Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Oleh:
Fahmi Abadiyah
108046200023
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
Bawah Bimbingan Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA.
Investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk diinvestasikan. Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan hubungan langsung antara return dan risiko untuk setiap alternatif risiko. Review dan evaluasi bulanan termasuk dalam kebijakan yang diambil. Juga mempertimbangkan nilai tambah (value added) bagi setiap fund dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemana Asuransi Sinarmas Cabang Syariah Syariah mengalokasikan dana investasinya serta bagaimana perkembangan dana investasi Asuransi Sinarmas Syariah dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan situasi atau pristiwa dari penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Asuransi Sinarmas Syariah mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan investasi yang cukup signifikan yaitu sebesar 37.50% dari Rp 1.260.000.000 pada Januari 20011 menjadi Rp 1.732.500.000 pada Desember 2013. Asuransi Sinarmas Syariah pada tahun 20011 mengalokasikan dana investasinya sebesar Rp 650.000.000 atau 27.43% ke dalam deposito syariah, Rp 400.000.000 atau 16.88% ke dalam obligasi syariah, Rp 520.000.000 atau 21.94% ke dalam reksadana syariah dan Rp 800.000.000 atau 33.76% ke dalam saham syariah. Pada tahun 2012 Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan dana investasinya Rp 600.000.000 atau 35.82% ke dalam deposito syariah, Rp 250.000.000 atau 14.93% ke dalam obligasi syariah, Rp 325.000.000 atau 19.40% ke dalam reksadana syariah. Dan Rp 500.000.000 atau 29.85% kedalam Saham syariah. Dan pada tahun 2013 PT Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan dana investasinya sebesar Rp 550.000.000 atau 31.75% ke dalam deposito syariah, Rp 275.000.000 atau 15.87% ke dalam obligasi syariah, Rp 357.500.000 atau 20.63% ke dalam reksadana syariah.dan Rp 550.000.000 atau 31.75% kedalam Saham syariah.
ii
ِ
ِ
Alhamdulillah, segala puji serta syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah
menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu
kesempurnaannya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, serta
kemampuan memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Shalawat dan
salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain
yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang
selalu berpegang teguh hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan
bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada,
karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam
penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin
dalam proses penulisan skripsi ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari adanya rintangan dan
ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya tidak terlepas dari
beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam
memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna
iii
1. Dr. H. JM Muslimin, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat, dan Mu’min Roup,
MA, selaku Sekretaris Prodi Muamalat
3. Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA.selaku Pembimbing penulis yang tidak
kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan dan kritikan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingannya Skripsi ini
tidak ada apa-apanya.
4. Pada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas
Syariah dan Hukum Prodi Muamalat, beserta para Staf TU baik di Pusat atau
Fakultas tidak hanya Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman
dan nasehat pun sangat berharga bagi Penulis. Dan pada para Staf
Perpustakaan Syariah dan Perpustakaan Umum yang tidak pernah lelah
melayani pinjaman buku.
5. Bapak Maulana Zakir, MEI, selaku Relationship Manager dan karyawan
Asuransi Sinarmas Kerugian Divisi Syariah. yang telah banyak memberikan
informasi dan masukan berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Ayahanda H. Mahdorih, dan Ibunda tercinta Hj. Habibah, Yang telah
memberikan segala daya upaya, kucuran keringat, sujud panjang, letihmu
yang terus harap akan keselamatan juga keberhasilan hidup penulis, serta rasa
iv
Santoso S.E.I, Bayu Dian Pratama, Muhammad Irfan S.E.I, Angga Bachtiar
S.E.I, Andika Pratama SE.Sy, Sodikin SE.Sy, Uci Novarona, M Fadhli,
Muhammad Dermawan, Aditya Permana, Yoga Feratama SE.Sy, Muhammad
Murtadho, Galeh Priyo Atmojo SE.Sy, yang sudah memberikan supportnya
dalam menyelesaikan Skripsi ini.Mahasiswa-mahasiswi Prodi Muamalat
Jurusan Asuransi Syariah tahun 2008, serta semua mahasiswa-mahasiswi
Fakultas Syariah dan Hukum yang telah banyak memberikan kontribusi
pemikiran dan sharing pengalaman, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak.
Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya serta menjadi amal baik kita di sisi Allah SWT. Akhirnya, semoga
setiap bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah
SWT. Amin ya Rabbal al-‘alamin. Atas perhatian penulis haturkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Bekasi, 16 April 2014
v
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
E. Review Studi Terdahulu ... 6
F. Kerangka Teori ... 7
G. Metodologi Penelitian ... 8
H. Teknik Pengumpulan Data ... 9
I. Rencana dan Waktu Penelitian ... 11
J. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi ... 13
vi
4. Macam-macam Asuransi ... 22
B. Investasi ... 23
1. Pengertian Investasi ... 23
2. Investasi dalam Perpekstif Syariah ... 25
3. Instrumen Investasi Syariah ... 28
4. Investasi Dalam Asuransi Syariah ... 34
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 36
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 39
C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 41
D. Produk-Produk Perusahaan ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Investasi pada PT Asuransi SinarMas Syariah 44 B. Alokasi Dana Investasi pada PT Asuransi Sinar Mas Syariah . 50 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62
B. Saran-Saran ... 63
vii
Tabel 1.1. Rencana Penelitian ... 11
Tabel 4.1. Laporan Investasi sinarmas 2011 ... 46
Tabel 4.2. Laporan Investasi sinarmas 2012 ... 47
Tabel 4.3. Laporan Investasi sinarmas 2013 ... 49
Tabel 4.4. Daftar Instrumen Deposito syariah ... 56
Tabel 4.5. Daftar Instrumen Obligasi syariah ... 58
Tabel 4.6. Daftar Instrumen Reksadana ... 60
viii
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 42
Gambar 4.1. Grafik Investasi Sinarmas Syariah periode 2011 ... 46
Gambar 4.2. Grafik Investasi Sinarmas Syariah periode 2012 ... 48
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat membutuhkan sebuah
kemudahan dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya, termasuk dalam hal
menjamin kehidupannya di masa tua kelak. Asuransi menjawab perkembangan
zaman itu dengan mulai menginovasi produk-produk yang dimilikinya. Asuransi
menyediakan sebuah produk dimana para nasabahnya bisa berasuransi sekaligus
berinvestasi. Jadi orientasi nasabah asuransi sekarang ini tidak hanya sekedar
melindungi dirinya dari risiko finansial yang akan terjadi, namun juga bisa
mempersiapkan masa depan nasabahnya.
