ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TAHUN 2011
TUGAS AKHIR
PUTRI PUSPA SARI
092407088
PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TAHUN 2011
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
PUTRI PUSPA SARI
092407088
PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN
TOBA SAMOSIR TAHUN 2011
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : PUTRI PUSPA SARI
NIM : 092407088
Program studi : DIPLOMA III STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2012
Diketahui oleh,
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing
PERNYATAAN
Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2012
PENGHARGAAN
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang tiada hentinya memberikan berkat, rahmat dan anugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Djakaria Sebayang, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan waktu dan bimbingan selama penyelesaian Tugas Akhir ini. Juga Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU dan Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA USU beserta Seluruh Staff Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Matematika.
DAFTARISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Pengesahan iii
Penghargaan iv
DaftarIsi v
DaftarTabel vi
DaftarGambar vii
BAB1Pendahuluan 1.1LatarBelakang 1
1.2IdentifikasiMasalah 2 1.3Ruang Lingkup Permasalahan 3
1.4Maksud dan Tujuan Penelitian 3 1.5Manfaat Penelitian 4
1.6Tinjauan Pustaka 4 1.7 Metode Penelitian 5 1.8Lokasi Penelitian 6 1.9SistematikaPenulisan 6
BAB2TinjauanTeoritis 2.1PengertianRegresi 8
2.2AnalisisregresiLinier 9
2.2.1 Analisis Regresi Linier Sederhana 11
2.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda 12
2.3 Uji Keberartian Regresi 13
2.4Pengujian Hipotesis 14
2.5KoefisienDeterminasi 16
2.6Uji Korelasi 16
2.6.1 Koefisien Korelasi 17
2.7Uji Koefisien Regresi Linier Berganda 19
BAB 3 Gambaran Umum
3.1 Pengertian Jalan 21
3.2Klasifikasi Kendaraan 22
3.3 Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya 23
3.4 Jenis dan bentuk Kecelakaan 24
3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas 25
3.6 Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan
BAB 4 Analisis Data
4.1 Data yang Diperoleh 28
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 30
4.3 Uji Keberartian Regresi 33
4.4 Koefisien Determinasi 37
4.5 Koefisien Korelasi 38
4.6UjiKoefisienRegresiLinierBerganda 40
BAB5 ImplementasiSistem
5.1PengertianImplementasiSistem 43
5.2Peranan KomputerdalamStatistika 44
5.3Pengolahan Data dengan SPSS 45
5.4Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi 49
5.6PengolahanDatadenganPersamaanKorelasi 50
BAB6 PENUTUP
6.1Kesimpulan 52
6.2Saran 54
DaftarPustaka 56
DAFTARTABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Jumlah Kecelakaan lalu lintas 29
Tabel 4.2 Perhitungan untuk mencari koefisien Regresi Linier 30
DAFTARGAMBAR
Halaman
Gambar5.1TampilanSaatMembukaSPSSpadaWindows 46
Gambar5.2Tampilan Jendela Variabel view 47
Gambar 5.3TampilanPengisianDataVariabel 48
Gambar5.4TampilanpadajendelaeditorRegression 49
Gambar5.5TampilanLinierRegression 50
Gambar5.6Tampilan padajendelaeditor Bivariate Correlations 51
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya aktivitas
pemenuhan kebutuhan yang tentunya meningkat pula kebutuhan akan alat transportasi, baik
yang pribadi maupun yang umum. Karena kondisi angkutan umum yang kurang memadai,
masyarakat mengatasinya dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Dalam waktu yang relatif singkat jumlah kendaraan bermotor terus bertambah sedangkan
prasarana jalan bagi kendaraan pembangunannya agak lamban. Karena jalan raya adalah salah
satu sarana transportasi darat, disamping sarana transportasi lainnya. Jalan raya juga
merupakan salah satu bagian terpenting dalam mendukung dan mempelancar laju
Demikian juga dengan pengaturan lalu lintas dan kurang disiplinnya pengemudi kendaraan
bermotor di jalan raya. Akhirnya timbul persoalan lalu lintas yang berhubungan dengan
keselamatan yaitu kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah kendaraan
bermotor, panjang jalan, dan jumlah pelanggaran rambu-rambu lalu lintas yang dlakukan oleh
pengemudi kendaraan bermotor. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut merupakan
permasalahan yang harus diketahui oleh petugas lalu lintas dan pemerintah Toba Samosir
untuk dapat mengambil tindakan dan keputusan dalam rangka mengurangi tingkat kecelakaan
lalu lintas.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas. Maka penulis memilih
judul Tugas Akhir ini, “ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2011”.
1.2Identifikasi Masalah
Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kabupaten Toba Samosir mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
berpengaruh, dan menentukan seberapa besar faktor tersebut berpengaruh terhadap tingkat
kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Toba Samosir.
1.3Ruang Lingkup Permasalahan
Untuk mengarahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari sasaran yang dituju maka perlu
dibuat pembatasan ruang lingkup permasalahan yaitu menganalisa faktor-faktor apa sajakah
yang mempengaruhi dan yang paling berpengaruh terhadap tingkat kecelakaan lalu lintas di
Kabupaten Toba Samosir.
1.4Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan terutama
Statistika yang telah dipelajari selama perkuliahan.
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk menentukan persamaan linier berganda dari faktor penduga terjadinya
kecelakaan lalu lintas.
2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi kecelakaan
lalu lintas.
3. Untuk mengetahui faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingginya tingkat
1.5Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Toba Samosir dalam perencanaan
pembangunan jalan dimasa yang akan datang.
