IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK
OLEH PENGAWAS SEKOLAH
TERHADAP GURU KOMPETENSI KEAHLIAN KEJURUAN
PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
DI KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
AHMAD IRVAN
NIM. 8136132059
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii ABSTRAK
Ahmad Irvan, 8136132059, Implementasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah Terhadap Guru Bidang Keahlian Kejuruan Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan
Tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut supervisi akademik oleh pengawas sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan. Subjek penelitian ini merupakan pengawas sekolah dan guru mata pelajaran produktif yang bertugas di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam.
Temuan dalam penelitian ini adalah 1) rencana kegiatan supervisi akademik yang dimiliki oleh pengawas disusun oleh tim penelitian dan pengembangan KKPS SMK Kota Medan, 2) pelaksanaan supervisi akademik hanya sebatas pemantauan dan penilaian kegiatan mengajar guru di kelas, belum ada pelaksanaan bimbingan dan pelatihan untuk mengatasi masalah dan kebutuhan guru, 3) tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan berupa diskusi bersama guru membahas hasil observasi dan penilaian yang telah dilakukan oleh pengawas sekolah, belum ada rencana maupun keputusan untuk menentukan aksi supervisi akademik pada tindakan selanjutnya.
Terdapat beberapa hal yang menjadi faktor hambatan dan tantang serat beberapa hal yang mendukung dalam implementasi supervisi akademik. Hambatan itu antara lain: 1) latar belakang bidang studi pengawas sekolah yang berbeda dengan guru binaan, 2) komunikasi pengawas sekolah dan guru yang belum terbina dengan baik, serta 3) kompleksitas tugas dan tanggung jawab pengawas sekolah yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan. Sedangkan faktor pendukunya yaitu sudah terbentuknya Kelompok Kerja Pengawas Sekolah yang merupakan wadah untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapin oleh pengawas sekolah dalam melakukan supervisi akademik. Selain itu, tingginya motivasi dan harapan guru akan pembinaan dan bimbingan yang diberikan pengawas sekolah juga menjadi faktor lainnya yang dapat mendukung implementasi supervisi akademik pada sekolah menengah kejuruan.
Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini berupa penerapan beberapa pendekatan, model, dan teknik supervisi akademik yang bisa digunakan oleh pengawas sekolah guna membantu pengawas sekolah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Rekomendasi tersebut dihasilkan atas berbagai dasar pertimbangan permasalahan dan kebutuhan guru serta kondisi pengawas sekolah.
iii ABSTRACT
Ahmad Irvan, 8136132059, Implementation Supervision by the Supervisory Academic School Vocational Teacher Expertise In Vocational High School Technology and Engineering Expertise in Medan
This thesis aims to describe and analyze the process of planning, implementation and follow-up academic supervision by a school supervisor at the State Vocational High School Technology and Engineering Expertise in the city of Medan. Subjects of this study is a school supervisor and teacher productive subjects who served in the State Vocational High School Technology and Engineering Expertise in the city of Medan. This study used a qualitative approach with descriptive design. Techniques of data collection is done through observation, documentation and interview.
The findings in this study were 1) academic supervision activity plan that is owned by supervisors composed by a team of research and development KKPS SMK Kota Medan, 2) the implementation of academic supervision was limited to monitoring and assessment activities of teachers in the classroom teaching, there has been no implementation of the guidance and training to cope problems and needs of teachers, 3) follow up academic supervision is done in the form of a discussion with the teacher to discuss the results of observations and assessments that have been carried out by school inspectors, there are no plans as well as the decision to determine the academic supervision action on further action.
There are a couple of things that factor into the fiber barriers and challenge some of the things that support the implementation of academic supervision. Barriers include: 1) a background field of study of different school inspectors with teacher guidance, 2) communication school supervisors and teachers who have not built up properly, and 3) the complexity of the tasks and responsibilities of school superintendent given by the Education Office of Medan. While the supporting factors are already formation of the Working Group for School which is a forum to address various issues before the superintendent of schools in academic supervision. In addition, the high motivation and expectations of the coaching and guidance of teachers will be given school superintendent also be other factors that can support the implementation of academic supervision at secondary vocational schools.
