• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alokasi Dana Investasi Pada Pt Asuransi Sinarmas Cabang Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Alokasi Dana Investasi Pada Pt Asuransi Sinarmas Cabang Syariah"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Oleh:

Fahmi Abadiyah

108046200023

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Bawah Bimbingan Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA.

Investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk diinvestasikan. Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan hubungan langsung antara return dan risiko untuk setiap alternatif risiko. Review dan evaluasi bulanan termasuk dalam kebijakan yang diambil. Juga mempertimbangkan nilai tambah (value added) bagi setiap fund dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemana Asuransi Sinarmas Cabang Syariah Syariah mengalokasikan dana investasinya serta bagaimana perkembangan dana investasi Asuransi Sinarmas Syariah dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan situasi atau pristiwa dari penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Asuransi Sinarmas Syariah mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan investasi yang cukup signifikan yaitu sebesar 37.50% dari Rp 1.260.000.000 pada Januari 20011 menjadi Rp 1.732.500.000 pada Desember 2013. Asuransi Sinarmas Syariah pada tahun 20011 mengalokasikan dana investasinya sebesar Rp 650.000.000 atau 27.43% ke dalam deposito syariah, Rp 400.000.000 atau 16.88% ke dalam obligasi syariah, Rp 520.000.000 atau 21.94% ke dalam reksadana syariah dan Rp 800.000.000 atau 33.76% ke dalam saham syariah. Pada tahun 2012 Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan dana investasinya Rp 600.000.000 atau 35.82% ke dalam deposito syariah, Rp 250.000.000 atau 14.93% ke dalam obligasi syariah, Rp 325.000.000 atau 19.40% ke dalam reksadana syariah. Dan Rp 500.000.000 atau 29.85% kedalam Saham syariah. Dan pada tahun 2013 PT Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan dana investasinya sebesar Rp 550.000.000 atau 31.75% ke dalam deposito syariah, Rp 275.000.000 atau 15.87% ke dalam obligasi syariah, Rp 357.500.000 atau 20.63% ke dalam reksadana syariah.dan Rp 550.000.000 atau 31.75% kedalam Saham syariah.

(6)

ii





ِ





ِ

Alhamdulillah, segala puji serta syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah

menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu

kesempurnaannya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, serta

kemampuan memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Shalawat dan

salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain

yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang

selalu berpegang teguh hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan

bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada,

karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam

penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin

dalam proses penulisan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari adanya rintangan dan

ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya tidak terlepas dari

beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam

memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna

(7)

iii

1. Dr. H. JM Muslimin, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat, dan Mu’min Roup,

MA, selaku Sekretaris Prodi Muamalat

3. Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA.selaku Pembimbing penulis yang tidak

kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan dan kritikan

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingannya Skripsi ini

tidak ada apa-apanya.

4. Pada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas

Syariah dan Hukum Prodi Muamalat, beserta para Staf TU baik di Pusat atau

Fakultas tidak hanya Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman

dan nasehat pun sangat berharga bagi Penulis. Dan pada para Staf

Perpustakaan Syariah dan Perpustakaan Umum yang tidak pernah lelah

melayani pinjaman buku.

5. Bapak Maulana Zakir, MEI, selaku Relationship Manager dan karyawan

Asuransi Sinarmas Kerugian Divisi Syariah. yang telah banyak memberikan

informasi dan masukan berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Ayahanda H. Mahdorih, dan Ibunda tercinta Hj. Habibah, Yang telah

memberikan segala daya upaya, kucuran keringat, sujud panjang, letihmu

yang terus harap akan keselamatan juga keberhasilan hidup penulis, serta rasa

(8)

iv

Santoso S.E.I, Bayu Dian Pratama, Muhammad Irfan S.E.I, Angga Bachtiar

S.E.I, Andika Pratama SE.Sy, Sodikin SE.Sy, Uci Novarona, M Fadhli,

Muhammad Dermawan, Aditya Permana, Yoga Feratama SE.Sy, Muhammad

Murtadho, Galeh Priyo Atmojo SE.Sy, yang sudah memberikan supportnya

dalam menyelesaikan Skripsi ini.Mahasiswa-mahasiswi Prodi Muamalat

Jurusan Asuransi Syariah tahun 2008, serta semua mahasiswa-mahasiswi

Fakultas Syariah dan Hukum yang telah banyak memberikan kontribusi

pemikiran dan sharing pengalaman, yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak.

Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

pada umumnya serta menjadi amal baik kita di sisi Allah SWT. Akhirnya, semoga

setiap bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah

SWT. Amin ya Rabbal al-‘alamin. Atas perhatian penulis haturkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Bekasi, 16 April 2014

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

E. Review Studi Terdahulu ... 6

F. Kerangka Teori ... 7

G. Metodologi Penelitian ... 8

H. Teknik Pengumpulan Data ... 9

I. Rencana dan Waktu Penelitian ... 11

J. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi ... 13

(10)

vi

4. Macam-macam Asuransi ... 22

B. Investasi ... 23

1. Pengertian Investasi ... 23

2. Investasi dalam Perpekstif Syariah ... 25

3. Instrumen Investasi Syariah ... 28

4. Investasi Dalam Asuransi Syariah ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 36

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 39

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 41

D. Produk-Produk Perusahaan ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Investasi pada PT Asuransi SinarMas Syariah 44 B. Alokasi Dana Investasi pada PT Asuransi Sinar Mas Syariah . 50 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62

B. Saran-Saran ... 63

(11)

vii

Tabel 1.1. Rencana Penelitian ... 11

Tabel 4.1. Laporan Investasi sinarmas 2011 ... 46

Tabel 4.2. Laporan Investasi sinarmas 2012 ... 47

Tabel 4.3. Laporan Investasi sinarmas 2013 ... 49

Tabel 4.4. Daftar Instrumen Deposito syariah ... 56

Tabel 4.5. Daftar Instrumen Obligasi syariah ... 58

Tabel 4.6. Daftar Instrumen Reksadana ... 60

(12)

viii

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 42

Gambar 4.1. Grafik Investasi Sinarmas Syariah periode 2011 ... 46

Gambar 4.2. Grafik Investasi Sinarmas Syariah periode 2012 ... 48

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat membutuhkan sebuah

kemudahan dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya, termasuk dalam hal

menjamin kehidupannya di masa tua kelak. Asuransi menjawab perkembangan

zaman itu dengan mulai menginovasi produk-produk yang dimilikinya. Asuransi

menyediakan sebuah produk dimana para nasabahnya bisa berasuransi sekaligus

berinvestasi. Jadi orientasi nasabah asuransi sekarang ini tidak hanya sekedar

melindungi dirinya dari risiko finansial yang akan terjadi, namun juga bisa

mempersiapkan masa depan nasabahnya.

