• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Merokok di SMA Negeri 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Merokok di SMA Negeri 1 Medan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Merokok

di SMA Negeri 1 Medan

Oleh :

HALIDA RAHMAH NASUTION

080100227

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Merokok

di SMA Negeri 1 Medan

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

HALIDA RAHMAH NASUTION

080100227

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Latar Belakang. Rokok adalah penyebab kematian di dunia dan jumlah kematian mencapai 500 juta orang per tahun dan hasil olahan tembakau yang mengandung lebih kurang 4000 elemen-elemen dimana 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Anak Sekolah Menengah Atas merupakan individu yang digolongkan remaja yang berada dalam proses perkembangan dan terkadang suka mencoba sesuatu, misalnya merokok.

Objektif. Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja tentang merokok di SMA Negeri 1 Medan.

Metode. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pendekatan sekat-lintang dan pengambilan sampel dengan menggunakan kuesioner dan teknik acak sederhana.

Hasil. Dari jumlah sampel 300 orang, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap rokok berada pada kategori baik yaitu 55%, kategori sedang 34% dan kategori kurang sebanyak 11%. Hasil uji sikap responden terhadap rokok berada pada kategori baik yaitu sebanyak 88%, kategori sedang sebanyak 10%, dan kategori kurang sebanyak 2%.

Kesimpulan. Pengetahuan dan sikap responden terhadap merokok pada kategori baik.

(4)

ABSTRACT

Background. Smoking is the cause of death worldwide and the number of deaths reached 500 million people per year and processed tobacco containing approximately 4000 elements in which 200 of them are harmful to health. Children's School is an individual who is classified adolescents who are in the process of development and sometimes likes to try something, such as smoking.

Objective. To know the knowledge and attitudes of teenagers about smoking in SMA Negeri 1 Medan.

Method. The design of this study is descriptive, cross-sectional and sampling by questionnaire and simple random techniques.

Results. Of the total sample of 300 people, the results obtained showed that the level of knowledge of respondents on cigarettes were at a good which is 55%, 34% were moderate and bad as much as 11%. The attitude of respondents towards test results were in good was 88%,moderate was as much as 10%, and bad in the amount of 2%.

Conclusion. Knowledge and attitude respondents of smoking were good category.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul ” Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Merokok di SMA Negeri 1 Medan”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr.Rita Evalina Rusli, SpA(K), selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. dr. Dadik Wahyu Wijaya, SpAn dan dr.Muhammad Ali, SpA(K) selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang bermanfaat bagi penulis. 4. Kepala Sekolah dan seluruh jajaran SMA Negeri 1 Medan yang telah memberikan izin dan banyak bantuan kepada penulis dalam melakukan proses pengumpulan data di lokasi penelitian.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Abdul Haris Nasution, SH, M.Kn dan Hj. Nelli Sari Alam Lubis yang telah membesarkan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

(6)

7. Rekan-rekan seperjuangan dan sahabat di FK USU, Rizka Farahin Assania, Inayah Natasya, Nursunaniati Harahap, M. Ikhsan dan teman-teman angkatan 2008 lainnya yang setia menolong dan bertukar pendapat selama penulisan penelitian ini. Serta terima kasih juga kepada teman-teman satu bimbingan, Labora dan M. Aldi Rivai Ginting atas kerjasamanya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, Desember 2011 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ...……….... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ………... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 2

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 4

2.1. Rokok ... 4

2.1.1 Dampak Tembakau pada Kesehatan ... ... 6

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok ... 9

2.1.3 Tahap-tahap Merokok ... 9

2.1.4 Tipe perokok... 10

2.1.5 Alasan-alasan merokok... 10

2.2. Remaja ... 11

2.2.1 Masalah-masalah Remaja... 14

2.3. Sikap ... 14

2.4. Pengetahuan ... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 17

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 17

(8)

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian ... 18

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 19

4.5. Uji Validitas dan Reabilitas ... 19

4.5. Metode Analisis Data... 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 23

5.2. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23

5.3. Deskripsi Karakteristik Responden ... 23

5.4.Analisa Data ... 24

5.5 Pembahasan ... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 31

6.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner 21 Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin dan Usia 24

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel

Pengetahuan 25

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan 26 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel

Sikap 27

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2: Informed Consent Kuesioner Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4: Surat Izin Penelitian

Lampiran 5: Surat Keterangan Penelitian Lampiran 6: Ethical Clearence

(11)

ABSTRAK

Latar Belakang. Rokok adalah penyebab kematian di dunia dan jumlah kematian mencapai 500 juta orang per tahun dan hasil olahan tembakau yang mengandung lebih kurang 4000 elemen-elemen dimana 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Anak Sekolah Menengah Atas merupakan individu yang digolongkan remaja yang berada dalam proses perkembangan dan terkadang suka mencoba sesuatu, misalnya merokok.

Objektif. Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja tentang merokok di SMA Negeri 1 Medan.

Metode. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pendekatan sekat-lintang dan pengambilan sampel dengan menggunakan kuesioner dan teknik acak sederhana.

