1
Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi
di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II
Kecamatan Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah
Disusun dalam rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Sarah Caroline
122500067
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas perlindungan dan berkatnya yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ” Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp.,MNS, Selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
iii
5. Ibu Sri Eka Wahyuni S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan program pendidikan D-III Keperawatan.
6. Ibu Wardiyah Daulay selaku Dosen Penguji yang dengan sabar telah menguji dan membimbing penulis.
7. Yang Terhormat Kepada kedua orang tua tercinta R. Tambunan dan L. Siagian dalam segala moril maupun materil dan dukungan penuh dalam
doa dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Kakak dan adik-adik saya yang selalu berikan semangat dan bantuannya. 9. Sahabatku Mia Aulina, Ririn Warista, Gita Puspita, Mely, Tesalonika dan
teman-teman satu bimbingan saya di Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2012 yang telah memberi motivasi dan semangat selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
10.Teman-teman mahasiswa/i Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara di Program DIII Keperawatan Stambuk 2012 yang telah bersama-sama berjuang selama 6 semester ini dan terima kasih atas partisipasi dan dukundan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan kiranya Tuhan selalu melimpahkan berkatnya bagi kita semua.
Medan, 08 Juli 2015
Penulis,
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ... A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi ... 1. Pengkajian ... 4
2. Analisa Data ... 6
3. Rumusan Masalah ... 8
4. Rencana Tindakan ... 9
B. Asuhan keperawatan pada Ny.A dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi ... 1. Pengkajian ... .17
2. Analisa Data ... .28
3. Rumusan Masalah ... .30
4. Rencana Tindakan ... .31
5. Implementasi ... .34
vi
Bab III KESIMPULAN DAN SARAN ...
A. Kesimpulan ... ...39 B. Saran ... ...41
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow memiliki lima kebutuhan dasar. Dasar paling bawah atau tingkat pertama, termasuk kebutuhan fisiologis seperti udara, air, dan makanan. Tingkat kedua yaitu kebutuhan rasa aman atau perlindungan, termasuk juga keamanan fisik dan psikologis dimana pasien terganggu untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari dikarenakan gangguan mobilisasi. Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan cinta dan memiliki, termasuk didalamnya hubungan pertemanan, hubungan sosial, hubungan cinta. Tingkat keempat yaitu kebutuhan akan penghargaan diri, termasuk juga kepercayaan diri, pendayagunaan, penghargaan dan nilai diri. Tingkat terakhir merupakan kebutuhan aktualisasi diri, keadaan pancapaian potensi, dan mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan kehidupan (Potter & Perry,2005).
2
meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degenerative dan aktualisasi diri.
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju kemandirian dan imobilisasi yang mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas (Potter & Perry,2005). Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengespresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi dengan baik (Potter & Perry,2005).
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar: mobilisasi yang harus diperhatikan, oleh karena itu penulis mengangkat judul karya tulis ilmiah yaitu asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi;
3
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi;
d. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi;
e. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan untuk pemenuhan kebutuhan dengan: mobilisasi.
C.Manfaat 1. Bagi Pasien
Memperoleh pengetahuan tentang mobilisasi serta meningkatkan kemandirian dan pengalaman dalam menolong diri sendiri.
2. Bagi Layanan Keperawatan
4
BAB II
Pengelolahan Kasus
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi.
1. Pengkajian
Adapun pengkajian menurut Hidayat (2006) pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilisasi meliputi:
a. Riwayat Keperawatan Sekarang, meliputi klien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas atau imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
b. Pengkajian Keperawatan Penyakit yang Pernah di Derita, berhubungan dengan pemenuhan mobilitas, misalnya ada nya riwayat penyakit sistem neurologis, riwayat penyakit kardiovaskular, riwayat penyakit sistem muskuluskeletal, riwayat penyakit sistem pernafasan, riwayat penyakit pemakaian obat seperti sedatife, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksania, dan lain-lain.
c. Kemampuan Fungsi Motorik, pengkajiannya antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada tidaknya kelemahan, kekuatan atau spatis.
5
Tingkat 0 : Mampu merawat diri secara penuh Tingkat 1 : Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 : Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain Tingkat 3 : Memerlukan bantuan, pengawasan dan peralatan Tingkat 4 : Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.
e. Kemampuan Rentang Gerak, (Range of Motion-ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
Tabel 2.1 Kemampuan Rentang Gerak.
Gerak Sendi Derajat Rentang Normal Bahu Adduksi: gerakan lengan kelateral dari
posisi samping keatas kepala, telapak tangan
menghadap ke posisi yang paling jauh. 180
Siku Fleksi: angkat lengan bawah kearah depan
dan kearah atas menuju bahu. 150
Pergelangan tangan Fleksi: tekuk jari-jari
tangan kearah bagian dalam lengan bawah. 80-90 Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari
posisi fleksi. 80-90
Hiperektensi: tekuk jari-jari tangan kearah
belakang sejauh mungkin. 70-90
Abduksi: tekuk pergelangan tangan kesisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap keatas.
0-20
Tangan dan Jari
Fleksi: buat kepalan tangan Ekstensi: luruskan jari
Hiperektensi: tekuk jari-jari tangan kebelakang sejauh mungkin.
