INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Program Studi Strata 1
Disusun oleh :
MUFID HADI M
1.05.03.270
JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI WAHANA RAHARJA PADA PT. DIRGANTARA INDONESIA
MUFID. HADI. M NIM : 1.05.03.270
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal :
______________________
Menyetujui,
Pembimbing
Novrini Hasti S.Si, MT NIP : 4127.70.26.017
Dekan Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer
Prof. Dr. Ir. Ukun Satraprawira, M.Sc NIP : 4127.70.006
Ketua Jurusan
Manajemen Informatika
iii
bernaung di bawah PT DI dan memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat pasti akan sangat membutuhkan suatu sistem informasi simpan pinjam yang baik. Hal tersebut dirasakan pula oleh koperasi ini yang jumlah anggotanya terus meningkat sehingga dalam melakukan kegiatan operasionalnya sering mengalami kendala dalam proses pendaftaran anggota, data simpanan, data peminjaman yang masih dilakukan kedalam buku besar, format atau daftar isian, sehingga memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Proses pencarian data yang dilakukan pun cukup sulit karena harus mencari data yang disimpan dalam dokumen atau arsip, sehingga laporan yang harus diberikan kepada pimpinan bisa sangat lambat.
Metodologi yang digunakan dalam sistem pengolahan data yaitu teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi serta studi dokumentasi, sedangkan Metode Pengembangan Sistem yang digunakan adalah paradigma SDLC (System Development LifeCycle). Dimana dalam pembuatan program ini dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Alat bantu dalam Perancangan Sistem yang digunakan adalah dengan Bagan Alur Dokumen, Diagram Konteks, Diagram Alur Data, Kamus Data, ERD (Entity Relationship Diagram) dan Normalisasi. Adapun perangkat lunak pendukung yang digunakan yaitu Borland Delphi versi 7.0 dan Microsoft SQL Server 7.
Dari hasil penelitian ini telah diterapkan aplikasi sistem informasi simpan pinjam yang terintegrasi menggunakan basis data yang berbasis client-server ini, maka masalah pencatatan-pencatatan data transaksi tidak lagi dilakukan secara terpisah karena menggunakan database yang digunakan bersama-sama. Serta dengan diterapkannya sistem informasi simpan pinjam yang baru maka kinerja data simpanan dan pinjaman dapat ditingkatkan, dan tidak memerlukan banyak waktu dalam pembuatan laporan simpan pinjam.
iv
under PT DI and has a very important role in fostering and developing the economic potential of the people would be desperately needed an information system that both savings and loans.It is felt also by the number of cooperative members is increasing so that in conducting its operations often experience obstacles in the process of registration of members, savings data, borrowing data have been made into a big book, format or questionnaire, so it takes a long time in the process. Search process the data was quite difficult to do because they have to find the data stored in documents or archives, so that the report should be given to the head can be very slow.
The methodology used in the data processing system of data collection techniques such as interviews, observation and documentation study, while the system development method used is SDLC paradigm (System Development Lifecycle). Where in making this program can mean to construct a new system to replace the old system as a whole or improve existing systems. Aid in system by which design is the Document Flow Chart, Context Diagram, Data Flow Diagram, Data Dictionary, ERD( Entity Relationtship Diagram ) Normalization. The super software used is Borland Dhelpi Version 7.0 and Microsoft Sql Server 7.0.
From the results of this research has been applied to applications of information systems, integrated savings and loans using a database based on client-server, then the problem of recording the transaction data-recording is no longer done separately for using a database that is shared. And the application og information system is a new savings and loan so the performance saving and loan data can be improved, and does not require a lot of time in the making and savings and loan reporting.
viii
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR SIMBOL ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Kegunaan Penelitian ... 4
1.4.1. Kegunaan Praktis ………... 4
1.4.2. Kegunaan Akademis ………..…... 4
1.5. Batasan Masalah …... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1. Konsep Dasar Sistem ... 7
2.1.1. Karakteristik Sistem ... 7
2.1.2. Antarmuka Subsistem... 8
2.1.3. Kedudukan Sistem Informasi Sebagai Sistem ... 11
2.2. Konsep Dasar Informasi ... 12
2.2.1. Siklus Informasi ... 13
2.2.2. Kualitas Informasi ... 14
2.2.3. Nilai Informasi ... 15
2.2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi... 16
2.2.5 Komponen Sistem Informasi ... 16
2.3. Sistem Informasi Simpan Pinjam... 18
2.4 Perangkat Lunak Pendukung ... 20
2.4.1 Database SQL Server ... 20
2.4.2 Sekilas Tentang Dhelpi ... 21
2.5. Jaringan Komputer………. ... 25
2.5.1 Jenis – Jenis Jaringan Komputer... 25
2.5.2 Topologi Jaringan……….
2.5.3 Pengertian Client Server……… 27
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 33
3.1. Objek Penelitian ………... 33
3.3.1. Sejarah Singkat Perusahaan ……….. 33
3.3.2. Visi dan Misi Perusahaan ...……….. 35
3.3.3. Struktur Organisasi Perusahaan ………..……….. 35
3.3.4. Deskripsi Tugas …………..………... 37
3.2. Metode Penelitian ... 38
3.2.1. Desain Penelitain ………... 38
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ………... 38
3.2.2.1. Sumber Data Primer ……… 39
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder ……… 39
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ………. 40
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem ………. 40
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem ………... 41
3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan ……… 42
3.2.4 Pengujian Software ... 45
BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN ... 48
4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 48
4.1.1. Analisis Dokumen ... 48
