SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT BELI KONSUMEN TERHADAP PRODUK TEMPE
(Pada Pabrik Tempe H.M. YASIN Medan)
Oleh :
MOLY YOLANDA HSB 060502104
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk tempe pada pabrik tempe H.M Yasin Medan yaitu pengaruh harga, kualitas, pelayanan, dan psikologis terhadap minat beli konsumen masyarakat medan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen masyakat medan yang melakukan pembelian minimal satu kali. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan kuesioner, pengamatan langsung (observasi), dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh harga, kualitas, pelayanan, dan psikologis terhadap minat beli konsumen masyarakat medan.
Berdasarkan uji t variabel bebas yang terdiri dari harga, kualitas, pelayanan, secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (minat beli). Sedangkan faktor psikologis memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (minat beli). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikatnya sebesar 70%.
ABSTRACT
This study aims to determine factors - factors that influence consumer interest in buying the product at the mill tempe tempe HM Yasin Medan is the influence of price, quality, service, and psychological communities of interest in consumer purchasing field.
This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. Population in this research field is the entire society of consumers who make purchases at least once. The data in this study were collected by questionnaires, direct observation
(observation), and study documentation. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive and quantitative methods is by multiple linear regression analysis used to measure the effect of price, quality, service, and psychological communities of interest in consumer purchasing field.
Based on t test of independent variables consisting of price, quality, service, together do not have a significant and positive impact on the dependent variable (buying interest). While psychological factors have a positive and significant influence on the dependent variable (buying interest). Through testing the correlation coefficient (R) is obtained that the degree of correlation is able to explain to the dependent variable by 70%.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya serta kesehatan dan kemudahan yang diberikan-Nya kepada peneliti. Peneliti juga mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT atas karunianya yang telah memberikan Drs. Mara Monang Hasibuan dan Elly Noviyanthi Dalimunthe sebagai orang tua peneliti yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan yang tidak henti-hentinya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk tempe (Pada Pabrik Tempe H.M. YASIN Medan)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara Medan.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada peneliti selama menyelesaikan penelitian ini. Dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Mulykata Sebayang, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Setri Hiyanti, Msi selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Pegawai jurusan, Kak Dani, Kak Vina, Kak Susi dan Bang Jumadi serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 8. Papa dan Mama tercinta Drs. Mara Monang Hasibuan dan Elly Noviyanthi
Dalimunthe yang telah melimpahkan seluruh kasih sayangnya kepada penulis dan memberikan doa dan dukungan kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini. Papa dan Mama terimakasih untuk semuanya. Dan untuk Adikku tersayang Ryza Omar Ardhana Hasibuan.
9. Untuk sahabat-sahabat terbaikku anak-anak shame-b Niko, Intan, Riska, Aie, Dara, dan Giger. Diana yang selalu mendukung peneliti agar skripsi selesai. Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lain khususnya Mahasiswa fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Sumatera Utara.
Medan, Juli 2011 Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….1
1.2Perumusan Masalah……….6
1.3Tujuan Penelitian……….6
1.4 Manfaat Penelitian………...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Uraian Teoritis…….………8
2.1.1 Klasifikasi Produk………9
2.1.2 Pengertian Minat Beli……….15
2.1.3 Faktor – faktor perilaku konsumen…….………15
2.1.4 Tahap – tahap dalam proses pengambilan keputusan……….18
2.2Penelitian Terdahulu…….……….21
2.3Kerangka Konseptual…………..………..22
2.4Hipotesis………..………..24
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian…………..………25
3.2Tempat dan Waktu Penelitian……….………..25
3.3Batasan Operasional……..………25
3.4Defenisi Operasional Variabel...………26
3.5Skala Pengukuran Variabel………..………..28
3.6Populasi dan Sampel………..………29
a.Populasi…………...……….29
b. Sampel………...……….29
3.7 Jenis dan Sumber Data………..……….30
3.8 Metode Pengumpulan Data…………...……….31
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas……..………...31
3.10 Tekhnik Analisis Data.………..……...………33
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif………..……….33
3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda………..……..33
3.10.3 Uji Hipotesis………..………36
3.10.4 Uji Koefisien Determinan (R2)………..………..…37
4.1. Sejarah Berdirinya Pabrik Tempe H.M Yasin...38
4.2. Hasil Penelitian ...45
4.2.1. Analisis Deskriptif Responden ...46
4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel...48
4.2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ...52
4.2.3.1. Uji Validitas...52
4.2.3.2. Uji Reliabilitas...53
4.3. Analisis Statistik ...54
4.3.1. Uji Regresi Linier Berganda...54
4.3.2. Uji Serampak (Uji F)...62
4.3.3. Uji Hipotesis (Uji T)...63
4.3.4 Koefisien Determinasi (R2)...66
4.4 Pembahasan...67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...69
5.1. Kesimpulan ...69
5.2. Saran... 70
DAFTAR PUSTAKA ...72
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 3.1 Operasional dan Variabel………..27
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert………...……….…….29
Tabel 4. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...46
Tabel 4. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...47
Tabel 4. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan…….………...48
Tabel 4. 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan perbulan...48
Tabel 4. 5. Distribusi Jawaban Variabel Harga...49
Tabel 4. 6. Distribusi Jawaban Variabel Kualitas ...50
Tabel 4. 7. Distribusi Jawaban Variabel Pelayanan...51
Tabel 4. 8. Distribusi Jawaban Variabel Psikologis...57
Tabel 4. 9. Distribusi Jawaban Variabel Minat Beli...58
Tabel 4. 10. Item Total Statistic ...60
Tabel 4. 11. Regresi Linier Berganda.. ...61
Tabel 4. 12. Hasil T Hitung ...63
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 1.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian………..25 Gambar 1.2 Kerangka Konseptual………30 Gambar 4.1 Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regresion
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk tempe pada pabrik tempe H.M Yasin Medan yaitu pengaruh harga, kualitas, pelayanan, dan psikologis terhadap minat beli konsumen masyarakat medan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen masyakat medan yang melakukan pembelian minimal satu kali. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan kuesioner, pengamatan langsung (observasi), dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh harga, kualitas, pelayanan, dan psikologis terhadap minat beli konsumen masyarakat medan.
