• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Air dan Kelebihan Air Hasil Konsolidasi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kebutuhan Air dan Kelebihan Air Hasil Konsolidasi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN KELEBIHAN AIR

HASIL KONSOLIDASI DI BALAI BESAR PENELITIAN

TANAMAN PADI SUKAMANDI

FIKRI SURYA ANDIKA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis

Kebutuhan Air dan Kelebihan Air Hasil Konsolidasi di Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi Sukamandi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal dari atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhrir skripsi.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2015

Fikri Surya Andika

(4)

ABSTRAK

FIKRI SURYA ANDIKA. Analisis Kebutuhan Air dan Kelebihan Air Hasil

Konsolidasi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi. Di bawah

bimbingan Budi Indra Setiawan.

Neraca air merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada

periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan

ataupun kekurangan.

Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis debit kebutuhan

air dan kelebihan air yang terjadi di Lahan Percobaan Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi (BBPTP).

Prosedur penelitian terdiri dari studi lapangan, studi

literatur dan analisis data. Berdasarkan hasil analisis, arah aliran air di daerah sekitar

penelitian mengalir ke arah selatan dimana terdapat sungai Cijengkol yang

merupakan hilir aliran air. Berdasarkan analisis kebutuhan air konsolidasi yang telah

dilakukan dapat disimpulkan nilai evapotranspirasi tertinggi terjadi pada bulan

Oktober yaitu 7.13 mm/hari. Nilai kebutuhan air tertinggi terjadi pada bulan Oktober

yaitu 2.10 lt/det/ha. Debit maksimum terjadi pada saluran drainase nomor 7 yaitu

28.01 lt/det dengan luas area 13.34 ha. Berdasarkan analisis hujan dapat disimpulkan

nilai curah hujan harian maksimum untuk wilayah penelitian di Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi sebesar 76.25 mm dengan periode ulang 2 tahun dan distribusi Gumbel.

Debit kelebihan maksimum terjadi pada saluran irigasi nomor 88 yaitu 117.30 lt/det

dengan luas area 14.15 ha.

Kata Kunci: curah hujan, debit buangan, debit irigasi, evapotranspirasi

ABSTRACT

FIKRI SURYA ANDIKA. Water Needs and Water Exceed Analysis of

Consolidated Results at Indonesian Center For Rice Research Sukamandi.

Supervised by Budi Indra Setiawan.

Water balance is the balance of the input and output of water somewhere at a

certain period, so it can be to determine the amount of the excess or shortage of

water. This study aimed to analyze the flow of water and the excess water needs

that occur at BBPTP. The procedure consisted of field studies, literature review

and data analysis. Based on the analysis, the direction of water flow in the area

around the research flowing to the south where there is a Cijengkol river

downstream water flow. Based on the analysis of the water needs of the

consolidation that has been done can be concluded highest evapotranspiration

values occurred in October that is 7.13 mm/day. The highest value of water

demand in October is 2.10 lt/sec/ha. The maximum irrigation discharge occurs in

the irrigation channel number 7 is 28.01 lt/sec with 13.34 ha area. Based on the

analysis of rainfall can be summed value maximum daily rainfall for the area of

research at the Center for Rice Research amounted to 76.25 mm with a return

period of 2 years and Gumbel distribution. The maximum effluent discharge

occurs in the drainage channel number 88 is 117.30 lt / sec with 14.15 ha area.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN KELEBIHAN AIR

HASIL KONSOLIDASI DI BALAI BESAR PENELITIAN

TANAMAN PADI SUKAMANDI

FIKRI SURYA ANDIKA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)

Judul Skripsi : Analisis Kebutuhan Air dan Kelebihan Air Hasil Konsolidasi di

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi

Nama

: Fikri Surya Andika

NIM

: F44110026

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Nora Herdiana Pandjaitan, DEA.

Ketua Departemen

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil

diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan

Pebruari 2015 hingga Juni 2015 ini adalah Analisis Kebutuhan Air dan Kelebihan

Air Hasil Konsolidasi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.

Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Prof Dr Ir Budi Indra Setiawan, MAgr selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, saran dan masukan yang bermanfaat sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Ir. Machmud A. Raimadoya, M.Sc dan Dr. Chusnul Arif, STP, M.Si

selaku dosen penguji sidang skripsi atas bimbingan dan masukannya.

3. Semua pihak yang membantu dan mendukung berjalannya penelitian

(Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan dan Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi, Sukamandi)

4. Bapak H. Masdjar; Ibu Hj. Endang Suhartiningsih serta kakak-kakak atas

semua semangat, dukungan dan kasih sayang yang diberikan.

5. Muhammad Ridwan, Dhanu Prakoso, Mochammad Rizky Ramadhan, Ahmad

Sidik dan Achmad Fachrie Afifie sebagai teman sebimbingan atas kerja sama

dan kebersamaan serta saran dan masukan yang membangun selama ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Angkatan

2011 atas motivasi, masukan, semangat dan dukungan yang diberikan.