Recommendations resulting from the study of the application of several approaches, models, and academic supervision techniques that could be used by school supervisors to assist the supervisor of schools in performing their duties and responsibilities. The recommendations are generated on the basis of considerations of
various problems and needs of the teachers and the condition of the school supervisor..
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tesis dengn judul “Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan”. Tesis ini sengaja ditulis bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S. Kons selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan tesis ini dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.Si, Prof. Dr. Siman,M.Pd dan Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat untuk melengkapi tesis ini.
3. Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom,M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan (UNIMED).
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
5. Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED).
6. Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd. Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED).
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan staf pegawai yang telah ikut membantu penyelesaian administrasi yang dibutuhkan.
v
telah memberikan dukungan materil berupa biaya pendidikan bagi penulis sehingga dapat menimba ilmu di Universitas Negeri Medan (UNIMED).
9. Teristimewa untuk ayahanda Amril dan Ibunda Ismawati yang selalu senantiasa tiada henti memanjatkan doa serta memberikan dukungan spirituil maupun materil. 10. Terkhusus istri tercinta Puty Siyamitri,S.KPm yang selalu setia menemani dan
memanjatkan doa serta memberikan dukungan baik spirituil maupun materil dengan penuh pengertian dan kasih sayang.
11. Ibu Mertua Hj.Nirmala yang selalu memberikan dukungan baik berupa spiritual maupun materil.
12. Pengawas sekolah dan guru yang telah bersedia berpartisipasi sebagai informan dalam proses pengumpulan data penelitian tesis.
13. Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Angkatan 2013.
14. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Demikian rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam mnyusun proposal tesis ini. Besar harapan penulis tesis ini dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dan informasi bagi para pembaca dan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Medan, Juni 2015 Penulis
vi
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 11
D. Tujuan Penelitian ... 12
a. Definisi Supervisi Akademik ... 15
b. Fungsi dan Tujuan Supervisi Akademik ... 20
c. Prinsip Supervisi Akademik ... 25
d. Pendekatan Supervisi Akademik ... 28
e. Model Supervisi Akademik ... 30
f. Teknik Supervisi Akademik ... 33
g. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik ... 37
2. Pengawas Sekolah Sebagai Supervisor ... 47
a. Kompetensi Pengawas Sekolah ... 48
b. Tupoksi Pengawas Sekolah ... 53
3. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah 57 4. Sekolah Menengah Kejuruan ... 60
5. Studi Terdahulu Yang Relevan ... 66
vii
D. Keabsahan Hasil Penelitian ... 85
1. Uji Kredibilitas ... 86
2. Transferabilitas ... 88
3. Dependabilitas ... 89
4. Konfirmabilitas ... 90
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Proses Penelitian ... 92
1. Informan Penelitian ... 92
2. Pengumpulan Data Penelitian ... 94
3. Analisis Data ... 95
4. Keabsahan Data Penelitian ... 97
B. Paparan Data Penelitian ... 100
1. Pofil Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan Kota Medan ... 100
2. Pofil Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 107
C. Hasil Penelitian ... 115
1. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Medan ... 118
viii
3. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah
Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Medan. ... 134
D. Pembahasan ... 142
1. Pendekatan Supervisi Akademik Yang Digunakan Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 143
2. Model Supervisi Akademik Yang Digunakan Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 150
3. Teknik Supervisi Akademik Yang Digunakan Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 152
4. Tupoksi Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan Ne-geri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 162
5. Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Supervisi Aka demik Oleh Pengawas Sekolah Terhadap Guru Kompeten si Keahlian Kejuruan Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi Dan Rekayasa Di Kota Medan ... 165
6. Matriks Data ... 169
E. Keterbatasan Penelitian ... 174
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 176
B. Implikasi ... 177
C. Saran ... 178
DAFTAR PUSTAKA ... 180
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1 : Pedoman Wawancara Dengan Pengawas Sekolah dan Guru Mata
Pelajaran ... 183
2 : Pedoman Telaah Dokumentasi ... 185
3 : Transkrip Wawancara ... 186
4 : Telaah Dokumentasi... 299
5 : Catatan Observasi ... 302
6 : Dokumentasi Kegiatan wawancara ... 310
7 : Dokumen Terkait Penelitian ... 312
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi
dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan
demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sergiovanni dan Starrat (1979:2)
mengatakan bahwa supervisi perlu dilakukan atas dasar perbaikan yang harus
dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya
keuangan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto
(2009:14), bahwa untuk melaksanakan rencana atau program sehingga tercapai hasil
yang baik salah satunya adalah dengan cara melakukan pengawasan atau supervisi
yang kontinyu dan kosekuen. Melalui supervisi seorang supervisor dapat melakukan
prediksi maupun evaluasi sedini mungkin terhadap hal yang menjadi kendala dalam
menjalankan suatu program kerja, sehingga supervisor tersebut dapat mengambil
tindakan strategis yang merupakan solusi atas kendala tersebut. Selain itu, supervisor
juga dapat menganalisa berbagai kemudahan dan kelebihan din sekolah yang akan
menjadi faktor potensial untuk dikembangkan dan dapat meningkatkan kejuruanitas
sekolah pada masa itu maupun dimasa yang akan datang. Sehingga pada akhirnya
seluruh unsur dalam sekolah tersebut dapat melakukan pekerjaannya sesuai prosedur
yang ditetapkan dan dapat mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
dengan efektif.
Sekolah sebagai salah satu organisasi pendidikan yang secara lansung
menyelenggrakan proses pendidikan, mengemban amanat untuk dapat
2
menyelenggarakan proses pendidikan dan mencapai Tujuan Pendidikan Nasional
secara efektif. Amanat tersebut disiratkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (1) : Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berbagai
program perencanaan dan pengorganisasian pendidikan telah dilakukan oleh
pemerintah pusat dan daerah. Selanjutnya yang menjadi tantangan adalah bagaimana
supaya sekolah dapat melaksanakan seluruh perencanaan tersebut sesuai dengan
petunjuk dan standar batasan yang telah dirujuk oleh pemerintah. Untuk dapat
melaksanakan perencanaan tersebut dan demi tercapainya tujuan pendidikan,
diperlukan suatu upaya berupa program supervisi yang terencana terhadap
penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah. Sergiovanni dan Starrat (1979:5)
mengatakan bahwa sekolah yang melaksanakan program supervisi selalu
menunjukan perkembangan dan peningkatan kualitas. Dengan melaksanakan
supervisi, sekolah akan mendapatkan evaluasi atas kualitas penyelenggaraan
pendidikan disekolah tersebut sehingga sekolah dapat melakukan perbaikan yang
pada akhirnya akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan.
Secara umum terdapat dua jenis supervisi yang dilaksanakan dalam dunia
pendidikan, yaitu supervisi manajerial yang berkaitan dengan administrative
pengelolaan sekolah dan supervisi akademik yang berkaitan dengan penyelenggaraan
3
untuk memberikan pelayanan dan bantuan professional kepada guru dalam
menghadapi berbagai kendala selama guru tersebut menjalankan tugasnya sebagai
pendidik. Selain itu supervisi akademik juga membantu guru dalam menterjemahkan
kurikulum yang selalu berubah-ubah kedalam suatu proses persiapan perencanaan,
pelaksaan dan evaluasi pembelajaran.
Terdapat tiga unsur yang dapat melakukan supervisi akademik di sekolah, yaitu
pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru yang sudah berpengalaman dibidang
keahliannya. Strategisnya peran pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru
berpengalaman sebagai seorang supervisor juga sejalan pendapat Sergiovanni and
Starrat (1979:2) yang mengatakan bahwa tugas supervisi dititik beratkan kepada
supervisor yang posisinya paling dekat dengan guru dan bidang pekerjaan disekolah.
Pengawas sekolah berada dalam posisi yang independent dalam melakukan
supervisi terhadap guru. Sebagaimana yang disebutkan dalam Permendiknas No 12.
