SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
s。セェ。ョ。@ Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh:
IKHSAN RIFAI RAMLI NIM: 105046101637
. .
'i!F.!fj"
...
'f!i""" .
.... .
: ... :;·-c& ..
L .. : ... セ@ ... pNNセNッ@: .. 0 ... :::.9 ..
|NセNTZGA@0")
···-····•><•··· .. ·• ... .KONSENTRASI PERBANKAN SY ARIAH
PROGRAM STUD I MUAMALA T (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BANK BTN SYAIUAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fak1Jltas Syariah dan Hukum Untuk lv1emenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh:
r;;;PUSTAKAAN UTAMA
l
I
UIN
SYAHID JAKARTAlKHSAN RIFAI RA..l\4LI
NI!Yi:
105046101637Pembimbing I
Tndoyama Nasarudin, SE MAB J\'lP. 19741127 200112 1 002
Pembimbing II
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAII
PRO-GRAMSTUDIMUAMALAT
F Ak.l!LTAS SYAIUAII DAN IDJKUl\/l
UNIVERSITAS ISLAM: NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JA...T{.A.RTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan un.tuk memenuhi salah
satu persyaratan. memperoleh gelar strata I di Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya can.tumkan
sesuai dengan. ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarata.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan. basil karya asli saya atau
merupakan. jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima san.ksi
yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Desember 2009
i":!""')I セIi@ aャャゥセ@
Segala puji hanya milik Allah SWT, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasullah SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun dan disajikan sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) program studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapa1kan saran, bimbingan serta bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat.
4. Bapak H. Azharuddin Lathif, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
5. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, dan Bapak H. Muhammad Maksum,
MA., selaku Dosen Pembimbing, yang senantiasa meluangkan waktu dan pikiran
untuk memberikan bimbingannya kepada penulis.
6. Seluruh Dosen Jurusan Muamalat Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan
I-Iukum UIN Syarif hidayatullah Jakarta yang tel ah mendidik dan memberi bekal
ilmu pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.
7. Penasihat Akademik Bapak Zainul Arifin Yusuf, M. Pd yang telah memberikan
bimbingan selama masa kuliah kepada penulis.
8. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah memberikan
pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis untuk membaca
dan peminjaman buku-buku dalan1 rangka penulisan skripsi ini.
9. Bapak Binsar dan bapak Itwan Bank BTN Syariah yang telah banyak membantu
penulis dalam melakukan penelitian ini, terima kasih.
I 0. Ibu Siti Sholihah, S.E.I (Mba Oke) selaku staf Program Studi Muamalat yang
Eko, Bagol, Mba Dmoh, Mba Nurnl, Mba Mimin terirna kasih atas segala dukungan, bantuan, nasihat, semangat yang tak pernah padam.
12. Ahmad fauzi dan Abd. Ghofur (Alex) yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dengan tulus ikhlas, terima kasih banyak.
13. Sahabat-sahabatku PS-C 2005 Purl2, Mulyono, Amar, Syuhada, Abing, Alfiah, Ulfah, Mita, Hilman, Irfan, Saukah, Zommy, Asep, Evi, Fauzul, Bayu, Ida, Rirum, Walid, Imam, Andrew, Usman, Istikhori, Fitri, Aniz, Dehen, Dodoy, Dan's, Irsyad, Jam's, Rahma, Muhtarom, Syamsul, Supiati, Leni, Rizka, Ali, Shiraj yang telah membantu memperlancar pembuatan skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung.
14. Seluruh teman-teman Perbankan Syari'ah angkatan 2005 dan teman-teman KKS Ta'mir Ciputat 2008.
15. Keluarga besar DMC (Dodo Motor Cycle) yang telah memberikan pelayanan yang terbaik kepada RX-K 135 hingga Penulis menyelesaikan skripsi ini.
Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT dan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat gru1da Amien. Penulis berhru·ap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
LEMBAR PERSETU.JUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERNYAT AAN ... iii
KATA JPENGANTAR ... iv
DAFTAR ISi ... vii
DAFT AR T ABEL ... x
DAFT AR GAMBAR ... xii
BABI PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... ! B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 7
D.Manfaat Penelitian ... & E. Review Studi Terdahulu ... & F. Kerangka Teori ... 10
G. Metode Penelitian ... 13
H. Pedoman Penulisan ... 20
A. Penetapan Nisba11 Bagi Hasil Pembiayaan ... 22
B. Penetapan Marj in Keuntungan ... 27
C. Jasa Pelayanan (Fee) ... 31
D.Distribusi Hasil Usa1m ... 43
BAB III PRO FIL DAN PERAN BTN SY ARIAH A. Sejarah Berdilinya BTN Syariah ... 51
B. Visi dan Misi ... 51
C. Komisaris dan Direksi ... 52
D.Dewan Pengawas Syariah ... .53
E. Struktur Organisasi ... 53
F. Penghargaan ... 54
G.Peran BTN Syariah ... 54
BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Data ... 66
B. Pembahasan ... 69
J. Nonnalitas Data ... 69
2. Autokorelasi ... 74
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ... 97 B. Saran ... 98 DAFT AR PUST AKA
Tabel 4.1. Distribusi Bagi Hasil BTN Syariah ... 68
Tabel 4.2. Normalitas Margin ... 70
Tabel 4.3. Simpangan Margin ... 71
Tabel 4.4. Normalitas Bagi Hasil ... 71
Tabel 4.5. Simpangan Bagi Hasil ... 72
Tabel 4.6. Normalitas Fee ... 73
Tabel 4.7. Simpangan Fee ... 74
Tabel 4.8. Durbin Watson ... 74
Tabel 4.9. Diagnosa Kolinieritas ... 75
Tabel 4.10. Correlation (Margin-Laba/rugi) ... 76
Tabel 4.11. Model Summary (Margin-Laba/rugi) ... 77
Tabel 4.12. Anova (Margin-Laba/rugi) ... 77
Tabel 4.13. Coefficients (Margin-Laba/rugi) ... 77
Tabel 4.14. Correlation (Bagi Hasil-Laba/rugi) ... 79
Tabel 4.15. Model Summmy (Bagi Hasil-Laba/rugi) ... 79
Tabel 4.16. Anova (Bagi Hasil-Laba/rugi) ... 79
Tabel 4.17. Coefficients (Bagi Hasil-Laba/rugi) ... 79
Tabel 4.21. Coefficients (Fee -Laba/rugi) ... 82
Tabel 4.22. Correlation (Margin, Bagi Hasil-Laba/rugi) ... 84
Tabel 4.23. Model Summary (Margin, Bagi Hasil-Laba/rugi) ... 84
Tabel 4.24. Anova (Margin, Bagi Hasil-Laba/rugi) ... 84
Tabel 4.25. Coefficients (Margin, Bagi Hasil-Laba/rugi) ... 85
Tabel 4.26. Correlation (Margin, Fee-Laba/rugi) ... 87
Tabel 4.27. Model Summary (Margin, Fee-Laba/rugi) ... 87
Tabel 4.28. Anova (Margin, Fee-Laba/rugi) ... 87
Tabel 4.29. Coefficients (Margin, Fee-Laba/rugi) ... 88
Tabel 4.30. Correlation (Bagi Hasil, Fee-Laba/rugi) ... 90
Tabel 4.31. Model Summmy (Bagi Hasil, Fee-Laba/rugi) ... 90
Tabel 4.32. Anova (Bagi Basil, Fee-Laba/rugi) ... 90
Tabel 4.33. Coefficients (Bagi I-Iasil, Fee-Laba/rugi) ... 91
Tabel 4.34. Correlation (Margin, Bagi Hasil, Fee-Laba/rugi) ... 93
Tabel 4.35. Model Summary (Margin, Bagi Hasil, Fee-Laba/rugi) ... 93
Tabel 4.36. Anova (Margin, Bagi I-Iasil, Fee-Laba/rugi) ... 93
[image:11.595.60.476.137.514.2]Gambar 1.1. Kerangka Konsep ... 12
Gambar 3.1. Struktur Organisasi BTN ... 54
Garn bar 4.1. Nonnalitas Margin ... 70
Gambar 4.2. Normalitas Bagi Basil ... 72
Gambar 4.3. Normalitas Fee ... 73
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan dalam kehidupan suatu negara merupakan salah satu agen pembangunan (agent of development). Hal ini dikarenakan ada11ya fungsi utama dari perbankan sebagai lembaga intem1ediasi keuangan (financial intermedimy institution), yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Keberadaan bank diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dana bagi negara dan masyarakat guna menunjang jalannya proses pembangunan yang lebih baik.