2. Sebagai informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecelakaan lalu
lintas di Kabupaten Toba Samosir.
3. Sedangkan bagi penulis penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang telah didapat
selama ini dalam perkuliahan.
1.6Tinjauan Pustaka
Ada beberapa definisi regresi yang dapat dijabarkan yaitu:
1. Analisis regresi merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan garis lurus dan
menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan. (Mason, 1996: 489)
2. Persamaan regresi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan
keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan
variabel yang nilainya belum diketahui (Algifri, 2000: 2).
3. Analisi regresi adalah Hubungan yang didapat dan dinyatakan dalam bentuk
persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional anatar variabel-variabel .
1.7Metode penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Metode Penelitian Kepustakaan
Metode penelitian kepustakaan (Study Literature) yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku-buku, referensi,
bahan-bahan yang bersifat teoritis, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan
dengan objek yang diteliti.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini, penulis melakukannya dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang diperoleh oleh pihak
lain yang umumnya disajikan dalam bentuk table-tabel atau diagram. Data sekunder
diperoleh dari Badan Pusan Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.
3. Metode Pengolahan Data
Data dianalisa menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat persamaan
regresi linier nya dan untuk mengetahui hubungan setiap variabel digunakan analisis
korelasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah:
1. Mengelompokkan data menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
2. Menentukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
sehingga didapat regresi Y atas , , . . . ,
3. Uji regresi Linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas X
secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y.
4. Uji korelasi untuk megetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabel-variabel
5. Uji koefisien-koefisien regresi untuk menguji taraf nyata koefisien-koefisien
regresi yang didapat.
1.8Lokasi Penelitian
Penelitian ataupun pengumpulan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kecelakaan lalu lintas serta data mengenai tingkat kecelakaan lalu lintas itu sendiri
dilaksanakan di Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat
Lalu Lintas Jl. Putri Hijau No. 14 Medan.
1.9 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang diuraikan penulis antara lain:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, identifikasi masalah, ruang
lingkup permasalahan, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, lokasi penelitian dan sistematika penelitian.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian regresi linier berganda, uji
BAB 3 : GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan atau menceritakan tentang pendefinisian kecelakaan
lalu lintas.
BAB 4 : ANALISIS DATA
Bab ini menguraikan proses analisis data pada regresi linier berganda,
analisis korelasi, dan koefisien linier berganda.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan program yang akan
digunakan yaitu SPSS mulai dari input data hingga hasil outputnya yang
membantu dalam menyelesaikan permasalahan dalam penulisan.
BAB 5 : KESIMPULAN
Bab ini terdiri atas kesimpulan dan hasil analisis yang telah dilakukan
serta saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh yang tentunya
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Regresi
Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.
Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan, yang selanjutnya
dinamakan regresi, sehubungan dengan penelitiannya terhadap tinggi badan manusia. Galton
melakukan suatu penelitian dimana penelitian tersebut membandingkan antara tinggi anak
laki-laki dan tinggi badan ayahnya. Galton menunjukan bahwa tinggi badan anak laki-laki-laki-laki dari ayah
yang tinggi setelah beberapa generasi cenderung mundur (Regressed) pendek cenderung lebih
tinggi dari ayahnya, jadi seolah-olah semua anak laki-laki yang tinggi dan anak laki-laki yang
pendek bergerak menuju kerata-rata tinggi dari seluruh anak laki-laki yang menurut istilah Galton
disebut dengan “Regression to mediocrity”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tinggi anak mengikuti tinggi orang tuanya.
Istilah “regresi” pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel
(tinggi badan anak) terhadap variabel yang lain (tinggi badan orang tua). Pada perkembangan
selanjutnya analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu
Jadi prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi adalah
bahwa antara suatu variabel tidak bebas (Dependent variable) dengan variabel-variabel bebas (Independent variable) lainnya memiliki sifat hubungan sebab akibat hubungan kasualitas, baik didasarkan pada penjelasan logis tertentu.
2.2 Analisis Regresi Linier
Analisis regresi linier merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang
menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier atau regresi garis
lurus digunakan untuk:
1. Menentukan hubungan fungsional antar variabel dependen dengan independen.
Hubungan fungsional ini dapat disebut sebagai persamaan garis regresi yang berbentuk
linier.
2. Meramalkan atau menduga nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan
variabel lain yang diketahui melalui persamaan garis regresinya.
Analisis regresi terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk
mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel dependen (terikat) dan variabel
yang memiliki hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel
independen.
Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih,
terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan baik, atau
untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel
dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Jika, adalah variabel-variabel
independen dan Y adalah variabel dependen, maka terdapat hubungan fungsional antara X dan Y,
dimana variasi dari X akan diiringi pula oleh variasi dari Y. jika dibuat secara matematis
hubungan itu dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dimana: Y= f ( , e)
Y adalah variabel dependen (tak bebas)
X adalah variabel Independen (bebas)
e adalah variabel residu (disturbace term)
Berkaitan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat kegiatan yang lazim
dilaksanakan yakni:
1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.
2. Menguji seberapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variasi
independen.
3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak.
2.2.1 Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana digunakan untuk memperkirakan hubungan antara dua variabel dimana
hanya terdapat satu variabel/peubah bebas X dan satu peubah tak bebas Y.
