• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi D-3 Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

OLEH

SARAH ABIGAIL ESTERLITA ARITONANG

NIM. 5133210054

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Sarah Abigail E Aritonang : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja terhadap resiko Terjatuh dari Ketinggian Bangunan pada Proyek Konstruksi. Tugas Akhir. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

2017

Pekerjaan konstruksi bangunan melibatkan banyak hal diantaranya adalah bahan bangunan, instalasi atau peralatan, tenaga kerja, dan penerapan teknologi. Semua hal tersebut dapat menjadi sumber kecelakaan kerja yang bahkan dapat mengakibatkan kematian atau kerugian material. Bekerja pada bangunan yang cukup tinggi beresiko terjatuhnya pekerja pada saat melakukan pekerjaan konstruksi dan memilki resiko kecelakaan yang fatal. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap resiko terjatuh dari ketinggian bangunan pada proyek konstruksi. Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah menggunakan studi literatur dengan mengambil data primer dari berbagai sumber literature lain jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan topik yang dikaji. Dalam penulisan tugas akhir ini diketahui penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap resiko terjatuh dari ketinggian bangunan pada proyek konstruksi yang memuat penetapan kebijakan K3 yang memuat struktur organisasi, sumber daya dan komitmen perusahaan berdasarkan tinjauan awal, perencanaan K3 yang memuat rencana tindakan pengendalian terhadap resiko terjatuh, pelaksanaan rencana K3 yang memuat sistem pengendalian bahaya, pemantauan dan evaluasi kinerja K3 yang dilakukan dengan safety patrol, peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “PENERAPAN SISTEM

MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI”. Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Program Studi D3-Teknik Sipil untuk memperoleh gelar Ahli Madya

di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Terselesaikannya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Putri Lynna A. Luthan, M. Sc selaku dosen pembimbing Tugas

Akhir yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan

memberi dorongan sampai Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan

baik.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

3. Bapak Drs. Asri Lubis, S.T, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan

Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Irma Novrianty Nasution, ST., M.Ds sebagai Ketua Prodi D3-Teknik

Sipil Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Ir. Meuthia Fadilla, M.Eng, Sc selaku dosen Pembimbing Akademik,

yang telah membimbing dan memotivasi penulis dapat menyelesaikan

studi di prodi D3-Teknik Sipil Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si dan Ibu Ir. Kemala Jeumpa, MT

sebagai dosen penguji tugas akhir saya.

7. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan

Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

8. Teristimewa kepada keluarga saya tercinta, Ayahanda S. Aritonang dan

(7)

dukungan, semangat dan materi, serta adik-adik saya yang terkasih yang

terus memberi semangat yang tiada hentinya.

9. Sahabat-sahabat saya yang terkasih Clara Siringoringo (teman satu dosen

pembimbing tugas akhir), Delima Siregar, Widya Sitorus, Indri

Simanjuntak, dan Caroline Pinem yang selalu memberi dukungan dan

semangat.

10. Teman-teman angkatan 2013 yang bersama berjuang selama pemberkasan

tugas akhir dan wisuda Miranda, Betri dan Maria.

11. Kepada seluruh teman-teman Prodi D3-Teknik Sipil 2013.

Saya menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna sehingga

kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini agar kelak

dapat bermanfaat bagi pembaca dimasa yang akan datang. Akhir kata terimakasih

kepada seluruh pihak atas bantuannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini, semoga

dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan terkhusus untuk Fakultas Teknik.