Sistem keuangan dan perbankan Islam merupakan bagian dari konsep yang lebih Iuas tentang ekonomi Islam, dimana tujuannya sebagaimana dianjurkan oleh para ulama, adalah memberlakukan sistem nilai dan etika Islam ke dalam Iingkungan ekonomi. Karena dasar inilah, maka keuangan dan perbankan falam bagi kebanyakan Muslim adalah bukan sekadar sistem transaksi komersial. Persepsi Islam dalam transaksi finansial itu dipandang oleh banyak kalangan Muslim sebagai kewajiban agama. Kemampuan Iembaga keuangan Islam menarik investor dengan sukses bukan hanya tergantung pada tingkat kemampuan Iembaga itu menghasilkan keuntungan, tetapi juga pada persepsi bahwa Iembaga tersebut secara sungguh-sungguh memperhatikan batas-batas yang digariskan oleh Islam. 1
Lembaga keuangan konvensional, Iembaga keuangan Syariah dalam ha! ini JUga mempunyai peranan sebagai Iembaga perantara (intermedimy) antara
satu-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana
(surplus unit) dengan kelompok masyarakat Iain yang mengalami kekurangan dana
(deficit unit). Melalui bank kelebihan dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai Iembaga keuangan, masalah bank
1
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakaita : Pustaka Alvabet), 2006, h.
yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sania sekali.2
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau tlikuasai oleh bank dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang twiai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun berangsur-angsur. Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari para pemilik bank itu sendiri, ditambah cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali oleh bank, hanya sebesar 7% sampai 8% dari total aktiva bank. Bahkan di Indonesia rata-rata jumlah modal dan cadangan yang dimiliki oleh bank belum pemah melebihi 4% dari total aktiva. Ini berarti sebagian besar modal kerja bank berasal dari masyarakat, lembaga keuangan lain dan pinjaman likuiditas dari bank sentral.3
Berdasarkan Laporan Perkembangan Perbankan Syariah-Bank Indonesia, tahun 2005 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri perbankan Syariah nasional, khususnya berkaitan dengan kondisi makro ekonomi yang ditandai oleh tingkat suku bunga dan inflasi yang relatif tinggi. Namun, karena optimisme yang
2
Ibid, h. 47
3
tinggi dari para pemangku kepentingan (stakeholders) perbankan Syariah, maka
pertumbuhan volume usaha perbankan Syariah mampu mencapai angka 36,4%.4
Berdasarkan statistik Bank Indonesia tentang tingkat keuntungan perbankan
Syariah, pada tahun 2005 perbankan Syariah mampu mencatat tingkat keuntungan
sebesar Rp 238,6 miliar, pada tahun 2006 perbankan Syariah mampu mencatat tingkat
keuntungan sebesar 320,5 miliar, pada tahun 2007 perbankan Syariah mampu
mencatat tingkat keuntungan sebesar Rp. 540 miliar, dan pada itahun 2008 perbankan
Syariah hanya mampu mencatat tingkat keuntungan sebesar Rp. 432,4 miliar, di
tahun 2008 perbankan Syariah mengalami penurunan tingkat keuntungan
dibandingkan dengan tahun 2007 lalu.5
Melihat kondisi tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat keuntungan yang
diperoleh oleh suatu bank tidak selalu meningkat di setiap rahunnya, akan tetapi
adakalanya mengalami kenaikan keuntungan atau mengalami penurunan keuntungan
dibandingkan dengan tahun lalu atau tahun sebelumnya. Keuntungan yang diperoleh
oleh suatu bank merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi laju
pertumbuhan dan perkembangan bank itu sendiri, disamping itu juga karena
keuntungan merupakan salah satu tujuan dari berdirinya suatu bank yaitu bersifat
komersil. Keuntungan yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan, seperti membayar gaji serta biaya-biaya lainnya, akan tetapi juga
4
Buletin Ekonomika dan Bisnis Islam, Poire/ Perbankan Syariah Di Indonesia, Edisi: IVNII - JO Rajah 1428 HI 25 Juli 2007
5
digunakan untuk ekspansi bank melalui berbagai kegiatan di masa yang akan datang.
Hal ini merupakan ha! yang sangat penting, apabila suatu bank terus-menerus
memperoleh keuntungan maka ini berarti kelangsungan hidup bank tersebut akan
te1jamin.
Dalam praktiknya tidak semua bank yang berdiri memperoleh keuntungan
seperti yang diharapkan atau ditargetkan, agar suatu bank memperoleh keuntungan
seperti yang ditargetkan atau diharapkan maim bank tersebwt harus mengelolanya
secara professional dan baik. Oleh karena itu, keuntungan yang diperoleh suatu bank
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor dari internal maupun faktor
eksternal.
Dari latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan tema "ANALISA FAKTOR YANG
MEMPRNGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN BTN SYARIAH".
B. ldentifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Sebagai gambaran awal penelitian ini, penulis mengidentifikasikan
masalah penelitian ini ke dalam dua bagian yaitu faktor internal dan eksternal.
Secara rinci sebagai berikut:
1 . F aktor Internal: a. Produk bank
b. Kebijakan suku bunga
d. Suasana kantor bank e. Lokasi kantor f. Reputasi bank g. Margin h. Bagi hasil
l. Fee
2. Faktor Eksternal: a. Inflasi
b. Kondisi atau perkembangan pasar uang dan pasar modal c. Kebijakan pemerintah
d. Peraturan Bank Indonesia
Dari faktor internal dan eksternal di atas, ada beberapa faktor yang secara langsung mempengarnhi besar kecilnya keuntungan bank yaitu margin, bagi basil danfee.
