• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kadar Besi (Fe) pada Air Baku dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Kadar Besi (Fe) pada Air Baku dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KADAR BESI (Fe) PADA AIR BAKU DAN AIR

RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL

TUGAS AKHIR

OLEH :

TIARA SARI SURBAKTI

NIM : 112410029

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA KADAR BESI (Fe) PADA AIR BAKU DAN AIR

RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli MadyaPada Program Diploma III Analis Farmasi Dan Makanan

Fakultas Farmasi Univeritas Sumatera Utara

Oleh:

TIARA SARI SURBAKTI NIM : 112410029

Medan, Juni 2014 Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing,

(Drs. NahitmaGinting, M.Si., Apt.) NIP 1954506281983031002

Disahkan Oleh:

Dekan Fakultas Farmasi,

(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.) NIP 195311281983031002

 

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadiarat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya seahingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penyelesaian tugas akhir ini.penyelesaian tugas akhir ini, ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan sebelumnya. Namun berkat dorongan, semangat dan dukungan berbagai pihak merupakan kekuatan yang sangat besar hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU. 2. Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt. selaku Ketua Program studi Diploma

III Analis Farmasi dan Makanan.

3. Drs. Nahitma Ginting, M.si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan serta nasehat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Seluruh Dosen/Staf Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf dan pegawai Laboratorium PDAM Tirtanadi IPA Sunggal yang telah membimbing penulis saat PKL di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal.

6. Teman saya Adhli, Nur Azizah dan Rahimah yang telah bekerja sama sepenuhnya sehingga terselesaikannya Praktek Kerja Lapangan, , dan banyak membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

(4)

Ucapan terima kasih terkhususnya kepada kedua orang tua saya Dra. Khairiah Lubis S.Pd. dan Alm. Bachtiar Surbakti yang telah banyak membantu dan mendukung saya baik moril maupun materil sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.

Sebagai seorang manusia dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dikuasai, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih sangat jauh dari sempurna sehingga membutuhkan masukan dan kritikan yan bersifat membangun. Oleh karena itu penulis sangat membuka luas bagi yang ingin menyumbangkan masukan dan kritikan demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca. Terima kasih.

Medan, Juni 2014 Penulis,

Tiara Sari Surbakti NIM 112410029

 

(5)

ANALISA KADAR BESI (Fe) PADA AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL

Abstrak Air baku untuk PDAM Tirtanadi sunggal adalah air sungai yang berasal dari sungai Belawan digunakan melalui beberpa tahapan, penyedia air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadap, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.

Air Reservoir adalah air yang telah melalui berbagai proses pengolahan dan dapat digunakan sebagai air minum, air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteri dan ditampung pada bak reservoir untuk diteruskan kepada konsumen.

Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe 2+ atau Fe3+. Kandungan maksimal ion Fe (Fe2+,Fe3+) pada air baku dan reservoir adalah 0,3 mg/L menurut Permenkes No. 492 /Per/Menkes/IV/ 2010. kandungan Fe (Fe2+,Fe3+) ini berhubungan dengan faktor lingkungan dan area yang dilalui sungai tersebut. Karena sudah banyak permukiman, sehingga sungai tercemar zat kimia salah satunya besi ( Fe ).

Fe dapat ditentukan kadarnya secara kolorimetri dengan menggunakan

ferro ver iron powder pillow, kemudian akan menghasilkan warna merah

jingga pada sampel.Dari hasil analisis Besi ( Fe ) di dalam air baku diperoleh kadar 0,74 mg/l dan di dalam air reservoir diperoleh kadarn 0,13 mg/l.

Kata Kunci : Air Baku, Air Reservoir, Besi ( Fe ),Kolorimetri.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………. i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 3

1.2.1 Tujuan ... 3

1.2.2 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Air ... 4

2.2 Macam-Macam Air Menurut Farmakope ... 5

(7)