Abduksi: kembangkan jari tangan
Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi
90 30 20 20
6
f. Kekuatan Otot dan Gangguan Kordinasi, dalam mengkaji kekuatan otot dapat dilakukan secara bilateral atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat dibuat dalam enam derajat (0-5) derajat ini menunjukan tingkat
kemampuan otot yang berbeda-beda, keenam derajat dapat dilihat pada tabel (Asmadi, 2008).
Tabel 2.2 Derajat Kekuatan Otot
Derajat 5 Kekuatan normal dimana seluruh gerakan dilakukan otot dengan tahanan maksimal dari proses yang dilakukan berulang-ulang tanpa menimbulkan kelelahan.
Derajat 4 Dapat melakukan range of motion (ROM) secara penuh dan dapat melawan tahanan organ.
Derajat 3 Dapat melakukan range of motion (ROM) secara penuh dengan melawan gaya berat (gravitasi), tetap tidak dapat melawan tahanan.
Derajat 2 Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat melakukan range of motion (ROM) secara penuh.
Derajat 1 Kontraksi otot minimal terasa/teraba pada otot bersangkutan tanpa menimbulkan gerakan.
Derajat 0 Tidak ada kontraksi otot sama sekali.
(Sumber: Asmadi 2008).
g. Perubahan Psikologis, disebabkan karena adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme tulang, dan lain-lain
2. Analisa Data
7
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.
Tujuan pengumpulan data:
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien; 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien; 3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien;
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah. Tipe Data:
1. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,perasaan,ide pasien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frutasi, mual, perasaan malu (Potter & Perry, 2005).
2. Data Objektif
8
Kesulitan dalam melakukan
aktivitas Tirah baring
Keterbatasan ROM mobilitas menurun
Kelemahan otot
Hemiplagia Hemiplagi Hemiplagi
atas bawah kerusakan pusat gerakan motorik
Stroke Skema 2.1: Pohon Masalah (Sumber: Price 2006).
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan mengidentifikasi perubahan kesejajaran tubuh dan mobilisasi yang aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian. Analisa menampilkan kelompok data yang mengidentifikasi ada atau resiko terjadi masalah.
Intoleransi aktifitas
Gangguan mobilitas fisik
9
Saat mengidentifikasi diagnosa keperawatan, perawat menyusun strategi keperwatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi (Potter & Perry, 2006).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi yaitu:
1. Hambatan mobilisasi fisik 2. Intoleransi aktivitas
3. Defisit keperawatan diri
4. Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005). Rencana asuhan keperawatan bersifat individual, bergantung kepada kebutuhan dasar mobilisasi klien. Rencana asuhan keperawatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien untuk mepertahankan fungsi motorik dan kemandirian (Potter & Perry, 2006). Rencana asuhan keperawatan didasari oleh satu lebih tujuan berikut ini:
1. Menunjukan tingkat mobilisasi ditandai dengan indikator tingkat ketergantungan fisik individu (0-4) yaitu mampu merawat diri sendiri secara penuh, memerlukan penggunaan alat, memerlukan bantuan atau pegawasan orang lain, dan peralatan, sangat tegantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan;
10
4. Mencapai range of motion (ROM) penuh atau optimal; 5. Meningkatkan toleransi aktivitas;
6. Mencapai pola eliminasi normal;
7. Mencapai kemandirian penuh dalam aktivitas perawatan diri.
Sebagai rencana tindakan dari diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi North American Nursing Diagnosis Association-International (NANDA), Nursing intervention classification (NIC), dan Nursing Outcome Classification (NOC):
Diagnosa 1. Hambatan Mobilisasi Fisik berhubungan dengan Gangguan Neuromuscular pada Ekstremitas Bawah.
Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.
Batasan Karakteristik: 1. Penurunan waktu reaksi;
2. Kesulitan membolak-balik posisi tubuh; 3. Dispnea setelah beraktivitas;
4. Perubahan cara berjalan (misalnya,penurunan aktivitas, dan kecepatan berjalan, kesulitan untuk memulai berjalan langkah kecil, berjalan dengan menyeret kaki, pada saat berjalan badan mengayun ke samping);
5. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus; 6. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus; 7. Keterbatasan rentang pergerakan sendi;
11 10.Pergerakan tidak terkoordinasi.
Faktor yang berhubungan: 1. Intoleransi aktivitas;
2. Perubahan metabolism selular; 3. Ansietas;
4. Indeks masa tubuh diatas perentil ke-75 sesuai usia; 5. Gangguan kognitif;
6. Konstraktur;
7. Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia; 8. Fisik tidak bugar;
9. Penurunan ketahan tubuh; 10.Penurunan kendali otot; 11.Penurunan massa otot; 12.Gangguan muskuloskletal; 13.Gangguan neuromuscular; 14.Nyeri;
15.Program pembatasan gerak. Tujuan:
1. Menunjukan tingkat mobilitas, ditandai dengan indikator (1-5): ketergantungan, membutuhkan bantuan orang lain dan alat; 2. Penampilan seimbang;
3. Penampilan posisi tubuh; 4. Pergerakan sendi dan otot;
12
Kriteria Hasil: 1. Klien mampu melakukan latihan rentang gerak pada sendi/ekstremitas yang terganggu.
