• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Harga Pokok Produk Dan Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Pada PT. Pindad (Persero) Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Harga Pokok Produk Dan Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Pada PT. Pindad (Persero) Bandung"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Influence Cost of Production and Fixed Asset Depreciation

to Profit at PT. PINDAD (persero) Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

LINDAYATI 21208085

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

B A N D U N G

(3)
(4)

v

PERIODE 2000-2011

Oleh

LINDAYATI 21208085

Perusahaan harus memperhatikan laba untuk mengetahui apakah perusahaan dapat melangsungkan kegiatannya. Dimana laba tersebut dapat dilihat dari selisih antara pendapatan dan beban-beban perusahaan. selain itu perusahaan juga harus memperhatikan faktor lain yang berhubungan dengan perhitungan laba. Harga Pokok Produk dan Penyusutan Aktiva Tetap merupakan beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan atas Laba perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga pokok produk dan penyusutan aktiva tetap terhadap laba pada PT. PINDAD (persero) bandung periode 2000-2011.

Penelitian dilakukan terhadap 12 sampel laporan keuangan perusahaan pindad (persero) bandung dengan menggunakan data time series dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011. Variabel yang digunakan adalah harga pokok produk dan penyusutan aktiva tetap sebagai variabel independen dan laba sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk mengetahui apakah ada hubungan linear antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel harga pokok produk secara parsial berpengaruh signifikan erhadap laba, sedangkan penyusutan aktiva tetap secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap laba.

(5)

iv

By

LINDAYATI 21208085

The management must be considering their profit to make certain the activity ongoing. It is can find out in difference of cost and benefit. Moreover, the business must bear in mind the other factor that related to the profit estimation. Product price and reduction of fixed asset are influencing factors to the decision making on benefit. The study aimed to find out an influence of product price and reduction of fixed asset against the benefit in PT. PINDAD (Persero) Bandung.

The study arranged toward 12samples of business financial report of Pindad (Persero) Bandung by using financial report of 2000 to 2011. The variables used are product price and reduction of fixed asset as the independent variable and benefit as the dependent one. The study uses dual linier regression to observe any linier correlation between dependent variable and independent one.

The result shows that variable of product price partially influences in significant toward the benefit, while reduction of fixed asset in partially is not.

(6)

vi

melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam

penelitian ini, penulis mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Harga Pokok Produk dan Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba pada PT.

PINDAD (Persero) Bandung”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang SI pada Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi – Universitas Komputer Indonesia.

Dalam proses pendalaman materi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si. selaku dosen pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan

memberikan petunjuk yang sangat berharga. Selama menyusun Skripsi ini. Dan tak

pula kritik dan saran yang membangunlah yang penulis selalu harapkan demi

pembelajaran kedepan, karena hanya setitik ilmu yang penulis miliki dari luasnya

lautan ilmu yang ada. Untuk itu penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof.Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

(7)

vii

perizinan yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Orang tua tercinta, alm Papa dan Mama yang telah memberikan doa, kasih

sayang, semangat dan pengorbanan tak terhingga baik secara moril maupun

materil.

8. Seluruh keluarga penulis yang selalu memberikan doa dan semangat tiada henti

kepada penulis.

9. Kakak aku tercinta Badru Sanusi dan Sahabat-sahabatku Endang Maria,

Yatimah, Dina Ochtaviana, Euis (boiz), Hilman Erik, dan Nova liana untuk

kebersamaan, keceriaan, dan persahabatan kita selama ini.

10. Seluruh teman MN-2 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dukungannya.

11. Seluruh pihak yang secara langsung atau pun tidak langsung turut membantu

penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengharapkan semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh semua

pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini diterima dan dibalas oleh Tuhan Yang

(8)

viii

konstruktif akan senantiasa diterima penulis sebagai masukan yang berarti. Sehingga

dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik.

Akhir kata penulis berharap semoga penulisan skripsi ini ini dapat bermanfaat

dan menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk

diri sendiri dan orang lain.

Bandung, Agustus 2012

Penulis

Lindayati

(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGHANTAR ... vi

DAFRAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Peneliti ... 8

(10)

x

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 9

1.5 Lokasidan Waktu Penelitian ... 10

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 10

1.5.2 Waktu Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Harga Pokok Produk ... 12

2.1.1.1 Pengertian Harga Pokok Produk ... 12

2.1.1.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Produk ... 14

2.1.1.3 Unsur-unsur Harga Pokok Produk ... 15

2.1.1.4 Metode Penentuan Harga Pokok ... 18

2.1.2 Aktiva Tetap ... 20

2.1.2.1 Pengertian Aktiva Tetap ... 20

2.1.2.2 Ciri-ciri AktivaTetap ... 21

2.1.2.3 Harga Perolehan Aktiva Tetap ... 21

(11)

xi

2.1.3.1 Jenis-jenisLaba ... 25

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba ... 27

2.1.4 Hasil Peneiti Sebelumnya ... 28

2.2 Kerangka Pemikiran ... 30

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Harga Pokok Produk dengan laba ... 31

2.2.2 Keterkaitan Antar Variabel Penyusutan Aktiva Tetap dengan laba ... 33

2.3 Hipotesis ... 35

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 36

3.2.1 Desain Penelitian ... 38

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 40

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 42

3.2.3.1 Sumber Data ... 42

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.3.2.1 Populasi ... 43

3.2.3.2.2 Sampel ... 43

3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 45

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 62

4.1.1 Sejarah perusahaan PT. PINDAD (persero) bandung ... 62

4.1.2 Struktur Organisasi PT. PINDAD (persero) bandung ... 64

4.1.3 Jod Descriftion ... 65

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 73

4.2 Analisis Deskriftif ... 76

4.2.1 Perkembangan harga Pokok Produk ... 76

4.2.2 Perkembangan penyusutan Aktiva Tetap ... 78

4.2.3 Perkembangan Laba ... 81

4.3 Analisis Verifikatif ... 83

4.3.1 Pengaruh Harga Pokok Produk, Penyusutan Aktiva Tetap dengan Laba Secara Parsial ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 102

(13)

xiii

Gambar 3.1 Gambar Desain Penelitian ... 39

Gambarl 3.2 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Secara Parsial ... 59

Gambarl 3.3 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 60

Gambarl 4.1 Perkembangan Harga Pokok Produk ... 78

Gambarl 4.2 Perkembangan Penyusutan Aktiva Tetap ... 80

Gambarl 4.3 Perkembangan Laba ... 82

Gambarl 4.4 Grafik Normalitas... 84

Gambarl 4.5 Daearah Pengujian Autokorelasi ... 88

Gambarl 4.6 Grafik Penolakan dan Penerimaan Ho pada Uji t Harga Pokok Produk Terhadap Laba ... 94

(14)

xiv

terhadap Laba PT.PINDAD (persero) Bandung ... 6

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian ... 11

Tabel 2.1 Hasil penelitian Terdahulu ... 28

Tabel 3.1 Opersionalisasi Variabel Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Interprestasi Koefisiensi Korelasi ... 54

Tabel 4.1 Perkembangan HPP PT. Pindad Persero Bandung ... 77

Tabel 4.2 Perkembangan PAT PT. Pindad Persero Bandung ... 79

Tabel 4.3 Perkembangan Laba PT. Pindad Persero Bandung ... 81

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 83

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas ... 85

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Heterodastisitas ... 86

Tabel 4.7 Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi ... 87

Tabel 4.8 Hasil Analisi Regresi Linier Berganda ... 89

Tabel 4.9 Koefisien Korelasi Parsial Harag Pokok Produk Dengan Laba ... 90

Tabel 4.10 Koefisien Korelasi Parsial Penyusutan Aktiva Tetap Dengan Laba .. 91

(15)

xv

Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian dari PT. PINDAD (Persero)... 104

