• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

1

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi

di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Sarah Caroline

122500067

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas perlindungan dan berkatnya yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ” Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp.,MNS, Selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(5)

iii

5. Ibu Sri Eka Wahyuni S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan program pendidikan D-III Keperawatan.

6. Ibu Wardiyah Daulay selaku Dosen Penguji yang dengan sabar telah menguji dan membimbing penulis.

7. Yang Terhormat Kepada kedua orang tua tercinta R. Tambunan dan L. Siagian dalam segala moril maupun materil dan dukungan penuh dalam

doa dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kakak dan adik-adik saya yang selalu berikan semangat dan bantuannya. 9. Sahabatku Mia Aulina, Ririn Warista, Gita Puspita, Mely, Tesalonika dan

teman-teman satu bimbingan saya di Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2012 yang telah memberi motivasi dan semangat selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Teman-teman mahasiswa/i Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara di Program DIII Keperawatan Stambuk 2012 yang telah bersama-sama berjuang selama 6 semester ini dan terima kasih atas partisipasi dan dukundan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

(6)

iv

Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan kiranya Tuhan selalu melimpahkan berkatnya bagi kita semua.

Medan, 08 Juli 2015

Penulis,

(7)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi ... 1. Pengkajian ... 4

2. Analisa Data ... 6

3. Rumusan Masalah ... 8

4. Rencana Tindakan ... 9

B. Asuhan keperawatan pada Ny.A dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi ... 1. Pengkajian ... .17

2. Analisa Data ... .28

3. Rumusan Masalah ... .30

4. Rencana Tindakan ... .31

5. Implementasi ... .34

(8)

vi

Bab III KESIMPULAN DAN SARAN ...

A. Kesimpulan ... ...39 B. Saran ... ...41

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow memiliki lima kebutuhan dasar. Dasar paling bawah atau tingkat pertama, termasuk kebutuhan fisiologis seperti udara, air, dan makanan. Tingkat kedua yaitu kebutuhan rasa aman atau perlindungan, termasuk juga keamanan fisik dan psikologis dimana pasien terganggu untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari dikarenakan gangguan mobilisasi. Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan cinta dan memiliki, termasuk didalamnya hubungan pertemanan, hubungan sosial, hubungan cinta. Tingkat keempat yaitu kebutuhan akan penghargaan diri, termasuk juga kepercayaan diri, pendayagunaan, penghargaan dan nilai diri. Tingkat terakhir merupakan kebutuhan aktualisasi diri, keadaan pancapaian potensi, dan mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan kehidupan (Potter & Perry,2005).

(10)

2

meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degenerative dan aktualisasi diri.

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju kemandirian dan imobilisasi yang mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas (Potter & Perry,2005). Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengespresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi dengan baik (Potter & Perry,2005).

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar: mobilisasi yang harus diperhatikan, oleh karena itu penulis mengangkat judul karya tulis ilmiah yaitu asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengkaji asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi;

(11)

3

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi;

d. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi;

e. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan untuk pemenuhan kebutuhan dengan: mobilisasi.

C.Manfaat 1. Bagi Pasien

Memperoleh pengetahuan tentang mobilisasi serta meningkatkan kemandirian dan pengalaman dalam menolong diri sendiri.

2. Bagi Layanan Keperawatan

(12)

4

BAB II

Pengelolahan Kasus

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi.

1. Pengkajian

Adapun pengkajian menurut Hidayat (2006) pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilisasi meliputi:

a. Riwayat Keperawatan Sekarang, meliputi klien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas atau imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.

b. Pengkajian Keperawatan Penyakit yang Pernah di Derita, berhubungan dengan pemenuhan mobilitas, misalnya ada nya riwayat penyakit sistem neurologis, riwayat penyakit kardiovaskular, riwayat penyakit sistem muskuluskeletal, riwayat penyakit sistem pernafasan, riwayat penyakit pemakaian obat seperti sedatife, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksania, dan lain-lain.

c. Kemampuan Fungsi Motorik, pengkajiannya antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada tidaknya kelemahan, kekuatan atau spatis.

(13)

5

Tingkat 0 : Mampu merawat diri secara penuh Tingkat 1 : Memerlukan penggunaan alat

Tingkat 2 : Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain Tingkat 3 : Memerlukan bantuan, pengawasan dan peralatan Tingkat 4 : Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.

e. Kemampuan Rentang Gerak, (Range of Motion-ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.

Tabel 2.1 Kemampuan Rentang Gerak.

Gerak Sendi Derajat Rentang Normal Bahu Adduksi: gerakan lengan kelateral dari

posisi samping keatas kepala, telapak tangan

menghadap ke posisi yang paling jauh. 180

Siku Fleksi: angkat lengan bawah kearah depan

dan kearah atas menuju bahu. 150

Pergelangan tangan Fleksi: tekuk jari-jari

tangan kearah bagian dalam lengan bawah. 80-90 Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari

posisi fleksi. 80-90

Hiperektensi: tekuk jari-jari tangan kearah

belakang sejauh mungkin. 70-90

Abduksi: tekuk pergelangan tangan kesisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap keatas.

0-20

Tangan dan Jari

Fleksi: buat kepalan tangan Ekstensi: luruskan jari

Hiperektensi: tekuk jari-jari tangan kebelakang sejauh mungkin.

Abduksi: kembangkan jari tangan

Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi

90 30 20 20

(14)

6

f. Kekuatan Otot dan Gangguan Kordinasi, dalam mengkaji kekuatan otot dapat dilakukan secara bilateral atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat dibuat dalam enam derajat (0-5) derajat ini menunjukan tingkat

kemampuan otot yang berbeda-beda, keenam derajat dapat dilihat pada tabel (Asmadi, 2008).