2.2.2 Aqua Destilarta ... 5

2.2.3 Aqua Pro Injections ... 5

2.2.4 Aqua Aromatika ... 5

2.2.5 Aqua Purificata... 5

2.2.6 Aqua Steril Pro Injections ... 6

2.3 Sumber-Sumber Air ... 6

2.3.1. Air Laut ... 6

2.3.2. Air Hujan ... 6

2.3.3. Air Permukaan ... 7

2.3.4.Air Tanah ... 7

2.3.5. Mata Air ... 7

2.4 Pengolahan Air Di Pdam Tirtanadi Sunggal ... 7

2.5 Syarat Fisika Air Minum ... 11

2.6 Syarat Kimia Air Minum ... 12

2.7 Logam Besi ... 13

2.8 Teori Umum Kolorimetri ... 14

2.8.1. Penetapan Kadar Besi Dalam Air Secara Kolorimetri ... 15

BAB III METODE PENGUJIAN ... 16

3.1 Tempat ... 16

3.2 Sampel, Alat, dan Bahan ... 16

(8)

3.2.2 Alat ... 16

3.2.3 Bahan ... 17

3.3 Prosedur ... 17

3.3.1 Prosedur Analisa Besi ( Fe ) ... 17

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1 Hasil ... 19

4.2 Pembahasan ... 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 20

5.1 Kesimpulan ... 20

5.2 Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 22

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Kadar Fe ... 23 Lampiran 2. Gambar Alat Colorimeter DR/890 ... 27

Lampiran 3.Peraturan Menteri Kesehatan R.I.

Nomor 492/Menkes/Per/Iv/2010 Tanggal 1 April 2010 ... 28

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(10)

ANALISA KADAR BESI (Fe) PADA AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL

Abstrak Air baku untuk PDAM Tirtanadi sunggal adalah air sungai yang berasal dari sungai Belawan digunakan melalui beberpa tahapan, penyedia air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadap, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.

Air Reservoir adalah air yang telah melalui berbagai proses pengolahan dan dapat digunakan sebagai air minum, air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteri dan ditampung pada bak reservoir untuk diteruskan kepada konsumen.

Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe 2+ atau Fe3+. Kandungan maksimal ion Fe (Fe2+,Fe3+) pada air baku dan reservoir adalah 0,3 mg/L menurut Permenkes No. 492 /Per/Menkes/IV/ 2010. kandungan Fe (Fe2+,Fe3+) ini berhubungan dengan faktor lingkungan dan area yang dilalui sungai tersebut. Karena sudah banyak permukiman, sehingga sungai tercemar zat kimia salah satunya besi ( Fe ).

Fe dapat ditentukan kadarnya secara kolorimetri dengan menggunakan

ferro ver iron powder pillow, kemudian akan menghasilkan warna merah

jingga pada sampel.Dari hasil analisis Besi ( Fe ) di dalam air baku diperoleh kadar 0,74 mg/l dan di dalam air reservoir diperoleh kadarn 0,13 mg/l.

Kata Kunci : Air Baku, Air Reservoir, Besi ( Fe ),Kolorimetri.

(11)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sungai Belawan merupakan sumber air baku untuk PDAM Tirtanadi Sunggal, Sungai Belawan yang berhulu di Kecamatan Pancur Batu dan melintasi Kecamatan Sunggal telah melewati banyak permukiman. Sehingga kemungkinan air sungai Belawan sudah tercemar oleh sampah hasil pembuangan masyarakat sekitar baik sampah rumah tangga maupun sampah industri rumah tangga.

Sampah berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik ( sampah yang dapat diuraikan ) yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, daun kering, dan sebagainya. Sampah anorganik ( sampah yang tidak dapat diuraikan ) yaitu sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, botol, gelas, salah satunya kaleng yang sudah berkarat dan sebagainya. Sehingga aliran sungai Belawan sudah tercemar oleh sampah anorganik yaitu besi yang terdapat dalam kaleng yang berkarat tersebut ( Azwar,1996 ).

(12)

mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah bersumber dari dalam tanah sendiri di samping dapat pula berasal dari sumber lain

(Widowati, 2008).

Kadar besi dalam air baku menurut persyaratan yang telah ditetapkan adalah 0,3 mg/l dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001. Kadar besi dalam air hasil olahan ataupun air reservoir menurut persyaratan yang telah ditetapkan adalah 0,3 mg/l dalam PERMENKES No. 492/ Menkes/Per/Iv/2010 Tanggal 19 April Tahun 2010 tentang persyaratan kuliatas air minum.

Prinsip dasar metode kolorimetri adalah tercapainya kesamaan warna bila jumlah penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi larutan persis sama. Metode ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupun komponen yang belum berwarna. Namun dengan menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat mengasilkan senyawa berwarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya ( Basset,1994 ).