Dalam mengelola dana dari para peserta asuransi dan tercapainya profit

perusahaan yang besar, perusahaan menginvestasikan dana yang dimilikinya.

Investasi menurut Iwan P.Pontjowinoto (2003) adalah menanamkan atau

menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang

diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya

di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana

pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkatkan nilainya di masa

mendatang.1

1

Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), (Jakarta:

(14)

Dalam melakukan kegiatan investasi, perusahaan asuransi syariah wajib

mengikuti ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh Kementerian Keuangan

maupun Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Perusahaan asuransi syariah wajib menginvestasikan dana yang dimilikinya ke

dalam outlet-outlet investasi yang berbasis syariah.2

Kegiatan investasi pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi

syariah diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Lembaga Keuangan, yaitu melalui Keputusan Direktur Jenderal Lembaga

Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan

Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem

Syariah.

Berdasarkan peraturan ini, jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan

perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah terdiri dari:3 1. Deposito dan sertifikat deposito syariah.

2. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.

3. Saham syariah yang tercatat di bursa efek.

4. Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek.

5. Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah.

6. Unit penyertaan reksadana syariah.

2

Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum

Asuransi Syariah.

3

Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di Indonesia,

(15)

7. Penyertaan langsung syariah.

8. Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi.

9. Pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaaraan bermotor, dan

barang modal dengan skema murabahah (jual beli dengan pembayaran

ditangguhkan).

10.Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil).

11.Pinjaman polis.

Pemilihan outlet-outlet investasi sangat berpengaruh terhadap

profitabilitas perusahaan dari sisi investasi. Jika perusahaan menginginkan return

yang besar, perusahaan harus menempatkan dana investasinya lebih besar ke

outlet yang memiliki return besar seperti saham, dengan pertimbangan bahwa

resiko yang akan diterimanya pun akan lebih besar. Begitu pula sebaliknya, jika

perusahaan lebih memilih risiko yang kecil atau cendrung mencari aman maka

perusahaan juga akan mendapatkan return yang kecil. Investasi yang aman bagi

perusahaan adalah dengan menginvestasikan dananya pada deposito.

Setiap perusahaan asuransi syariah memiliki perbedaan dalam hal proses

pengambilan keputusan investasi serta kemana saja perusahaan mengalokasikan

dana investasi yang dimilikinya. Ada perusahaan yang cendrung berani

berspekulasi dengan menginvestasikan sebagian besar dananya kedalam bursa

saham syariah, namun ada juga perusahaan asuransi syariah yang memiliki

kecendrungan bermain aman dengan menginvestasikan sebagian besar dananya

(16)

Dalam proposal ini perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah PT

Asuransi Sinar Mas didirikan pada tanggal 27 Mei 1985 dengan nama PT.

Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian di tahun 1991 berubah nama

menjadi PT. Asuransi Sinarmas. PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan salah

satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia.

Berdasarkan latarbelakang di atas penulis tertarik untuk mengambil judul

skripsi “Alokasi Dana Investasi Pada PT Asuransi Sinarmas Cabang Syariah”

B. Identifikasi Masalah

Adapun masalah penulis identifikasi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan dana investasi di PT Asuransi Sinarmas Syariah?

2. Bagaimana proses pengambilan keputusan invetasi PT Asuransi Sinarmas

Syariah?

3. Bagaimana saja PT Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan dana

investasinya dari tahun 20011-2013?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan

batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Untuk menjaga agar skripsi

ini lebih terfokus, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu

dari sisi Alokasi dana investasi perusahaan. Yang menjadi objek penelitian ini

(17)

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan diteliti pada skripsi ini adalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana perkembangan dana investasi di PT Asuransi Sinarmas

Syariah 20011-2013?

b. Bagaimana saja PT Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan dana

investasinya dari tahun 20011-2013?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Menganalisis perkembangan dan alokasi dana investasi pada PT Asuransi

Sinarmas Syariah.

b. Menganalisis dimana saja PT Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan

dana investasinya dari tahun 2011-2013.

2. Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

cara menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang dimana saja

Perusahaan Asuransi syariah Alokasikan dana investasi ke instrument apa

saja yang baik dan aman.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam

memilih instrument alokasi dana investasi pada perusahaan asuranasi

(18)

E. Review Studi Terdahulu

1. Sumarna (2009) “Sistem Investasi Dana Asuransi Syariah Pada AJB

Bumiputera 1912 Divisi Syariah”. Penelitian ini membahas tentang

keseluruhan hal yang terkait tentang investasi di AJB Bumiputera 1912 Divisi

Syariah, mulai dari pengelolaan dana, sistem investasi, strategi investasi dan

tantangan perusahaan dalam berinvestasi. Yang membedakan dengan

penelitian ini adalah Menjelaskan tentang Bagaimana Alokasi Dana Investasi

Pada PT Asuransi Sinarmas syariah.

2. Prayudhi Arie Suseno (2012) Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan

Dana Investasi Asuransi Syariah (Studi Pada PT. Asuransi Bumida Syariah).

Penelitian ini membahas tentang kesyariaahan pengelolaan dana investasi

pada PT. Asuransi Bumida Syariah. Hasil dari penelitian ini adalah meskipun

dana investasinya dikelola oleh divisi keuangan konvensional, namun

pelaksanaannya menggunakan prinsip syariah. Hal itu dibenarkan dengan

investasi yang dilakukan oleh PT. Asuransi Bumida Syariah sudah sesuai

dengan Fatwa DSN-MUI. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah

Menjelaskan tentang bagaimana Alokasi Dana Investasi Pada PT Asuransi

Sinarmas Cabang Syariah.

3. Mohamad Irfan (2012) Alokasi Dana Investasi ( Pada PT AJB Bumi Putera

Divisi Syariah 1912 Periode 2009-2011) Penelitian ini membahas tentang

Kemana Saja alokasi Dana Investasi Pada PT AJB Bumi Putera divisi syariah

(19)

Tempat Penelitian (Asuransi Sinarmas Cabang Syariah) dan Periode tahun

penelitian (2011-2013)

F. Kerangka Teori.

Asuransi syariah dalam pengertian muamalat mengandung arti yaitu saling

menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu dengan

lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan demikian,

gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling menanggung

risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi

penanggung peserta yang lainnya.4

Kegiatan investasi pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi

syariah diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Lembaga Keuangan, yaitu melalui Keputusan Direktur Jenderal Lembaga

Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan

Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem

Syariah.

Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah

untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return

positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk

diinvestasikan. Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan hubungan

langsung antara return dan risiko untuk setiap alternatif risiko. Review dan

4

Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi,

(20)

evaluasi bulanan termasuk dalam kebijakan yang diambil. Juga

mempertimbangkan nilai tambah (value added) bagi setiap fund dalam setiap

proses pengambilan keputusan investasi.5

G. Metode Penelitian

Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan

penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji

suatu pengetahuan yakni usaha dimana dilakukan dengan menggunakan

metode-metode tertentu.6 Adapun metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis

yaitu dengan cara peulis menggambarkan permasalahan dengan didasari oleh

data-data. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif-kuantittif dengan

menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan dan

menganalisis temuan-temuan yang diperoleh, menggambarkan atau

melukiskan secara sistematis, actual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dengan kata lain, riset

deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (orang, lembaga,

5

Iggi H Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal, (Jakarta: Gramedia, 2000), h.126 6

(21)

masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya.

2. Sumber Data

Data yang dikumpulkan penulis terdiri dari data primer dan data

sekunder:

a. Data Primer

Yaitu data yang didapat secara langsung dari sumber data atau dari

hasil penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis

melakukan wawancara (interview) kepada PT Sinarmas Kerugian Divisi

Syariah yang dianggap dapat memberikan informasi terkait penelitian ini.

b. Data Sekunder

Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data yang berfungsi sebagai data pendukung. Data sekunder

didapat dari buku-buku, koran, majalah, internet, penelitian terdahulu, dan

sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mendapatkan data yang

sedang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam

(22)

1. Riset Lapangan (Field Research)

Penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi yang dalam hal ini

adalah PT Asuransi Sinarmas Cabang Syariah untuk mendapatkan dan

mengumpulkan data-data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi atau pengamatan langsung, sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,

yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang,

tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.7

b. Dokumentasi yaitu dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.8Peneliti meminta data-data yang sesuai dengan kebutuhan

penelitiannya kepada lembaga yang diteliti, dalam hal ini perusahaan

asuransi.

c. Wawancara (Interview) yaituproses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si

penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan

menggunakan alat dinamikan interview guide (panduan wawancara).9

7

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV Alfabeta, 2006), hal. 138

8

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),

Cet. Ke-6, hal. 240

9

(23)

2. Riset Kepustakaan (Library Research)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah

studi kepustakaan (Library Research) dengan membaca, memahami dan

menganalisa buku-buku serta menelusuri berbagai literatur yang relevansinya

dengan pembahasan ini, serta literatur lain untuk menghimpun dan

menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku,

periodical-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara

berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dari materi perpustakaan

lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan

ilmiah.10

I. Rencana dan Waktu Penelitian

No Keterangan

Mei Juni

I II III IV I II III IV

1 Pra Riset: Study Awal

2 Wawancara dan Pengambilan Data

3 Menyusun Proposal

4 Seminar proposal

10

(24)

J. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kemudahan dalam hal pembahasan dan penulisan

skripsi ini, maka penulis membaginya ke dalam 5 bab. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang latar belakang

masalah,identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat peneltian,metode penelitian, serta teknik penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa teori-teori yang

berkaitan dengan judul skripsi ini diantaranya tentang asuransi syariah

dan investasi syariah.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum mengenai

perusahaan yang akan dijadikan penelitian bagi penulis yaitu PT.

Asuransi Sinarmas Cabang Syariah. Di dalam gambaran umum ini

penulis menggambarkan tinjauan umum perusahaan, sejarah singkat

mengenai perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi

(25)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menjabarkan dan menganalisis hasil dari

penelitiannya, diantaranya meliputi laju perkembangan dana investasi

pada perusahaan tersebut dari tahun 20011 sampai tahun 2013 serta

alokasi dana investasi perusahaan yang dilakukan oleh PT Asuransi

Sinarmas Cabang Syariah

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan dan saran-saran. Dan

bab penutup ini merupakan jawaban terhadap beberapa pertanyaan

yang termuat dalam rumusan masalah serta lampiran-lampiran yang

(26)

14

assurance/insurance (Inggris). Paling tidak menurut sebagian ahli, kata istilah

assurantie itu sendiri sesungguhnya bukanlah istilah asli bahasa Belanda,

melainkan berasal dari bahasa latin yang kemudian diserap ke dalam bahasa

Belanda yaitu assecurare yang berarti “meyakinkan orang”. Kata ini

kemudian dikenal dalam bahasa perancis sebagai asurance.1 Sementara

menurut KH Ali Yafie, kata asuransi berasal dari bahasa Belanda “assurantie

yang dalam hukum Belanda disebut “Verzekering” yang artinya

pertanggungan. Dari istilah assurantie ini maka timbulah istilah assuradeur

bagi penanggung dan geassureerde bagi tertanggung.2

Asuransi syariah dalam pengertian muamalat mengandung arti yaitu

saling menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu

dengan lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan

demikian, gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling

1

M. Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, Jakarta: Kholam Publishing, 2006, hal. 39

2

Ali Yafie, Asuransi Dalam Pandangan Syari’at Islam, Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung:

(27)

menanggung risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu

menjadi penanggung peserta yang lainnya.3

Sedangkan menurut Fatwa DSN-MUI Asuransi Syariah (Ta’min,

Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di

antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau

tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko

tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.4

Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan

syariah non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan

lembaga keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh

keuantungan dari hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi.

Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan

dengan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam hal ini perusahaan

asuransi bertindak sebagai pihak pengelola dana (mudharib) yang menerima

pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai

dengan prinsip syariah (bagi hasil). Sedangkan peserta asuransi bertindak

sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang akan memperoleh manfaat jasa

perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.5

3

Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi,

(Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997), hal. 234

4

Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah

5

Hendi Suhendi, Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, (Bandung:

(28)

Dalam asuransi syariah, istilah tertanggung dan penanggung tidak relevan

lagi jika dipandang sebagai pihak yang berbeda. Dalam kepesertaan asuransi

syariah, baik tertanggung maupun penanggung adalah sesama peserta itu

sendiri.6 Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme pertanggungan pada asuransi syariah adalah saling menanggung resiko

(sharing of risk). Apabila terjadi musibah, maka semua peserta asuransi

syariah saling menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari

peserta ke perusahaan, karena prakteknya kontribusi (premi) yang dibayarkan

oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan

dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai shahibul mal, misalnya ayat

2 surat Al Ma‟idah yang memerintahkan untuk saling menolong dalam

perbuatan yang positif.

