• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Bisnis Gajah Mada Swalayan dalam Mengembangkan Usaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Bisnis Gajah Mada Swalayan dalam Mengembangkan Usaha"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BISNIS GAJAH MADA SWALAYAN DALAM MENGEMBANGKAN USAHA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

110907109

FRANSISKA CITRA AYU

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Rizky Mustika Hati NIM : 090907131

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Judul : Strategi Bisnis Gajah Mada Swalayan dalam Mengembangkan Usaha

Medan, Februari 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

NIP. 19590816 1986111 001 Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS/NIAGA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : Fransiska Citra Ayu NIM : 110907109

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Judul : Strategi Bisnis Gajah Mada Swalayan dalam Mengembangkan Usahanya.

yang dilaksanakan pada : Hari :

Tanggal : Waktu :

Ketua : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA ( ..……….. ) NIP : 19590816 1986111 001

Anggota I : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si ( ..……….. ) NIP :

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya, dengan judul “Strategi Bisnis Gajah Mada Swalayan dalam Mengembangkan usaha”.

Penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua tercinta (Alm. J. Sinabutar dan D. Manihuruk), adik tercinta Perdinan Sinabutar, paman dan tante tersayang serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan, mendukung serta memberikan semangat dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Arifin Nasution S.Sos M.SP selaku sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

6. Drs. Posma Lumban Raja, M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis.

7. Dosen penguji yang bersedia untuk memberikan masukan-masukan yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

8.

Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang telah

memberi banyak motivasi dan ilmu hingga bisa menjadi seorang sarjana Ilmu Administrasi Bisnis.

9. Bapak Rewin selaku pemilik Gajah Mada Swalayan yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis.

10. Kepada Dea Mutia, Rhoma Yani, Patima Tuzzahra, dan Monica yang telah menemani hari-hari penulis dan selalu memberikan semangat dan motivasi selama masa perkuliahan.

11.Untuk Grace Okta Evelin yang telah menemani penulis selama penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya AB Kelas A angkatan 2011 dan yang selalu mengisi hari-hari penulis dalam canda tawa dan duka yang membantu proses terselesaikannya skripsi ini. 13. Seluruh teman–teman AB 2011 yang namanya tidak bisa disebut satu persatu.

Banyak cerita yang sudah kita lalui bersama, melewati tiap semester, terima kasih buat kebersamaan yang telah ada.

(6)

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena keterbatasan kemampuan Ilmu. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga dapat menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya sebagai sumber informasi untuk perbaikan kehidupan manusia. Amin.

Medan, April 2015 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRAC ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Penelitian Terdahulu ... 5

1.3Rumusan Masalah ... 7

1.4Batasan Masalah ... 8

1.5Tujuan Masalah ... 8

1.6Manfaat Masalah ... 8

BAB II KERANGKA TEORI 2.1Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 9

2.1.1 Definisi ... 9

2.1.2 Klasifikasi UKM ... 10

2.1.3 Kelebihan UKM ... 10

2.1.4 Kelemahan UKM ... 12

(8)

2.2.1 Bauran Pemasaran Ritel ... 15

2.2.2 Jenis-jenis Pedagang Eceran (Retailers) ... 21

2.3Toko Swalayan ... 24

2.3.1 Pengertian Toko Swalayan ... 24

2.3.2 Jenis-jenis Swalayan ... 25

2.4Strategi ... 26

2.4.1 Tipe-tipe Strategi ... 27

2.4.2 Formulasi Strategi ... 27

2.4.3 Menentukan Visi dan Misi ... 28

2.4.4 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ... 29

2.4.5 Menentukan Strategi Alternatif ... 35

2.5Analisis SWOT ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 42

3.2Lokasi Penelitian ... 42

3.3Informan Penelitian ... 42

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5Teknik Analisis Data ... 45

3.5.1 Matriks SWOT ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1Gambaran Umum Usaha ... 48

4.1.1 Sejarah Singkat Gajah Mada Swalayan ... 48

(9)

4.1.3 Struktur Organisasi Gajah Mada Swalayan ... 50

4.1.4 Deskripsi Kerja ... 51

4.2Data Informan Penelitian ... 52

4.3Penyajian Data ... 53

4.3.1 Informan kunci ... 53

4.3.2 Informan Utama ... 60

4.4Analisis dan Pembahasan ... 64

4.4.1 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan Peluang ... 64

4.4.2 Internal Strategic factor analisys summary (IFAS) ... 69

4.4.3 Eksternal Strategic factor analisys summary (EFAS) ... 72

4.4.4 Analisis Diagram SWOT ... 75

4.4.5 Matriks SWOT Gajah Mada Swalayan ... 77

4.5Strategi Gajah Mada Swalayan dalam Mengembangkan Usahanya ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ... 4

Tabel 3.1 Matriks SWOT ... 46

Tabel 4.1 Identitas Informan Penelitian ... 51

Tabel 4.2 kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan Peluang ... 68

Tabel 4.3 Tabel Internal Strategic Factor Analisys Summary (IFAS) Gajah Mada Swalayan ... 70

Tabel 4.4 Tabel External Strategic Factor Analisys Summary (EFAS) Gajah Mada Swalayan ... 73

Tabel 4.5 Matriks IFAS+EFAS ... 75

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Cartesius Analisis SWOT ... 39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Gajah Mada Swalayan ... 50

(12)

ABSTRAK

STRATEGI BISNIS GAJAH MADA SWALAYAN DALAM

MENGEMBANGKAN USAHA

Nama : Fransiska Citra Ayu Nim : 110907109

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi salah satunya ditandai dengan semakin berkembangnya dunia usaha di segala bidang. Salah satu usaha yang berkembang saat ini adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Usaha kecil dan menengah yang banyak dijumpai saat ini adalah usaha kecil dan menengah yang bergerak dibidang bisnis ritel, yaitu toko swalayan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bisnis yang dilakukan oleh Gajah Mada Swalayan di Lubuk Pakam, Deli Serdang. Strategi tersebut meliputi strategi penetapan harga dan strategi pemasaran.