2. Pembatasan Masalah
dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan menghindari k:esalahan serta untuk memudahkan proses penelitian ini, maka penulis membatasi masalah penelitian ini pada BTN Syariah periode maret 2005-juni 2009 dengan membatasi faktor-faktor langsung saja yang akan diteliti, yaitu: margin, bagi hasil dan/ee.
3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh margin, bagi hasil dan fee terhadap tingkat
keuntungan BTN Syariah?
2. Berapa besaran pengaruh margin, bagi hasil danfee terhadap keuntungan BTN Syariah?
3. Variabel apa yang paling dominan mempengaruhi tingkat keuntungan BTN Syariah?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan terkait dengan rumusan masalah penelitiam ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh margin, bagi hasil dan fee terhadap tingkat keuntungan BTN Syariah.
2. Untuk mengetahui besaran pengaruh margin, bagi hasil dan fee terhadap keuntungan BTN Syaria11
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Penulis
Melalui penelitian ini, penulis dapat menambah pengetahuan secara langsung
se1ia dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan.
2. Manfaat Bagi Bank Syariah
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi bank dalan1 mengelola keuntungan
Bank Syariah
3. Manfaat Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
keuntungan pada Bank Syariah. Disamping itu pula diharapkan menambah
literatur keilmuan bagi pihak akademis dan sebagai referensi bagi peneliti
yang ingin melanjutkan penelitian ini.
E. Review Studi Terdahulu
1. Skripsi: "Peranan Pembiayaan Modal Kerja Dalam Mengoptimalkan Laba Pada
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk" ditulis oleh Intan Fouad Fadlila, Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun2004.
Dalam skripsi tersebut membahas bagaimana pembiayaan mudharabah
Dalani hasil penelitian tersebut penulis berkesimpulan bahwa pembiayaan
musyarakah !ah yang menghasilkan laba optimal, itu dapat terlihat dari hasil
rata-rata pada dua tahun terakhir (2002-2003) yaitu pembiayaan musyarakah
memberikan laba sebesar 13,60%, sedangkan pembiayaan mudharabah hanya
12,49%. Pada pembiayaan modal kerja yang terdapat di PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk, bagi penulis, laba yang dihasilkannya cukup efektif dan sangat
optimal. Terlebih lagi PT. Bank Muanialat Indonesia, Tbk, tergolong bank yang
menggunakan sistem bagi hasil. Laba yang didapat dari sistem ini tidaklah jauh
beda dengan laba yang dihasilkan oleh Bank Konvensional yang menggunakan
sistem bnnga. Jadi bagi penulis, laba yang dihasilkan oleh PT. Bank Muanialat
Indonesia, Tbk, merupakan laba yang sangat optimal di tahun 2002 sampai
dengan 2003. Terlebih lagi di tahun itu negara Indonesia sudah mulai keluar dari
krisis.
2. Skripsi: "Hubungan Produk Pembiayaan dengan Pendapa1an Bank (Studi Pada
BPRS Wakalumi Cabang Ciputat)" ditulis oleh Lululiyah Maknun, Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hnkum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun2007.
Dalani skripsi tersebut membahas bagaimana hubungan antara
pembiayaan dengan pendapatan Bank.
Dari basil penelitian tersebut, penulis berkesimpulan bahwa hubungan
antara prodnk pembiayaan dengan pendapatan sangat kuat dan positif dengan
menunjukkan bahwa 90% pendapatan yang diterima oleh BPRS Wakalumi dipengaruhi oleh produk pembiayaan, sisanya I 0% disebabkan oleh faktor lain.
Berbeda dengan dua penelitian di atas, pada penelitian ini penulis akan membahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya keuntungan Bank, secara spesifik penulis menggunakan nisbah bagi hasil, margin dan fee sebagai faktor-faktor yang akan di teliti pada penelitian ini.
F. Kerangka Teori
Tingkat keuntw1gan bersih (net income) yang d:ihasilkan oleh bank dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan (controlable factors) dan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrolable factors). Controlable factors adalah faktor-faktor yang dapat dipengaruhi oleh manajemen seperti segmentasi bisnis ( orientasinya kepada whole-sale dan retail), pengendalian pendapatan (tingkat bagi hasil, keuntungan atas transaksi jual-beli, pendapatan fee atas layanan yang diberikan) dan pengendalian biaya-biaya. Uncontrolable factors atau faktor-faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja bank seperti kondisi ekonomi secara umum dan situasi persaingan di lingkungan wilayah operasionalnya. Bank tidak dapat mengendalikan faktor-faktor eksternal, tetapi mereka dapat membangun fleksibilitas dalam rencana operasi mereka untuk menghadapi perubahan faktor-faktor eksternal.6
6
Laba adalah hasil dari pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya. Pada Bank Syariah pendapatan dihasilkan dari proses penyaluran dana kepada masyarakat melalui pembiayaan. Sesuai dengan akad-akad penyaluran pembiayaan di Bank Syariah, maka hasil penyaluran dana tersebut dapat memberikan pendapatan bank. Hal ini dikatakan sebagai sumber-sumber pendapatan bank syariah. Dengan demikian, sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari 7:
1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan musyaralrnh, 2. Keuntungan (margin) atas kontrakjual-beli,
3. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina, 4. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
7
Bagan Kerangka Konsep
Gambar I.I. Kerangka Konsep
I
BTN SyariahI
セ@
Laporan Keuangan Pertriwulan BTN Syariah
I
i
V ariabel Bebas V ariabel T erikat
I. Margin (X1) Laba/rngi
2. Bagi Hasil (X2) (Y)
3. Fee (X3)
i
Uji Metodologi
I. Normalitas Regresi
2. Autokorelasi Uji F Kesimpulan
I
3. Multikolinearitas Uii T
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel a tau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan a tau menghubungkannya dengan variabel lain.8 Penelitiim ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaru11 margin, bagi hasil danfee terhadap tingkat keuntungan BTN Syariah.
