• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERITAAN TERORISME DAN SIKAP MAHASISWA

(Studi Korelasional Tentang Hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne Dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana

(S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan oleh:

Christian Fredrik Purba

080922007

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Sejauh mana hubungan pemberitaan terorisme di tvOne dan sikap mahasiswa FISIP USU.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang melihat sejauhmana pengaruh antara satu variable terhadap variable lainnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 FISIP USU yang masih aktif kuliah, yang terdiri dari 3 departemen yaitu Ilmu Komunikasi, Kesejahteraan Sosial, dan Administrasi Negara, sebanyak 1121 orang. Melalui rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, maka besar sampel yang diambil adalah sebanyak 91 orang responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel stratifikasi proporsional

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui dua cara antara lain melalui data sekunder yaitu mengumpulkan data dari literatur dan sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Melalui data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil kuesioner.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien korelasi Rank Order oleh Spearman dengan hasil 0.597.

Hasil Uji Korelasi Spearmen Menggunakan Piranti Lunak SPSS versi 16.0. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi kedua variable digunakan skala Guildford. Hasil 0.597 berada diskala 0.40-0.70 yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena

berkat kasih karunia-Nya yang senantiasa memberikan kesehatan dan semangat

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

kepada kedua orang tua penulis, Meilan Purba. dan Maria Nelvyana Kowaas yang

senantiasa mendoakan, memberikan dukungan dan kasih sayang yang diberikan

kepada penulis.

Skripsi ini berjudul Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa, dibuat

sebagai salah satu persyaratan kelulusan dan perolehan gelar sarjana dari Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera

Utara. Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan

bimbingan, nasehat serta dukungan dari berbagai pihak.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis,

yang sangat banyak membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Mulai dari meluangkan waktu, memberikan saran dan kritik berharga dan

(4)

4. Bapak Drs. Mukti Sitompul, M.Si. selaku dosen wali yang telah

membimbing penulis selama menjalani masa studi sebaga mahasiswa

FISIP USU.

5. Seluruh Staf Dosen dan Adiministrasi Departemen Ilmu Komunikasi

FISIP USU, yang telah memberikan pendidikan pelajaran, bimbingan serta

bantuan lainnya pada penulis dari semester awal hingga menamatkan

perkuliahan.

6. Ria Angelina Pasaribu, yang telah memberikan waktu,perhatian, pikiran

serta dukungan yang sebesar-besarnya kepada penulis sampai skripsi ini

dapat selesai.

7. Teman-teman penulis di ‘alumni smoendoe 03 ‘, Cekol, Junet, Berkatdo,

Debot, dan Tommy.

8. Teman-teman penulis di alumni D3 Jurusan Public Relations, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, terkhusus Koko,

Ryan, Tria, dan Dicky.

9. Teman-teman penulis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

,Universitas Sumatera Utara terkhusus kepada Rudi, Frans, Jonathan, dan

Manuel.

10.Kak Nina, Lae Nando, keponakan Lala dan Juan.

11.Teman-teman mahasiswa Ekstensi Departemen Ilmu Komunikasi stambuk

2008, Irfan, Inggrid, Ika, Pungu, dan seluruh teman-teman yang tidak

dapat disebutkan.

12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan.

(5)

kesempurnaan, masih terdapat kekurangan Oleh karena itu diharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk kedepannya bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat

berguna bagi seluruh pihak yang membacanya.

Medan, Juni 2010

Penulis,

(6)

Daftar Isi

ABSTRAKSI ... I KATA PENGANTAR ... I DAFTAR ISI ... IV DAFTAR TABEL ... VI DAFTAR GAMBAR... VIII

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH... 1

I.2 PERUMUSAN MASALAH ... 4

I.3 PEMBATASAN MASALAH ... 4

I.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 5

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 5

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 6

I.5 KERANGKA TEORI ... 6

I.6 KERANGKA KONSEP ... 14

I.7 MODEL TEORITIS ... 16

I.8 VARIABEL OPERASIONAL ... 16

I.9 DEFINISI OPERASIONAL ... 17

I.10 HIPOTESIS ... 19

BAB II URAIAN TEORITIS ... 20

II.1 KOMUNIKASI ... 20

II.1.1 Pengertian Komunikasi ... 20

II.3.1 Proses Komunikasi ... 23

II.1.2 Ruang Lingkup Komunikasi ... 24

II.2 KOMUNIKASI MASSA ... 27

II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa ... 27

II.2.2 Ciri Komunikasi Massa ... 29

II.2.3 Fungsi Komunikasi Massa ... 29

II.2.4 Model Output Komunikasi Persuasi ... 32

:II.2.5 Model dalam Riset Komunikasi Massa ... 32

II.3 TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA ... 36

II.3.2 Sejarah Televisi ... 36

II.3.3 Sejarah Televisi di Indonesia ... 37

II.3.4 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa ... 41

II.4 BERITA... 41

II.5 EFEK KOMUNIKASI MASSA ... 44

II.6 SIKAP ... 48

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53

III.1 METODE PENELITIAN ... 53

III.2 LOKASI PENELITIAN ... 53

III.3 POPULASI ... 53

III.4 SAMPLE ... 54

III.5 TEKNIK PENARIKAN SAMPEL ... 55

III.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 56

III.7 TEKNIK ANALISIS DATA ... 57

III.8 PROSES PENGOLAHAN DATA ... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

IV.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 62

IV.1.1 Sejarah Singkat FISIP USU... 62

IV.1.2 Visi FISIP USU ... 64

IV.1.3 Misi FISIP USU ... 64

IV.2 REALITAS PEMBERITAAN TERORISME DI TVONE PERIODE BULAN MARET ... 66

IV.3 ANALISIS TABEL TUNGGAL ... 70

IV.3.1 Karakteristik Responden ... 70

IV.3.2 Pemberitaan Terorisme di tvOne ... 71

IV.3.3 Sikap Mahasiwa ... 99

IV.4 ANALISIS TABEL SILANG... 131

IV.4.1 Analisis Tabel Silang antara Jenis Kelamin dengan Intensitas . 131 IV.4.2 Analisis Tabel Silang antara Jenis Kelamin dengan Pengetahuan ………135

IV.4.3 Analisis Tabel Silang antara Intensitas dengan Sikap ... 153

IV.5 UJI HIPOTESIS ... 160

V.1 PEMBAHASAN ... 162

BAB V PENUTUP ... 163

V.2 KESIMPULAN ... 163

V.3 SARAN ... 164

(8)

Daftar Tabel

Tabel 1 Waktu Penelitian ... 5

Tabel 2 Operational Variabel ... 16

Tabel 3 Ciri komunikator dan Komunikan ... 31

Tabel 4 Daftar Populasi ... 54

Tabel 5 Perhitungan Sampel ... 56

Tabel 6 Hubungan antara jenis kelamin dengan intensitas menonton tayangan terorisme pada program berita kabar pagi di tvOne dalam seminggu ... 131

Tabel 7 Hubungan antara jenis kelamin dengan intensitas menonton tayangan terorisme pada program berita kabar siang di tvOne dalam seminggu... 132

Tabel 8 Hubungan antara jenis kelamin dengan intensitas menonton tayangan terorisme pada program berita kabar petang di tvOne dalam seminggu ... 133

Tabel 9 Hubungan antara jenis kelamin dengan intensitas menonton tayangan terorisme pada program berita kabar malam di tvOne dalam seminggu ... 134

Tabel 10 Hubungan antara jenis kelamin dengan Tertarik melihat berita penyergapan Terorisme Aceh di tvOne ... 135

