• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Promosi Restoran (Studi Kasus: Restoran Sederhana Masakan Padang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Promosi Restoran (Studi Kasus: Restoran Sederhana Masakan Padang)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PROMOSI RESTORAN (STUDI KASUS:

RESTORAN SEDERHANA MASAKAN PADANG)

GEBBY ALDEPIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK

CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Promosi Restoran (Studi Kasus: Restoran Sederhana Masakan Padang) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2015

(4)

ABSTRAK

GEBBY ALDEPIS. Strategi Promosi Restoran (Studi Kasus: Restoran Sederhana Masakan Padang). Dibimbing oleh Dr. Ir. Suharno M.Adev.

Restoran Sederhana Masakan Padang merupakan salah satu perusahaan bisnis kuliner yang tersebar lebih dari 100 cabang di Indonesia. Dalam menghadapi AEC pada tahun 2015, Restoran Sederhana harus lebih cermat dalam menentukan strategi promosi yang akan digunakan. Persaingan yang tinggi memerlukan strategi promosi yang tepat agar dapat menarik minat konsumen. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Restoran Sederhana, (2) Mengidentifikasi faktor kendala dan pendukung yang dapat mempengaruhi penyusunan strategi promosi Restoran Sederhana, dan (3) Merumuskan alternatif strategi promosi yang sesuai untuk Restoran Sederhana. Metode pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analisis (PHA). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis metode PHA, prioritas utama yang menjadi tujuan dilakukannya kegiatan promosi adalah untuk memperkuat brand

(merek). Faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan strategi promosi adalah karakteristik produk dengan sub faktor yang paling mempengaruhinya adalah mutu produk. Alternatif strategi yang menjadi prioritas utama bagi promosi Restoran Sederhana adalah promosi penjualan.

Kata kunci: Restoran, Sederhana, Analytic Hierarchy Process (AHP), Strategi Promosi.

ABSTRACT

GEBBY ALDEPIS. Restaurant Promotion Strategy (Case Study: Sederhana Restaurant of Padang Cuisine). Supervised by Dr. Ir. Suharno M.Adev.

Sederhana Restaurant of Padang Cuisine is one of the Padang culinary business company which has more than 100 branches in every areas of Indonesia with the only one ownership status (same owner). In order to face AEC 2015, Sederhana Restaurant has to be more selective in determining promotion strategies that will be conducted. The high level of competition needs a good promotion strategies to attract the interest of consumers. So that, the goal of this study is to deliberately identify the underlying promotion strategy that implemented by Sederhana Restaurant, (2) to identify constrain and supportive factors which are able to impact the formulation of promotion strategy (3) to formulate alternative promotion strategy which is accordance with Sederhana restaurant. Processing and analyzing method are used Analytical Hierarchy Process. According to the results, the main priority which becomes the goal of promotion activity is to strengthen the brand. The impacted factor in terms of formulating promotion strategy is the characteristic of product and its most impactful sub factors is the quality of product. The main prioritized strategy alternative for promoting Sderhana Restaurant is the selling promotion.

(5)

STRATEGI PROMOSI RESTORAN (STUDI KASUS:

RESTORAN SEDERHANA MASAKAN PADANG)

GEBBY ALDEPIS

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Strategi Promosi Restoran (Studi Kasus: Restoran Sederhana Masakan Padang)

Nama : Gebby Aldepis NIM : H34110078

Disetujui oleh

Dr. Ir. Suharno M.Adev Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina M.Si Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januri 2015 ini ialah strategi, dengan judul Strategi Promosi Restoran (Studi Kasus: Restoran Sederhana Masakan Padang).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Suharno M.Adev selaku pembimbing. Ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Amzul Rifin SP, MA selaku dosen penguji utama, Ibu Etriya, SP, MM selaku dosen penguji Komisi Pendidikan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak H. Rahmat selaku direktur utama Restoran Sederhana, Bapak Hari Purwanto selaku wakil direktur Restoran Sederhana, Bapak Anggi selaku staff pemasaran Restoran Sederhana, dan segenap pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2015

(9)

DAFTAR ISI

Penerapan Strategi Promosi Restoran Sederhana Masakan Padang Analisis Faktor-Faktor Penyusun Strategi Promosi Restoran Sederhana

Masakan Padang

Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Restoran Sederhana Masakan Padang

1 Perkembangn Usaha Restoran/Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar menurut Provinsi,2007-2012

1 2 Jenis-jenis Media Iklan Utama serta Keunggulan dan

Keterbatasannya

15 3 Ringkasan Informasi tentang Pengumpulan Data 27

4 Nilai Skala Banding Berpasangan 30

5 Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 sampai 8 32 6 Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan antar Elemen pada Tingkat 2

(Elemen Tujuan Kegiatan Promosi)

(10)

Tingkat 3 (Elemen Faktor Penyusun Strategi Promosi)

8 Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen pada Tingkat 4 (Elemen Sub Faktor Penyusun Strategi Promosi)

49 9 Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen pada

Tingkat 2 (Elemen Dasar Pemilihan)

57 10 Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen pada

Tingkat 3 (Elemen Kendala dan Pendukung)

57 11 Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemem pada

Tingkat 4 (Elemen Sub Kendala dan Sub Pendukung)

59 12 Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemem pada

Tingkat 5 (Elemen Alternatif Promosi)

60

DAFTAR GAMBAR

1 Bauran Pemasaran dan Bauran Promosi 13

2 Kerngka Pemikiran Operasional Analisis Strategi Promosi Restoran Sederhana Masakan Padang

26

3 Model Struktur Proses Hirarki Analitik 29

4 Matriks Pendapatan Individu 30

5 Matriks Pendapatan Gabungan 31

6 Struktur Manajemen PT. Sederhana Abadanmitra 36 7 Model Hirarki Keputusan bagi Penentuan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Restoran Sederhana Masakan Padang

46

8 Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan bagi Penentuan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Restoran Sederhan Masakan Padang

50

9 Model Hirarki Keputusan Pemilihan Alternatif Strategi Promosi yang Tepat untuk Restoran Sederhana Masakan Padang

56 10 Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan Pemilihan

Alternatif Strategi Promosi yang Tepat untuk Restoran Sederhana Masakan Padang

62

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar Menu Makanan dan Minuman Restoran Sederhana 66 2 Gambar Produk, Bukti Fisik dan Media Promosi Restoran Sederhana

Masakan Padang

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bisnis restoran kuliner daerah semakin tumbuh subur seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, daya beli masyarakat yang menunjukkan trend positif, dan gaya hidup yang senang makan diluar rumah (Rapatata 2014). Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, maka semakin banyak pula kebutuhan pangan yang harus disediakan sehingga pertumbuhan restoran dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Disamping itu, usaha restoran memiliki peran yang sangat potensial dan secara nyata menunjang pembangunan di sektor ekonomi, karena menyerap tenaga kerja. Perkembangan usaha restoran yang berbasiskan kuliner sendiri di Indonesia berkembang dengan baik. Rata-rata jumlah restoran di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Beberapa provisni di Indonesia memiliki perkembangan usaha di bidang restoran yang cukup baik, yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan DKI Jakarta. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 tentang perkembangan restoran di Indonesia.

