• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Penggunaan Pelengkap Arah Laidan Qu dalam Kalimat Bahasa Mandarin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kesalahan Penggunaan Pelengkap Arah Laidan Qu dalam Kalimat Bahasa Mandarin"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PELENGKAP

ARAH LAI DAN QU DALAM KALIMAT BAHASA

MANDARIN

大学中文系学生

向补语‚来‛ 和‚去‛的偏

析 (xu bei da xue zhong wen xi xue sheng xi de qu xiang bu

yu lai he qu de bian wu fen xi)

SKRIPSI

Oleh:

NELLI JUWITA SIJABAT

080710022

DEPARTEMEN SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PELENGKAP

ARAH LAI DAN QU DALAM KALIMAT BAHASA

MANDARIN

大学中文系学生

向补语‚来‛ 和‚去‛的偏

析 (xu bei da xue zhong wen xi xue sheng xi de qu xiang buyu

lai he qu de bian wu fen xi)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina

Oleh :

NELLI JUWITA SIJABAT NIM: 080710022

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr.Rahmadsyah, M.A. Chen Shu Shu, MTCSOL

NIP:

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Disetujui oleh

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi Sastra Cina

Ketua,

Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.

NIP: 19630109 198803 2 001

(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk

Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Ilmu Budaya dalam Bidang

Ilmu Sastra Cina pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Pukul :

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

NIP. 19511013 197603 1 001

Panitia Ujian

No. Penguji Tanda Tangan

1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. ( )

2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si ( )

3. Dr.Rahmadsyah, M.A. (

4. Chen Shu Shu, MTCSOL. ( )

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan

yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa

pembatalan gelar sarjana yang pernah saya peroleh.

Medan, November 2012

Penulis,

(6)

ABSTRACT

The title of this thesis is “An Error Analysis of USU Chinese Department’s students in Using Complement (lái) and (qù)”.Complement (lái) and(qù) are dificult grammar but often used. Student in using Complement (lái) dan (qù) often make error. Writter finds out this phenomenon and makes it as the background of the study. This thesis focuses on error analysis of chinese

Department’s student whether they use complement (lái) dan (qù) correctly or not. The aim of this thesis is to describe the error student did. Error analisysis theory is the basic theory in this thesis, through questionnaires that have been spread to students of second year in Chinese Department. The result of this thesis is the writter finds that there are three error in using complement (lái) and(qù). Writter not only finds out the error, but also the factor of the error and writter finds there are four factor of the error.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas berkat dan rahmat yang diberikan-Nya kepada penulis, sehingga dengan

segala kemampuan yang ada pada penulis, skripsi ini dapat diselesaikan.

Tujuan dari penulisan skripsi yang berjudul Analisis Kesalahan

Penggunaan Pelengkap Arah Lai Dan Qu Dalam Kalimat Bahasa Mandarin

adalah untuk melengkapi salah satu syarat mendapat gelar Sarjana pada Program

Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak terdapat

kesalahan, kekeliruan dan hambatan-hambatan yang disebabkan karena kurangnya

pengalaman penulis dalam memahaami dan memaparkan tulisan ini.

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan dari semua pihak,

penulis dapat menyelesikan skripsi ini. Oleh sebab itu sudah sewajarnya penulis

mengucapkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak

membantu penulis baik moril maupun materil. Untuk itu penulis banyak

menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bpk Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara, beserta Pembantu Dekan I, II, dan III.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. selaku Ketua Program Studi Sastra Cina

(8)

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Sastra

Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr.Rahmadsyah, M.A. selaku Dosen Pembimbing I penulis dan Chen

Shu Shu, MTCSOL. Lao Shi selaku Dosen Pembimbing II penulis yang

juga telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh

kesabaran untuk membimbing dan membantu penulis untuk menyelesaikan

skripsi penulis.

5. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,

khususnya dosen Program Studi Sastra Cina yang telah mendidik dan

menuangkan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Dosen-dosen Jinan University yang selama ini telah sabar mendidik dan

mengajarkan ilmunya kepada penulis.

7. Kedua orang tua tercinta penulis yang telah mendidik dan membesarkan

penulis dengan penuh kesabaran, kasih sayang, perhatian dan ketulusan

sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi ini.

8. Keluarga tercinta yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih atas dukungan dan perhatiannya

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Buat sahabat-sahabat terbaik penulis yang memberikan bantuan, dukungan,

(9)

10. Buat teman-teman penulis mahasiswa/i Sastra Cina stambuk 2008 yang

telah menemani dan sama-sama belajar dan berjuang dengan penulis selama

ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita, juga

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. penulis juga senantiasa

menerima kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini.

Medan, November 2012

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Penelitian...14

1.2 Rumusan Penelitian...15

1.3 Tujuan Penelitian...15

1.4 Manfaat Penelitian...15

1.4.1 Manfaat Teoritis...17

1.4.2 Manfaat Praktis...17

1.5 Ruang Lingkup Penelitian...17

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI...17

2.1 Kajian Pustaka...17

2.2 Konsep...20

2.2.1 Tata Bahasa...20

2.2.2 Unsur Kalimat...20

2.2.3 Pelengkap Arah...22

2.2.4 Jenis Kalimat...23

2.3 Landasan Teori...25

BAB III METODE PENELITIAN...27

3.1 Teknik Pengumpulan Data...27

3.2 Teknik Analisis Data...29

3.3 Data dan Sumber Data...30

BAB IV ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PELENGKAP ARAH LAI DAN QU DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN...32

4.1 Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara dalam Menggunakan Pelengkap Arah Lai dan Qu Berdasarkan Siapa yang Menjadi Pembicara Maupun Titik Tumpu Arah Suatu Kegiatan dalam Sebuah Kalimat...33

4.1.1 Jenis kesalahan yang dilakukan Mahasiswa dalam penggunaan pelengkap arah来 (lái)...33

(11)

4.1.3 Orang Pertama Tunggal/Pembicara Menjadi Titik Tumpu dari

Arah Suatu Tindakan dalam sebuah kalimat...36

4.1.4 Tempat dimana pembicara berada sama dengan objek yang diceritakan pembicara menjadi titik tumpu arah kegiatan...37

4.1.5 Pembicara membawa beberapa tempat sebagai titik tumpu arah suatu kegiatan...39

4.2 Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara dalam Menggunakan Pelengkap Arah来 (lái) dan 去 (qù) Berdasarkan kelebihan penggunaan Pelengkap Arah dalam Kalimat...42

4.3 Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester IV Program Studi Sastra Cina Universita Sumatera Utara dalam Menggunakan Pelengkap Arah 来 (lái) dan 去 (qù) Berdasarkan Jenis/Keadaan Objek dalam Kalimat...43

4.3.1 Objek dalam sebuah kalimat berupa kata tempat...43

4.3.2 Objek sebuah kalimat berupa kata abstrak...44

4.3.3 Sebuah Kalimat yang Objeknya Melakukan Pekerjaan...45

4.3.4 Sebuah Kalimat yang Objeknya Dikenai Pekerjaan...46

4.4 Analisis Penyebab Kesalahan Mahasiswa Semester IV Program Studi Sastra Cina Universita Sumatera Utara dalam Menggunakan Pelengkap Arah 来 (lái) dan (qù) ...46

4.5 Hasil kuesioner dalam bentuk tabel...48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...51

5.1 Simpulan...51

5.2 Saran...51

(12)

ABSTRACT

The title of this thesis is “An Error Analysis of USU Chinese Department’s students in Using Complement (lái) and (qù)”.Complement (lái) and(qù) are dificult grammar but often used. Student in using Complement (lái) dan (qù) often make error. Writter finds out this phenomenon and makes it as the background of the study. This thesis focuses on error analysis of chinese

Department’s student whether they use complement (lái) dan (qù) correctly or not. The aim of this thesis is to describe the error student did. Error analisysis theory is the basic theory in this thesis, through questionnaires that have been spread to students of second year in Chinese Department. The result of this thesis is the writter finds that there are three error in using complement (lái) and(qù). Writter not only finds out the error, but also the factor of the error and writter finds there are four factor of the error.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut kodratnya manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial,

manusia selalu berinteraksi dengan sesama dan harus mengungkapkan atau

mengekspresikan apa yang mereka rasakan lewat bahasa mereka masing-masing.

Menurut Chaer (1994 : 32), “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang

arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,

berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri”. Yang dimaksud dengan arbitrer

adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi

itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut (Chaer,

1994 : 45).