Dalam bentuk persamaan, model regresi sederhana adalah :
Y = a + bX
dimana: Y adalah variabel dependen (tak bebas)
X adalah variabel Independen (bebas)
a adalah penduga bagi intercept
b adalah penduga bagi koefisien regresi (β)
Penggunaan regresi linier sederhana didasarkan pada asumsi diantaranya sebagai berikut:
1. Model regresi harus linier dalam parameter.
2. Variabel bebas tidak berkorelasi dengan disturbance term (error). 3. Nilai disturbace term sebesar 0 atau dengan symbol sebagai berikut:
(E (U/X)) = 0.
4. Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan. 5. Tidak terjadi auto korelasi.
6. Model regresi dispesifikasi secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model
yang digunakan dalam analisis empiris.
2.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk memperkirakan nilai variabel tak bebas Y, akan lebih baik apabila ikut memperhitungkan
variabel-variabel bebas lain yang ikut mempengaruhi nilai Y. dengan demikian dimiliki hubungan
antara satu variabel tidak bebas Y dengan beberapa variabel lain yang bebas
Untuk itulah digunakan regresi linear berganda. Dalam pembahasan mengenai regresi sederhana,
simbol yang digunakan untuk variabel bebasnya adalah X. dalam regresi berganda, persamaan
regresinya memiliki lebih dari satu variabel bebas maka perlu menambah tanda bilangan pada
setiap variabel tersebut, dalam hal ini .
Secara umum persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut:
(Untuk Populasi)
(Untuk Sampel)
Dimana: i = 1, 2, . . . , n
adalah pendugaan atas
Dalam penelitian ini, digunakan empat variabel yang terdiri dari satu variabel bebas
Y dan tiga variabel X yaitu . Maka persamaan regresi bergandanya
Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan empat bentuk yaitu:
2.3 Uji Keberartian Regresi
Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan terlebih dahulu
diperiksa setidak-tidaknya mengenai kelinieran dan keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh
melalui pengujian hipotesis. Uji keberartian dilakukan untuk meyakinkan diri apakah regresi yang
didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai
hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.
Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah Kuadrat untuk regresi
yang ditulis dan Jumlah Kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan .
Jika maka secara umum
jumlah kudarat-kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari:
Dengan derajat kebebasan dk = k
Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:
Dimana statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang V1
= k dan penyebut V2 = n – k -1.
2.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat signifikansi
atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. Didasarkan tingkat
signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01
sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas menggunakan
kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat
kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah
tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai populasi dimana sampel berasal.
Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis yaitu: (Hipotesis Nol) dan Ha (hipotesis
alternative). bertujuan untuk memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak adanya perbedaan
antara perkiraan penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya yang diteliti. Ha bertujuan
memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan keadaan sesungguhnya yang
Pembentukan suatu hipotesis memerlukan teori-teori maupun hasil penelitian terlebih
dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang diusulkan. Dalam membentuk hipotesis ada
beberapa hal yang dipertimbangkan:
1) Hipotesis nol dan hipotesis alternative yang diusulkan
2) Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed atau two tailed) 3) Penentuan nilai hitung statistik
4) Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang diusulkan
Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis
ini antara lain:
1) Ho : = = . . . = = 0
Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan
variabel tak bebas
Ha : Minimal satu parameter koefisien regresi Terdapat hubungan
fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas
2) Pilih taraf α yang diinginkan
3) Hitung statistik dengan menggunakan persamaan
4) Nilai menggunakan daftar table F dengan taraf signifikansi α
5) Kriteria pengujian : jika , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2.5 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai dikatakan baik jika
berada diatas 0,5 karena nilai berkisar antara 0 dan 1. Pada umumnya model regresi linier
berganda dapat dikatakan layak dipakai untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen
dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model.
Koefisien determinasi dapat dihitung dari:
=
Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu
Harga diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing-masing variabel
yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga hanya
disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.
2.6 Uji Korelasi
Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan
hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji korelasi tidak membedakan
jenis variabel (tidak ada variabel dependen maupun independen). Keeratan hubungan ini
Kendall. Jika sampel data lebih dai 30 (sampel besar) dan kondisi data normal, sebaiknya
menggunakan korelasi Pearson (karena memenuhi asumsi parametrik). Jika jumlah sampel kurang
dari 30 (sampel kecil) dan kondisi data tidak normal maka sebaiknya menggunakan korelasi
Spearman atau Kendall (karena memenuhi asumsi non-parametrik).
2.6.1 Koefisien Korelasi
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan (keeratan)
suatu hubungan antar variabel. Koefisien korelasi biasanya disimbolkan dengan r.
Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga variabel
bebas , yaitu:
2. Koefisien korelasi antara Y dengan
4. Koefisien korelasi antara Y dengan
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah
plus (+) atau minus (-) yang menunjukan arah korelasi. Makna sifat korelasi:
1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang searah (korelasi
positif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain
juga mengalami kenaikan dan demikian juga sebaliknya.
2. Tanda negatif (-) pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang berlawanan arah
(korelasi negatif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan maka nilai variabel
yang lain juga mengalami penurunan dan demikian juga sebaliknya.
Untuk lebih memudahkan mengetahui bagaimana sebenarnya derajat keeratan antara
variabel-variabel tersebut, dapat dilihat pada rumus berikut :
-1,00 ≤ r ≤ -0,80 berarti korelasi kuat
-0,79 ≤ r ≤ -0,50 berarti korelasi sedang
-0,49 ≤ r ≤ 0,49 berarti korelasi lemah
0,50 ≤ r ≤ 0,79 berarti korelasi sedang
0,80 ≤ r ≤ 1,00 berarti korelasi kuat
Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan derajat hubungan antar dua variabel.
dengan tiga atau lebih variabel disebut sebagai korelasi berganda. Korelasi dapat bersifat linier
atau non linier.
