• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis wacana kritis pidato politik Anies Rasyid Baswedan dengan judul 'Indonesia Kita Semua' dalam konvensi pemlihan calon Presiden 2014 Partai Demokrat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis wacana kritis pidato politik Anies Rasyid Baswedan dengan judul 'Indonesia Kita Semua' dalam konvensi pemlihan calon Presiden 2014 Partai Demokrat"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh

Adharu Dhahiru

NIM: 109051000158

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Untuk kalian yang senantiasa menyertai

(3)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 14 Februari 2014

(4)
(5)
(6)

i

‘Indonesia Kita Semua’ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden 2014

Partai Demokrat

Politik merupakan wilayah kekuasaan yang sarat akan taktik, intrik dan strategi praktis untuk keberhasilan suatu kepemimpinan atau tata kelola pemerintahan. Tidak heran jika ia sarat akan berbagai kepentingan-kepentingan kelompok. Politik menyajikan berbagai fenomena, ia juga menentukan berbagai kondisi dalam suatu tatanan pemerintahan. Karenanya tidak jarang hal-hal praktis dalam politik bertentangan dengan nuansa idealisme dikalangan para akademisi. Kontrasnya dunia akademisi dan politik nampaknya tidak berlaku bagi Anies rasyid Baswedan. Nama Anies Rasyid Baswedan yang tercatat sebagai rektor termuda yang berpengaruh wilayah Asia Tenggara mengejutkan publik dengan kemunculannya sebagai salah satu peserta Konvensi Pemilihan Calon Presiden melalui Partai Demokrat. Nama Anies Baswedan tidak asing dikalangan akademisi dan para tokoh intelektual. Namun apa jadinya jika nama Anies Baswedan masuk dalam jajaran bakal calon Presiden RI 2014? Pidato politik pertamanya sebagai peserta Konvensi Partai Demokrat dinanti publik.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti mengerucutkan penelitian terhadap dua hal, pertama, bagaimana formasi teks pidato serta konteksnya sebagai peserta Konvensi, kedua, bagaimana Anies Baswedan menyusun wacana keindonesiaan dalam pidatonya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ialah observasi berupa pengumpulan data kemudian wawancara sebagai upaya untuk recheking dan disusul dengan dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan teori analisis data Teun A. van Djik. Teori van Djik mengungkap sebuah teks baik lisan maupun tulis dalam beberapa dimensi, yakni teks, kognisi sosial dan analisis konteks sosial. Van Djik mengkonstruk penelitian yang mendalam dari ketiga dimensi tersebut yakni struktur teks, kognisi sosial dan konteks sosial.

Peneliti menyimpulkan bahwasanya formula teks yang digunakan oleh Anies Rasyid Baswedan dalam pidatonya merupakan retorika yang mendalam

dari sebuah refleksi terhadap kondisi „manusia‟ Indonesia. Bagi Anies manusia

merupakan titik sentral yang mampu menggerakkan perubahan dan kemajuan. Karena itu, memperbaiki kualitas manusia adalah sudah tanggungjawab bersama seluruh rakyat Indonesia sejak Indnesia menyatakan kemerdekaannya. Anies berwacana bahwa kunci dari upaya membangun kualitas manusia yang berani dan berkarakter serta berintegritas adalah melalui pendidikan. Namun dalam tempo dekat, Indonesia sudah harus berbenah diri, baik dari sisi demokrasi, ekonomi dan terutama tegaknya peradilan di Indonesia.

(7)

ii

senantiasa memberikan limpahan Rahmat serta kasih sayang-Nya kepada segenap

hamba-hambanya. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah bagi Sang

Revolusioner Islam, Inspirator perubahan menuju peradaban yang madani.Puji

dan syukur Peneliti haturkan karena berkat petunjuk dan izin-Nya, akhirnya

peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Wacana Kritis

Pidato Politik Anies Rasyid Baswedan dengan Judul ‘Indonesia Kita Semua’

Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden 2014 Partai Demokrat sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan. Seperti diketahui bahwa penyusunan

skripsi ini merupakan tugas akhir peneliti sebagai persyaratan dalam

menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti meyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, ada begitu banyak

dukungan dan perhatian serta masukan dari berbagai pihak. Dengan demikian

segala kesulitan dan hambatan dalam penyusunan skipsi ini akhirnya dapat

terselesaikan dengan baik. Hanya ungkapan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada segenap pihak yang mendukung peneliti. Tiap dukungan baik moril dan

materiil selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini semoga dibalas

oleh Allah SWT dengan limpahan karunia-Nya yang luarbiasa tak terhingga.

Peneliti terutama berterimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

(8)

iii

Penyiaran Islam dan Ibu Umi Musyarafah, M.A., selaku Sekertaris

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang selalu mendukung dan

memberi banyak kemudahan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Wahidin Syaputra, M.A., dosen pembimbing peneliti yang telah

begitu banyak memberikan arahan, bimbingan, nasehat dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Seluruh Dosen, serta para staf-staf tata usaha Fakultas ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara khusus peneliti

ucapkan terima kasih kepada Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam yang

berkahatasilmunyamenjadikanpenelitimampumenyelesaikanskripsiini

5. Yang sangat membantu dalam selesainya penelitian peneliti, kepada

Sekretaris Bapak AniesBaswedan, Ibu Khairunnisa, kepada mas Awe, dan

kepada bapak M. Chozin Amirullah yang menjadi penyambung antara

peneliti dan Bapak Anies Baswedan. Terimakasih telah meluangkan waktu

di tengah kesibukannya untuk peneliti. Dan yang sebesar-besarnya kepada

Bapak Anies Baswedan P.hD terimakasih telah meluangkan waktunya di

tengah kesibukannya untuk peneliti wawancarai.

6. Terimakasih juga peneliti haturkan kepada Bapak Rahmat Baihaqi, M.A

selaku ketua sidang, Ibu Fita Fatkhurrohmah, M.Si selaku penguji satu dan

(9)

iv

orang tua, Dewasrizal Nainggolan dan Nurhasni Simamora yang telah

banyak memberikan doa, dukungan dan pengorbanan yang tak terkira

selama peneliti hidup hingga saat ini.

8. Adik-adik peneliti, Deva Sariyanti, Devi Rahmaini, danSyafrilNainggolan

terima kasih telah menjadi bagian inspirasi kehidupan Peneliti selama ini.

Kelak akan kalian rasakan perjuangan yang abang rasakan dan tentunya

abang siap mendampingi perjuangan kalian.

9. Paman dan Tante, Syahril Simamora dan Saeni yang telah menjadi orangtua

yang baik dan membuat peneliti tidak merasa hidup sendiri di perantauan.

Terimakasih atas seluruh kesabaran memberi motivasi mori dan materilnya.

10.Sunardi Panjaitan dan Mifta Apriyanto. Dua orang saudara yang banyak

mengenalkan permasalahan hidup kepada peneliti dan menjadi bagian dari

motivasi bagi peneliti.

11.Lutfiyatun Nakiyah, seorang sahabat special yang dalam perjalanannya

selalu setia menemani perjuangan peneliti dalam segala kondisi.

Terimakasih semangat dan dukungannya ya dan terimakasih juga karena

sudah menjadi bagian dari kehidupan peneliti. Semoga Tuhan mengabulkan

doa dan usaha kita selama ini. Terus berjuang ya bersama-sama!

