• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga (Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga (Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli Utara)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga

(Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli Utara)

Oleh:

Waldy Sahputra Aritonang

090903010

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Daftar Isi

Daftar Isi ……… i

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang ……… 1

I.2 Rumusan Masalah ……… 6

I.3 Tujuan Penelitian ……… 6

I.4 Mafaat Penelitian ……… 7

I.5 Kerangka Teori ……… 8

I.5.1 Konsep Pelayanan Publik ...………. .... 8

I.5.2.1. Definisi PelayananPublik………... 8

I.5.2.2 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik………..………... 12

I.5.2.3 Prinsip-prinsip Pelayanan Publik .………. 14

I.5.2.4 Standart Pelayanan Publik ... 16

I.5.2.5 Konsep Kualitas Pelayanan ... . 18

I.5.3 Kartu Keluarga... 24

I.5.3.1 Defenisi Kartu Keluarga ... 24

I.5.3.2 Dasar Penerbitan Kartu Keluarga ... 25

I.6 Defenisi Konsep ……….. 30

(3)

Bab II Metode Penelitian

II.1 Bentuk Penelitian ….……… 33

II.2 Lokasi Penelitian ……… 33

II.3 Informan Penelitian …… ……… .... 33

II.4 Teknik Pengumpulan Data ……… 34

II.6 Teknik Analisis Data ……….. …………... 35

Bab III Deskripsi Lokasi ... 37

3.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Tapanuli Utara ... 37

3.2 Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara ... 40

3.3 Demografi Kabupaten Tapanuli Utara ...42

3.4 Visi dan Misi Kabupaten Tapanuli Utara ... 44

3.4.1 Profil Disdukcapil Tapanuli Utara... 46

3.4.1.1 Sumber Daya Manusia ... 47

3.4.2 Tujuan dan Sasaran Kabupaten Tapanuli Utara ... 55

3.4.2.1 Tujuan ... 55

3.4.2.2 Sasaran ... 56

3.5 Tugas Pokok dan Fungsi ... 58

(4)

3.5.2 Struktur Organisasi ... 71

Bab IV Penyajian Data ... 73

4.1 Identitas Informan ... 73

4.1.1 Identitas Informan Kunci ... 73

4.1.2 Identitas Informan Utama .,... 74

4.2 Hasil Pengumpulan Data ...,,,,,,,,,,, 74

4.3 Penyajian Data ... 75

4.3.1 Tangible (bukti fisik) ... 75

4.3.2 Reability (Kehandalan) ... 78

4.3.3 Responsive (Daya Tanggap) ... 83

4.3.4 Assurance (Jaminan) ... 87

4.3.5 Emphaty (Kemampuan Dalam Memahami) ... 91

Bab V Analisis Data ... 96

V.I Tangible (bukti fisik) ... 96

V.II Reability (Kehandalan) ... 98

V.III Responsive (Daya Tanggap)... 99

(5)

V.V Emphaty (Kemampuan Dalam Memahami) ... 101

Bab VI Penutup

VI.I Kesimpulan ... 103

V.II Saran ... 105

(6)

ABSTRAK

Kualitas Pelayanan Pembuatan kartu keluarga

(Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli Utara)

Skripsi ini disusun oleh:

Nama : Waldy Sahputra Aritonang

NIM : 090903010

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina, SH.M.Hum

Dalam organisasi pemerintah, pelayanan kepada masyarakat adalah tujuan utama yang tidak mungkin dapat dihindari karena sudah merupakan kewajiban menyelenggarakan pelayanan dengan menciptakan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, karena telah menjadi sebuah kewajiban maka sepatutnya pemerintah mencari solusi terbaik terhadap masalah- masalah yang sering dihadapi.

Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik khususnya dalam pelayanan pembuatan Kartu keluarga yang dilaksanakan di kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten tapanuli utara yang beralamat di jalan Sisingamangaraja No 197 Tarutung. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara secara mendalam kepada informan, dan studi kepustakaan. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah 2 orang informan kunci yaitu Informan kunci penelitian ini adalah adalah Kepala Seski Pembuatan Kartu Keluarga dan KTP dan Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk.

Berdasarkan penelitian ini bahwa para pegawai di Kantor Dinas Dan Kependudukan Catatan Sipil telah berupaya memberikan suatu pelayanan yang maksimal dalam pembuatan Kartu Keluarga. Hambatan yang terjadi dalam proses pembuatannya adalah kurangnya fasilitas juga sumber daya manusia yang terampil dalam pengerjaanya dan kurangnya peran aktif masyarakat.

(7)

ABSTRAK

Kualitas Pelayanan Pembuatan kartu keluarga

(Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli Utara)

Skripsi ini disusun oleh:

Nama : Waldy Sahputra Aritonang

NIM : 090903010

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina, SH.M.Hum

Dalam organisasi pemerintah, pelayanan kepada masyarakat adalah tujuan utama yang tidak mungkin dapat dihindari karena sudah merupakan kewajiban menyelenggarakan pelayanan dengan menciptakan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, karena telah menjadi sebuah kewajiban maka sepatutnya pemerintah mencari solusi terbaik terhadap masalah- masalah yang sering dihadapi.

Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik khususnya dalam pelayanan pembuatan Kartu keluarga yang dilaksanakan di kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten tapanuli utara yang beralamat di jalan Sisingamangaraja No 197 Tarutung. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara secara mendalam kepada informan, dan studi kepustakaan. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah 2 orang informan kunci yaitu Informan kunci penelitian ini adalah adalah Kepala Seski Pembuatan Kartu Keluarga dan KTP dan Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk.

Berdasarkan penelitian ini bahwa para pegawai di Kantor Dinas Dan Kependudukan Catatan Sipil telah berupaya memberikan suatu pelayanan yang maksimal dalam pembuatan Kartu Keluarga. Hambatan yang terjadi dalam proses pembuatannya adalah kurangnya fasilitas juga sumber daya manusia yang terampil dalam pengerjaanya dan kurangnya peran aktif masyarakat.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur, sebagai abdi

negara dan abdi masyarakat. Tugas ini telah jelas digariskan dalam pembukaan UUD 1945

alenia keempat, yang meliputi 4 (empat) aspek pelayanan pokok aparatur terhadap

masyarakat, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial.

Ruang lingkup pelayanan dan jasa-jasa publik (public services) meliputi aspek

kehidupan masyarakat yang sangat luas. Pelayanan dan jasa publik bahkan dimulai sejak

seseorang dalam kandungan ketika diperiksa oleh dokter pemerintah atau dokter yang

dididik di universitas negeri, mengurus akta kelahiran, menempuh pendidikan di universitas

negeri, menikmati bahan makanan yang pasarnya dikelola oleh pemerintah, menempati

rumah yang disubsidi pemerintah, memperoleh macam-macam perijinan yang berkaitan

dengan dunia usaha yang digelutinya hingga seseorang meninggal dan memerlukan surat

pengantar dan surat kematian untuk mendapatkan kapling di tempat pemakaman umum

(TPU).

Luasnya ruang lingkup pelayanan dan jasa publik cenderung sangat tergantung

kepada ideologi dan sistem ekonomi suatu negara. Negara-negara yang menyatakan diri

(9)

negara-negara kapitalis. Tetapi luasnya cakupan pelayanan dan jasa-jasa publik tidak identik

dengan kualitas pelayanan itu sendiri. Karena pelayanan dan jasa publik merupakan suatu

cara pengalokasian sumber daya melalui mekanisme politik, bukannya lewat pasar, maka

kualitas pelayanan itu sangat tergantung kepada kualitas demokrasi. Konsekuensi dari hal ini

adalah negara-negara yang pilar-pilar demokrasinya tidak bekerja secara optimal tidak

memungkinkan pencapaian kualitas pelayanan publik yang lebih baik. Bahkan sebaliknya,

pelayanan publik tanpa proses politik yang demokratis cenderung membuka ruang bagi

praktek-praktek korupsi.