Tabel 11 Hubungan antara jenis kelamin dengan Tertarik melihat berita penyergapan Terorisme Pamulang di tvOne ... 136

Tabel 12 Hubungan antara jenis kelamin dengan Tertarik melihat berita kematian Dulmatin cs di tvOne ... 136

Tabel 13 Hubungan antara jenis kelamin dengan menjadi waspada akan Terorisme melihat pemberitaan kelompok Terorisme di tvOne ... 137

Tabel 14 Hubungan antara jenis kelamin dengan menjadi waspada akan terorisme melihat pemberitaan tvOne dalam penangkapan kelompok Terorisme Aceh di Medan ... 138

Tabel 15 Hubungan antara jenis kelamin dengan Selalu mengikuti informasi penangkapan Terorisme di Aceh yang ditayangkan di tvOne ... 139

Tabel 16 Hubungan antara jenis kelamin dengan Selalu mengikuti informasi penangkapan Terorisme di Pamulang yang ditayangkan di tvOne ... 139

Tabel 17 Hubungan antara jenis kelamin dengan Selalu mengikuti informasi kematian gembong TerorismeDulmatin cs yang ditayangkan di tvOne ... 140

(9)

Tabel 19 Hubungan antara jenis kelamin dengan Suka untuk terus menonton pemberitaan Terorisme kelompok Pamulang di tvOne ... 142

Tabel 20 Hubungan antara jenis kelamin dengan Suka untuk terus menonton pemberitaan kematian gembong Terorisme Dulmatin cs di tvOne... 142

Tabel 21 Hubungan antara jenis kelamin dengan Berkeinginan untuk terus menonton pemberitaan kelompok Terorisme Pamulang di tvOne ... 143

Tabel 22 Hubungan antara jenis kelamin dengan Berkeinginan untuk terus menonton pemberitaan Terorisme kelompok Aceh di tvOne ... 144

Tabel 23 Hubungan antara jenis kelamin dengan Berkeinginan untuk terus menonton pemberitaan kematian gembong Terorisme Dulmatin cs di tvOne ... 144

Tabel 24 Hubungan antara jenis kelamin dengan Ingin mencari info lebih jauh tentang kelompok Terorisme di Aceh melalui menonton berita di tvOne ... 145

Tabel 25 Hubungan antara jenis kelamin dengan Ingin mencari info lebih jauh tentang kelompok Terorisme di Pamulang melalui menonton berita di tvOne ... 146

Tabel 26 Hubungan antara jenis kelamin dengan Ingin mencari info lebih jauh tentang

kematian gembong Terorisme Dulmatin cs melalui menonton berita di tvOne ... 147

Tabel 27 Hubungan antara jenis kelamin dengan Paham dengan mempelajari pemberitaan kelompok Terorisme Aceh di tvOne ... 148

Tabel 28 Hubungan antara jenis kelamin dengan Paham dengan mempelajari pemberitaan kelompok Terorisme Pamulang di tvOne ... 148

Tabel 29 Hubungan antara jenis kelamin dengan Paham dengan mempelajari pemberitaan kematian gembong Terorisme Dulmatin cs di tvOne... 149

Tabel 30 Hubungan antara jenis kelamin dengan Pemberitaan kelompok Terorisme Aceh di tvOne dapat menambah pengetahuan ... 150

Tabel 31 Hubungan antara jenis kelamin dengan Pemberitaan kelompok Terorisme Pamulang di tvOne dapat menambah pengetahuan ... 151

Tabel 32 Hubungan antara jenis kelamin dengan Pemberitaan kematian gembong

Terorisme Dulmatin cs di tvOne di tvOne dapat menambah pengetahuan ... 151

(10)

Daftar Gambar

Gambar 1 Jumlah responden yang menonton tayangan Pemberitaan Terorisme di tvOne ………..70

Gambar 2 Jumlah usia responden yang menonton tayangan Pemberitaan Terorisme di tvOne ... 71

Gambar 3 intensitas waktu menonton pagi, siang, petang, malam, tayangan Pemberitaan Terorisme di tvOne dalam seminggu. ... 72

Gambar 4 Intensitas menonton tayangan Terorisme pada program berita kabar pagi, kabar siang, kabar petang, dan kabar malam di tvOne dalam seminggu ... 73

Gambar 5 Intensitas Keterlibatan Orang Tua Menonton Tayangan Terorisme di tvOne selama Seminggu ... 74

Gambar 6 Intensitas Keterlibatan Teman saat Menonton Tayangan Terorisme di tvOne dalam seminggu ... 75

Gambar 7 Intensitas Keterlibatan Saudara saat Menonton Tayangan Terorisme di tvOne

dalam seminggu ... 76

Gambar 8 Satu bulan, tiga minggu, satu minggu dan hitungan hari sudah mengikuti perkembangan pemberitaan Terorisme di tvOne ... 77

Gambar 9 Intensitas menonton perkembangan pemberitaan terorisme dari awal sampai akhir acara program berita Kabar Pagi, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam di tvOne dalam seminggu ... 78

Gambar 10 Kepercayaan Pemberitaan kematian Dulmatin yang ditayangkan di tvOne .. 79

Gambar 11 Kepercayaan pesan yang disampaikan tvOne mengenai pemberitaan penyergapan kelompok keras di Aceh ... 80

Gambar 12 Kepercayaan pesan yang disampaikan tvOne mengenai pemberitaan kelompok keras di Aceh ... 81

Gambar 13 Pemahaman terhadap makna pesan yang disampaikan dalam pemberitaan penyergapan terorisme di Pamulang ... 82

Gambar 14 Pemahaman bahasa yang digunakan pihak Kepolisian dalam pemberitaan Terorisme di tvOne ... 83

Gambar 15 Pemahaman isi berita penangkapan Terorisme di Medan melalui pemberitaan di tvOne ... 84

(11)

Gambar 17 Pesan yang disampaikan presenter berita tvOne jelas dalam pemberitaan

kematian Dulmatin cs... 86

Gambar 18 Kepercayaan kesinambungan makna pesan beberapa pemberitaan Terorisme di tvOne ... 87

Gambar 19 Mengerti makna pesan Presiden SBYmemberitahukan kematian gembong Teroris Dulmatin di tvOne ... 88

Gambar 20 Berita penyergapan Terorisme di Aceh melalui tvOne menambah pengetahuan ... 89

Gambar 21 Berita penyergapan Terorisme di Pamulang melalui tvOne menambah pengetahuan ... 90

Gambar 22 Polisi sangat serius dalam penyergapan Terorisme di Pamulang ... 91

Gambar 23 Polisi sangat serius dalam penyergapan Terorisme di Aceh ... 92

Gambar 24 Pemberitaan Kepolisian dalam penyampaian kematian Dulmatin di tvOne, tidak berubah-ubah dan tidak membingungkan ... 93

Gambar 25 Tata bahasa pemberitaan Terorisme sangat jelas ... 94

Gambar 26 Suara presenter berita tvOne sangat jelas dalam pemberitaan Terorisme ... 95

Gambar 27 Bentuk pemberitaan Terorisme sangat jelas ... 96

Gambar 28 Pemberitaan kematian Dulmatin cs di tvOne dapat mempengaruhi sikap ... 97

Gambar 29 Paham pemberitaan penangkapan kelompok Terorisme Aceh di tvOne ... 98

Gambar 30 Tertarik melihat berita penyergapan Terorisme Aceh di tvOne ... 99

Gambar 31 Tertarik melihat berita penyergapan Terorisme Pamulang di tvOne ... 100

