• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VA SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VA SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VA SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

PRATISTHITA PUJI L

Latar belakang penelitian ini didasarkan dari observasi dengan guru dan siswa kelas VA SD Negeri 1 Pringsewu Utara. Terlihat bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Yaitu hanya 5 orang dari 30 siswa yang aktif. Berdampak pada hasil belajar Pkn dengan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 50. Sehingga penulis menggunakan metode Mind Mapping dalam proses pembelajaran PKn, karena diyakini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.Tujuan penelitan ini yaitu untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Pringsewu Utara pada pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Mind Mapping dan Subjek penelitian adalah siswa kelas VA yang berjumlah 30 siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian berbentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, oservasi dan refleksi. Data kegiatan dikumpulkan melalui lembar observasi dan instrumen tes pada setiap siklusnya. Analisis data menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa, melalui penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas VA SD Negeri 1 Pringsewu Utara. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat semakin meningkat, pada siklus I rata-rata 52,93%, siklus II rata-rata-rata-rata 63,86%, dan pada siklus III rata-rata-rata-rata 83,86%. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (65,33), siklus II (70,00), dan pada siklus III (89,67)

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan minat serta kepribadian siswa. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab dalam masyarakat dan bangsa.

Pendidikan juga merupakan salah satu bidang pembangunan dalam masyarakat Indonesia. Pendidikan dapat mencerdaskan serta meningkatkan taraf hidup manusia. Dalam pendidikan manusia di didik mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengarahkan ke masa depan yang lebih baik, mencapai kesadaran pribadi, terampil serta berkembang ke arah kedewasaan.

(3)

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga untuk mewujudkan pendidikan bagi generasi muda yang selaras dengan tujuan tersebut diperlukan peran dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, baik dari pemerintah, lingkungan masyarakat, orang tua, faktor peserta didik, dan khususnya guru atau pendidik itu sendiri. Melalui usaha pendidikan diharapkan kualitas generasi muda yang cerdas, aktif, dan mandiri dapat terwujud.

Sebagai bagian dari pembangunan nasional, pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan mutu pendidik dan perangkat belajar dan mengajar. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaiknya dilakukan tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Pendidikan dan belajar merupakan kegiatan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup.

(4)

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memerlukan suatu metode yang tepat agar hasil yang dicapai dapat maksimal. Guru harus memilih metode-metode yangsesuai dengan materi yang disampaikan, dan juga mempunyai cara-cara yang menarik sehingga peserta didik mempunyai minat yang tinggi terhadap pembelajaran PKn.

Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan guru kelas VA SD Negeri 1 Pringsewu Utara pada tanggal 27 November 2011, aktivitas dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn masih rendah, karena disebabkan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), dan pengajaran masih menggunakan teknik pembelajaran yang menitik beratkan pada metode konvensional seperti ceramah sehingga, (1) siswa terlihat bosan, (2) mengantuk, (3) tidak aktif memproses informasi dari guru, (4) siswa kesulitan mengingat pelajaran yang disampaikan walaupun sudah berulangkali dipelajari. Akibatnya proses pembelajaran berlangsung monoton.

Kecenderungan pembelajaran demikian mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Nilai yang diperoleh siswa dari setiap ulangan rata-rata masih rendah dari sejumlah 30 siswa, sebanyak 48% mendapat nilai di bawah 65 atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(5)

menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Pringsewu Utara.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya perbaikan metode pembelajaran yang menjadikan siswa lebih aktif, kreatif serta berada dalam suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini dilakukan agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal yaitu metode mind mapping.

Alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah pembelajaran tersebut ialah Mind Mapping. Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna. Sebagaimana dikatakan oleh Buzan (2010: 18) bahwa Mind Mappingbertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari.

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu adanya upaya untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Sehingga peneliti mengangkat judul “Penggunaan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V SD Negeri 1 Pringsewu Utara.”

(6)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi beberapa masalah seperti berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas V SD N 1 Pringsewu Utara dalam pembelajaran PKn.

2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD N 1 Pringsewu Utara dalam pembelajaran PKn. 3. Penggunaan metode yang konvensional, seperti ceramah masih mendominasi.