Sebagai bagian dari sistem kenegaraan dengan konstitusi yang pekat dengan norma

keadilan, ekonomi Indonesia dicirikan oleh ruang lingkup pelayanan publik yang sangat luas.

Sayangnya, pelayanan publik yang menyentuh hampir setiap sudut kehidupan masyarakat

tidak ditopang oleh mekanisme pengambilan keputusan yang terbuka serta proses politik

yang demokratis. Karena itu tidak mengherankan jika pelayanan publik di Indonesia memiliki

ciri yang cenderung korup, apalagi yang berkaitan dengan pengadaan produk-produk

pelayanan publik yang bersifat kewajiban seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu

Keluarga (KK), Surat Izin Mengemudi (SIM), Pasport, dan lain-lain.

Sejalan dengan itu, prinsip market oriented organisasi pemerintahan harus diartikan

bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah (aparatur) harus mengutamakan pelayanan

terhadap masyarakat. Demikian juga prinsip catalitic government, mengandung pengertian

bahwa aparatur pemerintah harus bertindak sebagai katalisator dan bukannya penghambat

dari kegiatan pembangunan, termasuk di dalamnya mempercepat pelayanan masyarakat.

Dalam konteks ini, fungsi pemerintah lebih dititikberatkan sebagai regulator dibanding

(10)

memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat sendiri sebagai penyedia atau pelaksanaan

jasa pelayanan umum.

Dalam organisasi pemerintah, pelayanan kepada masyarakat adalah tujuan utama

yang tidak mungkin dapat dihindari karena sudah merupakan kewajiban menyelenggarakan

pelayanan dengan menciptakan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, karena telah

menjadi sebuah kewajiban maka sepatutnya pemerintah mencari solusi terbaik terhadap

masalah- masalah yang sering dihadapi, termasuk kendala intern yaitu kendala yang

bersumber dari dalam instansi itu sendiri maupun kendala ekstern yakni kendala yang

datangnya dari masyarakat pemakai jasa dalam kaitannya dengan pelayanan umum yang

ditanganinya, selain itu pula pegawai harus senantiasa memberikan pelayanan yang sebaik-

baiknya kepada masyarakat secara keseluruhan. Tingkat kepuasan masyarakat merupakan

suatu indikator yang penting bagi keberhasilan pelayanan publik dimana semakin besar

manfaat yang dirasakan publik, semakin bagus pula kualitas layanan yang dilaksanakan oleh

aparat sebaliknya tingkat kepuasan yang rendah mengindikasikan buruknya sistem pelayanan

aparat publik. Namun dalam perjalanannya masih banyak dijumpai permasalahan yang

berkaitan dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Telah banyak cerita atau

pengalaman dan sebagian atau bahkan hampir semua masyarakat sebagai pengguna dari

pelayanan publik yang mengeluhkan terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh instansi

Pemerintahan.

Banyaknya jenis pelayanan publik menyebabkan perlunya dilakukan batasan kajian

pada jenis pelayanan tertentu. Salah satu jenis pelayanan public yang mendasar adalah

pelayanan disektor administrasi kependudukan, karena berkaitan dengan eksistensi setiap

individu sebagai warga negara Indonesia.Pelayanan dalam sektor administrasi kependudukan

merupakan jenis pelayanan yang cukup banyak permintaannya seperti Kartu Tanda

(11)

dikhususkan lagi dalam hal pelayanan Kartu Keluarga. Penelitian tentang kualitas pelayanan

Kartu Keluarga ini penting untuk dilakukan, dikarenakan masyarakat sebagai custumer

service belum merasa puas baik dari segi waktu, prosedur dan mutu pelayanan yang selama

ini diberikan. Untuk itu penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kualitaspelayanan publik

terutama yang dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli

Utara khususnya dalam pelayanan Kartu Keluraga (KK).

Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat tentang nama, susunan

dan hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga. Penduduk warga Negara

Indonesia dan orang asing yang memiliki izin tinggal tetap wajib melaporkan susunan

keluarganya kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui kepaladesa/lurah dan

camat dimana domisilinya .Pelaporan tersebut sebagai dasar untuk penerbitan Kartu Keluarga

(pasal Staatsblad Tahun 1920 Nomor 751 jo Staatsblad 1927 nomor 564 tentang Pancatatan

Sipil Bagi Orang Indonesia). Berdasarkan Undang-undang Administrasi Kependudukan No

23 Tahun 2006, pada Pasal 13 ayat 1 sampai 4 menyebutkan bahwa Setiap Penduduk wajib

memiliki NIK sebagaimana dimaksud pada yang berlaku seumur hidup dan selamanya, yang

diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada setiap Penduduk

setelah dilakukan pencatatan biodata dan dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan

dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis

asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.Ketentuan lebih

lanjut mengenai persyaratan, tata Cara dan ruang lingkup penerbitan dokumen identitas

lainnya, serta pencantuman NIK diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam pengelolaan kependudukan kendala- kendala yang sering ditemui antara lain

masih lemahnya sumber daya manusia pengelola kependudukan terutama di tataran bawah

yang merupakan ujung tombak pengelola kependudukan, begitu pula dalam segi kinerja

(12)

pihak yang memperoleh pelayanan tidak merasa puas. Fakta lain yang terjadi dan umumnya

dipraktekkan oleh aparat pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan publik, yaitu adanya

deskriminasi dalam pelayanan.

Berdasarkan latar belakang di atas , maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut terkait persoalan tersebut dengan judul “Kualitas Pelayanan Publik

Dalam Pembuatan Kartu Keluarga pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan , maka perumusan

masalah dari penelitian ini adalah : “Bagaimana Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan

Kartu Keluarga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan

masalah yang telah dikemukakan diatas, yakni untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana Kualitas Pelayanan Publik dalam Pembuatan Kartu

Keluarga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara?”

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami dalam Pelayanan Publik dalam

Pembuatan Kartu Keluarga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Tapanuli Utara?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung

(13)

1. Manfaat secara ilmiah,

Untuk menambah khasanah pengetahuan ilmiah didalam studi administrasi dan

pembangunan umumnya dan pembangunan bidang pelayanan publik pada

khususnya dengan Kualitas Pelayanan Publik dalam Pembuatan Kartu Keluarga.

2. Manfaat secara praktis secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan

memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Dapat dijadikan sebagai kontribusi terhadap pemecahan permasalahan yang terkait

dengan pembuatan Kartu Keluarga.

b. Sebagai masukan baru bagi para penulis maupun dalam literatur perpustakaan

yang berkaitan dengan masalah-masalah studi administrasi dan pembangunan.

3. Manfaat secara akademis

Kegunaan akademik dalam penelitian ini adalah sebagai referensi bagi

pihak-pihak yang berkompeten dalam pencarian informasi atau sebagai referensi mengenai

Kualitas Pelayanan Publik dalam Pembuatan Kartu Keluarga di Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara.

1.5 Kerangka Teori

Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep ,konstruksi. defenisi dan proposisi

untuk menerangkan suatu fenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan

hubungan antara konsep (Singarimbun,1989 : 37 ) . Sebelum melakukan penelitian yang lebih

lanjut peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk

(14)

Kerangka Teori adalah bagian dari penelitian , tempat peneliti memberikan penjelasan

tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok sub variabel atau masalah yang ada

dalam penelitian (Arikunto,2000 : 92 ). Kerangka teori ini diharapkan memberikan

pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.