Oleh karena itu saya tertarik untuk mengetahui kadar besi yang terdapat pada air sungai Belawan yang digunakan untuk pengolahan di PDAM Tirtanadi Sunggal menggunakan metode kolorimetri.

(13)

1.2.1 Tujuan

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar besi (Fe) yang terdapat dalam air baku PDAM Tirtanadi IPA Sunggal dan untuk mengetahui apakah air baku memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah berapa kadar besi (Fe) yang terdapat dalam air reservoir PDAM Tirtanadi IPA Sunggal dan untuk mengetahui apakah air baku memenuhi persyaratan yang ditetapkan PERMENKES No. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

1.2.2 Manfaat

Penetapan kadar besi (Fe) bermanfaat untuk menambah wawasan penulis mengenai cara menganalisa besi (Fe) pada air baku dan air reservoir yang terdapat di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal serta bermanfaat dalam mengetahui kualitas baku mutu untuk air baku dan air reservoir.

 

(14)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air

Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi ( zat padat, air, atmosfer ). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya 30% berupa daratan ( dilihat dari permukaan bumi ). Udara mengandung uap air sebanyak 15% di dalam atmosfer ( Gabriel, 2001 ).

Air memegang peranan penting dalam suatu komunitas, karena penyediaan air merupakan suatu persyaratan penting bagi terbentuknya suatu komunitas yang permanen. Air murni adalah berupa zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari unsur hidrogen dan unsur oksigen dengan rumus kimia H2O. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya

berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari ( Linsley, 1986 ).

Air sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak dapat digantikan dengan senyawa lain. Sesuai fungsinya, air digunakan untuk berbagai keperluan seperti : untuk minum, keperluan rumah tangga, keperluan industri, pertanian, pembangkit tenaga listrik, untuk sanitasi dan air untuk transportasi baik di sungai maupun laut ( Linsley, 1986 ).

(15)

2.2 Macam-Macam Air Menurut Farmakope 2.2.1 Aqua Demineralisata

Aqua demineralisata adalah air yang telah dihilangkan kation dan anionnya ( FI ed III, 1979 ).

2.2.2 Aqua Destillata

Aqua destilata adalah air hasil penyulingan tidak sama dengan air mineral, bahkan tidak ada kandungan mineralnya ( FI ed III, 1979 ).

2.2.3 Aqua Pro Injections

Air untuk injeksi adalah air suling segar yang disuling kembali, disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C ( FI ed III, 1979 ).

2.2.4 Aqua Aromatika

Aqua aromatika adalah adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat-zat yang beraroma dalam air. Air aromatika harus mempunyai bau dan rasa yang menyerupai bahan asal, bebas bau, tidak berwarna dan tidak berlendir

( FI ed II, 1972 ).

2.2.5 Aqua Purificata ( Air Murni )

Air murni adalah air ang dimurnikan dengan proses destilasi, perlakuan dengan menggunakan penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan lain ( FI ed IV,1995 ).

(16)

Adalah air untuk injeksi yang disterilkan disebut juga aqua bidestilata dan dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya ( FI ed IV,1995 ).

2.3 Sumber-Sumber Air

Kita ketahui bahwa sumber air merupakan komponen penting untuk penyediaan air bersih karena tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Berikut ini adalah 5 macam sumber air minum yang dapat digunakan:

2.3.1 Air Laut

Air ini rasanya asin karena mengandung garam NaCl. kadar garam NaCl dalam air laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum ( Sutrisno, 2004 ).

2.3.2 Air Hujan

Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan saat air hujan baru mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun

bak-bak reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan.

2.3.3 Air Permukaan

(17)

( Sutrisno, 2004). 2.3.4 Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zona jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer

( Sutrisno, 2004 ). 2.3.5 Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya sama dengan air dalam ( Sutrisno, 2004 ).

2.4 Pengolahan Air di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal

Proses pengolahan air baku menjadi air bersih di IPA Sunggal memerlukan unit-unit pengolahan. Unit-unit serta proses pengolahan air yang terdapat di IPA Sunggal adalah sebagai berikut:

1. Bendungan

Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai Belawan yang berhulu di Kecamatan Pancur Batu dan melintasi Kecamatan Sunggal. Untuk menampung air tersebut dibuatlah bendungan dengan panjang 25 m (sesuai dengan lebar sungai) dan tinggi ± 4 m. Pada sisi kanan bendungan, dibuat sekat (channel) berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake. Bendungan dibuat dengan sistem melintang.