Gambar 32 Tertarik melihat berita penyergapan Terorisme Dulmatin cs di tvOne ... 101

Gambar 33 Menjadi waspada akan Terorisme melihat pemberitaan kelompok Terorisme di tvOne ... 102

Gambar 34 Menjadi waspada akan Terorisme melihat pemberitaan tvOne dalam penangkapan kelompok Terorisme Aceh di Medan... 103

Gambar 35 Selalu mengikuti informasi penangkapan Terorisme di Aceh yang ditayangkan di tvOne ... 104

Gambar 36 Selalu mengikuti informasi penangkapan Terorisme di Pamulang yang ditayangkan di tvOne ... 105

(12)

Gambar 38 Suka untuk terus menonton pemberitaan Terorisme kelompok Aceh di tvOne ... 107

Gambar 39 Suka untuk terus menonton pemberitaan kelompok Terorisme Pamulang di tvOne ... 108

Gambar 40 Suka untuk terus menonton pemberitaan kelompok Terorisme Dulmatin cs di tvOne ... 109

Gambar 41 Berkeinginan untuk terus menonton pemberitaan kelompok Terorisme Pamulang di tvOne... 110

Gambar 42 Berkeinginan untuk terus menonton pemberitaan Terorisme kelompok Aceh di tvOne ... 111

Gambar 43 Berkeinginan untuk terus menonton pemberitaan kematian gembong Terorisme Dulmatin cs di tvOne ... 112

Gambar 44 Ingin mencari info lebih jauh tentang kelompok Terorisme di Aceh melalui menonton berita di tvOne ... 113

Gambar 45 Ingin mencari info lebih jauh tentang kelompok Terorisme di Pamulang melalui menonton berita di tvOne... 114

Gambar 46 Ingin mencari info lebih jauh tentang kematian gembong Terorisme Dulmatin cs melalui menonton berita di tvOne ... 115

Gambar 47 Paham dengan mempelajari pemberitaan kelompok Terorisme Aceh di tvOne ... 116

Gambar 48 Paham dengan mempelajari pemberitaan kelompok Terorisme Pamulang di tvOne ... 117

Gambar 49 Paham dengan mempelajari pemberitaan kematian gembong Terorisme Dulmatin cs di tvOne ... 118

Gambar 50 Pemberitaan kelompok Terorisme Aceh di tvOne dapat menambah Pengetahuan... 119

Gambar 51 Pemberitaan kelompok Terorisme Pamulang di tvOne dapat menambah Pengetahuan... 120

Gambar 52 Pemberitaan kematian gembong Terorisme Dulmatin cs di tvOne dapat menambah Pengetahuan ... 121

Gambar 53 Pemberitaan kelompok Terorisme Aceh di tvOne dapat menarik perhatian 122

(13)

Gambar 55 Pemberitaan kematian gembong Terorisme Dulmatin cs di tvOne dapat menarik perhatian ... 124

Gambar 56 Selalu mengingat kelompok Terorisme Aceh melalui pemberitaan di tvOne ... 125

Gambar 57 Selalu mengingat kelompok Terorisme Pamulang melalui pemberitaan di tvOne ... 126

Gambar 58 Selalu mengingat kematian gembong Terorisme Dulmatin cs melalui pemberitaan di tvOne ... 127

Gambar 59 Pemberitaan kelompok Terorisme Aceh di tvOne sesuai dengan informasi yang dibutuhkan ... 128

Gambar 60 Pemberitaan kelompok Terorisme Pamulang di tvOne sesuai dengan informasi yang dibutuhkan ... 129

Gambar 61 Pemberitaan kematian gembong Terorisme Dulmatin cs di tvOne sesuai dengan informasi yang dibutuhkan ... 130

Gambar 62 Hubungan antara Intensitas Menonton Tayangan Terorisme pada Program Berita Kabar Pagi, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam di tvOne dalam

seminggu dengan Tertarik melihat berita penyergapan Terorisme Aceh di tvOne ... 153

Gambar 63 Hubungan antara Intensitas Menonton Tayangan Terorisme pada Program Berita Kabar Pagi, Kabar Siang, Kabar Petang, Kabar Malam di tvOne dalam seminggu

dan Paham dengan mempelajari pemberitaan kelompok Terorisme Aceh di tvOne ... 154

Gambar 64 Hubungan antara Intensitas Menonton Tayangan Terorisme pada Program Berita Kabar Pagi, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam di tvOne dalam seminggu dengan Selalu mengikuti informasi penangkapan Terorisme di Pamulang yang ditayangkan di tvOne ... 155

Gambar 65 Hubungan antara Intensitas Menonton Tayangan Terorisme pada Program Berita Kabar Pagi, Kabar Siang, Kabar Petang, dan Kabar Malam di tvOne dalam seminggu dan Pemberitaan kelompok Terorisme Pamulang di tvOne dapat menambah pengetahuan ... 157

(14)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Sejauh mana hubungan pemberitaan terorisme di tvOne dan sikap mahasiswa FISIP USU.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang melihat sejauhmana pengaruh antara satu variable terhadap variable lainnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 FISIP USU yang masih aktif kuliah, yang terdiri dari 3 departemen yaitu Ilmu Komunikasi, Kesejahteraan Sosial, dan Administrasi Negara, sebanyak 1121 orang. Melalui rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, maka besar sampel yang diambil adalah sebanyak 91 orang responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel stratifikasi proporsional

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui dua cara antara lain melalui data sekunder yaitu mengumpulkan data dari literatur dan sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Melalui data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil kuesioner.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien korelasi Rank Order oleh Spearman dengan hasil 0.597.

Hasil Uji Korelasi Spearmen Menggunakan Piranti Lunak SPSS versi 16.0. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi kedua variable digunakan skala Guildford. Hasil 0.597 berada diskala 0.40-0.70 yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dunia ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa melepaskan diri

dari kaitannya dengan media massa; demikian juga sebaliknya, media massa tidak

bisa melepaskan diri dari dunia dengan segala isi dan peristiwanya. Hal ini

disebabkan karena hubungan antara keduanya sangatlah erat sehingga menjadi

saling bergantung dan saling membutuhkan. Segala isi dan peristiwa yang ada di

dunia menjadi sumber informasi bagi media massa. Selanjutnya, media massa

mempunyai tugas dan kewajiban selain menjadi sarana dan prasarana komunikasi,

untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan peristiwa-peristiwa di dunia ini

melalui pemberitaan atau publikasinya dalam aneka wujud (berita, artikel, laporan

penelitian, dan lain sebagainya) dari yang kurang menarik sampai yang sangat

menarik, dari yang tidak menyenangkan sampai yang sangat menyenangkan tanpa

ada batasan kurun waktu.

Kehadiran televisi di dunia telah membawa dampak yang besar bagi umat

manusia. Televisi membawa berbagai kandungan informasi, pesan-pesan yang

dalam kecepatan tinggi menyebar ke seluruh pelosok dunia. Menjadi berbagai alat

bagi berbagai kelompok untuk menyampaikan berbagai pesan untuk bermacam

kalangan masyarakat. Dalam kehidupan kita sekarang, televisi telah membawa

dampak yang sangat besar buat manusia. Televisi membawa berbagai kandungan

informasi, dimana pesan-pesannya dalam kecepatan tinggi menyebar ke seluruh

(16)

beragam. Hal ini membuat orang bisa secara langsung mendapatkan informasi

yang dibutuhkan tanpa membutuhkan waktu yang lama. Di sinilah peranan

televisi demikian penting dan dibutuhkan oleh manusia. Dan menjadikan daya

tarik menonton pada masyarakat demikian meningkat semakin tinggi.

