• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Stres Pekerjaan Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Stres Pekerjaan Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA – 1 MEDAN

ANALISIS PENGARUH STRES PEKERJAAN TERHADAP PERILAKU PRODUKTIF KARYAWAN PADA PT INFOMEDIA CALL CENTER

116 TELKOMSEL MEDAN

SKRIPSI Diajukan Oleh:

ALUSIANA SITINJAK 070521116

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

ABSTRAK

Alusiana Sitinjak (2010) ”Analisis Pengaruh Stres Pekerjaan Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan”. Pembimbing DR. Elisabeth Siahaan,SE,MEc. Ketua Departemen Manajemen Prof.DR. Ritha F. Dalimunthe,SE,MSi. Penguji I Dra. Lucy Anna,MSi. Penguji II Dra. Komariah Pandia,Msi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sumber-sumber stres pekerjaan yang terdiri atas: konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, sikap pimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku produktif karyawan pada perusahaan PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Peneliti juga menggunakan uji validitas dan reliabilitas instrumen dan uji asumsi klasik dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for windows. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menggunakan 30 responden sebagai sampel dalam uji validitas dan reliabilitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja terhadap perilaku produktif karyawan mempunya pengaruh positif signifikan pada PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan. Berdasarkan identifikasi koefisien determinan diperoleh bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 22,3% sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk ke dalam penelitian ini.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Bapa di surga yang telah melimpahkan

berkat dan kasih-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan suatu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Dalam menyelesaikan skripsi ini, disadari

bahwa banyak terdapat kekurangan, karena itu saran dan kritik yang membangun

sangat diharapkan untuk penulisan yang lebih baik lagi.

Dalam menyusun skripsi ini, banyak bantuan yang diperoleh dari berbagai

pihak sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Untuk itu ucapan terima kasih

diberikan sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Jhon Tafbu Ritonga, MEc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof.DR. Ritha F. Dalimunthe,SE,MSi, selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Erawati.MBA., selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu DR. Elisabeth Siahaan,SE,MEc.,selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan, bimbingan dan

masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra.Lucy Anna,MSi., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

(4)

6. Ibu Dra.Komariah Pandia,MSi., selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf pegawai dan administrasi di Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Syafrijal Helmi Situmorang selaku Dosen Wali Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Sonni Wibowo selaku Manajer Operasional PT Infomedia Call Center

116 Telkomsel Medan.

10.Seluruh Karyawan dan seluruh Caroline Officer pada PT Infomedia Call

Center 116 Telkomsel Medan yang telah meluangkan waktu dan bantuan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Kedua orangtua yang terkasih, Ayahanda H. Sitinjak (Alm) dan terkhusus

Ibunda tersayang N. Simatupang, yang telah memberikan hati, kasih dan

sayang serta pengertian-pengertian yang sangat berarti. Keluarga tercinta,

Santo Sitinjak dan Irwan Sitinjak.

12.Teman-teman kuliah terkhusus stambuk 2007 di Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara, Cinda, Mariaty, Mei, Sondang, Eva, Kak Lastri,

kak Deby yang telah memberikan tawa, canda dan suka serta berbagi duka

bersama selama kuliah.

13.Anggota Scuba Ungu Mapagratwa Polmed yang tetap dapat memberikan

pengalaman-pengalaman hebat selama ini.

14.Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut dalam membantu

(5)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, sehingga saran dan

kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penulisan yang lebih baik lagi.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2010

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis Penelitian ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metodologi dan Analisis Penelitian ... 8

1. Batasan Operasional ... 8

2. Definisi Operasional Variabel ... 9

3. Skala Pengukuran Variabel ... 13

4. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 13

5. Populasi dan Sampel ... 14

6. Teknik Pengumpulan Data ... 15

7. Jenis dan Sumber Data... 16

8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 16

9. Metode Analisis Data ... 17

BAB II. URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 23

B. Landasan Teori ... 24

1. Pengertian Stres Kerja ... 24

2. Sumber-sumber Stres ... 25

3. Kiat Menghadapi Stres ... 28

4. Pengertian Perilaku Produktif ... 29

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Produktif ... 31

(7)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 37

B. Struktur Organisasi ... 39

C. Jenis Produk PT Infomedia Nusantara Call Center 116 Telkomsel Medan ... 42

D. Kondisi Kerja Karyawan PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan ... 43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 46

1. Uji Validitas ... 46

2. Uji Reliabilitas ... 49

B. Metode Deskriptif ... 49

1. Metode Deskriptif Responden... 49

2. Metode Deskriptif Variabel ... 52

C. Uji Asumsi Klasik ... 60

1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Multikolinieritas ... 61

3. Uji Heteroskedastisitas ... 62

4. Uji Autokorelasi ... 64

D. Analisis Regresi Linear Berganda ... 65

E. Pengujian Hipotesis ... 66

1. Uji Simultan (Uji-f) ... 66

2. Uji Partial (Uji-t) ... 67

3. Koefisien Determinan (R2) ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Pelaksanaan Jasa Layanan Call Center Telkomsel ... 5

1.2 Defenisi Operasional Variabel ... 11

4.1 Validitas Tiap Pertanyaan ... 47

4.2 Validitas Tiap Pertanyaan ... 48

4.3 Uji Reabilitas ... 49

4.4 Identitas Responden ... 52

4.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Konflik Kerja (X1) ... 52

4.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Beban Kerja (X2) ... 54

4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Waktu Kerja (X3) ... 55

4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sikap Pimpinan (X4) ... 57

4.9 Distribusi Tanggapan Responden Perilaku Produktif Karyawan (Y)... 58

4.10 Grafik Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 61

4.11 Uji Multikolinieritas ... 62

4.12 Uji Glejser ... 63

4.13 Uji Autokorelasi ... 64

4.14 Hasil Estimasi Regresi ... 65

4.15 Uji Simultan (Uji-F) ... 65

4.16 Uji Partial (Uji-t) ... 67

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 7

2.1 Model Stres Pekerjaan dalam Organisasi ... 28

2.2 Kurve hubungan U-terbalik antara stres dan produktivitas ... 35

3.1 Struktur Organisasi ... 39

4.1 Grafik Normal PP Plot ... 60

(10)

ABSTRAK

Alusiana Sitinjak (2010) ”Analisis Pengaruh Stres Pekerjaan Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan”. Pembimbing DR. Elisabeth Siahaan,SE,MEc. Ketua Departemen Manajemen Prof.DR. Ritha F. Dalimunthe,SE,MSi. Penguji I Dra. Lucy Anna,MSi. Penguji II Dra. Komariah Pandia,Msi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sumber-sumber stres pekerjaan yang terdiri atas: konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, sikap pimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku produktif karyawan pada perusahaan PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Peneliti juga menggunakan uji validitas dan reliabilitas instrumen dan uji asumsi klasik dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for windows. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menggunakan 30 responden sebagai sampel dalam uji validitas dan reliabilitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja terhadap perilaku produktif karyawan mempunya pengaruh positif signifikan pada PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan. Berdasarkan identifikasi koefisien determinan diperoleh bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 22,3% sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk ke dalam penelitian ini.

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pribadi yang produktif (productive person) ialah individu yang

menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya. Setiap kegiatan yang

meningkatkan kegunaan suatu benda disebut produktif. Seorang karyawan harus

memiliki tanggung jawab sosial, untuk itu ia harus senang berinteraksi, bergaul,

toleransi, terbuka sesama teman. Dia harus memiliki rasa empati, menolong orang

lain yang membutuhkan pertolongannya. Prilaku produktif ialah seseorang yang

memberikan kontribusi kepada lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif,

bertanggung jawab dan responsif dalam berhubungan dengan orang lain (Alma,

2000 : 55).

