STUDl DAERAH PENANGKAPAN RAWAl TUNA
Dl PERAIRAN SELATAN JAWA TlMUR
-
BAL.1 PADA MUSlM TlMUR
BERDASARKAN POLA DlSTRlBUSl SUHU PERMUKAAN LAUT
ClTRA SATELIT NOAAIAVHRR DAN DATA HASIL TANGKAPAN
Oleh :
NIA SALMA PRlYANTl
C
31 .I008
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan
PROGRAM STUDl
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
.
*-sesungguhnya sesudah kesuriin
itu
ada kemudahan
maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (uwsan) yang lain
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
... ..
,?..%lam
Nasyrah (94) :
6
-
8
.
I.."
",Judul : Studi Daerah Penangkapan Rawai Tuna di Perairan Selatan Jawa Timur
-
Bali pada Musim Timur Berdasarkan Pola Distribusi Suhu Permukaan Laut Citra Satelit NOAAIAVHRR dan Data Hasil TangkapanNama Mahasiswa : Nia Salma Priyanti
Nomor Pokok : C 31.1008
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Disetujui
I. Komisi Pembimbing,
,
/'
*-.,,..,,;.A
Dr. Ir. Diisman Manuruna. M.Sc.
,,' Ketua
1 ' '
/
Dr. Ir. Vincentius P. Sireaar, DEA Anggota
Drs. Bidawi Hasvim Anggota
II. Fakultas Perikanan dan
Nia Salma Priyanti. C 31.1008. Studi Daerah Penangkapan Rawai Tuna d i Perairan Selatan Jawa Timur
-
Bali pada Musim Timur Berdasarkan Pola Distribusi Suhu Permukaan Laut Citra Satelit NOANAVHRR dan Data Hasil Tangkapan. Di bawah bimbingan Djisman Manurung, Vincentius P. Siregar, dan Bidawi Hasyim.Optimalisasi produksi tuna dapat ditingkatkan antara lain dengan mengerahkan armada penangkapan tuna menuju daerah agregasi tuna. Selama ini kendala yang sering dihadapi dalam penentuan daerah penangkapan tuna adalah keberadaan daerah penangkapan tuna bersifat dinamis yang selalu berubah sesuai pergerakan tuna, karena tuna akan memilih tempat yang kondisi oseanografisnya sesuai sebagai habitat, sehingga dapat dikatakan bahwa daerah penangkapan tuna sangat dipengaruhi oleh faktor oseanografi perairan. Suhu permukaan laut merupakan parameter oseanografi yang paling mudah diukur dan mempunyai hubungan yang erat dengan keberadaan tuna sebagai ikan pelagis. Teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan satelit NOAAIAVHRR adalah salah satu alternatif teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui pola distribusi suhu permukaan laut secara sinoptik dan kontinyu. Pengetahuan mengenai pola distribusi suhu permukaan laut dapat digunakan untuk mengidentifikasi thermal front, ~pwelling, dan pola arus permukaan. Daerah thermal front dan upwelling diketahui sebagai daerah agregasi ikan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antara pola distribusi suhu permukaan laut dengan sebaran hook rate (laju pancing) tuna untuk mengetahui lokasi potensial penangkapan tuna di perairan selatan Jawa Timur
-
Bali pada musim timur.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi. Analisis data dilakukan secara digital terhadap citra satelit NOAAIAVHRR dan secara visual terhadap pola distribusi suhu permukaan laut yang dibuat dalam bentuk peta kontur suhu permukaan laut. Analisis data hasil tangkapan dilakukan dengan menghitung laju pancing (hook rate) dan komposisi hasil tangkapan pada tiap operasi penangkapan rawai tuna. Kisaran nilai hook rate digunakan untuk mengetahui baik buruknya suatu daerah penangkapan. Analisis daerah penangkapan tuna dilakukan secara deskriptif melalui interpretasi peta daerah penangkapan tuna hasil overlay antara peta kontur suhu permukaan laut dengan sebaran hook rate tuna.