2. Jenis dan Somber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif khususnya data diskrit yaitu data yang diperoleh dari perhitungan. 9
b. Somber Data
Sumber data yang digunakan adalah
a. Data Primer
Data primer adalah data langsung dikumpulkan oleh orang yang memakai data tersebut.10 Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data langsung dari perusahaan yang menjadi objek
8
Ety Rochaety, Ratih Tresnati, H. Abdul Majid Latief, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan
Ap/ikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media 2007), h. 17
9
Boediono, Teori dan Ap/ikasi : Statistika dan Probabi/itas, (Bandung : Rosda), 2002, h. 6-7
penelitian yaitu laporan keuangan periode maret 2005 sampai dengan juni 2009.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari buku-buku terkait dengan judul penelitian, media komunikasi seperti internet, majalah atau koran.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pada laporan bulanan BTN Syariah serta laporan lainnya yang terkait dengan masalah penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh informasi berpengaruh atau tidaknya variabel independen (margin, bagi hasil dan fee) secara langsung terhadap variabel dependen (keuntungan BTN Syariah), penulis menggunakan laporan keuangan bulanan periode maret 2005-juni 2009 untuk dianalisis menggunakan model regresi linear berganda. Dengan tujuan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (keuntungan), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor. 11
11
a. Regresi Linear Berganda
Model persamaan regresi linear berganda, yaitu re1,rresi dimana variabel terikatnya (Y) dihubungkan atau dijelaskan oleh variabel bebas yang lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga dan seterusnya variabel bebas (X1, X2, X3, .. ., Xn) namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linier. 12
Secara matematis hubungan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Dimana:
Y : Tingkat keuntungan a : Intercept (konstanta)
b1 : Koefisien regresi persamaan tingkat keuntungan (b1. 2. 3 ... )
X1 : Margin X2 : Bagi hasil X3 : Fee
e : Enor
b. Normalitas
Normalitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
12
Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidalmya normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah gans diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi nornmlitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.13
c. Autokorelasi
Syahri Alhusin mengemukakan autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusw1 dalam rangkaian waktu.14 Autokorelasi be1iujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidalmya autokorelasi dengan melihat pada tabel D-W
(Durbin-Watson), dasar pengambilan keputusannya:
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W diantara -2 sampai + 2, berarti tidak ada autokorelasi.
13
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), h. 214
14
3. Angka D-W di at as
+
2 berarti ada autokorelasi negatif. 15d. Multikolincaritas
Multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regres1 ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.
Singgih Santoso mengemukakan, nilai tolerance untuk default SPSS adalah 0.0001. Semua variabel yang dimasukkan dalam perhitungan regresi hams mempunyai tolerance di atas 0.000 I. 16
c. Hcteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, te1jadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan Jika varians berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
15
Ibid, h. 216
16
Singgih Santoso, SPSS: Mengoiah Data Statislik Secara Professional Versi 7,5 Cet. IV,
(Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized, dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika ada pola te1tentu, sepe1ti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.17
f. Uji F
Uji signifikansi koefisien korelasi ganda mengg1makan rumus berikut, yaitu dengan uji F.
Fh = R' I k
(I-R')l(n-k-1)
Dimana:
R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel
[image:30.595.91.481.150.520.2]Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka koefisien korelasi yang diuji adalah signifikan, sebaliknya jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka koefisien korelasi yang diuji tidak signifikan.
17
g. Uji t
Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel bebas dengan hipotesis:
Ho : b1 = bz = ... =bi = 0 H1: bi
tO
Kri teria uj i:
Probability t-slatistik < tarafnyata (a), maka tolak Ho
Probability t-statistik > taraf nyata (a), maka terima Ho
Jika Ho ditolak, maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya. Sebaliknya, jika Ho diteiima berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap vaiiabel tak bebas.
h. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan vaiiabel independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat melalui Ac{justed R Square karena variabel independennya lebih dari dua.
5. Hipotesis
Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel margin, bagi hasil clan fee terhadap tingkat keuntungan BTN Syariah secara signifikan.
6. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang digunakan yaitu :
a. Variabel Independen
Variabel independen pada penelitian ini adalab margin, bagi basil danfee.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah keuntungan BTN Syariah.
H. Pedoman Penulisan
Pedoman penulisan penelitian ini merujuk pada "'BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA 2007."
I. Sistematika Peuulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan beberapa sub bab. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penelitian dalam skripsi ini. Maka akan dijelaskan sistematika penulisan masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab II
manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka konsep, metode
penelitian, pedoman penulisan dan sistematika penulisan.
Tinjauan Pustaka
Pada bab ini merupakan kajian kepustakaan yang menjadi dasar
pemikiran dalam penelitian ini. Secara rinci bab ini menjelaskan
tentang margin, bagi basil danfee.
Bab III Profit dan Peran BTN Syariah
Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum BTN Syariab
sejarah singkat, struktur organisasi, peran BTN Syariah.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
BabV
Bab ini membahas analisis terhadap data penelitian yang telah
didapatkan, dideskripsikan guna menjawab masalah penelitian. Secara
rinci bab ini memaparkan deskripsi data penelitian dan pembalmsan.
Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan jawaban dari masalah penelitian meliputi
kesimpulan dari pembabasan dan saran serta rekomendasi untuk
[image:33.595.80.480.143.535.2]TIN.TAU AN PUST AKA
A. PENET APAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIA YAAN
1. Prinsip Bagi Hasil
Prinsip bagi hasil yang dimaksud adalah suatu prinsip yang meliputi tata kerja pembagian basil usaba antara pemodal dan pengelola dana. Pembagian basil usaha dapat terjadi antara bank dan penyimpan dana serta antara bank dengan nasabab penerima dana. Hasil usaha bank yang dibagikan kepada nasabab penyimpan dana adalab laba usaba bank yang dihitung selama periode tertentu. Sedangkan basil usaba nasabab penerima dana yang dibagi dengan bank adalah !aha usaba yang dibasilkan nasabab penerima dana dari salah satu usabanya yang secara utuh dibiayai bank.
Bagi hasil ini dilakukan setelah melewati suatu periode tertentu yang disepakati bersama dan setelah dikurangi pajak. Nasabah penerima dana, sesuai dengan perjanjian yang telab disepakati, diwajibkan untnk mengembalikan kreditnya secara mencicil atau seluruhnya saat jatub tempo. Disamping itu, bank juga menyediakan jasa penitipan dana dalam bentuk simpanan giro yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali dengan cara pemjndahbnkuan, penutupbnkuan dan pentransferan. 1
Bank Syariah menerapkan Nisbah Bagi Hasil terhadap produk-produk
pembiayaan yang berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC), yakni akad bisnis
yang tidak memberikan kepastian pendapatan (return), ba.ik dari segi jumlah
(amount) ma.upun wa.ktu (timing), seperti mudharabah dan mw,yarakah.
Bagi hasil a.dalah bentuk return dari kontrak investasi, yakni yang tennasuk ke
dalam natural uncertainty contracts. Dalam fikih Islam, selain dikenal natural
uncertainty contracts, juga dikenal natural certainty contracts. Dengan demikian,
<la.pat dikatakan bahwa sistem bagi hasil sudah pasti merupakan salah satu praktik
Islamic Banking. Namun sebaliknya, praktik Islamic Banking belum tentu
sepenuhnya menggunakan sistem bagi hasil. Seba.b, selain sistem bagi hasil, masih
ada sistem jual beli, sewa-menyewa, dan peminjaman. Dengan demikian, Islamic
Banking memiliki ruang gerak produk yang lebih luas dibandingkan dengan bank
konvensional.2
Penetapan nisbah bagi hasil pembiayaan ditentukan dengan
mempertimbangkan sebagi berikut:3
1. Referensi tingkat (margin) keuntungan adalah referensi tingkat (margin)
keuntungan yang ditetapkan oleh rapat ALCO.