Berdasarkan uji t variabel bebas yang terdiri dari harga, kualitas, pelayanan, secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (minat beli). Sedangkan faktor psikologis memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (minat beli). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikatnya sebesar 70%.
ABSTRACT
This study aims to determine factors - factors that influence consumer interest in buying the product at the mill tempe tempe HM Yasin Medan is the influence of price, quality, service, and psychological communities of interest in consumer purchasing field.
This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. Population in this research field is the entire society of consumers who make purchases at least once. The data in this study were collected by questionnaires, direct observation
(observation), and study documentation. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive and quantitative methods is by multiple linear regression analysis used to measure the effect of price, quality, service, and psychological communities of interest in consumer purchasing field.
Based on t test of independent variables consisting of price, quality, service, together do not have a significant and positive impact on the dependent variable (buying interest). While psychological factors have a positive and significant influence on the dependent variable (buying interest). Through testing the correlation coefficient (R) is obtained that the degree of correlation is able to explain to the dependent variable by 70%.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin tinggi. Selain timbulnya persaingan bisnis yang tinggi, pola pikir dan perilaku masyarakat juga mengalami banyak kemajuan. Perkembangan pola pikir tersebut, misalnya masyarakat lebih tertarik untuk menginvestasikan uang mereka dengan mendirikan usaha seperti pabrik tempe agar dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.
Persaingan merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan maupun kegagalan suatu perusahaan dimana perusahaan yang tidak mampu bersaing akan segera tersisih dari lingkungan pasar. Sebaliknya, persaingan akan semakin dimenangkan oleh perusahaan yang inovatif dan kreatif dalam pengelolaan bisnisnya serta perusahaan yang berhasil memuaskan konsumen mereka. Hubungan yang baik akan tercipta apabila usaha bisnis mampu memberikan kepuasan kepada konsumen melalui produk yang dihasilkan sehingga pelanggan akan tetap setia untuk membeli produk yang dihasilkan. Usaha bisnis juga harus mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan secara umum dan konsumen secara khusus.
menawarkan berbagai produk harus dapat menganalisis faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian.
Harga adalah jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/jasa. Salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang bersangkutan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan usaha, baik yang berkaitan penjualan ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Ini berarti Harga menggambarkan nilai suatu sebuah barang dan jasa. (Kotler dan Amstrong 2001:439)
Kualitas adalah karakteristik mutu suatu produk antara lain warnanya, ukurannya, dan kadar zat kimianya. Kualitas merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen, mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Bilson, 2001:172). Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan.
tidak akan cukup kuat untuk memotivasi orang tersebut untuk bertindak pada suatu waktu tertentu. Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dalam melakukan rencana pembelian, konsumen dihadapkan pada berbagai alternatif pilihan produk, tempat, harga, pelayanan. Minat beli konsumen berpengaruh terhadap besar kecilnya permintaan konsumen terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, semakin rendah keyakinan konsumen akan produk dapat menyebabkan menurunnya minat beli konsumen.
Pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak yang pada dasarnya tidak berwujud. Pelayanan yang diberikan di pabrik tempe H. M. Yasin ini cukup memuaskan, hal ini ditandai dengan kesigapan para karyawan dalam melayani setiap konsumen yang datang. Keberhasilan usaha pabrik tempe ini mengutamakan mutu/kualitas, karena kualitas merupakan karakteristik mutu suatu produk yang menyatakan tingkat kemampuan dari suatu merek/produk tertentu dalam melaksanakan fungsi yang diharapkan. Faktor psikologis juga berpengaruh pada minat beli konsumen.
mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya dengan cara menyediakan produk yang mutunya lebih baik atau berkualitas, harganya murah (terjangkau), penyajian atau penyerahan produk yang cepat dan pelayanan yang baik daripada para pesaing. Pelayanan yang baik mampu memberikan kepuasan konsumen dan meningkatkan minat beli konsumen, serta akan mampu mempertahankan konsumen yang sudah ada (konsumen lama) untuk terus membeli produk yang ditawarkan bahkan dapat pula menarik minat calon konsumen baru. Kebersihan pun terjamin, baik dalam hal produk yang disajikan, yang melewati proses yang higienis.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah terdapat banyaknya pabrik tempe yang menjual produk tempenya ke pedagang besar atau kecil dan juga langsung kepada konsumen. Cara pengusaha pabrik tempe memasarkan produknya pada umumnya menggunakan strategi yakni harganya lebih murah dan kualitas produknya baik dibandingkan dengan harga dan kualitas produk pada pengusaha lain.
Hal ini membuktikan bahwa pabrik tempe yang bergerak di bidang usaha yang berhubungan langsung dengan konsumen mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya, oleh strategi yang dijalankan yaitu dengan harga yang lebih murah dan kualitas produknya baik, meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga mampu mempertahankan keberhasilan yang diperoleh, seperti yang telah dilakukan oleh pabrik tempe H.M. Yasin hingga saat ini.
