• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Karakter siswa melalui Pembinaan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendidikan Karakter siswa melalui Pembinaan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MAMAY SHOLIHAT

NIM.1110015000011

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mernperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Bidang Ilrnu Pengetahuan Sosial OIeh:

Mamav Sholihat MM: 1110015000011

Dibawali Bimbingan

Dosen Pembimbing I

M. 7diNuoho,M.Pd NIP. 97 8201101 1006

Dosen Pembimbing II

Airnisa Windarti, M.Sc NTP;19820802 201101 2 005

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSLAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan Di SM?

DJOJOREDJO Pamulang yang disusun oleh Mamay Sholihat, NIM

1110015000011. Program Study Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji

kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 20 Juli 2016

Jakarta, 20 Juli 2016

Dosen Pembirnbing I Dosen Pembimbing II

iNr,M.Pd Annisa Windarti, M.Sc

(4)

NIM 11100 150000011 , Jurusan PendidikaN Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 12 Oktober 2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Si (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Sosial.

Jakarta, 12 Oktober 2016 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Study)

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd tJAj

NIP. 19730424200801 1 012

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Study)

Drs. Saripu11oh, M.Si NIP. 19670909 200701 1 033

Penguji I

Dr. Iwan Purwanto. M.Pd NIP. 19730424200801 1 012

Penguji II

Cut Dhien Nourwahida.MA NIP.19791221200801 2 016

/0

K

Men

VAhhib

etahui

Dekan Fakult bjTi dan eguruan

Prof. D RavaMA

(5)

Nama : Marnay Sholihat

Tempat/Tgl. Lahir : Bogor, 03 Mei 1992

NIM : 1110015000011

Jurusan!Prodi : Pendidikan Ilmu Sosial / Konsentrasi Sosiologi

Alamat : Kp. Raweuy Rt 01 Rw 03 Desa Sukasirna Kec. Jonggol

Kab Bogor

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan di SMP Djojorcdjo Pamulang adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama Pembimbing : M. Noviadi Nugroho, M.Pd

NIP : 19761118201101 1006

2. Narna Pembimbing : Annisa Windarti, M.Sc

NIP :198208022011012005

Dernikian surat pernyataan

mi saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi

mi bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 20 Juli 2016

Yang Menyatakan

fMEflkT TEMP EL

'r

_Jf

503737921

MORE

(6)

i ABSTRAK

Mamay Sholihat, Pendidikan Karakter Siswa melalui Pembinaan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang Tangerang Selatan. Skripsi Program Studi Sosiologi dan Antropologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter. Upaya Pembentukan Karakter Siswa melalui Kegiatan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang Tangerang Selatan. Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah sangat relevan dengan pendidikan karakter, terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma. Dalam upaya menanamkan dan membentuk karakter,

Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif analisis korelasional yang berusaha menggambarkan data/fakta yang diperoleh dari lapangan secara akurat apa adanya. Teknik Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik pengolahan data melalui serangkaian uji, antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas, uji koefisien korelasi, uji regresi linier sederhana, uji koefisien determinasi, uji hipotesis (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji korelasi dan regresi Dari perhitungan Uji Korelasi dan Regresi di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,434 dengan ketentuan α = 0,05; dk = n – 2 = 57 – 2 = 55, sehingga didapat_tabel = 2.75. Ternyata t_hitung > darit_tabel atau 3.97 > 2.75 Pengaruh Pembinaan Kepramukaan yang diterapkan pada siswa terhadap Pendidikan Karakter sebesar 35,81 % dan 64,19 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini menunjukkan bahwa Pembinaan Kepramukaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendidikan karakter siswa SMP Djojoredjo.

Adapun Penanaman nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kegiatan kepramukaan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan pramuka seperti tali temali, Pertolongan Pertaman Gawat Darurat (PPGD), ketangkasan pionering, morse dan semaphore, membaca sandi pramuka, penjelajahan dengan tanda jejak, pengembaraan, baris berbaris, dan menentukan arah. Dengan demikian pembentukan karakter siswa dalam kegiatan kepramukaan harus dilakukan dengan kegiatan yang menarik dan dapat dilakukan oleh siswa secara sukarela sehingga setiap kegiatan yang dilakukan akan membentuk karakter siswa itu sendiri. Karakter siswa nantinya juga bisa dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupannya secara bermasyarakat.

(7)

ii ABSTRACT

Mamay Sholihat, Character Education Students through Scouting in junior coaching Djojoredjo Pamulang. Thesis Program of Sociology and Anthropology, Department of Education Social Science (IPS), Faculty of Science and Teaching of MT, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

The purpose of this study was to analyze the effect of coaching scouting on character education. Students Character Building efforts through Scouting activities in SMP Djojoredjo pamulang. Scouting as one of the compulsory extracurricular activity in school is relevant to character education, as evidenced by the similarity of the values of character education to the values of Dharma Dasa. In an effort to instill and form a character.

This study uses a quantitative method correlational analysis which attempted to describe data / facts obtained from the field accurately what it is. Data collection techniques through observation, interviews and questionnaires. Data processing techniques through a series of tests, including a test of validity, reliability test, normality test, homogeneity, linearity test, correlation coefficient, simple linear regression test, test the coefficient of determination, hypothesis test (t test).

The results showed that based on the calculation of correlation and regression From Correlation and Regression calculation above obtained value correlation coefficient of 0.434 with the provisions of α = 0.05; dk = n - 2 = 57-2 = 55, so didapat_tabel = 2.75. Turns t_hitung> dari t_tabel or 3.97> 2.75 Effect of Coaching Scouting is applied to the students' Character Education by 35.81% and 64.19% influenced by other factors. This shows that Scouting Fostering a positive and significant effect on character education Djojoredjo junior high school students.