2.7 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui bagaimana keberartian setiap variabel bebas dalam regresi, perlu diadakan
pengujian tersendiri mengenai koefisien-koefisien regresi. Misalkan populasi memiliki model
regresi linier berganda :
yang berdasarkan sebuah sampel acak berukuran n ditaksir oleh regresi berbentuk:
Akan dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk:
Ho :
Ha :
Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran jumlah
kuadrat-kuadrat ∑ dengan dan koefisien korelasi ganda antara masing-masing variabel
bebas X dengan variabel tak bebas Y dalam regresi yaitu
Dengan besaran-besaran ini dibentuk kekeliruan baku koefisien b, yakni :
Dimana:
∑
Selanjutnya dihitung statistik:
Dengan kriteria pengujian: jika , maka tolak Ho dan jika , maka
terima Ho yang akan berdistribusi t dengan derajat kebebasan dk = (n-k-1) dan
BAB 3
GAMBARAN UMUM
3.1 Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun
2006).
Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia
dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk
menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat
ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat.
Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus ditetapkan
sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal
kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik ini
memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pengguna jalan.
3.2 Klasifikasi Kendaraan
Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni
perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis kendaraan dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Mobil penumpang (Passenger Car)
Jenis kendaraan pribadi dengan daya angkut lebih kecil dari 12 orang, termasuk
didalamnya jeep, sedan, dan lain-lain.
2. Mobil Bus (Bus)
Semua jenis kendaraan penumpang yang daya angkutnya lebih besar dari 12 orang
termasuk didalamnya Pick Up.
3. Mobil gerobak (Truck wagon)
Semua jenis truk yang mempunyai roda 4 keatas, termasuk mobil tangki.
4. Sepeda motor (Motor Cycle)
Semua jenis kendaraan bermotor beroda 2, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Vespa, dan
3.3 Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya
Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan berserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41, 42, 43, dan 44 Tahun 1993
(pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tentang Prasarana Lalu lintas),
kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak di sangka – sangka dan tidak
disengaja melibatkan kendaraan yang sedang bergerak dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya,
mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.
Didalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Korban Meninggal
Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai akibat
Kecelakaan Lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 3 hari setelah kecelakaan tersebut.
2. Korban Luka Berat
Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau
dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadinya kecelakaan.
3. Korban Luka Ringan
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban
meninggal dan korban luka berat.
3.4 Jenis dan Bentuk Kecelakaan
Kecelakaan Lalu Lintas dapat digolongkan atas 3 jenis menurut akibat dari kecelakaan tersebut
1. Kecelakaan dengan korban meninggal
2. Kecelakaan dengan korban luka-luka
3. Kecelakaan dengan kerugian dan kerusakan kendaraan.
PT Jasa Marga mengelompokkan jenis tabrakan yang melatarbelakangi terjadinya
kecelakaan lalu lintas menjadi :
1. Tabrakan depan – depan
Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana keduanya saling
beradu muka dari arah yang berlawanan, yaitu bagian depan kendaraan yang satu dengan
bagian depan kendaraan lainnya.
2. Tabrakan depan – samping
Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian depan
kendaran yang satu menabrak bagian samping kendaraan lainnya.
3. Tabrakan samping – samping
Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian samping
kendaraan yang satu menabrak bagian yang lain.
4. Tabrakan depan – belakang
Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian depan
kendaraan yang satu menabrak bagian belakang kendaraan di depannya dan kendaraan
tersebut berada pada arah yang sama.
5. Menabrak penyeberang jalan
Adalah jenis tabrakan antara kendaraan yang tengah melaju dan pejalan kaki yang sedang
menyeberang jalan.
Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju mengalami kecelakaan
sendiri atau tunggal.
7. Tabrakan beruntun
Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak mengakibatkan
terjadinya kecelakaan yang melibatkan lebih dari dua kendaraan secara beruntun.
8. Menabrak obyek tetap
Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak obyek tetap dijalan
3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas
Faktor - faktor penyebab kecelakaan terdiri dari : faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan,
dan faktor lingkungan.
1. Faktor Manusia
Pelanggaran atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti ugal-ugalan,
pengemudi dalam kondisi tidak sadar atau terpengaruh alkohol, karena pejalan kaki,
seperti menyeberang jalan tidak hati-hati.
2. Faktor kendaraan
Kendaraan yang digunakan untuk memenuhi standar kendaraan yang baik, seperti tanpa
rem yang baik, tanpa lampu penerangan, tanpa lampu tangan tanda berbahaya.
3. Faktor jalan
Jalan yang dilalui kendaraan kurang baik seperti kurangnya lebar badan jalan sehingga
4. Faktor lingkungan
Lingkungan juga dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan misalnya pada saat adanya
kabut, asap tebal, penyeberang, hewan, genangan air, material di jalan atau hujan lebat
menyebabkan daya pandang pengemudi sangat berkurang untuk dapat mengemudikan
kendaraannya secara aman.
3.6 Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor
Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor antara lain:
1. Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu lintas wajib :
a. Menghentikan kendaraannya,
b. Menolong orang yang menjadi korban kecelakaan,
c. Melaporkan kecelakaan tersebut pada Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia
terdekat.
2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada no. 1 oleh karena
keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan kententuan sebagaimana dimaksudkan pada
no. 1 huruf a dan b, kepadanya tetap diwajibkan segera melaporkan diri kepada Pejabat
Polisi Negara Republik Indonesia terdekat.