2. Perkiraan tingkat keuntungan bisnis yang dibiayai dihitung dengan
mempertimbangkan sebagai berikut:
2
Veithzal Rivai & Andria Permata Veithzal. Islamic Financial Management, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 117
3
a. Perkiraan Penjualan:
I) Volume penjualan setiap transaksi atau volume penjualan setiap bulan 2) Sales Turn-Over atan frekuensi penjualan setiap bulan
3) Fluktuasi harga penjualan
4) Rentang harga penjualan yang dapat dinegosiasikan 5) Marjin keuntungan setiap transaksi.
b. Lama Cash to Cash Cycle
I) Lama proses barang 2) Lama persediaan 3) Lama piutang
c. Perkiraan biaya-biaya langsung adalah biaya yang langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan seperti biaya pengangkutan, biaya pengemasan, dan biaya-biaya lain yang lazim dikategorikan dalam cost of goods sold (COGS).
d. Perkiraan biaya-biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan, seperti biaya sewa kantor, biaya gaji karyawan, dan biaya-biaya lain yang lazim dikategorikan dalam overhead cost
(OHC).
2. Metode Penentuan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan
Terdapat tiga metode dalam menentukan nisbah bagi basil pernbiayaan,
I . 4 yam1:
a. Penentuan Nisbah Bagi Hasil Kew1tungan
Dalam ha! ini, nisbah bagi basil pembiayaan untuk bank ditentukan
berdasarkan pada perkiraan keuntungan yang diperoleh nasabah dibagi dengan
referensi tingkat keuntungan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO. Perkiraan
tingkat keuntungan bisnis/proyek yang dibiayai dihitung dengan
mernpertirnbangkan:
1) Perkiraan Penjualan
2) Lama Cash to cash cycle
3) Perkiraan Biaya-biaya Langsung (COGS)
4) Perkiraan Biaya-biaya Tidak Langsung (OHC)
5) Delayed Factor
b. Penentuan Nisbah Bagi Basil Pendapatan
Dalam ha! ini, nisbah bagi hasil pernbiayaan untuk bank ditentukan
berdasarkan pada perkiraan pendapatan yang diperoleh nasabah dibagi dengan
referensi tingkat keuntungan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO. Perkiraan
tingkat pendapatan bisnis/proyek yang dibiayai dihitung dengan
rnernpertirnbangkan:
4
I) Perkiraan Penjualan 2) Lama Cash to cash cycle
3) Perkiraan Biaya-biaya Langsung (COGS) 4) Delayed 'Factor
c. Penentuan Nisbah Bagi Hasil Penjualan
Dalam ha! ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank ditentukan berdasarkan pada perkiraan penerimaan pe11iualan yang diperoleh nasabah dibagi dengan pokok pembiayaan dan referensi tingkat keuntungan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO. Perkiraan penerimaan penjualan dihitung dengan mempertimbangkan:
I) Perkiraan Penjualan 2) Lama Cash to cash cycle
3) Delayed Factor
3. Penentuan Angsuran Pokok
Penentuan angsuran pokok dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pembiayaan berjangka waktu di bawah satu tahun atau kurang dari satu tahun dapat dilakukan pada saat jatuh tempo.
bank yang diperhitungkan secara lum sum dalam bentuk nominal di atas nilai kredit
yang diterima nasabah penerima kredit dari bank. Biaya bank tersebut ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabahnya. 6
2. Landasan Hnkum
a. QS. Surat Al-Baqarah : 275 [
PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAHIO JAKARTA
セセ@
セ@
:11 '. 016°"•.\\
セ@
JJI' :,
w--
セi@
J ' :.
セi@
\S"ll;)'1<t-
セ@
JJI
, セ@ - . - l.f,
i
Y'd セ@ Y' Y'd セ@ .J y-' - <.),!,"""' ... ,,,, ,, ,, .... ,, ., - ' ;;;'> " ... J 0 0 ,, J ,, ,,,,
._;-• .' セB@ セNLBH[LN@ .'· J;'ll ,,, , :"ii .J.il 1::._( \S'I\ I,_. :"i\ LJ'l \ l\j
'''l,
, • .J ,y , Y' セ@ .J
i
?" J (?'u-
J .Ju,
(?' セ@ y セ@ セ@,, ,, :;: ,.. cl" \ ,,. ,, ,.. ,..,, ,..
0
jセゥN[Z⦅@
セ@
;.;/Ji
ケセi@
セjセ@
[セ@
:;)
セセi@ jセ@
セI|I@
JL.
セ@ セ@ セセ@
Artinya:
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti ( dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya". (QS. Albaqarah: 275)
b. QS. Surat An-Nisa : 29
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
6
A. Djazuli & Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan),
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Danjanganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu" (QS. Annisaa: 29)
3. Rcferensi Margin Kcuntungau
Referensi Margin Keuntungan adalah margin keuntungan yang ditetapkan
dalam rapat ALCO Bank Syariah. Penetapan margin keuntungan pembiayaan
berdasarkan rekomendasi, usu! dan saran dari Tim ALCO Bank Syariah, dengan
mempertimbangkan beberapa hal berikut: 7
a. Direct Competitor's Market Rate (DCMR) adalah tingkat margin keuntungan
rata-rata perbankan Syariah, atau tingkat margin keuntungan rata-rata
beberapa Bank Syariah yang ditetapkan dalarn rapat ALCO sebagai kelompok
kompetitor langsung, atau tingkat margin keuntungan Bank Syariah tertentu
yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kompetitor langsung terdekat.
b. Indirect Competitor's Market Race (ICMR) adalah tingkat suku bunga
rata-rata perbankan konvensional, atau tingkat rata-rata-rata-rata suku bunga beberapa bank
konvensional yang dalam rapat ALCO ditetapkart sebagai kelompok
kompetitor tidak langsung, atau tingkat rat-rata suku bunga bank konvensional
tertentu yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai kompetitor tidak
langsung yang terdekat.
c. Expected Competitive Return for Investors (ECRI) adalah target bagi hasil
kompetitif yang diharpkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga.
7
d. Acquiring Cost adalah biaya yang dikelnarkan oleh bank yang langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
e. Overhead Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
4. Penetapan Harga Jual
Setelah memperoleh referensi margin keuntungan, bank melakukan penetapan harga jual. Harga jual adalah penjumlahan harga beli/harga pokok/harga perolehan bank dan margin keuntungan.
5. Pengakuan Angsuran Harga Jual
Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli/harga pokok dan angsuran marjin keuntungan. Pengakuan angsuran dapat dihitung dengan menggunakan empat
d . 8 meto a, yaitu:
a. Metode margin keuntungan menurun (sliding) adalah perhitungan margin keuntungan yai1g semakin sesuai dengan menurunnya harga pokok sebagai akibat adanya cicilan/angsuran harga pokok, jumlah angsuran (harga pokok dan margin kew1tungan) yang dibayar nasabah setiap bulan semakin menurun. b. Mm·gin keuntungan rata-rata adalah margin keuntungm1 menurw1 yang
perhitungaimya secara tetap dan jumlah angsuran (harga pokok dm1 margin keuntungm1) dibayar nasabah tetap setiap bulan.
c. Margin keuntungan flat adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun baki debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok.
d. Margin keuntungan annuitas adalah margin keuntungan yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsman harga pokok dan margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang semakin menurun.