Hasil. Dari jumlah sampel 300 orang, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap rokok berada pada kategori baik yaitu 55%, kategori sedang 34% dan kategori kurang sebanyak 11%. Hasil uji sikap responden terhadap rokok berada pada kategori baik yaitu sebanyak 88%, kategori sedang sebanyak 10%, dan kategori kurang sebanyak 2%.

Kesimpulan. Pengetahuan dan sikap responden terhadap merokok pada kategori baik.

(12)

ABSTRACT

Background. Smoking is the cause of death worldwide and the number of deaths reached 500 million people per year and processed tobacco containing approximately 4000 elements in which 200 of them are harmful to health. Children's School is an individual who is classified adolescents who are in the process of development and sometimes likes to try something, such as smoking.

Objective. To know the knowledge and attitudes of teenagers about smoking in SMA Negeri 1 Medan.

Method. The design of this study is descriptive, cross-sectional and sampling by questionnaire and simple random techniques.

Results. Of the total sample of 300 people, the results obtained showed that the level of knowledge of respondents on cigarettes were at a good which is 55%, 34% were moderate and bad as much as 11%. The attitude of respondents towards test results were in good was 88%,moderate was as much as 10%, and bad in the amount of 2%.

Conclusion. Knowledge and attitude respondents of smoking were good category.

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat mengakibatkan beberapa penyakit antara lain penyakit kardiovaskular, penyakit serebrovaskuler, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, impotensi, berbagai jenis kanker, dan gangguan lainnya (Alfi Satiti, 2009). Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh komsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada keguguran, premature delivery, low birth weight, sudden infant death dan penyakit-penyakit pada anak-anak, seperti

attention hyperactivity deficit disorders (Gondodiputro, 2007).

Secara sosial, kebiasaan merokok tidak hanya membahayakan kesehatan si perokok aktif saja, melainkan juga mengancam kesehatan para perokok pasif, yaitu orang-orang yang berada di sekitar perokok aktif sehingga turut menghirup berbagai senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok. Berdasarkan hasil penelitian medis, tingkat risiko yang harus di derita oleh perokok pasif, jauh lebih besar dibandingkan risiko yang akan diderita oleh perokok aktif (Alfi Satiti, 2009).

Selama 2001, terjadi peningkatan prevalensi merokok pada semua kelompok umur, kecuali pada laki-laki usia lebih dari 65 tahun. Pada tahun 2001 terjadi pada kelompok umur 15-19 tahun 24,2% , kelompok umur 20-24 tahun 60,1% ,dan kelompok umur 29 tahun 69,9. Prevalensi merokok pada usia 25-29 tahun sampai dengan 50-54 tahun bahkan melebihi 70% dengan prevalensi tertinggi terdapat pada laki-laki umur 45-49 tahun sebesar 74,3 % pada tahun 2001 (Departemen Kesehatan RI, Maret 2004).

(14)

dibiarkan akan sangat berpengaruh bagi kondisi fisiknya dan selanjutnya akan menghambat prestasinya di sekolah (Zaki Afif, 2009).

Pada tahun 2007, prevalensi merokok remaja umur 15-19 tahun adalah 18,8%. Pada laki-laki 37,3% dan remaja perempuan 1,6%. (Riskesdas 2007). Dalam Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2006, prevalensi merokok pada pelajar yang digunakan sebagai angka nasional adalah sebesar 12,6% (laki-laki 24,5%; perempuan 2,3%). Di antara pelajar yang merokok, sebesar 3,2 % telah kecanduan dengan indikator hal pertama yang diinginkan pada pagi hari adalah rokok. GYTS nasional Indonesia 2006 juga memperlihatkan bahwa lebih dari 14,4% pelajar menyatakan pernah mendapat tawaran rokok “gratis” dari industri rokok, yaitu 21,6% laki-laki dan 7,4% perempuan.

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Remaja seringkali mengalami masalah salah satunya adalah merokok. Merokok merupakan suatu pandangan yang sangat tidak asing. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004).

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi perumusan masalah adalah bagaimana pengetahuan dan sikap remaja tentang merokok.

1.3Tujuan Penelitian

(15)

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat untuk : a. Siswa/Siswi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa/siswi mengenai bahaya dari merokok.

b. Pihak Sekolah

Mengadakan penyuluhan atau memberikan informasi tentang bahaya dari merokok.

c. Mahasiswa

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis.

d. Peneliti

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (PP No.19, 2003).

Menurut Gondodiputro tahun 2007 tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen – elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan – bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Zat – zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain

1. Karbon Monoksida (CO)

Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang/ karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3% - 6%, dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. seorang yang merokok hanya akan menghisap sepertiga bagian saja, yaitu arus tengah, sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar.

2. Nikotin

Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0.5 – 3 nanogram, dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40 – 50 nanogram nikotin setiap 1 mlnya. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik.

3. Tar

(17)

Kadar tar dalam tembakau antara 0.5 – 35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru – paru. 4. Kadmium

Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal. 5. Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

6. Asam Sianida (HCN)

Asam sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan. 7. Nitrous Oxide (NO)

Nitros Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan rasa sakit. Nitrous Oxide ini pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius saat melakukan operasi oleh dokter. 8. Formaldehid

Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. das ini juga sangat beracun terhadap semua organisme hidup.