Medan, Februari 2017

Sarah Abigail E Aritonang

5133210054

(8)

DAFTAR ISI

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 6

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 7

2. Tujuan dan manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja... 8

3. Peraturan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja... 10

a. UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ... 10

b. UU Nomor 36 Tahun 1992 tentang Kesehatan ... 11

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan... 12

d. SKB Menteri PU dan Menteri Tenaga Kerja No. 174/Men/1986-104/kpts/1986 tentang K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi... 12

B. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 13

1. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) ... 13

2. Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 29

3. Peraturan Mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 15

a. PP No. 50 Tahun 2012 ... 16

b. OHSAS 18001:2007... 17

C. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut PP No. 50 Tahun 2012... 18

1. Penetapan kebijakan K3... 18

a. Kebijakan K3 ... 18

b. Menyusun Kebijakan K3 ... 18

(9)

a. Pertimbangan Menyusun Rencana K3... 21

b. Menyusun Rencana K3 ... 22

3. Pelaksanaan Rencana K3 ... 23

a. Pendukung Pelaksanaan Rencana K3 ... 23

b. Pemenuhan persyaratan K3 ... 24

c. Kegiatan pemenuhan persyaratan K3 ... 25

4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3... 27

5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3... 28

D. Proyek Konstruksi ... 28

1. Pengertian Proyek Konstruksi... 29

2. Bangunan Gedung Proyek Konstruksi... 30

E. Bekerja pada Ketinggian Bangunan dalam Konstruksi ... 31

1. Pengertian bekerja pada ketinggian dalam konstruksi bangunan .... 31

2. Kategori sistem bekerja pada ketinggian bangunan... 32

a. Bekerja pada lantai kerja tetap ... 32

b. Bekerja pada lantai kerja sementara... 32

c. Bekerja pada posisi miring... 32

3. Faktor penyebab kecelakaan terjatuh dari ketinggian bangunan ... 32

4. Pengendalian Bahaya Terjatuh ... 36

a. Eliminasi ... 36

b. Substitusi ... 36

c. Pengendalian teknis... 36

d. Pengendalian administratif... 37

e. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ... 37

F. Sistem pengelolaan terhadap resiko terjatuh dari ketinggian bangunan 37 1. Prosedur bekerja di ketinggian bangunan ... 37

2. Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3 ... 39

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan K3 ... 48

1. Organisasi yang terlibat dalam K3 ... 48

2. Penetapan Kebijakan K3 ... 61

B. Perencanaan K3 ... 67

C. Pelaksanaan K3 ... 71

1. Prosedur K3 bekerja di ketinggian ... 71

2. Peralatan dan Perlengkapan K3 ... 77

3. Pelatihan dan Sosialisasi K3 ... 84

4. Tanggap Darurat... 87

D. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 ... 89

E. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 ... 91

F. Analisis Penerapan SMK3 ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 96

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Bahaya (1) ... 61

Tabel 3.2 Identifikasi Bahaya, Penilaian, Dan Pengendalian Bahaya (2)... 63

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Dampak dan Resiko... 65

Tabel 3.4 Rencana Tindakan Pengendalian Resiko (1)... 68

Tabel 3.5 Rencana Tindakan Pengendalian Resiko (2)... 69

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bekerja di atas Perancah ... 38

Gambar 2.2 Kegiatan Safety Talk ... 39

Gambar 2. 3 Kegiatan Induksi K3 ... 40

Gambar 2. 4 poster K3 ... 40

Gambar 2. 5 Rambu-rambu K3... 41

Gambar 2. 6 Helm safety... 41

Gambar 2. 7 Sepatu safety... 42

Gambar 2. 8 Sarung tangan... 42

Gambar 2. 9 Pagar pengaman yang disertai toeboard... 43

Gambar 2. 10 Full Body Harness... 44

Gambar 2. 11 Tali Kaitan (Life Line)... 44

Gambar 2. 12 Safety Deck... 45

Gambar 2. 13 Tali Pengikat (Landyard) ... 46

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi (1) ... 48

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi (2) ... 50

Gambar 3. 3 Struktur Organisasi (3) ... 52

Gambar 3. 4 (a) Sabuk pengaman (safety belt) ... 80

Gambar 3. 4 (b) Full Body Harness ... 81

Gambar 3. 5 (a) Safety Deck dipinggir area terbuka ... 81

Gambar 3. 5 (b) Safety Net penutup ... 81

Gambar 3. 6 (a) Railing pada area tangga ... 82

Gambar 3. 6 (b) Pagar pembatas pada area lift ... 82

Gambar 3. 6 (c) Pagar pembatas pada daerah lubang ... 82

Gambar 3. 7 Perancah ... 82

Gambar 3. 8 Rambu K3 ... 82

Gambar 3. 9 Poster K3 ... 83

Gambar 3. 10 Perlengkapan kotak P3K ... 83

Gambar 3. 11 Velbed... 83

(12)