C. JASA PELAY ANAN (FEE)
Selain dari jenis pembiayaan yang utama, perbankan Syariah juga menyelenggarakan pelayanan-pelayanan dengan memperoleh upah atau fee sebagaimana yang dilakukan perbankan konvensional pada umumnya. Jenis-jenis pelayanan yang lazim diselenggarakan oleh perbankan Syariah adalah sebagai berikut:9
9
1. Waka/ah
Wakalah atau wikalah berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Dalam bahasa Arab, ha! ini dapat dipahami sebagai at-tafeidh. Contoh kalimat "aku serahkan urusanku kepada Allah" mewakili pengertian istilah tersebut.10
Al-Waka/ah, yaitu jasa melakukan tindakan/pekerjaan mewakili nasabah sebagai pemberi kuasa. Untuk mewakili nasabah melakukan tindakan/pekerjaan tersebut nasabah diminta untuk mendepositokan dana secukupnya. Contoh: pembukaan L/C oleh bank atas nama nasabah. Untuk menerima kuasa mewakili nasabah melakukan tindakan/pekerjaan ini, bank memperoleh.fee.11
Dasar hukwnnya adaJah sebagai berikut: a. Al-Quran
I. QS. Al-Kahfi: 19
Artinya:
"Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya diantara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang diantara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)". Mereka menjawab."'Kita berada (di sini) sehari at au setengah hari''. Berkata (yang lain lag(!: "Rabb kamu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). !Yfaka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa
'°
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, (Beirut: Darul-Kitab al-Arabi, 1987), cet. Ke- 8, h. 213 11makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan ha/mu kepada seorangpun" (QS. Al-Kalifi: 19)
2. QS. Yusuf: 55:
A1iinya:
Berkata Yusuf ".Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai meJ?iaga lagi berpengetahuan" (QS.
Yuszif: 55)
b. Al-Hadits
Artinya:
"Bahwasanya Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi' dan seorang Anshar untuk mewakilinya mengawini (kabul perkawinan Nabi dengan) Maimunah bintil-Harits. "(HR. Malik no. 678, kitab al-Muwaththa', bab Haji)
Dewan Syariah Nasional telah mengatur ha! ini dalam Fatwa DSN No. 10/DSN-MUI/IV/2000. Dalam fatwanya diatur ketentuan umum wakalah sebagai berikut:
I. Pernyataan ijab kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2. Waka/ah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak.
a. Harns seorang pemilik sah yang dapat bertindak terhadap suatu yang ia wakilkan.
b. Orang mulwllaf atau anak mumayyiz dalam batas··batas tertentu, yakni dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, sepertii mewakilkan untuk menerima hibah, menerima sedekah, dan lain-lain.
2. Wakil (yang mewakili) dengan syarat-syarat: a. Cakap hukum
b. Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya c. Wakil adalah orang yang diberi amanat.
3. Hal-ha! yang diwakilkan, ketentuannya adalah: a. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili b. Tidak bertentangan dengan Syariat Islan1
c. Dapat diwakilkan menurut Syariat Islam.
2. Al-Hiwalah
Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama1, ha! ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil (orang yang berutang) menjadi tanggungan
muhal 'alaih atau orang yang berkewajiban membayar utang. 12
Al-Hawalah, yaitu jasa pengalihan tanggung jawab pembayaran utang dari seseorang yang berutang kepada orang lain. Contoh: Tuan A karena transaksi
12
Al-Sarbini Khatib, Mughni Muhtaj Sharh al-Minhaj (Kairo: al-Babi al-Halabi), vol. II, h.
perdagangan berutang kepada Tuan C, Tuan A mempunyai simpanan di bank, maka atas pennintaan Tuan A, bank dapat melakukan pemindahbukuan dana pada rekening Tuan A untuk keuntungan rekening B. Atas jasa pengalihan utang ini bank memperoleh fee. Al-Hiwalah bisa juga dilakukan untuk kegiatan anjak piutang syariah atau penjadwalan kembali utang dimana bank Syariah mendapat keuntungan dari jual beli aset yang dijadikan agunan.
Dasarhukwn
Al-Hadits Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
"Menunda-nunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu kezaliman. Maka, jika salah seorang dari kamu dialihkan hak penagihan piutangnya (di-hawalah-kan) kepada pihak yang mampu, terimalah hawalah itu. "(HR. Ahmad)13
Ketentuan umum al-hiwalah ini diatur dalam Fatwa DSN No. 12/DSN-MUI/IV /2000, dengan isi ketentuannya sebagai berikut:
1. Rukun hawalah adalah muhil yaitu orang yang berutang dan sekaligus berpiutang, muhal atau muhtal yaitu orang yang berpiutang kepada muhil, muhal 'alaih yaitu orang yang berutang kepada muhil dan wajib membayar
13
utang kepada muhtal, muhtal bih, yaitu utang muhil kepada muhtal, dan sighat
(ijab kabul).
2. Pemyataan ijab dan kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
3. Akad dituangkan secara te1tulis, melalui korespondensi, atau menggunakan cara-cara komunikasi modem.
4. Hawalah dilakukan harus dengan persetujuan muhil,muhal/muhtal, dan muhal 'alaih.
5. Kedudukan dan kewajiban para pihak hams dinyatakan dalam akad secara tegas.
6. Jika transaksi hawalah telah dilakukan, pihak-pihak yang terlibat hanyalah
muhtal dan muhal 'alaih dan hak pengalihan muhal berpindah kepada muhal 'alaih.
3. Al-Kafalalz
Al-kafalah merupakanjaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertan lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin.14
14
Al-Kafalah, yaitu pemberian jaminan oleh bank sebagai penanggung (kafil) kepada pihak ketiga atas kewajiban pihak kedua (yang ditanggung, maliful 'anhu atau ashil). Atas pemberianjaminan ini bank memperoleh/ee.
Dasar hukumnya adalah sebagai berikut: a. QS. Yusuf: 72
Artinya:
"Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raj a, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat)
beban unta, dan aku menjamin terhadapnya" (QS. Yusuf 72)
b. Al-Hadits
Artinya:
Dewan Syariah Nasional telah mengatur ha! ini dalam Fatwa DSN No.
l l/DSN-MUJ/IV/2000. Dalam fatwanya diatur ketentuan umum kafalah sebagai
berikut:
I. Pernyataan ijab dan kabul hams dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan komrak (akad).
2. Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak
memberatkan.
3. Kqfalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara
sepihak.
Rukun dan syarat kafalah sebagai berikut:
I. Pihak penjamin (kajil)
a. Baligh ( dewasa) dan berakal sehat
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya
dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.