(13)

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Gajah Mada Swalayan adalah pelayanan yang baik, kemasan produk yang tertata rapi dan bersih, harga yang terjangkau, dan selera masyarakat yang berubah-ubah. Kelemahan yang dimiliki oleh Gajah Mada Swalayan adalah tempat parkir yang kurang memadai, kurangnya melakukan promosi serta karyawan berhenti bekerja dan merekrut karyawan baru. Sedangkan peluang yang dimiliki oleh Gajah Mada Swalayan adalah kemajuan teknologi, menyediakan beragam produk, letak Gajah Mada Swalayan yang strategis dan pasokan barang selalu tepat waktu. Ancaman yang dimiliki oleh Gajah Mada Swalayan adalah munculnya pesaing sejenis dan kondisi perekonomian nasional.

(14)

ABSTRAC

BUSINESS STRATEGY OF GAJAH MADA SWALAYAN IN DEVELOPING BUSINESS

Name : Fransiska Citra Ayu

NIM : 110907109

Program of Study : Business of Administration

Supervisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

Economic growth in the era of globalization is marked by the development of the business in all areas. One of today's growing businesses are Small and Medium Enterprises (SMEs). Small and medium enterprises are often found today are small and medium enterprises engaged in the retail business, the supermarket.

This study aims to determine the business strategy undertaken by Gajah Mada Supermarket in Lubukpakam, Deli Serdang. The strategy includes pricing strategies and marketing strategies.

(15)

collection techniques in depth interviews, participant observation, and the study of literature.

The result showed that the strength of the Gajah Mada Swalayan are good service, product packaging neat and clean, affordable, and tastes are changing society. The weakness of Gajah Mada Swalayan are parking place is inadequate, the lack of promotion and employee stops working and recruiting new employees. While the opportunities of Gajah Mada Swalayan are the advantage of technology, providing a variety of products, the location of Gajah Mada Swalayan is strategic and supply of goods are always on time. Threats of Gajah Mada Swalayan are the emergence of similar competitors and national economic conditions.

(16)

ABSTRAK

STRATEGI BISNIS GAJAH MADA SWALAYAN DALAM

MENGEMBANGKAN USAHA

Nama : Fransiska Citra Ayu Nim : 110907109

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi salah satunya ditandai dengan semakin berkembangnya dunia usaha di segala bidang. Salah satu usaha yang berkembang saat ini adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Usaha kecil dan menengah yang banyak dijumpai saat ini adalah usaha kecil dan menengah yang bergerak dibidang bisnis ritel, yaitu toko swalayan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bisnis yang dilakukan oleh Gajah Mada Swalayan di Lubuk Pakam, Deli Serdang. Strategi tersebut meliputi strategi penetapan harga dan strategi pemasaran.

(17)

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Gajah Mada Swalayan adalah pelayanan yang baik, kemasan produk yang tertata rapi dan bersih, harga yang terjangkau, dan selera masyarakat yang berubah-ubah. Kelemahan yang dimiliki oleh Gajah Mada Swalayan adalah tempat parkir yang kurang memadai, kurangnya melakukan promosi serta karyawan berhenti bekerja dan merekrut karyawan baru. Sedangkan peluang yang dimiliki oleh Gajah Mada Swalayan adalah kemajuan teknologi, menyediakan beragam produk, letak Gajah Mada Swalayan yang strategis dan pasokan barang selalu tepat waktu. Ancaman yang dimiliki oleh Gajah Mada Swalayan adalah munculnya pesaing sejenis dan kondisi perekonomian nasional.

(18)

ABSTRAC

BUSINESS STRATEGY OF GAJAH MADA SWALAYAN IN DEVELOPING BUSINESS

Name : Fransiska Citra Ayu

NIM : 110907109

Program of Study : Business of Administration

Supervisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

Economic growth in the era of globalization is marked by the development of the business in all areas. One of today's growing businesses are Small and Medium Enterprises (SMEs). Small and medium enterprises are often found today are small and medium enterprises engaged in the retail business, the supermarket.

This study aims to determine the business strategy undertaken by Gajah Mada Supermarket in Lubukpakam, Deli Serdang. The strategy includes pricing strategies and marketing strategies.

(19)

collection techniques in depth interviews, participant observation, and the study of literature.

The result showed that the strength of the Gajah Mada Swalayan are good service, product packaging neat and clean, affordable, and tastes are changing society. The weakness of Gajah Mada Swalayan are parking place is inadequate, the lack of promotion and employee stops working and recruiting new employees. While the opportunities of Gajah Mada Swalayan are the advantage of technology, providing a variety of products, the location of Gajah Mada Swalayan is strategic and supply of goods are always on time. Threats of Gajah Mada Swalayan are the emergence of similar competitors and national economic conditions.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi saat ini sangat mendukung ketersediaan sarana dan prasarana yang memberi berbagai kemudahan dalam melaksanakan berbagai hal. Keadaan ini berdampak terhadap semakin terbukanya peluang bisnis di berbagai bidang, sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk membuka dan menjalankan bisnis dalam skala usaha kecil maupun menengah.

Pertumbuhan dan perkembangan bisnis sebagaimana diuraikan di atas, memicu munculnya suatu situasi dan kondisi yang sangat kompleks, penuh dengan ketidak pastian atau perubahan yang begitu cepat sehingga sulit diramalkan. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya persaingan yang sangat ketat antar usaha sejenis yang sudah ada, maupun munculnya pesaing baru yang selalu bertambah jumlahnya, juga semakin kompleksnya keinginan para konsumen.

