• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Berkompetisi Dalam Kebaikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Berkompetisi Dalam Kebaikan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Berkompetisi Dalam Kebaikan

Disusun Oleh :

1. Awalludin Ahmad 2. Annisa Yolanda 3. Dwi Iqbal Arifin 4. M Gusti Migo 5. Sa’anah 6. Siti Sofiah

7. Rizky Arya Herlambang

SMK 2MEI Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2015/2016

(2)

Pengertian kompetisi :

1. Kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objek sebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan), over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan dengan kepentingan keadaan menurut versi tertentu.

2. Menurut Deaux, Dane dan Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi.

3. Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama.

Pengertian kebaikan :

Secara bahasa (Indonesia), menurut KBBI, baik artinya elok; patut; teratur (apik, rapi, tidak ada celanya, dsb): mujur; beruntung; berguna; manjur; sembuh; pulih; selamat (tidak kurang suatu apa). Kebaikan artinya sifat baik; perbuatan baik, kegunaan; dan sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang berlaku.

Kata ‘kebaikan’ menurut ajaran islam dapat diartikan sebagai ‘amal sholeh’. Jadi, kompetisi dalam kebaikan adalah melakukan persaingan atau berlomba untuk melakukan kebaikan atau amal sholeh. Secara terminologis, amal sholeh adalah segala perbuatan yang tidak merusak atau menghilangkan kerusakan. Amal sholeh juga adalah perbuatan yang mendatangkan maslahat atau sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

Bagaimana kebaikan menurut Islam? Rasulullah Saw sebuah haditsnya menegaskan: “Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa saja yang meragukan jiwamu dan kamu tidak suka memperlihatkannya pada orang lain.” (HR. Muslim)

“Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu.

Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Al Baihaqi)

(3)

Allah Swt tidak pernah memerintahkan manusia untuk saling bermusuhan, saling membunuh, atau saling merusak, baik terhadap milik sesama muslim maupun milik non muslim. Allah Swt memerintahkan manusia untuk menyembah-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu dengan berlomba-lomba berbuat baik kepada sesama makhluk, tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan golongan. Menolong atau meringankan penderitaan orang lain adalah salah satu bentuk perbuatan baik dan termasuk kebajikan.

Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan berarti menaati dan patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan semangat yang tinggi. Allah akan membalas orang yang beriman, berbuat baik dan suka menolong dengan surga dan berada didalamnya kekal selama-lamanya. Pada surat Al-Baqarah ayat 148 Allah berfirman:

Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Isi kandungan dari surat ini adalah bahwa setiap umat mempunyai kiblat. Umat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menghadap ke Ka’bah, Bani Israil dan orang-orang Yahudi menghadap ke Baitul Maqdis, dan Allah telah memerintahkan supaya kaum muslimin menghadap ka’bah dalam shalat. Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin bersatu, bekerja dengan giat, beramal, bertobat dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan dan tidak menjadi fitnah atau cemooh dari orang-orang yang ingkar sebagai penghambat. Allah akan menghimpun seluruh manusia untuk dihitung dan diberi balasan atas segala mala perbuatannya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang dapat melemahkan-Nya untuk mengumpulkan seluruh manusia pada hari pembalasan.

(4)

Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan berarti menaati dan patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya dengan semangat yang tinggi. Allah akan membalas orang yang beriman, berbuat baik dan suka menolong dengan surga dan berada didalamnya kekal selama-lamanya

Allah Swt akan menilai dan melihat hamba-hamba-Nya yang patuh dan taat, maupun yang melanggar serta meninggalkan perintah-Nya. Manusia yang senantiasa berbuat baik dan taat pastilah Allah akan membalasanya dengan pahala berupa Syurga, sedangkan manusia yang lalai dan meninggalkan perintah Allah maka tempatnya adalah di neraka yang apinya senantiasa menyala-nyala.