2. Pihak orang yang berutang (ashiil, makfiml 'anhu)
a. Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada peajamin
b. Dikenal oleh penjan1in
3. Pihak orang yang berpiutang (maliful lahu)
a. Diketalmi identitasnya
b. Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa
4. Objek penjaminan (maliful bihi)
a. Merupakan tanggungan pihak/orang yang berutang, baik berupa uang, benda, maupun peke1jaan
b. Bisa dilaksanakan oleh penjamin
c. Harns merupakan piutang mengikat (lazim) yang tak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibeabaskan
cl. Harus jelas nilai, jumlah clan spesifikasinya e. Ticlak bertentangan clengan syariah ( cliharamkan ).
4. Al-Rahn
Al-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang clitahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk clapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara seclerhana clapat dijelaskan bahwa rahn aclalah semacam jaminan utang atau gaclai.15
Al-Rahn, yaitu pembiayaan berupa pinjaman dana timai dengan jaminan barang bergerak yang relatif nilainya tetap seperti perhiasan emas, perak, intan, berlian, batu mulia dan lain-lain untuk jangka waktu te1tentu sesuai dengan kesepakatan. Nasabah cliwajibkan membayar kembali utangnya pacla saat jatuh tempo dan membayar sewa tempat penyimpanan barang jaminannya. Bank memperoleh penclapatan berupa sewa tempat penyimpanan barang jaminan. Al-rahn sebenarnya
15
adalah sarana penting bagi masyarakat untuk mencairkan kembali harta beku
( dishoarding) sehingga menjadi lebih produktif. Dasar hukumnya adalah sebagai berikut: a. QS. Al-Baqarah: 283
Artinya:
"Jika kamu dalam pe1jalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperolah seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang) ". (QS. Al-Baqarah: 283)
b. Al-Hadits
Artinya:
Dari Aisyah Ra berkata "Bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi." (HR. Bukhari no. 1926, kitab al-Buyu', dan Muslim)
Aturan mengenai rahn telah diatur dalam Fatwa DSN No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn dengan isi ketentuan umumnya sebagai berikut:
I. Murtahin (penerima barang) memiliki hak untuk menahan marhun (barang) sampai semua utang rahin (yang menyeral1kan barang) dilunasi.
mengurangi nilai marhun dan pemanfaatannya itu sekadar pengganti biaya pemeliharaan dan perawatannya.
3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya meajadi kewajiban
rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, :>edangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin.
4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
5. Penjualan marhun.
a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk segera melunasi utangnya.
b. Jika rahin tetap tidak dapat melunasi utangnya, maka marhun dijual paksa/eksekusi melalui lelangh sesuai syariah.
c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar ウᄋセイエ。@ biaya penjualan. d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan kekurangannya menjadi
kewajiban rahin.
1. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh penggadai (rahin)
2. Ongkos tersebut besarnya didasarkan pada pengeluarnn yang nyata-nyata diperlukan
3. Biaya penyimpanan barang (marhun) dilakukan berdasarkan akad ijarah.
5. Al-Qardh
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lai yang dapat ditagih atau diminta kemabli atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Qardh dikategorikan dalam 'aqd tathawi atau akad saling membantu dan bukan
I . k . l 16 transa rn1 omersia .
Al-Qardh adalah pembelian harta kepada orang lain yang dapat ditagih kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam akad tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Sedangkan aplikasinya dalam dunia perbankan syariah dapat berupa al-qardh al-hasan sebagai bentuk sumbangsih kepada dunia usaha kecil. Di Indonesia sendiri, dana untuk skim ini berasal dari dana Badan Amil Zakat, Infaq dan Sedekah (BAZIS). Pada prinsipnya qardhul hasan merupakan pinjaman dengan tujuan kebajikan, dimana peminjam hanya perlu membayar jumlah uang yang dipinjamkan tanpa membayar tambahan.17
16
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah (Beirut: Darul-Kitab al-Arabi, 1987), cet. Ke-8, h. 163 17
Adapun dasar hukumnya adalah sebagai berikut: a. QS. Al-Hadid: 11
Artinya:
"Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak". (QS. Al-Hadid:J 1)
Artinya:
lbnu Mas'ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersal>da: "Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muuslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah ". (HR. Ibnu Majah no. 2421, kitab al-Ahkam; lbnu Hibban dan Baihaqi)
6. Sltatf
Shatf adalah transaksi pertukaran antara uang dengan uang. Pengertian pertukaran uang yang dimaksud di sini yaitu pertukaran valuta asing, dimana mata uang asing dipertukarkan dengan mata uang domestik atau mata uang lainnya.18 D. DISTRIBUSI HASIL USAHA
Bagi basil antara pemilik dana (',iiihib al-miil) dengan bank syariah sebagai
mudharib adalah hanya pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan dana yang sumber dananya berasal dari dana mudaharabah muthlaqah.19
18
Ibid, h. 96
19
I. Prinsip Distribusi Hasil Usaba
Prinsip distribusi hasil usaba terdiri dari dua bagian, yaitu prinsip revenue sharing atau profit sharing. Revenue Sharing yang dibagihasilkan antara pemilik dana dan pengelola dana adalah pendapatan (revenue), !!_ahib al-ma/ menanggung kerugian: usaba dilikuidasi, jumlab aktiva lebih kecil daripada kewajiban. Sedangkan
profit sharing yang dibagihasilkan antara pemilik dana dan pengelola dana adalah
profit atau labanya, yaitu pendapatan dikurangi beban-beban pengelolaan
mudharahah, Kerugian bukan kelalaian mudharih ditanggung oleh !!_ahih al-ma/.
a. Prinsip Revenue Sltal"ing
Revenue Sharing adalah proses distribusi pendapatan dilakukan sebelum memperhitungkan biaya operasional yang ditanggung oleh bank. Biasanya pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana, dana tidak termasuk pendapatan fee atau komisi atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank, krena pendapatan tersebut pertama-tama harus dialokasikan untuk: mendukung biaya operasional.20
Distribusi hasil usaba berdasarkan prinsip revenue sharing, beberapa ha! yang perlu diperhatikan antara lain:
Pertama, pendapatan operasi utama adalab pendapatan dari penyaluran dana pada investasi yang dibenarkan syariab yaitu pendapatan penyaluran dana prinsip jual beli (murahahah, istishna dan istishna para/el, sa/am dan sa/am para/el), pendapatan
20 Heri Sudarsono dan Hendi Yogi Prabowo, lstilah-isJi/ah Bank dan Lembaga Keuangan
penyaluran dana dengan prinsip bagi hasil (pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah), pendapatan penyaluran dana dengan prinsip ujroh (ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik), serta pendapatan penyaluran Iain sesuai dengan prinsip syariah. Jadi, pendapatan operasi utama bank syariah inilah yang akan dibagikan kepada
shahibul maal (pemilik dana mudharabah muthlaqah) atau sebagai unsur dalam perhitungan distribusi hasil usaha.
Besamya pendapatan yang dibagikan dalam perhitungan distribusi hasil usaha dengan prinsip revenue sharing ini adalah pendapatan (revenue) dari pengelolaan dana (penyaluran) sebesar porsi dana mudharabah (investasi tidak terikat) yang dihimpnn tanpa adanya pengurangan beban-beban yang dikeluarkan oleh bank syariah.