12.Teman-teman seperjuangan KPI E angkatan 2009, yang telah menjadi

(10)

v

13.Sahabat-sahabat peneliti yang selalu ada di saat suka maupun duka. Ahmad

Saipul Mukminin, Nurul Rizki Salam dan Fauziah Mursyid. yang tak

pernah lelah untuk menyemangati peneliti. Kalian adalah beban terindah

yang dimiliki peneliti. Semoga seluruh perjuangan dan persahabatan kita

tetap terjalin selamanya.

14.Kepada Himpunan Mahasiswa Islam cabang Jakarta Selatan yang menjadi

rumah besar bagi peneliti dalam mengembangkan diri. Terimakasih sudah

memberikan wawasan dan segudang pengalaman serta menjadi Inspirasi

yang sangat berharga bagi peneliti. YAKUSA!

Pada akhirnya, tak ada gading yang tak retak, peneliti menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, peneliti sangat terbuka

terhadap kritik yang membangun dan saran dari segenap pembaca agar dapat

menjadi acuan pembelajaran peneliti. Peneliti berharap agar skripsi ini dapat

memberikan manfaat dan sebagai bahan pembanding untuk penelitian lainnya

baik bagi mahasiswa UIN Jakarta maupun pembaca pada umumnya. Semoga tiap

pena yang mengalir menjadi amal ibadah bagi semua. Amin.

Jakarta,15 Maret 2014

(11)

vi

G. Sistematika Penelitian ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A.Analisis Wacana ... 14

1. Definisi ... 14

2. Konsep Utama Analisis Wacana kritis ... 18

3. Analisis Wacana Teun A van Dijk ... 22

BAB III RIWAYAT HIDUP ANIES RASYID BASWEDAN A. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga Anies Rasyid ... 36

B. Masa Sekolah dan Kuliah Anies Rasyid Baswedan ... 38

C. Karir Anies Rasyid Baswedan... 43

D. Penghargaan Anies Rasyid Baswedan ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Stuktur Teks Pidato Anies Rasyid Baswedan ... 49

(12)
(13)

viii

Selamat malam dan salam sejahtera.

Izinkan pada kesempatan ini kami berbagi visi mengenai Indonesia. Kami beri judul Indonesia Kita Semua. Republik ini merdeka bukan sekadar untuk menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Republik ini datang bukan dengan cita-cita. Republik ini bukan datang dengan harapan. Republik ini datang dengan janji. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin kita raih. Denganlah kita meraihnya, maka kita syukuri. Tapi bila gagal, kita revisi cita-cita itu. Republik ini berjanji dan janji tidak bisa direvisi. Janji harus dilunasi pada setiap anak bangsa Indonesia. Apa janji republik ini? Republik ini berjanji melindungi, berjanji mencerdaskan, berjanji mensejahterakan dan berjanji membuat setiap kita menjadi bagian dari dunia.

Janji ini bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh bangsa Indonesia. Karena itu, saya merasa terpanggil untuk turun tangan, ramai-ramai melunasi janji kemerdekaan Indonesia. Ini bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, ini tanggung jawab kita semua. Karenanya, panggilan ini adalah panggilan untuk sama-sama.

Mari kita lunasi janji ini. Kita berjanji melindungi. Artinya apa? Republik ini tidak dirancang untuk melindungi minoritas, tidak dirancang untuk melindungi mayoritas. Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara Indonesia secara tanpa syarat. Siapa pun, di mana pun, agama apa pun, keyakinan apa pun, etnis apa pun, bahasa apa pun memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan republik ini.

Yang kedua, kita berjanji untuk mensejahterakan. Kita berjanji untuk mencerdaskan. Dan kita lihat di sini, alhamdulillah, hari ini, penduduk kita 240 juta orang. Pada saat kita merdeka penduduk kita sekitar 70 juta, ada yang menyebut 73 juta. Dan dari 73 juta itu 95 persen buta huruf. Mereka memiliki seluruh persyaratan untuk pesimis. Terbelakang, miskin, tak terdidik. Hari ini, penduduk kita 240 juta. Dan 95 persen buta huruf itu hari ini tinggal delapan persen.

(14)

ix

terbesar kita. Begitu manusianya terkembangkan, manusianya tercerdaskan, maka seluruh potensi ini bisa diubah menjadi potensi yang membuat kita meraih kesejahteraan. Karena itu saya melihat, mengembangkan manusia menjadi kunci. Dan saya garisbawahi, mengembangkan manusia, bukan semata mata-mata sumber daya. Kenapa? Karena manusia harus dikembangkan seutuhnya.

Dalam mengembangkan ini, yang paling krusial hari ini di Indonesia.Kita sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Korupsi di segala level. Tapi kita harus perhatikan, korupsi adalah gejala. Penyakitnya adalah defisit integritas. Tiadanya integritas. Karena itu pendidikan kita adalah untuk membangun integritas, menghasilkan orang jujur, orang-orang berkarakter yang bila diberi amanah maka dia akan mengubah amanah itu menjadi kebahagiaan, kemajuan dan kesejahteraan bagi semua.

Pendidikan adalah kunci, tapi dalam jangka pendek, kita harus bereskan ekonomi kita, kita harus bereskan penegakan hukum kita. Tapi itu semua jika tidak ditopang dengan kualitas manusia yang baik, maka dia akan hanya meningkatkan angka-angka laporan. Padahal yang kita butuhkan adalah perubahan realita di masyarakat. Dan dalam konteks penegakan hukum ini, hari ini, kita harus dorong satu sisi tingkatkan soal integritas, sisi lain kita harus menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Tak pandang latar belakangnya, tak lihat agamanya, tak lihat warna kelompoknya, tak lihat warna partainya. Siapa melanggar hukum, mereka dihadapkan dengan penegakkan hukum.

Saya rasa ini menjadi kunci bila kita miliki tiga pilar, ada pilar ekonomi, ada pilar demokrasi. Dua ini berjalan. Tapi pilar ketiga yang menopang adalah kepastian hukum, keadilan, rule of law. Di sini kita perlu hadirkan. Dalam jangka pendek ini, kita harus menghadirkan pilar ketiga melalui kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan yang menggerakkan, karena tidak bisa urusan sebesar Indonesia diselesaikan satu orang. Kita harus memunculkan kepemimpinan yang mengajak semua orang turun tangan, terlibat melunasi sama-sama janji kemerdekaan itu. Indonesia ini adalah Indonesia kita semua, milik kita. Mari kita miliki masalah yang ada di bangsa ini, lalu kita turun tangan ramai-ramai menyelesaikan masalah yang ada di bangsa ini.

(15)

x

September 2013

Waktu Interview :15:00 WIB

Tanggal : Minggu, 26 Januari 2014

Pewawancara : Adharu Dhahiru

Narasumber : Anies Rasyid Baswedan

Peneliti : Tema besar dari pidato yang berjudul “Indonesia Kita

Semua”?

Anies R. Baswedan :Kenapa saya pilih istilah Indonesia Kita Semua, Indonesia ini adalah negeri yang kita bangun, Republik ini kita dirikan dan tanggungjawab atas negeri ini ada pada kita semua. Sekarang ini ada kesan bahwa republic ini hanya diurus oleh sebagian orang, hanya dinikmati sebagian orang, dan kalau ada masalah hanya menjadi tanggungjawab sebagian orang. Saya ingin menawarkan prespektif lain bahwa ini negeri milik kita karena ini motor teman anda, karena anda tidak merasa memilikinya. Itulah yang dirasakan negeri ini. Jika dalam satu rumah hanya ada 1 motor dan dipakai oleh sekeluarga, siapa yang

harus membersihkan motor itu? “semuanya” tapi yang paling merasa memiliki adalah yang paling sering membersihkan.

Peneliti : Posisi tema besar dalam pidato ini adalahkeseluruhan. Bisa dijelaskan tentang 3 pilar penting yang ada dalam pidato? (ekonomi, demokrasi dan kepastian hukum)

(16)

xi

secara cepat. Dan kalau tidak ada kepastian hukum, Negara ini tidak akan berbuatapa-apa.

Peneliti : Apakah maksudnya bahwa pilar kepastian hukum adalah kunci dari pilar ekonomi dan pilar demokrasi?

Anies R. Baswedan : Iya mengembalikan agar manusia menjadi sentral pambicaraan. Nomor satu manusianya. Kalau manusianya itu berkualitas, republic ini akan hebat. Tapi kalau manusianya tak berkualitas bagaimana republik ini akan hebat? Kualitas manusia nomor satu itu sehat. Anda juga tidak bisa wawancara seperti ini kalau sakit. Yang kedua, berintegritas, lalu berkompetensi, dan ini didapat lewat pengembangan kualitas manusia. Perhatikan, saya tidak sebut kata sumber daya manusia, saya selalu mengatakan tahu jumlah ekspor minyak dibandingkan jumlah ekspor buruh. Kita lebih tahu tentang kualitas batu bara dari pada kualitas dokter. Kita lebih tahu jumlah ekspor impor tambang dari pada jumlah puskesmas. Ini lebih penting yang mana? Kualitas manusia, atau kualitas alam?

Peneliti : Yang mendorong keikutsertaan dalam konvensi partai democrat?

(17)

xii

Kalau saya tidak diundang, maka saya tidak kena hukum. Tapi saya diundang dan hukumnya berubah, mau ikut bertanggungjawab atau tidak mau ikut tanggungjawab?! Lain hal kalau saya daftar, kalau saya daftar, berarti saya yang ingin jadi calon presiden, tapi saya diundang. Nah ketika diundang, kalau saya bilang tidak, bagi saya berarti bukan saya tidak ingin jadi calon presiden, tapi saya tidak ingin mengurusi republik ini.

Peneliti : Ada tulisan yang mengatakan bahwa kanda lebih senang membaca tentang biografi tokoh. Bisa jelaskan siapa tokoh yang menginspirasi kanda sehingga ingin seperti mereka?

Agus salim, Muhammad hatta, cokroaminoto, sutomo, wahidin, mahatma Gandhi, Nehru, Tito, Nabi Muhammad, Lincoln, George Washington,

Peneliti : Secara eksplisit dan implisit, apa yang ingin kanda sampaikan dari isi pidato?

Anies R. Baswedan : Secara eksplisit ada disini. Secara implisit, republic ini memiliki seluruh persyaratan untuk optimis. Dan saya ingin kembalikan itu. Bahwa hadirnya pemimpin membawa suasana. Dia belum tentu bisa langsung merubah tapi dia memberi suasana baru. Dan suasana baru itu bisa membuat kita optimis. Saya beri satu contoh, kita lihat Jakarta hari ini, masih banjir? Masih, masih macet? Masih. Tapi kita melihat ada seorang gubernur baik sedang bekerja, dia membuat suasana baru. Kita nggak ngomel-ngomel dari dua tahun yang lalu. Kenapa? Karena kita tahu ada orang yang membaikkan. Saya ingin simpulkan bahwa Indonesia itu selalu berhasil mengecewakan kaum pesimis. Kita akan terus mengecewakan kaum pesimis. Secara implisit, pesan pidato itu adalah kita mempunya isyarat untuk optimis tapi harus ada pemimpin yang menggerakkan. Dan jangan harap satu orang bias menyelesaikan semua masalah. Kita semuanya bersama-sama turun tangan!!

(18)

xiii

mereka. Teladan itu teladan positif dan teladan negative, dari keduanya kita bias belajar tapi tidak diambil total. Labih mudah membuat daftar tidak boleh dari pada daftar seharusnya. Buat saja, jangan mencuri, jangan berbohong, jangan selingkuh. Jadi kita harus belajar dari kedua teladan itu, kita belajar dari banyak orang, dan kemudian dari situ kita meniti langkah. Dan akhirnya kita bias mengambil keputusan dalam perjalanan hidup kita. Salah satu dalam pengalaman, penting. Jangan takut ambil keputusan. Anda baca sejarah orang-orang yang disebut tadi, berani dalam mengambil keputusan. Bayangkan jadi Moh Hatta itu seperti apa menjalani 1942-1945? Dipenjara itu mudah, tapi dicap sebagai penghianat itu yang berat. 42-45 dia bekerjasama dengan Jepang. Kalau sebelumnya dia ditangkap belanda ya biasa saja, dia pejuang, ditangkap. Tapi dianggap penghianat? Berat itu. Ini kalau kita mambaca biografi itu, 42-45 terasa 5 menit. Tapi bagi yang menjalani? 3 tahun lho, itu berat tapi membuat ringan dikemudian.

Peneliti : Basic yang membuat kanda merasa yakin dan mampu dalam hal politik dan menjaadi calon presiden?

Anies R. Baswedan : Mengapa seseorang dianggap sebagai pemimpin? Karena ada orang yang dipimpin dan diakui oleh orang yang dipimpin. Seorang yang sholat sendiri kemudian diikuti oleh orang lain, seketika itu namanya berubah menjadi imam. Kenapa? Karena orang lain yang mengikutinya mempercayakan. Dan makmumnyalah yang membuat dia menjadi imam. Ada begitu banyak orang yang dalam

(19)
(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anies Rasyid Baswedan Ph.D, adalah pria kelahiran Kuningan, Jawa

Barat pada tanggal 7 Mei 1969 merupakan salah satu tokoh intelektual muda

di Indonesia. Beliau memiliki kepedulian terhadap masyarakat akar rumput

khususnya dalam bidang pendidikan. Ia menelurkan Gerakan Indonesia

Mengajar yang mengirimkan pemuda terbaik negeri untuk mengajar di

Sekolah Dasar selama satu tahun. Selain memiliki pemahaman terhadap

masyarakat nasional, ia merupakan seorang intelektual yang memiliki

kompetensi internasional, hal ini terbukti dari beberapa penghargaan

internasional yang ia dapatkan, baik tingkat asia maupun internasional1.

Sepak terjang Anies Rasyid Baswedan dalam dunia pendidikan tidak

diragukan lagi. Ia menginspirasi kaum muda untuk mengajar di daerah-daerah

tertinggal dan pelosok. Gagasannya tentang kelompok Indonesia Mengajar,

Indonesia Menyala, Kelas Inspirasi dan lainnya populer di kalangan para

pendidik dan kaum muda. Namun secara tiba-tiba dan mengejutkan Anies

Rasyid Baswedan terjun ke dunia politik. Ia mengejutkan publik dengan

keikutsertaannya sebagai peserta konvensi Pemilihan Calon Presiden melalui

Partai Demokrat.

Seorang akademisi yang terjun ke dunia politik tentu mengejutkan banyak

pihak.

1

(21)

Keikutsertaannya sebagai peserta konvensi menuai pro dan kontra.

Ada yang menyayangkan ada yang mendukung. Elektabilitas Partai

Demokrat yang juga merupakan Partai penguasa (2010-2014) yang tengah

menurun membuat sebagian kalangan menyayangkan keikutsertaan seorang

Anies Rasyid Baswedan mengikuti konvensi tersebut. Belitan kasus yang

menimpa kader Partai Demokrat seperti menjadi penanda awal dari kematian

partai binaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. "Saya rasa ini awal

dari kematian Partai Demokrat menuju pemilu 2014. Kalau rakyat disurvei

sekarang, popularitas dan kelayakan SBY pasti sudah turun," ujar Iberamsjah,

pakar politik Universitas Indonesia di Jakarta2

Data Politicawave, sebagaimana dilangsir oleh kompas.com, ada tiga

besar calon yang paling banyak dibicarakan netizen adalah Dahlan Iskan (8,4

persen), Gita Wirjawan (5 persen), dan Anies Baswedan (4,6 persen).

Fenomena kampanye melalui jejaring sosial media twitter memang bisa

dimanfaatkan untuk memupuk citra positif, tetapi juga dapat memukul balik.

Kemunculan pidato resmi Anies Rasyid Baswedan sendiri mendapatkan

respon yang cepat. Di Youtube, misalnya, pengguna akun Adi Prasetya

memberi komentar pidato Anies, ”Subhanallah. Begitu cerdas dan tenang

dalam penyampaiannya. Semoga kelak mampu membawa amanah bangsa

ini.” ”World Class Speech,” kata Edi Supriyanto. 3

Dalam akun Mario Bross

2

https://www.facebook.com/notes/cak-ripin-kartun/partai-demokrat-sebagai-bunker-para-koruptor/10150361521822105, Tanggal 11 November 2011 pukul 13:56

3

(22)

ia berkomentar “Muda, Berpendidikan, Aksi nyata, Bersih, Nasionalis

berwawasan global, itulah Anies Baswedan RI1 2014”.4

Pro dan Kontra kemunculan Anies Rasyid Baswedan dalam konvensi

partai Demokrat itulah yang menarik untuk peneliti kaji. Terutama pidato

resmi pertama Anies sebagai peserta Konvensi. Pidato memberikan manfaat

sebagai penyampai buah pikiran dari komunikator (pembicara) kepada

komunikan (pendengar atau khalayak). Di dalam Islam, sesama manusia

diwajibkan untuk saling mengingatkan satu sama lain. Sebelum zaman nabi

Muhammad SAW, nabi Musa AS pun sudah melakuan kegiatan berpidato ini

dan beliau sebelum menyampaikan ajarannya kepada masyarakat pada waktu

itu memohon doa agar dilancarkan urusannya kepada Allah SWT.

Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan

mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku5.

Peneliti tertarik untuk meneliti pidato resmi, terutama tentang

makna dan tujuan yang terkandung dalam pidato. Selain itu, sekaligus

(23)

Analisis Wacana adalah penelitian komunikasi yang bersifat

kualitatif. Analisis wacana juga merupakan studi penelitian tentang struktur

yang terkandung dalam bahasa. Lebih tepatnya adalah tentang penggunaan

dari bahasa itu sendiri. Analisis wacana biasa digunakan untuk meneliti pesan

baik lisan maupun tulisan, umumnya adalah mengungkapkan gagasan yang

dimiliki oleh objek penelitian. Peneliti memilih judul dari skripsi ini:

“Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul „Indonesia

Kita Semua‟ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat

Pada Tanggal 15 September 2013”.

B. Pembatasan dan rumusan Masalah

Agar penelitian lebih fokus terkait isi pidato Konvensi Demokrat ini,

maka peneliti akan membatasi penelitian hanya pada poin-poin penting

terkait pidato Anies Rasyid Baswedan ketika mengikuti konvensi pemilihan

calon presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013. Untuk itu

peneliti akan merumuskan beberapa persoalan terkait pidato Anies Rasyid

Baswedan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah formasi teks pidato yang disampaikan oleh Anies

Rasyid Baswedan dalam pidato resmi konvensi pemilihan calon presiden

partai Demokrat?

2. Bagaimana wacana keindonesiaan yang dibangun oleh Anies

Rasyid Baswedan dalam pidato „Indonesia Kita Semua‟?

(24)

Sesuai dengan rumusan masalah pertanyaan penelitian di atas, secara

khusus penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui Bagaimana deskripsi teks yang disampaikan oleh Anies

Rasyid Baswedan terkait visi misinya menjadi salah satu peserta Konvensi

untuk calon Presiden dari Partai Demokrat.

2. Untuk mengetahui wacana keindonesiaan yang dibangun Anies Rasyid

Baswedan dalam pidato „Indonesia Kita Semua‟.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademisi

Melalui hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan

wawasan di bidang akademis mengenai gambaran metode analisis

wacana dalam kajian teks pidato para tokoh. Sehingga dapat membantu

mahasiswa dalam melakukan penelitian studikritis, melalui metode

analisis wacana. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

rujukan informasi untuk penelitian sejenis di masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

Kajian tentang analisis wacana pidato resmi seorang tokoh ini

diharapkan memberikan kontribusi positif dalam penelitian terkait

analisis wacana pidato selanjutnya untuk dijadikan bahan rujukan atau

referensi penelitian.

(25)

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata–kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut

secara holistik (utuh).6 Pendekatan kualitatif juga digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.

Makna adalah data yang terkandung dibalik data yang tampak.7

2. Subjek Penelitian dan objek penelitian

Subjek Penelitian skripsi ini adalah Anies Rasyid Baswedan.

Sedangkan Objek penelitian ini adalah transkip pidato Anies Rasyid

Baswedan dalam pidato resminya ketika mencalonkan diri menjadi calon

presiden melalui Konvensi Partai Demokrat. Penelitian ini tidak akan

melibatkan aspek politik tersendiri dari Partai Demokrat, namun hanya

membahas formasi teks Anies Rasyid Baswedan serta wacana

ke-indonesiaannya. Sedangkan waktu penelitian ialah dari bulan 15 September

2013 -15 Februari 2014.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data. Peneliti akan menggunakan jenis

6

Lexy J. Maleong (ed, 13), Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) h. 4.

7

(26)

penelitian kualitatif dengan metode wawancara, dan juga dokumentasi.8

Wawancara langsung dengan Anies Rasyid Baswedan tentu akan memberikan

ruang klarifikasi yang pas untuk memaknai pidato serta wacana yang

dikembangkan oleh Anies Rasyid Baswedan untuk kemudian akan peneliti

analisa dalam perspektif peneliti.

a. Observasi

Tenik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi

dibagi menjadi tiga: pertama, Observasi partisipasi, yakni metode

pengumpulan yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui

pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam kesehatian

responden. Kedua, Observasi Kelompok, observasi yang dilakukan secara

berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. Ketiga,

Observasi tidak terstruktur, ia merupakan observasi yang dilakukan tanpa

menggunakan guide (pedoman) observasi. Pada observasi ini peneliti

harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati

suatu objek. Dalam skripsi ini peneliti menggunakan observasi tidak

terstruktur.

b. Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap

informasi dan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik

wawancara dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Jenis

8

(27)

wawancara ini adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya-jawab dengan atau tanpa menggunakan

guide. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur ataupun tidak

terstruktur serta dapat dilakukan melalui telpon ataupun bertemu langsung.

Peneliti menggunakan jenis wawancara langsung / face to face dan secara

terstruktur serta menggunakan alat perekam dan dokumentasi berupa foto

dengan narasumber/subjek.

4. Teknis Analisis Data

Selanjutnya setelah mengumpulkan data adalah menyusun atau

mngorganisir data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola dan membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini,

peneliti akan menggunakan analisis wacana Teun A. van Djik. Wacana oleh

van Dijk digambarkan mempunyai dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan

konteks sosial. Inti analisis van Dijk ialah menggabungkan tiga dimensi

wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Kaitannya dengan dimensi

teks, penelitian diarahkan pada bagaimana struktur teks dan strategi wacana

yang digunakan subjek dalam menegaskan suatu wacananya. Sedangkan pada

level kognisi sosial maka, yang diteliti adalah proses produksi teks pidato

yang melibatkan kognisi individu dari komunikator. Yang terakhir adalah

(28)

suatu permasalahan. Model analisis van Dijk ini dapat digambarkan sebagai

berikut :9

Gambar 1 Model Analisis Wacana van Dijk

F. Tinjauan Pustaka

Judul penelitian mengenai Analisis Wacana sudah banyak sekali

terdapat dalam tinjauan peneliti. Namun setelah menelaah dan membaca

skripsi-skripsi di perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

peneliti belum menemukan kesamaan judul dengan yang peneliti punya.

Peneliti hanya menemukan jenis metode yang hampir sama dengan metode

yang akan peneliti teliti sekarang ini.

Selama tinjauan tersebut peneliti menemukan beberapa judul skripsi

yang berkaitan dengan skripsi yang peneliti teliti, yaitu:

9

Eriyanto, AnalisisWacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 225.

Konteks

Kognisi Sosial

(29)

1. Analisis Wacana „Temukan Kembali Api Islam‟ pidato DR.Honoris

Causa Presiden Ir. Soekarno di IAIN Jakarta. Yang ditulisolehSuhendi,

mahasiswa jurusan Jurnalistik, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini menggunakan metode

analisis teks teori Teun A. van Djik. Selanjutnya penelitian di fokuskan

pada dimensi praktik wacana, dimensi yang berkaitan dengan proses

produksi dan konsumsi teks. Tentu berbeda dengan penelitian yang

penelitilakukan. Karena objek penelitian peneliti adalah pidato Anies

Rasyid Baswedan.10

2. Analisis Wacana Materi Khotbah Jumat Muhasabah DzikrulmautUstaz

Dr. H. Sunandar, M.Ag (2010-2011). Yang ditulis oeh Faiz Fikri

Al-Fahmi, NIM: 109051000071, mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2009. Pada skripsi ini terdapat kesamaan

yaitu menggunakan metode analisis teks yang sama yaitu analisis wacana

dengan model Analisis Wacana Teun A. van Djik. Dan perbedaannya

adalah skripsi ini lebih menganalisis wacana materi khotbah jumat selama

beberapa waktu yang dimiliki oleh objek yang berbeda, yaitu Dr. H.

Sunandar, M.Ag. Sedangkan pada penelitian yang peneliti ambil adalah

10

Suhendi, Analisis Wacana Temukan Kembali Api Islam Pidato DR.Honoris Causa

Presiden Ir. Soekarno di IAIN Jakarta, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran

(30)

wacana pidato Anies Rasyid Baswedan dalam konvensi pemilihan calon

presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013.11

3. Analisis Wacana Teun A. van Djik Berita Tentang Calon Presiden RI

2009 Partai Keadilan Sejahtera di Harian Republika di Majalah Pantau

yang ditulis oleh Mochamad Arifin mahasiswa Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2005. Persamaan dengan skripsi ini adalah

menggunakan metode Analisis Wacana Teun A. van Djik. Dan

perbedaannya adalah skripsi ini lebih menganalisa wacana materi berita

Calon Presiden di Harian Republika. Sedangkan pada penelitian yang

peneliti angkat adalah wacana pidato yang disampaikan oleh calon

presiden.12

4. Analisis Wacana Rubrik Motivasi pada Majalah Gontor Edisi Maret, Mei

dan September 2012 yang ditulis oleh Nur Azhima, Mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah angkatan tahun 2008.13 Pada skripsi ini terdapat

persamaan teori yakni menggunakan metode Analisis Wacana Teun A.

van Djik. Perbedaannya adalah skripsi ini lebih menganalisa wacana

materi rubrik motivasi pada majalah Gontor edisi Maret, Mei dan

11

Faiz Fikri al-Fahmi, Analisis Wacana Materi Khotbah Jumat Muhasabah Dzikrulmaut

Ustaz Dr. H. Sunandar, M.Ag (2010-2011), Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013

12

Mochamad Arifin, Analisis Wacana Teun A. van Djik Berita Tentang Calon Presiden RI

2009 Partai Keadilan Sejahtera di Harian Republika di Majalah Pantau, Skripsi tidak diterbitkan,

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

13

Nur Azhima, Analisis Wacana Rubrik Motivasi pada Majalah Gontor Edisi Maret, Mei

dan September 2012, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas

(31)

September 2012. Sedangkan pada penelitian yang peneliti ambil adalah

wacana pidato Anies Rasyid Baswedan dalam konvensi pemilihan calon

presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013.

5. Analisis Hermeneutik Teks Pidato Hamka : Islam Sebagai Dasar Negara

yang ditulis oleh Enny Khurniasari, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

angkatan tahun 2008.14 Pada skripsi ini, terdapat persamaan yang

menganalisa teks pidato dari seorang tokoh. Namun, perbedaan yang

terdapat pada skripsi ini adalah penggunaan teori yang berbeda. Skripsi

ini menggunakan analisis Hermeneutika Paul Ricouver. Sedangkan

penelitian yang peneliti angkat adalah menggunakan analisis wacana

Teun A. van Dijk.

Dari beberapa skripsi tersebut maka peneliti mengambil

kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa yang meneliti dengan judul skripsi

Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul „Indonesia

Kita Semua‟ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat

(15/9/2013).

Sedangkan untuk teknis penulisan hasil penelitian ini mengacu

pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)

karya Hamid Nasuhi dkk. yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah, Jakarta, tahun 2007.

14

Enny Khurniasari, Analisis Hermeneutik Teks Pidato Hamka : Islam Sebagai Dasar

Negara,Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan

(32)

G. Sistematika Penulisan

Dalam pembahasan penelitian ini, peneliti akan membahas secara

sistematis penulisannya dalam V (lima) BAB, yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, Meliputi Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB II Landasan Teoritis, berisi landasan teoritis yang meliputi :

Definisi analisis wacana secara terminologi dan etimologis, model analisis

wacana Teun A. van Dijk. Pidato Konvensi Anies Rasyid Baswedan yang

meliputi : Pengertian Pidato danjenis-jenis pidato.

BAB III Biografi Anies Rasyid Baswedan, meliputi : riwayat hidup

Anies Rasyid Baswedan, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan,

Penghargaan dan karier Anies Rasyid Baswedan.

BAB IV Temuan Penelitian berisi analisis wacana, dalam materi

“Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul „Indonesia

Kita Semua‟ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat

pada tanggal 15 September 2013” berdasarkan teorin Teun A. van Dijk

BAB V Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran serta

(33)

14

Istilah analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

suatu sifat penelitian, kupasan. Sedangkan analisa adalah penyelidikan

terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya.1 Menurut

Syamsuri, wacana adalah rekaman utuh tentang peristiwa komunikasi,

biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan

pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan

bahasan lisan dan dapat pula memakai bahasa tulisan.2

Dalam buku Alex Sobur dituliskan pengertian wacana menurut Ismail

Maharimin, yakni kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut

urut-urutan yang teratur dan semestinya, komunikasi buah pikiran, baik lisan

maupun tulisan resmi dan teratur.3 Hal ini sama seperti apa yang dituliskan

dalam Kamus Besar Bahasa Inggris yang memaknai wacana sebagai

discourse, kata discourse berasal dari bahasa latin yaitu discursus yang

memiliki arti lari kian kemari (dis berarti dari, dalam arah berbeda, dan

currere berarti lari).4

Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menggambarkan

wacana dari aspek kebahasaan, di antaranya:

1

HasanAlwi (ed), KamusBesarBahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 2002, h. 60 2

Panuti Sudjiman. Bunga Rampai Stilistika. (Jakarta : Pustaka Utama Grifiti, 1993), hal 6 3

Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,

dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal.10

4

(34)

1. Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau

gagasan-gagasan konverasi atau percakapan.

2. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu objek studi atau pokok

telaah.

3. Risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah.5

Sementara ituEriyanto mendefinisikan wacana, di antara lain sebagai

berikut:

1. Wacana adalah komunikasi verbal, ucapan, percakapan, sebuah perlakuan

formal, dari subjek dalam ucapan atau tulisan, sebuah unit teks yang

digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebih dari kalimat.

(Collins Concise English Dictionary, 1998)

2. Wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah

pertukaraan di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas

persoalan dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya. (Hawthorn,

1992)

3. Wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik

pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya;

kepercayaan disini mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau

representasi dari pengalaman. (Roger Fowler 1997).6

Dari apa yang dituliskan oleh Alex Sobur dan Eriyanto, peneliti

melihat tidak ada perbedaan yang bertentangan dari keduanya. Hanya saja

definisi tentang wacana Eriyanto lebih spesifik dibandingkan Alex

5

Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,

dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001)

6

(35)

Sobur.Sekilas dari definisi keduanya, Alex mendefinisikan wacana langsung

pada esensi wacana itu sendiri, dan Eriyanto menjelaskan proses dari

munculnya suatu wacana tadi.

Secara etimologi, analisis wacana sebagaimana dikutip Mulyana

berasal dari bahasa sanskerta wac/wak/vac yang memiliki arti „berkata‟,

„berucap‟. Kata tersebut kemudian mengalami perubahan menjadi wacana,

kata „ana‟ yang berada setelah kata wa adalah bentuk sufiks (akhiran) yang

bermakna „membedakan‟. Dengan demikian kata wacana dapat diartikan

sebagai perkataan atau tuturan.7

Dari segi terminologi, istilah wacana memiliki arti yang luas, luasnya

makna wacana ini dikarenakan perbedaan ruang lingkup dan disiplin ilmu

dalam memaknai istilah wacana tersebut.sudut pandang tersebut bisa dilihat

dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, dan sastra.8Karena

luasnya arti wacana ini, Alex Sobur merangkum pengertian wacana tersebut.

Ia memandang wacana sebagai suatu rangkaian ujar atau rangkaian tindak

tutur yang mengungkap sesuatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,

sistematis, dalam satu kesatuan koheren yang dibentuk oleh unsur segmentet

atau unsur non segmentet bahasa.9

Bagaimanapun juga, pengertian wacana yang paling mendekati adalah

apa yang dikemukakan oleh James Lull. Lull mendefinisikan wacana secara

7

Dedi Mulyna. Kajian Wacana, Teori, Metode, dan Aplikasi, prinsip-prinsip Analisis Wacana. (Yogyakarta : Tiara Wacana 2005), hal.3

8

Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta : Modern English Press, 2002), edisi ke-3, hal 1709 (Ibnu Khamdan 2009)

9

Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,

(36)

sederhana, tidak sebatas tulisan atau ujaran, lebih dari itu wacana

mengandung arti komunikasi yang tidak hanya linier (satu arah). Wacana bisa

diperbincangkan, menimbulkan suatu respon berupa pemahaman, tersebar

luas. Menjadi perbincangan (diskursus) dimana didalamnya akan terjadi

pergulatan.10

Analisis Wacana merupakan penelitian komunikasi yang bersifat

kualitatif. Analisis wacana juga merupakan studi penelitian terkait struktur

yang terkandung dalam bahasa. Lebih tepatnya ialah tentang penggunaan atau

fungsi dari bahasa itu sendiri. Analisis wacana biasanya digunakan untuk

meneliti pesan, baik lisan maupun tulisan, dan umumnya untuk

mengungkapkan gagasan yang dimiliki oleh objek yang diteliti.

Analisis wacana merupakan studi penelitian analisis yang baru

berkembang terutama sejak tahun 1970-an. Seiring dengan waktu, studi

mengenai struktur, fungsi, dan proses dari suatu teks dalam analisi wacana

semakin berkembang.11Topik utama dalam analisis wacana merupakan

representasidariobjek dan mengungkapkan bahwa segala sesuatu itu tidak

tampil sendiri, namun ditampilkan melalui mediasi bahasa, baik secara

tertulis, suara, ataupun gambar. Bahasa disini juga tidak dimaknai sebagai

sesuatu yang netral yang bisa mentransmisikan dan menghadirkan realitas

keadaansebagaimana aslinya. Namun sudah tercelup oleh ideologi yang

membawa muatan kekuasaan tertentu. Bahasa disini merupakan suatu praktik

10

James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: suatu pendekatan global, Terj. A. Setiawan, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1998, hal.225-226.

11

(37)

sosial, melalui bahasa akan diketahuibagaimana seseorang atau kelompok

ditampilkan dan didefinisikan. Melalui bahasa pula, seseorang ditampilkan

secara baik dan buruk.12

Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana diantaranya:13

1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam

masyarakat (rule of use—menurut Windowson)

2. Analisis wacana merupakan usaha memaknai makna tuturan dalam

konteks, teks, dan situasi.

3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui

interpretasi semantik.

4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak

berbahasa (what is said from what is done—menurut Labov)

5. Analisis wacana diarahkan pada masalah memakai bahasa secara

fungsional (fungsional use language—menurut Coulyhard).

Pidato merupakan kegiatan berbicara dan menyampaikan pendapat,

gagasan, ide, dan gambaran di depan khalayak umum. Pidato biasanya

disampaikan pada saat acara atau forum resmi. Kegiatan berpidato sudah

memenuhi empat unsur komunikasi, yakni, adanya komunikan, adanya

komunikator, adanya pesan, dan adanya media sebagai penyampai pesan.

Pidato juga berarti pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang

ditujukan kepada orang banyak.

12

Eriyanto, AnalisisWacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), hal 343

13

Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

(38)

Pidato sendiri memerlukan seni berbicara dan retorika. seni dan

retorika ini bisa berupa wawasan dan pengetahuan komunikator. Adakalanya

berupa analogi, story atau cerita, bahkan intonasi suara. Dengan demikian

pidato politik tentu memerlukan seni karena tujuan dari pidato politik adalah

menyiarkan kepada komunikan hal-hal yang penting dan bahkan menggiring

wacana komunikan atau publik pada suatu level pemahaman persoalan / isu

tertentu. Upaya pengaruh-mempengaruhi dalam pidato politik sangat jelas.

Dalam hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Doyle Paul Johnson,

Weber mengatakan14:

“Apa yang diminta adalah „empati‟ – kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuannya mau dilihat menurut perspektif orang itu. Konsep ini menunjuk pada konsep

pengambilan peran yang terdapat dalam interaksi simbolik”

Selanjutnya dengan demikian analisis wacana kritis suatu pidato

politik merupakan upaya mengungkap dan menganalisa wacana yang coba

dikemukakan komunikator melalui suatu pidato politik yang sarat akan

kepentingan dan upaya mempengaruhi komunikan dan atau publik.

B. Konsep Utama Analisis Wacana Kritis

Fairclough dan Wodak berpendapat bahwa analisis wacana kritis

adalah menelaah wacana-pemakaian bahasa dalam tuturan dan

tulisan-sebagai bentuk dari praktik sosial.Karena padadasarnya, praktik sosial dalam

wacana bisa jadi menampilkan efek ideologi. Ia juga memproduksi dan

mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelompok

14

(39)

mayoritas dan minoritas. Eriyanto mengutip pernyataan Teun A. van Dijk,

Fairclough, dan Wodak, berikut ini merupakan karakteristik penting dalam

analisis wacana kritis:

1. Tindakan

Dalam wacana, prinsip pertama yang harus dipahami adalah

tindakan (action). Wacana diasosiasikan sebagai bentuk interaksi bukan

seperti dalam ruang tertutup dan internal. Orang berbicara atau menulis

bukan ditafsirkan sebagai ia menulis atau berbicara untuk dirinya sendiri

namun bagian daripenggunaan bahasa adalah untuk berinteraksi dan

berhubungan dengan orang lain. Akibatnya, pemahaman ini memiliki

beberapa konsekuensi bagaimana wacana diintepretasikan. Pertama, yakni

wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, diantaranya untuk

mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyanggah, bereaksi, dan

sebagainya. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu ekspresi sadar,

terkontrol.Kesimpulannya, wacana bukan sesuatu yang tidak disadari

namun ia muncul dibawah gagasan, ide dan tentu kesadaran. Wacana

lebih merupakan suatu gambaran dari konsepsi dan gagasan.15

2. Konteks

Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana

seperti kondisi, situasi,latar belakang danperistiwa. Dalam hal ini wacana

dipandang sebagai sesuatu yang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis

pada suatu konteks tertentu. Bahasa di sinijuga dipahami dalam konteks

15

(40)

secara keseluruhan. Sebagaimana pernyataan Guy Cook bahwa ada tiga

hal yang penting dalam pengertian wacana: teks, konteks, dan wacana.

Selain itu semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek

suara, citra dan sebagainya. Konteks mengandung segala situasi serta hal

lain yang berpengaruh diantaranya bahasa, situasi-situasi di mana teks

tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan lainnya.16

Meskipun perlu teks dan konteks dalam analisis wacana, tidak

semua konteks dimasukkan dalam analisis, hanya yang relevan dan dalam

banyak hal mempengaruhi produksi dan penafsiran teks yang dimasukkan

dalam analisis. Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh

terhadap produksi wacana. Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang

memproduksi wacana. Kedua, setting sosial tertentu, seperti tempat,

waktu, posisi pembicara, dan pendengar atau lingkungan fisik adalah

konteks yang berguna untuk mengerti suatu wacana.

3. Historis

Sejarah atau historis ialah menempatkan wacana dalam konteks

sosial tertentu.Wacana sebagai sesuatu yang diproduksi dalam konteks

tertentu tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang

menyertainya. Menempatkan wacana dalam konteks historis tertentu

merupakan aspekpenting untuk bisa mengerti teks.17 Dengan begitu maka

suatu wacana dapat dianalisa dan diesuaikan dengan kondisi dan situasi

saat itu.

17

(41)

4. Kekuasaan

Selain beberapa karakteristik diatas, analisis wacana kritis juga

sangat mempertimbangkan elemen kekuasaan (power). Dalam hal ini

wacana tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral

tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan

sebagai salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat

disebabkan pengaruh dari pertarungan kekuasaan yang sangat

besar.18Kekuasaan itu dalam hubungannya dengan wacana, penting untuk

melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Satu orang atau kelompok

mengontrol orang atau kelompok lain lewat wacana. Kelompok yang

dominan mungkin membuat kelompok lain bertindak seperti yang

diinginkan olehnya, berbicara, dan bertindak sesuai yang diinginkan.

5. Ideologi

Ideologi merupakan konsep yang sentral dalam analisis wacana

kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari

praktik ideologi tertentu. Dalam kerangka ideologi, peranan wacana

seperti yang dikatakan oleh Teun A. van Dijk, ideologi bertujuan untuk

mengatur tindakan dan praktik individu atau anggota suatu kelompok.

Disini ideologi memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, ideologi

secara inheren bersifat sosial, tidak individual; ia membutuhkan

sharediantara anggota kelompok, organisasi atau kolektivitas dengan

orang lainnya. Hal yang di-sharekan tersebut bagi anggota kelompok

18

(42)

digunakan untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam

bertindak dan bersikap.Yang kedua, ideologi meskipun bersifat sosial, ia

secara internal digunakan diantara anggota kelompok atau komunitas.

Karenanya, ideologi tidak hanya membentuk identitas diri kelompok,

membedakan dengan kelompok lain namun juga menyediakan fungsi

koordinatif dan kohesi.8

C. Analisis Wacana Teun A. van Dijk

Analisis wacana van Dijk melihat penelitian analisis wacana tidak

hanya didasarkan pada analisis atas teks semata. Selain daripada teks, perlu

dilihat pula bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga dapat diketahui

bagaimana teks bisa seperti itu. Model yang sering digunakan dalam

penelitian adalahmodel analisis wacana van Dijk. Hal ini dikarenakan model

van Dijk adalah model paling lengkap karena mengelaborasi elemen-elemen

wacana sehingga dapat digunakan secara praktis. Model van Dijk ini sering

disebut sebagai kognisi sosial.9

Dalam buku Aims of Critical Discourse Analysis,van Dijk

memaparkan pengertian mengenai analisis wacana yakni;

Critical Discourse analysis has become the general label for a study of text and talk,emerging from critical lingustics, critical semiotics, and in general from socio-politically conscious and oppositional way of investigating language, discourse, and communication. As in the case many fields, approaches, and subdisciplines in language and discourse studies, however, it is not easy precisely delimit the special principles, practices,aims, theories or methods of CDA.10

8

Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 7-14. 9

Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 221. 10

(43)

Konteks Sosial

Wacana oleh van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/

bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari model ini adalah

menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan

analisis. Analisis model van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi,

dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana

kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap

teks tertentu.

