ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
REALISASI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA TAHUN 2008
DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)
MEDAN
TUGAS AKHIR
IRMANA MANDASARI
062407059
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI
PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA TAHUN 2008 DI
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)
MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
IRMANA MANDASARI
062407059
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdullilahirobbil’alamin. Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta kasih sayang dan kesehatan kepada semua hamba-Nya. Salawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya pada program studi D-3 Statistika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas segala kritik dan saran yang membangun demi terselesaikannya penulisan tugas akhir ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Sutarman M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan teliti membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku ketua departemen Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak pimpinan dan seluruh karyawan/i di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, khususnya bidang tanaman yang telah mengizinkan penulis mengambil data untuk melengkapi tugas akhir penulis.
5. Kepada orang tua tercinta, ayahanda Alm. ABDUL MALIK BIN AGAM dan Ibunda Almh. RADEN RUBES RUMIATY yang dengan keikhlasan dan ketulusan hatinya membesarkan, mendidik, memberi dukungan dan doa serta segenap rasa cinta yang tak terhingga kepada penulis hingga akhir hayat mereka. Kepada kakak dan adikku tersayang, Kiki dan Riza Hidayatullah atas segala dukungannya baik moril maupun materil, perhatian dan kasih sayangnya kepada penulis sampai saat ini.
6. Teristimewa buat M. Rizky Siregar. I’m Yours.
7. Anak-anak Stat A, B & C ‘06, eXpeciaLLy My Classmates Stat B yang telah sama-sama berjuang selama 3 tahun dalam suka dan duka. For My
Old Friend : Fachry, Dedi, Iwa, Dayah, Tia. I Miss U All.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mudah-mudahan tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam penyampaian dan pengembangan pendidikan khususnya dibidang Statistik.
DAFTAR ISI
Daftar Gambar viii
Bab 1 Pendahuluan 1 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan 9
2.1.1 Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan 11
2.2 Jenis Usaha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan 11 2.3 Struktur Organisasi, Kegiatan dan Jaringan Kerja PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan 14 3.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 24 3.6 Koefisien Determinasi 26
3.7 Multikolinearitas 27
Bab 4 Analisis Data 28
4.1 Pengolahan Data 28
4.5 Uji Normalitas Menggunakan Regresi Linear 34
4.6 Analisis Korelasi 36
Bab 5 Implementasi Sistem 39
5.1 Sekilas Tentang SPSS 39
5.2 Mengaktifkan SPSS 39
5.3 Membuka Lembar Baru 40
5.4 Menamai Variabel 42
5.5 Pengisian Data 44
5.6 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi 45 5.7 Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi 48
Bab 6 Penutup 50
6.1 Kesimpulan 50
6.2 Saran 51
Daftar Pustaka 52
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Bentuk Umum Data Observasi 24
Tabel 4.1 Metode Kotak Dialog Regresi Linear 29 Tabel 4.2 Metode hasil Penjumlahan 29
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini, Perusahaan dan instansi pemerintah mengalami
modrenisasi baik dalam hal pengolahan data dan pemberian informasi. Demikian juga
halnya dengan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, merupakan suatu
perusahaan perkebunan yang memproduksi minyak kelapa sawit dan karet
mempunyai tujuan membantu pemerintah untuk menstabilkan harga minyak goreng
yang sebagai salah satu bahan pokok masyarakat dan merupakan salah satu penghasil
pajak terbesar untuk negara. Dalam pencapaian tujuan tersebut dibutuhkan pengolahan
data yang menghasilkan informasi yang tingkat ketelitian dan ketepatannya tinggi.
Sebagai perusahaan multidimensi agro industri dengan budidaya kelapa sawit
dan karet, hingga saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengelola
perkebunan yang mencapai 34 kebun dengan total areal perkebunan 166.031,52
hektar. Untuk itu diperlukan kinerja yang baik pada setiap bidang usaha agar berada
pada sasaran pasar yang tepat serta melengkapi pengakuan dunia atas kinerja tersebut.
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Realisasi Produksi
Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan atau kebijakan
terhadap suatu masalah.
1.3 Rumusan Masalah
Besarnya Realisasi Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas lahan, pupuk, pencurian, dan beberapa
faktor lainnya. Dalam hal ini penulis melihat perbandingan jumlah produksi dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sehingga penulis ingin mengetahui apakah
program yang telah dijalankan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
dalam meningkatkan hasil produksi berhasil, dengan melihat taraf signifikan dari
faktor-faktor tersebut. Penulis juga ingin melihat hubungan antara tiap
variabel-variabel yang mempengaruhi besarnya Realisasi Produksi Kelapa Sawit tersebut.
Adapun manfaat dari penelitian sebagai acuan yang dapat dilakukan pemerintah dalam
melakukan realisasi yang tepat sasaran sehingga pemerintah dapat melihat kemajuan
yang tercipta dari rancangan kerja tersebut dimasa yang akan datang.
1.5Tinjauan Pustaka
Beberapa buku yang menjadi tinjauan pustaka yang digunakan untuk mewujudkan
tulisan ini yang menbantu penulis menguraikan tentang beberapa indikator yang
menunjang Realisasi Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
Buku Metoda Statistika dan Analisis Regresi Terapan yang merupakan buku panduan
untuk menganalisis data yang ada, dan beberapa buku lainnya sebagai bahan untuk
penulisan.
1.6Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian atau pengumpulan data yang dilakukan penulis mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi Realisasi Kelapa Sawit di dapat dari PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) Medan Jl. Sei Batang Hari no. 2, telp. 8452244-8453100 Medan.
Pengambilan data diatas dilakukan pada saat penulis melakukan Praktik Kerja
Metode penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan
kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu terwujud. Penulis
melakukan beberapa langkah-langkah untuk menyelesaikan penelitian, antara lain:
1. Kepustakaan (Library Research)
Dalam hal ini penulis melakukan pengambilan data dengan membaca, menelaah
serta mengkaji buku – buku dan literatur yang berkaitan dengan masalah yang
diperlukan.
2. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu :
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan
dicatat untuk pertama kalinya. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan
sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan, Badan Pusat Statistik (BPS), majalah, keterangan-keterangan atau
publikasi lainnya.
1. Penentuan Objek Penelitian
Penentuan objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan, sesuai dengan model atau metode yang sudah dibentuk atau
ditetapkan dalam penyusunan tugas akhir.
2. Penentuan Variabel
Menentukan kelompok data mana saja yang menjadi variabel X (variabel
bebas) dan yang mana yang menjadi variabel Y (Variabel Tak Bebas).
3. Menentukan hubungan antara variabel Y dengan variabel X sehingga didapat
regresi Y atas X1, X2, …, Xk.
4. Menentukan Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier
berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui
proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan
atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas (X) yang ada didalam model
persamaan regresi linier berganda secara bersama – sama. Maka R2 akan
ditentukan dengan rumus, yaitu :
∑
Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing –
yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja
(yang bersifat nyata).
5. Uji Korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besarkah
hubungan variabel – variabel bebas itu dapat mempengaruhi variabel tak
bebas. Untuk hubungan variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
∑
∑
−∑
∑
∑
∑
−∑
Untuk mengukur kuat tidaknya antara variabel bebas dan tak bebas, ditinjau dari besar
kecilnya nilai koefisien korelasi (r). Makin besar nilai r maka makin kuat
hubungannya dan jika r makin kecil berarti makin lemah hubungannya. Nilai r yaitu :
- 1,00 ≤ r ≤ - 0,80 berarti korelasi kuat
Pengujian ini dilakukan untuk menguji tingkat nyata koefisien – koefisien
1.8 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan “Tugas Akhir” secara garis besarnya di
bagi dalam 4 Bab yang masing-masing Bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yaitu
sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang pengambilan judul, tujuan penelitian,
perumusan masalah, metode penelitian, tinjauan pustaka, lokasi penelitian
dan sistematika penelitian.
BAB 2 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET
Dalam bab ini menjelaskan tentang PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan motto, visi dan misi dan struktur badan usaha.
BAB 3 : LANDASAN TEORI
Dalam Bab ini dijelaskan mengenai klasifikasi mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi Realisasi Kelapa Sawit dan menguraikan tentang
pengertian regresi, regresi linier berganda, uji regresi linier ganda dan
korelasi regresi linier ganda serta uji koefisien regresi linier berganda.
BAB 4 : ANALISIS DATA
Dalam Bab ini dilakukan analisis data dengan regresi linier berganda,
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Dalam Bab ini dilakukan analisis data dengan regresi dan korelasi dengan
menggunakan SPSS.
BAB 6 : PENUTUP
Dalam Bab ini memberikan beberapa kesimpulan dan saran sesuai dengan
hasil analisis yang telah dilakukan.
BAB 2
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selama lebih dari 40 tahun telah
mengelola usaha perkebunan melalui kekayaan kandungan tanah Pulau Sumatera
untuk turut memberikan andil dalam proses pembangunan Indonesia. Pengalaman
panjang itu menjadikan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tampil sebagai
salah satu perusahaan terkemuka di lingkungannya. Bidang usahanya dari hulu ke
hilir, dari komoditi perkebunan hingga produk akhir telah dapat mencapai sasaran
pasar Domestik dan Internasional.
Lintasan sejarah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berawal pada
tahun 1958 sampai dengan tahun 1971, pada saat pemerintah Indonesia melakukan
kebijakan nasionalisasi atas perusahaan perkebunan peninggalan Belanda, termasuk
dua perusahaan perkebunan di sekitar Medan yaitu NV. Rubber Culltur Mij. De
Oekust (CMO) yang kemudian dilebur menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Baru
(PPN Baru) Cabang Sumatera Utara. Dari embrio Perusahaan Perkebunan Negara
Baru Cabang Sumatera Utara inilah lahir Perusahaan Negara (PN), yang terdiri dari
PN. Perkebunan III, PN. Perkebunan IV dan PN. Perkebunan V. Menurut Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 1996, tanggal 14 Febuari 1996 ketiga PT. Perkebunan Milik
Negara ini direstrukturisasi menjadi satu perseroan yaitu PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) yang berkantor pusat di Medan Sumatera Utara.
Sebagai perusahaan multidimensi agro industri dengan budidaya Kelapa Sawit,
mengelola perkebunan yang mencapai 34 kebun dengan total areal perkebunan
166.031,52 hektar. Didukung 31 pabrik pengolahan berteknologi modern yang
menampung seluruh hasil tanaman, serta 4 pabrik industri karet yang menghasilkan
produk hilir berbahan baku karet, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan siap
mengantisipasi persaingan era global.
Sesuai komitmennya, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
senantiasa mengoperasionalkan setiap bidang usaha berdasarkan acuan standar
internasional dalam hal efesiensi, kontrol mutu, dan wawasan pelestarian lingkungan
Sertifikat ISO 9002 untuk Sistem Manajemen Mutu serta ISO 14001 dan Sistem
Manajemen Lingkungan yang berhasil diraih. Berdasarkan kinerja yang telah
dilakukan perusahaan terbukti bahwa PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
berada pada sasaran pasar yang tepat serta melengkapi pengakuan dunia atas kinerja
tersebut.
2.1.1 Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki visi dan misi
mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan,
aset strategis dan mengembangkannya secara optimal, kemudian selalu berupaya
menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbas hasil terbaik bagi investor. PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berusaha menjadikan perusahaan yang
paling menarik untuk bermitra bisnis, memotivasi pegawai untuk berpatisipasi aktif
dalam pengembangan komunitas, melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang
berwawasan lingkungan dan dengan menjunjung tata nilai.
2.2 Jenis Usaha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
1. Kelapa Sawit
Budidaya kelapa sawit masih merupakan produk unggulan PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) Medan. 77% pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan komoditi
ini beserta hasil olahannya yaitu : Minyak Sawit dan Inti Sawit. Berdasarkan data
penjualan di pasar lokal maupun ekspor dari tahun ke tahun, kelapa sawit tetap
memperlihatkan grafik peningkatan yang signifikan. Sementara itu 69% volume
produksi minyak sawit di ekspor ke pasar luar negeri.
Untuk menunjang proses produksi, saat ini perusahaan memiliki 11 unit
pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 510 ton/ jam yang mampu menghasilkan
2.550.000 ton Tandan Buah Segar (TBS) pertahun. Upaya peningkatan volume
produksi dilaksanakan sejalan dengan strategi pengembangan usaha kearah industri
hilir, melalui program pengembangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan teknologi
Menyadari prospek komoditi kelapa sawit yang sangat cerah, perusahaan terus
berupaya meningkatkan volume produksinya, antara lain dengan cara memperluas
areal perkebunan yang telah dilaksanakan sejak tahun 1999, penggunaan bibit unggul,
serta penerapan metode penanaman “Sistem Lubang Besar” yang dapat
memperpendek masa tanam dan menghindari kekurangan air pada musim kemarau.
Hal ini merupakan pembuktian bahwa sistem mutu manajemen yang telah diterapkan
selama ini berhasil dengan baik.
2. Karet
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki 24 kebun dengan luas areal
tanam 54.415,85 hektar, dengan komposisi 83,2% kebun inti dan 16,8% kebun
Plasma. Sebagian besar tanaman merupakan tanaman pada usia matang yang hasilnya
mencapai 1,1 ton karet kering/ hektar.
Dalam upaya untuk meningkatkan volume dan kualitas produksi, perusahaan
telah mengembangkan sistem teknis kultur tanaman dengan pemanfaatan bibit unggul
untuk mempersingkat masa tanaman belum menghasilkan, serta dapat meningkatkan
daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Sejalan dengan rencana
pengembangan usaha pada bidang pengolahan karet, untuk mengantisipasi fluktuasi
harga karet di Pasar Domestik dan Internasional perusahaan harus mampu
mengembangkan diri dan unggul dalam persaingan global. Didukung dengan
Sertifikat ISO 9002, Sistem Manajemen Mutu yang diperoleh perusahaan diharapkan
dapat menjadi jaminan mutu produk-produk yang menghasilkan sehingga dapat
3. Kakao
Saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan hanya mengusahakan 1
perkebunan inti kakao di 6 lokasi kebun dengan total wilayah mencapai 1.937,94
hektar. Seperti komoditi lainnya, perkebunan juga didukung oleh pabrik pengolahan
kakao yang terdapat di kebun berkapasitas sebesar 3,555 ton kakao kering perhari.
Sesungguhnya komoditi kakao memiliki prospek yang cepat, karena produk ini
merupakan bahan baku yang dibutuhkan dalam industri makanan, minuman dan
indus tri farmasi. Kendati demikian, dengan rentang areal yang relatif terbatas, nilai
ekonomis yang disumbangkan kepada perusahaan juga relatif kecil, karena penjualan
kakao dalam 5 tahun terakhir turun sebesar 26% pertahun.
Berdasarkan penjelasan diatas dan hasil evaluasi yang jelas, diyakini bahwa
bisnis kelapa sawit memiliki prospek yang jauh lebih cerah dibandingkan dengan
bisnis kakao. Sehingga, untuk memberikan keuntungan yang lebih baik kepada para
pemegang saham, strategi bisnis yang ditempuh manajemen adalah menimbun seluruh
areal tanaman kakao menjadi tanaman kelapa sawit, yang memang jauh lebih
menjanjikan keuntungan yang lebih besar.
Dalam rangka memberikan wewenang dan tanggung jawab yang seimbang, maka
perlu dibentuk struktur organisasi yang baik, sehingga tugas yang diberikan dapat
dikerjakan secara efisien, sistematika dan terkoordinir.
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan merupakan perusahaan yang
bergerak pada bidang perkebunan yang memiliki struktur organisasi garis, dimana
hubungan pimpinan dan bawahan bersifat langsung melalui suatu garis wewenang dan
tanggung jawab yang penuh atas pekerjaan yang ada pada setiap bagian. Dan
keuntungan dalam hal ini adalah :
1. Garis pimpinan berjalan secara tegas karena pimpinan memiliki hubungan
langsung terhadap bawahannya.
2. Rasa solidaritas yang tinggi diantara karyawan, dikarenakan setiap karyawan
saling mengenal satu sama lain.
3. Kesatuan komando terjamin dengan baik karena pimpinan berada disatu
tangan.
Struktur Organisasi serta kegiatan yang dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) Medan terbagi atas tugas dan wewenang setiap bagian perkebunan.
Adapun tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut:
Mengarahkan, memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan secara optimal
untuk mewujudkan Visi dan Misi perusahaan. Direktur Utama juga bertanggung
jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.
2. Direktur Produksi
Mengelola dan memberdayakan sumber daya produksi, sarana dan prasarana
sehingga tercapainya kinerja bidang produksi secara optimal. Khususnya pada
bidang tanaman melaksanakan rencana-rencana rehabilitasi dan investasi tanaman.
3. Direktur Keuangan
Mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna,
sehingga tercapai Cash Flow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan
efesien.
4. Direktur Pemasaran
Mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran dan pengadaan secara
optimal, sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok.
5. Direktur SDM dan Umum
Mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung
lainnya sehingga tercapai kinerja bidang SDM/ Umum yang optimal.
Melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumberdaya yang
berhubungan dengan Aspek Legal dan Kepatuhan, Aspek Manajemen Hubungan
dengan Investor sehingga terwujudnya Corporate Image yang positif dari standar.
7. Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern
Melaksanakan pemberdayaan sumber daya dalam melaksanakan pengawasan
analisis dan evaluasi untuk mencapai kinerja yang optimal.
8. Kepala Bagian Teknologi Informasi
Melaksanakan rancangan, pemeliharan, mentoring, analisis dan evaluasi serta
pengembangan dam memberdayakan sumber daya informasi untuk mengahsilkan
kinerja informasi secara lengkap.
9. Kepala Bagian Tanaman
a. Menyusun Rencana Jangka Pendek (Anggaran Belanja) dalam bidang tanaman
dan produksi.
b. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman (biji, bibit, dan entrys).
c. Membuat norma-norma penderesan/panen dan menyusun rencana penggunaan
stimulasi serta alat-alat dan bahan yang berhubungan dengan panen produksi.
d. Merumuskan metode panen yang lebih baik guna meningkatkan efektifitas dan
produktifitas kerja.
e. Mengevaluasi pelaksanaan hasil-hasil kerja bidang tanaman seperti : Tanaman
Ulang (TU), Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), dan Tanaman Menghasilkan
(TM).
f. Merencanakan dan melaksanakan pengolahan bidang tanaman, yang mencakup
g. Melaksanakan pengukuran dan pemetaan areal sendiri, inti, dan pengembangan.
10.Kepala Bagian Teknik
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan pemberdayaan sumber daya teknik
sehingga terwujudnya Best Practices pada Bidang Teknik.
11.Kepala Bagian Teknologi
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya
teknologi dan mengefektifkan sistem untuk mengoptimalkan kinerja bidang
teknologi, sistem manajemen mutu dan lingkungan.
12.Kepala Bagian Pembiayaan
Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi serta memberdayakan sumber daya
keuangan dan akuntansi secara optimal untuk mewujudkan kondisi keuangan yang
sehat.
13.Kepala Bagian Pengadaan Barang
Melaksanakan pengadaan barang, mentoring, analisis dan evaluasi serta
memberdayakan sumber daya secara optimal.
Melaksanakan fungsi manajemen pemasaran dengan menggunakan sumber daya
pemasaran secara maksimal sehingga tercapai kepuasan pelanggan, peningkatan
arus kas masuk, pengoptimalan harga, peminimuman stok dan penagihan
pembayaran yang efektif.
15.Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi dalam memberdayakan sumber
daya manusia perusahaan secara optimal sehingga terwujud karyawan yang
berilmu pengetahuan.
16.Kepala Bagian Umum
Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi memberdayakan sumber daya di
lingkungan perusahaan secara optimal sehingga terwujudnya Zero Accident, Zero
Confict, dan Zero Management.
17.Distrik Manajer
Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi, memberi keputusan dan
terobosan-terobosan serta memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada di
kebun untuk mencapai kinerja yang optimal.
18.General Manager Rumah Sakit
Melaksanakan mentoring, analisis dan evaluasi serta memberdayakan seluruh
sumber daya perusahaan untuk mencapai kinerja optimal.
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen serta memberdayakan pengalokasian
seluruh sumber daya perusahaan secara optimal untuk mencapai sasaran unit
kebun.
20.Manajer Pabrik Kelapa Sawit
Memberdayakan sumber daya perusahaan pada tiap unit, sehingga terwujud
kinerja pabrik yang optimal.
21.Manajer Rumah Sakit
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk memberdayakan seluruh sumber
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Regresi
Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil
penelitian Galton, meskipun ada kecenderungan bagi para orangtua yang tinggi
mempunyai anak yang tinggi dan orangtua yang pendek memiliki anak yang pendek,
distribusi mengenai tinggi dari suatu populasi tidak berubah dari generasi ke generasi.
Penelitian ditulis dalam artikel yang berjudul : “Family Likeness in Structure”
Proceeding of Royal Society, London, Vol. 40, 1886). Menurut Galton, analisis
regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang disebut
variabel takbebas (dependent variable), pada satu atau lebih variabel, yaitu variabel
yang menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan dan ataupun meramalkan
nilai rata-rata dari variabel takbebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah
diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas (independent
variable).
Analisis regresi linier digunakan untuk peramalan, dimana dalam model terdapat
variabel bebas X dan variabel takbebas Y. Regresi linier yaitu menentukan satu
persaman dan garis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel
takbebas, yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk
menaksir/meramalkan variabel takbebas. Untuk mempelajari hubungan-hubungan
antara beberapa variabel, analisis ini terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Analisis Regresi Sederhana (simple linear regression)
2. Analisis Regresi Berganda (multiple linear regression)
Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu
variabel bebas (independent variable) dan variabel takbebas (dependent variable).
Sedangkan analisis regresi berganda merupakan hubungan antara 3 variabel atau
lebih, yaitu sekurang-kurangnya 2 variabel bebas dengan satu variabel takbebas.
3.3 Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan
matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel takbebas tunggal dengan
variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya ada satu peubah bebas X yang
dihubungkan dengan satu peubah takbebas Y. Bentuk-bentuk model umum regresi
sederhana yang menunjukkan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai sebagai
bx
a = Parameter Intercept
b = Parameter Koefisien Regresi Variabel Bebas
3.4 Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara
peubah respon (variable dependent) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih
dari satu predaktor (variable independent).
Regresi linier berganda hampir sama dengan Regresi linier sederhana, hanya
saja pada Regresi linier berganda variabel penduga (variabel bebas) lebih dari satu
variabel penduga. Tujuan analisis Regresi linier berganda adalah untuk mengukur
intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai
Y atas nilai X. Bentuk persamaan Regresi linier berganda yang mencakup dua atau
lebih variabel, yaitu :
Y = Pengamatan ke-i pada variabel takbebas
Xik = Pengamatan ke-i pada variabel bebas
0
β = Parameter Intercept
k
β β
β1, 2,..., = Parameter koefisien regresi variabel bebas
εi = Pengamatan ke i variabel kesalahan
Model diatas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila
hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak, dan tidak
mengetahui regresi populasi, sehingga model regresi populasi perlu diduga
berdasarkan model regresi sampel, sebagai berikut :
ki
b0,b1,...,bk = Koefisien regresi
Nomor
3.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda
Dalam regresi linier berganda variabel tak bebas (Y), tergantung kepada dua atau
lebih variabel bebas (X). Bentuk persamaan regresi linier berganda yang mencakup
dua atau lebih variabel, yaitu :
i
Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linier berganda dengan lima
variabel, yaitu satu variabel tak bebas (dependent variable) dan empat variabel bebas
(independet variable). Bentuk umum persamaan regresi linier berganda tersebut,
i
e1 = variabel kesalahan (galat)
Untuk rumus diatas, dapat diselesaikannya dengan lima persamaan oleh lima
variabel yang berbentuk :
∑Yi = nb0 + b1 ∑X1i + b2∑X2i + b3∑X3i + b4∑X4i (3.6)
Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier
berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi
keragaman total dalam variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan
oleh variabel – variabel bebas (X) yang ada didalam model persamaan regresi linier
berganda secara bersama – sama.
Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing –
masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang
dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang
bersifat nyata).
3.7 Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara
beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Adapun pendeteksianya
adalah jika multikolinieritas tinggi, maka R² tinggi tetapi tidak satupun atau sangat
sedikit koefisien yang ditaksir yang penting secara statistik. Secara sistematis
pengukuran multikolinieritas dapat dirumuskan sebagai berikut :
VIF =
Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah multikolinieritas
(adanya variabel independen yang saling berhubungan). Untuk mengetahui ada tidak
nya multikolinieritas dengan mendasarkan pada nilai Tolerance dan VIF.
BAB 4
4.1 Pengolahan Data
Setiap data merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk dasar pembuatan
keputusan–keputusan atau untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik
dapat dihasilkan jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik.
Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran
tentang suatu keadaan / permasalahan.
Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang Besarnya Realisasi
Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan seperti yang
diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis mengumpulkan data yang berhubungan
dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan adalah data mengenai Besarnya Realisasi Produksi PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2008 serta faktor–faktor yang
mempengaruhi besarnya Realisasi Produksi, antara lain Luas lahan, Pupuk dan
Pencurian.
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda
Untuk mencari persamaan regresi linier berganda, terlebih dahulu kita menghitung
koefisien–koefisien regresinya dengan menggunakan program SPSS. Berikut adalah
Regression
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Produksi
Tabel 4.1 Metode kotak dialog Regresi Linear
Untuk Metode Enter, metode ini menganalisis variabel independent secara
keseluruhan tanpa memilah-milah variabel yang nantinya dijadikan satu grup dalam
persamaan regresinya. Dimana, variabel terikatnya adalah Produksi dan variabel
bebasnya adalah Luas, Pupuk, dan Pencurian.
Model Summary(b) a Predictors: (Constant), Pencurian , Pupuk, Luas
b Dependent Variable: Produksi
Tabel 4.2 Metode hasil penjumlahan
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui nilai R Squarenya sebesar 0,639.
Artinya variabel Luas, Pupuk dan Pencurian mempengaruhi Produksi sebesar 63,9%.
Masih terdapat pengaruh variabel lain sebesar 36,1%
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 161593881
58063020. 000
9379630.0
a Predictors: (Constant), Pencurian , Pupuk, Luas b Dependent Variable: Produksi
Tabel 4.3 Output ANOVA 1 arah
Analisis Varians Satu Arah diatas merupakan suatu prosedur yang digunakan
untuk variabel Produksi dengan tipe data kuantitatif dengan variabel Luas, Pupuk dan
Pencurian sebagai variabel faktor. Analisis Varians digunakan untuk uji hipotesis
beberapa rata-rata yang sama. Dari tabel dapat diketahui jumlah kuadrat dari Regresi
dan Galat. Derajat bebas regresi = 3 dan galatnya = 30. Sedangkan nilai Fhitung
adalah 17,709. Hasil analisis, selain dapat diperoleh dari nilai rata-rata sampel, juga
dapat dipoeroleh dari nilai signifikan sebesar 0,000 atau 0,00% yang berarti kurang
dari 5%. Jadi hipotesis awal ditolak, artinya rata-rata perbandingan Luas, Pupuk dan
Pencurian cukup signifikan. Artinya terdapat perbedaan antara Luas, Pupuk, dan
Pencurian. 1 (Constant) 14722032.
187
Dari hasil output SPSS diatas maka dapat diketahui:
b0 = 14722032,187
b1 = 19128.686
b2 = -0,141
b3 = -765.908
Sehingga diperoleh persamaan regresinya :
i
a Dependent Variable: Produksi Tabel 4.5 Nilai-nilai Residu
4.3 Uji Keberartian Koefisien Regresi
Pada uji ini, hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : Koefisien regresi tidak signifikan
Uji keberartian ini dilakukan untuk masing-masing koefisien regresi sebagai
berikut :
1. Konstanta
Lihat tabel 4.4. Pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai Constant sebesar 14722032.187 dan nilai thitungnya sebesar 2,569. Dengan dk = 33 dan =
0,05 nilai ttabel atau t0,975,33 = 2,04 sehingga nilai thitung > ttabel. Artinya
H0 ditolak sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konstanta mempunyai
pengaruh nyata terhadap model regresi.
2. Luas
Lihat tabel 4.4. Pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai Luas sebesar
19128.686 dan nilai thitungnya sebesar 7,267. Dengan dk = 33 dan = 0,05
nilai ttabel atau t0,975,33 = 2,04 sehingga nilai thitung > ttabel. Artinya H0
ditolak sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Luas mempunyai pengaruh
nyata terhadap model regresi.
3. Pupuk
Lihat tabel 4.4. Pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai Pupuk sebesar
-0,141 dan nilai thitungnya sebesar -0,392. Dengan dk = 33 dan = 0,05 nilai
ttabel atau t0,975,33 = 2,04 sehingga nilai thitung < ttabel. Artinya H0
diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pupuk tidak berpengaruh
terhadap model regresi.
Lihat tabel 4.4. Pada kolom Unstandardized Coefficient, nilai Pencurian
sebesar -765.908 dan nilai thitungnya sebesar -1,621. Dengan dk = 33 dan =
0,05 nilai ttabel atau t0,975,33 = 2,04 sehingga nilai thitung < ttabel. Artinya
H0 diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pencurian juga tidak
berpengaruh terhadap model regresi.
4.4Uji Linearitas Garis Regresi
Uji linearitas garis regresi ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih
model regresi yang akan digunakan. Uji ini merupakan persyaratan apakah model
garis regresi dapat digunakan untuk menganalisis data. Kriteria pengujian yang
diterapkan untuk menyatakan kelinieran garis regresi yaitu nilai statistik Fhitung yang
diperoleh dari penelitian dan Ftabel dalam taraf nyata yang sudah ditentukan.
Untuk uji linearitas regresi, hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : Persamaan garis regresi tidak linear
H : Persamaan garis regresi linear
Dari output yang diperoleh, untuk menentukan kelinearan garis regresi dapat
ditentukan dengan melihat nilai F dan Sig. pada Tabel 4.3. Apabila menggunakan nilai
F, maka Ftabelnya harus dicari terlebih dahulu sehingga untuk analisis ini akan lebih
mudah menggunakan nilai Sig.. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai Sig.
lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima yang artinya persamaan garis
regresi tidak liniear. Apabila nilai Sig. kurang dari 0,05 maka H0 ditolak yang
0,000. Ini artinya bahwa nilai ini kurang dari 0,05. Artinya kita tolak H0 sehingga
persamaan garis regresinya linear.
4.5Uji Normalitas menggunakan Regresi Linear
Berdasarkan teori statistika model linear, hanya variabel dependent yang mempunyai
distribusi uji normalitasnya, sedangkan variabel-variabel independent diasumsikan
bukan merupakan fungsi distribusi sehingga tidak perlu diuji normalitasnya.
Untuk menguji normalitas pada Linear Regresi, digunakan Charts. Pengujian
ini dilakukan dengan cara mendeteksi penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik atau melihat grafik histograf dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusannya yaitu apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Frequency
12
10
8
6
4
2
Histogram Dependent Variable: Y
Gambar 4.1 Output berupa Histogram
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y
Regression Studentized Residual
Gambar 4.3 Output berupa Scatterplot
Dari hasil output yang diperoleh, pada Charts Normal P-P Plots of Regressions
Standardized Residual terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
4.6Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel yang
akan dianalisis. Untuk mencari besarnya korelasi atau hubungan antara kedua
menggunakan program SPSS. Berikut adalah uraian dari hasil data yang telah
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.7 Nilai-nilai Korelasi
1. Koefisien Korelasi antara Realisasi Produksi dengan Luas Lahan (X dan Y)
Hasil yang diperoleh diatas menunjukkan korelasi sedang antara Realisasi
Produksi dengan Luas lahan yaitu 0,779, dapat diartikan semakin tinggi luas lahan
maka akan semakin tinggi Realisasi produksi tersebut. Dimana interval
korelasinya dari -0.50 ≤ r ≥ 0.79 dikatakan berkorelasi sedang.
2. Koefisien Korelasi antara Realisasi Produksi dengan Pupuk (X2 dan Y)
Pada koefisien korelasi antara Realisasi Produksi dengan Pupuk ini menunjukkan
korelasi kuat antara Realisasi Produksi dengan pupuk karena -0,041 berada
3. Koefisien Korelasi antara Realisasi Produksi dengan Pencurian (X3 dan Y)
Ini juga menunjukkan korelasi sedang antara Realisasi Produksi dengan jumlah
pencurian karena nilai korelasi 0,061 berada dalam interval korelasi sedang 0,79 ≤
r ≥ -0,50.
4.7Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan situasi dimana terdapat korelasi variebel-variebel bebas
dalam regresi. Uji multikolinieritas ini menggunakan metode korelasi. Jika nilai
koefisien korelasi > dari 0,90 maka model regresi mengandung gejala
multikolinieritas (Widarjono, 2005). Hasil uji multikolinieritas dapat ditunjukkan pada
tabel 4.7. Berdasarkan tabel diatas terlihat koefisien korelasi antar variabel bebas yang
nilainya berkisar antara −0,014 sampau dengan 0,779. Dengan demikian tidak ada satu
koefisien korelasi yang nilainya lebih besar dari 0,90 , yang berarti model regresi
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Sekilas Tentang SPSS
SPSS (Statistical Package for Service Solution) dibuat pada tahun 1968 oleh
mahasiswa dari Standford University. SPSS pada awalnya merupakan salah satu paket
program oleh data statistik yang ditujukan untuk analisis data ilmu – ilmu sosial, yang
dahulu namanya Statistical Package for Social Science. Seiring dengan
perkembangannya, SPSS berubah nama sesuai dengan kebutuhannya. SPSS sudah
mampu memproses data statistik pada berbagai bidang ilmu, baik ilmu sosial maupun
non sosial. Penggunaan SPSS dimaksudkan untuk melakukan analisis dengan cepat.
5.2 Mengaktifkan SPSS
Klik tombol start pada windows, kemudian klik program, lalu klik SPSS. Selain cara
Gambar 5.1 Mengaktifkan SPSS
5.3 Membuka Lembar Baru
Dari tampilan yang muncul pada saat membuka SPSS, pilih type in data untuk
membuat data baru atau dari menu File, pilih new, maka akan muncul jendela editor,
Gambar 5.2 Tampilan Awal SPSS
Tampilan windows pada layar di atas dikenal dengan nama SPSS Data Editor. SPSS
Data Editor terdiri atas 10 menu utama,
Yaitu: 1. FILE
2. EDIT
3. VIEW
4. DATA
5. TRANSFROM
6. ANALYZE
7. GRAPH
8. UTILITIES
9. WINDOWS
Segala proses input data sejak entry hingga editing data dapat dilakukan pada
windows yang terdiri atas dua sheet. Perhatikan sheet yang ada dibagian kiri bawah
windows SPSS Data Editor pada layar di atas, terdapat Sheet Data View dan Sheet
Variable View. Kedua Sheet pada SPSS Data Editor di atas sekaligus menunjukkan
bahwa data editor memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat dilakukannya input data
dan sekaligus pemrosesan data yang di input dengan prosedur statistik tertentu.
SPSS Data Editor mempunyai dua bagian utama, yang terdiri atas:
1. Kolom Variable
Bagian ini merupakan kolom-kolom dengan judul Var yang dapat diedit
dengan nama variable yang kita inginkan jika telah atau akan diisi data.
2. Baris Data
Merupakan urutan yang kita entry, dengan oleh nomor 1,2,3 dan seterusnya.
Baris data merupakan kasus.
5.4 Menamai Variabel
Klik variable View, yang terletak disebelah kiri bawah jendela editor, lalu lakukan
langkah – langkah sebagai berikut :
1. Name
2. Type
Sesuaikan tipe data sesuai dengan apa yang diinginkan, jika data berupa angka,
maka perintah yang diaktifkan adalah numeric. Namun jika data berupa huruf
atau kata perintah yang diaktifkan adalah string.
3. Width
Namun jika data berupa huruf atau kata perintah yang diaktifkan adalah string,
maka perlu diisi jumlah karakter huruf. Namun jika berupa angka maka dapat
diabaikan.
4. Decimal
Jika data berupa printah string, kotak decimal otomatis akan non-aktif. Namun
jika data berupa perintah Numeric, maka kotak kerja Decimal Place akan aktif.
Isikan digit sesuai keinginan.
5. Label
Jika pada kotak kerja name yang diisi adalah singkatan, maka kepanjangan
dari singkatan bisa diisi pada kotak kerja label ini.
6. Value
Kotak kerja ini sering diabaikan dalam SPSS.
7. Missing
Jika data tidak memiliki nama maka dianggap hilang. Biasanya kotak kerja ini
diabaikan dalam operasional SPSS.
8. Column
Digunakan untuk mengatur lebar sempitnya kolom data, bisa ditambah dan
dikurangi dengan menggunakan fasilitas scroll number, untuk menaikkan atau
9. Align
Digunakan untuk menentukan letak atau posisi pengisian data, bisa diganti left
jika rata kiri, right jika rata kanan atau center jika diletakkan ditengah –
tengah kolom.
10.Measure
Digunakan untuk menetukan jenis data. Biasanya berupa Scale, Nominal,
Ordinal.
Gambar 5.3 Layar Kerja Variabel View
5.5 Pengisian Data
1. Aktifkan jendela data dengan mengklik data view, yang terletak disudut kiri
2. Selanjutnya ketikkan data yang sesuai untuk setiap variabel yang telah
didefinisikan.
Gambar 5.4 Data yang diolah
5.6 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi
1. Tampilkan file yang akan ditentukan oleh persamaan regresi pada jendela editor
yang tampak.
2. Pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Regression dengan cursor, dan pilih
Gambar 5.5 Pilih Analyze, Regression, Linier
3. Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel yang menjadi variabel tidak
bebas, dan pindahkan ke kotak Variable Dependent. Demikian juga sorot Variable
Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression
4. Klik Statistic pada kotak dialog Linier Regression, aktifkan Estimate, Model Fit,
Casewise Diagnostics, kemudian klik Continue untuk melanjutkannya, lalu klik
5. Kemudian klik Plots pada kotak tersebut, lalu aktifkan Produce All Partial Plots,
kemudian klik Continue, lalu klik OK pada kotak dialog Linier Regression untuk
melihat hasilnya / Outputnya.
Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression Plots
6. Kemudian dari proses diatas akan muncul output regresinya.
5.7 Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi
1. Untuk mengetahui korelasi antara variabel tak bebas dengan variabel bebas, maka
Gambar 5.9 Pilih Analyze, Correlate, Bivariate
2. Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel – variabel yang akan
ditentukan korelasinya dan pindahkan ke kotak Variables.
3. Pada kolom Correlation Coefficients, pilih Pearson, sedang pada kolom Test of
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Dari ketiga variabel yaitu Luas Lahan, Pupuk dan Pencurian yang paling
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Realisasi Produksi Kelapa Sawit
di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah Luas Lahan. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikannya yang cukup besar daripada nilai =
0,05.
2. Sekitar 63,9% Realisasi Produksi Kelapa Sawit di PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut,
sedangkan sisanya 36,1% dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lain yang
tidak dapat diuraikan pada penelitian ini.
3. Dari ketiga variabel tersebut, variabel yang berkorelasi sedang terhadap
Realisasi Produksi Kelapa Sawit terjadi pada Luas lahan 0.779 atau sekitar
80%, sedangkan pada Pencurian sekitar 0.61 atau 60%. Dan pada Pupuk
berkorelasi kuat yaitu -0.014 terhadap Realisasi Kelapa Sawit di PT.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Andi dkk. Panduan Cara Praktis Pengolahan Data SPSS 15.0. Yogyakarta: Andi.
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Reaserch. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Hamang, Abdul. 2005. Metode Statistika. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Panduan Tatacara Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir. 2005. Dokumen Nomor
Akad/05/2005. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Laporan Management 16 Tahun
2008, Medan
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Bandung.
Supranto, J. 2003. Metode Ramalan Kuantitatif. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.