I.5.2 Konsep Pelayanan Publik

I.5.2.1 Definisi Pelayanan Publik

Konsep pelayanan atau service telah didefinisikan oleh banyak pakar. Pelayanan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 : 505) yaitu perihal atau cara meladeni dan

kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli baranag dan jasa. Sedangkan

Soetopo dalam Paimin Napitupulu (2007 : 164) mendefinisikan pelayanan sebagai suatu

usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain.

Dari pengertian diatas, dapat ditemukan bahwa pelayanan yaitu serangkaian kegiatan

atau proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa produk jasa

dengan sejumlah ciri seperti tidak berwujud, cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada

dimiliki, dan pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa

tersebut.

Kotler dalam Napitupulu (2007 : 164) menyebutkan sejumalah karakteristik

pelayanan sebagai berikut :

1. Intangibility (tidak berwujud) , tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium

sebelum ada transaksi. Pembeli tidak mengetahui dengan pasti atau dengan baik hasil

(15)

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) , dijual, lalu diproduksi dan dikonsumsi secara

bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Karena itu, konsumen ikut berpartisipasi

menghasilkan layanan jasa. Dengan adanya kehadiran konsumen, pemberi pelayanan

berhati-hati terhadap interaksi yang terjadi antara penyedia dan pembeli. Keduanya mempengaruhi

hasil layanan.

3. Variability (berubah-ubah dan bervariasi) . Jasa beragam, selalu mengalami

perubahan, tidak selalu sama kulaitas nya bergantung kepada siapa yang menyediakannya

dan kapan serta dimana disediakan. Keempat,

4. Perishability (cepat hilang, tidak tahan lama), jasa tidak dapat disimpan dan

permintaan nya berfluktuasi. Daya tahan suatu layanan jasa bergantung kepada situasi yang

diciptakan oleh berbagai faktor.

Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2009, Pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan publik.

Konsep pelayanan public diturunkan dari makna public service yang berarti berbagai

aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa ( Pamudji

dalam Napitupulu 2007 : 165) . Soetopo dalam Napitupulu (2007 : 165) mengartikan

pelayanan umum sebagai :

(16)

Pelayanan public juga diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan

dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak

terikat pada suatu produk secara fisik (Inu dalam Sinambela 2006:5).

Ijan Poltak Sinambela (2006:5) mengartikan pelayanan public sebagai pemberian

layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada

organisasi itu sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan. Pelayanan public adalah

pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat pada penyelenggaraan Negara. Negara

didirikan oleh public atau masyarakat tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya Negara dalam hal ini birokrasi haruslah dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara

individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003

tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan public, standar pelayanan

sekurang-kurangnya meliputi antara lain prosedur pelayanan yang diberlakukan bagi pemberi dan

penerima pelayanan termasuk pengaduan, waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat

pengajuan permohonan sampai dengan penyesuaian pelayanan termasuk pengaduan,biaya

atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan,

produk pelayanan dimana hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan,penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggaraan public,dan kompetensi petugas pemberi pelayanan publik dimana

kompetensi petugas pemberi layanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai berdasarkan

(17)

Pelayanan yang dapat memberikan kepuasan pada para pelanggan

sekurang-kurangnya mengandung tiga unsur pokok yaitu :

1. Terdapatnya pelayanan yang sama dan merata. Yaitu dalam pelaksanaannya tidak ada

diskriminasi yang diberikan aparat pemerintaah tehadap masyarakat. Pelayanan tidak

menganaktirikan dan menganakemaskan keluarga, pangkat, suku, agama dan tanpa

memandang status ekonomi. Hal ini membutuhkan kejujuran dan tenggang rasa para

pemberi pelayanan tersebut.

2. Pelayanan yang diberikan harus tepat pada waktunya.Pelayanan oleh aparat

pemerintah dengan mengulur waktu dengan berbagai alasan merupakan tindakan yang

dapat mengecewakan masyarakat. Mereka yang membutuhkan secepat mungkin

diselesaikan akan mengeluh kalau tidak segera dilayani. Lagipula jika mereka

mengukur waktu tentunya merupakan beban untuk tahap selanjutnya karena

bebarengan dengan semakin banyaknya tugas yang harus diselesaikan.

3. Pelayanan yang harus merupakan pelayanan yang berkesinambungan. Dalam hal ini

aparat pemerintah harus selalu siap untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat

yang membutuhkan bantuan pelayanan.

I.5.2.2 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik

Menurut Moenir (2010 : 190) bentuk pelayanan public itu terdiri dari 3 macam yaitu :

1. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan

masyarakat (humas), di bidang layanan informasi dan di bidang-bidang lain yang tugasnya

(18)

lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

pelaku layanan, yaitu :

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang nya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi cukup

jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai

sesuatu.

c. Bertingkah laku sopan dan santun.

d. Meski dalam keadaan sepi, tidak berbincang dan bercanda dengan sesame pegawai,

karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas.

2. Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan ini merupakan jenis pelayanan dengan memberikan

penjelasan melalui tulisan di dalam pengelolaan masalah masyarakat, pelayanan dalam

bentuk ini terdiri dua jenis, yakni :

a. Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada

orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi

atau lembaga.

b. Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan, keluhan,

pemberian/pelayanan, pemberitahuan dan lain sebagainya.

(19)

Dalam kenyataan sehari-hari, jenis layanan ini memang tidak terhindar dari layanan

lisan, jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan

karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan pelayanan secara umum,

hanya titik berat terletak pada perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh yang berkepentingan.

Jadi tujuan utama yang berkepentingan adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk

perbuatan atau hasil perbuatan, bukan hanya sekedar penjelasan dan kesanggupan lisan.

Disini faktor kecepatan dalam pelayanan (pengerjaan) menjadi dambaan setiap orang, disertai

dengan kualitas hasil yang memadai.

I.5.2.3 Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Didalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 63 Tahun 2003

disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai

berikut :

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan public tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan.

2. Kejelasan

Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal :

(20)

b. Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan / sengketa dalam pelaksanaan

pelayanan public.

c. Rincian biaya pelayanan public dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan public dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah

ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan public diterima dengan benar, tepat dan sah

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan public memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

6. Tanggungjawab

Pemimpin penyelenggara pelayanan public atau pejabat yang ditunjuk bertanggung

jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan dalam

pelaksanaan pelayanan public.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya saranan dan prasarana kerja, peralatan kerja, dan pendukung lainnya

yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan

informatika.

(21)

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh

masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan

Pemberian pelayanan harus bersikap dispilin, sopan, santun, ramah serta memberi

pelayanan yang ikhlas.

10.Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman,

bersih,rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung

pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

I.5.2.4 Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan public harus mempunyai standar pelayanan dan

dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar

pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang

wajib ditaati oleh pemberi dan penerima pelayanan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 63 Tahun 2003

tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan public, standar pelayanan

sekurang-kurang nya meliputi :

(22)

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima layanan termasuk

pengaduan

2) Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai

dengan penyelesaian termasuk pengaduan.

3) Biaya Pelayanan

Biaya atau tariff pelayanan termasuk rincian nya yang ditetapkan dalam pemberian

layanan.

4) Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5) Sarana dan Prasarana

Penyedia sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara

pelayanan public.

6) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan.

I.5.2.5 Konsep Kualitas Pelayanan

Seiring dengan kewajiban rakyat membayar pajak atau retribusi dalam pelayanan jasa

(23)

proses pelayanan dimaksud. Prinsip-prinsip konsumerisme dijadikan nilai dasar hubungan

antara pemerintah sebagai penyedia layanan dengan rakyat sebagai penuntut dan consumer

(Ndraha dalam Napitupulu 2007 : 169). Hubungan yang demikian, mengharuskan adanya

kualitas pelayanan yang memadai baik dalam proses maupun kualitas produknya. Konsep ini

dikenal dengan Service Quality atau Servqual.