Tabel 1 Perkembangan Usaha Restoran/Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar menurut Provinsi, 2007-2012

Provinsi Usaha/Perusahaan

2007 2008 2009 2010 2011

Sumatera Utara 95 156 165 167 168

Jawa Barat 132 220 257 286 289

Jawa Timur 144 173 220 231 231

Bali 136 157 167 225 228

DKI Jakarta 720 1028 1311 1359 1361

Sumber: Statistik Restoran/Rumah Makan (BPS)

Restoran biasanya memiliki spesialisasi dalam jenis makanan yang dihidangkan seperti restoran khas daerah. Restoran khas daerah menawarkan menu makanan utama dari daerah tertentu. Selain itu, desain rumah makan tradisional juga disesuaikan dengan ciri khas dan kebudayaan suatu daerah tertentu (F. Rubiah 2009). Restoran Padang menawarkan masakan rendang, balado. Restoran Jawa menawarkan masakan gudeg, rawon. Restoran Sunda menawarkan masakan pepes-pepesan. Restoran Betawi menawarkan masak-an semur tahu, jengkol, ketoprak. Restoran Menado menawarkan masakan rica-rica. Restoran khas daerah dapat menumbuhkan kerinduan suasana daerah bagi konsumen (Endah Murwani 2009).

(12)

karyawan serta modal yang kurang, meskipun peluang dari usaha restoran khas daerah dapat memberikan/melayani makanan sehari-hari/keluarga dan pendukung atau kekuatan dari usaha ini adalah segmen pasar yang jelas, kemudahan mendapat bahan baku dan jenis makanan yang sudah dikenal masyarakat (Agus Pramono 2014).

Restoran khas daerah dapat meningkatkan kemampuan persaingan melalui pemahaman terhadap strategi pemasaran yang baik. Kemampuan mengambil keputusan dengan berani beresiko, kreatifitas, inovasi, dan proaktif terhadap perubahan sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi. Namun untuk men-capai keberhasilan, organisasi perusahaan perlu menumbuhkan kapabilitas pemasaran yang tepat yang mampu mengantisipasi perubahan pasar dan meng-amati lingkungan.

Berdasarkan tabel 1, DKI Jakarta memiliki jumlah restoran terbanyak di Indonesia, hal ini membuat persaingan antar usaha rumah makan/restoran semakin ketat. Restoran yang berkembang dengan baik di wilayah DKI adalah restoran padang. Hal ini dikarenakan bahwa masyarakat sangat menikmati makanan yang berasal dari padang tersebut. Bahkan masyarakat dunia pun menyukai masakan padang, yaitu salah satunya adalah rendang. Survei yang dilakukan oleh para pemerhati stasiun berita CNN yang dimuat di laman CNNGo, mengatakan bahwa rendang merupakan makanan terlezat nomer satu di dunia. Pernyataan ini dapat dijadikan modal reputasi tersendiri bagi Indonesia yang dapat dijadikan sebagai potensi daya saing Indonesia untuk meningkatkan persaingan di sektor pariwisata. Meski begitu, sejumlah pihak memahami daya saing rendang di kancah dunia kuliner masih kalah populer dibanding makanan-makanan dari negara lain. Salah satunya Wahid Supriyadi, kepala Desk Diaspora Indonesia Kementerian Luar Negeri yang mengatakan makanan Nusantara perlu dipopulerkan lewat promosi yang lebih gencar lagi agar dikenal dunia, terlebih kelezatannya telah diakui1.

Salah satu rumah makan yang menyediakan makanan khas Indonesia siap saji adalah Restoran Sederhana Masakan Padang yang sudah dikenal di masyarakat Indonesia. Restoran ini menyajikan berbagai menu makanan khas Padang. Restoran Sederhana merupakan salah satu restoran padang yang cukup berkembang baik di Indonesia. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 100 cabang restoran sederhana yang ada di Indonesia. Restoran Sederhana juga merupakan

pioneer atau pelopor restoran padang yang pertama kali memiliki cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan kepemilikian yang hanya dimiliki oleh satu orang yang sama. Restoran Sederhana tidak hanya menyajikan menu makanan rendang saja, melainkan banyak sekali variasi makanan yang disediakan oleh restoran sederhana, seperti soto padang, sate padang, gulai kepala kakap, dendeng balado, dan lain-lain. Variasi menu makanan sederhana ini memiliki cita rasa yang tidak kalah dengan rendang dan cita rasa makanan yang disajikan sangat berbeda dengan restoran padang lainnya. Restoran Sederhana memiliki cita rasa makanan yang lezat dan dapat diterima oleh seluruh konsumennya.

Perbedaan Restoran Sederhana dengan restoran padang lainnya cukup terlihat dari fasilitas restorannya. Fasilitas Restoran Sederhana cukup nyaman untuk dikunjungi oleh konsumen. Sesuai dengan target konsumennya, yaitu keluarga, bangunan restoran dibangun dengan modern sehingga membuat suasana

1

(13)

di dalam restoran menjadi lebih nyaman dan terasa seperti di rumah sendiri. Dengan fasilitas yang baik, Restoran Sederhana tidak melupakan kualitas rasa yang dimilikinya. Restoran Sederhana juga melakukan modifikasi rasa dengan mengurangi tingkat kepedasan agar keluarga yang datang dengan membawa anak kecil tetap dapat menikmati makanan yang disajikan oleh restoran, namun tidak menghilangkan keotentikan rasa khas masakan padang itu sendiri.

Walau demikian, Restoran Sederhana perlu melakukan strategi yang baik untuk memenangkan persaingan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan strategi promosi. Walaupun Restoran Sederhana sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun Restoran Sederhana sendiri masih kalah terkenal dengan Restoran Sederhana Bintaro yang bukan merupakan bagian atau cabang dari Restoran Sederhana. Selain itu, Restoran Sederhana tidak sepopuler Rumah Makan Padang Garuda di mata internasional. Rumah Makan Garuda sudah terkenal merambah ke dunia Internasional bahkan Rumah Makan Garuda juga dinobatkan sebagai restoran terbaik Indonesia di tingkat ASIA. Padahal Restoran Sederhana lebih dulu berdiri pada tahun 1972 dibandingkan dengan Rumah Makan Garuda. Persaingan yang terjadi juga bukan antar orang padang yang membuka rumah makan padang sendiri, melainkan orang yang bukan asli orang padang turut membuka usaha rumah makan padang yang dapat merebut konsumen.

Oleh karena itu, diperlukan strategi promosi yang baik dan tepat sasaran agar Restoran Sederhana dapat dikenal lebih baik lagi oleh konsumennya. Dengan adanya strategi promosi yang tepat akan terbangun citra bahwa restoran sederhana meupakan restoran yang menyajikan makanan dengan variasi makanan yang memiliki cita rasa yang lezat yang dapat diterima oleh semua orang. Selain itu, masyarakat melalui strategi promosi ini akan lebih mengetahui Restoran Sederhana yang asli sehingga konsumen tidak tertipu dengan restoran padang lain

yang menggunakan nama “sederhana” untuk menarik konsumen. Stategi promosi ini juga dapat mengenalkan lebih baik lagi Restoran Sederhana di mata Internasional.

Perumusan Masalah

Banyaknya restoran yang bermunculan di DKI Jakarta membuat persaingan semakin ketat, terutama usaha restoran masakan padang. Restoran masakan padang telah berkembang dengan pesat di Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa masakan padang banyak diminati bahkan diakui oleh dunia tentang kelezatannya. Inilah yang membuat usaha restoran masakan padang merupakan usaha yang menjanjikan untuk para pengusaha sehingga dengan adanya permintaan dan peluang yang besar dalam membangun usaha restoran masakan padang ini membuat persaingan semakin tinggi dan diperlukannya strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan.

