• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik 2013/2014"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : NANDA PASHA

100100033

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh : NANDA PASHA

100100033

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Gambaran Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik 2013/2014

Nama : Nanda Pasha NIM : 100100033

Pembimbing Penguji I

(dr. M. Surya Husada, Sp.KJ) (dr. Lambok Siahaan, MKT) NIP. 19800203 200801 1 011 NIP. 19711005 200112 1 001

Penguji II

(dr. Murniati Manik, M.sc, Sp.GK Sp.KK) NIP. 19530719 198003 2 001

MEDAN, Januari 2014 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ii

NIP.19540220 198011 1 001 ABSTRAK

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas masih baik, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Gangguan kecemasan juga salah satu yang paling umum yang menjadi masalah kesehatan mental di kampus-kampus, dan merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi di seluruh dunia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan berdasarkan jenis kelamin, angkatan, suku, dan penggunaan zat psikoaktif khususnya pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2013/2014.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 100 orang mahasiswa FK USU dengan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang tersering adalah tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 57 orang dari 100 orang (57%), umumnya terjadi pada wanita (59.6%), angkatan 2010 (29.8%) dan 2011 (29.8%), dengan suku batak (35.1%), dan tidak ditemukan penggunaan zat psikoaktif (56.1%).

Kata kunci : Kecemasan, Kedokteran, HAM-A

(5)

ABSTRACT

Anxiety is defined as disturbances of feelings marked by continous fear and anxious, no distruption in judging reality, complete personality, and changes of behaviour. Anxiety disorder is one of the most common mental illness in colleges, and most frequent mental illness cases in the world.

The aim of this research is to find out anxiety rate based on gender, school year, ethnicity, and psychoactive drugs use in medical student of North Sumatera University Medical School.

This research is a descriptive study. The amount of sample is 100 students from North Sumatera University Medical School, collected by stratified random sampling method. Data were collected using questionnaire Hamilton Anxiety Rating Scale filled by respondents. Then, data were analyzed using descriptive analysis.

The result of this study shows that mild anxiety is the most common anxiety disorder with 57 cases out of 100 respondents, commonly occured in female (59.6%) in school year 2010 (29.8%) and 2011 (29.8%) without use of psychoactive drugs (56.1%) . Most samples were bataknese (35.1%).

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rezeki, rahmat dan karunia berlimpah yang telah diberikan, tanpa-Nya karya tulis ilmiah ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Karya tulis ilmiah ini berjudul, “Gambaran Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universistas Sumatera Utara Tahun Akademik 2013/2014” dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana

Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penyelesaian karya ini dimulai dari penentuan judul hingga terbentuk sebuah hasil penelitian, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. M. Surya Husada, Sp.KJ selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu melalui pengarahan dan masukan yang sangat berguna bagi penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak dr. Lambok Siahaan, MKT dan Ibu dr. Murniati Manik, M.sc, Sp.GK, Sp.KK selaku dosen penguji yang telah memberi ide, kritik dan saran sehingga karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik.

4. Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga penulis persembahkan kepada orangtua penulis, ayahanda Prof. DR. H. Tan Kamello, S.H, M.Sc. dan ibunda Hj. Isna, S.H. atas doa, perhatian dan dukungan tanpa henti yang selama ini dan akan terus penulis terima, 5. Teman-teman seperjuangan di FK USU, Cut Putri Puspita Sari, Rivhan

Fauzan, Aulia Cebol, Atok Harmen Reza, M. Haritsyah Warli, Lutfi Baje, Ivan Adnani, Aga Diandra Ganteng, M. Akbar Batubara Dewa PES, Koko Irsazulharto Maulana, Bakara Rendragraha, Indhi Vavirya,

(7)

Adja Nazlia, Peak, Pucin, Nikiteng Mirzani, Jon Inge, Jon Petong dan teman angkatan 2010 lainnya, kelompok praktikum B2, teman-teman angkatan 2011, 2012, dan 2013 serta seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bantuan, dukungan, cerita, pengalaman dan keceriaan selama tujuh semester menjalani pendidikan di sini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah berupa laporan hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun struktural. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari. Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan khusunya di bidang ilmu kedokteran.