4.1.2. Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 51
4.1.2.1. Flow Map ... 55
4.1.2.2. Diagram Kontek ... 62
4.1.3. Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan ... 65
4.2. Perancangan Sistem ... 67
4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem ... 67
4.2.2. Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan ... 69
4.2.3. Perancangan Prosedur Yang Diusulkan ... 69
4.2.3.1. Flow Map………. 75
4.2.3.2. Diagram Konteks………. 82
4.2.3.3. Data Flow Diagram………. 82
4.2.3.4. Kamus Data………. 85
4.2.4. Perancangan Basis Data ………... 86
4.2.4.1. Normalisasi ... 86
4.2.4.2. Relasi Tabel ... 89
4.2.4.3. Entity Relationship Diagram ... 89
4.2.4.4. Struktur File ... 90
4.2.4.5. Kodifikasi …... 92
4.2.5. Perancangan Antarmuka ………... 93
4.2.5.1.Struktur Menu ... 94
4.2.5.2.Perancangan Input ... 94
4.2.5.3.Perancangan Output ... 98
4.2.5.4.Perancangan Arsitektur Jaringan ... 101
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 102
5.1. Implementasi Sistem ………... 102
5.1.2. Implementasi Perangkat Lunak …………... 103
5.1.3. Implementasi Perangkat Keras …………... 103
5.1.4. Implementasi Basis Data …………... 104
5.1.5. Implementasi Antar Muka ..………... 107
5.1.6. Implementasi Instalasi Program …... 108
5.1.7. Penggunaan Program …………... 111
5.1.8. Pengujian …………... 119
5.2.1. Rencana Pengujian …………... 120
5.2.2. Kasus dan Hasil Pengujian …………... 120
5.2.2.1. Pengujian Login ………... 120
5.2.2.2. Pengujian Pengisian Data ………... 121
5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian …………... 124
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 125
6.1. Kesimpulan ... 125
6.2. Saran ... 126
DAFTAR PUSTAKA ... 127
xiii
Gambar 2.1. Antarmuka Subsistem……… 9
Gambar 2.2. Model Antarmuka Antara Dua Buah Sistem……….. 10
Gambar 2.3. Contoh Antarmuka Pada Sistem Batch (telah disederhanakan)………. 10
Gambar 2.4. Siklus Informasi………. 14
Gambar 2.5. Pilar Kualitas Informasi……….. 15
Gambar 2.6. Blok Sistem Informasi Yang Berinteraksi……….. 17
Gambar 2.7. Main Windows……… 22
Gambar 2.8. Form……… 22
Gambar 2.9. Component Pallete………... Gambar 2.10 Object Inspector………. 22 23 Gambar 2.11. Code Editor……… Gambar 2.12. Code Explorer……….... 23 24 Gambar 2.13 Local Area Network ( LAN )……….. 26
Gambar 2.14 Topologi Star……….. Gambar 2.15 Topologi Bus……….. Gambar 2.16 Topologi Ring………. Gambar 2.17 Client Server………... 28 29 30 30 Gambar 3.1. Struktur Organisasi Koperasi ” Wahana Raharja ”... 36
Gambar 4.1. Flowmap sistem informasi Pembuatan Rekening yang
berjalan... 56
Gambar 4.2. Flowmap sistem informasi Penyetoran Tabungan yang
Berjalan... 57
Gambar 4.3. Flowmap sistem informasi Penarikan Tabungan yang
berjalan... 58
Gambar 4.4. Flowmap sistem informasi Permohonan Kredit yang berjalan...
Gambar 4.5 Flowmap sistem informasi Permohonan Kredit yang berjalan
59
( Lanjutan )...
Gambar 4.5. Flowmap sistem informasi Sistem Pembayaran Kredit yang
berjalan... 60
61
Gambar 4.6. Diagram Konteks sistem informasi Simpan Pinjam yang
berjalan... 62
Gambar 4.8. DFD level 1.0 sistem informasi Simpan Pinjam yang
berjalan... 63
Gambar 4.9. DFD level 2 proses 1.0 sistem informasi Simpan Pinjam
yang berjalan... 63
Gambar 4.10. DFD level 2 proses 2.0 sistem informasi Simpan Pinjam ...
yang berjalan.
64
Gambar 4.11. DFD level 2 proses 3.0 sistem informasi Simpan Pinjam
yang berjalan...
64
Gambar 4.12. DFD level 2 proses 4.0 sistem informasi Simpan Pinjam ...
yang berjalan
64
Gambar 4.13. DFD level 2 proses 4.0 sistem informasi Simpan Pinjam
yang berjalan...
Gambar 4.14. Flowmap sistem informasi Simpan Pinjam proses
permohonan menjadi anggota yang diusulkan... 75
Gambar 4.15. Flowmap sistem informasi Simpan Pinjam Proses
Penyetoran Tabungan yang diusulkan ... 76
Gambar 4.16. Flowmap sistem informasi Penarikan Tabungan yang ...
diusulkan.
77
Gambar 4.17. Flowmap sistem informasi Permohonan Kredit yang ...
diusulkan.
Gambar 4.18. Flowmap sistem informasi Permohonan Kredit yang
Diusulkan ( Lanjutan )...
Gambar 4.19. Flowmap sistem informasi Pembayaran Kredit yang...
Diusulkan
Gambar 4.20. Diagram Konteks sistem informasi Sistem Informasi
simpan pinjam yang diusulkan...
78
79
80
81
Gambar 4.21. DFD level 1 sistem informasi simpan pinjam yang
Diusulkan...
81
Gambar 4.22. DFD level 2 proses 1.0 sistem informasi Simpan Pinjam ...
yang diusulkan.
Gambar 4.23. DFD level 2 proses 2.0 sistem informasi Simpan Pinjam ...
yang diusulkan.
Gambar 4.24. DFD level 2 proses 3.0 sistem informasi Simpan Pinjam
yang diusulkan...
Gambar 4.25. DFD level 2 proses 4.0 sistem informasi Simpan Pinjam
yang diusulkan...
82
82
83
Gambar 4.26. DFD level 2 proses 5.0 sistem informasi Simpan Pinjam...
yang diusulkan.
84
Gambar 4.27. Relasi Tabel... 88
Gambar 4.28. Entity Relationship Diagram... 89
Gambar 4.29. Struktur Menu... 93
Gambar 4.30. Form Utama……….. 94
Gambar 4.31. Form User / Anggota……… 95
Gambar 4.32. Form Keterangan……….. 95
Gambar 4.33. Form Nasabah………... 96
Gambar 4.34. Form Peminjaman………. 96
Gambar 4.35. Form Tabungan………. 97
Gambar 4.36. Form Cetak Laporan Peminjaman……… 97
Gambar 4.37. Form Cetak Laporan Tabungan……… 97
Gambar 4.38. Buku Pembayaran Peminjaman……… 98
Gambar 4.38. Buku Tabungan Detail………. 98
Gambar 4.39. Laporan Buku Tabungan……….. Gambar 4.39. Laporan Buku Header………... 98 99
Gambar 4.40. Laporan Daftar Anggota………... 99
Gambar 4.41. Laporan Peminjaman……… 100
Gambar 4.42. Laporan Laporan Tabungan……….. 101
xvii
Tabel 1. Estimasi Jadwal Penyelesaian Penelitian……… 6
Tabel 4.1. Dokumen-dokumen yang digunakan……… 48
Tabel 4.2. SPMA……… 85
Tabel 4.3. File Anggota………. 90
Tabel 4.4. File Pinjaman………. 91
Tabel 4.5. File Pinjaman Detail……….. 91
Tabel 4.6. File Bunga………. 91
Tabel 4.7. File Tabungan……… 92
Tabel 4.8. File Tabungan Detail………. 92
Tabel 4.9. File Kodifikasi……….. 92
Tabel 5.1. Implementasi Antar Muka……… 108
Tabel 5.2. Rencana Pengujian Sistem Informasi Simpan Pinjam…………. 120
Tabel 5.3. Pengujian Login User……….. 120
Tabel 5.4. Pengujian Pengisian Data Nasabah………. 121
Tabel 5.5. Pengujian Pengisian Peminjaman………. 122
Penghubung
Garis Alir
Menunjukkan penghubung ke halaman yang sama
Menunjukkan arus dari proses 8.
Penjelasan 9.
10.
11.
12.
13.
Titik Terminal
Display
Keputusan
Menunjukkan penjelasan dari suatu proses
Menunjukkan awal dan akhir dari suatu proses
Menunjukkan output yang ditampilkan monitor
Menunjukkan suatu penyeleksian kondisi
2. Simbol Data Flow Diagram
Simbol Nama
Proses
Keterangan
Terminator
Aliran Data
Menunjukkan transformasi dari masukan menjadi keluaran
Menunjukkan penyimpanan data dalam bentuk arsip
Menggambarkan aliran paket data atau informasi
No
1.
2.
3.
4.
5.
Digunakan untuk menggambarkan elemen-elemen yang berhubungan dengan
lingkungan
Penyimpanan Menunjukkan penyimpanan data dalamsebuah database
Penyimpanan
[Sumber : Jogiyanto (2005 : 700)]
3. Simbol Entity Relationship Diagram
1 1.1. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi saat ini telah banyak membuat perubahan pada cara
berpikir manusia. Tanpa teknologi informasi, suatu perusahaan atau instansi tidak
dapat menjalankan kegiatan operasional secara optimal, Oleh karena itu, untuk
menunjang kegiatan operasional, diperlukan suatu sistem informasi yang baik
untuk mendapatkan data yang di perlukan dengan cepat dan akurat.
Banyak instansi perusahaan besar memanfaatkan teknologi informasi
sebagai alat bantu dalam menyelesaikan permasalahan yang sering dihadapi.
Masalah ini dapat berupa informasi dari data – data lapangan yang kemudian
diolah sesuai dengan kebutuhan.
Bagi sebuah koperasi untuk menjalankan kegiatan operasionalnya berupa
penerimaan simpanan dan memberikan pinjaman kepada anggotanya. maka,
diperlukan suatu sistem tekonolgi informasi yang baik guna mendukung dan
memudahkan memperoleh informasi secara efektif dan efisien.
Koperasi “WAHANA RAHARJA” adalah sebuah badan usaha yang
bernaung di bawah PT DI dan memiliki peran yang sangat penting dalam
menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat pasti akan sangat
membutuhkan suatu sistem informasi simpan pinjam yang baik. Hal tersebut
dirasakan pula oleh koperasi ini yang jumlah anggotanya terus meningkat
sehingga dalam melakukan kegiatan operasionalnya sering mengalami kendala
dilakukan kedalam buku besar, format atau daftar isian, sehingga memerlukan
waktu yang lama dalam pengerjaannya. Proses pencarian data yang dilakukan pun
cukup sulit karena harus mencari data yang disimpan dalam dokumen atau arsip,
sehingga laporan yang harus diberikan kepada pimpinan bisa sangat lambat.
Untuk itu Koperasi “ Wahana Raharja” harus memiliki strategi yang tepat
agar dapat meningkatkan mutu atau kualitas sistem operasionalnya seperti simpan
pinjam, dengan membuat sistem informasi simpan pinjam yang baru yang
menyangkut tentang kegiatan simpan pinjam seperti pelayanan kepada calon
anggota baru dan anggota yang lama. Sistem informasi ini akan dapat
meningkatkan kualitas dari sistem simpan pinjam yang sebelumnya, sehingga
informasi yang dihasilkan dapat membantu pengurus koperasi dalam
mempercepat proses pekerjaan yang menyangkut kegiatan simpan pinjam .
Sistem Informasi simpan pinjam baru di Koperasi “ Wahana Raharja “
yang dibuat ini bertujuan untuk membantu mempermudah proses pengolahan data
anggota yang akan melakukan kegiatan simpan dan pinjam tersebut. Maka
dengan adanya penelitian pada skripsi ini semoga bisa memperbaiki sistem yang
sudah ada di Koperasi “Wahana Raharja” sehingga sistem yang diusulkan dapat
diterima dan diterapkan oleh koperasi itu sendiri sehinga akan dapat berkembang
lebih baik lagi.
Skripsi ini diberi judul :
1.2. Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, identifikasi masalah
yang akan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini, yang menyangkut
kekurangan dan kelemahan dari sistem informasi simpan pinjam koperasi
Wahana Raharja pada PT DI.
1.2.1 Identifikasi masalah
Pada kenyataannya saat ini banyak hal yang membuat berbagai
permasalahan koperasi di PT DI tidak bekerja secara optimal, diantaranya yaitu:
1. Proses pencatatan baik itu data anggota, data simpanan dan data
peminjaman memakan waktu yang lama, karena dalam melakukan
pencatatan dan pengolahan data yang dilakukan dengan cara ditulis dan
diarsipkan dalam buku atau dokumen koperasi bisa memakan waktu
hingga ber jam – jam.
2. Sulitnya mengetahui Data Anggota, Data Simpanan, dan Data
Peminjaman.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas,
bagaimana menggunakan Sistem Informasi yang ada pada Koperasi “ Wahana
Raharja” . Adapun rumusan masalah tersebut, antara lain :
1. Bagaimana proses yang sedang berjalan yang dapat mendukung
pengolahan data simpan pinjam baru di Koperasi “ Wahana Raharja” ?
2. Bagaimana perancangan sistem informasi simpan pinjam baru di Koperasi
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi
simpan pinjam baru di Koperasi “ WAHANA RAHARJA” Di PT DI.
1.3.2 Tujuan
Adapun Tujuan dari penulisan tersebut yaitu :
1. Untuk memperkecil kemungkinan hilangnya data dan terjadinya duplikasi
data, karena data tidak dicatat lagi di buku tetapi data di simpan dalam
sebuah database.
2. Untuk mempermudah melakukan pengolahan data pada Sistem Informasi
simpan pinjam baru di Koperasi “ Wahana Raharja “
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian skripsi ini mencakup kegunaan praktis dan akademis
1.4.1 Kegunaan praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
mengenai sistem informasi peminjaman yang dilaksanakan perusahaan,
serta dapat dijadikan pertimbangan dan perbaikan di masa yang akan
datang.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Penelitian ini membuka cakrawala pengetahuan terutama
penerapan teori mengenai sistem informasi simpan pinjam yang
ujian sidang Strata 1 manajemen Informatika pada Fakultas Teknik
dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
2. Bagi Koperasi koperasi ”Wahana Raharja” ini, diharapkan sistem
informasi simpan pinjam baru yang telah dibuat dapat menjadi
masukan untuk memecahkan masalah tentang simpan pinjam, serta
hasil dari masukan tersebut dapat di kembangkan lagi untuk masa
yang akan datang.
1.5. Batasan Masalah
Untuk memudahkan dalam pembahasan masalah yang akan dibahas, maka
batasan masalahnya adalah :
1. Sistem Informasi yang akan dibangun adalah Sistem Informasi yang hanya
mencakup data anggota, data simpanan, data peminjaman, dan data
transaksi pembayaran/cicilan saja.
2. Sistem Informasi yang dibangun tidak mencakup data pemasukan biaya,
data administrasi dan juga keuangan Koperasi.
3. Tools yang di gunakan adalah Borland Delphi sebagai program aplikasi
dalam antar muka dan Microsoft SQL Server sebagai program aplikasi
untuk membangun database-nya.
4. Metode aliran yang akan digunakan adalah metode terstruktur, yang terdiri
dari Data flow Diagram (DFD), dalam menggambarkan model fungsional
dan Entity Relationship Diagram (ERD) untuk menggambarkan model
1.6. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KOPERASI KELUARGA BESAR DIRGANTARA INDONESIA “ WAHANA RAHARJA ’’ Jl. Padjadjaran No. 175 Bandung 40174, Jawa Barat – Indonesia.
Untuk memperlancar dan mempermudah dalam menyelesaikan tugas akhir
ini, sangat dibutuhkan penjadwalan Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan
tugas akhir, Tabel 1.1 adalah rencana pengalokasian dan pembagian waktu untuk penyelesaian tugas akhir.
Tabel 1.1
Pengalokasian dan pembagian waktu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
1.1 Perijinan Penelitian 1.2 Observasi Awal 1.3 Persiapan Proposal 1.4 Pengumpulan Proposal
Pengumpulan Data
2.1 Observasi Penelitian 2.2 Studi Literatur
Pengolahan Data
3.1 Pendefinisian Masalah dan Studi Kelayakan 3.2 Analisis dan Desain
Penyusunan Skripsi
4.1 Pendahuluan 4.2 Landasan Teori
4.3 Objek Penelitian dan Metode 4.4 Analisis Sistem Yang berjalan 4.5 Rancangan Sistem Informasi 4.6 Implementasi
4.7 Kesimpulan dan saran 4.8 Pembuatan Program 4.9 Persiapan Seminar 4.10 Seminar
4.11 Persiapan Sidang 4.12 Sidang
4.13 Penyerahan Hasil Skripsi
7
Pada landasan teori akan dijelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas sebagai dasar terhadap pemahaman sebuah sistem
serta metoda yang dipakai untuk kegiatan pengembangan terhadap sistem itu sendiri.
2.1
Konsep Dasar Sistem
Pendekatan didalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok, yaitu yang
menekankan pada prosedurnya dan pada komponen atau elemennya. Pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefenisikan oleh
Jogiyanto (2005 : 3).sebagai berikut :
“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu” .
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya
yang mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.1.
Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat tertentu. yaitu :
1.
Komponen Sistem (Components). Suatu sistem terdiri dari sejumlah
membentuk satu kesatuan.
2.
Batas Sistem
(Boundary). Batas sistem merupakan daerah yang membatasi
antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan
luarnya.
3.
Lingkungan Luar Sistem (Environments). Lingkungan luar dari suatu sistem
adalah apapun dari luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
4.
Penghubung Sistem (Interface). Penghubung merupakan media penghubung
antara satu subsistem dengan subsistem yang lain.
5.
Masukan Sistem (Input). Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam
sistem.
6.
Keluaran Sistem (Output). Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
7.
Pengolah Sistem (Process). Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian
pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8.
Sasaran Sistem (Objective) atau
Tujuan (Goal). Suatu sistem pasti
mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali
masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
2.1.2.
Antarmuka Subsistem
Sebagaimana telah diketahui, sebuah sistem umumnya terdiri atas sejumlah
subsistem. Masing-masing subsistem yang memiliki batas tersendiri ini saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama. Abdul Kadir (2003 : 61). Gambar
Gambar 2.1.
Antarmuka Subsistem.
(Sumber : Kadir (2003 : 62))
Garis-garis yang menghubungkan antar subsistem pada gambar di atas disebut
antarmuka (interface) atau penghubung subsistem. Antarmuka subsistem
merupakan hal yang penting, sebab tanpa antarmuka ini sistem hanya berisi
sekumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Bayangkan jika
dalam sebuah perusahaan, antara bagian produksi dan bagian teknologi informasi
tidak berhubungan. Barangkali yang terjadi pihak teknologi informasi akan
membangun sistem yang tidak diperuntukkan untuk menangani masalah sekarang
pada bagian produksi, tetapi menangani masalah yang telah berlalu.
Secara prinsip, antarmuka subsistem berupa masukan dan keluaran. Dalam
prakteknya, sebuah subsistem bisa saja hanya memberikan keluaran atau hanya
menerima masukan. Abdul Kadir (2003 : 62). Gambar 2.3. memperlihatkan dua
(a)
Antarmuka bolak-balik
(b)
Antarmuka satu arah
Gambar 2.2.
Model Antarmuka Antara Dua Buah Sistem.
(Sumber : Kadir (2003 : 62))
Gambar 2.4. memperlihatkan contoh pengolahan secara batch yang
memperlihatkan antarmuka antar subsistem. Abdul Kadir (2003 : 63).
Gambar 2.3.
Contoh Antarmuka Pada Sistem Batch (telah disederhanakan).
Pada prakteknya, sebuah antarmuka tidak sekedar menyatakan aliran data
melainkan juga melaksanakan suatu proses. Dalam sistem informasi, pada dasarnya
antarmuka berfungsi sebagai :
•
Penapisan, yakni membuang derau atau data yang tak berguna.
•
Pengkodean / pengdekodean, yakni mengubah data dari suatu format ke dalam
format yang lain.
•
Pendeteksian, yakni melakukan pemeriksaan dan pembetulan
kesalahan-kesalahan terhadap standar atau kekonsistesian.
•
Penyanggaan (buffering), yakni memungkinkan dua buah sistem bekerja sama
tanpa harus tersinkronisasi secara ketat. Caranya, antarmuka mengumpulkan
data dari satu subsistem dan kemudian memperkenankan subsistem lain
mengambil data tersebut.
•
Pengamanan, yakni menolak permintaan yang berasal dari pihak yang tak
berhak terhadap data dan menyediakan mekanisme proteksi terhadap yang
lain.
•
Pengikhtisaran, yakni meringkas sejumlah masukan ke dalam bentuk agregat
(ringkasan).
2.1.3.
Kedudukan Sistem Informasi Sebagai Sistem
Berdasarkan penjelasan berbagai klasifikasi, sistem informasi tergolong sebagai.:
1.
Sistem Buatan Manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang
oleh manusia.
dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan
keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem
sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem
harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik
harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena
sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk
pengaruh yang baik saja.
3.
Bersifat Fisik. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.
4.
Dapat Tergolong Sebagai Sistem Probabilistik Atau Deterministik
(Tergantung Pada Titik Pandang Untuk Meninjaunya). Sistem tertentu
(deterministic system) beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti,
sehingga keluaran dari
sistem dapat diramalkan. Sistem tak tentu
(probabilistic system) adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
2.2
Konsep Dasar Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi,
sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem
yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya
berakhir. Apakah sebenarnya informasi itu, sehingga sangat penting artinya bagi
Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut. Jogiyanto
(2005 : 8) :
“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya”.
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari
bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah
sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Di dalam dunia bisnis,
kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut
dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi
nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata (fact dan entity) adalah berupa
suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.
2.2.1.
Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak,
sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk
menghasilkan informasi.
Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model
proses tertentu. Misalnya data temperatur ruangan yang didapat adalah dalam satuan
derajat fahrenheit dan data ini masih dalam bentuk yang kurang berarti bagi
penerimanya yang terbiasa dengan satuan derajat celcius. Supaya dapat lebih berarti
dan berguna dalam bentuk informasi, maka perlu diolah dengan melalui suatu model
dari satuan derajat fahrenheit menjadi satuan derajat celcius.
Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian
menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan,
yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah
data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat
suatu model dan seterusnya membentuk siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut
dengan siklus informasi (information cycle). Jogiyanto (2005 : 9). Siklus ini disebut
juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycles).
Gambar 2.4.
Siklus Informasi.
(Sumber : Jogiyanto (2005 : 9))
2.2.2.
Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal,
yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan
(relevance). John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi
Gambar 2.5.
Pilar Kualitas Informasi.
(Sumber : Jogiyanto (2005 : 10))
1.
Akurat. Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias
atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
2.
Tepat Pada Waktunya. Berarti informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.
Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila
pengambilan keputusan tersebut terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk
organisasi.
3.
Relevan. Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
2.2.3.
Nilai Informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu
manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi
[image:32.612.240.401.86.183.2]umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan
sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu
dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak
hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan. Lebih lanjut sebagian besar informasi
tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat
ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasnya dihubungkan dengan
analisis cost effectiveness atau cost benefit. Jogiyanto (2005 : 11).
2.2.4
Konsep Dasar Sistem Informasi
Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (information system)
atau disebut juga dengan
processing systems atau
information processing systems
atau
information-generating systems. Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A.
Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut. Jogiyanto (2005 : 11) :
”Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan”.
2.2.5
Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem
informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok
bangunan (building block). Jogiyanto (2005 : 12), yaitu blok masukan (input
(technology block), blok basis data (database block), dan blok kendali (controls
block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasarannya.
Gambar 2.6.
Blok Sistem Informasi Yang Berinteraksi.
(Sumber : Jogiyanto (2005 : 12))
1.
Blok Masukan. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.
Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2.
Blok Model. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di
basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
3.
Blok Keluaran. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua
tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4.
Blok Teknologi. Teknologi merupakan ”kotak alat” (tool-box) dalam sistem
[image:34.612.203.439.203.307.2]menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5.
Blok Basis Data. Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu
disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa,
supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik
juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau
dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut
dengan DBMS (Database Management Systems).
6.
Blok Kendali. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti
misalnya bencana alam, api, temperatur air, debu, kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan,
ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-
kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.3.
Sistem Informasi Simpan Pinjam
Dapat disimpulkan bahwa Koperasi Simpan Pinjam (KOSIPA) adalah
komponen – komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk
sebuah koperasi yang modalnya diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan
wajib para anggota koperasi. Kemudian modal yang telah terkumpul tersebut
dipinjamkan kepada para anggota koperasi dan terkadang juga dipinjamkan
kepada orang lain yang bukan anggota koperasi yang memerlukan pinjaman
uang, baik untuk keperluan komsumtif maupun untuk modal kerja. Kepada
setiap peminjam, KOSIPA menarik uang administrasi setiap bulan sejumlah
sekian persen dari uang pinjaman.
Koperasi sejenis ini didirikan untuk memberi kesempatan kepada
anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi
simpan pinjam berusaha untuk,
“…mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada
waktu mereka memerlukan sejumlah uang…dengan jalan menggiatkan
tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang…dengan bunga yang
serendah-rendahnya…”.
Dalam koperasi terdapat simpanan yang di tentukan oleh seluruh
anggota koperasi yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan
simpanan sukarela. Di antara simpanan tersebut terdapat nilai nominal yang
kadang bisa berubah setiap tahun nya.
Peminjaman yang dilakukan di koperasi simpan pinjam dilakukan
dengan diadakannya bunga dan denda dalam transaksi peminjaman yang
pembayaran/cicilan bisa dilakukan dengan baik antara anggota dan pihak
koperasi.
Koperasi Wahana Raharja memiliki 2 jenis permohonan kredit yaitu
KU1 dan KU2 yang menentukan besar dan lama pinjaman. KU1 adalah
permohonan kredit dengan pinjaman sebesar Rp. 2.000.000.00 dan lama
pinjam 12 bulan, sedangkan KU2 adalah permohonan kredit dengan pinjaman
sebesar Rp. 4.000.000.00 dan lama pinjam 24 bulan. Peminjam harus
mengisikan jenis permohonan kredit pada SPK sebelum menyerahkannya
pada bagian administrasi.
2.4
Perangkat Lunak Pendukung
Perangkat lunak pendukung merupakan perangkat lunak yang digunakan
untuk membuat sistem informasi.
2.4.1
Database SQL Server
SQL Server 7 adalah sebuah database relasional yang dirancang untuk
mendukung aplikasi dengan arsitektur client/server, dimana database terdapat pada
computer pusat yang disebut server dan informasi digunakan bersama – sama oleh
beberapa user yang menjalankan aplikasi di dalam komputer lokalnya yang disebut
dengan client. Arsitektur semacam ini memberikan integritas data yang tinggi, karena
semua user bekerja dengan informasi yang sama. Melalui aturan – aturan bisnis,
kendali diterapkan kepada semua user mengenai informasi yang ditambahkan
Arsitektur client/server sangat mengurangi lalulintas network, karena ia hanya
memberikan data yang diminta oleh user saja. Database SQL server 7 dibagi kedalam
beberapa komponen logical , seperti tabel, view dan elemen – elemen lain yang
terlihat oleh user. Server SQL bisa mengandung beberapa database yang digunakan
oleh beberapa user, misal sebuah perusahaan bisa memiliki satu database yang
digunakan oleh banyak user tertentu dalam masing – masing departemen.
SQL Server mampu menghasilkan diagram database, diagram ini adalah
representasi grafik dari tabel, indeks, dan view yang disimpan oleh database dan bisa
dimanipulasi dengan teknik drag and drop dan interaksi dengan kotak dialog. Dengan
cara ini beberapa tugas bisa dilakukan tanpa perlu menggunakan Transact SQL
seperti misalnya mengubah karakteristik fisik dari database atau tabel-tabelnya.
2.4.2
Sekilas Tentang Delphi
Delphi adalah software buatan Borland yang sangat populer. Berbeda dengan
software Windows umumnya, delphi bukanlah software aplikasi seperti MS Office
atau permainan game. Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman, Development
Language, aplikasi untuk membuat aplikasi. Delphi digunakan untuk membangun
aplikasi windows, aplikasi grafis, aplikasi visual, bahkan aplikasi jaringan
(client/server) dan berbasis internet. Saat ini Borland Delphi telah mencapai versi 7
dan banyak digunakan, baik diperusahaan pengembang software maupun oleh para
mahasiswa yang sedang belajar pemrograman.
Borland telah berpengalaman memproduksi perangkat pengembang andal.
atau Turbo Pascal, juga Visual dBASE, Borland C++, Borland Pascal, maupun
Borland C++.
Objek Pascal yang digunakan pada Delphi adalah pengembangan dari bahasa
Pascal terutama dalam hal OOP (Object Oriented Programming). Bahasa Pascal
sendiri mempunyai reputasi bagus di dunia pemrograman. Pascal adalah favorit para
programmer pada zamannya.
Tampilan bidang kerja yang lazim disebut dengan IDE (Integrated
Development Environment) yaitu tampilan utama pada pemrograman Borland Delphi.
IDE terdiri dari beberapa jendela yang akan membantu dalam pembuatan program
aplikasi diantaranya yaitu.
1.
Main Windows
Main windows adalah tampilan menu utama pada pemrograman Borland
[image:39.612.167.495.500.649.2]Delphi dan beberapa dan beberapa Tool Windows.
Gambar 2.7. Main Windows
2.
Form
Form adalah bahan dasar yang akan menjadi jendela aplikasi. Pada form telah
[image:40.612.181.463.187.301.2]terdapat tiga tombol control yaitu Minimize, Maximize atau Restore dan Close.
Gambar 2.8. Form
3.
Component Pallete
Component Pallete menyediakan berbagai komponen yang bisa di pasangkan
pada form sesuai dengan keperluan
Gambar 2.9. Compenent Pallete
4.
Object Inspector
Object inspector adalah sarana pengaturan yang dipasangkan pada form atau
[image:40.612.245.400.571.691.2]form itu sendiri.
5.
Code Editor
Code editor adalah tempat dimana menuliskan program dalam bahasa Object
[image:41.612.262.388.482.631.2]Pascal.
Gambar 2.11.
Code Editor
6. Code Explorer
Code explorer digunakan untuk memudahkan navigasi di dalam file unit.
Code explorer terletak di sebelah kiri code editor.
2.5 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan
lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui
kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer
dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan
bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan.
Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node.
Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan.
Sekumpulan komputer dikatakan terinterkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar
informasi. Bentuk koneksinya tidak harus melalui kawat tembaga saja melainkan
dapat menggunakan serat optik, gelombang mikro, atau satelit komunikasi.
2.5.1
Jenis jaringan komputer
Jenis-jenis jaringan komputer ada 3, yaitu :
1.
Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah
gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali
digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam
kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya
Gambar 2.13
Local Area Network
(LAN)
Sumber (www.oreilly.com/catalog/ 9780596528249/toc.html)
2.
Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang
berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN.
MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga
sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum.
MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan
televisi kabel.
3.
Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang
luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan
mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi)
pemakai.
2.5.2
Topologi jaringan
Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan
komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak
digunakan adalah bus, token-ring dan star. Masing-masing topologi ini mempunyai
ciri khas, dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Menurut Zulkifli Amsyah Topologi jaringan adalah cara bagaimana data
diedarkan, atau cara di mana mesin-mesin ditempatkan dan dihubungkan secara fisik
dalam satu jaringan.
1.
Star Network
Pada topologi star network atau jaringan bintang hubungan titik ke titik
dibangun antara komputer di lokasi sentral dengan tiap-tiap komputer dan alat media
lain .
Biasanya dua fungsi komputer sentral adalah sebagai alat penghubung
(switching device) atau pengontrol dan sebagai sebuah komputer sentral. Sebagai alat
penghubung, pusat menerima pesan dari satu komputer, mengidentifikasikan
Gambar 2.14 Topologi Star
Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/jaringan.html)
Keuntungan:
1. Paling fleksibel
2. Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian
jaringan lain
3. Kontrol terpusat
4. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan
5. Kemudahaan pengelolaan jaringan
Kerugian:
1. Boros kabel
2. Perlu penanganan khusus
3. Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis
2.
Bus Network
Pada jaringan komputer ini memiliki konfigurasi yang berbentuk garis. Dalam
jaringan tidak ada induk komputer yang mengontrol jaringan komputer secara
keseluruhan.
Gambar 2.15 Topologi Bus
Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/jaringan.html)
Topologi bus terlihat pada skema di atas. Terdapat keuntungan dan kerugian
dari tipe ini yaitu:
Keuntungan: Kerugian:
1. Hemat kabel
1. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat keciil
2. Layout kabel sederhana
2. Kepadatan lalu lintas
3. Mudah dikembangkan
3. Bila salah satu client rusak, maka jaringgan tidak
bisa berfungsi.
4. Diperlukan repeater untuk jarak jauh
3.
Ring Network
Topologi
Ring Network atau jaringan cincin adalah suatu konfigurasi dimana
tiap komputer yang ada di jaringan dihubungkan dengan komputer tetangganya atau
komputer lain di sebelahnya. Ini merupakan variasi konfigurasi hubungan multi
(multidrop).
Bila pesan dikirim pada jaringan cincin, itu dimulai dari penentuan alamat
tujuan. Tiap komputer pada hubungan cincin mendengar alamatnya sebelum pesan
disampaikan kekomputer berikutnya.
Kerugian pemakain topologi cincin ini adalah data pada suatu komputer tidak
dapat digunakan, khususnya pada beberapa aplikasi microcomputer.
Gambar 2.16 Topologi Ring
Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/jaringan.html)
Keuntungan: Kerugian:
1. Hemat kabel 1. Peka kesalahan
2. Pengembangan jaringan lebih kaku
2.6
Pengertian Client-Server
Pegertian Client adalah komputer-komputer yang menerima atau
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server.
Pada mulanya Client dirancang untuk menghasilkan kinerja yang lebih besar
dan hanya mengubah sedikit biaya, dengan cara memindahkan sebagian tugas
pemprosesan dari komputer client ke komputer server.
Pengertian
Server
adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi
komputer-komputer lain didalam jaringan dan server dijaringan tipe client-server
disebut dengan Dedicated Server karena murni berperan sebagai server yang
menyediakan fasilitas kepada workstation dan server tersebut tidak dapat berperan
sebagai workstation. ”
Jadi
Client-Server
adalah suatu bentuk arsitektur dimana Client adalah
perangkat yang menerima yang menampilkan antarmuka pemakai dan menjalankan
aplikasi (komputer) dan Server adalah perangkat yang menyediakan dan bertindak
sebagai pengelola aplikasi, data dan keamanannya (server atau mainframe). ”
Client-Server biasanya berjalan pada setidaknya dua yang berbeda. Satu
komputer bertindak sebagai client dan yang lainnya sebagai server, tetapi
Client-Server juga bisa berada pada satu komputer. Biasanya sebuah server melayani
Gambar 2.17. Client Server
Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/Client server.html
)
Keunggulan :
1.
Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan
pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak
dibebani dengan tugas lain seperti workstation.
2.
Keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat seorang pemakai
yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola administrasi dan
keamanan jaringan.
3.
Backup data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup dilakukan
terpusat di server, yang akan membackup seluruh data yang digunakan di dalam
jaringan.
Kelemahan
1.
Biaya operasional relatif lebih mahal
2.
Diperlukan adanya satu komputer khusus berkemapuan baik sebagai server.
3.
Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server
mengalami
33 3.1 Objek Penelitian
Pada bab ini akan menjelaskan beberapa uraian menyangkut Koperasi
“Wahana Raharja” yang terdiri dari Sejarah Perusahaan, Visi dan Misi
Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan, dan Deskripsi Tugas.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Pada tahun 1980 -an PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio atau
sekarang telah berubah nama menjadi PT. Dirgantara Indonesia ( PT.DI ) jumlah
karyawannya mencapai ± 10.000 Orang. Dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan dan kegotong royongan diantara para karyawan , misalnya
membantu yang sakit, musibah, melahirkan, atau masalah lainnya ditiap
departemen bahkan dilingkungan kerja yang paling kecil seperti bagian dibentuk
dana kesejahteraan yang pengalokasiannya hampir mirip dengan Koperasi, karena
ketika dana mengendap para karyawan dapat meminjam dana tersebut. Dengan
menjamurnya pengelolaan keuangan dalam bentuk dana kesejahteraan atau semi
Koperasi, manajemen mamandang aktivitas tersebut selain tidak efektif juga akan
menggangu aktivitas keseharian karyawan. Oleh karena itu Manajemen dalam hal
ini Direktur Utama yang pada waktu itu Prof. DR. Ing. B.J. HABIBIE
mengumpulkan seluruh elemen untuk membahas penomena yang berkembang
Pada tahun 1983 Bapak Habibie telah mengumpulkan Pengurus Dharma
Wanita, Pimpinanan Perusahaan dan Perwakilan Karyawan kemudian
terbentuklah Panitia Pendirian Koperasi dengan Pimpinan Ketua Dharma Wanita
PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio ( Ibu. H. Ainun Habibie, Dr ).
Setelah melalui proses rapat-rapat sampai pada pembuatan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ( AD/ART ) maka pada tanggal 29 April
1983, berdirilah Koperasi dimana pengesahannya atau Badan Hukumnya
dikeluarkan oleh Kantor Departemen Koperasi Kotamadya Bandung, pada
tanggal 25 Oktober 1983 dengan Badan Hukum No. 7911/BH/KWK-10/I.
Dengan adanya beberapa kali perubahan nama Perusahaan, maka nama
Koperasi berubah yang semula Koperasi Keluarga Besar Nurtanio “ Wahana
Raharja” berubah nama menjadi Koperasi Keluarga Besar Industri Pesawat
Terbang Nusantara “ Wahana Raharja “ atau disingkat KKB PT.IPTN “ Wahana
Raharja “ dengan hak Badan Hukum No : 7911 B/BH/KWK-10/III/1995.
Sehubungan adanya perubahan kembali nama Perusahaan dari PT. Industri
Pesawat Terbang Nurtanio ( PT IPTN ) menjadi PT. Dirgantara Indonesia ( PT.DI
), maka koperasipun kembali berubah nama dari Koperasi Keluarga Besar PT.
Industri Pesawat Terbang Nusantara “ Wahana Raharja “ menjadi Koperasi
Keluarga Besar PT. Dirgantara Indonesia“ Wahana Raharja” atau disingkat
menajdi KKB DI “ Wahana Raharja “, dimana kantor KKB DI “ Wahana
Raharja “ yang semula berlokasi di Gedung Pusat Kegiatan Sosial Nusantara
( PKSN ) Jl. Pajajaran 154 dikarenakan adanya kebijakan perusahaan maka
Kantor KKB DI “ Wahana Raharja “ pindah alamat ke Jl. Pajajaran 175
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Adapun Visi dari Koperasi ini adalah :
“ Dimulai dari anggota dan kembali pada anggota”
Misi dari Koperasi Adalah :
a. Bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggotanya khususnya para
karyawan PT Dirgantara Indonesia itu sendiri.
b. Mempertinggi taraf hidup anggotanya, meningkatkan produksi dan
mewujudkan pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata.
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul
dan bekerjasama sesuai dengan kepentingan guna mencapai suatu tujuan dan
dapat bermanfaat bagi bersama. Gambaran hubungan yang terjadi salah satunya
dapat dilihat pada sebuah struktur organisasi.
Struktur Organisasi Pada Koperasi “ Wahana Raharja ” dapat dilihat pada
3.1.4 Deskripsi Tugas
1. KETUA UMUM
Tugas Pokok :
Memimpin Koperasi dalam menjalankan usahanya dan
bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang berkaitan dengan
aktivitasnya guna tercapainya tujuan Koperasi.
2. KETUA I ( Bid. Usaha )
Tugas Pokok :
Mengkoordinir departemen usaha dan bertanggung jawab terhadap
seluruh kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas Usaha guna tercapainya
tujuan koperasi.
3. KETUA II ( Bid. Keuangan dan Permodalaan )
Tugas Pokok :
Mengkoordinir dan mengendalikan Departemen Keuangan dan
bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang berkaitan dengan
aktivitas keuangan guna tercapainya tujuan koperasi.
4. SEKRETARIS
Tugas Pokok :
Mengkoordinir Dapertemen Umum dan Organiasi serta
Keanggotaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang
5. BENDAHARA
Tugas Pokok :
Mengkoordinir dan mengendalikan seluruh transaksi keuangan dan
penagihan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang
berkaitan dengan aktivitasnya guna tercapainya tujuan Koperasi.
3.2 Metode Penelitian
Pada tahap ini penyusunan menjelaskan tentang teknik-teknik untuk
menganalisa dan mendokumentasikan data yang mengalir di dalam sistem
tersebut.
3.2.1. Desain Penelitian
Pada tahap ini akan dijelaskan metode dalam mengumpulkan data serta
pengolahannya untuk menunjang dalam pembuatan tugas akhir ini.
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah mencari dan
menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder, untuk itu akan
dijelaskan secara singkat mengenai pemahaman metode tersebut sebagai berikut
3.2.2.1. Sumber Data Primer
Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan Skripsi
ini pada saat penelitian dicari dari sumber data primer, teknik-teknik yang
digunakan adalah sebagai berikut ini.
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang paling umum
digunakan. Wawancara merupakan aktifitas pengumpulan data melalui
dialog langsung dengan pihak-pihak yang terkait di koperasi Wahana
Raharja
2. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara
langsung pada proses-proses yang sedang berjalan. Penelitian dilakukan
untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan untuk memperoleh suatu
informasi khususnya di divisi kaca pada Koperasi Wahana Raharja tempat
melakukan penelitian secara langsung dan mengecek kebenaran data yang
diperoleh dengan teknik wawancara.
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder
Selain sumber data primer, penyusunan skripsi ini juga mencari dan
mengumpulkan data dari sumber sekunder, dibawah ini adalah beberapa teknik
1. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan mempelajari material yang
menggambarkan sistem yang sedang berjalan. Biasanya dokumen yang
diamati berupa form atau laporan. Teknik pengumpulan data yang akan
dilakukan dengan mempelajari berbagai sumber data-data perusahaan,
seperti sumber data dari Admin yaitu : sejarah perusahaan, struktur
organisasi, visi dan misi perusahaan, deskripsi tugas, data anggota , data
simpanan dan data peminjaman.
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Metode pendekatan dan pengembangan sistem berisikan beberapa teknik
yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya metode pengembangan
sistem, metode pendekatan sistem, dan alat bantu analisis dan perancangan,
dibawah ini akan diuraikan tentang pemahaman dari metode tersebut.
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem
Karena banyak terjadi permasalahan-permasalahan di pendekatan klasik,
maka kebutuhan akan pendekatan pengembangan sistem yang lebih baik mulai
terasa dibutuhkan. Sayangnya sampai sekarang masih banyak orang yang tidak
menyadari bahwa hanya dengan mengikuti tahapan di life cycle tidak akan
membuat pengembangan sistem informasi menjadi berhasil. Oleh karena itu
diperlukan suatu pendekatan pengembangan sistem yang baru yang dilengkapi
dengan beberapa alat dan teknik supaya membuatnya berhasil. Pendekatan ini
(structure approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools)
dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem,
sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang
strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah Waterfall, dengan
tahapan seperti pada gambar 3.2.
Gambar 3.2. Metode Waterfall.
Berikut ini adalah penjelasan dari tahapan-tahapan yang terdapat dalam
metode Waterfall :
1. Rekayasa Sistem, merupakan tahap awal dari pembangunan perangkat
lunak, yaitu menetapakan segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan pelaksanaan pembangunan perangkat lunak dan menentukan
apakah sistem benar-benar dibutuhkan.
2. Analisis, merupakan tahap dimana rekayasa perangkat lunak menganalisa
3. Design, merupakan tahap penterjemah dari keperluan ata data yang telah
dianalisa kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pemakai.
4. Coding, adalah tahap penterjemah data pemecah masalah yang telah
dirancang kedalam bahasa pemograman komputer yang telah ditentukan.
5. Testing, merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang telah
selesai dibuat
6. Maintenance, yaitu tahap akhir dimana perangkat lunak yang sudah selesai
dan mengalami perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan.
3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan
Untuk merancang suatu sistem diperlukan alat bantu, maka dalam
perancangan ini menggunakan alat bantu sebagai berikut ini.
1) Flow Map
Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan
alir formulir (form flowchart) atau papaerwork flowchart atau flowmap
merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir
termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan
simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir
sistem.
2) Diagram Kontek
Diagram Kontek adalah diagram tingkat tinggi yang
menggambarkan hubungan antar entitas eksternal dengan sistem. Dimana
didalam sistem dan akan menghasilkan laporan yang diinginkan oleh
komponen eksternal tersebut.
3) Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu sistem yang sudah jadi atau sistem yang baru
dirancang yang akan dikembangkan secara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.
Disamping itu juga Data Flow Diagram (DFD) dapat menggambarkan
arus data yang terstruktur dan jelas dari mulai pengisian data sampai
dengan keluarannya.
4) Kamus Data
Kamus data atau Data Dictionary atau disebut juga dengan istilah
Systems Data Dictionary adalah katalog fakta tentang data,
kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dibuat pada
tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada
tahap perancangan sistem.
5) Perancangan Basis Data
Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu basis dan data. Basis dapat
diartikan sebagai markas, gudang, tempat berkumpul atau tempat
penyimpanan. Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili
suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep keadaan,
dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks,
kelompok data yang saling berkaitan dan tempat untuk menampung dan
mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem, sehingga dapat
dieksplorasi untuk menyusun informasi-informasi dalam berbagai bentuk.
a. Normalisasi
Normalisasi adalah “peralatan yang dipergunakan untuk
melakukan proses pengelompokan data yang menjadi menjadi
tabel-tabel yang menunjukan entitas dan relasinya”. Normalisasi
merupakan cara pendekatan lain yang dalam membangun desain
lojik basis data relasional dengan menerapkan sejumlah aturan dan
kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal.
Secara umum proses normalisasi terdiri dari dalam tahap,
yaitu :
1. Tahap tidak normal.
Pada tahap ini, semua data yang ada direkam tanpa
format tertentu. Hal tersebut dapat menyebabkan data
mengalami duplikasi.
2. Normalisasi tahap 1.
Normalisasi tahap 1 menghilangkan duplikasi data yang
terjadi pada tahap tidak normal dengan cara menghapus
data-data yang sama.
3. Normalisasi tahap 2.
Tahap normalisasi 3 adalah menentukan kunci dari
tabel, membentuk tabel berdasarkan primary key dan
mengelompokkan data pada tabel-tabel yang sudah dibentuk.
4. Normalisasi tahap 3.
Pada tahap 3 dilakukan penentuan relasi antar tabel
sehingga memungkinkan adanya field kunci sekunder.
5. Bentuk Normal Tahap Kempat ( 4th Normal Form) Bentuk
Normal Tahap Kelima ( 5th Normal Form).
Bentuk Normal Tahap Keempat berkaitan dengan sifat
ketergantungan banyak nilai pada suatu tabel yang
merupakan pengembangan dari ketergantungan fungsional.
Bentuk Normal Tahap Kelima berkenaan dengan
ketergantungan relasi antar tabel.
b. Tabel Relasi
Relasi tabel merupakan prosedur yang berkaitan dengan pemakai
tentang hubungan logika antar data dalam basis dengan menampilkan
kedalam bentuk tabel-tabel yang terdiri dari sejumlah barisan dan kolom
yang menentukan atribut tertentu.
3.2.4. Pengujian Software
Menurut Adi Nugroho (2005 : 432) suatu sistem / perangkat lunak
seharusnya memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
sejauh) mana sistem / perangkat lunak yang kita kembangkan memenuhi
harapan serta kebutuhan pengguna.
2. Daya Guna. Tingkat kemudahan pengguna untuk belajar serta menggunakan sistem. Sebuah sistem / perangkat lunak seharusnya
mencoba memahami karakteristik semua pengguna, baik yang mahir,
berkemampuan sedang, maupun yang awam tentang komputer (meski pun
seharusnya ia memahami apa yang dapat dilakukan sistem baginya).
Karena pengguna bukanlah seorang yang mau belajar tentang komputer
melainkan menggunakannya untu