As for the Cultivation of character values contained in scouting activities can be done in various scout activities such as ropes, Relief of First Emergency (PPGD), dexterity pionering, morse and semaphore, decode scouts, browsing with trail markings, odyssey, marching, and determine the direction. Thus the character formation of students in scouting activities must be carried out with interesting activities and can be done by students voluntarily so that every activity that will shape the character of the students themselves. Characters students will also be developed and applied in life as a society.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat yang tiada hentinya engkau menganugerahkan kepada penulis. Dan berkat kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya di akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan”, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Ilmu Sosial.

Atas terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Sosial dan Drs. Syaripulloh,M.Si, selaku sekertaris jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.

(9)

iv

4. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.

5. Kedua orang tua penulis ayahanda H. Emu Hidayat dan ibunda Hj Karsiah terimakasi atas do’a, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan dan pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis, serta tetehku Maemunah, adikku tercinta Dede Amaludin Fahmi, serta keponakanku M. Rafi Baehaqi yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawanya disaat penulis mengalami kejenuhan, terimakasih atas do’a dan semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Suamiku tersayang Manarul Ihsan dan sahabat-sahabatku Hj Lia Fauziah Hasanah, Ulfah Hikmawaty, Liyesra Isnatia, Ananda Randini terimakasih atas dorongan, semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu menemani penulis disaat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam hidup penulis.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan IPS Sosiologi angkatan 2010, terima kasih atas masukan, dorongan, dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

8. Racana fatahillah-Nyi Mas Gandasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Angkling 2011 Racana UIN Jakarta, terima kasih atas masukan, dorongan, ilmu dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

(10)

v

Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Ciputat, 26 Agustus 2016

Penulis

(11)

vi

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR UJI REFERENSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah, ... 5

C. Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter ... 8

2. Pengertian Pendidikan Karakter ... 9

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter ... 10

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ... 11

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ... 12

6. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter ... 16

(12)

vii

3. Sifat dan Fungsi Gerakan Pramuka ... 20

4. Pendidikan Kepramukaan ... 20

a. Prinsip Dasar Kepramukaan ... 21

b. Metode Kepramukaan ... 22

5. Sistem Among ... 25

6. Kiasan Dasar ... 25

a. Kiasan Dasar Siaga ... 26

b. Kiasan Dasar Penggalang dan Penegak ... 26

c. Kiasan Dasar Pandega ... 27

7. Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ... 27

a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga ... 28

b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang ... 29

c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa ... 29

8. Kurikulum ... 30

9. Sifat Kegiatan ... 32

10.Sifat Karakter Peserta Didik ... 32

11.Area Pengembangan ... 33

a. Area Pengembangan Spiritual ... 33

b. Area Pengembangan Emosional ... 34

c. Area Pengembangan Sosial ... 35

d. Area Pengembangan Intelektual ... 36

e. Area Pengembangan Fisik ... 36

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 37

(13)

viii

C. Populasi dan Sampel ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Uji Instrumen Angket ... 51

F. Uji Prasyarat Analisis ... 52

G. Uji Hipotesis ... 54

H. Hipotesis Statistik ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

1. Analisis Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Kepramukaan a. Nilai-nilai Dasa Darma dan Implementasinya dalam Kehidupan Sehari-hari ... 65

b. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dan Implementasinya dalam kegiatan Kepramukaan ... 67

c. Peran Guru Dalam Pembelajaran Karakter Melalui Kepramukaan ... 76

d. Pembentukan Karakter Melalui Kemampuan Berorganisasi di Kepramukaan ... 78

2. Analisis Hasil Penelitian ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 98

B. Saran………. 99

DAFTAR PUSTAKA……… 100

(14)

ix

Tabel 2.1 Tabel Nilai yang dikembangkan Arry Ginanjar ... 15

Tabel 3.1 Kriteria Perhitungan ... 48

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket ... 48

Tabel 3.3 Interpretasi Validitas ... 51

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 54

Tabel 4.1 Keadaan Guru ... 57

Tabel 4.2 Profil Tamatan... 58

Tabel 4.3 Rombongan Belajar ... 59

Tabel 4.4 Rasio Penerimaan Siswa ... 59

Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana ... 60

Tabel 4.6 Kondisi Orang Tua ... 60

Tabel 4.7 Kegiatan Ektrakulikuler ... 61

Tabel 4.8 Prestasi Sekolah ... 61

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 83

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 83

Tabel 4.11 Uji Normalitas Variabel X ... 86

Tabel 4.12 Analisis Hasil Uji Normalitas Variabel X... 87

Tabel 4.13 Uji Normalitas Variabel Y ... 88

Tabel 4.14 Analisis Hasil Uji Normalitas Variabel Y... 89

Tabel 4.15 Kelas Interval Variabel X dan Y ... 90

(15)

x

Lampiran 1Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 3 Uji Validitas Variabel X…………..……… 103