4. Perlunya kreativitas guru dan siswa dalam pembelajaran PKn. 5. Guru belum menggunakan metode Mind Mapping secara optimal.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan metode Mind Mappingdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pringsewu Utara? 2. Apakah dengan menggunakan metode Mind Mappingdapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pringsewu Utara?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

(7)

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA SD Negeri 1 Pringsewu Utara dengan menggunakan metode Mind Mapping.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan hasil berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat dijadikan bahan pertimbangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan metode Mind Mapping. b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode Mind Mapping

2. Bagi Guru

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Aktivitas Belajar

1. Pengertian Aktivitas

Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan

mencatat materi pembelajaran saja. Karena semakin banyak yang dilakukan oleh siswa

dalam proses belajar mengajar dalam artian aktivitas yang positif, maka proses

pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. Menurut Sardiman (2010: 100), aktivitas

belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua

aktivitas itu harus selalu berkaitan sehingga akan membuahkan hasil yang optimal.

Dalam hal kegiatan belajar ini, Rousseu (dalam Sardiman 2010: 96) memberikan

penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,

pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan belajar sendiri, dengan fasilitas yang

diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Oleh sebab itu, orang harus belajar

sendiri. Tanpa ada aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi.

(9)

Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga

meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2006:130)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diisimpulkan bahwa aktivitas belajar

merupakan kegiatan mengolah pengalaman atau dalam praktiknya dalam kehidupan yang

secara terprogram. Dalam penelitian ini, aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas yang

mendukung proses dan tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk

menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu, oleh karena itu

hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang dinamis

penuh persaingan dengan belajar, dimana didalamnya termasuk belajar memahami diri

sendiri, memahami perubahan, dan perkembangan globalisasi. Sehingga dengan belajar

seseorang siap menghadapi perkembangan zaman yangn begitu pesat. Belajar merupakan

suatu proses perubahan sikap dan perilaku berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.

Sardiman (2010: 20)menyatakan belajar sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan

sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan

menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Sedangkan menurut Herry (2007: 2) belajar

(10)

secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam

hal kognitif, efektif, dan psikomotor.

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Perubahan diri hasil dari pengalaman

dan latihan. Perubahan dari hasil belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk, seperti

berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, kecakapan serta

kemampuan (Sa’ud, dkk, 2006: 3)

Piaget (dalam Dimyati 2002: 13), berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh

individu, sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.

Pengetahuan dibangun dalam pikiran, setiap individu membangun sendiri

pengetahuannya. Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (dalam Baharudin 2007: 13)

belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of through experience or study, 2) to fix in the mind or memory; memorize, 3) to acquire through experience, 4) to become inform of to find out. Menurut definisi tersebut belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui

pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau

menemukan informasi.

Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru Gagne (dalam Dimyati, dkk 2009: 10)

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

(11)

merupakan suatu proses perubahan dalam pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi. Baik

atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal (jasmani dan rohani) dan faktor eksternal (lingkungan sosial dan non sosial).

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar

berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,

pemahaman, sikap dan keterampilan sehingga menjadi lebih baik dari

sebelumnya.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2001: 18), hasil belajar adalah

suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang.

Dimyati, dkk (2009: 18), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi

yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik dibandingkan saat sebelum belajar. Sedangkan dari

sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Hamalik (2009: 33), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan

terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,

dan dari tidak mengerti menjadi mengerti, berupa nilai yang diperoleh melalui tes.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor. Perinciannya sebagai berikut.

a. RanahKognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. RanahAfektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

(12)

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuro muscular (menghubungkan, mengamati).Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan

ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai

apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang

lebih baik lagi.

Berdasarkan pendapatpara ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan

berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang

selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang

selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta

menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

B.Metode Mind Mapping

Menurut Porter & Hernacki (2008:152-159), Mind Mapping (peta pikiran) menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang

berkaitan. Peta pikiran pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis

lainnya untuk membentuk kesan pada otak.

Gelb (dalam Buzan 2007:179-181), berpendapat bahwa Mind Mapping dapat diartikan sebagai sistem revolusioner dalam perencanaan dan pembuatan catatan yang

(13)

pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreatifitas dalam

otak karena melibatkan kedua belahan otak kita.

Metode Mind Mappingadalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini

mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna. Tony Buzan

mengemukakan “Your brain is like a sleeping giant”, hal ini disebabkan 99% kehebatan

otak manusia belum dimanfaatkan secara optimal.