Penulis sadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan,

saran dan kritik penulis harapkan sebagai masukan yang berharga untuk perbaikan

dalam penulisan selanjutnya. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Juli 2015

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1

Ruang Lingkup Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Alat dan Bahan

2

Prosedur Penelitian

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

8

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

8

Kondisi Topografi dan Konsolidasi Lahan

8

Kondisi Topografi

8

Konsolidasi Lahan

9

Analisis Kebutuhan Air Irigasi

11

Evapotranspirasi Tanaman

9

Perkolasi

10

Debit Kebutuhan Air Irigasi

11

Analisis Debit Kelebihan Air

12

Analisis Hujan

12

Debit Kelebihan Air

15

SIMPULAN DAN SARAN

16

Simpulan

16

Saran

16

DAFTAR PUSTAKA

17

(9)

DAFTAR TABEL

1 Laju perkolasi sesuai dengan tekstur tanah

4

2 Hasil analisis tanah pada dua zona

10

3 Debit yang diperlukan masing-masing saluran irigasi

11

4 Debit yang diperlukan masing-masing saluran irigasi (lanjutan)

11

5 Curah hujan harian maksimum Stasiun Klimatologi Sukamandi

12

6 Analisis distribusi frekuensi hujan rencana (R

24

)

13

7 Uji Smirnov-Kolmogorov distribusi Normal dan Gumbel

13

8 Uji Smirnov-Kolmogorov distribusi Normal dan Gumbel (Lanjutan)

14

9 Uji Smirnov-Kolmogorov distribusi Log Normal dan Log Person III

14

10 Hasil perhitungan parameter statistik

14

11 Hasil uji parameter statistik

15

12 Debit yang diperlukan masing-masing saluran drainase

16

DAFTAR GAMBAR

1 Daerah penelitian di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi

2

2 Kerangka alir prosedur penelitian

7

3 Kondisi saluran yang rusak

8

4 Kondisi topografi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

9

5 Evapotranspirasi tanaman (ETc)

10

6 Kebutuhan air irigasi

11

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Harga-harga koefisien tanaman padi 19

2 Nilai KT untuk metode distribusi Normal dan Log Normal

20

3 Nilai K untuk metode distribusi Log Pearson Tipe III

21

4 Nilai Yn dan Sn untuk metode distribusi Gumbel

22

5 Nilai kritis Do untuk Uji Kecocokan Smirnov Kolmogorov

23

6 Kondisi Topografi Sesudah Perataan

24

7 Hasil Konsolidasi Lahan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

25

8 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Januari

26

9 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Februari

27

10 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Maret

28

11 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan April

29

12 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Mei

30

13 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Juni

31

14 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Juli

32

15 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Agustus

33

16 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan September

34

17 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Oktober

35

18 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan November

36

19 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Desember

37

20 Nomor dan Letak Saluran Drainase

38

21 Nomor dan Letak Saluran Drainase

39

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengelolaan dan pengembangan sumber daya air pada dasarnya menyangkut

modifikasi siklus air untuk mengatur penyediaan sumber daya air yang ada dialam

hingga dperoleh kesetimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air.

Penggunaan air digunakan secara efektif dan efisien sebagai jawaban atas semakin

meningkatnya permintaan akan air untuk kebutuhan tanaman maupun air bagi

peruntukan lainnya. (Sosrodarsono 1985).

Neraca air (

water balance

) merupakan neraca masukan dan keluaran air

disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air

tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui

kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang

kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik-baiknya

(Nasir 1999). Kesetimbangan air dalam suatu sistem tanah-tanaman dapat

digambarkan melalui sejumlah proses aliran air yang kejadiannya berlangsung

dalam satuan waktu yang berbeda-beda.

Kontribusi prasarana dan sarana irigasi terhadap ketahanan pangan selama

ini cukup besar yaitu sebanyak 84 persen produksi beras nasional bersumber dari

daerah irigasi (Sari, 2007). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Subang, Jawa

Barat sebagai lokasi penelitian dan pengembangan tanaman padi berpengaruh

terhadap meningkatnya produksi beras di Indonesia. Namun, upaya peningkatan

tersebut menjadi terhambat karena beberapa faktor seperti infrastruktur irigasi

yang rusak dan tidak sesuai kebutuhan. Analisis kebutuhan air maksimum serta

kelebihan air maksimum diperlukan agar saluran irigasi dan drainase yang akan

dirancang dapat menampung air yang akan mengalir di saluran tersebut

Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah

menganalisis debit maksimum yang terjadi untuk kebutuhan infrastruktur irigasi

serta debit maksimum buangan yang diperlukan untuk kebutuhan infrastruktur

drainase.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis debit kebutuhan air dan

kelebihan air maksimum yang terjadi di Lahan Percobaan Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi.

Manfaat Penelitian

(12)

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas pada analisis hujan, evapotranspirasi, debit kebutuhan

air dan kelebihan air maksimum hasil konsolidasi di Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari hingga Juni 2015 di Balai

Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi, Subang. Penelitian menggunakan

data primer dan sekunder yang diperoleh dari Balai Besar Penelitian Tanaman

Padi.

Gambar 1 Daerah penelitian di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain komputer,

Theodolite,

kompas,

Global

Positioning System

(GPS). Peralatan lain untuk proses pengolahan data adalah

kalkulator dan laptop yang dilengkapi dengan

software

Mirosoft Word, Microsoft

Excell, Google Earth, TAL dan ArcGis 10.

Data sekunder antara lain data iklim 10

tahun 2005-2015 dari stasiun Klimatologi Sukamandi.

Prosedur Penelitian

(13)

Studi lapangan dilakukan dengan cara survei dan observasi. Survei dan observasi

dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk analisis baik

berupa data primer maupun data sekunder. Tahapan analisis yang akan dilakukan

dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu analisis kebutuhan air dan analisis

kelebihan air.

1.

Evapotranspirasi

Besarnya laju evapotranspirasi tanaman dihitung dengan persamaan sebagai

berikut (Doorensbos dan Pruit 1977).

ETc = Kc x ETo

(1)

Keterangan :

ETc = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)

Kc = kofisien tanaman

ETo = evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)

Nilai koefisien tanaman digunakan nilai 1.1 sebagai nilai tertinggi untuk

perhitungan kebutuhan air. Nilai koefisien tanaman padi dalam berbagai tahap

pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada Lampiran 1.