Tabel 2.2 Derajat Kekuatan Otot

Derajat 5 Kekuatan normal dimana seluruh gerakan dilakukan otot dengan tahanan maksimal dari proses yang dilakukan berulang-ulang tanpa menimbulkan kelelahan.

Derajat 4 Dapat melakukan range of motion (ROM) secara penuh dan dapat melawan tahanan organ.

Derajat 3 Dapat melakukan range of motion (ROM) secara penuh dengan melawan gaya berat (gravitasi), tetap tidak dapat melawan tahanan.

Derajat 2 Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat melakukan range of motion (ROM) secara penuh.

Derajat 1 Kontraksi otot minimal terasa/teraba pada otot bersangkutan tanpa menimbulkan gerakan.

Derajat 0 Tidak ada kontraksi otot sama sekali.

(Sumber: Asmadi 2008).

g. Perubahan Psikologis, disebabkan karena adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme tulang, dan lain-lain

2. Analisa Data

(15)

7

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.

Tujuan pengumpulan data:

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien; 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien; 3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien;

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah. Tipe Data:

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,perasaan,ide pasien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frutasi, mual, perasaan malu (Potter & Perry, 2005).

2. Data Objektif

(16)

8

Kesulitan dalam melakukan

aktivitas Tirah baring

Keterbatasan ROM mobilitas menurun

Kelemahan otot

Hemiplagia Hemiplagi Hemiplagi

atas bawah kerusakan pusat gerakan motorik

Stroke Skema 2.1: Pohon Masalah (Sumber: Price 2006).

3. Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan mengidentifikasi perubahan kesejajaran tubuh dan mobilisasi yang aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian. Analisa menampilkan kelompok data yang mengidentifikasi ada atau resiko terjadi masalah.

Intoleransi aktifitas

Gangguan mobilitas fisik

(17)

9

Saat mengidentifikasi diagnosa keperawatan, perawat menyusun strategi keperwatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi (Potter & Perry, 2006).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi yaitu:

1. Hambatan mobilisasi fisik 2. Intoleransi aktivitas

3. Defisit keperawatan diri

4. Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005). Rencana asuhan keperawatan bersifat individual, bergantung kepada kebutuhan dasar mobilisasi klien. Rencana asuhan keperawatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien untuk mepertahankan fungsi motorik dan kemandirian (Potter & Perry, 2006). Rencana asuhan keperawatan didasari oleh satu lebih tujuan berikut ini:

1. Menunjukan tingkat mobilisasi ditandai dengan indikator tingkat ketergantungan fisik individu (0-4) yaitu mampu merawat diri sendiri secara penuh, memerlukan penggunaan alat, memerlukan bantuan atau pegawasan orang lain, dan peralatan, sangat tegantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan;

(18)

10

4. Mencapai range of motion (ROM) penuh atau optimal; 5. Meningkatkan toleransi aktivitas;

6. Mencapai pola eliminasi normal;

7. Mencapai kemandirian penuh dalam aktivitas perawatan diri.

Sebagai rencana tindakan dari diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi North American Nursing Diagnosis Association-International (NANDA), Nursing intervention classification (NIC), dan Nursing Outcome Classification (NOC):

Diagnosa 1. Hambatan Mobilisasi Fisik berhubungan dengan Gangguan Neuromuscular pada Ekstremitas Bawah.

Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.

Batasan Karakteristik: 1. Penurunan waktu reaksi;

2. Kesulitan membolak-balik posisi tubuh; 3. Dispnea setelah beraktivitas;

4. Perubahan cara berjalan (misalnya,penurunan aktivitas, dan kecepatan berjalan, kesulitan untuk memulai berjalan langkah kecil, berjalan dengan menyeret kaki, pada saat berjalan badan mengayun ke samping);

5. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus; 6. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus; 7. Keterbatasan rentang pergerakan sendi;

(19)

11 10.Pergerakan tidak terkoordinasi.

Faktor yang berhubungan: 1. Intoleransi aktivitas;

2. Perubahan metabolism selular; 3. Ansietas;

4. Indeks masa tubuh diatas perentil ke-75 sesuai usia; 5. Gangguan kognitif;

6. Konstraktur;

7. Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia; 8. Fisik tidak bugar;

9. Penurunan ketahan tubuh; 10.Penurunan kendali otot; 11.Penurunan massa otot; 12.Gangguan muskuloskletal; 13.Gangguan neuromuscular; 14.Nyeri;

15.Program pembatasan gerak. Tujuan:

1. Menunjukan tingkat mobilitas, ditandai dengan indikator (1-5): ketergantungan, membutuhkan bantuan orang lain dan alat; 2. Penampilan seimbang;

3. Penampilan posisi tubuh; 4. Pergerakan sendi dan otot;

(20)

12

Kriteria Hasil: 1. Klien mampu melakukan latihan rentang gerak pada sendi/ekstremitas yang terganggu.

2. Klien mampu untuk berjalan tanpa alat bantu 3. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri Intervensi:

1. Kaji tingkat mobilisasi pasien dengan ( Tingkatan 0-4) secara berkala. Rasional: Menunjukan perubahan tingkatan mobilisasi pasien setiap hari. 2. Kaji kekuatan otot/kemampuan fungsional mobilitas sendi dengan

menggunakan ( skala kekuatan otot 0-5) secara teratur.

Rasional: Menentukan perkembangan peningkatan kekuatan otot/mobilitas sendi pasien sebelum dan sesudah dilakukan latihan rentang gerak (ROM). 3. Monitor tanda-tanda vital.