Pengertian kualitas menurut Tjiptono ( 1997 : 2) merupakan suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan. Rahayu dalam Napitupulu (2007 : 169) berpendapat bahwa :

“ Penilaian kualitas pelayanan atau servqual harus ditinjau dari dua dimensi yakni dimensi customer, atau masyarakat konsumen, rakyat penerima layanan, dan juga dari dimensi provider, atau proviser atau pemberi pelayanan yang dalam hal pelayanan public menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Khusus dari dimensi provider, ditekankan pada kemampuan kualitas pelayanan yang disajikan oleh orang-orang yang melayani dari tingkat manajerial hingga ke tingkat front line service

Pelayanan yang berkualitas atau pelayanan prima yang berorientasi pada pelanggan

sangat tergantung pada kepuasan pelanggan . Lukman (2000 : 8) menyebut salah satu ukuran

keberhasilan menyajikan pelayanan yang berkualitas sangat bergantung pada tingkat

kepuasan pelanggan yang dilayani. Pendapat tersebut artinya menuju kepada pelayanan

eksternal, dari perspektif pelanggan, lebih utama atau lebih didahulukan apabila ingin

mencapai kinerja pelayanan yang berkualitas.

Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila yang diberikan kepada masyarakat atau

pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan ini bukan dari

aparatur tetapi dari masyarakat/pelanggan. Dengan adanya tat cara pelayanan yan jelas dan

(24)

prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan

dapat memuaskan masyarakat.

Pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan pelayanan terhadap publik umumnya

telah mempunyai unsur-unsur birokrasi pelayanan yang dilakukan oleh para birokrat dengan

melalui ketetapan Menpan nomor : 81 tahun 1993, di dalam ketetapan tersebut ada 8

(delapan) unsur kualitas pelayanan, yaitu :

1. Kesederhanaan, yang meliputi prosedur/tata cara pelayanan antara lain : mudah, tidak

berbelit-belit, mudah dilaksanakan

2. Kejelasan/ kepastian terhadap : prosedur, persyaratan, unit kerja, tariff, biaya, pejabat

yang menerima keluhan akan pelayanan yang diberikan dalam organisasi.

3. Keamanan yang menyangkut kepastian hukum terhadap apa yang dilayangkan oleh

organisasi.

4. Keterbukaan, yang menyangkut kesederhanaan dan kejelasan pelayanan yang

diinformasikan kepada masyarakat.

5. Efisiensi, yang artinya pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi hendaknya ada

pembatasan terhadap persyaratan pada hal-hal yang dianggap penting saja.

6. Ekonomis, yang artinya pembiayaan yang dibebankan kepada masyarakat yang

dilayani itu sesuai dengan kewajaran, kemampuan masyarakat umum dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu juga ekonomi dalam

(25)

7. Keadilan menyangkut jangkauan pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi

diharapkan dapat seluas mungkin dan merata. Artinya tidak ada wilayah yang

dibedakan pelayanannya dilihat dari keadilan praktikal dan horizontal.

8. Ketetapan waktu yang artinya bahwa pelaksanaan yang telah dijanjikan sesuai dengan

standar yang diberikan, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Ukuran kepuasan masyarakat sebagai consumer produk pelayanan jasa public

menurut Lovelock dalam Napitupulu (2007 : 170) dilukiskan dalam the flower of service .

Dalam konsep ini, Lovelock melukiskan delapan titik rawan pelayanan dengan delapan

kelopak bunga yang disebut dengan the eight petals on the flower of service . Rahayu dalam

Napitupulu (2007 : 170) menjelaskan kedelapan suplemen pelayanan jasa public dimaksud

sebagai berikut :

a. Information . Pelayanan berkualitas dimulai dari informasi produk jasa yang

dibutuhkan pelanggan. Penyediaan saluran informasi yang cepat dan tepat langsung

memberikan kemudahan pelanggan memenuhi kebutuhannya.

b. Consultation. Setelah informasi diperoleh, dilakukan konsultasi teknis, harga,

prosedur dan kebijakan dengan aparat pelayan. Untuk itu, harus dipersiapkan waktu,

materi konsultasi, personil dan sarana lainnya secara cepat dan lengkap.

c. Ordertaking . Artinya, setelah pelanggan mendapatkan kepastian pemenuhan

kebutuhannya, pelayanan aplikasi dan administrasinya tidak berbelit-belit, harus

fleksibel, biaya murah, syarat ringan dan kemudahan pelayanan lainnya.

d. Hospitality . Diartikan sebagai sikap dan perilaku pelayanan yang sopan, ramah,

ruangan yang sehat dan indah, misalnya dengan penyediaan toilet yang bersih dan

(26)

e. Caretaking, berarti kemampuan penyesuaian pelayan terhadap perbedaan background

rakyat. Misalnya, rakyat bermobil disediakan tempat parker, yang tidak bisa menulis

atau membaca disediakan cara aplikasi lainnya.

f. Exceptions, dimaksudkan sebagai kemampuan pelayan untuk bertanggung jawab

terhadap klaim rakyat atas produk yang tidak berkualitas dan merugikan, atas

kebijakan yang menguntungkan kelompok tertentu dan merugikan kelompok lain nya.

g. Billing, diartikan sebagai administrasi pembayaran pelayanan jasa-publik yang

memudahkan rakyat baik formulir, mekanisme pembayaran maupun keakuratan

perhitungan.

h. Payment, dimaksudkan sebagai fasilitas pembayaran berdasarkan keinginan rakyat

pelanggan baik berupa self service payment , transfer bank, credit card, debet

langsung maupun tagihan langsung saat transaksi. Kesemuanya itu harus

memudahkan dan sesuai kemampuan daya bayar rakyat.

Gaspersz dalam Napitupulu (2007 : 173) memberikan 10 indikator pengukur servqual

dalam bidang jasa yakni ketepatan waktu pelayanan, akurasi pelayanan, kesopanan dan

keramahan dalam memberikan pelayanan, tanggung jawab, kelengkapan, kemudahan

mendapatkan pelayanan, variasi model pelayanan, pelayanan pribadi, kenyamanan dalam

memperoleh pelayanan serta atribut pendukung pelayanan lainnya.

Kennedy and Young dalam Napitupulu (2007 : 174) mengemukakan bahwa manakala

dihadapkan dengan suatau pelayanan jasa public, setiap orang akan mengharapkan bahwa

service provider melayani dengan cepat, berada di tempat kerja sewaktu dibutuhkan dan

perilakunya menyenangkan. Pada dasarnya, kesemuanya ini menunjukkan adanya beberapa

(27)

keberadaan ( availability) dan professionalism,tepat waktu ( timeliness) dan menyenangkan

(convenience).

Prinsip kepuasan masyarakat dalam proses pelayanan jasa public oleh service

provider sangat penting karena hanya dengan memenuhi kebutuhan pelanggan secara

memuaskan, keberadaan service provider tersebut diakui dan mendapatkan legitimasi serta

kepercayaan dari masyarakat nya.

Pelayanan jasa public merupakan jasa yang karena sifatnya menyangkut hajat hidup

orang banyak, jasanya di harapkan lebih baik, lebih murah dan mudah diperoleh pada saat

masyarakat membutuhkannya. Proses mendapatkan nya harus dijamin tercapainya kepuasan

baik terhadap produk layanan maupun terhadap proses layanan itu sendiri.

