• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ), KEPEMILIKAN LITERATUR IPS TERPADU SISWA DAN BUDAYA MEMBACA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ), KEPEMILIKAN LITERATUR IPS TERPADU SISWA DAN BUDAYA MEMBACA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ), KEPEMILIKAN LITERATUR IPS TERPADU SISWA DAN BUDAYA MEMBACA SISWA

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Bagus Rusdianto

SMP Negeri 24 Bandar Lampung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang diharapkan dapat membantu menyukseskan program pemerintah dalam bidang pendidikan. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu masih tergolong rendah, yaitu dari 232 siswa terlihat hanya 41 siswa atau 17,67% siswa yang mendapat nilai 65 - 100, dan berarti 82,33% atau sebanyak 191 siswa memperoleh nilai 0 - 65. Dengan kata lain, hanya 17,67% bahan pelajaran IPS Terpadu yang dikuasai oleh siswa atau masih dalam kriteria rendah. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar terbagi atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

Diantaranya banyak faktor yang dapat mempengaruhi atau berperan dalam pencapaian hasil belajar siswa, diduga faktor-faktor Intelligence Quotient (IQ) siswa, kepemilikan literatur IPS Terpadu siswa, dan budaya membaca siswa memiliki peranan penting terhadap tinggi rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Intelligence Quotient (IQ) siswa, kepemilikan literatur IPS Terpadu siswa, dan budaya membaca siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

(2)

16. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan regresi linear sederhana, sedangkan hipotesis keempat menggunakan regresi linear

multiple.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Ada pengaruh Intelligence Quotient (IQ) terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh kepemilikan literatur IPS Terpadu siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh budaya membaca siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh intelligence quotient (IQ), kepemilikan literatur IPS Terpadu siswa, dan budaya membaca siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

(3)

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ), KEPEMILIKAN LITERATUR IPS TERPADU DAN BUDAYA MEMBACA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

BAGUS RUSDIANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ), KEPEMILIKAN LITERATUR IPS TERPADU DAN BUDAYA MEMBACA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

BAGUS RUSDIANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Pengaruh Intelligence Quotient Siswa, Kepemilikan Literatur IPS Terpadu Siswa, dan

Budaya Membaca Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ……….. 41 2. Normal Q-Q plot of Intelligence Quotient Siswa (X1) ……... 98

3. Normal Q-Q plot of Kepemilikan Literatur

IPS TerpaduSiswa (X2) ……... 99

4. Normal Q-Q plot of Budaya MembacaSiswa (X3) ……... 101

(6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Penelitian ... 13

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 13

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 15

1. Intelligence Quotient ….... ... 15

2. Kepemilikan Literatur IPS Terpadu ... 20

3. Budaya Membaca …….. ... 23

4. Hasil Belajar ……….. ... 32

B. Hasil Penelitian yang Relevan ……… ... 38

C. Kerangka Pikir ... 39

D. Hipotesis ... 42

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 43

B. Populasi dan Sampel ... 45

1. Populasi ... 45

(7)

C. Variabel Penelitian ... 48

D. Definisi Operasioanal Variabel …. ... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1.Observasi ... 52

2.Angket (Kuesioner) ... 52

3.Dokumentasi ……… ... 53

4.Wawancara ... 53

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 54

1. Uji Validitas Angket ... 54

2. Uji Reabilitas Angket ... 57

G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 60

1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Homogenitas ... 62

H. Uji Regresi Linear Ganda ……….. 63 1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 63

2. Uji Multikolinieritas ... 64

3. Uji Autokorelasi ... 65

4. Uji Heteroskedastisitas ... 67

I. Pengujian Hipotesis ... 70

1. Regresi Linier Sederhana ... 70

2. Regresi Linier Multiple ... 72

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 74

1. Sejarah Singkat Berdirinya ……….. ... 74

2. Profil Sekolah ... 74

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 75

4. Situasi dan Kondisi SMPN 24 Bandar Lampung ... 81

5. Sarana dan Prasarana SMPN 24 B. Lampung ... 82

6. Proses Belajar dan Mengajar SMPN 24 Bandar Lampung ... 83

7. Gambaran Umum Responden ... 83

B. Deskripsi Data ... 84

1. Data Intelligence Quotient Siswa (X1) ... 85

2. Data Kepemilikan Literatur IPS Terpadu Siswa (X2) ... 87

3. Data Budaya Membaca Siswa ……….. 89

4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 91

C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 96

1. Uji Normalitas Data ... 97

2. Uji Homogenitas Data ... 103

D. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 104

1. Uji Linieritas Garis Regresi ... 105

a. Uji Kelinieran Regresi Variabel Intelligence Quotient Siswa (X1) ………... ... 105

(8)

c. Uji Kelinieran Regresi Variabel Budaya Membaca

Siswa (X3) ………... 107

2. Uji Multikolinieritas ... 108

3. Uji Autokorelasi ... 110

4. Uji Heteroskedastisitas ... 112

E. Uji Hipotesis ... 114

1. Regresi Linier Sederhana ... 115

a. Pengaruh Intelligence Quotient Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 111

b. PengaruhKepemilikan Literatur IPS Terpadu Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013... 117

c. PengaruhBudaya Membaca Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ……… 120 2. Regresi Linier Multipel ... 123

a. Persamaan Regresi ... 123

b. Pengujian Hipotesis ... 125

F. Pembahasan ... 127

1. Pengaruh Intelligence Quotient Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 127

2. PengaruhKepemilikan Literatur IPS Terpadu Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 129

3. PengaruhBudaya Membaca Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ……….. 131 4. Pengaruh Intelligence Quotient Siswa, Kepemilikan Literatur IPS Terpadu Siswa, dan Budaya Membaca Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013… 134

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 138

A. Kesimpulan ... 138

B. Saran ... 139 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aseft. 2011. Menumbuhkan Minat Baca Siswa. (Online).

(http://asefts63.wordpress.com/2011/04/03/menumbuhkan-minat-baca-siswa. diakses tanggal 20 November 2012).

Azwar, Saefudin. 2008. Pengantar Psikologi Inteligensi. Jogjakarta: Pustaka Belajar.

Bafadal, Ibrahim. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Angkasa. Irawan, Ahmad Taufani. 2007. Prestasi Belajar. (Online).

(http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TS/article.html diakses tanggal 25 November 2012).

Jayanti, Dwi. 2010. Pengaruh Intelligence Question, Iklim Sekolah dan Budaya Membaca terhadap Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa XI IPS SMA YP

Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Bandar Lampung,

Skripsi Universitas Lampung.