Melihat para pembeli yang selalu ramai dalam per minggunya. Pabrik tempe H.M. Yasin ini menghabiskan 2 ton kacang kedelai per bulannya dengan hasil pendapatan perbulan kurang lebih 20 juta. Karena kemasan dan ukurannya yang berbeda, para konsumen merasa tertarik dan membeli produk tempe H. M. Yasin ini karena dapat memilih produk tempe sesuai kemasan dan ukurannya dengan harga yang murah dan kualitas produknya baik.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan permasalahan yang mendasari penelitian ini sebagai berikut: Apakah faktor harga, kualitas, pelayanan, dan psikologis berpengaruh dan signifikan terhadap minat beli konsumen di Pabrik Tempe H.M. Yasin?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen di Pabrik Tempe H.M. Yasin.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen di Pabrik Tempe H.M. Yasin.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi Pengusaha
Sebagai informasi dan bahan masukan ataupun acuan bagi pabrik tempe H.M. Yasin untuk lebih memperhatikan kualitas produk, pelayanan, harga serta dapat dijadikan landasan dalam menetukan kebijakan selanjutnya.
b. Bagi Peneliti.
c. Bagi Fakultas dan Peneliti lain.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian terhadap objek atau masalah yang sama dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:346), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan/kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi. Ketika konsumen membeli sebuah produk, maka ia memiliki harapan bagaimana produk tersebut berfungsi (product moment).
Produk berfungsi sebagai berikut (Kotler dan Amstrong, 2001:347):
a. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut dengan diskonfirmasi positif (positive disconfirmation). Jika hal ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas.
b. Produk berfungsi sebagaimana apa yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai konfirmasi sederhana. Jika hal ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas dan produk tersebut tidak mengecewakan konsumen, dan konsumen akan memiliki perasaan netral.
c. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi negative (negative disconfirmation). Produk yang berfungsi buruk tidak sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan kekecewaan, sehingga konsumen merasa tidak puas.
segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pasar yang bersangkutan.
2.1.1. Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk berdasarkan wujudnya menurut (Tjiptono, 2002:98) adalah kualitas, harga, pelayanan dan psikologis.
A. Kualitas
Kualitas adalah karakteristik mutu suatu produk antara lain warnanya, ukurannya, dan kadar zat kimianya. Kualitas merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen, mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.
Kualitas merupakan satu dari alat utama untuk mencapai posisi produk. Kualitas menyatakan tingkat kemampuan dari suatu merk / produk tertentu dalam melaksanakan fungsi yang diharapkan. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya produk tersebut, ketetapan produk (recision product).
Ada beberapa strategi tingkatan kualitas bila dikaitkan dengan harga produk menurut (Tjiptono, 2002:112)
1. Kualitas rendah dengan harga sangat murah 2. Kualtias sedang dengan harga sedang 3. Kualitas baik dengan harga mahal
B. Harga
Harga adalah jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat – manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/jasa. Salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang bersangkutan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Ini berarti, harga menggambarkan nilai uang sebuah barang dan jasa.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/ jasa. Sedangkan menurut Stanton (2000), harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Sementara Lupiyoadi (2001:134) menyatakan bahwa harga merupakan uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh jasa yang diinginkan dengan membandingkan antara biaya dan manfaat yang diperoleh (The Consumer’s costs and benefits).
Tjiptono (2002:152-153) mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga yaitu:
a. Tujuan berorientasi pada laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahan selalu memilih harga yang menghasilkan laba paling tinggi (maksimalisasi laba) b. Tujuan berorientasi pada volume
Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar
c. Tujuan berorientasi pada citra
Perusahaaan dapat menetapkan harga yang tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara harga yang rendah digunakan untuk membentuk citra tertentu
d. Tujuan stabilitas harga
Tujuan stabilitas harga dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil. Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang produk.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:440), ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga yakni:
b. Faktor-faktor ekstern yang meliputi situasi pasar dan permintaan, persaingan, harapan, perantara dan faktor-faktor lingkungan seperti kondisi sosial, ekonomi, budaya dan politik.
C. Pelayanan
Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Bilson, 2001:172). Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan.
Faktor utama dari pelayanan adalah kesiapan sumber daya manusia dan melayani pelanggan atau calon pelanggan. Oleh karena itu, sumber daya manusia perlu dipersiapkan secara matang sebelumnya sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada calon pelanggannya.
Pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang telah ditetapkan. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang dimiliki (Kasmir, 2005:31).
Berikut ini beberapa ciri pelayanan yang baik harus diikuti oleh karyawan yang bertugas melayani pelanggan:
semakin tertarik. Demikian juga dengan cara kerja karyawan harus rapi, cepat, tepat dan cekatan.
b. Bertanggung jawab kepada pelanggan sejak awal hingga selesai
Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan sejak awal hingga selesai artinya dalam menjalankan kegiatan pelayanan karyawan harus mampu melayani dari awal sampai tuntas atau selesai berurusan dengan segala sesuatu yang berhubungan keperluan pelanggan.
c. Mampu melayani secara tepat dan cepat
Mampu melayani secara tepat dan cepat artinya dalam melayani pelanggan, karyawan diharapkan harus melakukannya sesuai prosedur layanan yang diberikan sesuai jadwal untuk pekerjaan tertentu dalam arti pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar perusahaan dan keinginan pelanggan.
d. Mampu berkomunikasi
Mampu berkomunikasi artinya karyawan harus mampu berbicara kepada setiap pelanggan. karyawan juga harus mampu dengan cepat memahami keinginan pelanggan. Selain itu, karyawan juga harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti (jangan menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti)
e. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
D. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berpengaruh kepada kebutuhan untuk diakui, dihargai, ataupun rasa memiliki (Kotler, 2001:212). Banyaknya kebutuhan tidak akan cukup kuat untuk memotivasi orang tersebut untuk bertindak pada suatu waktu tertentu. Pilihan terhadap berbagai pembelian kebutuhan dipengaruhi oleh keempat faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap (Sunarto, 2006:92). Faktor psikologis juga berpengaruh dari gaya hidup seseorang. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya, yang digambarkan dalam aktivitas, minat dan opininya untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
2.1.2 Pengertian minat beli
Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu (Duriyanto, 2003:109). Minat beli merupakan pernyataan konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merk tertentu. Pengetahuan akan minat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui minat konsumen di masa mendatang.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Setiadi, 2003:11) adalah:
a. Faktor kebudayaan 1. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling besar dari keinginan dan perilaku seseorang. kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni agama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia. 2. Sub budaya
Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu: kelompok nasionalisme (berkebangsaan yang sama), kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis.