Produktifitas yang tinggi penting bagi perusahaan, karena produktifitas yang

tinggi erat kaitannya dengan sumber daya manusia sebagai elemen input yang

paling penting.

Kehidupan yang dihadapi kebanyakan orang saat ini adalah sulit untuk dapat

melepaskan diri dari pengaruh stres, baik di lingkungan kerja maupun di

lingkungan masyarakat. Bila anda hidup pada masa kini, kemungkinan besar anda

bukanlah orang yang asing dengan stres, situasi yang menimbulkan stres sangat

banyak ditempat kerja maupun dirumah dan mengambil korban dari kehidupan

anda. Penyakit, hubungan yang berantakan, dan kebiasaan berbahaya yang sulit

untuk dihentikan adalah gejala stres, perhatian terhadap kesehatan pekerja pada

(12)

perkembangan industri, perusahaan mulai memperhatikan kesehatan pekerja

dalam arti lebih luas yaitu terbebasnya pekerja dari kesehatan fisik maupun psikis.

Stres sendiri dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketegangan yang

mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang.

Stres dapat bersifat sementara atau jangka panjang, ringan atau berat, sangat

tergantung pada seberapa penyebabnya berlangsung. Stres yang terlalu besar

dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai

hasilnya, pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat

mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

Gejala ini menyangkut kesehatan fisik maupun kesehatan mental.

Orang-orang yang mengalami stres bisa menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran

kronis. Mereka menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat relaks, atau

menunjukkan sikap yang kooperatif, sedangkan menurut Miner (dalam

Gitosudarmo, 2000 : 60) penyebab timbulnya stress dalam organisasi dapat

dibedakan dalam dua kategori yaitu faktor yang bersumber di luar dan dari

individu itu sendiri. Penyebab stres yang bersumber dari luar dibedakan lagi

menjadi stres yang bersumber dari dalam organisasi dan dari luar organisasi.

Sumber stres yang berasal dari individu itu sendiri, seperti kepribadiannya,

kebutuhan, nilai, tujuan, umur, dan kondisi kesehatan.

Pembedaan antara stres pada pekerjaan dan stress di rumah sebenarnya

merupakan perbedaan yang terlalu dibuat-buat. Sumber stres yang berasal dari

pekerjaan juga merupakan sumber stres pada kegiatan yang tidak berhubungan

dengan pekerjaan. Stres yang dialami orang pada waktu bekerja mengakibatkan

(13)

pribadi). Sehingga akan menyebabkan ketidakharmonisan dalam keluarga dan

tentu saja juga menjadi sumber stres dalam pekerjaan sehingga dapat mempunyai

pengaruh negatif terhadap hasil kerja (kinerja) dan hubungan terhadap rekan kerja

maupun lingkungan sekitar.

Perusahaan PT. TELKOMSEL bekerjasama dengan perusahaan

Outsourching yaitu PT. Infomedia Nusantara dan kemudian bekerjasama lagi

dengan empat outsourching sehingga memiliki sistem kerja full outsourching.

Keempat outsourching tersebut adalah PT.Supraco Indonesia, PT. Media prima,

PT. Intrias Mandiri Sejati (IMS) dan PT. Outsorsindo Indonesia, yang kemudian

mempekerjakan karyawan sebagai Caroline Office ataupun Call Center.

Para caroline officer dalam melaksanakan tugasnya, menangani langsung

konsumen melalui nomor 116 dari handphone yang menggunakan kartu simpati

dan kartu as memerlukan keterampilan dan ketelitian kerja. Tugas-tugasnya

adalah menangani setiap keluhan (complain), permintaan dan informasi yang

berhubungan dengan produk dan layanan Telkomsel. Agar tercapai kepuasaan

pelanggan, maka lingkungan tempat karyawan bekerja diperlukan perhatian yang

serius, karena faktor ini dapat mempengaruhi kondisi karyawan baik fisik maupun

mental. Kondisi lingkungan yang kurang memenuhi, seperti alat kerja yang

kurang baik, ruangan kerja yang tidak bersih, kondisi suhu ruangan yang tidak

stabil dan lain sebagainya dapat berdampak pada kondisi dan hasil kerja.

Perangkat kerja yang tidak memenuhi kualitas, misalnya komputer yang lambat,

call master dan headset yang tidak berfungsi dengan baik dapat mempengaruhi

kualitas kerja karyawan. Keadaan suhu udara yang terlalu panas dan juga dingin,

(14)

menimbulkan rasa pengap sehingga karyawan cepat mengalami kelelahan, ini

juga berpengaruh pada kondisi dan hasil kerjanya. Faktor pekerjaan meliputi

adanya konflik peran (orang yang memiliki beberapa peran yang saling

bertentangan), tidak jelasnya tugas dan tanggung jawab seseorang, beban tugas

yang melebihi batas kemampuan seseorang, rasa tanggung jawab yang terlalu

tinggi terhadap tugas, dan adanya desakan waktu untuk penyelesaian suatu tugas.

Sedangkan faktor diluar organisasi antara lain seperti : keadaan keluarga yang

tidak harmonis, hubungan dengan masyarakat yang kurang baik serta kondisi

keuangannya.

Disini terlihat jelas bahwa faktor-faktor seperti diri pribadi, pekerjaan, rekan

kerja dan yang terakhir keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku karyawan

khususnya dalam hal ini karyawan yang ada pada perusahaan Call Center PT

Telkomsel, yang juga tentunya mempunyai potensi besar untuk mengalami stress

bila tidak mampu menyeimbangkan faktor-faktor diatas dengan baik. Karena

karyawan yang bertugas sebagai caroline officer ini mempunyai kegiatan kerja

yang cenderung sama yaitu memberikan pelayanan kepada pelanggan sesuai

dengan kebutuhan pelanggan mengenai produk dan layanan Telkomsel, baik itu

mengenai keluhan, permintaan dan informasi, dengan target sesuai dengan

keinginan konsumen dan dalam proses pengerjaannya sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP). Oleh karena itu, cukup menarik untuk meneliti atau

mengkaji lebih lanjut mengenai gambaran stres kerja yang dialami oleh karyawan,

khususnya karyawan yang ada pada Call Center PT Telkomsel, serta untuk

mengetahui sejauh mana tekanan-tekanan yang terjadi ditempat kerja yang akan

(15)

memudahkan untuk mengatasinya atau paling tidak untuk meminimalkan

tekanannya.

Untuk itu seharusnya perusahaan memperhatikan keinginan para karyawan

sehingga tidak menimbulkan keluhan-keluhan, karena akan berdampak pada

hal-hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan, seperti konsekuensi yang timbul dan

bersifat tidak langsung adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat

produktivitas, dan secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi

hingga turnover. Permasalahan tersebut perlu mendapatkan penanganan yang

serius agar kedua belah pihak sama-sama diuntungkan, yaitu pihak perusahaan

dan pihak karyawan.

Tabel 1. 1

Performansi Pelaksanaan Jasa Layanan Call Center Telkomsel

Periode Tahun 2009 Target Realisasi

Januari 90 % 104,14%

Februari 90% 101,03%

Maret 90% 101,98%

April 90% 101,88%

Mei 90% 99,29%

Juni 90% 98,21%

Juli 90% 94,80%

Agustus 90% 97,53%

September 90% 85,08%

Oktober 90% 93,68%

November 90% 93,27%

Desember 90% 94,21%

Sumber : PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan

Dari Tabel 1.1 tergambar besarnya performansi ataupun kinerja call center

di PT Infomedia untuk call center Telkomsel Medan. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat

bahwa performansi call center Telkomsel ini setiap periode (bulan) pada tahun

2009 mencapai target sebesar 90%, namun mengalami penurunan dalam

(16)

tersebut yaitu tingkat stres kerja para karyawan. Banyaknya masalah kebijakan

dari perusahaan juga dapat menyebabkan stres dalam organisasi, seperti

perubahan jadwal kerja yang tidak dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan

karyawan dan kondisi lingkungan di luar perusahaan seperti keluarga yang dapat

menyebabkan kondisi stres karyawan menjadi tidak stabil.