Medan, Desember 2013

(8)

vi

2.1.2. Klasifikasi Kecemasan ... 4

2.1.3. Gejala Kecemasan ... 5

2.1.4. Faktor Resiko ... 6

2.1.5. Tingkat Kecemasan ... 9

2.2.Kecemasan pada Mahasiswa ... 10

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 12

3.1.Kerangka Konsep dan Penelitian ... 12

3.2.Definisi Operasional... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 14

4.1.Rancangan Penelitian ... 14

4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

4.3.Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

4.3.1. Populasi ... 14

4.3.2. Sampel ... 14

4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 15

4.3.4. Uji Validitas dan Reabilitas ... 16

(9)

4.4.Metode Pengumpulan Data ... 17

4.4.1. Data Primer ... 17

4.4.2. Data Skunder ... 17

4.5.Metode Pengolahan dan Analisi Data ... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 18

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 18

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 18

5.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 20

5.3.1. Hasil Analisis Data ... 20

5.3.2. Pemabahasan ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

6.1. Kesimpulan ... 27

6.2. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(10)

viii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Gejala Kecemasan 9

2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

14

3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Angkatan

17

4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

17

5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

17

6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Zat Psikoaktif

18

7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden

18

8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Jenis Kelamin

19

9 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Angkatan

19

10 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan BerdasarkanSuku

20

11 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Zat Psikoaktif

21

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Nama Gambar Halaman

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti Lampiran 2 Lembar Penjelasan

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Ethical Clearance Lampiran 6 Data Induk

Lampiran 7 Output Data dan Hasil Penelitian Lampiran 8 Validasi dan Reabilitas

(13)

DAFTAR SINGKATAN

ECA Epidemiologic Catchcmen Area

FK USU Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara HAM-A Hamilton Anxiety Rating Scale

NAMI National Alliance on Mental Illnes NCS National Comorbidity Survey OCD Obsessive Compulsive Disorder RTA Reality Testing Ability

(14)

ii

NIP.19540220 198011 1 001 ABSTRAK

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas masih baik, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Gangguan kecemasan juga salah satu yang paling umum yang menjadi masalah kesehatan mental di kampus-kampus, dan merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi di seluruh dunia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan berdasarkan jenis kelamin, angkatan, suku, dan penggunaan zat psikoaktif khususnya pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2013/2014.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 100 orang mahasiswa FK USU dengan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang tersering adalah tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 57 orang dari 100 orang (57%), umumnya terjadi pada wanita (59.6%), angkatan 2010 (29.8%) dan 2011 (29.8%), dengan suku batak (35.1%), dan tidak ditemukan penggunaan zat psikoaktif (56.1%).

Kata kunci : Kecemasan, Kedokteran, HAM-A

(15)

ABSTRACT

Anxiety is defined as disturbances of feelings marked by continous fear and anxious, no distruption in judging reality, complete personality, and changes of behaviour. Anxiety disorder is one of the most common mental illness in colleges, and most frequent mental illness cases in the world.

The aim of this research is to find out anxiety rate based on gender, school year, ethnicity, and psychoactive drugs use in medical student of North Sumatera University Medical School.

This research is a descriptive study. The amount of sample is 100 students from North Sumatera University Medical School, collected by stratified random sampling method. Data were collected using questionnaire Hamilton Anxiety Rating Scale filled by respondents. Then, data were analyzed using descriptive analysis.

The result of this study shows that mild anxiety is the most common anxiety disorder with 57 cases out of 100 respondents, commonly occured in female (59.6%) in school year 2010 (29.8%) and 2011 (29.8%) without use of psychoactive drugs (56.1%) . Most samples were bataknese (35.1%).

(16)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Lebih lanjut pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tujuan sistem pendidikan tersebut tercapai, siswa ataupun mahasiswa harus mampu mengatasi beberapa faktor psikologis yang salah satunya adalah kecemasan.

Gangguan kecemasan (anxiety disorders) merupakan keadaan psikiatri yang paling sering ditemukan di seluruh dunia. Gangguan kecemasan juga salah satu yang paling umum yang menjadi masalah kesehatan mental di kampus-kampus. Empat puluh juta orang dewasa Amerika Serikat menderita gangguan kecemasan, dan 75 persen dari mereka mengalami episode pertama kecemasannya pada usia 22 tahun (ADAA, 2011).

Penelitian menunjukan bahwa ganguuan ini meningkatkan morbiditas, penggunaan pelayanan kesehatan, dan hendaya fungsional. National Comorbidity Study (NCS) melaporkan bahwa satu diantara empat orang memenuhi kriteria untuk sedikitnya satu gangguan kecemasan dan terdapat angka prevalensi 12 bulan sebesar 17,7 persen. Perempuan memiliki prevalensi seumur hidup 30,5 persen dan lebih cenderung mengalami gangguan kecemasan daripada laki-laki yang memiliki prevalensi seumur hidup 19,2 persen (Sadock dan Sadock, 2004).