3. Kelas sosial
Kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hirarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. b. Faktor sosial
1. Kelompok referensi
seseorang. Umumnya, seseorang sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada 3 cara: Pertama, kelompok referensi memperlihatkan pada sesorang perilaku dan gaya hidup baru. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati-diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin “menyesuaikan diri”. Ketiga, mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang.
2. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
3. Peran dan status
Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diindentifikasi dalam peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan sesorang.
Masing-masing peran menghasilkan status.
c. Faktor Pribadi
1. Umur dan tahapan dalam siklus hidup
Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. 2. Pekerjaan
3. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap menabung.
4. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang.
5. Kepribadian dan Konsep Diri
Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.
d. Faktor Psikologis 1. Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
2. Persepsi
gambaran berarti dari dunia ini. Faktor-faktor persepsi yaitu perhatian, gangguan, dan mengingat kembali yang selektif berarti bahwa para pemasar harus bekerja keras agar pesan yang disampaikan diterima.
3. Proses Belajar
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar.
4. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.
2.1.4 Tahap-tahap dalam Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Setiadi (2003:16), proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian keseluruhan dapat terlihat pada gambar 1.1
Gambar 1.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber: Setiadi (2003:17)
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal
seseorang yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Adapun sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
b. Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran c. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen
d. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk 3. Evaluasi Alternatif
Ada beberapa proses evaluasi keputusan, kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan
pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
4. Keputusan Membeli
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli yaitu sikap orang lain dan faktor – faktor keadaan yang tidak terduga.
intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.
Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.
5. Perilaku sesudah Pembelian
Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan pengggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.
Hal-hal yang merupakan perilaku sesudah pembelian antara lain adalah sebagai berikut:
a. Keputusan sesudah Pembelian
merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.
b. Tindakan-tindakan sesudah Pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Para pelanggan yang tidak puas bereaksi sebaliknya. (Sunarto, 2006:103) Mereka mungkin akan membuang atau mengembalikan produk tersebut, bahkan mungkin juga mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan, atau mengadu ke kelompok-kelompok lain (seperti lembaga-lembaga bisnis, swasta atau pemerintah). Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut atau memperingatkan rekan atau kerabatnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Harahap, Ilham (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen roti di Al-Anshar Bakery Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen roti di Al-Anshar Bakery Medan dan faktor yang paling dominan mempengaruhi minat beli konsumen . Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor kualitas, harga dan merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen roti di Al-Anshar Bakery Medan. Dan faktor yang paling dominan berpengaruh. adalah faktor kualitas.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual bertujuan sebagai pedoman arah tujuan penelitian dan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan hipotesisnya (Wiratha, 2006: 24).
Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu (Duriyanto, 2003:109). Setiap Konsumen memiliki hasrat untuk membeli atas kebutuhan yang akan dipenuhi. Dengan demikian minat beli merupakan gambaran seseorang untuk memiliki sesuatu barang/produk di dalam kehidupannya.
dan pelayanan terutama dalam bisnis penyediaan pangan. Faktor lain yang juga mempengaruhi minat beli konsumen di pabrik tempe H. M. Yasin ini selain harga, kualitas dan pelayanan yaitu : faktor psikologis. Faktor psikologis adalah faktor yang berpengaruh kepada kebutuhan untuk diakui, dihargai, ataupun rasa memiliki.Faktor-faktor tersebut akan dianalisis dalam penelitian sehingga akan diketahui seberapa besar masing-masing faktor dapat menimbulkan minat beli konsumen.
Menurut Setiadi (2003:25), Harga merupakan nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan dan kepemilikan barang dan jasa. Kualitas adalah atribut produk yang dipertimbangkan dari segi manfaat fisiknya. Pelayanan merupakan setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud. Psikologis merupakan faktor yang berpengaruh pada kebutuhan untuk diakui, dihargai, ataupun rasa memiliki.
Secara sederhana, kerangka konsep yang diuraikan sebelumnya dapat digambarkan dalam Gambar 1.2 sebagai berikut:
FAKTOR – FAKTOR
PRODUK TEMPE
HARGA (X1)
KUALITAS (X2)
PELAYANAN (X3)
PSIKOLOGIS (X4)
Gambar 1.2 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: Setiadi (2003) dan Lupiyoadi (2001)
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:64).
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Faktor harga, kualitas, pelayanan, dan psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen Pabrik Tempe H.M. Yasin.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian menurut eksplanasi (penjelasan), penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan objeknya. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk ke dalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh harga, kualitas, pelayanan, psikologis terhadap minat beli konsumen (Sugiyono, 2008:5).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Pabrik tempe H.M. Yasin. Jln. Kenanga Raya Psr.6 Gg. Bahagia no. 5 Tanjung Sari Medan. Penelitian dimulai sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2011.
3.3 Batasan Operasional
Penulis memberikan batasan operasional untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penelitian, dimana penelitian ini hanya melihat pada faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada Pabrik Tempe H.M. Yasin.
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Dependen, Minat Beli Konsumen (Y)
b. Variabel Independen, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen (X), yaitu: faktor harga (X1), faktor kualitas (X2), faktor pelayanan (X3), dan
3.4 Defenisi Operasional
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:
a. “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel terikat.” (Sugiyono, 2008:39).