(10)

Rusman, Tedi. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian Dengan SPSS. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sarwoko. 2005. Metodologi Penelitian. Jogjakarta: Pustaka Belajar.

Setiadi, Elly M dkk. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sri Astuti. 2011. Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kepemilikan Literatur Pengantar Akuntansi, dan Budaya Membaca Terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Pengantar Akuntansi Mahasiswa Jurusan P.IPS Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009 FKIP Universitas Lampung Tahun

Pelajaran 2010/2011. Bandar Lampung, Skripsi Universitas Lampung.

Staff UI. 2008. Pengertian Literatur. (Online).

(http://docs.google.com/viewer:staff.ui.ac.id/internal/131408287/publikasi/B ABI-II.doc.pengertianliteratur.html diakses tanggal 25 November 2012). Sudarmanto. R Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutarno, NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: CV Segung Seto. S, Rozin. 2008. Budaya Membaca. (Online).

(http://www.rozin.com/index.php?option=comcontent&task=view&id=222 &itemid=47).html diakses tanggal 25 November 2012

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2012. Peraturan Akademik dan Kode Etik Universitas

Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wikepedia. 2012. Pengertian Kebudayaan. (Online)

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Semester Ganjil Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 24 Bandar Lampung Pelajaran 2012/2013 4

Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013... 45

Tabel 3. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing – Masing Kelas ... 47

Tabel 4. Indikator Masing – Masing Variabel dan Sub Indikator 50 Tabel 5. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Kepemilikan Literatur IPS Terpadu Siswa ... 56

Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Budaya Membaca Siswa ... 57

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Reabilitas Angket Untuk (X2) 59

Tabel 8. Hasil Analisis Uji Reabilitas Angket Untuk (X3) 60

Tabel 9. Analisis Varians ANAVA ... 64

Tabel 10.Prasarana SMP Negeri 24 Bandar Lampung ... . 82

Tabel 11. Sarana SMP Negeri 24 Bandar Lampung... 83

Tabel 12. Distribusi Frekuensi (X1)... 86

Tabel 13. Kategori (X1)... 86

Tabel 14. Distribusi Frekuensi (X2)... 88

Tabel 15. Kategori (X2)... 88

Tabel 16. Distribusi Frekuensi (X3)... 90

Tabel 17. Kategori (X3)... 91

Tabel 18. Distribusi Frekuensi (Y)... 92

Tabel 19. Kategori (Y)... 93

(12)

Tabel 21. Hasil Uji Normalitas (X2)... 98

Tabel 22. Hasil Uji Normalitas (X3)... 100

Tabel 23. Hasil Uji Normalitas (Y) ……… 102

Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas... 104

Tabel 25. Hasil Uji Kelinieran Regresi (X1)... 105

Tabel 26. Hasil Uji Kelinieran Regresi (X2)... 107

Tabel 27. Hasil Uji Kelinieran Regresi (X3)... 108

Tabel 28. Kesimpulan Hasil Uji Kelinieran Garis Regresi... 108

Tabel 28. Hasil Uji Multikolinearitas ... 109

Tabel 29. Hasil Uji Autokorelasi... 111

Tabel 30. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 113

Tabel 31. Hasil Analisis Dengan Pendekatan Rank Spearman 114 Tabel 32. Korelasi (X1) terhadap (Y)... 115

Tabel 33. Kooefisien Regresi (X1) terhadap (Y)... 115

Tabel 34. Korelasi (X2) terhadap (Y)... 117

Tabel 35. Kooefisien Regresi (X2) terhadap (Y) ... 118

Tabel 36. Korelasi (X3) terhadap (Y)... 120

Tabel 37. Kooefisien Regresi (X3) terhadap (Y)... 120

Tabel 38. Kooefisien Regresi (X1), (X2) dan (X3) terhadap (Y) 123

Tabel 39. ANOVA untuk Uji Hipotesis (X1), (X2) dan (X3) terhadap (Y)... 125

(13)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. Darwin Bangun, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Erlina Rufaidah, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 19600315 198503 1 003

(14)

Judul Skripsi : PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ), KEPEMILIKAN LITERATUR IPS TERPADU DAN BUDAYA MEMBACA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama :

Bagus Rusdianto

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031031

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Yon Rizal, M. Si. Drs. Darwin Bangun, M.Pd. NIP. 19600818 198603 1 005 NIP. 19530730 198203 1 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,

(15)

Motto

Lihatlah mereka yang lebih tidak beruntung daripada

dirimu sehingga kau tidak mungkin tidak berpuas diri

atas keberuntungan yang diberikan

ALLOH SWT kepadamu.

(Nabi Muhammad SAW)

Tuhan mungkin tidak mengabulkan doa kita, tapi

tuhan memberi petunjuk dan jalan untuk

mendapatkannya.

(John Savique Capone)

Tidak ada ketenangan selain dengan kedekatan

bersama ALLOH SWT.

(Aa Gym)

Bermimpilah yang besar, karena bermimpi itu gratis.

Kerjakanlah apa yang ada dihadapanmu dalam

(16)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah Hirobbil’Alamin

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat ALLOH SWT,

kupersembahkan karya kecil ku ini sebagai tanda bakti dan

cinta kasihku yang tulus kepada:

Ibu Djumini dan Bapak Adi Sumarno, yang tak pernah

berhenti mencurahkan cinta, kasih sayang, dan kesabarannya

dalam merawat, mendidik, dan memperjuangkan serta

mendoakan putra-putrinya dengan tulus dan ikhlas.

Mbak Sri dan Ferdian yang penulis sayangi, yang selalu

memberikan semangat, keceriaan, dan mendoakan agar penulis

dapat menyelesaikan kuliah dan seluruh keluarga besarku yang

yang tidak bisa kusebutkan satu persatu.

Para Pendidikku (Guru dan Dosenku)

Atas bimbingan dan pengajarannya untuk menaklukan dunia

dengan belajar.

Sahabat-sahabatku

Yang senantiasa menemani dikala suka dan duka

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 17 September 1990 dengan nama lengkap Bagus

Rusdianto. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Adi Sumarno dan Ibu Djumini.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh:

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Sawah Brebes Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2002.

2. SMP Kartika II-2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005. 3. SMA Negeri 12 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008.