Tahun 2007 dan Sejalan dengan yang dikatakan oleh Sagala (2012:138) bahwa
pengawas sekolah merupakan tenaga kependidikan professional yang diberi tugas,
tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bidang akademik maupun manajerial.
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya, disebutkan tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas
pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi
penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan
4
professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan
tugas kepengawasan di daerah khusus.
Sebagai seorang supervisor, pengawas sekolah seharusnya dapat memberikan
perhatian yang secara objektif dan sungguh-sungguh terhadap aspek yang dapat
menjadi hambatan dan tantangan tugas guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Sehingga supervisor dapat memahami permasalahan guru tersebut dan
mencarikan solusi yang tepat. Selain itu supervisor juga dapat memberikan
kesempatan kepada guru dalam mengembangkan ide dan kreatifitasnya yang pada
akhirnya akan berdampak terhadap pelaksanaan belajar mengajar yang efektif.
Idealnya pengawas sekolah sebagai supervisor akademik harus menjadi idola para
guru, karena keberadaan pengawas sekolah di tengah-tengah mereka menjadi
inspirator bagi guru untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan tugas
mengajar.
Tujuan supervisi akademik adalah untuk peningkatan mutu pembelajaran
melalui pembinaan dan pengembangan terhadap kualitas mengajar guru. Supervisi
akademik yang mampu memperbaiki kualitas mengajar guru menurut Sahertian
(2008: 20) adalah yang dilaksanakan dengan berpijak pada prinsip-prinsip
sistematis, berencana dan kontinyu. Supervisi dilakukan berdasarkan data dan fakta
yang obyektif. Keberhasilan supervisi akademik juga ditunjang dengan hubungan
kesejawatan yaitu hubungan yang dibangun secara akrab dan hangat atas dasar
kemanusiaan dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru. Suasana
supervisi akademik yang hangat dan akrab tersebut membuat guru merasa aman dan
5
memberi dorongan dan rangsangan agar guru merasa tumbuh bersama seiring dengan
supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah.
Sagala (2012 : 221) mengatakan pembinaan dan pengembangan profesi guru
berarti meningkatkan kualitas dan peningkatan pelayanan tenaga kependidikan guna
mendapatkan tenaga pendidik yang kreatif dalam mencari alternatif dan pemecahan
masalah. Usaha untuk meningkatkan kemampuan guru merupakan suatu tuntutan
kebutuhan pada tiap sekolah. Guru dituntut untuk dapat mengelola proses
pembelajaran secara efektif sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan
pendidikan.
Tugas guru dalam mendidik dan mengajar menjadi lebih strategis dalam upaya
mempersiapkan peserta didik menghadapi persaingan ekonomi global yang
memasuki era liberalisasi perdagangan dan ivestasi terutama untuk jenjang
pendidikan menengah khususnya guru SMK. SMK dipersiapkan oleh pemerintah
sebagai usaha antisipatif utuk mencegah kesenjangan antara hasil pendidikan dengan
tuntutan kebutuhan masnyarakat yang terus berkembang. Hal ini dijelaskan dalam
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15:
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu. Secara khusus, tujuan
SMK ialah mempersiapkan peserta didik agar mampu bekerja, baik sebagai
karyawan maupun pelaku kewirausahaan sesuai dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya, serta
6
Untuk mewujudkan hal tersebut, guru SMK dituntut untuk selalu aktif dan
kreatif dalam mengembangkan kompetensi dirinya seiring dengan perkembangan
IPTEK yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Saat ini guru SMK seolah
ditantang untuk menunjukan profesionalitas dirinya dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Pengembangan kompetensi guru ini tidak cukup hanya beasal
dari dalam diri guru saja, namun juga membutuhkan suatu pemantauan, pemberian
motivasi, pembinaan, pendampingan dan bimbingan dari pihak lain terutama kepala
sekolah dan pengawas sekolah sebagai orang yang lebih dituakan dan dianggap lebih
berpengetahuan sekaligus pimpinan tertinggi di sekolah tempatnya mengabdi.