3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh
penumpang atau pemilik barang atau pihak ketiga, yang timbul karena kelalaian atau
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 1992 tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan
BAB 4
ANALISIS DATA
4.1 Data yang diperoleh
Data merupakan alat untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu persoalan. Salah
satu kegunaan data adalah untuk memberikan informasi mengenai gambaran tentang suatu
keadaan permasalahan.
Untuk membahas dan memecahkan permasalahan tentang faktor-faktor yang
memepengaruhi kecelakaan lalu lintas, maka penulis mengumpulkan data yang berhubungan
dengan permasalahan tersebut. Data yang akan dianalisis dalam tugas akhir ini adalah data
sekunder yang dikumpulkan dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera
Utara Direktorat Lalu Lintas mengenai jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Toba Samosir
Tabel 4.1 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor-Faktor kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011
No BULAN
FAKTOR-FAKTOR KECELAKAAN JUMLAH KECELAKAAN MENGANTUK TIDAK TERTIB KECEPATAN TINGGI
1 JANUARI
0
5
0
5
2 FEBRUARI
0
4
0
4
3 MARET
0
1
8
9
4 APRIL
0
1
4
5
5 MEI
0
1
6
7
6 JUNI
0
2
3
5
7 JULI
0
4
2
6
8 AGUSTUS
0
1
5
6
9 SEPTEMBER
1
0
7
8
10 OKTOBER
0
9
5
15
11 NOVEMBER
1
3
3
7
12 DESEMBER
0
9
3
12
JUMLAH
2
40
46
89
Sumber: Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas
Untuk memperoleh model yang cocok dalam menduga tingkat kecelakaan lalu lintas
berdasarkan faktor-faktor penduga tersebut maka penulis menggunakan analisis regresi dengan 1
variabel terikat (dependent variable) dan tiga variabel bebas (independent variable).
Dimana:
: Jumlah kecelakaan lalu lintas
: Jumlah Kecelakaan lalu lintas karena Mengantuk
: Jumlah Kecelakaan lalu lintas karena Tidak Tertib
[image:38.595.70.511.132.395.2]4.2Persamaan Regresi Linier Berganda
Sebelum membentuk persamaan regresi linier berganda maka terlebih dahulu kita harus
menghitung koefisien-koefisien regresinya. Koefisien-koefisien regresinya dapat kita cari
berdasarkan tabel 4.1.
[image:39.595.70.455.341.573.2]Persamaan regresinya adalah:
Tabel 4.2 Nilai-nilai koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
No.
1
5
0
5
0
0
25
0
2
4
0
4
0
0
16
0
3
9
0
1
8
0
1
64
4
5
0
1
4
0
1
16
5
7
0
1
6
0
1
36
6
5
0
2
3
0
4
9
7
6
0
4
2
0
16
4
8
6
0
1
5
0
1
25
9
8
1
0
7
1
0
49
10
15
0
9
5
0
81
25
11
7
1
3
3
1
9
9
12
12
0
9
3
0
81
9
Sambungan tabel 4.2
No.
1
0
0
0
0
25
0
2
0
0
0
0
16
0
3
0
0
8
0
9
72
4
0
0
4
0
5
20
5
0
0
6
0
7
42
6
0
0
6
0
10
15
7
0
0
8
0
24
12
8
0
0
5
0
6
30
9
0
7
0
8
0
56
10
0
0
45
0
135
75
11
3
3
9
7
21
21
12
0
0
27
0
108
36
Jumlah
3
10
118
15
366
379
Dari tabel tersebut diperoleh harga-harga sebagai berikut:
n = 12 = 3
= 89 = 10
= 2 = 118
= 40 = 15
= 46 = 366
= 2 = 379
= 236
Rumus umum persamaan regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas yaitu:
Dan diperoleh melalui persamaan-persamaan berikut:
n + +
+
+
+
Harga-harga yang telah diperoleh disubstitusikan kedalam bentuk persamaan tersebut
maka didapatkan:
86 = 12 + 2 + 40 + 46
31 = 2+ 2 + 3 + 10
371 = 40 + 3 + 236 + 118
252 = 46 + 10 + 118 + 246
Setelah persamaan diatas diselesaikan, maka diperolehlah nilai koefisien-koefisien linier
bergandanya antara lain:
= - 0.368
= 0.985
= 1.073
Dari koefisien-koefisien yang diperoleh dibentuklah model persamaan regresi linier berganda:
4.3 Uji Keberartian Regresi
Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan terlebih dahulu
diperiksa setidak-tidaknya mengenai kelinieran dan keberartiannya. Perumusan hipotesisnya
adalah:
Ho : = = . . . = = 0
Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas yaitu mengantuk, tidak
tertib, dan kecepatan tinggi dengan variabel tak bebas yaitu jumlah kecelakaan lalu lintas.
Ha : Minimal satu parameter koefisien regresi Terdapat hubungan fungsional yang
signifikan antara variabel bebas yaitu mengantuk, tidak tertib, dan kecepatan tinggi dengan
variabel tak bebas yaitu jumlah kecelakaan lalu lintas.
Kriteria pengujian : jika , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Sebaliknya jika , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Untuk menguji model regresi yang terbentuk, diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK)
yaitu JK untuk regresi ( ) dan JK untuk sisa ( ) yang akan didapatkan setelah mengetahui
Nilai , , dan y diperoleh dari tabel 4.3 berikut:
Tabel 3.3 : Nilai-nilai yang diperlukan untuk uji keberartian regresi
No.