(17)

Di Indonesia, prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi pada penduduk yang berumur lebih dari 15 tahun adalah 11,6% atau sekitar 19 juta penduduk (Riskesdas, 2007). Penelitian Isle of Wight yang dilaporkan oleh Rutter dan kawan-kawan menemukan prevalensi gangguan kecemasan pada anak- anak adalah 6,8 persen. Sekitar sepertiga anak ini adalah cemas berlebihan, dan sepertiga lainnya menderita ketakutan spesifik atau fobia yang merupakan cacat (Arvin, 2000). Kerugian ekonomi minimal akibat masalah kesehatan jiwa tersebut mencapai Rp. 20 Triliun, jumlah yang sangat besar dibandingkan masalah kesehatan lainnya (Riskesdas, 2007).

Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa kecemasan merupakan kondisi yang umumnya dialami oleh mahasiswa kedokteran akan tetapi belum ada penelitian yang dilakukan di Sumatera Utara, khususnya di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU). Data- data di Indonesia juga belum banyak ditemukan tentang tingkat kecemasan pada mahasiswa kedokteran. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang seperti yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Bagaimana gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2013/2014?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2013/2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

(18)

3

1. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan jenis kelamin.

2. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan angkatan.

3. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan suku.

4. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan penggunaan zat psikoaktif.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Bagi institusi, sebagai bahan masukan dalam upaya untuk mengevaluasi sistem pembelajaran.

2. Bagi mahasiswa, menigkatkan pemahaman mengenai gangguan kecemasan agar terhindar dari gangguan kecemasan.

3. Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan, sekaligus sebagai wadah latihan penerapan hasil pembelajaran yang diperoleh selama perkuliahan.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecemasan 2.1.1. Definisi

Kecemasan dalam bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA) masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2006). Kecemasan juga merupakan respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal normal yang terjadi yang disertai perkembangan , perubahan, pengalaman baru, serta dalam menemukan identitas diri dan hidup (Sadock dan Sadock, 2004).

Segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan organisme dapat menimbulkan kecemasan, konflik dan bentuk frustasi lainnya merupakan sumber dari kecemasan (Atkinson, 1999).

2.1.2. Klasifikasi

Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Edisi revisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorder (DSM-IV-TR) mencamtumkan gangguan kecemasan berikut ini

(20)

5

tergolongkan. Hal ini menerangkan setiap gejala klinis yang dialami memilki arti klinis gangguan kecemasan yang berbeda (Sadock dan Sadock, 2004).

2.1.3. Gejala Kecemasan

Pengalaman kecemasan memiliki dua komponen: kesadaran akan sensasi fisiologis (seperti palpitasi dan berkeringat) serta kesadaran bahwa ia gugup atau ketakutan. Selain pengaruh viceral dan motorik (Tabel 2-1), kecemasan memengaruhi pikiran, persepsi, dan pembelajaran. Kecemasan cenderung menimbulkan kebingungan dan distorsi persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa. Distorsi ini dapat menggangu proses pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi daya ingat, dan menggangu kemampuan menghubungkan satu hal dengan hal yang lain yaitu membuat asosiasi (Sadock dan Sadock, 2004).

Aspek penting emosi adalah efeknya pada selektivitas perhatian. Orang yang mengalami kecemasan cenderung memperhatikan hal tertentu di dalam lingkungannya dan mengabaikan hal lain dalam upaya untuk membuktikan bahwa mereka dibenarkan untuk menganggap situasi tersebut menakutkan. Jika keliru dalam membenarkan rasa takutnya, mereka akan meningkatkan kecemasan dengan respons yang selektif dan membentuk lingkaran setan kecemasan, persepsi yang mengalami distorsi, dan kecemasan yang meningkat. Jika sebaliknya, mereka dengan keliru menentramkan diri mereka dengan pikiran selektif, kecemasan yang tepat dapat berkurang, dan mereka dapat gagal mengambil tindakan pertahanan yang perlu (Sadock dan Sadock, 2004).