(14)

dengan kelezatan masakan padang terutama rendang yang sudah masyur ke penjuru dunia.2 Hal ini tentulah menjadi bahan pertimbangan Restoran Sederhana dalam menentukan strategi promosi agar Restoran Sederhana dapat bersaing dan memenangkan persaingan sehingga Restoran Sederhana juga dapat lebih dikenal baik secara nasional maupun internasional.

Bermodalkan nama Restoran Sederhana yang sangat terkenal, banyak usaha-usaha baru yang memanfaatkannya. Salah satunya adalah Restoran

Sederhana Bintaro yang menggunakan nama “Sederhana” sebagai daya tarik

minat konsumen padahal Restoran Sederhana Bintaro bukan merupakan cabang Restoran Sederhana. Hal ini tentulah sangat merugikan Restoran Sederhana yang kalah terkenal dengan Restoran Sederhana Bintaro. Masyarakat tidak mengetahui bahwa Restoran Sederhana Bintaro berbeda dengan Restoran Sederhana sehingga kegiatan promosi perlu perhatikan lagi agar masyarakat tidak tertipu dan mengetahui Restoran Sederhana yang asli.

Selain itu, kegiatan promosi yang dilakukan oleh Restoran Sederhana tidak secara kontinyu atau berkelanjutan. Pada saat ini kegiatan yang telah dilakukan adalah dengan periklanan berupa penyebaran brosur, leafleat dan pajangan ditempat pembelian. Penyebaran brosur dan leafleat ini dilakukan melalui pembayaran di kasir ketika pengunjung akan beranjak pulang. Pemberian brosur dan leafleat tersebut agar pengunjung dapat menginformasikan kepada teman-teman dan keluarganya. Pengunjung yang datang pada umumnya berasal dari wisatawan lokal.

Restoran Sederhana sebenarnya juga sudah melakukan promosi melalui internet, namun Restoran Sederhana tidak terlalu memberikan perhatian lebih terhadap kegiatan promosi. Menurut, manajer Restoran Sederhana, Restoran Sederhana lebih memusatkan perhatian pada jenis variasi makanan yang dilakukan, karena Restoran Sederhana telah berdiri sejak tahun 1972 sehingga pelanggan yang datang pun berasal dari generasi turun temurun. Walaupun Restoran Sederhana tidak memberikan perhatian khusus pada kegiatan promosi, tetapi kegiatan promosi merupakan strategi yang baik untuk dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas, terutama untuk mempromosikan lebih baik agar dapat menarik konsumen mancanegara yang datang ke Indonesa. Kegiatan promosi dapat dijadikan investasi bagi Restoran Sederhana, karena dengan adanya promosi, informasi tentang Restoran Sederhana akan tersampaikan dengan jelas dan lengkap kepada masyarakat sehingga konsumen menjadi puas dan loyal.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:

1. Bagaimana kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Restoran Sederhana?

2. Faktor kendala dan pendukung apa saja yang dapat mempengaruhi penyusunan strategi promosi Restoran Sederhana?

3. Alternatif strategi promosi apakah yang sesuai untuk dilaksanakan oleh Restoran Sederhana?

2

(15)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Restoran Sederhana.

2. Mengidentifikasi faktor kendala dan pendukung yang dapat mempengaruhi penyusunan strategi promosi Restoran Sederhana. 3. Merumuskan alternatif strategi promosi yang sesuai untuk Restoran

Sederhana.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi beberapa pihak seperti:

1. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menjalankan dan meningkatkan strategi promosi Restoran Sederhana Masakan Padang.

2. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan memberikan kesempatan untuk belajar serta sebagai media penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan kajian mengenai strategi promosi dan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji pada strategi promosi yang dijalankan oleh restoran sederhana masakan padang, selanjutnya akan dilakukan penelitian untuk menganalisis pemilihan jenis promosi yang paling efektif untuk dijalankan oleh restoran sederhana berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis promosi. Analisis prioritas strategi promosi Restoran Sederhana akan dilakukan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) yang diolah dengan software Expert Choice. Penelitian ini juga tidak menganalisis bauran pemasaran lainnya seperti harga, produk, distribusi, dan lokasi secara terperinci.

TINAJAUAN PUSTAKA

(16)

suatu perusahaan dalam persaingan. Merek yang lebih dikenal dan diingat adalah strategi bersaing yang dapat menarik minat konsumen.

Krytia Tambunan dan Ibnu Widiyanto (2012), dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek, persepsi kualitas dan harga terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini adalah jenis deskriptif penelitian, yaitu penelitian yang menggambarkan objek yang berhubungan dengan keputusan dari bersifat umum. Sampel yang digunakan dalam studi 100 responden. Dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling berarti sampling yang pengambilan sampel dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk diisi ke konsumen yang membuat keputusan pembelian pada Bandeng Presto. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis statistik dan analisis regresi. Analisis statistik deskriptif adalah interpretasi data yang diperoleh dalam penelitian ini dan pengolahan data yang dieksekusi dengan memberikan deskripsi dan penjelasan. Analisis regresi termasuk validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, penentuan uji, uji Goodness of Fit melalui uji F dan uji t. Hasilnya membuktikan bahwa ketiga variabel independen yaitu merek image, persepsi kualitas, dan harga memiliki efek positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yaitu keputusan pembelian Bandeng Presto. Hasil uji regresi berganda menunjukkan Bahwa semua variabel independen (citra merek, persepsi kualitas, dan harga) pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Itu pengaruh positif terbesar terhadap keputusan pembelian Bandeng Presto berada di image variabel-merek dengan koefisien 0,478, maka variabel yang dirasakan berkualitas dengan koefisien 0,207, sedangkan variabel yang paling berpengaruh rendah bahwa harga dari nilai koefisien variabel 0,198.

Selain citra merek, bauran pemasaran juga memiliki pengaruh yang baik dalam memenangkan persaingan. Hal ini sesuai dengan penelitian Kustania Probosuci, Panji Deoranto dan Imam Santoso (2013) yang bertujuan untuk bertujuan mengetahui tingkat pengaruh strategi bauran pemasaran produk, harga, tempat, promosi, proses, orang dan bukti fisik terhadap loyalitas pelanggan Restoran Jepang Saboten Shokudo. Riset dilakukan dengan teknik survey terhadap 100 responden dengan pendekatan purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi loyalitas pelanggan sebagai berikut: Y = 0,448 + 0,092X1 + 0,119X2+ 0,071X3 + 0,154X4 + 0,084X5 + 0,125X6 + 0,262X7 + e. Secara simultan, bauran pemasaran yang terdiri dari tujuh variabel berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Urutan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel bukti fisik, promosi, orang, harga, produk, proses, tempat. Koefisien determinasi 0,566, menunjukkan bahwa bauran pemasaran mampu mempengaruhi loyalitas pelanggan Restoran Jepang Saboten Shokudo sebesar 56,6%. Pihak restoran sebaiknya memperhatikan dari segi bauran pemasaran secara menyeluruh untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Variabel promosi dan bukti fisik merupakan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan Restoran Jepang Saboten Shokudo sehingga pihak restoran sebaiknya mempertahankan atau meningkatkan promosi serta keunggulan bukti fisik untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.