SMK kelompok Teknologi dan Rekayasa merupakan salah satu jejang
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk mampu terampil dan
professional dalam penguasaan dan pengembangan dibidang teknologi. Lulusan
SMK Teknologi dan Rekayasa diharapkan nantinya dapat menjadi tenaga kerja
handal dan mampu memanfaatkan peluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan
sesuai bidang spesialisasinya masing-masing.
Tuntutan dan tantangan akan guru yang bermutu dan professional dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terlihat masih sangat jauh dari harapan.
Hal ini terlihat dari hasil hasil uji kompetensi awal guru SMK secara nasional pada
7
Gambar 1: Hasil Kompetensi Awal Guru SMK Tahun 2012 (Sumber: Konferensi Pers Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 )
Hasil UKA pada Gambar 1 menunjukan bahwa nilai maksimal rata-rata hasil
UKA guru SMK secara nasional tidak lebih dari 56,62 dan rata-rata nilai UKA
Nasional guru SMK hanya 50,02 untuk skala nilai 0-100. Sementara untuk provinsi
yang dapat memenuhi batas rata-rata minimal nilai UKA 2012 hanya 8 Provinsi dari
33 Provinsi, dan Provinsi Sumatera Utara berada pada urutan ke-25 dengan
pencapaian nilai UKA rata-rata hanya 45,67. Hasil ini tentu sangat jauh dari yang
diharapkan, guru dituntut untuk dapat menguasai dengan baik seluruh kompetensi
inti maupun materi yang akan diinduksikan kepada peserta didik. Namun kenyataan
8
melalui kompetensi yang ia miliki terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi
professional. Atas dasar itu diperlukan adanya suatu upaya peningkatan kemampuan
professional guru secara terprogram intensif dan kontinyu, salah satunya melalui
kegiatan supervisi akademik.
Pada saat peneliti mengadakan observasi, pengamatan dan wawancara informal
kepada guru, wakil kepala sekolah dan pengawas sekolah di SMKN 2 MEDAN
sebagai salah satu Sekolah Menengah yang telah menerapkan standar manajemen
mutu ISO 9001:2008 pada tanggal 7-20 Januari 2015, peneliti menemukan adanya
fenomena yang sangat kontras bertentangan dengan ciri guru profesional. Kenyataan
ini tampak dari persiapan guru dalam pembelajaran seperti dokumen prota, prosem,
silabus dan RPP yang belum lengkap. Menurut hasil wawancara dengan PKS
Kurikulum dan pengawas sekolah, hanya ada tidak lebih dari 40% guru yang telah
menyerahkan dokumen persiapan pembelajaran pada semester ganjil walaupun pada
saat ini telah memasuki semester genap. Sedangkan untuk semester genap hanya ada
5 dokumen persiapan pembelajaran dari 5 orang guru kompetensi keahlian yang telah
disetujui oleh PKS Kurikulum.
Sementara dari hasil pengamatan, dalam proses penyelenggaraan proses
pembelajaran masih banyak ditemukan guru yang masuk kedalam ruang kelas tidak
tepat pada waktunya. Masih banyak guru yang tidak variatif menggunakan metode
dan teknik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga halnya dari segi
pemanfaatan sumber belajar, media dan teknologi yang masih minim. Masih ada
dijumpai guru yang memberikan catatan kepada siswa dan selanjutnya meninggalkan
9
tidak hadir kesekolah tanpa keterangan yang jelas sementara jam pelajaran guru
tersebut ada tercantum di roster pelajaran pada hari itu. Sedangkan dari segi
penugasan guru sebagai pembimbing siswa di DU/DI, masih ada sejumlah guru yang
tidak melakukan kunjungan dan bimbingan siswa di DU/DI. Fenomena-fenomena ini
menjadi masalah yang sangat substansial ditengah besarnya tuntutan terhadap
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Fenomena diatas dimungkinkan dapat terjadi karena belum efektifnya proses
pelaksanaan supervisi yang dilakukan terhadap guru sekolah. Hal ini juga diperkuat
dari hasil wawancara informal dengan beberapa orang guru di SMK Negeri 2 Medan
yang menyatakan belum pernah mendapatkan arahan maupun bimbingan dari
pengawas sekolah. Sedangkan wakil kepala sekolah bidang akademik menyatakan
bahwa pengawas sekolah hanya sering melakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan dokumen persiapan pembelajaran tanpa pernah melakukan kunjungan
kelas pada saat guru mengajar.