(21)

Tabel 2.1. Gejala Kecemasan Manifestasi Perifer Kecemasan

Diare

Pusing, kepala terasa ringan Hiperhidrosis

Hiperefleksia Hipertensi Palpitasi Midriasis pupil

Gelisah (contoh: berjalan mondar- mandir) Sinkop

Takikardia

Kesemutan di ekstremitas Tremor

Gangguan perut (“ seperti ada kupu- kupu” ) Frekuensi, hesitansi, dan urgensi urin Sumber: Sadock dan Sadock, 2004

2.1.4. Faktor risiko 1. Jenis kelamin

(22)

7

Tabel 2.1. Survei Prevalensi Seumur Hidup Tingkat Kecemasan Masyarakat di USA

Gangguan yang dinilai dalam Epidemiologic Cacthcmen Area (ECA) dan National Comorbidity Survey (NCS) menyatakan besarnya tingkat gangguan kecemasan bervariasi secara substansial antara dua studi ini, dimana menunjukkan rasio jenis kelamin yang mencolok dan mirip. Wanita memiliki sekitar dua kali lipat lebih tinggi pada tingkat kecemasan seumur hidupnya seperti pada gangguan panic, gangguan kecemasan umum, agoraphobia, dan phobia daripada laki-laki dalam kedua studi (Merikangas dan Pine, 2002).

Alasan mengapa gangguan kecemasan mempengaruhi perempuan lebih sering dari laki-laki karena perempuan memiliki fluktuasi hormon sepanjang hidupnya, termasuk pubertas, menstruasi, kehamilan, dan menopause. Fluktuasi ini diperkirakan memicu ketidakseimbangan dalam sistem neurotransmiiter lainnya, dan menjadi kondisi provokasi seperti kecemasan.

(23)

2. Status sosial dan suku

Tingkat gangguan kecemasan pada umumnya lebih besar di antara mereka di tingkat bawah status sosial ekonomi. Beberapa komunitas penelitian telah menghasilkan angka yang lebih besar dari gangguan kecemasan, gangguan khususnya fobia, antara Afrika-Amerika. Sehubungan dengan anak-anak, Compton dkk menemukan bahwa anak-anak Kaukasia lebih mungkin mengalami gejala fobiasosial, sedangkan anak-anak Afrika-Amerika memiliki lebih gejala kecemasan pemisahan (SAD). Pine dkk melaporkan bahwa fobia yang lebih besar di antara mereka ditingkat sosial bawah. Alasan untuk perbedaan kelas etnis dan sosial belum dievaluasi secara sistematis. Namun, kedua faktor metodelogi serta perbedaan dalam eksposur terhadap stresor telah maju sebagai penjelasan yang mungkin (Merikangas dan Pine, 2002).

3. Umur

Secara umum, fobia, OCD dan kecemasan pemisahan muncul di awal masa kanak-kanak, sedangkan fobia sosial dan gangguan panik sering didiagnosis selama masa remaja. Studi menunjukkan bahwa 3 - 5% dari anak-anak dan remaja memiliki beberapa gangguan kecemasan. Anak-anak dan remaja yang memiliki gangguan kecemasan berada pada risiko kemudian mengembangkan gangguan kecemasan yang lain, depresi, dan penyalahgunaan zat (Simon, 2011).

4. Kepribadian (Personality)

(24)

9

umum. Ciri- ciri tersebut mungkin didasarkan secara biologis dan karena hipersensitif amigdala - "fear center" di otak (Simon, 2011). 5. Obat- obatan dan alkohol

Gangguan kecemasan dapat dicetuskan atau diperburuk oleh sebuah zat, baik akibat konsumsi zat yang disebut sebagai obat rekreasional maupun akibat penggunan obat yang diresepkan. Pengguanannya sebagai obat yang diresepkan yang menimbulkan efek secara langsung maupun secara tidak langsung (efek samping) akan menimbulkan kecemasan ataupun memperburuk keadaan kecemasan tersebut. Salah satu obat-obat yang digunakan adalah amfetamin (zat lir-amfetamin), kanabis, kokain, halusinogen, inhalan, fenisiklidin atau yang sejenisnya, sedatif, hipnotik, ansiolitik, dan zat lain yang belum diketahui (Sadock dan Sadock, 2004). Penggunaan zat-zat seperti alkohol, kafein, dan nikotin juga dapat menyebabkan atau memperburuk suatu kecemasan (MFMER, 2012).

Penggunaan zat-zat yang dapat menginduksi sebuah gangguan kecemasan pemakaiannya haruslah dalam dosis tertentu yaitu dosis toksis dan frekuensi pemakaian rutin (Sadock dan Sadock, 2004).