Lampiran 3 : Berita Acara Bimbingan Skripsi ... 105

Lampiran 4 : Lembar Revisi Usulan Penelitian (UP) ... 107

Lampiran 5 : Lembar Revisi Sidang ... 109

Lampiran 6 : Struktur Organisasi PT PINDAD (Persero) ... 112

Lampiran 7 : Struktur Organisasi Divisi Direktur Keuangan ... 113

Lampiran 8 : Laporan Laba/Rugi PT PINDAD (Persero) Tahun 2000- 2011 .. 114

Lampiran 9 : Laporan Posisi Keuangan Tahunan PT PINDAD (Persero) Tahun 2000- 2011... 115

Lampiran 10 : Hasil Perhitungan SPSS.18 For Windows ... 116

Lampiran 11 : Hasil Perhitungan Manual ... 117

(16)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

perusahaan yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat

perusahaan hidup dalam jangka panjang, artinya perusahaan harus

mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan

akan tercapai apabila perusahaan dikelola dengan baik, sehingga sesuai dengan

harapan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Kemajuan dunia usaha dewasa ini jauh berkembang dengan pesat baik

dalam skala besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang

memiliki peran juga penting dalam sektor perekonomian. Banyaknya Industri

yang terus bermunculan, maka timbul suatu persaingan di antara industri sejenis.

Perusahaan-perusahaan atau industri-industri itu didirikan dan beroperasi, tentu

memiliki suatu tujuan atau rencana yang akan dicapai. Dari sekian banyak tujuan

tersebut, yang paling utama adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Demikian

dengan perusahaan kecil dan menenggah yang menghasilkan sesuatu untuk

memperoleh keuntungan atau laba.

Komponen pembentukan laba adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil

(17)

adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi

atau menghasilkan sesuatu barang atau jasa. Biaya tersebut disebut sebagai biaya

harga pokok atau harga pokok produk (Mulyadi, 1992). untuk menentukan

besarnya biaya tersebut harus tepat dan akurat sehingga harga pokok yang juga

akan menunjukan harga pokok sesungguhnya. Sedangkan harga pokok produk

Menurut Mulyadi (2007:10) “Harga pokok produk adalah pengobanan sumber

ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

terjadi untuk memperoleh penghasilan” .Penetuan harga pokok produk merupakan

hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produk adalah

untuk menetukan harga jual produk serta penetuan harga pokok persedian produk

jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca.

Di dalam penetuan harga pokok produk, informasi yang dibutuhkan oleh

perusahaan adalah informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan

biaya overhead pabrik. Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan secara cermat,

baik dalam pencatatan maupun penggolongannya. Informasi harga pokok produk

yang dihasilkan dapat diandalkan baik untuk penetuan harga jual produk maupun

untuk perhitungan laba rugi periodik.

Harga pokok produk sangat berpengaruh dalam perhitungan laba rugi

perusahaan, apabila perusahaan kurang teliti atau salah dalam penentuan harga

pokok produk, mengakibatkan kesalahan dalam penentuan laba rugi yang

diperoleh perusahaan. Mengingat arti pentingnya harga pokok produk yang

memerlukan ketelitian dan ketepatan. Persaingan yang tajam di industri seperti

(18)

dalam menghasilkan produk yang sejenis maupun produk substitusi. Informasi

biaya dan informasi harga pokok produk sangat diperlukan untuk berbagai

pengambilan keputusan. Di sisi lain penentuan harga pokok yang wajar akan

dapat dipakai dalam penetuan laba rugi perusahaan, sehingga dapat

mencerminkan laba yang sesungguhnya yang menjadi tujuan perusahaan. Harga

pokok produk berpengaruh terhadap laba karena apabila harga pokok produk

naik maka laba pun akan naik.

Setiap perusahaan pasti memiliki aktiva tetap yang berwujud maupun yang

tidak berwujud karena aktiva merupakan sarana bagi perusahaan didalam

menjalankan kegiatan operasional, seperti bangunan atau gedung sebagai kantor,

mesin dan peralatan untuk berproduksi, kendaraan sebagai alat untuk transportasi,

dan lain-lain sebagai alat yang dapat mendukung semua kegiatan perusahaan.

Aktiva tetap biasanya memiliki masa pemakaian yang lama, sehingga bisa

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan selama bertahun-tahun.

Namun demikian, manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama

semakin menurun pemakaiannya secara terus menerus, dan menyebabkan terjadi

penyusutan.

Bersamaan dengan berlalunya waktu, nilai ekonomis suatu aktiva tetap

tersebut harus dapat dibebankan secara tepat dan salah satu caranya adalah dengan

menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu diketahui apakah metode

penyusutan yang diterapkan perusahaan telah memperhatikan perubahan nilai

aktiva tetap yang menurun disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya

(19)

Anggadini (2009;249) “penurunan nilai manfaat secara periode dari aktiva tetap

disebut penyusutan ( depreciation).

Perusahaan harus mampu menerapkan metode penyusutan yang tepat pada

aktiva tertentu, metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi biaya

penyusutan yang berbeda sehingga akan mempengaruhi harga beban usaha yang

akan mempengaruhi besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan. Oleh sebab

itu, metode penyusutan aktiva tetap harus ditentukan secara tepat. Agar biaya

penyusutan yang akan dibebankan dapat mencerminkan kewajaran nilai aktiva

tetap pada neraca.

Besarnya beban penyusutan aktiva tetap mempengaruhi besar kecilnya laba

yang akan yang diterapkan perusahaan pada aktiva tetap. Pada umumnya nilai

ekonomis suatu aktiva tetap akan mengalami penurunan yang disebabkan

pemakaian dan kerusakan dan keusangan karena faktor ekonomis dan teknis,

karena apabila aktiva tetap mengalami penyusutan yang tinggi maka laba akan

tinggi pula.

Dimana dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan masalah pada harga

pokok produk dan penyusutan akiva tetap, dengan melakukan perhitungan atas

harga produknya berdasarkan pengumpulan dan penggolongan sesuai dengan

harga pokok produk di dalam perusahaan. Untuk mengetahui apakah perusahaan

telah melakukan pengumpulan dan penggolongan biaya serta penentuan harga

pokok produknya, maka diperlukan adanya evaluasi di dalamnya. Dengan adanya

(20)

keputusan. juga agar bisa memelihara apakah relatif konstan sepanjang umur

aktiva tetap atau semakin meningkat. Dan dapat berhati-hati dalam pengeluaran

untuk aktiva atas jumlah minimal yang harus kapitalisasi sebagai pengeluaran

modal.

PT. PINDAD (Persero) merupakan perusahaan manufaktur nasional yang

menghasilkan produk militer dan berbagai produk komersial. Produk militer yaitu

berupa alat dan peralatan untuk keperluan TNI dan POLRI. Sedangkan produk

komersial yaitu berupa alat dan peralatan untuk industri elektrik, industri

transportasi, agro industri dan komponen produk komersial yang dimaksud untuk

memenuhi kebutuhan untuk proyek-proyek strategis pemerintah. Untuk itu, PT.

