• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PREFERENSI PETANI DALAM MENGGUNAKAN PRODUK PEMBIAYAAN SEKTOR PERTANIAN DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi Kasus Pada Petani Padi Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PREFERENSI PETANI DALAM MENGGUNAKAN PRODUK PEMBIAYAAN SEKTOR PERTANIAN DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi Kasus Pada Petani Padi Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul)"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

i

PRODUK PEMBIAYAAN SEKTOR PERTANIAN

DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

(Studi Kasus Pada Petani Padi Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul)

SKRIPSI

Oleh :

Anggit Sadewa

NPM : 20120730199

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

ii

(Studi Kasus Pada Petani Padi Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu

pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Anggit Sadewa

NPM : 20120730199

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

iii Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Assalamu’alaikum wr.wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Anggit Sadewa NIM : 20120730199

Judul : Analisis Preferensi Petani Dalam Menggunakan Produk Pembiayaan Sektor Pertanian Di Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Pada Petani Padi

Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul)

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat di terima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing

(4)

iv

PRODUK PEMBIAYAAN SEKTOR PERTANIAN

DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

(Studi Kasus Pada Petani Padi Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama Mahasiswa : Anggit Sadewa

NPM : 20120730199

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasah Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 24 Agustus 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima :

Sidang Dewan Munaqasah

Ketua Sidang : Dyah Pikanti Dwiwanti, S.E, MM (...) Pembimbing : M.Sobar, S.EI, M.Sc (...) Penguji : Satria Utama, S.E.I., M.E.I (...)

Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan

(5)

v Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Anggit Sadewa

Nomor Mahasiswa : 20120730199

Program Studi : Ekonomi dan Perbankan Islam

Judul Skripsi : Analisis Preferensi Petani Dalam Menggunakan Produk Pembiayaan Sektor Pertanian Di Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Pada Petani Padi Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016

(Anggit Sadewa)

(6)

vi

Tak akan sempurna (akal) seorang laki-laki, kecuali dengan empat hal; beragama,

, p

p

,

.”

(Imam

Sy ’ )

Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Kuatkanlah dirimu menghadapi cobaan-cobaan hidup

And remember that , You”ll Never Walk Alone!

(7)

vii

Puji Syukur Alhamdulillah kepada Sang Maha Segalanya ALLAH SWT yang telah memberikan kerahmatan dan kenikmatan yang tak berkesudahan.

Skripsi ini ku persembahkan untuk Orangtuaku

Kakakku

(8)

viii

Alhamdulillah dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang

selalu memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: ANALISIS PREFERENSI PETANI DALAM MENGGUNAKAN PRODUK PEMBIAYAAN SEKTOR PERTANIAN DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi Kasus Pada Petani Padi Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul) yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Shalawat serta salam selalu tertuju kepada Nabi Muhammad SAW yang telah diutus oleh Allah sebagai contoh terladan bagi umatnya.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini diikuti dengan kerja keras dan tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a, serta saran dari

berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Cipto M.A selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(9)

ix

bimbingannya selama ini, serta memberikan berbagai ilmu, nasihat dan pengalamannya yang sangat berharga.

5. Seluruh Dosen Fakultas Agama Islam yang sudah mentransformasi ilmu, kesabaran dan keteladanan dengan penuh keikhlasan kepada penulis.

6. Kepada orang tua Bapak Tuhu Prasetyo Ginyono dan Ibu Sri Harni Hartuti Setyaningsih yang telah memberikan doa yang tidak pernah putus serta telah menjadi inspirasi dalam setiap langkah hidup yang saya ambil.

7. Kakaku Sandra Mela Kistanti dan Seluruh Keluarga Besarku yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Sahabat - sahabat (Fina M Noor Alfiany, Nela Amalia, Intari Endah Setyowati, Agita Kurnia Dewi, Femi Fahria Mufida, Nurul Irfany, Pahmi Adiyatama, Julio Basuki Herlangga, Dio Fattah Saputra, Muhammad Zamakhsyari Syihab) senang bertemu dengan kalian. Semoga kelak kita dipertemukan lagi. See you on top!

9. Teman – teman satu hobi Ari, Julio, Khoiri, Faisal, Maulida, Rifki, Anif, Edi (Sanksekerta) yang telah menjadi kawan dalam menikmati alam. Semoga kita bisa melanjutkan pendakian ke seluruh wilayah Indonesia.

(10)

x

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu‟alaikum. Wr. Wb.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Penulis

(11)

xi

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

NOTA DINAS ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xvii

ABSTRAK ... xviii

ABSTRACT ... xix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB ... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

(12)

xii

2. Pembiayaan dan Penyaluran Dana ... 20

3. Preferensi ... 26

4. Karakteristik Nasabah Lembaga Keuangan ... 28

5. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen... 30

6. Perilaku Konsumen Pada Perbankan ... 31

7. Proses Pengambilan Keputusan ... 33

G. Kerangka Berfikir Penelitian ... 36

BAB II METODE PENELITIAN ... 37

A. Metode Penelitian ... 37

1. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi/Objek Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel ... 38

1. Gambaran Kondisi Geografis Kecamatan Bantul... 43

2. Kondisi Demografi... 45

3. Sektor Pertanian ... 47

B. Karakteristik Responden ... 48

(13)

xiii

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(14)

xiv

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Penelitian ... 36 Gambar 3.1 Lembaga Keuangan Syariah Adalah Lembaga

Keuangan Yang Berlandaskan Hukum-Hukum Islam ... 55 Gambar 3.2 Lembaga Kuangan Syariah Merupakan Lembaga

Keuangan Yang Memiliki Sistem Bagi Hasil ... 56 Gambar 3.3 Lembaga Keuangan Syariah Merupakan Lembaga

Keuangan Yang Dilandasi Nilai Keadilan, Kemanfaatan, Keseimbangan Dan Keuniversalan ... 57

Gambar 3.4 Lembaga Keuangan Syariah Merupakan Lembaga

Keuangan Yang Terbebas Dari Praktik Riba /Bunga ... 58

Gambar 3.5 Lembaga Keuangan Syariah Merupakan Lembaga

Keuangan Untuk Orang Islam ... 59

Gambar 3.6 Lembaga Keuangan Syariah Berbeda Dengan

Lembaga Keuangan Konvensional ... 60

Gambar 3.7 Kemudahan Akses Dalam Memperoleh Pembiayaan

Di Lembaga Keuangan Syariah ... 61

Gambar 3.8 Kemudahan Prosedur Dan Persyaratan Yang Diajukan

(15)

xv

Gambar 3.10 Realisasi Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Syariah