Rasional: Kelumpuhan otot mempengaruhi sirkulasi pada ekstremitas 4. Instruksi/bantu pasien melakukan latihan ROM pasif/aktif secara konsisten.

Rasional: Meminimalkan atrofi otot, mningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontrakutur dan meningkatkan pemulihan fungsi kekuatan otot dan sendi.

5. Instruksikan pasien pada aktivitas sesuai dengan kemampuannya.

Rasional: Meningkatkan kemampuan aktivitas mandiri pasien, harga diri, dan peran diri pasien sehari-hari.

6. Melibatkan pasien dalam perawatan untuk mengurangi depresi dan kebosanan yang berkaitan dengan terapi mobilisasi range of motion (ROM).

(21)

13

7. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik (Fisioterapi) atau okupasi dan atau rehabilitasi spesialis.

Rasional: Mendukung peningkatan kekuatan otot dan fungsi ekstremitas fungsional dan mencegah kontraktur.

Diagnosa 2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Umum pada Ekstremitas Bawah.

Definisi: ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.

Batasan Karakteristik:

1. Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas; 2. Respon frekwensi jantung abnormal terhadap aktivitas; 3. Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia;

4. Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia; 5. Ketidaknyamanan setelah aktivitas;

6. Dispnea setelah beraktivitas; 7. Menyatakan merasa letih; 8. Menyatakan merasa lelah.

Faktor yang berhubungan : 1. Tirah baring atau imobilisasi; 2. Kelemahan umum;

3. Ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen; 4. Imobilisasi;

(22)

14

Kriteria Hasil: 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan normal tekanan darah, dan pola napas normal. 2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Intervensi:

1. Monitor keterbatasan aktivitas dan kelemahan saat aktivitas Rasional: Merencanakan intervensi dengan cepat.

2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri.

Rasional: Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri. 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif

Rasional: Mempertahankan/meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum

4. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas. Rasional: Membantu mengembalikan energi.

5. ajarkan keluarga untuk menggunakan tehnik penghematan energi, misal mandi dengan duduk, duduk untuk beraktivitas.

Rasional: Mendorong kllien melakukan banyak dengan membatasi penyimpanan energi dan mencegah kelemahan

Aktivitas kolaborasi

6. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam latihan aktivitas

Rasional: Meningkatkan kerjasama tim dan perawatan holistik.

Diagnosa 3. Defisit Keperawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan

(23)

15 Batasan Karakteristik:

1. Ketidakmampuan mengakses kamar mandi; 2. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh;

3. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi; 4. Ketidakmampuan menjangkau sumber air;

5. Ketidakmampuan mengatur air mandi; 6. Ketidakmampuan membasuh tubuh. Faktor Berhubungan:

1.Gangguan kognitif; 2.Penurunan motivasi; 3.Kendala lingkungan;

4.Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh; 5.Ketidakmampuan merasakan hubungan spasial; 6.Gangguan muskuloskletal;

7.Gangguan neuromuscular; 8.Nyeri;

9.Gangguan persepsi; 10.Kelemahan.

Kriteria Hasil: 1. Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.

2. Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri.

(24)

16 Intervensi:

1. Kaji kemampuan dan tingkat kekuatan (skala 0-4) untuk melakukan kebutuhan sehari-hari.

Rasional: Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual

2. Hindari untuk melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan.

Rasional: Meningkatkan kemandirian dan harga diri.

3. Pertahankan mobilisasi, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. Rasional: Mendukung kemandirian fisik.

4. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya.

(25)

17

B.ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN PRIORITAS MASALAH KEBUTUHAN DASAR: MOBILISASI

Bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. A dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi yang pengambilan kasus di Lingkungan VII Harjosari II Kecamatan: Medan Amplas. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1. PENGKAJIAN I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 71 tahun

Status Perkawinan : Menikah Pendidikan : Tidak sekolah Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jl. Bajak IV No. Golongan darah : Tidak diketahui Tanggal pengkajian : 18 Mei 2015

II. KELUHAN UTAMA

(26)

18

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/ palliative

1. Apa penyebabnya

Pasien mengalami kelemahan pada ekstremitas bawah sehingga membuat pasien sulit untuk beraktivitas.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Hal-hal yang meperbaiki keadaan belum ada. B. Quantity/Quality

1. Bagaimana dirasakan

Pasien mengatakan bahwa:”kakinya terasa berat dan lemah untuk bergerak sehingga kadang pasien harus dibantu untuk bangun dari tempat tidurnya”.

2. Bagaimana dilihat

Pasien terkadang duduk lama ditempat tidur saja, pasien lemah dan tak mampu untuk berpindah posisi.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Bagian ekstremitas bawah. 2. Apakah menyebar

Pasien mengatakan:” yang dialaminya tidak menyebar”.

D. Severity (Menggangu aktivitas)

(27)

19 E. Time

Kelemahan terjadi sejak 5 tahun tetapi 2 tahun belakangan ini keadaan semakin parah dan lemah.

VI. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengalami Hipertensi

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Pasien mengatakan:” berobat kepuskesmas kalo ada uang”.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Pasien mengatakan:” tidak pernah dirawat ataupun dilakukan tindakan operasi”.

D. Lama dirawat

Pasien mengatakan:” belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya”.

E. Alergi

Pasien mengatakan:” tidak ada alergi pada makanan/minuman dan obat”.

F. Imunisasi

Pasien mengatakan:” bahwa dulu tidak ada dilakukan imunisasi”.