(21)

Salah satu bidang usaha yang pertambahan jumlahnya sangat pesat saat ini adalah usaha di bidang ritel berupa toko swalayan, dalam skala usaha kecil maupun menengah. Hampir di setiap wilayah atau kota, baik kota besar atau kota kecil terdapat lebih dari satu toko swalayan dan persaingan untuk menarik pembeli atau konsumen sudah pasti terjadi.

Untuk menghadapi persaingan antar usaha toko swalayan ini, maka dibutuhkan berbagai langkah yang dapat mengantisipasi setiap dampak atau kemungkinan yang timbul dan harus bertindak proaktif/inovatif untuk meningkatkan jumlah pembeli, misalnya, dengan menyediakan produk yang mutunya lebih baik, harga lebih murah, ataupun penyediaan produk yang lebih lengkap dan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaingnya.

(22)

Salah satu metode yang sering diterapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sebagai langkah untuk merumuskan strategi perusahaan adalah dengan menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunities, treaths).

Di Lubuk Pakam sebagai sebuah kota kecamatan dan ibu kota kabupaten Deli Serdang, ditemukan berbagai usaha skala kecil dan menengah. Salah satu bidang usaha skala kecil dan menengah yang pertambahan jumlahnya sangat cepat adalah toko swalayan. Beberapa diantara toko swalayan tersebut adalah toko yang bergabung dalam suatu jaringan usaha waralaba yang besar, yang dikelola dengan manajemen modern, sehingga menjadi pesaing yang sangat berat bagi toko swalayan yang ada di sekitarnya, yang berdiri sendiri, yakni tidak bergabung dalam jaringan waralaba. Salah satu toko yang swalayan yang berdiri sendiri tersebut adalah Gajah Mada Swalayan yang menyediakan berbagai produk dan kebutuhan rumah tangga.

(23)

Gajah Mada Swalayan dikelola langsung oleh pemiliknya dengan mempekerjakan beberapa karyawan untuk membantu menjalankan usahanya. Karyawan di Gajah Mada Swalayan memiliki dua shift kerja, yaitu jam kerja pagi, jam 08.00 hingga jam 16.00 dan jam kerja malam mulai jam 16.00 hingga jam 23.00, masing-masing shift diisi oleh lima dan enam orang karyawan.

Sejak didirikan pada akhir bulan juli 2013, penjualan toko swalayan ini cenderung mengalami peningkatan. Dari sisi jumlah pengunjung, selama bulan September 2014, rata – rata jumlah konsumen yang berbelanja di toko swalayan ini sebanyak lima puluh orang setiap harinya, jumlah ini meningkat pada bulan oktober 2014 dengan rata – rata konsumen sebanyak tujuh puluh lima orang setiap harinya dan sembilan puluh orang setiap harinya pada bulan November dan Desember 2014. Pada bulan Januari, jumlah konsumen Gajah Mada Swalayan menurun dengan rata-rata konsumen sebanyak delapan puluh orang setiap harinya. Pada bulan Februari jumlah konsumen kembali meningkat dengan rata-rata Sembilan puluh konsumen setiap harinya.

(24)

dibutuhkan, sehingga beralih ke toko swalayan lain yang menjadi pesaingnya.

Dengan berbagai kendala yang dihadapi oleh Swalayan Gajah Mada, dan semakin banyaknya pesaing yang yang dikelola dengan manajemen modern dan bergabung dalam suatu jaringan waralaba besar, sehingga dapat menjadi ancaman terhadap keberlangsungan usaha Gajah Mada Swalayan, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Strategi bisnis Gajah Mada Swalayan dalam Mengembangkan usaha”

1.2 Penelitian Terdahulu

Untuk mengetahui strategi yang tepat pada suatu usaha, dapat digunakan dengan melihat kekuatan dan kelemahan dari usaha tersebut. Seperti hasil temuan dari penelitian yang dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu berikut :

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Tahun Hasil Penelitian

Agus

(25)

Kecamatan

2011 Hasil penelitian menunjukkan

2013 Hasil penelitian menunjukan

(26)

Raudha

2011 Hasil penelitian menunjukkan

(27)

2. Bagaimana strategi yang tepat sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dan mengembangkan Gajah Mada Swalayan?

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat menimbulkan kesimpangsiuran penelitian, maka dilakukan pembatasan. Penelitian ini dibatasi pada analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk menentukan alternatif strategi bisnis pada Gajah Mada Swalayan.

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis faktor – faktor internal dan eksternal gajah mada swalayan menggunakan analisis SWOT.

2. Untuk menetapkan strategi yang tepat dalam upaya untuk mengembangkan Gajah Mada Swalayan.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 dari departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

2. Mengasah kemampuan peneliti dalam pengaplikasian dan pengembangan teori – teori bisnis yang didapat selama perkuliahan.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik usaha swalayan untuk mengembangkan usahanya.

(28)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Usaha kecil dan menengah (UKM)

2.1.1 Definisi

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki definisi yang berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undang-undang. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Kecil dan Menengah, UKM didefinisikan sebagai berikut: 1. Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

(29)

2.1.2 Klasifikasi UKM

Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu :

1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima

2. Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan

3. Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor 4. Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah memiliki jiwa

kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

2.1.3 Kelebihan UKM

Dengan ukurannya yang kecil dan fleksibilitas yang tinggi, usaha kecil menengah memiliki berbagai kelebihan, terutama dalam segi

pembentukan daUKM:

1. Fleksibilitas Operasional

(30)

2. Kecepatan Inovasi

Dengan tidak adanya hirarki pengorganisasian dan kontrol dalam Definisi UKM, produk-produk dan ide-ide baru dapat dirancang, digarap, dan diluncurkan dengan segera. Meski ide cemerlang itu berasal dari pemikiran karyawan kedekatan diantara mereka membuat gagasan tersebut cenderung lebih mudah didengar dan diterima.