Gambar 3. 13 Safety Talk ... 86

Gambar 3. 14 Safety Meeting ... 86

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Judul

Lampiran 2. Surat Penugasan Dosen

Lampiran 3. Surat Pergantian Judul

Daftar Asistensi Tugas Akhir

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pekerjaan konstruksi bangunan merupakan kegiatan yang berhubungan

dengan seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Pekerjaan konstruksi

bangunan melibatkan banyak hal diantaranya adalah bahan bangunan, instalasi

atau peralatan, tenaga kerja, dan penerapan teknologi. Semua hal tersebut dapat

merupakan sumber kecelakaan kerja yang bahkan dapat mengakibatkan kematian

atau kerugian material. Secara umum industri konstruksi adalah industri yang

menduduki tempat tertinggi ditinjau dari tingkat terjadinya kecelakaan kerja

(Dipohusodo, 1996). Dikutip dari situs Kementerian Pekerjaan Umum, Jumat

(11/12/2015), data mengenai proporsi kecelakaan kerja di Indonesia sektor

konstruksi menjadi penyumbang terbesar bersama dengan industri manufaktur

sebesar 32%, berbeda dengan sektor transportasi 9 %, kehutanan 4 % dan

pertambangan 2 %. (Liputan6.com). Berdasarkan data yang diterima dari BPJS

Ketenagakerjaan, jumlah kasus mencapai 105.182 kasus pada 2015, dengan

korban jiwa mencapai 2.375 orang dan dari total tersebut, kasus yang paling

banyak terjadi adalah kecelakaan pekerja terjatuh dari ketinggian

(jurnalsecurity.com)

H. W. Heinrich (1930) dalam Ramli (2010) mengungkapkan bahwa 80%

kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak aman (unsafe act) seperti

kekuranganpengetahuan, keterampilan, sikap, keletihan dankebosanan, cara kerja

(15)

sosial psikologis. Hanya 20% kecelakaan kerja disebabkan oleh kondisi yang

tidak aman (unsafe condition).

Menurut Dale S. Beach, sebab-sebab kecelakaan adalah karena kondisi

kimiawi, fisis atau mekanis yang membahayakan seperti penjagaan mekanis yang

tidak cukup, kondisi perlengkapan atau alat-alat yang kurang baik, bentuk atau

konstruksi yang membahayakan, atmosfir yang berbahaya, peralatan pelindung

pribadi yang tidak cukup. Sebab-sebab kecelakaan juga dapat terjadi karena

tindakan-tindakan perseorangan yang membahayakan seperti tidak dapat

mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan, permainan kasar, perkelahian,

menggunakan posisi yang membahayakan, tidak dapat memakai pakaian

pelindung yang disediakan, menghilangkan alat atau perlengkapan keselamatan

kerja.

Selain itu ada juga yang menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan tenaga kerja adalah kelemahan sistem manajemen,

kondisi-kondisi yang membahayakan yang berhubungan dengan pekerjaan seperti

penempatan mesin dan bahan-bahan yang mengganggu, lingkungan pekerjaan

yang kurang mendukung, proses, sifat pekerjaan dan cara kerja. Dan juga tindakan

yang membahayakan seperti kurangnya pengetahuan keterampilan pelaksana,

cacat tubuh yang tidak kentara, keletihan dan kelesuan, serta sikap dan tingkah

laku yang tidak sempurna ( Utama, 2001 ). Sebagai contoh kasus kecelakaan

dapat dilihat dari Proyek Podomoro City Deli Medan yang direncanakan memiliki

ketinggian 50 lantai telah memiliki beberapa daftar korban kecelakaan dimana.