Dalam mengelola dana dari para peserta asuransi dan tercapainya profit
perusahaan yang besar, perusahaan menginvestasikan dana yang dimilikinya.
Investasi menurut Iwan P.Pontjowinoto (2003) adalah menanamkan atau
menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang
diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya
di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana
pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkatkan nilainya di masa
mendatang.1
1
Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), (Jakarta:
Dalam melakukan kegiatan investasi, perusahaan asuransi syariah wajib
mengikuti ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh Kementerian Keuangan
maupun Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Perusahaan asuransi syariah wajib menginvestasikan dana yang dimilikinya ke
dalam outlet-outlet investasi yang berbasis syariah.2
Kegiatan investasi pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi
syariah diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Lembaga Keuangan, yaitu melalui Keputusan Direktur Jenderal Lembaga
Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan
Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem
Syariah.
Berdasarkan peraturan ini, jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah terdiri dari:3 1. Deposito dan sertifikat deposito syariah.
2. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.
3. Saham syariah yang tercatat di bursa efek.
4. Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek.
5. Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah.
6. Unit penyertaan reksadana syariah.
2
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah.
3
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di Indonesia,
7. Penyertaan langsung syariah.
8. Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi.
9. Pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaaraan bermotor, dan
barang modal dengan skema murabahah (jual beli dengan pembayaran
ditangguhkan).
10.Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil).
11.Pinjaman polis.
Pemilihan outlet-outlet investasi sangat berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan dari sisi investasi. Jika perusahaan menginginkan return
yang besar, perusahaan harus menempatkan dana investasinya lebih besar ke
outlet yang memiliki return besar seperti saham, dengan pertimbangan bahwa
resiko yang akan diterimanya pun akan lebih besar. Begitu pula sebaliknya, jika
perusahaan lebih memilih risiko yang kecil atau cendrung mencari aman maka
perusahaan juga akan mendapatkan return yang kecil. Investasi yang aman bagi
perusahaan adalah dengan menginvestasikan dananya pada deposito.
Setiap perusahaan asuransi syariah memiliki perbedaan dalam hal proses
pengambilan keputusan investasi serta kemana saja perusahaan mengalokasikan
dana investasi yang dimilikinya. Ada perusahaan yang cendrung berani
berspekulasi dengan menginvestasikan sebagian besar dananya kedalam bursa
saham syariah, namun ada juga perusahaan asuransi syariah yang memiliki
kecendrungan bermain aman dengan menginvestasikan sebagian besar dananya
Dalam proposal ini perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah PT
Asuransi Sinar Mas didirikan pada tanggal 27 Mei 1985 dengan nama PT.
Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian di tahun 1991 berubah nama
menjadi PT. Asuransi Sinarmas. PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan salah
satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia.
Berdasarkan latarbelakang di atas penulis tertarik untuk mengambil judul
skripsi “Alokasi Dana Investasi Pada PT Asuransi Sinarmas Cabang Syariah”
B. Identifikasi Masalah
Adapun masalah penulis identifikasi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan dana investasi di PT Asuransi Sinarmas Syariah?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan invetasi PT Asuransi Sinarmas
Syariah?
3. Bagaimana saja PT Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan dana
investasinya dari tahun 20011-2013?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan
batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Untuk menjaga agar skripsi
ini lebih terfokus, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu
dari sisi Alokasi dana investasi perusahaan. Yang menjadi objek penelitian ini
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan diteliti pada skripsi ini adalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana perkembangan dana investasi di PT Asuransi Sinarmas
Syariah 20011-2013?
b. Bagaimana saja PT Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan dana
investasinya dari tahun 20011-2013?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Menganalisis perkembangan dan alokasi dana investasi pada PT Asuransi
Sinarmas Syariah.
b. Menganalisis dimana saja PT Asuransi Sinarmas Syariah mengalokasikan
dana investasinya dari tahun 2011-2013.
2. Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
cara menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang dimana saja
Perusahaan Asuransi syariah Alokasikan dana investasi ke instrument apa
saja yang baik dan aman.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
memilih instrument alokasi dana investasi pada perusahaan asuranasi
E. Review Studi Terdahulu
1. Sumarna (2009) “Sistem Investasi Dana Asuransi Syariah Pada AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah”. Penelitian ini membahas tentang
keseluruhan hal yang terkait tentang investasi di AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah, mulai dari pengelolaan dana, sistem investasi, strategi investasi dan
tantangan perusahaan dalam berinvestasi. Yang membedakan dengan
penelitian ini adalah Menjelaskan tentang Bagaimana Alokasi Dana Investasi
Pada PT Asuransi Sinarmas syariah.
2. Prayudhi Arie Suseno (2012) Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan
Dana Investasi Asuransi Syariah (Studi Pada PT. Asuransi Bumida Syariah).
Penelitian ini membahas tentang kesyariaahan pengelolaan dana investasi
pada PT. Asuransi Bumida Syariah. Hasil dari penelitian ini adalah meskipun
dana investasinya dikelola oleh divisi keuangan konvensional, namun
pelaksanaannya menggunakan prinsip syariah. Hal itu dibenarkan dengan
investasi yang dilakukan oleh PT. Asuransi Bumida Syariah sudah sesuai
dengan Fatwa DSN-MUI. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah
Menjelaskan tentang bagaimana Alokasi Dana Investasi Pada PT Asuransi
Sinarmas Cabang Syariah.