Evapotranspirasi tanaman diperlukan nilai evapotranspirasi acuan. Besarnya

laju evapotranspirasi tanaman dipengaruhi oleh faktor iklim yang berupa

kecepatan angin, kelembaban udara, lama penyinaran matahari, suhu, dan

lingkungan serta tingkat pertumbuhan tanaman (Hansen et al, 1980). Namun,

stasiun klimatologi sukamandi tidak mencatat data lama penyinaran matahari.

Untuk memperoleh nilai tersebut maka dicari nilai

Net Radiation

.

Evapotranspirasi tanaman acuan dihitung dengan persamaan

Penman-Monteith

sebagai berikut :

ETo=

0.408 Δ Rn- G + γ T+273900 u2 (es – ea)

Δ+ γ (1+0.34 u2)

(2)

Keterangan :

ETo = evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)

Rn =

net radiation

(MJ/m

2

hari)

G

=

soil heat flux density

(MJ/m

2

hari)

T

= Temperatur rata-rata (°C)

u2

= kecepatan angin (m/s)

es

=

saturation vapour pressure

(kPa)

ea

=

actual vapour pressure

(kPa)

es - ea =

saturation vapour pressure deficit

(kPa)

D

=

slope vapour pressure curve

(kPa/°C)

g

= konstanta psikometri (kPa/°C)

2. Perkolasi

(14)

Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat fisik tanah berupa tekstur tanah,

permeabilitas tanah, lapisan kedap serta topografi daerah setempat (Sosrodarsono

dan Takeda, 1987). Laju perkolasi di berbagai tekstur tanah dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1 Laju perkolasi sesuai dengan tekstur tanah

Tekstur tanah

Perkolasi

(mm/hari)

Lempung berpasir

3 – 6

Lempung

2 – 3

Liat berlempung

1 – 2

Sumber : Rice Irrigation in Japan. OTCA, 1973 di dalam Moh Ardani, 1997

3. Pengolahan Tanah

Keperluan air selama pengolahan tanah padi sawah umumnya menentukan

puncak keperluan air irigasi pada suatu areal irigasi. (Kalsim 2008). Kebutuhan air

untuk penyiapan lahan sebesar 150 mm. Lama pengisian air agar mencapai

ketinggian 150 mm dilakukan selama 30 hari sehingga kebutuhan air setiap hari

untuk penggenangan pada periode pengolahan tanah adalah 5 mm/hari. Analisis

kebutuhan air dilakukan untuk mengetahui debit yang harus tersedia untuk

keperluan irigasi, dengan tahapan sebagai berikut.

1. Debit kebutuhan air maksimum untuk setiap saluran irigasi tersier

Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung debit kebutuhan air

maksimum adalah sebagai berikut.

- Menghitung kebutuhan air irigasi

nFR = Etc + LP + P

(3)

Keterangan :

nFR = Kebutuhan air irigasi (mm/hari)

ETc = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)

LP

= Kebutuhan air selama pengolahan tanah (mm/hari)

P

= Perkolasi (mm/hari)

- Menghitung debit irigasi masing-masing saluran irigasi tersier

Q =

nFR8.64

x A

(4)

Keterangan :

Q = Debit irigasi terseier (lt/det)

A = Luas area yang akan diairi (ha)

Analisis kelebihan air dilakukan untuk mengetahui debit yang harus tersedia

untuk keperluan irigasi, dengan tahapan sebagai berikut.

1. Analisis Frekuensi dan Probabilitas Hujan

a. Distribusi Normal

Persamaan yang digunakan dalam distribusi Normal sebagai berikut:

X

T

= X

+ K

T

S

(5)

(15)

X

T

= perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T

tahunan

X

= nilai rata-rata hitung variat

S

= deviasi standar nilai variat

K

T

= faktor frekuensi (

lihat

Lampiran 2)

b. Distribusi Log Normal

Persamaan yang digunakan dalam distribusi Log Normal sebagai berikut.

Y

T

= Y

+ K

T

S

(6)

Keterangan :

Y

T

= perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T

tahunan

Y

= nilai rata-rata hitung variat

S

= deviasi standar nilai variat

K

T

= faktor frekuensi (

lihat

Lampiran 2)

c. Distribusi Log-Pearson III

Langkah-langkah perhitungan pada distribusi Log Pearson Tipe III sebagai

berikut.

- Mengubah data ke bentuk logaritmis

X = log X

(7)

- Menghitung harga rata-rata

log X

=

ni=1log xi

n

(8)

- Menghitung harga simpangan baku

s =

ni=1log Xi- log X 2

n-1

0.5

(9)

- Menghitung koefisien kemencengan

G=

n ni=1 log Xi- log X 3

n-1 n-2 s3

(10)

- Menghitung logaritma data dengan periode ulang T tahun

log X

T

= log X

+ K

T

S

(11)

(16)

- Menghitung hujan kala ulang dengan menghitung antilog dari log XT

d. Distribusi Gumbel

Persamaan yang digunakan dalam distribusi Gumbel sebagai berikut.

X = X

+ K S

(12)

Keterangan :

X

= harga rata-rata sampel

S

= deviasi standar nilai variat

Faktor probabilitas K untuk harga-harga ekstrim Gumbel dapat dinyatakan

dalam persamaan berikut.