1.5.3 Kartu Keluarga

1.5.3.1 Defenisi Kartu Keluarga

Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat tentang nama, susunan

dan hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga. Penduduk warga Negara

Indonesia dan orang asing yang memiliki izin tinggal tetap wajib melaporkan susunan

keluarganya kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui kepaladesa/lurah dan

camat dimana domisilinya .Pelaporan tersebut sebagai dasar untuk penerbitan Kartu Keluarga

(pasal Staatsblad Tahun 1920 Nomor 751 jo Staatsblad 1927 nomor 564 tentang Pancatatan

Sipil Bagi Orang Indonesia). Berdasarkan Undang-undang Administrasi Kependudukan No

23 Tahun 2006, pada Pasal 13 ayat 1 sampai 4 menyebutkan bahwa Setiap Penduduk wajib

(28)

diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada setiap Penduduk

setelah dilakukan pencatatan biodata dan dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan

dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis

asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.Ketentuan lebih

lanjut mengenai persyaratan, tata Cara dan ruang lingkup penerbitan dokumen identitas

lainnya, serta pencantuman NIK diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Gambar 1 . Kartu Keluarga

1.5.3.2 Dasar Penerbitan Kartu Keluarga A. Umum

Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai Kartu Kelurga (KK) adalah sebagai berikut

:

1. Setiap penduduk dicatat hanya pada satu (1) Kartu Kelurga.

2. Nomor KK diterbitkan secara otomatis melalui proses komputerisasi

SIAK,merupakan milik dari Kepala Keluarga dan merupakan bukti bahwa data

(29)

3. Kartu Kelurga (KK) diterbitkan oleh pemerintah kabupaten/kota, ditandatangani oleh

pejabat yangditunjuk kewenangan oleh Bupati/Walikota dan oleh Gubernur untuk

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Nomor Kartu Kelurga (KK) terdiri dari 16 digit dan penetapan Nomor Kartu Kelurga

(KK) dilakukan dengan menggunakan kombinasi variable kode wilayah ,tanggal

pencatatan dan nomor seri keluarga.Komposisi Nomor Kartu Kelurga (KK) diatur

sebagai berikut :

1. 6 (enam) digit pertama merupakan kode wilayah penerbitan nomor Kartu

Kelurga (KK) :

• Kode wilayah provinsi sejumlah 2 (dua) digit,yaitu digit ke-1 dan ke-2

adalah nomor urut provinsi.

• Kode wilayah kabupaten atau kota sejumlah 2 (dua) digit ,yaitu digit ke-3

dan ke-4,dua digir tersebut merupakan nomor urut kabupaten /kota dalam

suatu provinsi,dengan rincian :

o Kode wilayah kabupaten dimulai dari 01 sampai 69

o Kode wilayah kota dimulai dari 71 samapi 99.

2. 6 (enam) digit kedua merupakan tanggal perekaman pemohon (tanggal

pencatatabn) nomor Kartu Kelurga (KK)

• Tangggal pemasukan data sejumlah 2 digit yaitu digit ke-7 dan ke-8

• Bulan pemasukan data sejumlah 2 digit yaitu digit ke-9 dan ke-10

• Tahun pemasukan data sejumlah dua digit yaitu digi ke-12 dan ke-13

3. 4 (empat) digit terakhir meruapakan nomor urut penerbitan Kartu Kelurga (KK)

(30)

Nomor Kartu Kelurga (KK) diberikan oleh pemerintah setelah biodata Kepala

Keluarga direkam dalam Bank Data Kependudukan Nasional menggunakasn Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan.

B. Tatacara Penerbitan Kartu Keluarga 1. Tatacara Permohonan KK Baru

Penerbitan Kartu Keluarga bagi Warga Negara Indonesia (WNI) dilaksanakan

di desa/kelurahan, kecamatan atau unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk

dan pencatatan sipil di kabupaten/kota sesua dengan kewenanagan yang didelegasikan

kepada pejabat yang bersangkutan . Sedang bagi orang asing tinggal tetap pelayanan

KK dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan

sipil kabupaten/kota.

Pelayanan permohonan KK baru dilakukan sebagai berikut :

a. melakukan verifikasi dan vasilidasi atas persyaratan , berupa : • KK dan KTP lama

• Penduduk menunjukkanfoto copy dan buku nikah bagi yang sudah menikah.

• Penduduk menunjukkan foto copy kutipan akta lahi bagi keluarga yang sudah

mempunyai anak.

• Penduudk mengisi data keluarga dan biodata setiap anggota keluarga.

• Khusus bagi penduduk WNI yang baru pindah dan datang dari luar negeri

membawa Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri.

b. mencatat dalam BHPPK

c. menerbitkan KK sesuai system dan menyerahkan kepada penduduk.

(31)

Jenis permohonan ini dimaksudakan bagi penduduk yang sudah terekam datanya pada bank data kependudukan nasional,namun mengajukan permohonan KK

Baru karena, 1) membentuk rumah tangga baru ; 2) pindah tempat tinggal; 3) KK

hilang atau rusak , atau 4) adanya peristiwa penting/kependudukan lainnya.Penerbitan

KK bagi WNI dilaksanakan di desa/kelurahan,kecamatan sesuai dengan kewenangan

yang didelegasikan kepada pejabat yang bersangkutan.Sedang bagi orang asing tinggal

tetap KK dialkukan di unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk di

kabupaten/kota.

Pelayanan pemohon KK baru dilakukan petugas sebagai berikut :

a. melakukan verifikasi dan vsilidasi atas persyaratan, berupa :

1. bagi penduduk yang membentuk rumah tangga baru,menunjukkan : • Foto copy KK lama dan sudah ada NIK;

• Foto copy Buku nikah/Akta Kawin;

• Foto copy KTP calon Kepala Keluarga yang ada sudah NIK

2. bagi penduduk yang pindah tempat tinggal , menunjukkan : • Foto copy KK lama yang sudah ada NIK

• Surat Keterangan Pindah Datang

3. bagi penduduk yang hilang KK atau rusak,menujukkan :

• Dokumen penduduk dari salah satu anggota keluarga yang ada NIK;

• KK yang rusak;

• Surat Keterangan hilang dari Kepolisian atau Lurah/Kepala desa

• Dokumen Keimgirasian bagi Orang Asing.

(32)

• KK lama

• KK yang akan ditumpangi

• Surat Keterangan Pindah Datang bagi penduduk yang pindah dalam

wilayah NKRI dan/atau;

• Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri bagi warga Negara

Indonesia yang datang dari luar negeri karena pindah.

5. bagi penduduk yang mengurangi anggota keluarga,menunjukkan : • KK lama

• Surat Keterangan atau kematian ; atau

• Surat Keterangan Pindah Datang bagi penduduk yang pindah dalam

wilayah NKRI

1.6 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secar

abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi

ganda dari variabel yang diteliti (Singarimbun 1995 : 37).