Adapun yang menjadi variabel bebas adalah: 1. Harga (X1)
Merupakan nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan dan kepemilikan barang dan jasa.
2. Kualitas (X2)
Merupakan Kualitas adalah karakteristik mutu suatu produk antara lain warnanya, ukurannya, dan kadar zat kimianya .
Pelayanan (X3)
Merupakan setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud.
3. Psikologis (X4)
Merupakan faktor yang berpengaruh pada kebutuhan untuk diakui, dihargai,
ataupun rasa memiliki.
Tabel 3.1 berikut ini menjelaskan tentang definisi operasional variabel dan
indikatornya.
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Defenisi Indikator Skala
Pengukuran
suatu produk antara lain
warnanya, ukurannya, dan
kadar zat kimianya.
a. Cita rasa di
lidah
b. Kualitas kacang
kedelai
c. Tingkat kebersihan
Likert
Faktor Pelayanan
(X3)
Merupakan setiap kegiatan atau
manfaat yang ditawarkan pihak
lain yang pada dasarnya tidak
berwujud
a. Tempat
b. Fasilitas
c.. Sikap karyawan Likert
Faktor Psikologis
(X4)
Merupakan faktor yang
berpengaruh pada kebutuhan
untuk diakui, dihargai, ataupun
rasa memiliki
a. Diakui
b. Dihargai
c. Rasa memiliki Likert
Minat Beli
(Y)
Merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli
produk tertentu serta berapa
banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode
promosi dari mulut ke
mulut
Likert
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:93). Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah harga, kualitas, pelayanan, dan psikologis dengan menggunakan skala Likert.
Skala ini menggunakan rentang 1-4 karena untuk menghindari nilai tengah (netral atau ragu-ragu), maka skala pengukuran akan lebih simetrikal, yaitu jenjang ke arah positif sama banyak dengan jenjang ke arah negatif. Selain itu, penghilangan nilai tengah juga ditujukan untuk menghindari kategori jawaban netral yang cenderung akan dipilih responden sehingga data mengenai perbedaan di antara responden menjadi kurang informatif (Saifuddin, 2004:34).
Keempat alternatif jawaban tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No. Pertanyaan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
3.6 Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/ objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2008:80).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang tempe yang membeli kepada Pabrik Tempe H.M. Yasin yaitu pedagang Kenanga Raya sejumlah 50 orang, pedagang pajak pagi Setiabudi 20, pedagang pajak sore Padang Bulan 15, pedagang seisikambing 18, pedagang pajak melati 10, Pedagang Sunggal 10, pedagang pasar 2 Setiabudi 12, pedagang pajak pringgan 15, pembeli langsung 100 yang membeli poduk tempe di pabrik tempe H. M. Yasin dalam satu minggu rata – rata dalam seminggu adalah 250 orang.
b. Sampel
Sampel yang diambil menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2005:78) sebagai berikut:
N
n =
(1+Ne2)
dimana:
Populasi (N) berjumlah 250 orang dengan taraf kesalahan (e) sebesar 10% maka besarnya pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
250
n = = 71
(1+250x 0.12)
Pada penelitian ini jumlah sampel menjadi 71 orang yaitu pembeli langsung produk tempe pada pabrik tempe H.M. Yasin.”Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu” (Sugiyono, 2008:81). Adapun kriteria dari sampel yang diambil adalah pelanggan yang minimal lebih dari satu kali telah membeli produk tempe dalam seminggu di pabrik tempe H.M. Yasin yang berumur 20 – 50 tahun. Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah dengan mempertimbangkan usia yang dianggap sudah mampu untuk membuat keputusan dalam pengisian kuesioner. 3.7 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder.
a.Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara melakukan pengamatan (observation), memberikan daftar pertanyaan (questionnaire), dan melakukan wawancara (interview).
b.Data Sekunder
3.8 Metode Pengumpulan Data
Pengambilan dan penelitian dilakukan dengan cara berikut: a. Observasi atau Pengamatan
Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap rutinitas jual beli tempe yang berada di pabrik tempe H.M. Yasin.
b. Wawancara (interview)
Pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pemilik Pabrik tempe H.M. Yasin. dan konsumen untuk memperjelas hasil jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh konsumen di lokasi penelitian yaitu Pada Pabrik tempe H.M. Yasin. Daftar Pertanyaan (questionnaire)
Questionnaire merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab, kemudian dari jawaban itu ditentukan skornya dengan menggunakan skala Likert.
c. Studi Pustaka
Data-data dan informasi yang diperoleh dari buku-buku literature, jurnal, majalah, dan situs internet yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dinyatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jogiyanto, 2004:120).
Uji validitas dilakukan pada pembeli langsung pada pabrik tempe H.M Yasin yang berjumlah 30 orang di luar sampel. Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Dan uji validitas diluar sampel, yaitu
Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid
Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid
Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for Windows.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan berulangkali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008:120).
Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut reliable
Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak reliabel
3.10 Tekhnis Analisis Data
Penulis menggunakan metode analisis berikut untuk menganalisis data pada penelitian ini:
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data, yang kemudian disusun dan dianalisis sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai objek penelitian.
3.10.2 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel dependen yaitu minat beli (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel independent yang terdiri atas harga (X1), kualitas (X2), pelayanan
(X3) dan psikologis (X4) .Sehingga dapat diketahui pengaruh faktor- faktor
tersebut dalam membentuk minat beli di pabrik tempe H. M. Yasin. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for Windows. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana:
Y = Variabel Minat Beli a = konstanta
X1 = Skor dimensi Harga
X2 = Skor dimensi Kualitas Produk
X3 = Skor dimensi Pelayanan
X4 = Skor dimensi Psikologis
E = Standard Error
Metode regresi linear berganda di atas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk uji normalitas yaitu:
a) Analisis Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:
b) Analisis Statistik
Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistic non parametrik Kolmogorof – Smirnov (K–S). Menurut Umar (2008:181) bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05(α =5%, tingkat signifikan) maka data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linear ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat diketahui dengan melihat nilai dari variance inflation factor (VIF) dari masing – masing variabel independent terhadap variabel dependent.