PINDAD (persero) merupakan perusahaan yang harus mempunyai ketelitian

dalam menentukan harga pokok produk apabila perusahaan kurang teliti atau

salah dalam penentuan harga pokok produk, mengakibatkan kesalah dalam

penentuan laba rugi yang diperoleh perusahaan. Juga berusaha menerapkan

pengelolaan dalam harga pokok produk dan dalam penyusutan aktiva tetap yang

baik sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien, sehingga apa yang

menjadi sasaran perusahaan yang dilakukan dapat dicapai yaitu menghasilkan laba

(21)

Tabel 1.1

Data jumlah Harga Pokok Produk dan Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap laba

PT. PINDAD (persero) Bandung

Periode Harga Pokok Produk (dalam jutaan rupiah)

Depresiasi Aktiva Tetap (dalam jutaan rupiah)

Laba

(dalam jutaan rupiah)

2000 118.251 94.178 17.977

2001 129.081 102.552 22.526

2002 169.075 111.856 5.052

2003 244.679 122.188 20.308

2004 315.952 137.516 30.407

2005 200.965 158.690 17.234

2006 263.945 175.130 14.314

2007 309.081 192.848 17.127

2008 424.655 208.974 5.864

2009 783.417 224.382 28.006

2010 865.264 240.055 34.221

2011 921.976 252.856 47.200

Sumber : data keuangan PT. Pindad

Berdasarkan laporan keuangan terlihat bahwa harga pokok produk dan

penyusutan aktiva tetap pada PT. PINDAD (persero) Bandung cenderung

berfluktuasi yang berdampak pada perubahan laba. Kondisi yang cukup

signifikan dari harga pokok produk terhadap laba terjadi pada tahun 2006,

dimana harga pokok produk lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2005

tetapi dalam kegiatan operasionalnya PT.PINDAD justru mengalami

kenaikan. Sedangkan penyusutan aktiva tetap terhadap laba terlihat pada tahun

2007, dimana penyusutan aktiva tetap mengalami kenaikan begitupun dengan

laba. Berdasarkan survey awal diketahui bahwa pada akhir tahun 2007 terjadi

krisis global yang berdampak terhadap perolehan keuntungan pada PT.

(22)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan

penelitian untuk mengetahui sejauh mana harga pokok produk dan penyusutan

aktiva tetap, mempengaruhi laba suatu perusahaan dengan judul “Pengaruh

Harga Pokok Produk dan Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba pada

PT. Pindad (persero)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Masalah yang terjadi pada PT. PINDAD (Persero) adalah mengenai harga

pokok produk, penyusutan aktiva tetap dan laba tahun 2000 sampai tahun 2011

yang cenderung berfluktuasi. Kondisi yang cukup signifikan terjadi pada tahun

2006, dimana harga pokok produk mengalami peningkatan jika dibandingkan

dengan tahun 2005 namun laba justru mengalami penurunan. Seharusnya dengan

meningkatnya harga pokok produk maka laba tahun 2006 juga ikut meningkat

namun pada kenyataannya laba PT. PINDAD (Persero) mengalami penurunan,

sedangkan pada penyusutan aktiva tetapnya mengalami kenaikan, tapi pada tahun

2007 laba meningkat, dimana seharusnya laba mengalami penurunan karena

penyusutan tahun 2007 meningkat.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

(23)

1. Bagaimana Perkembangan Harga Pokok Produk pada PT. PINDAD

PERSERO.

2. Bagaimana perkembangan Penyusutan Aktiva Tetap pada PT. PINDAD

PERSERO

3. Bagaimana Perkembangan Laba pada PT.PINDAD PERSERO

4. Seberapa besar pengaruh Harga Pokok Produk dan Penyusutan Aktiva

Tetap secara parsial terhadap Laba pada PT. PINDAD PERSERO.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan

memperoleh pemahaman mengenai pengaruh harga pokok produk dan penyusutan

aktiva tetap terhadap laba pada perusahaan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perkembangan harga pokok produk pada PT.PINDAD

PERSERO.

2. Mengetahui perkembangan penyusutan aktiva tetap pada PT. PINDAD

PERSERO.

(24)

4. Mengetahui pengaruh harga pokok produk dan penyusutan aktiva tetap

terhadap laba pada PT. PINDAD PERSERO.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

a. Perusahaan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pimpinan

perusahaan dalam menentukan harga pokok produk dan penyusutan aktiva

tetap yang berpengaruh terhadap laba.

b. Bagi pihak lain.

Dengan melakukan penelitian ini penulis akan dapat gambaran langsung

mengenai harga pokok produk dan penyusutan aktiva tetap dalam

menghasilkan laba dan manfaat penerapannya.

1.4.2 Kegunaan Akademis

a. Bagi penulis.

Penulis mendapatkan wawasan dan pandangan serta pengembangan ilmu

pengetahuan yang diterima selama perkuliahan khususnya mata kuliah yang

berhubungan dengan judul dari penelitian yang dilakukan baik dari segi

(25)

b. Bagi peneliti lain.

Dapat dijadikan sebagai masukan bagi pengembangan ilmu manajemen

khususnya manajemen keuangan dalam pengaruh harga pokok produk dan

penyusutan aktiva tetap terhadap laba.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam penyusunan penetian ini, peneliti dilaksanakan dengan cara

pengumpulan dan memperoleh data-data yang diperlukan. Penulis

melakukan penelitian pada PT. PINDAD (PERSERO) Bandung yang

terletak di JL. Ters. Jend.Gatot Soebroto. No 517 Bandung Kode pos:40284.

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada maret 2012

(26)

Tabel 1.2

Jadwal Penelitian

No

Jadwal Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

(27)

12

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Harga Pokok Produk

Harga pokok produk atau products cost merupakan elemen penting untuk menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur. Harga pokok produk mempunyai kaitan erat dengan indikator-indikator tentang

sukses perusahaan, seperti misalnya: laba kotor penjualan, laba bersih. Tergantung

pada rasio antara harga jual dan harga pokok produknya, perubahan pada harga.

Pokok produk yang relatif kecil bisa jadi berdampak singnifikan pada indikator

keberhasilannya.

2.1.1.1 Pengertian Harga Pokok Produk

Menurut Mulyadi (2007:10) : Harga pokok produk pada dasarnya

menunjukan harga pokok produk (barang dan jasa) yang diproduksikan dalam

suatu periode tertentu. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi merupakan

bagian dari harga pokok. Harga pokok dari produk yang terjual dalam suatu

periode akuntansi. Berikut ini pengertian harga pokok menurut beberapa

(28)

Menurut Tresno Lesmono (1998:1) Harga pokok produk adalah pengobanan

sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau

kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan.

Harga pokok produk adalah nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa

yang diukur dengan nilai mata uang. Besarnya biaya diukur dengan berkurangnya

atau timbulnya utang. Mulyadi lebih lanjut menjelaskan bahwa, biaya produk

merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan pengolahan

bahan baku menjadi barang jadi. Sedangkan menurut Supriyono (1999 : 144)

biaya-biaya dalam penetuan harga pokok produk terdiri dari tiga unsur:

(a) Biaya bahan Baku

Biaya bahan baku adalah biaya bahan yang dipakai untuk diolah dan akan

menjadi bahan produk jadi. Bahan dari suatu produk merupakan bagian terbesar

yang membentuk suatu produk jadi, sehingga dapat dikasifkasikan secara

langsung dalam harga pokok dari setiap macam barang tersebut.

(b) Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan

produksi baik yang secara langsung maupun tidak langsung turut mengerjakan

produksi barang yang bersangkutan.

(c) Biaya Overhead Pabrik

Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secar langsung pada suatu

(29)

2.1.1.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Produk

Untuk mengetahui laba atau rugi secara periodik suatu perusahaan dihitung

dengan mengurangkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena hitu diperlukan

informasi dari harga pokok produk menurut Mulyadi (2007 : 41) manfaat dari

penetuan harga pokok produk secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Menetukan Harga Jual Produk

Perusahaan yang berproduksi masa memproses produknya untuk

memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produk dihitung untuk

jangka waktu tertentu untuk menghasilakan informasi biaya produk per satuan

produk. Penetuan harga jual produk, biaya produk per unit merupakan salah satu

data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya.

2. Memantau Realisasi Biaya Produk

Manjemen memerlukan informasi biaya produk yang sesungguhnya

dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan , oleh

sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau

apakah produksi mengkonsumsi total biaya produk sesuai dengan yang

diperhitungkan sebelumnya.

3. Menghitung Laba rugi Periodik

Guna mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan

(30)

informasi biaya produk yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam

periode tertentu.

4. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam

Proses yang Disajikan dalam Neraca.

Saat manajemen di tuntut untuk membuat pertanggungjawaban perperiode,

manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba

rugi, yang menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok yang

pada tanggal neraca masih dalam proses. Berdasarkan catatan biaya poduk yang

masih melekat pada produk jadi yang belum di jual pada tanggal neraca serta

dapat diketahui biaya produknya. Biaya yang melekat pada produk jadi pada

tanggal neraca disajikan dalam harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produk

yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses

pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam

proses.

2.1.1.3 Unsur-Unsur Harga Pokok Produk

Untuk menentukan harga pokok produk yang mutlak diperlukan sebangai

dasar penilaian dan penentuan laba rugi periodik, biaya produk perlu

dikeasifikasikan menurut jenis atau objek pengeluarannya. Hal ini penting agar

pengumpulan data biaya dan alaokasinya yang seringkali menuntut adanya

ketelitian yang tinggi, seperti misalnya penetuan tingkat penyelesaian produk

dalam proses pada produksi secara massal dapat dilakukan dengan mudah.

(31)

yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produk tak

langsung atau biaya overhead pabrik.

1. Biaya Bahan Baku

Biaya ini meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara prektis dapat

diidentifikasi sebagai dari produk selesai. Misalnya, papan atau kayu pada

perusahaan produsen mebel, pasir dan semen pada perusahaan produse tegal tidak

semua bahan yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, memang

dikasifikasikan sebangai bahan baku. Paku dan lem pada perusahaan produsen

mebel, umpamanya barangkali tidak dikalsifikasi sebagai bahan baku. Ini

disebabkan oleh karana biaya yang didapat dari ketelitian harga pokok produknya.

Bahan-bahan yang relatif kecil nilainya sepeti itu disebut bahan penolong dan

diklasifikasikan sebangai bagian produksitak langsung.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Meliputi gaji dan upah dari seluruh tenaga kerja langsung yang secara

praktis dapat diidentifikasikan dengan pengolahan bahan menjadi produk jadi atau

setengah jadi. Gaji dan upah operasional mesin umpamanya merupakan contoh

biaya tenaga kerja langsung. Seperti halnya biaya bahan baku, kenyataan adanya

gaji dan upah tenagga kerja yang ikut membantu terlaksanaya kegiatan produksi

mungkin saja tidak digaolongkan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Karena itu,

terhadap gaji dan upah tenaga kerja dibebakan menjadi biaya tenaga kerja

langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Biaya tenaga kerja tak langsung

(32)

tenaga kerja langsung. Gaji dan upah mandor adalah salah satu contoh dari biaya

tenaga kerja tidak langsung. Adalah tidak praktis untuk mengdefinisikan biaya,

sebagai halnya gaji dan upah mandor itu kepala produk tertentu, sementara itu,

perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya ini meliputi semua biaya produk selain biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik meliputi juga biaya

bahan penolong, gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung dan biaya produk tak

langsung lainnya. Biaya depersiasi atau biaya dari satu macam produk,

umpamanya merupakan contoh dari biaya overhead pabrik.

Untuk menentukan harga pokok, produk sebagai dasar penilaian persediaan,

terdapat perbedaan yang fundamental tentang apa yang harus dilakukan terhadap

biaya produksi langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk biaya produk

langsung, pengumpulan data biaya dilakukan dengan menggunakan

dokumen-dokumen transaksi seperti misalnya Surat permintaan Bahan untuk bahan baku,

dan Kartu jam kerja untuk tenaga kerja langsung ke dalam dokumen itu dicatat

data kuantitas dan harga atau tarif per satuannya. Setiap kali terjadi transaksi

pemakaian bahan baku atau pelaksanaan, satuan order produk. Lain halnya

dengan biaya overhead pabrik, biaya ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung

kepada masing-masing produk berdasarkan suatu taksiran. Untuk mengatasi hal

(33)

janka waktu tertentu, misalnya satu tahun, kemudian membebankannya kepada

produk yang dihasilkan dalam jangka waktu tersebut berdasarkan tarif tertentu.

2.1.1.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produk

Menurut Mulyadi (2007 : 18) metode penentuan harga pokok produk adalah

menghitung semua unsur biaya kerja dalam harga pokok produk. Dalam

menghitung unsur-unsur biaya pada harga pokok produk terdapat dua pendekatan

yaitu metode , full costing dan metode variabel costing.

1. Metode Full Costing

Full costing merupakan metode penetuan harga pokok produk yang menghitung semua unsusr biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produk menurut

metode full costing terdiri dari unsur-unsur biaya produk sebagai berikut :

Persediaan Awal xxx

Biaya bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja xxx

Biaya Overhead Pabrik variabel xxx

Biaya Overhead Pabrik Tetap xxx

Total Biaya Produk xxx

xxx

Persediaan Akhir (xxx)

Harga Pokok Produk xxx

(34)

pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non

produk ( biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum ).

2. Metode variabel costing

Variabel costing merupakan metode penetuan harga pokok produk yang hanya menghitung biaya produk yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok

produknya. Metode variabel costing terdiri dari unsur-unsur biaya produk sebagai berikut :

Persediaan Awal xxx

Biaya bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja xxx

Biaya Overhead Pabrik variabel xxx

Total Biaya Produk xxx

xxx

Persediaan Akhir (xxx)

Harga Pokok Produk xxx

Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing

terdiri dari unsur harga pokok produk variabel ( biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel ) ditambah dengan biaya non

produk variabel (biaya pemasaran variabel, dan biaya administrasi dan umum

variabel ) dan biaya tetap ( biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,

(35)

2.1.2 Aktiva Tetap

Aktiva yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas

usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya lebih dari satu

tahun.

2.1.2.1 Pengertian Aktiva Tetap

Menurut SAK dalam Sri Dewi Anggadini (2009 : graha ilmu) aktiva tetap adalah

“aktiva berwujud; diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih

dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk

dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat

lebih dari satu tahun periode akuntansi”.

Definisi aktiva tetap menurut Soemarso S.R dalam Ely Suhayati aktiva tetap

(2010:20) adalah “aktiva berwujud ( tangible fixedassets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun; digunakan dalam kegiatan perusahaan; dimiliki tidak untuk

dijual kembali dalam kegatan normal perusahaan serta nilainya cukup besar.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ada tiga batasan

agar suatu aktiva dapat dikatakan sebagai aktiva tetap, yaitu:

1. Aktiva berwujud

2. Aktiva itu diperuntukan dalam operasi normal perusahaan, bukan untuk

di jual.

(36)

2.1.2.2 Ciri-ciri Aktiva Tetap

Menurut Ely Suhayati (2009:247) ada beberapa ciri dari aktiva tetap, yaitu:

a) Jangka waktu pemakaiannya lama (lebih dari satu tahun)

b) Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal

perusahaan.

c) Nilainya cukup tinggi.

d) Penurunan manfaat (penurunan dari nilai aktriva tetap) secara

periodik disebut depreciation expense (penyusutan) e) Memiliki umur ekonomis dan nilai residu.

2.1.2.3 Harga Perolehan Aktiva Tetap

Nilai aktiva tetap didasarkan atas harga perolehannya yang mencangkup

segala pengeluaran untuk memperoleh aktiva tetap sampai siap digunakan.

Biaya-biaya yang tidak menambah manfaat pada aktiva tetap tidak boleh dimasukan

kedalam harga perolehan aktiva tetap. Misalnya: Kerusakan akibatnya kekerasan,

Kesalahan pemasangan, Pencurian yang tidak diasuransikan, Kerusakan selama

bongkar pasang, Denda akibat tidak lengkapnya izin dari badan pemerintah.

Hak perolehan aktiva tetap

a) Harga beli

b) Asuransi

c) Angkutan

(37)

e) Biaya lain-lain (materai)

2.1.2.4 Penyusutan (depresiasi)

Semua jenis aktiva terkecuali tanah akan makin berkurang kemampuannya

untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu beberapa faktor yang

mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan,

ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan

keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai

aktiva tetap yang bersangkutan.

Menurut Soemarso.S.R (2010:24) “penyusutan adalah pengakuan adanya

penurunan nilai aktiva tetap berwujud”.

Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009:249) “ penyusutan

merupakan penurunan nilai manfaat secara periode dari aktiva tetap”. Sedangkan

menurut SAK dalam buku akuntansi keuangan “penyusutan adalah alokasi

sistematik jumlah yang disusutkan setiap periode dari suatu aktiva tetap sepanjang

masa manfaat.

Jumlah yang dapat di susutkan = harga perolehan – nilai sisa

2.1.2.5 Metode penyusutan

Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan. Dua faktor itu

adalah nilai aktiva tetap yang digunakan dalam perhitungan penyusutan ( dasar

penyusutan) dan taksiran manfaat. Dasar penyusutan dapat berupa harga

(38)

adalah harga perolehannya. Tetapi ada kalanya dianggap bahwa setelah habis

pakai, aktiva tetap yang bersangkutan masih mempunyai nilai, yang disebut nilai

sisa. Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aktiva tetap pada akhir masa manfaat.

Dalam hal demikian, nilai yang dapat disusutkan adalah harga perolehan

dikurangi nilai sisa.

Ada beberapa cara untuk menghitung penyusutan, metode garis lurus

(straight), metode saldo menurun (declining balance), jumlah angka-angka tahun (sum of the years digit) dan unit produksi (unit of production) menurut Ely Suhayati (2009:252).

a) Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Dalam metode garis lurus, penyusutan dibebankan berdasarkan berlalunya

waktu dalam jumlah yang sama sepanjang umur ekonomis aktiva, rumus:

Besar Penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa

Umur Ekonomis

b) Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun

sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk menerapkan metode ini, tarif

penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.

1. Tentukan tarif penyusutan

Tarif = 1- ns 1/n

(39)

Tentukan besar penyusutan

Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku

Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan

c) Metode dengan Angka-angka Tahunan (Sum of the Years Digit Methods)

Metode ini menghasilkan beban penyusutan periodik semakun menurun

sepanjang umur estimasi aktiva.

Beban penyusutan = tarif x (HP – NR) x n

12

d) Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)

Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda setiap

periode menurut jumlah penggunaan aktiva. Umur aktiva dinyatakan dalam

kapasitas produksi rumus:

Beban penyusutan = (HP-NS) x produksi tahun berjalan

Jam mesin

2.1.3 Pengertian Laba

Salah satu tujuan utama dari kegiatan operasi perusahaan adalah

mendapatkan laba yang maksimal.Maka penting bagi manajemen perkiraan

besarnya laba yang diharapkan oleh perusahaan.

Berikut pengertian laba menurut Sofyan S Harahap( 2007 : 155) sebagai

(40)

dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kegiatan lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu, terkecuali yang berasal dari

hasil atau investasi dari pemilik. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

laba adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang bersifat insidentil yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu.

Sedangkan menurut Henry Simamora (2002 : 25) menjelaskan :“ laba

adalah perbedaan pendapatan dengan beban, jikalau pendapatan melebihi

beban maka hasilnya adalah laba bersih “.

Daniel Wijaya (2001 : 11) menjelaskan pengertian laba sebagai berikut: “

Laba adalah pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang

digunakan untuk menjalankan usaha”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba adalah pendapatan

penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk menjalankan

usaha.

2.1.3.1 Jenis – jenis laba

Laba yang dicapai oleh perusahaan pada laporan laba rugi berbeda-beda

tergantung pada perhitungan yang dibuat oleh bagian keuangan dengan

berdasarkan pada aturan pembuatan laporan laba rugi yang telah di tetapkan,

(41)

Menurut Supriono (2002 : 177) menjelaskan jenis-jenis laba yaitu:

1. Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan

dengan harga pokok penjualan.

2. Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban

operasi.

3. Laba bersih yaitu angka terakhir dari perhitungan laba rugi dimana untuk

mencarinya laba operasi ditambah pendapatan dan dikurangi dengan beban

lain-lin.

4. Dari pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwa jenis-jenis laba

dalam hubungannya dengan perhitungan laba terdiri dari laba kotor, laba

dari operasi dan laba bersih.

Sedangkan menurut Hendri Simamora (2002 : 307) mengemukakan bahwa

jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba yaitu:

1. Tambahan nilai( value addend ) yaitu harga jual produksi barang dan jasa

perusahaan dikurangi harga pokok barang dan jasa yang dijual.

2. Laba bersih perusahaan yaitu kelebihan hasil dari biaya seluruh

pendapatan dan rugi, biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hail.

3. Laba bersih bagi investor yaitu sama seperti laba bersih perusahaan tetapi

setelah dikurangi pajak penghasilan.

4. Adapun laba bruto adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga

(42)

5. Laba usaha adalah jumlah akumulasi laba bersih dari beban usaha atau

laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama

perusahaan.

6. Laba ditahan adalah jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan

terbatas dikurangi distribusi laba yang dilakukan.

Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa jenis-jenis laba dilihat dari

hubungannya dengan perhitungan laba terdiri dari tambahan nilai, laba bersih

perusahaan dan laba bersih bagi investor.

2.1.3.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Laba

Menurut Henry Simamora (2002:29) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi laba diantaranya, yaitu:

1. Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa

akan harga jual mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

2. Harga Jual

Harga jual pokok atau jasa akan mempengaruhi besar volume penyalur

produk atau jasa yang bersangkutan.

3. Volume Penjualan dan Produksi

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk

atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar

(43)

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam mengamati

pengaruh modal kerja dan likuiditas terhadap laba bersih perusahaan ditampilkan

dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1 Join satria Gugup tugi prihatma ( 2008 )

Aktiva tetap terhadap laba perusahaan suatu kasus pada PT, yusunli abadi utama plastik

Dimana kenaikan beban penyusutan pada suatu periode akuntansi disebabkan oleh adanya penambahan kuantitas aktiva tetap, adanya kegiatan peluasan atau peningkatan mutu aktiva tetap, sebaliknya, penurunan besarnya beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dikarenakan adanya penghentian penggunaan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Berbeda dari perusahaan dan variabel X1 Sama-sama menggunak an variabel X2 dan variabelY

2 Hendra setiawan Victor lisias (2009)

Evaluasi atas harga produk sampingan dalam kaitannya dengan perhitungan laba prusahaan study kasus pada CV morinda house bogor

Penjualan bersih produk merupakan hasil penjualan produk sampingan yang dikurangi dengan biayaproduksi produk setelah dipisah, biaya pemasaran atas produk. Produk sampingan akan berguna bagi manajemen dalam merencanakan laba yang memaksimalkan perusahaan

Berbeda dari Variabel X2 dan

Perusahaan

Sama-sama menggunak an Variabel X1dan Variabel Y.

3 R gunawan sudarmant o

(2003)

Pengaruh penerapan metode harga pokok

terhadap laba prrusahaan studi kasus pada

perusahaan kopi di lampung

Jika perusahaan mempunyai banyak kesalahan dalam harga pokok akan memiliki dampak pada besarnya nilai persediaan produk dan laba perusahaan akan buruk. Tetapi bila terlalu tinggi penetapan harga pokok penjualan mengakibatkan nilai persediaan dalam neraca menjadi rendah. Dan laba pada periode tersebut juga menjadi telalu rendah.

Berbeda dari Perusahaand an Variabel X2

(44)

4 Ande Sofian (2003) Peranan perhitungan harga pokok produksi dalam menetapkan laba yang diharapkan pada PT. Intinusa Salareksa. Tbk

Dari hasil penelitian menunjukan perusahaan telah menerapkan perhitungan harga pokok produksi untuk mengawasi jalannya produksi sehingga biaya-biaya dapat di kendalikan. Dengan efesiensi biaya harga pokok produksi dapat ditekankan dan mampu bersaing dipasaran serta membantu manajemen dalam menetapkan laba yang diharapkan, sehingga kerugian yang terjadi dapat di hindarkan

Berbeda dari Perusahaan Dan Variabel X2

Sama-sama menggunak an Variabel X1dan Variabel Y

5 I Ketut Puja Wirya Sanjaya (2007) Penerapan analisis biaya_volume _laba pada perhitungan harga pokok produksi berdasarkan aktifitas

Analisis ini menggabungkan semua informasi keuangan perusahaan, analisis volume laba dapat menjadikan alat yang berharga untuk mengindentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan dan membantu menunjukan secara tepat jawaban yang diperlukan. Dan dampak peningkatan harga pada laba dengan menguji pengaruhnya

Berbeda dari perusahaan dan Variabel X2

Sama-sama menggunak an Variabel X1 dan Variabel Y

6 Rismayani (2007)

Analisis saluran distribusi sebagai penentu harga dan laba pada produk hasil pertanian sayuran buah tomat

Sebaiknya pendistribusian buah tomat perlu mempertimbangkan resiko yang berkaitan dengan daya tahannya. Selain itu perlu pula diperhatikan agar penyampaian buah tomat ini dapat lebih cepat dalam pengertian lebih baik dengan saluran distribusi yang pendek. Karena keadaan ini dapat memberikan dan menentukan harga dan laba lebihb baik

Berbeda dari perusahaan dan Variabel X2

Sama-sama menggunak an Variabel X1 dan Variabel Y

7 Pantjar Simatupan gdan Andreng Purwoto (1995) Dampak perubahan harga solar terhadap produksi dan laba usahatani padi

Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa perubahan harga BBM sangat berpengaruh terhadap produksi dan usahatani padi. Oleh karena itu agar tidak terlalu menimbulkan dampak yang besar terhadap penurunan produksi pertanian maupun pendapatan petani maka pada setiap kebijakan peningkatan harga BBM pemerintah juga meningkatkan

Berbeda dari perusahaan dan Variabel X2

(45)

2.2 Kerangka Pemikiran

Indikasi dari pengelolaan harga pokok produk yaitu dimana perusahaan

harus bisa mejalankan dalam kegiatan tersebut dengan efisien yang meliputi biaya

bahan baku, tenaga kerja sampai kepenyelesaian dalam menghasilkan produk.

Menurut Mulyadi (2007:10) “ biaya produk merupakan biaya-biaya yang terjadi

dalam hubungannya dengan pengelolaan bahan baku menjadi bahan jadi”.

Apabila dalam persahaan kurang efektif dalam mengelola untuk harga pokok

produknya kurang baik, maka hasil akhir atau laba perusahaan pun ikut mengikuti

dan akan menjadi turun, tetapi bila harga pokok produk itu baik, maka

keuntungan perusahaan pun akan meningkat.

Menurut Ely Suhayati (2009:249) “ Penyusutan merupakan penurunan nilai

manfaat secara periode dari aktiva tetap”. Disamping itu juga, perusahaan pasti

harga komoditi pertanian dan menunda atau paling tidak memperkecil kenaikan harga 8 Suryadi

(2008)

Penentuan laba optimal melalui fungsi pendapatan dan biaya

Penetapan harga guna optimalisasi laba dapat menggunakan pendekatan pendekatan fungsi permintaan dengan penggunaan fungsi harga dan permintaan, karena dalam kondisi sekarang persaingan yang semakin ketat perlu kebijakan tentang harga yang fleksibel dengan harapan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi cara produksinya.Pendekatan atau metode apapun dalam penetapan tentunya tidak terlepas dari komponen biaya produksi,distribusi dan yang terpenting daya saing yang harus dipertimbangkan dalam penetapan harga

Berbeda dari perusahaan dan Variabel X2

(46)

mempunyai aktiva tetap yang dipakai dalam kegiatan perusahaan itu tersebut. Hal

itupun harus diperhitungkan, dimana aktiva tetap mempunyai keterbatasan dalam

masa manfaatnya. Bisa saja mungkin sering terjadi dalam perusahaan kurang

memperhatikan akan masa manfaat aktivanya tersebut, sehingga menimbulkan

biaya tambah untuk memperbaiki salah satu aktiva tersebut. Dan dampaknya

perusahaan akan mengalami kerugian karena adanya biaya tambah dalam

pemeliharan aktiva tetap tersebut.

Dalam pembahasan ini pun terdapat dua penjelasan tentang laba seperti,

laba adalah perbedaan pendapatan dengan beban, jikalau pendapatan melebihi

beban maka hasilnya adalah laba bersih. Dan dari Daniel Wijaya (2001 : 11)

menjelaskan pengertian Laba adalah pendapatan penjualan setelah dikurangi

dengan biaya yang digunakan untuk menjalankan usaha.

Itulah tujuan perusahaan dalam kegiatannya, mendapatkan laba sebesar

mungkin, dengan cara kegiatan yang efektif dan efisien dalam penentuan harga

pokok produksi dan dalam pemeliharan aktiva tetap.

2.2.1 Keterkaitan Antara Variabel Harga Pokok Produk dengan Laba

Secara sederhana kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari

perkembangan tingkat laba yang dicapai dari satu periode ke periode berikutnya.

Apabila laba yang diperoleh selalu tinggi dan mengalami peningkatan, maka

perusahaan memiliki prospek yang sangat baik. Secara sederhana, laba yang

dicapai oleh perusahaan dapat dihitung dengan cara mengurangkan penghasilan

(47)

akuntansi tersebut. Biaya-biaya yang terjadi dalam satu periode akuntansi

diantaranya terdapat biaya langsung yang berhubungan dengan proses produk

yang disebut dengan biaya produk atau harga pokok produk

Secara sederhana, laba yang dicapai oleh perusahaan dapat dihitung dengan

cara mengurangkan penghasilan yang dicapai dalam periode tertentu dengan

semua biaya yang terjadi dalam suatu periode akuntansi tersebut. Biaya-biaya

yang terjadi dalam suatu periode akuntansi diantaranya terdapat biaya langsung

yang berhubungan dengan biaya produk. Dengan demikian harga pokok produk

mempunyai keterkaitan terhadap besar kecilnya laba perusahaan. R. Gunawan

Sudarmanto (2003:02). Dalam perusahaan manufaktur, biaya industri atau harga

pokok produk merupakan jumlah yang sangat besar porsinya dibandingkan

dengan biaya-biaya usaha yang lainnya. Oleh karena itu perusahaan haruslah

mampu bekerja secara cermat dan teliti dalam menggunakan dan menentukan

besarnya harga pokok produk agar dapat dilakukan penekanan biaya produk.

Penyusutan harga pokok produk yang seharusnya di lakukan perusahaan

adalah menggunakan metode fulll costing. Dimana metode ini menghendaki

pembebanan seluruh biaya produk baik itu biaya tetap maupun biaya variabel

sebagai komponen pembentukan harga pokok produk. Biaya-biaya yang

dikeluarkan didasarkan pada pengumpulan biaya sesuai dengan penggolongan

biaya serta pengumpulan biaya produk beserta alokasi pemakaiannya ke dalam

produk secara merata . Sehingga hasil akhirnya akan di peroleh harga pokok

(48)

Dari penetuan harga pokok produk hendaknya perusahaan

memperhitungkan penyusutan harga pokok yang benar, sehingga informasi harga

produk dapat tersaji dengan wajar, maka dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan bagi manajemen, sehingga keputusan dapat diambil

dengan tetap dan dapat mendukung keberhasilan perusahan di masa akan datang.

2.2.3 Hubungan Penyusutan Aktiva Tetap dengan Laba

Suatu badan usaha baik yang bergerak dibidang jasa, dagang, maupun

manufaktur membutuhkan aktiva tetap untuk menjalankan kegiatan

operasionalnya. Namun, karena berkurangnya manfaat suatu aktiva tetap selain

tanah maka diperlukan alokasi sistematis terhadap suatu aktiva selama masa umur

manfaatnya yang disebut dengan penyusutan. Dalam menentukan beban

penyusutan periodik atas aktiva tetap perusahaan menggunakan metode garis

lurus. Proses penyusutan akan menghasilkan alokasi biaya penyusutan yang akan

mempengaruhi laba atau rugi perusahaan, jika nilai buku dalam neraca Join Satria

dan Gugup Tugi Prihatma(2008 : 02).

Analisis yang dilakukan penulis terhadap pengaruh metode penyusutan

aktiva tetap terhadap laba usaha yang diperoleh perusahaan, Berdasarkan hasil

analisis terhadap penyusutan aktiva tetap, beban penyusutan dengan metode garis

lurus yang digunakan perusahaan lebih rendah pada awal-awal perolehan aktiva

tetap yang mempunyai beban penyusutan yang tinggi pada awal-awal tahun

perolehannya. Dengan demikian pada awal-awal tahun perolehan, laba usaha yang

(49)

dengan laba usaha apabila perusahaan menggunakan metode saldo menurun

ganda.

Berdasarkan keragka pemikiran dan keterkaitan variabel diatas, maka dapat

dibuat suatu paradigma penelitian dari pengaruh harga pokok produk dan

penyusutan aktiva tetap terhadap laba secara sistematis pada gambar berikut:

R.GunawanSudarmanto (2003:02)

[image:49.595.115.563.279.603.2]

Join Satria dan Gugup Tugi Prihatma (2008:02)

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

ℎ��=total biaya produk persediaan akhir

Harga Pokok Produk (x1)

- Total biaya produk - Persediaan akhir

Laba (y)

- Pendapatan - Beban-beban

Laba = pendapatan – jumlah beban

���=harga perolehan−nilai sisa umur ekonomis

Penyusutan Aktiva Tetap (x2)

(50)

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban suatu teori sementara yang sebenarnya masih

memerlukan pengujian. Hipotesis juga dapat di artikan sebagai jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian (Arikuntro : 2003:62). Jadi

hipotesis merupakan suatu rumus yang menyatakan adanya hubungan tertentu

atau antara dua variable atau lebih. Dari penjelasan diatas menunjukan bahwa:

 Terdapat pengaruh antara harga pokok produk dengan Laba  Terdapat pengaruh antara penyusutan aktiva tetap dengan Laba.

(51)

62 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan PT PINDAD (Persero) Bandung

PT. PINDAD (Persero) Bandung pada mulanya adalah suatu usaha

komando TNI – AD yang bergerak dalam bidang instalasi industri. Oleh karena

itu maka industri ini disebut Komando Perindustrian Angkatan Darat yang

disingkat dengan nama KOPINDAD. Fungsi utama KOPINDAD adalah

memproduksi senjata, amunisi, untuk kebutuhan Angkatan Darat khususnya dan

ABRI pada umumnya.

Dengan adanya penyerahan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada

Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950, maka instalasi ini

diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950

Sesuai dengan surat keputusan Menhankam nomor : 12/M/IV/1984 tentang

alih usaha PINDAD menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka sejak

tanggal 19 April 1983 PINDAD beralih status menjadi Perseroan Terbatas.

Berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia nomor : 114/M/1983 tanggal

23 Mei 1983, maka diangkatlah Menteri Negara Riset dan Teknologi Menristek

selaku Direktur Utama PT. PINDAD (Persero).

Dalam aktivitas perusahaan PINDAD sejak menjadi BUMN, PT. PINDAD

(Persero) mempunyai fungsi ganda sebagai penunjang HANKAMNAS dalam hal

(52)

dalam arti kata seluas – luanya. Contoh bidang produksi komersialnya adalah

generator, mesin perkakas, air brake, produk cor, produk tempa, pengait rel, mesin

derek kapal, peralatan mesin, motor elektrik, dan pemutus arus.

Dalam rangka mengemban tugas dan misi perusahaan, filsafah yang

mendasari untuk perkembangan perusahaan adalah “Dalam keadaan damai akan

diwujudkan komposisi turn over produk komersial lebih besar dari produk

militer”, dengan maksud bahwa laba dari penjualan produk komersial dapat untuk

mendukung biaya investasi, litbang, overhead. Sehingga pengembangan produk militer tetap dapat dilaksanakan, sedangkan dalam keadaan perang komposisi

tersebut dengan kebutuhan. PT PINDAD (Persero) merupakan salah satu Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi peralatan militer dan produk

komersial.

Adapun visi dan misi PT PINDAD (Persero) adalah sebagai berikut :

(1). Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang sehat yang mempunyai inti

usaha terpadu beroperasi secara flexible serta mandiri secara financial .

(2). Misi perusahaan adalah melakukan kegiatan usaha dalm bidang alat dan

peralatan untuk mendukung kemandirian pertahanan dan keamanan Negara,

alat dan peralatan industry, dengan mendapatkan laba untuk pertumbuhan

(53)

4.1.2 Struktur Organisiasi PT PINDAD (Persero) Bandung

Struktur organisasi yang dibuat perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan

organisasi itu sendiri, dengan demikian lalu lintas kegiatan dalam organisasi

tersebut sesuai dengan kegiatannya.

Struktur organisasi PT. PINDAD (Persero) diatur berdasarkan Surat

Keputusan Direksi PT. PINDAD (Persero) Nomor : SKEP/1/P/BD/VII/2009

tanggal 1 Juli 2009 mengenai organisasi dan tugas perusahaan PT. PINDAD

(Persero) dimana PT. PINDAD (Persero) mempunyai struktur organisasi yang

berbentuk staf dan garis. Hal ini terlihat dengan adanya pembagian tugas antara

satu bidang dengan bidang lainnya.

PT PINDAD dalam menjalankan operasional organisasinya dipimpin oleh

Direksi yang terdiri dari, sebagai berikut :

1. Direktur Utama (Dirut)

Staf Pembantu Umum Dirut terdiri dari :

a. Kepala Sekretariat Perusahaan (SP)

b. Kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI)

c. ( PUS Kepala Pusat Pengamanan Satuan-PAM)

2. Staf Direksi terdiri dari :

a. Direktur Produk Komersial (DK)

b. Direktur Produk Militer (DM)

c. Direktur Administrasi dan Keuangan (KU)

(54)

3. Staf pembantu Direksi terdiri dari :

a. Deputi Direktur Perusahaan dan Pengembangan Bidang Pengembangan

Usaha

b. Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bidang

Pengembangan Sumber Daya

c. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Penelitian dan Pengembangan

d. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Pemasaran dan Penjualan

e. Deputi Direktur Produk Pemasaran Bidang Pemasaran

f. Deputi Direktur Administrasi dan Keuangan Bidang Administrasi

g. Deputi Direktur Administrasi dan Keuangan Bidang Keuangan

Sedangkan unit-unit pelaksana di PT.PINDAD (Persero) terdiri dari

lima divisi dan satu unit khusus dengan kegiatan produksi yang berbeda-beda.

Kelima divisi tersebut antara lain :

a. Divisi Munisi dibawah Direktur Produk Militer

b. Divisi Senjata dibawah Direktur Produk Militer

c. Divisi Mesin Industri dan Jasa dibawah Direktur Produk Komersial

d. Divisi Tempa dan Cor dibawah Direktur Produk Komersial

e. Divisi Rekayasa dan Industri dibawah Direktur Produk Komersial

f. Unit Pengembangan Kendaraan (Unit Khusus) dibawah Direktur Poduk

Komersial

4.1.3 Job Descripstion

Berikut ini akan diuraikan mengenai tugas masing-masing unsur yang

(55)

a. Memimpin dan mengelola perusahaan sesuai dengan tugas pokok untuk

mencapai maksud dan tujuan perusahaan.

b. Menguasai, memelihara, dan mengelola kekayaan perusahaan.

c. Mewakili perusahaan di dalam dan diluar pengadilan serta melakukan segala

perbuatan dan tindakan baik mengenai kepengurusan maupun kepemilikan

serta mengikat perusahaan dengan pihak lain dalam hal :

 Mengadakan pinjaman jangka pendek dengan Bank atau lembaga keuangan lainnya atau meminjakan uang atas nama perusahaan, dengan

terlebih dahulu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) dan mendapat persetujuan dari Komisaris.

 Atas sepengatuhan Dewan Komisaris dan persetujuan dari RUPS untuk melepas atau menjaminkan barang-barang modal, perjanjian kerjasama,

lisensi, manajemen, bantuan teknik dan hal lain yang sejenis.

Adapun uraian tugas dan tanggungjawab dari masing-masing unsur yang

berada di pusat adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama (Dirut)

 Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan sesuai tugas pokok untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan.

 Mengambil kebijakan untuk kepentingan perusahaan yang tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

(56)

2. Kepala Satuan Pengawasan (SPI)

Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan, membuat laporan hasil

pemeriksaan dan melaksanakan pemeriksan laporan keuangan operasional

maupun pemeriksaan khusus berdasarkan undang-undang.

3. Kepala Pusat Pengamanan (PUSPAM)

Bertanggungjawab atas semua aspek menyangkut keamanan perusahaan

4. Kepala Sekretariat Perusahaan

Melaksanakan pengurusan yang berkaitan dengan perizinan asuransi

mengelola kesekertariatan kantor pusat dan melaksanakan kegiatan hubungan

masyarakat dan protokoler.

5. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Melakukan kajian, menyususn dan melaksanakan langkah pokok

pengembangan usaha, menyusun dan memonitor program penelitian dan

pengembangan.

6. Direktur Produk Militer

 Menyusun potensi pasar untuk produk militer, melakukan kontrak dengan pelanggan, memonitor pelaksanaan komitmen perusahaan dengan

pelanggan.

(57)

7. Direktur Produk Komersial

Menyusun potensi pasar untuk produk komersial, melakukan kontrak dengan

pelanggan dan melaporkan semua kegiatan dan hasilnya kepada Dirut serta

memonitor program penelitian dan pengembangan.

8. Direktur Administrasi dan Keuangan

 Mengelola keuangan perusahaan, melakukan kontrak dengan debitur dan mengadministrasikan kegiatan perusahaan.

 Membina hubungan dengan lembaga atau instasi yang berkaitan dengan masalah pendanaan dan perpajakan.

 Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya kepada Direktur Utama. 9. Deputi Direktur Perecanaan dan pengembangan Bidang Pengembangan

Usaha

Melakukan kajian atas dinamika pasae dan menyusun langkah pokok

pengembangan usaha, serta menyelenggarakan hubungan kerjasama usaha

dan membina keberadaan akan perusahaan.

10. Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bidang Pengembangan

Sumber Daya.

Melakukan kajian atas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan serta

melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitasnya, antara lain melalui

pelatihan.

11. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Penelitian dan Pengembangan

Melakukan penelitian dan pegembangan atas produk-produk militer, meneliti

(58)

12. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Pemasaran dan Penjualan

Melakukan riset pasar produk militer, membuat strategi pemasaran produk

militer dan melakukan kegiatan pelayanan purna jual, membina hubungan

dengan pelanggan dan calon pelanggan, serta membuat kontrak penjualan.

13. Deputi Direktur Produk Komersial Bidang Pemasaran

Melakukan riset pasar, membuat rencana strategis pemasaran, melakukan

ekstensi pasar dan membina hubungan dengan pelanggan dan calon

pelanggan.

14. Deputi Direktur Administrasi dan Keuangan Bidang Administrasi

Merencanakan hal-hal yang berhubungan dengan administrasi perusahaan

serta menyediakan sarana dan prasarana untuk keperluan administrasi

perusahaan.

15. Deputi Direktur Administrasi dan Keuangan Bidang Keuangan

 Merencanakan dan mengendalikan anggaran perusahaan, mengupayakan tersedianya dana, melakukan analisa biaya dan

keuangan dan melakukan kegiatan akuntansi dan perpajakan.

 Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan dalam misi produksi, pembinaan dan pengembangan setiap divisi yang dipimpinnya.

Adapun Divisi Mesin Industri dan Jasa yang dipimpin oleh seorang Kepala

Divisi Mesin Industri dan Jasa. Divisi Mesin Industri dan Jasa semula bernama

(59)

Struktur organisasi Divisi Mesin Industri dan Jasa yang dapat terlihat dalam

lampiran diatur berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. PINDAD (Persero)

Nomor : SKEP/11/P/BD/XI/2009 tanggal 12 Nopember 2009.

Unsur-unsur yang terdapat dalam struktur organisasi Divisi Mesin dan Jasa

secara garis besar terdiri dari :

1. Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa

<

Gambar

Tabel 1.1 Data jumlah Harga Pokok Produk dan Penyusutan Aktiva Tetap
Tabel 1.2
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun kami menyadari bahwa rumusan Pasal 45 telah mencerminkan langkah-langkah yang perlu diambil oleh Pemerintah untuk menjelaskan apa~yang dimaksud dengan

Orang tua membimbing siswa untuk menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah... Masih ingatkah kamu dengan kebiasaan Beni? Ya, ia

Negro, 2010, Pretreatment Technologies For An Efficient Bioethanol Production Process Based On Enzymatic Hydrolysis: A Review’, Bioresource Technology, hh.. Park YC, Kim

Wawancara kepada masyarakat Lelea yaitu Ibu Rosini, Ibu Rusmilah, Ibu Nartem, serta para pelaku yang terlibat dalam upacara adat ngarot sebagai kasinoman yaitu Mar’atun

2 Ambil kain yang berada dibawah lengan klien dan bersihkan lengan klien dengan alkohol untuk menghilangkan sisa-sisa larutan antiseptik atau tanda yang telah

Metode yang digunakan adalah uji aktivitas acc deaminase dilakukan pada media Dworkin – Foster (DF) dan PCR gen acdS menggunakan primer spesifik ACC serta analisis

Hal ini bisa dilihat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum, saat, dan sesudah dimana sebelum peristiwa rata-rata aktivitas volume

Svrha im je u toj dobi osjetilna spoznaja raznih predmeta (veličina, težina, oblik…) te je vrlo često da tada bacaju predmete koje ne bi smjeli. U mlađoj skupini nastavlja