(18)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

nama : Bagus Rusdianto

NPM : 0913031031

fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan/program studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2013

(19)

SANCAWACANA

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang telah menjelaskan kepada manusia tentang isi kandungan Al- Qur’an sebagai petunjuk jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Intelligence

Quotient (IQ), Kepemilikan Literatur IPS Terpadu Siswa, dan Budaya Membaca

Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

(20)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S, Jaya, M.Si.,selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Terima kasih atas ilmu, bimbingan, nasehat serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

7. Bapak Drs. Darwin Bangun, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus sebagai Pembimbing II. Terima kasih atas ilmu, bimbingan, nasehat serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas ilmu, bimbingan, nasehat serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis. 9. Ibu Dr. Erlina Rufaidah, M.Si., selaku Penguji yang telah membantu

(21)

diberikan kepada penulis.

10.Ibu Fera Ony, S. Pd., M. Pd., terima kasih atas semua masukkan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

11.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakulatas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis. 12. Ibu Hellendrasari, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 24 Bandar Lampung,

yang telah bersedia membantu memberikan saran-saran demi keberhasilan penelitian ini.

13. Seluruh dewan guru, karyawan, serta staf tata usaha SMP Negeri 24 Bandar Lampung.

14. Semua siswa-siswi SMP Negeri 24 Bandar Lampung, khususnya kelas VIII, terima kasih atas perhatian, kerjasama,dan dukunganya.

(22)

16. Kakak tingkat 2007 dan 2008 yang telah memberikan masukkan dan

informasi dalam menyelesaikan skripsi ini serta adik tingkat angkatan 2010, 2011, dan 2012 semoga sukses untuk kalian.

17. Keluarga kecil penulis ketika KKN dan PPL (Dani, Anggit, Ani, Mak’e, Devia, Pitri, Vina, Mala, Ester, Pak Lurah, Bu Lurah, Bu Siwang, dll). Terima kasih untuk kekeluargaanya di desa Sumberagung.

18. Reni Astuti, Bu Jemi serta Pak Wakidi., terimakasih atas dukungan dan menjadi sumber motivasi yang besar dalam hidup.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini, terima kasih untuk semuanya.

Semoga Allah memberikan berkah, rahmat, hidayah serta kemulian-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis,

(23)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang dan Masalah

(24)

Dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada masalah yang mendasar, diantaranya adalah rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa berkaitan dengan mutu suatu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dewasa ini merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang dilaksanakan oleh pemerintah berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebab keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan terutama oleh keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait di dalamnya baik oleh pemerintah, guru, maupun siswa itu sendiri.

Anak sebagai peserta didik menjadi sasaran utama dalam kegiatan pendidikan, dimana mereka diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran, prestasi belajar yang dicapai siswa, keterampilan dan kebenaran dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan lain-lain.

(25)

Belajar adalah suatu kegiatan yang di lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam belajar, kita tidak dapat melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar dan mendapatkan prestasi yang kita inginkan dalam proses belajar. Banyak orang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya kegagalan demi kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak tahu cara berkonsentrasi dalam belajar, dan istirahat yang tidak cukup sehingga kurang tidur.

(26)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung didapat hasil belajar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 hasil belajar yang dicapai siswa pada umumnya belumlah menunjukkan hasil yang optimal, khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu, yang dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 1. Hasil Belajar IPS Terpadu Berdasarkan Nilai Ulangan Harian Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Kelas Nilai Jumlah

Siswa 0 - 65 65 - 100

1 VIII A 31 3 34

2 VIII B 22 9 31

3 VIII C 30 2 32

4 VIII D 25 10 35

5 VIII E 27 6 33

6 VIII F 25 7 32

7 VIII G 31 4 35

Jumlah Siswa 191 41 232

% 82,33 17,67 100

(27)

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa yang menunjukkan tingkat keberhasilan belajarnya, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah tingkat

kecerdasan siswa (Intelligence Quotient). Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah kepemilikan literatur IPS Terpadu dan budaya membaca siswa.

Intelligence Quotient (IQ) merupakan suatu ukuran dalam inteligensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Inteligensi sendiri merupakan kemampuan dari dalam diri seorang dalam menghadapi suatu permasalahan sehingga seringkali dikatakan bahwa Inteligensi seorang akan memberikan kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Sehubungan dengan belajar, inteligensi juga merupakan komponen yang dapat membedakan

kemampuan siswa yang memiliki inteligensi tinggi dan siswa yang memilik inteligensi rendah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP Negeri 24 Bandar Lampung, peneliti melakukan wawancara kepada guru bimbingan konseling di SMP Negeri 24 Bandar Lampung, dari hasil wawancara diketahui bahwa

intelligence quotient siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung masih tergolong normal atau sedang. Dimana dari 30 siswa, sekitar 70 % siwa memiliki IQ pada rentang 90 -109. Sesuai dengan pendapat Nurkacana dan Sumartana dalam Wagini (2004: 12) “Karena inteligensi merupakan suatu korelasi yang

(28)

inteligensi dapat digunakan untuk meramalkan sukses tidaknya anak dalam pelajaran di sekolah pada umumnya.

Kenyataan di sekolah menunjukkan, bahwa dalam kaitannya antara inteligensi dengan hasil belajar sering ditemukan beberapa siswa yang antusias dapat menerima pelajaran dan memcahkan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan cepat, tetapi ada pula yang lambat bahkan lambat sekali. Keadaan siswa yang demikian itu karena adanya perbedaan inteligensi yang ditunjukkan dengan

intelligence quotient antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Berarti

perbedaan inteligensi yang ditunjukkan melalui intelligence quotient seorang akan menunjukkan adanya perbedaan kemampuan belajar siswa, karena siswa yang memiliki inteligensi tinggi biasanya akan mudah menerima materi pelajaran sehingga peluang untuk mendapat hasil belajar yang baik akan lebih mudah.

(29)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyediakan berbagai bahan belajar yang bisa diperoleh dari berbagai jenis literatur, tidak hanya terpatok pada buku tapi media lain yang lebih mudah dan menarik untuk dibaca dan dipahami misalnya literatur melalui media internet. Literatur merupakan faktor penunjang yang utama dalam melancarkan kegiatan belajar, karena dengan terbatasnya sumber belajar (literatur) juga dapat mengurangi minat untuk mengulang kembali materi yang telah dipolehnya di sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP Negeri 24 Bandar Lampung, peneliti melakukan wawancara kepada 30 siswa berkenaan dengan kepemilikan literatur IPS Terpadu. Hasil dari wawancara langsung kepada 30 siswa yang sama, sekitar 85% diantara mereka banyak yang tidak memiliki literatur IPS Terpadu. Hal ini sejalan dengan pendapat Muktiono (2003: 2), yang menyatakan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar juga dipengaruhi oleh pemanfaatan sarana belajar siswa yaitu buku literatur atau buku pelajaran yang dimiliki oleh siswa. Salah satu sarana yang diperlukan dalam pendidikan di sekolah yang tidak terlepas dari kehidupan siswa adalah buku. Pemanfaatan buku pelajaran menjadi sumber bacaan dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun di rumah akan memberikan dampak yang positif bagi hasil belajar siswa.