Mudah Dan Cepat ... 64

Gambar 3.11 Produk Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah Aman

Dan Nyaman Digunakan ... 65

Gambar 3.12 Produk Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah Dapat

Memberikan Manfaat Untuk Memenuhi Kebutuhan ... 66

Gambar 3.13 Produk Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah

Memiliki Keunggulan Dan Inovatif Dibandingkan

Lembaga Keuangan Konvensional ... 67

Gambar 3.14 Lembaga Keuangan Syariah Memiliki Pelayanan

Yang Profesional ... 68

Gambar 3.15 Petani Memilih Menggunakan Produk Pembiayaan

Lembaga Keuangan Syariah Ketika Telah Memperoleh

Informasi / Pengetahuan Tentang Lembaga Keuangan

Syariah Yang Cukup ... 69

Gambar 3.16 Petani Memilih Menggunakan Produk Pembiayaan

Lembaga Keuangan Syariah Ketika Telah Percaya

(16)

xvi

Kemudahanya ... 71

Gambar 3.18 Petani Memilih Menggunakan Produk Pembiayaan Lembaga

Keuangan Syarriah Setelah Memperoleh Informasi

Yang Cukup, Percaya Dan Mengetahui Kemudahanya ... 72

Gambar 3.19 Ketertarikan Petani Dalam Menggunakan Produk

Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah ... 73

Gambar 3.20 Petani Akan Menggunakan Produk Pembiayaan

Lembaga Keuangan Syariah Dalam Waktu Dekat ... 74

(17)

xvii

Halaman

Tabel 1.1 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama 2014 ... 2

Tabel 1.2 Pembiayaan- Bank Perkreditan Rakyat Syariah berdasarkan Sektor Ekonomi tahun 2015... 4

Tabel 1.3 Pembiayaan - Bank UmumSyariahdan Unit Usaha Syariah Berdasarkan Sektor Ekonomi tahun 2015 ... 4

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu ... . 15

Tabel 3.1 Statistik Geografi dan Iklim KecamatanBantul 2014. ... . 41

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Bantul 2014 ... 43

Tabel 3.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabel 3.4 Data Responden Berdasarkan Umur/Usia ... 47

Tabel 3.5 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 48

Tabel 3.6 Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 49

Tabel 3.7 Responden Berdasarkan Skala Usaha ... 50

(18)
(19)
(20)
(21)

xviii

DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

(Studi Kasus Pada Petani Padi Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul)

Oleh : Anggit Sadewa

NIM : 20120730199

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi petani Kecamatan Bantul dalam menggunakan produk pembiayaan sektor pertanian di Lembaga Keuangan Syariah dengan indikator pengetahuan dan kepercayaan sebagai pembentuk preferensi dan sikap petani. Pentingnya penelitian ini dikarenakan keterbatasan modal masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh petani dan kebutuhan modal usaha tani akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya harga input pertanian seperti teknologi, benih, pupuk, dan obat-obatan. Sumber modal untuk usaha petani terdiri atas modal sendiri dan modal dari luar. Namun kredit atau modal dari luar yang selama ini diberikan oleh Pemerintah maupun Lembaga Keuangan Konvensional ternyata tidak membawa perubahan bagi peningkatan kesejahteraan petani. Salah satu solusi bagi permasalahan sistem pembiayaan tersebut adalah sistem pembiayaan syariah. Untuk itu diperlukan penelitian mengenai bagaimana preferensi petani dalam menggunakan produk pembiayaan sektor pertanian di Lembaga Keuangan Syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif, dengan pengambilan sampel menggunakan kuota sampling sebanyak 60 responden. Data dikumpulkan dengan angket kuisoner dan wawancara kemudian hasil data tersebut di deskripsikan dan ditarik kesimpulan. Hasilnya menunjukan bahwa pengetahuan dan kepercayaan menjadi pembentuk preferensi dan sikap petani Kecamatan Bantul dalam menggunakan produk pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah, sebanyak 83% responden memilih akan menggunakan produk pembiayaan di LKS dan didukung dan didukung dengan ketertarikan petani akan menggunakan produk pembiayaan di LKS sebanyak 67% setelah mengetahui informasi produk pembiayaan sektor pertanian tersebut.

(22)

xix

INSTITUTIONS SYARIAH

(Case Study the Farmers Rice Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul)

By : Anggit Sadewa

Student No : 20120730199

This study aims to determine the preferences of farmers in the District of Bantul in using agricultural sector financing products in Islamic Financial Institutions with the knowledge and confidence indicators as the forming preferences and attitudes of farmers. The importance of this study is due to the lack of capital which remains a problem faced by farmers and agricultural business capital needs will increase along with rising prices of agricultural inputs such as technology, seeds, fertilizers and drugs. The sources of capital for inputs consisted of farmers own capital and the external capital. However the credit or external capital that have been gived by the Government and Conventional Financial Institutions did not bring changes for improving the welfare of farmers. One solution to the problem of the financing in Islamic Financial institusions. This research used descriptive analysis approach, by sampling technique using quota sampling with 60 respondents. Data were collected by questionnaire and interview then the result are described and the conclutions are drawn.the result show that the knowledge and confidence become the forming preferences and attitudes of farmers in the districtof Bantul in using financial products in Sharia Financing Institution. As much as 83% of respondents chose to use the financing product in Sharia Financing Institution and supported by the interest, farmers will use the financing products in Sharia Financing Institutionas mani 67% after knowing the information about agricultural sector financing products.

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata pada penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan. (Kementrian Pertanian, 2009).

(24)

Tabel 1.1 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2014 (juta orang)

S

Sumber : Badan Pusat Statistik 2014

Dari data di atas menunjukkan bahwa sektor pertanian paling dominan dan sektor ekonomi yang paling banyak menyerap tenaga kerja dari tahun 2014.

Dengan melihat luasnya lahan pertanian di Indonesia dan banyaknya tenaga kerja yang bekerja sebagai petani, disisi lain munculah masalah dalam sektor permodalan petani. Untuk meningkatkan hasil poduksi, petani membutuhkan modal yang besar supaya dapat menggunakan teknologi usaha tani yang optimal. Namun teknologi yang memerlukan biaya relatif mahal sehingga petani tidak mampu untuk membiayai teknologi tersebut. Akibatnya dengan pemanfaatan teknologi yang sangat rendah mempengaruhi produktifitas petani itu sendiri.