Mukhtar dan Iskandar (2009: 39) mengatakan pelaksanaan supervisi akademik
oleh pengawas di sekolah belum efektif sehingga belum memberi kontribusi yang
memadai untuk meningkatkan mutu layanan belajar, alasan utamanya bertumpu pada
dua hal yaitu pertama beban kerja pengawas terlalu berat, kedua latar belakang
pendidikan mereka kurang sesuai dengan bidang studi yang disupervisi. Akibatnya,
di lapangan beberapa guru merasakan kehadiran pengawas di tengah-tengah mereka
tidak dapat membantu memperbaiki dan mengatasi kesulitan guru dalam
10
pengawas lebih sering menekankan pada tanggung jawab administratif guru. Artinya
dalam melaksanakan supervisi akademik pengawas hanya memeriksa kelengkapan
administrasi pengajaran guru.
Berdasarkan uraian diatas , menjadi suatu hal yang menarik bagi peneliti untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam berkaitan dengan pelaksanaan
supervisi akademik oleh pengawas sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam paradigma penelitian kualitatif berfungsi sebagai acuan
untuk mengarahkan penelitian agar lebih terarah. Fokus penelitian juga dapat
dijadikan sebagai batasan untuk membatasi kemungkinan adanya penyimpangan
yang menimbulkan ambiguitas yang akan membingungkan peneliti sendiri.
Perumusan masalah yang bertumpu pada fokus penelitian ini bersifat tentatif yang
memungkinkan dilakukannya penyempurnaan rumusan fokus atau masalah sewaktu
peneliti sudah berada di latar penelitian.
Dalam hal ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini pada implementasi
supervisi akademik oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian
kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota
Medan dilihat dari :
1. Proses perencanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah
terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang
11
2. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah
terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang
Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan
3. Tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah
terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang
Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan
Alasan peneliti memilih lokasi ini karena SMK Negeri berada dibawah
naungan lansung pemerintah kota medan yang merupakan cerminan SMK yang ada
di Provinsi Sumatera Utara yang membutuhkan pengembangan kompetensi guru
yang sangat intens seiring dengan kemajuan perkembangan IPTEK dan kebutuhan
guru, sehingga dibutuhkan suatu sistem pendampingan, bimbingan dan pembinaan
tersendiri untuk tenaga pendidiknya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Bertolak dari latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka yang menjadi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses perencanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh
pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK
Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan?
2. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas
sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang
12
3. Bagaimana tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas
sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang
Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, fokus penelitian dan masalah penelitian di atas,
maka tujuan penelitian adalah mendeskripsikan dan menganalisis:
1. Proses perencanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah
terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian
Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan.
2. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah
terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian
Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan.
3. Tindak lanjut supervisi akademik supervisi akademik yang dilakukan oleh
pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK
Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan.
E. Manfaat Penelitian
Temuan penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut
dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dalam bidang manajemen
pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkaitan dengan
13
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai :
a.Sebagai informasi bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam
pengembangan dan peningkatan mutu penyelenggaran pendidikan di sekolah.
b.Sebagai bahan informasi dan pertimbangan yang ilmiah bagi dinas pendidikan
dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peran supervisor
pendidikan serta pengembangan dan peningkatan sumberdaya pendidik dan
tenaga kependidikan.
c. Sebagai wawasan dan perbandingan bagi para peneliti berikutnya terutama
dalam bidang supervisi dan manajemen pendidikan.
F. Batasan Istilah
Untuk memudahkan pemahaman makna dari judul penelitian ini, maka perlu
untuk membuat batasan yang dapat membatasi luasnya pengertian serta mengarahkan
pembaca pada maksud yang hakiki dari penelitian ini. Maka batasan istilah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Implementasi: suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci.