(18)

Intake berfungsi untuk pengambilan/penyadap air baku. Bangunan ini merupakan saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen (saringan kasar) yang berfungsi untuk mencegah masuknya sampah-sampah berukuran besar ( > 10 cm) dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran–kotoran maupun sampah berukuran kecil yang terbawa arus sungai ( > 5 cm). Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu ketinggian air

(sluice gate) dan penggerak elektromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan

saringan dilakukan secara periodik dan manual untuk menjaga kestabilan air masuk.

3. Raw Water Tank (RWT)

Raw water tank atau bak air baku merupakan bangunan yang dibangun

setelah intake yang terdiri dari dua unit (empat sel). Setiap unit berdimensi 50 m x 25 m, tinggi 5 m yang dilengkapi dengan dua buah inlet gate, dua buah outlet

gate, sluice gate dan pintu bilas dua buah. Raw water tank berfungsi sebagai

tempat pengendapan partikel-partikel kasar dan lumpur yang terbawa dari sungai dengan sistem sedimentasi (pengendapan alamiah). Di IPA Sunggal volume air baku pada dua RWT memiliki ± 14.000 m3. Waktu pengendapan (detention time) untuk air baku yang akan diolah di RWT IPA Sunggal kurang dari 15 menit agar menghasilkan air baku dengan turbidity (kekeruhan) rendah. Tiap sel dalam raw

water tank dibersihkan sekali dalam empat bulan, dan dilakukan secara bergilir

(19)

dilakukan pada malam hari secara manual dengan menggunakan nozle dan dibuang ke lagoon.

Di Raw Water Tank ini terjadi penginjeksian klorin yang disebut

prechlorination. Prechlorination berfungsi mengoksidasi zat-zat organik,

anorganik dan mengendalikan pertumbuhan lumut (alga) dan membunuh spora dari lumut, jamur dan juga menghilangkan polutan-polutan lainnya. Dosis klorin yang diberikan adalan 2-3 g/m3 air, tergantung pada turbidity air.

4. Raw Water Pump (RWP)

Raw Water Pump atau pompa air baku berfungsi untuk memompakan air

dari RWT ke clearator. RWP ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas setiap pompa adalah 110 l/detik dengan rata-rata 18 m, memakai motor AC nominal 75 KW.

5. Clearator (Clarifier)

Bangunan clearator terdiri dari lima unit dengan kapasitas masing-masing 400 l/detik. Clearator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai effluent. Hasil clearator dilengkapi dengan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter.

Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis.

6. Filter

Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses

(20)

permukaan (surface filter). Filter tersebut berjumlah 32 unit yang prosesnya berlangsung secara paralel, menggunakan jenis saringan cepat (rapid sand filter) berupa pasir silika dengan menggunakan motor AC nominal daya 0,75 KW. Filter ini berfungsi menyaring turbidity melalui pelekatan pada media filter.

7. Reservoir

Reservoir merupakan bangunan beton dibawah tanah berdimensi 50 m x

40 m x 4 m yang berfungsi untuk menampung air minum (air olahan) setelah melewati media filter. IPA Sunggal mempunyai dua buah reservoir (R1 dan R2) dengan kapasitas total 12.000 meter3. Reservoir berfungsi untuk menampung air bersih yang telah disaring melalui filter dan juga berfungsi sebagai tempat penyaluran air ke pelanggan. Air yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi klor (post chlorination) yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen dan penambahan larutan kapur jenuh untuk menetralisasi pH air karena dengan adanya kandungan alum dalam air akan membuat pH air bersifat asam. Kapur disalurkan dari saturator. Saturator adalah sebuah tabung besar yang merupakan terminal larutan kapur untuk diinjeksikan ke air hasil olahan. Di PDAM Tirtanadi terdapat dua saturator yang dialirkan ke masing-masing

reservoir 1 dan reservoir 2. 8. Finish Water Pump (FWP)

Finish water pump (FWP) IPA Sunggal berjumlah 14 unit yang berfungsi

untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir instalasi ke reservoir-reservoir

(21)

didistribusikan bila air memenuhi syarat kualitas air. Untuk memastikan kualitas air, perlu dilakukan pengendalian mutu. Pengendalian mutu mutlak diperlukan agar kualitas air bersih dapat dijamin sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 yang meliputi aspek fisika, kimia dan mikrobiologi.