Tabel 1.1 Penggunaan otak pada Mind Mapping

No. Otak Kiri Otak Kanan

1. Tulisan Warna

2. Urutan penulisan Gambar

3. Hubungan antar kata Dimensi

Mind Mappingadalah salah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Mind Mappingmemadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat

di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan

memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik

secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, symbol, bentuk dan

sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

(14)

Mind Mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap

saat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat

proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru

diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa

terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping. Proses belajar yang dialami seseorang

sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat

memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar,

sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negative maka akan buruk

dampaknya bagi proses dan hasil belajar.

C. Kegunaan Mind Mapping

Menurut Michael Michalko (dalam Buzan 2009: 6), metode Mind Mappingdapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Kegunaan

metode Mind Mappingdalam bidang pendidikan, antara lain:

a) Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah,

b) Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran,

c) Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat, dan

d) Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif.

Selain itu menurut Buzan (2009:54-130) metode Mind Mappingdapat bermanfaat untuk:

1) Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis 2) Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan 3) Membuat rencana atau kerangka cerita

4) Mengembangkan sebuah ide

(15)

6) Memulai usaha baru 7) Meringkas isi sebuah buku 8) Fleksibel

9) Dapat memusatkan perhatian 10) Meningkatkan pemahaman

11) Menyenangkan dan mudah diingat.

D. Langkah-Langkah Membuat Mind Mapping

Buzan (2009:14), sarana dan prasarana untuk membuat Mind Mappingadalah: (a). Kertas kosong tak bergaris; (b). Pena dan pensil warna; (c). Otak; dan (d). Imajinasi.

Buzan (2009:15-16), membuat Mind Mappingmembutuhkan imajinasi atau pemikiran, adapun langkah-langkah pembuatan Mind Mapping adalah:

a) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Memulai dari tengah memberikan kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

b) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama. Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat seseorang tetap terfokus, membantu untuk berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.

c) Gunakan warna. Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Mappinglebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.

d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua atau tiga sampai empat sekaligus. Penghubungan cabang-cabang utama akan menciptakan dan menetapkan struktur dasar atau arsitektur pikiran. Ini serupa dengan cara pohon mengaitkan cabang-cabangnya yang menyebardari batang utama. Jika ada celah-celah kecil diantara cabang-cabang utama dengan cabang dan ranting yang lebih kecil, alam tidak akan bekerja dengan baik. Tanpa hubungan dalam Mind Mapping, segala sesuatu (terutama ingatan dan pembelajaran) akan berantakan.

e) Buatlah garis hubung yang melengkung bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang melengkung dan organis, seperti cabang pohon akan jauh lebih menarik bagi mata.

f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Mapping.

(16)

Dalam membuat Mind Mappingjuga diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf kapital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang

[image:16.612.72.376.253.482.2]

menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan Mind Mappingyang telah dibuat akan lebih mengesankan.

Gambar 2.1 Contoh aplikasi Mind Mapping.

E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Mapping

Warseno, dkk (2011: 83) mengemukakan beberapa kelebihan dan kekurangan

metode Mind Mapping, antara lain:

a. Kelebihan metode Mind Mapping :

1) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas 2) Dapat bekerja sama dengan teman lainnya 3) Catatan lebih padat dan jelas

(17)

5) Catatan lebih terfokus pada inti materi 6) Mudah melihat gambaran keseluruhan

7) Membantu otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan

8) Memudahkan penambahan informasi baru 9) Pengkajian ulang bisa lebih cepat

10) Setiap peta bersifat unik

b. Kekurangan Pembelajaran Metode Mind Mapping

(1) hanya siswa yang aktif yang terlibat, (2) tidak sepenuhnya murid

yang belajar, (3) Mind Maping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa Mind Mapping siswa.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran Mind Mapping

Menurut Willis (2011: 28) Terdapat empat langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran berbasis Mind Mapping,yaitu:

a) Overview: tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal semester, overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Mappingyang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu semester yang biasanya sudah ada dalam silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya, sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau perpustakaan.

b) Preview: tujuan awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.

c) Inview:Tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.

(18)

membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari ulang seluruh materi yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

G. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar

1. Pengertian Pembelajaran PKn

Menurut Corey (dalam Ruminiati 2007:14) pembelajaran adalah suatu proses

dimana lingkungan seseorang dikelola secara disengaja untuk memungkinkan ia turut

serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu juga.