K=

YTr - Yn

Sn

(13)

Keterangan :

Yn =

reduce mean

yang tergantung jumlah sampel/data n (Lampiran 4)

Sn =

reduce standard deviation

yang juga tergantung pada jumlah

sampel/data n (Lampiran 3)

YTr=

reduce variate

, yang dapat dihitung dengan persamaan berikut

ini:

Y

Tr

= - ln

- ln

TTr- 1r

(14)

Dengan mensubstitusikan persamaan di atas, didapat persamaan berikut:

X

Tr

=

X

-

YSnn S

+

YSTrn S

(15)

X

Tr

= b +

1a

Y

Tr

(16)

dengan a=

Sn

S

dan �

=

-

��

��

(17)

2. Uji Kecocokan (Smirnov-Kolmogorov) dan Uji Parameter Statistik

Uji kecocokan digunakan untuk melakukan pengecekan apakah suatu

distribusi data dapat diterima atau tidak (Pramuji 2013). Uji parameter statistik

didasarkan pada nilai standar deviasi, koefisien kemiringan, koefisien kurtosis dan

koefisien variasi tiap distribusi. Uji kecocokan yang dilakukan adalah uji

Smirnov-Kolmogorov, yang sering disebut uji kesesuaian non parametrik karena pengujiannya

tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu (Agus 2010). Prosedur pelaksanaannya

adalah sebagai berikut :

- Mengurutkan data dan menentukan peluang dari masing-masing data

X

1

= P (X

1

)

X

2

= P (X

2

), dan seterusnya

- Mengurutkan nilai masing-masing peluang teoritis dari hasil

penggambaran data (persamaan distribusi)

X

1

= P’ (X

1

)

X

2

= P’ (X

2

), dan seterusnya

- Menentukan selisih terbesar antara peluang pengamatan dengan peluang

teoritis

D = maksimum (P(X

n

) – P’(X

n

))

(18)

(17)

3. Debit kelebihan air maksimum untuk setiap saluran irigasi tersier

Q=

(

R

24

- (

Etc+P8.64

)

) x A

(19)

Keterangan :

Q = Debit kelebihan air (lt/det)

R

24

= Hujan rencana periode ulang 2 tahun (mm/hari)

A

= Luas area (ha)

(18)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPTP) terletak di Desa

Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. Letak koordinat BBPTP

adalah 6

20’40” LS - 6

22’40” LS dan 107

37’30” BT - 107

39’30” BT.

Pemberian air irigasi di BBPTP dilakukan secara konvensional yaitu dengan

menutup dan membuka saluran dengan barang-barang di sekitar seperti batu dan

sampah. Lahan yang tidak teratur juga menyebabkan sulitnya mengakses daerah

untuk dilalui air. Kapasitas saluran juga tidak dapat menampung air yang

dibutuhkan dan air yang berlebih saat terjadi kondisi ekstrem saat musim hujan

maupun kering. Penyebab terjadinya saluran yang tidak dapat menampung air

disebabkan karena terdapatnya vegetasi yang tumbuh di saluran sehingga

menghalangi laju aliran. Selain itu, tidak diketahuinya debit yang dibutuhkan

untuk irigasi maupun debit buangan pada saluran drainase juga menyebabkan

saluran tidak dapat menampung.

Gambar 3 Kondisi saluran yang rusak

Kondisi Topografi dan Konsolidasi Lahan

Kondisi Topografi

Pengukuran kontur secara langsung dengan menggunakan

Theodolite

dilakukan untuk mengetahui kondisi topografi lokasi penelitian. Pengukuran

dilakukan dengan 52 titik kontrol dan 415 titik detail (Afifie 2015). Data tersebut

kemudian diolah dengan

Surfer

9 dan dihasilkan peta kontur dan arah aliran

(19)

Gambar 4 Kondisi topografi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Konsolidasi Lahan

Hasil konsolidasi lahan pada lokasi penelitian menggolongkan lahan

percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi menjadi 3 zona (Prakoso 2015).

Pembagian zona didasarkan pada kondisi topografi lahan yang memiliki

perbedaan ekstrem. Pembagian zona tersebut memudahkan agar konsolidasi dapat

dilakukan dengan mudah serta biaya yang relatif murah. Selain itu, pembagian

zona juga dapat memudahkan sistem pemberian irigasi menjadi lebih hemat. Hasil

konsolidasi disajikan pada Lampiran 7.

Evapotranspirasi Tanaman

Evapotranspirasi tanaman (ETc) merupakan salah satu faktor penting

untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan air irigasi. Evapotranspirasi tanaman

dipengaruhi oleh keadaan iklim di daerah setempat. Faktor iklim tersebut meliputi

penyinaran matahari, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Untuk

data iklim terdekat dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi diperoleh dari

Stasiun Klimatologi Sukamandi. Data-data iklim berupa, temperatur maksimum,

temperatur minimum, kelembaban udara, kecepatan angin. Namun, stasiun

klimatologi sukamandi tidak memiliki data lama penyinaran matahari sehingga

diperlukan perhitungan untuk mencari nilai

Net Radiation

(Rn).

Perhitungan nilai evapotranspirasi tanaman diperlukan data

evapotranspirasi acuan (ETo). Nilai evapotranspirasi acuan dihitung dengan

menggunakan persamaan

Penman-Monteith

yang tersaji pada Lampiran 8 sampai

(20)

Gambar 5 Evapotranspirasi tanaman (ETc)

Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai evapotranspirasi tanaman di Balai

Besar Penelitian Tanaman Padi tahun 2006 berkisar antara 1.59 mm/hari – 6.02

mm/hari, sedangkan tahun 2014 berada diantara 2.57 mm/hari – 7.13 mm/hari.