Hari kiamat sebagi hari pembalasan akan menjadi suatu masa bahwa setiap perbuatan manusia akan diminta pertanggungjawabanya. Perbuatan baik sekecil appun pasti akan mendapat

balasanya demikian juga perbuatan buruk atau jahat sekecil apapun juga akan mendapat balasan yang sangat adil dan setimpal. Tak ada satupun manusia di hari kiamat yang akan dapat

meloloskan diri dari pengadilan Allah Swt. Kehidupan di akhirat hakekatnya adalah kehidupan hakiki dan merupakan kehidupan yang sebenarnya. Oleh karena itu, kehidupan yang sebentar di dunia ini hendaklah benar-benar digunakan dengan sebaik baiknya untuk diisi dengan amal perbuatan yang baik. Kebahagiaan manusia di akhirat sesungguhnya ditentukan oleh

kebahagiaan di dunia ini dengan satu syarat senantiasa melakukan dan melaksanakan syariat Allah dengan sebaik-baiknya.

Al Baqarah 148, Kandungan Ayat :

 Perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan.

 Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak kebaikannya.

 Setiap apa yang kita perbuat (kebaikan dan kejahatan ) akan dibalas Allah.

Surat Faatir ayat 32:

(5)

Al Qur’an diwariskan kepada orang-orang yang dipilih. Secara umum, Al Qur’an memang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. Namun dalam pelaksanaannya,isi dan kandungan dalam Al Qur’an ini hanya berguna bagi mereka yang meyakini kebenaran Al Qur’an itu sendiri. Orang-orang yang beriman kepada kandungan isi Al Qur’an itulah yang disebut sebagai

kelompok pilihan sebagaimana yang dinyatakan pada awal ayat.

Al Qur’an membagi tiga kelompok atau golongan manusia dalam menghadapi Al Qur’an, yaitu:

1. .Golongan Dholimun Linafsih, ialah golongan yang selalu mendholimi dan menganiaya diri sendiri. Mereka merupakan golongan yang durhaka kepada Allah SWT, dengan meninggalkan perintaNya dan mengerjakan Larangan laranganNya.

2. Golongan Mukhtasid, ialah golongan dari kelompok manusia yang derajatnya berada pada pertengahan, bersifat cermat dan senantiasa berhati hati dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan laranganNya.

3. Golongan Sabiqun Bil Khairat, ialah golongan dari manusia yang senantiasa aktif dalam melakukan kebaikan. Golongan ini memiliki ruhiyyah yangtinggi dengan senantiasa melaksanakan yang wajib dan mengerjakan amalan amalan yang sunat. Hidupnya istiqomah dan menjauhi dari perkara perkara yang syubhat dan ragu ragu dalam kehidupan sehari hari.

(6)

Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

Yang ditekankan dalam ayat ini adalah mengingatkan umat islam agar jangan sampai bersikap dan berperilaku seperti umat terdahulu, misalnya umat Nabi Musa a.s. dan umat Nabi Isa a.s. yang tidak mengamalkan dan menegakkan apa yang terkandung dalam kitab suci yang diturunkan kepada mereka. Sikap yang benar terhadap kitab suci adalah menaati dan

mengamalkan, bukan mencari-cari alasan agar dapat mengelabui, mengubahnya, atau hanya ingin menuruti hawa nafsu.

Setiap umat memiliki syariat tersendiri. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan masyarakat, maka syariat juga mengalami perubahan. Aspek yang tidak berubah adalah dasar dari landasan agama, yakni tauhid atau keimanan. Taurat, Injil, dan Al-Qur’an memiliki ciri khas masing-masing di bidang keimanan dan pengabdian, yaitu hanya kepada Allah SWT.

(7)

diterangkan bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi dan Rasul terakhir, yaitu Muhammad SAW.