No. Lapangan Pekerjaan Utama 2014

Februari Agustus

1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

25 809 269 24 829 734

7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

5 324 105 5 113 188

8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

3 193 357 3 031 038

(25)

Modal merupakan salah satu faktor poduksi yang sangat penting keberadaanya dalam usahatani padi. Keterbatasan modal masih menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh rumah tangga petani dan kebutuhan modal usaha tani akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya harga input pertanian seperti teknologi, benih, pupuk, dan obat-obatan. Sumber modal untuk usaha petani terdiri atas modal sendiri dan modal dari luar (kredit). Kredit yang selama ini diberikan oleh pemerintah maupun lembaga keuangan konvensional seperti Kredit Usahatani (KUT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK), Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dan sebagainya ternyata tidak membawa perubahan bagi peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya petani yang tidak dapat melunasi kredit tersebut akibat penerapan bunga yang tinggi dan lemahnya akses permodalan petani (Anonim 2005).

(26)

Salah satu solusi bagi permasalahan sistem pembiayaan tersebut adalah sistem pembiayaan syariah. Konsep pembiayaan syariah yang fleksibel terutama pada pembagian keuntungan maupun kerugian (profit and loss sharing) dalam berusaha (Sutawi 2008). Selain itu praktik bagi hasil sebenarnya sudah sejak lama diterapkan oleh para petaniseperti sistem paron. Hal ini menjadikan penerapan prinsip pembiayaan syariah pada sektor pertanian nampaknya bukanlah menjadi hal yang menyulitkan petani, Namun memberikan keuntungan yang lebih besar bagi mereka dan keadilan yang lebih merata bagi semua pihak yang terlibat. Menurut data Bank Indonesia 2014 :

Tabel 1.2 Pembiayaan- Bank Perkreditan Rakyat Syariah

berdasarkan Sektor Ekonomi tahun 2009-2015 (Juta Rupiah)

SEKTOR

Sumber: Bank Indonesia 2015

Tabel 1.3 Pembiayaan - Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Sektor Ekonomitahun 2009-2015 (Miliyar Rupiah)

(27)

Dari tabel 1.2 dan 1.3 diatas menunjukan bahwa perkembangan pembiayaan yang diberikan oleh BUS, UUS dan BPRS terhadapberbagai sektor ekonomi di Indonesia. Jumlah pembiayaan yangdisalurkan BUS, UUS dan BPRS semakin meningkat dari tahun 2009 sampai tahun 2015. Pembiayaan yang diberikan BUS dan UUS pada petani akhir tahun 2009 berjumlah Rp 1.331 M dan pada tahun 2015 telah menjadi Rp 7.728 M sedangkan pembiayaan yang dibeikan BPRS pada tahun 2009 Rp 54.486 juta dan pada tahun 2015 telah mencapai Rp 369.249 juta.

Akan tetapi pembiayaan BUS, UUS dan BPRS di sektor pertanian memiliki presentase relatif kecil dari total pembiayaan yang diberikan. Padahal lembaga keuangan syariah seharusnya ikut bertanggung jawab dalam mensejahterakan petani dengan menyalurkan dana melalui pembiayaan atau kredit.

(28)

Penelitian tentang Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah tahun 2000 lalu mengungkapkan banyak hal, penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia berkerja sama dengan beberapa Lembaga Penelitian Universitas Negeri di Pulau Jawa menunjukan bahwa kualitas pelayanan dan kedekatan lokasi bank dari pusat kegiatan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi preferensi masyarakat Jawa Timur untuk menggunakan jasa bank syariah. Untuk mengetahui suatu produk maka idealnya seseorang akan memperhitungkan alasan menggunakan suatu produk atau layanan jasa tersebut. Preferensi petani dalam menggunakan produk pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah dapat diukur dari beberapa indikator, diantaranya adalah faktor pengetahuan, faktor kepercayaan.

(29)

sebagai kesadaran dan perasaan yang dialami konsumen selama pemakaian produk dan jasa (Sunarto, 2006: 236)

Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2014 luas lahan pertanian sawah di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 56.327 Hektar. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 5 kabupaten dengan luas lahan pertanian sawah yang berbeda-beda Kulonprogo 10.297 Hektar, Bantul 15.471 Hektar, Gunungkidul 7.865 Hektar, Sleman 22.623 Hektar, dan Yogyakarta 71 Hektar. Kecamatan Bantul, merupakan bagian dari wilayah teritorial Kabupaten Bantul dan sekaligus menjadi wilayah Ibu Kota Kabupaten Bantul. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 2.251,5400 Ha dan dihuni oleh ± 13.987 KK, yang terdiri dari 5 desa yaitu Desa Bantul, Trirenggo, Palbapang, Sabdodadi, dan Desa Ringinharjo (Bantulkab.go.id, 2014)

Kecamatan Bantul memiliki lahan pertanian mencapai 1051 Hektar. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Bantul berkerja sebagai petani dan pengembangan potensi pertanian di Kecamatan Bantul memerlukan permodalan yang cukup besar.Kecamatan Bantul terdapat 9 lembaga keuangan syariah, terdiri dari 4 BMT yaitu BMT Projo Arta Sejahtera, BMT Tamziz, BMT Al-Iklhas, BMT Mitra Lohjinawi. Selain itu ada 5 Bank Syariah yaitu Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Perkreditan Rakyat Syariah BDW, Bank Muamalat, dan Bank BNI Syariah.

(30)

fleksibel terutama pada pembagian keuntungan maupun kerugian (profit and loss sharing) dalam berusaha. Selain itu praktik bagi hasil sebenarnya sudah sejak lama diterapkan oleh para petani Kecamatan Bantul seperti sistem paron. Hal ini menjadikan penerapan prinsip pembiayaan syariah pada sektor pertanian nampaknya bukanlah menjadi hal yang menyulitkan petani. Selain itu dengan adanya BMT yang merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang fokus terhadap pengembangan usaha mikro sehingga sesuai dengan karakteristik usaha di sektor pertanian bisa menjadi salah satu solusi permasalahan tersebut.

Namun perkembangan LKS di Kecamatan Bantul tersebut tidak diikuti dengan peningkatan pembiayaan ke sektor pertanian. Pembiayaan yang dapat dijangkau oleh petani tersebut masih sangat sedikit. Padahal dengan melihat kondisi tersebut seharusnya LKS dapat memanfaatkan potensi pembiayaan dan petani pun seharusnya bisa memenjangkau pembiayaan tersebut. Sehingga hal tersebut perlu dikaji secara mendalam karena peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana pengetahuan, preferensi dan minat petani padi terhadap lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul. Dari permasalahan diatas, penulis tertarik untuk menulis judul “ANALISIS PREFERENSI PETANI DALAM MENGGUNAKAN

(31)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Dari uraian yang dipaparkan di atas melihat luasnya ruang lingkup

pertanian, maka perlu adanya batasan masalah agar lebih terarah dan

tidak terlalu meluas. Penulis memfokuskan penelitian pada

aspekanalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensipetani

padi dalam menggunakan produk pembiayaan sektor pertanian pada

lembaga keuangan syariahdi Kecamatan Bantul.