9. Fenol

Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang.Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangi aktivitas enzim.

10. Asetol

Asetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan alkohol. 11. Asam Sulfida (H2S)

(18)

12. Piridin

Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. 13. Metil Klorida

Metil Klorida adalah campuran dari zat – zat bervalensi satu dengan hidrokarbon sebagai unsur utama. zat ini adalah senyawa organik yang beracun.

14. Metanol

Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.

15. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)

Senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki cincin dideskripsikan sebagai Fused Ring System atau PAH. Beberapa PAH yang terdapat dalam asap tembakau antara lain Benzo (a) Pyrene, Dibenz (a,h) anthracene, dan Benz(a)anthracene. Senyawa ini merupakan senyawa reaktif yang cenderung membentuk epoksida yang metabolitnya bersifat genotoksik. Senyawa tersebut merupakan penyebab tumor.

16. N- nitrosamina

N-nitrosamina dibentuk oleh nirtrasasi amina. Asap tembakau mengandung 2 jenis utama nitrosamina, yaitu Volatile nitrosamina (VNA) dan Tobacco N-nitrosamina. Hampir semua Volatile N-nitrosamina ditahan oleh sistem pernafasan pada inhalasi asap tembakau. Jenis adap tembakau VNA diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial.

2.1.1 Dampak Tembakau Pada Kesehatan

Menurut Gondodiputro tahun 2007 (WHO, 2002) ada beberapa penyakit yang disebabkan rokok, yaitu :

1. Penyakit Kardiovaskuler

(19)

dengan menambah risiko terkena jantung koroner. Proses penyempitan arteri koroner yang mendarahi otot jantung menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai darah. Bila melakukan aktifitas fisik atau stress, kekurangan aliran darah meningkat sehingga menimbulkan sakit dada.

Penyempitan yang berat atau penyumbatan dari satu atau lebih arteri koroner berakhir dengan kematian jaringan/komplikasi dari infark miokard termasuk irama jantung tidak teratur dan jantung berhenti mendadak. Iskemia yang berat dapat menyebabkan otot jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa sehingga terjadi pengumpulan cairan di jaringan tepi maupun penimbunan cairan di paru – paru. Orang yang merokok lebih dari dua puluh batang tembakau per hari memiliki risiko enam kali lebih besar terkena infark miokard dibandingkan dengan bukan perokok. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama dari kematian di negara – negara industri dan berkembang, yaitu sekitar 30% dari semua penyakit jantung berkaitan dengan mengonsumsi tembakau.

2. Efek Tembakau Terhadap Susunan Saraf Pusat

Studi tentang hubungan tembakau dan daya ingat juga dilakukan baru – baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari Neuropsychiatric Institute University of California menemukan bahwa jumlah dan tingkat kepadatan sel yang digunakan

untuk berpikir pada orang yang merokok jauh lebih rendah daripada orang yang tidak merokok.

Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan gemetar pada tangan dan kenaikan berbagai hormon dan rangsangan dari sumsum tulang yang menyebabkan mual dan muntah. Di lain tempat nikotin juga menyebabkan rasa nikmat sehingga perokok merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sedangkan efek lain menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi.Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya rangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor.

3. Tukak Lambung dan Tukak Usus Dua belas Jari

(20)

meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus dua belas jari. Perokok menderita gangguan dua kali lebih tinggi dari bukan perokok. 4. Efek Terhadap Bayi

Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. Jika kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya tahan bayi menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru – paru maupun bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap infeksi lain meningkat 30%. Hal ini terbukti bahwa orangtua yang merokok dapat mengakibatkan keterbelakangan mental pada anaknya.

5. Impotensi

Pada laki – laki berusia 30 – 40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh.

6. Kanker

Asap tembakau bertangggung jawab terhadap lebih dari 85% kanker paru – paru dan berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas, mulut, saluran kencing, ginjal, ureter, kandung kemih, dan usus. Tipe kanker yang umumnya terjadi pada petembakau adalah kanker kandung kemih, kanker esofagus, kanker pada ginjal, kanker pada pankreas, kanker serviks, kanker payudara, dan lain-lain. Mekanisme kanker yang disebabkan tembakau yaitu merokok menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas.

7. Penyakit Paru-Paru

(21)

berjalan selama dua tahun, dinyatakan mengidap bronchitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur empat puluh tahun.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok

Banyak hal yang dapat menjadi resiko timbulnya perilaku merokok pada remaja, Subanada dalam (Soetjiningsih, 2004) mengungkapkan bahwa faktor resiko munculnya perilaku merokok pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:

a. Faktor psikologis atau kepribadian yang terdiri dari faktor psikososial yang meliputi stress, rasa ingin tau, rasa bosan, ingin terlihat gagah, rendah diri dan perilaku yang menunjukan pemberontakan menjadi hal yang mengkontribusi remaja untuk mulai merokok. Selain itu, secara psikologis perilaku merokok pada remaja diasosiasikan juga dengan gangguan psikiatrik.

b. Faktor biologis, meliputi fungsi kognisi, etnik, genetik dan jenis kelamin.

c. Faktor lingkungan yakni orang tua, saudara kandung, teman sebaya dan reklame atau iklan menampilkan sang idola remaja.

d. Faktor regulatori yakni adanya pajak atau bea cukai yang tinggi terhadap rokok dengan maksud untuk menurunkan daya beli masyarakat terhadap rokok, dan pembatasan fasilitas atau lokasi untuk merokok.

