Asuhan keperawatan pada Ny. N dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri)
di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan
Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Winda Nurkofifah Nasution
122500132
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
ii
KATA PENGATAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,serta Shalawat dan salam saya haturkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa ke alam yang penuh cahaya ilmu seperti ini, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX
Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Studi DIII Keperawatan di Falkutas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015.
Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Rika Endah Nurhidayah S.Kp M.pd sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan pembimbingan kepada saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku dekan Falkutas Keperawatan Universitas Sumateta Utara.
2. Ibu Erniyanti, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Falkutas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII Falkutas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
iii
5. Teristimewa buat kedua orang tua saya (Ahmedi Nasution,AMKdan Rohimah Mahareni Harahap) yang telah memberikan saya semangat, kuatan dan dukungan baik oril, spiritual, maupun materi. Semua ini kupersembahkan buat orang tua tersayang.
6. Buat adik-adik saya (Dina Sri Rezeki Nasution, S.Farm dan Muhammad Fadil Nasution) terima kasih untuk semangat yang terus adik-adik saya berikan
7. Buat abang dan kakak saya (Ferry Kurniawan, S.T, M.E, Rika Puspa Dewi, AMK, Rita Puspita, AMKeb, Andri Kurniawan, S.Pd) terima kasih telah memberikan saya semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah saya ini
8. Buat teman-teman saya yang di Apotik Karya Farma (Bella, Rawi, Sherlyn, Faisal, Putri, Dani, Elly dan Sandy)terima kasih telah memberikan dukungan pada saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
9. Buat Ardi Arsyad,S.Pd, M.Pd terima kasih telah memberi semangat dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah saya ini.
iv
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruksif dari semua pihak untuk kesempurnaan karya tulisilmiah ini. Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada saya mendapat balasan dari tuhan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.
Medan, Juli 2015 Penulis
v DAFTAR ISI
Lembar pengesahan ... i
Kata pengantar ... ii
Daftar Isi... v
BAB I PENDAHULUHAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat ... 4
BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 5
A. Konsep Dasar ... 5
1. Pengkajian ... 15
2. Analisa data ... 21
3. Rumusan Masalah ... 21
4. Perencanaan ... 22
B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 23
1. Pengkajian ... 23
2. Analisa Data ... 40
3. Rumusan Masalah ... 43
4. Perencanaan ... 44
5. Implementasi ... 47
6. Evaluasi ... 50
BAB III KESIMPULAN dan SARAN ... 53
A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 54
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia) (Brunner & Suddath, 2001)
ArtritisGout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat (Brunner& Suddath, 2001)
2
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan mental (Potter & Perry, 2005).
Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Potter & Perry, 2005).Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (Smeltzer & Bare, 2002).Nyeri dapat mengenai semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, status sosial, dan pekerjaan. Nyeri akut awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cidera spesifik. Nyeri akut mengindentifikasikan kerusakan atau cidera telah terjadi. Nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan. Nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan (Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronis sering didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulanatau lebih, setelah enam bulan banyak nyeri yang dialami diikuti dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan nyeri itu sendiri (Smeltzer & Bare, 2002).
3
Nanda (2010) yaitu perubahan tekanan darah, perilaku berjaga-jaga atau melindungin daerah yang sakit, fokus pada diri sendiri, melaporkan nyeri dengan verbal, dan perubahn posisi untuk menghindari nyeri.
Hasil data tersebut menunjukkan bahwa nyeri merupakan masalah perioritas. Menurut Maslow nyeri harus segera ditangani karena terhindar dari rasa nyeri merupakan kebutuhan dasar manusia yang mencakup rasa nyaman (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan pengelolaan kasus dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.N denagan perioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas”.
B.Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien dengan masalah nyeri yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan intervensi keperawatan, melakukan implementasi, hingga melakukan evaluasi sebagai proses penilaian keberhasilan perawatan. Serta mampu mendokumentasikan setiap asuhan yang telah diberikan.
4
1. Bagi penulis
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam membuat serta memberikan asuhan keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan jiwa.
2. Bagi profesi keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk menerapkan asuhan keperawatan yang benar dan komprehensif dilapangan praktik agar nantinya terbentuk asuhan keperawatan yang lengkap dan kebutuhan dasar klien dapat tercapai.
3. Bagi institusi keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam kegiatan proses belajar dan menambah bahan pustaka tentang asuhan keperawatan yang mengacu pada pemenuhan kebutuhan dasar klien.
5
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Nyaman (Nyeri)
Pengertian Nyeri
Internasional association for study of pain (1979) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman nasional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan, sedangkan menurut C.Curton (1983), nyeri merupakan suatu produksi mekanisme bagi tubuh, timbul ketika jaringan rusak yang mengakibatkan individu bereaksi untuk menghilangkan nyeri (Presetyo, 2010).
Ada empat atribut pasti untuk pengalaman nyeri yaitu, besifat subjaktif, tidak menyenangkan, merupakan suatu kekuatan yang mendominasi, bersifat tidak berkesudahan (Prastyo, 2010).