2. Rumusan Masalah :

a. Bagaimana pengetahuan petani tentang lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul?

b. Bagaimana preferensi petani dalam menggunkan produk pembiayaan sektor perrtanian pada lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul?

(32)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan petani terhadap lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul

2. Untuk mengetahui peferensi petani dalam menggunakan produk pembiayaan sektor pertanian pada lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul.

3. Untuk mengetahui ketertarikan petani setelah mengetahui informasi tentang produk pembiayaan sektor pertanian pada lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis yaitu menambah wawasan tentang preferensi dan minat petani padi lembaga keuangan syariah, yang mana dapat digunakan sebagai rujukan dalam mengerjakan tugas atau skripsi lain.

2. Manfaat akademis, memberikan masukan kepada akademisi untuk pengembangan pola pikir terhadap kegiatan ekonomi pertanian secara Islami.

(33)

dilakukan lembaga keuangan syariah agar masyarakat lebih mengenal dan menggunakan jasa lembaga keuangan syariah.

4. Manfaat bagi penulis, menambah pengetahuan, pengalaman di lapangan dan pembelajaran pengembangan diri dan untuk memenuhi tugas akhir kuliah.

E. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan “ sikap dan preferensi petani padi dalam menggunakan produk pembiayaan pada lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul”, di antaranya adalah:

1. Penelitian Dewi Andriani dan Azuar Juliandi (2008) yang berjudul “Preferensi Masyarakat Kota Medan Terhadap Bank Syariah”.

(34)

Hasil penelitian ini adalah pengetehuan masyarakat medan terhadap perbankan syarriah cukup baik, dengan nilai rata-rata 62,60 persen untuk jawaban ya, dan 37,40 persen untuk jawaban tidak. Sikap masyarakat Medan terhadap perbankan syariah cukup baik, dengan nilai rata-rata 70,14 persen untuk jawaban ya, dan 29,86 persen untuk jawaban tidak. Ada hubungan positif dan signifikan pengetahuan dengan keputusan penerimaan terhadap perbankan syariah, dengan nilai korelasi (r) 0,314, koefisien determinasi (r2) 0,099; dan probabilitas (sig) 0,01<0,05. Ada hubungan positif dan

signifikan sikap dengan keputusan penerimaan terhadap perbankan

syariah, dengan nilai korelasi (r) 0,450, koefisien determinasi (r2)

0,203; dan probabilitas (sig) 0,00<0,05. Ada hubungan positif dan

signifikan pengetahuan dan sikap dengan keputusan penerimaan

terhadap perbankan syariah, dengan nilai korelasi (r) 0,457; koefisien

determinasi (r2) 0,209; dan probabilitas (sig) 0,00<0,05.

(35)

berasal observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah petani yang pernah mengajukan permohonan pembiayaan, terdiri atas lembaga keuangan non formal dan lembaga keuangan formal akan tetapi tidak ada satupun petani yang pernah mengakses ke lembaga keuangan syariah. Persepsi petani terhadap LKS beragam. Persepsi petani terhadap lembaga keuangan syariah mayoritas menilai kurang baik karena kurangnya pemahaman dan sosialisasi yang dilakuakan LKS.

3. Pada jurnal penelitian yang ditulis oleh Tito Rahmawati, Sutarto dan Arip Wijianto (2011) UNS yang berjudul “Sikap Petani Terhadap

Lembaga Keuangan Syariah Sebagai Sumber Modal Pada Kegiatan Usahatani di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo” Tujuan

(36)

dan media massa dengan sikap petani terhadap lembaga keuangan syariah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Finna Putri Barna (2010) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi

Nasabah Bank Syariah(Studi Kasus pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim)”. Penelitian ini ditebitkan oleh Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. Ketujuh faktor tersebut adalah : faktor SDM, faktor syariah, faktor lokasi, faktor sikap terhadap fatwa, faktor sosial, faktor produk dan fasilitas dan faktor merek. Dari tujuh faktor tersebut, faktor SDM lebih dominan berpengaruh terhadap preferensi nasabah untuk menggunakan produk jasa bank syariah, faktor ini terdiri dari 5 indikator/variabel, yaitu : pelayanan pegawai bank yang cepat, pelayanan pegawai yang tanggap dan memuaskan, adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai bank saat melayanani nasabah, dan Bank Mega Syariah merupakan kelompok perusahan PARA Group yang reputasinya cukup baik. 5. Penelitian yang dilakukan Dieshera Rama Putri (2015) yang berjudul

“Analisis Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Kemudahan, Risiko

(37)

positif signifikan terhadap minat nasabah Bank Mandiri Syariah Cabang Yogyakarta dalam menggunakan layanan e-banking, kemudahan berpengaruh positif signifikan terhadap minat nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Yogyakarta dalam menggunakan layanan e-banking, risiko berpengaruh negatif signifikan terhadap minat nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Yogyakarta dalam menggunakan layanane-banking.

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data yang dianalisis berasal observasi,wawancara.Hasil Penelitian Ini menunjukan kepercayaan berpengaruh positif signifikan terhadap minat nasabah Bank Mandiri Syariah Cabang Yogyakarta dalam menggunakan layanan e-banking, kemudahan berpengaruh positif signifikan terhadap minat nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Yogyakarta dalam menggunakan layanan e-banking, risiko berpengaruh negatif

(38)

Layanan e-banking

Syariah Mandiri Cabang Yogyakarta dalam menggunakanlayanan e-banking.

Penelitian ini menggunakan metode

kuantitataif deskriptif. Data yang dianalisis berasal observasi,wawancara .Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan non formal (0,591), kedekatan lokasi (0,434), pendapatan (-0,4360, dan persepsi terhadap bunga (0,572) dengan sikap petani terhadap Lembaga Keuangan Syariah. Tidak ada hubungan signifikan antara umur, pendidikan formal, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, dan media massa dengan sikap petani terhadap lembaga

keuangan syariah

(39)

Syariah (Studi

preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. Ketujuh faktor tersebut adalah : faktor SDM, faktor syariah, faktor lokasi, faktor sikap terhadap fatwa, faktor sosial, faktor produk dan fasilitas dan faktor merek. Dari tujuh faktor tersebut, faktor SDM lebih dominan berpengaruh terhadap preferensi nasabah untuk menggunakan produk jasa bank syariah

4 Ajen Mukarom

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis berasal observasi, wawancara, dan dokumentasi. Petani yang pernah mengajukan permohonan pembiayaan, terdiri atas lembaga keuangan non formal dan lembaga keuangan formal akan tetapi tidak ada satupun petani yang pernah mengakses ke lembaga keuangan syariah. Persepsi petani terhadap LKS beragam. Persepsi petani terhadap lembaga keuangan syariah mayoritas menilai kurang baik karena kurangnya pemahaman dan sosialisasi yang dilakuakn LKS

(40)

P

Penelitian yang akan dilakukan penulis ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini akan digunakan metode deskriptif kualitatif dengan objek dan subjek yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman, preferensi petani dalam menggunakan pembiayaan di LKS. Keunggulan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

5 Penelitian Dewi Andriani dan

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif yakni menggunakan korelasi sederhana dan berganda. Data yang diperoleh dengan menggunakan kuisoner dan wawancara terstruktur.