Agar memperoleh pembahasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka

(33)

1. Pelayanan publik, merupakan pemberian layanan berupa fasilitas-fasilitas yang

dibutuhkan masyarakat, dimana pelayanan tersebut diselenggarakan oleh pemerintah,

baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

2. Kualitas pelayanan, adalah hasil terbaik dari suatu pelayanan publik yang diberikan

kepada masyarakat. Selain itu kualitas juga dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk

mengimbangi harapan pelanggan, Fitzsimmons dalam Sedarmayanti (2004)

mengemukakan bahwa kualitas pelayanan merupakan sesuatu yang kompleks,

sehingga untuk menentukan sejauhmana kualitas dari pelayanan tersebut, dapat dilihat

dari lima dimensi, yaitu yang dilihat dari aspek Tangible (bukti fisik), Reliability

(kehandalan), Responsive (daya tanggap), Assurance (jaminan), Emphaty

(kemampuan dalam memahami).

a. Tangible (bukti fisik), yaitu penampilan fisik, peralatan, personal dan media

komunikasi

b. Reability (kehandalan), berkaitan dengan kemampuan instansi untuk memberikan

layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dalam

menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

c. Responsive (daya tanggap), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para

pegawai untuk membantu para pengguna jasa dan merespon permintaan mereka,

serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan

jasa secara cepat.

d. Assurance (jaminan), yakni perilaku para pegawai yang mampu menimbulkan

kepercayaan pengguna jasa terhadap instansi dan instansi bisa menciptakan rasa

aman bagi pelanggannya. Jaminan juga berarti pegawai selalu bersikap sopan dan

(34)

e. Emphaty (kemampuan dalam memahami), berarti kemudahan memahami masalah

para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan

perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman

I.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep dan sistematika penulisan

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data yang digunakan dalam

penelitian

BAB III DESKRIPSI LOKASI

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan

dokumentasi yang diperoleh

BAB V ANALISA DATA

Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dan

memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti

BAB VI PENUTUP

(35)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan Kualitatif. Menurut Zuriah ( 2006: 47 ) penelitian dengan metode

deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau suatu

daerah tertentu.

II.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Tapanuli

Utara yang beralamat di Jalan Sisingamangaraja NO 197 Tarutung Kab.Tapanuli Utara.

II.3 Informan Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2008: 215 ) dalam sebuah penelitian kualitatif tidak

menggunakan istilah populasi atau sampel. Populasi dalam penelitian kualitatif adalah social

situation yang terdiri dari tempat, pelaku dan aktivitas yang saling bersinergis.

1. Informan kunci penelitian ini adalah adalah Kepala Seski Pembuatan Kartu

Keluarga dan KTP dan Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk.

2. Informan biasa dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengurus Kartu

Keluarga.

(36)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mengumpulkan data dapat

dikelompokkan menjadi dua macam dilihat dari klasifikasi sumbernya, yakni :

1. Teknik Pengumpulan Data Primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan :

a. Wawancara (Interview)

Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka.

Namun, teknik wawancara dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan sarana

komunikasi lain, misalnya telepon dan internet (Suyanto, 2005). Salah satu bentuk

wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (dept

interview) yang merupakan proses tanya jawab secara langsung yang ditujukan

terhadap informan di lokasi penelitian dengan panduan wawancara.

b. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dalam kamus berarti melihat dengan penuh perhatian. Dalam hal

pengamatan, apa yang diamati, siapa yang mengamati, kesalahan-kesalahan apa saja

yang sering terjadi pada waktu pengamatan perlu diketahui oleh peneliti sebelum

melakukan tahap-tahap penelitian (Suyanto, 2005). Fokus perhatian paling esensial dari penelitian kualitatif adalah pemahaman dan kemampuannya dalam membuat makna atas suatu kejadian atau fenomena pada situasi yang tampak. Bahkan, harus melakukan perenungan dan refleksi atas kemungkinan-kemungkinan yang ada dibalik penampakan itu.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

(37)

a. Penelitian Kepustakaan, Yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan berbagai literatur seperti buku, karya ilmiah, laporan penelitian,

dan sumber-sumber bacaan lainnya dalam penelitian ini.

b. Studi Dokumentasi, Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta

sumber-sumber lain yang relevan.

II.5. Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah dengan mengunakan teknik kualitatif. Menguraikan serta

menginterpretasikan data yang diperoleh dari lapangan yang di dapat dari para informan.

Penganalisaan ini diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam

menghubung-hubungkan fakta,data dan informasi lalu dianalisis. Sehingga dari analisis tersebut diharapkan

muncul gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan dapat mengungkapkan

permasalahan penelitian. Data-data yang terkumpul tersebut akan disajikan melalui analisa

(38)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

3.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Tapanuli Utara

Pada mas

Residen Bangs

disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling (Kabupaten) yaitu Afdeling

Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling

dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling

(Wilayah) yaitu :

• Onder Afdeling Silindung (Wilaya

• Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang) ibukotanya

• Onder Afdeling Toba (Wilayah Toba) ibukotanya

• Onder Afdeling Samosir (Wilaya

• Onder Afdeling Dairi Landen (Kabupaten Dairi sekarang) ibukotanya

Pada waktu pendudukan tentara Jepang Tahu

Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang berubah seperti:

• Asistent Resident diganti dengan nama Gunseibu dan menguasai seluruh tanah batak

dan disebut Tanah Batak Sityotyo.

• Demang-demang Terbeschiking menjadi Guntyome memimpin masing-masing

(39)

• Asisten Demang tetap berada di posnya masing-masing dengan nama Huku Guntyo

dan kecamatannya diganti dengan nama Huku Gunyakusyo.

• Negeri dan Kampung Hoofd tetap memimpin Negeri/Kampungnya masing-masing

dengan mengubah namanya menjadi Kepala Negeri dan Kepala kampung.

Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal

pemerintah mulailah membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan

diangkatnya

pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut :

• Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah batak dan sebagai luhak

pertama diangkat Cornelis Sihombing.

• Nama Budrafdeling diganti menjadi Urung dipimpin Kepala Urung, Para Demang

memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung.

• Onder Distrik diganti menjadi Urung kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil yang

dulu disebut Asisten Demang.

Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi perubahan, nama Luhak diganti

menjadi Kabupaten yang dipimpin Bupati, Urung menjadi Wilayah yang dipimpin Demang,

serta Urung Kecil menjadi Kecamatan yang dipimpin oleh Asisten Demang.Pada ta

Kabupaten Tanah Batak terdiri dari 5 (lima) wilayah yaitu Wilayah Silindung, Wilayah

Humbang, Wilayah Toba, Wilayah Samosir dan Wilayah Dairi yang masing-masing dipimpin

oleh seorang Demang. Kecamatan-kecamatan tetap seperti yang ditinggalkan Jepang. Pada

Ta

Timur maka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan strategis dan untuk memperkuat

pemerintahan dan pertahanan, Kabupaten Tanah Batak dibagi menjadi 4 (empat)

(40)

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, pada permulaan

ta

Kabupaten Batak), Kabupaten Tapanuli Selatan (dulu Kabupaten Padang Sidempuan),

Kabupaten Tapanuli Tengah (dulu Kabupaten Sibolga) dan Kabupaten Nias (dulu Kabupaten

Nias). Dengan terbentuknya Kabupaten ini, maka kabupaten-kabupaten yang dibentuk pada

tahun 1947 dibubarkan. Disamping itu ditiap kabupaten dibentuk badan legislatif Dewan

Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari anggota partai politik setempat.

Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara meliputi Dairi pada waktu itu,

maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan, pada tahun

Dairi yang terpisah dari Kabupaten Tapanuli Utara.

Salah satu upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek pertumbuhan

ekonomi daerah, pemerataan hasil-hasil pembangunan dan stabilitas keamanan adalah dengan

jalan pemekaran wilayah. Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi

dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan

dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten

Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2003 tentang

pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang

Hasundutan. Setelah Kabupaten Tapanuli Utara berpisah dengan Kabupaten Humbang

Hasundutan jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi 15 kecamatan.

Kecamatan yang masih tetap dalam Kabupaten Tapanuli Utara yaitu

(41)

Simangumban,

3.2 Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera

Utara terletak di wilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara berada pada

ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Sedangkan secara geografis letak

Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu,

disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir di sebelah Timur berbatasan

dengan Kabupaten Labuhan Batu,

disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan; dan

disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.

Letak geografis dan astronomis Kabupaten Tapanuli Utara ini sangat menguntungkan

karena berada pada jalur lintas dari beberapa Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Luas

wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.800,31 Km2 terdiri dari luas dataran 3.793,71

Km2 dan luas perairan Danau Toba 6,60 Km2.