Salah satu keuntungan dari televisi yaitu kecepatan dalam memberikan

informasi terbaru (Update). Stasiun TV di Indonesia yang menyajikan berita tercepat dan terbaru ialah tvOne. Tanggal 14 Februari 2008, pukul 19.30 WIB,

merupakan saat bersejarah karena untuk pertama kalinya tvOne mengudara.

Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang

Yudhoyono, tvOne menjadi stasiun tv pertama di Indonesia yang mendapatkan

kesempatan untuk diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia. tvOne

secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke

atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta

masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang dimilikinya.

Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One, Sport One, Info One, dan Reality One, tvOne membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif

dalam hal pemberitaan dan penyajian program.

Sebagai pendatang baru dalam dunia News, tvOne telah mempersiapkan

bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar

Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan

dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan

(17)

tvOne dikemas dengan judul : Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar

Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan

oleh Kabar Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara

langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah (Medan,

Surabaya, Makassar) dengan bobot pemberitaan yang berimbang antar semua

Biro. (http://www.tvone.co.id/tvone/).

Selama bulan Maret pemberitaan tentang teroris sangat gencar diberitakan

oleh tvOne. Berkaitan dengan terungkapnya aktivitas pelatihan teroris di Aceh ini,

banyak kalangan yang memuji kinerja polisi dengan keberhasilan pengungkapan

yang disusul dengan penangkapan anggota kelompok itu baik yang berada di

Aceh ataupun di Pamulang. Teroris yang bernama Dulmatin di kepung dalam

sebuah ruko di jalan Siliwangi, Pamulang, oleh Pasukan Densus 88. Dulmatin

merupakan gembong teroris di balik peristiwa Bom Bali 1 2002 dan berkaitan

langsung dengan aktifitas pelatihan teroris di Aceh, dipastikan tewas dalam

penggerebakan di Pamulang, Tangerang. Tewasnya Dulmatin di luar prediksi,

sebab dia dikabarkan berada di Mindanao, Filipina. Selama delapan tahun

belakangan, aparat Filipina menyatakan Dulmatin yang bersembunyi di antara

gerombolan Abu Sayaf, tewas di tangan aparat. Tiga kali Filipina mengumumkan

kematian Dulmatin. Namun klaim itu terbukti salah. Petualangan Dulmatin

berakhir di sebuah warnet di Pamulang.

Bukan hanya kalangan masyarakat awam saja yang tertarik dengan

(18)

terhadap pemberitaan teroris. Hal ini disebabkan mahasiswa dituntut untuk peka

terhadap informasi-informasi terbaru.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP

USU) merupakan fakultas yang erat hubungannya dengan kondisi politik, sosial

dan keamanan yang sedang terjadi. Informasi merupakan hal yang penting yang

dapat mendukung setiap mahasiswa dalam dunia pendidikan yang sedang

dijalaninya termasuk acara berita yang setiap waktu selalu berkembang. Liputan

berita tentu saja bisa menambah pengetahuan mahasiswa FISIP USU tentang

situasi dan kondisi yang terjadi diseluruh wilayah Indonesia maupun dari

mancanegara. Intensitas liputan berita tentang terorisme bisa saja membentuk

pandangan yang berbeda-beda di kalangan mahasiswa.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui

sejauh manakah hubungan pemberitaan terorisme di tvOne dan sikap mahasiswa

FISIP USU.

I.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut :

“Sejauh mana hubungan pemberitaan terorisme di tvOne dan sikap

mahasiswa FISIP USU?”

I.3 PEMBATASAN MASALAH

a. Penelitian ini difokuskan kepada pemberitaan terorisme yang

(19)

b. Penelitian difokuskan kepada pengaruh pemberitaan terorisme

terhadap sikap mahasiswa yang kognitif dan afektif.

c. Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa FISIP USU.

d. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang

dibatasi pada Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial, dan Departemen Ilmu Administrasi Negara yang

pernah menonton Pemberitaan Terorisme di tvOne.

e. Waktu Penelitian

Tabel 1 Waktu Penelitian

I.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberitaan terorisme di tvOne terhadap

sikap mahasiswa.

b. Untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa FISIP USU mengikut i

perkembangan pemberitaan terorisme. No Kegiatan

Maret April

I II III IV V I II III IV V

1 Penyusunan Judul Penelitian

2 Penyusunan Proposal Penelitian

3 Seminar Proposal Penelitian

4 Revisi Proposal Penelitian

5 Penyusunan Uraian Teoritis

6 Penyusunan Kuesioner

7 Penyebaran Kuesioner

8 Menganalisa Data

9

Penyusunan Kesimpulan dan

(20)

c. Untuk mengetahui intensitas mahasiswa FISIP USU dalam mengkomsumsi

pemberitaan terorisme di tvOne.

I.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

yang positif kepada mahasiswa FISIP USU khususnya terhadap Ilmu

Komunikasi Massa.

2. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperluas pengetahuan

peneliti serta mahasiswa FISIP USU mengenai pengaruh media.

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan

penelitian ini.

I.5 KERANGKA TEORI

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir

dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka

teori yang memuat pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah

penelitian yang akan disoroti (Nawawi,1995:39).

Dengan adanya kerangka teori, maka penulis memiliki landasan berfikir

sebagai titik tolak di dalam pemecahan masalah yang ada. Dalam penelitian ini

teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah : Komunikasi dan

Komunikasi massa, Televisi sebagai Media Massa, Berita, Efek Komunikasi

Massa, S-O-R, Sikap.

(21)

Setiap hari, dalam berbagai cara kita berkomunikasi. Kita

mengkomunikasikan pemikiran, perasaan, dan keinginan. Sederhana atau

kompleks, baik disengaja maupun tidak sengaja, direncanakan maupun tak

terencana, aktif maupun pasif, komunikasi merupakan salah satu perlengkapan

penting dalam mencapai hasil, pemuasan kebutuhan, dan pemenuhan ambisi,

sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan bagian terbesar dalam

kehidupan kita sehari-hari.

Menurut Harold Laswell cara yang baik untuk menggambarkan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

Who (Siapa), Says What (Mengatakan apa), In Which Channel (Dengan Saluran

Apa), To Whom (Kepada Siapa), With What Effect (Dengan Pengaruh

Bagaimana) (Mulyana, 2002:62)

Paradigma Laswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu (Effendy, 1990:10),

yakni :

- Komunikator (Communicator, Source, Sender)

- Pesan (Message)

- Media (Channel, Media)

- Komunikan (Communicant, Communicatee, Receiver, Receipent)

- Efek (Effect, Impact, Influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

(22)

Sejalan dengan perkembangan media komunikasi, maka berkembang pula

inmu komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan studi ilmiah tentang

media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/ pendengar/ penonton yang

akan coba diraihnya dan efek terhadap mereka. Pada dasarnya komunikasi massa

adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan

komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan

singkatan dari komunikasi media massa. Komunikasi massa menyiarkan

informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah

yang banyak dengan menggunakan media.

Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of message in industrial societies”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang

kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh

sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Komunikasi massa berlangsung satu arah

b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

c. pesan pada komunikasi massa bersifat umum.

d. media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

(23)

2. Televisi sebagai Media Komunikasi

Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa, karena

sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi

mempunyai kelebihan dari media massa lainnya, yaitu bersifat audio visual

(didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat

menyajikan peristiwa yang sering terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun

mereka berada.