Hasil penelitian ini adalah pengetehuan masyarakat medan terhadap perbankan syarriah cukup baik, Sikap masyarakat Medan terhadap perbankan syariah cukup baik. Ada hubungan positif dan signifikan pengetahuan dengan keputusan penerimaan terhadap perbankan syariah, Ada hubungan positif dan signifikan sikap dengan keputusan

penerimaan terhadap perbankan syariah, Ada

hubungan positif dan signifikan pengetahuan

dan sikap dengan keputusan penerimaan

(41)

penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk mengetahui preferensi petani dalam menggunakan produk pembiayaan sektor pertanian di LKS namun penelitian ini juga akan mengungkapkan sejauh mana pengetahuan petani dan ketertarikan petani terhadap produk pembiayaan di LKS.

F. Kerangka Teori

1. Lembaga Keuangan Syariah

a. Struktur sistem Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia terdiri atas Bank Umun Syariah, Unit Usaha Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan BMT. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1) Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum konvensional =yang bersangkutan.

(42)

4) Baitul maal wattamwil (BMT). Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana yang non profit, seperti : zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial (profit). (Suharsono, 2004:96)

2. Pembiayaan atau Penyaluran Dana

a. Pengertian

Berdasarkan PBI No. 13/13/PBI/2011 tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum syariah dan Unit Usaha Syariah, pembiayaan adalah salah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah mutahiya bittamlik.

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istisna

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard 5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk

(43)

Allah berfirman :

ْاوقتا ًةفعاضمًافاعض ابرلااولكأتااونم ني لاا ي اي

ْ وحلفت كلعل للا

.

ْنيرفاكللتدعأيتلا انلااوقتا

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (Qs. Ali Imron [3]: 130)

Selain itu Syafi’i Antonio (2001:160) mengemukakan

menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

a) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

b) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

b. Jenis Pembiayaaan

1) Pembiayaan Bagi Hasil

(44)

pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola usaha (mudharib) sesuai kesepakatan.Mudahrabah mutlaqah untuk kegiatan usaha yang cakupanya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan dareah bisnis sesuai permintaan pemilik dana. Sedangkan mudharabah muqayyadah adalah untuk kegiatan usaha yang cakupanya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.(Wangsawidjaja, 2012: 192)

b) Pembiayaan Musyarakah, adalah kerjasama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, dan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing. Pembiayaan ini nasabah betindak sebagai pengelola usaha dan bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengelolaan usaha.(Wirdyaningsih, 2005: 119)

(45)

diidentikan dengan mukhabarah. Diantara keduanya terdapat sedikit perbedaan sebagai berikut.

(1) Muzara’ah : benih dari pemilik lahan (2) Mukhabarah : benih daru penggarap (Antonio, 2001: 99)

d) Al-Musaqah, adalah bentuk lebih sederhana dari muzara’ah si penggarap hanya bertanggung jawab atas

penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.(Antonio, 2001: 100)

c. Prinsip Jual Beli

1) Pembiayaan Murabahah, adalah pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang dengan kewajiban mengembalikan talangan tersebut seluruhnya ditambah margin keuntungan bank pada waktu jatuh tempo. Bank memperoleh margin keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual bank kepada nasabah.

(46)

3) Pembiayaan Bai, al-Istishna, adalah pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli sesuatu barang atau jasa dengan pembayaran dimuka, dicicil atau ditangguhkan. Nasabah wajib mengembalikan talangan dana tersebut ditambah margin keuntungan bank secara mencicil sampai lunas dalam jangka waktu tertentu atau tunai sesuai dengan kesepakatan.

d. Prinsip Sewa Menyewa

1) Pembiayaan Ijarah, adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam konteks perbankan syariah, ijarah adalah lease contract dimana suatu bank atau lembaga keuangan syariah menyewakan peralatan kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya.

(47)

e. Akad Pelengkap

1) Al Hiwalah, adalah memindahkan hutang dari tanggungan orang yang berhutang (muhil) menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang (muhal alaih)

2) Ar- Rahn, adalah menahan salah satu harta milik peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. 3) Al-Qardh, adalah pemberian harta kepada orang lain yang

dapat ditagiih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.

4) Al-Wakalah, adalah pelimpahan kekuasaan oleh seorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan.

(48)

3. Preferensi

Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subyektif (individu). Yang diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang. Konsumen dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel barang sesuai dengan tingkat utilitas yang mereka berikan kepada konsumen.

Menurut Kotler dalam Simamora (2004: 87) konsumen memproses informasi tentang produk didasarkan pada pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Timbulnya pembelian suatu produk terlihat dimana konsumen mempunyai kebutuhan yang ingin dipuaskan. Konsumen akan mencari informasi tentang manfaat produk dan selnjutnya mengevaluasi atribut produk-produk tersebut. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya, dari sini akan menimbulkan preferensi konsumen terhadap merek yang ada. Menurut Lilien dan Kotler dalam bukunya Simamora (2004: 88) ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi.

Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Sebagai contoh, sekaleng susu instan merupakan sekumpuan atribut yang terdiri dari rasa, kandungan gizi, harga, ukuran, dan reputasi. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang relevan.

(49)

Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut kesan merek.

Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut. Misalnya, seseorang menginginkan besarnya gambar televisi. Maka kepuasan tertinggi akan diperoleh dari televisi paling besar dan kepuasan terendah dari televisi paling kecil. Dengan kata lain, semakin besar ukuran televisi, maka kepuasan juga semakin besar.

Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi. Proses evaluasi yang dimaksud adalah aturan kompensasi dan bukan kompensasi.