Jadi, dalam pembelajaran semua kegiatan guru diarahkan untuk membantu siswa

mempelajari suatu materi tertentu baik berupa pelajaran, keterampilan, sikap,

kerohanian dan sebagainya. Untuk dapat membantu siswa secara baik, guru harus

benar-benar merencanakan pembelajaran dengan matang, dan untuk ini guru perlu

mengetahui latar belakang serta kemampuan dasar siswa. Latar belakang siswa yang

dimaksud di sini bukan sekedar latar belakang ekonomi, lingkungan, asal sekolah/pra

sekolah, orang tua dan sebagainya, tetapi juga keberadaan siswa di kelas.

Latar belakang siswa yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan orang tua siswa

perlu diketahui oleh guru, khususnya guru yang melaksanakan pembelajaran PKn.

Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan

kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap

seseorang khususnya anak-anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu

(19)

pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang secara masak mencakup segala

kemungkinan yang terjadi.

2. Tujuan Pembelajaran PKn

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang

baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,

menurut Mulyasa (dalam Ruminiati 2007: 26) adalah untuk menjadikan siswa:

a. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

b. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

c. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan demokratis, sehingga mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di SD

adalah untuk menjadikan warganegara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau,

dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikiaan, kelak siswa diharapkan dapat

menjadi bangsa yang terampil, cerdas, dan bersikap baik, serta mampu mengikuti

kemajuan teknologi modern.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan SD

Menurut Mulyasa (dalam Ruminiati 2007: 27), ruang lingkup pembelajaran PKn

(20)

a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta, lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, Hukum, dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehiduupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, dan hukum dan peradilan internasional.

c. Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, kemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

d. Kebutuhan Warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warganegara. e. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politi, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Kedudukan dan politik, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi, proses perumusan pancasila sebagai negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebaggai ideologi terbuka. h. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di

era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Prinsip penyajian PKn SD menurut Aziz Wahab (2002:208) ada empat, yaitu:

a. Dari mudah ke sukar

Prinsip ini digunakan dalam pengajaran khususnya dalam pendidikan nilai, moral,dan teori-teori pendidikan. Untuk memahami hal-hal yang bersifat sukar dimulai dari hal-hal yang bersifat mudah. Apabila dilihat dari prinsip perkembangan anak, prinsip ini memang sangat tepat untuk siswa SD.

b. Dari sederhana ke rumit

Prinsip ini pada dasarnya adalah konsep, nilai atau moral yang berkenaan dengan pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Jadi konsep nilai dan moral termasuk dalam hal keterampilan mulai dari yangs ederhana ke yang rumit.

(21)

c. Dari yang bersifat Konkrit ke Abstrak

Siswa SD pada dasarnya mudah menangkap hal-hal yang bersifat konkrit daripada yang bersifat abstrak. Guru dapat memberikan contoh-contoh sederhana yang dapat ditiru oleh siswa.

d. Dari lingkungan paling dekat ke lingkungan lebih luas

Lingkungan pertama dan utama bagi anak adalah lingkungan keluarga. Dalam keluarga anak lebih banyak melakukan interaksi. Anak dibesarkan dalam keluarga yang pada dasarnya dilkaukan oleh orang tua sebagai wujud tanggung jawab. Hal itu sebagai wujud alamiah yang didasari rasa kasih sayang perang tua kepada anaknya. Sehingga apabila orang tua melakukan dengan tanggung jawab, maka hal itu merupakan tauladan bagi anak. Demikian juga sebaliknya apabila orang tua tidak mempedulikan anaknya dengan tidak memberikan kasih sayang maka yang terjadi adalah sikap tidak tanggung jawab. Proses ini akna memberikan gambaran-gambaran kepada anak bahwasanya ada aturan-aturan dan norma-norma yang harus dipatuhi dan bergaul atau berinteraksi kepada orang lain.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas yaitu “Apabila dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

menggunakan metode Mind Mappingdengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran Pendidikan

(22)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan

pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom action reseach. Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat, (Wardani, dkk 2007: 13).

Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu

kesatuan yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan

refleksi (reflect).

Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas V SD Negeri 1 Pringsewu

Utara.

(23)
[image:23.612.114.436.101.468.2]

Gambar: Tahap-tahap dalam PTK (Wardhani, 2007: 2.4).

B.Setting Penelitian

a) Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Pringsewu Utara. Perencanaan I

SIKLUS I

Pengamatan I

Perencanaan II

SIKLUS II

Pengamatan II

Perencanaan III

SIKLUS III

Pengamatan III

Pelaksanaan I Refleksi I

Pelaksanaan II Refleksi II

(24)

b) Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012

selama empat bulan.