2.1.5. Tingkat kecemasan

Tingkat kecemasan dapat diukur dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A). Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) adalah salah satu skala rating pertama kali dikembangkan untuk mengukur keparahan gejala kecemasan dan masih banyak digunakan saat ini di bidang klinis dan pengaturan penelitian. Skala ini terdiri dari 14 item, masing-masing didefinisikan oleh serangkaian gejala, dan mengukur kedua aspek kecemasan yaitu kecemasan psikis (mental agitasi dan tekanan psikologis) dan kecemasan somatik (keluhan fisik berkaitan dengan kecemasan). Meskipun HAM-A tetap banyak digunakan sebagai ukuran hasil dalam uji klinis, telah dikritik karena

(25)

kadang yang miskin kemampuan untuk membedakan antara anxiolytic dan antidepresan efek, dan kecemasan somatik dibandingkan sisi somatik efek. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) tidak menyediakan beberapa standarisasi pertanyaan penyelidikan. Meskipun demikian, tingkat interrater dilaporkan reliabilitas untuk skala tampaknya diterima.

Setiap item pertanyaan di quisioner HAM-A diberikan penilaian pada skala 0 (tidak hadir) sampai 4 (parah), dengan skor total kisaran 0-56, di mana 0 menunjukan tidak adanya kecemasan, 1-17 keparahan ringan, 18-24 keparahan ringan sampai sedang, 25-30 keparahan sedang sampai parah, dan 31-56 keparahan berat.

2.2. Kecemasan pada Mahasiswa

Secara umum, gangguan mental sangat rentan terjadi terhadap mahasiswa. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh National Alliance on Mental Illnes (NAMI) pada 765 responden mahasiswa dari seluruh dunia menyatakan bahwa 73 persen mahasiswa pernah mengalami gangguan mental (NAMI, 2012).

Gangguan kecemasan merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang paling sering terjadi di perkuliahan di Amerika Serikat. Empat puluh juta remaja di Amerika Serikat menderita gangguan kecemasan (kecemasan), dan 75 persen diantara mereka mengalami gangguan kecemasan pada umur 22 tahun. Hal ini menyatakan beban mahasiswa yang terlalu tinggi dan membuat terjadinya gangguan kecemasan pada mereka yang diikuti juga oleh gangguan- gangguan lainnya (ADAA, 2011).

(26)

11

dialaminya dibandingkan dengan mahasiswa masa studi tahun pertama (Zulkarnain dan Noviadi, 2009).

Menurut Endler dan Hunt Kecemasan bukan saja tergantung pada variabel manusianya tapi juga rangsang yang membangkitkan kecemasan, dalam hal ini salah satu rangsang yang membangkitkan kecemasan adalah situasi saat ujian, beban kuliah, dan lingkungan sekitar (Zulkarnain dan Noviadi, 2009).

(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU T.A 2013/2014

- Definisi : mahasiswa angkatan 2013, 2012, 2011, 2010 yang masih terdaftar dan aktif di Fakultas Kedokteran USU

3.2.2. Jenis Kelamin

- Definisi : identitas responden sesuai biologis atau fisiknya - Kategori hasil : - laki- laki

- perempuan - Skala pengukuran : nominal

3.2.3. Tingkat angkatan

- Definisi : tahun masuk mahasiswa di Fakultas Kedokteran USU - Cara ukur : analisis kuesioner

- Kategori hasil : 2010, 2011, 2012, 2013 - Skala pengukuran : nominal

Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU T.A 2013/2014: - Jenis kelamin - Tingkat angkatan - Suku

- Penggunaan zat psikoaktif

(28)

13

3.2.4. Suku

- Definisi : asal daerah dan budaya objek yang di teliti - Cara ukur : analisis kuesioner

- Kategori hasil : Melayu, Padang, Aceh, Batak, Tionghoa, Jawa, Minang, dan lain-lain (minoritas/ su

- Skala pengukuran : nominal

3.2.5. Penggunan zat psikoaktif

- Definisi : zat yang dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh - Cara ukur: analisis kuesioner

- Kategori hasil : ya dan tidak - Skala pengukuran : nominal

3.2.6. Kecemasan

- Definisi : gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Pengukuran tingkat kecemasan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A)

- Cara Ukur : analisis kuesioner - Alat Ukur : kuesioner

- Kategori Hasil : - Total skor 1-17 : kecemasan ringan

- Total skor 18-24 : kecemasan ringan-sedang - Total skor 25-30 : kecemasan sedang-berat - Total skor 31-56 : kecemasan sangat berat - Skala Pengukuran : Interval

(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional (studi potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Artinya, peneliti melakukan proses pengambilan data dalam satu kali pengamatan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi : Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

b. Waktu : Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan 31 November 2013 atau sampai sampel mencukupi.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

a. Populasi target : seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013) tahun akademik 2013/2014.

b. Populasi terjangkau : seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (angkatan 2010, 2011,2012, dan 2013) tahun akademik 2013/2014 yang aktif selama masa perkuliahan.