(30)

Selain kepemilikan literatur IPS Terpadu, faktor eksternal yang di duga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung adalah budaya membaca. Budaya membaca adalah hal utama dan pertama dalam setiap rancangan peradaban. Petuah yang mengatakan membaca adalah jendela dunia yang dapat memberikan informasi seluas-luasnya mengenai apa yang belum siswa ketahui memanglah sangat tepat. Tetapi pada kenyataannya sedikit siswa yang memanfaatkan waktunya untuk membaca, baik itu membaca buku pelajaran atau buku-buku pengetahuan. Kebanyakan dari siswa lebih senang memanfaatkan waktu luangnya untuk bermain bersama teman-temannya dan ini membuat

kebiasaan membaca siswa semakin berkurang dan membuat peran perpustakaan tak lagi begitu penting.

(31)

tidak menyita waktu untuk kegiatan lain. Selain itu pula membaca buku pelajaran sebelum pelajaran tersebut diajarkan atau membaca kembali bahan pelajaran yang telah diajarkan dapat membuat ingatan siswa menjadi lebih baik lagi.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP Negeri 24 Bandar Lampung, peneliti melakukan wawancara kepada 30 siswa. Hasil dari wawancara langsung kepada 30 siswa yang sama, sekitar 15 siswa memiliki budaya membaca rendah, kemudian yang memiliki budaya membaca sedang berjumlah 10 siswa dan yang memiliki budaya membaca tinggi berjumlah 5 siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutarno (2006: 27) yang menyatakan bahwa seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian

waktunya untuk membaca. Budaya membaca merupakan rangkaian aktivitas membaca yang dilakukan oleh siswa untuk menggali dan memperdalami materi pelajaran di sekolah dengan dorongan untuk meraih hasil belajar atau prestasi belajar yang lebih baik.

Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa budaya membaca Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

tergolong rendah. Hal ini menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa kurang optimal.

(32)

keramaian kota. Tetapi di sekolah ini hasil belajar siswanya kurang baik pada beberapa mata pelajaran, termasuk dalam mata pelajaran IPS.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Intelligence

Quotient (IQ), Kepemilikan Literatur IPS Terpadu, dan Budaya Membaca Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Sebagian besar nilai ulangan harian IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung masih rendah.

2. Kurangnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.

3. Siswa kurang memanfaatkan jam kosong atau istirahat untuk membaca kembali materi pelajaran.

4. Kurangnya kesadaran pentingnya memiliki literatur IPS Terpadu sebagai penunjang kegiatan belajar mata pelajaran IPS Terpadu.

5. Budaya membaca di lingkungan siswa masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

(33)

kepemilikan literatur IPS Terpadu (X2), budaya membaca (X3), dan hasil

belajar IPS Terpadu (Y) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil tahun pelajaran 2012/2013”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka perumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh Intelligence Quotient terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh kepemilikan literatur IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh budaya membaca siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?

(34)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Intelligence Quotient terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan literatur IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh budaya membaca siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui pengaruh Intelligence Quotient, kepemilikan literatur IPS Terpadu, dan budaya membaca siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(35)

b. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa: sebagai salah satu cara untuk mengetahui presentase pengaruh

Intelligence Quotient, kepemilikan literatur IPS Terpadu Siswa, dan budaya membaca siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu.

b. Guru: sebagai mediasi untuk memperhatikan kembali kepemilikan literatur IPS Terpadu dan juga menumbuhkan budaya membaca sebagai kegiatan belajar dan penunjang proses belajar mengajar yang terdapat di sekolah tersebut.

c. Dunia pendidikan: hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan kebijakan di bidang pendidikan sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian yang akan diteliti adalah tentang

(36)

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah SMP Negeri 24 Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian

(37)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan

kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

1. Intelligence Quotient (IQ)

Banyak masyarakat umum yang mengenal intelligence sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seorang atau kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi. Gambaran seseorang yang memiliki intelegensi tinggi, biasanya merupakan cerminan siswa yang pintar, dan siswa yang pandai dalam studinya. Dalam sejarah telah dicatat bahwa sejak tahun 1904, Binet seorang ahli psikologi

(38)

ukur untuk mengukur kecerdasan, yang disebut dengan Intelligence Quotient (IQ).

Menurut Baharuddin (2007: 128) “Intelligence Quotient atau IQ merupakan suatu ukuran dalam Inteligensi”. Intelligence Quotient (IQ)

dapat diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan individu. Sedangkan menurut Suharsimi (2001: 21) Intelligence Quotient hanyalah angka yang memberikan petunjuk tinggi rendahnya inteligensi seorang. Berdasarkan uraian tersebut, Intelligence Quotient merupakan nilai berupa skor dari suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat inteligensi seseorang.

Hagenhan dan Olson dalam Hamzah B. Uno (2008: 59) mengungkapkan pendapat Piaget tentang kecerdasan yang didefinisikan sebagai:

An intelligence act is one cause an approximation to the conditions

optimal for an organism’s survival. In other word’s intelligence allows an

organism to deal effectively with is environment.”

Pengertian di atas menjelaskan bahwa inteligensi merupakan suatu

(39)

capacity) daripada individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang baru atau suatu problem yang dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas, inteligensi dapat dipandang sebagai

kemampuan atau kecerdasan seseorang dalam memecahkan masalah baik yang memerlukan pengertian maupun penggunaan simbol-simbol,

inteligensi juga merupakan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan menggunakan pikirannya. Selain itu sebagai suatu tindakan, intelegensi selalu cenderung menciptakan kondisi-kondisi yang optimal bagi organism untuk bertahan hidup dalam kondisi yang ada.

Dengan inteligensi yang tinggi seorang siswa akan lebih mudah

menyelesaikan masalah dengan efektif, seperti yang dijelaskan oleh J. P. Chaplin dalam Slameto (2003: 56) bahwa “Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan yang terdiri dari kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat”. Sedangkan menurut Vernon dalam Slameto (2003: 129) “Inteligensi adalah

(40)

Berdasarkan uraian yang dijelaskan oleh J. P. Chaplin dan Vernon dapat dikatakan bahwa siswa dengan inteligensinya dapat mempelajari sesuatu dengan cepat dan mampu memahami objek yang ada secara relevan ke dalam situasi tertentu yang masih serupa. Kemampuan tersebut berkaitan erat dengan tingkat inteligensi siswa yang dinyatakan dengan Intelligence Quotient (IQ).