Untuk keperluan kebutuhan air irigasi diambil nilai ETc terbesar yaitu 7.13

mm/hari dan untuk kelebihan air diambil ETc terkecil yaitu 1.59 mm/hari.

Perkolasi

Nilai perkolasi digunakan untuk menghitung nilai kebutuhan air untuk

pengolah tanah. Perkolasi dapat ditentukan dengan mengetahui tekstur tanah pada

lahan melalui analisis tanah. Penelitian ini mengambil 2 contoh uji tanah yang

berbeda dari lahan yang berbeda, yaitu pada zona 1 dan zona 2. Hasil analisis

tanah dan nilai perkolasinya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil analisis tanah pada dua zona

Zona

% Kelas Tekstur

Tekstur

Sand

Clay

Silt

1

69.94

0.09

29.97

Lempung

Berpasir

2

60.39

0.02

39.59

Lempung

Berpasir

Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa dari dua contoh uji tersebut

teksturnya adalah lempung berpasir.

Berdasarkan tabel 1

Rice Irrigation in Japan

,

OTCA, maka nilai perkolasinya sebesar 6 mm/hari untuk analisis kebutuhan air dan 3

mm/hari untuk analisis kelebihan air.

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

1-Ja

n

1-Fe

b

1-Mar

1-Apr

1-M

ay

1-Jun

1-

Jul

1-Aug

1-

Se

p

1-

Oc

(21)

Analisis Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan Air Irigasi

Perencanaan dan

perancangan infrastruktur irigasi dimaksudkan agar

saluran irigasi dapat menampung debit maksimum yang terjadi. Debit kebutuhan

air maksimum terjadi saat evapotranspirasi tanaman dan perkolasi maksimum

serta tidak ada hujan yang terjadi. Periode tanam digunakan saat periode

pengolahan tanah.

Gambar 6 Kebutuhan air irigasi

Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai kebutuhan irigasi di Balai Besar

Penelitian Tanaman Padi memiliki nilai terbesar yaitu 2.1 lt/det/ha yang terjadi

pada bulan Oktober. Nilai minus pada Gambar 6 menunjukkan bahwa jika

pengolahan tanah dilakukan pada periode waktu yang memiliki nilai minus maka,

tidak memerlukan irigasi karena kebutuhan air sudah dipenuhi oleh hujan yang

terjadi.

Debit Kebutuhan Air Irigasi Setiap Petak Tersier

Debit air irigasi maksimum berbeda-beda untuk setiap saluran irigasi tersier.

Setiap saluran irigasi tersier mengairi luas lahan yang berbeda-beda. Letak dan

petak yang diairi saluran irigasi disajikan pada Lampiran 20. Debit maksimum

masing-masing saluran irigasi disajikan pada Tabel 2.

Tabel 3 Debit yang diperlukan masing-masing saluran irigasi

No

Luas (ha) Debit (lt/det) No Luas (ha) Debit (lt/det)

0

9.68

20.33

3

9.54

20.03

Sekunder 1

7.80

16.38

4

7.80

16.38

1

7.41

15.56

5

11.17

23.46

2

7.80

16.38

6

7.94

16.67

Tabel 4 Debit yang diperlukan masing-masing saluran irigasi (lanjutan)

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

1-Jan

1-Feb

1-Mar

1-A

pr

1-May

1-

Ju

n

1-

Ju

(22)

No Luas (ha) Debit (lt/det)

No

Luas (ha) Debit (lt/det)

7

13.34

28.01

25

6.03

12.66

8

8.34

17.51

26

8.64

18.14

9

13.27

27.87

27

9.50

19.95

10

8.75

18.38

28

9.39

19.72

11

11.95

25.10

29

9.58

20.12

12

9.22

19.36

30

10.09

21.19

13

11.70

24.57

31

9.60

20.16

14

9.15

19.22

32

10.89

22.87

15

11.19

23.50

33

11.38

23.90

16

9.99

20.98

Sekunder 2

1.17

2.46

17

10.74

22.55

34

2.10

4.41

18

10.13

21.27

40

0.54

1.13

19

10.34

21.71

36

0.98

2.06

20

4.96

10.42

37

0.98

2.06

21

10.11

21.23

38

0.78

1.64

22

9.53

20.01

39

0.51

1.07

23

9.86

20.71

35

0.79

1.66

24

6.81

14.30

Sekunder 3

0.30

0.63

Debit terbesar terjadi pada saluran nomor 7 yaitu sebesar 28.01 lt/det.

Debit kebutuhan air ditentukan berdasarkan luas lahan yang akan diairi sehingga

semakin luas lahan maka debit akan semakin besar.

Analisis Debit Kelebihan Air

Analisis Hujan

Analisis curah hujan dilakukan dengan menganalisis data curah hujan

harian maksimum selama 10 tahun (2004-2013) yang didapatkan dari Stasiun

Klimatologi Darmaga yang tersaji dalam Tabel 5.

Tabel 5 Curah hujan harian maksimum Stasiun Klimatologi Sukamandi

Tahun JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS

SEP

OKT NOP DES MAKS

2005

37

93

95

52

39

7

10

3

3

64

15

43

95

2006

92

28

89

32

11

9

37

0

0

1

6

60

92

2007

40

0

0

39

23

78

3

0

36

26

33

35

78

2008

95

65

21

16

30

9

0

3

0

35

36

33

95

2009 94.5

64

57

81

19

6

0

0

10

3

65

67

95

2010

42

86

34

60

36

19

38

18

23

39

69

84

86

2011

47

34

65

24

32

23

2

0

9

34

53

60

65

2012

65

43

38

41

8

11

0

0

7

6

30

95

95

2013

107

22

53

104

48

23

2

0

9

34

53

60

107

2014

109

74

49

78

12

32

111

0

1

7

64

35

111

(23)

Menurut Suripin (2004), analisis frekuensi hujan didasarkan pada sifat

statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran

hujan di masa yang akan datang. Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari

hubungan antara besarnya suatu kejadian ekstrim dan frekuensinya berdasarkan

distribusi probabilitas (Kamiana 2011). Data curah hujan kemudian dilakukan

analisis distribusi frekuensi. Menurut Suripin (2004), untuk data curah hujan

umumnya digunakan analisis distribusi frekuensi Normal, Log Normal, Log

Pearson III dan Gumbel. Hasil perhitungan dari masing-masing distribusi tersaji

dalam Tabel 6.