Preferensi konsumen berhubungan erat dengan permasalahan penetapan pilihan sikap dasar yang digunakan untuk menerangkan pilihan, menentukan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan. Hubungan preferensi seperti dikutip Adiwarman Karim (2003) menyatakan pilihan rasional biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar yang mengasumsikan tiap orang dapat membuat atau menyusun semua rangking, kondisi atau situasi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai, yaitu:

a. Kelengkapan (completeness)

Jika A dan B adalah dua kondisi, maka tiap orang harus bisa menspesifikasikan; A lebih disukai daripada B, atau sebaliknya, atau sama-sama disukai.

b. Transitivitas (transivity)

Jika seseorang mengatakan bahwa dia lebih suka A daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka dia harus menyukai A daripada C.

c. Kontinutias (continuity)

(50)

Masing-masing kondisi atau situasi tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda kepada seorang dalam mengonsumsi produk. Setelah mengenal seseorang mulai menimbang baik buruk untung rugi melakukan sesuatu atau memanfaatkan produk. Dalam tahap ini biasanya seseorang akan mencari informasi dan membandingkan suatu produk. Keyakinan terhadap sesuatu mendorong seseorang untuk mencoba produk tersebut. Proses ini sangat penting karena menentukan seseorang menerima atau menolak produk itu.

4. Karakteristik Nasabah Lembaga Keuangan / Perbankan

(51)

penting bagi perusahaan untuk selalu mendeteksi serta memperbaiki kesalahan dengan cepat (Simamora, 2007). Perusahaan perbankan diharapkan menanamkan nilai-nilai kepercayaan nasabah sehingga nasabah memiliki cara pandang dan persepsi positif terhadap perusahaan. Namun persepsi itu sendiri dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dimiliki oleh nasabah.

(52)

5. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga, dan lembaga-lembaga sosial penting lainnya.(Setiadi, 2003: 11)

b. Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar-benar memperhitungkan untuk menyusun strategi pemasaran. (Simamora, 2004: 8)

c. Faktor Pribadi

(53)

d. Faktor Psikologis

Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar, haus, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diketahui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan.

Pilihan pembeli seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap. (Simamora, 2004: 11)

6. Perilaku Konsumen Pada Perbankan

Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk

(2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari,

membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa,

atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat

memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa

yang ditawarkan

Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan

pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat

keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang

(54)

a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)

Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi

oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana

yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan

uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan

pembelian.

b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)

Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang

dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk

atau jasa itu sendiri.

c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)

Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen,

berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan

pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi

bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen

dalam melakukan proses pembelian.

d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)

Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci

(55)

7. Proses Pengambilan Keputusan

Proses yang digunakan konsumen untuk mengambil keputusan membeli terdiri atas delapan tahap (Setiadi. 2003: 16) yaitu:

a. Pengenalan masalah

Proses pembelian diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari lainnya. c. Evaluasi alternatif

(56)

Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berbeda pada ciri masing-masing. Kepercayaan merek menimbulkan citra merek. d. Keputusan membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan pembelian untuk merek yang disukai. Walaupun demikian dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membali dan keputusan membeli yaitu faktor sikap orang lain dan keadaan.

e. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

f. Kepuasan sesudah pembelian

(57)

g. Tindakan-tidakan sesudah pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas tersebut akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya, karena dengan kodrat manusia “untuk menciptakan keserasian, konsistensi, dan keselarasan diantara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai di dalam dirinya”.

Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenali oleh masyarakat. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu:

(58)

Preferensi Petani

G. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Hamid, 2007:26)

Untuk mengetahui preferensi petani dalam menggunakan produk pembiayaan di lembaga keuangan syariah penulis menggunakan 2 faktor yaitu faktor pengetahuan, faktor kepercayaan. Faktor tersebut berdasarkan pada penelitian sebelumya.

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Penelitian Pengetahuan:

(59)

37

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang mempunyai informasi yang sesuai dengan penelitian (Moleong, et.al. 1996 : 6 dalam Adhe Negara, 2011 : 31). Pada pendekatan ini peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti.Selain itu penelitan ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif yaitu peneliti berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Noor,2012:34-35).

B. Lokasi/Objek Penelitian

(60)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adapun dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh petani padi Kecamatan Bantul yang belum menggunakan pembiayaan di lembaga keuangan syariah.Dengan memperhatikan keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini terkait dengan waktu, pendanaan dan tenaga, maka dianggap perlu untuk mengambil sampel yang merupakan representasi dari populasi.

2. Sampel

(61)

D. Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari responden. Dalam penelitian ini data primer didapatkan dengan observasi lapangan, interview atau wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisoner dan wawancara langsung kepada petani.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung. Data ini diperoleh daridata yang diberikan oleh instansi, literatur-literatur atau bacaan relevan, jurnal, Badan Pusat Statistik, Laporan Kantor Kecamatan Bantul dan instansi-instansi terkait yang dapat mendukung penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

(62)

dilakukan dengan bentuk pertanyaan-pertanyaan yang tertulis (terstruktur). Wawancara dilakukan kepada pihak petani dan pihak lembaga keuangan syariah. Wanancara mendalam dilakukan kepada beberapa ketua kelompok tani di Kecamatan Bantul agar dapat terlihat sejauh mana pengetahuan, preferensi dan ketertarikan petani dalam menggunakan produk pembiayaan sektor pertanian di LKS.

2. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan caramemberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Peneliti menyebarkan kuisoner yang telah dipersiapkan secara langsung kepada responden petani padi wawancara. Hal ini dimaksudkan agar dapat terlihat sejauh mana pengetahuan, preferensi dan ketertarikan petani padi dalam menggunakan produk pembiayaan pada lembaga keuangan syariah tersebut.

F. Variabel Penelitian

(63)

Dalam penelitian ini digunakan variabel yaitu :

1. Preferensi : yang dimaksud preferensi dalam penelitian ini adalah perkiraan ketertarikan petani padi dalam menggunakan produk pembiayaan sektor pertanian di lembaga keuangan syariah. Indikator yang digunakan dalam pengukuran ada 2, yaitu :

a) Faktor Pengetahuan : Lembaga keuangan syariah berlandaskan hukum-hukum Islam, lembaga keuangan syariah mempunyai sistem bagi hasil, lembaga keuangan syariah dilandasi oleh prinsip keadilan, lembaga keuangan syariah terhindar dari unsur riba (bunga), kemudahan dalam mengakses produk pembiayaan di lembaga keuangan syariah, kemudahan dalam prosedur dan persyaratan yang diajukan, kemudahan dalam penyediaan jaminan, kemudahan dalam realisasi pembiayaan b) Faktor Kepercayaan : kepercayaan petani terhadap keamanan

(64)

G. Metode Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif menggunakan model Miles dan Huberman yang dilakukan selama di lapangan. Aktivitas dalam analisis data yaitu (Sugiyono, 2010: 430) : 1. Reduksi data/ Data Reduction

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dengan mencari tema dan polanya.