Menurut Woodworth dan Marque dalam Wasty Soemanto (2006: 154), klasifikasi tingkatan inteligensi manusia adalah sebagai berikut:

Skor IQ Klasifikasi

140 - ke atas Genius (luar biasa)

120 – 139 Very Superior (amat cerdas) 110 – 119 Superior (cerdas)

90 – 109 Normal (rata-rata) 80 – 89 Dull (bodoh)

70 – 79 Border Line (batas potensi)

50 – 69 Morrons (debiel)

30 – 49 Embicile (embisel)

Di bawah 30 Idiot

Berdasarkan tingkatan skor IQ di atas, Slameto (2003: 120) memberikan ciri-ciri mental intelektual anak yang pandai sebagai usia mental lebih tinggi dari pada rata-rata anak normal, daya tangkap dan pemahaman lebih cepat dan luas. Dapat berbicara lebih dini, kreatif, mandiri dalam belajar serta mempunyai cara belajar yang khas. Ditambahkan pula menurut slameto (2003: 183) bahwa “anak yang normal kecerdasannya biasanya

(41)

Dapat disimpulkan bahwa bila dihubungkan dengan proses belajar siswa inteligensi akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang cerdas akan dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang sedang/normal. Lebih lanjut Slameto (2003: 58) menjelaskan bahwa “Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi

yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah”.

Dengan demikian jelaslah bahwa Intelligence Quotient (IQ) sangat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu, yakni menentukan tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa artinya bahwa siswa yang memiliki tingkat inteligensi tinggi akan memperoleh kemudahan dalam belajarnya daripada siswa yang memiliki inteligensi rendah.

Sesuai dengan pendapat Nurkacana dan Sumartana dalam Wagini (2004: 12) “Karena inteligensi merupakan suatu korelasi yang cukup tinggi

dengan prestasi belajar siswa yang dicapai di sekolah maka tes inteligensi dapat digunakan untuk meramalkan sukses tidaknya anak dalam pelajaran di sekolah pada umumnya.

(42)

memperlihatkan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Semakin tinggi tingkat kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar pula peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses

2. Kepemilikan Literatur IPS Terpadu

menurut ALA Glosary of Library and Information Science (2002), literatur adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktivitas baik secara intelektual maupun rekreasi.

Literatur dapat dikelompokkan menurut beberapa kategori, diantaranya: 1. Jenis literatur menurut lokasi penempatan koleksi dapat dibedakan

menjadi 2, yaitu: a) Koleksi umum

Koleksi umum terdiri atas buku untuk tingkat pembaca dewasa yang telah diolah dan ditempatkan di rak terbuka. Sebagian besar koleksi umum merupakan monograf dan judul dalam seri. Terbitan berseri yang bukan majalah dapat dimasukkan di sini menjadi koleksi yang dapat di pinjam.

b) Koleksi referensi

Koleksi referensi atau koleksi rujukan, menghimpun informasi yang secara langsung dapat menjawab pertanyaan. Misalnya kamus, direktori, ensikopedia, buku pedoman, buku pegangan, dan lain-lain. Selain itu koleksi referensi juga menghimpun informasi yang merujuk kepada sumber informasi lain atau hanya menunjukkan lokasi di mana informasi yang dicari dapat ditemukan. Misalnya katalog, bibliografi, dan lain-lain.

2. Jenis literatur menurut tingkat ketajaman analisisnya dapat dibagi 3 golongan, yaitu:

a) Literatur primer

(43)

b) Literatur sekunder

Literatur sekunder merupakan literature yang berisi informasi mengenai literatur primer. Literatur sekunder menawarkan literatur primer dengan cara meringkas atau membuat indeks, jadi literatur sekunder tidak berisi pengetahuan baru, melainkan hanya

mengulang dan menata pengetahuan yang sudah ada. Literatur ini termasuk dalam jenis koleksi referensi seperti kamus, ensiklopedia, thesaurus, direktori, majalah abstrak, majalah indeks, bibliografi, tinjauan literatur, termasuk juga pangkalan data dan lain-lain. c) Literatur tersier

Literatur tersier adalah literatur yang memuat informasi yang merupakan petunjuk untuk memperoleh literatur sekunder. Yang termasuk literatur tersier adalah bibliografi, direktori, dan direktori dari direktori dan lain-lain.

Sulistyo-Basuki (2002) membedakan literature (dokumen) berdasarkan sifatnya menjadi 3, yaitu:

1. Dokumen tekstual

Dokumen tekstual menyajikan isi lengkap dalam bentuk teks tertulis untuk kemudian dibaca oleh pemakai. Dokumen tekstual meliputi buku, majalah, kumpulan statistik, kartu katalog, dokumen

administratif, dokumen perundang-undangan, paten, dan lain-lain. 2. Dokumen nontekstual

Dokumen nontekstual juga memuat teks tertulis, namun bagian utamanya disajikan dalam bentuk bukan tertulis atau bentuk lain. Bentuk lain yang dimaksud misalnya bentuk gambar, suara dengan tujuan untuk dilihat, didengar, ataupun dimainkan oleh pemakai. Dokumen nontekstual dapat dibagi menjadi:

a. Dokumen ikonik, misalnya peta, atlas, lukisan, foto, dan lain-lain. b. Dokumen suara berupa rekaman suara, radio, kaset, dan lain-lain. c. Dokumen audio visual atau dokumen pandang dengar, misalnya

televise, film, dan video.

d. Dokumen yang bersifat material, artinya jelas dapat dipegang, diraba, dan dilihat, misalnya bola dunia, karya artistik, monument, dan lain-lain.

3. Dokumen campuran

(44)

Literatur menurut bentuknya dibagi 2, yaitu: 1. Literatur berbentuk buku

2. Literatur berbentuk non buku (Staff UI, 2008)

Untuk menunjang kegiatan belajar, seorang siswa idealnya memiliki perlengkapan belajar yang memadai. Jika seorang siswa tidak memiliki perlengkapan belajar yang memadai maka kegiatan belajar yang dilakukan akan menjadi terganggu. Salah satu perlengkapan belajar siswa adalah literatur dalam hal ini adalah literatur IPS Terpadu.