2.1.3 Tahap-tahap Merokok

Laventhal dan Clearly (Komalasari dan Helmi, 2000) mengungkapkan empat tahap dalam perilaku merokok, yaitu :

a. Tahap Preparatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan, sehingga menimbulkan niat untuk merokok.

b. Tahap Initiation

Tahap perintisan merokok, yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.

(22)

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

e. Tahap Maintaining Of Smoking

Pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek yang menyenangkan.

2.1.4 Tipe perokok

Tipe perokok ada dua jenis yaitu perokok aktif (active smooker ) dan perokok pasif (pasive smooker ) (Dariyo,2004).

1. Perokok aktif ialah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya sehingga rasnya tidak enak kalau sehari tidak merokok. Oleh karena itu, ia akan berupaya untuk mendapatkannya.

2. Perokok pasif yaitu individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap rokok yang dihembuskan orang lain yang kebetulan di dekatnya. Dalam keseharian, mereka tidak berminat dan tidak mempunyai kebiasaan merokok.

Aktif merokok merupakan faktor risiko utama untuk pengembangan Pulmonary Tuberculosis (PTB) dan memiliki penyakit serius. Paparan

environmental tobacco smoke (ETS) di kalangan non-perokok juga berhubungan

dengan tingkat keparahan penyakit, meskipun hubungan kausal untuk mengembangkan PTB itu tidak signifikan (Ritesh Agarwal, MD*, Ashutosh N. Aggarwal, MD and Surinder Jindal, MD, 2006).

Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru – paru dan jantung koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit,yaitu angina, asma, alergi, dan gangguan pada wanita hamil.

2.1.5 Alasan-alasan merokok

(23)

a. Pengaruh positif yakni individu mau merokok karena merokok memberi manfaat positif bagi dirinya. Ia menjadi senang, tenang, dan nyaman karena memperoleh kenikmatan dengan merokok.

b. Pengaruh negatif yaitu merokok dapat meredakan emosi-emosi negatif yang dihadapi dalam hidupnya.

c. Habitual (ketergantungan fisiologis) ialah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan. Secara fisik, individu merasa ketagihan untuk merokok dan ia tidak dapat menghindar atau menolak permintaan yang berasal dari dalam diri (internal).

d. Ketergantungan psikologis yaitu kondisi ketika individu selalu merasakan, memikirkan, dan memutuskan untuk merokok terus-menerus.

2.2 Remaja

Remaja adalah aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle adolescence (14-16 tahun) dan remaja akhir/late adolescence (17-20 tahun)

(Behrman, Kliegman & Jenson, 2007).

WHO (dalam Sarwono, 2002) mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun, yang secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut :

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual

b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

(24)

Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya menurut Hurlock (1994) dalam Iskandarsyah (2006), yaitu :

a. Masa remaja adalah periode yang penting

Pada periode ini memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.

b. Masa remaja adalah masa peralihan

Pada periode ini seorang anak dituntut untuk meninggalkan sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan.

c. Masa remaja adalah periode perubahan

Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, peningkatan emosionalitas, perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.

d. Masa remaja adalah usia bermasalah

(25)

menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga menimbulkan kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri

Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain. f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan

Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau pun guru untuk memecahkan masalahnya.

g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis

Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspiriasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga, teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.

h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa

(26)

2.2.1 Masalah-masalah Remaja

Timbulnya masalah pada remaja disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat kompleks. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut (Gunarsa SD, 1989) :

1. Adanya perubahan-perubahan biologis dan psikologis yang sangat pesat pada masa remaja yang akan memberikan dorongan tertentu yang sangat kompleks. 2. Orangtua dan pendidik kurang siap untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu karena ketidaktahuannya.

3. Perbaikan gizi yang menyebabkan menars menjadi lebih dini. Kejadian kawin muda masih banyak terutama di pedesaan. Sebaliknya, di perkotaan kesempatan untuk bersekolah dan bekerja menjadi lebih terbuka bagi wanita sehingga usia kawin bertambah. Kesenjangan antara menars dan usia kawin yang makin panjang dan disertai pergaulan yang makin bebas tidak jarang menimbulkan masalah. 4. Membaiknya sarana komunikasi dan transportasi akibat kemajuan teknologi sehingga sulit melakukan seleksi terhadap informasi dari luar.

5. Pembangunan ke arah industrialisasi disertai pertambahan penduduk yang menyebabkan peningkatan urbanisasi, berkurangnya sumber daya alam dan terjadi perubahan tata nilai. Ketimpangan sosial dan individualisme sering memicu terjadinya konflik perorangan maupun kelompok. Lapangan kerja yang kurang memadai dapat memberikan dampak yang kurang baik sehingga remaja menderita frustrasi dan depresi yang menyebabkan mereka mengambil jalan pintas dengan melakukan tindakan negatif.