2. Penyajian data/ data display

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan setelah data direduksi, kemudian disajikan baik bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Sehingga dengan adanya penyajian tersebut dapat dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

3. Penarikan kesimpulan / conclusion drawing

(65)

43 A. Gambaran Objek/ Subjek Penelitian

1. Keadaan Geogafis Kecamatan Bantul

Kecamatan Bantul merupakan salah satu diantara 17 kecamatan yang terletak di Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta.Kecamatan Bantul berada di pusat pemerintahan Kabupaten Bantul sekaligus sebagai ibukota Kabupaten Bantul. Secara administratif, Kecamatan Bantul terdiri dari 5 desa, 50 pedukuhan, dan 364 RT (Rukun Tetangga) dengan luas wilayah sebesar 21,96 km². Kecamatan ini memiliki luas wilayah 2.251,5400 Ha dan dihuni oleh ± 13.987 KK, yang terdiri dari 5 desa yaitu Desa Bantul, Trirenggo, Palbapang, Sabdodadi, dan Desa Ringinharjo. Luas masing-masing desa yaitu Palbapang 5,53 km², Ringinharjo 2,77 km², Bantul 5,24 km², Trirenggo 6,10 km², Sabdodadi 2,32 km². Sentra industri kerajinan kulit Manding merupakan salah satu unggulan dari Kabupaten Bantul.Daya tarik Wisata Belanja ini terletak di Desa Sabdodadi Bantul. Banyak perajin yang meningkatkan kemampuanya dengan berbagai macam, bentuk dan inovasinya sehingga tidak mau kalah dengan industri kerajinan kulit dari wilayah lain. Bahkan, ada sebagian perajin yang telah memanfaatkan teknologi informasi untuk memasarkan produknya.

(66)

Utara berbatasan dengan Kecamatan Sewon, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Jetis, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bambanglipuro, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pajangan. Kecamatan Bantul berada di dataran rendah. Ibukota kecamatanya berada pada ketinggian 45 meter diatas permukaan laut. Jarak ibukota ke Pusat Pemerintahan (ibukota) Kabupaten Bantul adalah 0,4 km. Kecamatan Bantul beriklim layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi tercatat di Kecamatan Bantul adalah 34ºC dengan suhu terendah 22ºC.Bentangan Wilayah di Kecamatan Bantul 98 persen berupa daerah yang datar sampai berombak dan 2 persen berupa daerah berombak dan berbukit.Wilayah Kecamatan Bantul dilewati oleh 2 sungai utama yaitu Sungai Bedog dan Sungai Winongo. Sungai ini dimanfaatkan untuk pasokan irigasi pertanian. Sedangkan jalur utama dilalui oleh jalan kebupaten dan jalan propinsi yang merupakan askses utama bagai penghubung antar wilayah.

Tabel 3.1 Statistik Geografi dan Iklim Kecamatan Bantul 2014

Uraian (1) 2014 (2)

Luas wilayah 2.196 ha

Sungai yang melintasi Sungai Bedog, Sungai Winongo

Lahan bukan Pertanian 1.186 ha

Lahan Sawah 1.003 ha

Lahan Bukan Sawah 7 ha

(67)

2. Kondisi Demografi

(68)

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Bantul 2014

Kelompok

Kecamatan 30.767 31.193 61.960

(69)

Kemajuan suatu bangsa banyak ditentukan oleh kualitas pendidikan penduduknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan jumlah sarana pendidikan yang dimiliki akan semakin mudah dalam mengakses perkembangan pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah TK (swasta dan negeri) di Kecamatan Bantul pada Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 38 unit, Sekolah Dasar (SD) 27 Unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 14 unit dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 17 unit.

3. Sektor Petanian

(70)

B. Karakteristik Responden

Tujuan dari penelitian skripsi adalah untuk mendeskripsikan tentang preferensi petani dalam menggunakan produk pembiayaan lembaga keuangan syariah. Adapun sampel penelitian ini adalah petani padi yang berada di Kecamatan Bantul yang belum menggunakan produk pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah. Petani yang dimaksud adalah petani yang memiliki lahan pertanian sendiri, bukan petani gurem atau buruh tani. Untuk mengetahui profil responden tersebut, maka karakteristik responden yang digunakan dilihat berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, jumlah tanggungan keluarga, skala usaha dan pendapatan. Pada awalnya peneliti ingin mengambil sampel sebanyak 60 responden. Meskipun pada akhirnya peneliti memperoleh dan mendiskripsikan sejumlah 30 data responden. Adapun karakteristik responden petani padi yang belum menggunakan produk pembiayaan pada lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul adalah sebagai berikut :

1. Jenis Kelamin

(71)

Tabel 3.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1 Laki-Laki 60 100%

2 Perempuan 0 0%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data Primer, 2016 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 60 atau 100 persen responden petani yang dijadikan sampel penelitian yaitu petani padi yang berada di Kecamatan Bantul, yaitu semuanya berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 60 petani atau sebanyak 100 persen. Sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 0 atau 0 persen

2. Umur/Usia

(72)

Tabel 3.4 Data Responden Berdasarkan Umur/Usia

No Umur/Usia Jumlah Presentase

1 25-35 tahun 0 0%

2 36-45 tahun 12 20%

3 46-55 tahun 30 50%

4 > 55 tahun 18 30%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data Primer, 2016 (diolah)

Dari 60 petani yang dijadikan sampel penelitian yaitu petani padi di Kecamatan Bantul menunjukan bahwa umur/usia petani didominasi oleh umur 46-55 tahun sebanyak 30 petani atau 50 persen, kemudian yang berumur >55 tahun sebanyak 18 petani atau 30 persen, umur 36-45 tahun sebanyak 12 atau 20 persen dan 25-35 tahun sebanyak 0 atau 0 persen.

3. Pendidikan Terakhir

(73)

Tabel 3.5 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Jumlah Presentase

1 SD 13 22%

2 SMP 19 32%

3 SMA 21 35%

4 Diploma 1 2%

5 S1 2 3%

6 Tidak Sekolah 3 5%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data Primer, 2016 (diolah)

Dari 60 petani yang dijadikan sampel penelitian yaitu petani padi di Kecamatan Bantul menunjukan bahwa pendidikan terakhir petani didominasi oleh lulusan SMA sebanyak 21 orang atau 35 persen, kemudian lulusan SMP berjumlah 19 orang atau 32persen, SD sebanyak 13 orang atau 22 persen, Tidak Sekolah sebanyak 3 orang atau 5 persen, S1 sebanyak 2 orang atau 3 persen dan Diploma sebanyak 1 orang atau 2 persen

4. Jumlah Tanggungan Keluarga

(74)

Tabel 3.6 Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

S u S

umber : Data Primer, 2016 (diolah)

Dari 60 petani yang dijadikan sampel penelitian yaitu petani padi di Kecamatan Bantul menunjukan bahwa jumlah tanggungan keluarga masing-masing petani bervariasi, kebanyakan petani memiliki 1-2 orang tanggungan keluarga yaitu sebanyak 39 petani atau 65 persen, kemudian jumlah tanggungan keluarga 3-4 orang sebanyak 17 petani atau 28 persen, yang tidak memiliki tanggungan sebanyak 3 petani atau 5 persen dan yang memiliki tanggungan lebih dari 5 orang sebanyak 1 petani atau 3 persen.