Dengan ini dapat dikatakan bahwa televisi sebagai media massa dapat

berfungsi sangat efektif, karena selain dapat menjangkau ruang yang sangat luas

juga dapat mencapai massa atau pemirsa yang sangat banyak dalam waktu yang

relatif singkat. Jadi suatu pesan yang ditayangkan di televisi selalu bisa di tonton

oleh khalayak tertentu.

3. Berita

Menurut Assegraf, 1983 dalam Mondry, (2008:132) menjelaskan beberapa

definisi berita yang dikutip dari beberapa tokoh, antara lain sebagai berikut.

a. M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan, berita merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian

sebagian besar pembaca.

b. Wiliard C. Bleyer, dalam buku Newspaper Writing and Editing mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan

untuk dimuat disurat kabar karena ia dapat menarik atau mempunyai

makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik

(24)

c. Wiliam S. Maulsby, dalam buku Getting in News menulis, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari

fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik

perhatian para pembaca surat kabar tang memuat berita tersebut.

d. Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan pertama dari kejadian

yang penting dan dapat menarik perhatian umum.

Menurut Askurifai Baksin (2006:63-68), terdapat unsur-unsur dominan

yang menjadi ciri khas televisi, yaitu :

a. Penampilan Penyaji berita

Penyaji atau yang lebih dikenaldengan sebutan presenter atau pemandu

acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program

televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan

lainnya, tapi umumnya terkenal karena presenter program tertentu. Kecuali

presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan profesional

dibidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tertentu lainnya.

(http:/id?wikipedia.Org/wiki/Presenter_televisi).

RM Hartoko dalam Baksin (2006:157) menyebutkan beberapa prasyarat

untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu:

 Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman.

 Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa,

daya penyesuaian dan daya ingatan yang kuat.

(25)

 Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan

memiliki wibawa yang cukup mantap.

b. Bahasa

Bahasa merupakan sistem ungkapan melalui suara yang dihasilkan oleh

pita suara manusia yang bermakna, dengan satuan-satuan utamanya berupa

kata-kata dan kalimat, yang masing-masing memiliki kaidah-kaidah pembentuknya

(Baksin, 2006:67). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa

adalah sistem lambang bunyi arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota

masyarakat untuk bekerja sama berinteraksi, dan menhidentifikasi diri. (Baksin

2006:67).

4. Efek Komunikasi Massa

Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik

terhadap individu maupun masyarakat, dan berhubungan dengan pengetahuan,

sikap, dan perilaku. Kajian tentang efek atau pengaruh komunikasi massa sudah

muncul sejak masa Perang Dunia II ketika menyoroti berbagai ketakutan akibat

propaganda yang dilakukan untuk mempengaruhi individu maupun massa melalui

media pada masa itu.

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa

timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu, efek

melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat

(26)

a. Efek kognitif, yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga

khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti yang

tadinya bingung menjadi merasa jelas.

b. Efek afektif, yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat

kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau

film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.

c. Efek konotif, yaitu bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang

cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak

langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului

oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif

setelah muncul efek kognitif dan afektif.

5. Sikap

Menurut Jallaludin Rakhmat (2005:39) mengemukakan lima pengertian

sikap, yaitu:

a. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikirm dan merasa

dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku,

tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara

tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap berupa benda, orang, tempat,

gagasan atau situasi, atau kelompok.

b. Sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar

rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau

(27)

diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus

dihindari.

c. Sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjikkan sikap politik kelompok

cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan.

d. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai

menyenangkan atau tidak menyenangkan.

e. Sikap timbul dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan

hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.

6. Model Teori S – O – R

Model Teori S – O – R singkatan dari Stimulus organism Respon suatu

model klasik komunikasi yang lahir pada tahun 1930-an. Asumsi dasar dari model

ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung

terhadap komunikan. Model teori merupakan model teori paling dasar. Model ini

dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik

(Mulyana, 2002:132). Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah

reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan

dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan, unsur-unsur

dalam model ini adalah:

 Pesan (stimulus, S) adalah liputan berita di tvOne.

(28)

 Efek (Response, R) adalah pengaruh yang ditimbulkan liputan berita tersebut yang terlihat dalam persepsi mahasiswa.

Dibalik konsepsi ini sesungguhnya terdapat dua pemikiran yang

mendasarinya:

a) Gambaran suatu masyarakat modern yang merupakan agregasi dari

individu-individu yang relatif terisolasi yang bertindak berdasarkan

kepentingan pribadinya, yang tidak terlalu terpengaruh oleh kendala dan

ikatan sosial.

b) Suatu pandangan yang dominan mengenai media massa yang seolah-olah

sedang melakukan kampanye untuk memobilisasi perilaku sesuai dengan

tujuan dari berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat (biro iklan,

pemerintah, parpol, dsb).

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan

persepsi tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah

proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus

tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat

antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang

akan muncul dalam diri penerima akibat pesan tersebut.

I.6 KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep harus dirumuskan sebagai hasil pemikiran rasional yang

(29)

dicapai. Perumusan kerangka konsep itu merupakan bahan yang akan menuntun

dalam merumuskan hipotesa penelitian (Nawawi, 1995: 40).

Konsep merupakan istilah dan definisi yang akan digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak suatu fenomena yang hendak diuji (Singarimbun,

1995 : 32)

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

 Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor unsur yang

menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau

faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:56). Variable bebas dalam

penelitian ini adalah Pemberitaan Terorisme di TV.

 Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah sejumlah gejala atau faktor unsur

yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adalnya

variabel bebas (Nawawi, 1995:57). ). Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah sikap mahasiswa tentang pemberitaan teroris di kalangan

mahasiswa FISIP USU.

 Karakteristik responden (Mahasiswa USU)

Karakteristik responden (Mahasiswa USU) dalam penelitian ini

(30)

Variabel Terikat (Y)

Sikap Mahasiswa

I.7 MODEL TEORITIS

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan

dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

I.8 VARIABEL OPERASIONAL

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas maka dibuat

variabel operasional yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam

penelitian, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2 Operational Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

Pemberitaan Terorisme di TV

a. Credibility b. Context c. Content d. Clearity e. Continuity e. Consistency f. Capability

Variabel Bebas (X)

(31)

Variabel Terikat (Y)

Sikap Mahasiswa

a.Kedalaman Pemberitaan Terorisme

b.Mengikuti Pemberitaan

c.Menyukai Pemberitaan Terorisme

d.Mengerti pemberitaan terorisme

e.Perubahan Sikap

f.Setuju Pemberitaan

g.Mencari Info berita Kembali

h.Keputusan mencari Info Lain

I.9 DEFINISI OPERASIONAL

Menurut Singarimbun (1995: 46), definisi operasional adalah unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu

variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah

yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai

berikut:

1. Variabel Bebas (Pemberitaan Terorisme di TV)

a. Credibility adalah nilai kepercayaan mahasiswa terhadap

pemberitaan terorisme di tvOne.

b. Context adalah pemberitaan yang disajikan berisi konteks-konteks

yang menggambarkan kehidupan nyata.

c. Content adalah kejelasan makna dari pemberitaan terorisme di

(32)

d. Clearity adalah kejelasan bahasa pada pemberitaan terorisme di

tvOne.

e. Continuity adalah adanya kesinambungan mengenai pemberitaan

terorisme di tvOne.

f. Consistency adalah ketetapan terhadap makna pesan dalam

pemberitaan terorisme di tvOne.

g. Capability adalah kemampuan mahasiswa terhadap pesan yang

disampaikan.