Stres kerja dapat mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga

individu jika tingkat sres sudah berada pada tingkat tinggi atau stres ringan yang

berkepanjangan akanmembuat menurunnya kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

lebih jauh tentang “Analisis Pengaruh Stres Pekerjaan terhadap Perilaku Produktif

Karyawan pada PT Infomedia Call Center 116 PT Telkomsel Medan”.

B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut : “Apakah sumber-sumber stres yang

terdiri atas : konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, sikap pimpinan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku produktif karyawan pada perusahaan

PT Infomedia Call Center 116 PT Telkomsel Medan?”.

C. Kerangka Konseptual

Menurut Hasibuan (2008 : 204) bahwa stress kerja karyawan dapat disebabkan

oleh konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan sikap pimpinan. Produktifitas

(17)

mengalami ketegangan pikiran dan berperilaku aneh, pemarah dan suka

menyendiri.

Untuk dapat menjawab permasalahan dan guna mencapai tujuan penelitian

serta agar memudahkan pemahaman, maka dibuat suatu kerangka konseptual

yang tergambar dalam bagan berikut :

Sumber : Hasibuan (2008 : 204) (Diolah) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut

:”Sumber-sumber stres yang terdiri atas: konflik kerja, beban kerja, waktu kerja,

sikap pimpinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku produktif

karyawan pada perusahaan PT Infomedia Call Center 116 PT Telkomsel Medan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah

sumber-sumber stres yang terdiri atas: konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, sikap

pimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku produktif

karyawan pada perusahaan PT Infomedia Call Center PT Telkomsel. Sebab-sebab stres kerja :

1. Konflik Kerja (X1) 2. Beban Kerja(X2) 3. Waktu Kerja(X3) 4. Sikap Pimpinan(X4)

(18)

2. Manfaat penelitian a. Bagi Perusahaan

Sebagai salah satu masukan bagi pimpinan perusahaan dalam mengatasi

masalah-masalah yang terjadi pada tenaga kerjanya yang berhubungan

dengan stres pekerjaan sehingga dapat mengantisipasinya agar kinerja

perusahaan dapat meningkat.

b. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut dan pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya bidang MSDM.

c. Bagi Penulis

Sebagai pengembangan wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan

khususnya mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia yang telah

diperoleh di bangku kuliah.

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

a. Variabel bebas (independent) yaitu seberapa besar pengaruh stres kerja (X)

yang terdiri dari variabel konflik kerja (X1), beban kerja (X2), waktu kerja

(X3) dan sikap pimpinan (X4) terhadap produktivitas kerja karyawan.

b. Variabel terikat (dependent) yaitu perilaku produktifvitas kerja karyawan

(19)

2. Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukurvsuatu variabel. Dalam penelitian ini variabel yang

diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent)

dan variabel terikat (dependent). Defenisi operasional untuk masing-masing

variabel adalah sebagai berikut :

a. Sumber-sumber Stres

Mengacu pada perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka stress kerja adalah tekanan yang dapat berasal dari individu

yang berada di sekitar lingkungan kerja kita baik dalam maupun dari luar

organisasi. Variabel–variabel dianalisis diidentifikasi selanjutnya didefinisikan

secara operasional sebagai berikut:

1) Stres Kerja (X)

stress kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,

proses berpikir dan kondisi seseorang (Hasibuan, 2008 : 204). Pemahaman

mengenai stres kerja dapat dilakukan dengan mengetahui lebih dahulu

sumber potensial penyebab stres. Adapun sumber stres kerja tersebut

adalah :

a). Konflik Kerja (X1)

Konflik kerja adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota

atau kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus

menggunakan sumber daya secara bersama-sama atau menjalankan

kegiatan bersama-sama, atau karena mereka mempunyai status, tujuan,

(20)

kondisi yang dipersepsikan ada diantara pihak-pihak yang merasakan

adanya ketidaksesuaian tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha

pencapaian tujuan pihak lain.

b). Beban Kerja(X2)

Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan dihadapkan pada

sejumlah pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai cukup

waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena standart

pekerjaan yang terlalu tinggi.

c). Waktu Kerja (X3)

Pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam melakukan pekerjaannya

karyawan merasa dikejar oleh waktu untuk mencapai target.

d). Sikap Pimpinan (X4)

Dalam setiap organisasi kedudukan pimpinan sangat penting, seorang

pemimpin melalui pengaruhnya dapat memberikan dampak yang

sangat berarti terhadap aktivitas kerja karyawan. Dalam pekerjaan

yang bersifat stressful, para karyawan bekerjalebih baik jika

pemimpin mengambil tanggung jawab lebih besar dalam memberikan

pengaruhnya.

2) Perilaku Produktif Karyawan (Y)

Perilaku produktif yaitu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan

bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

a). Kejujuran karyawan yaitu sikap jujur yang ditunjukkan karyawan

(21)

b). Inisiatif yaitu kemampuan karyawan untuk mengambil ide dan

melakukan tindakan terhadap masalah pekerjaan yang muncul.

c). Kerja sama yaitu sejauh mana karyawan mampu bekerja sama dengan

rekan kerjanya dalam bekerja.

d). Tanggung jawab yaitu sejauh mana karyawan dapat melaksanakan

tanggung jawab yang diberikan perusahaan.

e). Pemanfaatan waktu yaitu sejauh mana karyawan dapat memanfaatkan

waktu untuk setiap hal yang dikerjakannya.

Tabel 1.2

DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran Stres

Kerja (X)

1. Konflik Kerja (X1):

ketidaksetujuan antara dua atau

lebih anggota atau kelompok

dalam organisasi.

2. Beban Kerja(X2) :

pekerjaan yang harus dikerjakan

dan tidak mempunyai cukup

waktu untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut karena

standar pekerjaan yang terlalu

a. Sumber

daya

terbatas

b. Perbedaan

status,

nilai-nilai,

persepsi,

tujuan.

a.Banyaknya

pekerjaan.

b. Target kerja

Skala Likert

(22)

tinggi.

3. Waktu Kerja (X3):

menyelesaikan tugas pekerjaan

sesuai dengan waktu yang telah

ditentuk

4. Sikap Pimpinan (X4):

kedudukan pimpinan sangat

penting, seorang pemimpin

melalui pengaruhnya dapat

memberikan dampak yang

sangat berarti terhadap aktivitas

kerja karyawan

a. Jumlah jam

kerja

b. Waktu

istirahat

a. Sikap

pimpinan

Skala Likert

Skala Likert

Perilaku Produktif Karyawan (Y)

Sikap mental yang selalu

mempunyai pandangan bahwa

hari ini harus lebih baik dari hari

kemarin.

a. Kejujuran

karyawan

b. Inisiatif

c. Kerja sama

d. Tanggung

Jawab

e.Pemanfaatan

waktu

Skala Likert

(23)

3. Skala Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel–variabel bebas ( stress

pekerjaan), digunakan skala Likert. Yang digunakan secara luas yang

mengharuskan responden untuk menunjukkan derajat setuju dan tidak setuju

kepada setiap pernyataan yang berkaitan dengan objek yang dinilai. Bentuk asal

dari skala likert memiliki lima katagori (Ginting, 2008 : 121). Data yang diperoleh

diolah menggunakan skala Likert dengan lima point yaitu :

1. Jawaban sangat tidak setuju : skornya 1

2. Jawaban tidak setuju : skornya 2

3. Jawaban ragu-ragu : skornya 3

4. Jawaban setuju : skornya 4

5. Jawaban sangat setuju : skornya 5

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2009 sampai dengan Januari

2010. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Infomedia Call Center 116 PT.