Asuransi syariah jelas memiliki perbedaan dengan asuransi konvensional.

Letak perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah

pada bagaimana resiko itu dikelola dan ditanggung, dan bagaimana dana

asuransi syariah dikelola. Perbedaan lebih jauh adalah pada hubungan antara

operator (pada asuransi konvensional istilah yang digunakan penanggung)

dengan peserta (pada asuransi konvensional istilah yang digunakan

tertanggung).

Dalam pengelolaan dan penanggungan resiko, asuransi syariah tidak

membolehkan adanya gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir

6

Agus Edi Sumanto, dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, (Bandung: PT.

(29)

(perjudian). Dalam investasi dan manajemen dana tidak diperkenankan

adanya riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir dan riba adalah area

yang harus dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi

pembeda utama dengan asuransi konvensional.7

2. Landasan Hukum Asuransi Syariah

Asuransi Syariah merupakan salah satu kegiatan muamalat yang dilakukan

oleh manusia. Setiap kegiatan muamalat haruslah memiliki landasan secara

syariahnya. Berikut ini adalah dalil-dalil yang melandasi kegiatan asuransi

syariah: pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah/5 : 2)

b. As-Sunnah

Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2005), h.2

8Muhammad bin Ismail abu „abdallah al

-bukhari al-ja‟fi, shahih bukhari, (Beirut: Daar ibn

(30)

Artinya :

“Diriwayatkan dari Abu Musa ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

bersabda: “ Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah

bangunan di mana sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” (HR Bukhari

dan Muslim)

Dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih

mendasarkan legalitasnya pada UU No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha

Perasuransian yang sebenarnya kurang mengakomodasi asuransi syariah di

Indonesia karena tidak mengatur mengenai keberadaan asuransi berdasarkan

prinsip syariah.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan asuransi dan reasuransi syariah

masih menggunakan pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum

Asuransi Syariah. Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang ada tidak

dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi syariah. Fatwa dari Dewan

Syariah Nasional MUI tidak mempunyai kekuatan hukum dalam hukum nasional

karena tidak termaksud dalam jenis peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Agar ketentuan dalam Fatwa DSN MUI tersebut memiliki kekuatan hukum, maka

perlu dibentuk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pedoman

asuransi syariah.

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan

pemerintah berkaitan dengan asuransi syariah yaitu9:

9

Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di Indonesia,

(31)

a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003

tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi. Peraturan inilah yang dapat dijadikan dasar untuk

mendirikan asuaransi syariah sebagai mana ketentuan dalam Pasal 3 yang

menyebutkan bahwa “Setiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau usaha

reasuransi berdasarkan prinsip syariah …” ketentuan yang berkaitan dengan

asuransi syariah tercantum dalam Pasal 3-4 mengenai persyaratan dan tata

cara memperoleh izin perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan

prinsip syariah, Pasal 32 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip

syariah dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi konvensional, dan

Pasal 33 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari

perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.

b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003

tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan

Reasuransi. Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah tercantum

dalam Pasal 15-18 mengenai kekayaan yang diperkenankan harus dimiliki dan

dikuasai oleh perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip

syariah.

c. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000

tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan

(32)

jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan

prinsip syariah terdiri dari :

1) Deposito dan sertifikat deposito syariah

2) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

3) Saham syariah yang tercatat di bursa efek

4) Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek

5) Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah

6) Unit penyertaan reksadana syariah

7) Penyertaan langsung syariah

8) Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi

9) Pembiayaan kepemilikan tanah dan/atau bangunan, kendaaraan bermotor,

dan barang modal dengan skema murabahah (jual beli dengan

pembayaran ditangguhkan)

10)Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil)

11)Pinjaman polis

3. Operasional Asuransi Syariah

Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah

membuat pedoman mengenai asuransi syariah. Dimana pedoman tersebut,

khususnya mengenai masalah teknis operasional, secara ringkas dijelaskan

sebagai berikut10:

10

Desiana Puja Astuti, Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Asuransi Syariah Tentang

(33)

a. Akad yang diperbolehkan dalam asuransi syariah adalah akad yang tidak

mengandung unsur gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm

(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.

b. Akad dalam asuransi:

Akad yang dilakukan antara peserta asuransi dengan perusahaan terdiri

atas akad tijarah dan akad tabarru’. Akad tijarah adalah semua bentuk

akad yang dilakukan untuk tujuan komersial, sedangkan akad tabarru’

adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan kebajikan.

1) Akad setidak-tidaknya ada beberapa hal yang harus dibedakan:

a) Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan

b) Cara dan waktu pembayaran premi

c) Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru’ serta syarat-syarat yang

telah disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan

d) Kedudukan para pihak dalam akad tijarah dan tabarru’:

2) Dalam akad tijarah, perusahaan bertindak sebagai mudharib

(pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang

polis)

3) Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan

digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah.

(34)

4) Ketentuan dalam akad tijarah dan tabarru’:

a) Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru‟ bila pihak

yang tertahan haknya, dengan sukarela melepaskan haknya

sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan

kewajibannya.

b) Jenis akad tabarru‟ tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah

c. Masalah Premi :

1) Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad

tabarru‟

2) Untuk menentukan besarnya premi, perusahaan asuransi syariah dapat

menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan

tabel morbidita untuk asuransi kesehatan

3) Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan

hasil investasinya dibagi hasilkan kepada peserta

d. Masalah Klaim :

1) Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang telah disepakati pada awal

perjanjian

2) Klaim dapat berbeda dalam jumlah sesuai dengan premi yang dibayarkan

3) Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan

merupakan kewajiban perusahaan memenuhinya

4) Klaim atas akad tabarru’, merupakan hak peserta dan hak perusahaan,

(35)

e. Masalah Investasi :

1) Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana

yang terkumpul

2) Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah

f. Masalah Pengelolaan Dana :

1) Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga

yang berfungsi sebagai pemegang amanah

2) Perusahaan asuransi syariah memeperoleh bagi hasil dari pengelolaan

dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah)

3) Urusan asuransi syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan dana

akad tabarru’ atau hibah.