1
5
0
5
0
-0,42
1,67
-3,83
-2,2
2
4
0
4
0
-0,42
0,67
-3,83
-3,2
3
9
0
1
8
-0,42
-2,33
4,17
1,83
4
5
0
1
4
-0,42
-2,33
0,17
-2,2
5
7
0
1
6
-0,42
-2,33
2,17
-0,2
6
5
0
2
3
-0,42
-1,33
-0,83
-2,2
7
6
0
4
2
-0,42
0,67
-1,83
-1,2
8
6
0
1
5
-0,42
-2,33
1,17
-2,2
9
8
1
0
7
0,58
-3,33
3,17
0,83
10
15
0
9
5
-0,42
5,67
1,17
7,83
11
7
1
3
3
0,58
-0,33
-0,83
-1,2
12
12
0
9
3
-0,42
5,67
-0,83 3,83
Sambungan tabel 4.3:
No.
1
0,4028 -4,0278 9,2639 4,997 0,003 0 5,84032
0,5694 -2,2778 13,097 3,924 0,076 0,0058 11,6743
-0,264 -3,6944 6,5972 9,137 -0,137 0,0188 2,50694
0,4028 5,63889 -0,4028 4,921 0,079 0,0062 5,84035
0,0694 0,97222 -0,9028 7,029 -0,029 0,0008 0,17366
0,4028 3,22222 2,0139 4,94 0,06 0,0036 5,84037
0,2361 -0,9444 2,5972 6,032 -0,032 0,001 2,00698
0,2361 3,30556 -1,6528 5,975 0,025 0,0006 2,00699
0,4861 -1,9444 1,8472 7,995 0,005 0 0,340310
-1,264 42,9722 8,8472 14,559 0,441 0,1945 57,50711
-0,347 0,13889 0,3472 6,998 0,002 4E-06 0,173612
-0,764 25,9722 -3,8194 12,451 -0,451 0,2034 21,007∑
0,1667 69,3333 37,833 0,4348 114,92Dari tabel tersebut diperoleh nilai-nilai berikut:
∑ = 0.1667
∑ = 69.3333
∑ = 37.833
∑ = 0.4348
Sehingga diperoleh dua macam jumlah kuadrat-kuadrat yakni dan sebagai
= (0.985)( 0,1667) + )( 69,3333)+ ( 37,833)
= 0,16417 + 74,3947+ 39,876
=
= ∑ = 0.4348
Jadi dapat dicari dengan:
=
=
=
= 702.404
Untuk , yaitu nilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan derajat
kebebasan pembilang = k dan penyebut = n – k – 1, dan α = 5% = 0.05 maka =
= 4.07.
Dengan demikian dapat lihat bahwa nilai (702.404) > (4.07), maka
ditolak dan diterima. Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas , bersifat nyata
yang berarti bahwa jumlah kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh faktor Mengantuk, tidak
tertib, kecepatan tinggi secara bersama-sama berpengaruh terhadap terjadinya tingkat kecelakaan
4.4 Koefisien Determinasi
Dari tabel 4.3 dapat dilihat harga ∑ = dan nilai = telah dihitung
sebelumnya, maka diperoleh nilai koefisien determinasi:
0.996
Untuk koefisien korelasi ganda maka:
R =
R =
R = 0.998
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0.998 yang menunjukkan
bahwa korelasi antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y berhubungan secara positif
dengan tingkat yang tinggi. Adapun nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar 0.996 yang
berarti sekitar 99.6% tingkat kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh faktor mengantuk, tidak tertib
dan kecepatan tinggi. Sedangkan sisanya sebesar 0.4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4.5 Koefisien Korelasi
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka dari tabel
1. Koefisien korelasi antara tingkat kecelakaan lalu lintas (Y) dengan Jumlah kecelakaan lalu
lintas yang disebabkan oleh faktor Mengantuk.
=
=
=
= 0,0172
2. Koefisien korelasi antara tingkat kecelakaan lalu lintas (Y) dengan Jumlah kecelakaan lalu
3. Koefisien korelasi antara tingkat kecelakaan lalu lintas (Y) dengan Jumlah kecelakaan lalu
lintas yang disebabkan oleh faktor Kecepatan Tinggi.
= 0.4228
Dari perhitungan koefisien korelasi baik antara variabel bebas terhadap variabel tak bebas
maupun antara sesama variabel bebas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. = 0,0172, ; variabel X1 berkorelasi Lemah terhadap variabel Y
2. = ; variabel X2berkorelasi Sedang terhadap variabel Y
3. = 0.4228, ; variabel X3 berkorelasi Lemah terhadap variabel Y
4.6 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui bagaimana keberartian setiap variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut,
maka perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai koefisien-koefisien regresinya.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis pengujian
Ho :
Terdapat pengaruh yang signifikan antara koefisien X1, X2, dan X3 terhadap Y
Ha :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara koefisien X1, X2, dan X3 terhadap Y
2. Taraf nyata (signifikansi) α = 0,05
3. Dengan kriteria pengujian: jika , maka tolak Ho dan jika
.
