• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Personal Hygiene Dengan Keluhan Kulit dan Fasilitas Sanitasi di TPA Terjun Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Personal Hygiene Dengan Keluhan Kulit dan Fasilitas Sanitasi di TPA Terjun Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

71

Lampiran I

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KELUHAN KULIT PADA PEMULUNG DAN GAMBARAN FASILITAS SANITASI

DI TPA TERJUN KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN

TAHUN 2013

Keterangan Responden

1. Tanggal Pengisian Kuesioner :

2. No. Responden :

I. Pengetahuan tentang Personal Hygiene

1. Apakah yang dimaksud dengan kebersihan diri (personal hygiene)?

a. cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka sendiri

b. cara perawatan untuk memelihara kesehatan se-keluarga c. perawatan untuk memelihara kesehatan se-dunia

2. menurut saudara, apa saja yang termasuk kebersihan diri itu? a. Kebersihan kulit, rambut, tangan, kaki dan kuku

b. Kebersihan pakaian, topi dan kaca mata c. Kebersihan sandal, tangan dan sepatu 3. Berapa kali sebaiknya mandi dalam sehari?

a. 2 kali sehari b. 1 kali sehari c. 3 kali sehari

4. Menurut saudara, apa hal yang mepengaruhi kebersihan kulit? a. Makan yang bergizi terutama makan buah dan sayur b. Merapikan atau menyisir rambut agar tampak indah

(2)

c. Memotong kuku secara rutin

5. Apakah pinjam-meminjam pakaian juga berpengaruh terhadap kesehatan? a. Ya b. tidak c. Tidak tahu

Jika ya, sebutkan!

6. Menurut saudara, apakah tangan, kuku dan kaki yang kotor dapat menimbulkan penyakit-penyakit tertentu?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

Jika ya, sebutkan contoh penyakitnya!

7. Menurut saudara, mencuci rambut sebaiknya berapa kali? a. sekali seminggu

b. 2-3 kali seminggu c. Tiap hari

8. Menurut saudar, apa hal yang harus diperhatikan dalam kebersihan rambut?

a. Memakai alat-alat pemeliharaan rambut sendiri b. Memakai alat pemeliharaan rambut bersama-sama c. Meminjam alat pemeliharaan rambut punya orang lain 9. Menurut saudara apa fungsi dari sampo?

a. Untuk perawatan rambut, agar terpelihara dengan subur dan indah sehingga terkesan indah dan tidak berbau apek.

b. Agar rambut tampak cantik c. Tidak ada gunanya.

II. Kebersihan kulit

1. Apakah anda mandi secar teratur (2 kali sehari)? a. Ya b. tidak

(3)

73

3. Apakah anda mandi menggunakan air bersih? a. Ya b. tidak

4. Apakah anda sabun untuk mandi digunakan bersama untuk keluarga? a. Ya b. tidak

5. Apakah anda mengganti pakaian minimal 1 kali dalam sehari? a. Ya b. tidak

6. Apakah anda menjemur pakaian yang telah dicuci dibawah terik matahari? a. Ya b. tidak

7. Apakah anda menggunakan handuk sendiri? a. Ya b. tidak

III. Kebersihan tangan, kuku dan kaki

1. Apakah anda mencuci tangan dengan sabun sebelum makan? a. Ya b. tidak

2. Apakah anda mencuci tangan setelah makan? a. Ya b. tidak

3. Apakah anda memotong kuku tangan dan kaki anda secara teratur? a. Ya b. tidak

4. Apakah anda mencuci kaki anda sebelum tidur? a. Ya b. tidak

5. Apakah kuku anda selalu dalam keadaan bersih? a. Ya b. tidak

IV. Kebersihan rambut

1. Apakah anda mencuci rambut secara teratur (2 kali seminggu)? a. Ya b. tidak

2. Apakah anda menggunakan sampo saat mencuci rambut? a. Ya b. tidak

3. Apakah anda menggunakan air bersih saat mencuci rambut? a. Ya b. tidak

4. Apakah anda menggunakan handuk yang bersih dan kering setelah rambut dicuci?

(4)

a. Ya b. tidak

5. Apakah pada saat mencuci rambut anda melakukan pijatan pada seluruh kulit kepala?

a. Ya b. tidak V. Keluhan kulit

1. Apakah anda mengalami keluhan kulit 3 bulan terakhir ini?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda merasakan gatal pada kulit, rambut, tangan, kaki atau kuku anda pada pagi, siang atau malam hari?

a. ya b. tidak

3. Apakah terasa panas pada kulit yang gatal tersebut?

a. ya b. tidak

4. Apakah anda mersakan nyeri pada bagian kulit yang gatal tersebut?

(5)

75

Lampiran II

Lembar Observasi 1. Personal Hygiene

No Objek pengamatan Ya Tidak keterangan

1. Kulitnya kurang bersih 2. Badannya bau

3. Bajunya kurang bersih 4. Kukunya jorok

5. Kukunya panjang

6. Rambutnya jorok dan bau

2. Keluhan Kulit

No Keluhan kulit Ya Tidak keterangan

1. Kulit merah-merah 2. Kulit bersisik

3. Bercak-bercak putih

4. Ada tonjolan berisi air

(6)

3. Fasilitas sanitasi di TPA

No Objek Pengamatan kategori

Ya Tidak

I Fasilitas Sanitasi Toilet

Ada

Terspisah anatara perempuan dan laki-laki

Tersedia air bersih Toilet bersih

Terdapat kamar mandi Terdapat Jamban Terdapat Peturasan Terdapat Wastafel

(7)

77

Lampiran IV

Output Penelitian

Tabel frekuensi

Umur kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(8)

Lama kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid >= 8jam 75 100.0 100.0 100.0

Lama jadi pemulung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid cara perawatan diri manusia

(9)

79

Yang termasuk kebersihan diri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kebersihan kulit, rambut,

tangn, kaki dan kuku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid makan yang bergizi terutama

(10)

Pengaruh pinjam-meminja pakaian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Tangan, kaki dan kuku yang kotor dapat menimbulkan penyakit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Hal yang diperhatikan dalam kebersihan rambut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid memakai alat pemeliharaan

rambut sendiri

64 85.3 85.3 85.3

memakai alat pemeliharaan

rambut bersama-sama

(11)

81

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid untuk perawatan rambut,

agar terpelihara dengan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 75 100.0 100.0 100.0

(12)

Mandi menggunakan air bersih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 75 100.0 100.0 100.0

Memakai sabun sendiri saat mandi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 75 100.0 100.0 100.0

Mengganti baju sekali dalam sehari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 75 100.0 100.0 100.0

Menjemur pakaian dibawah terik matahari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 75 100.0 100.0 100.0

Menggunakan handuk sendiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 65 86.7 86.7 86.7

tidak 10 13.3 13.3 100.0

(13)

83 Kategori kebersihan kulit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 60 80.0 80.0 80.0

tidak baik 15 20.0 20.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 8 10.7 10.7 10.7

tidak 67 89.3 89.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah makan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(14)

Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 75 100.0 100.0 100.0

Kategori kebersihan kuku,tangan dan kaki

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 75 100.0 100.0 100.0

Kebiasaan memakai sampo

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 73 97.3 97.3 97.3

tidak 2 2.7 2.7 100.0

(15)

85 Mencuci rambut dengan air bersih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 75 100.0 100.0 100.0

Menggunakan handuk kering dan bersih setelah mencuci rambut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 75 100.0 100.0 100.0

Kebiasaan memijat kepala saat mencuci rambut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 66 88.0 88.0 88.0

tidak baik 9 12.0 12.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Mengalami keluhan kulit 3 bulan terakhir