Pengambilan Keputusannya:
VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas VIF < 5 maka tidak terdapat multikolonieritas.
Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas.
Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas
kepengamatan lain. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas, yaitu:
a) Analisis Grafik
Gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterflot. Apabila data yang terbentuk titik – titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.
b) Analisis Statistik
Gejala heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji glejser.
3.10.3 Hipotesis
1. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji-F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (serentak) variabel independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel independent (Xi) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (Xi) terhadap
variabel dependen (Y). Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung < t tabel pada α =5%
4. Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial (Uji-t)
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
H0 : b1 =0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α =5%
H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α =5%
3.10.4 Koefisien Determinan (R2)
Pengujian Koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 < R2 < 1).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Sejarah berdirinya Pabrik Tempe H.M Yasin
Pencapaian kesuksesan dalam melaksanakan suatu kegiatan diperlukan kerja keras. Begitu juga halnya dalam menjalankan usaha/bisnis diperlukan kerja keras agar dapat terus maju dan berkembang. Usaha pabrik tempe H.M Yasin ini termasuk salah satu usaha pabrik tempe yang berhasil di kota medan, dimana telah berjalan selama bertahun-tahun dan memiliki kualitas produk yang baik. Usaha pabrik tempe H.M Yasin ini dapat bertahan dan berkembang seperti sekarang tentu saja berkat kerja keras pemilik dan para karyawannya.
Usaha pabrik tempe H.M Yasin merupakan suatu bentuk usaha yang bergerak di bidang penyediaan pangan yang bergizi. Usaha pabrik tempe ini pertama kali didirikan di kota Medan yang berlokasi di Jl. Kenanga Raya Psr. 6 Gg. Bahagia No. 5 Tanjung Sari Medan. Pabrik tempe tersebut resmi beroperasi pada 1988. Pada saat itu, usaha pabrik tempe menyewa rumah yang sederhana dengan membayar 50 ribu per tahunnya. Jumlah karyawan juga masih sedikit. Peralatan/perlengkapan yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses pengolahan dan penyimpanan juga masih sederhana.
peralatan, perlengkapan maupun gaji karyawan merupakan modal pribadi (private financial).
Latar belakang pendirian usaha pabrik tempe tersebut adalah Bapak H.M. Yasin adalah seorang pensiunan dari PTP 9 yang dulunya di tembakau deli. Sadar akan kebutuhan yang semakin meningkat, Bapak H.M. Yasin menyadari bahwa setelah pensiun akan memulai usaha tetapi belum memutuskan usaha apa yang akan dipilih. Tiba waktu pada hari lebaran, keponakan Bapak H.M. Yasin datang berkunjung. Dan ia memberikan saran untuk mencoba membuka usaha memproduksi tempe. Karena keponakan Bapak H.M. Yasin telah berhasil di bidang tersebut. Dari sinilah muncul ide Bapak H.M. Yasin untuk mencoba memulai usaha memproduksi tempe. Usaha pabrik tempe semakin berkembang, dibuktikan dengan banyaknya pelanggan yang loyal di kota Medan.
Pelaksanaan pembangunan usaha pabrik tempe H.M Yasin adalah pada tahun 1988. Usaha pabrik tempe ini di Jl. Kenanga Raya Psr. 6 Gg. Bahagia No.5 Tanjung Sari Medan. Penentuan lokasi ini dilakukan karena lokasi ini strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen karena terletak tidak jauh dari tepi jalan yang senantiasa ramai dilalui kendaraan.
5 Visi, Misi dan Tujuan Pabrik Tempe H.M Yasin 5.1Visi
Menjadi salah satu Usaha pabrik tempe yang terkenal di kota medan. 5.2Misi
5.2.2 Memberikan pelayanan yang baik kepada setiap konsumen melalui ketepatan pelayanan dan sikap karyawan yang sopan dan ramah.
5.2.3 Mengupayakan penyediaan produk tempe berkualitas tinggi dengan cita rasa yang khas.
5.2.4 Meningkatkan keterampilan dan disiplin waktu para karyawan dalam menjalankan tugasnya,
5.2.5 Menjalankan integritas atau kerja sama yang kuat di antara para karyawan dalam memenuhi kebutuhan maupun kepuasan konsumen.
5.3Tujuan usaha pabrik H.M Yasin
5.3.1 Mencari keuntungan/laba secara wajar dan berusaha meningkatkan laba yang diperoleh demi kelangsungan hidup dan serta menjaga citra atau nama baik usaha pabrik tempe H.M Yasin.
5.3.2 Memberikan kepuasan bagi para konsumen melalui pemenuhan kebutuhan pokok/utama mereka.
6. Struktur Organisasi Pabrik Tempe
lain, sehingga memberikan petunjuk tentang pemberian tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap karyawan perusahaan .
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilik
a. Merupakan pimpinan tertinggi atas segala kegiatan yang terjadi di usaha pabrik tempe.
b. Berhubungan langsung dengan notaris dalam hal pengurusan izin usaha, pendirian maupun hak kepemilikan.
c. Merekrut karyawan dan meminta laporan pertanggungjawaban dari pengelola usaha pabrik tempe.
d. Mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja yang disusun oleh pengelola usaha pabrik tempe.