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru

kelas V di SD Negeri 1 Pringsewu Utara, tahun pelajaran 2011/2012. Dengan jumlah

siswa 27 anak terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

D. Jenis Data

Jenis data penelitian adalah kulitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diambil dari

hasil observasi. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes individu yang

berbentuk skor/angka.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh peneliti telah dikumpulkan berdasarkan instrument

penelitian. Instrument penelitian yang digunakan adalah:

a. Lembar panduan observasi, yaitu digunakan untuk mengetahui apakah dengan

menggunakan metode Mind Mapping di kelas akan lebih efektif, apa pengaruhnya

serta bagaimana pembelajaran yang telah dijalani.

b. Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa, guna

mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa setelah digunakannya metode Mind

(25)

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti telah menganalisis menggunakan analisis kualitatif

dan kuantitatif.

1. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika

proses dengan memberikan permaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai

dengan permasalahan penelitian, yaitu data aktivitas peserta didik, pola interaksi

pembelajaran, dan pendapat peserta didik tentang penggunaan metode Mind

Mapping.

Untuk menghitung nilai aktivitas siswa diperoleh dengan rumus:

N = X 100

Keterangan:

N = nilai yang dicari

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(adaptasi dari Purwanto, 2008: 102)

2. Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan

kualitas hasil belajar peserta didik dalam hubungannya dengan penguasaan materi

yang diajarkan guru. Untuk menghitung hasil belajar siswa secara individual

digunakan rumus sebagai berikut:

(26)

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor yang dijawab benar

N = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Purwano, 2008: 112)

Untuk menghitung nilai rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus:

X = ∑

Keterangan:

X = nilai rata-rata

∑ x = jumlah semua nilai hasil

∑ x= jumlah siswa

(adaptasi dari Purwanto, 2008: 103)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal

Ketuntasan klasikal = X 100 %

[image:26.612.119.494.611.711.2]

(Diadopsi dari Purwanto, 2008: 12)

Tabel 1. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %

No Tingkat keberhasilan Tingkat Aktivitas Belajar Siswa

1 > 80% Sangat tinggi

2 60-79% Tinggi

3 40-59% Sedang

4. 20-39% Rendah

5. < 20% Sangat Rendah

(27)

G. Indikator Keberhasilan

Penggunaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Mind Mapping

dikatakan berhasil jika:

a. Persentase siswa aktif setiap siklusnya.

b. Adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya.

c. Sesuai prinsip mastery learning, yakni Siswa dikatakan berhasil bila telah mencapai

kriteria 75% penguasaan (Supriatna dkk 2006: 198).

H. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus atau lebih. Masing-masing

siklus, seperti yang telah diperlihatkan pada gambar 3.1 memiliki empat tahap kegiatan,

yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Memilih materi, standar kompetensi, kompetensi dasar,

b. Menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa berkaitan dengan

penggunaan metode Mind Mapping.

(28)

d. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa,

e. Alat evaluasi.

2. Pelaksanaan

Pada siklus pertama, materi pembelajarannya adalah ”Organisasi”. Kegiatan ini di

awali dengan pembuatan rencana perbaikan pembelajaran secara kolaboratif

partisipatif antara guru dan peneliti. Dalam rencana perbaikan pembelajaran dengan

penggunaan metode Mind Mapping meliputi beberapa tahap, antara lain:

1. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pelajaran.

2. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasi tujuan yang akan dicapai

melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Guru menjelaskan kepada siswa cara membuat MasterMind Mappingyang

merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan yang biasanya

sudah ada dalam silabus.

4. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan dengan

menggunakan metode Mind Mapping. Dalam pertemuan ini materi yang akan

diajarkan adalah “Organisasi”. Selama kegiatan ini, siswa diharapkan dapat

mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram

untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.

5. Siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 siswa.

6. Siswa diminta untuk membuat Mind Mapping sesuai materi yang dipelajari dalam

(29)

7. Selama kegiatan berlangsung, guru memberikan bimbingan atau arahan untuk

mengendalikan berjalannya pembelajaran.

8. Setiap kelompok diminta untuk memprentasikan hasil kerja kelompoknya.

9. Kelompok lain diminta untuk memberikan komentar atas hasil kerja temannya.

10. Guru menyimpulkan hasil kerja masing-masing kelompok

11. Review: Tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan

berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi,

konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini

akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari ulang seluruh materi

yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat

pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa

mengingatkan kembali bahan yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

3. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiata awal sampai akhir diamati oleh

observer dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi

mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan membuat Mind Mappingpada materi

pembelajaran ”menaati peraturan perundang-undangan” serta observasi kinerja guru

selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu

(30)

kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Bila terdapat kelemahan atau

kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan

pada perencanaan tindakan siklus kedua. Sedangkan kebaikan yang telah dilakukan

pada siklus pertama perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan

sebagai contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan

datang.

Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Memilih materi, standar kompetensi, kompetensi dasar.

b. Menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa berkaitan dengan

penggunaan metode Mind Mapping.

c. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja

siswa,

e. Alat evaluasi.

2. Pelaksanaan

Pada siklus kedua, materi pembelajarannya adalah ” mematuhi keputusan

bersama”. Kegiatan ini diawali dengan pembuatan rencana perbaikan

(31)

rencana perbaikan pembelajaran dengan penggunaan metode Mind Mapping

meliputi beberapa tahap, antara lain:

1. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pelajaran.

2. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasi tujuan yang akan dicapai

melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Guru menjelaskan kepada siswa cara membuat MasterMind Mappingyang

merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan yang biasanya

sudah ada dalam silabus.

4. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan dengan

menggunakan metode Mind Mapping. Dalam pertemuan ini materi yang akan

diajarkan adalah “mematuhi keputusan bersama” Selama kegiatan ini, siswa

diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta

grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan

menguasai bahan yang diajarkan.

5. Siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 siswa.

6. Siswa diminta untuk membuat Mind Mapping sesuai materi yang dipelajari

dalam pertemuan ini.

7. Selama kegiatan berlangsung, guru memberikan bimbingan atau arahan untuk

mengendalikan berjalannya pembelajaran.

8. Setiap kelompok diminta untuk memprentasikan hasil kerja kelompoknya.

9. Kelompok lain diminta untuk memberikan komentar atas hasil kerja temannya.

(32)

11. Review: Tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan

berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada

informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh

siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari

ulang seluruh materi yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review

dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnnya

untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang diajarkan pada

pertemuan sebelumnya.

3. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir diamati oleh

observer dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi

mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan membuat Mind Mappingpada

materi pembelajaran ”berorganisasi” serta observasi kinerja guru selama proses

pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu

yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan

atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Bila terdapat kelemahan

atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan

perbaikan pada perencanaan tindakan siklus ketiga. Sedangkan kebaikan yang

(33)

dan dapat dijadikan sebagai contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran

di masa yang akan datang.

Siklus III

Pada tahap perencanaantelah ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Memilih materi, standar kompetensi, kompetensi dasar.

b. Menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa berkaitan dengan

penggunaan metode Mind Mapping.

c. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja

siswa,

e. Alat evaluasi

2. Pelaksanaan

Pada siklus ketiga, materi pembelajarannya adalah ” “Menghargai

Keputusan Bersama”. Kegiatan ini diawali dengan pembuatan rencana

perbaikan pembelajaran secara kolaboratif partisipatif antara guru dan peneliti.

Dalam rencana perbaikan pembelajaran dengan penggunaan metode Mind

Mapping meliputi beberapa tahap, antara lain:

1. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pelajaran.

2. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasi tujuan yang akan dicapai

(34)

3. Guru menjelaskan kepada siswa cara membuat MasterMind Mappingyang

merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan yang

biasanya sudah ada dalam silabus.

4. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan

dengan menggunakan metode Mind Mapping. Dalam pertemuan ini materi

yang akan diajarkan adalah “menghargai keputusan bersama”. Selama

kegiatan ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus

penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam

memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.

5. Siswadiminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3

siswa.

6. Siswa diminta untuk membuat Mind Mapping sesuai materi yang dipelajari

dalam pertemuan ini.

7. Selama kegiatan berlangsung, guru memberikan bimbingan atau arahan

untuk mengendalikan berjalannya pembelajaran.

8. Setiap kelompok diminta untuk memprentasikan hasil kerja kelompoknya.

9. Kelompok lain diminta untuk memberikan komentar atas hasil kerja

temannya.