6. Kurangnya pemanfaatan penggunaan sarana untuk menyalurkan gejolak remaja. Perlu adanya penyaluran sebagai substitusi yang positif ke arah pengembangan keterampilan yang mengandung unsur kecepatan dan kekuatan misalnya olahraga.

2.3 Sikap

(27)

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespons (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. Ini merupakan indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Ini merupakan indikasi sikap yang paling tinggi.

2.4 Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra perasa dan indra peraba. Pengetahuan seseorang individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang sesuatu dilingkungannya.

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension) adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

(28)

e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2 Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tentang responden rokok. 2. Sikap adalah reaksi atau respons seseorang tentang rokok.

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner mengetahui sikap dan pengetahuan siswa-siswi tentang kebiasaan merokok. Kuesioner tersebut diajukan 15 pertanyaan sikap dan 6 pertanyaan pengetahuan.

Setelah seluruh kuesioner dinilai, maka tingkat pengetahuan dikelompokkan berdasarkan kategori berikut :

(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan. Dan penelitian ini didesain dengan desain cross-sectional (potong lintang), dimana tiap subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 di SMA Negeri 1 Medan.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid di SMA Negeri 1 Medan.

4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara simple random. Populasi yang jumlahnya 1386 diambil secara acak agar setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus Taro Yamame yang dikutip dari Notoatmodjo tahun 2002 :

Rumus :

Keterangan :

d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan = 0,05

Z = Standar deviasi normal = 1,95

(31)

q = 1,0 - p

N = besar populasi = 1386 n = besar sampel

Maka :

Jumlah sampel yang akurat di peroleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 300 orang.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling (acak sederhana).

4.4 Metode Pengumpulan Data

4.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan metode angket.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari catatan kantor tata usaha SMA Negeri 1 Medan tahun 2011.

4.5 Uji Validitas dan Reabilitas

(32)

Package for Social Science (SPSS), pengambilan keputusan jika r hasil > r tabel,

maka butir atau variabel tersebut valid, sebaliknya jika r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

(33)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

4.6 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian diolah yang meliputi:

1. Editing dilakukan untuk meneliti kembali setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi. Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dankonsistensi dari setiap jawaban.

2. Coding, setiap data diteliti, selanjutnya adalah memberikan kode pada

jawaban ditepi kanan lembar pertanyaan. Pengisian berdasarkan jawaban responden.

3. Scoring, setelah dilakukan pengkodean kemudian pemberian nilai sesuai

dengan skor yang ditentukan.

(34)

4. Tabulasi data adalah kelanjutan dari pengkodean pada proses pengolahan data. Hal ini dilakukan agar lebih mudah penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi.

5. Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan deskriptif.

Setelah data yang terkumpul selesai diolah, kemudian dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan Program SPSS for windows 17.0 (Statistical Products and Service Solutions).

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen angket yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian ini.

(35)

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Medan yang berlokasi di tengah kota, yaitu di Jalan T. Cik Ditiro No. 1 Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Sekolah ini dekat dengan pertokoan dan pusat perbelanjaan. SMA Negeri 1 Medan memiliki berbagai ruang kelas, ruang kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang laboratorium, aula, ruang UKS, perpustakaan, kantin, kamar mandi, mushola dan lapangan olahraga, seperti basket, futsal, voli, dan bulu tangkis. Sekolah ini juga mempunya1 11 kelas untuk kelas X, 10 kelas untuk kelas XI IPA, 2 kelas untuk kelas internasional, 11 kelas untuk kelas XI IPA dan 3 kelas untuk kelas XI dan XII IPS.

5.3. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas X, XI dan XII SMAN 1 Medan yaitu sebanyak 300 orang. Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristik meliputi : jenis kelamin dan umur. Pada penelitian ini jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak dibatasi. Karena dalam penelitian ini peneliti hanya ingin melihat pengetahuan dan sikap dari responden terhadap perokok, peneliti tidak membandingkan pengetahuan dan sikap terhadap rokok bedasarkan jenis kelamin dan usia.

(36)

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Frekuensi (f) % Jenis Kelamin

Laki-laki 195 65

Perempuan 105 35

Total 300 100

Usia

14 tahun 23 7,7

15 tahun 67 22,3

16 tahun 100 33,3

17 tahun 83 27,7

18 tahun 27 9

Total 300 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbanyak, yaitu responden dengan jenis kelamin laki-laki (65%) dan reponden perempuan (35%). Responden yang terbanyak adalah usia 16 tahun (33,3%) dan yang tersedikit adalah usia 14 tahun (23%).