4.3.2. Sampel

(30)

15

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah stratified random sampling yatu teknik penarikan sampel dengan membagi populasi sasaran di dalam strata (golongan) menurut karakteristik tertentu yang dianggap penting oleh peneliti. Dalam penelitian ini, sampel dibagi dalam 4 bagian berdasarkan tingkatan angkatan yaitu angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013.

Untuk menentukan besar sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan rumus deskriptif kategorikal, yaitu:

 ൌα² ݀²

Zα = Deviat baku alpa = 1,96

P = Harga proporsi di populasi = 0,5 d = presisi = 0,1

Q = 1-P = 1-0,5 = 0,5

n = ͳǤͻ͸ʹݔͲǤͷݔሺͳെͲǤͷሻ

ͲǤͳʹ

= 96,04

Berdasarkan rumus diatas, maka didapatkan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 96,04 ~ 100 orang. Pada penelitian ini diperlukan sampel sebesar 100 orang. Sampel tersebut akan didistribusikan secara merata pada mahasiswa sesuai dengan angkatan masing-masing.

4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah : a. Kriteria Inklusi :

- semua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun akademik 2013/2014.

- Semua mahasiswa yang bersedia mengisi kuesioner. b. Kriteria Eksklusi : -

(31)

4.3.4. Uji Validitas dan Reabilitas

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan tingkat stres. Kuesioner yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale. Kuesioner ini akan diuji validitas dan reabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product momment” dan uji Cronbarch (cronbach

alpha) dengan menggunakan program statistik komputer.

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reabilitas kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 20 subjek.

Item atau komponen pernyataan dinyatakan valid jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r standar atau tabel. Kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6. Hasil uji validitas dan reabilitas yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut.

(32)

17

Setelah kuesioner valid, peneliti akan membagikan kuesioner pada subjek penelitian yang telah menyetujui informed consent-nya. Apabila jumlah subjek penelitian sudah mencapai jumlah yang diinginkan, maka pencarian subjek dihentikan. Penelitian ini telah disetujui oleh komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian. Kuesioner yang digunakan untuk menilai kualitas tidur sampel adalah kuesioner baku yang telah diakui secara internasional yaitu Hamilton Anxiety Rating Scale.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bagian pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, berupa jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun akademik 2013/2014.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari setiap responden akan dianalis menggunakan program statistik dan kemudian didistribusikan secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dilakukan pembahasan sesuai pustaka yang ada.

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jalan dr. Mansur No.5 Kecamatan Medan Baru, Medan. Pengambilan data dilakukan di kelas semester I/II, III/IV, V/VI, dan semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa- mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan jumlah responden masing-masing 25 orang untuk semester I/II, 25 orang untuk semester III/IV, 25 orang untuk semester V/VI, dan semester 25 orang untuk semester VII. Total responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.

(34)

19

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Angkatan

Angkatan (f)frekuensi %

2010 25 25 tingkatan angkatan yakni 2010, 2011, 2012, dan 2013.

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin (f)frekuensi %

Laki-laki 50 50

Perempuan 50 50

Total 100 100

Dari tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden pria adalah 50 orang (50%) sedangkan jumlah responden wanita adalah 50 orang (50%).

Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

(35)

Dll 9 9

Total 100 100

Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa suku Batak lebih banyak berpartisipasi dalam penilitian ini, yaitu sebesar 37 responden (37%)

Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Zat Psikoaktif

Konsumsi zat psikoaktif (f)Frekuensi %

Ya 44 44

Tidak 56 56

Total 100 100%

Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang mengkonsumsi zat psikoaktif sebanyak 44 responden (44%).

5.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1. Hasil Analisis Data

Hasil uji terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun akademik 2013/2014 yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden

Tingkat Kecemasan Frekuensi %

(36)

21

Dari tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang merupakan mahasiswa FK USU semester ganjil tahun akademik 2013/2014 sebanyak 57 responden (57%) mengalami kecemasan ringan, 37 responden (37%) mengalami kecemasan ringan-sedang, dan 6 responden (6%) mengalami kecemasan sedang-berat.

