• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kriminalitas Berdasarkan Jenis Tindak Kriminalitas Di Kabupaten Deli Serdang Pada Tahun 2009 – 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kriminalitas Berdasarkan Jenis Tindak Kriminalitas Di Kabupaten Deli Serdang Pada Tahun 2009 – 2013"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH

KRIMINALITAS BERDASARKAN JENIS TINDAK

KRIMINALITAS DI KABUPATEN DELI

SERDANG SUMATERAUTARA

PADA TAHUN 2009-2013

TUGAS AKHIR

FAWZAN AZHIMA M IR 112407108

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

i

PERSETUJUAN

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

JUMLAH KRIMINALITAS BERDASARKAN JENIS TINDAK KRIMINALITAS DI KABUPATEN DELI SERDANG PADA TAHUN 2009 – 2013

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : FAWZAN AZHIMA M I R

Nomor Induk Mahasiswa : 112407108 Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

Disetujui di Medan, Pebruari 2015

Disetujui oleh

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Dra.Normalina Napitupulu, M.Sc

(3)

ii

PERNYATAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KRIMINALITAS BERDASARKAN JENIS TINDAK

KRIMINALITAS DI KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

PADA TAHUN 2009-2013

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Pebruari 2015

FAWZAN AZHIMA M I R

(4)

iii

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha

Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Tugas Akhir ini dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

JUMLAH KRIMINALITAS BERDASARKAN JENIS TINDAK

KRIMINALITAS DI KABUPATEN DELI SERDANG PADA TAHUN

2009-2013 dengan metode hitung Korelasi dan Regresi.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Normalina Napitupulu,

M.Sc selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si dan Bapak Dr. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi

D3 Statistika FMIPA USU Medan, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr.

Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA

USU Medan, Bapak Dr. Sutarman M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan,

seluruh Staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Medan,

pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada

Bapak tercinta Ali Rusdi Nasution, Ibu tercinta Hannisah Hanni Lubis, dan

keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

(5)

iv

2.4.1 Analisis Regresi Linier Sederhana 13 2.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda 15

(6)

v

4.5.1 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Kriminalitas (Y)

dengan Pencurian Berat (X1) 34

4.5.2 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Kriminalitas (Y)

Dengan Pencurian Bermotor (X2) 35 4.5.3 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Kriminalitas (Y)

Dengan Penganiayaan Berat (X3) 36 4.5.4 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Kriminalitas (Y)

Dengan Perjudian (X4) 36

4.6 Pengenalan SPSS 37

4.7 Langkah-langkah Pengolahan Data Dengan SPSS 38 4.7.1 Cara Mengaktifkan SPSS Pada Program Windows 38 4.7.2 Mengenal Lingkungan Kerja SPSS 40 4.7.3 Menyusun Definisi Variabel View 41 4.7.4 Pemasukan Data Ke dalam SPSS Statistics 20.0 42

4.7.5 Pengolahan Data 44

BAB 5 Kesimpulan dan Saran 46

5.1 Kesimpulan 46

5.2 Saran 47

(7)

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

4.7.1.3 Tampilan Pengaktifkan SPSS Statistics 20.0 38 4.7.1.4 Tampilan SPSS Statistics Data Editor 39 4.7.2.1 Tampilan Jendela Data View dalam SPSS 39 4.7.2.2 Tampilan Jendela Variable View dalam SPSS 40 4.7.4.1 Tampilan Pengisian Variable View 42

4.7.4.2 Tampilan Pengisian Data View 43

(9)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana

telah berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala

tingkah laku manusia yang dapat dipidana, yang diatur dalam hukum pidana

(Apeldoorn, 1981). Berikut pengertian kejahatan dipandang dalam berbagai segi.

Secara yuridis, kejahatan berarti segala tingkah laku manusia yang dapat

dipidana, yang diatur dalam hukum pidana. Dari segi kriminologi setiap tindakan

atau perbuatan tertentu yang tindakan disetujui oleh masyarakat diartikan sebagai

hukum dalam mencari arti hukum. Ini berarti setiap kejahatan tidak harus

dirumuskan terlebih dahulu dalam suatu peraturan hukum pidana. Jadi setiap

perbuatan yang anti sosial, merugikan serta menjengkelkan masyarakat,secara

kriminologi dapat dikatakan sebagai kejahatan. Arti kejahatan dilihat dengan kaca

mata hukum, mungkin adalah yang paling mudah dirumuskan secara tegas dan

konvensional. Menurut hukum kejahatan adalah perbuatan manusia yang

melanggar atau bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam kaidah hukum.

Adapun faktor-faktor yang meyebabkan tindakan kriminalitas tersebut

yaitu faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen adalah dorongan yang terjadi

(10)

2

untuk mempertahankan pendapatnya yang berlebihan. Jika seorang tidak

bijaksana dalam menanggapi masalah yang barang kali menyudutkan dirinya,

maka kriminalitas itu bisa saja terjadi sebagai pelampiasan untuk menunjukan

bahwa dialah yang benar. Sementara faktor eksogen adalah faktor yang tercipta

dari luar dirinya, faktor inilah yang bisa dikatakan cukup kompleks dan bervariasi.

Kesenjangan sosial, kesenjang ekonomi, ketidakadilan dsb, merupakan contoh

penyebab terjadinya tindak kriminal yang berasal dari luar dirinya. Pengaruh

sosial dari luar dirinya itu misalnya, ajakan teman, tekanan atau ancaman pihak

lain, minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang yang membuat ia tidak

sadar. Hawa nafsu yang sangat hebat dan kuat sehingga dapat menguasai segala

fungsi hidup kejiwaan. Pengaruh ekonomi misalnya karena keadaan yang serba

kekurangan dalam kebutuhan hidup, seperti halnya kemiskinan akan memaksa

seseorang untuk berbuat jahat. Banyak ahli yang telah memberikan jawaban atas

pertanyaan mengapa orang melakukan tindakan kriminal:

a) Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas (Aristoteles,

322 SM). Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang

tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf-taraf kehidupan

kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun

fisiknya dalam kelompok.

b) Kesempatan untuk menjadi pencuri (Bacon, 1600).

c) Kehendak bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam

melakukan kontrak sosial (Voltaire & Rousseau, 1700).

d) Sifat-sifat antisosial bawaan sebagai penyebab perilaku kriminal. ( Lombroso,

(11)

3

e) Hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional (Teoritisi Klasik

Lain).

Dalam penyusunan tugas akhir ini yang akan dianalisis adalah jumlah

yang dipengaruhi oleh beberapa tindak kriminalitas. Karena banyak jumlah

kriminalitas yang dipengaruhi oleh beberapa jenis tindak kriminalitas maka pada

penulisan tugas akhir ini penulis memberikan judul: ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kriminalitas Berdasarkan Jenis Tindak Kriminalitas di

Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Pada Tahun 2009-2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi jumlah kriminalitas di Kabupaten

Deli Serdang?

2. Bagaimana besar nilai faktor-faktor yang mempengaruhi tindak kriminalitas

di Kabupaten Deli Serdang?

3. Bagaimana hubungan antara pencurian dengan pemberatan, penganiayaan

berat, perjudian, penggelapan dan penipuan terhadap jumlah kriminalitas di

Kabupaten Deli Serdang?

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberi kejelesan dan mempermudah penelitian ini agar tidak

(12)

4

hanya menganalisis faktor yang mempengaruhi tindak kriminalitas di Kabupaten

Deli Serdang dengan menggunakan data sekunder dari Kapolres Deli Serdang

data Kriminalitas Di Kabupaten Deli Serdang tahun 2009-2013 dan dengan

Metode Analisis Regresi diluar faktor lain yang mungkin mempengaruhi.

1.4 Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengumpulan data dilakukan dikantor Kepolisian Negara Republik

Indonesia daerah Kabupaten Deliserdang Direktorat Reserse Kriminal Umum Jl.

Sudirman No.18 Lubuk Pakam.

1.5 Tinjauan Pustaka

Definisi kriminalitas: ”Secara sosiologis, kriminalitas adalah semua ucapan,

perbuatan dan tingkah laku yang secara ekonomis, politis dan sosial-tsipsikologis

sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila ,dan menyerang

keselamatan warga masyarakat (baik yang telah tercakup dalam undang-undang,

maupun yang belum tercantum dalam undang-undang pidana)” (Kartono ,2003).

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai macam kriminalitas

bergantung kepada sasaran kriminalitasnya. Sebagai mana dikemukakan: ”Jenis

kriminalitas menurut sasaran kriminalitasnya yaitu: kriminalitas terhadap badan

(pembunuhan, perkosaan, penganiayaan), kriminalitas terhadap harta benda

(13)

5

(pemabukan, perjudian), kriminalitas terhadap keamanan Negara” (Mustofa

,2007).

Pengertian kriminalitas dipandang dari segi sosialogis adalah salah satu

jenis gejala sosial,yaitu suatu kelakuan yang asosial dan amoral yang tidak

dikehendaki oleh kelompok pergaulan dan secara sadar ditentang oleh pemerintah

(Bonger, 1962).

1.6 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis tindak kriminalitas pencurian dengan pemberatan,

penganiayaan berat, perjudian, penggelapan dan penipuan terhadap jumlah

kriminalitas di Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk melihat persentase pencurian dengan pemberatan, penganiayaan

berat, perjudian, penggelapan dan penipuan terhadap jumlah kriminalitas

di Kabupaten Deli Serdang.

3. Memenuhi salah satu pesyaratan dalam enyelesaian Pendidikan Program

D3 Statistika FMIPA USU.

1.7 Kontribusi Penelitian

Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui besar nilai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tindak

kriminalitas di Kabupaten Deli Serdang.

(14)

6

3. Dapat dilihat bagaimana kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia

daerah Kabupaten Deli Serdang.

4. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai

riset dan menganalisis data.

1.8 Metode Penelitian

1. Metode Penelitian Kepustakaan

Metode Penulisan Kepustakaan (Study Literature) yaitu metode pengumpulan

data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan

membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang

mendukung penulisan tugasakhir.

Metode pengumpulan data yang digunakan ialah data sekunder, yaitu data

yang diolah/diperoleh dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah

Kabupaten Deli Serdang.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, penulis melakukannya dengan

menggunakan data sekunder yang diperoleh darikantor Kepolisian Negara

Indonesia Daerah Kabupaten Deli Serdang.

3. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan Analisis Korelasi serta pengolahan data

menggunakan program computer spss statistics 20 Korelasi digunakan untuk

(15)

7

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis antara lain:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang suatu tinjauan teori untuk

diaplikasikan dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal

ini menggunakan metode analisi korelasi dan uji keberartian

koefisien korelasi.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang secara ringkas mengenai

sejarah Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera

Utara.

BAB 4 : PENGOLAHAN DATA

Dalam bab ini dijelaskan tentang pengolahan data dengan

metode analisis data dan menggunakan uji keberartian koefisien

korelasi.

Pada bab ini juga dijelaskan tentang pengertian dan tujuan

(16)

8

data hingga hasil outputnya yang membantu dalam

menyelesaikan permasalahan dalam penulisan.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang dihasilkan dari

pembahasan penelitian ini serta akan diberikan saran

berdasarkan pada permasalahan yang ada dari kesimpulan yang

(17)

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kejahatan

Pengertian kejahatan dapat dilihat dari beberapa segi pandang yaitu:

1. Dipandang dari segi sosiologis

Pengertian kriminalitas dipandang dari segi sosialogis adalah salah satu jenis

gejala sosial,yaitu suatu kelakuan yang asosial dan amoral yang tidak

dikehendaki oleh kelompok pergaulan dan secara sadar ditentang oleh

pemerintah (Bonger, 1962).

2. Dipandang dari segi hukum

Dipandang dari segi hukum kejahatan adalah perbuatan yang dilarang oleh

undang-undang dan barang siapa yang melakukan sesuatu perbuatan

bertentangan dengan undang-undang tersebut, maka ia akan dihukum. Jadi,

tegasnya kejahatan disini adalah setiap perbuatan yang telah ditetapkan atau

dirumuskan dalam suatu peraturan misalnya: “penipuan”, menurut pasal 378

K.U.H.P, yaitu: “barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atauorang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu

atau martabat (hoedanigheid) palsu, dengan tipu muslihat atau rangkaian

(18)

10

kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang,

diancam karena penipuan dengan penjara paling lama 4 tahun.

3. Dipandang dari segi kejiwaan

Dipandang dari segi kejiwaan (psikologi) setiap perbuatan manusia adalah

dicerminkan oleh kejiwaan dari manusia bersangkutan, yang dalam

tindakannya sampai mana manusia tersebut dapat menyesuaikan diri dengan

norma-norma yang terdapat dalam masyarakatnya. Jadi dapat dikatakan

bahwa perbuatan jahat (kejahatan) adalah satu tindakan atau perbuatan yang

tidak sesuai kesadaran hukum masyarakat tertentu tersebut yang oleh karena

itu pula perbuatan itu dapat dikatakan adalah tidak normal (abnormal).

2.2 Akibat-Akibat Kejahatan

Sudah jelas akibat dari kejahatan adalah negatif, sesuatu yang tidak dikehendaki

masyarakat, akibat dapat tertuju kepada:

1. Manusia

Perorangan (individu) sebagai korban yang dapat berupa kejiwaan, korban

namabaik, dan korban harta (vermogeen) yang menjadi milik manusia sebagai

subjek hukum (pendukung hak dan kewajiban).

2. Masyarakat

Diketahui bahwa masyarakat adalah kumpulan dari individu-individu, sehingga

seseorang atau beberapa orang yang menjadi korban tindak kejahatan bukan tidak

mungkin masyarakat sekitarnya ikut-ikutan menjadi korban, paling sedikit

(19)

11 3. Diri si Pelaku Tindak Kejahatan

Si pelaku tindak kejahatan sendiri dapat menjadi korban dari perbuatannya

sendiri, yang jelas ia akan disingkirkan oleh masyarakat dan mungkin sekali

dihukum pidana untuk diambil nyawanya atas dirampas kemerdekaannya.

2.3 Pengertian Regresi

Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan

antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier.Regresi pertama

digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

telah melakukan studi tentang kecendrungan tinggi badan anak. Hasil studi

tersebut merupakan suatu kesimpulan bahwa kecendrungan tinggi badan anak

yang lahir terhadap orang tuanya adalah menurun mengarah pada tinggi badan

rata-rata penduduk. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat

perkiraan nilai satu variable terhadap variable yang lain. Pada perkembangan

selanjutnya, analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat

perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang

berhubungan dengan variabel tersebut. (Alfigari, 2000).

Pada dasarnya dalam suatu persamaan regresi terdapat dua macam

variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) yang dinyatakan dengan simbol X dan variabel terikat (dependent variable) yang biasanya dinyatakan

dengan symbol Y. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

nilainya bergantung dari nilai variabel lain. Variabel bebas adalah variabel yang

(20)

12

dapat diprediksi besarnya.Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun

suatu persamaan regresi adalah bahwa antara variabel terikat dengan variabel

bebas mempunyai sifat hubbungan sebab-akibat.

2.4 Analisis Regresi Linier

Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik

yang menyatakan hubungan fugsional antara variabel-variabel. Analisis regresi

linier atau regresi garis lurus digunakan untuk :

1. Menentukan hubungan fungsional antar variabel dependen dengan

independen. Hubungan fungsional ini dapat disebut sebagai persamaan garis

regresi yang berbentuk linier.

2. Meramalkan atau menduga nilai dari satu variabel dengan hubungannya

dengan variabel yang lain yang diketahui melalui persamaan garis regresi.

Variabel yang lain diketahui melalui persamaan garis regresinya. Analisis regresi

terdiri dari dua bentuk, yaitu:

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Sederhana adalah bentuk regresi dengan model

yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel

terikat dan variabel bebas.Sedangkan analisis regresi berganda adalah bentuk

regresi dengan model yang memiliki hubungan antara satu variabel terikat dengan

(21)

13

tergantung dengan variabel lainya, sedangkan variabel terikat adalah variabel

yang nilainya tergantung dari variabel lainya.

Analisi regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya beluum

diketahui dengan baik, atau untuk meengetahui bagaimana variasi dari beberapa

variabel bebas mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang

komplek. Jika adalah variabel-variabel bebas dan Y adalah variabel terikat, maka terdapat hubungan antara fungsional antara X dan Y, dimana variasi

dari X akan diiringi pula oleh variasi dari Y. Jika dibuat secara matematis

hubungan ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Variabel terikat (Dependen)

X = Variabel bebas (Independen)

e = Variabel residu (disturbace term)

2.4.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel

terikat. Dengan kata lain variabel yang dianalisis terdiri dari satu variabelprediktor

dan satu variabel kriterium. Model regresi linier sederhanaya adalah:

(22)

14 Keterangan :

Y = Variabel terikat (dependent variable)

X = Variabel bebas (independent variable)

a = Konstanta (intrcept)

b = Kemiringan (slope)

Penggunaan regresi linier sederhana didasarkan pada asumsi, diantaranya

sebagai berikut :

1. Model regresi harus linier dalam parameter

2. Variabel bebas tidak berkolerasi dengan disturbance term (eror)

3. Nilai disturbance term sebesar 0 atau dengan symbol sebagai e

4. Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan

5. Tidak terjadi autokorelasi

6. Model regresi dispesifikasikan secara benar. Tidak terdapat bias

spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.

Koefisien-koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus:

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑

Jika koefisien b terlebih dahulu dihitung, maka koefisien a dapat dihitung

dengan rumus: ̅ ̅

(23)

15

2.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi Linier ganda (Mulltiple Regression) berguna untuk mencari pengaruh atau

untuk meramalkan dua variabel predictor atau lebih terhadap variabel

kriteriumnya. Suatu persamaan regresi linier yang memiliki lebih dari satu

variabel bebas X dan satu variabel terikat Y akan membentuk suatu persamaan

regresi yang baru, disebut persamaan regresi linieer berganda (multiple regression). Model persamaan regresi linier berganda hamper sama dengan model regrei linier sederhana, letak perbedaanya hanya pada jumlah variabel bebasnya.

Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Variabel terikat (dependent variable)

X = Variabel bebas (independent variable)

= Konstanta regresi

= Koefisien regresi variabel bebas

e = Pengamatan variabel error

Dalam penelitian ini digunakan enam variabel yang terdiri dari satu

variabel terikat (Y) dan lima variabel bebas (X). Maka persamaan regresi

(24)

16

Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan empat bentuk, yaitu :

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat

kesimpulan, terlebih dahulu doperiksa setidak-setidaknya mengenai kelinieran dan

keberaatianya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji

keberartian dilakukan untuk meyakinkan diri apakah regresi yang didapat

berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan

mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari. Untuk itu

diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu jumlah kuadrat untuk regresi

yang ditulis dan jumlah kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan . Jika ̅ ̅ ̅ ̅

maka secara umum jimlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dengan rumus :

∑ ∑ ∑

Dengan derajat kebebasan dk=k

(25)

17

Dengan derajat kebebasan dk= (n – k – 1) untuk sampel berukuran n, dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan :

Dimana statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat

kebebasan pembilang .

2.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan untuk pengujian regresi linier

berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui

proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan atau

diterangkan oleh variabel-variabel bebas (X) yang ada di dalam model persamaan

regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka akan ditentukan dengan

rumus, yaitu :

Keterangan :

= Jumlah kuadrat regresi

Harga yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan

masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi tersebut. Hal ini mengakibatkan

variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang

(26)

18

2.7 Uji Korelasi

Analisa korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(bivariate correlation) atau lebih dari 2 variabel (multivariate correlation) dalam suatu penelitian. Untuk menghitung koefisien korelasi r berdasarkan sekumpulan data (Xi dan Yi) berukuran n dengan menggunakan rumus:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

: Nilai korelasi anatara variabel X dengan variabel Y

N : Banyak data

Korelasi antara variabel dibedakan atas tiga jenis, yaitu:

1. Korelasi Positif

Perubahan antara variabel berbanding lurus, artinya apabila variabel yang

(27)

19 2. Korelasi Negatif

Perubahan antara variabel berlawanan, artinya apabila variabel yang satu

meningkat, maka variabel yang lain mengalami penurunan.

3. Korelasi Nihil

Terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan

yang lain dengan arah yang tidak teratur.

Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi.

Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar

adalah -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antar dua variabel

atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau = -1 maka hubungan tersebut

sempurna. Setelah diperoleh nilai r kemudian diinterpretasikan terhadap koefisien

korelasi (Sugiyono, 2006) yaitu:

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

(28)

20

2.8 Kesalahan Standar Estimasi

Untuk mengetahui ketetapan persamaan estimasi dapat digunakan keslahan

standar estimasi (standard error of estimate).Besarnya kesalahan standar estimasi

menunjukan ketetapan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak

bebas yang sesungguhnya.Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi tersebut,

makin tinggi ketetapan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan

nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai

kesalahan standar estimasi, maka semakin rendah persamaan estimasi yang

dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak sesungguhnya.(Algifari. 2000.

Analisa regreesi Teor,, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Hal 17).Kesalahan standar estimasi (kekeliruan baku taksiran) dapat ditentukan

dengan rumus : √∑ ̅

2.9 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam

penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah

populasi maka tidak tertutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam

mengambil keputusan antara menolak atau menerima suatu hipotesis.

Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu :

tingkat signifikansi atau probabilitas dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan

0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan

kesalahan ttipe 1, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut

(29)

21

dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan

mewakili nilai populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis

terdapat dua hipotesis, yaitu: (hipotesiis 0) dan (hipotesis alternatif).

bertujuan untuk memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak adanya

perbedaan antara perkiraan penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya yang

akan diteliti. bertujuan memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan

dengan keadaan sesungguhnya yang akan diteliti.

Pembentukan suatu hipotesis memerlukan toeri-teori maupun hasil

penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang

diusulkan. Dalam membentuk hipotesis ada beberapa hal yang dipertimbangkan,

yaitu:

1. Hipotesis nol dan hipotesis alternative yang diusulkan

2. Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed

atau two tailed).

3. Penentuan nilai hitung statistik.

4. Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang

diusulkan dalam uji keberartian regresi.

Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis ini antara lain.

1.

Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

(30)

22

Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

2. Pilih taraf nyata yang diinginkan.

3. Hitung statistik dengan menggunakan persamaan.

4. Nilai menggunakan daftar table F dengan taraf signifikansi yaitu : .

Kriteria pengujian : jika , maka ditolak dan diterima.

(31)

23

BAB 3

GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Sekilas Polres Deli Serdang

Kerawanan gangguan Kamtibmas dan luas wilayah Polres Deli Serdang yang

lama terdri dari 2 (dua) Pemerintahan, yaitu Kabupaten Deli Serdang dan Kota

Tebing Tinggi adalah yang melatarbelakangi pemikiran untuk di mekarkan

menjadi 2 (dua) Wilayah Polres dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat

guna menanggulangi gangguan Kamtibmas.

Sejalan dengan hal tersebut, maka Pimpinan Polri memutuskan untuk

memekarkan Polres Deli Serdang yang lama menjadi 2 (dua) Polres, yaitu

Polresta Tebing Tinggi dan Polres Deli Serdang dengan Keputusan Kapolri No.

Pol. : KEP / 23 / VIII / 2003 tanggal 19 agustus 2003, dimana Polresta Tebing

Tinggi menjadi Mapolres Deli Serdang yang lama di Tebing Tinggi dengan

jajaran sebanyak 8 (delapan) Polsek. Sedangkan Polres Deli Serdang yang baru

menempati Mapolsek Lubuk Pakam yang terletak di Jl. Sudirman No. 18 Lubuk

Pakam yang mempunyai areal seluas 4,8 Ha, Kedua Polres tersebut diresmikan

oleh Kapolda Sumut (IRJEN POL Drs. ANSYAAD MBAI) pada tanggal 03

Oktober 2003 di Lubuk Pakam, sekaligus melantik pejabat Kapolres Deli Serdang

yang pertama yakni AKBP Drs. MACHFUD ARIFIN, SH.

Polres Deli Serdang yang di resmikan tanpa anggaran sebagaimana

(32)

24

Mapolsek Lubuk Pakam serta 4 (empat) barak Asrama yang selama ini digunakan

oleh personal Polsek Lubuk Pakam dengan kondisi cukup memprihatinkan karena

bangunan lama dan kurang terawatt sehingga Pimpinan Polres Deli Serdang harus

mengambil kebijaksanaan untuk segera merenovasi bangunan Kantor dan Rumah

Dinas Kapolres yang ada serta menambah beberapa bangunan termasuk sarana

ibadah yaitu Mesjid “NURUL ARIF” dengan kapasitas + 250 orang dan sarana

lainnya seperti Ranmor Dinas, kelengkapan Alkom dan lain sebagainya secara

(33)

25

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data

Pada dasarnya data merupakan alat untuk pengambilan keputusan dalam

memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik jika pengambilan keputusan

tersebut didasarkan atas adata yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah

untuk memberikan informasi mengenai gambaran tentang suatu keadaan

permasalahan.

Untuk membahas dan memecahkan permasalahan mengenai kecelakaan

lalu lintas seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis mengumpulkan data

yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari

Kepolisian Negara Republik indonesia Resort Deli Serdang Provinsi Sumatera

Utara Direktorat Reserse Kriminal adalah data jumlah kriminalitas berdasarkan

faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tindak kriminalitas yang terjadi di

Kabupaten Deli Serdang untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Adapun

(34)

26

JUMLAH KRIMINALITAS BERDASARKAN JENIS TINDAK

KRIMINALITAS DI KABUPATEN DELI SERDANG

PADA TAHUN 2009-2013

Sumber: Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

Dengan:

Pada pembahasan sebelumnya sudah ditentukan pada tabel 4.1 yang terdiri dari 4

data, dan dari data pada tabel tersebut akan dibentuk persamaan regresi linier

berganda dengan terlebih dahulu menentukan koefisien-koefisien regresinya.

Untuk menentukannya maka diperlukan nilai-nilai dari jumlah variabel-variabel

(35)

27

Tabel 4.2 : Nilai untuk menentukan koefisien regresi

Tahun Y X1 X2 X3 X4

9290118 829508 273186 299053 155299

YX1 YX2 YX3 YX4

421368 154212 170502 229146

729099 365283 311004 327141

691324 481200 484408 293532

380608 260224 291840 119168

531685 324535 392204 185054

(36)

28

Sambungan Tabel 4.2

Berdasarkan perhitungan pada tabel lampiran diperoleh nilai-nilai berikut:

(37)

29

Rumus umum persamaan regresi linier berganda dengan lima variabel bebas

adalah :

Dan persamaan rumusnya adalah :

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Harga-harga yang telah diperoleh disubsitusikan ke dalam bentuk persamaan

tersebut, maka diperoleh :

6754 = b0 4 + b1 2014 + b2 1140 + b3 1195 + b4 849

2754084 = b0 2014 + b1 829508 + b2 465606 + b3 480902 + b4 353836

1585454 = b0 1140 + b1 465606 + b2 273186 + b3 283782 + b4 192851

1649958 = b0 1195 + b1 480902 + b2 283782 + b3 299053 + b4 197245

1154041 = b0 849 + b1 353836 + b2 192851 + b3 197245 + b4 155299

Setelah persamaan diatas telah diselesaikan, maka diperolehlah nilai dari

(38)

30 b0 = 207,829

b1 = 0,735

b2 = 2,212

b3 = 1,048

b4 = 0,541

Dari nilai-nilai diatas maka dapat dibentuk model persamaan regresi linier

bergandanya, yaitu:

Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Ŷ = 207,829 + 0,735 X1 + 2,212 X2 + 1,048 X3 + 0,541 X4

4.3 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi dibuat untuk menentukan kesimpulan, maka perlu

dilakukan suatu pengujian hipotesis mengenai keberartian regresi. Untuk

menentukan uji keberartian regresi tersebut, maka digunakan rumus untuk

menentukan hipotesisnya, yaitu :

H0: 0= 1= … = k = 0

Artinya: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas yaitu

Pencurian Berat, Pencurian Bermotor, Penganiayaan Berat, Perjudian

terhadap variabel tidak bebas yaitu jumlah kriminalitas setiap tahunnya.

(39)

31

Artinya: Terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas yaitu Pencurian

Berat, Pencurian Bermotor, Penganiayaan Berat, Perjudian terhadap

variabel tidak bebas yaitu jumlah kriminalitas setiap tahunnya.

Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka diperlukan dua

macam Jumlah Kuadrat (JK) yaitu untuk regresi (JKreg) dan untuk sisa (JKres)

yang akan didapatkan setelah mengetahui hasil dari:

̅ ̅ ̅ ̅ ̅

Untuk memperoleh nilai-nilai tersebut, maka diperlukan nilai harga sebagai

berikut :

̅ = 402,8 ̅ = 228 ̅ = 239 ̅ = 169,8 ̅ = 1350,8

Untuk menentukan uji keberartian regresi maka diperlukan nilai X1, X2,

X3, X4 dan Y yang dapat membantu untuk mengerjakan uji keberartian regresi,

(40)

32

Tabel 4.3: Nilai Untuk Uji Keberartian Regresi

Sambungan Tabel 4.3 Nilai Untuk Uji Keberartian Regresi

X1iYi X2iYi X3iYi X4iYi Ŷ Yi–Ŷ (Yi–Ŷ)2 Y2

3919,04 22772,8 21713,6 -10910 1085,8 -1350,6 1824120 70119

10946,04 2440,2 -3137,4 6181,84 1466,731 -1350,53 1823934 13502.4

7140,24 18230,4 15951,6 3342,24 1603,713 -1350,51 1823885 64110.2

12105,04 1887,2 -134,8 9678,64 1215,79 -1350,59 1824093 18171

-537,56 211,4 1359 -1081,2 1380,75 -1350,55 1823985 912.04

33572,8 45542 35752 7211,8 6752,784 -6752,78 9120018 166815

Dari nilai-nilai diatas maka dapat diperoleh dua macam jumlah kuadrat-kuadrat

(41)

33 Jadi, Fhitung dapat dicari dengan rumus:

Fhitung = 166815 dan nilai JKreg= 166784,5918 yang telah di hitung sebelumnya, maka nilai

koefisien determinasi dapat dihitung dengan:

=

(42)

34 R √R2

Dari hasil perhitungan diatas telah diperoleh nilai korelasi yaitu sebesar 0,99 dan

nilai koefisien determinasi sebesar 0,9998177

4.5 Koefisien Korelasi

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak

bebas maka dari tabel sebelumnya dapat dihitung besar koefisien korelasinya

yaitu sebagai berikut:

4.5.1 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Kriminal (Y) dengan Pencurian

Berat (X1)

Koefisien korelasi antara jumlah kriminal (Y) dan dengan pencurian berat

(43)

35

1 (Korelasi Positif). Hal ini berarti jika jumlah kriminalitas mengalami

peningkatan maka pencurian berat juga akan meningkat.

4.5.2 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Kriminalitas (Y) Dengan

Pencurian Bermotor (X2)

=

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

=

=

=

=

=

Jika dibulatkan menjadi 0,968

Koefisien korelasi antara jumlah kriminalitas (Y) dan dengan pencurian

bermotor (X2) adalah 0,968 yang menunjukkan korelasi tinggi dengan arah positif

mendekati 1 (Korelasi Positif). Hal ini berarti jika jumlah kriminalitas mengalami

(44)

36

4.5.3 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Kriminalitas (Y) Dengan

Penganiayaan Berat (X3)

Koefisien korelasi antara jumlah kriminal (Y) dan dengan penganiayaan

berat (X3) adalah 0,755 yang menunjukkan korelasi cukup dengan arah positif

mendekati 1 (Korelasi Positif). Hal ini berarti jika jumlah kriminalitas mengalami

peningkatan maka penganiayaan berat juga akan meningkat.

4.5.4 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Kriminalitas (Y) Dengan Perjudian

(X4)

=

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

=

(45)

37

Koefisien korelasi antara jumlah kriminalitas (Y) dan dengan perjudian

(X4) adalah 0,829 yang menunjukkan korelasi tinggi dengan arah positif

mendekati 1 (Korelasi Positif). Hal ini berarti jika jumlah kriminalitas mengalami

peningkatan maka jumlah perjudian juga akan meningkat.

4.6 Pengenalan SPSS

SPSS (Statistical Product and Service Solution) merupakan program aplikasi yang

digunakan untuk melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan komputer.

SPSS paling banyak digunakan dalam berbagai riset pasar, pengendalian dan

perbaikan mutu (quality improvement) serta riset-riset lain.

SPSS dibuat pertama kali sebagai software statistik pada tahun 1968.

Diprakarsai oleh ketiga mahasiswa Stanford University yang pada saat itu dioperasikan hanya pada komputer mainframe. Pada tahun 1984, SPSS pertama kali muncul pada versi PC (bisa dipakai untuk komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+, dan sejalan dengan populernya sistem operasi windows. Pada tahun 1992, SPSS juga mengeluarkan versi windows. Dan antara tahun 1994-1998,

SPSS melakukan berbagai kebijakan strategis untuk pengembangan software

(46)

38

BMDP Statistical Software, Jandel Statistics Software Clear Software, Quantime Ltd, Initive Technologies A/S dan Integral Solution Ltd. Untuk memantapkan posisinya sebagai salah satu market leader dalam business intelligence, SPSS juga

menjalin aliansi strategis dengan software house terkemuka dunia yang lain

seperti Oracle Corp, Business Object dan Ceres Integrated Solution.

Karena perkembangan SPSS ini membuat program SPSS yang tadinya

hanya ditujukan pada pengolahan data statistik untuk ilmuan sosial yang pada saat

itu SPSS yang singkatan dari Statistical Packcage for The Social Science berubah

menjadi Statistical Product and Service Solution. Fungsi SPSS diperluas untuk melayani berbagai user seperti proses produksi di pabrik, riset ilmu sains dan

lain-lain.

4.7 Langkah–Langkah Pengolahan Data Dengan SPSS

4.7.1 Cara Mengaktifkan SPSS Pada Program Windows

1. Pilih menu Start dari windows.

2. Kemudian pilih menu All Programs.

(47)

39

Gambar 4.7.1.1 Tampilan Pengaktifan SPSS Statistics 20.0

4. Lalu akan muncul aplikasi SPSS Statistics 20.0, pada saat tersebut akan

muncul kotak dialog SPSS Statistics 20.0, lalu tekan Cancel atau tanda

silang (close) untuk membuat file data baru sekaligus mengaktifkan SPSS

Statistics Data Editor.

(48)

40

4.7.2 Mengenal Lingkungan Kerja SPSS

SPSS data editor mempunyai 2 (dua) tipe lingkungan kerja yaitu :

1. Data View adalah tempat di mana data akan dimasukkan dan diproses.

Gambar 4.7.2.1 Tampilan Jendela Data View dalam SPSS

2. Variable View adalah tempat di mana variabel akan didefenisikan terlebih

dahulu sebelum dimasukkan ke Data View. Cara mengaktifkannya adalah

dengan mengklik tab sheet Variable Vieew yang berada di bagian kiri

(49)

41

Gambar 4.7.2.2 Tampilan Jendela Variable View dalam SPSS

4.7.3 Menyusun Definisi Variabel View

Name : Untuk memasukkan nama variable yang akan diuji.

Type : Untuk mendefenisikan tipe variable.

Widht : Untuk pengaturan panjang karakter dari variable.

Decimals : Untuk menuliskan jumlah desimal di belakang koma.

Label : Untuk menuliskan keterangan dari nama variabel.

Missing : Untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong.

Columns : Untuk pengaturan lebar kolom.

Align : Untuk pengaturan teks/angka pada data View apakah akan

dibuat rata kiri (Left), kanan (Right) atau tengah (Center).

Measure : Untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal,

ordinal atau scale.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini Values, Missing, Columns dan Measure

(50)

42

4.7.4 Pemasukan Data Ke dalam SPSS Statistics 20.0

Cara memasukkan data ke SPSS Statistics 20.0 adalah sebagai berikut:

1. Pengisian variabel pada Variable View.

Variabel Tahun adalah Tahun dari data yang diambil, variabel ini merupakan

variabel pertama yang akan ditempatkan pada baris pertama.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Isi Name dengan Tahun lalu pilih Type dan pilih Numeric.

2) Pilih Width isi dengan angka 4 lalu pilih Decimals ketik 0.

3) Pada Label ketik “Tahun”. 4) Lalu pada Align pilih Center.

Variabel Y adalah jumlah kriminalitas, variabel ini merupakan variabel kedua yang akan ditempatkan pada baris kedua.

Langkah-langkahnya adalah:

5) Isi Name dengan Y lalu pilih Type dan pilih Numeric.

6) Pilih Width isi dengan angka 8 lalu pilih Decimals ketik 0.

7) Pada Label ketik “Jumlah Kriminalitas”. 8) Lalu pada Align pilih Center.

Selanjutnya Variabel X1 adalah Pencurian Berat dengan Pemberatan yang juga

menjadi variabel kedua yang ditempatkan pada baris kedua.

Langkah-langkahnya adalah:

1) Isi Name dengan X1 lalu pilih Type dan pilih Numeric.

2) Pilih Width isi dengan angka 8 lalu pilih Decimals ketik 0.

(51)

43

Selanjutnya Variabel X2 adalah Pencurian Bermotor yang juga menjadi

variabel ketiga yang ditempatkan pada baris ketiga.

Langkah-langkahnya adalah:

1) Isi Name dengan X2 lalu pilih Type dan pilih Numeric.

2) Pilih Width isi dengan angka 8 lalu pilih Decimals ketik 0.

3) Pada Label ketik “Penencurian Bermotort”. 4) Lalu pada Align pilih Center.

Pengisian variabel tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.7.4.1 Tampilan Pengisian Variable View

2. Pengisian Data Pada Data View

Langkah-langkah pengisian data ke dalam data view adalah:

1) Setelah pengisian variabel pada Variable View lalu klik pada tab sheet

Data View yang ada di kiri bawah layar.

2) Isilah tahun pada kolom Tahun sesuai jumlah data yang ada.

(52)

44

Pengisian data tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.7.4.2 Tampilan Pengisian Data View

4.7.5 Pengolahan Data

Pengolahan data untuk mencari koefisien korelasi, langkah-langkahnya dalah

sebagai berikut:

1) Pada Menu Bar klik menu Analyze, lalu pilih Regression dan klik Linear.

2) Lalu akan muncul kotak dialog Linear Regression.

3) Pada kotak dialog tersebut masukkan variabel Y kedalam kotak

Dependent, dan masukkan X1,X2, X3, X4 ke dalam kotak Independent lalu

Klik Statistics ceklist Estimates, ModelFit, R Squared Change dan

(53)

45

Gambar 4.7.5 Kotak Dialog Linear Regression

(54)

46

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data pada bab sebelumnya, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan rumus telah didapat nilai koefisien-koefisien yaitu b0

= 207,829, b1 = 0,735, b2 = 2,212, b3 = 1,048, b4 = 0,541 Sehingga

persamaan regresi linier bergandanya adalah

Ŷ = 207,829 + 0,735 X1 + 2,212 X2 + 1,048 X3 + 0,541 X4.

2. Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel X1, X2, X3, dan X4

terhadap variabel Y dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang

berkorelasi tinggi terhadap variabel Y adalah variabel X2, X3, X4.Variabel

yang berkolerasi rendah terhadap Y adalah X1.

3. Variabel yang berkorelasi paling kuat adalah variabel X2 yaitu 0,968. Hal ini

berarti pencurian bermotor adalah jumlah kriminalitas yang paling tinggi di

Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.

4. Pada perhitungan koefisien determinasi diperoleh 0,99 yang berarti 99 %

menunjukan bahwa Jumlah Kriminalitas dipengaruhi oleh keempat variabel

(55)

47

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

1. KAPOLRES Deli Serdang sebaiknya lebih tanggap dalam menyikapi

kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang saat ini agar

keamanan masyarakat lebih terjamin.

2. KAPOLRES Deli Serdang sebaiknya harus lebih berkonsentrasi kepada

jenis kejahatan Pencurian Bermotor, Penganiayaan Berat, dan Perjudian

karena jenis kejahatan ini sangat tinggi jumlahnya setiap tahun dan sangat

berpengaruh terhadap Jumlah Kriminalitas di Sumatera Utara.

3. Selain keempat jenis kejahatan yang diteliti oleh peneliti, Kapolres Deli

Serdang juga harus lebih tanggap terhadap jenis kejahatan lainnya yang

mungkin berpengaruh terhadap Jumlah Kriminalitas di Kabupaten Deli

Serdang.

Penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan sampel yang lebih banyak lagi

agar dapat dilihat lebih jelas hubungan yang representatif antara variabel bebas

(56)

48

DAFTAR PUSTAKA

Algifari.2000.Analisa RegresiTeori, KasusdanSolusi, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

BONGER, W. A.1962 ,Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan,

Jakarta.

Mustofa, Muhammad, 2005, Metodologi penelitian kriminologi edisi kedua,

Sudjana, 2001, Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sugiyono,2006,Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Yesmil Anwar & Adang.2008.Pembaruan Hukum Pidana, Jakarta. PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Gambar

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Tabel 4.2 : Nilai untuk menentukan koefisien regresi
Tabel 4.3: Nilai Untuk Uji Keberartian Regresi
Gambar 4.7.1.1 Tampilan Pengaktifan SPSS Statistics 20.0
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis ragam menunjukkan tidak terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan pupuk kandang dan dosis NPK terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun

Alokasi sampel usaha industri mikro menurut KBLI pada setiap blok sensus terpilih dilakukan dengan memperhatikan jumlah usaha IMK

Dalam tahap pelaksanaan ini penulis mulai dari mengrimping kabel LAN sebagai alat penghubung, dan juga menginstal aplikasi yang digunakan dalam melaksanakan tugas

Tidak adanya hubungan secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen telah menggugurkan pendapat yang menyatakan bahwa kepuasan kerja

Kuota Bidikmisi secara nasional Tahun 2016 tidak turun (60.000 mhs), namun mekanisme dalam penetapan kuota awal yang didistribusikan ke perguruan tinggi

adalah kewenangan Camat sesuai dengan Peraturan Bupati Murung Raya Nomor 23 Tahun 2Ol4 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangem Bupati Mumng Raya Kepada Camat di wilayah

(2) tfndangaa atau jfraa p&aa dapat dSaJukan dalaa pc&tuk taracndiri aaolfcan &«&urut fcataxiiuan yang ada dan * harua dilaporkan pada Dinaa Pccdepetan gl tfajafc

Dari latar belakang permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “SUBSTITUSI TEPUNG KULIT SINGKONG (Manihot utillisima) DALAM PEMBUATAN MIE DENGAN