Tabel 1 : Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

No Kecamatan Luas Area (Ha.) Rasio Terhadap Total

1. Parmonangan 257,35 6,78

2. Adiankoting 502,90 13,26

3. Sipoholon 189,20 4,99

4. Tarutung 107,68 2,84

(42)

6. Pahae Julu 165,90 4,37

Sumber : Penelitian pada Kabupaten TAPUT , September 2013

Dari Tabel di atas dapat bahwa Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara adalah

sebesar 3.793,71 Hektar meliputi 15 Kecamatan di dalamnya dengan Kecamatan Garoga

sebagai Kecamatan yang paling luas wilayahnya.

3.3 Demografi Kabupaten Tapanuli Utara

Berikut data jumlah pendudukan berdasarakan jenis kelamin :

TABEL 2 : Data Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara

(43)

1. 120201 Tarutung 20.382 20.932 41.314 9.921

2. 120202 Siatas Barita 7.004 6.924 13.928 3.333

3. 120203 Adiankoting 7.961 7.757 15.718 3.496

4. 120204 Sipoholon 12.173 11.933 24.106 5.579

5. 120205 Pahae Julu 6.733 6.782 13.515 3.085

6. 120206 Pahae Jae 5.966 6.153 12.119 2.913

7. 120207 Simangumban 3.818 3.880 7.698 1.776

8. 120208 Purbatua 4.154 4.229 8.383 1.904

9. 120209 Siborongborong 24.708 24.176 48.884 11.012

10. 120210 Pagaran 9.270 9.229 18.499 4.148

11. 120211 Parmonangan 7.857 7.744 15.601 3.413

12. 120212 Sipahutar 13.548 13.177 26.725 6.019

13. 120213 Pangaribuan 15.051 15.067 30.118 6.650

14. 120214 Garoga 8.928 8.751 17.679 3.824

15. 120215 Muara 7.137 7.368 14.505 3.321

Grand Total 154.690 154.102 308.792 70.394

Sumber : Kantor Dinas dan Catatan Sipil Tapanuli Utara, Oktober 2013

Tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan

jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan, dimana 154.690 jiwa

diantaranya laki-laki dan selebihnya 154.102 jiwa perempuan. Sedangkan Jumlah Kepala

Keluarga sebanyak 70.394 KK

Tabel 3 : Penggunaan Lahan di Kabupaten Tapanuli Utara

No Lahan Luas (Ha.)

(44)

2 Sarana Sosial Budaya 2.45

3 Pertanian dalam arti luas 79.159

4 Pertambangan 43

5 Ladang / Hauma 18.180

6 Alang-alang 68.606

7 Kehutanan 102.117

8 Kolam / Empang 978

9 Rawa-rawa 3.463

10 Lahan Kritis 2.153

11 Industri 39

Sumber : Kantor Dinas dan Catatan Sipil Tapanuli Utara, Oktober 2013

Dari table penggunaan lahan di atas menunjukkan bahwa Lahan Kehutanan adalah

lahan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dan pemerintah sebesar 102,117

Hektar mengingat daerah Kabupaten Tapanuli Utara adalah daerah agraris .

3.3 Visi dan Misi Kabupaten Tapanuli Utara

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan yang merefleksikan cita – cita yakni

hendak menjadi apa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara di

masa depan dan sekaligus menentukan arah perjalanan institusi ini. Karenanya Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara secara logis visinya merupakan

tuntunan dan mendukung Visi Kabupaten Tapanuli Utara.

Penetapan Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara

(45)

pimpinan dan karyawan. Visi tersebut digali keyakinan nilai – nilai yang dianut seluruh

anggota organisasi dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya.

VISI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN TAPANULI UTARA

”Mewujudkan Masyarakat Sejahtera yang sadar akan Hak- hak Sipilnya sebagai Warga

Negara”

Penjelasan dari Visi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tujuan yang ingin diwujudkan.

2. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang dimaksud adalah Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara.

Untuk mewujudkan Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli

Utara, perlu dirumuskan Misi, yang menggambarkan amanah apa yang harus dituntaskan

oleh organisasi, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan visi yang

ditetapkan.

Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak – pihak lain yang

berkepentingan dapat mengenal Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli

Utara dan mengetahui peran dan program serta hasil yang akan diperoleh dimasa yang akan

datang.

MISI DINAS KEPENDUDUDKAN DAN CATATAN SIPIL

KABUPATEN TAPANULI UTARA

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya Akta Catatan Sipil

(46)

2. Menyiapkan data kependudukan yang akurat untuk dipergunakan dalam

menetapkan kebijakan pembangunan.

3.3.1 Profil Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli

Utara

Berdasarkan Peraturan Bupati Tapanuli Utara Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Uraian Tugas Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Sub. Bagian, Kepala Bidang dan

Kepala Seksi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara di

bentuk sesuai PP 41 Tahun 2008 dan berdasarkan Peraturan Daerah No. 04 Tahun

2008 bahwa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dibantu oleh Sekretaris dan 3 Orang Kepala

Bidang dan 9 orang pejabat Struktural Eselon IV a.

3.3.1.1 Sumber Daya Manusia

Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) per 31 Desember 2010 untuk

mendukung pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi .

Tabel 4 : Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan

No Jabatan Jumlah

1 Pejabat Eselon II 1 orang

2 Pejabat Eselon III 4 orang

3 Pejabat Eselon IV 8 orang

4 Staf 12 orang

(47)

Komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut berdasarkan Strata Pendidikan

Fungsional jabatan dan Golongan menurut strata pendidikan :

Tabel 5 : Sumber Daya Manusia berdasarkan Strata Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah

1 S2 -

Merk/Type Ukuran/CC BAHAN

(48)

KOMPUTER SET ACER - FIBER 2010 7

NOTEBOOK TOSHIBA - FIBER 2010 1

PRINTER

CANON PIXMA

1980

- FIBER 2010 3

KURSI TAMU LOKAL - BESI 2010 4

TANAH 600 m2

GEDUNG KANTOR 228 m2

BRANKAS BOX - - 1996 - 1

LEMARI RAK KAYU LOKAL - 1998 - 1

MODEM ROBOTIC - 2006 - 1

TELEPHONE SAHITEL - 2006 - 1

AIR CONDITIONER AICOOL 2PK 2007 - 1

INSTALATION KIT - - 2007 - 1

JARINGAN (LAN) - - 2007 - 1

(49)

KAMERA DIGITAL SONY - 2007 - 1

KOMPUTER SERVER - - 2007 - 1

KURSI LIPAT CHITOSE - 2007 - 1

LEMARI BESI MUSTANG 2 PINTU 2007 - 3

LICENSI AROGINAL - - 2007 - 1

MEJA BIRO LOKAL - 2007 - 1

MEJA BIRO LOKAL - 2007 - 1

MEJA BIRO LOKAL - 2007 - 1

MEJA BIRO LOKAL - 2007 - 1

MESIN FAXIMILE PANASONIC - 2007 - 1

MESIN LAMINATING - - 2007 - 8

MESIN PEMOTONG

KTP

- - 2007 - 8

PRINTER LASERJET - 2007 - 2

PRINTER INJET COLOUR - 2007 - 1

PRINTER DOTMATRIX - 2007 - 1

SCANNER CANON - 2007 - 1

SWITCH USB EDIMACK 8 - 2007 - 1

(50)