VII. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Pasien mengatakan:” orang tua sudah meninggal”.

B. Saudara kandung

(28)

20

C. Penyakit keturunan yang ada

Pasien mengatakan:” tidak ada penyakit keturunan”.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Pasien mengatakan:” anggota keluarganya ada mengalami gangguan jiwa”.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Pasien mengatakan:” ayah dan ibunya sudah meninggal”.

F. Penyebab meninggal

Pasien mengatakan:” ibunya meninggal dikarenakan stress”.

VIII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan:” menerima segala kondisinya, dan tetap menjalani keadaannya”.

B. Konsep diri

1. gambaran Diri : Pasien menerima keadaan yang sekarang, dan tetap semangat untuk dirinya sembuh.

2. ideal Diri : Pasien ingin dapat melakukan aktivitasnya sendiri

3. harga Diri : Pasien tidak malu, dan tidak merasa kurang karena anaknya yang masih ada menolongnya. 4. peran Diri : Pasien berperan sebagai orang tua .

(29)

21

C. Keadaan emosi

Pasien dapat mengontrol dirinya dengan baik.

D. Hubungan sosial a. Orang yang berarti

Pasien mengatakan:” Anaknya yang sangat berarti Karena anaknya yang merawatnya sekarang ini”.

b. Hubungan dengan keluarga

Pasien mengatakan:” dengan keluarga hubungannya baik tidak ada yang bermasalah”.

c. Hubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan:”" dengan orang lain juga tidak ada masalah”.

d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan:” tidak ada hambatan dengan orang lain, malah orang-orang yang disekitarnya selalu menolong jika pasien minta bantuan”.

e. Spiritual

Pasien beragama islam, pasien mengatakan tetap menjalankan ibadah sholat walaupun ia sedang sakit, terkadang dibawa juga untuk menghadiri kegiatan-kegiatan keagamaan.

IX. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

(30)

22

B. Tanda-Tanda Vital

a. Suhu tubuh : 36 °C

b. Tekanan darah : 150/90 mmHg c. Nadi : 72x/menit d. Pernafasan : 23x/menit

e. TB : 153 cm

f. BB : 57 kg

C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan Rambut

a. Bentuk : Bulat, Tidak ada benjolan dan pembengkakan. b. Kulit kepala : Berminyak, tidak ada iritasi

Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut tidak merata ada yang putih dan hitam.

b. Bau : Rambut berbau

c. Warna kulit : Kuning langsat

Mata

a. Kelengkapan mat : Mata dalam keadaan simetris kiri dan kanan.

(31)

23 Hidung

a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris

b. Lubang hidung : simetris dan bersih

Telinga

a. Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan b. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan

c. Lubang telinga : Cukup bersih dan tidak ada kelainan.

Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : Mukosa bibir kering

b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan, gigi terlihat kuning dan tidak bersih

Leher

a. Posisi trachea : Dalam keadaan simetris

b. Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid c. Suara : suara jelas

d. Denyut nadi kronis : teraba dan Tidak Menonjol

Pemeriksaan integumet

a. Kebersihan : kulit pasien tampak tidak bersih b. Warna : kecoklatan, sawo matang c. Turgor : tidak ada kelainan d. Kelembaban : kering

(32)

24 Pemeriksaan payudara dan ketiak

a. Ukuran dan bentuk : simetris kiri dan kanan b. Warna payudara dan aerola : tidak dilakukan pemeriksaan c. Kondisi payudara dan putting : tidak dilakukan pemeriksaan d. Aksila dan clavicula : tidak terdapat benjolan

Pemeriksaan thoraks/dada

a. Inpeksi thoraks : tidak ada kelainan pada thoraks

b. Pernafasan : 23x/menit

c. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan bernafas

Pemeriksaan paru

a. Palpasi getaran suara : teraba getaran yang sama

b. Perkusi : resonan

c. Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan

Pemeriksaan jantung

a. Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan

b. Palpasi : tidak ada pembengkakan

c. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan d. Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan

Pemeriksaan muskouloskletal/Ekstremitas

(33)

25

b. Ekstremitas Bawah : pasien mengalami kelemahan pergerakan pada ekstremitas bawah sehingga sulit untuk melakukan aktivitasnya.

Pemeriksaan neurologi

a. Nervus Olfaktoris/N I

Pasien masih mampu mengidentifikasi bau dengan baik. b. Nervus Optikus/N II

Tidak dilakukan pemeriksaan.

c. Nervus Okulomotoris/N III,Trochlearis/N IV,Abdusen/N VI Pasien mampu memgerakan bola mata dengan baik.

d. Nervus Trigeminus/N V

Pasien mampu untuk membedakan panas/dingin, tajam/tumpul pada ekstremitas bawah.

e. Nervus Fasalis/N VII

Pasien tidak sepenuhnya mampu mengerakan otot wajahnya f. Nervus Vestibulocochlearis/N VIII

Pasien masih bisa mendengar dengan baik. g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X

Pasien masih mampu untuk menelan, mengunyah dan membuka mulutnya sebagian.

h. Nervus Aksesorius/N XI

Pasien masih mampu mengerakan bagian tangannya. i. Nervus Hipoglossus/N XII

(34)

26

Fungsi Motorik

1. Pasien tidak ada mengalami kelemahan pada bagian tangan kanan dan kirinya.

2. Pasien mengalami kelemahan pada kedua kakinya.

X. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Pola makan dan minum

a. Frekuensi makan/hari : 2 kali sehari

b. Nafsu/ selera makan : Kurang untuk selera makan c. Nyeri ulu hati : tidak ada mengalami nyeri

ulu hati

d. Alergi : Tidak ada alergi pada makanan e. Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah.

B. Perawatan diri/ personal hygiene

a. Kebersihan tubuh : Mandi 1 kali sehari

b. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi pasien tampak kuning dan kurang bersih.

C. Pola kegiatan/aktivitas

(35)

27

Ganti pakaian: pasien masih bisa menganti pakaian, atau hanya memerlukan bantuan pada bagian tubuh tertentu (bagian ekstremitas bawah).

D. Pola eliminasi

1. BAB

e. Pola BAB : 1 kali sehari f. Karakteristik feses : tidak diperiksa

g. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan h. Diare : tidak ada mengalami diare i. Penggunaan laksatif : tidak ada menggunakan laksatif 2. BAK

a. Pola BAK : 5 kali sehari

b. Karakter urine : tidak diperiksa c. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada mengalami

kesulitan d. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada e. Penggunaan diuretik : tidak ada

(36)

28

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah

1.

2.

Data Subjektif : Pasien mengatakan pada bagian kakinya terasa berat,sehingga sulit untuk bergerak sepenuhnya.

Data Objektif :

Pasien mengalami penurunan aktivitas, pasien kesulitan untuk memulai berjalan, butuh waktu yang lama, dan gerakan pasien sangat lemah.

Data Subjektif :

Pasien mengatakan tidak

mampu melakukan

perawatan diri secara mandiri, dan mandi hanya dilakukan dipagi hari dan terkadang pun berpakaian dibantu dengan anaknya. Data Objektif :

Terlihat pada kulit kepala dan rambut

yang berminyak, keadaan mulut dan gigi yang tidak bersih. Gangguan mobilisasi fisik Kesulitan untuk memulai berjalan Keterbatasan dalam pergerakan Kerusakan Neuromuskular Kurangnya perawatan diri

Kulit kepala dan rambut

berminyak

Mulut dan gigi yang tidak bersih

(37)

29

Tidak mampu perawatan diri sendiri

secara mandiri

(38)

30 RUMUSAN MASALAH

1. Gangguan mobilitas fisik 2. Defisit Keperawatan Diri

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular ditandai dengan pasien mengatakan sulit beraktivitas, bagian kakinya terasa berat saat melakukan pergerakan/pindah posisi, dan pasien tampak lemah. 2. Defisit keperawatan diri berhubungan dengan kelemahan, gangguan

(39)

31

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/tgl No. Dx Perencanaan Keperawatan

Rabu 20 Mei 2015 1. Hambatan mobilitas b.d kerusakan neuromuscular ditandai dengan pasien mengatakan sulit beraktivitas, bagian kakinya terasa berat saat melakukan pergerakan/ pindah posisi, dan pasien tampak lemah Tujuan:

1. Menunjukan tingkat mobilitas, ditandai dengan indicator (1-5): ketergantungan, membutuhkan bantuan orang lain dan alat 2. Penampilan seimbang

3. Penampilan posisi tubuh 4. Pergerakan sendi dan otot

5. Melakukan perpindahan/ambulasi(Berjalan) Kriteria Hasil:

1. Klien mampu melakukan latihan rentang gerak pada sendi/ekstremitas yang terganggu.

2. Klien mampu untuk berjalan tanpa alat bantu 3. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji tingkat mobilisasi pasien dengan tingkatan (0-4) secara berkala.

2. Kaji kekuatan otot/kemampuan fungsional

mobilitas sendi dengan

menggunakan (skala kekuatan otot 0-5) secara teratur.

3. Monitor tanda-tanda vital.

1.Menunjukan perubahan tingkatan mobilitas pasien setiap hari.

2.Menentukan perkembangan peningkatan kekuatan otot/ mobilitas sendi pasien sebelum dan sesudah dilakukan latihan rentang gerak ROM.

3.Kelumpuhan otot

(40)

32

4. Ajarkan pasien dalam latihan ROM aktif/pasif. 5. Ajarkan teknik

ambulasi dan berpindah yang aman.

6. Berikan

penguatan positif selama

Aktivitas. Aktivitas Kolaborasi 7. Anjurkan ke ahli

terapi fisik.

4.ROM aktif/pasif untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.

5.Mempertahankan atau mengembalikan fungsi tubuh.

6.Untuk

memprtahankan/meningkatk an mobilisasi sendi dan otot.

7.Untuk pengembangan

perencanaa dan

mempertahankan/meningkat kan mobilisasi. Kamis 21 Mei 2015 2. Defisit keperawatan diri berhubungan dengan kelemahan, gangguan neuromuscular , keadaan umum pasien yang kurang rapi,mukosa mulut kering,keadaan gigi dan lidah yang tidak terawatt,dan Kulit kepala dan rambut yang berminyak.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien ataupun keluarga pasien mampu melakukan tindakan personal hygine.

Kriteria Hasil:

1. Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.

2. Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri.

(41)

33

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas perawatan mandi secara mandiri. 2. Kaji membran

mukosa oral dan kebersihan tubuh pasien.

Aktivitas lain

3. Ajarkan Pasien untuk perawatan mandi, dalam merawat mulut dan gigi secara mandiri. 4. Anjurkan pasien

untuk tetap melakukan

kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk tetap mencuci rambut dan mengosok gigi. 5. Dukung

kemandirian pasien dalam aktivitas mandi dan higine oral sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan. 6. Berikan umpan

balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya.

1. Membantu dalam

merencanakan

pemenuhan secara individual.

2. Mempertahankan kebersihan dan penampilan yang rapi.

3. Mengingkatkan

kemampuan dalam pemenuhan mandi.

4. Untuk mengetahui kemampuan dalam melakukan kebersihan diri secara taratur.

5. Meningkatkan

kemandirian dan harga diri

6. Meningkatkan perasaan

makna diri,

meningkatkan

(42)

34

Catatan Perkembangan & Pelaksanaan Keperawatan

Hari/ Tanggal

Pukul No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi Senin, 18 Mei 2015 08.00-10.00 10.00-11.00 Melakukan Orientasi Menetapkan klien menjadi pasien kelolaan untuk pengambilan kasus.

Klien dan keluarga mengizinkan

Selasa, 19 Mei 2015

08.00-10.00

11.00-12.00 1.

Melakukan pengkajian Menganalisa data Merumuskan masalah

Menetapkan diagnosa

Menentukan perencanaan

1. Mengkaji tingkat mobilisasi pasien dengan tingkatan (0-4) secara berkala.

2. Mengkaji kekuatan otot/kemampuan

fungsional mobilitas sendi dengan menggunakan (skala kekuatan otot 0-5) secara teratur.

3. Memonitor tanda-tanda vital TD: 150/80mmHg, HR: 70x/menit, RR: 23x/menit, T: 36,5°C.

4. Mengajarkan pasien dalam latihan ROM aktif/pasif.

Data terkumpul dapat merumuskan masalah

Rumusan masalah dapat ditetapkan Diagnosa

keperawatan ditetapkan

Menentukan dalam memberikan asuhan keperawatan

S: Pasien

mengatakan:” saya sulit untuk melakukan

aktivitas bangun, berdiri karena bagian kakinya yang terasa berat dan lemah untuk digerakan.

O:

(43)

35 Rabu, 20

Mei 2015

09.00-10.00 1.

5. Mengajarkan teknik ambulasi dan berpindah yang aman.

6. Memberikan penguatan positif selama

Aktivitas.

Aktivitas Kolaborasi

7. Menganjurkan ke ahli terapi fisik.

1. Menilai kembali kemampuan pasien. 2. Mengobservasi kembali

keadaan pasien.

3. Melatih kembali ROM pada pasien : Melatih ROM pada bagian ekstremitas bawah pasien.

4. Membantu kembali teknik ambulasi dan berpindah yang aman : Membantu pasien untuk berdiri, dan berjalan.

2. Kekuatan otot pada derajat 3. 3. TD: 150/80

mmHg

HR: 70x/menit RR: 23x/menit T: 36,5°C 4. Pada bagian

ekstremitas bawah pasien masih belum mampu untuk melakukan latihan gerak sepenuhnya. 5. Pasien bisa

berjalan tetapi lambat, dan gaya berjalan menyeret. A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan.

S: Pasien

mengatakan: “ saya masih lemah dan belum mampu untuk malakukan aktivitas.

O:

1. 1. Pasien belum mampu

beraktivitas dan masih memerlukan bantuan

keluarganya tingkat mobilisasi. 2. 2. Keadaan pasien

lemah, pasien lebih sering dalam posisi

duduk yang

menurutnya

(44)

36

11.00-12.00 2. 1. Mengkaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas perawatan mandi secara mandiri.

2. Mengkaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh pasien. Aktivitas lain

3. Mengajarkan Pasien untuk perawatan mandi, dalam merawat mulut dan gigi secara mandiri.

4. Menganjurkan pasien untuk tetap melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk tetap mencuci rambut dan mengosok gigi.

5. Mendukung kemandirian pasien dalam aktivitas mandi dan higine oral sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan.

untuk mengatur posisi ke lain. 3. 3. Pasien belum

mampu melakukan latihan gerak pada ektremitas bawah sepenuhnya.

4. 4. Pasien tidak mampu berdiri dan berjalan dengan cepat.

5. A: Masalah belum teratasi

6. P: Intervensi dilanjutkan.

S: Pasien mengatakan: ” saya tidak mampu melakukan perawatan mandi sendiri”. O:

1. Pasien kurang mampu dalam perawatan mandi terkadang perlu bantuan dari

keluarganya. 2. Pasien tampak

tidak bersih, rambut

berminyak, mukosa bibir kering, dan gigi kuning.

3. Pasien dapat melakukannya tetapi tidak sepenuhnya karena keadaan pasien yang lemah.

4. Pasien dapat mengerti tetapi pasien

(45)

37 Kamis

21 Mei 2015

09.00-10.00 1.

6. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya.

1. Melihat dan menilai kembali tingkat kemampuan pasien. 2. Mengobservasi kembali

keadaan pasien.

3. Melatih kembali ROM pada pasien. 4. Membantu kembali

teknik ambulasi dan berpindah yang aman

hanya saat pasien merasa sudah tidak nyaman dengan rambutnya karena sulit untuk lama-lama berdiri.

5. Pasien dapat melakukannya tetapi tidak optimal karena hanya sekedar saja pasien melakukannya karena sulit. 6. Pasien memiliki

keinginan yang baik.

A: Masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

S: Pasien

mengatakan: “ saya masih lemah dalam bergerak pindah posisi.

O:

1. Pasien masih

tidak dapat

melakukan aktifitas sepenuhnya.

2. Pasien masih lemah dan sering duduk.

3. Pasien masih

belum mampu

mengerakan

ekstremitas bawah sepenuhnya

(46)

38 Jum’at, 22 Mei 2015 11.00-12.00 08.00-10.00

2. 1. Mengobservasi kembali kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri. 2. Melihat kebersihan tubuh dan kebersihan mukosa oralnya.

3. Mengajarkan Pasien kembali untuk perawatan mandi, dalam merawat mulut dan gigi secara mandiri (Mengosok gigi). 4. Menganjurkan pasien untuk tetap melakukan kebersihan diri secara teratur, dan mengingatkan kembali untuk tetap mencuci rambut dan mengosok gigi.

Menganjurkan pasien untuk selalu memeriksakan keadaannya ke rumah sakit. Mengingatkan untuk selalu berhati-hati dalam melakukan pergerakan. Pamit kepada pasien dan keluarga bahwa pertemuan sudah berakhir.

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Pasien

mengatakan: “ saya

masih belum

mampu melakukan sepenuhnya.

O:

1. Pasien masih belum mampu melakukan perawatan diri sendiri,

terkadang msih dibantu

keluarganya. 2. Pasien masih

belum tampak bersih dan rapi. 3. Pasien dapat

melakukannya sekedar saja. 4. Pasien tidak

dapat

melakukannya karena sulit terlalu lama untuk berdiri. A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 1 belum teratasi.

Diagnosa 2 belum teratasi.

(47)

39

BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

1. Setelah dilakukan pengkajian pada pasien Ny. A dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi yang didukung dengan data fokus sebagai berikut: adanya hambatan mobilitas fisik serta kelemahan pada ekstremitas bawah sehingga pasien tidak dapat melakukan pergerakan aktivitas sepenuhnya.

2. Diagnosa keperawatan yang ditentukan dari hasil pengkajian data fokus ditemukan 3 prioritas masalah keperawatan yang dialami Ny. A yaitu: a.Hambatan Mobilisasi Fisik berhubungan dengan kerusakan

neuromuscular ditandai dengan pasien mengatakan sulit beraktivitas, bagian kakinya terasa berat saat melakukan pergerakan/pindah posisi, dan pasien tampak lemah.

b.Defisit Keperawatan Diri berhubungan dengan kelemahan, gangguan neuromuscular, keadaan umum pasien yang kurang rapi, mukosa mulut kering, keadaan gigi dan lidah yang tidak terawat, dan Kulit kepala dan rambut yang berminyak.

3. Perencanan yang dilakukan untuk mempertahankan dan melakukan latihan aktif maupun pasif, dapat menyelesaikan aktivitasnya, dan melakukan perawatan diri sendiri secara mandiri.

(48)

40

melakukan latihan aktif dan pasif, dapat menyelesaikan aktivitasnya, dan melakukan perawatan diri secara mandiri.

5. Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi dari 2 diagnosa belum ada masalah yang berhasil diatasi maka intervensi dilanjutkan oleh keluarga pasien.

B. Saran

1. Bagi Pasien

Disarankan kepada pasien untuk tetap mengikuti setiap anjuran dokter, dan tetap menjaga kesehatannya.

2. Bagi Layanan Keperawatan

Disarankan kepada perawat untuk dapat melakukan home care. 3. Institusi Pendidikan

(49)

1 LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

LATIHAN FISIK RENTANG GERAK /

RANGE OF MOTION

(ROM) AKTIF

Pokok bahasan : Latihan fisik rentang derak/ Range Of Motion (ROM) Sub Pokok bahasan : Mengajarkan latihan fisik rentang gerak kepada

keluarga Ny. A untuk diaplikasikan kepada Ny. A yang mengalami hambatan mobilisasi fisik.

Hari dan Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015

Waktu : Jam 09.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. A

Jalan Bajak IV Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas. Sasaran : Ny. A dan keluarga.

Penyuluh : Sarah Caroline

A. TUJUAN

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai latihan ROM aktif diharapkan Ny.A dan keluarga memahami mengenai latihan rentang gerak.

2. Tujuan khusus

(50)

2

a. menyebutkan pengertian latihan rentang gerak/ ROM.

b. menyebutkan tujuan dan manfaat latihan rentang gerak/ ROM.

c. menyebutkan gerakan-gerakan pada latihan rentang gerak/ ROM aktif. d. mampu mendemonstrasikan dan menerapkan gerakan latihan rentang gerak ROM aktif pada Ny. A

B. ALOKASI WAKTU : ( 30 menit )

No Komunikator Komunikan waktu

1

Pre Interaksi

Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam 2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema

penyuluhan

Mendengarkan 5 mnt

3 Isi

Menjelaskan materi penyuluhan mengenai latihan ROM aktif dan gerakan-gerakan yang harus dilakukan dalam latihan fisik.

Mendengarkan

20 mnt

4 Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan

Mengajukan pertanyaan 5 Penutup

Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi

Menjawab

5 mnt

6 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan

Mendengarkan 7 Menutup penyuluhan dan mengucapkan

salam

Menjawab salam

C. STRATEGI PENGAJARAN 1. Demontrasi

2. Diskusi 3. Tanya jawab

D. MEDIA PENGAJARAN

(51)

3 E. EVALUASI

1. Evaluasi proses pengamatan selama penyuluhan 2. Hasil Evaluasi formatif cara lisan/sering.

Materi Penyuluhan

LATIHAN FISIK RENTANG GERAK /

RANGE OF MOTION

(ROM) AKTIF

A. Pengertian Latihan Fisik Rentang Gerak/ Range Of Motion (ROM)

Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2006). ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri.

B. Tujuan dan Manfaat Latihan Rentang Gerak/ ROM

Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot. 2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan.

3. Mencegah kekakuan pada sendi. 4. Merangsang sirkulasi darah.

5. Mencegah.kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur. Manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan.

(52)

4 4. Memperlancar sirkulasi darah.

5. Memperbaiki tonus otot. 6. Meningkatkan mobilisasi sendi.

7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.

C. Gerakan dalam Pelaksanaan Latihan Rentang Gerak/ Range Of Motion

(ROM)

Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :

a. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian. b. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian. c. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.

d. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh. e. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh. f. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.

g. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut persendian.

h. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut persendian.

i. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.

j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.

(53)

5

Gerak sendi Derajat rentang normal

Leher, Spina, Serfikal

Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada.

Ekstensi: mengembalikan kepala ke posisi tegak.

Hiperektensi: menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin.

Fleksi lateral: memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu.

Rotasi: memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler. Bahu

Fleksi: menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala.

Ekstensi: mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh.

Hiperektensi: menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus. Abduksi: menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala.

Adduksi: menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin.

Rotasi dalam: dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang.

Rotasi luar: dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala.

Sirkumduksi: menggerakan lengan dengan lingkaran penuh.

Siku

Ektensi: meluruskan siku dengan menurunkan tangan.

Fleksi

Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu.

Pinggul

Fleksi: menggerakkan tungkai ke depan

(54)

6 dan keatas.

Ekstensi: menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain.

Hiperekstensi: mengerakan tungkai ke belakang tubuh.

Abduksi: menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,

Adduksi : menggerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin.

Rotasi dalam: memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain.

Rotasi luar: memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain.

Sirkumduksi: menggerakan tungkai melingkar

Lutut

Fleksi: mengerakan tumit ke arah belakang paha.

Ekstensi: mengembalikan tungkai kelantai.

Kaki

Inversi: memutar telapak kaki ke samping dalam.

Eversi: memutar telapak kaki ke samping luar.

90-120° 30-50° 30-50° 30-50°

90° 90°

-

120-130° 120-130°

10°

(55)

48

LATIHAN RENTANG GERAK/

RANGE OF MOTION

(ROM)

AKTIF

Oleh:

Sarah Caroline

122500067

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

2015

Contact Person: 085361828414

(yosefw.wordpres.com)

APA ITU ROM ??

ROM adalah gerakan dalam

keadaan normal dapat dilakukan oleh

sendi yang bersangkutan.

Manfaat Rom:

1.

Memperbaiki tonus otot

2.

Meningkatkan mobilisasi

sendi

3.

Memperbaiki

intoleransi

otot untuk latihan

Ada berbagai macam gerakan ROM,

yaitu:

1.

Fleksi, yaitu berkurangnya sudut

persendian.

2.

Ekstensi,

yaitu

bertambahnya

sudut persendian.

3.

Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih

lanjut.

4.

Abduksi, yaitu gerakan menjauhi

dari garis tengah tubuh.

5.

Adduksi, yaitu gerakan mendekati

garis tengah tubuh.

6.

Rotasi, yaitu gerakan memutari

(56)

49

7.

Eversi, yaitu perputaran bagian

telapak kaki ke bagian luar,

bergerak

membentuk

sudut

persendian.

8.

Inversi, yaitu putaran bagian

telapak kaki ke bagian dalam

bergerak

membentuk

sudut

persendian.

9.

Pronasi, yaitu pergerakan telapak

tangan dimana permukaan tangan

bergerak ke bawah.

10.

Supinasi, yaitu pergerakan telapak

tangan dimana permukaan tangan

bergerak ke atas.

11.

Oposisi,

yaitu

gerakan

menyentuhkan ibu jari ke setiap

jari-jari tangan pada tangan yang

sama.

Pelaksanaan gerakan ROM pada

:

Leher

(www.kaskus.co.id). Bahu

(Wellnessunik.blogspot.com).

Siku

(57)

50

Lutut

(Wellnessunik.blogspot.com).

Kaki

(58)

51

[image:58.595.118.540.88.307.2]

DOKUMENTASI

Gambar 1: Mengukur Tekanan darah pada Gambar 2: Mengukur Tekanan darah Ny. A dengan Hasil 150/80 mmHg

[image:58.595.117.542.357.524.2]
(59)

52

Gambar 5: Melatih dan mengajarkan Ny. A Gambar 6: Melihat bagaimana cara Untuk mengangkat kakinya. Ny. A berjalan.

[image:59.595.121.509.104.280.2]

Gambar

Tabel 2.1 Kemampuan Rentang Gerak.
Tabel 2.2 Derajat Kekuatan Otot
Gambar 3: Melatih Ny. A untuk melakukan  Gambar 4: Melihat kemampuan NyA
Gambar 5: Melatih dan mengajarkan Ny. A Gambar 6: Melihat bagaimana cara

Referensi

Dokumen terkait

These collected and created geo-datasets and maps are then published, including a Digital Object Identifier (DOI) to facilitate scholarly reuse and citation of the data, in a web

[r]

Analisis Tingkat Risiko Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Metode Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) pada Pekerja di Galangan Kapal Distrik

Based on the analysis of water, terrestrial vegetation and aquatic vegetation’s spectral characteristic, this article uses ratio composite method (ETM band3/band5(R)

4.3.1 Menentukan letak suatu unsur dalam tabel periodic berdasarkan konfigurasi electron 4.3.2 Menjelaskan hubungan antara sifat...

The alternative optimization method is used to solve this non - convex optimization of the MMC algorithms, as well as, a one-against-one strategy for multi-class

Keluaran Jumlah Fasilitasi kelembagaan tim pokja PPWK 6 Bulan Hasil Persentase Pelaksanaan Penguatan Terhadap. Pendidikan

In this research, different test scenarios (Straight line approach and Circle approach) with different algorithms (Kalman Filter, Least square Adjustment) have been