Lambang bahasa merupakan suara yang kita dengar atau ucapkan.

Contohnya, seseorang menyebutkan atau mendengarkan kata “makan”, yang

menjadi lambang bahasa adalah “makan” sedangkan “memasukkan sesuatu

kedalam mulut, mengunyah dan menelannya” disebut sebagai konsep dari

lambang tersebut. Dan maksud tidak adanya hubungan wajib antara lambang

bahasa dan konsep tersebut adalah tidak ada alasan yang logis atau sebuah

ketentuan mengapa kita menjelaskan proses memasukkan sesuatu kedalam mulut,

(14)

Sifat bahasa yang arbitrer ini menunjukkan keanekaragaman bahasa. Hal

ini terlihat jelas dari jenis-jenis bahasa yang ada di dunia. Tiap negara memiliki

bahasanya masing-masing baik bahasa daerah maupun bahasa nasional. Hal itu

karena masing-masing negara/daerah/kelompok memiliki sistem yang berbeda

dalam melambangkan dan mendeskripsikan konsep dari bahasa yang dimaksud.

Contohnya kata saya dalam bahasa Inggris disebut I, dalam bahasa Mandarin

disebut Wo dan dalam bahasa Jepang disebut Watashi. Demikian halnya dengan

bahasa-bahasa daerah yang dimiliki oleh masing-masing negara juga memiliki

cara yang berbeda untuk menyebutkan kata saya. Contohnya dalam bahasa Batak

Toba disebut Ahu, dalam bahasa Simalungun disebut Au, dan dalam bahasa

Melayu Langkat disebut Awak. Oleh karena itu, untuk mempersatukan

masing-masing bahasa daerah tersebut dipakai bahasa nasional sedangkan untuk sampai

kepada satu pemahaman antar bangsa digunakan bahasa internasional.

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sudah lama dipakai

oleh negara-negara di dunia. Seiring dengan perkembangannya, bahasa Mandarin

telah menempati urutan kedua dalam bahasa internasional. Hal ini seperti

diungkapkan oleh Christy Sibuea dalam Kompas (12/5/2010) di Jakarta, bahwa:

(15)

Dengan perkembangan negara Cina dan bahasa Mandarin, negara-negara

di dunia menyadari pentingnya mempelajari bahasa Mandarin. Pentingnya

mempelajari bahasa Mandarin juga disadari oleh orang-orang non Asia seperti

orang Amerika Serikat dan Eropa. Pada tahun 2005, presiden Bush bahkan

memberikan dana sebesar 114 juta dollar pada sekolah-sekolah untuk mendorong

peningkatan studi bahasa Mandarin, Arab, Rusia, dan bahasa asing lainnya agar

bahasa-bahasa tersebut dapat dipelajari sedini mungkin oleh para pelajar AS.

Sepuluh orang guru bahasa Mandarin direkrut pada urutan pertama (http://sylvieta

naga.wordpress.com/2008/02/17/pentingnya-bahasa-mandarin-di-era-pasar

global/).

Di dalam dunia pendidikan di Indonesia pun mulai tahun 2002, Depdiknas

memulai penggunaan bahasa Mandarin sebagai pilihan bahasa asing dan dimulai

dari kursus-kursus yang dikembangkan ke daerah-daerah di Indonesia

(http://blog.uki.ac.id/soegihartono/2011/10/18/9/). Sekarang juga seiring

perkembangan negara Cina dan bahasa Mandarin, sudah banyak orang yang

mempelajari bahasa Mandarin.

Mempelajari suatu bahasa sudah pasti kita akan dipertemukan dengan

kata-kata baru yang mewajibkan kita untuk menghafal arti dan juga maknanya.

Namun mengetahui kata yang cukup lumayan banyak tanpa mengetahui

(16)

Hal ini karena di dalam suatu bahasa ada ketentuan umum yang harus dipakai

untuk penyusunan kalimat sehingga jika disampaikan dapat dimengerti oleh

pendengar. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Yongxin (2005: 1) dalam Inti

Sari Tata Bahasa Mandarin yang menyatakan bahwa, “tata bahasa adalah suatu

kaidah pembentukan kalimat dengan kata-kata yang ada”.

Adapun salah satu kaidah pembentukan kalimat, yaitu suatu kalimat harus

memiliki unsur pembentuk kalimat. Unsur pembentuk kalimat tersebut adalah

subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek dan predikat

merupakan unsur pokok dalam kalimat namun objek dan pelengkap merupakan

bagian kalimat yang berfungsi melengkapi kalimat sedangkan keterangan

merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu

yang dinyatakan dalam kalimat.

Semua unsur pembentuk kalimat tersebut samalah pentingnya dalam

sebuah kalimat. Suatu kalimat tidak sepenuhnya memiliki unsur yang lengkap

yaitu terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Suatu

kalimat bisa saja terdiri dari subjek dan predikat saja; subjek, predikat dan objek

saja; subjek, predikat, pelengkap saja; dan juga bisa terdiri dari subjek, predikat,

dan keterangan saja. Oleh karena itu, kita harus mengetahui kapan penggunaan

(17)

Dalam penggunaannya, Subjek biasanya diletakkan di awal kalimat,

predikat diletakkan setelah subjek, sementara objek dan pelengkap letaknya

berada dibelakang predikat. Keterangan letaknya bebas atau mana suka dalam

kalimat yaitu, bisa sebelum subjek dan juga sebelum predikat, atau diantara

subjek dan predikat, dan bisa juga di akhir kalimat contohnya :

1. Ayah membelikan saya baju tadi siang. S P O Pel K

2. Secara rutin gadis itu belajar berenang. K S P Pel.

3. Gadis itu secara rutin belajar berenang. S K P Pel.

Letak objek, pelengkap dan keterangan sama-sama diletakkan di belakang

predikat. Karena sama-sama diletakkan dibelakang predikat, maka ketiga unsur ini

sulit untuk dibedakan. Oleh karena itu kita harus dapat mengenal dengan jelas

ciri-ciri tiap unsur kalimat tersebut.

Dalam bahasa Indonesia pengklasifikasian pelengkap tidak ada. Namun

dalam bahasa Mandarin pelengkap dapat digolongkan menjadi 7 jenis yaitu: (1)

pelengkap derajat, (2) pelengkap akibat, (3) pelengkap potensial atau

kemungkinan (4) pelengkap frekuensi (5) pelengkap durasi (6) pelengkap

kuantitas, (7) pelengkap arah. Dari beberapa jenis pelengkap tersebut, fungsi dan

(18)

penggunaan pelengkap arah dalam kalimat bahasa Mandarin karena penggunaan

pelengkap arah cukup rumit untuk dipahami.

Pelengkap arah adalah satuan kalimat yang menempati salah satu posisi

unsur pembentuk kalimat yang berfungsi sebagai pelengkap yang menyatakan

arah dari suatu tindakan. Pelengkap arah dapat dibagi dua yaitu pelengkap arah

sederhana dan pelengkap arah gabungan. Pelengkap arah sederhana ada dua jenis

yaitu 来 (lái) dan 去 (qù), sedangkan pelengkap arah gabungan ada beberapa jenis yaitu : shàng lai ( 来), shàng qu ( 去), xià lai ( 来), xià qu ( 去), jìn lai ( 来), jìn qu ( 去), chū lai (出来), chū qu (出去), huī lai (回来), huī qu (回去),

dan qǐ lai (起来).

Pelengkap arah sederhana merupakan pelengkap arah yang harus kita

mengerti sebelum mempelajari pelengkap arah gabungan. Hal ini karena

pelengkap arah sederhana merupakan materi dasar yang harus kita pahami

sebelum menpelajari pelengkap arah gabungan. Penggunaan pelengkap arah

gabungan lebih luas dan rumit. Apabila kita belum bisa memahami penggunaan

pelengkap arah sederhana maka sudah pasti kita juga tidak akan mengetahui

penggunaan pelengkap arah gabungan ini.