Pola distribusi suhu permukaan laut di perairan selatan Jawa Timur
-
Bali pada musim timur memperlihatkan adanya variasi suhu permukaan laut yang berkisar antara24OC-32"C, serta munculnya fenomena oseanografis, seperti thermal front dan pola arus permukaan. Selain itu, diduga terjadi penaikan massa air (upwelling) di sekitar pantai Jawa Timur dan Bali.
Pola arus permukaan pada musim tirnur di wilayah penelitian memperlihatkan adanya pergerakan massa air yang relatif bersuhu lebih tinggi dari Laut Flores menuju Samudera Hindia yang massa airnya relatif bersuhu lebih rendah melalui Selat Lombok dan selat-selat lainnya di bagian timur Nusa Tenggara. Berdasarkan kondisi tersebut. maka massa air yang terdapat di perairan selatan Jawa Timur
-
Bali dapat dikategorikan. yaitu massa air yang berasal dari Samudera Pasifik. massa air Samudera Hindia, massa air yang berasal dari Australia, dan massa air akibat upwelling.penangkapan di sekitar masing-masing kapal, dan apabila lokasi tersebut diinformasikan baik, maka banyak kapal yang menuju ke lokasi tersebut. Kondisi ini ditunjukkan dengan adanya sebaran hook rate yang terkonsentrasi di suatu daerah penangkapan, dan kemudian dapat mengakibatkan kejenuhan suatu daerah penangkapan.
Secara umum, analisis terhadap peta daerah penangkapan tuna memperlihatkan bahwa lokasi potensial penangkapan tuna di perairan selatan Jawa Timur
-
Bali terdapat di daerah front sisi hangat dengan frekuensi 51 lokasi penangkapan atau 54 % dari seluruh lokasi penangkapan. Daerah front sisi dingin dengan frekuensi 27 lokasi penangkapan atau 29 % dari seluruh lokasi penangkapan dapat dikatakan lebih potensial bila dibandingkan daerah tanpa front dengan frekuensi 4 lokasi penangkapan atau 4 % dari seluruh lokasi penangkapan. Hal ini menunjukkan adanya suatu keterkaitan antara pola distribusi suhu permukaan laut dengan sebaran hook rate tuna.Analisis terhadap data hasil tangkapan rnenunjukkan bahwa komposisi hasil tangkapan secara keseluruhan didominasi oleh tuna mata besar, karena tujuan utama penangkapan PT. PSB adalah tuna mata besar dan rawai tuna dibuat sedemikian rupa untuk dapat menjangkau lapisan renang tuna mata besar. Selain itu, karena tuna mata besar memiliki kisaran suhu yang lebih luas dibandingkan madidihang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya
atas pertolongan dan kemudahanNya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi
.ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana bidang perikanan
pada Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan llmu
Kelautan, lnstitut Pertanian Bogor.
Skripsi ini merupakan laporan hasil penelitian yang dilakukan di Bidang Matra
Laut, Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh
-
LAPAN, Pekayon, Jakarta Timur dan di PT. Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa, Bali pada bulan Mei 1998 sampaidengan bulan November 1998.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terirna kasih kepada :
(1) Dr. Ir. Djisman Manurung, M.Sc., Dr. Ir. Vincentius P. Siregar, DEA, dan
Drs. Bidawi Hasyim, selaku Komisi Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan dukungan kepada penulis
(2) Dr. Ir. Wisnu Gunarso, M.Sc., Dr. Ir. lndra Jaya, M.Sc., dan lr. Diniah. M.Si., selaku
Dosen Penguji Tamu yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis
(3) Seluruh staf Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh
-
LAPAN, Pekayon, Jakarta,atas masukan, dorongan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis
(4) Drs. Samaruddin Simorangkir, selaku Kepala Cabang PT. Perikanan Samodra
Besar Cabang Benoa, Bali, atas izin dan fasilitas yang diberikan kepada penulis
(5) Bapak Saragih, selaku Kepala Bagian Operasi PT. Perikanan Samodra Besar
Cabang Benoa, Bali, atas fasilitas dan masukan yang diberikan kepada penulis
(6) Bapak Sudiro, Bapak Johni, serta seluwh staf PT. Perikanan Samodra Besar
(7) Keluarga Bapak Sutaman, atas bantuan dan fasilitas yang diberikan kepada
penulis
(8) Dra. Maryani Hartuti. M.Sc.. atas bimbingan dan bantuannya yang sangat berarti
(9) Teman-teman PSPerS, khususnya Ade, Agus, Ondri, Ruli. Yatna, Tirom. Santi,
Makhfud, Misel, Andi, Noor, lin, Lusy. Jefri, Zulfia, dan Wirya, atas motivasi,
perhatian, dan persahabatan yang tulus
(10) Teman-teman seperjuangan di Pusfatja
-
LAPAN(1 1) mBak Yopi, atas saran dan informasi PT. PSB-nya
(12) Semua pihak yang telah banyak membantu penulis
Penulis rnenyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat penulis hargai untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua
pihak yang mernbutuhkan.