3. Struktur Biaya Rendah

Kebanyakan usaha kecil menengah tidak punya ruang di kompleks-kompleks perkantoran. Sebagian dijalankan di rumah dengan anggota keluarga sendiri sebagai pekerjanya. Hal ini mengurangi biaya ekstra (overhead) dalam operasinya. Lebih jauh lagi, usaha menengah kecil juga menerima sokongan dari pemerinta non-pemerintah, dan bank dalam bentuk kemudahan pajak, donasi, maupun hibah. Faktor ini berpengaruh besar bagi pembiayaan dalam pembentukan definisi UKM dan operasional mereka.

4. Kemampuan Fokus di Sektor yang Spesifik

(31)

karyawan sehingga harus selalu mampu menjual sekian kontainer kerajinan untuk menutup biaya operasional bulanannya saja.

2.1.4 Kelemahan UKM

Ukuran usaha kecil menengah selain memiliki kelebihan juga mengandung kekurangan yang membuat pengelolanya mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam mengelola usaha kecil menengah antara lain:

1. Sempitnya Waktu untuk Melengkapi Kebutuhan

Sebab sedikitnya jumlah pengambil keputusan dalam usaha kecil menengah, mereka kerap terpaksa harus pontang-panting berusaha memenuhi kebutuhan pokok bisnisnya, yakni: produksi, sales, dan membuat mereka tidak bisa fokus menyelesaikan permasalahan satu persatu. Tekanan semacam ini bisa muncul tiba-tiba ketika bisnis mereka memperoleh order dalam jumlah yang besar, atau beberapa order yang masuk dalam waktu hampir bersamaan. Lebih dahsyat lagi jika suatu ketika ada lembaga bisnis besar yang merasa terancam dan mulai melancarkan serangan yang tidak fair demi menyingkirkan pesaing potensialnya.

2. Kontrol Ketat atas Anggaran dan Pembiayaan

(32)

menengah menjalankan kebijakan penghematan yang ketat, terutama untuk mencegah kekurangan pembiayaan operasional sekecil apapun. Kekurangan pembiayaan operasional yang tidak dicegah bisa mengakibatkan kebangkrutan, sebab kapasitas UKM untuk membayar hutang biasanya hampir tidak ada.

3. Kurangnya Tenaga Ahli

Usaha kecil menengah biasanya tidak mampu membayar jasa tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Hal ini merupakan kelemahan usaha kecil menengah yang sangat serius. Apalagi jika dibandingkan dengan lembaga bisnis besar yang mampu mempekerjakan banyak tenaga ahli. Kualitas produk barang atau jasa yang bisa dihasilkan tanpa tenaga ahli sangat mungkin berada di bawah standar tertentu. Akibatnya, kemampuan persaingan bisnis skala kecil ini di pasar yang luas bisa sangat kecil.

2.2 Bisnis Ritel

Bisnis ritel pada dasarnya adalah kegiatan bisnis dengan cara menjual produk secara langsung kepada konsumen. Kotler. P (1999) menjelaskan bahwa perdagangan ritel meliputi semua kegiatan penjualan produk kepada kosumen pribadi. Perdagang ritel merupakan mata rantai terakhir dalam suatu saluran pemasaran. Pedagang ritel memegang peranan penting dalam melakukan penjualan suatu produk, serta dalam memberikan pelayanan kepada konsumennya.

(33)

Bisnis retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir ( Gilbert 2004).

Bisnis ritel mempunyai peluang pasar yang paling potensial datang dari konsumen akhir, yang rata-rata membeli suatu produk untuk keperluan mereka sehari-hari. Saat ini perkembangan bisnis retail sangat pesat, dari bisnis retail kecil, sedang dan besar.

a. Retail Kecil

Bisnis Retail kecil kebanyakan dilakukan oleh pemilik toko/warung kecil/kios dan secara individu serta biasanya tidak berbadan hukum, dengan penghasilan relatip kecil. Pada retail kecil ini biasanya berlokasi di pasar tradisional, rumah tinggal pada umumnya, dan di kios kecil pada umumnya.

b. Retail Sedang

Bisnis Retail sedang kebanyakan dilakukan oleh pemilik toko yang relatif besar dan secara individu atau kelompok serta biasanya tidak berbadan hukum, dengan penghasilan relatip besar dan persedian dan jaringan relatip beasar dan luas. Pada retail sedang ini biasanya berlokasi di pertokoan sepanjang jalan utama.

c. Retail Besar

(34)

Supermarket, dan Online Store. Bisnis ini biasanya di kelola dengan manajemen yang modern dan jaringan relatip besar dan luas.

2.2.1 Bauran pemasaran ritel

Pemasaran retail atau eceran adalah segala kegiatan jual-beli yang bertujuan menjual produk dalam skala relatif kecil kepada konsumen akhir. Bisnis retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir. Pemasaran ritel merupakan mata rantai terakhir dalam suatu saluran pemasaran. Buran pemasaran ritel adalah kombinasi faktor-faktor : pasar, produk, harga, lokasi, promosi ketersediaan, kelengkapan , tata-letak, dan pelayanan.

a. Pasar

(35)

perlu diperhatikan pasar sasaran sekitar bisnis ritel berada. Bisa memilih kelas ekonomi konsumen menengah kebawah atau menengah keatas. b. Produk