4. Macam-Macam Asuransi Syariah

Secara umum, terutama ditinjau dari aspek pertanggungan atau tepatnya

obyek yang dipertanggungkan, asuransi biasa dikelompokkan ke dalam dua jenis,

yaitu asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi umum (general insurance) yang

juga lazim dikenal dengan istilah asuransi kerugian. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 (Tentang Usaha Perasuransian), misalnya,

tegas-tegas membedakan asuransi ke dalam dua jenis, yakni “asuransi kerugian” dan

“asuransi jiwa”.11

11

(36)

Perusahaan asuransi syariah dapat menawarkan dua jenis pertanggungan12, yaitu :

a. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa) adalah bentuk takaful yang member

perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri

peserta takaful. Sementara itu produk takaful keluarga dibagi lagi menjadi

dua jenis, yaitu:

1) Takaful dengan unsur tabungan, meliputi: Takaful Berencana/ Dana

Investasi, Takaful Dana Haji dan Takaful Dana Pendidikan.

2) Takaful tanpa unsur tabungan, meliputi: Takaful Berjangka, Takaful

Majelis Ta‟lim, Takaful Khairat Keluarga, Takaful Pembiayaan, Takaful

Kecelakaan Diri, Takaful Wisata dan Perjalanan, Takaful Kecelakaan

Siswa, Takaful Perjalanan Haji dan Umroh.

b. Takaful Umum (Asuransi Umum) adalah bentuk asuransi yang member

perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta milik

peserta takaful, seperti rumah, kendaraan bermotor, bangunan pabrik dan

sebagainya. Jenis produk takaful umum meliputi: Takaful Kebakaran,

Takaful Kendaraan Bermotor, Takaful Risiko Pembangunan, Takaful

Pengangkutan Barang, Takaful Risiko Mesin, dll.

12

Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (Yogyakarta: UII Press,

(37)

B. Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi adalah penanaman modal yang biasanya dalam jangka panjang

untuk pengadaan harta (aktiva) tetap atau pembelian saham-saham, surat

berharga lainnya dengan maksud memperoleh keuntungan.13 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.14 Sedangkan menurut Kamus Istilah Pasar Modal, investasi juga dapat diartikan

sebagai komitmen dana dengan tujuan dapat memperoleh pengembalian

ekonomi selama suatu periode tertentu, yang biasanya dalam bentuk arus kas

periodik dan nilai akhir.15

Definisi investasi menurut Iwan P. Pontjowinoto adalah menanamkan atau

menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang

diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan

nilainya di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah

menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan

meningkatkan nilainya di masa mendatang.16

13

B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h.107

14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1991), cet. Ke-2, h.368

15

Johar Arifin dan M. Fakhrudin, Kamus Istilah Pasar Modal, (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 1999), h.195

16

Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), (Jakarta:

(38)

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang

bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain daripada itu tujuan investasi

merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya

yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

keuntungan dimasa yang akan datang.17

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa investasi adalah sebuah kegiatan di mana seseorang mengorbankan

sesuatu yang dia punya baik berupa harta benda maupun uang demi

mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi

terdapat dua macam asset yaitu asset riil dan asset finansial. Aset riil adalah

asset yang memiliki wujud, seperti rumah, tanah, gedung dan yang lainnya.

Sedangkan aset finansial adalah asset yang wujudnya tidak terlihat namun

memiliki nilai yang tinggi, seperti saham, obligasi, reksadana dan yang

sejenisnya.

Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah

untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return

positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk

diinvestasikan. Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan

hubungan langsung antara return dan risiko untuk setiap alternatif risiko.

Review dan evaluasi bulanan termasuk dalam kebijakan yang diambil. Juga

17

(39)

mempertimbangkan nilai tambah (value added) bagi setiap fund dalam setiap

proses pengambilan keputusan investasi.18

2. Investasi dalam Perspektif Syariah

Investasi dalam perspektif syariah tidak jauh berbeda dengan investasi

pada konvensional. Karena pada dasarnya investasi adalah suatu kegiatan

yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang

akan datang. Namun terdapat perbedaan yang sangat mendasar diantara

keduanya.

Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, yaitu

Al-Qur’an dan Hadits. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut

secara konseptual dan prinsip adalah hukum yang tidak dapat diubah-ubah.

Setidaknya ada empat landasan normatif dalam etika Islami, yang dapat

dipresentasikan dalam aksioma etika yaitu:19 a. Landasan Tauhid

Landasan tauhid merupakan landasan filosofis yang dijadikan

sebagai fondasi bagi umat muslim dalam melangkah menjalankan fungsi

hidupnya, diantaranya adalah menjalankan fungsi aktivitas ekonomi.

Makna tauhid dalam konteks etika Islam adalah kepercayaan penuh dan

murni terhadap ke-Esaan Tuhan, yang secara khusus menunjukkan

dimensi vertikal Islam.

18

Iggi H Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal, (Jakarta: Gramedia, 2000), h.126

19

(40)

b. Landasan Keadilan dan Kesejajaran

Adil merupakan salah satu nilai-nilai ekonomi yang ditetapkan

dalam Islam. Landasan keadilan dalam ekonomi berkaitan dengan

pembagian manfaat kepada semua komponen dan pihak yang terlibat

dalam usaha ekonomi. Landasan kesejajaran berkaitan dengan kewajiban

terjadinya sirkulasi kekayaan pada semua anggota masyarakat dan

mencegah terjadinya konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang.

c. Landasan Kehendak Bebas

Dalam pandangan Islam, manusia secara sunnatullah terlahir dengan

memiliki kehendak bebas, yakni potensi menentukan pilihan yang

beragam. Oleh karena kebebasan manusia tidak dibatasi, maka manusia

memiliki kebebasan pula untuk menentukan pilihan yang salah ataupun

yang benar.

d. Landasan Pertanggungjawaban

Aksioma tanggung jawab ini erat kaitannya dengan aksioma

kebebasan, karena kedua aksioma tersebut merupakan pasangan alamiah.

Dalam hal ini pemberian segala kebebasan usaha yang dilakukan manusia

tidak terlepas dari pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya.