10. Guru menyimpulkan hasil kerja masing-masing kelompok

11. Review: Tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan

berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada

informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh

(35)

ulang seluruh materi yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review

dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan

berikutnnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang

diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

3. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir diamati

oleh observer dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu

observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan membuat Mind

Mappingpada materi pembelajaran ”mematuhi keputusan Bersama” serta

observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu

yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu

kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada

siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan terjadi

peningkatan dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian

dianggap cukup. Namun jika masih terdapat kekurangan, penelitin akan

(36)
(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas VA

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar Negeri 1 Pringsewu

Utara dapat disimpulkan:

1. Penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini sesuai dengan

pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai

siklus III, dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu rata-rata siklus II

meningkat dari nilai siklus I yaitu 52.93 menjadi 63.86 dan nilai rata-rata siklus III

meningkat menjadi 83,86

2. Penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar kelas, hal

ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai

siklus III. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah sebesar 65,33 dengan perincian

(38)

siswa mengalami peningkatan dari siklus I adalah sebesar 70,00 dengan perincian

siswa yang tuntas belajar 18 siswa (60,00%), sedangkan pada siklus III nilai rata-rata

siswa mengalami peningkatan lagi dari siklus II adalah sebesar 89,67 dengan

perincian siswa yang tuntas adalah 27 siswa (90,00%)

B. Saran

1. Bagi siswa dapat menggunakan Mind Mapping di dalam pemebelajaran sebagai salah

satu keterampilan belajar yang efektif untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar.

2. Bagi guru dapat menerapkan metode pembelajaran Mind Mapping kepada siswa

untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah

4. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat menggunakan metode Mind Mapping dalam

(39)

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VA SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh:

PRATISTHITA PUJI L

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(40)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pengertian Aktivitas ... 8

B. Pengertian Belajar ... 9

C. Pengertian Hasil Belajar... 12

D. MetodeMind Mapping ... 13 E. Kegunaan Mind Mapping ... 15

F. Langkah-langkah membuat Mind Mappingr ... 16

G. Kelebihan Mind Mapping ... 18

H. Langkah-langkah Pembelajaran Mind Mapping ... 18

I. Pendidikan Kewarganegaraan ... 19

(41)

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Setting Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian ... 26

C. Jenis Data ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Teknik Analisis Data... 27

F. Indikator ... 29

G. Prosedur Penelitian ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Deskripsi Awal ... 40

2. Refleksi Awal ... 41

B. Pelaksanaan Penelitian ... 41

1. Siklus 1 ... 41

2. Siklus 2 ... 53

3. Siklus 3 ... 63

C. Pembahasan... 72

1. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 73

2. Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 75

3. Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Buzan, Tony. 2003. Head Strong: PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

2004. Mind Map Untuk Meningkatkan Kreativitas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

2007. Buku Pintar Mind Map Untuk Anak Agar Anak Pintar di Sekolah. PT. Gramedia Pusaka Utama. Jakarta.

2009. Buku Pintar Mind Map. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Depertemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.: Balai Pustaka. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

2009. Belajar & Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Herry Hermawan, Asep. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS: Bandung.

Porter, De Bobby & Hernacki. 2008. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman & Menyenangkan. Kaifa. Jakarta.

Ruminiati.2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.: Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Sadiman, Arif S, dkk. 2005. Media Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Wardhani, I. G.A.K, dkk .2006. Penelitian tindakan kelas. Universitas terbuka. Jakarta.

(43)

Willis, J. 2011. Brain-Based Teaching Strategies For Improving Student’s Memory, Learning, and Test-Taking Success. review of research0. Childhood Education, 83(5), 31-316.

(44)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Pratisthita Puji L

NPM : 0813053051

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S 1 PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

dengan ini menyatakan dengan sesunggguhnya bahwa skripsi dengan judul “Penggunaan Metode

Mind Mapping Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas VA SD Negeri 1 Pringsewu Utara Tahun Pelajaran

2011/2012” tersebut adalah benar-benar hasil sendiri atau tidak plagiat.

Demikian pernyataan saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari

ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan

peraturan yang berlaku.

Metro, November 2012 Yang membuat pernyataan,

(45)

KATA PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Ibuku, Usdeka Wati Nur’aini yang cintanya tanpa pamrih. Terima kasih memberiku

ruang seluas hatimu untuk kuhuni. Untuk segala doa dan upaya darimu ibu, sungguh aku berhutang lebih dari sekedar nyawa.

2. Bapakku, Supriyadi yang pengorbanannya tak kenal ruang dan waktu. cinta yang

diam-diam selalu kau kata lewat doa dan tatap mata. Menapaki setiap jejak yang kau toreh, menyimpan jutaan emisi cinta yang siap kugunakan setiap kali jatuh.