Bisnis ritel akan dipandu oleh konsep produk, dan berpendapat konsumen akan menyukai produk yang menawarkan fitur yang bermutu dengan harga terjangkau. Para peritel akan menawarkan produk yang berkwalitas dan memperbaiki dari waktu ke waktu. Peritel harus harus mampu menjaga kontinyunitas produk yang ditawarkan. Produk merupakan unsur yang paling penting, oleh karena itu peritel akan berusaha memenuhi para konsumen melalui produk. Produk akan berkaitan erat terhadap bebrapa hal , yaitu : mutu, merk, kemasan, daya tahan, manfaat, spesifik, estetika, inovasi, dan warna. Kwalitas produk dalam hal binis retail perlu menjadikan perhatian penting, jangan sampai terjadi kwalitas yang ada dibawah standar dari harga standar yang telah ditentukan. Untuk jenis produk yang sudah ber merk ataupun yang umum, kwalitas harus standard sesuai dengan merknya, hindarkan kwalitas yang tidak baik , karena akan mengecewakan pihak konsumen. c. Lokasi

(36)

mempengaruhi tingkat kesuksesan pada bisnis retail. Lokasi dalam bisnis retail akan ikut menentukan potensi pasar. Lokasi yang strategis akan menentukan kelangsungan hidup, perkembangan ,dan ketahanan bersaing.

d. Harga

Harga dari produk berhubungan erat dengan kwalitasnya, kepercayaan, fanatisne, produsen, purna jual, kemasan, Penetapan harga harus tepat dan wajar serta dapat memberikan keuntungan diinginkan. Harga produk yang pantas akan menjadi salah satu dipertimbangan oleh konsumen membelinya. Peritel yang cerdas, tidak menetapkan harga lebih tinggi dari para pesaingannya, untuk produk yang sama. Minimal dengan harga yang sama atau kalau bisa dengan harga lebih rendah. Dalam hal ini pemilihan margin harus baik dan benar , dalam arti dibuat skala margin tertentu. Misal produk yang sangat laku ditetapkan margin dengan prosentase rendah. Produk yang lakunya sedang ditetapkan dengan prosentase margin sedang. Produk agak lambat, ditetapkan prosentase margin tinggi. Tetapi dalam penetuan margin harus sipertimbangkan harga yang wajar pada umumnya.

e. Kelengkapan Produk

(37)

memenuhi apapun kebutuhan para konsumen, sehingga jenis produk yang ditawarkan selengkap mungkin.. Tetapi kalau jenis bisnis retail sudah dipilih menyediakan produk khusus atau fokus pada jenis tertentu, maka produk khusus tersebut harus lengkap dan fokus dalan jenis yang telah dipilih. Misalkan produk yang ditawarkan jenis khusus dan fokus, stationery maka segala macan produk stationery harus tersedia.

f. Ketersediaan Stok

Ketersediaan stok adalah ketersediaan jumlah barang yang relative cukup, dalam arti bahwa kecukupan bagi konsumen/pembeli yang akan membutuhkan/membeli dalam jumlah banyak. Hal ini menjadikan pertimbangan bagi konsumen jika akan pergi ketempat toko/retail, apakah jumlah barang cukup memadai jika akan berbelanja banyak ketemapat tersebut. Ketersediaan memang bisa menjadi kendala dengan kecukupan modal dan gudang serta manajemen stok. Memang untuk produk yang harganya relative mahal ketersediaan tidak harus dipenuhi mengingat modal menjadi yang paling penting.

g. Promosi

(38)

volume penjualan. Margin secara prosen kecil tetapi kalau omset besar, maka pendapat keuntungan akan besar. Promosi dapat dilakukan melalui media masa, dilakukan secara langsung kepada konsumen, diskon khusus bagi konsumen, potongan kupon, program hdiah, sampel secara gratis, demo suatu produk, pameran, kalender, lomba dsb.

Umumnya promosi dinilai berhasil jika penjualan selama periode promosi meningkat, tetapi seringkali dilupakan apakah peningkatan penjulan tersebut mampu menutupi biaya-biaya tambahan yang timbul akibat promosi yang dilakukan. Secara umum efektifitas promosi dapat diukur melalui meningkatnya pejualan dan keuntungan.

Promosi yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan perusahaan dan diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi ini. Produk yang ditawarkan dalam bnisnis ritel tidak mungkin dapat dikenal seluruhnya oleh konsumen/ pembeli. Oleh karena itu, pemasar harus mengenalkan produknya kepada konsumen melalui kegiatan promosi.

Promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan dalam bnisnis. Promosi adalah salah satu cara untuk mengembangkan dan mempertahankan bisnis. Produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, dan keunggulannya.

h. Pelayanan

(39)

keuntungan. Etika pelayanan dengan standard yang baku , misal dengan: sambut, senyum, sapa, terimakasih. Sehingga menjadikan kosumen merasa dihargai ketika berbelanja dan akan senang datang berbelanja kembali. Pelayanan konsumen dapat pula dilakukan dengan penyediaan fasilitas, seperti penitipan barang, pengaduan konsumen, kemudahan pembayaran, kemudahan pencarian barang, penempatan pramuniaga yang tersebar disekitar area, keamanan dan tempat parkir yang memadai. i. Tata Letak Produk

Tata letak etalase dan interior dalam bisnis ritel toko adalah suatu hal yang perlu perhatian khusus, karena harys disesuaikan dengan jenis produk yang ditawarkan, luas area, sistem pelayanan, dan pasar konsumen. Tata-letak dan enterior yang efektif dan bagus dapat menarik para pengunjung bisnis retail. Penempatan etalase ataupun gondola harus direncanakan dengan matang, dengan memperhatikan akses konsumen , kemudaahan pencarian barang, dan keamanan. Pengelompokan dan penempatan barang yang sejenis, informasi etiket harga, informasi lain yang berkaitan produk perlu dibuat sebaik atau seindah mungkin , sehingga memudahkan konsumen mencarinya.

(40)

relative kecil, dengan jenis produk yang ditawarkan tidak luas dan konsumen perlu dilayani secara langsung.