Pemilik
pengelola
Karyawan bidang produksi
Karyawan bidang pengemasan
Karyawan bidang pelayanan Karyawan
2. Pengelola
a. Bertanggung jawab kepada pemilik.
b. Memimpin dan mengontrol seluruh karyawan pabrik tempe.
c. Mempersiapkan rencana kerja/strategi usaha pabrik tempe, mengorganisasikannya dan mengawasi rencana tersebut dalam operasinya.
d. Mengawasi pekerjaan, jam kerja atau absensi para bawahannya. e. Mengontrol dan mengawasi agar mutu dan kualitas produk tempe
dan pelayanan yang baik. 3. Karyawan bidang Keuangan
a. Mengelola dan mengawasi keuangan usaha pabrik tempe dengan penuh tanggung jawab.
b. Melaporkan secara teratur gambaran keuangan usaha pabrik tempe. c. Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. d. Mengatur dan mengurus gaji/ upah para karyawan.
4. Karyawan bidang Produksi
Melakukan proses pengolahan bahan baku awal dan akhir sehingga menjadi produk tempe.
5. Karyawan bidang Pengemasan
Melakukan pengemasan produk tempe secara higienis. 6. Karyawan bidang Pelayanan
D. Kegiatan Operasional 1. Karyawan
Karyawan merupakan aset yang penting bagi usaha pabrik tempe H.M Yasin, sebab hampir semua kegiatan pabrik tempe dimulai dari proses, pengemasan, dan pelayanan serta menghitung keuangan sampai dalam hal kebersihan, semuanya dikerjakan oleh para karyawan. Tentu saja, karyawan-karyawan tersebut terbagi dalam berbagai jabatan dengan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing. Oleh karena hanya karyawan yang memiliki etos kerja dan keterampilan yang tinggi dan mampu meningkatkan produktivitas usaha sehingga dapat bersaing dengan pihak lain, maka usaha pabrik tempe ini merekrut tenaga kerja yang terampil dan dapat dipercaya. Usaha pabrik tempe ini memiliki jumlah karyawan sebanyak 48 orang, yang terdiri dari
a. Bagian produksi : 18 orang
b. Bagian pengemasan : 20 orang
c. Bagian pelayanan : 8 orang
d. Bagian keuangan : 2 orang
Ada beberapa ketentuan mengenai jam kerja dan day-off para karyawan a. Masuk kerja pukul 07.00 WIB dan pulang kerja pukul 18.00 WIB. b. Setiap karyawan mendapat waktu istirahat selama 1 jam dalam
sehari.
d. Pengambilan day-off tidak diizinkan secara berkelompok dengan karyawan lainnya.
e. Karyawan boleh mengambil day-off sebanyak tiga kali dalam sebulan tetapi tidak pada hari Minggu dan hari libur nasional.
2 Waktu
Usaha atau kegiatan usaha pabrik tempe ini berjalan setiap hari termasuk Hari Minggu. Usaha pabrik tempe ini buka pagi hari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Usaha pabrik tempe ini tutup pada hari-hari tertentu, seperti Tahun Baru, Hari-hari Besar Keagamaan dan hari lain sesuai kebijakan pemilik.
3 Produk tempe
Produk tempe yang disajikan usaha pabrik ini beraneka ragam dengan berbagai macam ukuran. Mulai harga Rp 700 sampai dengan Rp 5000.
4. Pelayanan
Usaha pabrik tempe H.M Yasin ini menyediakan pelayanan pengantaran pesanan ke tempat tujuan konsumen dalam wilayah kota Medan (Delivery Service),
Adapun pelayanan yang biasa diberikan adalah sebagai berikut:
a. Menyambut setiap pelanggan yang datang dengan senyum, ramah dan sopan agar pelanggan merasa senang dan dihargai.
c. mempersilahkan pelanggan untuk duduk. d. Menanyakan pesanan pelanggan.
e. Mencatat pesanan pelanggan.
f. Mengulang kembali pesanan pelanggan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemesanan.
g. Menyajikan pesanan pelanggan dengan cepat.
h. Menunjukkan pembayaran kepada pelanggan dan mengucapkan terimakasih setelah selesai transaksi.
i. Mengantarkan pelanggan yang hendak meninggalkan usaha pabrik ini dengan mengucapkan kembali terimakasih atas kedatangannya dan mengharapkan kedatangannya di lain kesempatan.
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, jumlah pernyataan berupa 11 butir pernyataan untuk variabel X dan 4 butir pernyataan untuk variabel Y, jumlah seluruh pernyataan adalah 15 butir.
Kuesioner yang disebarkan kepada responden berupa pernyataan-pernyataan mengenai harga (X1), kualitas (X2), pelayanan (X2), psikologis (X4) dan minat beli (Y). Responden dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yaitu pembeli langsung yang telah membeli pada Pabrik Tempe H.M Yasin tersebut.
seminggu. Konsumen yang dijadikan responden dalam penelitian ini berjumlah 71 orang dengan karakteristik sebagai berikut:
4.2.1.1 Karakteristik Responden
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
Laki-laki 37 52,11 %
Perempuan 34 47,88 %
Total 71 100 %
Sumber : Data primer dengan pengolahan (Juni, 2011)
Hasil pengolahan data pada Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 37 orang, dengan persentase sebesar 52,11. Hal ini menunjukkan umumnya lelaki cenderung memiliki kebiasaan membeli produk tempe untuk dikonsumsi karena lebih praktis.
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Persentase
20-30 tahun 35 49,29 %
31-50 tahun 33 46,47 %
> 50 tahun 3 4,22 %
Total 71 100 %
Sumber : Data primer dengan pengolahan (Juni, 2011)
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Responden Persentase
Mahasiswa 4 7,2 %
Hasil pengolahan data pada Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa responden yang terpilih dalam penelitian memiliki pekerjaan yang beragam. Responden yang paling banyak adalah memiliki pekerjaan lain - lain, yaitu sebanyak 37 orang, dengan persentase 42,10. Yaitu pekerjaan masing-masing terdiri dari buruh, sales, penarik becak, dan satpam.