Keempat landasan etika Islam tersebut diatas dikaitkan dengan

permasalahan ekonomi, khususnya dalam bidang investasi, maka jelas ia

memiliki akar dari syariah yang menjadi panduan dalam bertindak. Suatu hal

(41)

bahwa memanfaatkan sumber daya ekonomi merupakan bentuk dari amanah

Allah SWT.20

Konsep Islam menunjukkan bahwa semua harta benda dan seluruh alat

produksi hakikatnya adalah mutlak milik Allah, sedangkan manusia hanya sebatas

mendapatkan amanah untuk mengelolanya. Misalnya, kepemilikan tanah dalam

Islam bukan menjadi milik mutlak individu atau suatu komunitas atau milik

Negara, tetapi adalah mutlak milik Allah. Dengan demikian suatu komunitas atau

bahkan Negara tidak dapat mengklaim sebidang tanah menjadi hak

penguasaannya, mereka hanya berhak dalam pengelolaan tanah tersebut.

Investasi dilihat dari sudut pandang non ekonomi dapat dinilai dari akad

amal saleh yang telah dilakukan manusia sebagai bekal simpanannya (investasi)

untuk perhitungan amal pada hari kiamat kelak. Dalam hal ini investasi akhirat

merupakan perintah Allah kepada seluruh manusia sebagai bekal untuk

menghadapi hari perhitungan. Karena tidak ada seorangpun di alam semesta ini

yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada esok hari, sehingga Allah

memerintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia akhirat.21

3. Instrumen Investasi Syariah

Berikut ini adalah macam-macam intsrumen investasi dalam prinsip

syariah, diantaranya:

20

Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.29

21

(42)

a. Deposito Mudharabah

Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional

No.03/DSN-MUI/IV/2000, “Deposito mudharabah adalah simpanan dana berjangka

berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan akad mudharabah yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

perjanjian nasabahpenyimpan dengan bank.

Perbedaan antara deposito yang terdapat di bank konvensional

dengan deposito yang terdapat di bank syariah adalah dari hasil investasi yang

didapat oleh nasabah. Pada bank konvensional, hasil investasi deposito yang

diterima nasabah diperoleh berdasarkan bunga. Sedangkan pada bank syariah,

hasil investasi deposito yang diterima nasabah diperoleh dari bagi hasil antara

pihak bank dengan nasabah.

b. Obligasi Syariah

Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional

No.32/DSN-MUI/IX/2002, “Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang

berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang

obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan

kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta

membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.”22

22

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:

(43)

Obligasi syariah adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh

perusahaan kepada investor dengan janji membayar bunga secara periodik

selama periode tertentu serta membayar nilai nominalnya pada saat jatuh

tempo. Para investor tersebut akan mendapatkan return dalam bentuk suku

bunga tertentu yang besarnya sangat bervariasi dan sangat bergantung pada

bisnis penerbitnya.23

Surat hutang yang mempunyai maturity date (jatuh tempo) lebih dari

satu tahun, dilakukan dengan cara membeli obligasi syariah yang .diterbitkan

oleh bank syariah dengan nisbah tertentu.

Obligasi bisa dikatakan instrument investasi syariah jika memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1) Bersifat mudharabah yaitu bagi hasil, bagi kontribusi dan bagi resiko.

Namun beresiko bisa tidak terjadi karena bersifat revenue sharing.

2) Dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak bergerak di industri minuman

keras, bank atau lembaga konvensional, perjudian, senjata, hotel dan

pornografi.

3) Pengembaliannya didukung dengan penetapan aktiva produktif spesifik

atau penempatan bagi hasil operasional spesifik perusahaan yang

mengeluarkan obligasi.

Hal-hal yang harus dijaga dalam transaksi obligasi syariah di pasar modal

syariah adalah sebagai berikut:

23

Muhammad Firdaus NH, dkk, Konsep Dasar Obligasi Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005),

(44)

1) Tidak memperjualbelikan obligasi syariah pada harga diskon ataupun

premium sebagaimana obligasi konvensional, karena secara syariat tidak

diperbolehkan.

2) Yang diperbolehkan oleh syariat adalah melakukan mekanisme

al-hawalah (transfer service) atau pengalihan piutang dengan tanggungan

bagi hasil, dengan kata lain memperjual belikan hanya pada harga nominal

pelunasan jatuh temponya.

3) Likuiditas obligasi syariah sangat bergantung kepada fluktuasi.

c. Reksadana Syariah

UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 27, menyatakan

bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana

dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio

Efek oleh Manajer Investasi.24

Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.

20/DSN-MUI/IX/2000 mendefinisikan Reksa Dana syariah sebagai Reksa Dana yang

beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk

akad antara pemodal sebagai milik harta (shahib al-mal/rab al-mal) dengan

Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer

Investasi sebagai shahib al-mal dengan pengguna investasi.25

24

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:

Kencana, 2008), h. 109

25

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:

(45)

Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.

20/DSN-MUI/IX/2000 ini memuat antara lain:

1) Dalam Reksadana konvensional masih terdapat unsur-unsur yang

bertentangan dengan syariah baik dari segi akad, pelaksanaan investasi

maupun dari segi pembagian keuntungan.

2) Investasi hanya dapat dilakukan pada instrument keuangan yang sesuai

dengan syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran

umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba usaha,

penempatan pada deposito dalam bank umum syariah dan surat utang

yang sesuai dengan syariah.

3) Jenis usaha emiten harus sesuai dengan syariah antara lain tidak boleh

melakukan usaha perjudian dan sejenisnya, usaha pada lembaga keuangan

ribawi, usaha memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan

makanan atau minuman haram serta barang-barang atau jasa yang

merusak moral dan membawa mudharat. Pemilihan dan pelaksanaan

investasi harus dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian dan tidak boleh

ada unsur yang tidak jelas (gharar). Diantaranya tidak boleh melakukan

penawaran palsu, penjualan barang yang belum dimiliki, insider

trading/menyebarkan informasi yang salah dan menggunakan informasi

orang dalam untuk keuntungan transaksi yang dilarang, serta melakukan

investasi pada perusahaan yang tingkat utangnya lebih dominan dari

(46)

4) Emiten dinyatakan tidak layak berinvestasi dalam Reksa Dana syariah jika

struktur utang terhadap modal sangat bergantung pada pembiayaan dari

utang, yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur

riba, emiten memiliki nisbah utang terhadap modal lebih dari 82% (utang

45%, modal 55%), manajemen emiten diketahui bertindak melanggar

prinsip usaha yang Islami.