Al-Qur’an adalah kitab samawi terakhir yang membawa kebenaran, mencakup isi dan membenarkan kitab suci sebelumnya, seperti Taurat dan Injil. Al-Qur’an adalah kitab yang terpelihara dengan baik, sehingga ia tidak akan mengalami perubahan dan pemalsuan.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang menjamin syariat murni sebelumnya dan berlaku hingga akhir zaman. Oleh karena itu, umat islam wajib memutuskan perkara dengan hukum yang diturunkan Allah SWT. Hukum tersebut sudah tertuang dalam Al-Qur’an.

Setiap umat diberi syariat berbeda dan diperintahkan untuk menaati serta mengamalkannya. Syariat dan jalan yang harus ditempuh oleh masing-masing umat boleh saja berbeda dan berubah, tetapi landasan ajaran samawi adalah satu, yaitu mengabdi hanya kepada Allah SWT.

Allah Maha Kuasa dan jika Dia menghendaki, tentu akan dengan mudah menjadikan semua manusia hanya dengan satu jenis syariat, sehingga dari zaman ke zaman keadaan tetap stagnan/keadaan terhenti dan tidak terjadi perkembangan.

Pada saatnya nanti, manusia akan kembali kepada Allah SWT di alam baka. Di tempat itulah, dibeberkan segala sesuatu tentang hakikat yang diperselisihkan di dunia.

Isi dan Kandungan Ayat:

1. Penegasan bahwa Al-Qur’an adalah kitab samawi terakhir yang membawa kebenaran. 2. Al Qur’an menjadi satu-satunya kitab suci yang terpelihara dengan baik.

3. Perintah kepada setiap muslim agar memutuskan perkara dengan hukum ayang telah ditetapkan Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an.

4. Setiap umat diberi syariat yang berbeda dan diperintahkan untuk menaati dan mengamalkan isinya.

5. Perintah menggunakan akal dan segala potensi yang telah diberikan oleh Allah SWT agar menjadi umat pilihan.

6. Allah SWT memberikan syariat tersendiri kepada setiap umat untuk menguji sejauh mana mereka dapat mengimplementasikan syariat-Nya yang tertuang dalam kitab samawi masing-masing.

7. Perintah untuk berkompetisi dan menjadi yang terbaik sesuai dengan petunjuk yang termuat dalam kitab suci mereka.

8. Peringatan bahwa pada akhirnya manusia akan kembali kepada Allah SWT dan kelak di akhirat akan mempertanggungjawabkan semua amalnya semasa di dunia.

Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Ayat:

(8)

2. Mengimani bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang terpelihara dengan baik sehingga ia tidak akan mengalami perubahan dan pemalsuan.

3. Berusaha memutuskan perkara dengan hukum yang diturunkan Allah SWT yang telah digariskan kedalam Al-Qur’an.

4. Senantiasa melakukan tadabur Al-Qur’an untuk mencapai kemajuan dan perkembangan. 5. Senantiasa sadar bahwa tuntutan penerapan syariat Allah SWT adalah ujian untuk

mencapai kebaikan dan kemuliaan di sisi-Nya.

6. Senantiasa bersemangat dalam berkompetisi untuk menjadi yang terbaik.

(9)

C. Hadits Tentang Berkompetisi Dalam Kebaikan

Rasulullah shallallaahu’alaihi wasallam yang mulia telah menganjurkan kita agar bersegera dalam beramal. Anjuran ini didapatkan pada sabda beliau yang tersampaikan lewat sahabat yang mulia, Abu Hurairah RA:

“Bersegeralah kalian beramal saleh sebelum kedatangan fitnah (ujian) yang seperti potongan malam. Seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman (mukmin) namun di sore harinya menjadi kafir; dan ada orang yang di sore hari dalam keadaan beriman namun di pagi hari menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim)

Isi dan Kandungan Hadits

1. Perintah untuk bersegera untuk melakukan amal sholeh sebelum hilang kesempatan. 2. Informasi bahawa fitnah itu berkonotasi kegelapan dan kesesatan, seperti gelapnya

malam tanpa pelita yang membuat manusia mudah tersesat.