3. Mohamad Irfan (2012) Alokasi Dana Investasi ( Pada PT AJB Bumi Putera
Divisi Syariah 1912 Periode 2009-2011) Penelitian ini membahas tentang
Kemana Saja alokasi Dana Investasi Pada PT AJB Bumi Putera divisi syariah
Tempat Penelitian (Asuransi Sinarmas Cabang Syariah) dan Periode tahun
penelitian (2011-2013)
F. Kerangka Teori.
Asuransi syariah dalam pengertian muamalat mengandung arti yaitu saling
menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu dengan
lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan demikian,
gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling menanggung
risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi
penanggung peserta yang lainnya.4
Kegiatan investasi pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi
syariah diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Lembaga Keuangan, yaitu melalui Keputusan Direktur Jenderal Lembaga
Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan
Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem
Syariah.
Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah
untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return
positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk
diinvestasikan. Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan hubungan
langsung antara return dan risiko untuk setiap alternatif risiko. Review dan
4
Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi,
evaluasi bulanan termasuk dalam kebijakan yang diambil. Juga
mempertimbangkan nilai tambah (value added) bagi setiap fund dalam setiap
proses pengambilan keputusan investasi.5
G. Metode Penelitian
Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan
penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
suatu pengetahuan yakni usaha dimana dilakukan dengan menggunakan
metode-metode tertentu.6 Adapun metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis
yaitu dengan cara peulis menggambarkan permasalahan dengan didasari oleh
data-data. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif-kuantittif dengan
menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan dan
menganalisis temuan-temuan yang diperoleh, menggambarkan atau
melukiskan secara sistematis, actual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dengan kata lain, riset
deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (orang, lembaga,
5
Iggi H Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal, (Jakarta: Gramedia, 2000), h.126 6
masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya.
2. Sumber Data
Data yang dikumpulkan penulis terdiri dari data primer dan data
sekunder:
a. Data Primer
Yaitu data yang didapat secara langsung dari sumber data atau dari
hasil penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis
melakukan wawancara (interview) kepada PT Sinarmas Kerugian Divisi
Syariah yang dianggap dapat memberikan informasi terkait penelitian ini.
b. Data Sekunder
Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data yang berfungsi sebagai data pendukung. Data sekunder
didapat dari buku-buku, koran, majalah, internet, penelitian terdahulu, dan
sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mendapatkan data yang
sedang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam
1. Riset Lapangan (Field Research)
Penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi yang dalam hal ini
adalah PT Asuransi Sinarmas Cabang Syariah untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data-data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi atau pengamatan langsung, sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,
yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang,
tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.7
b. Dokumentasi yaitu dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.8Peneliti meminta data-data yang sesuai dengan kebutuhan
penelitiannya kepada lembaga yang diteliti, dalam hal ini perusahaan
asuransi.
c. Wawancara (Interview) yaituproses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat dinamikan interview guide (panduan wawancara).9
7
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV Alfabeta, 2006), hal. 138
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
Cet. Ke-6, hal. 240
9
2. Riset Kepustakaan (Library Research)
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah
studi kepustakaan (Library Research) dengan membaca, memahami dan
menganalisa buku-buku serta menelusuri berbagai literatur yang relevansinya
dengan pembahasan ini, serta literatur lain untuk menghimpun dan
menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku,
periodical-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara
berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dari materi perpustakaan
lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan
ilmiah.10
I. Rencana dan Waktu Penelitian
No Keterangan
Mei Juni
I II III IV I II III IV
1 Pra Riset: Study Awal
2 Wawancara dan Pengambilan Data
3 Menyusun Proposal
4 Seminar proposal
10
J. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan kemudahan dalam hal pembahasan dan penulisan
skripsi ini, maka penulis membaginya ke dalam 5 bab. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang latar belakang
masalah,identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat peneltian,metode penelitian, serta teknik penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa teori-teori yang
berkaitan dengan judul skripsi ini diantaranya tentang asuransi syariah
dan investasi syariah.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum mengenai
perusahaan yang akan dijadikan penelitian bagi penulis yaitu PT.
Asuransi Sinarmas Cabang Syariah. Di dalam gambaran umum ini
penulis menggambarkan tinjauan umum perusahaan, sejarah singkat
mengenai perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menjabarkan dan menganalisis hasil dari
penelitiannya, diantaranya meliputi laju perkembangan dana investasi
pada perusahaan tersebut dari tahun 20011 sampai tahun 2013 serta
alokasi dana investasi perusahaan yang dilakukan oleh PT Asuransi
Sinarmas Cabang Syariah
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan dan saran-saran. Dan
bab penutup ini merupakan jawaban terhadap beberapa pertanyaan
yang termuat dalam rumusan masalah serta lampiran-lampiran yang
14
assurance/insurance (Inggris). Paling tidak menurut sebagian ahli, kata istilah
assurantie itu sendiri sesungguhnya bukanlah istilah asli bahasa Belanda,
melainkan berasal dari bahasa latin yang kemudian diserap ke dalam bahasa
Belanda yaitu assecurare yang berarti “meyakinkan orang”. Kata ini
kemudian dikenal dalam bahasa perancis sebagai asurance.1 Sementara
menurut KH Ali Yafie, kata asuransi berasal dari bahasa Belanda “assurantie”
yang dalam hukum Belanda disebut “Verzekering” yang artinya
pertanggungan. Dari istilah assurantie ini maka timbulah istilah assuradeur
bagi penanggung dan geassureerde bagi tertanggung.2
Asuransi syariah dalam pengertian muamalat mengandung arti yaitu
saling menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu
dengan lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan
demikian, gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling
1
M. Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, Jakarta: Kholam Publishing, 2006, hal. 39
2
Ali Yafie, Asuransi Dalam Pandangan Syari’at Islam, Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung:
menanggung risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu
menjadi penanggung peserta yang lainnya.3
Sedangkan menurut Fatwa DSN-MUI Asuransi Syariah (Ta’min,
Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di
antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau
tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko
tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.4
Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan
syariah non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan
lembaga keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh
keuantungan dari hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi.
Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan
dengan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam hal ini perusahaan
asuransi bertindak sebagai pihak pengelola dana (mudharib) yang menerima
pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai
dengan prinsip syariah (bagi hasil). Sedangkan peserta asuransi bertindak
sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang akan memperoleh manfaat jasa
perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.5
3
Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi,
(Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997), hal. 234
4
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah
5
Hendi Suhendi, Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, (Bandung:
Dalam asuransi syariah, istilah tertanggung dan penanggung tidak relevan
lagi jika dipandang sebagai pihak yang berbeda. Dalam kepesertaan asuransi
syariah, baik tertanggung maupun penanggung adalah sesama peserta itu
sendiri.6 Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme pertanggungan pada asuransi syariah adalah saling menanggung resiko
(sharing of risk). Apabila terjadi musibah, maka semua peserta asuransi
syariah saling menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari
peserta ke perusahaan, karena prakteknya kontribusi (premi) yang dibayarkan
oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan
dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai shahibul mal, misalnya ayat
2 surat Al Ma‟idah yang memerintahkan untuk saling menolong dalam
perbuatan yang positif.
Asuransi syariah jelas memiliki perbedaan dengan asuransi konvensional.
Letak perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah
pada bagaimana resiko itu dikelola dan ditanggung, dan bagaimana dana
asuransi syariah dikelola. Perbedaan lebih jauh adalah pada hubungan antara
operator (pada asuransi konvensional istilah yang digunakan penanggung)
dengan peserta (pada asuransi konvensional istilah yang digunakan
tertanggung).
Dalam pengelolaan dan penanggungan resiko, asuransi syariah tidak
membolehkan adanya gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir
6
Agus Edi Sumanto, dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, (Bandung: PT.
(perjudian). Dalam investasi dan manajemen dana tidak diperkenankan
adanya riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir dan riba adalah area
yang harus dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi
pembeda utama dengan asuransi konvensional.7
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah
Asuransi Syariah merupakan salah satu kegiatan muamalat yang dilakukan
oleh manusia. Setiap kegiatan muamalat haruslah memiliki landasan secara
syariahnya. Berikut ini adalah dalil-dalil yang melandasi kegiatan asuransi
syariah: pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah/5 : 2)
b. As-Sunnah
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005), h.2
8Muhammad bin Ismail abu „abdallah al
-bukhari al-ja‟fi, shahih bukhari, (Beirut: Daar ibn
Artinya :
“Diriwayatkan dari Abu Musa ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “ Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah
bangunan di mana sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” (HR Bukhari
dan Muslim)
Dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih
mendasarkan legalitasnya pada UU No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian yang sebenarnya kurang mengakomodasi asuransi syariah di
Indonesia karena tidak mengatur mengenai keberadaan asuransi berdasarkan
prinsip syariah.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan asuransi dan reasuransi syariah
masih menggunakan pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah. Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang ada tidak
dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi syariah. Fatwa dari Dewan
Syariah Nasional MUI tidak mempunyai kekuatan hukum dalam hukum nasional
karena tidak termaksud dalam jenis peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Agar ketentuan dalam Fatwa DSN MUI tersebut memiliki kekuatan hukum, maka
perlu dibentuk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pedoman
asuransi syariah.
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan
pemerintah berkaitan dengan asuransi syariah yaitu9:
9
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di Indonesia,
a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003
tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi. Peraturan inilah yang dapat dijadikan dasar untuk
mendirikan asuaransi syariah sebagai mana ketentuan dalam Pasal 3 yang
menyebutkan bahwa “Setiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau usaha
reasuransi berdasarkan prinsip syariah …” ketentuan yang berkaitan dengan
asuransi syariah tercantum dalam Pasal 3-4 mengenai persyaratan dan tata
cara memperoleh izin perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan
prinsip syariah, Pasal 32 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip
syariah dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi konvensional, dan
Pasal 33 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.
b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003
tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi. Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah tercantum
dalam Pasal 15-18 mengenai kekayaan yang diperkenankan harus dimiliki dan
dikuasai oleh perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip
syariah.
c. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000
tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan
jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan
prinsip syariah terdiri dari :
1) Deposito dan sertifikat deposito syariah
2) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
3) Saham syariah yang tercatat di bursa efek
4) Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek
5) Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah
6) Unit penyertaan reksadana syariah
7) Penyertaan langsung syariah
8) Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi
9) Pembiayaan kepemilikan tanah dan/atau bangunan, kendaaraan bermotor,
dan barang modal dengan skema murabahah (jual beli dengan
pembayaran ditangguhkan)
10)Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil)
11)Pinjaman polis
3. Operasional Asuransi Syariah
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah
membuat pedoman mengenai asuransi syariah. Dimana pedoman tersebut,
khususnya mengenai masalah teknis operasional, secara ringkas dijelaskan
sebagai berikut10:
10
Desiana Puja Astuti, Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Asuransi Syariah Tentang
a. Akad yang diperbolehkan dalam asuransi syariah adalah akad yang tidak
mengandung unsur gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
b. Akad dalam asuransi:
Akad yang dilakukan antara peserta asuransi dengan perusahaan terdiri
atas akad tijarah dan akad tabarru’. Akad tijarah adalah semua bentuk
akad yang dilakukan untuk tujuan komersial, sedangkan akad tabarru’
adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan kebajikan.
1) Akad setidak-tidaknya ada beberapa hal yang harus dibedakan:
a) Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan
b) Cara dan waktu pembayaran premi
c) Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru’ serta syarat-syarat yang
telah disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan
d) Kedudukan para pihak dalam akad tijarah dan tabarru’:
2) Dalam akad tijarah, perusahaan bertindak sebagai mudharib
(pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang
polis)
3) Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan
digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah.