Peristiwa pertama terjadi pada 25 Agustus 2014 lalu, dua pekerja dinyatakan

(16)

pekerja kembali jatuh dari lantai 8 dan langsung meninggal dunia, kemudian pada

5 Desember 2015, tiga pekerja tewas setelah lantai yang dipijaknya amblas dan

korban terjerembab jatuh dari ketinggian 36 meter, dan yang terakhir pada Rabu

30 Maret 2016 (Patroli News, 2016). Dua pekerja meninggal dunia setelah

terjatuh dari lantai 18 gedung Capitol, Jakarta Pusat, diduga pekerja yang tidak

berhati-hati dan tidak mengenakan alat keselamatan (Liputan6.com). Melihat

beberapa kejadian kecelakaan di atas, bekerja pada bangunan yang cukup tinggi

beresiko terjatuhnya pekerja pada saat melakukan pekerjaan konstruksi dan

memilki resiko kecelakaan yang fatal.

Melihat contoh kasus kecelakaan kerja konstruksi diatas, diperlukan suatu

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). SMK3

merupakan sistem yang lebih bertanggung jawab dalam berupaya untuk

menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera serta bebas dari

kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Logawa, 2007). Di Indonesia, kewajiban

untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja telah diatur dalam

undang-undang dan peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), yang menjamin

perlindungan pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan

kesusilaan. Undang-undang dan Peraturan K3 mengatur jelas tentang hak dan

kewajiban pengusaha, hak dan kewajiban pekerja, syarat-syarat keselamatan kerja

serta Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). SMK3 telah

diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012.

Dalam tulisan ini akan membahas mengenai bagaimana penerapan sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap resiko terjatuh dari

(17)

oleh perusahaan atau organisasi dalam upaya meminimalisir resiko kecelakaan

kerja dan penciptaan tempat kerja yang aman pada proyek konstruksi.

B. Identifikasi Masalah

1. Sektor konstruksi menjadi penyumbang terbesar bersama dengan

industri manufaktur sebesar 32% dalam kasus kecelakaan kerja di

Indonesia

2. Kasus yang paling banyak terjadi adalah kecelakaan pekerja terjatuh

dari ketinggian

3. 80% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak aman (unsafe

act) dan 20% kecelakaan kerja disebabkan oleh kondisi yang tidak

aman (unsafe condition).

4. Bekerja pada bangunan yang cukup tinggi beresiko terjatuhnya pekerja

pada saat melakukan pekerjaan konstruksi dan memilki resiko

kecelakaan yang fatal.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penulisan ini adalah :

1. Dalam penulisan ini hanya membahas sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja terhadap resiko terjatuh dari ketinggian bangunan.

2. Membahas penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja dalam bangunan gedung.

(18)

D. Rumusan Masalah

Bagaimana kajian penerapan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap resiko terjatuh dari ketinggian bangunan pada proyek

konstruksi.

E. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahuai bagaimana penerapan

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap resiko terjatuh dari

ketinggian bangunan pada proyek konstruksi.

F. Manfaat Penulisan

Penyusunan tugas akhir ini diharapkan akan sangat bermanfaat bagi:

1. Para instansi pengguna jasa yaitu perusahaan atau organisasi yang

dalam ketentuan SMK3 disebut juga sebagai pihak yang turut berperan

dalam kegiatan penerapan SMK3.

(19)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap

resiko Terjatuh dari Ketinggian Bangunan pada Proyek Konstruksi dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kebijakan K3

Adaya kebijakan K3 yang terdiri dari organisasi yang terlibat dalam K3

dan adanya penetapan kebijakan K3.

a. Organisasi yang terlibat dalam K3 proyek

Organisasi yang terlibat dalam K3 pada suatu proyek adalah Project

Manager, SHEO, Supervisor Safety, Tim P2K3L (project manager,

SHEO, Site Administration Manager, Site Engineer Manager, Site

Operation Manager), Tim Tanggap Darurat (SEM, SOM, GSP, SP,

subkontraktor, mandor,)

b. Penetapan Kebijakan K3

Kebijakan K3 yang diberlakukan di dalam proyek terhadap resiko

terjatuh dari ketinggian bangunan adalah :

a. Memberlakukan seleksi orang yang berkompeten untuk pekerja di

ketinggian

b. Mengadakan pelatihan untuk pekerja di ketinggian sesuai dengan

area pekerjaan

(20)

d. Setiap pekerjaan di ketinggian diawasi oleh unit yang bertanggung

jawab dalam bidang pekerjaan masing-masing.