2. Variabel Terikat (Sikap Mahasiswa), terdiri dari:

a) Kedalaman Pemberitaan Terorisme adalah kemampuan mahasiswa

dalam melihat kedalaman berita Terorisme.

b) Mengikuti Pemberitaan adalah sejauh mana mahasiswa mengikuti

pemberitaan Terorisme.

c) Menyukai Pemberitaan Terorisme adalah sejauh mana mahasiswa

menyukai pemberitaan terorisme.

d) Mengerti pemberitaan Terorisme adalah kemampuan mahasiswa

untuk mengerti pemberitaan Terorisme.

e) Perubahan Sikap adalah bagaimana sikap mahasiswa dalam

menilai pemberitaan Terorisme.

f) Setuju Pemberitaan adalah sejauh mana mahasiswa menyetujui

(33)

g) Mencari Info berita Kembali adalah kemampuan mahasiswa untuk

mencari info berita kembali tentang terorisme di tvOne.

3. Karakteristik Responden (Mahasiswa USU), terdiri dari:

b. Umur, yaitu umur responden.

c. Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita.

I.10 HIPOTESIS

Menurut Bungin (2005:75), Hipotesis adalah suatu kesimpulan penelitian

yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan

kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan

dengan menguji hipotesis dimaksud dengan data di lapangan.

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan

sikap mahasiswa FISIP USU.

Ha : Terdapat hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan sikap

(34)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 KOMUNIKASI

II.1.1 Pengertian Komunikasi

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai

tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya

komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu

sama lain, yang disebabkan oleh hubungan tersebut, menimbulkan interaksi sosial

(social interaction) dan terjadinya interaksi sosial disebabkan oleh interkomunikasi (intercommunication) (Effendy, 2004: 3).

Menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses mengubah perilaku

orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals)(Effendy, 2005:10). Akan tetapi, perubahan sikap, pendapat atau perilaku orang lain dapat terjadi apabila komunikasi tersebut berlangsung secara

komunikatif.

Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, maka akan terjadi selama

ada kesamaan makna, sehingga komunikasi yang dilakukan kedua orang tersebut

bersifat komunikatif. Akan tetapi, pengertian komunikasi di atas sifatnya dasariah,

dalam arti kata bahwa komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna

antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi

(35)

persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan

melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.

Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui

media (Effendy, 2004: 5).

Sedangkan Harold Lasweel memberikan pengertian komunikasi melalui

paradigma yang dikemukakannya dalam karyanya The Structire abd Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Whos Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?” Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang

diajukan, yakni :

• Komunikator (communicator, source, sender)

Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang memberikan

informasi kepada lawan bicaranya.

• Pesan (Message)

Pesan merupakan seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan

oleh komunikator.

• Media (channel, media)

Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari

komunikator kepada komunikan.

(36)

Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang yang menerima

pesan atau informasi dari komunikator.

• Efek (effect, impact, influence)

Efek adalah tanggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah

diterpa pesan.

Berdasarkan paradigma lasswell tersebut komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2005:10).

Berdasarkan defenisi diatas dapat diketahui bahwa komuikasi merupakan

proses penyampaian pesan melalui penggunaaan simbol/ lambang yang dapat

menimbulkan efek berupa perubahan tingkah laku yang bisa dilakukan dengan

menggunakan media tertentu.

Menurut Nordenstreng dan Varis, 1973 dalam Bungin (2006: 107), ada

empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:

1. Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia.

2. Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia

dengan menggunakan bahasa.

3. Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya

komunikasi massa yang sebenarnya.

4. Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televisi,

(37)

Berkembangnya keempat titik penentu dalam sejarah komunikasi

merupakan puncak prestasi peradaban umat manusia, mengungguli siapa pun

makhluk Tuhan di alam jagat raya. Dari empat titik tersebut kemudian manusia

berkembang bersama semua aspek kehidupan manusia yang membedakannya

dengan makhluk lainnya.

II.3.1 Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu :

1. Proses Komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar dan lain sebagaianya yang secara

langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada

komunikan (Effendy, 2005:16).

2. Proses Komunikasi secara sekunder

Proses Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang secara media pertama. Seorang

komunikator menggunakan media kedua dalam komunikasinya karena komunikan

sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak.

Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan lain sebagainya

merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi (Effendy,

(38)

II.1.2 Ruang Lingkup Komunikasi

Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah, dan

meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup dan

banyak dimensinya. Berikut ini jenis-jenis komunikasi menurut konteksnya

(Efendi, 1993:52-54) :

1. Berdasarkan bidang komunikasi

Yang dimaksud dengan bidang disini adalah bidang kehidupan

manusia, dimana di antara jenis kehidupan yang satu dengan jenis

kehidupan lainnya terdapat perbedaan yang khas dan kekhasan ini

menyangkut proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya komunikasi

meliputi :

a. Komunikasi sosial (sosial communication)

b. Komunikasi organisasional/manajemen (organization.management

communication)

c. Komunikasi bisnis (business communication)

d. Komunikasi politik (political communication)

e. Komunikasi internasional (international communication)

f. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication)

g. Komunikasi pembangunan (development communication)

h. Komunikasi tradisional (traditional communication)

2. Berdasarkan sifat komunikasi

Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut :

(39)

1) Komunikasi lisan (oral communication)

2) Komunikasi tulisan (written communicaaation)

b. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication)

1) Komunikasi kial (gestural/body communication)

2) Komunikasi gambar (pictorial communication)

3) Lain-lain

c. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication)

d. Komunikasi bermedia (mediated communication)

3. Berdasarkan tatanan komunikasi

Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi

ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang,

atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar.

Berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka diklasifikasikan

mejadi bentuk sebagai berikut:

a. Komunikasi pribadi (personal communication)

1) Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication)

2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)

b. Komunikasi kelompok (group communication)

1) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

a) Ceramah

b) Forum

c) Symposium

(40)

e) Seminar

f) Lain-lain

2) Komunikasi kelompok besar (large group communication)

c. Komunikasi Massa (mass communication)

1) Komunikasi media massa cetak

a)surat kabar

b) majalah

2) Komunikasi media massa elektronik

a) radio

b) televisi

c) film

d) lain-lain

d. Komunikasi medio

a) surat

b) telepon

c) pamflet

d) poster

e) spanduk

(41)

II.2 KOMUNIKASI MASSA

II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Secara sederhana komunikasi massa berarti komunikasi melalui media

massa baik cetak maupun elektronik. Dengan demikian, media massa adalah

alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat

kepada audience yang luas dan heterogen. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan pada waktu yang serempak.

James W. Tankard (2005:4) memberi penjelasan bahwa komunikasi massa

adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian lagi ilmu. Keterampilan

dalam artian meliputi tekni-teknik dasar tertentu yang dapat dipelajari seperti

mengoperasikan kamera, atau pun keterampilan wawancara. Seni dalam artian

meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip program televisi,

mengatur tata letak (desain grafis) majalah maupun surat kabar. Pengertian ilmu

meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana komunikasi berlangsung dan

dapat dikembangkan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.

Josep A Devito, dalam Nurudin (2003:10), mendefinisikan bahwa

(42)

logically defined by its forms, television, radio, news paper, magaazines, films, books, and tapes.”

Jika diterjemahkan secara bebas bisa berarti, “pertama, komunikasi massa

adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa

banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau

semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya

ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar

untuk di definisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yag disalurkan

oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali

akan lebih mudah dan lebih logis bila di definisikan menurut bentuknya; televisi,

radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita.