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana gambaran tingkat kecemasan berdasarkan jenis kelamin, tingkat angkatan, suku, dan konsumsi zat psikoaktif.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 57 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 34 responden (34%), merupakan wanita. Dari 37 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan-sedang, proporsinya terbesarnya, yaitu 23 responden (23%), merupakan laki-laki. Dari 6 responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang-berat, proporsi terbesarnya, yaitu 4 responden (4%), merupakan laki-laki.

(37)

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan

Dari tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 57 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 17 responden (17%), merupakan angkatan 2010 dan 2011. Dari 37 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan-sedang, proporsinya terbesarnya, yaitu 11 responden (11%), merupakan angkatan 2012. Dari 6 responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang-berat, proporsi terbesarnya, yaitu 3 responden (3%), merupakan mahasiswa dari angkatan 2013.

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Suku

(38)

23

Dari tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 57 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 20 responden (20%), merupakan suku Batak. Dari 37 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan-sedang, proporsinya terbesarnya, yaitu 15 responden (15%), merupakan suku Batak. Dari 6 responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang-berat, proporsi terbesarnya, yaitu 2 responden (2%), merupakan suku Batak dan Tionghoa.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Zat Psikoaktif

Dari tabel 5.9 di atas dapat dilihat bahwa dari 57 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 32 responden (32%), merupakan responden yang tidak mengonsumsi zat psikoaktif. Dari 37 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan-sedang, proporsinya terbesarnya, yaitu 20 responden (20%), merupakan responden yang tidak mengonsumsi zat psikoaktif. Dari 6 responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang-berat, proporsi terbesarnya, yaitu 4 responden (4%), merupakan responden yang tidak mengonsumsi zat psikoaktif.

(39)

5.3.2. Pembahasan

Dari hasil penelitan ini didapatkan bahwa mahasiswa FK USU semester ganjil tahun akademik 2013/2014 yang mengalami kecemasan ringan sebanyak sebanyak 57 responden (57%), 37 responden (37%) mengalami kecemasan ringan-sedang, dan 6 responden (6%) mengalami kecemasan sedang-berat. Berdasarkan penelitian ini mahasiswa FK USU memiliki tingkat kecemasan ringan yang lebih dominan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Universitas di Brazil yang melaporkan bahwa mahasiswa dengan kecemasan ringan sebanyak 80%, mahasiswa dengan kecemasan ringan-sedang sebanyak 4%, dan yang mengalami kecemasan sedang-berat sebanyak 16% (Souto, Dias, dan Oliveira, 2012).

(40)

25

banyak, dan itu akhirnya bisa benar-benar menekan perasaannya. Perempuan cenderung dapat mengatasi masalahnya dengan cepat oleh karna kepribadian perempuan yang cenderung berbagi dan tidak tertutup (Zulkarnain dan Noviadi, 2009).

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 57 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 17 responden (17%), merupakan angkatan 2010 dan 2011. Dari 37 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan-sedang, proporsinya terbesarnya, yaitu 11 responden (11%), merupakan angkatan 2012. Dari 6 responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang-berat, proporsi terbesarnya, yaitu 3 responden (3%), merupakan mahasiswa dari angkatan 2013. Ditemukan adanya perbedaan kecemasan berdasarkan masa studi. Subjek yang memiliki masa studi tahun pertama memiliki kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan subjek yang lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Coleman bahwa tingkat kecemasan tergantung pada pengalaman-pengalamannya, sehingga mempengaruhi cara individu dalam mengevaluasi keadaan yang menimbulkan kecemasan. Mahasiswa yang memiliki masa studi lebih lama, memiliki pengalaman-pengalaman yang lebih banyak dalam menghadapi masalah dalam perkuliahan sehingga menjadi lebih tahan terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya dibandingkan dengan mahasiswa masa studi tahun pertama (Zulkarnain dan Noviadi, 2009).

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari dari 57 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 20 responden (20%), merupakan suku Batak. Dari 37 responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan-sedang, proporsinya terbesarnya, yaitu 15 responden (15%), merupakan suku Batak. Dari 6 responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang-berat, proporsi terbesarnya, yaitu 2 responden (2%), merupakan suku Batak dan Tionghoa. Pada penelitian ini tingkat kecemasan didominasi oleh suku Batak dengan tingkat kecemasan ringan. Ini dikarenakan suku Batak merupakan suku mayoritas di lokasi penelitian dan data menganai hal ini belum ada penelitian sebelumnya.