5.4. Hasil Analisa Data

5.4.1. Pengetahuan siswa/siswi tentang merokok

(37)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan pada kuku dan gigi

111 37 114 38 75 25

4. Penyakit yang disebabkan oleh rokok

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak di jawab dengan benar, yaitu pertanyaan pada nomor 4,5,6,dan 2 yaitu sebesar 72%, 61%, 60% dan 59%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak di jawab salah adalah pertanyaan pada nomor 1 dan 3 yaitu sebesar 38% dan 37% dan pertanyaan yang paling banyak di jawab tidak tahu adalah pertanyaan nomor 3 dan 2 adalah sebesar 25% dan 20%.

(38)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan Frekuensi %

Baik 165 55

Sedang 102 34

Kurang 33 11

Total 300 100

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori buruk memiliki persentase paling kecil, yaitu 11%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang sebanyak 34% dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebesar 55%.

5.4.2. Sikap siswa/siswi tentang merokok

(39)

5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap

No. Pertanyaan

Jawaban Responden

Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

F % f % f %

1. Ketika mencium asap rokok Anda akan menutup mulut.

229 76,3 59 19,7 12 4

2. Bila seorang perokok, Anda tidak akan menawarkan rokok kepada orang lain atau teman.

189 63 61 20,3 50 16,7

3. Akan ikut serta dalam menyukseskan program hari tanpa tembakau.

221 73,7 5 1,6 74 24,7

4. Anda tidak akan bergaul dengan teman Anda bila teman Anda adalah seorang perokok.

230 76,7 62 20,6 8 2,7

5. Merokok dapat menghilangkan stress.

197 65,7 49 16,3 54 18

6. Merokok tidak menunjukkan anak gaul

200 66,7 53 17,6 47 15,7

7. Merokok hanya bisa menghabiskan uang saja

169 56,3 119 39,7 12 4

8. Merasa tidak nyaman berada di samping orang yang merokok

245 81,7 49 16,3 6 2

9. Asap rokok dapat menimbulkan penyakit buat orang di sekitar Anda

242 80,7 40 13,3 18 6

10. Peraturan tidak boleh merokok di sekolah

253 84,3 47 15,7 0 0

11. Peraturan tidak boleh merokok dengan menggunakan seragam sekolah

268 89,3 18 6 14 4,7

12. Rutin diadakan razia merokok di sekolah

272 90,7 28 9,3 0 0

13. Rokok tidak di jual di sekitar sekolah

217 72,3 65 21,7 18 6

14. Iklan merokok sangat menarik sehingga dapat mempengaruhi untuk mencoba merokok

135 45 153 51 12 4

15. Kalimat pada tabel peringatan yang terdapat dalam rokok : rokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, impotensi dan gangguan kehamilan

(40)

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak di jawab dengan setuju, yaitu pertanyaan pada nomor 12, yaitu sebesar 90,7 %. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak di jawab tidak setuju adalah pertanyaan nomor 7, yaitu sebesar 39,7% dan pertanyaan yang paling banyak di jawab tidak tahu adalah pertanyaan nomor 3, yaitu 24,7 %

Tingkat sikap dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 11-15 pertanyaan sikap dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan bersikap sedang bila menjawab 6-10 pertanyaan sikap dengan benar dan dikatakan bersikap kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 5 dari pertanyaan sikap dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat sikap siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan dapat di kategorikan pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap

Pengetahuan Frekuensi %

Baik 264 88

Sedang 30 10

Kurang 6 2

Total 300 100

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat sikap dengan kategori buruk memiliki persentase paling kecil, yaitu 2%, tingkat sikap yang dikategorikan sedang sebanyak 10% dan tingkat sikap yang dikategorikan baik sebesar 88%.

5.5. Pembahasan

5.5.1. Pengetahuan

(41)

Menurut Stephen tar, dan karbonmonoksida dimana sebanyak 177 responden (59%) telah memiliki pengetahuan yang baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Jeff Loren bahwa ditemukan sebanyak 87,6 % telah memiliki pengetahuan yang baik. Di samping itu, rokok memiliki dampak bagi kesehatan dimana dalam penelitian ini sebanyak 216 responden (72%) mengetahui penyakit yang disebabkan oleh rokok (Gondodiputro, 2007).

Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif (Protano C, Vitali M. 2011). Menurut Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 % zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 % beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya dimana sebanyak 183 responden (61%) yang menjawab dengan baik. Pada perokok pasif juga adanya peningkatkan risiko stroke pada pria dan wanita (R, Bonita, et al.). Di samping itu, sebanyak 180 (60%) responden mengetahui bahwa merokok dapat membahayakan orang di sekitar.

Secara keseluruhan diperoleh sebanyak 165 responden (55%) yang berpengetahuan baik, 102 responden (34%) yang berpengetahuan sedang, dan 33 responden (11%) yang berpengetahuan kurang. Dari hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas memiliki pengetahuan yang baik tentang rokok pada siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan. Seperti yang disampaikan oleh Wied Hary A. bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, sehingga dalam kaitannya dengan hasil yang didapati, persentase pengetahuan responden yang baik akan lebih besar bila mendapat informasi tentang rokok.