Ketiga, pendapatan operasi lainnya, pada praktiknya dalam penyaluran dana bank syariah mengenakan fee administrasi atas penyaluran tersebut yang besarnya disepakati antara bank sebagai pemilik dana dan debitur sebagai pengelola dana
(mudharib ). Oleh bank syariah pendapatan fee administrasi tersebut menjadi milik bank sendiri karena pendapatan tersebut merupakan upah administrasi yang dilakukan oleh bank syariah sehingga pendapatan tersebut bukan sebagai unsur distribusi hasil usaha.
Pendapatan operasi lain yang diperoleh oleh bank syariah adalah pendapatan atas kegiatan usaha bank syariah dalam memberikan layanan jasa keuangan dan kegiatan lain yang berbasis imbalan seperti pendapatan fee inkaso, fee transfer, fee LC dan fee kegiatan yang berbasis imbalan lainnya. Pendapatan tersebut sepenuhnya menjadi milik bank syariah sehingga bukan sebagai unsur pendapatan pada distribusi basil usaha.
Keempat, Beban operasi. Dalam pembagian basil usaba dengan prinsip
revenue sharing semua beban yang dikeluarkan oleb bank syariah sebagai mudharib,
baik beban yang untuk kepentingan bank syariah sendiri maupun untuk kepentingan pengelolaan dana mudharabah, seperti beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, beban operasi lainnya ditanggung oleh bank syariah sebagai mudharib.
hams dipisahkan beban yang menjadi tanggungan bank syariah dan beban-beban yang menjadi tanggungan dana mudharabah,. 21
b. Prinsip Profit Sharing
Profit Sharing adalah selumh pendapatan, baik basil investasi dan maupun pendapatan fee atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank setelah dikurangi biaya-biaya operasional bank. 22
Penerapan distribusi basil usaha dengan prinsip bagi untung (profit sharing)
bukanlah ha! yang mudah, karena dalam pelaksanaan sangat diperlukan adanya kesiapan semua pihak. Pihak deposan hams siap menerima bagian kemgian apabila dalam pengelolaan dana mudharabah mengalami kemgian yang bukan akibat dari kelalaian mudharib sehingga uang yang diinvvestasikan pada bank syariah menjadi berkurang. Di lain pihak, bank syariah sendiri harus secara jujur dan transparan menyampaikan beban-beban yang akan ditanggung dalam pengelolaan dana
mudharabah, seperti membuat dan menentukan dengan tegas dan jelas beban yang akan dibebankan dalam pengelolaan dana mudharabah baik beban langsung maupun beban tidak langsung. Selain itu, bank syariah juga hams tertib administrasi sehingga tidak ada kesalahan dalam pengadministrasian dan juga dalam perhitungan unsur-unsur distribusi basil usaha yang dapat berakibat adanya kesalahan perhitungan basil usaha yang diberikan kepada §_dhib al-mdl. Dalam ha! bank syariah menerapakan
21
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha, (Jakaita : PT. Grasindo, 2005),
h. 122
22
Heri Sudarsono dan Hendi Yogi Prabowo, Istilah-istilah Bank dan lembaga Keuangan
pembagian basil nsaha dengan prms1p bagi l!Iltung (profit sharing) merupakan keharusan yang mutlak para pengelola bank syariah untuk meneladani sifat Rasul, yaitu siddiq (benar,jujur), amanah (tanggung jawab, dapat dipercaya), tabligh
(keterbukaan, transparan, komunikatif) dan fathonah (bijaksana, intelektual). Tanpa dilandasi sifat tersebnt akan mengakibatkan ada pihak yang dirugikan khususnya pemilik dana (deposan), misalnya ada suatu beban yang sebarusnya menjadi beban bank syariab tetapi dibebankan pada dana mudharabah sehingga laba pengelolaan dana mudharabah akan menjadi kecil yang akbirnya mengakibatkan bagi hasil menjadi kecil pula.
Apabila bank syariab menerapkan pembagian basil usaha berdasarkan prinsip bagi untung (profit sharing), maka bank syariah barns membuat dua laporan laba rugi yang terpisab, yaitu laporan laba rugi bank sebagai institusi keuangan sendiri dan laporan pengelolaan dana mudharabah dimana bank sebagai mudharib (pengelola dana). Dalam laporan laba rugi bank sebagai pengelola dana mudharabah,
keuntungan (pendapatan dikurangi dengan beban-beban) atas pengelolaan dana
mudharabah inilah yang akan dipergl!Ilakan sebagai dasar dalam perbitl!Ilgan distribusi basil usaha, dan apabila pengelolaan tersebut mengalami kerugian dan bukan karena kelalaian mudharib (bank) maka kerugian tersebut langsung dhibebankan kepada pemilik dana/ ..§.ahib al-miil ( deposan). 23
23
2. Landasan Hukum
a. QS. Al-Baqarah : 282
Artinya:
"Hai orang yang beriman, jika kamu melakukan transaksi utang piutang untukjangka waktu yang ditentukan tuliskanlah ". (QS. Al-Baqarah: 282)
b. Hadis riwayat Tim1idzi dan 'Amr bin Auf
{) f /
£:.Gl1
Artinya:
"Perdamaian dapat dilakukan kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram ".(HR. Tirmidzi, Kitab Ahkam no. 1272)
c. Kaidah Fikih
o/ 1f,.J1?!G?/'f/(...)' /t>.1' / / / P o to"'o_,.
セセ@
セ@
J,b
J-4
of 'Y!
h-4'¥1 ..;_,J\...WI
J
セyi@
/ / I / ,, ..- .r
"Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya ". 24
d. Fatwa tentang Prinsip Distribusi Basil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah (Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tanggal
16 september 2000 M) sebagai berikut:25
24
Buku Himpunan Fatwa Dewan Syariah Indonesia, diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia, Edisi Pertama, 2001, h. 24. Lihat juga dalam Abdul Aziz Muhammad Azzam, Al-Qawa'id al-Fiqhiyah, (Kairo: Dar el-Hadith, 2005), h. 177.
I. Pada dasamya, LKS boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing) maupun Bagi Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)-nya.
2. Dilihat daii segi kemaslahatan (al-ash/ah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan piinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing).
3. Penetapan prinsip pembagian basil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.
PRO FIL DAN PERAN BTN SY ARIAi:!
A. Sejarah Berdirinya BTN Syariah
BTN Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari Bank BTN yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakmta. Pembukaan SBU ini guna melaym1i tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan Syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip Perbankan Syariah, adanya Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksmmkan hasil RUPS tahun 2004.
Adapun tujuan pendirian BTN Syariah adalah:
I. Untuk memenuhi kebutuhan Bank dalam memberikm1 pelayanan Jasa keuangm1 syariah.
2. Mendukung pencapaian sasm·an laba usaha Bank.
3. Meningkatkan ketahanan Bank dalam menghadapi perubahan lingkungan us aha.
4. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap nasabah dan pegaw