H4: Motivasi berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
5. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Susilawati, Ketut Evi dan Ketut Budhiarta (2013) berpendapat bahwa
kesadaran wajib pajak berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak kendaraan
bermotor. Mutia (2014) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa kesadaran
wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak.
Penelitian yang dilakukan Rohmawati, Prasetyono dan Yuni (2014)
menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian
Hidayati (2014) yang menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak orang pribadi di KPP
Pratama Surakarta.
Tinggi rendahnya kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh
kesadaran wajib pajak. Masyarakat harus sadar akan keberadaannya sebagai
warga negara yang senantiasa selalu menjunjung tinggi Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara (Suardika, 2007).
pajaknya merupakan faktor penting dalam melaksanakan sistem self
assessment.
H5: Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak
D. Model Penelitian
Pengetahuan Perpajakan (X1)
Sanksi Perpajakan (X3)
Sosialisasi Perpajakan (X2)
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
+
+
32
Gambar 1 Model Penelitian
Motivasi (X4)
Kesadaran Wajib Pajak (X5)
BAB III
Metode Penelitian
A. Subjek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah wajib pajak UMKM yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Temanggung yang akan dapat
memberikan respon tentang pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan,
sanksi perpajakan, motivasi dan kesadaran perpajakan.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, Karena
penulis meneliti langsung variabel-variabel pada penelitian ini, dengan instrument
penelitian berupa kuesioner. sumber data primer dapat diperoleh dalam penelitian
ini yaitu melalui kuisioner yang diisi oleh responden wajib pajak pelaku UMKM.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dalam penelitian
ini adalah Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten
Temanggung. Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak pelaku UMKM di
33
Teknik penentuan sampel menggunakan incidental sampling yaitu
pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan. Jumlah sampel dalam peneltian
ini sebanyak 100 responden.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat sehubungan dengan penelitian ini,
maka peneliti menggunakan metode survey langsung dengan memberikan
kuisioner kepada wajib pajak orang pribadi maupun badan. Kuisioner yang
diberikan berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden untuk
mengukur kepatuhan wajib pajak.
E. Skala Pengukuran
Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan 5
poin. Skala likert adalah suatu skala psikometri yang sangat umum digunakan di
dalam kuisioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset
berupa survey.
Tabel 3.1 Skala Pengukuran
No Keterangan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Netral (N) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen
Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepatuhan
wajib pajak. Eliyani (1989) dalam Jatmiko (2006) menyatakan bahwa
kepatuhan wajib pajak diidentifikasikan sebagai memasukkan dan melaporkan
kepada waktunya informasi yang diperlukan, mengisi secara benar jumlah
pajak yang terutang, dan membayar pajak pada waktunya tanpa tindakan
pemaksaan. Ketidakpatuhan wajib pajak timbul kalau salah satu syarat
definisi tidak terpenuhi.
Kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang
mengitung pajak dalam jumlah yang benar, selalu mengisi SPT sesuai dengan
ketentuan dan tepat waktu dan tidak pernah mendapat teguran dari Dirjen
Pajak.
Variabel ini mengambil dari penelitian Fatmawati (2015) yang
menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:
1. WP mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
2. WP melakukan pencatatan pendapatan dari usaha
3. Pencatatan administrasi merupakan bagian penting
4. WP tidak membayar pajak karena tidak tahu
35
2. Variabel Independen
a. Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan mengenai perpajakan adalah hal penting dalam
menentukan sikap perpajakan dan perilaku wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Pengetahuan pajak merupakan informasi pajak
yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang
terkait dengan perpajakan.
Variable ini mengambil dari penelitian Trisnawati (2015) yang
menggunakan daftar pertanyaan kuisioner sebagai berikut:
1. Pelaku UMKM wajib memiliki NPWP
2. WP mengetahui hak dan kewajiban perpajakan
3. WP dikenakan sanksi jika tidak melakukan kewajiban perpajakan
4. Pajak dihitung berdasarkan omset dikali tarif yang berlaku
5. Pengetahuan perpajakan diperoleh dari sosialisasi yang dilakukan
pemda
b. Sosialisasi Perpajakan
Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Dirjen
Menurut Rohmawati, Prasetyono dan Yuni (2013) Pajak digunakan untuk
memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya wajib
pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik
Semakin banyak sosialisasi perpajakan yang dilakukan dan semakin
sering wajib pajak mengikuti kegiatan sosialisasi perpajakan, diharapkan
wajib pajak dapat memahami mengenai ketentuan perpajakan.