Lampiran 4 Uji Validitas Variabel Y ………. 106

Lampiran 5 Lembar Observasi Sekolah ………. 109

Lampiran 6 Field Notes ……….. 110

Lampiran 7 Angket Penelitian ………... 111

Lampiran 8 Instrument wawancara Kepala Sekolah ……….. 113

Lampiran 9 Instrument wawancara Pembina Gugus Depan ……….. 114

Lampiran 10 Hasil wawancara Kepala Sekolah ……… 115

Lampiran 11 Hasil wawancara Pembina Gugus Depan ………. 117

Lampiran 12 Dokumentasi …………..………... 119

Lampiran 13 Program Latihan Pramuka Kelas 7 ………... 125

Lampiran 14 Program Latihan Pramuka Kelas 8 …………..………. 130

Lampiran 15 Program Latihan Pramuka Kelas 9 ………... 135

Lampiran 16 Upacara Pembukaan Latihan Pramuka ………. 138

Lampiran 17 Upacara Penutupan Latihan Pramuka ………... 139

Lampiran 18 SK Pengurus Dewan Penggalang Pramuka ……….. 140

(16)
(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter (character education) adalah usaha sengaja atau (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan. Karakter seseorang yang positif atau mulia akan mengangkat status derajat yang tinggi dan mulia bagi dirinya. Kemulian seseorang terletak pada karakternya. Karakter begitu penting karena dengan karakter yang baik membuat kita tahan, tabah menghadapi cobaan, dan dapat menjalani hidup dengan sempurna.1

Berbicara mengenai karakter erat kaitanya dengan tujuan Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 disebutkan bahwa:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”2

Amanah Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 tersebut bermaksud agar pendidikan karakter tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkarakter sehingga lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

Saat ini, generasi muda yang seharusnya menjadi generasi penerus kemajuan suatu bangsa, tetapi dalam kenyataan para remaja justru mengalami kemunduran. Banyak perilaku yang telah menyimpang dari karakter mulia telah

1

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2011,h.6

2

(18)

menimpa sebagian anak bangsa, misalnya kasus penggunaan narkoba, gaya hidup bebas, freesex, tawuran, kekerasan antar sesama pelajar di sekolah dan sebagainya.

Ada juga kenakalan yang sering dilakukan oleh para siswa yang tergolong kenakalan ringan. Kenakalan ringan adalah suatu kenakalan yang tidak sampai pada pelanggaran hukum. Bentuk atau jenis kenakalan siswa antara lain: membolos, mengobrol atau ramai pada jam pelajaran, tidak memperhatikan pelajaran, pemakaian atribut yang tidak sesuai, merokok, tidak mengerjakan PR, terlambat datang ke sekolah dan menyontek.

Keadaan tersebut bisa terjadi dikarenakan beberapa faktor di antaranya faktor ketidak harmonisan keluarga, orang tua yang kerap berselisih bahkan yang berujung pada perceraian. Faktor lingkungan khususnya teman bermain sangat berpengaruh juga pada penanaman akhlak mulia.3 Oleh karena itu, kemerosotan akhlak dan moral tersebut perlu segera mendapat penanganan serius, baik oleh orang tua, guru maupun lembaga pendidikan ikut bertanggung jawab terhadap pendidikan.

Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat,

3

(19)

pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Kegiatan pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif. Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan sistem among. Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.4

Pendidikan kepramukaan dalam Sistem Pendidikan Nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai gerakan pramuka dalam pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup.

Gerakan Pramuka, merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki visi, misi, arah, tujuan dan strategi yang jelas. Jenis kegiatan

4

(20)

pengembangan pada setiap satuan sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi jelas tertuang dalam Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Gerakan Pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang lebih baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.

Selanjutnya, untuk menangani masalah tersebut sekolah SMP Djojoredjo Pamulang, Pramuka dijadikan sebagai ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti oleh siswa, baik untuk siswa kelas VII, VIII dan IX. Dengan harapan, pramuka bisa memberikan perubahan baik pada siswa-siswi SMP Djojoredjo.

Salah satu yang merupakan wadah untuk pembentukan karakter atau pendidikan karakter anak melalui pendidikan kepramukaan. Pada masa awal kelahirannya, pendidikan kepramukaan di Indonesia atau yang dahulu disebut kepanduan, telah dijadikan dasar bagi pembentukan pendidikan karakter generasi muda karena dinilai efektif dan strategis sebagai wahana pengembangan kreativitas dan potensi diri. Hal itu terlihat dari besarnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap pendidikan yang lahir pertama kali di Inggris tersebut. Perhatian masyarakat dan pemerintah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk dorongan berdirinya organisasi-organisasi formal kepanduan, baik yang berorientasi keagamaan maupun kebangsaan, tetapi juga struktural-hirarkis dan finansial, seperti lahirnya Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 serta penganggaran melalui APBN.

(21)

Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan nonformal merupakan wadah resmi pembinaan generasi muda, dengan Gerakan Pramuka diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, yang nantinya akan mampu menjadi pemimpin yang cerdas secara intelektual dan emosional.

Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agara mereka dapat membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda, menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda, meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.

Demikianlah karakter atau moral yang diajarkan dalam pembinaan kepramukaan, diharapkan dengan adanya kode kehormatan bagi Gerakan Pramuka, pola tingkah laku atau tindakan para anggota Gerakan Pramuka akan menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran dari pendidikan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang “

B. Identifikasi Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah di atas, maka masalah pendidikan karakter yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :

(22)

2. Kenakalan ringan siswa-siswa di sekolah antara lain: membolos, mengobrol atau ramai pada jam pelajaran, pemakaian atribut yang tidak sesuai, merokok, tidak mengerjakan PR, terlambat datang ke sekolah dan menyontek.

3. Faktor keluarga seperti ketidak harmonisan keluarga, orang tua yang kerap berselisih yang berujung pada perceraian.

4. Faktor lingkungan yaitu pengaruh teman bermain

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah-masalah akan dibatasi pada pendidikan karakter melalui pembinaan kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh Pembinaan Kepramukaan terhadap pendidikan karakter di SMP Djojoredjo Pamulang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter di SMP Djojoredjo Pamulang.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para praktisi yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dan kepramukaan tentang pendidikan karakter bagi anggota pramuka.