Telkomsel Medan yang beralamat di Gedung Bank Sumut Lantai 6, Jl. Imam

Bonjol Medan. Ada beberapa pertimbangan yang mendasar dalam memilih

perusahaan ini sebagai tempat penelitian, yaitu :

a. Adanya kesediaan dari pimpinan Perusahaan dalam memberikan data dan

informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini.

b. Adanya kesediaan para karyawan untuk dijadikan subyek dalam penelitian

(24)

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2008 : 115) populasi wilayah generalisasi yang terdiri

dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada dasarnya adalah himpunan semua hal yang ingin diketahui, dan

biasanya disebut sebagai universum, populasi biasanya berupa lembaga, individu,

kelompok dan konsep.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan perusahaan pada

Call Center 116 PT. Telkomsel Medan yang berjumlah 500 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristikyang dimiliki oleh

populasi tersebut. (Sugiyono,2008 : 115)

Prosedur penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

random sampling, dimana seluruh populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk dipilih menjadi sampel. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini

dihitung dengan rumus (Slovin dalam (Ginting, 2008 : 132)

n = 2

1 Ne

N

+ sehingga diperoleh n = 2

) 1 , 0 ( 500 1

500

+

n = 83,333 atau 83 sampel.

Keterangan :

n = ukuran sampel e = standart eror (10%)

(25)

Total sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 83 orang

karyawan yang disebut juga sebagai Caroline Officer. Menghindari kesalahan

estimasi atau kesalahan sampling (sampling error) yaitu selisih antara nilai

perkiraan dengan nilai sesungguhnya, maka peneliti menggunakan standar error

sampling atau sampling error sebesar 10% dari keseluruhan jumlah populasi. Hal

tersebut berarti bahwa sampel penelitian yang dipilih sudah mewakili

(representative sampling) dari seluruh jumlah populasi penelitian (Sekaran, 2006 :

187).

Jumlah sample sebanyak 83 orang tersebut kemudian disusun dengan

teknik sampel secara random atau dasar strata yang proporsional (proportionate

stratified random sampling), yaitu teknik yang digunakan bila populasi

mempunyai anggota/unsur tidak homogen dan berstrata secara proporsional

(Sugiyono, 2008 : 118).

Kriteria sampel ditentukan dengan strata sebagai berikut :

1). Lama bekerja minimal ≥ 1 tahun

2). Pendidikan minimal adalah D3

6. Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuestioner

yang akan diberikan kepada seluruh sample karyawan perusahaan dengan memuat

sejumlah pertanyaan tertulis dari variabel stres pekerjaan, dan perilaku produktif

karyawan. Pertanyaan ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.

Data yang dikumpulkan dalam angket ini adalah seluruh data yang diperlukan

(26)

7. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari responden yang berpedoman

pada kuesioner penelitian.

b. Data Sekunder yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Penelitian

mendapatkan data sekunder dari buku-buku, literratur yang ada di

perusahaan da tulisan-tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah

yang akan diteliti.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dimana

digunakan untuk mengukur alat ukur tersebut valid atau tidak valid dengan

menggunakan kuesioner. Pengujian validitas instrumen dilakukan diluar dari

jumlah sample, dalam hal ini diambil sebanyak 30 karyawan, yang akan dilakukan

pada Call Center 147 PT Telkom Medan.

Hal ini dilakukan karena jumlah populasi dan sampel penelitian

memungkinkan peneliti untuk melakukan uji validitas kepada karyawan di PT

Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan, dan untuk mengetahui bahwa stres

kerja yang dialami karyawan menyebabkan karyawan dapat tidak produktif

bekerja sehingga dapat menurunkan performa kerja perusahaan. Pengaruh stres

kerja (X) terhadap perilaku produktifitas kerja karyawan (Y) dapat dibuktikan

dengan pernyataan yang diberikan karyawan dalam kuesioner (Sekaran, 2006 :

195). Pengujian validitas instrumen dialkukan dengan menggunakan SPSS 15.0

(27)

1). Hika rhitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

2). Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

b. Uji Realibilitas

Realibilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Uji

reabilitas digunakan untuk melihat konsistensi dalam mengukur gejala yang sama.

Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dapat ditentukan realibilitasnya

dengan kriteria sebagai berikut:

1). Jika raplha positif atau > rtabel, maka pernyataan tersebut reliabel.

2). Jika ralpha negatif atau < rtabel, maka pernyataan tersebut tidak reliabel.

9. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuestioner selanjutnya diolah

dan dianalisis dengan cara sebagai berikut :

a. Metode Analisa Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data

yang ada sehingga memberikan gambaran yang nyata mengenai keadaan

perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan dan penganalisaan data untuk

menjelaskan kondisi perusahaan

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel stres pekerjaan dengan

iklim kerja terhadap perilaku produktif karyawan PT Infomedia Call Center

116 Telkomsel. Dengan memberikan formulasi sebagai berikut :

(28)

Dimana :

Y =Perilaku produktif

a = konstanta

b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi berganda

X1 = konflik kerja

X2 = beban kerja

X3 = waktu kerja

X4 = sikap pimpinan

e = standar error

Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan, yaitu:

1). Uji Simultan (Uji F)

Metode ini digunakan untuk mengetahui atau menguji tingkat keberartian

antara variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) secara

bersama-sama. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a). Memformulasikan hipotesis

Ho = 0. artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan antara stres pekerjaan

terhadap perilaku produktif karyawan

Ha = 0. artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara stres pekerjaan

terhadap perilaku produktif karyawan

b). Menentukan tingkat keberartian atau derajat keyakinan sebesar (X)derajat

kebebasan sebesar (k-1) dan (n-k).

c). Menarik kesimpulan

Jika Ho diterima berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak

(29)

Ho ditolak, berarti terdapat hubungan yang signifikan secara serentak

antara stres pekerjaan terhadap perilaku produktif karyawan.

2). Uji Partial (Uji t)

Model ini digunakan untuk menguji dan mengetahui tingkat keberartian atau

derajat keyakinan antar variabel yang diteliti secara parsial, dengan prosedur

sebagai berikut :

a). Memformulasikan hipotesis

Ho = 0, artinya bahwa variabel-variabel independent tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku produktif karyawan

Ha ≠ 0, artinya bahwa variabel-variabel independent mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap perilaku produktif karyawan

b). Menentukan tingkat keberartian atau derajat keyakinan sebesar (X)derajat

kebebasan sebesar (k-1) dan (n-k).

c). Menarik kesimpulan

Jika Ho diterima berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika Ho ditolak,

berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

Seluruh perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer

(30)

3). Koefisien Determinan (R2)

Pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan

variable terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh variabel stress kerja besar terhadap prestasi kerja karyawan.

c. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005:110) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka

uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Ada 2 cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

menurut Ghozali (2005:110), yaitu:

a) Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distibusi normal. Metode yang lebih

handal adalah dengan melihat model probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk garis lurus diagonal dan plot data residual akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal,

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti

(31)

b) Analisis Statistik

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kuortosis dan

nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji

normalitas residual adalah uji statistik non parametik Kolmogorv-Smirnov

(1 sample KS).

2) Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model

regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005:91) :

a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independennya banyak

yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas

0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak

adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas

dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya

efek atau kombinasi dua atau lebih variabel independen.

c) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari: nilai tolerance dan lawannya serta

Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini meunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independenmenjadi

variabel dependen dan di regres terhadap variabel independen lainnya.