(17)

dijalankan oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang malang, strategi pemasaran tersebut antara lain : satu strategi pengembangan pasar, dua strategi pengembangan produk, tiga strategipenetrasi pasar. Dari hasil analisis EFAS diperoleh nilai 2,6. Hal ini mengindikasikan bahwa Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang terhadap lingkungan eksternal adalah cukup baik. Nilai IFAS menunjukkan angka 3,1, hal ini mengindikasikan bahwa sudah dapat memamfaatkan kekuatan dan sudah mampu mengatasi kelemahan internal. Hasil perhitungan matriks QSPM adalah strategi pengembangan pasar 6,9 srategi penetrasi pasar 7,425 dan pengembangan produk memiliki nilai 7,375 jadi, strategi yang direkomendasikan kepada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang adalah strategi penetrasi pasar.

Yulianti Liana Dewi (2014) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa Word of Mouth Marketing (WoMM) merupakan hal yang penting dalam berbisnis. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga banyak pebisnis yang menggunakan strategi pemasaran seperti periklanan. Hal ini membuat tingkat keinginan konsumen dalam memutuskan untuk membeli menjadi menurun. Pada situasi seperti ini, WoMM menjadi salah satu strategi pemasaran yang tanpa disadari digunakan oleh banyak perusahan dan menjadi cara yang paling efektif dalam menarik calon konsumen untuk membeli suatu produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui probabilitas Word of Mouth Marketing dalam mempengaruhi keputusan membeli dan tidak membeli konsumen Rumah Makan Ayam Gephok di wilayah perkotaan Kabupaten Jember. Objek pada penelitian ini adalah masyarakat yang pernah melakukan keputusan untuk membeli dan tidak pernah membeli Ayam Gephok di wilayah perkotaan Kabupaten Jember. Penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 130 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling.Variabel yang diteliti untuk mengukur Word of Mouth Marketing (WoMM) adalah Pembicara (talkers), Topik (topic), Alat (tools), Partisipasi Perusahaan (taking part), dan Pengawasan akan Hasil WoMM (tracking). Analisis pengaruh Word of Mouth Marketing terhadap probabilitas keputusan pembelian konsumen Rumah Makan Ayam Gephok di wilayah perkotaan Jember menggunakan analisis regresi logistik, menilai Model Fit dan Estimasi Parameter. Untuk melihat Word of Mouth Marketing berpengaruh terhadap probabilitas keputusan pembelian, dapat diperoleh dengan menggunakan hasil analisis Uji Hosmer and Lemeshow dimana nilai Nagelkerke R Square sebesar 64,4%. Selain itu diperoleh hasil bahwa WoMM berpengaruh terhadap probabilitas keputusan konsumen untuk membeli sebesar 89,2%. Dan pada Variables in the Equattion, hasil analisis menunjukkan bahwa semua subvariabel WoMM memiliki signifikansi < 0,05. Sehingga diperoleh hasil bahwa variabel Word of Mouth Marketing memiliki pengaruh terhadap probabilitas keputusan pembelian konsumen Rumah Makan Ayam Gephok di wilayah perkotaan Jember.

(18)

faktor pasar, seperti; geografis, demografis, psikologis, dan behavioristik. Bila informasi yang disampaikan jelas sesuai dengan segmen tentunya akan mendapat tanggapan positif di pihak konsumen yang akhirnya membeli produk yang ditawarkan.

Selain Pujiyanto, Sarton Sinambela dan Rohayati (2008) melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi terhadap Peningkatan Volume Penjualan Aquasoive Sanaria”. Dalam jurnal penelitiannya, dijelaskan bahwa

promosi berpengaruh secara positif terhdap peningkatn penjualan. Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,599. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan kuat antara bauran promosi terhadap peningkatan penjualan. Dijelaskan pula bahwa bauran promosi yang paling efektif dalam meningkatkan volume penjualan adalah hubungan masyarakat. Pengaruh strategi bauran promosi secara stimulan terhadap peningktan volume penjualan dengan menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa hasil R2= 0,443 yang artinya variabel independen bauran promosi yang terdiri dari promosi penjualan, periklanan, penjualan perorangan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung mempunyai pengaruh sebesar 44,3% terhadap penjualan.

Analisis efektivitas promosi dilakukan pula oleh Feby Suandari (2010) di Restoran Lasagna Gulung Bogor. Kegiatan-kegiatan promosi yang telah dilaksanakan oleh restoran Lasagna Gulung, meliputi mass selling (periklanan dan publisitas), public relations, dan promosi penjualan, serta word of mouth

(informasi mulut ke mulut) dan restoran Lasagna Gulung belum pernah melaksanakan promosi melalui personal selling serta direct marketing.

Berdasarkan hasil analisis pengukuran efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan EPIC Model dapat diketahui bahwa secara keseluruhan EPIC Rate, skor rata-rata adalah 3,40 yang berada dalam rentang skala cukup efektif, yaitu antara 2,6 sampai 3,4. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif saja tetapi kinerjanya belum maksimal. Berdasarkan analisis dengan Direct Rating Method nilai direct rating

(g) yang diperoleh sebesar 64,98 yang berada pada rentang skala 60 sampai 80. Promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup berhasil dilihat dari segi perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif serta sikap konsumen. Konsumen Lasagna Gulung memberikan respon positif terhadap promosi-promosi yang dilakukan oleh restoran ini. Strategi promosi yang efektif yang dapat diterapkan oleh restoran Lasagna Gulung yaitu dengan mengoptimalkan peran

word of mouth yang dilakukan oleh konsumen, melakukan kegiatan periklanan yang gencar melalui media-media yang telah digunakan sebelumnya, seperti brosur, mini banner dan spanduk, pemanfaatan program publisitas secara aktif serta pemberian diskon bagi konsumen.

Penelitian yang akan dilakukan di Restoran Sederhana Masakan Padang berkaitan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan bauran pemasaran. Namun, letak perbedaan penelitan kali ini berupa berupa perumusan alternatif strategi (bauran) promosi dengan menggunakan alat analisis Proses Hirarki Analitik (PHA) atau

(19)

menjadi sebuah PT dan dijalankan dalam bentuk syariah. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menarik konsumen yang merupakan wisatawan mancanegara.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2004). Menurut David (2002), pemasaran merupakan proses memantapkan, mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan barang dan jasa. Boyd, Harper (2000) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Apabila kegiatan pemasaran dilakukan dengan tepat akan memungkinkan perusahaan menikmati keberhasilan sepanjang waktu dengan mengeksploitasi perubahan pasar dan mengembangkan produk yang lebih unggul. Asosiasi Pemasaran Amerika mengartikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2005).

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha, 2000). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan produk dan pasarnya, harganya, dan promosinya. Kegiatan pemasaran tidak bermula pada saat selesainya proses produksi, juga tidak berakhir pada saat penjualan dilakukan. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika mengharapkan usahanya dapat berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.

Komunikasi Pemasaran

(20)

memperkenalkan atau menjelaskan produk yang di pasarkan. Strategi yang sering dipergunakan dalam membidik pasar sasaran adalah adanya pengelompokan pasar/segmen sebagai wilayah calon pembeli/pemakai. Pemilihan kelompok pasar yang spesifik akan lebih mudah mengkomunikasikan produk melalui media periklanan. Ciri atau karakter pada sekelompok segmen pasar merupakan data untuk memudahkan memasarkan produk. Segmen pasar menjadi acuan dan tujuan utama dari produk yang ditawarkan melalui periklanan. Oleh karena itu dalam merancang desain periklanan harus memahami dan mengenal apa yang terjadi di pasar sebagai tempat pelemparan produk. Menurut Kotler (1990) dalam Pujiyanto (2003), segmentasi pasar adalah memilah-milahkan suatu pasar yang luas ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan faktor geografi, demografi, psikologi, dan behavioristik.