(23)

3. Sebagai masukan kepada Pembina pramuka untuk dijadikan bahan pertimbangan danperencanaan dalam pembinaan pembentukan karakter pada kegiatan pramuka.

4. Sebagai evaluasi dalam pelaksanaan Bina Satuan (Binsat) Pramuka Racana Fatahillah-Nyi Mas Gandasari Pangkalan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi penulis,

Dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung tentang pembinaan pembentukan karakter dalam kegiatan kepramukaan.

2. Bagi satuan pendidikan/sekolah,

Memberikan wacana sekaligus inspirasi dalam program pembinaan terhadap kegiatan kepramukaan

3. Bagi Pembina pramuka,

Sebagai bahan pertimbangan untuk pembentukan karakter dalam kegiatan kepramukaan.

4. Bagi Pusat Pendidikan dan Latihat (PUSDIKLAT) Pramuka

(24)

8 BAB II

KAJIAN TEORI

I. Deskripsi Teoritik

A.Pendidikan karakter

1. Pengertian karakter

Istilah karakter dalam kamus besar bahasa Indonesia, berarti “sifat -sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.” Berkarakter artinya berkepribadian, berwatak, dan bertabiat.1

Karakter (watak) adalah berasal dari bahasa Yunani yang berarti to

mark (menandai), yaitu menandai tindakan atau tingkah laku seseorang.2

Scerenko, mendefinisikan karakter adalah sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Robert Marine, mendefinisikan karakter adalah gabungan yang samar-samar antara sikap, perilaku bawaan, dan kemampuan, yang membangun pribadi seseorang.3

Sejalan dengan pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Agama Islam Kementrian Agama Republik Indonesia mengemukakan bahwa “karakter (character) dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan yang lainnya4”

1

Departemen Pendidikan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 389. 2

Q-aness bambang, hambali adang, pendidikan karakter berbasis al-quran,Bandung:Refika Offset. Hal. 107

3

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2011.Cet.I. hal. 43

4

(25)

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter adalah keseluruhan nilai-nilai, pemikiran, dan sikap yang telah membentuk diri seseorang.

2. Pendidikan Karakter

Adapun beberapa ahli mengemukakan mengenai pendidikan karakter sebagai berikut :

a. Winton, mendefinisikan pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. Burke, mendefinisikan pendidikan karakter adalah semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik.5 b. Anne Lockwood, mendefinisikan bahwa pendidikan karakter sebagai

setiap rencana sekolah, yang dirancang bersama lembaga masyarakat yang lain, untuk membentuk secara langsung dan sistematis perilaku orang muda dengan memengaruhi secara eksplisit nilai-nilai kepercayaan non-relativistik (diterima luas), yang dilakukan secara langsung menerapkan nilai-nilai tersebut.6

c. Thomas Lickona, mendefinisikan pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.7

d. Creasy mengartikan pendidikan karakter sebagai upaya mendorong peserta didik tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta mempeunyai beranian melakukan yang benar meskipun

5

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2011.Cet.I. hal. 43

6

Ibid. hal 44 7

(26)

dihadapkan pada berbagai tantangan. Untuk itu, penekanan pendidikan karakter tidak terbatas pada transfer pengetahuan mengenai nilai-nilai yang baik, namun lebih dari itu menjangkau pada bagaimana menjadikan nilai-nilai tersebut tertanam dan menyatu dalam totalitas pikiran-tindakan.8

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pendidikan karakter adalah merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan bangsa.

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Adapun tujuan dari pendidikan karakter yang sesungguhnya jika dihubungkan dengan falsafah Negara Republik Indonesia adalah mengembangkan karakter peserta didik agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.

b. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik.

c. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila.9

Dikutip dari Ahmad Fikri bahwa fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan adalah mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berhati, berpikiran, dan berperilaku baik. b. Perbaikan adalah memperkuat dan membangun perilaku

bangsa yang multikultur untuk menjadi bangsa yang bermartabat.

8

Zubaedi. Konsep Pendidikan Karakter.Jakarta, Kencana, 2013.cet.III.Hal.16 9

(27)

c. Penyaring adalah untuk menyaring budaya yang negatif dan menyerap budaya yang sesuai dengan nilai budaya dan karakter bangsa untuk meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.10

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter di sekolah akan terlaksana dengan lancar, jika guru dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter. Kemendiknas memberikan rekomendasi 11 prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut :

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencangkup pemikiran, perasaan dan perilaku

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangaun karakter

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menunjukan perilaku yang baik

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka dan membantu mereka untuk sukses.

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik

h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang bertanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama

i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.11

10

Ibid. Hal. 104 11

(28)

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Pada draf Grand Design pendidikan karakter diungkapkan nilai-nilai yang terutama akan dikembangkan dalam budaya satuan pendidikan formal dan nonformal, dengan penjelasan adalah sebagai berikut :

a. Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworthiness), dan tidak curang (no cheating).

b. Tanggung jawab, melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan mengatasi setres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil. c. Cerdas, berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan

penuh perhitungan, rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif dan empatik, bergaul secara santun, menjungjung kebenaran dan kebijakan, mencintai tuhan dan lingkungan.

d. Sehat dan bersih, menghargai ketertiban, keteraturan, kedisiplinan, terampil, menjaga diri dan lingkungan, menerapkan pola hidup seimbang.

e. Peduli, memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang lain, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, menyayangi manusia dan mahluk lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan.

f. Kreatif, mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes, kritis, berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, menampilkan sesuatu secara luar biasa (unik), memiliki ide baru, ingin terus berubah, dapat membaca situasi dan memanfaatkan peluang baru.

g. Gotong royong, mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat dicapai jika dikerjakan bersama-sama, tidak memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi dengan sesama, mau mengembangkan potensi diri untuk dipakai saling berbagi agar mendapatkan hasil yang terbaik, tidak egoistis.12

12

(29)

Adapun menurut Kementerian Pendidikan Nasional, Nilai karakter bangsa terdiri atas sebagai berikut :

1. Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki

7. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas- tugas.