2.2.2 Jenis-Jenis Pedagang Eceran (Retailers)

Menurut Kotler (2000:593) jenis-jenis pengecer toko utama dapat dibedakan menjadi :

1. Toko khusus (specialty store), yaitu toko yang menjual lini produk yang sempit dengan ragam pilihan yang dalam, seperti toko pakaian, toko alat-alat olahraga, toko bunga & toko buku.

2. Toko serba ada (departement store), yaitu toko yang menjual beberapa lini produk (biasanya pakaian dan perlengkapan rumah tangga), dan tiap lini produk tersebut beroperasi sebagai departement tersendiri yang dikelola oleh pembeli spesialis atau pedagang khusus.

3. Pasar swalayan (supermarket), yaitu toko dimana usaha/operasi penjualan yang dilakukan relatif besar, berbiaya rendah, bermargin rendah, bervolume tinggi, swalayan, yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan, pencucian & produk perawatan rumah tangga. Pasar swalayan ini memperoleh laba operasi hanya sekitar 1 % dari penjualannya dan 10 % dari nilai kekayaan bersihnya.

(41)

5. Toko diskon (discount store), yaitu toko yang menjual barang-barang standar dengan harga lebih murah karena mengambil margin yang lebih rendah dan menjual dengan volume tinggi.

6. Pengecer potongan harga (0ff-price retailer), yaitu toko dimana membeli dengan harga yang lebih rendah daripada harga pedagang besar dan menetapkan harga untuk konsumen lebih rendah daripada harga eceran. Sering merupakan barang sisa, berlebih dan tidak reguler, yang diperoleh dengan harga lebih rendah dari produsen atau pengecer lain. Pengecer potongan harga dapat dibedakan menjadi :

1) Toko pabrik (factory outlet) dimiliki dan dioperasikan oleh produsen dan biasanya menjual barang yang berlebih, tidak diproduksi lagi atau tidak reguler.

2) Pengecer potongan harga independen (independent off-price retailers), dimiliki dan dijalankan oleh pengusaha atau divisi dari perusahaan pengecer besar.

(42)

hiasan. Mereka menawarkan harga yang jauh lebih rendah, biasanya 20 % sampai 40 % dibawah harga pasar swalayan dan toko diskon. 7. Toko super (super store), adalah toko yang rata-rata memiliki ruang jual

yang luas, bertujuan untuk memenuhi semua kebutuhan konsumen akan produk makanan, dan bukan makanan yang dibeli secara rutin. Biasanya toko ini menawarkan pelayanan seperti binatu, penguangan cek dan pembayaran tagihan. Toko super dapat dibedakan menjadi :

1) Toko kombinasi (combination depot), merupakan diversifikasi usaha pasar swalayan ke bidang obat-obatan.

2) Pasar hiper (hypermarket), adalah toko yang menggabungkan prinsip-prinsip pasar swalayan, toko diskon serta pengeceran gudang. Ragam produknya lebih dari sekedar barang-barang yang rutin dibeli tetapi meliputi mebel, peralatan besar dan kecil, pakaian dan berbagai jenis lainnya.

8. Ruang pameran, untuk penjualan dengan banyak pilihan produk bermerek, margin tinggi, perputaran cepat, dengan harga diskon, pelanggan memesan barang dari katalog diruang pamer, kemudian mengambil barang tersebut dari suatu area pengambilan barang di toko itu.

(43)

1. Swalayan (self service), merupakan dasar dari semua operasi diskon. Banyaknya pelanggan yang bersedia melakukan sendiri proses menemukan, membandingkan, memilih guna menghemat uang.

2. Swapilih (self-selection), para pelanggan mencari barang sendiri, walaupun mereka dapat meminta bantuan. Para pelanggan menyelesaikan transaksi mereka setelah membayar kepada pramuniaga. 3. Pelayanan terbatas (limited-service), pengecer ini menjual lebih banyak

barang shopping, dan pelanggan memerlukan lebih banyak informasi serta bantuan. Toko-toko ini juga menawarkan jasa seperti kredit dan hak pengembalian barang. Pelayanan penuh (full-service), pramuniaga siap untuk membantu dalam tiap tahap dari proses menemukan-membandingkan-memilih. Pelanggan yang suka dilayani akan memilih toko jenis ini. Biaya pegawai yang tinggi, ditambah dengan proporsi yang tinggi atas barang khusus dan barang yang perputarannya lambat serta jasa yang banyak, menyebabkan terjadinya eceran yang berbiaya tinggi.

2.3 Toko Swalayan

2.3.1 Pengertian Toko Swalayan

Toko swalayan adalah sebua

(44)

2.3.2 Jenis-jenis Toko Swalayan

Toko swalayan dibagi dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Minimarket

Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam perbedaan nya disini biasa nya minimarket menerapkan sebuah sistem mesin kasir point of sale untuk penjualan nya, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak minimarket dan membayarnya di meja mesin kasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang.

Minimarket yang ada di Indonesia adalah Alfamart, Indomaret, Ceriamart, Starmart, Circle K, dan banyak minimarket yang dikelola individu perorangan lain nya. Hal paling penting dalam usaha minimarket adalah pemiliha

2. Midimarket

Ukuran lebih besar sedikit dari minimarket adalah midimarket, di sini sudah dijual daging dan buah-buahan. Buka bisa 24 jam atau hanya sampai jam 24 saja. Sebagai contoh adalah jaringa

3. Supermarket

(45)

pokoknya serba ada kebutuhan sehari-hari. Contohnya Giant

Supermarket, Sri Ratu

(Jawa Tengah) Foodmart Gourmet, Super Indo, TipTop Supermarket, Puncak Supermarket (Bangka Belitung) dan lain-lain.

4. Hypermarket

Di sini hypermarket adalah supermarket yang besar termasuk lahan parkirnya. Sebagai contoh Carrefour, Hypermart, Giant Hypermarket, Lotte Mart dan lain-lain.