4. Ambil kesimpulan berdasarkan hasil pengujian.
Untuk melakukan pengujian diperlukan rumus:
=
dimana,
0.05435
∑
=
=
=
= 0.026
=
= 0.021
Kemudian didapatkan nilai distribusi student
=
=
= 5.204
=
= 41.413
=
= 34.083
Untuk taraf nyata α = 0.05 dan derajat kebebasan dk = (n-k-1) = (12-3-1) = 8 dari tabel
(2.31) ; (41.413) > (2.31); (34.083) > (2.31), sehinggah ditolak untuk
koefisien regresi berganda dan . Ini berarti bahwa untuk prediksi tingkat kecelakaan
lalu lintas mengantuk, tidak tertib dan kecepatan tinggi memberikan pengaruh yang berarti
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah tahapan hasil desain tertulis kedalam programming dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi ataupun prosedur untuk menyelesaikan desain system, yang mana dalam hal ini implementasi sistem digunakan untuk
menganalisa data-data yang dianggap mempengaruhi tingkat kecelakaan lalu lintas diKabupaten
Toba Samosir Tahun 2011.
Adapun implementasi yang digunakan untuk menganalisa hubungan ataupun pengaruh
tingkat kecelakaan lalu lintas adalah SPSS. Diharapkan dengan menggunakan SPSS ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam hal:
1. Pemahaman elemen dari lembar kerja SPSS
2. Menganalisa data dan lembar kerja
3. Kreasi dan modifikasi grafik
5.2 Peranan Komputer dalam Statistika
Komputer memegang peranan yang sangat penting dalam statistika. Komputer berkerja secara
efisien dalam pengolahan data memunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Jumlah Input yang besar
Jumlah input yang besar akan dapat diolah komputer dengan mudah semudah kita
mengolah data yang jumlahnya sedikit sehingga komputer akan dapat bekerja secara
efisien pada pengolahan data dengan menggunakan input yang besar.
2. Proyek yang repetitif
Perintah pengolahan yang berulang-ulang akan lebih efisien dengan menggunakan
komputer, karena disini pemerintah hanya dilakukan satu kali kemudian diulang-ulang (di
copy) untuk menjalankan perintah yang lain.
3. Diperlukan kecepatan tinggi
komputer dapat melakukan proses pengolahan jumlah data yang besar dalam waktu yang
singkat. Jumlah data yang besar dan sedikit akan sama cepatnya diolah oleh komputer,
yang membedakannya hanya pada proses pemasukkan data saja.
4. Diperlukan ketepatan yang tinggi
Komputer yang telah terprogram dengan benar akan melakukan proses pengolahan yang
tepat. Kesalahan informasi yang mungkin dihasilkan hanya terjadi pada proses
5. Pengolahan hal yang kompleks
Hubungan antar fenomena yang kompleks akan dapat dipecahkan dengan menggunakan
komputer dalam waktu yang tepat dan cepat.
SPPS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa
Standford University, yang dioperasikan pada komputer mainframe. SPSS yang tadinya ditujukan
bagi pengolah data statistik untuk ilmu sosial (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the social sciences), sekarang diperluas untuk melayani berbagai user, seperti untuk proses produksi dipabrik, riset ilmu-ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang kepanjangan SPSS
adalah Statistical Product and services Solutions. Kelebihan program ini adalah kita dapat melakukan secara lebih cepat semua perhitungan statistik dari yang sederhana sampai yang rumit
sekalipun yang jika kita lakukan secara manual akan memakan waktu yang lebih lama.
5.3 Pengolahan Data dengan SPSS
1. Memulai SPSS pada Window yaitu sebagai berikut:
1. Pilih menu Start dari Windows
2. Selanjutnya pilih menu program
Tampilannya adalah sebagai berikut:
Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 17.0
Maka SPSS siap untuk dipergunakan. Jika ingin membuka File, pilih nama file yang
disimpan dan Klik Open. Jika akan memulai mendesain variavel dan akan memasukkan data, pilih
Cancel.
2. Memasukkan data kedalam SPSS
SPSS Data Editor mempunyai 2 tipe lingkungan kerja yaitu: Data View dan Variabel View. Untuk
menyusun definisi variabel, posisi tampilan SPSS Data Editor pilih Variabel View. Lakukan
dengan mengklik tab Sheet variabel view yang berada di bagian kiri bawah atau langsung
Gambar 5.2 Tampilan Jendela Variabel View dalam SPSS
Pada tampilan jendela Variabel View terdapat kolom-kolom berikut:
Name : untuk memasukkan nama variabel yang akan diuji
Type : untuk mendefinisikan tipe variabel apakah bersifat numeric atau string
Width : untuk menuliskan panjang pendek variabel
Decimal : untuk menuliskan jumlah decimal dibelakang koma
Label : untuk menuliskan label variabel
Values : untuk menuliskan nilai kuantitatif dari variabel yang skala pengukurannya
ordinal atau nominal bukan Scale
Missing : untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong
Columns : untuk menuliskan lebar kolom
Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri, atau tengah penempatan teks atau
angka di Data View
Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal, ordinal,
3. Melakukan pemasukkan (entri) data dengan mengklik pada icon data view.
Gambar 5.3 Tampilan pemasukkan data pada icon data view
5.4Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Regression dan klik Linear
Gambar 5. 4 Pilih Analyze, Regression, Linear
2. Setelah itu akan muncul kotak dialog Linear Regression, pada kotak dialog ini akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji. Masukkan variabel tak bebas Y (jumlah
kecelakaan lalu lintas) pada kotak Dependent, dan variabel tak bebas X (Mengantuk, tidak
tertib, Kecepatan tinggi) pada kotak Independent seperti gambar berikut:
[image:58.595.91.448.467.688.2]3. Klik kotak Statistics pada kotak dialog Linear Regression, kemudian aktifkan Estimate,
Model fit, Descriptive dan Casewise diagnostics, lalu klik Continue untuk melanjutkan.