3. Kakakku, Bayu Putra Danan Jaya yang sangat berpengaruh dalam hidupku, yang penuh

inspirasi dan makna, dan superior dalam perjalananku.

4. Seseorang yang memberi makna lebih dalam hidupku. Mengenalkanku pada arti

pengorbanan, perjuangan, kemandirian, cinta, kasih sayang, pahitnya rasa jatuh dan indahnya tegak kembali, nikmatnya dunia seni dan keindahan, rasa rindu yang tak terbendung, dan berbagai pelangi lain. Terima kasih untukmu yang tiba-tiba dihadiahkan Tuhan untukku dalam perjalananku.

5. Sahabat seperjuangan dan teman-teman di program studi S1 PGSD Universitas

Lampung. Sahabat yang setia berdiri di tempatnya masing-masing, memberi cerita berbeda dalam kata, memberi makna dalam sikap, tak takut kalah, dan mampu memadukan hal-hal berbeda tanpa meninggalkan norma.

(46)

MOTTO

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

(Thomas Alva Edison)

Tiada keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada diri saya sendiri.

(Muhammad Ali)

“Dalam kegagalan pun tersimpan hikmah. Pelajaran yang menyadarkan bahwa kita manusia biasa. Serta pengingat supaya tak perlu merasa hebat.”

(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 Juli 1990 di Pringsewu. Sebagai anak kedua dari dua

bersaudara pasangan Bapak Supriyadi, S.Pd dan Ibu Usdekawati Nur’aini.

Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 01 Gapura,

Kotabumi pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Kotabumi pada

tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Kotabumi, Lampung Utara yang

diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis mengikuti tes SPBM Universitas Lampung dan terdaftar sebagai

(48)

SANWACANA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia

dan rahmad, hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “penggunaanmetodemind mapping

untukmeningkatkanaktivitasdanhasilbelajarsiswapadamatapelajaranPendidikanKewarganegaraan

kelasVASDNegeri 1 Pringsewu UtaraTahunPelajaran2011/2012”.

Dengan selesainya skripsi ini tak lupa peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung

2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, MSi., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

banyak membantu mengarahkan dan membimbing selama saya kuliah.

6. Bapak Drs. Rapani, M.Pd.,selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi dorongan

dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini terwujud.

7. Bapak Drs. Siswantoro, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

membantu mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan dengan kesabaran dan

(49)

8. Bapak Drs. A. Sudirman, S. Pd. M.H., selaku Dosen Pembahas yang memberi masukan

dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini terwujud.

9. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua PGSD UPP Metro, yang telah banyak

membantu sampai skripsi ini selesai.

10. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S-1 PGSD UPP Metro, yang telah membantu

sampai skripsi ini selesai.

11. Kepala SD Negeri 1 Pringsewu Utara Bapak Karsum, S.Pd atas izin peneliti dapat

melakukan penelitian di SD tersebut.

12. Ibu Lusia Ninik.BA selaku teman sejawat serta para guru SD Negeri 1 Pringsewu Utara

atas bimbingan dan kerja samanya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik.

13. Siswa-siswi kelas VA SD Negeri 1 Pringsewu Utara atas parsipatif aktif sehingga

penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

14. Bapak Supriyadi, S.Pd dan ibu Usdekawati Nur’aini, selaku orang tua peneliti dan

saudara kandung peneliti yang telah memberikan dorongan moral dan material.

15. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program S1 PGSD angkatan 2008,

yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Seseorang yang telah dihadiahkan Tuhan untukku dalam perjalananku.

17. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah memberikan konstribusi baik

moral maupun spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini.

(50)

Bandar Lampung, 2012

Peneliti,

PratisthitaPuji L

Gambar

Gambar 2.1 Contoh aplikasi Mind Mapping.
Gambar: Tahap-tahap dalam PTK (Wardhani, 2007: 2.4).
Tabel 1. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %

Referensi

Dokumen terkait

RUMAH ADAT PROVINSI ACEH (KRONG BADE).. ALAT

[r]

[r]

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: (Constant), LDR, CAR,

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Knee Angular velocity memiliki hubungan yang kuat dengan kecepatan bola pada saat melakukan teknik tendangan shooting. force memiliki hubungan yang kuat dengan

Suatu perusahaan yang telah memproduksi barang atau jasa, dalam mendistribusikan produknya tersebut kepada konsumennya, membutuhkan suatu alat atau metode yang dapat

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan menggunakan metode eksperimen.