2. Perencanaan K3

Dalam melakukan perencanaan K3 dimulai dengan melakukan

identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penentuan pengendaliannya.

a. Identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian (IBPR)

Dari hasil penelitian identifikasi dan penilaian terhadap potensi

bahaya terjatuh dari ketinggian, ditemukan beberapa jenis pekerjaan

yang mengandung level potensi bahaya yang tinggi dan faktor

penyebab potensi bahaya yang harus dikendalikan untuk mencegah

dan meminimalisasir kecelakaan tejatuh. Dari hasil penelitiandapat

disimpulkan beberapa karakteristik pekerjaan yang beresiko terjatuh

dari ketinggian bangunana yaitu struktur plant tinggi, lubang

terbuka, tepi atau tebing, scaffolding, platform, bekerja pada atap

atau langit–langit, mengangkat pekerjaan platform, tangga portable.

b. Rencana pengendalian terhadap resiko terjatuh

a. penggunaan sabuk pengaman (safety belt) dan Full Body Harness.

b. Penggunaan jaring pengaman (safety net)

c. Pemasangan pagar pengaman (railing) pada area kerja yang terbuka

untuk mencegah pekrja terjatuh.

d. Pembuatan perancah yang kokoh

e. Penempatan rambu-rambu yang strategis

(21)

3. Pelaksanaan K3

Dalam pelaksanaan program K3 dilakukan kegiatan berikut untuk

sebagai sistem penendalian resiko terjatuh dari ketinggian yaitu

prosedur K3 bekerja di ketinggian, peralatan dan perlengkapan K3,

Pelatihan dan sosialisasi K3, dan tanggap darurat

4. Pemantauan dan evaluasi kinerja

Memantau dan mengevaluasi kinerja K3 dilakukan dengan mengadakan

Safety Patrol yang dilakukan setiap hari dan sesuai jadwal yaitu pada

09.00 s/d 10.00. Safety Patrol dilaksanakan oleh SHE-O, SS, CM, GSP,

Peralatan, Subkont, dan Mandor.

Pemantauan K3 yang dilakukan selama Safety Patrol terhadap

pekerjaan yang beresiko terjatuh dari ketinggian berlangsung akan

dicatat dan dikumpulkan kemudian diolah dan diealuasi hasilnya untuk

kemudian digunakan memperbaiki sistem yang kurang baik apabila dari

hasil pendataan ditemukan banyak kejadian yang tidak diinginkan

berhubungan dengan K3 ataupun mempertahankan sistem yang telah

terbukti mampu mengurangi angka keselamatan dan kesehatan.

5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 merupakan implementasi

dari kegiatan yang dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi kinerja

K3 (Audit). Hasil dari pemantauan dan evaluasi akan dipergunakan

untuk merevisi atau memperbaiki sistem manajemen K3 agar lebih baik

(22)

B. Saran

1. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus

berpedoman terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku.

2. Semua jenis pekerjaan di ketinggian yang dapat beresiko terjatuh harus

mendapat perhatian yang baik dan pengawasan yang rutin dari pihak

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajamen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta. Kanisius

Husen, Ir. Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta. ANDI

Junaedi, Taufiq., dkk. 2013. Analisa dan Pengukuran Potensi Resiko Kecelakaan

Kerja dengan Menggunakan Metode APMM (Accident Potential Measurement Method) pada Proyek Pembangunan Dormitory 5 Lantai Akademi Teknik Keselamatan Dan Penerbangan Surabaya. Jurnal Teknik

Pomits Vol. 1, No. 1, (2013). Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Jurnal security. “38 persen kecelakaan kerja jatuh dari ketinggian”. 15 September