Frequency Percent Valid Percent

(16)

Merasakan gatal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 48 64.0 64.0 64.0

tidak 27 36.0 36.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Mersakan panas pada kulit yang gatal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 48 64.0 64.0 64.0

tidak 27 36.0 36.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Merasakan nyeri pada kulit yang gatal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mengalami keluhan 47 62.7 62.7 62.7

tidak mengalami keluhan 28 37.3 37.3 100.0

(17)

87 Badan bau

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 75 100.0 100.0 100.0

Bajunya kurang bersih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 75 100.0 100.0 100.0

Kukunya kurang bersih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 75 100.0 100.0 100.0

Kukunya panjang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(18)

Kulitnya merah-merah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 7 9.3 9.3 9.3

tidak 68 90.7 90.7 100.0

(19)

89

Crosstabs

Kategori pengetahuan * Kategori Keluhaan Kulit

Crosstab

Continuity Correctionb 4.105 1 .043

Likelihood Ratio 5.134 1 .023

Fisher's Exact Test .037 .022

Linear-by-Linear Association 5.151 1 .023

N of Valid Cases 75

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.59.

b. Computed only for a 2x2 table

(20)

Kategori kebersihan kulit * Kategori Keluhaan Kulit

Continuity Correctionb 5.988 1 .014

Likelihood Ratio 9.181 1 .002

Fisher's Exact Test .006 .005

Linear-by-Linear Association 7.437 1 .006

N of Valid Cases 75

(21)

91

Continuity Correctionb 5.988 1 .014

Likelihood Ratio 9.181 1 .002

Fisher's Exact Test .006 .005

Linear-by-Linear Association 7.437 1 .006

N of Valid Cases 75

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.60.

b. Computed only for a 2x2 table

(22)

Crosstab

Continuity Correctionb 4.811 1 .028

Likelihood Ratio 7.007 1 .008

Fisher's Exact Test .021 .011

Linear-by-Linear Association 6.061 1 .014

N of Valid Cases 75

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.35.

(23)

93

Kategori Kebersihan rambut * Kategori Keluhaan Kulit

Crosstab

sided) Exact Sig. (2-sided) Exact

Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 17.167a 1 .000

Continuity Correctionb 14.258 1 .000

Likelihood Ratio 19.874 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 16.938 1 .000

N of Valid Cases 75

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.36.

b. Computed only for a 2x2 table

(24)

LAMPIRAN V

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar Lampiran 1. Wawancara dengan responden

(25)

95

Gambar Lampiran 3. Toilet di TPA Terjun

Gambar Lampiran 4. Air Bersih Pada Toilet di TPA Terjun

(26)
(27)

97

(28)
(29)

99

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, UF. 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. UI Press. Jakarta. Andarmoyo, S. 2012. Personal Hygiene: Konsep, Proses dan Aplikasi Praktik

Keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Azhara, 2011. Waspada Bahaya Kosmetik. FlashBooks.Yogyakarta. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa dan

Tindakan Keperawatan. Jakarta.

______________________. 1994. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di

Indonesia. Jakarta

Djuanda, A. 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. Fregert, S. 1988. Kontak Dermatitis. Yayasan Essentia Medika. Jakarta.

Ganong, W. 2006. Fisiologi kedokteran. EGC. Jakarta.

Graham, R. 2005. Lecture Notes Dermatologi. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta. Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta.

Junaedi. 2007. Semangat Kerja Pemulung Sampah, Pahlawan Lingkungan yang

Terlantar. Diakses: Maret 2012. www.stosfest.org.

Kusnoputranto, H. 2000. Kesehatan Lingkungan. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Galia Indonesia. Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Rineka Cipta, Jakarta. ___________. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. PT Rineka Cipta,

Jakarta.

(31)

70

Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta.

Sarudji. D & Keman, S. 2010. Kesehatan Lingkungan. CV. Karya Putra Darwati. Bandung.

Sitorus, R. 2008. Gejala Penyakit dan Pencegahannya. Yrama Wiidya. Bandung. Soebono, H. 2001. Dermatomikosis Superfisialis Pedoman Untuk Dokter dan

Mahasiswa Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta.

Stevens, P.J.M. 2000. Ilmu Keperawatan. EGC. Jakarta

Subaris, H dan Haryono. 2008. Hygiene Lingkungan Kerja. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta.

Suma’mur, 2009. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (hiperkes). CV

Sagung Seto. Jakarta

Suyono dan Budiman. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Kontek

Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta.

Triyanto, E. 2009. Aplikasi Konsep at Risk pada Populasi Pemulung Sampah. Diakses dari http: www. Scribd.com/doc/16592292/at risk-pemulung.

Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Zein, U. 2010. Ilmu Kesehatan Umum. USU Press. Medan.

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan keluhan kulit pada pemulung dan fasilitas sanitasi di TPA Terjun Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TPA Terjun Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2014.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari November-Januari 2014.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pemulung yang bekerja ditempat pembuangan akhir sampah di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan yang berjumlah 300 orang.

3.3.2. Sampel

(33)

34

Dimana:

n = besar sampel N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan

Berdasarkan perhitungan di atas jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 75 pemulung yang akan diambil secara purposive sampling.

Kriteria Inklusi:

1. Pemulung laki-laki dan perempuan yang berusia ≥ 18 tahun.

2. Pemulung yang bekerja ≥ 8 jam

3. Pemulung yang bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria Eksklusi:

1. Pemulung laki-laki dan perempuan yang berusia < 18 tahun 2. Pemulung yang bekerja < 8 jam

3. Pemulung yang tidak bersedia menjadi subjek penelitian.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer berupa personal hygiene pemulung di TPA Terjun melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

(34)

35

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder di dapat dari hasil penelusuran dokumen dan laporan data Puskesmas Terjun yang terkait dengan kejadian keluhan kulit serta data dari Dinas Kebersihan Kota Medan.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah personal hygiene pemulung yang dilihat dari pengetahuan, kebersihan kulit, kebersihan rambut, kebersihan tangan, kaki dan kuku. Serta fasilitas sanitasi (toilet) di TPA.

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keluhan kulit.

3.5.3 Definisi Operasional

1. Personal hygiene adalah kebersihan pribadi seorang individu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatannya.

2. Pengetahuan tentang personal hygiene adalah pengetahuan seseorang tentang kebersihan pribadi yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

3. Kebersihan kulit adalah kebersihan yang dilakukan dengan cara mandi dengan menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit kulit.

(35)

36

5. Kebersihan rambut adalah kebersihan yang dilakukan dengan cara mencuci rambut secara teratur, menggunakan sampo dan sambil dipijat kepalanya agar terhindar dari penyakit kulit.

6. Fasilitas sanitasi adalah pengawasan fasilitas yang ada di tempat pembuangan akhir sampah, salah satunya adalah toilet.

7. Toilet adalah salah satu fasilitas sanitasi yang akan dilakukan pengawasan yang terdiri dari kamar mandi, jamban, peturasan dan wastafel yang berada di tempat pembuangan akhir sampah.

8. Keluhan kulit adalah gejala penyakit kulit yang dapat dialami pekerja, seperti gatal-gatal, bintik-bintik merah berisi cairan, panas dan kulit bersisik yang dialami pemulung di tempat pembuangan akhir sampah dalam 3 bulan terakhir.

3.6 Aspek pengukuran

1. Pengetahuan

Pengetahuan ditentukan berdasarkan jumlah pernyataan dalam wawancara yang tersedia lampiran yaitu dengan memilih sejumlah pernyataan dengan pilihan jawaban a,b dan c.