No Tanggungan Keluarga Jumlah Presentase

1 Tidak Memiliki Tanggungan 3 5%

2 1-2 orang 39 65%

3 3-4 orang 17 28%

4 >4 orang 1 2%

(75)

5. Skala Usaha

Karakteristik berdasarkan skala usaha responden petani padi yang belum menggunakan produk pembiayaan lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Responden Berdasarkan Skala Usaha

No Skala Usaha Jumlah Presentase

1 Kecil (< 0,5 Ha) 42 70%

2 Menengah (0,5 - 1 Ha) 16 27%

3 Besar (1-2 Ha) 2 3%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data Primer, 2016 (diolah)

(76)

6. Pendapatan

Karakteristik berdasarkan pendapatan responden petani padi yang belum menggunakan produk pembiayaan lembaga keuangan syariah di Kecamatan Bantul adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8 Responden Berdasarkan Pendapatan

Sumber : Data Primer, 2016 (diolah)

Dari 60 petani yang dijadikan sampel penelitian yaitu petani padi di Kecamatan Bantul menunjukan bahwa pendapatan yang dimiliki atau didapatkan masing-masing petani bervariasi, kebanyakan petani memiliki pendapatan dibawah Rp 1.000.000 sebanyak 42 petani atau 70 persen, kemudian Rp 1.000.000 s/d Rp 2.500.000 sebanyak 16 petani atau 27 persen, pendapatan Rp 2.500.000 s/d 5.000.000 sebanyak 2 orang atau 3 persen dan pendapatan diatas Rp 5.000.000 sebanyak 0 atau 0 persen.

No Pendapatan Jumlah Presentase

1 < Rp 1.000.000 42 70%

2 Rp 1.000.000 s/d Rp 2.500.00 16 27%

3 Rp 2.500.000 s/d 5.000.000 2 3%

4 > Rp 5.000.000 0 0%

(77)

C. Hasil Penelitian

1. Pengetahuan petani bahwa lembaga keuangan syariah adalah lembaga yang berlandaskan hukum-hukum Islam

Gambar 3.1 Lembaga keuangan syariah adalah lembaga keuangan yang berlandaskan hukum-hukum Islam (data diolah)

Grafik tersebut menunjukan bahwa petani di Kecamatan Bantul mengetahui bahwa lembaga keuangan syariah adalah lembaga keuangan yang berlandaskan hukum-hukum Islam dengan 46 petani atau 90 persen yang menjawab setuju dan 6 petani menjawab tidak setuju atau 10 persen.

Kebanyakan petani beranggapan bahwa lembaga keuangan syariah merupakan lembaga keuangan yang berlandaskan hukum-hukum Islam. Petani mengungkapkan bahwa ketika sebuah lembaga tersebut berlabel syariah, maka lembaga tersebut berakitan erat dengan sistem islam.

90% 10%

Setuju Tidak Setuju

(78)

2. Pengetahuan petani bahwa lembaga kuangan syariah merupakan lembaga keuangan yang memiliki sistem bagi hasil

Gambar 3.2 Lembaga kuangan syariah merupakan lembaga keuangan yang memiliki sistem bagi hasil (data diolah)

Grafik tersebut menunjukan bahwa petani di Kecamatan Bantul belum atau tidak mengetahui bahwa lembaga kuangan syariah merupakan lembaga keuangan yang memiliki sistem bagi hasil. Sebanyak 40 petani atau 67 persen menjawab tidak setuju dan 20 atau 33 persen menjawab setuju.

Mayoritas petani belum mengetahui tentang sistem bagi hasil yang ada di lembaga keuangan syariah. Mayoritas petani tidak mengetahui hal tersebut dikarenakan minimnya pengetahuan tentang lembaga keuangan syariah dan belum ada sosialisasi langsung dari pihak lembaga keuangan syariah sendiri. Petani yang mengetahui tentang sistem bagi hasil, mendapatkan infomasi tersebut dari surat kabar, kerabat, brosur.

33%

67%

Setuju Tidak Setuju

40

(79)

3. Pengetahuan petani bahwa lembaga keuangan syariah merupakan lembaha keuangan yang dilandasi nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan dan keuniversalan

Gambar 3.3 Lembaga keuangan syariah merupakan lembaga keuangan yang dilandasi nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan dan keuniversalan (data diolah)

Grafik tersebut menunjukan bahwa petani di Kecamatan Bantul mengetahui bahwa lembaga keuangan syariah merupakan lembaga keuangan yang dilandasi nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan dan keuniversalan. Sebanyak 46 petani atau 77 persen menjawab setuju dan 14 petani atau 23 persen menjawab tidak setuju.

Mayoritas petani yang menjadi responden mengungkapkan bahwa lembaga keuangan syariah merupakan lembaga yang dilandasi nilai keadilan, kemanfaatan dan keuniversalan karena menganut sistem islam. Sebagian petani lagi menjawab tidak setuju karena beranggapan sama saja dengan lembaga keuangan yang lainya.

77% 23%

Setuju Tidak Setuju

14

Gambar

Tabel 1.1 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI ( Team Assisted Individualization ) untuk Meningkatkan Hasil

Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara kecerdasan emosi anak dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V Sekolah Dasar

“Mempercayakan salah satu instansi untuk membantu sekolah dalam pengadaan laboratorium komputer multimedia, laboratorium bahasa, software sekolah sampai software

BaKTINews menerima artikel tentang kemajuan pembangunan, pembelajaran dari suatu kegiatan, praktik cerdas pembangunan, hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan,

Pada saat ini, metode proses yang digunakan untuk produksi kappa-karaginan yaitu metode tekan (pressing method), baik dengan atau tanpa penambahan KCl.. Metode ini

Apakah program yang telah dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa Semarang dapat meningkatkan pendapatan mustahik atau tidak, maka penulis mengumpulkan data dan melakukan survey dengan

The objectives of this study were to examine whether (1) the DRTA Strategy can effect on students’ achievement in reading comprehension or not, (2) the achievement

IV.3.3.2.2 Opini berdasarkan affection mengenai warna merah bata dalam logo “Jogja Istimewa” berasal dari lambang keraton yang berarti simbol keberanian, ketegasan, kebulatan