Bogor, Maret 1999
DAFTAR IS1
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR . . . ... . . . .
.
.
..
.
.. i
DAFTAR IS1
...
...
iiiDAFTAR TABEL
...
vDAFTAR GAMBAR
...
viDAFTAR LAMPIRAN
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
vii 1.
PENDAHULUAN...
11.1 Latar Belakang
. .
...
11.2 Tujuan PenelitIan
.
....
.
.
.
.
...
31.4 Manfaat Penel~t~an
...
.
.
.
...
31.5 Waktu dan Tempat Penelitian
...
32
.
TINJAUAN PUSTAKA...
42.1 Tuna
...
.
.
...
42.1
.
1 Deskripsi dan Klasifikasi...
.
.
...
42.1.2 Penyebaran dan Ekologi
...
52.2 Alat Tangkap Rawai Tuna
...
.
.
...
92.3 Suhu Permukaan Laut
...
102.4 Front
...
142.5 Upwelling
...
.
.
.
...
142.6 Pola Arus Permukaan
...
16...
.
2.7 Kondisi Oseanografis Perairan Selatan Jawa Timur Bali 19...
2.8 Dasar Penginderaan Jauh 20...
2.9 Satelit NOAA (National Oceanic and Athmospheric Administration) 24...
3.
METODOLOGI 28...
3.1 Bahan dan Alat ..
28...
3.2 Metode Penel~t~an 28...
3.2.1 Data 28 3.2.2 Analisis Data...
. . .
3.2.2.1 Analisls Dig~tal 3.2.2.2 Analisis Visual 3.2.2.3 Analisis Data H 3.2.3 Analisis Daerah Penangkapan Tuna...
344
.
HASlL DAN PEMBAHASAN.
35...
4.1 Pola Distribusi Suhu Permukaan Laut .:..:
35...
4.2 Sebaran Hook Rate (Laju Pancing) Tuna 4.3 Peta Daerah Penangkapan Tuna
...
4.3.1 Tanggal 22 Juni 1994 ...
4.3.2 Tanggal 25 Agustus 1994 4.3.3 Tanggal 24 Juni 1995
...
4.3.4 Tanggal 10 Juli 1995
...
.
.
...
414.3.5 Tanggal 9 Agustus 1995
...
454.3.6 Tanggal 21 Juni 1996
...
47...
...
4.3.7 Tanggal 17 Juli 1996
.
.
494.3.8 Tanggal 22 Agustus 1996
...
49 4.3.9 Tanggal 2 Juni 1997...
52...
4.3.10 Tanggal 3 Juni 1997 54
4.3.1 1 Tanggal
I
Juli 1997...
....
...
56 4.3.12 Tanggal 14 Agustus 1997...
585
.
KESIMPULAN DAN SARAN...
61...
5.1 Kesirnpulan 61
DAFTAR TABEL
[image:10.602.88.500.141.300.2]Tabel Halaman
...
1. Habitat dan Penyebaran Geografis Beberapa Jenis Tuna Besar 8...
2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik dalam Penginderaan Jauh 21
3. Gelombang Elektromagnetik pada Kanal Sensor AVHRR
...
26 4. Nilai Slope dan Intercept Satelit NOMAVHRR untuk Perhitungan SuhuPermukaan Laut tahun 1994
-
1997...
315. Frekuensi Lokasi Penangkapan Berdasarkan Kategori Daerah Thermal Front
...
.
.
.
.
...
60 6. Persentase Lokasi Penangkapan Berdasarkan Kategori Daerah Thermal