Pelengkap arah sederhana 来 (lái) dan (qù) merupakan pelengkap arah yang menyatakan arah dari suatu kegiatan. Jika gerakan mendekati si pembicara

(19)

Hal ini sangat berbeda dengan bahasa Indonesia yang tidak memperhatian dimana

pembicara dan juga lawan bicara. Contohnya kalimat “ayo naik !” Dalam bahasa

Indonesia, kita tidak perlu membedakan di mana arah pembicara dan juga lawan

bicara cukup mengatakan “ayo naik !” untuk menyuruh naik. Namun dalam

bahasa Mandarin jika kita ingin mengatakan “ayo naik !” maka ada dua hal yang

harus kita perhatikan apakah tindakan itu mengarah pembicara atau meninggalkan

pembicara. Jika meninggalkan pembicara kita pakai 去 (qù), dan jika tindakan tersebut mengarah pembicara maka dipakai 来 (lái) . Oleh karena itu, kalimat “ayo naik!” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin ada dua jenis yaitu:

来吧 Shàng lái ba ataupun 去吧 sh àng qù ba .

Penggunaan pelengkap arah sederhana 来 (lái) dan 去 (qù) yang harus memperhatikan arah suatu tindakan sama halnya juga harus memperhatikan apa

yang menjadi titik tumpu arah suatu tindakan dalam suatu kalimat. Ada tiga hal

yang menjadi titik tumpu arah suatu tindakan dalam penggunaan pelengkap arah

sederhana 来 (lái) dan 去 (qù) yaitu:

1. Pada saat pembicara atau orang pertama tunggal menceritakan suatu

kejadian maka yang menjadi titik tumpu arah kegiatan adalah orang yang

(20)

4.

Jadi yang menjadi titik tumpu arah kegiatan tersebut adalah wo (saya). Wo (saya)

sebagai pembicara dikirimi surat dan karena gerakan mengarah kepembicara maka

dipakai pelengkap arah来 (lái).

2. Pada saat pembicara menggunakan orang ketiga tunggal sebagai objek,

maka yang menjadi titik tumpu arah kegiatan adalah tempat dimana pembicara

berada sama dengan objek yang diceritakan pembicara. Contoh:

5.

一 天 在 学 忽

人 他 出 去 玩

Yi tia n w o di di zhen gzai xue xi hur an Tingji an y o u

ren jiao ta chu qu Wan

Sa tu H ar i sa ya ad ik seda ng bel ajar tib a-tib a Mend engar a d a ora ng mema nggil d ia kel uar pe rgi Ber main

Suatu hari, adik saya sedang belajar, tiba-tiba mendengar ada orang memanggilnya maka ia pergi keluar

Jadi yang menjadi titik tumpu tempat arah kegiatan tersebut adalah berada di

ruang kelas tempat di mana pembicara dan adik berada. Oleh karena itu, untuk

dapat menyampaikan kegiatan yang meninggalkan titik tumpu, maka kata

pelengkap arah yang digunakan adalah pelengkap arah去(qù).

给 寄 来 了 封 信

Wo didi gei Wo Ji Lai le yi Xin

(21)

3. Pada saat orang yang menceritakan menggunakan orang ketiga tunggal

sebagai objek, orang yang menceritakan bisa bercerita di beberapa tempat

kejadian sebagai tempat berpijak. Pencerita bisa saja sedang bercerita berada

ditempat yang dimaksud ataupun pencerita berada di tempat tersebut tetapi

kejadiannya sudah berlangsung. Dalam hal seperti ini ada tiga hal yang harus

diperhatikan yaitu titik tumpu arah suatu tindakan dalam kalimat, waktu

pembicaraan dan waktu pencerita. Namun jika menggunakan orang pertama

ataupun saya maka titik tumpunya adalah saya namun tetap juga harus

memperhatikan waktu pembicaraan dan waktu pencerita. Contohnya:

6. 昨 天 看 一 个 朋 他 书家 很 多 意 思 的 书 Zuot ian W o

kan yi ge pen gyo u t a shujia shang y o u He n

duo Y o u

yisi De Sh u Kem arin Sa ya mel ihat sa tu ora ng tem an d i a lemari buku a d a San gat ban yak A da men arik (part ikel) Bu ku Kemarin saya menjenguk teman saya, di rak bukunya sangat banyak buku-buku yang

menarik,

7.

出 来 的 时候 带 来 了 几 本

Wo Chu Lai de Shiho u

dai lai le ji Ben say a Kelu ar (pelengka p) (partik el)

(22)

Kalimat di atas memakai kata pelengkap arah来 (lái) karena kalimat di atas menggunakan kata ganti orang pertama, pencerita menceritakan kejadian

yang berlangsung semalam dan pembicaranya bercerita hari ini sehinga wo (saya)

tidak lagi berada di tempat temannya tetapi berada di rumahnya. Oleh karena itu

dipakai kata 来 (lái) dimana kata 来 (lái) merupakan pelengkap arah yang kegiatannya mengarah ke pembicara. Penjelasan diatas tidak hanya harus

memperhatikan siapa pembicara tetapi juga harus memperhatikan tumpuan

pembicara, waktu pembicara dan juga waktu orang yang menceritakan.

Kata 来 (lái) dan 去 (qù) selain berfungsi sebagai pelengkap arah, juga bisa berfungsi sebagai kata kerja dan penghubung kata kerja. Jika 来 (lái) dan (qù) berfungsi sebagai kata kerja maka jabatannya dalam kalimat yaitu berfungsi

sebagai predikat sedangkan jika 来 (lái) dan 去(qù) berfungsi sebagai penghubung kata kerja maka来 (lái) dan 去 (qù) diletakkan di belakang kalimat. Sama halnya dengan pelengkap arah kata 来 (lái) dan 去 (qù) yang letaknya juga bisa di belakang kalimat. Hal ini jugalah yang membuat pelajar sering salah

menafsirkan bahwa itu adalah pelengkap. Contohnya:

8.

买 书 去

Wo Mai Shu Qu

Saya Membeli Buku Pergi

Saya pergi membeli buku

(23)

Kalimat tersebut merupakan penghubung kata kerja. oleh karena itu,

penggunaan kata pelengkap arah 来 (lái) dan 去 (qù) sangat penting untuk diperhatikan penggunaannya.

Dalam proses pembelajaran yang telah penulis alami mengenai pelengkap

arah ini, sering kali pengajar mengunakan metode ekstra dalam pengajarannya,

lain halnya dengan proses penyampaian materi pelajaran yang lain, yang mana

cukup dengan dijelaskan lewat ucapan, sedikit coret-coretan di papan tulis, dan

sedikit praktek jika dibutuhkan. Para pengajar lebih banyak menggunakan praktek

langsung dalam menjelaskannya yaitu dengan menyuruh salah seorang siswa

keluar ruangan kelas, masuk ruangan kelas, berdiri, duduk, berjalan, berlari

sebagai cara untuk menjelaskan penggunaan pelengkap arah. Pengajar dengan

sangat semangat mengajar malah sampai berdiri di atas kursi dan turun dari atas

kursi untuk menjelaskan hal tersebut supaya para mahasiswa dapat mengerti.

Tetapi ada juga pengajar yang lain karena materinya susah pengajar harus

mengatakan ini materi yang susah jadi tidak apa-apa jika masih belum dimengerti.

Letak 来 (lái) dan 去 (qù) bisa setelah predikat, sebelum objek, setelah objek atau di belakang kalimat. Namun dalam bahasa Indonesia jika dalam

kalimat terdapat subjek, predikat, objek, dan pelengkap, maka pelengkap

diletakkan setelah objek. Beda halnya dengan bahasa Mandarin, dalam bahasa

(24)

Namun, jika objeknya merupakan tempat, maka pelengkapnya harus

digunakan dibelakang objek atau di akhir kalimat. Selain itu jika objeknya berupa

kata benda abstrak maka objeknya diletakkan setelah pelengkap arah arah

sederhana来 (lái).

Melihat adanya perbedaan tata bahasa antara bahasa Indonesia dengan

bahasa Mandarin dan sulitnya sulitnya materi pembelajaran kata pelengkap arah

ini, maka sering sekali terjadi kesalahan dalam penggunaan pelengkap arah 来 (lái) atau 去 (qù). Kesalahan tersebut seperti kesalahan letak penggunaan pelengkap arah 来 (lái) dan (qù) , kesalahan pemakaian pelengkap arah (lái) dan (qù), dan juga kesalahan tidak mengunakan pelengkap arah (lái) dan (qù) . Adapun contoh kesalahan yang dilakukan mahasiswa semester IV Program Studi

Sastra Cina Universitas Sumatera Utara yaitu:

9. *

课 十 他 才 起 走 教室

Shangke shifen ta Cai Qi Zuo Jin Jiaoshi Mulai

belajar

10 menit

dia baru saja

Bangkit Berjalan Masuk Kelas

Pelajaran sudah 10 menit berlalu tapi dia baru saja bangkit berjalan ke kelas

Kalimat ini merupakan kalimat yang salah karena ada kata qi merupakan kata yang tidak dibutuhkan dalam kalimat tersebut dan juga tidak ada kata yang

menyatakan pelengkap arah dan kata pelengkap arah yang cocok untuk kalimat

(25)

mengarah ke pembicara dan pelengkap arah 来 (lái) pun diletakkan setelah objek karena objek pada kalimat tersebut menyatakan tempat. Sehingga kalimat yang

benar adalah:

10.

课 十 他 才 走 教室 来

Shangke Shifen ta Cai zuo Jin jiaoshi Lai Mulai

belajar

10 menit

dia baru saja

berjalan masuk kelas (pelengkap)

Pelajaran sudah 10 menit berlalu dia baru saja datang berjalan masuk kelas

11.*

的 朋 从 拿大 他 在 苏 大学 学

Wo De pengyou Cong jianada Ta zai xubeidaxue Xuexi Saya (partikel) teman Dari kanada Dia di USU Belajar

Teman saya dari kanada, dia belajar di USU

Kalimat diatas merupakan kalimat yang salah karena dalam kalimat

tersebut tidak terdapat pelengkap arah 来 (lái) , dan adapun kalimat yang benar adalah :

12.

的 朋 从 拿

来 他 在 苏 大学 学

Wo De Pengyo u

con g

Jianad a

Lai ta za i xubeidax ue Xuexi say a (partike l)

Teman dari Kanad a

(pelengka p)

di a

(26)

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik

untuk menganalisis kesalahan dan penyebab kesalahan penggunaan pelengkap

arah 来 (lái) dan (qù ) dalam kalimat bahasa Mandarin. Mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara baru saja mempelajari

penggunaan pelengkap arah 来 (lái) dan 去 (qù). Oleh karena itu, penulis akan menganalisis kesalahan penggunaan pelengkap arah 来 (lái) dan (qù) dalam kalimat bahasa Mandarin terhadap mahasiswa semester IV Program Studi Sastra

Cina Universitas Sumatera Utara.

1.2 Batasan Masalah

Sesuai dengan judul proposal ini adalah Analisis Kesalahan Penggunaan

Pelengkap Arah dalam Kalimat Bahasa Mandarin, maka penulis mempersempit

ruang lingkup penelitian dengan hanya memfokuskan analisis kesalahan

penggunaan pelengkap arah sederhana 来 (lái) dan (qù) dalam kalimat bahasa Mandrin oleh mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas

Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dan juga untuk lebih

memfokuskan analisis kesalahan penggunaan pelengkap arah来 (lái) dan (qù) dalam kalimat bahasa Mandarin.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

(27)

1. Bagaimana bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa semester IV

Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara terhadap

penggunaan pelengkap arah?

2. Apakah faktor penyebab kesalahan penggunaan pelengkap arah yang

dilakukan mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas

Sumatera Utara?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Menjelaskan bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa semester IV

Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara terhadap

penggunaan pelengkap arah.

2. Menjelaskan faktor penyebab kesalahan penggunaan pelengkap arah yang

dilakukan mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas

Sumatera Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah

sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

(28)

masyarakat yang membaca penelitian ini lebih mengerti dan memahami

penggunaan pelengkap arah tersebut. Selain itu, dengan penelitian ini maka

kesalahan terhadap penggunaan pelengkap arah diharapkan tidak akan terjadi lagi.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi,

khasanah wacana kepustakaan serta dapat dipergunakan sebagai referensi bagi

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Analisis kesalahan pelengkap arah pelengkap arah sudah pernah diteliti.

Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian sebelumnya. Di Cina sendiri ada yang

meneliti tentang kata kerja penunjuk arah yaitu Yang Chun Yong dengan judul

skripsi “yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé pi n wù fēnxī” (2005) dalam jurnal Yun Nan Shi Fan Da Xue. Dalam skripsi tersebut Yang Chun Yong memaparkan

analis kesalahan mahasiswa Vietnam terhadap pelengkap arah yaitu pelengkap

derajat, pelengkap akibat, pelengkap arah, pelengkap potensial (kemungkinan),

pelengkap frekuensi, pelengkap durasi. Yang Chun Yong membahas lebih luas

pemakaian beberapa jenis pelengkap arah serta analisis kesalahan dan kesalahan

penggunaan pelengkap-pelengkap dalam bahasa Mandarin, seperti pelengkap

derajat, pelengkap hasil, pelengkap durasi, pelengkap potensial atau kemungkinan,

dan pelengkap arah. Sedangkan peneliti sendiri meneliti kesalahan penggunaan

kata pelengkap arah来 (lái) dan (qù) yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara.

Gang Mei Zhi Zi dengan judul penelitiannya “shì lùn xiàndài hànyǔ

“lái”/“qù” zuò qūxiàng bǔyǔ yīxiē wèntí” (2003) dalam jurnalShanghai Shifan

(30)

(lái) dan 去 (qù) yang menunjukkan perubahan arah atau gerak suatu tindakan dan juga perubahan suasana hati ataupun perasaan. Penulis membahas fungsi来 (lái) dan (qù) sebagai kata kerja penunjuk arah, ruang lingkup dan fungsi kata kerja penunjuk arah来 (lái) dan 去 (qù), filosopi dan pandangan dunia terhadap kata kerja penunjuk arah 来 (lái) dan 去 (qù), kapan (lái) dan 去 (qù) digunakan sebagai pelengkap arah, dan bagaimana membedakan penggunaan

pelengkap arah sederhana dan pelengkap arah gabungan.

Wang Li Cai dengan judul penelitiannya “lái”,“qù” chōngd ng de

qūxiàng bǔyǔ hé bīnyǔ de cìxù wèntí” (2005) dalam jurnal Guangxi Shehui Kexue.

Wang Li Cai membahas kata kerja yang menggunakan来 (lái) dan (qù) dan juga yang menggunakan objek. Penulis membahas mengapa ada bentuk atau pola

kalimat yang hanya boleh menggunakan来 (lái) tapi tidak boleh menggunakan(qù), mengapa ada juga bentuk atau pola kalimat yang bisa menggunakan (lái) dan 去 (qù), mengapa ada didepan objek, dibelakang objek saja dan juga boleh kedua-duanya yaitu diletakkan didepan objek ataupun dibelakang objek. Hal ini

sangatlah berkaitan erat dengan kata kerja dan juga objek yang digunakan dalam

kalimat. Kata kerja tersebut dapat dibagi dua yaitu: (1) perpindahan dari kata

kerja, beberapa kata kerja ini semua mengarah pembicara ataupun meninggalkan

(31)

perpindahan dari kata kerja, kata kerja ini tidak semua mengandung makna arah

dari ciri semantiknya.

Tian Jian Wei dengan judul penelitiannya “lái”,“qù” de yǔ fǎ huà dòng

yīn yǔ jīzhì” (2010) dalam jurnal Jinan Daxue Shuoshi Xuewei Lunwen. Di dalam

jurnal tersebut, Tian Jian Wei membahas mekanisme pembentukan tata bahasa 来 (lái) dan 去 (qù) dari zaman kuno, dinasti-dinasti hingga zaman modern sekarang yaitu menjelaskan perubahan makna dan pemakaian kata 来 (lái) dan (qù). Sehingga dari skripsi tersebut dapat diketahui bahwa kata (lái) dan 去 (qù) tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap arah namun berfungsi sebagai kata

kerja penunjuk arah dan kata bantu penunjuk arah.

Gao Yan dengan judul penelitiannya “qūxiàng bǔyǔ “lái” “qù” shǐyòng

bù duìchèn de yǔ yòng kǎochá” (2007) dalam jurnal Zhong Xueyuan Xuebao. Gao

Yan membahas来 (lái) dan 去 (qù) adalah sebuah kata yang memiliki bentuk atau pola simetris dalam kalimat, kata kerja penunjuk arah yang simetris,

penggunaannya yang setara, tapi dalam penggunaanya sebagai pelengkap arah,

kata来 (lái) frekuensi penggunaanya jauh lebih tinggi dibandingkan penggunaan pelengkap arah去 (qù). Menunjukkan ada hubungan tertutup atau sidak simetris dalam penggunaan pelengkap arah来 (lái) dan (qù).

Li Qiu yang dengan judul penelitiannya “hàn tài qūxiàng bǔyǔ duìbǐ

(32)

Hanyu Jiaoxue Xue Kan. Li qiu membahas apa yang menjadi penyebab kesalahan

penggunaan pelengkap arah dalam penyampaian makna dan konteks kalimat

dalam bahasa Mandarin dan juga menjelaskan penggunaan pelengkap arah kepada

pelajar Thailand.

2.2 Konsep

Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah

judul skripsi. Dalam konsep, peneliti akan memaparkan tentang tata bahasa,

unsur-unsur kalimat, dan jenis kalimat.

2.2.1 Tata Bahasa

Jika kita mempelajari bahasa maka kita juga akan mempelajari tata bahasa

suatu bahasa yang hendak kita pelajari. Hal itu karena, setiap bahasa memiliki tata

bahasa yang berbeda-beda. Tata bahasa adalah suatu kaidah pembentukan kalimat

dengan kata-kata yang ada (Yongxin, 2005:1).

2.2.2 Unsur kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,

yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Arifin dan Tasai, 2006 : 66). Didalam

kalimat terdapat unsur-unsur kalimat yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan

keterangan.

Menurut Romadi, dkk (2008 : 84) menyatakan bahwa Subjek (selanjutnya

(33)

(benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.

Subjek pada umumnya diisi oleh jenis kata atau frasa benda (nomina), klausa, atau

frasa verba..

Predikat (selanjutnya disebut sebagai P) adalah bagian kalimat yang

memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek

(pelaku, tokoh, atau benda didalam sebuah kalimat). Selain memberitahu tindakan

atau perbuatan subjek, perdikat dapat juga menyatakan sifat, situasi, status, ciri,

atau jati diri subjek. Predikat dalam kalimat juga dapat menyatakan jumlah

sesuatu yang dimiliki subjek. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar

berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat pula numeria, nomina, atau frasa

nominal.

Objek (selanjutnya disebut sebagai O) adalah bagian kalimat yang

melengkapi P. Objek pada umumnya diisi nomina, frasa nominal, atau klausa.

Letak objek selalu dibelakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba

yang menuntut wajib hadirnya objek .

Pelengkap (selanjutnya disebut sebagai Pel) atau komplemen adalah

kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya dibelakang P yang berupa verba.

Posisi tersebut juga ditempati O dan jenis kata yang mengikuti Pel dan O juga

sama, yaitu dapat berupan nomina, atau klausa. Namun antara pelengkap dan

(34)

Keterangan (selanjutnya disebut sebagai Ket) adalah bagian dari kalimat

yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur

keterangan dapat menerangkan S, P, O, dan Pel. Keterangan ini memiliki posisi

manasuka, artinya posisi Ket dapat di awal kalimat diakhir kalimat maupun

diantara subjek dan predikat. Keterangan dapat berupa frasa nominal, frasa

prepisional, adverbia, atau klausa.

2.2.3 Pelengkap Arah

Dalam bahasa Mandarin kata kerja yang menyatakan arah seperti 来 (lai), 去 (qu), (shang), (xia), (jin), 出 (chu), 回 (hui), 过 (guo), 起 (qi) dan

lain-lain, pada saat diletakkan di belakang kata kerja yang lain, akan menjadi

pelengkapnya, akan menerangkan suatu tindakan. Pelengkap semacam ini disebut

pelengkap arah. Ada dua macam pelengkap arah yaitu pelengkap arah sederhana

dan gabungan.

Pelengkap arah sederhana ada dua yaitu 来 (lai) dan 去 (qu). Pelengkap arah 来(lai) untuk menyatakan suatu tindakan mengarah ke pembicara, sedangkan pelengkap arah 去(qu) untuk menyatakan suatu tindakan meninggalkan pembicara.

Pelengkap arah gabungan menggunakan kata kerja (shang), (xia),

(35)

2.2.4 Jenis kalimat

Dalam bahasa Indonesia, kalimat dapat digolongkan menurut jumlah

klausa pembentuknya, fungsinya, kelengkapan unsur-unsurnya dan susunan

subjek predikatnya (Romadi dkk, 2008 : 85).

Menurut jenis klausa, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal

dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu

klausa yaitu mengandung satu unsur saja, yaitu S, P, O, Pelengkap, dan

keterangan sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan

gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.

Kalimat berdasarkan fungsi isi atau makna komunikatifnya dapat

dibedakan menjadi empat macam, yaitu kalimat berita atau deklaratif, kalimat

perintah atau imperatif, kalimat tanya atau interogatif, dan kalimat seru atau

eksklamatif.

Kalimat menurut kelengkapan unsur dapat dibedakan menjadi dua jenis

yaitu kalimat lengkap atau kalimat mayor dan kalimat tak lengkap atau minor.

Kalimat juga dapat dibedakan atas susunan subjek dan predikatnya, dapat

dibedakan menjadi kalimat biasa dan kalimat inversi. Kalimat biasa adalah

kalimat yang strukturnya biasa, yaitu Subjek kemudian diikuti oleh unsur Predikat.

Sedangkan kalimat inversi adalah kalimat yang unsur predikatnya mendahului

(36)

Kalimat dalam bahasa Mandarin dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu

kalimat tunggal dan kalimat mejemuk. Namun, kalimat tunggal dan kalimat

majemuk dapat dibedakan lagi menjadi beberapa jenis. Adapun jenis kalimat

tunggal tersebut yaitu:

1. Kalimat S-P, kalimat S-P dapat diklasifikasikan lagi menjadi kalimat

berpredikat kata kerja, kalimat berpredikat kata sifat, kalimat berpredikat kata

benda, dan kalimat berupa frasa S-P.

2. Kalimat tanya, kalimat tanya juga dapat diklasifikasikan lagi menjadi kalimat

tanya ma, kalimat tanya menggunakan kata ganti tanya, kalimat tanya bentuk

afirmatif-negatif, bentuk kalimat tanya dengan “...haishi..”, kalimat tanya

eleptik dengan ne, kalimat tanya menggunakan shi bu shi, dan kalimat tanya

menngunakan shi ma, hao ma, xing ma.

3. Kalimat berpredikat kata kerja yang khusus yaitu: kalimat shi, kalimat you,

kalimat berkata-kerja seri, kalimat privot, kalimat eksistensial, kalimat ba,

kalimat pasif.

4. Kalimat “shi...de”.

5. Kalimat perbandingan dengan menggunakan bi, you atau mei you, gen..yiyang,

dan zui atau geng.

(37)

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat

tunggal yang memiliki hubungan yang erat. Kalimat majemuk dapat dibagi dua

yaitu:

1. Kalimat majemuk koordinatif, kalimat majemuk koordinatif dapat

klasifikasikan menjadi kalimat majemuk koordinatif, kalimat majemuk

majemuk suksesif, kalimat majemuk progres, kalimat majemuk pilihan.

2. Kalimat majemuk subordinatif, dapat dibagi menjadi kalimat majemuk

transisi, kalimat majemuk sebab akibat, kalimat majemuk bersyarat, kalimat

majemuk pengandaian, kalimat majemuk tujuan, dan kalimat majemuk

preferensi.

2.3 Landasan Teori

Landasan teori yang dipakai penulis dalam menyelesaikan proses skripsi

ini adalah teori analisis kesalahan. Dalam teori analis kesalahan dijelaskan

perbedaan antara kekeliruan dan kesalahan. Kekeliruan umumnya disebabkan oleh

faktor performasi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan

menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata,

tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan dan Tarigan, 1998:75).

Sebaliknya kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, siswa memang

belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya (Tarigan dan

(38)

Menurut Tarigan dan Tarigan (1998:85) secara garis besarnya, kesalahan

itu dapat dibedakan atas:

1. Kesalahan antarbahasa (interlanguage errors), yaitu kesalahan yang

disebabkan oleh interfensi bahasa ibu sang siswa terhadap B2 yang dipelajari.

2. Kesalahan intra bahasa (intralingual errors), yaitu kesalahan yang

merefleksikan ciri-ciri umum kaidah yang dipelajari seperti kesalahan

generalisasi, aplikasi yang tidak sempurna terhadap kaidah-kaidah, dan

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses

penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar,

hati-hati dan sistematis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Meteode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Soejono dan Abdurrahman,

H. , 1999 : 23).

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku referensi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam

penelitian. Sehingga dalam penelitian ini penulis akan mengumpulkan data dari

buku-buku referensi yang berkaitan dengan analisis kesalahan penggunaan

(40)

2. Observasi Lapangan

Observasi (pengamatan) yaitu suatu cara untuk mendapatkan data dengan

cara melihat, mengamati, dan mencatat yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah pengamatan langsung ke objek

penelitian yaitu mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas

Sumatera Utara.

3. Angket atau kuesioner

Teknik angket atau kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan

memberikan daftar pertanyaan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan

kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan

tersebut (Umar Husein, 2011:49). Adapun jenis kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu kuesioner model tertutup, bersifat tertutup karena

alternatif-alternatif jawaban telah disediakan.

Contoh angket yang akan disebarkan penulis terhadap mahasiswa semester

IV Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara adalah:

填空 (fill in the blanks with use ” or “”) !

1. 玛丽 楼 来 了 说话人在楼

Mali sudah naik ke gedung.

2. 他给玛丽打 去 电话了⃞ (说话人跟玛丽 在一起)

(41)

判断以 子中‚来‛和‚去‛用法的 误 ⃞ (Pilihlah Benar atau salah

penggunaan ‚来‛dan‚去‛pada kalimat dibawah ini !)

1.

的自行车被阿强借去了⃞ 对

Sepedaku dipinjam oleh A Qiang.

2.

他的要求给 们带困难来了⃞(错)

Permohonannya merepotkan kita. 3.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dilakukan penulis dalam penelitian

dilakukan dalam tiga tahap penelitian yaitu:

1. Analisis data sebelum di lapangan.

Analisis data pada tahap ini dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan

atau data sekunder yang akan digunakan penulis untuk menentukan fokus

penelitian yaitu, menentukan data-data mana saja yang akan digunakan

berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.

2. Analisis data selama di lapangan.

Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan mengumpulkan data secara

langsung melalui observasi. Misalnya mengamati secara langsung keadaan

responden yang akan kita teliti baik tempat dan jumlahnya.

(42)

Pada tahap ini kuesioner yang telah dibagikan kepada responden saat

dilapangan dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Memeriksa kuesioner berdasarkan kunci jawaban.

2. Membuat daftar kesalahan.

3. Menghitung jumlah persentase kesalahan.

4. Mengelompok-mengelompokkan kesalahan berdasarkan tipe kesalahan.

5. Mendeskripsikan kesalahan.

6. Mendiskripsikan faktor penyebab kesalahan.

3.3 Data dan Sumber Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau

dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian dimaksud (Subagyo, 1997 : 86).

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan

data sekunder. Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang

dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya merupakan data primer

(Subagyo, 1997 : 87) sedangkan data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan

kepustakaan disebut sebagai data sekunder (Subagyo, 1997 : 88).

Berdasarkan defenisi diatas maka yang menjadi data primer penulis yaitu

jawaban kuesioner mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas

(43)

Cina Universitas Sumatera Utara ada sebanyak 42 mahasiswa. Jadi jumlah

populasi ada sebanyak 42 dan jumlah sampel yang akan penulis jadikan sebagai

dasar penelitian adalah dengan menggunakan teori Sloven. n = N/(1+Ne^2)

n = Number of samples (jumlah sampel)

N = total popolation (jumlah anggota seluruh populasi)

E = error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikasi; untuk sosial

dan pendidikan lazimnya 0,05) -> (^2=pangkat dua)

Populasi mahasiswa semester IV ada 42 mahasiswa dan taraf

signifikasinya 0.05, maka besarnya sampel menurut Slovin adalah :

n = N/(1+Ne^2)

n = 42/(1+30 x 0,05 x 0.05)

n = 38 mahasiswa

Maka jumlah sampel yang akan penulis terima jawaban kuesionernya

yaitu 38 mahasiswa.

Sedangkan yang menjadi data sekunder peneliti adalah sebagai berikut:

1. Inti Sari Tata Bahasa Mandarin karya Zhao Yongxin, 2005.

2. Buku Han yu jiao cheng

3. Jurnal-jurnal bahasa Mandarin

4. Skripsi-skripsi bahasa Mandarin

(44)

BAB IV

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PELENGKAP ARAHDAN

去DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN

Bab empat ini berisi tentang analisis kesalahan penggunaan pelengkap

arah 来 (lái) dan 去 (qù) dalam kalimat bahasa Mandarin. Analisis diawali dengan menganalisis penggunaan pelengkap arah 来 (lái) dan 去 (qù) dalam bahasa Mandarin. Kemudian analisis dilanjutkan dengan mencari letak kesalahan

penggunaan pelengkap arah来 (lái) dan (qù) dalam kalimat bahasa Mandarin. Setelah itu, memberi contoh yang benar penggunaan pelengkap arah来 (lái) dan (qù) dalam kalimat bahasa Mandarin. Analisis terakhir adalah meneliti faktor

penyebab terjadinya kesalahan penggunaan pelengkap arah来 (lái) dan 去 (qù) dalam kalimat bahasa Mandarin.

Pelengkap arah来 (lái) dan (qù) merupakan pelengkap dalam sebuah kalimat yang menjelaskan arah suatu tindakan. Kedua pelengkap ini memiliki

perbedaan dalam penggunaannya, hal ini berdasarkan siapa pembicara atau titik

tumpu pembicaraan dan juga dapat dibedakan berdasarkan objek atau letak

pelengkap arah 来 (lái) dan 去 (qù) dalam kalimat. Penulis akan menganalisis kesalahan penggunaan pelengkap arah来 (lái) dan (qù) dalam kalimat bahasa Mandarin berdasarkan tiga bagian yaitu berdasarkan siapa pembicara atau titik

(45)

dan juga kelebihan penggunaan pelengkap arah 来 (lái) dan 去 (qù) dalam kalimat.

4.1 Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara dalam Menggunakan Pelengkap Arah 来 (lái) dan 去 (qù) Berdasarkan Siapa yang Menjadi Pembicara Maupun Titik Tumpu Arah Suatu Kegiatan dalam Sebuah Kalimat

Dalam menganalisis penggunaan pelengkap arah 来 (lái) dan 去 (qù) berdasarkan siapa yang menjadi pembicara dalam sebuah kalimat bahasa

Mandarin, penulis membaginya kedalam dua kelompok, diantaranya adalah jenis

kesalahan dalam penggunaan pelengkap arah来 (lái) dan jenis kesalahan dalam penggunaan pelengkap arah去 (qù).

4.1.1 Jenis kesalahan yang dilakukan Mahasiswa dalam penggunaan pelengkap arah来 (lái)

Pelengkap arah来 (lái) berfungsi sebagai pelengkap dalam kalimat bahasa Mandarin yang menyatakan arah suatu tindakan. Pelengkap arah 来 (lái) digunakan untuk menjelaskan suatu tindakan yang mengarah kepada pembicara.

Data 1:

玛丽 楼去了⃞ 说话人在楼

Mǎlì shàng lóu le. (Shuōhuà rén zài lóu shàng)

Mali sudah naik ke gedung. orang yang berbicara berada dilantai atas

Saya pada data (1) diatas merupakan kesalahan yang dilakukan oleh

(46)

Dalam kalimat ini dijelaskan bahwa pembicara berada dilantai atas sedangkan

lawan bicara berada dilantai bawah. Pembicara menjelaskan bahwa Mali sudah

naik keatas dimana kegiatan ataupun arah kegiatan tersebut mengarah pembicara

sehingga kalimat yang benar adalah :

玛丽 楼来了⃞ 说话人在楼

Mǎlì shàng lóu láile. (Shuōhuà rén zài lóu shàng)

Mali sudah naik ke gedung. orang yang berbicara berada dilantai atas

Data 2:

拿一瓶汽水去⃞ 说话人在离汽水很 的地方

Ná yī píng qìshuǐ. (Shuōhuà rén zài lí qìshuǐ hěn yuǎn dì dìf ng)

Mari bawa sebotol minuman ringan. (orang yang berbicara meninggalkan daerah tempat minuman ringan yang sangat jauh)

Pada data (2) diatas merupakan kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa

semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara. Dalam

kalimat ini dijelaskan bahwa lawan bicara berada jauh dengan pembicara,

meninggalkan tempat tersebut dan mengarah kepada pembicara. oleh karena itu

pelengkap yang benar pada kalimat diatas adalah menggunakan pelengkap arah 来 (lái), yaitu sebagai berikut:

拿一瓶汽水来⃞ 说话人在离汽水很 的地方

Ná yī píng qìshuǐlái. (Shuōhuà rén zài lí qìshuǐ hěn yuǎn dì dìf ng)

Mari bawa sebotol minuman ringan. (orang yang berbicara meninggalkan daerah tempat minuman ringan yang sangat jauh)

(47)

Pelengkap arah去 (qù) berfungsi sebagai pelengkap dalam kalimat bahasa Mandarin yang menyatakan arah suatu tindakan. Pelengkap arah 去 (qù) digunakan untuk menjelaskan suatu tindakan yang meninggalkan pembicara.

Data 3 :

用的东西先寄回家来⃞(说话人 在家,在别的地方)

Bùyòng de dōngxi xi n jì huí ji lái. (Shuōhuà rén bù zàiji , zài bié dì dìf ng) Barang yang tidak berguna pertama kali dikirim kembali ke rumah. (orang yang berbicara tidak ada dirumah, berada ditempat lain)

Kalimat diatas dijelaskan bahwa orang yang berbicara tidak berada

dirumah melainkan berada ditempat lain, pembicara mengatakan bahwa barang

yang sudah tidak berguna pertama kali dikirim kembali kerumah, karena

pembicara tidak berada dirumah dan kegiatan memindahkan barang yang tidak

berguna pertama kali dikirim kerumah merupakan kegiatan yang meninggalkan

pembicara maka penggunaan pelengkap arah来 (lái) dalam kalimat diatas salah, kalimat yang benar adalah dengan menggunakan pelengkap arah 去(qù),yaitu sebagai berikut:

用的东西先寄回家去⃞(说话人 在家,在别的地方)

(48)

4.1.3 Orang Pertama Tunggal/Pembicara Menjadi Titik Tumpu dari Arah Suatu Tindakan dalam sebuah kalimat

Pada saat orang pertama tunggal muncul atau menggunakan orang pertama

tunggal untuk menceritakan suatu kejadian maka yang menjadi titik tumpu arah

kegiatan dalam kalimat adalah orang yang berbicara atau “saya”.

Data 4 :

玛丽说 ‚ 的字 汉语借 来 了⃞‛ x

Mǎlì shuō:“Wǒ de zìdiǎn hànyǔ jiè (lái) le.”

Mali berbicara : “ kamus bahasa mandarinku sudah dipinjam.”

Data 5 :

麦克 打电话 喂,星期天你能回 去 一 吗? x

Màikè (dǎ diànhuà): Wèi, xīngqíti n nǐ néng huí (qù) yīxià ma? Maike (menelepon) : hallo, hari minggu kamu boleh pulang sebentar?

王 能回 来 ,你在家等 吧⃞ x

Wáng: Néng huí (lái), nǐ zàiji děng wǒ ba.

Wang : boleh pulang, kamu dirumah tunggu saya.

Pada Data 4, muncul orang pertama tunggal dan dijelaskan bahwa kamus

bahasa mandarin Mali sudah dipinjam. Maka dari kalimat tersebut yang menjadi

titik tumpu arah kegiatan tersebut adalah Mali. Dimana bukunya dipinjam

seseorang dan karena bukunya meninggalkan mali maka pelengkap arah yang

tepat adalah pelengkap arah 去 (qù). Demikian juga halnya dengan data 5 dan juga data 6. Sehingga kalimat yang benar adalah:

玛丽说 ‚ 的字 汉语借 去 了⃞‛

Mǎlì shuō:“Wǒ de zìdiǎn hànyǔ jiè (qù) le.”

Mali berbicara : “ kamus bahasa mandarinku sudah dipinjam.”

(49)

Màikè (dǎ diànhuà): Wèi, xīngqíti n nǐ néng huí (lái) yīxià ma? Maike (menelepon) : hallo, hari minggu kamu boleh pulang sebentar?

王 能回 去 ,你在家等 吧⃞?

Wáng: Néng huí (qù), nǐ zàiji děng wǒ ba.

Wang : boleh pulang, kamu dirumah tunggu saya.

4.1.4 Tempat dimana pembicara berada sama dengan objek yang diceritakan pembicara menjadi titik tumpu arah kegiatan.

Pada saat pembicara menggunakan orang ketiga tunggal sebagai objek,

maka yang menjadi titik tumpu arah kegiatan adalah tempat dimana pembicara

berada sama dengan objek yang diceritakan pembicara.

Data 7 :

一天 妹妹 在学 ,忽然 人 他出 来 玩⃞

(说话人在 面) x

Yīti n wǒ mèimei zhèngzài xuéxí, hūrán tīngjiàn yǒurén jiào t chū (lái)

wán. (Shuōhuà rén zài lǐmiàn)

Suatu hari adik perempuan saya sedang belajar, tiba-tiba mendengar ada seseorang memanggil, dia keluar bermain.

(orang yang berbicara bersama dengan adik perempuan)

Data 8 :

……安娜 了 伤⃞……车 的人 都很快地 了车,向安娜跑

去 ⃞

说话人跟安娜在一起 x

. …… nnà shòule zhòngsh ng. ……Chē shàng de rén yě dū hěn kuài dìxiàle chē, xiàng nnà pǎo (qù ). (Shuōhuà rén gēn nnà zài yīqǐ)

…… Anna terluka. ….. orang yang ada dimobil semua dengan cepat turun, berlari menuju Anna. (orang yang berbicara berada sama dengan Anna)

Kalimat pada data 7 dan data 8 merupakan kalimat yang salah. Karena

(50)

berada dengan objek yang dijelaskan dalam kalimat. Pada data 7 dijelaskan bahwa

adiknya keluar bermain dan meninggalkan tempat pembicara (saya). Jika suatu

kegitan itu meninggalkan atau menjauhi titik tumpu maka pelengkap arah yang

digunakan adalah pelengkap arah 去 (qù). Demikian halnya juga dengan kalimat pada data 8, pembicara bersama dengan anna dan menjelaskan bahwa anna terluka

dan karena semua orang yang ada dimobil turun dan berlari menuju anna maka

pelengkap arah yang tepat digunakan adalah pelengkap arah 来 (lái). Pelengkap arah 来 (lái) digunakan jika suatu arah kegiatan itu mendekati atau mengarah kepada titik tumpu pada kalimat tersebut. Sehingga kalimat yang benar pada data

7 dan data 8 adalah:

一天 妹妹 在学 ,忽然 人 他出 ( 去 ) 玩⃞(说话人在 面)

Yīti n wǒ mèimei zhèngzài xuéxí, hūrán tīngjiàn yǒurén jiào t chū (qù) wán.

(Shuōhuà rén zài lǐmiàn)

Suatu hari adik perempuan saya sedang belajar, tiba-tiba mendengar ada seseorang memanggil, dia keluar bermain.

(orang yang berbicara bersama dengan adik perempuan)

……安娜 了 伤⃞……车 的人 都很快地 了车,向安娜跑 ( 来 )⃞

说话人跟安娜在一起

. …… nnà shòule zhòngsh ng. ……Chē shàng de rén yě dū hěn kuài dìxiàle chē, xiàng nnà pǎo (lái). (Shuōhuà rén gēn nnà zài yīqǐ)

(51)

4.1.5 Pembicara membawa beberapa tempat sebagai titik tumpu arah suatu kegiatan

Pada saat pembicara menggunakan orang ketiga sebagai objek,

pembicara bisa membawa beberapa tempat sebagai titik tumpu arah suatu

kegiatan. Dalam hal ini, Pembicara sedang menjelaskan tempat tersebut ataupun

pembicara sedang menjelaskan tempat kejadian. Oleh karena itu, yang menjadi

tirik tumpu kegiatan itu adalah tempat yang dibicarakan pembicara.

Data 9 :

会场 了 少人, 时 断 人 去 ⃞ 说话人 在描

述的对象 x

Huìchǎng lǐ yě zuò liǎo bù shǎo rén, zhè shí hái bùduàn yǒurén jìn (qù).