UPS SEAGATE - 2007 - 8

UPS SERVER SEAGATE - 2007 - 1

LAPTOP/NOTEBOOK ACER - 2008 - 1

FILLING BESI UNITAL - - - 1

FILLING BESI YUNIKA - - - 1

FILLING BESI YUNIKA - - - 1

FILLING BESI YUNIKA - - - 1

FILLING CABINET - - - - 1

KOMPUTER SET ADVANTEC - - - 1

KOMPUTER SET - - - - 1

KOMPUTER SET - - - - 2

KOMPUTER SET - - - - 7

KURSI LIPAT CHITOSE - - - 1

KURSI LIPAT CHITOSE - - - 2

KURSI LIPAT CHITOSE - - - 1

KURSI PLASTIK - - - - 4

KURSI PLASTIK REDLEAF - - - 2

KURSI PLASTIK REDLEAF - - - 3

(51)

KURSI PUTAR - - - - 1

KURSI PUTAR EXPO - - - 1

KURSI PUTAR - - - - 2

KURSI PUTAR - - - - 3

KURSI PUTAR BESAR - - - - 1

KURSI PUTAR BESAR FUTURA - - - 1

KURSI TAMU LOKAL - - - 1

LEMARI BESI MUSTANG - - - 2

LEMARI BESI MUSTANG - - - 1

LEMARI BESI MUSTANG - - - 1

LEMARI BESI MUSTANG - - - 2

LEMARI BESI MUSTANG 3 PINTU - - 1

LEMARI BESI MUSTANG 2 PINTU - - 1

MEJA LOKAL - - - 1

MEJA LOKAL - - - 4

MEJA 1/2 BIRO LOKAL - - - 1

MEJA 1/2 BIRO LOKAL - - - 1

MEJA 1/2 BIRO LOKAL - - - 4

(52)

MEJA 1/2 BIRO LOKAL - - - 2

MEJA 1/2 BIRO LOKAL - - - 1

MEJA BIRO LOKAL - - - 1

MEJA BIRO LOKAL - - - 1

MEJA KOMPUTER LOKAL - - - 1

MEJA KOMPUTER LOKAL - - - 1

MEJA KOMPUTER - - - - 2

MESIN TIK PORTABLE - - - 1

MESIN TIK OLIMPIA - - - 1

MESIN TIK OLIMPIA - - - 1

MESIN TIK OLIMPIA - - - 1

PRINTER CANON IP 1880 - - - 1

PRINTER CANON IP 1200 - - - 2

PRINTER CANON 1980 - - - 1

PRINTER EPSON LQ 2180 - - 1

TELEPHONE SAHITEL - - - 1

WIHITE BOARD - - - - 1

SEPEDA MOTOR

HONDA GL

MAX

(53)

SEPEDA MOTOR HONDA / WIN - 2004 - 1

MOBIL (MINI BUS)

TOYOTA/

KIJANG

- 1997 - 1

3.3.2 Tujuan dan Sasaran Kabupaten Tapanuli Utara

3.3.2.1 Tujuan

Tujuan merupakan inflementasi atau penjabaran dari misi dan

merupakan sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu

tertentu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun (kapan harus dicapai)

Karakteristik tujuan adalah sebagai berikut :

 Idelistik : mengandung nilai – nilai keluhuran dan keinginan kuat untuk

menjadi baik dan berhasil

 Jangkauan kedepan dicapai dalam waktu 5 (lima) tahun atau lebih sebagaimana

yang ditetapkan oleh suatu organisasi

 Abstrak : belum dapat dilihat secara kwantitas karena pencapaian tujuan

dapat berlangsung secara berkesinambungan.

Berdasarkan uraian diatas, maka Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Tapanuli Utara menetapkan tujuan sebagai berikut :

Misi Pertama : Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya

memiliki Akta Catatan Sipil untuk Kepastian Hukum atas

(54)

Dengan Tujuan : Semakin banyak warga masyarakat yang memiliki Akta

Catatan Sipil sebagai bukti diri yang sah dan

Meningkatkan pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Misi Kedua : Menyiapkan Data Kependudukan yang akurat untuk

dipergunakan dalam menetapkan kebijakan pembangunan

oleh pemerintah maupun swasta

Dengan Tujuan : Tersedianya data kependudukan yang akurat lengkap

untuk dapat dipergunakan setiap saat dibutuhkan oleh

Pemerintah maupun Swasta.

3.3.2.2 Sasaran

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang dapat

dicapai secara nyata dalam waktu tahunan, semesteran dan bulanan. Fokus

utama sasaran adalah tindakan alokasi, dan pemanfaatan sumber daya yang

mengarah pada hasil nyata.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara merupakan sasaran sebagai berikut :

MISI PERTAMA

Tujuan 1 : Semakin banyak warga masyarakat yang memiliki Akta Catatan

(55)

Dengan Sasaran : Meningkatkan pencapaian target (jumlah)

penduduk yang mengurus Akta Catatan Sipil

68 % setiap tahun dan tercapainya Pelayanan

Akta Catatan Sipil yang cepat dan mudah

Tujuan 2 : Meningkatkan Pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dengan Sasaran : Meningkatkan kinerja Pegawai dan Pengawasan

MISI KEDUA

Tujuan : Tersedianya Data Kependudukan yang akurat dapat

dipergunakan setiap saat dalam menentukan kebijakan

Pemerintah maupun Swasta

Dengan Sasaran : Menetapkan system pencatatan yang akurat dan

pelaporan yang cepat atas kelahiran, kematian dan

perpindahan penduduk.

3.4 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Keputusan Bupati Tapanuli Utara Nomor : 35 Tahun 2008 dan sesuai PP

No. 41 tentang uraian tugas Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub. Bagian

(56)

membantu Bupati Tapanuli Utara dalam menyelenggarakan Pemerintahan dalam Bidang

Kependudukan dan Catatan Sipil dengan fungsi sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan bahan – bahan pendaftaran dan registrasi kependudukan WNI

dan WNA.

b. Pengadaan Blanko KTP, Kartu Keluarga, Nomor Induk Penduduk, Registrasi

Akta dan Kutipan Akta Catatan Sipil

c. Melakukan Pencatatan perubahan atas mutasi penduduk dan laporan data

kependudukan dan melakukan penyuluhan

d. Menyelenggarakan pencatatan dan penerbitan Akta Catatan Sipil.

Susunan organisasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli

Utara adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program.

3. Bidang Kependudukan terdiri dari:

a. Seksi Registrasi Penduduk dan Nomor Induk Kependudukan; b. Seksi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk;

c. Seksi Mutasi Penduduk. 4. Bidang Catatan Sipil terdiri dari:

Gambar

Gambar 1 . Kartu Keluarga
Tabel 1 : Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
TABEL 2 : Data Kependudukan  Kabupaten Tapanuli Utara
Tabel 3 : Penggunaan Lahan di Kabupaten Tapanuli Utara
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa hanya variabel keamanan kerja yang memiliki pengaruh negatif terhadap perpindahan kerja karyawan, sedangkan untuk

Dalam merealisasikan, kami akan membuat konsep gagasan menjadi lebih matang, melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan bahan materiil yang cocok digunakan

Setelah semua alat dan bahan siap, memberi label pada 4 buah tabung reaksi sesuai dengan nama masing-masing sampel uji, memasukkan aquades kedalam masing-masing tabung reaksi

Ketika penerima menggunakan software email untuk mengecek email, pesan tersebut akan ditransfer dari incoming mail server ke komputer penerima Langkah 2. Software anda

[r]

Mencermati keadaan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dengan judul :Pengaruh Latihan Ajax Shuttle Drill Terhadap Kelincahan Pada Pemain

Konflik sosial yang terjadi di Tanah Papua pada beberapa tahun belakangan ini juga tidak terlepas dari pokok permasalahan tersebut, utamanya adalah konflik sosial yang dipicu

Upaya pemerintah yang harus dilakukan dalam pemberantasan illegal fishing adalah: pembenahan sistem hukum dan peradilan perikanan, Peningkatan aparatur penegak hukum