5.5.2. Sikap

(42)

Berdasakan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamka beserta Komnas Anak pada tahun 2007 memperlihatkan bahwa sebanyak 99,7 % anak melihat iklan rokok di televisi, dimana 68 % mengatakan memiliki kesan positif terhadap iklan rokok tersebut & 50 % mengatakan menjadi lebih percaya diri seperti di iklan. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian bahwa ditemukan sebanyak 153 responden (51%) menyatakan tidak setuju iklan merokok sangat menarik sehingga dapat mempengaruhi untuk mencoba merokok.

Dari hasil analisa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sikap siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan terhadap rokok berada pada kategori baik (88%). Bila dilihat dari pengetahuan responden yang sedang, maka hal ini bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2003). Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang diperoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang telah diketahuinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bila pengetahuan yang baik akan memiliki sikap yang baik juga. Tetapi dalam penelitian ini didapati hasil pengetahuan dan sikap tidak sejalan, dimana pengetahuan yang diperoleh dalam penelitian ini berada pada kategori sedang (10%) sedangkan sikap dalam penelitian ini berada pada kategori baik (88%).

(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu:

a. Pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan terhadap rokok berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 165 responden (55%) sedangkan pada kategori sedang sebanyak 102 responden (34%) dan pada kategori kurang ditemukan sebanyak 33 responden (11%).

b. Sikap siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan terhadap rokok berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 264 responden (88%), pada ketegori sedang sebanyak 30 responden (10%), dan pada kategori kurang hanya didapati sebanyak 6 responden (2%).

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dan peneliti, yaitu:

a. Masukan kepada SMA Negeri 1 Medan agar memberikan penyuluhan informasi tentang rokok kepada siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan supaya menambah pengetahuan mahasiswa akan bahaya dan dampak dari rokok. b. Masukan kepada siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan tidak mencoba untuk

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Y, dkk, 2006. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia. Department of Pulmonology & Respiratory Medicine Faculty of Medicine University of Indonesia. Jakarta.

Available from :

Afif, Zaki, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa-Siswi Kelas 1 Smu Muhammadiyah 1 Jogjakarta. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Available from :

Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Jenson, H.B., 2007. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Pennsylvania: Saunders.

Bonita R, Duncan J, Truelsen T, Jackson smoking as well as active smoking increases the risk of acute stroke. New

Zealand : Department of Medicine, Faculty of Medicine and Health Science, University of Auckland.

Dariyo, A, 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor : Ghalia Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004. Konsumsi Rokok dan Prevalensi Merokok. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat

Promosi Kesehatan.

Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat, 2001. Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi

oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.

Gondodiputro, Sharon, 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-bentuk Sediaan Tembakau. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas Padjajaran, Bandung. Available from :

(45)

Gunarsa SD, 1989. Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.

Hurlock, E.B, 1998. Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.

Iskandarsyah, Aulia, 2006. Remaja dan Permasalahannya. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Bandung.

Joewana, Satya, 2004. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif : Penyalahgunaan NAPZA/Narkoba Edisi 2. Jakarta : EGC.

Komalasari, D., Helmi, A.F., 2008. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta :

Universitas Gadjah Mada Press.

Loren, Jeff. 2009. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Rokok. Universitas

Sumatera Utara.

Medicastore, 2010. Lindungi Remaja dari Bahaya Rokok. Available from:

Mulcahy, Stephen, 2005. The Toxicology of Cigarette Smoke and Environmental Tobacco Smoke. New York : Biochemical Toxicology. Accessed from :

Notoadmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S., 2007. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rieneka Cipta.

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003. Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. Jakarta

Protano C, Vitali M. 2011. The New Danger of Thirdhand Smoke: Why Passive Smoking Does Not Stop at Secondhand Smoke. Environ Health Perspect

(46)

Ritesh Agarwal, MD , Ashutosh N. Aggarwal, MD , Surinder Jindal, MD, 2006. Effects Of Active Smoking And Environmental Tobacco Smoke On Pulmonary Tuberculosis. India : Institute Of Medical Education And Research. Accessed

From :

Sarafino, E.P., 1994. Health Psychology 2th Ed. New York : John Wiley and Sons.

Satiti, Alfi, 2009. Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Jakarta : Datamedia. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.

Sumiati, dkk, 2009. Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta : Trans Info Media.

World Health Organization. 2002. Monographs On The Evaluation Of

Carcinogenic Risks To Humans, Tobacco Smoke And Involuntary Smoking

(47)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi

Nama : Halida Rahmah Nasution Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 24 Maret 1990

Alamat : Komp. Pondok Surya Jln. Setiabudi Dalam Blok 7 No.3

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

2. Riwayat Pendidikan

1. SD Pertiwi Medan 1996-2002 2. SMP Pertiwi Medan 2002-2005 3. SMA Negeri 1 Medan 2005-2008

3. Riwayat Pelatihan

1. Seminar Dokter Keluarga dan Workshop Sirkumsisi 2010 2. ESQ Training Center FK USU 2009

4. Riwayat Organisasi

1. Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) FK USU 2008-2009 2. Panitia Pengabdian Masyarakat BEM PEMA FK USU 2009 3. Panitia Porseni FK USU 2010

(48)

LAMPIRAN 2. Informed Consent

SURAT PERSETUJUAN

Saya, Halida Rahmah Nst (NIM: 080100227) adalah mahasiswi fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian dengan judul ”Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kebiasaan Merokok di SMA

Negeri 1 Medan”. Adapun tujuan dilakukannya penelitian tersebut adalah untuk

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan dokter dan memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Di dalam penelitian tersebut akan diadakan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden.