8. Demokratis, yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

10.Semangat kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11.Cinta tanah air, yaitu cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

12.Menghargai prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

(30)

14.Cinta damai, yaitu sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya dirinya.

15.Gemar membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan manfaat bagi dirinya.

16.Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17.Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18.Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang harusnya dia lakukan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, karakter dimulai dalam social budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 13

Dalam referensi Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang mencerminkan akhlak atau perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhammad SAW, yaitu: (1) Sidik, (2) Amanah, (3) Fatonah, (4) Tablig. Tentu dipahami bahwa empat nilai ini merupakan esensi, bekan seluruhnya. Karena Nabi Muhammad SAW, juga terkenal dengan karakter kesabarannya, ketangguhannya, dan berbagai karakter lain. Sidik yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar, dan berjuang untuk menegakkan kebenaran. Amanah yang berarti jujur dan terpercaya, mencerminkan bahwa apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan Rasulullah dapat dipercaya oleh siapapun, baik oleh kaum muslim maupun nonmuslim. Fatonah yang berarti cerdas atau pandai, arif, luas wawasan, terampil dan professional. Artinya, perilaku Rasulullah dapat dipertanggungjawabkan kehandalannya dalam memecahkan masalah. Tablig yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapa pun yang menjadi lawan

13

(31)

bicara Rasulullah, maka orang tersebut mudah memahami apa yang dibicarakan atau dimaksudkan oleh Rasulullah.14

Artinya : “ Sesungguhnya, telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak

[image:31.595.120.516.186.611.2]

mengingat Allah.” (Q.S.Al-Ahzab(33): 21)

Tabel. 2.1

Tabel nilai yang dikembangkan oleh Arry Ginanjar dalam 7 budi utama

Apa yang dirumuskan oleh Arry Ginanjar Agustian di atas merupakan hasil refleksi terhadap perjalanan bangsa ini dari waktu kewaktu. Secara umum, kondisi bangsa yang dirasakan saat ini berbeda dengan apa yang menjadi karakteristik bangsa.15

14

Kesuma Dharma, Cepi Triatna dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011. Cet.1.hal.11

15

Ibid.hal 13

No Tujuh budi (nilai) yang diusung 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jujur

Tanggung jawab Visioner

(32)

6. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

a. Keluarga

Keluarga adalah komunitas pertama di mana manusia, sejak usia dini, belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah. Dengan kata lain di keluargalah seseorang belajar tata nilai atau moral. Karena tata nilai yang diyakini seseorang akan tercermin dalam karakternya, maka di keluargalah proses pendidikan karakter berawal. 16

Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar pendidikan akhlak. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.

b. Sekolah

Setelah keluarga, sekolah mempunyai peran yang sangat strategis dalam membentuk manusia yang berkarakter. Peran guru di lingkungan sekolah di tuntut menjalankan enam peran, yaitu :

1) harus terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu melakukan interaksi dengan siswa dalam mediskusikan materi pembelajaran;

2) harus menjadi contoh teladan kepada siswanya dalam berperilaku dan bercakap;

3) harus mampu mendorong siswa aktif dalam pembelajaran melalui penggunaan metode pembelajaran yang variatif; 4) harus mampu mendorong dan membuat perubahan

sehingga kepribadian, kemampuan dan keinginan guru dapat menciptakan hubungan yang saling menghormati dan bersahabat dengan siswanya;

5) harus mampu membantu dan mengembangkan emosi dan kepekaan sosial siswa agar menjadi lebih bertaqwa, menghargai ciptaan lain, mengembangkan keindahan dan belajar soft skills yang berguna bagi kehidupan siswa selanjutnya;

16

(33)

6) harus menunjukan rasa kecintaan kepada siswa sehingga guru dalam membimbing siswa yang sulit tidak mudah putus asa.17

Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga, bersifat formal namun tidak kodrati. Kendatipun demikian, banyak orang tua dengan berbagai alas an menyerahkan tanggung jawab pendidikan anaknya kepada sekolah. Kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Adapun maksud pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi.

c. Media Massa

Upaya lembaga pendidikan dalam mendidik karakter peserta didik juga memerlukan dukungan dari institusi media masa seperti televisi, internet, tabloid, koran dan majalah. Media televisi dapat menyajikan acara-acara tentang potret kehidupan dan perilaku sehari-hari baik dalam bentuk kisah nyata maupun dramatisasi sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Media televisi juga sebagai media yang paling popular dan digemari oleh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan remaja. Melalui televisi, pesan dapat disajikan dalam bentuk audio visual dan gerak. Televisi juga dapat menyajikan siaran langsung (live) atau liputan berita dari sumbernya pada saat bersamaan.

Dengan bantuan media lain, televisi juga menyajikan acara interaktif, dalam pemanfaatannya, televisi dapat ditonton sambil

17

(34)

santai di rumah, menyaksikan siaran langsung, dramatisasi, hiburan, sinetron, musik, pendidikan dan informasi lainnya.18 7. Jenis-jenis program pembinaan kesiswaan dalam implementasi

pendidikan karakter.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dalam buku panduan pendidikan karakter di sekolah, telah melansir beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan dalam rangka implementasi pendidikan karakter di sekolah. Kegiatan pembinaan itu mencakup; masa orientasi peserta didik (MOPD) atau masa orientasi siswa (MOS), pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kepramukaan, penegakan disiplin dan tata tertib sekolah, upacara bendera, pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba (P3N) dan pembinaan bakat dan minat.19

Tujuan pembinaan kegiatan pembinaan kesiswaan di bidang kepramukaan di sekolah adalah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Di antara kegiatan pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui kegiatan kepramukaan ini adalah :

a. Menumbuh kembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesama

b. Melaksanakan kegiatan 7 K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan)

c. Menjungjung dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah d. Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan

dan semangat perjuangan para pahlawan e. Melaksanakan kegiatan bela Negara

f. Menjaga dan menghormati simbol-simbol dan lambang-lambang Negara.20

18

Ibid. hal 173 19

Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Jakarta, Alfabeta, 2012.Cet.II.Hal.259

20

(35)

B. Gerakan Pramuka

1. Pengertian Gerakan Pramuka

Gerakan pramuka adalah organisasi pendidikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan berstatus badan hukum.21

Gerakan Pramuka ditetapkan dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaharuan Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia.

Kepramukaan merupakan proses pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejanteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional. 22

Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang artinya orang-orang berjiwa muda dan suka berkarya. Kata berjiwa muda disini merupakan ukuran semangat untuk maju.

2. Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka : a. Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak

mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani.

b. Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.23

21

Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal 7

22

Ibid. hal 28 23

(36)

Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka perlu dilakukan kerjasama yang baik dengan orangtua dan guru agar terdapat keselarasan dan kesinambungan dalam pendidikan.

3. Sifat dan Fungsi Gerakan Pramuka

Sifat gerakan pramuka yakni :

a. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, mandiri, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.

b. Gerakan Pramuka bukan organisasi sosial-politik, bukan bagian dari salah-satu organisasi sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.

c. Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing serta beribadah menurut agama dan kepercayaannya.24

Gerakan pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga sebagai wadah pembinaan serta pengembangan kaum muda dilandasi Sistem Among, Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.25

4. Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Pendidikan kepramukan merupakan pendidikan nonformal dalam sistem pendidikan sekolah yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah, dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, agar terbentuk kepribadian dan watak yang berakhlak

24

Bob Sunardi Andri, Boy Man Ragam Latihan Pramuka,Bandung,Nuansa Muda,2013, cet VIII.hal 4

25

(37)

mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, serta memiliki kecakapan hidup. Pendidikan pramuka merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.26

a) Prinsip Dasar Kepramukaan

Nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup setiap anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan tenaga pendidik, sehingga pengamalannya dapat dilakukan dnegan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota Masyarakat.27

Nilai kepramukaan mencangkup :

1) Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Kecintaan pada alam dan sesama manusia

3) Kecintaan pada tanah air dan bangsa 4) Kedispilinan, keberanian dan kesetiaan 5) Tolong menolong

6) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 7) Jernih dalam pikiran, perkataan dan perbuatan 8) Hemat, cermat dan bersahaja

9) Rajin, terampil dan gembira 10)Patuh dan suka bermusyawarah.28

Prinsip Dasar Kepramukaan meliputi :

1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.

3) Peduli terhadap diri pribadinya.

26

Ibid. h.29

27

Ibid.hal 28 28

(38)

4) Taat kepada kode kehormatan pramuka.29

Adapun pengamalan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan dilaksankan dalam bentuk :

1) Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang di anutnya.

2) Memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara persaudaran dan perdamaian di masyarakat, memperkokoh persatuan, serta mempertahankan Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebhinekaan.

3) Melestarikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup masyarakat.

4) Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab.

5) Memahami potensi diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan masa depannya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

6) Mengamalkan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.30

b) Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan prosedur dan cara untuk mengimplementasikan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan. Setiap unsur dalam metode kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan.31

Metode Kepramukaan dapat dilakukan belajar melalui: 1) Pengamalan kode kehormatan pramuka

Kode kehormatan pramuka dalam bentuk : beribadah menurut keyakinan agama dan kepercayaan masing, menjalankan hidup sehat secara rohani dan jasmani; memiliki

29

Bob Sunardi Andri, Boy Man Ragam Latihan Pramuka, Bandung,Nuansa Muda,2013, cet VIII.hal. 87

30

Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.28

31

(39)

kesadaran berbangsa dan bernegara; melestarikan lingkungan beserta alas seisinya; membangun kebersamaan, kepedulian,baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat; membina persaudaraan dengan Pramuka sedunia; mendengarkan, menghargai dan menerima pendapat atau gagasan orang lain, mengendalikan diri bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentinagn bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta bertutur kata dan bertingkah laku sopan santun, ramah dan sabar; 32

2) Belajar sambil melakukan

Belajar sambil melakukan dilaksanakan dengan mengutamakan sebanyak-banyaknya kegiatan praktik pada setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan dan berbagai pengalaman yang bermanfaat bagi peserta didik; mengarahkan peserta didik untuk selalu berbuat hal-hal nyata dan memotivasi agar timbul keingintahuan akan hal-hal baru, serta memacu agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan.33

3) Sistem berkelompok

Sistem berkelompok atau kegiatan berkelompok adalah: peserta didik dikelompokan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh peserta didik sendiri; kegiatan berkelompok memberikan kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan; kegiatan berkelompok memberi kesempatan untuk saling berkompetisi dalam suasana persaudaraan guna menumbuhkan kegiatan untuk menjadi lebih baik.34