2016. http.//www.jurnalsecurity.com/38-persen-kecelakaan-kerja-jatuh-dariketinggian/

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. KEP. 45 /DJPPK/ IX/ 2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access)

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 325 / MEN / XII / 2011 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Disektor Ketenagakerjaan Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sub Bidang Bekerja di Ketinggian Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Novita, Liza., dkk. 2013. Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dan penerapannya oleh PT. PP (Persero) Tbk pada Proyek Pembangunan Gedung Telkomsel Medan. Tugas Akhir. Teknik Sipil. Politeknik Negeri

Medan.

Manurung, Delima., dkk. 2014. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja pada proyek Pembangunan Ruko Citraland Bagya City Medan.

Tugas Akhir. Teknik Sipil. Politeknik Negeri Medan.

Pangkey, Febyana. 2012. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Konstruksi di Indonesia (studi kasus : pembangunan jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado). Jurnal ilmiah

media engineering vol. 2, No. 2, ISSN 2087-9334 (100-113). Universitas Sam Ratulangi.

(24)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Qodar, Nafiysul. “2 Pekerja Tewas Terjatuh dari Lantai 18 Gedung Capitol Jakpus”. 15 september 2016. http:/m.liputan6.com/news/read2501468/2-pekerja-tewas-terjatuh-dari-lantai-18-gedung-capitol-jakpus

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

OHSAS 18001. Jakarta. Dian Rakyat.

Sebastianus, Baki Henong. 2015. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sebagai Peranan Pencegahan Kecelakaan Kerja di Bidang Konstruksi.

Seminar Nasional Teknik Sipil V Tahun 2015. Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

Simatupang, Ovyent. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Pembangunan Gedung Fmipa unimed. Tugas akhir. Teknik sipil. Universitas Negeri Medan.

Srijayanthi, dkk. Kecelakaan tenaga kerja pada proyek konstruksi di kabupaten

Tabanan. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil. Universitas

Udayana, Denpasar.

Suhendra, Zulfi. “Kecelakaan Kerja Sektor Konstruksi Paling Tinggi di Indonesia” . 15 September 2016.

http://bisnis.liputan6.com/read/2387230/kecelakaan-kerja-sektor-konstruksi-paling-tinggi-di-indonesia

Suma’mur. 2013. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta.

Sagung Seto

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Wahyuni, Ika. 2010. Sistem Pengendalian Bahaya BekerjapPada Ketinggian

Dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Gunanusa Utama Fabricators Serang Banten. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Zalaya, Yusuf. 2012. Implementasi prosedur bekerja di ketinggian di PT. BBS

Gambar

Tabel 3.1Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Bahaya (1) ........
Gambar 3. 13 Safety Talk ..................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dari studi kasus yang dilakukan diketahui kendala-kendala umum yang menghambat terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu proyek konstruksi.. Kebijakan kontraktor

Dalam tugas akhir ini, penulis mencoba menganalisis pelaksanaan program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi khususnya di wilayah Yogyakarta Dan

PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI, Mariane Emilia Nugraheni Theresaputri, 105101513/PS/MTS, Februari 2012, Konsentrasi Manajemen Konstruksi, Program Studi

Konstruksi Gedung Marvell City dengan 35 lantai memerlukan adanya analisis mengenai K3 pada proyek konstruksi untuk mengetahui apakah penerapan K3 pada proyek

Laporan ini berjudul: STUDI PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN KESEHATAN DAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DI MEDAN yang disusun sebagai salah satu syarat dalam

Manajemen Risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada Proyek Pembangunan Apartemen. Puncak Permai Surabaya, Program Studi Magister

Keselamatan kerja merupakan prioritas suatu pelaksanaan pekerjaan konstruksi Untuk itu, usaha–usaha pencegahan terhadap resiko kecelakaan kerja sangat perlu untuk

Dari hasil analisa data kuesioner yang telah disebarkan diketahui bahwa penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada operator alat berat proyek pembangunan jalan tol