Beberapa literatur dalam bentuk buku yang berkenaan dengan IPS Terpadu untuk siswa kelas VIII yaitu:

1. Sardirman, AM. 2004. Pengetahuan Sosial. Jakarta: Direktorat PLP Dirjen Dikdasmen Depdiknas.

2. Sri, Waluyo. 2008. Pengetahuan Sosial Terpadu. Jakarta: Hamudha Prima Media.

(45)

sarana belajar yang memadai, siswa akan lebih termotivasi untuk memanfaatkannya.

Hal tersebut senada dengan pendapat Muktiono (2003: 2), yaitu:

“keberhasilan proses belajar mengajar juga dipengaruhi oleh pemanfaatan sarana belajar siswa yaitu buku literatur atau buku pelajaran yang dimiliki oleh siswa. Salah satu sarana yang diperlukan dalam pendidikan di sekolah yang tidak terlepas dari kehidupan pelajar atau peserta didik adalah buku. Pemanfaatan buku pelajaran menjadi sumber bacaan dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun di rumah akan memberikan dampak yang positif bagi prestasi belajar”

Berdasarkan pemaparan di atas, literatur menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang siswa untuk memperdalami dan menggali informasi tentang mata pelajaran. Literatur mata pelajaran IPS Terpadu bisa diperoleh tidak hanya melalui buku, layanan internet juga dapat membantu siswa dalam memperoleh informasi mengenai mata pelajaran IPS Terpadu. Semakin banyak literatur yang dimiliki siswa maka ilmu yang diperoleh semakin lengkap dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS Terpadu.

3. Budaya Membaca

Budaya merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah (KBBI, 2007: 169). Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sanskerta buddhayah

(46)

membedakan pengertian budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut (Ahmadi, 2007: 58).

Menurut Koentjraningrat dalam Setiadi (2008: 26) kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, mengatakan bahwa

kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sedangkan menurut Tylor dalam Setiadi (2008: 27) budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diperoleh pengertian mengenai budaya, yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia menjadi suatu kebiasaan yang diperoleh melalui belajar. Sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari karya, rasa, dan cipta yang didapat oleh manusia sebagai masyarakat.

(47)

menangkap atau memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh

pengarangnya, menginterpretasi, mengevaluasi konsep-konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep tersebut. Menurut Soedarso dalam Abdurrahman (2003: 200)

mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan.

Berdasarkan uraian tersebut, budaya membaca adalah suatu kebiasaan yang didalamnya terjadi proses berfikir yang kompleks, terdiri dari sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata-kata atau kalimat yang tertulis, menginterpretasikan, dan merefleksikan. Dalam kegiatan membaca juga perlu kondisi fisik yang baik sehingga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sedang dibaca.

(48)

Budaya membaca adalah keterampilan seseorang yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu budaya baca dapat dipupuk, dibina, dan dikembangkan. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas-batas geografis suatu negara, karena itulah buku disebut jendela dunia

(Wikepedia, 2012).

Agar siswa dapat membaca dengan efisien perlulah memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik. Kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik itu menurut Gie dalam Slameto (2003: 84) adalah sebagai berikut:

memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda-tanda/ catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh.

Menurut Rozin (2008) Budaya membaca adalah kegiatan positif rutin yang baik dilakukan untuk melatih otak untuk menyerap apa-apa saja informasi yang terbaik diterima seseorang dalam kondisi dan waktu tertentu.

Sumber bacaan bisa diperoleh dari buku, surat kabar, tabloid, internet, dan sebagainya. Dianjurkan untuk membaca berbagai hal yang positif.

Informasi yang baik akan membuat hasil yang baik pula bagi anda.

Berdasarkan hasil pengamatan singkat dapatlah dikatakan bahwa

(49)

rumah sakit/praktek dokter/apotik, (b) dalam perjalanan, misalnya di kereta api, bus atau pesawat udara, atau (c) dalam keadaan santai di tempat rekreasi, adalah pada umumnya cenderung menikmati pemandangan alam sekitar, berdiam diri, atau mengobrol dengan orang yang berada di

dekatnya, menyibukkan diri dalam permainan elektronik melalui telepon genggam, atau bahkan tenggelam dalam lamunan.

Keadaan masyarakat seperti yang digambarkan di atas ternyata terlihat juga di lingkungan sekolah yang semestinya memperlihatkan budaya baca yang tinggi. Waktu senggang para siswa ketika jam istirahat atau ketika guru belum datang atau guru berhalangan hadir cenderung digunakan untuk mengobrol dan bukan melakukan kegiatan membaca atau berdiskusi dengan sesama siswa tentang materi pelajaran yang telah atau yang akan dipelajari. Apabila keadaan yang demikian tidak diubah, agak sulit untuk mengharapkan sekolah menghasilkan sumber daya manusia yang akan belajar secara terus-menerus dalam kehidupannya serta mampu

membangun dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Siswa yang memiliki budaya membaca yang baik memiliki ciri-ciri antara lain:

1. Memanfaatkan waktu luang untuk membaca.

2. Suka mencari waktu dan kesempatan untuk membaca. 3. Senantiasa berkeinginan membaca.

(50)

Menurut Dowston dan Bamman, faktor yang mempengaruhi budaya baca antara lain:

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar lewat bahan bacaan.

2. Kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. 3. Tersedianya buku bacaan yang memadai, jumlah dan ragam bacaan

yang disenangi.

4. Tersedianya perpustakaan baik formal maupun non formal. 5. Peran kurikulum yang memberikan kesempatan membaca secara

periodic di perpustakaan.

6. Saran-saran teman sebagai faktor eksternal.

7. Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar (Asefts, 2011).

Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk meningkatkan budaya baca tidaklah mudah, banyak faktor-faktor penghambatnya. Minat baca siswa di Indonesia rendah disebabkan oleh:

1. Proses pembelajaran di Indonesia belum membuat anak-anak/siswa harus membaca, atau mencari informasi/pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan.

2. Banyaknya jenis hiburan, permainan (games) dan tayangan televise yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku. 3. Banyak tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman

rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket, dan lain-lain. 4. Budaya baca memang belum diwariskan secara maksimal oleh nenek

moyang. Kita terbiasa mendengar dan belajar dari berbagai dongeng, kisah, adat istiadat secara verbal disampaikan orang tua, tokoh

masyarakat penguasa zaman dulu, anak-anak mendengarkan dongeng secara lisan, dimana tidak ada pembelajaran (sosialisasi) secara tertulis, jadi mereka tidak terbiasa mencapai pengetahuan melalui bacaan.

5. Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka (Adicita, 2011).

Upaya untuk menumbuhkan dan memelihara budaya baca spontan pada siswa, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

(51)

2. Tanamkan dalam diri siswa suatu keyakinan dan komitmen bahwa melalui membaca akan memperoleh banyak keuntungan seperti bertambah wawasan, semakin arif, dan bertambah ilmu pengetahuan. 3. Ciptakan suatu tantangan yang dapat mendorong dan menuntun siswa

untuk membaca.

4. Sediakan waktu dan bahan bacaan yang memadai dan menarik. 5. Ciptakan suasana nyaman dan jauh dari kebisingan.

Salah satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan adalah keberadaan sebuah perpustakaan. Adanya sebuah perpustakaan sebagai penyedia fasilitas yang dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan belajar akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekolah itu sendiri.

Menurut Bafadal (2008: 8) fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut: 1. Fungsi edukatif

Adanya perpustakaan sekolah dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa, guru, dan karyawan. Selain itu, perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang sebagian besar pengadaannya disesuaikan dengan kurikulum sekolah sehingga dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

2. Fungsi informasi

Bahan-bahan perpustakaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah baik buku-buku maupun non-buku seperti majalah, koran peta, dan sebagainya, semua ini akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan siswa, guru, dan karyawan.

3. Fungsi riset

(52)

Tersedianya sarana dan prasarana perpustakaan yang ada diharapkan dapat menumbuhkan budaya membaca oleh seluruh warga sekolah. Perpustakaan menjadi salah satu faktor penunjang dalam mengembangkan budaya membaca. Selain itu, yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca adalah ketertarikan, kegemaran, dan hobi membaca. Sedangkan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Oleh karena itu, kebiasaan membaca dapat menjadi landasan bagi berkembangnya budaya membaca.

Sehubungan dengan minat, kebiasaan, dan budaya membaca tersebut Sutarno (2006: 28-29) mengemukakan paling tidak ada 3 tahapan yang harus dilalui, yaitu:

1. Dimulai dengan adanya kegemaran karena tertarik bahwa buku-buku tersebut dikemas dengan menarik, baik desain, gambar, bentuk dan ukurannya.

2. Setelah kegemaran tersebut dipenuhi dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang sesuai dengan selera, ialah terwujudnya kebiasaan membaca. Kebiasaan itu dapat terwujud manakala sering dilakukan, baik atas bimbingan orang tua, guru, atau lingkungan di sekitarnya yang kondusif, maupun atas keinginan anak tersebut.

3. Jika kebiasaan membaca itu dapat terus dipelihara, tanpa “gangguan” media elektronik, yang bersifat “entertainment”, dan tanpa membutuhkan keaktifan mental. Oleh karena seorang pembaca terlibat secara konstruktif dalam menyerap dan memahami bacaan, maka tahap selanjutnya ialah bahwa membaca menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.

(53)

menaunginya. Siswa yang memiliki budaya baca yang tinggi memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat meningkatkan prestasi dalam

belajarnya. Hal inilah yang menyebabkan budaya baca memiliki korelasi yang sangat erat dengan peningkatkan prestasi belajar. Hal ini diperkuat dengan pendapat Nengah dalam Jayanti (2010: 21), yang menyatakan bahwa ada pengaruh budaya membaca terhadap peningkatan hasil belajar.

Budaya membaca yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu berupa

kebiasaan seorang siswa dalam membaca buku literatur IPS Terpadu maupun melalui browsing di internet guna memperdalami ilmu pengetahuan maupun menggali informasi yang baru. Budaya membaca dalam IPS Terpadu

didalamnya terjadi proses berfikir yang kompleks, terdiri dari sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata-kata atau kalimat yang tertulis, menginterpretasikan, dan merefleksikan. Perkembangan budaya membaca seseorang dapat dilihat dari frekuensi waktu yang digunakan untuk membaca, jadwal untuk membaca dan banyaknya literatur IPS Terpadu yang dibaca.

(54)

akan semakin banyak pengetahuan yang diperoleh. Seorang yang banyak membaca akan memiliki pengetahuan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan hidupnya, termasuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

4. Hasil Belajar IPS Terpadu

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar setiap individu memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan nilai. Setelah belajar maka diperoleh hasil belajar yang berupa kapabilitas untuk mengetahui, memahami, dan mengerti konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari proses kognitif yang dilakukan oleh siswa. Lebih lanjut dikatakan oleh Gagne dalam Dimyati dan Mujiono (2006: 10) bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelolaan informasi, menjadi kapabilitas baru. Dimana belajar terdiri dari tiga faktor penting yaitu kondisi eksternal, internal dan hasil belajar.

(55)

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar meliputi pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan yang didapat melalui pengalaman dan berlangsung secara aktif dengan lingkungan

belajarnya yang akan nampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas sebagai hasil dari pengalaman belajar yang dilakukan secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan.

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa yang diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes pada saat berakhirnya proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat burton dalam Hamalik (2001: 31) bahwa hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apersepsi, abilitas, dan keterampilan.

Hasil belajar menurut Suharsimi Arikunto (2001: 63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

(56)

bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku ada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2001: 30).

Menurut Alwasilah (2000: 90-91), mengemukakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Output yang diharapkan dari proses belajar adalah prestasi (Brahim, 2007: 39).

(57)

(2004: 59-60), dikatakan berhasil apabila terdapat perubahan tingkah laku yang meliputi tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (Brahim, 2007:39).

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil belajar adalah salah satu hasil ujian dalam proses pengajaran yang dilaksanakan secara formal. Tingkat keberhasilan siswa di dalam menguasai pelajaran di sekolah dinyatakan dalam simbol angka dan diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Pengukuran hasil belajar siswa diukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2003: 54) adalah:

1) Faktor-faktor Internal

a) Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

b) Psikologis (Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)

c) Kelelahan

2) Faktor-faktor Eksternal

a) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, perhatian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan)

(58)

c) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat)

Purwanto (2002: 106) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:

1) Faktor yang ada pada diri orang itu sendiri yang disebut faktor individual, meliputi:

a) Faktor pertumbuhan b) Kecerdasan

c) Latihan d) Motivasi e) Faktor pribadi

2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, meliputi:

a) Faktor keluarga b) Guru

c) Alat mengajar

d) Lingkungan dan kesempatan e) Motivasi

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa di dalam melaksanakan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri siswa itu sendiri maupun dari luar. Faktor-faktor yang

menyangkut keadaan diri siswa baik keadaan fisik maupun psikologis serta keadaan yang berada di luar diri siswa seperti lingkungan, sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai.