4) Kegiatan yang menarik dan menantang

Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang kreatif, inovatif, rekreatif, dan mengandung pendidikan, yang mampu mengubah sikap dan perilaku, menanamkan pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan kecakapan hidup setiap anggota Gerakan Pramuka. Diselenggarakan dengan memperhatikan tiga pilar pendidikan kepramukaan yakni : modern, manfaat dan taat azas. Diselenggarakn dalam rangka menarik minat kaum muda agar bersedia dan mau bergabung dalam Gerakan Pramuka, serta bagi anggota Gerakan Pramuka agar tetap terpikat, mengikuti serta mengembangkan kegiatan kepramukaan. Diselenggarakan sesuai dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani

32

Ibid.hal.33

34

(40)

peserta didik, sehingga mudah diterima oleh yang bersangkutan.35

5) Kegiatan di alam terbuka

Kegiatan di alam terbuka terbuka merupakan kegiatan rekreatif edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan dan keamanan. Memberi pengalaman saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, serta mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab akan masa depan keseimbangan alam. Menanamkan pemahaman dan kesadaran kepada peserta didik bahwa menjaga lingkungan adalah hal utama yang harus ditaati dan dikenali dalam setiap kegiatan. Mengembangkan kemampuan mengatasi tantangan, meyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, dan mengembangkan rasa memiliki alam.36 6) Kehadiran orang dewasa

Kehadiran orang dewasa dalam setiap kegiatan kegiatan kepramukaan dapat berperan sebagai :

a) Perencana, organisator, pengendali, pengawas dan penilai.

b) Konsultan dan motivator untuk peserta didik dalam melaksanakan kegiatan

c) Pembina, pamong, pelatih, instruktur, pendamping dan pelindung peserta didik pada waktu melaksanakan kegiatan

d) Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan peserta didik.37 7) Tanda kecakapan

Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang peserta didik agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta memiliki berbagai kompetensi keterampilan. Tanda kecakapan merupakan pengakuan yang diberikan kepada peserta didik yang telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta telah memiliki berbagai kompetensi keterampilan. Setiap peserta didik wajib berupaya memiliki keterampilan yang berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.38

8) Satuan terpisah

Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan karya pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri dibina oleh Pembina putri, satuan

36

(41)

pramuka putra dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri. Kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah, perkemahan putri dipimpin oleh Pembina putri dan perkemahan putra dipimpin oleh Pembina putra.39

5. Sistem Among

Sistem Among merupakan “proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.”40 Sistem among dilaksanakan dengan menerapakan prinsip kepemimpinan, yakni :

a. Ing ngarso sing tulodo maksudnya di depan memberi teladan;

b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun

kemauan; dan

c. Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan

dan pengaruh yang baik kearah kemandirian.41

Pembina berupaya secara bertahap menyerahkan pimpinan kegiatan sebanyak mungkin kepada peserta didik, untuk selanjutnya Pembina secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.

6. Kiasan Dasar

Kiasan dasar adalah simbol-simbol yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan. Penggunaan kiasan dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam pendidikan kepramukaan, dimaksud untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan

39

Ibid. hal 36

40

Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.9

41

(42)

perkembangan, yang mendorong kreatifitas, dan keikutsertaan peserta didik dalam setiap kegiatan pendidikan kepramukaan.42

a. Kiasan Dasar Pramuka Siaga

Kiasan dasar adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan, dan merupakan salah satu metode untuk mengembangkan imajinasi Siaga, mendorong kreativitas dan keikut sertaannya dalam setiap kegiatan. Kiasan dasar yang digunakan dalam kelompok Siaga antara lain: Pramuka usia 7-10 tahun disebut siaga. Nama siaga diambil dari kiasan dasar yang bersumber pada romantika perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu masa mensiagakan rakyat yang merupakan awal dimulainya perjuangan baru yaitu tanggal 20 Mei 1908. Sebutan tingkatan golongan Pramuka Siaga terdiri atas siaga mula, siaga bantu dan siaga tata.43

b. Kiasan Dasar Pramuka Penggalang

Pramuka usia 11-15 tahun disebut penggalang. Nama penggalang diambil dari kiasan dasar Gerakan Pramuka yang bersumber pada romantika perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu masa menggalang persatuan yang diwujudkan dalam ikrar sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Sebutan tingkatan golongan Pramuka Penggalang terdiri atas penggalang ramu, penggalang rakit dan penggalang terap. 44

43

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga, 2011.hal.3

44

(43)

c. Kiasan Dasar Pramuka Penegak

Pramuka usia 16-20 tahun disebut penegak. Nama penegak diambil dari kiasan bangsa Indonesia yang telah siap untuk menegakkan kemerdekaan yang ditandai dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebutan tingkatan golongan Pramuka Penegak terdiri atas penegak bantar dan penegak laksana.45

d. Kiasan Dasar Pramuka Pandega

Nama pandega diambil dari proses akhir dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah mengisi kemerdekaan dengan memandegani (memprakarsai atau mempelopori) pembangunan bangsa. Masa mempelopori pengisian kemerdekaan dan pembangunan bangsa menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Pandega yaitu peserta didik usia 21-25 tahun.46

7. Kode Kehormatan Gearakan Pramuka

Kode kehormatan adalah suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota Gearakan Pramuka.47 Kode kehormatan pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka.