2. Supervisi akademik: adalah proses pengawasan serta pemberian bantuan
pelayanan professional berupa pemantauan, penilaian, pembinaan dan pemberian
motivasi oleh supervisor kepada guru.
3. Guru kompetensi keahlian kejuruan: Guru yang mengampu kompetensi keahlian
14
4. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri: Sekolah yang membekali peserta didik
dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan
para profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang diselenggarakan lansung
oleh pemerintah.
5. Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa: salah satu pengelompokan jenis SMK
176
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis
pembahasan tentang pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh
pengawas sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian
Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
sebagai berikut :
1. Perencanaan pelaksanaan supervisi akademik pada Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan
secara organisasi sudah terlaksana dengan baik. Rencana kegiatan akademik
pengawas sekolah telah disusun oleh tim penelitian dan pengembangan
KKPS SMK Kota Medan. Namun demikian, perencanan pelaksanaan
kegiatan supervisi akademik sebaiknya didasarkan atas permasalahan dan
kebutuhan utama yang dihadapi oleh guru disekolah.
2. Pelaksanaan program supervisi akademik terlaksana hanya sampai pada tahap
proses kunjungan kelas. Penanganan berupa pembimbingan dan pembinaan
terhadap permasalahan guru belum dilakukan dengan baik. Secara umum
pelakanaan kegiatan supervisi akademik belum sesuai dengan harapan. Hal
ini terlihat dari tidak tercapainya pelaksanaan program supervisi akademik
yang telah direncanakan oleh KKPS SMK Kota Medan. Program supervisi
akademik yang telah direncanakan oleh KKPS SMK Kota Medan yang dapat
dicapai hanya sampai pada penyusunan program pengawasan tahunan yang
177
dilakukan oleh tim penelitian dan pengembangan KKPS SMK Kota Medan.
Beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan supevisi akademik
antara lain : latar belakang bidang studi pengawas sekolah yang berbeda
dengan guru binaan, komunikasi pengawas sekolah dan guru yang belum
terbina dengan baik, serta kompleksitas tugas dan tanggung jawab pengawas
sekolah yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan. Selain kendala
diatas, terdapat juga beberapa hal yang mendukung pelaksanaan supervisi
akademik, yaitu: adanya KKPS SMK yang merupakan wadah untuk
membantu pengawas dalam mengatasi masalah supervisi akademik serta
tingginya motivasi dan harapan guru akan bimbingan dan pembinaan yang
dilakukan oleh pengawas sekolah.
3. Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas
sekolah adalah berupa diskusi yang membahas hasil pengamatan dan
penilaian yang telah dilakukan oleh pengawas. Pengawas sekolah juga
memberikan saran dan masukan untuk perbaikan pada masa berikutnya.
Namun demikian, tidak dijumpai adanya catatan perkembangan guru yang
telah disupervisi. Catatan penting untuk melakukan tindakan lanjutan ataupun
penanganan khusus terhadap guru yang belum memiliki perkembangan
setelah disupervisi. Dari catatan inilah nantinya pengawas sekolah dapat
menentukan rencana aksi tindakan supervisi akademik yang akan dilakukan
178
B. Implikasi
Guna mensuksekan implementasi supervisi akademik yang dilaksanakan oleh
Pengawas Sekolah terhadap guru kompetensi kehalian kejurua pada Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota
Medan, maka peneliti merekomendasikan untuk melaksanakan supervisi
akademik dengan pendekatan, model dan teknik sebagai berikut :
1. SMK Negeri 2 Medan, menggunakan pendekatan direktif dengan model
artistik. Sedangkan teknik supervisi direkomendasikan menggunaan teknik
observasi kelas, studi kelompok antar guru, diskusi sebagai proses
kelompok dan tukar menukar pengalaman.
2. SMK Negeri 4 Medan, mengaplikasikan pendekatan supervisi secara
kolaboratif dengan model artistik dan ilmiah. Sedangkan teknik supervisi
akademik yang peneliti sarankan adalah teknik observasi kelas, workshop,
dan tukar menukar pengalaman.