9. Lagoon

Air buangan (limbah cair) dari masing-masing unit pengelohan dialirkan ke lagoon untuk didaur ulang. Daur ulang merupakan cara yang tepat dan aman dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah diterapkan sejak tahun 2002 di IPA Sunggal dengan kapasitas 9.600 m3 (berdimensi 80 x 40 m).

Lagoon terdiri dari tiga sel. Sel pertama adalah sebagai tempat lumpur . jika sel telah penuh, lumpur akan disedot ke atas dan digunakan untuk menimbuh tanah sekitar lagoon. Air dari sel pertama ini akan dialirkan ke sel berikutnya yang difiltrasi dengan batu bronjong. Air dari sel kedua ini difiltrasi lagi dengan batu benjong ke sel ketiga pada tiap-tiap unit produksi, dibuang ke lagoon untuk diproses lagi menjadi air bersih. Sehingga tidak ada air yang dibuang kembali ke badan air apabila sudah memasuki intake.

2.5 Syarat Fisik Air Minum  Air tidak boleh berwarna

(22)

 Suhu air hendaknya dibawah udara sejuk (± 250C)

 Air harus Jernih

2.6 Syarat Kimia Air Minum

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.

Menururt Gabriel (2001), syarat air minum standart internasional ditunjukkan dalam tabel berikut :

Syarat Air Minum Standart Internasional

Kandungan kimia Diperkenankan Maksimum (kelebihan)

Total Solid 500 mg/l 1500 mg/l

Warna 5 unit 50 unit

Kekeruhan 5 unit 25 unit

Rasa Tidak berasa -

Bau Tidak berbau -

Besi ( Fe ) 0,3 mg/l 1 mg/l

Mangan ( Mn ) 0,1 mg/l 0,5 mg/l

Tembaga ( Cu ) 1,0 mg/l 1,5 mg/l

Zink ( Zn ) 5,0 mg/l 15 mg/l

Calcium ( Ca ) 75 mg/l 200 mg/l

Magnesium ( Mg ) 50 mg/l 150 mg/l

Sulfate ( SO4 ) 200 mg/l 400 mg/l

Chloride ( Cl ) 200 mg/l 600 mg/l

(23)

Magnesium dan sodium sulfate

500 mg/l 1000 mg/l

Phenolic substans 0,001 mg/l 0,002 mg/l

Dalam peraturan menteri kesehatan nomor 492/Menkes/per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum tertera pada lampiran 3 halaman 28.

2.7 Logam Besi

Besi adalah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya besi yang ada dalam air dapat bersifat :

 Terlarut sebagai Fe2+ (Fero) atau Fe3+ (Feri)

 Tersuspensi sebagai butir koloidal ( diameter < 1 µm ) atau lebih besar

 Tergabung dengan zat organik atau zat padat yang inorganik ( seperti

tanah liat ) (Kusnaedi, 2006).

(24)

memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan menghantarkannya ke jaringan tubuh ( Susilawati, 2011).

Besi merupakan logam transisi dan memiliki nomor atom 26. Bilangan oksidasi Fe adalah +3 dan +2. Fe memiliki berat atom 55,845 g/mol, titik leleh 1.5380 C, dan titik didih 2.8610 C. Fe menempati urutan sepuluh besar sebagai unsur bumi. Fe menyusun 5 – 5,6 % dari kerak bumi dan menyusun 35% dari masa bumi. Fe menempati berbagai lapisan bumi. Konsentrasi tertinggi terdapat pada lapisan terluar kerak bumi. Beberapa tempat di bumi bisa mengandung Fe mencapai 70% (Widowati, 2008).

2.8 Teori Umum Kolorimetri

Adalah suatu metode analisis kimia yang didasarkan pada tercapainya kesamaan warna antara larutan sampel dan larutan standar. Dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dengan detector mata.

Persyaratan larutan yang harus dipenuhi untuk absorbsi sinar tampak adalah larutan harus berwarna. Oleh karena itu metode spektroskopi sinar tampak disebut juga dengan metode kolorimetri dan alatnya disebut kolorimeter. Kolorimeter didasarkan pada perubahan warna larutan yang sebanding dengan perubahan konsentrasi komponen pembentuk larutan. Oleh karena itu aspek kuantitatif merupakan tujuan pengukuran dengan metode ini.