(Shuōhuà rén zhèngzài miáoshù de duìxiàng)

Didalam aula juga sudah tidak sedikit orang, saat ini masih tidak berhenti orang masuk. (orang yang berbicara sedang mendeskripsikan objek objek dalam kalimat tersebut)

Data 10:

去卧虎岭的大道 ,走 去 一老一小⃞说话人 在描述的对象

x

Qù wò hǔ lǐng de dàdào shàng, zǒu (qù) yī lǎo yī xiǎo. Shuōhuà rén zhèngzài miáoshù de duìxiàng)

Pergi kejalan besar wohuling, berjalan yang tua dan yang muda. (orang yang berbicara sedang mendeskripsikan objek dalam kalimat tersebut)

Data pada kalimat 9 dan 10 merupakan kalimat dengan penggunaan titik

tumpu yang salah. Yang menjadi titik tumpu pada data 9 adalah didalam aula.

Dalam kalimat tersebut dijelaskan bahwa didalam aula sudah tidak sedikit yang

(52)

orang, saat ini masih tidak berhenti orang (...)” maka pelengkap arah yang tepat

untuk kalimat pada data 9 adalah pelengkap arah 来 (lái). Demikian halnya juga kalimat pada data 10. Pelengkap arah 来 (lái) menjelaskan suatu tindakan yang mengarah pada titik tumpu atau mendekati titik tumpu. Sehingga kalimat yang

benar adalah :

会场 了 少人, 时 断 人 来 ⃞ 说话人 在描述的对

Huìchǎng lǐ yě zuò liǎo bù shǎo rén, zhè shí hái bùduàn yǒurén jìn ( lái).

(Shuōhuà rén zhèngzài miáoshù de duìxiàng)

Didalam aula juga sudah tidak sedikit orang, saat ini masih tidak berhenti orang masuk. (orang yang berbicara sedang mendeskripsikan objek dalam kalimat tersebut)

去卧虎岭的大道 ,走 来 一老一小⃞ 说话人 在描述的对象

Qù wò hǔ lǐng de dàdào shàng, zǒu (lái) yī lǎo yī xiǎo. Shuōhuà rén zhèngzài miáoshù de duìxiàng)

Pergi ke jalan besar wohuling, berjalan yang tua dan yang muda. (orang yang berbicara sedang mendeskripsikan objek dalam kalimat tersebut)

Namun jika pengarang tidak menggunakan orang ketiga tunggal tetapi

menggunakan orang pertama tunggal dan pembicara atau penutur muncul, dan

sedang mendeskripsikan beberapa tempat maka yang menjadi titik tumpu adalah

(53)

Data 11 :

说夏天的松花江很美,到哈尔滨旅行的人都喜 到松花江

来 ⃞(‚ ‛/说话人在 京) x

Wǒ tīng shuō xiàti n de sōnghu ji ng hěn měi, dào h 'ěrbīn lǚxíng de rén dōu xǐhuan dào sōnghu ji ng (lái). (“Wǒ” zài běijīng)

Saya dengar-dengar musim panas di sungai song hua sangat indah, pengunjung yang datang ke ha er bin suka berkunjung ke sungai song hua. (saya/orang yang berbicara berada dibeijing)

Titik tumpu, waktu pembicara, dan waktu orang yang menceritakan

kembali memiliki hubungan yang erat. Pada data 11 dijelaskan pembicara berada

di beijing dan pada kalimat diatas terdapat “saya” yaitu orang pertama tunggal

maka yang menjadi titik tumpu pada kalimat diatas adalah “saya” maka pelengkap

arah yang digunakan adalah pelengkap arah 去 (qù). Maka kalimat yang benar pada kalimat tersebut adalah:

说夏天的松花江很美,到哈尔滨旅行的人都喜 到松花江 去 ⃞

(‚ ‛在 京)

Wǒ tīng shuō xiàti n de sōnghu ji ng hěn měi, dào h 'ěrbīn lǚxíng de rén dōu xǐhuan dào sōnghu ji ng (qù). (“Wǒ” zài běijīng)

Saya dengar-dengar musim panas di sungai song hua sangat indah, pengunjung yang datang ke ha er bin suka berkunjung ke sungai song hua. (saya/ orang yang berbicara berada dibeijing)

4.2 Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester IV Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara dalam Menggunakan Pelengkap Arah (lái) dan (qù) Berdasarkan kelebihan penggunaan Pelengkap Arahdalam Kalimat

(54)

(lái) digunakan untuk menjelaskan suatu tindakan yang mengarah kepada

pembicara sedangkan pelengkap arah去(qù) digunakan untuk menjelaskan suatu tindakan yang meninggalkan ataupun menjauhi pembicara.

Data 12 :

们走过马路去.⃞

Wǒmen zǒuguò mǎlù qù.

Kami pernah melewati jalan ini.

Data 13 :

们很晚了才回家去.⃞

Wǒmen hěn wǎnle cái huí ji qù.

Kita sudah sangat lama, baru sekarang bisa pulang kerumah.

Pada kalimat diatas terdapat kata 过马路 (guò mǎlù) menunjukkan arah

suatu jalan ke arah jalan lainnya, disini 过 (guò) sudah menunjukkan arah. Oleh karena itu penggunaan去 (qù) diakhir kalimat harus dihilangkan. Hal yang sama juga pada kalimat 们很晚了才回家去 (Wǒmen hěn wǎn le cái huí ji qù). Kata 回 家 (huí ji ) sudah menunjukkan arah yang sedang berlangsung, sehingga

penggunaan pelengkap arah 去 (qù) berlebihan dan membuat kalimat tersebut tidak benar. Kalimat yang benar adalah sebagai berikut:

们走过马路⃞

Wǒmen zǒuguò mǎlù.

Kami pernah melewati jalan ini.

们很晚了才回家⃞

Wǒmen hěn wǎnle cái huí ji .

(55)

4.3 Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester IV Program Studi Sastra Cina Universita Sumatera Utara dalam Menggunakan Pelengkap

Arah来 (lái) dan 去 (qù) Berdasarkan Jenis/Keadaan Objek dalam

Kalimat

4.3.1 Objek dalam sebuah kalimat berupa kata tempat

Letak pelengkap arah 来 (lái) dan (qù)dalam kalimat boleh diletakkan dibelakang objek ataupun didepan objek. Hal itu tergantung dari jenis objeknya.

Jika objeknya berupa tempat maka pelengkap arah 来 (lái) dan (qù) diletakkan dibelakang objek.

Data 14 :

个 打算回去. 南⃞ x

Xià gè yuè wǒ dǎsuàn huíqù yuènán.

Bulan depan saya berencana kembali ke Vietnam.

Data 15 :

他走出教室去.了⃞ √

T zǒuchū jiàoshì qùle.

Dia berjalan keluar kelas.

Pada data 14 dan data 15 objeknya berupa kata tempat sehingga pelengkap

arah来 (lái) dan 去 (qù) digunakan setelah objek. Namun penulis membagikan kuesioner dimana pada data 14 kalimatnya salah dan pada data 15 kalimatnya

benar. Dari hasil kuesioner masih banyak siswa menjawab benar data 14 dan

menjawab salah data 15. Sehingga kalimat pada data 14 yang benar adalah:

个 打算回 南去⃞

Xià gè yuè wǒ dǎsuàn huí yuènán.

(56)

4.3.2 Objek sebuah kalimat berupa kata abstrak

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menganalisis TAM dalam Website STMIK PPKIA pradnya paramita mengunakan explanatory research dimana penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian

Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boalemo Tahun 2012 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket

Hasil penelitian menunjukkan bahwa P.chrysosporium dapat tumbuh bagus pada substrat serat pelepah salak untuk biopulping dan dapat menurunkan bilangan Kappa 5% setelah 45

Prosedur penelitian meliputi (1) tahap persiapan penelitian yang terdiri dari pembuatan ekstrak buah merah ( Pandanus conoideus Lam.) dengan metode sentrifugasi di mana buah merah

dalam projek menaiktaraf sistem perparitan ini adalah dapat mewujudkan bandar kota kinabalu. sebagai bandar yang bersih dan mempunyai sistem saliran perparitan yang

Katalis yang digunakan dalam reaksi hidrasi α -pinena selama ini digunakan katalis homogen seperti pada penelitian Daryono (2015) yang telah melakukan sintesis α-pinena

Saat generator dihubungkan dengan beban akan menyebabkan tegangan keluaran generator akan turun, karena medan magnet yang dihasilkan dari arus penguat relatif

< 0,05) sehingga dinyatakan terdapat hubungan antara paritas terhadap minat menggunakan kontrasepsi dengan hasil pada paritas primipara mempunyai minat tinggi untuk