- Jika responden memilih jawaban yang benar (pilihan jawaban a) akan mendapat skor 1, dan

- Jika responden memilih jawaban yang tidak benar ( pilihan jawaban b atau c) akan mendapat skor 0

Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

(36)

37

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 % b. Tidak Baik, jika skor yang diperoleh < 75% 2. Kebersihan Kulit

Pengukuran variabel menggunakan skala ukur ordinal dari 5 pertanyaan dengan total skor 10, alternative jawaban “Ya” diberi skor 2 (dua), dan tidak diberi

skor 0 (nol), kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75% ( nilai ≥ 8)

b. Tidak Baik, jika skor yang diperoleh < 75% (nilai < 8) 3. Kebersihan Tangan, Kuku dan Kaki

Pengukuran variabel menggunakan skala ukur ordinal dari 5 pertanyaan dengan total skor 10, alternative jawaban “Ya” diberi skor 2 (dua), dan tidak diberi

skor 0 (nol), kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75% (nilai ≥ 8)

b. Tidak Baik, jika skor yang diperoleh < 75% (nilai < 8 ) 4. Kebersihan Rambut

Pengukuran variabel menggunakan skala ukur ordinal dari 5 pertanyaan

dengan total skor 10, alternative jawaban “Ya” diberi skor 2 (dua), dan tidak diberi

skor 0 (nol), kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75% (nilai ≥ 8 )

(37)

38

5. Fasilitas Sanitasi

Fasilitas sanitasi ditentukan pengamatan tehadap toilet yang ada disana dengan menggunakan lembar observasi (sesuai dengan Permenkes No. 1405 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri).

a. Memenuhi syarat : apabila semua kategori pada lembar observasi memenuhi syarat atau jawabannya “ya”.

b. Tidak memenuhi syarat : apabila salah satu atau lebih kategori pada lembar observasi tidak memenuhi syarat atau

jawabannya “tidak”.

6. Keluhan kulit

Pengukuran variabel keluhan penyakit kulit didasarkan pada skala ordinal dari beberapa keluhan apabila memiliki salah asatu keluhan dengan jawaban “ya” diberi

skor 1 dan apabila semua jawaban “tidak” diberi skor 0, kemudian dikategorikan

menjadi:

a. Mengalami keluhan, jika responden mengalami salah satu keluhan penyakit kulit. b. Tidak mengalami keluhan, jika responden tidak mengalami salah satu dari

keluhan penyakit kulit (Nazir, 1998).

(38)

39

3.7 Metode Analisa Data 3.7.1. Analisa Univariat

Analisa data dengan mendistribusikan variabel personal hygiene dan keluhan kulit pada pemulung di TPA Terjun yang disajikan dalam bentuk tabel.

3.7.2 Analisa Bivariat

(39)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum TPA Sampah Terjun

Daerah penelitian berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Terjun Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. TPA Sampah Terjun merupakan TPA yang baru. Luas TPA Terjun adalah 14 ha, yang sudah terpakai adalah 10 ha. Beroperasi mulai tanggal 7 Januari 1993. System pembuangan di TPA ini adalah open dumping, dimana sampah ditaburkan pada suatu lahan, kemudian diratakan dan dipadatkan. Di TPA Terjun ini terdapat 2 Zona yaitu Zona aktif dengan luas 2,5 ha dan Zona tidak aktif dengan luas 7,5 ha. Jumlah sampah yang dibuang di TPA Terjun yang berasal dari Kota Medan berjumlah ± 1.984 m3.

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakteristik Responden

Adapun gambaran karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini.

(40)

41

Berdasarkan tabel 4.1. diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur responden yang terbanyak adalah kelompok umur 41-50 tahun sebanyak 45 orang (60,0%), lalu kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 24 orang (32,0%), kelompok umur < 30 tahun sebanyak 4 orang (5,3%), dan yang terkecil terdapat pada kelompok umur > 50 tahun sebanyak 2orang (2,7%).

Tabel 4.2. Distribusi Jenis Kelamin Pada Responden di TPA Terjun tahun 2014

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Laki-laki 38 50,7

2. Perempuan 37 49,3

Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.2. diatas dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden yang terbanyak adalah laki-laki sebanyak 38 orang (50,7%) sedangkan perempuan sebanyak 37 orang (49,3%).

Tabel 4.3. Distribusi Lama Kerja Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Lama Kerja Jumlah Persentase (%)

1. < 8 jam 0 0,0

2. ≥ 8 jam 75 100,0

(41)

42

Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa lama kerja responden seluruhnya adalah ≥ 8 jam (100%) sehari.

Tabel 4.4. Distribusi Lama Menjadi Pemulung Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Lama Menjadi Pemulung Jumlah Persentase (%)

1. < 5 tahun 3 4,0

2. 5-10 tahun 12 16,0

3. > 10 tahun 60 80,0

Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.4. diatas dapat dilihat bahwa lama responden jadi pemulung yang terbanyak adalah > 10 tahun sebanyak 60 orang (80,0%), 5-10 tahun sebanyak 12 orang (16,0%), dan yang terkecil adalah < 5 tahun sebanyak 3 orang (4,0%).

4.2.2. Personal Hygiene

4.2.2.1. Pengetahuan

Adapun gambaran pengetahuan responden tentang personal hygiene pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5. dibawah ini.

(42)

43

Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Pertanyaan Skor Persentase (%)

1. Apa yang dimaksud dengan kebersihan diri (personal hygiene)?

a. cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan

mereka sendiri 52 69,3 b. cara perawata untuk memelihara kesehatan sekeluarga 0 0 c. perawatan untuk memelihara kesehatan se-dunia 0 0

Total 52 69,3

2. Menurut saudara, apa saja yang termasuk kebersihan diri?

a. kebersihan kulit, tangan, kaki dan kuku 59 78,7 b. kebersihan pakaian, topi dan kaca mata 0 0 c. kebersihan sandal, tangan dan sepatu 0 0

Total 59 78,7

3. Berapa kali sebaiknya mandi dalam sehari?

a. 2 kali sehari 62 82,7 b. 1 kali sehari 0 0 c. 3 kali sehari 0 0

Total 62 82,7

4. Menurut saudara, apa hal yang mempengaruhi kebersihan kulit?

a. makan yang bergizi terutama makan buah dan sayur 63 84,0 b. merapikan atau menyisir rambut agar tampak indah 0 0 c. memotong kuku secara rutin 0 0

Total 63 84,0

5. Apakah pinjam meminjam pakaian juga berpengaruh terhadap kesehatan?

a. ya 12 16,0

b. tidak 0 0

c. tidak tahu 0 0

Total 12 16,0

6. Menurut saudara, apakah tangan, kaki dan kuku yang kotor dapat menimbulkan penyakit-penyakit tertentu?

a. ya 14 18,7

b. tidak 0 0

c. tidak tahu 0 0

Total 14 18,7

7. Menurut saudara, mencuci rambut sebaiknya berapa kali?

a. 2-3 kali seminggu 22 29,3 b. sekali seminggu 0 0

c. Setiap hari 0 0

Total 22 29,3

8. Menurut saudara, apa yang haru diperhatikan dalam kebersihan rambut?

a. memakai alat pemeliharaan rambut sendiri 64 85,3 b. memakai alat pemeliharaan rambut bersama-sama 0 0 c. memakai alat pemeliharaan rambut punya orang lain 0 0

Total 64 85,3

9. Menurut saudara, apa fungsi sampo?

a. untuk perawatan rambut, agar terpelihara dengan subur

dan indah sehingga terkesan indah dan tidak berbau apek 69 92,0 b. agar rambut tampak cantik 0 0 c. tidak ada gunanya 0 0

(43)

44

Berdasarkan tabel 4.5. diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengetahui dengan benar yang dimaksud dengan kebersihan diri (personal hygiene) itu adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka sendiri sebanyak 52 orang (69,3%). Responden yang mengetahui apa saja yang termasuk kebersihan diri itu adalah kebersihan kulit, tangan, kaki dan kuku sebanyak 59 orang (78,7%). Responden yang mengetahui bahwa mandi sebaiknya 2 kali sehari sebanyak 62 orang (82,7%). Responden yang mengetahui apa hal yang mempengaruhi kebersihan kulit adalah makan yang bergizi terutama makan buah dan sayur sebanyak 63 orang (84,0%). Responden yang mengetahui bahwa pinjam meminjam baju itu dapat memengaruhi kesehatan sebanyak 12 orang (16,0%). Responden yang mengetahui bahwa tangan, kaki dan kuku yang kotor dapat menimbulkan penyakit sebanyak 14 orang (18,7%). Responden yang mengetahui bahwa mencuci rambut sebaiknya 2-3 kali seminggu sebanyak 22 orang (29,3%). Responden yang mengetahui bahwa hal yang harus diperhatian dalam kebersihan rambut adalah memakai pemeliharaan rambut sendiri sebanyak 64 orang (85,3%). Responden yang mengetahui bahwa fungsi sampo adalah untuk perawatan rambut agar terpelihara dengan subur dan indah sehingga terkesan indah dan tidak berbau apek sebanyak 69 orang (92,0%).

Berdasarkan perhitungan jumlah skor pengetahuan responden tentang personal hygiene responden dapat dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6. dibawah ini.

(44)

45

Tabel 4.6. Kategori Pengetahuan tentang Personal Hygiene Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1. Baik 23 30,7

2. Tidak baik 52 69,3

Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.6. diatas dapat diketahui responden yang mempunyai pengetahuan tentang personal hygiene dengan kategori tidak baik sebanyak 52 orang (69,3%).

4.2.2.3. Kebersihan Kulit

Adapun gambaran kebersihan kulit responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.7. dibawah ini.

Tabel 4.7. Distribusi Kebersihan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

n (%) n (%) n (%)

1. Apakah anda mandi secara teratur (2 kali

sehari)? 70 93,3 5 6,7 75 100,0

2. Apakah anda mandi dengan sabun? 75 100,0 0 0,0 75 100,0 3. Apakah anda mandi menggunakan air

bersih? 75 100,0 0 0,0 75 100,0

4. Apakah anda memakai sabun sendiri

saat mandi? 0 0,0 75 100,0 75 100,0

5 Apakah anda mengganti pakaian

minimal 1 kali sehari? 75 100,0 0 0,0 75 100,0 6. Apakah anda menjemur pakaian yang

telah dicuci dibawah terik matahari 75 100,0 0 0,0 75 100,0 7. Apakah anda menggunakan handuk

sendiri? 65 86,7 10 13,3 75 100,0

(45)

46

dicuci dibawah terik matahari sebanyak 75 orang (100%). Responden yang menggunakan handuk sendiri sebanyak 65 orang (86,7%).

Berdasarkan perhitungan jumlah skor kebersihan kulit, maka dapat dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.8. dibawah ini.

Tabel 4.8. Kategori Kebersihan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Kebersihan Kulit Jumlah Persentase (%)

1. Baik 60 80,0

2. Tidak baik 15 20,0

Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.8. diatas diketahui bahwa kebersihan kulit pada responden paling banyak termasuk dalam kategori baik yaitu 60 orang (80,0%).

4.2.2.4. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Adapun gambaran kebersihan tangan, kaki, dan kuku responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9. dibawah ini.

Tabel 4.9. Distribusi Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

n (%) n (%) n (%)

1. Apakah anda mencuci tangan memakai

sabun sebelum makan? 8 10,7 67 89,3 75 100,0 2. Apakah anda mencuci tangan dengan

sabun setelah makan? 8 10,7 67 89,3 75 100,0 3. Apakah anda memotong kuku tangan dan

kaki anda secara teratur? 73 97,3 2 2,7 75 100,0 4. Apakah anda mencuci kaki sebelum tidur? 8 10,7 67 89,3 75 100,0 5. Apakah kuku anda selalu dalam keadaan

bersih? 0 0,0 75 100,0 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.9. diatas, diketahui bahwa responden yang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan mecuci tangan dengan sabun setelah makan

(46)

47

sebanyak 8 orang (10,7%), sedangkan yang tidak mencuci tangan setelah makan dengan sabun sebanyak 67 orang (89,3%). Responden yang memotong kuku secara teratur sebanyak 73 orang (97,3%), sedangkan yang tidak memotong kuku secara teratur sebanyak 2 orang (2,7%). Responden yang mencuci kaki sebelum tidur sebanyak 8 orang (10,7%), sedangkan yang tidak mencuci kaki sebelum tidur sebanyak 67 orang (89,3%). Responden yang kukunya tidak selalu bersih sebanyak 75 orang (100,0%).

Berdasarkan perhitungan jumlah skor kebersihan tangan, kaki dan kuku, maka dapat dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.10. dibawah ini.

Tabel 4.10. Kategori Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Kebersihan Tangan, Kaki dan

Kuku Jumlah Persentase (%)

1. Baik 17 22,7

2. Tidak baik 58 77,3

Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.10. diatas, diketahui bahawa responden yang paling banyak termasuk dalam kategori tidak baik sebanyak 58 orang (77,3%).

4.2.2.5. Kebersihan Rambut

(47)

48

Tabel 4.11. Distribusi Kebersihan Rambut Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

n (%) n (%) n (%)

1. Apakah anda mencuci rambut secara

teratur (2 kali seminggu)? 0 0,0 75 100,0 75 100,0 2. Apakah anda menggunakan sampo saat

mencuci rambut? 73 97,3 2 2,7 75 100,0 3. Apakah anda menggunakan air bersih saat

mencuci rambut? 75 100,0 0 0,0 75 100,0 4. Apakah anda menggunakan handuk yang

bersih dan kering setelah rambut dicuci? 75 100,0 0 0,0 75 100,0 5. Apakah pada saat mencuci rambut anda

melakukan pijatan pada seluruh kulit kepala?

66 88,0 9 12,0 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.11. diatas diketahui bahwa responden yang tidak mencuci rambut secara teratur (2 kali seminggu) sebanyak 75 orang (100%). Responden yang memakai sampo saat mencuci rambut sebanyak 73 orang (97,3%), sedangkan yang tidak memakai sampo saat mencuci rambut sebanyak 2 orang (2,7%). Responden yang mencuci rambut dengan air bersih dan menggunakan handuk bersih dan kering setelah mencuci rambut sebanyak 75 orang (100,0%). Reponden yang memijat kepala saat mencuci rambut sebanyak 66 orang (88,0%), sedangkan yang tidak memijat kepala saat mencuci rambut sebanyak 9 orang (12,0%).

Berdasarkan perhitungan jumlah skor kebersihan rambut, maka dapat dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.12. dibawah ini.

Tabel 4.12. Kategori Kebersihan Rambut Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Kebersihan Rambut Jumlah Persentase (%)

1. Baik 66 88,0

2. Tidak baik 9 12,0

Total 75 100,0

(48)

49

Berdasarkan tabel 4.12. diatas, diketahui bahwa responden paling banyak termasuk dalam kategori baik sebanyak 66 orang ( 88,0%).

4.2.3. Keluhan Kulit

Adapun distribusi keluhan kulit responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.13. dibawah ini.

Tabel 4.13. Distribusi Keluhan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

n (%) n (%) n (%)

1. Apakah anda mengalami keluhan kulit 3

bulan terakhir ini? 48 64,0 27 36,0 75 100,0 2. Apakah anda merasakan gatal pada kulit

anda pada pagi, siang atau malam hari? 48 64,0 27 36,0 75 100,0 3. Apakah terasa panas pada kulit yang gatal

tersebut 48 64,0 27 36,0 75 100,0

4. Apakah anda merasakan perih pada bagian

kulit yang gatal tersebut? 39 52,0 36 48,0 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.13. diatas, diketahui bahwa responden yang mengalami keluhan kulit 3 bulan terakhir, merasakan gatal pada kulit dan merasakan panas pada kulit yang gatal sebanyak 48 orang (64,0%), sedangkan yang merasakan panas pada kulit yang gatal sebanyak 27 orang (36,0%). Responden yang merasakan perih pada kulit yang gatal tersebut sebanyak 39 orang (52,0%), sedangkan yang tidak merasakah perih pada kulit yang gatal tesebut sebanyak 36 orang (48,0%).

(49)

50

Tabel 4.14. Kategori Keluhan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014

No. Keluhan Kulit Jumlah Persentase (%)

1. Mengalami keluhan 47 62,7

2. Tidak mengalami keluhan 28 37,3

Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.14. diatas, diketahui bahwa responden paling banyak termasuk dalam kategori mengalami keluhan sebanyak 47 orang (62,7%).

4.2.4. Fasilitas Sanitas di TPA Terjun

Adapun distribusi fasilitas sanitasi di TPA Terjun pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.15. dibawah ini.

Tabel 4.15. Distribusi Fasilitas Sanitasi di TPA Terjun Tahun 2014

No Objek Pengamatan kategori

Ya Tidak

Fasilitas Sanitasi Toilet

1 Ada 

2 Terspisah anatara perempuan dan laki-laki 

3 Tersedia air bersih 

4 Toilet bersih 

5 Terdapat kamar mandi 

6 Terdapat Jamban 

7 Terdapat Peturasan 

8 Terdapat Wastafel 

9 Terdapat lebih dari 3 kamar mandi, jamban, peturasan, wastafel

Total 6 3

Berdasarkan tabel 4.15. diketahui bahwa, ada fasilitas sanitasi (toilet) di TPA Terjun, terpisah anatara perempuan dan laki-laki, tersedia air bersih, toilet bersih, terdapat kamar mandi, terdapat jamban, tetapi tidak terdapat peturasan, wastafel dan jumlah kamar mandi, jamban, peturasan dan wastafel tidak lebih dari 3.

(50)

51

Berdasarkan hasil observasi, fasilitas sanitasi di TPA Terjun terdapat 6

jawaban “ya” dan 3 jawaban “tidak”. Maka dapat diketahui bahwa fasilitas sanitasi di

TPA Terjun tahun 2014 masuk dalam kategori tidak memenuhi syarat, karena terdapat 3 jawaban “tidak” pada penilaian fasilitas sanitasi.

4.3. Analisis Bivariat

4.3.1. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kulit

Adapun hasil analisis bivariat personal hygiene dengan keluhan kulit yang meliputi pengetahuan tentang personal hygiene, kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku, dan kebersihan rambut dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95% disajikan pada tabel 4.16. berikut ini.

Tabel 4.16. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2013

Personal Hygiene

Kersihan Tangan, Kaki dan Kuku

1. Baik 16 88,2 2 11,8

(51)

52

Hasil penelitian menunjukkan proporsi pengetahuan tentang personal hygiene yang baik mengalami keluhan kulit sebesar 43,5%, pengetahuan tentang personal hygiene yang baik yang tidak mengalami keluhan sebesar 56,5%, sedangkan pengetahuan tentang personal hygiene yang tidak baik mengalami keluhan kulit sebesar 71,2%, dan pengetahuan tentang personal hygiene yang tidak baik tidak mengalami keluhan kulit sebesar 28,8%. Berdasarkan uji chi-square menunjukkan pada nilai X2=5,221; p=0,022 menunjukkan pengetahuan tentang personal hygiene mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kulit pada responden.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebersihan kulit yang baik mengalami keluhan kulit sebesar 55,0%, kebersihan kulit yang baik tidak mengalami keluhan kulit sebesar 45,0%, sedangkan kebersihan kulit yang tidak baik mengalami keluhan kulit sebesar 93,3%, dan kebersihan kulit yang tidak baik tidak mengalami keluhan kulit sebesar 6,7%. Berdasarkan uji chi-square menunjukkan pada nilai X2=7,537; p=0,006 menunjukkan kebersihan kulit mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kulit pada responden.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebersihan tangan, kaki dan kuku yang baik mengalami keluhan kulit sebesar 88,2%, kebersihan tangan, kaki dan kuku yang baik tidak mengalami keluhan kulit sebesar 11,8%, sedangkan kebersihan tangan, kaki dan kuku yang tidak baik mengalami keluhan kulit sebesar 55,2%, dan kebersihan tangan, kaki dan kuku yang tidak baik tidak mengalami keluhan kulit sebesar 44,8%. Berdasarkan uji chi-square menunjukkan pada nilai X2=6,143; p=0,013 menunjukkan kebersihan kulit mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kulit pada responden.

(52)

53

(53)

54

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Reponden

Pemulung sampah merupakan pekerja yang bekerja di tempat pembuangan akhir sampah. Banyak pemulung yang bergantung pada pekerjaan tersebut untuk menjalankan hidupnya. Berdasarkkan wawancara yang dilakukan disana didapat bahwa lebih banyak laki yang bekerja disana daripada perempuan. Dimana laki-laki ada sebanyak 38 orang (50,7%) sedangkan perempuan ada sebanyak 37 orang (49,3%).

Pemulung adalah seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai pencari barang yang sudah tidak dipakai lagi. Orang yang bekerja dalam proses pemulungan atau sebagai pemulung adalah orang yang bekerja sebagai pencari sampah. Masyarakat pemulung adalah sebuah komunitas yang unik dan berbeda dengan masyarakat umum lainnya. Pemulung setiap harinya bergelut dengan sampah dari seluruh pelosok daerah. Risiko sebagai pemulung tentunya sangat besar sekali karena sampah tentunya mengandung banyak sekali bakteri-bakteri patogen akibat pembusukan zat-zat organik yang bisa masuk ke tubuh melalui pori–pori, kulit dan pernafasan. Jika komponen zat berbahaya pada barang bekas tersebut masuk ke tubuh, maka akan menyebabkan berbagai macam penyakit (Triyanto, 2009).

Pemulung bekerja dari pagi sampai sore, dan ada juga yang sampai malam. Pemulung bekerja dan selalu berhubungan dengan sampah-sampah tersebut paling banyak bekerja selama > 8 jam. Pemulung mulai bekerja dari jam 09.00 WIB sampai

(54)

55

18.00 WIB. Pemulung yang selesai bekerja sampai malam, mereka selesai bekerja sampai jam 22.00 WIB. Mereka melakukan semua aktifitas mereka mulai dari makan dan istirahat disana.

Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 8 jam. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya terjadi penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu berkepanjangan akan menimbulkan terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan dan penyakit (Suma’mur,2009).

5.2. Personal Hygiene

5.2.1. Pengetahuan Tentang Personal Hygiene

Pengetahuan tentang personal hygiene pada responden paling banyak masuk pada kategori kurang baik sebanyak 52 orang (69,3%). Karena pada saat reponden diberi pertanyaan tersebut, ada responden yang tahu jawabannya dan ada yang tidak tahu, sehingga responden tersebut jawab pertanyaan tersebut secara asal-asalan. Akan tetapi mereka juga menanyakan pada peneliti jawaban atas pertanyaan yang diberikan pada mereka.

(55)

56

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior), dan perilaku yang didasari pengetahuan yang baik akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan yang tidak baik.

Tingkat pendidikan seseorang dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan. Semakin tinggi pendididikan seseorang semakin mereka tahu bagaimana cara pencegahan keluhan kulit (Notoatmojo, 2003).

5.2.2. Kebersihan Kulit

Kebersihan kulit pada responden saat wawancara dan observasi paling banyak masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 60 orang (80,0%). Karena berdasarkan jawaban saat wawancara, responden telah mandi secara teratur (2 kali sehari), mandi pakai sabun, menggunakan air bersih saat mandi dan mengganti pakaian minimal sekali sehari.

Berdasarkan observasi langsung pada responden, terlihat bahwa kulit mereka kurang bersih dan badannya bau. Itu berbanding terbalik atas jawaban-jawaban yang mereka berikan dari hasil wawancara. Kurang bersihnya kulit mereka bukan hanya disebabkan oleh personal hygiene saja, akan tetapi juga disebabkan oleh lingkungan kerja mereka yang membuat mereka kurang bersih dan bau, karena mereka seharian bekerja di tumpukan-tumpukan sampah.

Menurut Wartonah (2003), kebersihan diri termasuk kebersihan kulit sangat penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan seperti mandi 2 kali sehari menggunakan sabun. Selain kenyamanan fisik juga merupakan kebutuhan integritas kulit, maka perawatan kulit sangat diperlukan agar terhindar dari penyakit kulit.

(56)

57

Salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit adalah kulit. Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit kulit (Harahap, 2000).

5.2.3. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Kebersihan tangan, kaki dan kuku pada responden saat wawancara dan observasi masuk pada kategori tidak baik yaitu sebanyak 58 orang (77,3%). Karena berdasarkan jawaban responden dapat dilihat bahwa responden tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, tidak mencuci kaki sebelum mereka tidur, dan kuku mereka tidak selalu dalam keadaan bersih.

Berdasarkan observasi, terlihat bahwa tangan, kaki dan kuku kurang bersih. Tetapi kuku-kuku mereka tidak panjang. Tangan, kaki dan kuku yang kurang bersih akan mudah kuman penyakit masuk kedalam tubuh kita. Kuman penyakit bisa masuk darimana saja apabila kita dalam keadaan kurang bersih. Keluhan kulit akan mudah terkena oleh responden melalui tangan, kaki dan kuku mereka yang kurang bersih, karena saat mereka merasa kulit mereka gatal, mereka akan menggaruk kulit dengan tangan dan kuku yang kurang bersih tersebun dan dari garukan tersebut kuman penyakit akan berpindah dan mentebabkan keluhan kulit. Maka kebersihan tangan, kaki, dan kuku sangat penting untuk kesehatan agar tidak mengalami keluhan kulit.

(57)

58

salah satu penghantar utama masuknya kuman penyebab penyakit ke dalam tubuh manusia. Apabila tangan manusia menyentuh tinja akan terkontaminasi lebih dari 10 juta virus dan 1 juta bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.

Manusia melakukan aktivitas memerlukan perlengkapan diantaranya adalah sepatu dan kaus kaki. Kebiasaan buruk pada seseorang adalah memakai kaus kaki yang kotor, sepatu yang tidak bersih. Kebiasaan buruk dapat menumbuhkan jamur pada sela-sela kaki, walaupun kelihatannya sudah biasa namun dapat berkembang menjadi penyakit kulit yang lebih serius (Maryunani, 2013).

Adapun tujuan perawatan kuku yaitu membersihkan kuku, mengembalikan batas-batas kulit ditepi kuku dalam keadaan normal serta mencegah terjadinya perkembangan kuman penyakit maka dari itu perlu perawatan kuku dengan cara menggunting kuku sekali seminggu dan menyikat kuku menggunakan sabun (Stevens, 2000).

Menurut Andarmoyo (2012), mengabaikan tangan, kaki, dan kuku rentan terhadap berbagai macam penyakit infeksi. Kebersihan dimulai dengan mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun dan mengeringkannya dengan handuk, menghindari pemakaian sepatu sempit, sedangkan perawatan kuku dilakukan dengan memotong kuku jari tangan dan kaki.

5.2.4. Kebersihan Rambut

Kebersihan rambut pada responden saat wawancara dan observasi masuk pada kategori baik yaitu sebanyak 66 orang (88,0%). Karena berdasarkan jawaban responden mereka memakai sampo saat mencuci rambut, menggunakan air bersih saat mencuci rambut, menggunakan handuk yang bersih dan kering setelah mencuci

(58)

59

rambut, dan melakukan pijatan di kepala saat mencuci rambut. Sedangkan dari hasil observasi, tidak dapat dilihat rambut mereka bersih atau tidak. Karena mereka memakai penutup kepala. Akan tetapi kebayakan dari mereka selalu keramas saat mereka pulang kerja.

Berdasarkan observasi terlihat bahwa rambut bersih, karena mereka menggunakan penutup kepala saat mereka bekerja. Penutup kepala berguna agar tidak terkena matahari dan tidak kotor karena sampah. Kebersihan rambut sangat penting untuk kesehatan dan juga untuk kenyamanan kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari, maka dengan mencuci rambut 2 kali seminggu dengan sampo akan membuat rambut kita bersih dan terhindar dari keluhan kulit. Kebersihan rambut juga dapat menyebabkan keluhan kulit, karena dengan tidak bersihnya rambut maka kotoran-kotoran yang dirambut kita yang berasal dari aktifitas yang kita lakukan seharian akan menempel di kulit kepala dan membuat kulit kepala menjadi gatal-gatal.

Kebersihan rambut dan kulit kepala harus dijaga dan dipelihara, dalam memelihara kebersihan rambut ada yang perlu diperhatikan seperti Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang-kurangnya 2x seminggu, mencuci rambut memakai shampoo/bahan pencuci rambut lainnya, dan sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri . Sebagaimana struktur tubuh yang lainnya, maka rambut juga tidak akan lepas dari permasalahan/gangguan yang bisa ditimbulkan akibat dari kurangnya menjaga kebersihan dan perawatan rambut (Perry, 2005).

(59)

60

ketombe. Rambut dicuci sebaiknya 2 kali seminggu, menggunakan sampo , saat mencuci rambut sebaiknya disertai dengan melakukan pijatan pada seluruh kulit kepala dan menggunakan handuk kering dan bersih untuk mengeringkan rambut setelah dicuci.

5.3. Fasilitas Sanitasi di TPA Terjun

Fasilitas sanitasi di TPA Terjun masuk dalam kategori tidak memenuhi syarat. Karena hanya terdapat 1 toilet. Toilet tersebut digunakan oleh semua pemulung yang bekerja disana. Dalam toilet hanya ada 1 jamban, dan bisa digunakan juga sekalian untuk mandi. Air yang digunakan merupakan air bersih. Toilet tersenbut kurang bersih, akan tetapi petugas yang membersihkan toilet tersebut mengatakan bahwa mereka membersihkan toilet setiap pagi. Toilet tidak dilengkapi dengan tempat cuci tangan.