4) Ketentuan dalam akad tijarah dan tabarru’:
a) Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru‟ bila pihak
yang tertahan haknya, dengan sukarela melepaskan haknya
sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan
kewajibannya.
b) Jenis akad tabarru‟ tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah
c. Masalah Premi :
1) Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad
tabarru‟
2) Untuk menentukan besarnya premi, perusahaan asuransi syariah dapat
menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan
tabel morbidita untuk asuransi kesehatan
3) Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan
hasil investasinya dibagi hasilkan kepada peserta
d. Masalah Klaim :
1) Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang telah disepakati pada awal
perjanjian
2) Klaim dapat berbeda dalam jumlah sesuai dengan premi yang dibayarkan
3) Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan
merupakan kewajiban perusahaan memenuhinya
4) Klaim atas akad tabarru’, merupakan hak peserta dan hak perusahaan,
e. Masalah Investasi :
1) Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana
yang terkumpul
2) Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah
f. Masalah Pengelolaan Dana :
1) Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga
yang berfungsi sebagai pemegang amanah
2) Perusahaan asuransi syariah memeperoleh bagi hasil dari pengelolaan
dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah)
3) Urusan asuransi syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan dana
akad tabarru’ atau hibah.
4. Macam-Macam Asuransi Syariah
Secara umum, terutama ditinjau dari aspek pertanggungan atau tepatnya
obyek yang dipertanggungkan, asuransi biasa dikelompokkan ke dalam dua jenis,
yaitu asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi umum (general insurance) yang
juga lazim dikenal dengan istilah asuransi kerugian. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 (Tentang Usaha Perasuransian), misalnya,
tegas-tegas membedakan asuransi ke dalam dua jenis, yakni “asuransi kerugian” dan
“asuransi jiwa”.11
11
Perusahaan asuransi syariah dapat menawarkan dua jenis pertanggungan12, yaitu :
a. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa) adalah bentuk takaful yang member
perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri
peserta takaful. Sementara itu produk takaful keluarga dibagi lagi menjadi
dua jenis, yaitu:
1) Takaful dengan unsur tabungan, meliputi: Takaful Berencana/ Dana
Investasi, Takaful Dana Haji dan Takaful Dana Pendidikan.
2) Takaful tanpa unsur tabungan, meliputi: Takaful Berjangka, Takaful
Majelis Ta‟lim, Takaful Khairat Keluarga, Takaful Pembiayaan, Takaful
Kecelakaan Diri, Takaful Wisata dan Perjalanan, Takaful Kecelakaan
Siswa, Takaful Perjalanan Haji dan Umroh.
b. Takaful Umum (Asuransi Umum) adalah bentuk asuransi yang member
perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta milik
peserta takaful, seperti rumah, kendaraan bermotor, bangunan pabrik dan
sebagainya. Jenis produk takaful umum meliputi: Takaful Kebakaran,
Takaful Kendaraan Bermotor, Takaful Risiko Pembangunan, Takaful
Pengangkutan Barang, Takaful Risiko Mesin, dll.
12
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (Yogyakarta: UII Press,
B. Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi adalah penanaman modal yang biasanya dalam jangka panjang
untuk pengadaan harta (aktiva) tetap atau pembelian saham-saham, surat
berharga lainnya dengan maksud memperoleh keuntungan.13 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.14 Sedangkan menurut Kamus Istilah Pasar Modal, investasi juga dapat diartikan
sebagai komitmen dana dengan tujuan dapat memperoleh pengembalian
ekonomi selama suatu periode tertentu, yang biasanya dalam bentuk arus kas
periodik dan nilai akhir.15
Definisi investasi menurut Iwan P. Pontjowinoto adalah menanamkan atau
menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang
diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan
nilainya di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah
menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan
meningkatkan nilainya di masa mendatang.16
13
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h.107
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1991), cet. Ke-2, h.368
15
Johar Arifin dan M. Fakhrudin, Kamus Istilah Pasar Modal, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 1999), h.195
16
Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), (Jakarta:
Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain daripada itu tujuan investasi
merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa yang akan datang.17
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa investasi adalah sebuah kegiatan di mana seseorang mengorbankan
sesuatu yang dia punya baik berupa harta benda maupun uang demi
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi
terdapat dua macam asset yaitu asset riil dan asset finansial. Aset riil adalah
asset yang memiliki wujud, seperti rumah, tanah, gedung dan yang lainnya.
Sedangkan aset finansial adalah asset yang wujudnya tidak terlihat namun
memiliki nilai yang tinggi, seperti saham, obligasi, reksadana dan yang
sejenisnya.
Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah
untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return
positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk
diinvestasikan. Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan
hubungan langsung antara return dan risiko untuk setiap alternatif risiko.
Review dan evaluasi bulanan termasuk dalam kebijakan yang diambil. Juga
17
mempertimbangkan nilai tambah (value added) bagi setiap fund dalam setiap
proses pengambilan keputusan investasi.18
2. Investasi dalam Perspektif Syariah
Investasi dalam perspektif syariah tidak jauh berbeda dengan investasi
pada konvensional. Karena pada dasarnya investasi adalah suatu kegiatan
yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang
akan datang. Namun terdapat perbedaan yang sangat mendasar diantara
keduanya.
Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, yaitu
Al-Qur’an dan Hadits. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut
secara konseptual dan prinsip adalah hukum yang tidak dapat diubah-ubah.
Setidaknya ada empat landasan normatif dalam etika Islami, yang dapat
dipresentasikan dalam aksioma etika yaitu:19 a. Landasan Tauhid
Landasan tauhid merupakan landasan filosofis yang dijadikan
sebagai fondasi bagi umat muslim dalam melangkah menjalankan fungsi
hidupnya, diantaranya adalah menjalankan fungsi aktivitas ekonomi.
Makna tauhid dalam konteks etika Islam adalah kepercayaan penuh dan
murni terhadap ke-Esaan Tuhan, yang secara khusus menunjukkan
dimensi vertikal Islam.