(59)

masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial (Sofa, 2010).

Cokrodikardjo berpendapat bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang

diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari (Sofa, 2010).

Menurut Tim IKIP Surabaya bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang

berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telahterpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.

Hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu diperoleh siswa setelah siswa melakukan kegitan belajar di sekolah, dimana hasil belajar tersebut memberikan informasi kepada siswa dan guru sejauh mana keberhasilan belajar telah diraih. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Djamarah (2009: 97) yang mengemukakan keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkat atau taraf, yaitu:

(60)

b. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (70% sampai dengan 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

c. Baik/maksimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 66% sampai 75% saja.

d. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai oleh anak didik kurang dari 60%.

Dari pendapat di atas, hasil belajar IPS Terpadu yang dicapai oleh siswa merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seorang siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu yang diwujudkan dalam bentuk nilai dari guru kepada muridnya setelah seorang siswa melaksanakan usaha-usaha belajar pada suatu periode tertentu.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Dwi Jayanti (2010) yang berjudul Pengaruh Intelligence Quetient, iklim sekolah dan budaya membaca terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran

2009/2010. Dalam penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara

Intelligence Quotient (IQ) terhadap hasil belajar siswa, dengan r sebesar 0,715. Dalam penelitian ini juga menunjukkan ada pengaruh antara budaya membaca terhadap hasil belajar siswa, dengan r sebesar 0,648. 2. Sri Astuti (2012) yang berjudul Pengaruh Motivasi Berprestasi,

(61)

ada pengaruh antara kepemilikan literatur IPS Terpadu terhadap hasil belajar siswa, dengan r sebesar 0,439.

3. Silvia Anggraeni (2009) yang berjudul hubungan antara motivasi berprestasi dan budaya membaca dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalirejo tahun pelajaran 2008/2009. Dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara budaya membaca siswa dengan hasil belajar ekonomi siswa, dengan r sebesar 0,453.

C. Kerangka Pikir

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam dan dari luar diri siswa. Intelligence Quotient atau IQ merupakan suatu ukuran dalam Inteligensi dimana IQ dapat diartikan sebagai satuan tingkat kemampuan individu. Intelligence Quotient sendiri merupakan ukuran kecepatan belajar untuk menguasai materi suatu pelajaran. Hal ini berarti apabila siswa yang memiliki Intelligence Quotient yang tinggi akan dapat menguasai materi pelajaran lebih cepat dibandingkan siswa dengan

Intelligence Quotient yang rendah yang nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 58) yang menjelaskan bahwa: “Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan

(62)

Faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap hasil belajar adalah kepemilikan literatur yang merupakan sumber belajar bagi mahasiswa, dalam hal ini literatur yang dimaksud adalah kepemilikan literatur mata pelajaran IPS Terpadu. Literatur merupakan faktor penunjang yang utama di dalam melancarkan kegiatan belajar, karena dengan terbatasnya sumber belajar (literatur) juga dapat mengurangi minat membaca siswa dan siswa enggan mengulang kembali materi yang telah diperolehnya di sekolah. Senada dengan pendapat Muktiono (2003: 2) yang menyatakan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar juga dipengaruhi oleh pemanfaatan sarana belajar siswa yaitu buku literatur atau buku pelajaran yang dimiliki oleh siswa. Salah satu sarana yang diperlukan dalam pendidikan di sekolah yang tidak terlepas dari kehidupan siswa adalah buku. Pemanfaatan buku pelajaran yang menjadi sumber bacaan dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun di rumah akan memberikan dampak yang positif bagi hasil belajar siswa.

Budaya membaca juga mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Rendahnya budaya membaca siswa disebabkan oleh banyak faktor, baik yang bersumber dari dalam diri siswa maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa. Beberapa faktor yang diduga erat kaitannya dengan budaya membaca siswa yaitu persepsi siswa tentang koleksi bahan pustaka dan motivasi untuk membaca. Melalui budaya membaca siswa akan terbiasa untuk menambah ilmu yang dimilikinya dan dimungkinkan akan

(63)

Budaya membaca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca (Sutarno, 2006: 27). Menurut Sinaga (2009: 88) budaya baca merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan dan memperbaiki proses belajar mengajar di sekolah yang menaunginya.

Berdasarkan uraian tersebut, diduga bahwa variabel hasil belajar IPS Terpadu (Y) dipengaruhi dengan berbagai faktor penyebab, diantaranya

Intelligence Quotient (X1), kepemilikan literatur IPS Terpadu (X2), dan

budaya membaca (X3), maka dapat digambarkan kerangka pikir dalam

[image:63.595.107.515.494.697.2]

penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y

(Sugiyono, 2010: 11).

Intelligence Quotient

(X1)

Kepemilikan Literatur IPS Terpadu (X2)

Budaya Membaca (X3)

(64)

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2010: 84) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh Intelligence Quotient (IQ) terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh kepemilikan literatur IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar

Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh budaya membaca siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengar

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar IPS Terpadu Berdasarkan Nilai Ulangan Harian Pada
Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y                   (Sugiyono, 2010: 11)
Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013
Tabel 3. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Respondents about the two-way communication (interactivity) (X3) is high, the number of respondents is 39 people or 90.6% while the least belong in the category of low and

Berdasarkan materi yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa ragam gerak kepala, badan, tangan dan kaki dapat dieksplorasi dengan variasi ruang, tenaga dan

ANOVA assumes (1) that for each condition represented by a combination of predictor values, the dependent variable is normally distributed about the mean for that condition,

Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian bahwa hak-hak yang telah bangsa Indonesia dapatkan yaitu kemerdekaan dan berbagai hak yang melekat didalamnya, adalah

Ketentuan merek sendiri telah diatur dalam Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang merek, namun aturan-aturan ini dalam kenyataannya masih mempunyai banyak kendala

Jawaban Ujian Akhir Semester (UAS) dituliskan pada satu lembar kertas folio bergaris yang telah disediakan pihak FIS, setiap mahasiswa hanya boleh menggunakan selembar kertas.. Jawaban

” Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan harta ke perusahaan dan perbuatan

Nilai uang jujur dalam adat perkawinan Lampung Pepadun di Kampung Karang Agung Kecamatan Pekuon Ratu Kabupaten Way Kanan mempunyai tiga tingkatan yaitu bernilai 24 untuk