Sedangkan menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney dalam Nurudin,

(2003:11) menyebutkan bahwa “Mass communication is a process whereby mass

– produced message are transsmited to large, anonymous, an heterogeneous

masses of receivers. Yang artinya komunikasi massa adalah sebuah proses dimana

pesan-pesan diproduksi secara massal/ tidak sedikit itu disebarkan kepada massa

penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen. “Large” disini berarti lebih luas

dari sekedar sekumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan

“anonimous” berarti bahwa individu yang menerima pesan cenderung menjadi

asing satu sama lain atau tidak saling mengenal satu sama lain, dan

“heterogeneous” berarti bahwa pesan yang dikirim “to whom it may concern”

(43)

atribut, status, pekerjaan dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama

lain dan bukan penerima pesan yang homogen.

II.2.2 Ciri Komunikasi Massa

Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh

sifat-sifat komponennya. Menurut Nurudin (2003:16-30) menjelaskan ciri-ciri

komunikasi massa sebagai berikut :

a. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga.

b. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.

c. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum.

d. Komunikasi berlangsung satu arah.

e. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

f. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis.

g. Komunikasi massa di kontrol oleh gatekeeper.

II.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi-fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C.

Whitney dalam Nurudin (2003:62), antara lain :

a. To inform (menginformasikan) b. To entertain (memberi hiburan) c. To persuade (membujuk)

(44)

Sedangkan fungsi komunikasi massa nmenurut John Vivian dalam

Nurudin (2003:62) menyebutkan :

a. Providing information b. Providing entertainment c. Helping to persuade

d. Contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial).

Ada juga, fungsi komunikasi massa yang pernah dikemukakan oleh Harold

D Lasswell dalam Nurudin (2003:62), yakni :

a. Surveilance of the environment (fungsi pengawasan)

b. Correlation of the part of society in responding to the environment (fungsi korelasi)

c. Transmission of the social hetigate from one generation to the next (fungsi pewarisan sosial)

Sedangkan menurut Alexis S Tan, fungsi-fungsi komunikasi bisa

diperoleh dalam empat hal. Meskipun secara eksplisit ia tidak mengatakan

fungsi-fungsi komunikasi massa, tetapi ketika ia menyebut bahwa penerima pesan dalam

komunikasi bisa kumpulan orang-orang (a group of persons) atau ia menyebutnya Mass Audience, sedangkan pengirim pesan atau komunikatornya termasuk kelompok orang atau media massa, maka itu sudah bisa dijadikan bukti bahwa

fungsi yang dimaksud adalah fungsi komunikasi massa. Paling tidak bisa dilihat

(45)
[image:45.595.106.521.128.648.2]

Tabel 3 Ciri komunikator dan Komunikan

NO TUJUAN

KOMUNIKATOR

(Penjaga Sistem)

TUJUAN KOMUNIKAN

(Menyesuaikan diri pada sistem; pemuasan kebutuhan)

1. Memberi informasi Mempelajari ancaman dan peluang;

memahami lingkungan; menguji kenyataan;

meraih keputusan.

2. Mendidik Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan

yang berguna memfungsikan dirinya secara

efektif dalam masyarakatnya; mempelajari

nilai, tingkah laku yang cocok agar di terima

dalam masyarakatnya.

3. Mempersuasi Memberi keputusan; mengadopsi nilai,

tingkah laku dan aturan yang cocok agar

diterima dalam masyarakatnya.

4. menyenangkan Menggembirakan, mengendorkan uraf

syaraf, menghibur, mengalihkan perhatian

(46)

II.2.4 Model Output Komunikasi Persuasi

Teori yang terkenal bagaimana cara kerja komunikasi persuasi atau

mempengaruhi ditunjuk dalam 12 langkah melihat bagian sisi luar proses

persuasi, urutan langkah untuk menjadikan komunikasi persuasi menjadi efektif

(Ronald 1990:48), yaitu :

1. Masyarakat harus mencari kedalaman pesan .pemberitaan

2. Mengikuti pemberitaan.

3. Menyukai pemberitaan

4. Mengerti dan belajar pemberitaan tersebut. 5. Penerimaan pesan

6. Perubahan Sikap

7. Setuju atas pemberitaan.

8. Mencari Informasi Kembali.

9. Keputusan untuk mencari informasi lain 10.Tindakan setuju dengan keputusan

11.Penguatan keinginan perbuatan

12.menempatkan penggabungan perbuatan

II.2.5 Model dalam Riset Komunikasi Massa

Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan

tahun 1954, Wilbur Schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi

manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan

(47)

Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk

menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari kata latin communis yang artinya common (sama).

• Model Wilbur Schramm (1)

Sumber Pengirim Sinyal Decoder saran

Menurut Schramm komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3

unsur :

a. Sumber bisa berupa seorang individual berbicara, menulis, menggambar,

dan bergerak atau sebuah organisasi komunikasi (Koran, rumah produksi,

televise).

b. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara,

lambaian tangan atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.

c. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca,

anggota dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok, mahasiswa

dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton

(48)

Area Pengalaman Area Pengalaman

• Model Wilbur Schramm (2)

Schramm mengenalkan konsep Area Pengalaman, yang menurut Schramm

sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana

yang diinginkan oleh komunikan. Schramm menekankan bahwa tanpa adanya

Area Pengalaman yang sama (bahasa yang sama, latar belakang yang sama,

kebudayaan yang sama, dll) hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan

akan diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini model Schramm diatas adalah

pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa

pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi noise. Menurut Schramm feedback membantu kita untuk mengetahui bagaimana pesan kita

diinterpretasikan. Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik

pesan berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Jika wilayah irisan

semakin besar, makan komunikasi lebih mudah dilakukan dan efektif. Sumber

Encoder

Sinyal

(49)

• Model Wilbur Schramm (3)

Pada model ini Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan

umpan balik maka ia akan berada pada posisi komunikator (source). Setiap

individu dilihat sebagai sumber sekaligus penerima pesan dan komunikasi dilihat

sebagai proses sirkular dari pada suatu proses satu arah seperti pada dua model

Schramm sebelumnya. Model yang ketiga ini disebut juga disebut model Osgood

dan Schramm. (http://inherent.brawijaya.ac.id/vlm/login/index.php).

Pesan menurut teori Cutlip dan Center yang dikenal dengan The 7C’s of

Communication, meliputi:

a. Credibility, yaitu memulai komunikasi dengan membangun

kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun berita

kepercayaan itu berawal dari kinerja, baik pihak komunikator

maupun pihak komunikan akan menerima pesan tersebut

berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya begitu juga tujuannya.

b. Context, yaitu suatu program komunikasi mestinya berkaitan

dengan lingkungan hidup atau keadaan social yang bertentangan Decoder

Penerjemah

Decoder Decoder

Penerjemah

Decoder

Pesan

(50)

dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperhatikan sikap

partisipatif.

c. Content¸pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki

kecocokan dengan system nilai-nilai yang berlaku bagi orang

banyak dan bermanfaat.

d. Clarity, manyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti

dan mempunyai persamaan arti antara komunikator dan

komunikan.

e. Continuity, komunikasi tersebut merupakan proses yang tidak ada,

akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk

mencapai tujuan.

f. Consistency, yautu ketetapan terhadap makna pesan dimana isi atau

materi pesan harus konsisten dan tidak membingungkan audiens.

g. Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan, yaitu melibatkan

berbagai factor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca,

menonton dan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya

(Ruslan, 1997:72-24).