Bauran Pemasaran

Pemasaran merupakan fasilitator proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran (Morissan, 2007).

Menurut Kotler dan Amstrong (2008), bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. McCarthy dalam Kotler dan Keller (2007) mengklasifikasikan alat-alat pemasaran ini menjadi empat kelompok besar yang disebut “empat P”: Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).

Ketika membahas strategi untuk memasarkan barang manufaktur, tenaga pemasar biasanya hanya memperhatikan hanya empat P. Tetapi sifat jasa yang melibatkan berbagai aspek keterlibatan pelanggan dalam produksi dan pentingnya faktor waktu, membutuhkan unsur strategis lainnya juga. Bauran pemasaran jasa dikemas dalam suatu model 8P oleh Lovelock dan Wright. Model 8P manajemen jasa terpadu (Lovelock dan Wright, 2005) terdiri dari:

1. Produk (product), yaitu semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Manajer harus memilih fitur-fitur produk inti (baik barang maupun jasa) dan beberapa elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya, dengan merujuk manfaat yang diinginkan pelanggan dan seberapa tinggi daya saing produk tersebut. 2. Tempat dan waktu (place and time), yaitu keputusan manajemen

tentang kapan, di mana, dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan.

(21)

menciptakan dan menyampaikan elemen produk kepada pelanggan diperlukan desain dan implementasi dari proses yang efektif. Sebuah proses menjelaskan metode dan urutan kerja dari proses yang beroperasi.

4. Produktivitas dan kualitas.

Produktivitas adalah seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka.

5. Orang (people) yaitu karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Sifat dari interaksi ini sangat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa.

6. Promosi dan edukasi, yaitu semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. Tidak satu pun program pemasaran dapat berhasil tanpa adanya program komunikasi efektif yang memberikan promosi dan pendidikan. Komponen ini memainkan tiga peran penting: menyediakan informasi dan saran yang dibutuhkan, membujuk pelanggan sasaran tentang kelebihan suatu produk, dan mendorong pelanggan untuk mengambil tindakan pada suatu waktu. 7. Bukti fisik, yaitu petunjuk visual atau berwujud lainnnya yang

memberi bukti atas kualitas jasa. Gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan anggota staf tanda-tanda, barang cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya yang memberi bukti atau kualitas jasa. 8. Harga dan biaya jasa lainnya, yaitu pengeluaran uang, waktu, dan

usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Harga dan komponen biaya jasa lainnya memperlihatkan kepada manajemen berbagai biaya yang ditimbulkan pelanggan dalam memperoleh manfaat suatu jasa.

Promosi

(22)

dilakukan pria tersebut selain dirinya sendiri. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Dalam Tjiptono (2008), tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Secara rinci ketiga tujuan promosi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Menginformasikan (informing), dapat berupa:

a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

d. Menjelaskan cara kerja suatu produk

e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan perusahaan f. Meluruskan kesan yang keliru

g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli h. Membangun citra perusahaan.

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading), dapat berupa: a. Pelanggan pilihan merek

b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk d. Mendorong pembeli untuk belanja saat ini juga

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga

(salesman).

3. Mengingatkan (reminding), dapat berupa:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampaye iklan d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk

perusahaan.

Sudut pandang ekonomi (Tjiptono, 2008), tujuan promosi adalah menggeser kurva permintaan akan produk perusahaan ke kanan dan membuat permintaan menjadi inelastis (dalam kasus harga naik) dan elastis (dalam kasus harga turun). Sementara itu Prayitno (dalam Tjiptono 2008) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi, sebagai berikut:

1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need).

2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awarenes).

3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).

4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention).

5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).

6. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning). Bauran Promosi

(23)

dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi lainnya, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Swastha, 1990). Bauran promosi berguna untuk memperkenalkan produk, memberikan daya ingat kepada konsumen dan membujuk konsumen untuk membeli barang yang ditawarkan. Hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan dalam melakukan kegiatan bauran promosi adalah sasaran yang ingin dicapai melalui promosi, anggaran yang dikeluarkan, pesan yang disampaikan dan metode promosi yang digunakan.

Saluran komunikasi pada bauran promosi merupakan informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam promosi. Dalam mengkomunikasikan produknya, perusahaan perlu menyusun bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation-publicity), penjualan perorangan (personal selling) dan pemasaran langsung (direct marketing).

Gambar 1Bauran Pemasaran dan Bauran Promosi Periklanan

Definisi iklan menurut Kotler (2005) adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan merupakan bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan kepada khalayak mengenai seluk-beluk produk (informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuasing), menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding), serta menciptakan suasana menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi.

Market Goals

Bauran Pemasaran

Produk Promosi Harga Tempat

Bauran Promosi

Periklanan Hubungan

Masyarakat Penjualan

Personal

(24)

Menurut Swastha (2000), periklanan adalah komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu. Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang atau jasa. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Periklanan merupakan bentuk penyajian dan promosi ide, barang, dan jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang melakukan pembayaran (Kotler, 2005). Periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan reaksi pembeli berpotensi terhadap organisasi dan barang tawarannya. Periklanan mencoba melaksanakannya dengan cara member keterangan, menyalurkan keinginan-keinginan, dan memberi alasan-alasan untuk lebih menyukai tawaran tertentu suatu organisasi (Kotler, 2005). Tujuan periklanan dapat digolongkan berdasarkan sasarannya, yaitu menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan. Periklanan juga dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk perusahaan. Periklanan dapat secara efisien menjangkau berbagai pembeli yang tersebar secara geografis.

Seorang manajer pemasaran dalam mengembangkan program periklanan harus selalu memulainya dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli kemudian mengetahui lima keputusan utama dalam pembuatan dan pengembangan program periklanan yang dikenal dengan ”Lima M”. Lima M tersebut adalah Mission (misi), Money (uang), Message (pesan), Media (media) dan Measurement (pengukuran) (Kotler, 2005). Mission (misi) bertujuan untuk menentukan tujuan periklanan, Money (uang) untuk memutuskan anggaran belanja iklan, Message (pesan) untuk memilih pesan yang disampaikan, Media

untuk memutuskan media yang digunakan, dan Measurement (pengukuran) untuk mengevaluasi hasil dari program periklanan.

Jefkins (1997) membagi iklan menjadi dua klasifikasi, yaitu:

1. Iklan lini atas (Above The Line/ATL). Iklan lini atas adalah jenis iklan yang mengharuskan pembayaran komisi kepada biro iklan, contohnya tayangan iklan di media cetak, televisi, radio, bioskop, billboard, dan sebagainya. Iklan lini atas dikuasai oleh lima media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan, yaitu pers (koran dan majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar ruang (outdoor) dan bioskop /cinema.

2. Iklan lini bawah (Below The Line/BTL). Iklan lini bawah adalah jenis-jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi seperti iklan pada pameran, brosur, lembar informasi, dan sebagainya. Jenis media iklan lini bawah diantaranya literatur penjualan, benda-benda pajangan di tempat penjualan, iklan di udara, kalender, tas-tas iklan, iklan tubuh, bendera, cindera mata, media video, dan stiker.