18
Iggi H Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal, (Jakarta: Gramedia, 2000), h.126
19
b. Landasan Keadilan dan Kesejajaran
Adil merupakan salah satu nilai-nilai ekonomi yang ditetapkan
dalam Islam. Landasan keadilan dalam ekonomi berkaitan dengan
pembagian manfaat kepada semua komponen dan pihak yang terlibat
dalam usaha ekonomi. Landasan kesejajaran berkaitan dengan kewajiban
terjadinya sirkulasi kekayaan pada semua anggota masyarakat dan
mencegah terjadinya konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang.
c. Landasan Kehendak Bebas
Dalam pandangan Islam, manusia secara sunnatullah terlahir dengan
memiliki kehendak bebas, yakni potensi menentukan pilihan yang
beragam. Oleh karena kebebasan manusia tidak dibatasi, maka manusia
memiliki kebebasan pula untuk menentukan pilihan yang salah ataupun
yang benar.
d. Landasan Pertanggungjawaban
Aksioma tanggung jawab ini erat kaitannya dengan aksioma
kebebasan, karena kedua aksioma tersebut merupakan pasangan alamiah.
Dalam hal ini pemberian segala kebebasan usaha yang dilakukan manusia
tidak terlepas dari pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya.
Keempat landasan etika Islam tersebut diatas dikaitkan dengan
permasalahan ekonomi, khususnya dalam bidang investasi, maka jelas ia
memiliki akar dari syariah yang menjadi panduan dalam bertindak. Suatu hal
bahwa memanfaatkan sumber daya ekonomi merupakan bentuk dari amanah
Allah SWT.20
Konsep Islam menunjukkan bahwa semua harta benda dan seluruh alat
produksi hakikatnya adalah mutlak milik Allah, sedangkan manusia hanya sebatas
mendapatkan amanah untuk mengelolanya. Misalnya, kepemilikan tanah dalam
Islam bukan menjadi milik mutlak individu atau suatu komunitas atau milik
Negara, tetapi adalah mutlak milik Allah. Dengan demikian suatu komunitas atau
bahkan Negara tidak dapat mengklaim sebidang tanah menjadi hak
penguasaannya, mereka hanya berhak dalam pengelolaan tanah tersebut.
Investasi dilihat dari sudut pandang non ekonomi dapat dinilai dari akad
amal saleh yang telah dilakukan manusia sebagai bekal simpanannya (investasi)
untuk perhitungan amal pada hari kiamat kelak. Dalam hal ini investasi akhirat
merupakan perintah Allah kepada seluruh manusia sebagai bekal untuk
menghadapi hari perhitungan. Karena tidak ada seorangpun di alam semesta ini
yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada esok hari, sehingga Allah
memerintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia akhirat.21
3. Instrumen Investasi Syariah
Berikut ini adalah macam-macam intsrumen investasi dalam prinsip
syariah, diantaranya:
20
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.29
21
a. Deposito Mudharabah
Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional
No.03/DSN-MUI/IV/2000, “Deposito mudharabah adalah simpanan dana berjangka
berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan akad mudharabah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabahpenyimpan dengan bank.
Perbedaan antara deposito yang terdapat di bank konvensional
dengan deposito yang terdapat di bank syariah adalah dari hasil investasi yang
didapat oleh nasabah. Pada bank konvensional, hasil investasi deposito yang
diterima nasabah diperoleh berdasarkan bunga. Sedangkan pada bank syariah,
hasil investasi deposito yang diterima nasabah diperoleh dari bagi hasil antara
pihak bank dengan nasabah.
b. Obligasi Syariah
Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional
No.32/DSN-MUI/IX/2002, “Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.”22
22
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Obligasi syariah adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh
perusahaan kepada investor dengan janji membayar bunga secara periodik
selama periode tertentu serta membayar nilai nominalnya pada saat jatuh
tempo. Para investor tersebut akan mendapatkan return dalam bentuk suku
bunga tertentu yang besarnya sangat bervariasi dan sangat bergantung pada
bisnis penerbitnya.23
Surat hutang yang mempunyai maturity date (jatuh tempo) lebih dari
satu tahun, dilakukan dengan cara membeli obligasi syariah yang .diterbitkan
oleh bank syariah dengan nisbah tertentu.
Obligasi bisa dikatakan instrument investasi syariah jika memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1) Bersifat mudharabah yaitu bagi hasil, bagi kontribusi dan bagi resiko.
Namun beresiko bisa tidak terjadi karena bersifat revenue sharing.
2) Dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak bergerak di industri minuman
keras, bank atau lembaga konvensional, perjudian, senjata, hotel dan
pornografi.
3) Pengembaliannya didukung dengan penetapan aktiva produktif spesifik
atau penempatan bagi hasil operasional spesifik perusahaan yang
mengeluarkan obligasi.
Hal-hal yang harus dijaga dalam transaksi obligasi syariah di pasar modal
syariah adalah sebagai berikut:
23
Muhammad Firdaus NH, dkk, Konsep Dasar Obligasi Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005),
1) Tidak memperjualbelikan obligasi syariah pada harga diskon ataupun
premium sebagaimana obligasi konvensional, karena secara syariat tidak
diperbolehkan.
2) Yang diperbolehkan oleh syariat adalah melakukan mekanisme
al-hawalah (transfer service) atau pengalihan piutang dengan tanggungan
bagi hasil, dengan kata lain memperjual belikan hanya pada harga nominal
pelunasan jatuh temponya.
3) Likuiditas obligasi syariah sangat bergantung kepada fluktuasi.
c. Reksadana Syariah
UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 27, menyatakan
bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
Efek oleh Manajer Investasi.24
Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.
20/DSN-MUI/IX/2000 mendefinisikan Reksa Dana syariah sebagai Reksa Dana yang
beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai milik harta (shahib al-mal/rab al-mal) dengan
Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer
Investasi sebagai shahib al-mal dengan pengguna investasi.25
24
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2008), h. 109
25
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.
20/DSN-MUI/IX/2000 ini memuat antara lain:
1) Dalam Reksadana konvensional masih terdapat unsur-unsur yang
bertentangan dengan syariah baik dari segi akad, pelaksanaan investasi
maupun dari segi pembagian keuntungan.
2) Investasi hanya dapat dilakukan pada instrument keuangan yang sesuai
dengan syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran
umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba usaha,
penempatan pada deposito dalam bank umum syariah dan surat utang
yang sesuai dengan syariah.