Variabel ini mengambil dari penelitian Yohannah (2012) yang
menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:
1. WP senang ketika ada sosialisasi pajak oleh KPP
2. WP sering mengikuti penyuluhan pajak
3. WP sering melihat media sosialisasi melalui TV
4. WP mengerti materi pada saat sosialisasi pajak
5. Sosialisasi perpajakan efektif
c. Sanksi Perpajakan
Sanksi perpajakan merupakan pemberian sanksi bagi wajib pajak yang
tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sanksi perpajakan terdiri
dari sanksi berupa bunga, sanksi berupa kenaikan, sanksi berupa denda
dan sanksi pidana.
Variabel ini mengambil dari penelitian Irmawati (2015) yang
menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:
1. Sanksi pajak cukup berat
2. Sanksi pajak merupakan sarana mendidik wajib pajak
3. Sanksi pajak dikenakan tanpa toleransi
37
5. Sanksi pajak dapat dinegosiasikan
d. Motivasi
Motivasi wajib pajak didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kondisi
yang mendorong, merangsang, atau menggerakkan wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya secara tepat waktu dan tepat jumlah
(Istanto, 2010).
Variabel ini mengambil dari penelitian Ghoni (2012) yang
menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:
1. WP melaksanakan prosedur pajak sesuai dengan peraturan
2. WP tidak melakukan manipulasi agar beban pajak tidak besar
3. WP bersedia memberikan data dalam proses pemeriksaan pajak
4. WP berusaha memahami ketentuan peraturan perpajakan
5. WP senang membayar pajak karena merupakan kewajiban
e. Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran wajib pajak didefinisikan sebagai keadaan suatu sikap sadar
mengetahui atau mengerti terhadap fungsi pajak yang menimbulkan
konsekuensi untuk membayar pajaknya dengan benar (Sulistyowati,
2012). Penilaian positif masyarakat wajib pajak terhadap pelaksanaan
fungsi negara oleh pemerintah akan menggerakkan masyarakat untuk
mematuhi kewajiban dalam membayar pajak.
Variabel ini mengambil dari penelitian Trisnawati (2015) yang
1. WP paham bahwa pajak menjadi sumber penerimaan terbesar daerah
2. WP yakin bahwa pajak digunakan untuk pembangunan daerah
3. Tindakan WP yang tidak sesuai akan merugikan daerah
4. Penundaan membayar pajak akan merugikan keuangan daerah
5. Kesadaran WP bahwa kepatuahan pajak berarti berpartisipasi terhadap
penyelenggarakan negara
G. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah teknik statistic yang bertujuan memberikan
penjelasan atau informasi mengenai karakteristik dari suatu kelompok data
atau lebih sehingga pemahaman akan ciri-ciri yang khusus dari kelompok data
tersebut diketahui. Statistic deskriptif memberikan gambaran suatu data yang
pengukurannya mencakup nilai rata-rata , nilai minimum dan nilai maksimun
(Ghozali, 2011)
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2011). Untuk menguji validitas data, dilakukan uji
signifikansi koefisien korelasi dengan alpha 0,05. Dasar pengambilan
39
a. Jika nilai r hitung > r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan valid.
b. Jila nilai r hitung < r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak
valid.
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indicator dari variabel. Pengukuran reabilitas pada penelitian
ini menggunakan one shot, yaitu pengukuran yang hanya dilakukan sekali,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur
korelasi antar jawaban pertayaan (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui reliabel
atau tidak suatu variable dilakukan uji statistic dengan melihat nilai Cronbach
Alpha dengan kriteria jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 maka dapat dikatakan
data tersebut reliabel (Nunnally dalam Ghozali, 2011).
4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi
pada analisis regresi berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS).
Uji asumsi klasik dibutuhkan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi
berganda yang dilakukan telah terdistribusi secara normal (normalitas) dan
benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, multikolonieritas,