3. SMK Negeri 5 Medan, menggunakan pendekatan kolaboratif dengan
pendekatan ilmiah dan artistik. Teknik supervisi yang peneliti
rekomendasikan adalah teknik observasi kelas, studi kelompok antar guru
dan workshop.
C. Saran
Sebagai kontribusi pemikiran untuk keberhasilan pelaksanaan supervisi
akademik yang dilaksanakan oleh Pengawas Sekolah padaSekolah Menengah
Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan,
179
sebagai berikut :
1. Bagi akademisi dan peneliti diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian
ini sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam rangka pengembangan ilmu
pendidikan terutama dalam bidang manajemen pendidikan dan
pengembangan sumber daya manusia yang berkaitan dengan pendidik dan
tenaga kependidikan di sekolah.
2. Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan sebaiknya
melakukan analisis terhadap permasalahan dan kebutuhan utama guru di
sekolah. Pengawas sekolah juga sebaiknya menentukan suatu langkah
pembinaan yang terstruktur terhadap guru binaan mereka.
3. Bagi Kepala Dinas Pendidikan, diperlukan dukungan serius dari Pemerintah
Daerah atau Dinas Pendidikan Kota Medan dalam mensukseskan pelaksanaan
supervisi akademik. Dukungan tersebut antara lain berupa :
a. Melakukan rekrutment pengawas sekolah berdasarkan uji kompetensi dan
latar belakang pendidikan calon pengawas sekolah.
b. Membagi ruang lingkup tugas pengawas sekolah menjadi pengawas satuan
pendidikan dan pengawas rumpun kompetensi keahlian.
c. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti laporan supervisi akademik yang
dibuat oleh pengawas sekolah secara berkala.
d. Melakukan pembinaan teknis secara berkala berupa pelatihan, diklat
maupun bentuk pembinaan lainnya guna meningkatkan kompetensi
180
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta
________________, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Danim,Sudarwan. Khairil. 2010. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Handayaningrat, Sowarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.
Jakarta: Haji Massagung.
Hoy, Wayne K, And Miskel, Cecil G. 2001. Educational Administration: Theory research, and Practice (Six Edition). Newyork: Mc Graww Hill.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Departemen Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Gramedia
Kartono, Kartini. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Keputusan Direktorat Peminaan SMK Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas Nomor:4294/c5.3/Kep/KU/2009 Tentang Penetapan Sekolah Menengah Kejuruan
Masaong, A.Kadim. 2012.Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta
Moleong, J. Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Mukhtar & Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada (GP Press).
Mulyasa. E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosda Karya.
_____________ 200). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah.
181
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas Sekolah.
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permenpan dan RB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta.-
Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Rupaendi, Anas. 2012. Peranan Pengawas Sekolah Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan di Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Indramayu. Jakarta: Fisipol UI
Sagala, Syaiful. 2010. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
. 2012 Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Afabeta
. 2012. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sahertian, A. Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Sergiovanni, Starratt . 1979. Supervission : Human Perspectives. New York: McGraw-Hill Book Company
Spradley.P. James. 1980. Participant Observation. Florida: Holt, Rinehart and Winston
Spradley.P. James. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta:Tiara Wacana
Sri Banun Muslim, 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung : Penerbit Alfabeta.’
182
. 2011. Supervisi Pendidikan : Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. (Seri Kepengawasan). Bekasi : Binamitra Publishing.
__________. 2011. Penilaian hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
__________. 2012. Pengawas dan Kepengawasan. Memahami Tugas Pokok, Fungsi,
Peran dan Tanggung Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra-Publishing.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 7. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 16. Bandung: Alfabeta.
Sutikno. 2009. Peranan Supervisi Pengawas Sekolah TK/ SD/ SDLB Dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru SD Pada Pembelajaran IPS Sejarah. Surakarta: Program Pascasarjana USM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Uno, Hamzah B. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Wiles,jon. Joseph Bondi. 1986. Supervission A Guide To practice . Ohio: A Bell & Howell Company