(25)

ataupun komponen yang belum berwarna, namun dengan menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan senyawa berwarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya. Jika telah tercapai kesamaan warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan.

Pemilihan metode kolorimetri untuk penetapan kadar didasarkan pada :

1. Metode kolorimetri sering kali akan memberikan hasil yang lebih tepat pada konsentrasi rendah dibandingkan gravimetri , juga dapat lebih sederhana dilakukannya.

2. Metode kolorimetri sering kali dapat diterapkan pada kondisi dimana tidak terdapat prosedur gravimetri yang tepat.

3. Kolorimetri mempunyai keunggulan untuk penetapan rutin dari beberapa komponen ( Basset, 1994 ).

2.8.1 Penetapan Kadar Besi Dalam Air Secara Kolorimetri

Larutan besi dapat diukur menggunakan alat kolorimetri. Cara pengujian kadar besi didalam air dengan menggunakan kolorimetri fotolistrik. Dalam metode ini menggunakan pereaksi ferro ver iron powder pillow untuk menjamin stabilitas dari pereaksi. Ferro ver merupakan pereaksi yang berisi sodium

metabisulfite yang dikemas dalam bentuk powder pillow. Komponen zat pereaksi

(26)

BAB III

METODE PENGUJIAN

3.1 Tempat

Penetapan kadar Besi ( Fe ) dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Sunggal, bagian Instalasi Pengolahan Air (IPA) di laboratorium Pengendalian Mutu yang bertempat di Jln. Pekan Sunggal No. 1a Medan Sunggal.

3.2 Sampel, Alat, dan Bahan 3.2.1 Sampel

Air baku untuk PDAM Tirtanadi sunggal adalah air sungai yang berasal dari sungai Belawan digunakan melalui beberpa tahapan, penyedia air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadap, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.

Air Reservoir adalah Air yang telah melalui berbagai proses pengolahan sudah dapat digunakan sebagai air minum. Air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteri dan ditampung pada bak reservoir untuk diteruskan kepada konsumen.

3.2.2 Alat

(27)

3.2.3 Bahan

- Sampel air baku - Sampel air reservoir

- ferro ver iron powder pillow - tisu

3.3 Prosedur Analisa Kadar Besi

1. Dihidupkan DR/890 Colorimeter

2. Ditekan “PRGM” dan tekan tombol “3” dan “3” untuk analisa besi 3. Ditekan “ENTER” layar akan menampilkan mg/l Fe

4. Diisi kuvet pertama (sebagai blanko) dan kuvet kedua (sebagai sampel) dengan 10 ml sampel air dengan menggunakan pipet volume, lakukan sebanyak tiga kali.

5. Ditambahkan 1 bungkus Ferro ver iron powder pillow ke dalam kuvet, sampel diaduk hingga larut.

6. Ditekan “TIMER” kemudian “ENTER” ditunggu selama 3 menit. 7. Dimasukkan kuvet blanko yang telah dibersihkan dengan tisu ke tempat

dudukan kuvet dan ditutup, lakukan sebanyak tiga kali.

8. Ditekan “ZERO” kemudian layar akan menampilkan 0.00 mg/l Fe 9. Dimasukkan kuvet sampel yang telah dibersihkan dengan tisu ke tempat

dudukan kuvet dan ditutup, lakukan sebanyak tigakali.

(28)

11. Ditampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa kemasan bahan kimia yang baru atau yang kadaluarsa ke dalam wadah yang aman.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Kadar besi ( Fe ) dalam air baku dan air reservoir pada tanggal 26 Februari 2014 pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Kadar Analisa Sampel

No Sampel Air Baku Kadar (mg/l) Deviasi (%) Kadar Sebenarnya (%)

1 Percobaan I 0,72 3,7 -

2 Percobaan II 0,74 0 0,74

3 Pecobaan III 0,73 3,7 -

Sampel Air Reservoir Kadar Deviasi

4 Percobaan I 0,14 1,36 -

5 Percobaan II 0,13 0 0,13

6 Percobaan III 0,14 1,36 -

4.2 Pembahasan

(30)
(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

- Kadar besi dalam air baku adalah 0,74 mg/l, dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa air baku yang digunakan telah melewati batas kadar yang ditentukan yaitu 0,3 mg/l menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001.