Tolerance mengukur variabilitas variabelindependen yang terpilih yang

(32)

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai

VIF > 10.

3) Uji Heteroskedastisitas

Suatu model dikatakan terdapat gejala heteroskedastisitas adalah jika

koefisien parameter beta persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik.

Sebaliknya, jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, hal ini

menunjukkan bahwa data model empiris yang diestimasi tidak terdapat

heteroskedastisitas (Erlina, 2007:108).

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan grafik Scatterplot dengan

dasar analisis:

a) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang

teratas maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angkan 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menguji apakah modell regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode

t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutuan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

(33)

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Simamora (2009) dengan judul: “Pengaruh

Stres Kerja Terhadap Intensi Turnover Karyawan pada PT. Perkasa Mostindo

Utama Binjai Deli Serdang” diketahui bahwa tingkat stress kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap intensi turnover karyawan yang artinya bahwa

tingkat stres kerja yang dialami oleh karyawan pada PT Perkasa Mostindo Utama

Binjai Deli Serdang mempengaruhi tingkat turnover karyawan yang terjadi dalam

perusahaan, dimana tingkat turnover pada perusahaan tersebut sangat tinggi

dipengaruhi oleh stres kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Azandi (2007) dengan judul: “Pengaruh stres

pekerjaan terhadap perilaku produktiv karyawan pada Perusahaan CV. Aneka

Fiberglass Meninting Lombok Barat “ diketahui bahwa stres kerja berpengaruh

signifikan terhadap perilaku produktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa para

karyawan tidak dapat berbuat maksimal dalam melaksanakan tugas, oleh karena

adanya tingkat stres kerja yang tinggi atau masalah yang timbul, baik dari mereka

sendiri maupun dari keluarga di rumah.

Penelitian dengan judul : “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan pada PT Pabrik Es Pematang Siantar” (Tampubolon, 2009), dengan

hasil penelitian bahwa stres kerja secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Prestasi Kerja karyawan pada PT Pabrik Es Pematang Siantar.

Ini berarti prestasi kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh stres kerja yang

(34)

B. Landasan Teori 1. Pengertian Stres Kerja

a. Menurut Szilagyi, yang dikutip dalam buku Prilaku Organisasi (dalam

Gitosudarmo, 2000:53), stres adalah pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis dalam diri

seseorang sebagai akibat dari faktor lingkungan eksternal, organisasi atau

orang lain.

b. Menurut Robbins (2007 : 368), stres (stress) adalah suatu kondisi dinamis

dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber

daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang

hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.

c. Menurut Lazarus (1996) dalam Fraser (1992:78) menyatakan bahwa stres

hanya berhubungan dengan kejadian-kejadian disekitar lingkungan kerja

yang merupakan bahaya atau ancaman bahwa perasaan-perasaan yang

terutama relevan mencakup rasa takut, cemas, rasa bersalah, marah, sedíh,

putus asa dan bosan.

d. Dari sudut pandangan psikologis, Cox dan Mackay (1979) dalam Fraser,

1992:80) menegaskan bahwa stres, atau yang sekarang sering disebut

ketegangan adalah sebuah gejala yang individual. Stres adalah hasil

penafsiran seseorang mengenai keterlibatannya dalam lingkungannya, baik

secara fisik maupun psikologis.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa stres kerja adalah sifat

(35)

fisik maupun psikis yang mencakup rasa takut, rasa bersalah, cemas, marah,

sedih, putus asa dan bosan yang dapat berasal dari individu yang berada di sekitar

lingkungan kerja kita baik dalam maupun dari luar organisasi

Semua sumber budaya organisasi berpendapat sama bahwa sumber budaya

sebagai input utama adalah pendiri (founder) organisasi. Pembentukan organisasi

oleh pendirinya didasarkan pada visi pendiri itu. Pendiri organisasi memandang

dunia disekitar menurut nilai yang termuat dalam budaya pribadi / kelompoknya

merumuskan visinya (ramalan dan poyeksi tentang apa yang akan dan dapat

terjadi) dan masukan visi itu kedalam organisasi.

Budaya Organisasi merupakan bagian dari lingkungan internal yang tidak

terpisahkan dengan perusahaan yang terdiri atas seperangkat asumsi, keyakinan

dan nilai-nilai bersama yang dianut oleh anggota organisasi perusahan yang

digunakan untuk mengatur dan mengarahkan perilaku sesuai dengan fungsi yang

diharapkan (Gordon, 2002 : 374).

Falsafah dari pendiri organisasi dikembangkan dari asumsi–asumsi dasar,

kebiasaan–kebiasaan kepercayaan yang melalui proses sosialisasi yang akan

terbentuk menjadi aturan tidak tertulis yang dipakai sebagai pedoman dalam

bekerja untuk menyelesaikan tugas dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Sumber-sumber Stres a. Faktor Lingkungan

Tepat seperti ketidakpastian lingkungan mempengaruhi desain dari suatu

organisasi, ketidakpastian itu juga mempengaruhi tingkat stres dikalangan

(36)

menciptakan ketidakpastian ekonomis. Bila ekonomi itu mengerut, orang

menjadi mencemaskan keamanan mereka. Ketidakpastian politik tidak

cenderung menciptakan stres diantara orang Amerika Utara sebanyak

seperti di negari-negari seperti Haiti atau Irak. Alasan yang jelas adalah

bahwa Amerika Serikat dan Kanada mempunyai sistem politik yang stabil

dimana perubahan lazimnya dilaksanakan dalam suatu cara yang tertib.

Namun ancaman dan perubahan politik, bahkan dalam negara seperti

Amerika Serikat dan Kanada, dapat menyebabkan stres. Inovasi baru dapat

membuat keterampilan dan pengalaman seorang karyawan usang dalam

waktu yang sangat pendek. Oleh karna itu ketidakpastian teknologis

merupakan tipe ketiga yang dapat menyebabkan stres.

b. Faktor Organisasional

Banyak sekali faktor didalam organisasi yang dapat menimbulkan stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam

suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan, seorang bos

yang menuntut dan tidak peka, serta rekan sekerja yang tidak

menyenangkan merupakan beberapa contoh. Tuntutan peran berhubungan

dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari

peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi itu. Konflik peran

menciptakan harapan-harapan hampir tidak bisa dirujukkan atau

dipuaskan. Peran yang kelebihan beban dialami bila karyawan itu

diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang dimungkinkan oleh

(37)

c. Faktor Individual

Lazimnya individual bekerja 40-50 jam sepekan. Pengalaman dan masalah dijumpai orang diluar jam kerja yang lebih dari 120 jam tiap pekan dapat

meluber kesetiap pekerjaan. Maka kategori akhir kita mencakup

faktor-faktor dalam kehidupan pribadi karyawan. Terutama sekali faktor-faktor-faktor-faktor

ini adalah isu keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan karakteristik

kepribadian yang inheren. Survei nasional secara konsisten, menunjukkan

bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi.

Berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya suatu hubungan, dan

kesulitan disiplin pada anak-anak adalah contoh masalah hubungan yang

menciptakan stres bagi para karyawan, yang lalu terbawa sampai ke

tempat kerja. (Robbins, 2007 : 372)

Untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai hubungan antara

stres, penyebab dan akibatnya maka kita perlu mengembangkan suatu modul yang

terpadu mengenai stres dan pekerjaan. Karena kita membahas pengaruh stres

pekerjaan terhadap perilaku produktif dalam organisasi maka dapat dilihat dari

(38)
[image:38.595.113.510.108.411.2]

Gambar 2.1. Model stres pekerjaan dalam organisasi

Stres dalam Pekerjaan Stres yang Dialami Konsekuensi/Akibat

Subyektif Kegelisahan

Perilaku

Mudah terkena kecelakaan

Kognitif

Tidak mampu mengambil keputusan

Kehilangan kosentrasi

Fisiologis

Tekanan darah naik Kehilangan konsentrasi

Organisasi

Produktifitas rendah

Sumber : Gibson, Ivancevich, Donelly (1996 : 168)

3. Kiat Menghadapi Stres

Stres bukan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Beberapa kiat yang

ditawarkan dalam menghadapi stres antara lain :

a. Berpikir positif, dengan selalu berpikir positif setiap tekanan dalam pekerjaan

akan dihadapi dengan optimistik dan bukan pesimistik.

b. Relaksasi, dengan relaksasi pikiran dan hati akan lebih rileks dalam

menghadapi tekanan. Berjalan disekitar kantor, menarik napas dalam-dalam,

mendengarkan musik bahkan bercanda dengan rekan kerja merupakan

relaksasi yang dilakukan setiap saat tanpa harus memakan waktu kerja.

Keorganisasian Iklim, teknologi, gaya kepemimpinan, kurang partisipasi, kebijakan yang kurang jelas

Perbedaan individu Usia, kelamin, persepsi, pendidikan, kesehatan, fisik, pengalaman kerja Individu (pekerjaan)

Konflik peran, beban kerja yang terlalu berat, tidak ada kemajuan karir

Kelompok

Hubungan kurang baik dengan rekan kerja dan lingkungan sekitarnya (atasan dan bawahan

(39)

c. Keseimbangan antara urusan rumah tangga dan urusan pekerjaan dengan

menjaga keseimbangan problema rumah tangga dan problema pekerjaan maka

seseorang berpeluang menurunkan tekanan pada diri seseorang.

d. Manajemen waktu, dengan mengalokasikan waktu kerja dan menetapkan skala

prioritas diharapkan dapat mengurangi tekanan pekerjaan terutama saat

volume pekerjaan banyak dan sedang ada deadline.

e. Pengambilan jarak terhadap emosi, bersikap emosi adalah hal yang manusiawi

namun emosi haruslah proporcional. Dalam keadaan tertekan seseorang

mudah mengumbar emosi, hal inilah yang sepatutnya dihindari.

4. Pengertian Perilaku Produktif

Perilaku produktif ialah seseorang yang memberikan kontribusi kepada

lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif, bertanggung jawab dan responsif

dalam berhubungan dengan orang lain.

Seorang yang produktif ini adalah individu yang matang (maturity). Matang

disini bukan berarti dewasa secara fisik, tetapi lebih banyak mengandung aspek

psikologisnya. Ciri-ciri pribadi yang matang ialah :

a. Tidak banyak tergantung pada orang lain

b. Memiliki rasa tanggung jawab

c. Obyektif dan kritis (tidak asal terima issu)

d. Emosinya stabil

e. Sociability, artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil ke

(40)

f. Keyakinan agama

Yang terakhir ini adalah aspek paling tinggi dalam jenjang kematangan

yang dicapai seseorang, yaitu pengakuan akan pertolongan dan

kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Alma, 2000 : 56).

Perilaku produktif lebih merupakan sikap mental yang akan mendorong

produktivitas dan ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi

(waktu, bahan, tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi, dan adanya peningkatan

keterampilan dari tenaga kerja.

Dalam konsep produktivitas, efisiensi dan efektivitas merupakan dua unsur

yang sejalan, perusahaan/suatu usaha yang dapat menghasilkan produktivitas yang

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, akan tetapi tidak dapat dikerjakan

dengan efisien, berarti belum tercapai produktivitas tersebut. Sebaliknya

perusahaan yang dapat berproduksi dengan efisien tetapi output yang dihasilkan

tidak efektif, maka produktivitas belum tercapai. Dan dalam hal ini tingkat

produktivitas yang baik akan sangat di pengaruhi oleh sikap mental karyawan

dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam artian ketika karyawan didalam

perusahaan mempunyai sikap mental atau perilaku produktif yang baik maka akan

membuat produktivitas menjadi tinggi yang akan membuat terjadinya efisiensi

dan efektivitas dalam berproduksi akan tercapai.

Adapun ahli lainnya mendefinisikan produktivitas yang diketengahkan oleh

Muhdarsyah (2003 : 16) sebagai berikut :

a. Produktivitas adalah rasio daripada yang dihasilkan (output) terhadap

(41)

b. Produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin

dan hari esok lebih baik dari hari ini.

c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor

esensial yakni investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan

teknologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja.

Berdasarkan konsep diatas maka dapat dinyatakan bahwa produktivitas

bukan saja terkait dengan proses produksi akan tetapi juga dalam pandangan

konsep psikologis, yaitu sikap mental untuk perilaku produktif, untuk itu perilaku

produktif dapat dipergunakan oleh individu, perusahaan maupun negara.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Produktif

Salah satu tujuan pengelolaan tenaga kerja adalah meningkatkan produktivitas.

Tujuan-tujuan dalam operasi lainnya mencakup biaya, kualitas kehandalan dan

fleksibilitas. Dalam hal ini, perlu dicatat bahwa tujuan manajemen tenaga kerja

adalah bukan utuk memaksimumkan ”performance” tetapi mengoptimalkan

pelaksanaan kerja karena adanya berbagai batasan (constraing) yang meliputi

operasi organisasi. Perilaku produktif akan mendorong produktivitas kerja

semakin meningkat, jika usaha karyawan tinggi dan kemampuan kerjanya tinggi,

demikian juga sebaliknya. Selain stres kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku produktif karyawan adalah:

a. Disiplin kerja

Yaitu sikap atau tingkah laku berupa kepatuhan dan ketaatan secara sadar

(42)

keyakinan bahwa dengan aturan-aturan itu dapat dicapai. Kalau tenaga kerja

mempunyai sikap mental produktif, maka tenaga kerja tersebut akan mampu

mengarahkan kemampuan yang dimilikinya untuk meningkatkan

produktivitas.

b. Tingkat pendidikan

Pada umumnya orang mempunyai pendidikan lebih tinggi cenderung akan

mempunyai wawasan yang luas terutama penghayatan akan arti pentingnya

produktivitas, pengertian pendidikan disini berasal dari pendidikan formal atau

non formal. Tingginya kesadaran akan arti pentingnya produktivitas dapat

mendorong tenaga kerja yang bersangkutan melakukan tindakan yang

produktif.

c. Keterampilan

Pada aspek tertentu kalau tenaga kerja makin terampil maka akan lebih

terampil kalau mempunyai kecakapan (ability) dan pengalaman (experience)

yang cukup.

d. Manajemen

Pengertian manajemen disini dapat dikaitkan dengan sistem yang

diterapkan oleh pimpinan yang mengelola ataupun memimpin serta

mengendalikan karyawan bawahannya. Apabila manajemennya tepat maka

akan menimbulkan semangat yang ebih tinggi sehingga dapat mendorong

(43)

e. Tingkat penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan perilaku untuk

konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan produktivitas.

f. Gizi dan kesehatan

Apabila tenaga kerja terpenuhi kebutuhan gizi dan berbadan sehat maka

akan lebih kuat bekerja dan mempunyai semangat yang tinggi untuk dapat

meningkatkan produktivitas.

g. Jaminan sosial

Jaminan sosial yang diberikan suatu perusahaan kepada karyawannya

dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila

jaminan sosialnya mencukupi maka akan menimbulkan kesenangan kerja,

sehingga mendorong perilaku produktif dalam pemanfaatan kemampuan yang

dimiliki untuk meningkatkan produktivitas.

h. Lingkungan dan iklim

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong tenaga kerja untuk

betah bekerja dan meningkatkan rasa tanggungjawab untuk melakukan

pekerjaan dengan baik kearah peningkatan produktivitas.

i. Sarana produksi

Mutu sarana produksi berpengaruh sekali pada peningkatan produktivitas.