Tabel 6 Analisis distribusi frekuensi hujan rencana (R

24

)

Periode

Ulang

(T

tahun)

Analisis Distribusi Frekuensi Hujan Rencana (mm/hari)

Normal

Log Normal

Log Person III

Gumbel

2

91.85

90.92

90.77

76.25

5

102.98

103.46

103.43

106.58

10

108.81

110.71

110.85

126.65

20

113.58

117.01

116.49

145.91

25

114.49

118.25

119.42

152.02

50

119.01

124.63

125.34

170.84

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji kecocokan. Uji kecocokan

yang dilakukan adalah uji Smirnov-Kolmogorov. Hasil dari perhitungan uji

Smirnov- Kolmogorov tersaji dalam Tabel 7 dan 8. Nilai Kritis Do untuk uji

Smirnov- Kolmogorov dengan jumlah data (N) 10 dan derajat kepercayaan (α)

0.05 adalah sebesar 0.41. Nilai D menunjukkan selisih antara peluang teoritis

dengan peluang pengamatan. Menurut perhitungan didapatkan nilai Dmaks untuk

distribusi Normal dan Gumbel adalah sebesar 0.21 dan untuk distribusi Log

Normal dan Log Pearson III sebesar 0.19. Distribusi dikatakan dapat diterima

apabila nilai Dmaks < Do. Sehingga semua distribusi frekuensi dapat digunakan.

Tabel 7 Uji Smirnov-Kolmogorov distribusi Normal dan Gumbel

Tahun

X

m

P

Ft

P'(x)

D

2011

65

1

0.1

-2.03

0.02

0.08

2007

78

2

0.2

-1.05

0.15

0.05

2010

86

3

0.3

-0.44

0.33

0.03

2006

92

4

0.4

0.01

0.5

0.1

2009

94.5

5

0.5

0.2

0.58

0.08

2005

95

6

0.6

0.24

0.59

0.01

2008

95

7

0.7

0.24

0.59

0.11

(24)

Tabel 8 Uji Smirnov-Kolmogorov distribusi Normal dan Gumbel (Lanjutan)

Tahun

X

m

P

Ft

P'(x)

D

2013

107

9

0.9

1.14

0.87

0.03

2014

111

10

1

1.45

0.93

0.07

Jumlah Data

10

Rata-Rata

91.85

Deviasi Standar

13.25

Dmax

0.21

Do

0.41

Tabel 9 Uji Smirnov-Kolmogorov distribusi Log Normal dan Log Person III

Tahun

X

m

P

Ft

P'(x)

D

2011 1.81291

1

0.10

-2.18

0.01

0.09

2007 1.89209

2

0.20

-1.00

0.16

0.04

2010

1.9345

3

0.30

-0.36

0.36

0.06

2006 1.96379

4

0.40

0.08

0.53

0.13

2009 1.97543

5

0.50

0.25

0.60

0.10

2005 1.97772

6

0.60

0.29

0.61

0.01

2008 1.97772

7

0.70

0.29

0.61

0.09

2012 1.97772

8

0.80

0.29

0.61

0.19

2013 2.02938

9

0.90

1.06

0.86

0.04

2014 2.04532

10

1.00

1.30

0.90

0.10

Jumlah Data

10

Rata-Rata

1.9586604

Deviasi Standar

0.07

Dmax

0.19

Do

0.41

Uji parameter statistik dilakukan untuk menentukan lebih lanjut distribusi

yang akan digunakan. Perhitungan tiap parameter statistik tersaji dalam Tabel 9.

Uji parameter statistik tiap distribusi tersaji dalam Tabel 10. Dari uji tersebut

didapatkan distribusi Gumbel memenuhi syarat statistik. Sehingga distribusi yang

digunakan dalam perhitungan selanjutnya adalah curah hujan rencana distribusi

Gumbel.

Tabel 10 Hasil perhitungan parameter statistik

No

Faktor

Notasi

Parameter

Statistik

Parameter

Statistik

Logaritma

1

Standar Deviasi

S

13.250

0.067

2

Koefisien

Kemencengan

C

s

0.693

1.106

3

Koefisien

Kurtosis

C

k

4.797

5.510

(25)

Tabel 11 Hasil uji parameter statistik

No

Distribusi

Jenis

Syarat

Perbandingan

Keterangan

1

Gumbel

C

s

≤ 1.1396

0.693

Memenuhi

C

k

≤ 5.4002

4.797

2

Log

Normal

C

s

= 3C

v

+C

v2

1.106

Tidak Memenuhi

C

s

= 0.1031

3

Log Person

III

C

s

= 0

1.106

Tidak Memenuhi

4

Normal

C

s

= 0

0.693

Tidak Memenuhi

Debit Kelebihan Air

Perencanaan dan

perancangan infrastruktur drainase dimaksudkan agar

saluran drainase dapat menampung debit kelebihan maksimum yang terjadi. Debit

kelebihan air maksimum terjadi saat evapotranspirasi tanaman dan perkolasi

minimum serta terjadi hujan rencana maksimum.