(41)
(42)

27

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

a. Sebanyak 57 responden (57%) dikategorikan mengalamin tingkat kecemasan ringan, 37 responden (37%) dikategorikan mengalami kecemasan ringan-sedang, dan 6 responden (6%) dikategorikan mengalami kecemasan sedang-berat.

b. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, tingkat kecemasan paling banyak dimiliki oleh responden perempuan (34%) pada kecemasan ringan.

c. Berdasarkan karakteristik angkatan, tingkat kecemasan paling banyak dimiliki oleh responden dari angkatan 2010 dan 2011 (17%) pada kecemasan ringan.

d. Berdasarkan karakteristik suku, tingkat kecemasan paling banyak dimiliki oleh suku Batak (20%) pada kecemasan ringan.

e. Berdasarkan karakteristik zat psikoaktif, tingkat kecemasan paling banyak dimiliki oleh responden yang tidak mengonsumsi zat psikoaktif (32%) pada kecemasan ringan.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut yaitu:

a. Bagi mahasiswa, perlu meningkatkan kemampuannya dengan giat belajar dan berpikir positif, menjadikan belajar sebagai suatu kebiasaan yang menyenangkan dan bukan sebagai tuntutan .

(43)

b. Perlu penelitian lebih lanjut, mengenai variabel-variabel serta teori-teori yang mendukung penelitian ini sehingga lebih memberi informasi yang bermanfaat untuk ilmu pengetahuan kedepannya.

(44)

29

DAFTAR PUSTAKA

Anxiety and Depression Association of America, 2011. Anxiety and Depression of Collage Student. Available from: http://www.adaa.org/living-with-anxiety/college-students [Accesed 21 May 2013].

Arvin, Behrman, Kliegman. 1996. Nelson Textbook of Pediatrick.15th Ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company. Terjemahan Wahab, S., 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. 15th Ed Vol. 3. Jakarta: EGC.

Atkinson, R., 1999. Pengantar Psikologi. 8th Ed. Jakarta: Erlangga.

Brown, Keagen. 1999. Stress Women in Work Place. Journal of Clinical Physchology 49(1):13-23.

Gillberg, C., Harrington, R., Steinhausen, H.C., 2005. A Clinician’s Handbook of Child and Adolescent Psychiatry. New York: Cambridge University Press

.

Gruttadaro D, Crudo D, 2012. College Students Speak: A Survey Report on Mental Health. National Alliance of Mental Illness. pp. 1-22.

Hamilton M.1959.The assessment of anxiety states by rating. Br J Med Psychol 32:50–55.

Hawari, D., 2006. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru.

Mayo Foundation for Medical Education and Research, 2012. Risk Factor of

Anxiety. Available from:

http://www.mayoclinic.com/health/anxiety/DS01187/DSECTION=risk-factors. [Accesed 14 May 2013].

(45)

Merikangas, K.R, Pine, D., 2002. Genetic and Other Vulnerability Factor For Anxiety and Stress Disorder. Dalam: Kenneth, L. et al. ed. Neuropsychopharmacology: The Fifth Generation of Progress. USA: American College of Neuropsychopharmacology, 867-882.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Sadock, B.J. dan Sadock, V.A., 2004. Kaplan & Sadock’s Concise Textbook of Clining Psychiatry. 2nd ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins Inc. Terjemahan Profitasari dan Nisa, T.M., 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Simon, H. 2011. Anxiety Disorder-Risk Factor. Available from:

http://www.healthcentral.com/anxiety/introduction-000028_3-145_3.html [Acessed 5 May 2013].

Souto,E.B., Dias, M.C., Oliveira,N.R., 2012. Analysis of The Anxiety Level of The Nursing Undergraduate Students. Journal of nursing UFPE On Line 6(5): 1063-1068.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. 8 Juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301. Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1. Survei Prevalensi Seumur Hidup Tingkat Kecemasan Masyarakat
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tentang akne vulgaris di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2013/ 2014 berada dalam kategori baik

Dalam penelitian mengenai pengaruh terapi musik terhadap tingkat depresi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tahun 2013, telah dilakukan sebuah

Untuk mengetahui gambaran faal paru pada perokok di kalangan. mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Mengetahui pola tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera. Utara angkatan 2011, 2012

Inform consent dan kuesioner kepada subjek melakukan penelitian ke atas mahasiswa.. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Pengumpulan data dilakukan melalui analisis pada 77 responden melalui kuesioner Online Game Addiction yang telah dibagi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi mahasiswa yang pernah menderita asma di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2014/2015 sebesar 14,3% (55

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Stambuk 2014 Dengan Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Basic