Apabila sarana produksi yang digunakan oleh tenaga kerja yang terampil akan

(44)

j. Teknologi

Apabila teknologi yang dipakai adalah tepat dan sudah lebih maju

tingkatannya maka memungkinkan :

1) Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi

2) Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu

3) Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa

Pada dasarnya perilaku produktif perusahaan merupakan akumulasi dari

perilaku produktif individu-individu (karyawan-karyawan) sehingga untuk

memperbaiki perilaku produktif perusahaan diperlukan komitmen perbaikan yang

seimbang antara aspek manusia (motivasi) dan aspek teknik (teknologi).

Peningkatan perilaku produktif perusahaan harus dimulai dari tingkat individu.

6. Hubungan Antara Stres Kerja dengan Perilaku Produktif

Stres tidak dengan sendirinya harus buruk walaupun stres lazimnya dibahas

dalam konteks negatif, stres juga mempunyai nilai positif. Stres merupakan suatu

peluang bila stres itu menawarkan perolehan yang potensial. Perhatikan, misalnya

perilaku yang unggul yang ditunjukkan oleh seorang atlet atau aktris dalam

situasi-situasi yang ” mencekam ”. Individu semacam itu sering menggunakan

stres secara positif untuk meningkatkan kesempatan dan bekerja atau mendekati

maksimum mereka.

Hubungan stres kerja dengan perilaku produktif juga tidak lepas dari

pengaruh iklim kerja. Iklim kerja mempengaruhi ini dengan membentuk harapan

pegawai tentang konsekuensi yang timbul dari berbagai tindakan. Para karyawan

mengharapkan imbalan, kepuasan, prestasi atas dasar persepsi mereka terhadap

(45)

Iklim kerja merupakan kondisi psiko-sosial yang dialami oleh karyawan di

lingkungan kerja masing-masing, ini berarti tingkat stres akan mempengaruhi

perilaku produktif karyawan juga tidak terlepas dari lingkungan kerjanya. Iklim

dapat berada disalah satu tempat yang kontinu bergerak dari baik sampai dengan

tidak baik. Para manajer maupun karyawan tentu menginginkan iklim kerja yang

lebih baik karena akan dapat mempengaruhi perilaku produktif. Seperti pengertian

menurut Moekijat (1995 : 42) mengatakan bahwa ”iklim kerja adalah hal-hal yang

menguntungkan dan tidak menguntungkan bagi orang-orang dalam organiasi ”.

Jika kondisi dalam perusahaan menguntungkan bagi karyawan maka akan

membuat tingkat stres menjadi stabil yang akan berpengaruh terhadap perilaku

produktif dan sebaliknya jika kondisi perusahaan tidak menguntungkan maka

perilaku produktif karyawan juga tidak akan lahir.

Sejumlah riset telah menyelidiki hubungan stres-perilaku produktif yang

mendorong produktivitas. Pola yang paling mudah dipelajari dalam literature

[image:45.595.120.373.526.665.2]

stres-produktivitas adalah hubungan U-terbalik, yang tergambar berikut ini :

Gambar 2.2 kurve hubungan U-terbalik antara stres dan produktivitas (Tinggi)

Produktivitas

(Rendah) Stres (Tinggi) Sumber : Robbins (1996 : 227)

Kriteria melihat kurve hubungan U-terbalik yaitu :

(46)

b. Stres sedang mengakibatkan produktivitas tinggi

c. Stres tinggi mengakibatkan produktivitas rendah

Menurut Wilford (1973) dalam Fraser (1992 : 27), stres terjadi apabila

terdapat penyimpangan-penyimpangan di kondisi optimum yang tidak dapat

dengan mudah diperbaiki sehingga mengakibatkan suatu ketidak seimbangan

antara tuntutan kerja dan kemampuan pekerjaan. Model yang luas diterima untuk

menentukan hubungan ini ialah hipotesis ” U-terbalik”, yang menunjukkan bahwa

sementara prestasi meningkat stres juga meningkat sampai batas tertentu. Bila

stres terus meningkat hingga melampaui batas itu, prestasi akan menurun.

Ada banyak pertimbangan yang perlu diperhatikan karyawan untuk

mencapai suatu perilaku produktif yang tentunya tak pernah lepas dari masalah

stres pekerjaan yaitu dengan kemampuan bekerja yang baik seorang karyawan

harus dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stres.

Kualitas kerja yang tinggi akan membuat atasan dan rekan kerja senang sehingga

hubungan baik dengan rekan kerja dan lingkungan sekitar tidak akan mengalami

kesulitan, produktivitas disini diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah

diselesaikan oleh karyawan dengan tepat waktu dan yang terakhir yaitu

komunikasi harus tetap terpelihara dengan baik sehingga tidak akan terjadi stres

yang berlarut-larut dengan alasan yang klise akibat adanya miss communication

(47)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahub 1975 merupakan awal perjalanan usaha PT Infomedia Nusantara

menjadi perusahaan pertama penyedia layanan informasi telepon di Indonesia

dibawah subdivisi Elnusa GTDI dari anak perusahaan Pertamina.

Perkembangan yang tercatat selanjutnya adalah berdirinya PT Elnusa

Yellowpages pada tahun 1984 dan berubah nama menjadi PT Infomedia

Nusantara di tahun 1995 pada saat PT Telekomunikasi Indonesia menanamkan

investasi. Komposisi saham pada saat ini mayoritas PT. Telkom dan yang lainnya

adalah PT. Elnusa.

Seiring dengan perkembangan bisnis, PT. Infomedia Nusantara kini

memiliki 3 (tiga) pilar bisnis dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan jasa

telekomunikasi, meliput i :

1. Layanan Direktori

2. Layanan Contact Center, dan

3. Layanan Konten

Dalam menjalankan fungsinya PT. Infomedia Nusantara berkantor pusat

yang beralamat di : Jl. RS Fatmawati 77-81, Jakarta 12150

Begitu pula support pada pusat seperti Departemen Perencanaan dan

Pengendalian Kualitas Layanan, Departemen Pengembangan dan Dukungan

(48)

Telkomsel. Sedangkan untuk Infratel Pusat berlokasi di : Jl. Mampang Prapatan

No.28 Jakarta 12760.

Pada pelaksanaan operasional Layanan CC Telkomsel beralamat di :

a. Medan

Gedung Bank Sumut Lt.5 Jl. Imam Bonjol No.18 Medan

b. Jakarta

Gedung Tendean 39 Jl. Kapt. Tendean No.39 Jakarta Selatan

c. Bandung

Jl. Buah Batu 91, Bandung

d. Surabaya

Jl. Menhur No. 34 F, Surabayara No.

PT. Infomedia dan PT Telekomunikasi Selular mengadakan kesepakatan

yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama Layanan Contact Center No.

012/BC/LOG/III/2006. Dimana dalam perjanjian tersebut Infomedia menjadi

mitra kerja Telkomsel untuk melayani pelanggan pre-paid Telkomsel dalam

bentuk contact center yang terdiri dari Layanan Informasi, Layanan Gangguan

dan Layanan Permintaan.