Gambar 7 Hasil analisis kelebihan air

Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai kelebihan air untuk dibuang disaluran

drainase drainase di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi memiliki nilai terbesar

yaitu 8.29 lt/det/ha yang terjadi pada bulan Januari. Kelebihan air saat hujan

maksimum dianalisis saat musim tanam. Analisis kelebihan air bertujuan agar

penggenangan tanaman saat sudah masuk musim tanam tetap terjaga.

Debit air drainase maksimum berbeda-beda untuk setiap saluran drainase

tersier. Setiap saluran drainase tersier mengairi luas lahan yang berbeda-beda.

Letak dan petak yang diairi saluran drainase disajikan pada Lampiran 20. Debit

maksimum masing-masing saluran drainase disajikan pada Tabel 12.

7.50

7.60

7.70

7.80

7.90

8.00

8.10

8.20

8.30

8.40

1-Jan

22

-J

an

12

-Feb

5-

Mar

26

-Mar

16

-A

pr

7-May

28

-May

18

-J

un

9-

Ju

l

30

-J

ul

20

-A

ug

10

-Sep

1-

Oct

(26)

Tabel 12 Debit yang diperlukan masing-masing saluran drainase

No

Luas

(ha)

(lt/det)

Debit

No

Luas

(ha)

(lt/det)

Debit

No

Luas

(ha)

(lt/det)

Debit

79

4.98

41.28

82

8.70

72.12

107

8.81

73.03

80

11.61

96.25

81

7.80

64.66

108

9.53

79.00

94

11.42

94.67

103

4.73

39.21

109

9.77

80.99

93

8.96

74.28

104

8.43

69.88

110

9.60

79.58

92

11.96

99.15

102

9.97

82.65

111

10.45 86.63

91

8.82

73.12

101

9.76

80.91

112

8.83

73.20

90

12.19 101.06

100

10.19 84.48

113

1.17

9.70

89

8.52

70.63

99

10.11 83.81

114

0.54

4.48

88

14.15 117.30

98

10.58 87.71

115

1.88

15.59

87

8.18

67.81

97

10.08 83.56

116

3.60

29.84

86

12.06

99.98

96

10.90 90.36

118

0.96

7.96

85

7.80

64.66

95

9.88

81.91

119

0.81

6.71

84

10.58

87.71

105

5.83

48.33

117

1.65

13.68

83

7.80

64.66

106

8.24

68.31

Debit terbesar terjadi pada saluran nomor 88 yaitu sebesar 117.30 lt/det.

Debit kebutuhan air ditentukan berdasarkan luas lahan yang akan mengalir

sehingga semakin luas lahan maka debit akan semakin besar.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis kebutuhan air konsolidasi yang telah dilakukan dapat

disimpulkan nilai evapotranspirasi tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu 7.13

mm/hari. Nilai kebutuhan air tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu 2.10 lt/det/ha.

Debit maksimum terjadi pada saluran drainase nomor 7 yaitu 28.01 lt/det dengan luas

area 13.34 ha. Berdasarkan analisis hujan dapat disimpulkan nilai curah hujan harian

maksimum untuk wilayah penelitian di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi sebesar

76.25 mm dengan periode ulang 2 tahun dan distribusi Gumbel. Debit kelebihan

maksimum terjadi pada saluran irigasi nomor 88 yaitu 117.30 lt/det dengan luas area

14.15 ha.

Saran

(27)

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai analisis hujan jangka pendek untuk

menentukan intensitas hujan di wilayah penelitian.

3. Perlu adanya penelitian lebih rinci mengenai kemampuan perkolasi dengan

memperhatikan kondisi dan jenis tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Agus I. 2010. Penentuan Jenis Distribusi dan Uji Kesesuaian Smirnov Kolmogorov

Data Hujan DAS Taratak Timbulun Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal

Rekayasa Sipil. 6(1):42-51.

Ardani, Moh. 1997. Potensi dan Optimasi Pemanfaatan Airtanah Sumur TW-01 Pada

Lahan Kering di Desa Babakan Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka

Jawa Barat. Thesis. Institut Teknologi Bandung.

Doorenboss, J. And W. O. Pruitt. 1977. Guidelines for Predicting Crop Water

Requirment. Irrigation and Drainage Paper. Food and Agriculture

Organization of The United Nation. Rome.

Hansen, V. E., O. W. Israelsen and G. E. Stringham. 1980. Irrigation Principles and

Practices Foruth Edition. John Wiley and Sons. New York. Galang Persada.

Bandung.

Kamiana IM. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Yogyakarta

(ID): Graha Ilmu

Kartasapoetra dan M, Mulyani. 1990. Teknologi Pengairan Pertanian (Irigasi).

Bumi Aksara. Jakarta.

Nasir A.N, dan S. Effendy. 1999. Konsep Neraca Air Untuk Penentuan Pola

Tanam. Kapita Selekta Agroklimatologi Jurusan Geofisika dan

Meteorologi Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian Bogor.

Pramuji AH. 2013. Perencanaan dan Studi Pengaruh Sistem Drainase Marvell City

terhadap Saluran Kalibokor di Kawasan Ngagel-Surabaya. Jurnal Teknik

POMITS. 1(1):1-6.

Sari, Kusuma, Ida 2007. Analisa ketersediaan dan kebutuhan air pada DAS

Sampean, : Jurnal Teknik Sipil

Sosrodarsono, S. 1985. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Paradyna Paramita.

Jakarta.