5. Grosir

Disini semua barang tersedia sehingga ada bongkar muat di dalam pusat grosir. Contoh Indo Grosir, Makro (sekarang dan lain-lain

2.4 Strategi

Strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Lawrence R. Jauch 1998:12).

(46)

2.4.1 Tipe-tipe Strategi

Menurut Rangkuti (2013) strategi dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.

Strategi manajemen merupakan strategi yang dilakukan langsung oleh divisi manajemen dengan berorientasi pada pengembangan strategi secara lebih luas atau makro.

Strategi investasi adalah strategi yang berfokus dalam hal investasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi bertahan atau strategi pembangunan kembali suatu divisi baru dan sebagainya.

Strategi bisnis sering juga disebut dengan strategi bisnis fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Misalnya, strategi organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.4.2 Formulasi Strategi

(47)

2.4.3 Menentukan Visi dan Misi a. Visi

Visi merupakan suatu harapan atau impian mengenai keadaan masa mendatang yang ingin diwujudkan oleh perusahaan. Visi ini sendiri dapat terwujud dengan baik jika semua lapisan personel di dalam perusahaan mulai dari lapisan yang paling atas sampai bawah menanamkan dalam benaknya untuk berusaha meraih cita-cita perusahaan tersebut (Umar 2005:23).

b. Misi

Misi adalah penjabaran dari visi agar visi lebih mudah dipahami oleh seluruh staff perusahaan. Misi merupakan sebuah deskripsi alasan bagi eksistensi suatu organisasi, yang mencerminkan tujuan fundamentalnya (Winardi 1997:117). Dalam hal ini, misi merupakan prinsip yang mengarahkan proses perumusan tujuan dan strategi perusahaan ataupun organisasi.

(48)

2.4.4 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Menurut Situmorang (2008), lingkungan internal merupakan lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Cakupan dari analisis lingkungan internal yaitu :

1. Sumber Daya (Resources)

Sumber daya manusia bersifat khusus sehingga yang dibutuhkan perusahaan dari sumber daya ini hanyalah kemampuan (skill), pemikiran ataupun ilmu pengetahuan yang ada serta keterampilan.

2. Kapabilitas (Capability)

Kapabilitas merupakan bagian-bagian sumber daya yang memaparkan tugas dan kegiatan organisasi secara integratif. 3. Kompetisi Inti (Core Competence)

Kompetisi inti merupakan kumpulan keterampilan dan teknologi yang memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat khusus bagi konsumen dan pelanggan. Aspek internal perusahaan meliputi aspek pemasaran, aspek teknis dan aspek teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek manajemen, aspek sistem informasi dan aspek keuangan.

(49)

system nilai masyarakat, perkembangan teknologi, situasi persaingan bisnis, serta lingkungan hidup lainnya (kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan).

Menurut Situmorang (2008), lingkungan eksternal terdiri dari:

1. Lingkungan Umum

Lingkungan umum merupakan suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Faktor-faktor tersebut diantaranya Faktor-faktor ekonomi, Faktor-faktor social, Faktor-faktor politik dan hokum, faktor teknologi, faktor demografi.

2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri merupakan klasifikasi dari lingkungan eksternal yang memiliki output berupa komponen-komponen secara normal dengan adanya implikasi yang lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.

Selanjutnya Hitt (2001:50) mendeskripsikan mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal sebagai berikut :

1. Lingkungan Eksternal perusahaan dibagi dalam tiga wilayah utama, yaitu :

A. Lingkungan Umum

(50)

mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya (Hitt, 2001 : 50). Elemen-elemen tersebut dikelompokkan ke dalam enam segmen lingkungan, yaitu:

a. Segmen Demografis, berkaitan dengan ukuran populasi, struktur usia, distribusi geografis, bauran etnis, dan distribusi pendapatan.

b. Segmen Ekonomi, merujuk ke hakikat dan arah ekonomi di mana suatu perusahaan bersaing atau akan bersaing. c. Segmen Politik/Hukum, suatu arena di mana organisasi

dan kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk sumber daya yang diinginkan, dan terdapat pengawasan terhadap badan-badan hukum dan undang-undang yang mengatur interaksi di antara bangsa-bangsa. d. Segmen Sosiokultural, berkaitan dengan sikap-sikap dan

nilai cultural suatu masyarakat.

e. Segmen Teknologi, meliputi institusi-institusi dan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam menciptakan pengetahuan baru dan menerjemahkan pengetahuan itu ke output, produk, dan materi-materi baru.

(51)

B. Lingkungan Industri

Lingkungan Industri adalah serangkaian faktor-faktor ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan dan tindakan dan tanggapan kompetitifnya. Secara keseluruhan, interaksi di antara lima faktor ini menempatkan suatu posisi dalam suatu industri, di mana perusahaan dapat secara menguntungkan mempengaruhi faktor-faktor itu, atau di mana perusahaan itu dapat dengan sukses mempertahankan diri dari pengaruh-pengaruh mereka. Semakin besar kapasitas perusahaan untuk lebih mempengaruhi lingkungan industri, semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menghasilkan laba di atas rata-rata (Hitt, 2001 : 50-52).

C. Lingkungan Pesaing

Lingkungan Pesaing memusatkan perhatiannya pada setiap perusahaan yang bersaing secara langsung dengan sebuah perusahaan. Analisis pesaing dilakukan dengan penuh semangat oleh perusahaan- perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri dengan hanya sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas yang relatif seimbang (Hitt, 2001 : 83). 2. Lingkungan Internal

(52)

A. Sumber Daya

Sumber daya adalah input-input dalam proses produksi perusahaan, seperti misalnya peralatan modal, keahlian pegawai individual, hak paten, keuangan, dan manajer yang berpengalaman (Hitt, 2001:23). Sumber daya dapat berwujud, sementara sebagian sumber daya lainnya tidak berwujud :

a. Sumber daya berwujud (tangible assets) adalah aktiva-aktiva yang dapat dilihat dan dapat diukur (Hitt, 2001 : 110). Sumber daya berwujud terdiri atas empat jenis, yaitu :

1. Sumber daya Keuangan, yaitu kapasitas perusahaan untuk meminjam dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dana internal.