Nyeri merupakan apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan oleh individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakan (Smelzer & Bare, 2012). Defenisi ini menempakan seorang pasien sebagai seorang yang ahli di bidang nyeri, karena hanya oasien yang tahu seperti apa nyeri yang dirasakan (Prasetyo, 2010).
6
Rangsangan nyeri selalu berkaitan dengan adanya stimulus dan reseptor, reseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-ujung syaraf bebas pada kulit yang berespon secara kuat yang distimulusi oleh nyeri berupa biologis, zat kimia, panas, listrik, dan mekanik (Prasetyo, 2010). Mediator nyeri seperti bradikinin, histamin, prostaglandin, dan bermacam-macam asam juga zat yang merangsang ujung syaraf. Spasme otot dapat menimbulkan nyeri karena anoksia, pembengkakan jaringan dapat menimbulkan nyerikarena tekanan pada nosiseptor yang menghubungkan jaringan (Lusianah, Indrayani, & Suratun, 2010)
Pathways Nyeri
7
thalamus dan korteks serebri inilah individu melokalisir, menggambarkan, dan berespon terhadap nyeri. Beberapa implus nyeri ditransmisikan melalui traktus paleospinothalamus pada bangian tengah medulla spinalis. Implus memasuki formation retikularis dan sistem limbik yang mengantar emosi dan kignitif. Slow painakan membangkitkan emosi, sehingga tibul respon terkejut, tekanan darah meningkat, keringat dingin, jantung berdebar-debar (Prasetyo, 2010).
Teori Pengontrol Nyeri (Gate Control)
Teori ini menyatakan nyeri dan persepsi nyeri dipengaruhi oleh interaksi dua sistem (Melzack & Wall, 1965) yaitu : substansi glatinosa pada dorsal horn di medulla spinalis dan sistem yang berfungsi sebagai inhibitor (penghambat) pada batng otak. Serabut A delta berdiameter kecil membawa implus nyeri cepat, sedangkan serabut C membawa dengan lambat. Serabut A-Beta berdiameter lebih lebar membawa implus yang dihasilkan oleh stimulus taktil. Didalam gelatinosa implus ini bertemu pada “ gerbang” yang membuka dan menutup berdasarakan siapa yang lebih mendominasi. Apabila serabut nyeri yang berdiameter kecil melebihi yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta maka ngerbang akan terbuka sehingga nyeri tidak terhalangi, dan sebaliknya apabila serabut taktil lebih mendominasi maka ngerbang akan tertutup, inilah alasan mengapa dengan massase dapat mengurangi durasi dan intensitas nyeri (Presetyo, 2010)
8
neurotranmitter. Kadar endhorpin berbeda pada setiap orang inilah yang menyebabkan mengapa rasa nyeri setiap orang itu berbeda (Lusiananh& Suratun, 2012).
Klasifikasi nyeri
Berdasarkan lama serangannya
A. Nyeri Akut
Nyeri akut awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cidera spesifik . Nyeri akut mengidentifikasikan kerusakan atau cedera telah terjadi. Nyeri ini umumnyaterjadi kurang dari enam bulan. Nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan (Smelzer & Bare, 2002). Adapun respon otonom yang muncul yaitu frekuensi jantung yang meningkat, volume sekuncup meningkat, tekanan darah meningkat, tegangan otot meningkat, dilatasi pupil meningkat, motilitas gastrointestinal menurun, aliran saliva menurun dan anxietas. Respon yang muncul mengerang, waspada, mengerutkan dahi, menyeringai dan mengeluh sakit (Prasetyo, 2010).
9
Nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan cedera spesifik. Nyeri kronik sering didefinisikan dan sering nyeri yang berlangsung selama enam bula atau lebih (Smelzer & Bare, 2002). Nyeri kronik tidak menimbulkan respon otonom, vital sign dalam batas normal, depresi, keputusaan, mudah tersinggung, dan menarik diri. Respon yang muncul keterbatasan gerak, kelesuan, penurunan libido, kelemahan, menegeluh sakit ketika dikaji (Prasetyo, 2010).
Berdasarkan tempatnya
A.Nyeri Kutaneus / superficial
Ada dua macam bentuk nyari superficial, yang pertama nyeri dengan onset yang tiba-tiba kualitas yang tajam, kedua nyeri dengan onset yang lambat disertai rasa terbakar. Superficial dengan terjadi seluruh permukaan kulit pasien (Prasetyo, 2010)
B. Nyeri Somatis
10
C.Nyeri Visceral
Cederung bersifat difusi (menyebar) sulit untuk dilokalisir, samar-samar, bersifat tumpul berasal dari abdomen, thorak, pelvis, dan iskemik jaringan (Prasetyo, 2010)
D.Reffered Pain (nyeri alihan)
Diakibatkan gangguan dari visceral atau somatic dalam (otot, ligament, dan vertebra), keduanya dirasakan menyebar sampai kepermukaan kulit. Contoh pada
iskemik miokard, klien tidak mungkin merasakan sebagai nyeri pada jantungnya, akan tetapi merasa nyeri pada lengan kiri, bahu atau rahangnya (Prasetyo, 2010)
E. Nyeri Psikogenik
Nyeri yang tidak diketahu secara fisik, timbul karena pengaruh psikologis, mental, emosional, dan perilaku (Prasetyo, 2010)
Nyeri berdasarkan sifatnya
- Incidental Pain
Nyeri yang timbul sewaktu-waktu hilang. - Steady Pain
Nyeri yang timbul dan menetap dirasakan dalam waktu yang lama - Paroxymal Pain
11 Nyeri berdasarkan berat rintangannya
- Nyeri ringan : Nyeri dengan intensitas rendah - Nyeri sedang : Nyeri yang menimbulkan reaksi
- Nyeri berat : Nyeri dengan intensitas tinggi (Prasetyo, 2010)
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri :
A.Usia
12
B.Jenis Kelamin
Penelitian terakhir memperlihatkan hormon seks pada mamalia berpengaruh terhadap tingkat tolenransi terhadap nyeri. Hormon testosteron menaikkan ambang nyeri pada percobaan binatang, sedangkan estrogen meningkatkan pengenalan / sensivitas terhadap nyeri (Prasetyo, 2010)
C.Kebudayaan
Budaya mempunyai pengaruh pada bagaimana seseorang berespon terhadap nyeri. Namun, budaya dan etnik tidak mempengaruhi resepsi nyeri. Keyakinan suatu budaya yang berbeda yang mengalami nyeri dengan intensitas yang sama dapat tidak melaporkan atau berespon terhadap nyeri dengan cara yang sama. Harapan dan nilai-nilai budaya perawat dapat menghindari ekspresi nyeri yang berlebihan seperti menangis yang berlebihan, harapan budaya pasien mungkin menerima orang untuk menangis ketika nyeri. Perawat yang mengetahui perbedaan budaya akan mampu memiliki pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien (Smeltzer & Bare, 2002)
D.Makna nyeri
13
E. Lokasi dan Tingkat Keparahan Nyeri
Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan pada tiap individu. Orang yang tertusuk jarum akan melaporkan nyeri yang berbeda dengan orang yang terkena luka bakar (Prasetyo, 2010)
F. Perhatian
Perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan meningkatkan respon nyeri sedaangkan distraksi dihubungkan dengan penurunan respon nyeri (Prasetyo, 2010)
G.Ansietas
Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antar ansietas dan nyeri, juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif menurunkan nyeri pasca operatif. Namun, ansietas yang relevan atau hubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri (Smeltzer & Bare, 2002)
H.Keletihan
14
I. Pengalaman Sebelumnya
Lebih berpengalaman individu dengan nyeri yang dialami, makin takut individu tersebut terhadap peristiwabmenyakitkan yang akan diakibatkan. Individu itu mungkin akan lebih mentoleransi nyeri, akibatnya, ia ingin nyerinya segera reda dan sebelum nyeri tersebut menjadi lebih parah (Smeltzer & Bare, 2002)
J. Dukungan Keluarga dan Sosial
Individu yang mengalami nyeri sering membutuhkan dukungan, bantuan, perlindungan dari anggota keluarga lain. Kehadiran orang terdekat akan meminimalkan kesakitan dan kesepian (Prasetyo, 2010).
Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah nyeri
Joint Commision on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) 1999 membuat standar di dalam penanganan terhadap nyeri, yaitu:
- Mengenali hak-hak klien untuk dapat melakukan pengkajian dan penanganan nyeri yag sesuai.
- Mengkaji keberadaan nyeri pada klien, kemudian menentukan jenis dan intensietas nyeri pada semuan klien
15
- Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan didalam pengkajian dan penanganan nyeri serta mengenalkan pada tenanga kesehatan yang baru tentang teknik pengkajian dan penanganan nyeri.
- Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendukung keefektifan di dalam pelayanan pengobatan nyeri.
- Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada pasien beserta anggota keluarga mengenai penanganan nyeri yang efektif.
- Menjelaskan atau menegenalkan kebutuhan klien terhadap penanganan gejala yang timbul dalam discharge planning (Prasetyo, 2010).
1. Pengkajian
Pengakajian nyeri yang terkini, lengkap dan akurat memudahkan perawat dalam menetapkan data dasar, menegakkan diagnosa yang tepat, merencanakan terapi pengobatan yang cocok, dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi nyeri yang diberikan (Prasetyo, 2010). Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, varifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).
16
pengalaman subjektif dan dialami secara unik oleh setiap individu, perwat perlu mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman nyeri. Frekuensi pengkajian nyeri biasanya bergantung pada upaya pengendalian nyeri yang digunakan dan bergantung pada kondisi klinis. Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama yaitu riwayat nyeri untuk mendapatkan fakta klien dan observasi langsung respon klien (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010). Berikut komponen yang dapat dikaji oleh perawat :
a. Karekteristik Nyeri (Metode P, Q, R, S, T) - Faktor Pencetus (P : Provocate)
Faktor ini mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri, maka perawat harus dapat mengekspor perasaan klien.
- Kualitas (Q : Quality)
17
- Lokasi (R : Region)
Dalam melokalisasi nyeri yang lebih spesifik, maka perawat dapat meminta klien untuk mencari daerah nyeri dari titik yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan sifatnya difus (menyebar). Saat mendokumentasikan lokasi nyeri perawat dapat menggunakan petunjuk tubuh seperti proksimal, distal, medial, lateral, dan disfusi (Fozier, Erb, Berman & Snyder, 2010)
- Durasi (T:Time)
18
19
1. Respon Fisiologis
Respon fisiologis yang timbul akibat adanya nyeri yaitu :
a. Respon simpatik : peningkatan frekuensi pernapasan, dilantasi saluran bronkiolus, peningkatan frekuensi denyut jantung, vasokontriksi perifer (pucat, peningkatan tekanan darah, peningkatan tegangan otot, peningkatan kadar glukosa darah, dilatasi pupil, dan penurunan motilitas saluran cerna). b. Respon parasimpatik : pucat, ketengangan otot, penurunan denyut jantung atau tekanan darah, pernafasan cepat dan tidak teratur, mual dan muntah, kelemahan atau kelelahan (Prasetyo, 2010)
2. Respon Perilaku
Respon perilaku klien terhadap nyeri dapat mencakup pertanyaan verbal, vokal, ekspresi wajah, gerakan tubuh, kontak fisik dengan orang lain, ataupun perubahab respon terhadap lingkungan. Individu yang menglami nyeri akut dapat menangis, merintih, merengut, tidak menggerakan bagiantubuh, mengepal, ayau menarik diri (Smeltzer & Bare, 2002).
3. Respon Afektif
20
4. Pengaruh Nyeri terhadap kehidupan kita
Klien yang setiap hari merasakan nyeri akan mengalami gangguan dalam kegiataan sehari-hari. Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan sehari-hari, sehingga perwat mengetahui sejauh mana ia dapat membantu aktivitas yang dilakukan oleh pasien (Prasetyo, 2010).
5. Persepsi Klien terhadap nyeri
Dalam hal ini perawat perlu mengkaji persepsi klien terhadap nyeri, bagaimana klien dapat menghubungkan antara nyeri yang ia rasakan dengan prosespenyakit atau hal lain dalam diri maupun lingkungan disekitar klien ( Prasetyo, 2010).
6. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri
21 2. Analisa Data
North American Nursing Diagnosis Assoation (NANDA, 2001) merencanakan diagnosa untuk klien mengalami nyeri atau ketidak nyamanan yaitu nyeri akut atau nyeri kronik (Koizer, Erb, Berman, & Snyder, 2010). Nyeri akut didefinisikan sebagai “suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun pontensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dengan intensitas yang ringan sampaiberat dapat diprediksi untuk berakhir dan durasi kurang dari enam bulan (NANDA, 2001). Nyeri kronik didefenisikan sebagai “suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkana sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktul maupun potensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dengan intensitas yang ringan samapi berat tidak dapat diprediksi untuk berakhirnya dan durasi lebih dari enam bulan (NANDA, 2001)
3. Rumusan Masalah
22 4. Perencanaan
23
B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
I. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
1. Pengkajian
BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 63 Tahun
Status Perkawinan : Janda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
24
Tanggal pengkajian : 19 Mei 2015 Tanggal operasi : 12 April 1885 Diognosa Medis : Asam Urat
KELUHAN UTAMA
Pada saat dikaji klien mengatakan nyeri daerah persendian jari kaki dan tangan sulit untuk digerakan dengan skala nyeri 7 dan kelihatan sudah membengkak, nyeri timbul sampai 3 hari, klien mengatakan sulit untuk istirahat atau tidur karena rasa nyeri yang dirasakannya, dan klien juga mengatakan susah jalan ketika rasa nyeri datang.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya :
Klien memiliki kebiasan makan dengan porsi sedikit hanya satu porsi kecil dengan sayur kangkung dan kacang-kacangan.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
25 Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Nyeri yang dirasakan klien pada daerah kaki dan tangan seperti di tertusuk-tusuk.
2. Bagaimana dilihat
Ketika nyeri muncul klien tampak memejamkan mata menahan nyeri, memegangi area yang sakit dan wajah tampak merigis.
Region
1. Dimana lokasinya
Klien mengatakan nyeri dirasakan pada daerah persendian jari kaki dan tangan
2. Apakah menyebar
Klen mengatakan nyeri yang dirasakan menyebar ke otot betis kaki.
Severety
Klien mengatakan derajat nyeri pada angka 7 dan nyeri yang dirasakan sangat mengganggu aktifitas
Time
26 RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit kista pada tahun 1885
2. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mengatakan berobat ke RS dr Pringadi Medan
3. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan pernah dirawat pada tahun 1885 dan dioperasi.
4. Lama dirawat
Klien mengatakan dirawat lebih kurang dua minggu di RS dr Pirngadi Medan.
5. Alergi
Klein mengatakan alergi makanan yang mengandung ayam sejak dua tahun
6. Imunisasi
Klien mengatakan tidak pernah mendapatkan imunisasi.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Orang tua
Klien mengatakan orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit sakit
Saudara kandung
27 Penyakit keturunan yang ada
Pada garis keturunan, keluarga klien tidak memiliki penyakit turunan.
Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan salah satu anggota keluarga pernah mengalami gangguan jiwa
Jika ada, hubungan keluarga
Kien mengatakan yang mengalami gangguan jiwa anak klien Gejala
Anak klien sering berbicara sendiri dan merendam didalam bak kamar mandi Riwayat pengobatan/perawatan
Klien mengatakan anak klien pernah dirawat di Rs Jiwa
Anggota keluarga yang meninggal
Anggota keluarga yang meninggal yaitu suami klien dan anak klien.
Penyebab meninggal
28 RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien berpersepsi bahwa penyakit yang diderita pasien sudah biasa pada usia lanjut.
b. Konsep diri
Gambaran diri
Klien menerima seluruh bagian tubuhnya, tanpa merasa ada yang kurang Ideal diri
Idealnya klien ingin sembuh, agar bisa melaksanakan semua aktivitas. Harga diri
Klien cukup dihargai di lingkungan sekitar dan dalam pengambilan keputusan dalam lingkungan keluarga
Peran diri
Klien berperan sebagai orangtua yang memiliki anak enam, dan sebagai nenek bagi cucunya, dilingkungan masyarakatklien berperan sebagai anggota pengajian ibu-ibu
Identitas
29 c.Keadaan emosi
Keadaan emosikien stabil, mampu memecahkan masalah dengan berdiskusi pada anak atau menantunya.
d.Hubungan sosial
Orang yang berarti
Anak adalah orang yang berarti bagi klien Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan Keluarga baik terlihat ketika klien berjualan di bantu oleh menantunya.
Hubungan dengan orang lain
Hubungan klien dengan orang lain baik, tampak teman pengajian klien datang ke warung klien.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
30 e. Spiritual
- Nilai dan keyakinan
Klien menyakini Allah SWT sebagai Tuhan yang berkuasa atas segalanya dan hanya kepada-Nya tempat memohon, dan sholat lima waktu merupakan kewajiban yang harus dikerjakan dalam agamanya.
-Kegiatan ibadah
Klien mengatakan ibadah berjalan dengan lancar ketika sakit tidak timbul.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran composmentis, CRT kurang dari 2 detik, tampak gelisah, kelelahan, klien terlihat meringis saat menahan nyeri, nyeri seperti ditusuk-tusuk, pada persendian jari kaki dan tangan terlihat kemerahan.
b. Tanda-Tanda Vital
31
- Skala nyeri
7 (menimbulkan reaksi fisiologi danpsikologis, klien, menyerigai, klien dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dan dapat mengikuti perintah dengan baik)
- Tinggi badan : 155 cm - Berat badan : 60 kg
c. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : Bulat.
- Ubun-ubun : Normal, fontanel berada di tengah, tidak terdapat lesi. - Kulit kepala : Bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut
Penyebaran merata, kasar, dengan rambut lurus.
- Bau : Normal bau rambut. - Warna kulit : Putih.
Wajah
32 Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan
Normal, simetris antara dextra dan sinistra, strabismus ( - ).
- Palpebra
Normal, dapat menutup dan membuka mata, tidak ada kemerahan.
- Konjungtiva dan sklera
Konjungtiva anemis, sklera kekuningan, ada kemerahan.
- Pupil
Isokor (sama kanan kiri) 3 mm, posisi di tengah.
- Kornea dan iris
Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Visus
Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Tekanan bola mata
Tidak dilakukan pemeriksaan.
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi
Normal, berada di tengah.
- Lubang hidung
33
- Cuping hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung.
Telinga
- Bentuk telinga : Simetris antara dextra dan sinistra. - Ukuran telinga : Normal.
- Lubang telinga : Normal, bersih, tidak ada otitis media.
- Ketajaman pendengaran: Normal tidak ada lateralisasi telinga kanan dan kiri.
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Kering, tidak ada labioskizis. - Keadaan gusi dan gigi
Kurang bersih, tampak flak banyak menempel pada gigi.
- Keadaan lidah : Lembab. - Orofaring
Normal, tampak klien tidak mengalami gangguan dalam proses menelan.
Leher
- Posisi trakea : Berada di tengah.
- Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. - Suara : Jelas.
34 - Denyut dan nadi karotis : Teraba.
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : Kulit bersih. - Kehangatan : Akral hangat. - Warna : Sawo matang. - Turgor : Kembali < 2 detik.
- Kelembaban : Kulit teraba lembab dan basah. - Kelainan kulit : Ada kelainan pada kulit.
Pemeriksaan payudara dan ketiak
Payudara simetris antara dextra sinistra, tidak dijumpai massa, tidak ada trauma, dan tidak ada pembengkakannpada axila
Pemeriksaan torak/dada
- Inspeksi torak : Terdapat lesi
- Pernafasan : Pola nafas reguler 20 x/menit.
35 Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : Simetris antaradextra dan sinistra ketika klien bernafas. - Perkusi :Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Auskultasi : Tidak terdapat suara tambahan.
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : Normal, tidak ada massa, tidak ada trauma, bentuk abdomen datar. - Auskultasi : Peristaltik 6 x/menit.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak dijumpai massa, tanda acites (-). - Perkusi :Timpani.
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas
- Kesimetrisan : Simetris antara dextra sinistra. - Kekuatan otot : Dextra 5 dan sinistra 5. - Edema : Tidak ada edema.
Pemeriksaan neurologi
- Nervus optikus
Mampu membaca dalam jarak 1 meter.
- Nervus okulamotorik, Troclehar, dan Abducen
36 - Nervus trigeminus
Otot masetter dan temporalis sebagai ototmengunyah normal.
- Nervus facialis
Klien dapat menggelembungkan pipi,mengerutkan dahi, tersenyum, dan tertawa.
- Nervus cholearis
Klien dapat mendengarkan bunyi arloji.
- Nervus vagus
Klien mampu menelan.
- Nervus Hypoglosus
Klien dapat menjulurkan lidah, dan menggulung. Fungsi motorik
Klien dapat mengangkat tangan, mengangkat kaki dan memiringkan badan. Fungsi sensorik
Klien mampu membedakan benda yang tumpul dan tajam, dapat meraba benda yang bertekstur halus dan kasar, dapat membedakan panas dan dingin.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola makan dan minum
37 - Nyeri ulu hati :Tidak ada - Alergi : Alergi daging
- Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah - Waktu pemberian makan
Pagi pukul 07, siang pukul 12.30, dan sore pukul 18.00 wib
- Jumlah dan jenis makan
Jenis makanan yang diberikan yaitu nasi dengan lauk 1 potong ikan gulai bersantan.
- Waktu pemberian cairan/minum : Minum 6-7 gelas perhari.
- Masalah makan dan minum : Klien kurang nafsu makan dan malas minum.
b. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Mandi tiga kali sehari,
- Kebersihan gigi dan mulut : Kurang bersih terdapat flak gigi dan karies. - Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan terlihat bersih.
c. Pola kegiatan/aktivitas
Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian,
dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total.
38
Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit
Selama klien sakit, klien mengatakan ibadahnya terganggu karena ketidakmampuannya dan rasa yang tidak aman serta nyaman.
d. Pola eliminasi
Buang Air Besar (BAB)
- Pola BAB : Konstipasi.
- Karakter feses : Saat normal feses berbentuk, dan berwarna kuning. - Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan.
- BAB terakhir : 3 hari yang lalu. - Diare : Tidak ada.
- Penggunaan laksatif : Tidak ada penggunaan laktasi.
Buang Air Kecil (BAK)
- Pola BAK : Rutin. - Karakter urin : Kuning.
- Kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit ginjal. - Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan diuretik.
39 e. Pola Tidur dan Kebiasaan
- Waktu tidur
Klien mengatakan selama sakit durasi tidur klien lebih kurang 4 jam dalam sehari semalam.
- Waktu bangun
Tidak menentu, terkadang klien terbangun ketika nyeri timbul.
- Masalah tidur
Klien mengatakan sulit untuk istirahat atau tidur karena nyeri yang dirasakannya, klien tidak merasakan kepuasan dalamtidurnya dikarenakan sering terbangun yang disebabkan dan nyeri kadang muncul.
- Hal-hal yang mempermudah tidur
Jika klien minum obat anti asam urat maka nyeri yang dirasakan berkurang dan tidur klien nyenyak
- Hal-hal yang mempermudah bangun
40 2. Analisa Data
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. Ds :
1. Klien mengatakan sakit di bagian persendian jari kaki dan tangan
2 Rasanya seperti tertusuk-tusuk dan berdenyut.
3. klien mengatakan susah jalan ketika nyeri datang
3. klien memegangi area yang sakit
Implus nyeri ke talamus
Nyeri di persepsikan
Nyeri sendi
41
No Data Etiologi Problem
2. Ds :
1. Klien mengatakan jika nyeri timbul maka persendian jari kaki dan tangan susah digerakan dan akan timbul rasa nyeri.
2. persendian jari kaki dan tangan klien terlihat kemerahan.
3. Bila klien ingin jalan klien sekali duduk dulu 5 menit dan baru klien
berjalan dengan memegang dinding agar klien tidak merasakan nyeri lagi.
Do :
1. kekuatan otot kaki 4 penghentakan kaki saat berjalan
2. ketidakseimbangan kaki saat berjalan
3.Terlihat klien susah untuk berjalan ketika nyeri timbul
4.Terdapat tofi dengan diameter 2,5 cm pada pergelangan tangan kanan
5.Terdapat tofi dengan ukuran 2 cm dan 2,5 cm di kaki kanan
Penimbunan krisral asam urat
Respon inflamasi (Terhadap arthritis akut)
Serangan sinovitis yang berulang (Tahap
interkritikal)
Kristal asam urat terus menumpuk
Terbentuk tofi
Penurunan rentang gerak
Hambatan mobilisasi fisik
42
No Data Etiologi Problem
3. Ds :
1. Klien mengatakan
tidak bisa membedakan mana
yang asam urat dan rematik
2. Klien juga mengatakan tidak mengetahui
pantangan dari makanan asam urat Do :
-Asam urat
Klien mengatakan tidak tahu mengenai
perbedaan asam urat dan rematik
Klien mengatakan tidak mengetahui makanan
apa saja yang mengandung tinggi purin
kurang pengetahuan
43
3. Rumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang harus ditangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa data
Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
1. Nyeri berhubungan dengan penimbunan kristal urat ditandai dengan pembengkan dan kemerahan pada sendi
2. Hambatan Mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri pada persendian, di tandai dengan kekuatan otot 4 dan terdapat tofi
44 4. Perencanaan
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/tan
- Klien menyatakan secara verbal nyeri berkurang - Skala nyeri berkurang
- Klien mampu mengendalikan nyeri
Rencana Tindakan Rasional 1. Kaji faktor yang
memeperburuk nyeri
2. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor pencetus
3. Ajarkan teknik
relaksasi,teknik terkait keteganganotot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri
4. Tentukan
dampakpengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (misal : tidur, nafsu makan, aktivitas, pikiran)
1. untuk
3. mengalirkan dan melancarkan
peredaraan darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan
terpenuhui dan mengurangi nyeri.
45
2 Tujuan dan Kriteria hasil Tujuan :
Memperlihatkan mobilitas Kriteria :
- Klien mampu bergerak secara mandiri
- Klien mampu mempertahankan keseimbangan tubuh - Klien mengubah letak tubuh secara mandiri
Rencana Tindakan Rasional 1. Ajarkan cara bangun
daritempat tidur secara perlahan
2. Beriakan penguatan positif selama aktivitas
3. Bantu klien melakukan latihan ROM
4. Kaji derajat kekuatan otot
5. Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
1. Untuk menguragi rasanyeri klien
2. Membantu klien dalam berhati-hati saat beraktivitas 3. Meningkatkan
alirandarah ke otot. Mempertahankan
gerak sendi. Mencegah kontraktur
4. Untuk mengetahui keterbatasan fisik klien
46
3 Tujuan dan Kriteria hasil Tujuan :
Meningkatkan pengetahuan klien Kriteria :
- Klien mengatakan paham tentang penyakit dan
penangannya
- Klien pemahaman yang ditujukkan mengenai promosi
dan perlindungan kesehatan
Rencana Tindakan Rasional 1. Kaji tingkat pemahaman
klien tentang penyakit dan penangannya
2. Beri penjelasan kepada klien tentang penyakit dan penangannya
3. Jelaskan pentingnya nutrisi dan cairan untuk klien
4. Tingkatkan kemampuan klien untuk memproses dan memahami informasi
5. Berikan waktu kepada klien
untuk mengajukan pertanyaan.
1. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman klien tentang penyakit dan penangnnya
2. Agar klien mengetahui
dan memahami penyakit dan penangannya
3. Untuk memperoleh proses penyembuhan
4. Untuk meningkatkan pengetahuan klien terhadap
penyakitnya
47 5. Implementasi
PELAKSANAAN KEPPERAWATAN
Hari/tanggal No. Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Rabu, 20
Mei 2015
Pukul : 10.00 Wib
1 1. Menanyakan kepada klien tentang makanan yang bisa memperburuk nyeri
2. Menanyakan kepada klien tentang skala nyeri yang dialami klien dengan menggunakan skala nyeri, menanyakan dimana bagian yang nyeri, lamanya nyeri, bagaimana nyeri yang dirasakan, berapa lama nyeri dirasakan dan apa penyebab nyeri
3. Mengajarkan klien teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri
4. Menanyakan klien apakah nyeri yang dirasakan dapat mempengaruhi tidur klien
S : Klien mengatakan masih merasa klien tentang makanan yang bisa memperburuk nyeri - Mengajarkan klien teknik relaksasi dengan menarik nafas
dalam untuk mengurangi rasa nyeri
48
Hari/tanggal No. Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Kamis, 21
Mei 2015.
Pukul : 10.00 Wib
2 1. Mengajarkan cara bangun dari tempat tidur secara perlahan
2. Memberikan motivasi pada klien selama beraktivitas
3. Membantu klien melakukan latihan ROM
4. Memantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
S :
- Klien mengatakan bengkak
padapergelangan kaki dan tangan
- Klien mengatakan
kaki dan tangan
sulit untuk digerakan
O :
- Terdapat tofidengan diameter 2,5 cm pada pergelangan - Mengajarkan cara bangun dari tempat tidur secara perlahan - Memberikan motivasi pada klien selama beraktivitas - Membantu klien melakukan latihan ROM
49
Hari/tanggal No. Dx
Impelementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Jumat, 22
Mei 2015
Pukul : 10.00 Wib
3 1. Menanyakan kepada klien apakah klien mengetahui tentang penyakitnya
2. Memberikan penkes kepada klien tentang penyakitnya
3. Menjelaskan pentingnya nutrisi dan cairan untuk klien
4. Memberikan waktu kepada klien untuk mengajukan pertanyaan terkait masalah kesehatan yang dialaminya
S : Klien mengatakan sudah mengerti bahwa nutrisi dan
cairan bisa
- Menanyakan kepada klien apakah klien mengetahui tentang penyakitnya
- Memberikan penkes kepada klien tentang penyakitnya
50 1. Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal No. Dx
Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) Rabu, 20
Mei 2015
Pukul : 11.00 Wib
1 1. Menanyakan kepada klien tentang makanan yang bisa memperburuk nyeri
2. Menanyakan kepada klien tentang skala nyeri yang dialami klien dengan menggunakan skala nyeri, menanyakan dimana bagian yang nyeri, lamanya nyeri, bagaimana nyeri yang dirasakan, berapa lama nyeri dirasakan dan apa penyebab nyeri
3. Mengajarkan klien teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri
4. Menanyakan klien apakah nyeri yang dirasakan dapat mempengaruhi tidur klien
S : Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada persendian jari kaki dan tangan.
O :
-Menanyakan kepada klien tentang
makanan yang bisa memperburuk nyeri - Mengajarkan klien teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri
51
Hari/tanggal No. Dx
Tindakan keperawatan Evaluasi (SOAP) Kamis, 21
Mei 2015
Pukul : 11.00 Wib
2 1. Mengajarkan cara bangun dari tempat tidur secara perlahan
2. Memberikan motivasi pada klien selama beraktivitas
3. Membantu klien melakukan latihan ROM
4. Memantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
- Mengajarkan cara bangun dari tempat tidur secara perlahan - Memberikan motivasi pada klien selama beraktivitas - Membantu klien melakukan latihan ROM
52
Hari/tanggal No. Dx
Tindakan keperawatan Evaluasi (SOAP) Jumat, 22
Mei 2015 Pukul : 11 Wib
3 1. Menanyakan kepada klien apakah klien mengetahui tentang penyakitnya
2. Memberikan penkes kepada klien tentang penyakitnya
3. Menjelaskan pentingnya nutrisi dan cairan untuk klien
4. Memberikan waktu kepada klien untuk mengajukan pertanyaan terkait masalah kesehatan yang dialaminya
S : Klien mengatakan sudah mengerti bahwa nutrisi dan
cairan bisa
- Menanyakan kepada klien apakah klien mengetahui tentang penyakitnya
- Memberikan penkes kepada klien tentang penyakitnya
53 BAB III
KESIMPULAN dan SARAN
A.KESIMPULAN
Nyeri merupakan suatu sensori subjektif dan pengalaman nasional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan, Rangsangan nyeri selalu berakaitan dengan adanya stimulus dan reseptor, reseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-ujung syaraf bebas pada kulit yang berespon secara kuat yang distimulusi oleh nyeri berupa biologis, zat kimia, panas, listrik, dan mekanik.
54
B.SARAN
1. Intansi pendidikan
Intansi pendidikan agar lebih banyak menyediakan buku yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar rasa nyaman (nyeri) sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa guna meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khusunya mahasiswa DIII Keperawatan.
2. Praktik keperawatan
Praktisi keperawatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan perioritas masalah gangguan rasa nyaman (nyeri). 3. Bagi mahasiswa
55
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, (2008). Teknik Proseduran Keperawatan; Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Bulechek, Gloria M, Butcher, Howard K, & Dochterman Joenne Mc Closkey, (2008). Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. United States of American Mosby Elsevir
Kozier, Barbara. Erb, Glenora. Berman, Audrey. dan Snyder, Shirlee J, (2010).
Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik. Edisi 7. Volume 2. Jakarta : EGC
Potter, P. dan Perry, A (2005). Buku Ajar Fundamental keperawatan : Konsep, Proses dan Peraktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta : ECG
Prasetyo, Sigit Nian, (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta : Graha Ilmu
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, G Brenda, (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8 Volume 1. Jakarta : ECG
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, G Brenda, (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8 volume 2. Jakarta : ECG
Wilkinson, Judith M, (2005). Prentice Hall Handbook With NIC Interventions and NOC Outcomes. Egihth Edition. United States Of America : Pearson Prentice Hall
Lampiran 1
Memberi penyuluhan pada Ny. N dengan tentang asam urat
Lampiran 2
Ny. N memberitahu lokasi nyeri yang dialaminya
Lampiran 3
Ny. N mengerti manfaat banyak minum bisa menurunkan asam urat
Lampiran 4
Melakukan evaluasi pada Ny. N
Lampiran 5
Ny. N mengatakan sudah mengetahui mana makanan yang banyak mengandung zat purin