Layanan contact center Telkomsel adalah layanan inbound untuk

pelanggan simPATI dan kartu AS yang dikelola oleh Infomedia. Layanan ini

merupakan suatu media informasi yang dapat dimanfaatkan pelanggan untuk

mendapatkan kebutuhan akan informasi dengan cara yang mudah mengenai

berbagai keluhan yang berkaitan dengan bisnis dan pelayanan yang dilakukan

(49)

B. Struktur Organisasi

Sumber: PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Berdasarkan struktur organisasi PT. Infomedia Nusantara CC 116 Telkomsel

Medan terdiri atas :

1. Manager Operasional Call Center

Memiliki fungsi utama jabatan sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan call center Telkomsel

b. Mendayagunakan agent Telkomsel, perangkat sistem informasi dan

database pelanggan.

c. Mengelola kompetensi pelayanan bagi agen Telkomsel.

d. Meningkatkan kinerja pelayanan dan citra pelayanan. Manager Call

Center Area Medan

Team Leader Team Leader

SPV Dalyan SPV Dukyan

Infrastruktur

Produktivitas

Reporting

Network

Administrasi

Reporting

Segmen Simpati Segmen As

(50)

e. Menjamin semua pelanggan Telkomsel mendapatkan layanan yang sesuai

dengan SLA (Service Level Average) yang telah ditetapkan.

2. Supervisor Layanan

a. Memimpin Team Leader

b. Bertanggung jawab atas kinerja tim call center yang berada di bawah

kepemimpinannya dengan melakukan koordinasi mingguan berkaitan

dengan pencapaian performansi layanan.

c. Melakukan monitoring terahadap kualitas kinerja Caroline Officer dengan

melakukan call monitoring secara acak melalui real time monitoring.

d. Bertanggung jawab untuk memotivasi dan melakukan sesi coaching dan

conseling kepada tim call center yang berada di bawah

kepemimpinannya.

e. Bertanggung jawab untuk melakukan briefing tentang product dan

procedure knowledge kepada seluruh Caroline Officer.

f. Merekomendasikan pelatihan untuk update product dan procedure

knowledge serta meningkatkan kemampuan dasar Caroline Officer.

g. Melakukan penilaian kinerja Team Leader

3. Dukungan Pelayanan ( Dukyan )

a. Melakukan kegiatan administrasi dan kesekretariatan di Call center.

b. Menindak lanjuti permasalahan dari email, surat dan fax yang masuk ke

call center.

c. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

d. Melakukan koordinasi dengan unit kerja/divisi lain yang terkait dengan

(51)

e. Melakukan fungsi monitoring harian, mingguan dan bulanan terhadap

status keluhan pelanggan.

f. Membuat laporan harian dan bulanan pembayaran tagihan pelanggan kartu

HALO.

g. Membuat laporan dan usulan pengembangan semua kegiatan di unit

Dukungan Pelayanan .

4. Team Leader

a. Menjaga performansi kuantitatif.

b. Coaching ke officer untuk performansi kuantitatif.

c. Support kebutuhan administrasi officer.

5. Caroline Officer

a. Menerima setiap panggilan yang masuk sesuai dengan prosedur layanan

yang berlaku.

b. Menindaklanjuti semua keluhan pelanggan yang tidak bisa diselesaikan

dengan cara membuat tiket yang ditujukan kepada Unit Dukungan

Pelayanan.

c. Memastikan tercapainya standar parameter kerja Caroline Officer sesuai

dengan target yang telah ditetapkan.

d. Bertanggung jawab terhadap peralatan perusahaan yang digunakan.

e. Menjaga kerahasiaan data pelanggan.

f. Bertanggung jawab dengan penuh dedikasi atas kepercayaan yang

diberikan atasan.

(52)

a. Melakukan pengendalian mutu di Call Center berdasarkan ISO

9001:2000.

b. Melakukan monitoring dan Kontroling untuk pencapaian kualitas layanan

sesuai ISO 9001:2000.

c. Melakukan evaluasi dan perhitungan statistic terhadap sasaran mutu.

d. Memastikan tetap berfungsinya seluruh infrastruktur, aplikasi dan

perangkat kerja yang mendukung performansi Call Center.

e. Membuat laporan , analisa dan rekomendasi secara berkala yang bertujuan

untuk tercapainya target call center.

C. Jenis Produk PT Infomedia Nusantara Call Center 116 Telkomsel Medan Jenis produk PT Infomedia Nusantara merupakan pemberian jasa contact

center untuk jasa telekomunikasi selular Telkomsel untuk pengguna kartu

pre-paid yaitu kartu simPATI dan kartu As. Untuk PT Infomedia Nusantara Call

Center 116 Telkomsel Medan khusus menangani pelanggan untuk seluruh pulau

Sumatera. Pelayanan yang dapat ditangani oleh Layanan contact center ini

meliputi :

1. Informasi network (jaringan) meliputi cakupan, kapasitas dan ketersediaan.

2. Informasi produk berisi simPATI dan karttu AS termasuk features dan value

added sevices, seperti Nada Sambung Pribadi, Telkomsel Veronika,

International Roaming dan lain sebagainya.

3. Informasi billing berupa pentarifan dan penggunaan.

4. Pre-Sales (harga, biaya dan promosi)

(53)

6. Pengaduan mengenai mutu network (jaringan)

7. Hal-hal umum lainnya yang berisi berbagai hal menyangkut pelayanan

Telkomsel.

D. Kondisi Kerja Karyawan PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan

1. Konflik Kerja (X1)

Konflik antara karyawan PT Infomedia Call Center Telkomsel Medan timbul

akibat sikap dan perasaam yang sensitif, perbedaan pendapat dan salah paham

serta persaingan yang tidak sehat dalam pencapaian tujuan. Hal ini dapat

dilihat dari perbedaan latar belakang sosial baik dari sisi usia, jenis kelamin,

pendidikan dan lama bekerja pada karyawan PT Infomedia Call Center 116

Telkomsel Medan. Konflik kerja yang terdapat pada karyawan PT Infomedia

Call Center 116 Telkomsel Medan ini berpotensi untuk menimbulkan stres

pada karyawan dan konflik kerja yang berlebihan yang timbul dalam

perusahaan ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kerja karyawan

PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan.

2. Beban Kerja(X2)

Karyawan yang bekerja pada perusahaan ini mengakui mereka harus bekerja

untuk melayani pelanggan pengguna kartu seluler pra bayar Telkomsel (kartu

As dan Simpati) baik mengenai keluhan (complaint), permintaan (request) dan

informasi (information). Seluruh layanan yang diberikan oleh call center harus

memenuhi target yang diberikan oleh perusahaan setiap harinya yaitu

(54)

akan terlebih dahulu dilakukan tapping yang kemudian akan dinilai oleh

Tapper

Kondisi ini sering membebani karyawan pada kondisi yang membuat mereka

stress.

3. Waktu Kerja(X3)

PT Infomedia Call Center 116 Telkomsel Medan menetapkan waktu kerja

karyawan dengan menggunakan sistem shifting. Da

Gambar

Tabel Judul                         Halaman Pelaksanaan Jasa Layanan Call Center Telkomsel ...............................
Tabel 1. 1 Performansi Pelaksanaan Jasa Layanan Call Center Telkomsel
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 1.2 DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL
+7

Referensi

Dokumen terkait

disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu kedisiplinan (X1) dan kepuasan kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja caroline officer

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel stres kerja yang terdiri dari variabel konflik kerja (X 1 ), variabel beban kerja (X 2 ), dan variabel waktu kerja (X 3 ) memiliki

Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja sehingga untuk meningkatan prestasi kerja karyawan artinya harus juga meningkatkan motivasi yang diberikan

Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja sehingga untuk meningkatan prestasi kerja karyawan artinya harus juga meningkatkan motivasi yang diberikan

Prestasi kerja yang baik sangatlah diharapkan oleh perusahaan dari..

Dalam skripsi pengaruh pemberian motivasi kerja terhadap peningkatan prestasi kinerja karyawan PT. Carefour Medan

Pada hipotesis pertama hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja caroline officer di PT..

Oleh karena itu peneliti akan mencoba melakukan analisis mengenai pengaruh stres dalam hal ini beban dan waktu kerja, konflik kerja, sikap atasan dan dukungan