5) Mekanisme operasional Reksa Dana syariah

d. Saham Syariah

Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian

modal pada suatu perusahaan terbatas. Dengan demikian si pemilik saham

merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka

semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Keuntungan yang

diperoleh dari saham dikenal dengan nama deviden. Pembagian deviden

ditetapkan pada penutupan laporan keuangan berdasarkan RUPS ditentukan

berapa deviden yang dibagi dan laba ditahan.26

Produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai dengan

ajaran Islam. Dalam teori percampuran, Islam mengenal akad syirkah atau

musyarakah yaitu suatu kerjasama antara dua atau lebih pihak untuk

melakukan usaha dimana masing-masing pihak menyetorkan sejumlah dana,

barang atau jasa.

26

(47)

Saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan, dapat dibedakan

menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham menjadi

halal jika saham tersebut kegiatan usahanya bergerak dibidang yang halal dan

atau dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk

spekulasi (judi). Untuk lebih amannya, saham yang terdaftar dalam Jakarta

Islamic Index merupakan saham-saham yang insya Allah sesuai syariah.27

4. Investasi dalam Asuransi Syariah

Kegiatan investasi pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi

syariah diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Lembaga Keuangan, yaitu melalui Keputusan Direktur Jenderal Lembaga

Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan

Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem

Syariah.

Berdasarkan peraturan ini, jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan

perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah terdiri dari:28 a. Deposito dan sertifikat deposito syariah

b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

c. Saham syariah yang tercatat di bursa efek

d. Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek

e. Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah

27

Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.61 28

Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di Indonesia,

(48)

f. Unit penyertaan reksadana syariah

g. Penyertaan langsung syariah

h. Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi

i. Pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaaraan bermotor, dan

barang modal dengan skema murabahah (jual beli dengan pembayaran

ditangguhkan)

j. Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil)

(49)

37

A.Gambaran Umum Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah 1. Sejarah Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah

PT AsuransiSinar Mas didirikan pada tanggal 27 Mei 1985 dengan

nama PT. Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian di tahun 1991

berubah nama menjadi PT. Asuransi Sinarmas. PT. Asuransi Sinar Mas (ASM)

merupakan salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia.

Sepanjang perjalanannya, ASM menunjukkan pertumbuhan yang

berkesinambungan. Premi bruto dan total asset Perusahaan secara konsisten

meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di tahun-tahun dimana

terjadigoncanganekonomi global.

Sebagai Perusahaan Asuransi Umum terbesar di Indonesia dari sisi

Gross Premium Written, ASM telah membuktikan komitmen pelayanan kepada

para nasabahnya melalui pembayaran klaim yang cepat dan tepat untuk

berbagai produk yang dipasarkan nya. Selainitu Perusahaan juga memberikan

kemudahan bagi para nasabah, rekanan dan partner/agen untuk mengakses

segala hal yang berhubungan dengan pertanggungan asuransi melalui website,

24-hour Customer Care, Call Center, dan lain.

Untukmelayanikebutuhanmasyarakatakan asuransi, ASM mempunyai

(50)

Cabang/Kantor Pemasaran ASM per September 2011 adalah 97 Kantor

Cabang/Kantor Pemasaran terdiri dari 31 Kantor Cabang, 65 Kantor

Pemasaran, dan 1 Kantor Syariah. Dan dalam melakukan promosinya

perusahaan dengan cara melakukan penyebaran brosur yang telah dibagikan

kepada beberapa agen, mengadakan event di setiap acara-acara besar, dan

melakukan promosi melalui media periklanan yang menampilkan iklan dengan

visual yang menarik dan penyampaian kata-kata dalam iklan yang berpesan

untuk menarik minat masyarakat dalam menggunakan produk asuransi

sinarmas.

Dari sisiproduk, ASM memiliki banyak variasi produk untuk

melindungi asset/property, kesehatan dan diri nasabah baik nasabah individu

maupun nasabah perusahaan. Selain produk konvensional yang telah ada seperti

Asuransi Property, Marine/Pengangkutan, Rekayasa/Engineering,

Bonding/Penjaminan, Kecelakaan dan Kesehatan, Kendaraan Bermotor,

Tanggung Gugat/Liability dan Aneka/Miscellaneous, ASM juga memiliki

produk-produk baru seperti asuransi proteksi PHK, asuransi simas ukm untuk

proteksi kredit ukm, asuransi sepeda simas sepeda, asuransi simas expatriate,

asuransi simas hole in one dan simas golf insurance, serta yang terbaru adalah

simas mobil bonus, produk asuransi kendaraan bermotor pertama yang

memberikan no claim bonus sampai dengan 100% dari premi yang sudah

(51)

Selaininovasiproduk, layanan yang memuaskan dengan dukungan

inovasi pada teknologi informasi, dukungan reasuransi juga merupakan faktor

penting terwujudnya komitmen perusahaan dalam memberikan kepuasan

kepada nasabah selama ini. Perusahaan didukung oleh Perusahaan Reasuransi

ternama Internasional seperti Munich Re, Swiss Re, Hannover Re, Toa Re, dll

serta Perusahaan Reasuransi Nasional yakni Tugu Re, Nasional Re,

MareindanReindo.

Prestasi ASM sebagaisalah satu perusahaan asuransi umum terbesar di

Indonesia juga tidak perlu diragukan lagi. Berbagai penghargaan telah diperoleh

ASM diantaranya penghargaan sebagai Asuransi terbaik untuk kategori

asuransi umum tahun 2009 dari Majalah Investor, e-company award versi

Majalah Warta Ekonomi tahun 2009, Service Quality Award 2010 untuk produk

simas Mobil, dan Service Quality Award 2010 untuk produk simas sehat dan

pada September 2010, Asuransi Sinar Mas berhasil memperoleh rating AA+

(idn) Insurer Financial Strength (IFS) dengan outlook stable dari lembaga

pemeringkatinternasional Fitch Ratings.

Di tahun 2011, ASM melalui produk simas mobil berhasil meraih

penghargaan Indonesia Brand Champion Award 2011 di dua kategori yaitu The

Best Customer Choice of Car Insurance dan The Most Popular Brand of Car

Insurance. Pada 14 Juni 2011, ASM meraih The Best Insurance Award versi

Majalah Media Asuransi dengan ekuitas di atas Rp 750 miliar. Dan pada

(52)

Mas dengan perolehan rating yang sama di tahun 2010, rating AA+ (idn)

Insurer Financial Strength (IFS) denganoutlook stable.

Padatahun 2012, ASM kembali meraih penghargaan sebagai The Best

Insurance Award dari Majalah Investor untuk kategori Asuransi Umum dengan

asset di atas 3 trilyun, The Best Insurance Award dari Majalah Media Asuransi

untuk kategori Ekuitas di atas 750 Milyar ke atas dan mendapat Predikat Sangat

Bagus Atas Kinerja Keuangan Tahun 2011 untuk Kriteria Asuransi Umum

dengan Premi Bruto diatas Rp. 200 Milyar versi Majalah Infobank. Tanggal 2

Agustus 2012 ASM juga kembali mempertahankan Rating AA+ (IDN) Insurer

Financial Strength (IFS) dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat

internasional Fitch Ratings. Perolehan rating ini merupakan tahun ke-3 yang

diterima ASM dan semakin memantapkan posisi perusahaan sebagai market

leader di industri asuransi umum di Indonesia serta meningkatkan kepercayaan

masyarakat dan industri terhadapAsuransiSinar Mas.

Bangsa Indonesia merupakanbangsa yang mayoritas umat muslim dan

merupakan potensi pasar yang besar dan cenderung menginginkan

produk-produk berbasis syariah. Seiring hal tersebut pada tahun 2004 Asuransi

Sinarmas mengembangkan produk Asuransi Syariah dengan mengajukan izin

operasi kantor cabang syariah Jakarta ke Departemen Keuangan RI. Asuransi

Kerugian Sinarmas divisi syariah mempunyai satu cabang asuransi kerugian

(53)

2. Visi dan Misi Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah a. Visi

Menjadi perusahaan asuransi profesional dan terpercaya dengan

memberikan nilai yang berarti kepada nasabah, perusahaan reasuransi,

pemegang saham, dan karyawan kami.

b. Misi

Menjadikan Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah senantiasa

berada di benak dan hati masyarakat di segmen Asuransi Kerugian Syariah

dengan :

1. Mengenal dan memenuhi kebutuhan nasabah

2. Hasil underwriting yang menguntungkan

3. Mengembangkan bakat, meningkatkan produktivitas dan efisiensi

karyawan

4. Inovasi produk dan pengembangan teknologi informasi yang

(54)
(55)

4. Produk-produkAsuransiKerugianSinarmas Cabang Syariah

a. Asuransi kerangka kapal

Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak

atau musnahnya badan kapal termasuk mesin serta peralatannya yang

sedang berlayar karena bahaya alam dari lautan atau sebab-sebab lain yang

dipertanggungkan.

b. Asuransi angkatan laut

Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak

atau musnahnya barang pertanggungan yang sedang diangkut oleh kapal

laut karena sebab-sebab yang dipertanggungkan dalam hal ini adalah

bahaya alam di lautan seperti angin topan, gelombang tektonis yang

semuanya dapat menimbulkan gelombang laut yang besar yang dapat

merusak atau menenggelamkan kapal beserta muatannya.

c. Asuransi kebakaran

Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak atau

musnahnya

harta benda (bangunan beserta isinya) karena terbakar atau sebab-sebab

lain yang disebut dalam kontrak pertanggungan.

d. Simas rumah hemat +++

Program asuransi yang memberikan jaminan asuransi terlengkap untuk

rumah tinggal dan perabotan rumah tangga serta memberi sekeluarga rasa

(56)

e. Simas sehat gold

Program asuransi yang mengatasi risiko finansial yang timbul akibat

kecelakaan , sakit, maupun pembedahan yang mensyaratkan rawat inap di

rumah sakit dengan biaya yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

f. Simas mobil

Program asuransi yang memberikan 2 macam pertanggungan pokok yang dapat diperluas dengan sejumlah jaminan tambahan. Dua macam jaminan pokok yang dimaksud adalah comprehensive yang meliputi jaminan terhadap kerugian dan atau kerusakan pada kendaraan bermotor dan atau kepentingan yang dipertanggungkan secara langsung disebabkan oleh kecelakaan, perbuatan jahat orang lain, pencurian, kebakaran, sambaran petir dan lain-lain yang dapat menimbulkan kerugian pada kendaraan bermotor tersebut sebagaimana tecantum pada Bab 1 Pasal 1 PAKBI (Polis Asuransi Kendaraan Bermotor).Dan yang kedua adalah kerugian total (Total Loss Only) Penggantian hanya diberikan apabila kendaraan mengalami kerugian total, seperti kendaraan hilang dicuri atau tabrakan/kebakaran yang menyebabkan kerusakan yang nilainya sama dengan atau lebih tinggi dari harga sebenarnya dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

g. Simas motor

Gambar

Tabel 1.1.   Rencana Penelitian  ...........................................................................
Gambar 4.1.  Grafik Investasi Sinarmas Syariah periode 2011  .............................
tabel morbidita untuk asuransi kesehatan
Gambar 4.1 Grafik Investasi Sinarmas Cabang Syariah Periode Januari 2011 -
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya dilakukan seleksi terhadap tanaman yang menunjukkan indikasi mutan yaitu memiliki ukuran batang pendek atau kerdil serta tipe mutasi untuk karakter

Berdasarkan pernyataan Wulan di atas, maka dapat diketahui bahwa dampak modernitas terhadap aqidah yaitu game online dan media sosial sudah membuat masyarakat

Dalam penelitian ini bahwa besarnya koefisien regresi untuk mengetahui apakah variabel Upah, Insentif dan Jaminan Sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Berdasarkan uraian yang disajikan pada Bab I sampai Bab V, dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini bahwa: (a) tidak ada hubungan yang signifikan antara minat terhadap karya

Terima kasih yang tidak terkira kepada orang tua dan keluarga atas pengorbanannya selama ini yang tidak akan pernah penulis lupakan, sampai pada akhirnya penulis

Rencana tahapan berikutnya yang akan dilakukan untuk mengembangkan produksi nugget kimpul ini serta untuk meningkatkan jumlah penjualan adalah dengan melakukan

Antikoagulasi sistemik dan permintaan dari ayah pasien merupakan kontraindikasi relati$ (www.emedi"ine.meds"ape."om... !kleroterapi merupakan pilihan alternati$

Full costing merupakan metode penentuan harga produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang teridiri dari biaya