4. Selanjutnya klik OK pada kotak dialog Linear Regression.
5.5Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi
Langkah-Langkahnya adalah Sebagai berikut:
1. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Correlate dan klik
[image:59.595.70.493.403.599.2]Bivariate seperti gambar berikut:
Gambar 5.6 Pilih Analyze, Correlate, Bivariate
3. Pada kolom Correlation Coefficients aktifkan Pearson, pada kolom Test of Signifikance aktifkan Two-Tailed dan Flag Significant correlations, lalu klik OK seperti gambar
[image:60.595.89.442.197.373.2]berikut:
BAB 6
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan antara
lain:
1. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh model persamaan linier
ganda yaitu:
2. Dengan taraf kepercayaan α=0,05; derajat kebebasan (degree of independent)
= 3 dan = n-k-1 = 12-3-1 = 8, diperoleh = 4.07 dan dari
perhitungan diperoleh = 702.404 maka (702.404) > (4.07), maka
ditolak dan diterima. Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas ,
bersifat nyata yang berarti bahwa jumlah kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh
faktor mengantuk, tidak tertib, kecepatan tinggi secara bersama-sama berpengaruh
3. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0.998 yang menunjukkan
bahwa korelasi antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y berhubungan secara
positif dengan tingkat yang tinggi. Adapun nilai koefisien determinasi diperoleh
sebesar 0.996 yang berarti sekitar 99.6% tingkat kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh
faktor mengantuk, tidak tertib dan kecepatan tinggi. Sedangkan sisanya sebesar 0.4%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4. Dari perhitungan koefisien korelasi baik antara variabel bebas terhadap variabel tak bebas
maupun antara sesama variabel bebas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
= 0,0172, ; variabel X1 berkorelasi Lemah terhadap variabel Y
= ; variabel X2berkorelasi Sedang terhadap variabel Y
= 0.4228, ; variabel X3 berkorelasi Lemah terhadap variabel Y
Maka faktor yang berpengaruh terhadap tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas di
Kabupaten Toba Samosir adalah Faktor Tidak tertib.
5. Dari hasil perhitungan untuk taraf nyata α = 0.05 dan derajat kebebasan dk = (n-k-1) =
(12-3-1) = 8 dari tabel distribusi student t diperoleh = = 2.31. maka dapat
dilihat bahwa nilai (5.204) (2.31) ; (41.413) > (2.31); (34.083) >
(2.31), sehinggah ditolak untuk koefisien regresi berganda dan . Ini
berarti bahwa untuk prediksi tingkat kecelakaan lalu lintas mengantuk, tidak tertib dan
kecepatan tinggi memberikan pengaruh yang berarti terhadap tingkat kecelakaan lalu
6.2 Saran
1. Untuk mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas sebaiknya kendaraan bermotor baik roda
empat maupun roda dua sebaiknya mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan berhati-hati saat
mengendarai kendaraan bermotor. Juga diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah
Kabupaten Toba Samosir seperti pihak Satlantas dan Dinas perhubungan demi mengurangi
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, 1992. Metoda Statistika Edisi Ke-6. Bandung: Tarsito
Ronald E Walpole. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Usman,H, Dkk. 1995. Pengantar Statistik. Cetakan Pertama . Jakarta: Bumi Aksara
Panduan Tatacara Penulisan Tugas Akhir.2005.Dokumen Nomor Akad/05/2005.Medan : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Tabel Jumlah Kecelakaan Berdasarkan faktor-faktor kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Toba Samosir tahun 2011.
No BULAN
FAKTOR-FAKTOR KECELAKAAN JUMLAH KECELAKAAN MENGANTUK TIDAK TERTIB KECEPATAN TINGGI
1 JANUARI 0 5 0 5
2 FEBRUARI 0 4 0 4
3 MARET 0 1 8 9
4 APRIL 0 1 4 5
5 MEI 0 1 6 7
6 JUNI 0 2 3 5
7 JULI 0 4 2 6
8 AGUSTUS 0 1 5 6
9 SEPTEMBER 1 0 7 8
10 OKTOBER 0 9 5 15
11 NOVEMBER 1 3 3 7
12 DESEMBER 0 9 3 12
JUMLAH 2 40 46 89
Medan, 18 Juni 2012 A.n. KASUBDIT BI N GAKKUM KANIT I I SIE LAKA POLDASU
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA
Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050, Fax (061) 8214290 Medan 20155
SURAT KETERANGAN
Hasil Uji Implementasi Sistem Tugas Akhir
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program
Diploma III Statistika :
Nama Mahasiswa : Putri Puspa Sari
Nomor Induk Mahasiswa : 092407088
Judul Tugas Akhir : Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecelakaan
Lalu Lintas Di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011.
Telah melaksanakan test program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di atas pada tanggal :
Juni 2012
Dengan Hasil : Sukses / Gagal
Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau
Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU Medan.
Medan, Juni 2012
Dosen Pembimbing,
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA
Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050, Fax (061) 8214290 Medan 20155
KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA
Nama Mahasiswa : Putri Puspa Sari Nomor Induk Mahasiswa : 092407088
Judul Tugas Akhir : Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011 Dosen Pembimbing : Drs. Djakaria Sebayang, M.Si
Tanggal Mulai Bimbingan : Tanggal Selesai Bimbingan :
No. Tanggal Asistensi Bimbingan
Pembahasan Asistensi Pada Bab
Paraf Dosen
Pembimbing Keterangan 1 2 3 4 5 6 7
*Kartu ini harap dikembalikan ke Jurusan Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai
Diketahui oleh,
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing