JURNAL
PELAKSANAAN BPJS KETENAGAKERJAAN PADA PEKERJA
GARDENA DEPARTMENT STORE DAN SUPERMARKET DI KOTA
YOGYAKARTA
Diajukan oleh :
HERALDI ABIYOGA
NPM
: 120511031
Program Studi
: Ilmu Hukum
Program Kekhususan
: Hukum Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
FAKULTAS HUKUM
JURNAL
PELAKSANAAN BPJS KETENAGAKERJAAN PADA PEKERJA GARDENA
DEPARTMENT STORE DAN SUPERMARKET DI KOTA YOGYAKARTA
Penulis : Heraldi Abiyoga
Fakultas Hukum, Universitas Atmajaya Yogyakarta
heherall@gmail.com
Abstract
This research, entitled “The implementation of the BPJS Employment on workers in
Gardena Department sto
res and supermarkets”. Labor rights are to be protected.
Since the enactment of Act No. 24 of 2011 about BPJS that replaced the Security Act
No. 23 of 1992 about Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Labor workforce already
protected and guaranteed by the State. The research was implemented due to the
existence of the Law Number 24 of 2011 about BPJS in Gardena Department stores
and supermarkets, are expected from this research to find out how the
implementation of social security protection in Gardena Department stores and
supermarkets.
This research conducted directly in the communities the primary data used in the
study of the law this is data obtained directly from respondents, secondary data in
legal research is a study of librarianship or literature commonly referred to as legal
materials
The conclusions of this thesis namely implementation , information obtained by the
worker less complete and clearly showed that the Employment does not run the BPJS
articlel 10 subparagraph g i.e BPJS authorities provide information about
Social Security organisers to participants and the community These workers only
get information on social security only from corporate party i.e HRD Manager.
Keywords:
BPJS Employment, Social Security Protection, Gardena Department Store
and
Supermarket
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hukum dapat diartikan sebagai
norma hukum, yakni dapat dibuat
oleh penguasa yang berwenang,
norma hukum dapat berupa norma
hukum tertulis dan norma hukum
tidak
tertulis.
Hukum
ketenagakerjaan adalah hukum
yang mengatur tentang tenaga
kerja.Tenaga
kerja
adalah
penduduk yang sudah atau sedang
bekerja, yang sedang mencari
pekerjaan,
dan
yang
melaksanakan
kegiatan
lain
seperti bersekolah dan mengurus
rumah tangga
1. Pekerja adalah
1
setiap orang yang bekerja dengan
menerima gaji, upah, atau imbalan
dalam
bentuk
lain.
Dalam
menyelenggarakan
kegiatannya
pekerja selalu berhadapan dengan
resiko dan tanggung jawab yang
besar maka dari itu Negara
memberikan jaminan pada pekerja
dilindungi oleh jaminan sosial
yang dulu dikenal dengan nama
jamsostek, dalam menjalankan
jaminan sosial maka dibentuklah
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial atau BPJS, BPJS adalah
badan hukum yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program
jaminan
sosial.
Dengan
diberikannya jaminan diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas
kerja.
Tenaga kerja juga diatur dalam
Undang-Undang Dasar Negara RI
Tahun 1945 pasal 27 ayat 2 yang
berbunyi tiap-tiap warga negara
berhak
atas
pekerjaan
dan
penghidupan
yang
layak
bagi
kemanusiaan. Dalam pasal 28D ayat
2 menyatakan bahwa setiap orang
berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja. Lebih
rinci diatur dalam Pasal 34 ayat 2
yang
berisi
bahwa
negara
mengembangkan jaminan sosial bagi
seluruh rakyat. Dalam
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011
menyatakan jaminan sosial adalah
salah satu bentuk perlindungan sosial
untuk menjamin seluruh rakyat agar
dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidup yang layak.
Jaminan sosial tenaga kerja
ialah jaminan yang menjadi hak
tenaga kerja berbentuk tunjangan
berupa
uang,
pelayanan
dan
pengobatan
yang
merupakan
pengganti penghasilan yang hilang
atau berkurang sebagai akibat dari
peristiwa
atau
keadaan
yang
dialami oleh tenaga kerja berupa
kecelakaan kerja, sakit, hamil,
bersalin hari tua, meninggal dunia
dan
mengganggur,
dalam
perkembangannya jaminan sosial
atas tenaga kerja meliputi :
1.
Jaminan Hari Tua
2.
Jaminan Kecelakaan Kerja
3.
Jaminan Kematian
4.
Jaminan Pensiun
Pemberian
hak
kepada
keluarga
pekerja/buruh
ini
dimaksudkan untuk memberikan
jaminan pelayanan apabila ada
anggota
keluarga
pekerja/buruh
mengalami sakit atau memerlukan
bantuan
medis
lain
seperti
hamil/melahirkan. Selain itu kepada
keluraga
pekerja/buruh
juga
diberikan santuanan kematian dan
biaya
pemakaman
bila
pekerja/buruh meninggal dunia.
2Program
BPJS
ketenagakerjaan
sangat penting bagi para pekerja
dan harus dilakukan bagi para
pengusaha
untuk
menunjang
jaminan sosial bagi pekerja, maka
dari itu banyaknya protes dari
pekerja maupun serikat pekerja atas
program
BPJS
yang
tidak
dilaksanakan
oleh
perusahaan-perusahaan tertentu. Mengingat ada
pekerja tetap dan pekerja tidak tetap
2
3
dalam
tiap
perusahaan.
Perlu
adanya
penekanan
pembiayaan
BPJS agar terjangkau bagi para
pekerja dan perusahaan.
Peneliti
akan
meneliti
pelaksanaan program BPJS pada
perusahaan swasta di Kota Yogyakarta
dan
hambatan-
hambatan
pada
pelaksanaan
BPJS
serta
upaya
penyelesainnya,
Untuk
mengkaji hal-hal tersebut diatas
maka dilakukan penelitian di lokasi
adalah Gardena Department Store
& Supermarket, yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang
kebutuhan
rumah
tangga.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan
Tentang
BPJS
Ketenagakerjaan
a.
Pengertian BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Masyarakat Indonesia masih kebingungan dan sulit membedakan antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dengan BPJS Kesehatan. Tak jarang, masyarakat memandang bahwa keduanya adalah sama.
Pada dasarnya, BPJS Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari PT Jamsostek (Persero). Tugasnya memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia, baik mereka yang bekerja secara informal maupun yang nonformal.
Sementara BPJS Kesehatan merupakan transformasi dari PT Asuransi Kesehatan (Askes) (Persero). Tugas BPJS Kesehatan memberikan perlindungan kesehatan secara mendasar bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali. Di sini lah letak dasar perbedaan antara BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Namun, keduanya sama-sama dilahirkan melalui UU tentang BPJS.
Hanya saja, BPJS Kesehatan sudah beroperasi terlebih dahulu, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan beroperasi pada 1 Juli 2015.
Mengutip laman BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, Minggu (19/4/2015), terungkap dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, BPJS Kesehatan memberikan perlindungan sesuai dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), meliputi pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, dan rawat inap.
yang berlaku tentang BPJS.3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menentukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan menurut
UU BPJS berfungsi
menyelenggarakan 4 program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
Program jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
Program jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk
3
http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/ 1253/Ini-Beda-BPJS-Ketenagakerjaan-&-BPJS-Kesehatan.html diakses pada tanggal 4 April 2016
mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap. Jaminan pensiun ini diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.
Program jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santuan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.4
b.
Manfaat BPJS Ketenagakerjaan
Jaminan sosial tenaga kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dimana peraturan ini merupakan payung bagi peraturan baru yaitu Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.Jaminan sosial adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bantuan santunan berupa uang sebagai pengganti dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.
Ketentuan jaminan sosial tenaga kerja diperuntukkan bagi tenaga kerja, yaitu orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jaminan sosial merupakan hak tenaga kerja dan
4
5
merupakan kewajiban pengusaha untuk menyertakan pekerjaanya.
Perusahaan yang dimaksud adalah setiap bentuk badan usaha yang memperkerjakan tenaga kerja dengan tujuan mencari untung atau tidak, baik milik swasta maupun milik Negara. Demikian pula usaha sosial dan usaha lain yang tidak berbentuk perusahaan diperlakukan sama dengan perusahaan, apabila mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain sebagaimana layaknya perusahaan memperkerjakan tenaga kerja.
Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam Undang-Undang No.3 Tahun 1992 meliputi:
1. Jaminan kecelakaan kerja; 2. Jaminan kematian; 3. Jaminan hari tua, dan 4. Jaminan pemeliharaan kerja
Ruang lingkup program ini mengalami sedikit perubahan pada peraturan yang baru, yaitu pada peraturan Undang-Undang No.24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menjadi dua, meliputi:
1. BPJS Ketenagakerjaan
Menanggulangi program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua
2. BPJS Kesehatan
Menanggulangi program jaminan pemeliharaan kesehatan
Menurut Cheesman, manfaat dari jamian sosial meliputi manfaat ketika terjadi cacat akibat kecelakaan kerja, manfaat bagi anggota keluarga ketika pekerja meninggal dunia, manfaat ketika pensiun serta dalam perawatan medis dan rumah sakit. Penjelasan program-program-program BPJS Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
1. Jaminan Hari Tua
Program jaminan hari tua (JHT) merupakan program penghimpunan dana yang ditujukan sebagai simpanan yang dapat dipergunakan oleh peserta, terutama jika penghasilan yang bersangkutan terhenti karena berbagai sebab, seperti meninggaldunia, cacat total tetap atau telah mencapai usia pensiun (55 tahun).5
2. Jaminan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja, sebagai salah satu jenis resiko kerja, sangat mungkin terjadi dimanapun dan dalam bidang pekerjaan apa pun. Akibat dari kecelakaan kerja bermacam-macam, mulai dari luka ringan, luka parah, cacat sebagian, cacat fungsi, cacat total, bahkan meninggal dunia. Memberikan rasa aman dalam melakukan pekerjaan merupakan tanggung jawab pengusaha melalui pengalihan resiko kepada BPJS Ketenagakerjaan.6
Jaminan Kecelakaan kerja diperuntukkan bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dan berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan pulang melalui jalan yang biasa atau wajar dilewati. 3. Jaminan Kematian
Jaminan Kematian (JK) diperuntukkan bagi ahli waris
5
Tim Visi Yustisia, 2014, Panduan Resmi Memperoleh Jaminan Sosialn dari BPJS Ketenagakerjaan : Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan
Kematian, dan Jaminan Pensiun, Transmedia Pustaka, Jakarta, hlm 6
6
tenaga kerja peserta BPJS Ketenagakerjaan yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja. JK Diperlukan untuk membantu meringankan beban keluarga dalam bentuk biaya pemakaman dan uang santunan.7 4. Jaminan Pensiun
Pensiun merupakan isitilah umum untuk menyatakan pemberian jaminan tunai secara periodik dalam jangka panjang guna menghadapi risiko hari tua, cacat, dan kematian.8Jaminan Pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.9
Pemberian Sanki Bagi Pemberi Kerja Yang Tidak Mengikutsertakan Pekerjanya Sebagai Peserta BPJS Ketenagakerjaan
a. Teguran tertulis
Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Dan Setiap Orang Selain Pemberi Kerja, Pekerja, Dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial, sanksi berupa teguran tertulis diberikan paling banyak 2 (dua) kali
7
Ibid, hlm 12 8
Sentanoe Kertonegoro, 1987, Jaminan Sosial Prinsip Dan Pelaksanaannya Di Indonesia, cetakan kedua, PT Mutiara Sumber Widya, hlm 44
9
http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/pr ogram/Program-Jaminan-Pensiun.html diakses pada tanggal 22 September 2016
masing-masing untuk jangka waktu paling la 10 (sepuluh) hari kerja dan teguran tertulis tersebut akan diberikan langsung oleh BPJS
b. Denda
Pengaturan sanksi denda diatur dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Dan Setiap Orang Selain Pemberi Kerja, Pekerja, Dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial mengatur bahwa sanksi denda akan diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berakhirnya pengenaan sanksi teguran tertulis kedua berakhir. Hasil dari denda yang telah dibayarkan akan menjadi pendapat lain dana jaminan sosial. Dalam hal pengenaan sanksi denda akan dikenai langsung oleh BPJS.
c. Tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu
7
mendirikan bangunan (IMB), surat izin mengemudi (SIM), sertifikat tanah, paspor atau surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Ketenagakerjaan
Dalam hukum perburuhan atau hukum ketenagakerjaan terdapat beberapa istilah yang beragam, seperti buruh, pekerja, karyawan, pegawai majikan, atau pengusaha.10 Ketenagakerjaan menurut undang-undang nomor 13 tahun 2003 adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, sesudah masa kerja. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Subyek dari ketenagakerjaan adalah tenaga kerja, menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pengertian tenaga kerja adalah adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan Selama tenaga kerja melakuan suatu pekerjaanya. Bagi tenaga kerja dan pekerja/buruh yang bekerja kepada pemberi kerja atau perusahaan, pasti membutuhkan perlindungan agar mereka mendapatkan jaminan atas hak-hak mereka.
