Dampak Tarif Impor terhadap Pasar Jagung di Indonesia dalam Skema Liberalisasi Perdagangan ASEAN Free Trade Area
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
1. Neraca perdagangan jeruk Sumatera Utara sebelum dan sesudah CAFTA mengalami defisit dimana nilai impor lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor. Tidak terdapat perbedaan
Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan substitusi impor agar dapat menghasilkan produk buah jeruk terutama Jeruk Keprok karena bentuknya relatif mirip
penghapusan hambatan tarif, penciptaan rezim investasi yang kompetitif serta peningkatan kerjasama ekonomi telah mempengaruhi pendapatan devisa Indonesia dari sektor
Akan tetapi kalau dikaitkan dengan kebijakan harga dasar yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2001 yang setara dengan Rp 2.370/ kg beras dan tarif impor spesifik sebesar Rp
Kementrian Keuangan sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai institusi yang memiliki kewenangan di dalam penentuan tarif bea masuk barang impor serta tarif bea
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau dampak kebijakan tarif impor beras oleh pemerintah terhadap kesejahteraan pelaku ekonomi perdagangan
Kombinasi penurunan tarif impor 50 persen, peningkatan harga gula tingkat petani 30 persen, peningkatan luas areal 30 persen, dan peningkatan stok gula 20 persen yang
(2) Tidak terdapat perbedaan yang nyata pada volumer jeruk ekspor Sumatera Utara dan harga jeruk ekspor sebelum dan sesudah CAFTA ( China ASEAN Free Trade Area).. Terdapat