Jika siswa-siswi bersedia menjadi partisipan dan mengizinkan peneliti untuk menanyakan hal-hal yang menyangkut dalam penelitian ini, maka silahkan menandatangani surat persetujuan ini dan mengisi kuesioner yang telah dilampirkan dengan jujur dan apa adanya. Tidak ada unsur paksaan untuk berpartisipasi dalam mengikuti penelitian tersebut dan kerahasiaan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan menjadi tanggung jawab peneliti.

Data-data yang diperoleh dari penelitian hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan semata, presentasi dan publikasi hasil peneliti hanya akan dilakukan dikalangan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Jika selama menjalankan penelitian ini terdapat hal yang dimengerti atau keluhan pada Anda, silahkan menghubungi saya Halida Rahmah Nasution (08126357146). Atas perhatian dan kesediaan ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini, peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan,

Partisipan, Peneliti,

(49)

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

SIKAP DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MEROKOK Nomor Responden :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

A. Pengetahuan

Petunjuk pengisian : Beri tanda (x) pada jawaban ya atau tidak. 1. Menurut Saudara apa-apa saja jenis rokok?

a. Rokok Klobot, Sigaret, Klawung, Rokok Filter, Rokok Non Filter, Cerutu, Kretek, Rokok Putih

b. Rokok Filter, Rokok Non Filter, Cerutu, Kretek c. Tidak Tahu

2. Apakah Saudara mengetahui kandungan rokok yang merupakan racun utama pada tembakau?

a. Karbonmonoksida, nikotin dan tar. b. Karbondioksida, nikotin dan tar. c. Tidak tahu

3. Kandungan di dalam rokok yang dapat membuat warna cokelat pada kuku dan gigi perokok

a. Tar b. Nikotin c. Tidak tahu

4. Penyakit yang disebabkan oleh rokok adalah gangguan sistem saraf pusat, penyakit jantung, kelainan pada kehamilan, impotensi dan kanker.

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

(50)

a. perokok aktif ≤ perokok pasif b. perokok aktif ≥ perokok pasif c. perokok aktif = perokok pasif

6. Menurut Saudara, apakah merokok dapat membahayakan orang di sekitar. a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

B. Sikap

Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia NO. PERMASALAHAN Setuju Tidak

Setuju

Tidak Tahu 1. Ketika saudara/i mencium asap rokok

Anda akan menutup mulut.

2. Bila saudara/i seorang perokok, Anda tidak akan menawarkan rokok kepada orang lain atau teman.

3. Saudara/i akan ikut serta dalam menyukseskan program hari tanpa tembakau.

4. Saudara/i tidak akan bergaul dengan teman Anda bila teman Anda adalah seorang perokok.

5. Merokok dapat menghilangkan stress. 6. Merokok tidak menunjukkan anak gaul 7. Merokok hanya bisa menghabiskan uang

saja

8. Merasa tidak nyaman berada di samping orang yang merokok

(51)

10. Peraturann tidak boleh merokok di sekolah

11. Peraturan tidak boleh merokok dengan menggunakan seragam sekolah

12. Rutin diadakan razia merokok di sekolah 13. Rokok tidak di jual di sekitar sekolah 14. Iklan merokok sangat menarik sehingga

dapat mempengaruhi Saudara untuk mencoba merokok

(52)
(53)
(54)
(55)

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Variabel  Nomor Total Status  Alpha
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan Jawaban Responden Salah Tidak Tahu
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi %
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan tersebut, penulis sudah membuat sistem informasi E-Coll DRBM (Debitur Realisasi Baru Menunggak) yang dapat digunakan untuk membantu pihak manajemen dalam

Nitroglycerine is a nitric oxide donor that acts directly on vascular smooth muscle to elicit vasodilation. The vasodilation will cause a decrease in total peripheral resistance,

tersebui parla a].at (1) pasal ini, diatur berdasar* kan perat-r-rra,n perrrndang*rrndangan yang berlaku,. Iel.ompok Jabatan Fungsronal mempn!,a i tugas

The data acquired thanks to a low cost active sensor are used to complete indoor models reconstructed based on terrestrial laser scanner acquisitions.. The main goal is

Whether you know what you want to write about or you simply know you want to write, when thinking about good, profitable e-book ideas, check to see if your topic is one that is

Sehubungan dengan Dokumen Penawaran saudara/I atas paket pekerjaan : Pengadaan Bahan Bangunan Rumah, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian

Peran basis data dalam implementasi ini adalah untuk penyimpanan data proses sehingga pengam- bilan informasi jarak minimal dari beberapa alternatif yang ada dapat dilakukan

Hasil penelitian menyatakan bahwa pasangan usia subur dengan jumlah anak 0-2 berpeluang lebih tinggi tidak menggunakan MKJP dibandingkan dengan pasangan usia subur yang