Fasilitas sanitasi penting ada di lingkungan kerja salah satunya adalah toilet. Toilet di lingkungan kerja selalu digunakan, salah satunya digunakan untuk kebersihan diri. Toilet yang cukup dan lengkap yaitu ada kamar mandi, peturasan, wastafel dan jamban dapat membuat orang-orang menjadi nyaman, apabila kurang maka mereka akan jarang menggunakan fasilitas sanitasi tersebut karena tidak ingin antri untuk menggunakan toilet. Hal itu membuat personal hygiene pemulung menjadi kurang baik, karena saat mereka ingin mencuci tangan yang seharusnya mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, maka mereka hanya akan mencuci tangan dengan air yang ada misalnya air minum mereka. Kebiasaan tersebut yang akan membuat pemulung kebersihan kulit, tangan, kaki dan kuku mereka kurang bersih sehingga mudan mengalami keluhan kulit.

(60)

61

Berdasarkan kepmenkes RI No. 1405 tahun 2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri, lingkungan kerja harus terdapat fasilitas sanitasi. Salah satu fasilitas sanitasi di lingkungan kerja yakni toilet. Syarat-syarat toilet yaitu terpisah antar wanita dan pria dan terdapat wastafel, jamban dan peturasan.

5.4. Keluhan Kulit

Adapun hasil wawancara dan observasi responden yang mengalami keluhan kulit ada sebanyak 47 orang (62,7%). Responden yang mengalami keluhan kulit, bukan hanya gatal-gatal saja yang mereka rasakan akan tetapai mereka juga merasakan panas dan rasa perih pada kulit yang gatal tersebut. Mereka sangat terganggu saat rasa gatal itu timbul saat mereka bekerja, sehingga menghambat pekerjaan mereka.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada responden, terdapat responden yang kulitnya merah-merah dam bercak-bercak putih pada kulit. Tetapi ada juga responden yang mengaku bahwa dia mengalami gatal-gatal pada badannya dan ada tonjolan-tonjolan yang berisi air.

(61)

62

Kondisi lingkungan kerja pemulung berada di lingkungan terbuka sehingga kondisinya berhubungan langsung dengan sengatan matahari, debu, dan bau dari sampah. Dengan kondisi tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja. Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya menjadi sumber penularan penyakit (Junaedi, 2007).

Penyakit kulit ada yang disebabkan oleh parasit. Garukan dari kulit yang sudah terinfeksi parasit tersebut akan menular dan berpindah-pindah kebagian kulit yang lain. Sangat dianjurkan pada penderita untuk mencuci tangan memakai sabun apabila telah menggaruk kulit yang terinfeksi dan tidak bertukaran pakaian dan handuk dengan orang lain (Soebono, 2011).

5.5. Hubungan Personal Hygiene Dengan Keluhan Kulit

5.5.1. Hubungan Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Dengan Keluhan Kulit

Dari hasil uji chi-square terdapat hubungan pengetahuan tentang personal hygiene dengan keluhan kulit, hal ini disebabkan oleh pengetahuan tentang personal hygiene yang buruk yang dapat dilihat dari jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diberikan saat wawancara pada responden. Responden kurang mengetahui tentang personal hygiene sehingga prilaku mereka dalam menjaga kesehatan kurang baik.

Pengetahuan tentang personal hygiene berhubungan dengan keluhan kulit, karena dengan pengetahuan tentang personal yang baik akan membuat orang-orang tahu apa saja yang dapat dilakukan agar kebersihan diri mereka baik dan tahu tentang kulit sehingga dapat menghindari keluhan kulit.

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga merupakan

(62)

63

domain yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Achmadi (2008), kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dan perilakunya. Perilaku hidup tidak sehat yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari dapat disebut sebagai faktor risiko kesehatan.

5.5.2. Hubungan Kebersihan Kulit Dengan Keluhan Kulit

Dari hasil uji chi-square terdapat hubungan antara kebersihan kulit dengan keluhan kulit, hal ini disebabkan banyaknya responden yang mengalami keluhan kulit walaupun kebersihan kulit pada responden masuk pada kategori baik. Tetapi saat observasi, responden kulitnya tidak bersih dan badannya bau.

Responden bukan tidak bisa menjaga kebersihan kulitnya, melainkan pekerjaanya yang membuat mereka tidak bersih. Karena reponden sepanjang hari bekerja diantara tumpukan-tumpukan sampah, sehingga membuat kulit mereka menjadi kotor dan bau, yang dapat membuat mereka mengalami keluhan kulit.

Kebersihan individu dalam hal ini kulit yang tidak baik akan mengakibatkan berbagai dampak baik fisik maupun psikososial, dimana dampak fisik yang sering dialami seseorang tidak terjaga dengan baik adalah gangguan integritas kulit (Wartonah, 2003).

(63)

64

penyakit akibat kerja. Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya menjadi sumber penularan penyakit (Junaedi, 2007).

5.5.3. Hubungan Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Dari hasil uji chi-square terdapat hubungan kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan keluhan kulit, hal ini disebabkan karena kebersihan tangan, kaki dan kuku pada reponden masuk pada kategori tidak baik. Pada saat observasi terlihat bahwa responden tidak menjaga kebersihan tangan, kaki dan kuku mereka, karena pada saat sebelum makan mereka tidak mencuci tangan dengan benar yaitu dengan sbun dan air yang mengalir. Mereka mencuci tangan hanya menggunakan air minum yang mereka bawa, lalu langsung makan. Begitu pula selesai makan, mereka tidak mencuci tangan mereka dengan sabun.

Orang-orang jarang mencuci tangan merekan sebelum dan sesudah makan, apalgi harus menggunakan sabun saat mencuci tangan. Mereka hanya akan mencuci tangan dengan air secukupnya dan tidak menggunakan sabun. Mencuci tangan yang baik dan benar dapat menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Mencuci tangan yang baik itu adalah dengan menggunakan air bersih dan mengalir, serta menggunakan sabun sehingga kuman-kuman penyakit akan mati.

Kaki reponden selalu dalam keadaan tertutup. Mereka memakai sepatu sebagai pelindung dalam bekerja. Sepanjang hari mereka bekerja dan tidak membuka sepatu mereka. Itu yang dapat membuat mereka mengalami keluhan kulit. Prilaku itulah yang dapat menimbulkan jamur pada kulit, sehingga mereka akan merasakan gatal-gatal pada kaki mereka. Karena jamur tumbuh ditempat yang lembab.

(64)

65

Kuku responden kebanyakan mereka memotong kuku secara teratur. Akan tetapi, berdasarkan observasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa kuku mereka selalu dalam keadaan kotor. Hal itu karena pekerjaan mereka yang sepanjang hari selalu behubungan dengan sampah, sehingga kuku mereka selalu dalam keadaan kurang bersih.walaupun kuku mereka tidak panjang, kotoran-kotoran dapat juga masuk kedalam kuku. Kuku terdapat bakteri, apabila tidak dibesihkan akan menimbulkan penyakit. Dimana kuku yang kotor akan memindahkan bakterinya kemana bagian tubuh lain saat menggaruk anggota tubuh yang lain, sehingga akan menimbukan keluhan kulit.

Menurut Stevens (2000), adapun tujuan perawatan kuku yaitu membersihkan kuku, mengembalikan batas-batas kulit ditepi kuku keadaan normal serta mencegah terjadinya perkembangan kuman penyakit maka dari itu perlu perawatan kuku dengan cara menggunting kuku sekali seminggu dan menyikat kuku menggunakan sabun.