(25)

Tabel 2Jenis-Jenis Media Iklan Utama serta Keunggulan dan Keterbatasannya

Media Iklan Keunggulan Keterbatasan

Koran Fleksibilitas; ketepatan

Surat langsung (direct mail) Audiens terpilih; fleksibilitas; tidak ada harga tidak standar; sasaran bergerak kilat

Majalah Pemilihan geografis dan demografis tinggi;

Reklame luar ruang Fleksibilitas; pengulangan paparan tinggi; biaya rendah; persaingan rendah

Pemilihan audiens terbatas; kreativitas terbatas

Yellow pages Liputan lokal sangat bagus; tingkat kepercayaan tinggi;

Berita berkala Pemilihan audiens sangat tinggi; terkontrol penuh; Telepon Banyak pengguna; peluang

memberikan sentuhan pribadi

Biaya relatif tinggi kecuali jika digunakan sukarelawan Internet Pemilihan audiens tinggi;

(26)

Promosi Penjualan

Promosi penjualan yang merupakan unsur utama dalam kampanye pemasaran adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang (Kotler, 2005). Promosi penjualan merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 1997). Kotler (2005), menjelaskan alat-alat promosi penjualan diantaranya mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, tawaran uang kembali, potongan harga, cinderamata, hadiah, hadiah berlangganan, pengujian gratis, garansi, promosi bersama, promosi silang, pajangan di tempat pembelian, dan peragaan); promosi perdagangan (potongan harga, dana iklan dan pajangan, dan barang gratis); serta promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk perwakilan penjualan, dan iklan khusus).

Promosi pemasaran menawarkan tiga manfaat yang berbeda, yaitu komunikasi untuk mendapat perhatian dan mengarahkan konsumen ke produk tersebut; insentif untuk menggabungkan suatu konsesi, dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi pelanggan; ajakan untuk terlibat dalam transaksi tersebut. Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan permintaan para pemakai industrial dan/atau konsumen akhir, meningkatkan kinerja pemasaran perantara, mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan. Promosi yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai/ pengelompokkan tersebut, sebagai berikut:

1. Customer promotion, promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang pelanggan untuk membeli

2. Trade promotion, bertujuan untuk mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang/jasa dari sponsor

3. Sales-force promotion, bertujuan untuk memotivasi armada penjualan 4. Business promotion, bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru,

mempertahankan pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan mendidik pelanggan.

Hubungan Masyarakat

(27)

informasi telepon maupun internet. Kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Hubungan pers (press relations)

Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi yang pantas/ layak dimuat di surat kabar agar dapat menarik perhatian public terhadap seseorang, produk, jasa, atau organisasi

2. Publikasi produk (product publicity) Aktivitas ini meliputi berbagai upaya untuk mempublikasikan produk-produk tertentu

3. Komunikasi korporat (corporate communication)

Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi

4. Lobi (lobbying)

Lobi merupakan usaha untuk bekerjasama dengan pembuat undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasiinformasi penting yang berharga. Bahkan kadangkala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil 5. Konsultasi (counseling)

Aktivitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapat kepada manajemen mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi serta citra perusahaan.

Hubungan masyarakat memiliki peran, antara lain: 1. Membantu dalam meluncurkan produk baru

2. Membantu dalam melakukan penempatan posisi kembali produk yang sudah dewasa

3. Membangun minat dalam sebuah kategori produk 4. Mempengaruhi kelompok target yang spesifik

5. Mempertahankan produk yang mengalami masalah di masyarakat 6. Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya.

Hubungan masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan, terbitan (berita berkala perusahaan), ceramah, media identitas (media identitas visual dalam logo perusahaan, seragam, kartu nama, formulir bisnis, alat tulis, dan bangunan), acara-acara (seminar, konferensi, berita, tamasya, dan ulang tahun), pemberian dana sponsor, dan kegiatan layanan masyarakat (Kotler, 2005). Jika dibandingkan dengan iklan, publisitas memiliki kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Publisitas juga dapat memberikan informasi yang lebih banyak dan lebih terperinci daripada iklan. Ciri-ciri publisitas menurut Kotler (1993) adalah nilai kepercayaan yang tinggi seperti artikel dan berita di media massa biasanya lebih otentik dan lebih dipercaya oleh pembaca daripada iklan, dorongan keluar untuk menjangkau banyak pihak yang menghindari wiraniaga atau iklan, dan dramatisasi untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk.

Penjualan Perorangan

(28)

penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian mencoba dan membelinya (Tjiptono, 1997). Personal selling

juga merupakan interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan (Durianto et al, 2003).

Personal selling memiliki sifat-sifat, seperti pertemuan pribadi (personal confrontation), perkembangan hubungan (cultivation) dan tanggapan (response). Pertemuan pribadi (personal confrontation) yaitu adanya hubungan langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih dimana masing-masing pihak dapat mengamati reaksi-reaksi pihak lain. Perkembangan hubungan (cultivation) yaitu sifat yang memungkinkan segala jenis hubungan berkembang mulai dari hubungan penjualan seadanya sampai hubungan pribadi yang mendalam. Tanggapan (response) yaitu situasi yang membuat pembeli merasakan suatu kewajiban untuk mendengarkan pembicaraan penjualan, memperhatikan dan menanggapi. Pemasaran secara pribadi dapat dilakukan dengan menyediakan sumberdaya manusia sebagai driver sales person (pengantar produk ke konsumen), order getter (pencari konsumen di luar), order taker (pelayan dalam kios herbal), dan demand creator (penjual produk dengan kreativitas tinggi). Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung merupakan penggunaan saluran-saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran (Kotler, 2005). Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan/atau transaksi di sembarang lokasi (Tjiptono, 1997). Dalam pemasaran langsung, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar.

Menurut Tjiptono (1997), konsumen akan memperoleh manfaat dari adanya pemasaran langsung yaitu penghematan waktu dalam berbelanja dan dapat berbelanja secara rahasia. Sedangkan bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggannya, dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan. Saluran pemasaran langsung meliputi penjualan tatap muka (face to face) melalui kunjungan lapangan; surat langsung (direct mail) melalui pengiriman tawaran, pemberitahuan, alat pengingat atau sesuatu yang lain kepada seseorang; pemasaran katalog melalui pengiriman katalog barang atau bisnis;

telemarketing dan e-trade melalui penggunaan telepon dan pusat layanan telepon

(call center); TV dan media tanggapan langsung lainnya seperti koran dan majalah yang memuat banyak iklan cetak; pemasaran kios (kios marketing)

berupa bangunan kecil yang dapat menampung unit penjualan atau informasi; dan

e-commerce melalui elektronik seperti internet. Strategi Promosi

(29)

persuasif dengan pelanggan. Strategi promosi ini menentukan proporsi penjualan personal, periklanan, dan promosi penjualan. Ada enam strategi pokok dalam strategi promosi, yaitu strategi pengeluaran promosi, strategi bauran promosi, strategi pemilihan media, strategi copy periklanan, dan strategi penjualan.

Strategi Pengeluaran Promosi

Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun demikian tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk promosi yang harus dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran promosi tersebut bervariasi tergantung pada produk atau situasi pasar. Menurut Tjiptono (2008), meskipun banyak kesulitan dalam menentukan besarnya anggaran promosi, banyak praktisi yang membuat rule of thumb untuk menentukan besarnya pengeluaran promosi, antara lain:

1. Marginal approach

Pendekatan ini menggunakan kondisi MR=MC (Marginal Revenue=Marginal Cost). Kekurangan dari pendekatan ini jika kondisi MR=MC tercapai dapat menyebabkan pendekatan ini tidak layak. Perusahaan yang mengalaminya tidak mungkin menarik dan memecat karyawannya sedemikian rupa agar MR=MC tercapai.

2. Breakdown method

Metode ini terdiri dari beberapa macam, yaitu:

a. Percentage of sales approach, besarnya anggaran promosi dalam pendekatan ini ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari penjualan (tahun lalu atau prediksi penjualan tahun depan) atau dari harga jual. Kekurangan dari pendekatan ini, yaitu tidak dapat diterapkan pada perusahaan yang baru berdiri karena belum memiliki data penjualan. Pendekatan ini lebih menekankan bahwa promosi ditentukan oleh dana yang ada, bukan pada peluang pasar, sehingga menghambat pembiayan promosi secara agresif.

b. Affordable method, besarnya anggaran promosi ditetapkan berdasarkan perkiraan manajemen mengenai kemampuan keuangan perusahaan.

c. Return on investmen approach, pengeluaran promosi dianggap sebagai investasi. Oleh karena itu, besarnya anggaran promosi yang sesuai ditentukan dengan membandingkan tingkat return

yang diharapkan dan tingkat return yang diinginkan.

d. Compotitive parity approach, anggaran promosi suatu perusahaan harus sesuai dengan pengeluaran promosi pesaingnya. Kekurangan dari pendekatan ini yaitu pemahaman mengenai pandangan pesaing terhadap promosi terbatas karena sulit mendapatkan informasinya; pesaing sewaktu-waktu dapat menambah atau mengurangi anggaran promosinya, sehingga tidak mungkin perusahaan dapat memantau pesaing tersebut secara rutin; sumber daya, tujuan, dan peluang setiap perusahaan berbedabeda; dan tidak ada jaminan bahwa anggaran promosi yang sama dapat mencegah persaingan promosi.

(30)

periklanan, penjualan personal, dan promosi penjualan dari setiap lini produk, menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan dan besarnya biaya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dengan metode ini, manajer dapat menganalisis secara ilmiah peranan promosinya dan kontribusi promosi tersebut terhadap pencapaian tujuan pemasaran.

Strategi Bauran Promosi

Strategi bauran promosi memberikan kontribusi yang optimal dari setiap metode promosi. Menurut Tjiptono (2008), ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi bauran promosi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan yaitu, faktor produk, faktor pasar, faktor pelanggan, faktor anggaran, dan faktor bauran pemasaran.

1. Faktor produk, yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik dan cara produk itu dibeli, dikonsumsi, dan dipersepsikan. Apabila produk itu adalah produk industri yang bersifat teknis, penjualan personal paling tepat untuk mempromosikan karena penjual harus memberikan penjelasan-penjelasan teknis dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pelanggan. Sebaliknya, untuk produk konsumen ada beberapa pendekatan.

 Untuk convenience product yang sifat distribusinya intensif, mass selling adalah untuk memilih, perusahaan harus menggunakan promosi penjualan. Sedangkan, untuk speciality product dan

unsought product, perusahaan harus menggunakan penjualan personal

 Untuk produk-produk tahan lama, karena lebih jarang dibeli daripada produk-produk yang tidak tahan lama, dan memerlukan komitmen tinggi terhadap sumber-sumber, maka penjualan personal lebih efektif daripada iklan

 Untuk produk-produk yang dibeli dalam jumlah kecil dan sering beli (membutuhkan pengambilan keputusan rutin), perusahaan harus lebih memilih iklan daripada penjualan personal.

2. Faktor pasar

 Tahap-tahap PLC. Pada tahap perkenalan, penekanan utama untuk produk konsumsi adalah pada iklan guna menginformasikan keberadaan produk dan menciptakan permintaan awal. Pada tahap pertumbuhan, karena adanya peningkatan permintaan dan masuknya pesaing dalam industri, maka bagi produk konsumsi metodenya bergeser hanya pada iklan saja. Pada tahap kedewasaan, iklan dan promosi penjualan dibutuhkan untuk membedakan produk perusahaan dengan produk asing. Dan pada tahap penurunan, promosi penjualan mungkin diperlukan untuk memperlambat penurunan penjualan produk

(31)

diberikan pada iklan atau penjualan personal (tergantung pada produknya)

 Apabila persaingan ketat, ketiga metode promosi (penjualan personal dan promosi penjualan) dibutuhkan untuk mempertahankan posisi produk. Sebaliknya pada persaingan yang terbatas, penekanan promosi dapat hanya pada penjualan personal saja.

3. Faktor pelanggan

Ada dua strategi yang dapat digunakan, yaitu:

 Strategi dorong (push strategy), yaitu aktivitas promosi produsen kepada perantara (biasanya dengan penjualan personal dan trade promotion) dengan tujuan agar para perantara itu memesan, kemudian menjual serta mempromosikan produk yang dihasilkan produsen.

 Strategi tarik (Pull strategy), yaitu aktivitas promosi produsen kepada konsumen akhir (biasanya dengan iklan dan consumer promotion) dengan tujuan agar mereka mencarinya pada para perantara, yang pada gilirannya kemudian perantara memesan produk yang dicari konsumen kepada produsen.

4. Faktor anggaran

Jika perusahaan memiliki dana promosi yang besar maka peluangnnya untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar. Sebaliknya, bila dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat memilih penjualan personal, promosi penjualan, atau iklan bersama di dalam wilayah lokal atau regional.

5. Faktor bauran pemasaran

 Harga yang tinggi sering dianggap pelanggan berkorelasi positif dengan kualitas yang juga tinggi. Dalam kasus demikian, penggunaan iklan lebih tepat untuk mengkomunikasikan kualitas dari produk-produk yang harganya mahal

 Jika pendistribusian dilakukan secara langsung maka karakteristiknya mensyaratkan penggunaan penjualan personal, sedangkan bila tidak secara langsung maka dibutuhkan iklan karena terbatasnya jumlah armada penjual yang dipakai.

Strategi Pemilihan Media

(32)

Strategi Copy Iklan

Copy adalah isi dari iklan. Copy berfungsi untuk menjelaskan manfaat produk dan memberi alasan kepada pembacanya mengapa harus membeli produk tersebut. Tjiptono (2008), copy adalah sesuatu yang mewakili pesan yang ingin disampaikan pengiklan. Pesan tersebut harus menarik, spesifik, mudah dimengerti, singkat, bisa dipercaya, sesuai dengan keinginan pembaca, dan persuasif. Pesan-pesan yang disampaikan dapat berbentuk gaya penyampaian yang berbeda-beda, yaitu dengan memanfaatkan:

a. Cuplikan kehidupan individu atau kelompok. b. Gaya hidup individu.

c. Fantasi tentang produk.

d. Suasana hati atau citra produk.

e. Musik untuk lebih menghidupkan pesan.

f. Simbol kepribadian untuk menciptakan karakter yang mempersonifikasikan produk.

g. Memamerkan keahlian dan pengalaman perusahaan dalam menghasilkan produk.

h. Bukti-bukti ilmiah keunggulan produk. i. Bukti-bukti kesaksian orang-orang terkenal.

Jain dalam Tjiptono (2008) mengatakan bahwa hasil-hasil riset komunikasi memberikan pedoman untuk menyampaikan copy ke khalayak sasaran, yaitu sebagai berikut:

1. Kredibilitas sumber, pemanfaatan orang-orang terkenal, anggota kelompok referensi, dan pakar untuk merekomendasikan produk. 2. Keseimbangan argumen, berkaitan dalam iklan, apakah periklanan

menunjukkan sisi baik produk saja atau dengan sisi buruknya.