Menurut Mr.N.E.H van Esveld Hukum ketenagakerjaan tidak hanya meliputi hubungan kerja dimana pekerjaan dilakukan dibawah pimpinan, tetapi meliputi pula pekerjaan yang dilakukan olehswa-pekerja yang melakukan olehswa-pekerjaan atas
10
Ibid, hlm 1.
tanggung jawab dan risiko sendiri.11 Menurut PayamanSimanjuntak dalam bukunya Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, tenaga kerja (manpower) adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praktis, pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurut PayamanSimanjuntak dibedakan hanya oleh batas umur.
Hukum ketenagakerjaan adalah peraturan hukum yang mengatur hubungan kerja antara pekerja atau buruh dan pengusaha atau majikan dengan segala konsekuensinya. Hal ini jelas bahwa hukum ketenagakerjaan tidak mencakup pengaturan:
a. Swapekerja (kerja dengan tanggung jawab risiko sendiri); b. Kerja yang dilakukan orang lain
atau dasar kesukarelaan;
c. Kerja seorang pengurus atau wakil suatu organisasi atau perkumpulan.12
Tujuan Hukum Ketenagakerjaan menurut Manulang ialah:
a. Untuk mencapai atau melaksanakan keadilan sosial dalam bidang ketenagakerjaan; b. Untuk melindungi tenaga kerja
terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari penguasa.
Pengertian dari pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuklain. Sedangkan Perusahaan adalah setiap bentuk usaha
11
Asri Wijayanti, 2009, Hukum
Keternagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 3.
12
yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Hakikat dan Perlindungan Hukum
Ketenagakerjaan
Kedudukan pekerja pada hakikatnya
dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi yuridis dan dari segi sosial ekonomis. Dari segi sosial ekonomis pekerja membutuhkan perlindungan hukum dari Negara atas kemungkinan adanya tindakan sewenang-wenang dari Pengusaha.a) Hakikat Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan ketentuan Pasal 27 UUD 1945, yaitu setiap warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintah. Dalam pasal 5 dan pasal 6 UU No. 13 Tahun 2003. Pasal 5 yaitu setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Pasal 6, yaitu setiap pekerja/ buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.
Secara yuridis kedudukan buruh adalah bebas, tetapi secara sosial ekonomis adalah tidak bebas. Pada hakikatnya, kedudukan buruh secara yuridis berdasarkan ketentuan pasal 27 UUD 1945 adalah sama dengan majikan. Kenyataannya, secara sosial ekonomis kedudukan antar buruh dengan majikan adalah tidak sama(terutama yang unskilllabour). Majikan sering menganggap bahwa buruh sebagai objek dalam hubungan kerja. Majikan adalah pemilik dari perusahan itu,
sehingga setiap kegiatan apapun tergantung dari kehendak majikan. Keadaan ini menimbulkan adanya kecenderungan majikan untuk berbuat sewenang-wenang kepada pekerja/buruhnya, majikan dapat dengan leluasa untuk menekan pekerja/buruhnya untuk bekerja secara maksimal, terkadang melebihi kemampuan kerjanya.
Secara sosial ekonomis kedudukan buruh tidak bebas. sebagai orang yang tidak mempunyai bekal hidup lain dari itu, ia terpaksa bekerja pada orang lain. Majikan inilah pada dasarnya menentukan syarat-syarat kerja. Mengingat kedudukan pekerja yang lebih rendah daripada majikan maka perlu adanya campur tangan pemerintah.
b) Perlindungan Hukum Ketenagakerjaan
Berdasarkan uraian mengenai hakikat hukum ketenagakerjaan diatas maka menjadi dasar dalam pemberian perlindungan hukum bagi pekerja. Pemberian perlindungan hukum bagi pekerja menurut Imam Soepomo ada lima bidang hukum perburuhan, yaitu 1. Bidang
pengerahan/penempatan pekerja;
2. Bidang hubungan kerja; 3. Bidang kesehatan kerja; 4. Bidang keamanan kerja; 5. Bidang jaminan sosial/buruh.
2. METODE Jenis Penelitian
9
langsung kepada responden untuk memperoleh data primer yang didukung dengan data sekunder terdiri atas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunde.r.
Bahan hukum primer diperoleh dari hukum positif Indonesia yang berupa persturan perndang-undangan yang berlaku seerta bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan obyek penelitian yakni Undang-Undang Dasar 1945,
Kitab
Undang-Undang
Hukum
Perdata,
Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003, Undang-Undang
Nomor 3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
Undang-Undang Nomor 40
tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan
Sosial
Nasional,
Undang-Undang Nomor 24
tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
Bahan hukum sekunder berupa
literartur, asas hukum, hasil
penelitian, surat kabar dan
internet.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana Pasal 10 huruf g Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menyatakan, bahwa BPJS bertugas untuk memberi informasi mengenai penyelenggaraan Jaminan Sosial kepada Peserta dan Masyarakat, narasumber mengatakan bahwa telah mengikuti semua sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memberikan data dirinya dan Pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar kepada BPJS. Dalam pasal 10 huruf (g) menyatakan bahwa BPJS berwenang memberikan informasimengenai penyelenggaraan program Jaminan Sosial kepada Peserta dan masyarakat. Sudah sesuai dengan pendapat narasumber karena pihak Gardena selalu mendapatkan informasi atau berita terbaru dari BPJS Ketenagakerjaan baik melalui email, fax ataupun surat. Dalam realitanya pekerja masih bingung untuk mencairkan BPJS KetenagakerjaanMenurut hemat penulis, pendapat narasumber tentang kategori kelas yang diikutkan dalam program BPJS Ketenagakerjaan tidak sesuai dengan pendapat narasumber dari pihak BPJS dan dalam undang-undang tidak terdapat penggolongan yang dimaksudkan oleh narasumber dari pihak Perusahaan.
Perlindungan tenaga kerja yang diberikan oleh BPJS terdapat kesusaian dan ketidaksesuaian dengan pelindungan tenaga kerja yang diutarakan oleh Soepomo dan Asikin yaitu sebagai berikut:
Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dengan bentuk penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja diluar kehendaknya, konsep ini sudah dilaksanakan oleh pemberi kerja dalam bentuk pemberian upah sesuai UMR Kota Yogyakarta dan Tunjangan tambahan yaitu uang lembur, THR, dan Tunjangan beras.
perlindungan hak untuk organisasi tidak ditemukan informasi yang jelas terkait keberadaan serikat pekerja di Gardena Department
Store dan
Department.Perlindungan teknis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja, dalam konsep ini pemberi kerja telah memberikan keaman dan keselamatan kerja dalam bentuk kelangkapan APD, APD sendiri adalah Alat Pelindung Diri yaitu Kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya. Sesuai data kuisoner yang telah diisi oleh 30 pekerja terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dengan pendapat narasumber dari Gardena Department Store, persamaan pertama pekerja telah memegang kartu BPJS Ketenagakerjaan, kartu tersebut adalah tanda bukti keikutsertakan dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan oleh Perusahaan dikarenakan sifatnya wajib .Persamaan Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja seluruh biayanya di tanggung oleh perusahaan lalu kuitansi-kuitansi dari biaya pengobatan tersebut di kumpulkan, lalu biaya yang keluar dari perusahan ditanggung oleh BPJS Ketenagakeraan dengan cara pengklaiman. Perbedaan terdapat dalam pengetahuan pekerja tentang BPJS, tidak semua pekerja memahami betul tata cara
penggunaan BPJS
Ketenagakerjaan, berbeda dengan pernyataan narasumber dari
Gardena bahwa pekerja telah mendapatkan pembinaan dan pemberitahuan bila ada informasi dari BPJS Ketenagakerjaan dikhusukan kepada HRD sementara pekerja hanya mendapatkan informasi dari HRD saja, informasi yang disampaikan oleh HRD belum bisa membantu pekerja untuk mengetahui info yang disampaikan dari BPJS Ketenagakerjaan, dalam realitanya pekerja belum mengetahui program-program yang diikutkan perusahaan dalam BPJS Ketenagakerjaan
.
4. SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pelaksanaan
BPJS
Ketenagakerjaan
pada
Pekerja di Gardena Department
Store dan Supermarket sudah
terlaksana dan telah menjalankan
Pasal 15 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial yaitu pemberi
kerja secara bertahap wajib
mendaftarkan
dirinya
dan
pekerjanya
sebagai
peserta
kepada BPJS sesuai dengan
program jaminan yang diikuti.