Sosrodarsono, S. Dan K. Takaeda. 1987. Hidrologi Untuk Perairan. Pradnya Paramita.

Jakarta.

(28)
(29)

Lampiran 1 Harga-harga koefisien tanaman padi

Varietas Biasa

Varietas Unggul

1.1

1.1

1.1

1.1

1.1

1.05

1.1

1.05

1.1

0.95

1.05

0

0.95

0

(30)

Lampiran 2 Nilai KT untuk metode distribusi Normal dan Log Normal

No

Ulang, T

Periode

(tahun)

Peluang

K

t

1

1.001

0.999

-3.05

2

1.005

0.995

-2.58

3

1.010

0.990

-2.33

4

1.050

0.950

-1.64

5

1.110

0.900

-1.28

6

1.250

0.800

-0.84

7

1.330

0.750

-0.67

8

1.430

0.700

-0.52

9

1.670

0.600

-0.25

10

2.000

0.500

0

11

2.500

0.400

0.25

12

3.330

0.300

0.52

13

4.000

0.250

0.67

14

5.000

0.200

0.84

15

10.000

0.100

1.28

16

20.000

0.050

1.64

17

50.000

0.020

2.05

18

100.000

0.010

2.33

19

200.000

0.005

2.58

20

500.000

0.002

2.88

(31)

Lampiran 3 Nilai K untuk metode distribusi Log Pearson Tipe III

Interval kejadian (Recurrence interval), tahun (periode ulang)

(32)

Lampiran 4 Nilai Yn dan Sn untuk metode distribusi Gumbel

N

Reduce Mean

Yn

,

Standard Deviation

Reduce

,

Sn

10

0.4952

0.9496

20

0.5236

1.0628

30

0.5362

1.1124

40

0.5436

1.1413

50

0.5485

1.1607

60

0.5521

1.1747

70

0.5548

1.1854

80

0.5569

1.1938

90

0.5586

1.2007

(33)

Lampiran 5 Nilai kritis Do untuk Uji Kecocokan Smirnov Kolmogorov

Jumlah

Data (N)

0.2

Derajat kepercayaan (α)

0.1

0.05

0.01

5

0.45

0.51

0.56

0.67

10

0.32

0.37

0.41

0.49

15

0.27

0.3

0.34

0.4

20

0.23

0.26

0.29

0.36

25

0.21

0.24

0.27

0.32

30

0.19

0.22

0.24

0.29

35

0.18

0.20

0.23

0.27

40

0.17

0.19

0.21

0.25

45

0.16

0.18

0.20

0.24

50

0.15

0.17

0.19

0.23

N>50

1.07

N

0.5

1.22

N

0.5

1.36

N

0.5
(34)
(35)
(36)

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Januari

(37)

Lampiran 9 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Februari

(38)

Lampiran 10 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Maret

(39)

Lampiran 11 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan April

(40)

Lampiran 12 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Mei

(41)

Lampiran 13 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Juni

(42)

Lampiran 14 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Juli

(43)

Lampiran 15 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Agustus

(44)

Lampiran 16 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan September

(45)

Lampiran 17 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Oktober

(46)

Lampiran 18 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan November

(47)

Lampiran 19 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Padi Bulan Desember

(48)
(49)
(50)
(51)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Bekasi pada tanggal 23 September 1993.

Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan

H.Masdjar dan Hj.Endang Suhartiningsih. Penulis mulai masuk jenjang

pendidikan formal pada tahun 1999 di SD Negeri Jakamulya V Kota Bekasi.

Kemudian tahun 2005 melanjutkan sekolah ke MTs Negeri 21 Jakarta.

Penulis lulus sekolah menengah pertama pada tahun 2008. Kemudian

diterima di SMA Negeri 91 Jakarta. Penulis diterima sebagai mahasiswa di

Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui jalur SNMPTN Undangan

di program studi Teknik Sipil dan Lingkungan. Fakultas Teknologi

Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1  Daerah penelitian di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi
Gambar 2  Kerangka alir prosedur penelitian
Gambar 4  Kondisi topografi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Gambar 5  Evapotranspirasi tanaman (ETc)
+7

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan tipe integrasi sudu darrius dan savonius dengan pemandu arah aliran air yang menghasilkan torsi lebih besar dari yang konvensional, alat turbin air pada invensi ini dapat

Sebagai contoh, dengan adanya fenomena menjamurnya lembaga non struktural, nantinya perlu dipilah peran yang dapat dilakukan lembaga non struktural sehingga tidak mengambil

cost - effective dan pengambilan contoh yang layak secara statistik harus segera ditentukan, terutama terhadap kelompok - kelompok spesies yang menjadi acuan. Kelimpehan

Sejak berdiri tahun 1980, dengan dukungan penuh dari mitra usaha baik perusahaan swasta, BUMN dan pemerintahan membuat Scomptec dapat tumbuh dan berkembang

Pada usia ini, anak-anak berada pada tahap cooperative play atau bermain bersama yang ditandai dengan adanya kerjasama atau pembagian tugas dan pembagian peran

Kalimat motivasi merupakan salah satu cara pemimpin untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar bekerja sesuai dengan target yang diinginkan.. Motivasi dalam bentuk

22) Bila sebuah ruangan ter Bila sebuah ruangan terdapat 16 komputer dan dapat 16 komputer dan akan dihubungkan dengan sebuah akan dihubungkan dengan sebuah komputer yang terhubung

Sedangkan perubahan penggunaan tanah terkecil terjadi pada tanah kosong belum ada peruntukannya berubah menjadi perumahan tidak teratur sebesar 615,08 m 2 , persentase