3. Pengulangan pesan, dengan tujuan agar pesan produk dapat diterima dengan benar. Pengulangan pesan memiliki keterbatasan, yaitu bisa menimbulkan kebosanan dan tidak tertarik lagi bagi khalayak.

4. Daya tarik rasional versus daya tarik emosional, dimanfaatkan dan digunakan secara bersamaan. Daya tarik rasional digunakan untuk mengefektivkan kampaye iklan, sedangkan daya tarik emosional untuk mendukung pendekatan emosional.

5. Daya tarik humor, berakaitan dengan aspek humor di dalam iklan. 6. Keadaan mata dalam memandang iklan gambar, pupil mata dapat

menjadi indikator sikap mental individu. Penelitian tentang pengaruh membesar kecilnya pupil mata dan arah gerak mata pada iklan, menyimpulkan:

a. Pupil yang membesar menunjukkan sikap positif terhadap sesuatu hal dan dapat mempengaruhi minat serta sikap pelanggan.

b. Jika bola mata bergerak ke kanan maka individu lebih memandang gagasan objektif dan rasional dari pesan iklan. Jika, bergerak ke kiri menujukkan ekspresi subjektif dan emosional dari pesan iklan. 7. Iklan perbandingan, yaitu iklan yang isinya memperlihatkan

(33)

Strategi Penjualan

Strategi penjualan (Tjiptono 2008) adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui penjualan tatap muka. Tujuan penjualan dinyatakan dalam volume penjualan berdasarkan penentuan volume penjualan yang ingin dicapai apakah per wilayah operasi atau per salesperson di dalam suatu wilayah operasi. Tujuan operasi juga dapat dinyatakan dalam target gross margin, tingkat pengeluaran maksimum, atau pencapaian tujuan tertentu.

Metode Proses Hirarki Analitik

Proses Hirarki Analitik (PHA) atau yang biasa dikenal Analitycal Hierarchy Process (AHP) merupakan teknik yang dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari University of Pittsburg, Amerika Serikat, pada awal tahun 1970-an. PHA telah banyak digunakan oleh para pengambil keputusan untuk membantu memecahkan masalah yang kompleks dan telah teruji efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam suatu pengambilan keputusan. Dengan PHA, suatu masalah dipandang sebagai suatu kerangka berpikir yang terorganisir dan sederhana, sehingga memungkinkan untuk mengambil keputusan yang efektif. Proses Hirarki Analitik (PHA) adalah suatu model yang memberikankesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. PHA juga memasukkan pertimbangan yang dibutuhkan untuk menyusun hirarki suatu masalah, logika, institusi,dan pengalaman untuk memberikan pertimbangan.

Ada beberapa prinsip yang harus dipahami untuk memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplosit, yaitu (1) prinsip menyusun hirarki, (2) prinsip menetapkanhirarki, (3) prinsip konsentrasi logis. Prinsip-prinsip alami pemikiran analitik inimendasari PHA.

1. Prinsip menyusun hirarki. Dalam menyusun hirarki, perusahaan berusaha untuk menggambarkan dan menguraikan permasalahan atau realitas secara hirarki. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, realitas yang kompleks disusun ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini dimasukkan ke dalam bagian lainnya, dan seterusnya secara hirarki. Dengan kata lain, persoalan yang kompleks dipecahkan menjadi unsur-unsur yang terpisah.

2. Prinsip menetapkan hirarki. Penetapan prioritas yang dimaksud adalah menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. 3. Prinsip konsentrasi logis. Konsentrasi logis yaitu menjamin bahwa

semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.

(34)

Hal yang diutamakan dalam data yang diterapkan pada PHA adalah kualitas dari responden, bukan kuantitas respondennya. Dengan demikian metode PHA dapat dilakukan hanya berdasarkan penilaian satu orang saja, dengan syarat orang tersebut merupakan orang yang ahli pada bidang yang dipermasalahkan. Walaupun hanya didasarkan pada penilaian satu orang, metode PHA mampu menyajikan suatu analisis kuantitatif serta kualitatif yang memadai.

Terdapat empat kelebihan menggunakan menggunakan PHA, antara lain : 1. Struktur yang berhirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih

sampai kepada sub-sub kriteria yang paling mendalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahapan output analisis

sensitivitas pengambil keputusan.

4. Mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi obyektif dan multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen hirarki.

Kelemahan dari penggunaan metode PHA ini adalah penilaian yang subjektif, tidak baku karena berdasarkan pemikiran seseorang. Namun, hal ini dapat diatasi dengan benar-benar memilih orang yang tepat yaitu orang yang ahli atau pakar di bidang yang akan diteliti.

Kerangka Pemikiran Operasional

Restoran Sederhana Masakan Padang merupakan restoran dengan model

usaha berbentuk PT yang dijalankan dengan sistem kerjasama syari’ah. Restoran

ini pertama kali didirikan di Jakarta pada tahun 1972 dan telah memiliki lebih dari 100 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Walaupun Restoran Sederhana telah memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, namun tingkat persaingan yang tinggi antar restoran yang menyajikan jenis makanan padang membuat Restoran Sederhana diam saja. Restoran Sederhana tetap memerlukan strategi untuk mempertahankan citra restorannya. Hal ini dikarenakan bahwa konsumen banyak mengetahui sederhana bukan dari promosi yang dilakukan, tetapi berdasarkan dari mulut ke mulut yang pernah datang ke Restoran Sederhana. Selain itu, Restoran Sederhana belum memberikan perhatian lebih terhadap strategi promosi ini, dikarenakan menurut pihak restoran bahwa tanpa adanya strategi promosi Restoran Sederhana telah banyak dikenal di Indonesia. Walaupun Restoran Sederhana telah banyak dikenal di Indonesia, namun strategi ini tetap perlu dilakukan untuk membangun citra restoran yang lebih baik lagi untuk dikenal oleh masyarakat luas.

Gambar

Gambar Produk, Bukti Fisik dan Media Promosi Restoran Sederhana
Gambar 1 Bauran Pemasaran dan Bauran Promosi
Tabel 2 Jenis-Jenis Media Iklan Utama serta Keunggulan dan Keterbatasannya
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Strategi Promosi Restoran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bauran promosi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain anggaran promosi yang tersedia, karakteristik pasar dan produk, pelanggan, pesaing, tahap daur hidup produk,

1) Strategi ST-1, yaitu mempertahankan strategi penetapan harga. Target pasar Restoran Rice Bowl adalah konsumen golongan menengah keatas. Strategi penetapan harga

Tujuan penelitian ini adalah : (a) mengidentifikasi faktor internal dan eksternal restoran menu makanan khas Makassar yang dapat memengaruhi perkembangan bisnis restoran, (b)

Strategi diferensiasi saluran distribusi dan keunggulan bersaing...33... Faktor yang mempengaruhi

Penyusunan strategi promosi yang belum diterapkan PT Citra Abadi Indah Cemerlang Palembang dipengaruhi oleh anggaran promosi yang disediakan perusahaan, karakteristik produk,

On tato parlor Salatiga, dalam merubah citra produk dan menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi penerapan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh

Partisipasi wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak restoran sangat menurun dikarenakan adanya pandemi covid-19 sehingga sangat mempengaruhi restoran dalam pembayaran pajak

Penelitian dapat mengeksplorasi strategi dan taktik yang digunakan oleh pengusaha restoran Padang untuk mengatasi situasi krisis, serta bagaimana strategi ini memengaruhi kinerja usaha