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Per Minggu
Frekuensi Kunjungan Jumlah Responden Persentase
2-3 kali 59 83,09 %
4-5 kali 10 14,08 %
> 5 kali 2 2,81 %
Total 71 100 %
Sumber: Data Primer dengan pengolahan (Juni, 2011)
a. Distribusi Jawaban Responden 1) Variabel Harga sebagai X1
Tabel 4.5
Pendapat Responden terhadap Variabel Harga Tanggapan Sumber : Data primer diolah dengan SPSS 16.00 for Windows (Juni, 2011)
Hasil pengolahan data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa :
a). Pertanyaan 1 dari variabel harga, 14,1% menyatakan tidak setuju bahwa harga produk tempe di Pabrik tempe H.M Yasin terjangkau, 15,5% menyatakan setuju, dan 70,4% menyatakan sangat setuju.
b). Pertanyaan 2 dari variabel harga, 8,5% menyatakan tidak setuju bahwa harga produk tempe di Pabrik tempe H.M Yasin sesuai dengan kualitasnya, 11,3% menyatakan setuju, dan 80,3 % menyatakan sangat setuju.
2) Variabel Kualitas sebagai X2
Tabel 4.6
Pendapat Responden terhadap Variabel Kualitas Tanggapan Sumber : Data primer diolah dengan SPSS 16.00 for Windows (Juni, 2011)
Hasil pengolahan data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa :
a). Pertanyaan 1 dari variabel kualitas, 8,5% menyatakan tidak setuju bahwa produk tempe di Pabrik tempe H.M Yasin rasanya enak, 5,6% menyatakan setuju dan 85,9% menyatakan sangat setuju.
b). Pertanyaan 2 dari variabel kualitas, 8,5% menyatakan tidak setuju bahwa produk tempe di Pabrik tempe H.M Yasin terbuat dari kacang kedelai yang berkualitas, 38,0% menyatakan setuju dan 53,5% menyatakan sangat setuju.
c). Pertanyaan 3 dari variabel kualitas, 21,1% menyatakan tidak setuju bahwa produk tempe di Pabrik tempe H.M Yasin dikemas secara higienis, 26,8% menyatakan setuju 52,1 %, menyatakan sangat setuju. 3) Variabel Pelayanan sebagai X3
Tabel 4.7
Pendapat Responden terhadap Variabel Pelayanan Tanggapan Sumber : Data primer diolah dengan SPSS 16.00 for Windows (Juni, 2011)
Hasil pengolahan data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa :
a). Pertanyaan 1 dari variabel pelayanan, 8,5 % menyatakan tidak setuju bahwa tempat Pabrik tempe H.M Yasin strategis, 14,1 % menyatakan setuju dan 77,5 % menyatakan sangat setuju.
langsung, 32,4% menyatakan setuju, dan 52,1% menyatakan sangat setuju.
c). Pertanyaan 3 dari variabel pelayanan, 11,3% menyatakan tidak setuju bahwa karyawan di Pabrik tempe H.M Yasin bersikap ramah, 38,0% menyatakan setuju, 50,7 % menyatakan sangat setuju.
4) Variabel Psikologis sebagai X4 Tabel 4.8
Pendapat Responden terhadap Variabel Psikologis Tanggapan Sumber : Data primer diolah dengan SPSS 16.00 for Windows (Juni, 2011)
Hasil pengolahan data pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa :
a). Pertanyaan 1 dari variabel psikologis, 8,5% menyatakan tidak setuju bahwa di Pabrik tempe H.M Yasin dikenal banyak orang, 18,3% menyatakan setuju, 73,2 % menyatakan sangat setuju.
b). Pertanyaan 2 dari variabel psikologis, 4,2% menyatakan tidak setuju bahwa di Pabrik tempe H.M Yasin melayani permintaan pelanggan dengan baik, 29,6% menyatakan setuju dan 66,2% menyatakan sangat setuju.
5) Variabel Minat Beli sebagai Y Tabel 4.9
Pendapat Responden terhadap Variabel Minat Beli Tanggapan Sumber : Data primer diolah dengan SPSS 16.00 for Windows (Juni, 2011)
Hasil pengolahan data pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa :
a). Pertanyaan 1 dari variabel minat beli, 4,2% menyatakan tidak setuju bahwa pelanggan berminat membeli di Pabrik tempe H.M Yasin karena sudah terbiasa 25,4% menyatakan tidak setuju dan 70,4 % menyatakan sangat setuju.
b). Pertanyaan 2 dari variabel minat beli, 4,2% menyatakan tidak setuju bahwa pelanggan membeli di Pabrik tempe H.M Yasin karena harganya relatif murah dibandingkan dengan produk lainnya yang mengandung protein, 21,1% menyatakan setuju, 74,6% menyatakan sangat setuju.
c). Pertanyaan 3 dari variabel minat beli, 4,2% menyatakan sangat tidak bahwa pelanggan membeli di Pabrik tempe H.M Yasin karena produk tempe mengandung gizi yang baik, 9,9 % menyatakan setuju, 85,9% menyatakan sangat setuju.
karena promosi dari mulut ke mulut, 26,8 % menyatakan setuju, 69,0% menyatakan tidak setuju.
4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16.00 for windows.
4.2.2.1 Uji Validitas
Adapun syarat instrumen dapat dinyatakan valid menurut Sugiyono (2005 ; 115) yaitu :
a. Korelasi tiap faktor positif b. Nilai r hitung ≥ 0,361
Instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik jika telah memenuhi syarat di atas. Butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan, dan apabila semua butir pernyataan telah dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk dijadikan kuesioner penelitian.
Tabel 4.10
Hasil pengujian validitas terlihat pada tabel 4.10, seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar atau sama dengan 0,361.
4.2.2.2 Uji Reliabilitas
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,8. Hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat