• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Produksi Kelapa Sawit Pada Tahun 2008 DI PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Produksi Kelapa Sawit Pada Tahun 2008 DI PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

REALISASI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA TAHUN 2008

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

MEDAN

TUGAS AKHIR

IRMANA MANDASARI

062407059

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI

PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA TAHUN 2008 DI

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

IRMANA MANDASARI

062407059

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)
(4)
(5)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdullilahirobbil’alamin. Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta kasih sayang dan kesehatan kepada semua hamba-Nya. Salawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya pada program studi D-3 Statistika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas segala kritik dan saran yang membangun demi terselesaikannya penulisan tugas akhir ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan teliti membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku ketua departemen Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak pimpinan dan seluruh karyawan/i di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, khususnya bidang tanaman yang telah mengizinkan penulis mengambil data untuk melengkapi tugas akhir penulis.

5. Kepada orang tua tercinta, ayahanda Alm. ABDUL MALIK BIN AGAM dan Ibunda Almh. RADEN RUBES RUMIATY yang dengan keikhlasan dan ketulusan hatinya membesarkan, mendidik, memberi dukungan dan doa serta segenap rasa cinta yang tak terhingga kepada penulis hingga akhir hayat mereka. Kepada kakak dan adikku tersayang, Kiki dan Riza Hidayatullah atas segala dukungannya baik moril maupun materil, perhatian dan kasih sayangnya kepada penulis sampai saat ini.

6. Teristimewa buat M. Rizky Siregar. I’m Yours.

7. Anak-anak Stat A, B & C ‘06, eXpeciaLLy My Classmates Stat B yang telah sama-sama berjuang selama 3 tahun dalam suka dan duka. For My

Old Friend : Fachry, Dedi, Iwa, Dayah, Tia. I Miss U All.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mudah-mudahan tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam penyampaian dan pengembangan pendidikan khususnya dibidang Statistik.

(6)

DAFTAR ISI

Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan 1 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan 9

2.1.1 Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Medan 11

2.2 Jenis Usaha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan 11 2.3 Struktur Organisasi, Kegiatan dan Jaringan Kerja PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan 14 3.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 24 3.6 Koefisien Determinasi 26

3.7 Multikolinearitas 27

Bab 4 Analisis Data 28

4.1 Pengolahan Data 28

(7)

4.5 Uji Normalitas Menggunakan Regresi Linear 34

4.6 Analisis Korelasi 36

Bab 5 Implementasi Sistem 39

5.1 Sekilas Tentang SPSS 39

5.2 Mengaktifkan SPSS 39

5.3 Membuka Lembar Baru 40

5.4 Menamai Variabel 42

5.5 Pengisian Data 44

5.6 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi 45 5.7 Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi 48

Bab 6 Penutup 50

6.1 Kesimpulan 50

6.2 Saran 51

Daftar Pustaka 52

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bentuk Umum Data Observasi 24

Tabel 4.1 Metode Kotak Dialog Regresi Linear 29 Tabel 4.2 Metode hasil Penjumlahan 29

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini, Perusahaan dan instansi pemerintah mengalami

modrenisasi baik dalam hal pengolahan data dan pemberian informasi. Demikian juga

halnya dengan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, merupakan suatu

perusahaan perkebunan yang memproduksi minyak kelapa sawit dan karet

mempunyai tujuan membantu pemerintah untuk menstabilkan harga minyak goreng

yang sebagai salah satu bahan pokok masyarakat dan merupakan salah satu penghasil

pajak terbesar untuk negara. Dalam pencapaian tujuan tersebut dibutuhkan pengolahan

data yang menghasilkan informasi yang tingkat ketelitian dan ketepatannya tinggi.

Sebagai perusahaan multidimensi agro industri dengan budidaya kelapa sawit

dan karet, hingga saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengelola

perkebunan yang mencapai 34 kebun dengan total areal perkebunan 166.031,52

hektar. Untuk itu diperlukan kinerja yang baik pada setiap bidang usaha agar berada

pada sasaran pasar yang tepat serta melengkapi pengakuan dunia atas kinerja tersebut.

(11)

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Realisasi Produksi

Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan atau kebijakan

terhadap suatu masalah.

1.3 Rumusan Masalah

Besarnya Realisasi Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas lahan, pupuk, pencurian, dan beberapa

faktor lainnya. Dalam hal ini penulis melihat perbandingan jumlah produksi dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sehingga penulis ingin mengetahui apakah

program yang telah dijalankan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

dalam meningkatkan hasil produksi berhasil, dengan melihat taraf signifikan dari

faktor-faktor tersebut. Penulis juga ingin melihat hubungan antara tiap

variabel-variabel yang mempengaruhi besarnya Realisasi Produksi Kelapa Sawit tersebut.

(12)

Adapun manfaat dari penelitian sebagai acuan yang dapat dilakukan pemerintah dalam

melakukan realisasi yang tepat sasaran sehingga pemerintah dapat melihat kemajuan

yang tercipta dari rancangan kerja tersebut dimasa yang akan datang.

1.5Tinjauan Pustaka

Beberapa buku yang menjadi tinjauan pustaka yang digunakan untuk mewujudkan

tulisan ini yang menbantu penulis menguraikan tentang beberapa indikator yang

menunjang Realisasi Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Buku Metoda Statistika dan Analisis Regresi Terapan yang merupakan buku panduan

untuk menganalisis data yang ada, dan beberapa buku lainnya sebagai bahan untuk

penulisan.

1.6Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian atau pengumpulan data yang dilakukan penulis mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi Realisasi Kelapa Sawit di dapat dari PT. Perkebunan Nusantara

III (Persero) Medan Jl. Sei Batang Hari no. 2, telp. 8452244-8453100 Medan.

Pengambilan data diatas dilakukan pada saat penulis melakukan Praktik Kerja

(13)

Metode penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan

kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu terwujud. Penulis

melakukan beberapa langkah-langkah untuk menyelesaikan penelitian, antara lain:

1. Kepustakaan (Library Research)

Dalam hal ini penulis melakukan pengambilan data dengan membaca, menelaah

serta mengkaji buku – buku dan literatur yang berkaitan dengan masalah yang

diperlukan.

2. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu :

a. Data Primer

b. Data Sekunder

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan

dicatat untuk pertama kalinya. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan

sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan, Badan Pusat Statistik (BPS), majalah, keterangan-keterangan atau

publikasi lainnya.

(14)

1. Penentuan Objek Penelitian

Penentuan objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk

dilakukan, sesuai dengan model atau metode yang sudah dibentuk atau

ditetapkan dalam penyusunan tugas akhir.

2. Penentuan Variabel

Menentukan kelompok data mana saja yang menjadi variabel X (variabel

bebas) dan yang mana yang menjadi variabel Y (Variabel Tak Bebas).

3. Menentukan hubungan antara variabel Y dengan variabel X sehingga didapat

regresi Y atas X1, X2, …, Xk.

4. Menentukan Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier

berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui

proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan

atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas (X) yang ada didalam model

persamaan regresi linier berganda secara bersama – sama. Maka R2 akan

ditentukan dengan rumus, yaitu :

Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing –

(15)

yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja

(yang bersifat nyata).

5. Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besarkah

hubungan variabel – variabel bebas itu dapat mempengaruhi variabel tak

bebas. Untuk hubungan variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Untuk mengukur kuat tidaknya antara variabel bebas dan tak bebas, ditinjau dari besar

kecilnya nilai koefisien korelasi (r). Makin besar nilai r maka makin kuat

hubungannya dan jika r makin kecil berarti makin lemah hubungannya. Nilai r yaitu :

- 1,00 ≤ r ≤ - 0,80 berarti korelasi kuat

Pengujian ini dilakukan untuk menguji tingkat nyata koefisien – koefisien

(16)

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan “Tugas Akhir” secara garis besarnya di

bagi dalam 4 Bab yang masing-masing Bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yaitu

sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang pengambilan judul, tujuan penelitian,

perumusan masalah, metode penelitian, tinjauan pustaka, lokasi penelitian

dan sistematika penelitian.

BAB 2 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

Dalam bab ini menjelaskan tentang PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan motto, visi dan misi dan struktur badan usaha.

BAB 3 : LANDASAN TEORI

Dalam Bab ini dijelaskan mengenai klasifikasi mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi Realisasi Kelapa Sawit dan menguraikan tentang

pengertian regresi, regresi linier berganda, uji regresi linier ganda dan

korelasi regresi linier ganda serta uji koefisien regresi linier berganda.

BAB 4 : ANALISIS DATA

Dalam Bab ini dilakukan analisis data dengan regresi linier berganda,

(17)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam Bab ini dilakukan analisis data dengan regresi dan korelasi dengan

menggunakan SPSS.

BAB 6 : PENUTUP

Dalam Bab ini memberikan beberapa kesimpulan dan saran sesuai dengan

hasil analisis yang telah dilakukan.

BAB 2

(18)

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selama lebih dari 40 tahun telah

mengelola usaha perkebunan melalui kekayaan kandungan tanah Pulau Sumatera

untuk turut memberikan andil dalam proses pembangunan Indonesia. Pengalaman

panjang itu menjadikan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tampil sebagai

salah satu perusahaan terkemuka di lingkungannya. Bidang usahanya dari hulu ke

hilir, dari komoditi perkebunan hingga produk akhir telah dapat mencapai sasaran

pasar Domestik dan Internasional.

Lintasan sejarah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berawal pada

tahun 1958 sampai dengan tahun 1971, pada saat pemerintah Indonesia melakukan

kebijakan nasionalisasi atas perusahaan perkebunan peninggalan Belanda, termasuk

dua perusahaan perkebunan di sekitar Medan yaitu NV. Rubber Culltur Mij. De

Oekust (CMO) yang kemudian dilebur menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Baru

(PPN Baru) Cabang Sumatera Utara. Dari embrio Perusahaan Perkebunan Negara

Baru Cabang Sumatera Utara inilah lahir Perusahaan Negara (PN), yang terdiri dari

PN. Perkebunan III, PN. Perkebunan IV dan PN. Perkebunan V. Menurut Peraturan

Pemerintah No. 8 Tahun 1996, tanggal 14 Febuari 1996 ketiga PT. Perkebunan Milik

Negara ini direstrukturisasi menjadi satu perseroan yaitu PT. Perkebunan Nusantara

III (Persero) yang berkantor pusat di Medan Sumatera Utara.

Sebagai perusahaan multidimensi agro industri dengan budidaya Kelapa Sawit,

(19)

mengelola perkebunan yang mencapai 34 kebun dengan total areal perkebunan

166.031,52 hektar. Didukung 31 pabrik pengolahan berteknologi modern yang

menampung seluruh hasil tanaman, serta 4 pabrik industri karet yang menghasilkan

produk hilir berbahan baku karet, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan siap

mengantisipasi persaingan era global.

Sesuai komitmennya, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

senantiasa mengoperasionalkan setiap bidang usaha berdasarkan acuan standar

internasional dalam hal efesiensi, kontrol mutu, dan wawasan pelestarian lingkungan

Sertifikat ISO 9002 untuk Sistem Manajemen Mutu serta ISO 14001 dan Sistem

Manajemen Lingkungan yang berhasil diraih. Berdasarkan kinerja yang telah

dilakukan perusahaan terbukti bahwa PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

berada pada sasaran pasar yang tepat serta melengkapi pengakuan dunia atas kinerja

tersebut.

2.1.1 Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki visi dan misi

mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan,

(20)

aset strategis dan mengembangkannya secara optimal, kemudian selalu berupaya

menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbas hasil terbaik bagi investor. PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berusaha menjadikan perusahaan yang

paling menarik untuk bermitra bisnis, memotivasi pegawai untuk berpatisipasi aktif

dalam pengembangan komunitas, melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang

berwawasan lingkungan dan dengan menjunjung tata nilai.

2.2 Jenis Usaha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

1. Kelapa Sawit

Budidaya kelapa sawit masih merupakan produk unggulan PT. Perkebunan Nusantara

III (Persero) Medan. 77% pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan komoditi

ini beserta hasil olahannya yaitu : Minyak Sawit dan Inti Sawit. Berdasarkan data

penjualan di pasar lokal maupun ekspor dari tahun ke tahun, kelapa sawit tetap

memperlihatkan grafik peningkatan yang signifikan. Sementara itu 69% volume

produksi minyak sawit di ekspor ke pasar luar negeri.

Untuk menunjang proses produksi, saat ini perusahaan memiliki 11 unit

pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 510 ton/ jam yang mampu menghasilkan

2.550.000 ton Tandan Buah Segar (TBS) pertahun. Upaya peningkatan volume

produksi dilaksanakan sejalan dengan strategi pengembangan usaha kearah industri

hilir, melalui program pengembangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan teknologi

(21)

Menyadari prospek komoditi kelapa sawit yang sangat cerah, perusahaan terus

berupaya meningkatkan volume produksinya, antara lain dengan cara memperluas

areal perkebunan yang telah dilaksanakan sejak tahun 1999, penggunaan bibit unggul,

serta penerapan metode penanaman “Sistem Lubang Besar” yang dapat

memperpendek masa tanam dan menghindari kekurangan air pada musim kemarau.

Hal ini merupakan pembuktian bahwa sistem mutu manajemen yang telah diterapkan

selama ini berhasil dengan baik.

2. Karet

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki 24 kebun dengan luas areal

tanam 54.415,85 hektar, dengan komposisi 83,2% kebun inti dan 16,8% kebun

Plasma. Sebagian besar tanaman merupakan tanaman pada usia matang yang hasilnya

mencapai 1,1 ton karet kering/ hektar.

Dalam upaya untuk meningkatkan volume dan kualitas produksi, perusahaan

telah mengembangkan sistem teknis kultur tanaman dengan pemanfaatan bibit unggul

untuk mempersingkat masa tanaman belum menghasilkan, serta dapat meningkatkan

daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Sejalan dengan rencana

pengembangan usaha pada bidang pengolahan karet, untuk mengantisipasi fluktuasi

harga karet di Pasar Domestik dan Internasional perusahaan harus mampu

mengembangkan diri dan unggul dalam persaingan global. Didukung dengan

Sertifikat ISO 9002, Sistem Manajemen Mutu yang diperoleh perusahaan diharapkan

dapat menjadi jaminan mutu produk-produk yang menghasilkan sehingga dapat

(22)

3. Kakao

Saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan hanya mengusahakan 1

perkebunan inti kakao di 6 lokasi kebun dengan total wilayah mencapai 1.937,94

hektar. Seperti komoditi lainnya, perkebunan juga didukung oleh pabrik pengolahan

kakao yang terdapat di kebun berkapasitas sebesar 3,555 ton kakao kering perhari.

Sesungguhnya komoditi kakao memiliki prospek yang cepat, karena produk ini

merupakan bahan baku yang dibutuhkan dalam industri makanan, minuman dan

indus tri farmasi. Kendati demikian, dengan rentang areal yang relatif terbatas, nilai

ekonomis yang disumbangkan kepada perusahaan juga relatif kecil, karena penjualan

kakao dalam 5 tahun terakhir turun sebesar 26% pertahun.

Berdasarkan penjelasan diatas dan hasil evaluasi yang jelas, diyakini bahwa

bisnis kelapa sawit memiliki prospek yang jauh lebih cerah dibandingkan dengan

bisnis kakao. Sehingga, untuk memberikan keuntungan yang lebih baik kepada para

pemegang saham, strategi bisnis yang ditempuh manajemen adalah menimbun seluruh

areal tanaman kakao menjadi tanaman kelapa sawit, yang memang jauh lebih

menjanjikan keuntungan yang lebih besar.

(23)

Dalam rangka memberikan wewenang dan tanggung jawab yang seimbang, maka

perlu dibentuk struktur organisasi yang baik, sehingga tugas yang diberikan dapat

dikerjakan secara efisien, sistematika dan terkoordinir.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan merupakan perusahaan yang

bergerak pada bidang perkebunan yang memiliki struktur organisasi garis, dimana

hubungan pimpinan dan bawahan bersifat langsung melalui suatu garis wewenang dan

tanggung jawab yang penuh atas pekerjaan yang ada pada setiap bagian. Dan

keuntungan dalam hal ini adalah :

1. Garis pimpinan berjalan secara tegas karena pimpinan memiliki hubungan

langsung terhadap bawahannya.

2. Rasa solidaritas yang tinggi diantara karyawan, dikarenakan setiap karyawan

saling mengenal satu sama lain.

3. Kesatuan komando terjamin dengan baik karena pimpinan berada disatu

tangan.

Struktur Organisasi serta kegiatan yang dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara

III (Persero) Medan terbagi atas tugas dan wewenang setiap bagian perkebunan.

Adapun tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut:

(24)

Mengarahkan, memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan secara optimal

untuk mewujudkan Visi dan Misi perusahaan. Direktur Utama juga bertanggung

jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

2. Direktur Produksi

Mengelola dan memberdayakan sumber daya produksi, sarana dan prasarana

sehingga tercapainya kinerja bidang produksi secara optimal. Khususnya pada

bidang tanaman melaksanakan rencana-rencana rehabilitasi dan investasi tanaman.

3. Direktur Keuangan

Mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna,

sehingga tercapai Cash Flow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan

efesien.

4. Direktur Pemasaran

Mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran dan pengadaan secara

optimal, sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok.

5. Direktur SDM dan Umum

Mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung

lainnya sehingga tercapai kinerja bidang SDM/ Umum yang optimal.

(25)

Melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumberdaya yang

berhubungan dengan Aspek Legal dan Kepatuhan, Aspek Manajemen Hubungan

dengan Investor sehingga terwujudnya Corporate Image yang positif dari standar.

7. Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern

Melaksanakan pemberdayaan sumber daya dalam melaksanakan pengawasan

analisis dan evaluasi untuk mencapai kinerja yang optimal.

8. Kepala Bagian Teknologi Informasi

Melaksanakan rancangan, pemeliharan, mentoring, analisis dan evaluasi serta

pengembangan dam memberdayakan sumber daya informasi untuk mengahsilkan

kinerja informasi secara lengkap.

9. Kepala Bagian Tanaman

a. Menyusun Rencana Jangka Pendek (Anggaran Belanja) dalam bidang tanaman

dan produksi.

b. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman (biji, bibit, dan entrys).

c. Membuat norma-norma penderesan/panen dan menyusun rencana penggunaan

stimulasi serta alat-alat dan bahan yang berhubungan dengan panen produksi.

d. Merumuskan metode panen yang lebih baik guna meningkatkan efektifitas dan

produktifitas kerja.

e. Mengevaluasi pelaksanaan hasil-hasil kerja bidang tanaman seperti : Tanaman

Ulang (TU), Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), dan Tanaman Menghasilkan

(TM).

f. Merencanakan dan melaksanakan pengolahan bidang tanaman, yang mencakup

(26)

g. Melaksanakan pengukuran dan pemetaan areal sendiri, inti, dan pengembangan.

10.Kepala Bagian Teknik

Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan pemberdayaan sumber daya teknik

sehingga terwujudnya Best Practices pada Bidang Teknik.

11.Kepala Bagian Teknologi

Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya

teknologi dan mengefektifkan sistem untuk mengoptimalkan kinerja bidang

teknologi, sistem manajemen mutu dan lingkungan.

12.Kepala Bagian Pembiayaan

Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi serta memberdayakan sumber daya

keuangan dan akuntansi secara optimal untuk mewujudkan kondisi keuangan yang

sehat.

13.Kepala Bagian Pengadaan Barang

Melaksanakan pengadaan barang, mentoring, analisis dan evaluasi serta

memberdayakan sumber daya secara optimal.

(27)

Melaksanakan fungsi manajemen pemasaran dengan menggunakan sumber daya

pemasaran secara maksimal sehingga tercapai kepuasan pelanggan, peningkatan

arus kas masuk, pengoptimalan harga, peminimuman stok dan penagihan

pembayaran yang efektif.

15.Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi dalam memberdayakan sumber

daya manusia perusahaan secara optimal sehingga terwujud karyawan yang

berilmu pengetahuan.

16.Kepala Bagian Umum

Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi memberdayakan sumber daya di

lingkungan perusahaan secara optimal sehingga terwujudnya Zero Accident, Zero

Confict, dan Zero Management.

17.Distrik Manajer

Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi, memberi keputusan dan

terobosan-terobosan serta memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada di

kebun untuk mencapai kinerja yang optimal.

18.General Manager Rumah Sakit

Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi serta memberdayakan seluruh

sumber daya perusahaan untuk mencapai kinerja optimal.

(28)

Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen serta memberdayakan pengalokasian

seluruh sumber daya perusahaan secara optimal untuk mencapai sasaran unit

kebun.

20.Manajer Pabrik Kelapa Sawit

Memberdayakan sumber daya perusahaan pada tiap unit, sehingga terwujud

kinerja pabrik yang optimal.

21.Manajer Rumah Sakit

Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk memberdayakan seluruh sumber

(29)

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Regresi

Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

penelitian Galton, meskipun ada kecenderungan bagi para orangtua yang tinggi

mempunyai anak yang tinggi dan orangtua yang pendek memiliki anak yang pendek,

distribusi mengenai tinggi dari suatu populasi tidak berubah dari generasi ke generasi.

Penelitian ditulis dalam artikel yang berjudul : “Family Likeness in Structure”

Proceeding of Royal Society, London, Vol. 40, 1886). Menurut Galton, analisis

regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang disebut

variabel takbebas (dependent variable), pada satu atau lebih variabel, yaitu variabel

yang menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan dan ataupun meramalkan

nilai rata-rata dari variabel takbebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah

diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas (independent

variable).

(30)

Analisis regresi linier digunakan untuk peramalan, dimana dalam model terdapat

variabel bebas X dan variabel takbebas Y. Regresi linier yaitu menentukan satu

persaman dan garis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel

takbebas, yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk

menaksir/meramalkan variabel takbebas. Untuk mempelajari hubungan-hubungan

antara beberapa variabel, analisis ini terdiri dari dua bentuk, yaitu :

1. Analisis Regresi Sederhana (simple linear regression)

2. Analisis Regresi Berganda (multiple linear regression)

Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu

variabel bebas (independent variable) dan variabel takbebas (dependent variable).

Sedangkan analisis regresi berganda merupakan hubungan antara 3 variabel atau

lebih, yaitu sekurang-kurangnya 2 variabel bebas dengan satu variabel takbebas.

3.3 Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan

matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel takbebas tunggal dengan

variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya ada satu peubah bebas X yang

dihubungkan dengan satu peubah takbebas Y. Bentuk-bentuk model umum regresi

sederhana yang menunjukkan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai sebagai

(31)

bx

a = Parameter Intercept

b = Parameter Koefisien Regresi Variabel Bebas

3.4 Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara

peubah respon (variable dependent) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih

dari satu predaktor (variable independent).

Regresi linier berganda hampir sama dengan Regresi linier sederhana, hanya

saja pada Regresi linier berganda variabel penduga (variabel bebas) lebih dari satu

variabel penduga. Tujuan analisis Regresi linier berganda adalah untuk mengukur

intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai

Y atas nilai X. Bentuk persamaan Regresi linier berganda yang mencakup dua atau

lebih variabel, yaitu :

(32)

Y = Pengamatan ke-i pada variabel takbebas

Xik = Pengamatan ke-i pada variabel bebas

0

β = Parameter Intercept

k

β β

β1, 2,..., = Parameter koefisien regresi variabel bebas

εi = Pengamatan ke i variabel kesalahan

Model diatas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila

hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak, dan tidak

mengetahui regresi populasi, sehingga model regresi populasi perlu diduga

berdasarkan model regresi sampel, sebagai berikut :

ki

b0,b1,...,bk = Koefisien regresi

(33)

Nomor

3.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam regresi linier berganda variabel tak bebas (Y), tergantung kepada dua atau

lebih variabel bebas (X). Bentuk persamaan regresi linier berganda yang mencakup

dua atau lebih variabel, yaitu :

i

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linier berganda dengan lima

variabel, yaitu satu variabel tak bebas (dependent variable) dan empat variabel bebas

(independet variable). Bentuk umum persamaan regresi linier berganda tersebut,

(34)

i

e1 = variabel kesalahan (galat)

Untuk rumus diatas, dapat diselesaikannya dengan lima persamaan oleh lima

variabel yang berbentuk :

∑Yi = nb0 + b1 ∑X1i + b2∑X2i + b3∑X3i + b4∑X4i (3.6)

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier

berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi

keragaman total dalam variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan

oleh variabel – variabel bebas (X) yang ada didalam model persamaan regresi linier

berganda secara bersama – sama.

(35)

Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing –

masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang

dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang

bersifat nyata).

3.7 Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara

beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Adapun pendeteksianya

adalah jika multikolinieritas tinggi, maka R² tinggi tetapi tidak satupun atau sangat

sedikit koefisien yang ditaksir yang penting secara statistik. Secara sistematis

pengukuran multikolinieritas dapat dirumuskan sebagai berikut :

VIF =

Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah multikolinieritas

(adanya variabel independen yang saling berhubungan). Untuk mengetahui ada tidak

nya multikolinieritas dengan mendasarkan pada nilai Tolerance dan VIF.

(36)

BAB 4

(37)

4.1 Pengolahan Data

Setiap data merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk dasar pembuatan

keputusan–keputusan atau untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik

dapat dihasilkan jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik.

Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran

tentang suatu keadaan / permasalahan.

Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang Besarnya Realisasi

Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan seperti yang

diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis mengumpulkan data yang berhubungan

dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan adalah data mengenai Besarnya Realisasi Produksi PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2008 serta faktor–faktor yang

mempengaruhi besarnya Realisasi Produksi, antara lain Luas lahan, Pupuk dan

Pencurian.

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk mencari persamaan regresi linier berganda, terlebih dahulu kita menghitung

koefisien–koefisien regresinya dengan menggunakan program SPSS. Berikut adalah

(38)

Regression

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Produksi

Tabel 4.1 Metode kotak dialog Regresi Linear

Untuk Metode Enter, metode ini menganalisis variabel independent secara

keseluruhan tanpa memilah-milah variabel yang nantinya dijadikan satu grup dalam

persamaan regresinya. Dimana, variabel terikatnya adalah Produksi dan variabel

bebasnya adalah Luas, Pupuk, dan Pencurian.

Model Summary(b) a Predictors: (Constant), Pencurian , Pupuk, Luas

b Dependent Variable: Produksi

Tabel 4.2 Metode hasil penjumlahan

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui nilai R Squarenya sebesar 0,639.

Artinya variabel Luas, Pupuk dan Pencurian mempengaruhi Produksi sebesar 63,9%.

Masih terdapat pengaruh variabel lain sebesar 36,1%

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 161593881

58063020. 000

(39)

9379630.0

a Predictors: (Constant), Pencurian , Pupuk, Luas b Dependent Variable: Produksi

Tabel 4.3 Output ANOVA 1 arah

Analisis Varians Satu Arah diatas merupakan suatu prosedur yang digunakan

untuk variabel Produksi dengan tipe data kuantitatif dengan variabel Luas, Pupuk dan

Pencurian sebagai variabel faktor. Analisis Varians digunakan untuk uji hipotesis

beberapa rata-rata yang sama. Dari tabel dapat diketahui jumlah kuadrat dari Regresi

dan Galat. Derajat bebas regresi = 3 dan galatnya = 30. Sedangkan nilai Fhitung

adalah 17,709. Hasil analisis, selain dapat diperoleh dari nilai rata-rata sampel, juga

dapat dipoeroleh dari nilai signifikan sebesar 0,000 atau 0,00% yang berarti kurang

dari 5%. Jadi hipotesis awal ditolak, artinya rata-rata perbandingan Luas, Pupuk dan

Pencurian cukup signifikan. Artinya terdapat perbedaan antara Luas, Pupuk, dan

Pencurian. 1 (Constant) 14722032.

187

(40)

Dari hasil output SPSS diatas maka dapat diketahui:

b0 = 14722032,187

b1 = 19128.686

b2 = -0,141

b3 = -765.908

Sehingga diperoleh persamaan regresinya :

i

a Dependent Variable: Produksi Tabel 4.5 Nilai-nilai Residu

4.3 Uji Keberartian Koefisien Regresi

Pada uji ini, hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Koefisien regresi tidak signifikan

(41)

Uji keberartian ini dilakukan untuk masing-masing koefisien regresi sebagai

berikut :

1. Konstanta

Lihat tabel 4.4. Pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai Constant sebesar 14722032.187 dan nilai thitungnya sebesar 2,569. Dengan dk = 33 dan =

0,05 nilai ttabel atau t0,975,33 = 2,04 sehingga nilai thitung > ttabel. Artinya

H0 ditolak sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konstanta mempunyai

pengaruh nyata terhadap model regresi.

2. Luas

Lihat tabel 4.4. Pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai Luas sebesar

19128.686 dan nilai thitungnya sebesar 7,267. Dengan dk = 33 dan = 0,05

nilai ttabel atau t0,975,33 = 2,04 sehingga nilai thitung > ttabel. Artinya H0

ditolak sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Luas mempunyai pengaruh

nyata terhadap model regresi.

3. Pupuk

Lihat tabel 4.4. Pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai Pupuk sebesar

-0,141 dan nilai thitungnya sebesar -0,392. Dengan dk = 33 dan = 0,05 nilai

ttabel atau t0,975,33 = 2,04 sehingga nilai thitung < ttabel. Artinya H0

diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pupuk tidak berpengaruh

terhadap model regresi.

(42)

Lihat tabel 4.4. Pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai Pencurian

sebesar -765.908 dan nilai thitungnya sebesar -1,621. Dengan dk = 33 dan =

0,05 nilai ttabel atau t0,975,33 = 2,04 sehingga nilai thitung < ttabel. Artinya

H0 diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pencurian juga tidak

berpengaruh terhadap model regresi.

4.4Uji Linearitas Garis Regresi

Uji linearitas garis regresi ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih

model regresi yang akan digunakan. Uji ini merupakan persyaratan apakah model

garis regresi dapat digunakan untuk menganalisis data. Kriteria pengujian yang

diterapkan untuk menyatakan kelinieran garis regresi yaitu nilai statistik Fhitung yang

diperoleh dari penelitian dan Ftabel dalam taraf nyata yang sudah ditentukan.

Untuk uji linearitas regresi, hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Persamaan garis regresi tidak linear

H : Persamaan garis regresi linear

Dari output yang diperoleh, untuk menentukan kelinearan garis regresi dapat

ditentukan dengan melihat nilai F dan Sig. pada Tabel 4.3. Apabila menggunakan nilai

F, maka Ftabelnya harus dicari terlebih dahulu sehingga untuk analisis ini akan lebih

mudah menggunakan nilai Sig.. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai Sig.

lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima yang artinya persamaan garis

regresi tidak liniear. Apabila nilai Sig. kurang dari 0,05 maka H0 ditolak yang

(43)

0,000. Ini artinya bahwa nilai ini kurang dari 0,05. Artinya kita tolak H0 sehingga

persamaan garis regresinya linear.

4.5Uji Normalitas menggunakan Regresi Linear

Berdasarkan teori statistika model linear, hanya variabel dependent yang mempunyai

distribusi uji normalitasnya, sedangkan variabel-variabel independent diasumsikan

bukan merupakan fungsi distribusi sehingga tidak perlu diuji normalitasnya.

Untuk menguji normalitas pada Linear Regresi, digunakan Charts. Pengujian

ini dilakukan dengan cara mendeteksi penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

dari grafik atau melihat grafik histograf dari residualnya. Dasar pengambilan

keputusannya yaitu apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

Frequency

12

10

8

6

4

2

Histogram Dependent Variable: Y

(44)

Gambar 4.1 Output berupa Histogram

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y

(45)

Regression Studentized Residual

Gambar 4.3 Output berupa Scatterplot

Dari hasil output yang diperoleh, pada Charts Normal P-P Plots of Regressions

Standardized Residual terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

4.6Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel yang

akan dianalisis. Untuk mencari besarnya korelasi atau hubungan antara kedua

(46)

menggunakan program SPSS. Berikut adalah uraian dari hasil data yang telah

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.7 Nilai-nilai Korelasi

1. Koefisien Korelasi antara Realisasi Produksi dengan Luas Lahan (X dan Y)

Hasil yang diperoleh diatas menunjukkan korelasi sedang antara Realisasi

Produksi dengan Luas lahan yaitu 0,779, dapat diartikan semakin tinggi luas lahan

maka akan semakin tinggi Realisasi produksi tersebut. Dimana interval

korelasinya dari -0.50 ≤ r ≥ 0.79 dikatakan berkorelasi sedang.

2. Koefisien Korelasi antara Realisasi Produksi dengan Pupuk (X2 dan Y)

Pada koefisien korelasi antara Realisasi Produksi dengan Pupuk ini menunjukkan

korelasi kuat antara Realisasi Produksi dengan pupuk karena -0,041 berada

(47)

3. Koefisien Korelasi antara Realisasi Produksi dengan Pencurian (X3 dan Y)

Ini juga menunjukkan korelasi sedang antara Realisasi Produksi dengan jumlah

pencurian karena nilai korelasi 0,061 berada dalam interval korelasi sedang 0,79 ≤

r ≥ -0,50.

4.7Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan situasi dimana terdapat korelasi variebel-variebel bebas

dalam regresi. Uji multikolinieritas ini menggunakan metode korelasi. Jika nilai

koefisien korelasi > dari 0,90 maka model regresi mengandung gejala

multikolinieritas (Widarjono, 2005). Hasil uji multikolinieritas dapat ditunjukkan pada

tabel 4.7. Berdasarkan tabel diatas terlihat koefisien korelasi antar variabel bebas yang

nilainya berkisar antara −0,014 sampau dengan 0,779. Dengan demikian tidak ada satu

koefisien korelasi yang nilainya lebih besar dari 0,90 , yang berarti model regresi

(48)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Sekilas Tentang SPSS

SPSS (Statistical Package for Service Solution) dibuat pada tahun 1968 oleh

mahasiswa dari Standford University. SPSS pada awalnya merupakan salah satu paket

program oleh data statistik yang ditujukan untuk analisis data ilmu – ilmu sosial, yang

dahulu namanya Statistical Package for Social Science. Seiring dengan

perkembangannya, SPSS berubah nama sesuai dengan kebutuhannya. SPSS sudah

mampu memproses data statistik pada berbagai bidang ilmu, baik ilmu sosial maupun

non sosial. Penggunaan SPSS dimaksudkan untuk melakukan analisis dengan cepat.

5.2 Mengaktifkan SPSS

Klik tombol start pada windows, kemudian klik program, lalu klik SPSS. Selain cara

(49)

Gambar 5.1 Mengaktifkan SPSS

5.3 Membuka Lembar Baru

Dari tampilan yang muncul pada saat membuka SPSS, pilih type in data untuk

membuat data baru atau dari menu File, pilih new, maka akan muncul jendela editor,

(50)

Gambar 5.2 Tampilan Awal SPSS

Tampilan windows pada layar di atas dikenal dengan nama SPSS Data Editor. SPSS

Data Editor terdiri atas 10 menu utama,

Yaitu: 1. FILE

2. EDIT

3. VIEW

4. DATA

5. TRANSFROM

6. ANALYZE

7. GRAPH

8. UTILITIES

9. WINDOWS

(51)

Segala proses input data sejak entry hingga editing data dapat dilakukan pada

windows yang terdiri atas dua sheet. Perhatikan sheet yang ada dibagian kiri bawah

windows SPSS Data Editor pada layar di atas, terdapat Sheet Data View dan Sheet

Variable View. Kedua Sheet pada SPSS Data Editor di atas sekaligus menunjukkan

bahwa data editor memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat dilakukannya input data

dan sekaligus pemrosesan data yang di input dengan prosedur statistik tertentu.

SPSS Data Editor mempunyai dua bagian utama, yang terdiri atas:

1. Kolom Variable

Bagian ini merupakan kolom-kolom dengan judul Var yang dapat diedit

dengan nama variable yang kita inginkan jika telah atau akan diisi data.

2. Baris Data

Merupakan urutan yang kita entry, dengan oleh nomor 1,2,3 dan seterusnya.

Baris data merupakan kasus.

5.4 Menamai Variabel

Klik variable View, yang terletak disebelah kiri bawah jendela editor, lalu lakukan

langkah – langkah sebagai berikut :

1. Name

(52)

2. Type

Sesuaikan tipe data sesuai dengan apa yang diinginkan, jika data berupa angka,

maka perintah yang diaktifkan adalah numeric. Namun jika data berupa huruf

atau kata perintah yang diaktifkan adalah string.

3. Width

Namun jika data berupa huruf atau kata perintah yang diaktifkan adalah string,

maka perlu diisi jumlah karakter huruf. Namun jika berupa angka maka dapat

diabaikan.

4. Decimal

Jika data berupa printah string, kotak decimal otomatis akan non-aktif. Namun

jika data berupa perintah Numeric, maka kotak kerja Decimal Place akan aktif.

Isikan digit sesuai keinginan.

5. Label

Jika pada kotak kerja name yang diisi adalah singkatan, maka kepanjangan

dari singkatan bisa diisi pada kotak kerja label ini.

6. Value

Kotak kerja ini sering diabaikan dalam SPSS.

7. Missing

Jika data tidak memiliki nama maka dianggap hilang. Biasanya kotak kerja ini

diabaikan dalam operasional SPSS.

8. Column

Digunakan untuk mengatur lebar sempitnya kolom data, bisa ditambah dan

dikurangi dengan menggunakan fasilitas scroll number, untuk menaikkan atau

(53)

9. Align

Digunakan untuk menentukan letak atau posisi pengisian data, bisa diganti left

jika rata kiri, right jika rata kanan atau center jika diletakkan ditengah –

tengah kolom.

10.Measure

Digunakan untuk menetukan jenis data. Biasanya berupa Scale, Nominal,

Ordinal.

Gambar 5.3 Layar Kerja Variabel View

5.5 Pengisian Data

1. Aktifkan jendela data dengan mengklik data view, yang terletak disudut kiri

(54)

2. Selanjutnya ketikkan data yang sesuai untuk setiap variabel yang telah

didefinisikan.

Gambar 5.4 Data yang diolah

5.6 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi

1. Tampilkan file yang akan ditentukan oleh persamaan regresi pada jendela editor

yang tampak.

2. Pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Regression dengan cursor, dan pilih

(55)

Gambar 5.5 Pilih Analyze, Regression, Linier

3. Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel yang menjadi variabel tidak

bebas, dan pindahkan ke kotak Variable Dependent. Demikian juga sorot Variable

(56)

Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression

4. Klik Statistic pada kotak dialog Linier Regression, aktifkan Estimate, Model Fit,

Casewise Diagnostics, kemudian klik Continue untuk melanjutkannya, lalu klik

(57)

5. Kemudian klik Plots pada kotak tersebut, lalu aktifkan Produce All Partial Plots,

kemudian klik Continue, lalu klik OK pada kotak dialog Linier Regression untuk

melihat hasilnya / Outputnya.

Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression Plots

6. Kemudian dari proses diatas akan muncul output regresinya.

5.7 Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi

1. Untuk mengetahui korelasi antara variabel tak bebas dengan variabel bebas, maka

(58)

Gambar 5.9 Pilih Analyze, Correlate, Bivariate

2. Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel – variabel yang akan

ditentukan korelasinya dan pindahkan ke kotak Variables.

3. Pada kolom Correlation Coefficients, pilih Pearson, sedang pada kolom Test of

(59)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Dari ketiga variabel yaitu Luas Lahan, Pupuk dan Pencurian yang paling

mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Realisasi Produksi Kelapa Sawit

di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah Luas Lahan. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikannya yang cukup besar daripada nilai =

0,05.

2. Sekitar 63,9% Realisasi Produksi Kelapa Sawit di PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut,

sedangkan sisanya 36,1% dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lain yang

tidak dapat diuraikan pada penelitian ini.

3. Dari ketiga variabel tersebut, variabel yang berkorelasi sedang terhadap

Realisasi Produksi Kelapa Sawit terjadi pada Luas lahan 0.779 atau sekitar

80%, sedangkan pada Pencurian sekitar 0.61 atau 60%. Dan pada Pupuk

berkorelasi kuat yaitu -0.014 terhadap Realisasi Kelapa Sawit di PT.

(60)

6.2 Saran

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Andi dkk. Panduan Cara Praktis Pengolahan Data SPSS 15.0. Yogyakarta: Andi.

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Reaserch. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Hamang, Abdul. 2005. Metode Statistika. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Panduan Tatacara Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir. 2005. Dokumen Nomor

Akad/05/2005. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Laporan Management 16 Tahun

2008, Medan

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Bandung.

Supranto, J. 2003. Metode Ramalan Kuantitatif. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Gambar

Tabel 3.1  Bentuk Umum Data Observasi  Tabel 4.7  Nilai-nilai Korelasi Tabel 4.5  Nilai-nilai Residu Tabel 4.2  Metode hasil Penjumlahan Tabel 4.3  Output ANOVA 1 Arah Tabel 4.4  Nilai-nilai Koefisien Tabel 4.1  Metode Kotak Dialog Regresi Linear
Gambar 4.1   Output berupa Histogram 35 Gambar 4.3   Output berupa Scatterplot Gambar 4.2   Output berupa Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual 35 36
GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET
Tabel 3.1 Bentuk Umum Data Observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu penyebabnya adalah karena masyarakat Desa Tikong merupakan kesatuan masyarakat hukum adat dan agraris, yaitu masyarakat yang mempunyai keterkaitan

oleh dua faktor penting, yakni; Pertama, dikarenakan bank syariah memang tidak melaksanakan aktivitas sosial yang sebenarnya mereka mampu untuk.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut; adanya ion sianida (CN - ) dengan jumlah mol yang lebih kecil dari

Pendapat dari informan 1 adalah: “ Menurut pendapat saya Strategi komunikasi yang paling sering dilakukan oleh petugas Penyuluh KB untuk penyebaran informasi KB

Disamping itu juga menggunakan sistem berimbang, hal ini terdapat pada Bab V pasal 49 tentang Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan

DP ( 12. ), yang menunjukkan bahwa laju disolusi dispersi solida dalam berbagai perbandingan lebih. besar bila dibandingkan dengan

informasi berupa kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu ada diskusi kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah yang

Melihat Hasil analisis untuk variabel pendidikan dan variabel keahlian yaitu pendidikan dengan nilai β = -0,563 artinya korelasi yang sangat kuat antara variabel