II.3 TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA

II.3.2 Sejarah Televisi

Dalam buku Empat Windu TVRI dalam, Baksin, (2006:7) disebutkan

(51)

didunia ini sejalan dengan kemajuan teknologi elektronika, yang bergerak pesat

sejak ditemukannya transistor oleh William Sockley dan kawan-kawan pada tahun

1946. Transistor yang dibuat dari pasir silikon yang banyak terdapat di Lembah

Silicon California Amerika Serikat ini merupakan benda sebesar pasir yang

berfungsi sebagai penghantar listrik bebas hambatan. Transistor ini sanggup

menggantikan fungsi tabung (vaccum tube) yang diciptakan oleh Lee de Forest

pada tahun 1912.

Selanjutnya pada tahun 1923 Vladimir Katajev Zwortkin berhasil

menciptakan sistem televisi elektris. Dan tahun 1930 Philo T. Farnsworth

menciptakan sistem televisi. Penemuan dasar televisi ini terus berkembang sampai

akhirnya Paul Nipkow melahirkan Televisi mekanik. Hal ini dibuktikan ketika di

New York Wolrd’s fair tahun 1939 dipamerkan pesawat televisi berukuran 8 x 10

inci. Dari sinilah akhirnya berkembang pesawat televisi yang kita kenal sekarang.

Sementara untuk pertama kalinya gambar televisi mulai terlihat tahun 1920 di

Amerika Serikat.

II.3.3 Sejarah Televisi di Indonesia

Dalam Baksin (2006:15) menjelaskan siaran televisi di Indonesia dimulai

pada tahun 1962. Saat itu masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang

begitu memukau. Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tapi siaran televisi

(52)

Saat ini di Indonesia sudah mengudara sebelas stasiun televisi, satu TVRI

dan sepuluh stasiun televisi swasta. Tetapi sejarah kelahiran televisi di Indonesia

tetap harus menjadi catatan kita. Sebab, bagaimanapun canggih dan hebatnya

stasiun televisi swasta yang kini mengudara, tetap tidak bisa meninggalkan

sejarah lahirnya televisi di negara kita. Dan bicara sejarah televisi indonesia tentu

tidak bisa lepas dari kelahiran TVRI sebagai cikal bakal dunia penyiaran televisi

di Indonesia.

Ketika pertama kali TVRI mengudara, televisi pemerintah ini awalnya

menampilkan liputan Asian Games IV. Ini artinya sejak awal TVRI sudah

memperhatikan konsumsi berita untuk pemirsanya. Dan sebagai tv pemerintah

akhirnya pola acara pemberitaan lebih pada acara yang sifatnya seremonial. Saat

itu berita semacam ini mengalir begitu saja. Artinya masyarakat pasrah dan nrimo saja apa yang disajikan TVRI. Ini karena TVRI itu sangat monopolistis. Tidak ada

siaran televisi selain TVRI. Maka begitu kran deregulasi di bidang pertelevisian

dibuka lebar-lebar dan muncul beberapa stasiun tv swasta barulah masyarakat

mendapatkan beberapa alternatif tayangan, terutama acara berita.

Ishadi SK dalam Baksin (2006:31) memaparkan bukunya Dunia

Penyiaran, Prospek dan Tantangannya menyebutkan secara riil kondisi penyiaran

televisi Indonesia. Setelah melalui beberapa periode monopoli selama lebih

seperempat abad sisitem televisi di Indonesia memasuki tahap deregulasi. Banyak

pertanyaan yang timbul tentang alasan pemerintah melakukan deregulasi ini.

(53)

a. Adanya keperluan saluran televisi yang lebih banyak untuk memenuhi

keinginan khalayak penonton televisi di Indonesia jumlahnya makin lama

makin besar dan kehidupan ekonomi makin lama semakin baik.

b. Adanya ancaman dari transnational television melalui parabola. Tidak mudah mengetahui jumlah parabola di Indonesia. Namun sejak Indonesia

menganut Open Sky Policy pada tahun 1987 jumlah antene parabola bertambah dengan amat pesat. Dalam sebuah seminar tentang satelit

internasional di Hongkong pada tahun 1991, seorang pakar

memperkirakan di Indonesia terdapat paling tidak 300.000 antene

parabola.

c. Timbulnya bisnis penyewaan video (video rental) yang telah berkembang

menjadi penyewaan video keliling dari rumah ke rumah. Acapkali usaha

ini tidak bisa dikontrol, baik kualitas maupun isi programnya. Pada saat

yang bersamaan ditemukan pemancar-pemancar televisi ilegal yang

menyiarkan materi acara eks video rental. Gejala ini diartikan sebagai :

terdapat keperluan yang mendesak akan program acara televisi alternatif

diluar TVRI untuk acara-acara yang bersifat hiburan maupun informasi.

d. Adanya desakan yang kuat kepada pemerintah dari sektor bisnis akan

perlunya media promosi produk barang dan jasa melalui saluran televisi

swasta. Bersamaan dengan berkembangnya industri dan meningkatnya

konsumerisme, sektor swasta memerlukan media promosi yang lebih

(54)

Atas dasar pertimbangan tersebut, mulai tahun 1990 pemerintah mengizinkan

tiga stasiun swasta, RCTI beroperasi di Jakarta dan Bandung, SCTV (beroperasi

di Surabaya dan Denpasar), dan TPI yang beroperasi di Jakarta dengan

menggunakan saluran transmisi TVRI pada pagi hari dan menyiarkan programnya

ke seluruh Indonesia. Ketiga stasiun televisi itu diizinkan menyiarkan 20% iklan

dari seluruh waktu siaran.

Izin swasta untuk menyelenggarakan berita sendiri merupakan titik penting

bagi sejarah perkembangan televisi di Indonesia. Berita merupakan perangkat

andalan yang tidak hanya berarti penambahan arus informasi di dalam negeri,

namun juga amat besar peranannya mengimbangi arus berita dari luar, khususnya

melalui berita televisi trans nasional yang sudah menggunakan Palapa seperti ABC-Australia, CNN, TF1-Prancis, TVNZ Selandia Baru dan Asia Wall Street Journal. Kita melihat dengan hati lapang, RCTI, TPI dan ANTV telah mengembangkan sumber daya manusia di bidang jurnalistik televise secara baik.

Dalak banyak hal berita-berita human interest dan kriminal RCTI dan berita politik TPI jauh lebih lengkap dan akurat dibanding TVRI.

Televise swasta ini telah mengembangkan journalistic work mereka dengan sangat cepat dan professional. Secara perlahan berita televise swasta telah

mengubah format dan esensi berita televise yang berlaku sekarang. Jangkauan

RCTI dan TPI ke daerah-daerah dan ekspos mereka mengenai perkembangan

daerah telah banyak membantu p

Gambar

Tabel 3 Ciri komunikator dan Komunikan
Tabel 5 Perhitungan Sampel
Gambar 5   Sumber : P.5/FC.13
Gambar 6   Sumber : P.5/FC.14
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Our aim is to establish an Education Centre “Save the Children Life” and thus to provide illustrative simulations of different natural disasters using modern digital

[r]

Image fusion, object based image classification, generation of water surface elevation raster and flood inundated area vector generation.. The complete flow of the

[r]

Physicochemical Properties of Starch in Extruded Rice Flours.. Potensi Pengembangan Beras Merah sebagai Plasma

Video klip yang memilki perbedaan tema namun menggambarkan perempuan yang berada bersama laki-laki dalam ruang publik, bekerja sama dalam sebuah profesi yang sama

equitable processes in place to resolve conflicts of substantial magnitude pertaining to traditional rights including use rights, cultural interests or traditional cultural