3) Jenis usaha emiten harus sesuai dengan syariah antara lain tidak boleh
melakukan usaha perjudian dan sejenisnya, usaha pada lembaga keuangan
ribawi, usaha memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan
makanan atau minuman haram serta barang-barang atau jasa yang
merusak moral dan membawa mudharat. Pemilihan dan pelaksanaan
investasi harus dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian dan tidak boleh
ada unsur yang tidak jelas (gharar). Diantaranya tidak boleh melakukan
penawaran palsu, penjualan barang yang belum dimiliki, insider
trading/menyebarkan informasi yang salah dan menggunakan informasi
orang dalam untuk keuntungan transaksi yang dilarang, serta melakukan
investasi pada perusahaan yang tingkat utangnya lebih dominan dari
4) Emiten dinyatakan tidak layak berinvestasi dalam Reksa Dana syariah jika
struktur utang terhadap modal sangat bergantung pada pembiayaan dari
utang, yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur
riba, emiten memiliki nisbah utang terhadap modal lebih dari 82% (utang
45%, modal 55%), manajemen emiten diketahui bertindak melanggar
prinsip usaha yang Islami.
5) Mekanisme operasional Reksa Dana syariah
d. Saham Syariah
Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian
modal pada suatu perusahaan terbatas. Dengan demikian si pemilik saham
merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka
semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Keuntungan yang
diperoleh dari saham dikenal dengan nama deviden. Pembagian deviden
ditetapkan pada penutupan laporan keuangan berdasarkan RUPS ditentukan
berapa deviden yang dibagi dan laba ditahan.26
Produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai dengan
ajaran Islam. Dalam teori percampuran, Islam mengenal akad syirkah atau
musyarakah yaitu suatu kerjasama antara dua atau lebih pihak untuk
melakukan usaha dimana masing-masing pihak menyetorkan sejumlah dana,
barang atau jasa.
26
Saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan, dapat dibedakan
menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham menjadi
halal jika saham tersebut kegiatan usahanya bergerak dibidang yang halal dan
atau dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk
spekulasi (judi). Untuk lebih amannya, saham yang terdaftar dalam Jakarta
Islamic Index merupakan saham-saham yang insya Allah sesuai syariah.27
4. Investasi dalam Asuransi Syariah
Kegiatan investasi pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi
syariah diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Lembaga Keuangan, yaitu melalui Keputusan Direktur Jenderal Lembaga
Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan
Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem
Syariah.
Berdasarkan peraturan ini, jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah terdiri dari:28 a. Deposito dan sertifikat deposito syariah
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
c. Saham syariah yang tercatat di bursa efek
d. Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek
e. Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah
27
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.61 28
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di Indonesia,
f. Unit penyertaan reksadana syariah
g. Penyertaan langsung syariah
h. Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi
i. Pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaaraan bermotor, dan
barang modal dengan skema murabahah (jual beli dengan pembayaran
ditangguhkan)
j. Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil)
37
A.Gambaran Umum Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah 1. Sejarah Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah
PT AsuransiSinar Mas didirikan pada tanggal 27 Mei 1985 dengan
nama PT. Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian di tahun 1991
berubah nama menjadi PT. Asuransi Sinarmas. PT. Asuransi Sinar Mas (ASM)
merupakan salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia.
Sepanjang perjalanannya, ASM menunjukkan pertumbuhan yang
berkesinambungan. Premi bruto dan total asset Perusahaan secara konsisten
meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di tahun-tahun dimana
terjadigoncanganekonomi global.
Sebagai Perusahaan Asuransi Umum terbesar di Indonesia dari sisi
Gross Premium Written, ASM telah membuktikan komitmen pelayanan kepada
para nasabahnya melalui pembayaran klaim yang cepat dan tepat untuk
berbagai produk yang dipasarkan nya. Selainitu Perusahaan juga memberikan
kemudahan bagi para nasabah, rekanan dan partner/agen untuk mengakses
segala hal yang berhubungan dengan pertanggungan asuransi melalui website,
24-hour Customer Care, Call Center, dan lain.
Untukmelayanikebutuhanmasyarakatakan asuransi, ASM mempunyai
Cabang/Kantor Pemasaran ASM per September 2011 adalah 97 Kantor
Cabang/Kantor Pemasaran terdiri dari 31 Kantor Cabang, 65 Kantor
Pemasaran, dan 1 Kantor Syariah. Dan dalam melakukan promosinya
perusahaan dengan cara melakukan penyebaran brosur yang telah dibagikan
kepada beberapa agen, mengadakan event di setiap acara-acara besar, dan
melakukan promosi melalui media periklanan yang menampilkan iklan dengan
visual yang menarik dan penyampaian kata-kata dalam iklan yang berpesan
untuk menarik minat masyarakat dalam menggunakan produk asuransi
sinarmas.
Dari sisiproduk, ASM memiliki banyak variasi produk untuk
melindungi asset/property, kesehatan dan diri nasabah baik nasabah individu
maupun nasabah perusahaan. Selain produk konvensional yang telah ada seperti
Asuransi Property, Marine/Pengangkutan, Rekayasa/Engineering,
Bonding/Penjaminan, Kecelakaan dan Kesehatan, Kendaraan Bermotor,
Tanggung Gugat/Liability dan Aneka/Miscellaneous, ASM juga memiliki
produk-produk baru seperti asuransi proteksi PHK, asuransi simas ukm untuk
proteksi kredit ukm, asuransi sepeda simas sepeda, asuransi simas expatriate,
asuransi simas hole in one dan simas golf insurance, serta yang terbaru adalah
simas mobil bonus, produk asuransi kendaraan bermotor pertama yang
memberikan no claim bonus sampai dengan 100% dari premi yang sudah
Selaininovasiproduk, layanan yang memuaskan dengan dukungan
inovasi pada teknologi informasi, dukungan reasuransi juga merupakan faktor
penting terwujudnya komitmen perusahaan dalam memberikan kepuasan
kepada nasabah selama ini. Perusahaan didukung oleh Perusahaan Reasuransi
ternama Internasional seperti Munich Re, Swiss Re, Hannover Re, Toa Re, dll
serta Perusahaan Reasuransi Nasional yakni Tugu Re, Nasional Re,
MareindanReindo.