2. Klien mampu untuk berjalan tanpa alat bantu 3. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri Intervensi:
1. Kaji tingkat mobilisasi pasien dengan ( Tingkatan 0-4) secara berkala. Rasional: Menunjukan perubahan tingkatan mobilisasi pasien setiap hari. 2. Kaji kekuatan otot/kemampuan fungsional mobilitas sendi dengan
menggunakan ( skala kekuatan otot 0-5) secara teratur.
Rasional: Menentukan perkembangan peningkatan kekuatan otot/mobilitas sendi pasien sebelum dan sesudah dilakukan latihan rentang gerak (ROM). 3. Monitor tanda-tanda vital.
Rasional: Kelumpuhan otot mempengaruhi sirkulasi pada ekstremitas 4. Instruksi/bantu pasien melakukan latihan ROM pasif/aktif secara konsisten.
Rasional: Meminimalkan atrofi otot, mningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontrakutur dan meningkatkan pemulihan fungsi kekuatan otot dan sendi.
5. Instruksikan pasien pada aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
Rasional: Meningkatkan kemampuan aktivitas mandiri pasien, harga diri, dan peran diri pasien sehari-hari.
6. Melibatkan pasien dalam perawatan untuk mengurangi depresi dan kebosanan yang berkaitan dengan terapi mobilisasi range of motion (ROM).
13
7. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik (Fisioterapi) atau okupasi dan atau rehabilitasi spesialis.
Rasional: Mendukung peningkatan kekuatan otot dan fungsi ekstremitas fungsional dan mencegah kontraktur.
Diagnosa 2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Umum pada Ekstremitas Bawah.
Definisi: ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
Batasan Karakteristik:
1. Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas; 2. Respon frekwensi jantung abnormal terhadap aktivitas; 3. Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia;
4. Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia; 5. Ketidaknyamanan setelah aktivitas;
6. Dispnea setelah beraktivitas; 7. Menyatakan merasa letih; 8. Menyatakan merasa lelah.
Faktor yang berhubungan : 1. Tirah baring atau imobilisasi; 2. Kelemahan umum;
3. Ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen; 4. Imobilisasi;
14
Kriteria Hasil: 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan normal tekanan darah, dan pola napas normal. 2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Intervensi:
1. Monitor keterbatasan aktivitas dan kelemahan saat aktivitas Rasional: Merencanakan intervensi dengan cepat.
2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri.
Rasional: Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri. 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif
Rasional: Mempertahankan/meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum
4. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas. Rasional: Membantu mengembalikan energi.
5. ajarkan keluarga untuk menggunakan tehnik penghematan energi, misal mandi dengan duduk, duduk untuk beraktivitas.
Rasional: Mendorong kllien melakukan banyak dengan membatasi penyimpanan energi dan mencegah kelemahan
Aktivitas kolaborasi
6. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam latihan aktivitas
Rasional: Meningkatkan kerjasama tim dan perawatan holistik.
Diagnosa 3. Defisit Keperawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan
15 Batasan Karakteristik:
1. Ketidakmampuan mengakses kamar mandi; 2. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh;
3. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi; 4. Ketidakmampuan menjangkau sumber air;
5. Ketidakmampuan mengatur air mandi; 6. Ketidakmampuan membasuh tubuh. Faktor Berhubungan:
1.Gangguan kognitif; 2.Penurunan motivasi; 3.Kendala lingkungan;
4.Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh; 5.Ketidakmampuan merasakan hubungan spasial; 6.Gangguan muskuloskletal;
7.Gangguan neuromuscular; 8.Nyeri;
9.Gangguan persepsi; 10.Kelemahan.
Kriteria Hasil: 1. Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
2. Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri.
16 Intervensi:
1. Kaji kemampuan dan tingkat kekuatan (skala 0-4) untuk melakukan kebutuhan sehari-hari.
Rasional: Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual
2. Hindari untuk melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan.
Rasional: Meningkatkan kemandirian dan harga diri.
3. Pertahankan mobilisasi, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. Rasional: Mendukung kemandirian fisik.
4. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya.
17
B.ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN PRIORITAS MASALAH KEBUTUHAN DASAR: MOBILISASI
Bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. A dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi yang pengambilan kasus di Lingkungan VII Harjosari II Kecamatan: Medan Amplas. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. PENGKAJIAN I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 71 tahun
Status Perkawinan : Menikah Pendidikan : Tidak sekolah Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jl. Bajak IV No. Golongan darah : Tidak diketahui Tanggal pengkajian : 18 Mei 2015
II. KELUHAN UTAMA
18
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/ palliative
1. Apa penyebabnya
Pasien mengalami kelemahan pada ekstremitas bawah sehingga membuat pasien sulit untuk beraktivitas.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Hal-hal yang meperbaiki keadaan belum ada. B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan
Pasien mengatakan bahwa:”kakinya terasa berat dan lemah untuk bergerak sehingga kadang pasien harus dibantu untuk bangun dari tempat tidurnya”.
2. Bagaimana dilihat
Pasien terkadang duduk lama ditempat tidur saja, pasien lemah dan tak mampu untuk berpindah posisi.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Bagian ekstremitas bawah. 2. Apakah menyebar
Pasien mengatakan:” yang dialaminya tidak menyebar”.
D. Severity (Menggangu aktivitas)
19 E. Time
Kelemahan terjadi sejak 5 tahun tetapi 2 tahun belakangan ini keadaan semakin parah dan lemah.
VI. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengalami Hipertensi
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Pasien mengatakan:” berobat kepuskesmas kalo ada uang”.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Pasien mengatakan:” tidak pernah dirawat ataupun dilakukan tindakan operasi”.
D. Lama dirawat
Pasien mengatakan:” belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya”.
E. Alergi
Pasien mengatakan:” tidak ada alergi pada makanan/minuman dan obat”.
F. Imunisasi
Pasien mengatakan:” bahwa dulu tidak ada dilakukan imunisasi”.
VII. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua
Pasien mengatakan:” orang tua sudah meninggal”.
B. Saudara kandung
20
C. Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan:” tidak ada penyakit keturunan”.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Pasien mengatakan:” anggota keluarganya ada mengalami gangguan jiwa”.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Pasien mengatakan:” ayah dan ibunya sudah meninggal”.
F. Penyebab meninggal
Pasien mengatakan:” ibunya meninggal dikarenakan stress”.
VIII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan:” menerima segala kondisinya, dan tetap menjalani keadaannya”.
B. Konsep diri
1. gambaran Diri : Pasien menerima keadaan yang sekarang, dan tetap semangat untuk dirinya sembuh.
2. ideal Diri : Pasien ingin dapat melakukan aktivitasnya sendiri
3. harga Diri : Pasien tidak malu, dan tidak merasa kurang karena anaknya yang masih ada menolongnya. 4. peran Diri : Pasien berperan sebagai orang tua .
21
C. Keadaan emosi
Pasien dapat mengontrol dirinya dengan baik.
D. Hubungan sosial a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan:” Anaknya yang sangat berarti Karena anaknya yang merawatnya sekarang ini”.
b. Hubungan dengan keluarga
Pasien mengatakan:” dengan keluarga hubungannya baik tidak ada yang bermasalah”.
c. Hubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan:”" dengan orang lain juga tidak ada masalah”.
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan:” tidak ada hambatan dengan orang lain, malah orang-orang yang disekitarnya selalu menolong jika pasien minta bantuan”.
e. Spiritual
Pasien beragama islam, pasien mengatakan tetap menjalankan ibadah sholat walaupun ia sedang sakit, terkadang dibawa juga untuk menghadiri kegiatan-kegiatan keagamaan.
IX. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum
22
B. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu tubuh : 36 °C
b. Tekanan darah : 150/90 mmHg c. Nadi : 72x/menit d. Pernafasan : 23x/menit
e. TB : 153 cm
f. BB : 57 kg
C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan Rambut
a. Bentuk : Bulat, Tidak ada benjolan dan pembengkakan. b. Kulit kepala : Berminyak, tidak ada iritasi
Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut tidak merata ada yang putih dan hitam.
b. Bau : Rambut berbau
c. Warna kulit : Kuning langsat
Mata
a. Kelengkapan mat : Mata dalam keadaan simetris kiri dan kanan.
23 Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
b. Lubang hidung : simetris dan bersih
Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan b. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan
c. Lubang telinga : Cukup bersih dan tidak ada kelainan.
Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Mukosa bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan, gigi terlihat kuning dan tidak bersih
Leher
a. Posisi trachea : Dalam keadaan simetris
b. Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid c. Suara : suara jelas
d. Denyut nadi kronis : teraba dan Tidak Menonjol
Pemeriksaan integumet
a. Kebersihan : kulit pasien tampak tidak bersih b. Warna : kecoklatan, sawo matang c. Turgor : tidak ada kelainan d. Kelembaban : kering
24 Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk : simetris kiri dan kanan b. Warna payudara dan aerola : tidak dilakukan pemeriksaan c. Kondisi payudara dan putting : tidak dilakukan pemeriksaan d. Aksila dan clavicula : tidak terdapat benjolan
Pemeriksaan thoraks/dada
a. Inpeksi thoraks : tidak ada kelainan pada thoraks
b. Pernafasan : 23x/menit
c. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : teraba getaran yang sama
b. Perkusi : resonan
c. Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Palpasi : tidak ada pembengkakan
c. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan d. Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Pemeriksaan muskouloskletal/Ekstremitas
25
b. Ekstremitas Bawah : pasien mengalami kelemahan pergerakan pada ekstremitas bawah sehingga sulit untuk melakukan aktivitasnya.
Pemeriksaan neurologi
a. Nervus Olfaktoris/N I
Pasien masih mampu mengidentifikasi bau dengan baik. b. Nervus Optikus/N II
Tidak dilakukan pemeriksaan.
c. Nervus Okulomotoris/N III,Trochlearis/N IV,Abdusen/N VI Pasien mampu memgerakan bola mata dengan baik.
d. Nervus Trigeminus/N V
Pasien mampu untuk membedakan panas/dingin, tajam/tumpul pada ekstremitas bawah.
e. Nervus Fasalis/N VII
Pasien tidak sepenuhnya mampu mengerakan otot wajahnya f. Nervus Vestibulocochlearis/N VIII
Pasien masih bisa mendengar dengan baik. g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X
Pasien masih mampu untuk menelan, mengunyah dan membuka mulutnya sebagian.
h. Nervus Aksesorius/N XI
Pasien masih mampu mengerakan bagian tangannya. i. Nervus Hipoglossus/N XII
26
Fungsi Motorik
1. Pasien tidak ada mengalami kelemahan pada bagian tangan kanan dan kirinya.
2. Pasien mengalami kelemahan pada kedua kakinya.
X. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan/hari : 2 kali sehari
b. Nafsu/ selera makan : Kurang untuk selera makan c. Nyeri ulu hati : tidak ada mengalami nyeri
ulu hati
d. Alergi : Tidak ada alergi pada makanan e. Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah.
B. Perawatan diri/ personal hygiene
a. Kebersihan tubuh : Mandi 1 kali sehari
b. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi pasien tampak kuning dan kurang bersih.
C. Pola kegiatan/aktivitas
27
Ganti pakaian: pasien masih bisa menganti pakaian, atau hanya memerlukan bantuan pada bagian tubuh tertentu (bagian ekstremitas bawah).
D. Pola eliminasi
1. BAB
e. Pola BAB : 1 kali sehari f. Karakteristik feses : tidak diperiksa
g. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan h. Diare : tidak ada mengalami diare i. Penggunaan laksatif : tidak ada menggunakan laksatif 2. BAK
a. Pola BAK : 5 kali sehari
b. Karakter urine : tidak diperiksa c. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada mengalami
kesulitan d. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada e. Penggunaan diuretik : tidak ada
28
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1.
2.
Data Subjektif : Pasien mengatakan pada bagian kakinya terasa berat,sehingga sulit untuk bergerak sepenuhnya.
Data Objektif :
Pasien mengalami penurunan aktivitas, pasien kesulitan untuk memulai berjalan, butuh waktu yang lama, dan gerakan pasien sangat lemah.
Data Subjektif :
Pasien mengatakan tidak
mampu melakukan
perawatan diri secara mandiri, dan mandi hanya dilakukan dipagi hari dan terkadang pun berpakaian dibantu dengan anaknya. Data Objektif :
Terlihat pada kulit kepala dan rambut
yang berminyak, keadaan mulut dan gigi yang tidak bersih. Gangguan mobilisasi fisik Kesulitan untuk memulai berjalan Keterbatasan dalam pergerakan Kerusakan Neuromuskular Kurangnya perawatan diri
Kulit kepala dan rambut
berminyak
Mulut dan gigi yang tidak bersih
29
Tidak mampu perawatan diri sendiri
secara mandiri
30 RUMUSAN MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik 2. Defisit Keperawatan Diri
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular ditandai dengan pasien mengatakan sulit beraktivitas, bagian kakinya terasa berat saat melakukan pergerakan/pindah posisi, dan pasien tampak lemah. 2. Defisit keperawatan diri berhubungan dengan kelemahan, gangguan
31
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/tgl No. Dx Perencanaan Keperawatan
Rabu 20 Mei 2015 1. Hambatan mobilitas b.d kerusakan neuromuscular ditandai dengan pasien mengatakan sulit beraktivitas, bagian kakinya terasa berat saat melakukan pergerakan/ pindah posisi, dan pasien tampak lemah Tujuan:
1. Menunjukan tingkat mobilitas, ditandai dengan indicator (1-5): ketergantungan, membutuhkan bantuan orang lain dan alat 2. Penampilan seimbang
3. Penampilan posisi tubuh 4. Pergerakan sendi dan otot
5. Melakukan perpindahan/ambulasi(Berjalan) Kriteria Hasil:
1. Klien mampu melakukan latihan rentang gerak pada sendi/ekstremitas yang terganggu.
2. Klien mampu untuk berjalan tanpa alat bantu 3. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji tingkat mobilisasi pasien dengan tingkatan (0-4) secara berkala.
2. Kaji kekuatan otot/kemampuan fungsional
mobilitas sendi dengan
menggunakan (skala kekuatan otot 0-5) secara teratur.
3. Monitor tanda-tanda vital.
1.Menunjukan perubahan tingkatan mobilitas pasien setiap hari.
2.Menentukan perkembangan peningkatan kekuatan otot/ mobilitas sendi pasien sebelum dan sesudah dilakukan latihan rentang gerak ROM.
3.Kelumpuhan otot
32
4. Ajarkan pasien dalam latihan ROM aktif/pasif. 5. Ajarkan teknik
ambulasi dan berpindah yang aman.
6. Berikan
penguatan positif selama
Aktivitas. Aktivitas Kolaborasi 7. Anjurkan ke ahli
terapi fisik.
4.ROM aktif/pasif untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.
5.Mempertahankan atau mengembalikan fungsi tubuh.
6.Untuk
memprtahankan/meningkatk an mobilisasi sendi dan otot.
7.Untuk pengembangan
perencanaa dan
mempertahankan/meningkat kan mobilisasi. Kamis 21 Mei 2015 2. Defisit keperawatan diri berhubungan dengan kelemahan, gangguan neuromuscular , keadaan umum pasien yang kurang rapi,mukosa mulut kering,keadaan gigi dan lidah yang tidak terawatt,dan Kulit kepala dan rambut yang berminyak.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien ataupun keluarga pasien mampu melakukan tindakan personal hygine.
Kriteria Hasil:
1. Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
2. Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri.
33
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas perawatan mandi secara mandiri. 2. Kaji membran
mukosa oral dan kebersihan tubuh pasien.
Aktivitas lain
3. Ajarkan Pasien untuk perawatan mandi, dalam merawat mulut dan gigi secara mandiri. 4. Anjurkan pasien
untuk tetap melakukan
kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk tetap mencuci rambut dan mengosok gigi. 5. Dukung
kemandirian pasien dalam aktivitas mandi dan higine oral sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan. 6. Berikan umpan
balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya.
1. Membantu dalam
merencanakan
pemenuhan secara individual.
2. Mempertahankan kebersihan dan penampilan yang rapi.
3. Mengingkatkan
kemampuan dalam pemenuhan mandi.
4. Untuk mengetahui kemampuan dalam melakukan kebersihan diri secara taratur.
5. Meningkatkan
kemandirian dan harga diri
6. Meningkatkan perasaan
makna diri,
meningkatkan
34
Catatan Perkembangan & Pelaksanaan Keperawatan
Hari/ Tanggal
Pukul No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi Senin, 18 Mei 2015 08.00-10.00 10.00-11.00 Melakukan Orientasi Menetapkan klien menjadi pasien kelolaan untuk pengambilan kasus.
Klien dan keluarga mengizinkan
Selasa, 19 Mei 2015
08.00-10.00
11.00-12.00 1.
Melakukan pengkajian Menganalisa data Merumuskan masalah
Menetapkan diagnosa
Menentukan perencanaan
1. Mengkaji tingkat mobilisasi pasien dengan tingkatan (0-4) secara berkala.
2. Mengkaji kekuatan otot/kemampuan
fungsional mobilitas sendi dengan menggunakan (skala kekuatan otot 0-5) secara teratur.
3. Memonitor tanda-tanda vital TD: 150/80mmHg, HR: 70x/menit, RR: 23x/menit, T: 36,5°C.
4. Mengajarkan pasien dalam latihan ROM aktif/pasif.
Data terkumpul dapat merumuskan masalah
Rumusan masalah dapat ditetapkan Diagnosa
keperawatan ditetapkan
Menentukan dalam memberikan asuhan keperawatan
S: Pasien
mengatakan:” saya sulit untuk melakukan
aktivitas bangun, berdiri karena bagian kakinya yang terasa berat dan lemah untuk digerakan.
O:
35 Rabu, 20
Mei 2015
09.00-10.00 1.
5. Mengajarkan teknik ambulasi dan berpindah yang aman.
6. Memberikan penguatan positif selama
Aktivitas.
Aktivitas Kolaborasi
7. Menganjurkan ke ahli terapi fisik.
1. Menilai kembali kemampuan pasien. 2. Mengobservasi kembali
keadaan pasien.
3. Melatih kembali ROM pada pasien : Melatih ROM pada bagian ekstremitas bawah pasien.
4. Membantu kembali teknik ambulasi dan berpindah yang aman : Membantu pasien untuk berdiri, dan berjalan.
2. Kekuatan otot pada derajat 3. 3. TD: 150/80
mmHg
HR: 70x/menit RR: 23x/menit T: 36,5°C 4. Pada bagian
ekstremitas bawah pasien masih belum mampu untuk melakukan latihan gerak sepenuhnya. 5. Pasien bisa
berjalan tetapi lambat, dan gaya berjalan menyeret. A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan.
S: Pasien
mengatakan: “ saya masih lemah dan belum mampu untuk malakukan aktivitas.
O:
1. 1. Pasien belum mampu
beraktivitas dan masih memerlukan bantuan
keluarganya tingkat mobilisasi. 2. 2. Keadaan pasien
lemah, pasien lebih sering dalam posisi
duduk yang
menurutnya
36
11.00-12.00 2. 1. Mengkaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas perawatan mandi secara mandiri.
2. Mengkaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh pasien. Aktivitas lain
3. Mengajarkan Pasien untuk perawatan mandi, dalam merawat mulut dan gigi secara mandiri.
4. Menganjurkan pasien untuk tetap melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk tetap mencuci rambut dan mengosok gigi.
5. Mendukung kemandirian pasien dalam aktivitas mandi dan higine oral sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan.
untuk mengatur posisi ke lain. 3. 3. Pasien belum
mampu melakukan latihan gerak pada ektremitas bawah sepenuhnya.
4. 4. Pasien tidak mampu berdiri dan berjalan dengan cepat.
5. A: Masalah belum teratasi
6. P: Intervensi dilanjutkan.
S: Pasien mengatakan: ” saya tidak mampu melakukan perawatan mandi sendiri”. O:
1. Pasien kurang mampu dalam perawatan mandi terkadang perlu bantuan dari
keluarganya. 2. Pasien tampak
tidak bersih, rambut
berminyak, mukosa bibir kering, dan gigi kuning.
3. Pasien dapat melakukannya tetapi tidak sepenuhnya karena keadaan pasien yang lemah.
4. Pasien dapat mengerti tetapi pasien
37 Kamis
21 Mei 2015
09.00-10.00 1.
6. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya.
1. Melihat dan menilai kembali tingkat kemampuan pasien. 2. Mengobservasi kembali
keadaan pasien.
3. Melatih kembali ROM pada pasien. 4. Membantu kembali
teknik ambulasi dan berpindah yang aman
hanya saat pasien merasa sudah tidak nyaman dengan rambutnya karena sulit untuk lama-lama berdiri.
5. Pasien dapat melakukannya tetapi tidak optimal karena hanya sekedar saja pasien melakukannya karena sulit. 6. Pasien memiliki
keinginan yang baik.
A: Masalah belum teratasi.
P: Intervensi dilanjutkan.
S: Pasien
mengatakan: “ saya masih lemah dalam bergerak pindah posisi.
O:
1. Pasien masih
tidak dapat
melakukan aktifitas sepenuhnya.
2. Pasien masih lemah dan sering duduk.
3. Pasien masih
belum mampu
mengerakan
ekstremitas bawah sepenuhnya
38 Jum’at, 22 Mei 2015 11.00-12.00 08.00-10.00
2. 1. Mengobservasi kembali kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri. 2. Melihat kebersihan tubuh dan kebersihan mukosa oralnya.
3. Mengajarkan Pasien kembali untuk perawatan mandi, dalam merawat mulut dan gigi secara mandiri (Mengosok gigi). 4. Menganjurkan pasien untuk tetap melakukan kebersihan diri secara teratur, dan mengingatkan kembali untuk tetap mencuci rambut dan mengosok gigi.
Menganjurkan pasien untuk selalu memeriksakan keadaannya ke rumah sakit. Mengingatkan untuk selalu berhati-hati dalam melakukan pergerakan. Pamit kepada pasien dan keluarga bahwa pertemuan sudah berakhir.
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
S: Pasien
mengatakan: “ saya
masih belum
mampu melakukan sepenuhnya.
O:
1. Pasien masih belum mampu melakukan perawatan diri sendiri,
terkadang msih dibantu
keluarganya. 2. Pasien masih
belum tampak bersih dan rapi. 3. Pasien dapat
melakukannya sekedar saja. 4. Pasien tidak
dapat
melakukannya karena sulit terlalu lama untuk berdiri. A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan.
Diagnosa 1 belum teratasi.
Diagnosa 2 belum teratasi.
39
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pengkajian pada pasien Ny. A dengan masalah kebutuhan dasar: mobilisasi yang didukung dengan data fokus sebagai berikut: adanya hambatan mobilitas fisik serta kelemahan pada ekstremitas bawah sehingga pasien tidak dapat melakukan pergerakan aktivitas sepenuhnya.
2. Diagnosa keperawatan yang ditentukan dari hasil pengkajian data fokus ditemukan 3 prioritas masalah keperawatan yang dialami Ny. A yaitu: a.Hambatan Mobilisasi Fisik berhubungan dengan kerusakan
neuromuscular ditandai dengan pasien mengatakan sulit beraktivitas, bagian kakinya terasa berat saat melakukan pergerakan/pindah posisi, dan pasien tampak lemah.
b.Defisit Keperawatan Diri berhubungan dengan kelemahan, gangguan neuromuscular, keadaan umum pasien yang kurang rapi, mukosa mulut kering, keadaan gigi dan lidah yang tidak terawat, dan Kulit kepala dan rambut yang berminyak.
3. Perencanan yang dilakukan untuk mempertahankan dan melakukan latihan aktif maupun pasif, dapat menyelesaikan aktivitasnya, dan melakukan perawatan diri sendiri secara mandiri.
40
melakukan latihan aktif dan pasif, dapat menyelesaikan aktivitasnya, dan melakukan perawatan diri secara mandiri.
5. Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi dari 2 diagnosa belum ada masalah yang berhasil diatasi maka intervensi dilanjutkan oleh keluarga pasien.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Disarankan kepada pasien untuk tetap mengikuti setiap anjuran dokter, dan tetap menjaga kesehatannya.
2. Bagi Layanan Keperawatan
Disarankan kepada perawat untuk dapat melakukan home care. 3. Institusi Pendidikan
1 LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
LATIHAN FISIK RENTANG GERAK /
RANGE OF MOTION
(ROM) AKTIF
Pokok bahasan : Latihan fisik rentang derak/ Range Of Motion (ROM) Sub Pokok bahasan : Mengajarkan latihan fisik rentang gerak kepada
keluarga Ny. A untuk diaplikasikan kepada Ny. A yang mengalami hambatan mobilisasi fisik.
Hari dan Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
Waktu : Jam 09.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. A
Jalan Bajak IV Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas. Sasaran : Ny. A dan keluarga.
Penyuluh : Sarah Caroline
A. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai latihan ROM aktif diharapkan Ny.A dan keluarga memahami mengenai latihan rentang gerak.
2. Tujuan khusus
2
a. menyebutkan pengertian latihan rentang gerak/ ROM.
b. menyebutkan tujuan dan manfaat latihan rentang gerak/ ROM.
c. menyebutkan gerakan-gerakan pada latihan rentang gerak/ ROM aktif. d. mampu mendemonstrasikan dan menerapkan gerakan latihan rentang gerak ROM aktif pada Ny. A
B. ALOKASI WAKTU : ( 30 menit )
No Komunikator Komunikan waktu
1
Pre Interaksi
Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam 2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema
penyuluhan
Mendengarkan 5 mnt
3 Isi
Menjelaskan materi penyuluhan mengenai latihan ROM aktif dan gerakan-gerakan yang harus dilakukan dalam latihan fisik.
Mendengarkan
20 mnt
4 Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
Mengajukan pertanyaan 5 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi
Menjawab
5 mnt
6 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan
Mendengarkan 7 Menutup penyuluhan dan mengucapkan
salam
Menjawab salam
C. STRATEGI PENGAJARAN 1. Demontrasi
2. Diskusi 3. Tanya jawab
D. MEDIA PENGAJARAN
3 E. EVALUASI
1. Evaluasi proses pengamatan selama penyuluhan 2. Hasil Evaluasi formatif cara lisan/sering.
Materi Penyuluhan
LATIHAN FISIK RENTANG GERAK /
RANGE OF MOTION
(ROM) AKTIF
A. Pengertian Latihan Fisik Rentang Gerak/ Range Of Motion (ROM)
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2006). ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri.
B. Tujuan dan Manfaat Latihan Rentang Gerak/ ROM
Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot. 2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan.
3. Mencegah kekakuan pada sendi. 4. Merangsang sirkulasi darah.
5. Mencegah.kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur. Manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan.
4 4. Memperlancar sirkulasi darah.
5. Memperbaiki tonus otot. 6. Meningkatkan mobilisasi sendi.
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.
C. Gerakan dalam Pelaksanaan Latihan Rentang Gerak/ Range Of Motion
(ROM)
Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
a. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian. b. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian. c. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
d. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh. e. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh. f. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
g. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut persendian.
h. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut persendian.
i. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
5
Gerak sendi Derajat rentang normal
Leher, Spina, Serfikal
Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada.
Ekstensi: mengembalikan kepala ke posisi tegak.
Hiperektensi: menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin.
Fleksi lateral: memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu.
Rotasi: memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler. Bahu
Fleksi: menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala.
Ekstensi: mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh.
Hiperektensi: menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus. Abduksi: menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala.
Adduksi: menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin.
Rotasi dalam: dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang.
Rotasi luar: dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala.
Sirkumduksi: menggerakan lengan dengan lingkaran penuh.
Siku
Ektensi: meluruskan siku dengan menurunkan tangan.
Fleksi
Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu.
Pinggul
Fleksi: menggerakkan tungkai ke depan
6 dan keatas.
Ekstensi: menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain.
Hiperekstensi: mengerakan tungkai ke belakang tubuh.
Abduksi: menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,
Adduksi : menggerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin.
Rotasi dalam: memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain.
Rotasi luar: memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain.
Sirkumduksi: menggerakan tungkai melingkar
Lutut
Fleksi: mengerakan tumit ke arah belakang paha.
Ekstensi: mengembalikan tungkai kelantai.
Kaki
Inversi: memutar telapak kaki ke samping dalam.
Eversi: memutar telapak kaki ke samping luar.
90-120° 30-50° 30-50° 30-50°
90° 90°
-
120-130° 120-130°
10°
48
LATIHAN RENTANG GERAK/
RANGE OF MOTION
(ROM)
AKTIF
Oleh:
Sarah Caroline
122500067
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
2015
Contact Person: 085361828414
(yosefw.wordpres.com)
APA ITU ROM ??
ROM adalah gerakan dalam
keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan.
Manfaat Rom:
1.
Memperbaiki tonus otot
2.
Meningkatkan mobilisasi
sendi
3.
Memperbaiki
intoleransi
otot untuk latihan
Ada berbagai macam gerakan ROM,
yaitu:
1.
Fleksi, yaitu berkurangnya sudut
persendian.
2.
Ekstensi,
yaitu
bertambahnya
sudut persendian.
3.
Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih
lanjut.
4.
Abduksi, yaitu gerakan menjauhi
dari garis tengah tubuh.
5.
Adduksi, yaitu gerakan mendekati
garis tengah tubuh.
6.
Rotasi, yaitu gerakan memutari
49
7.
Eversi, yaitu perputaran bagian
telapak kaki ke bagian luar,
bergerak
membentuk
sudut
persendian.
8.
Inversi, yaitu putaran bagian
telapak kaki ke bagian dalam
bergerak
membentuk
sudut
persendian.
9.
Pronasi, yaitu pergerakan telapak
tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke bawah.
10.
Supinasi, yaitu pergerakan telapak
tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke atas.
11.
Oposisi,
yaitu
gerakan
menyentuhkan ibu jari ke setiap
jari-jari tangan pada tangan yang
sama.
Pelaksanaan gerakan ROM pada
:
Leher(www.kaskus.co.id). Bahu
(Wellnessunik.blogspot.com).
Siku
50
Lutut
(Wellnessunik.blogspot.com).
Kaki
51
[image:58.595.118.540.88.307.2]DOKUMENTASI
Gambar 1: Mengukur Tekanan darah pada Gambar 2: Mengukur Tekanan darah Ny. A dengan Hasil 150/80 mmHg
[image:58.595.117.542.357.524.2]
52
Gambar 5: Melatih dan mengajarkan Ny. A Gambar 6: Melihat bagaimana cara Untuk mengangkat kakinya. Ny. A berjalan.
[image:59.595.121.509.104.280.2]