Satya Pramuka, dilakukan pada :

a. Di ucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus.

b. Dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan

45

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Penegak, 2011.hal.3

47

(44)

c. Dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Darma Pramuka merupakan :

a. Nilai dasar untuk membina dan mnegembangkan akhlak mulia b. Sistem nilai yang harus ditaati, dimiliki dan diamalkan dalam

kehidupan anggita Gerakan Pramuka di masyarakat.

c. Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong

d. Kode etik bagi organisasi dan anggota gerakan pramuka.48 Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan ditetapkan sesuai dengan golongan dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka, yaitu :

a. Kode kehormatan Pramuka Siaga, terdiri atas :

1) Janji dan komitmen diri yang disebut Dwisatya, selengkapnya berbunyi :

Dwisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga

b) Setiap hari berbuat kebajikan

2) Ketentuan moral adalah darma pramuka selanjutnya disebut Dwidarma, selengkapnya berbunyi berikut :

Dwidarma

a) Siaga berbakti kepada ayah bundanya b) Siaga berani dan tidak putus asa49

Pramuka siaga melalui kode kehormatan ini sudah diperkenalkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha penyanyang. Perkenalan ini dimaksudkan, agar pramuka siaga meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan, agar setiap setiap manusia ciptaan-Nya, ia berusaha sepajang hayat untuk

48

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.31

49

(45)

melaksanakan ajaran-ajaranNya dan melakukan hal-hal yang baik di dalam kehidupannya setiap hari, sehingga tiada hari tanpa berbuatan kebajikan.

Selain itu, sebagai dasarnya, seorang pramuka siaga mempelajari dengan sungguh-sungguh, agar mampu mempraktekan tatakrama keluarga kepada ayah dan bundanya

b. Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang, terdiri dari: 1) Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya,

selengkapnya berbunyi : Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersunggu-sungguh: a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

b) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

c) Menepati dasa Darma

2) Ketentuan moral adalah darma pramuka selanjutnya disebut Dasa Darma, selengkapnya berbunyi :

Dasa Darma

a) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Cinta alam dan kasih saying sesama manusia c) Patriot yang sopan dan kesatria

d) Patuh dan suka bermusyawarah e) Rela menolong dan tabah f) Rajin terampil dan gembira g) Hemat cermat dan bersahaja h) Displin berani dan setia

i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya j) Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan50

Pramuka penggalang dipersiapkan dan mempersiapkan diri, melalui berbagai program dan kegiatan, agar berkemampuan dan mau membangun masyarakat tempatnya hidup bisa tumbuh dan bekelanjutan.

50

(46)

c. Kode kehormatan bagi Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan anggota dewasa, terdiri dari :

1) Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi :

Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersunggu-sungguh: a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

b) Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat

c) Menepati dasa Darma

2) Ketentuan moral adalah darma pramuka selanjutnya disebut Dasa Darma, selengkapnya berbunyi :

Dasa Darma

a) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Cinta alam dan kasih saying sesama manusia c) Patriot yang sopan dan kesatria

d) Patuh dan suka bermusyawarah e) Rela menolong dan tabah f) Rajin terampil dan gembira g) Hemat cermat dan bersahaja h) Displin berani dan setia

i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya j) Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.51

Janji atau komitmen pada satya kedua dari trisatya untuk pramuka penggalang berbeda sedikit dengan satya kedua dari trisatya untuk pramuka penegak, pandega dan anggota dewasa. Jika unrtuk pramuka penggalang, berjanji dengan sungguh-sungguh menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat maka untuk yang lain-lain, sesuai dengan usia mereka, langsung berjanji dengan sungguh-sungguh menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.52

Dengan kata lain, dari pramuka penegak, pandega sampai anggota dewasa langsung berperan serta membangun masyarakat, karena hal itu sudah sesuai dengan usianya, demikian pula dengan kemampuan dan

51

Ibid.hal 32 52

(47)

citanya untuk terus berperan serta di dalam pelaksanaan pembaharuan dan pembangunan di Indonesia.

8. Kurikulum

Kurikulum pendidikan kepramukaan disusun dan ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan mengacu pada ketentuan perundang-undangan. Kurikulum untuk peserta didik disusun sesuai jenjang yang ada dalam pendidikan kepramukaan. Kurikulum pendidikan kepramukaan terdiri atas :

a. Kurikulum umum yang disebut sebagai syarat kecakapan umum (SKU). SKU merupakan kurikulum pendidikan untuk mencapai tingkat tertentu dalam setiap jenjang. b. Kurikulum khusus yang disebut sebagai syarat kecakapn

khusus (SKK). SKK merupakan kurikulum pendidikan untuk memperoleh keterampilan tertentu yang berguna bagi pribadi maupun dalam pengabdian masyarat.53

Bagi peserta didik yang telah menyelesaikan tingkat kecakapan tertinggi pada jenjang golongannya, yaitu Pramuka Siaga telah mencapai Siaga Tata, Pramuka Penggalang telah mencapai Penggalang Terap, Pramuka Penegak telah mencapai Penegak Laksana dan Pramuka Pandega, serta telah memenuhi persyaratan untuk menjadi Pramuka Garuda. Maka berhak mengajukan permohonan kepada kwartir melalui Pembina gudep untuk dapat mengikut

Gambar

Tabel. 2.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket
Tabel 3.3 Interpretasi validitas
tabel Z dengan rumus f(Z) =   0,5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, Mengungkap makna dari fenomena atau perilaku yang diteliti di lapangan (life history) sebagai data dasar (fakta), berupa penanganan demonstrasi secara profesional. Kajian

Sehingga esensi dan nilai dari program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLP–BK) di Desa Sengguruh belum dapat dipahami oleh sebagian

Media Audio-Visual pikeun Ngaronjatkeun Kamampuh Nulis CaritaPondok (Panalungtikan Tindakan Kelas ka Siswa Kelas XI B1 RSBI SMA Pasundan 1 Bandung Taun Ajaran 2010/2011).

maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2015 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut

[r]

Dalam penelusuran awal ternyata mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Negeri Malang memanfaatkan website

PRINSIP PROGRAM OLAHRAGA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas dan likuiditas. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 139 perusahaan dari 146