Menurut Andarmoyo (2012), mengabaikan kebersihan tangan, kaki dan kuku rentan terhadap berbagai macam penyakit infeksi. Kebersih dimulai dengan mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun dan mengeringkannya dengan handuk, menghindari pemakaian sepatu, sedangknan perawatan kuku dilakukan dengan memotong kuku jari tangan dan jari kaki.

5.5.4. Hubungan Kebersihan Rambut Dengan Keluhan kulit

(65)

66

kebersihan rambut mereka tidak baik, karena setiap hari terkena matahari dan kontaminasi dari TPA sampah tersebut. Pemulung bekerja seharian menggunakan penutup kepala untuk menghidari agar rambut mereka tidak mengganggu kenyamanan bekerja dan agar tidak kotor.

Kebersihan rambut ada hubungannya dengan keluhan kulit. Pemulung bekerja di ruang terbuka sehingga membuat rambut dengan mudah menjadi kotor. Kotoran-kotoran terbang dan menempel dirambut, dan akhirnya akan membuat kulit kepal menjadi kotor. Hal tersebut yang dapat menimbulkan keluhan kulit pada pemulung untuk bagian kepala mereka.

Kebersihan rambut dan kulit kepala harus dijaga dan dipelihara, dalam memelihara kebersihan rambut ada yang perlu diperhatikan seperti Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang-kurangnya 2x seminggu, mencuci rambut memakai shampoo/bahan pencuci rambut lainnya, dan sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri . Sebagaimana struktur tubuh yang lainnya, maka rambut juga tidak akan lepas dari permasalahan/gangguan yang bisa ditimbulkan akibat dari kurangnya menjaga kebersihan dan perawatan rambut (Perry, 2005).

Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering sekali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Kurangnya kebersihan rambut seseorang akan membuat penampilan rambut tampak kusut, kusam, tidak rapi, dan tampak acak-acakan selain itu dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti gatal-gatal, adanya ketombe, kutu rambut dan sebagainya (Andarmoyo, 2012).

(66)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Responden masuk mengalami keluhan kulit sebanyak 47 orang (62,7%).

2. Fasilitas sanitasi (toilet) di TPA Terjun masuk dalam kategori tidak memenuhi syarat kesehatan.

3. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang personal hygiene dengan keluhan kulit (p=0,022).

4. Ada hubungan yang bermakna antara kebersihan kulit dengan keluhan kulit (p=0,006).

5. Ada hubungan yang bermakna antara kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan keluhan kulit (p=0,013).

(67)

68

6.2. Saran

1. Bagi Dinas Kebersihan

Disarankan agar memperbaiki fasilitas sanitasi khususnya toilet yang ada di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) sehingga memenuhi syarat kesehatan. 2. Bagi Puskesmas

Disarankan agar puskesmas atau instansi terkait memberikan pengetahuan pada pemulung tentang personal hygiene.

3. Bagi Pemulung

Disarankan agar pemulung dapat memperhatikan kebersihan diri mereka agar terhindar dari penyakit khususnya keluhan kulit.

(68)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Personal Hygiene

2.1.1 Pengertian

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan perorangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan (Potter, 2005).

Menurut Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

2.1.2. Jenis-jenis Personal Hygiene

Personal hygiene (kebersihan perorangan) meliputi (Perry, 2005): 1. Kebersihan Kulit

(69)

6

kulit ini bertujuan untuk menjaga kulit tetap terawat dan terjaga sehingga bisa meminimalkan setiap ancaman dan gangguan yang akan masuk melewati kulit. Perawat sebagai tenaga kesehatan penting untuk menginformasikan kepada klien di pelayanan kesehatan untuk pentingnya menjaga kebersihan dan perawatan kulit. Setiap kondisi yang mengenai pada kulit (misalnya : kelembaban, kerusakan lapisan epidermis, penekanan yang terlalu lama pada kulit, dan sebagainya) sudah cukup untuk mengganggu fungsional kulit sebagai organ proteksi.

Peranan kulit dalam menjaga keutuhan tubuh tidak selamanya mudah. Sebagai organ proteksi peranan kulit tidak luput dari berbagai masalah-masalah yang bisa membahayakan kulit itu sendiri.

Kebiasaan-kebiasaan yang sehat dalam memelihara kebersihan kulit seperti menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri, mandi minimal 2x sehari, mandi memakai sabun, menjaga kebersihan pakaian, makan yang bergizi terutama banyak sayur dan buah dan menjaga kebersihan lingkungan.

2. Kebersihan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Kurangnya perawatan rambut pada manusia akan membuat penampilan rambut menjadi kusut, kusam, tidak rapi dan tampak acak-acakan.

Dengan selalu memelihara kebersihan rambut dan kulit kepala, maka perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang-kurangnya 2x seminggu

(70)

7

b. Mencuci rambut memakai shampoo/bahan pencuci rambut lainnya c. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri

Sebagaimana struktur tubuh yang lainnya, maka rambut juga tidak akan lepas dari permasalahan/gangguan yang bisa ditimbulkan akibat dari kurangnya menjaga kebersihan dan perawatan rambut.

3. Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku

Manusia melakukan aktivitas memerlukan perlengkapan diantaranya adalah sepatu dan kaus kaki. Kebiasaan buruk pada seseorang adalah memakai kaus kaki yang kotor, sepatu yang tidak bersih. Kebiasaan buruk dapat menumbuhkan jamur pada sela-sela kaki, walaupun kelihatannya sudah biasa namun dapat berkembang menjadi penyakit kulit yang lebih serius (Maryunani, 2013).

(71)

8

appendages yang mengandung lapisan tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki.

Seperti halnya kulit, tangan kaki dan kuku harus dipelihara dan ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup sehari-hari. Selain indah dipandang mata, tangan, kaki dan kuku yang bersih juga menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan tangan yang kotor dapat membahayakan kontaminasi dan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu.

Untuk menghindari bahaya kontaminasi maka harus membersihkan kuku sebelum makan, memotong kuku secara teratur, dan mencuci kaki sebelum tidur.

2.1.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

1. Citra tubuh ( Body Image)

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

2. Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene .

3. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

Gambar

Tabel 4.1. Distribusi Kelompok Umur Pada Responden di TPA Terjun tahun 2014
Tabel 4.2. Distribusi Jenis Kelamin Pada Responden di TPA Terjun tahun 2014
Tabel 4.5.  Distribusi Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014
Tabel 4.7. Distribusi Kebersihan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta) merupakan beberapa dari mahakarya

Pola pengelolaan irigasi yang kedua adalah pola yang bersifat otonom yaitu keputusan mengenai pembagian air diatur oleh masyarakat sendiri seperti yang dipraktekkan

Novel yang saya pelajari ialah Tirani , karya Beb Sabariah .Peristiwa pertama yang melibatkan watak utama pada perkembangan cerita ialah peristiwa Waheeda telah dicederakan

Siswa SMK PGRI 3 Salatiga membenarkan bahwa metode project based learning dan problem based learning sama-sama dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Sesuai

Hal ini menunjukan bahwa pemerintah daerah belum serius memerangi masalah buta aksara, itu dikarenakan tingkat produktivitas pelayanan sangatlah kurang, kemudian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Djunaidi et al., 2018) ada 10 faktor yang membuat perusahaan mempertimbangkan untuk menerapkan GSCM antara lain;

Pada saat Peraturan Menteri Koordinator ini mulai berlaku, seluruh jabatan dan pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Sekretariat DJSN berdasarkan Peraturan

Gambar di atas adalah kondisi sensory slider yang ideal bagi suatu karya arsitektur. Intensitas sensori yang seimbang berarti pengalaman sensori yang dirasakan pun