3. Keimanan manusia itu bersifat fluktuatif (pasang-surut),tidak stabil,terkadang menguat dan terkadang melemah. Pada saat iman melemah, perhiasan dunia menjadi paling berharga di matanya sehingga akhirat terlupakan (ditukar dengan kenikmatan duniawi).

Ujian syubhat dan syahwat akan datang seperti malam yang gelap gulita. Tidak ada cahaya sama sekali. Karena fitnah yang terjadi, dalam hari yang sama seseorang keluar dari Islam, pagi hari ia masih beriman namun sore hari telah kafir atau sebaliknya. Mengapa demikian? Ia menjual agamanya dengan dunia, baik berupa harta, kedudukan, jabatan, wanita, maupun selainnya.

Hadits di atas berisi anjuran untuk bersegera mengerjakan amal saleh sebelum datang waktu yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengerjakannya. Waktu yang seseorang tidak bisa mengerjakannya karena fitnah yang besar dan bertumpuk-tumpuk, seperti tumpukan gelapnya malam yang gulita tanpa cahaya sedikitpun.

ت

ت ررك

ك ذك

“Tadi aku mengingat ada sepotong emas (atau perak) di tempat kami. Aku tidak suka harta tersebut menahanku. Aku pun memerintahkan agar dibagi-bagikan.” (HR Bukhari)

(10)

ت

ت نرك

ت

ت

ت فرللخك

يفم

ت

م يربكلرا

ارئبرتم

ن

ك مم

،ةمقكدكص

ل لا

ت

ت هررمك

ك فك

ن

ر أك

هتتكييبكأت

“Di rumah aku meninggalkan sepotong emas/perak dari harta sedekah. Aku tidak suka bermalam dalam keadaan harta itu masih bersamaku.” (HR. Bukhari)

Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bersegeranya Rasulullah shallallaahu’alaihi wasallam kepada kebaikan. Ini adalah pengajaran kepada umat beliau agar tidak menunda-nunda kebaikan karena mereka tidak tahu kapan kematian menjemput sehingga terluputlah kebaikan. Seseorang sepantasnya menjadi seorang yang cendekia. Hendaknya ia beramal untuk kehidupan setelah matinya dan tidak meremehkan persiapan untuk mati. Jika dalam urusan dunia seseorang bersegera mengambil kesempatan maka tentu dia wajib berbuat demikian dalam urusan akhirat, bahkan lebih utama.

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Pelayanan Pajak Pratama dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang mempunyai tugas mengkoordinasikan pelayanan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang

Keragaman genetik plasma nutfah kopi diperlukan sebagai bahan dasar dalam program pemuliaan untuk menghasilkan varietas unggul dengan sifat-sifat yang diinginkan di antaranya

8 Meskipun Aceh telah mendeklarasikan dirinya sebagai pengikut Ahl as-sunnah wa al-Jama ’ ah, namun perlu ditelusuri kebenarannya apakah doktrin- doktrin atau ajaran

PENGAPLIKASIAN BUDAYA VIKING PADA DESAIN KARAKTER DALAM FILM ANIMASI “How To Train Your Dragon” Skripsi Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain S.Ds...

Inst.sistem AC yg meliputi perangkat AC Indoor unit & Outdoor unit (termasuk dudukannya), pipa refrigrant lengkap dengan isolasidan pipa drain, kabel daya & stop kontak.

Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim tuntutan agar Putusan ini dapat dijalankan terlebih dulu meskipun ada upaya hukum verzet, banding maupun upaya hukum lainnya atau

KOMUNIKASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT BERBEDA AGAMA DALAM MENGEMBANGKAN RELASI DAN TOLERANSI SOSIAL (Studi kasus pada masyarakat desa Ngadas suku tengger kecamatan

Pengelolaan kebudayaan dan kepariwisataan pada satu kawasan merupakan upaya dalam mensinergiskan berbagai kepentingan sebagaimana makna dari suatu kawasan merupakan