Prestasi ASM sebagaisalah satu perusahaan asuransi umum terbesar di
Indonesia juga tidak perlu diragukan lagi. Berbagai penghargaan telah diperoleh
ASM diantaranya penghargaan sebagai Asuransi terbaik untuk kategori
asuransi umum tahun 2009 dari Majalah Investor, e-company award versi
Majalah Warta Ekonomi tahun 2009, Service Quality Award 2010 untuk produk
simas Mobil, dan Service Quality Award 2010 untuk produk simas sehat dan
pada September 2010, Asuransi Sinar Mas berhasil memperoleh rating AA+
(idn) Insurer Financial Strength (IFS) dengan outlook stable dari lembaga
pemeringkatinternasional Fitch Ratings.
Di tahun 2011, ASM melalui produk simas mobil berhasil meraih
penghargaan Indonesia Brand Champion Award 2011 di dua kategori yaitu The
Best Customer Choice of Car Insurance dan The Most Popular Brand of Car
Insurance. Pada 14 Juni 2011, ASM meraih The Best Insurance Award versi
Majalah Media Asuransi dengan ekuitas di atas Rp 750 miliar. Dan pada
Mas dengan perolehan rating yang sama di tahun 2010, rating AA+ (idn)
Insurer Financial Strength (IFS) denganoutlook stable.
Padatahun 2012, ASM kembali meraih penghargaan sebagai The Best
Insurance Award dari Majalah Investor untuk kategori Asuransi Umum dengan
asset di atas 3 trilyun, The Best Insurance Award dari Majalah Media Asuransi
untuk kategori Ekuitas di atas 750 Milyar ke atas dan mendapat Predikat Sangat
Bagus Atas Kinerja Keuangan Tahun 2011 untuk Kriteria Asuransi Umum
dengan Premi Bruto diatas Rp. 200 Milyar versi Majalah Infobank. Tanggal 2
Agustus 2012 ASM juga kembali mempertahankan Rating AA+ (IDN) Insurer
Financial Strength (IFS) dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat
internasional Fitch Ratings. Perolehan rating ini merupakan tahun ke-3 yang
diterima ASM dan semakin memantapkan posisi perusahaan sebagai market
leader di industri asuransi umum di Indonesia serta meningkatkan kepercayaan
masyarakat dan industri terhadapAsuransiSinar Mas.
Bangsa Indonesia merupakanbangsa yang mayoritas umat muslim dan
merupakan potensi pasar yang besar dan cenderung menginginkan
produk-produk berbasis syariah. Seiring hal tersebut pada tahun 2004 Asuransi
Sinarmas mengembangkan produk Asuransi Syariah dengan mengajukan izin
operasi kantor cabang syariah Jakarta ke Departemen Keuangan RI. Asuransi
Kerugian Sinarmas divisi syariah mempunyai satu cabang asuransi kerugian
2. Visi dan Misi Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah a. Visi
Menjadi perusahaan asuransi profesional dan terpercaya dengan
memberikan nilai yang berarti kepada nasabah, perusahaan reasuransi,
pemegang saham, dan karyawan kami.
b. Misi
Menjadikan Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah senantiasa
berada di benak dan hati masyarakat di segmen Asuransi Kerugian Syariah
dengan :
1. Mengenal dan memenuhi kebutuhan nasabah
2. Hasil underwriting yang menguntungkan
3. Mengembangkan bakat, meningkatkan produktivitas dan efisiensi
karyawan
4. Inovasi produk dan pengembangan teknologi informasi yang
4. Produk-produkAsuransiKerugianSinarmas Cabang Syariah
a. Asuransi kerangka kapal
Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak
atau musnahnya badan kapal termasuk mesin serta peralatannya yang
sedang berlayar karena bahaya alam dari lautan atau sebab-sebab lain yang
dipertanggungkan.
b. Asuransi angkatan laut
Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak
atau musnahnya barang pertanggungan yang sedang diangkut oleh kapal
laut karena sebab-sebab yang dipertanggungkan dalam hal ini adalah
bahaya alam di lautan seperti angin topan, gelombang tektonis yang
semuanya dapat menimbulkan gelombang laut yang besar yang dapat
merusak atau menenggelamkan kapal beserta muatannya.
c. Asuransi kebakaran
Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak atau
musnahnya
harta benda (bangunan beserta isinya) karena terbakar atau sebab-sebab
lain yang disebut dalam kontrak pertanggungan.
d. Simas rumah hemat +++
Program asuransi yang memberikan jaminan asuransi terlengkap untuk
rumah tinggal dan perabotan rumah tangga serta memberi sekeluarga rasa
e. Simas sehat gold
Program asuransi yang mengatasi risiko finansial yang timbul akibat
kecelakaan , sakit, maupun pembedahan yang mensyaratkan rawat inap di
rumah sakit dengan biaya yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
f. Simas mobil
Program asuransi yang memberikan 2 macam pertanggungan pokok yang dapat diperluas dengan sejumlah jaminan tambahan. Dua macam jaminan pokok yang dimaksud adalah comprehensive yang meliputi jaminan terhadap kerugian dan atau kerusakan pada kendaraan bermotor dan atau kepentingan yang dipertanggungkan secara langsung disebabkan oleh kecelakaan, perbuatan jahat orang lain, pencurian, kebakaran, sambaran petir dan lain-lain yang dapat menimbulkan kerugian pada kendaraan bermotor tersebut sebagaimana tecantum pada Bab 1 Pasal 1 PAKBI (Polis Asuransi Kendaraan Bermotor).Dan yang kedua adalah kerugian total (Total Loss Only) Penggantian hanya diberikan apabila kendaraan mengalami kerugian total, seperti kendaraan hilang dicuri atau tabrakan/kebakaran yang menyebabkan kerusakan yang nilainya sama dengan atau lebih tinggi dari harga sebenarnya dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.
g. Simas motor