- Kadar besi dalam air reservoir adalah 0,13 mg/l lebih rendah dari kadar maksimum yaitu 0,13 mg/l menurut PERMENKES No. 492/Menkes/Per/2010 Tanggal 19 April Tahun 2010.

5.2 Saran

- Sebaiknya PDAM Tirtanadi Sunggal mencari alternatif lain pengganti sumber air baku karena sumber air baku sungai Belawan pada tanggal 26 Februari 2014 yang digunakan telah tercemar.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. ( 1996 ). Penghantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Halaman 31 - 32.

Basset. ( 1994 ). Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Hal : 863 - 865.

Departemen kesehatan R.I. ( 1979 ) , Farmakope Indonesia ed.III, Jakarta. Halaman 96 - 97.

Departemen Kesehatan R.I. ( 1995 ) , Farmakope Indonesia ed. IV, Jakarta. Halaman 112.

Gabriel, J.F. ( 2001 ). Fisika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Hipokrates. Halaman 38, 79 - 86.

Khopkar, S.M. ( 2007 ). Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta : Indonesia University Press. Halaman 52 – 53, 57.

Kusnaedi. G. ( 2006 ). Belajar Dari Proses Pengolahan Air Minum Di IPA Sunggal. Buletin Tirtanadi ( Butir ). No. 4 : Halaman 7.

Linsley, K. R. ( 1986 ). Teknik Sumber Daya Air. Surabaya: Erlangga. Halalaman 99.

Ryadi. S. ( 1984 ). Pencemaran Air. Surabaya: Karya Anda. Halalaman 65.

Sutrisno, T. ( 2002 ). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Halaman 1 - 2, 8, 12 - 19, 52 - 60.

(33)

Lampiran 1

Perhitungan kadar besi ( Fe ) dalam air baku pada tanggal26 Februari 2014 sebagai berikut.

Kadar besi dalam air baku Percobaan 1 = 0,72 mg/l Percobaan 2 = 0,74 mg/l Percobaan 3 = 0,73 mg/l

Rata-Rata kadar besi dalam air baku

 Rata-rata kadar besi percobaan 1 dan 2 ( Krt1) = (k1 + k2) x ½

= (0,72 + 0,74) x ½ = 0,73 mg/l

 Deviasi kadar besi percobaan 1 dan 2 =

= x 100%

= 1,36 %

 Rata-rata kadar besi percobaan1 dan 3 ( Krt2) = (k1 + k3) x ½

= (0,72 + 0,73) x ½ = 0,725 mg/l  Deviasi kadar besi percobaan 1 dan 3 =

= x 100%

= 0 %

(34)

HalamanKe 2 lanjutanLampiran I

= x 100%

= 0 %

 Rata-rata kadar besi percobaan 2 dan 3 ( Krt1) = (k2 + k3) x ½

= (0,74 + 0,73) x ½ = 0,735 mg/l  Deviasi kadar besi percobaan 2 dan 3 =

= x 100%

=1,36 %

Dari hasil perhitungan yang di peroleh, maka kadar air baku yang diambil adalah rata-rata 1 dan 3 yaitu 0,725 mg/l dengan deviasi terendah 0%.

Perhitungan kadar besi( Fe ) dalam air reservoir padatanggal 26 Februari 2014 sebagai berikut.

Kadar besidalamAir Reservoir Percobaan 1 = 0,14 mg/l

Percobaan 2 = 0,13mg/l Percobaan3 = 0,14 mg/l

Rata – rata kadarbesidalamAir Reservoir

 Rata-rata kadar besi percobaan1 dan 2 ( Krt1) = (k1 + k2) x ½

(35)

HalamanKe 3 lanjutanLampiran I

= 0,135 mg/l  Deviasi kadar besi percobaan 1 dan 2 =

= x 100%

= 3,7 %

 Rata-rata kadar besi percobaan1 dan 3 ( Krt2) = (k1 + k3) x ½

= (0,14+ 0,14) x ½ = 0,14 mg/l

 Deviasi kadar besi percobaan 1 dan 3 =

= x 100%

= 0 %

 Rata-rata kadarbesipercobaan2 dan 3 ( Krt3) = (k2 + k3) x ½

= (0,13 + 0,14) x ½ = 0,135 mg/l  Deviasi kadar besi percobaan 2 dan 3 =

= x 100%

= 3,7 %

(36)