Tetapi
selama
ini
Gardena
Deparrtment
Store
dan
Supermarket memberi informasi
kurang lengkap dan tidak jelas
mengenai
BPJS
11
memberikan informasi mengenai
penyelenggara Jaminanan Sosial
kepada Peserta dan Masyarakat.
Selama
ini
pekerja
hanya
mendapatkan
informasi
mengenai Jaminan Sosial hanya
dari pihak perusahaan yaitu
Manager HRD. Pihak dari BPJS
Ketenagakerjaan
tidak
melakukan pembinaan kepada
seluruh pekerja di Gardena
Department
Store
dan
Supermarket,
terdaoat
perberdaan pendapat antara pihak
BPJS dengan HRD Gardena,
Pihak
Gardena
beranggapan
bahwa
dimasukkan
dalam
golongan 2 semesntara BPJS
tidak
pernah
menggolongkan
kepesertaan anggotanya. Saran
yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan, antara lain :1. Perusahaan seharusnya melakukan sosialisasi dengan mengundang BPJS Ketenagakerjaan dan Dinas Ketenagakerjaan, sehingga BPJS bukan hanya formalitas pemberi kerja agar terhindar dari sanksi administratif. 2. Seyogyanya BPJS
Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi secara berkala yang lebih mendalam tentang program-program yang diselenggarakan sehingga diharapkan pemberi kerja dan serta dapat menyadari manfaat yang diperoleh dari kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
3. Selain sosialisai mengenai BPJS ketenagakerjaan pemberian sosialisasi juga memberikan penjekasan antara
perbedaan BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, sehingga pemberi kerja dan pekerja mengetahui dan memahami bahwa BPJS Ketenagakerjaan berbeda dengan BPJS Kesehatan. 5. REFERENSI
Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2012, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Eko Wahyudi dkk, 2016, Hukum
Ketenagakerjaan, Sinar Grafika, Jakarta.
H. Manulang Sendjun, 1990,
Pokok-pokok Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia, Rineka Cipta., Jakarta. H. Manulang Sendjun,
2001,Pokok-Pokok Hukum
Ketenagakerjaan Di
Indonesia, PT Cipta Karya, Jakarta.
Soerjono Soekanto, 1981,
Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Maimun, 2004, Hukum Ketenagakerjaan, Penerbit Pradnaya Paramita, Jakarta. Nurdin Usman, 2002, Konteks
Implementasi Berbasis Kurikulum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sentanoe Kertonegoro, 1987,
Pelaksanaannya Di Indonesia, PT Mutiara Sumber Widya, Jakarta. Tim Visi Yustisia, 2014, Panduan
Resmi Memperoleh Jaminan
Sosial dari BPJS
Ketenagakerjaan : Jaminan
Hari Tua, Jaminan
Kecelakaan Kerja Jaminan Kematian, dan Jaminan Pensiun, Transmedia Pustaka, Jakarta.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1992 Nomor 14 Sekertariat Negara. Jakarta. Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39 Sekertariat Negara Jakarta. Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150 Sekertariat Negara Jakarta.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116 Sekertariat Negara Jakarta.
Albertus Novian Permana, 2013, Pelaksanaan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK) bagi Pekerja di PT. Bengawan Cable Vison Di Surakarta. Jawa Tengah, Skripsi, Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Prisilia Rieska Pratiwi Layan, 2012 Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Pekerja Harian Lepas pada perusahaan First Resources Limited PT. Limpah Sejahtera di Kalimantan Barat, Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta. Tutut Indargo, 2014, Pelaksanaan
Jaminan Kecelakaan Kerja bagi Pekerja yang Tidak Terdaftar dalam Program BPJS Ketenagakerjaan di Furniture Anak Yogyakarta, Tutut Indargo, 110510706, Program Sarjana Fakultas Hukum, Universitas Atmajaya Yogyakarta. http://www.bpjsketenagakerjaan.g
o.id/page/program/Program-JaminanPensiun.html diakses 15 Maret 2016.
http://digilib.unila.ac.id/4718/11/ BAB%20II.pdf, diakses 30 Maret 2016
BPJS-Ketenagakerjaan-&-13
BPJS-Kesehatan.html diakses 4 April 2016
http://www.jamsosindonesia.com/ cetak/printout/268 diakses 4 April
2016http://kbbi.web.id/kerja diakses 4 April 2016