Dimensi teks meneliti bagaimana struktur teks serta strategi wacana

yang dipakai untuk menegaskan tema tertentu. Sedangkan tahap kognisi sosial

diteliti terkait proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu dari

penyampai pesan. Sedangkan aspek ketiga yakni mempelajari bangunan

wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu persoalan.

Model dari analisis van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut:11

Gambar 2. Model Analisis Wacana van Dijk

Struktur/elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk dapat

digambarkan sebagai berikut.19

11

Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 225.

Kognisi sosial

(44)

1. Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/

tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia

membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini

merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati

dengan melihat topik atau tema yang ditonjolkan dalam suatu teks

pidato. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang

berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian

teks tersusun kedalam pidato secara utuh. Ketiga, struktur mikro.

Adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu

teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan

gambar. Berikut adalah gambaran struktur analisis van Djik:

Tabel. 2.1 Struktur Analisis van Dijk

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/ tema yang diangkat oleh suatu teks.

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan.

Struktur Mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.

Sedangkan struktur/elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk

dapat digambarkan sebagai berikut.12

19

Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya , cet. Keempat April 2006) h. 74.

12

(45)

Tabel. 2.2 Elemen Analisis Wacana van Dijk

Struktur Mikro Stilistik (pilihan kata apa yang dipakai dalam suatu

properti dari arti atau isi teks. Mainwords atau topik penting dalam

(46)

memahami teks secara global tanpa topit utama tadi. Tanpa topik

utama, kita hanya akan dapat memahami fragmen lokal teks, dan

tidak merupakan pemahaman secara keseluruhan, baik hierarki

maupun organisasi.13

Dalam hal ini, suatu topik akan didukung oleh subtopik satu

dan subtopik lain agar terbentuk satu topik umum. Kemudian

subtopik juga didukung oleh serangkaian fakta yang disuguhkan

untuk menggambarkan subtopik lainnya. Ketika masing-masing

subtopik sudah saling menguatkan maka teks secara keseluruhan

membentuk teks yang koheren dan komprehensif.14

b. Skematik

Elemen selanjutnya dalam teks atau wacana biasanya

mempunyai skema atau kerangka dan alur dari awal hingga akhir.

Dalam alur tersebut akan digambarkan bagian-bagian ataupun

pola-pola dari teks yang disusun dan diurutkan sehingga membentuk

kesatuan arti atau makna. Susunan ini juga menentukan suatu sudut

pandang daripada teks itu sendiri.20

Menurut van Djik, ada arti penting dalam elemen skematik

ini yaitu strategi komunikator untuk mendukung suatu topik atau

isu tertentu dengan alur atau urutan tertentu pula. Karena skematik

memberi tekanan pada titik mana yang mesti didahulukan dan

13

Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 230, Eriyanto mengutip dari karya Teun A. van Dijk, News as Discourse, (Amsterdam: University of Amsterdam, 1988), h. 31.

14

Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 230. 20

(47)

bagian mana yang disembunyikan atau dikemukakan secara

eksplisit saja. Upaya menyembunyikan dilakukan dengan

menempatkan bagian akhir yang kurang menonjol.21

Terkait susunan teks tersebut bisa disebut story yakni isi

pidato secara keseluruhan. Isi pidato ini juga mempunyai dua

subkategori. Pertama, berisi situasi yakni proses atau jalan

terjadinya peristiwa, sedangkan yang kedua merupakan komentar

yang ditampilkan dalam suatu teks. Subkategori situasi yakni suatu

teks yang menggambarkan kisah suatu peristiwa pada umumnya

terdiri dari dua bagian. Pertama kisah utama dari peristiwa tersebut.

Kedua, latar untuk mendukung episode yang disuguhkan.

Selanjutnya subkategori komentar yakni suatu subkategori

yang menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat

memberikan komentar atas suatu peristiwa terdiri dari dua bagian.

Yang pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokoh yang dikutip

komunikator. Kedua, kesimpulan yang diambil oleh komunikator

dari komentar beberapa tokoh untuk mengungkapkan gambaran

suatu teks dari sudut pandang tokoh tersebut.16

c. Semantik (Latar, Detil, Maksud, Pra-Anggapan)

Semantik dalam skema van Dijk dikagorikan sebagai

makna lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari

hubungan antarkalimat, hubungan antarproposisi, yang

21

Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 234. 16

(48)

membangun makna tertentu dari suatu teks. Analisis wacana

memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang

eksplisit maupun implisit.17

Latar merupakan bagian pidato yang dapat mempengaruhi

semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar yang dipilih

menentukan ke arah mana pandangan masyarakat hendak dibawa.

Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat

komunikator yang sebenarnya muncul dengan maksud

mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat komunikator

sangat beralasan. Oleh karena itu, latar membantu menyelidiki

bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.18

Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol

informasi yang ditampilkan seseorang. Elemen detil merupakan

strategi bagaimana komunikator mengekspresikan sikapnya dengan

cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh

komunikator kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka,

tetapi dari detil bagian mana yang dikembangkan dan mana yang

dikemukakan dengan detil yang besar, akan menggambarkan

bagaimana wacana yang dikembangkan oleh komunikator.19

Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detil.

Bedanya, dalam detil, informasi yang menguntungkan komunikator

akan diuraikan dengan detil yang panjang. Elemen maksud melihat

17

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78. 18

Eriyanto, Analisis Wacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 235. 19

(49)

informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara

eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan

diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. Tujuan

akhirnya adalah publik hanya disajikan informasi yang

menguntungkan komunikator.20

Elemen wacana pra-anggapan (presupposition) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.

Kalau latar berarti upaya mendukung dengan jalan memberi latar

belakang, maka pra-anggapan adalah upaya mendukung pendapat

dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya.

Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya

sehingga tidak perlu dipertanyakan.21

d. Sintaksis (Koherensi, Bentuk Kalimat, Kata Ganti)

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau

kalimat dalam teks. Dua kalimat yang menggambarkan fakta yang

berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga

fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi

berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Koherensi

merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana seseorang

secara strategis menggunakan wacana untuk menjelaskan suatu

fakta atau peristiwa. Apakah peristiwa itu dipandang saling

terpisah, berhubungan, atau malah sebab akibat. Pilihan – pilihan

20

Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 240. 21

(50)

mana yang diambil ditentukan oleh sejauh mana kepentingan

komunikator terhadap peristiwa tersebut.22

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan

dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Di mana ia

menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang

menjelaskan A. Logika kausalitas ini jika diterjemahkan ke dalam

bahasa menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat

(yang diterangkan). Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan

teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang

dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur

aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan

dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya.23

Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi

bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti

merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan

dimana posisi seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan

sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau

“kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan

sikap resmi komunikator semata. Akan tetapi, ketika memakai kata

ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari

sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara

komunikator dengan khalayak sengaja dihilangkan untuk

22

Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 242. 23

Gambar

Gambar 1  Model Analisis Wacana van Dijk
Gambar 2. Model Analisis Wacana van Dijk
gambar. Berikut adalah gambaran struktur analisis van Djik:
Tabel. 2.2 Elemen Analisis Wacana van Dijk

Referensi

Dokumen terkait