Halaman Ke 4 lanjutan Lampiran I

Hasil Perhitungan Kadar Besi DalamSampel Kedalam Bentuk Tabel Sebagai Berikut

(37)

Lampiran 2

(38)

Lampiran 3

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. I. PARAMETER WAJIB

No Jenis Parameter Satuan

Kadar maksimum yang

diperbolehkan 1 Parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan

a. Parameter Mikrobiologi

1 ) E. Coli Jumlah per

100 ml sampel

0 2 ) Total Bakteri Koliform Jumlah per

100 ml sampel

(39)

6 ) Ph 6,5 – 8,5

No Jenis Parameter Satuan

Kadar maksimum yang

diperbolehkan 1 KIMIAWI

a. Bahan Anorganik

Air Raksa mg/l 0,001

Chlorinated alkanes

Carbon tetrachloride mg/l 0,004

Dichloromethane mg/l 0,02

1,2-Dichloroethane mg/l 0,05

Chlorinated ethenes

1,2-Dichloroethene mg/l 0,05

Trichloroethene mg/l 0,02

Tetrachloroethene mg/l 0,04

Aromatic hydrocarbons

Benzene mg/l 0,01

Toluene mg/l 0,7

Xylenes mg/l 0,5

Ethylbenzenes mg/l 0,3

(40)

Styrene mg/l 0,02 Chlorinated benzenes

1,2-Dichlorobenzene ( 1,2-DCB ) mg/l 1 1,4-Dichlorobenzene ( 1,4-DCB ) mg/l 0,3 Lain – lain

No Jenis Parameter Satuan

Kadar maksimum

Hexachlorobutadiene mg/l 0,0006

Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA)

Aldrin dan dieldrin mg/l 0,0003

Atrazine mg/l 0,002

Carbofuran mg/l 0,007

Chlordane mg/l 0,0002

Chlortoluran mg/l 0,03

DDT mg/l 0,001

1,2-Dibromo-3-chloropropane ( DBCP ) mg/l 0,001 2,4 Dichloropenoxyacetic acid ( 2,4-D ) mg/l 0,03

1,2-Dichloropropane mg/l 0,04

Isoproturon mg/l 0,009

Pentachlorophenol ( PCP ) mg/l 0,009

Permethrin mg/l 0,3

Simazine mg/l 0,002

(41)

Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D

2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid mg/l 0,009

d. Desinfektan dan Hasil Sampingannya Desinfektan

Chlorine mg/l 5

Hasil Sampingan

Bromate mg/l 0,01

No Jenis Parameter Satuan

Kadar maksimum

2,4,6-Trichlorophenol ( 2,4,6-TCP ) mg/l 0,2

Bromoform mg/l 0,1

Dibromochloromethane ( DBCM ) mg/l 0,1 Bromodichloromethane ( BDCM ) mg/l 0,06

Chloroform mg/l 0,3

Chlorinated acetic acid

Dichloroacetic acid mg/l 0,05

Trichloroacetic acid mg/l 0,02

Chloral hydrate

Halogenated acetonitrilies

Dichloroacetonitrile mg/l 0,02

Gambar

Tabel 1. Kadar  Analisa Sampel
Gambar. Alat Colorimeter DR/890

Referensi

Dokumen terkait

Adapun judul yang diambil penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah “ Analisis Kadar Fe dan CN - Pada Air Baku Sungai Belawan Sunggal Untuk Penyediaan Air Minum Di

Manfaat tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah kadar aluminium (Al) yang terkandung dalam air reservoir di Instalasi Pengolahan Air (IPA).. PDAM Tirtanadi Sunggal

Analisa yang dilakukan di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal Medan pada air reservoir memenuhi standar yang ditentukan sesuai dengan standar kualitas air minum

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar chlorida dan sisa chlor yang terdapat pada air baku dan air reservoir yang diperiksa di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal, dan

Telah dilakukan percobaan penentuan kadar aluminium pada air baku dan air reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal secara kolorimetri. Dari hasil

Aluminium (Al) pada Air Baku dengan Air Reservoir PDAM Tirtanadi IPA Sunggal Secara Kolorimetri” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma

Telah dilakukan percobaan penentuan kadar aluminium pada air baku dan air reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal secara kolorimetri. Dari hasil

- Untuk mengetahui apakah kadar aluminium pada air reservoir PDAM. Tirtanadi IPA Sunggal telah memenuhi Persyaratan