2. Sumber daya Organisasi, yaitu struktur pelaporan formal perusahaan dan perencanaan formalnya, sistem kontrol dan sistem koordinasi.

3. Sumber daya Fisik, yaitu kecanggihan, lokasi pabrik, peralatan perusahaan dan akses ke bahan mentah. 4. Sumber daya Teknologi, yaitu persediaan teknologi,

seperti hak paten, hak cipta, merek dagang dan rahasia dagang.

(53)

dan telah terakumulasi sepanjang waktu (Hitt, 2001 : 111). Sumber daya tidak berwujud terdiri atas tiga jenis, yaitu :

1. Sumber daya Manusia, yaitu ilmu pengetahuan, kepercayaan, kapabilitas manajerial dan rutin organisasi.

2. Sumber daya Inovasi, yaitu gagasan, kapabilitas saintifik dan kapasitas untuk melakukan inovasi.

3. Sumber daya Reputasi, yaitu reputasi dengan para pelanggan, nama merek, persepsi terhadap kualitas, daya tahan, reliabilitas produk dan reputasi dengan para supplier.

B. Kapabilitas

(54)

C. Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah sumber daya dan kapabilitas yang menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan, melebihi para pesaingnya. Kompetensi inti membedakan perusahaan secara kompetitif dan merefleksikan kepribadiannya. Tidak semua sumber daya dan kapabilitas perusahaan adalah aktiva-aktiva strategis, yaitu aktiva-aktiva yang memiliki nilai kompetitif dan berpotensi untuk menjadi sumber keunggulan kompetitif. Sebagian sumber daya dan kapabilitas mungkin tidak kompeten, karena mewakili area-area kompetitif perusahaan yang lemah dibandingkan dengan para pesaingnya sehingga dapat menghambat atau mencegah pengembangan kompetensi inti perusahaan.

2.4.5 Menentukan Strategi Alternatif

Menurut Situmorang (2008), ada tujuh strategi alternatif, yaitu : 1. Strategi Integrasi

a. Integrasi kedepan, yaitu strategi yang arahnya untuk mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer.

(55)

c. Integrasi horizontal, yaitu integrasi yang mengutamakan strategi dalam mencari kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas perusahaan pesaing.

2. Strategi Intensif

a. Penetrasi pasar, merupakan upaya untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah tersedia sebelumnya di pasar baik dalam memberikan promosi maupun menambah iklan atau publisitas.

b. Pengembangan pasar, merupakan proses pengenalan produk maupun jasa yang telah ada sebelumnya menuju wilayah yang baru dan belum terjangkau.

c. Pengembangan produk, yaitu upaya meningkatkan penjualan dengan membuat inovasi atau mengubah produk ataupun jasa yang telah ada.

3. Strategi Diversifikasi

a. Diversivikasi konsentrik, yaitu mengangkat jumlah produk atau jasa yang telah dimodifikasi dan memiliki keterkaitan secara luas, dengan kata lain strategi melebarkan sayap usaha dengan inovasi yang baru.

b. Diversivikasi horizontal, merupakan upaya menambahkan produk atau jasa yang baru dengan tidak memiliki kaitan kepada pelanggan.

(56)

perusahaan yang bergerak dalam menghasilkan produk atau jasa yang berbeda.

4. Strategi Defensif

a. Usaha patungan, merupakan upaya yang dilakukan jika ada beberapa perusahaan membentuk mitra usaha untuk membuat suatu peluang.

b. Penghematan/penciutan, terjadi jika organisasi berupaya untuk melakukan penghematan biaya untuk mengangkat penjualannya dan mendapatkan laba untuk memperkuat kompetisi khas mendasar dari organisasi.

c. Divestasi, merupakan peningkatan modal untuk investasi strategi selanjutnya.

d. Likuidasi, menjual seluruh asset perusahaan agar tidak terjadi kerugian yang lebih besar pada perusahaan sehingga kemungkinan besar operasi perusahaan berhenti.

e. Strategi kombinasi, organisasi mengusahakan kombinasi dari berbagai strategi yang ada secara simultan dan membawa resiko yang besar jika dilakukan terlalu jauh.

5. Strategi Adaptif

a. Strategi protektor, merupakan suatu usaha perusahaan dalam membuat inovasi dan penemuan baru serta membentuk peluang pasar yang baru.

(57)

c. Strategi reaktor, suatu usaha perusahaan dalam hal membuat perubahan jika ada tekanan yang datang dari lingkungannya.

6. Merger dan Leverage Buyout

a. Akusisi dan merger, merupakan cara yang dilakukan perusahaan untuk melakukan strategi. Akusisi terjadi jika perusahaan besar membeli perusahaan yang lebih kecil dan merger terjadi jika dua perusahaan yang hamper sama bersatu membentuk suatu perusahaan.

b. Leverage buyout, membuat korporasi menjadi milik perseorangan akibat dari pembelian saham keseluruhan untuk menghindari pengambilalihan paksa dan penjualan saham dilakukan untuk menambah modal usaha.

7. Strategi Michael Porter

a. Strategi keunggulan biaya, strategi yang dilakukan dalam gabungan diferensiasi dengan upaya efisiensi segala bentuk biaya yang ada di perusahaan. Resiko strategi ini adalah kemungkinan pesaing untuk meniru strategi ini.

b. Strategi diferensiasi, strategi dengan tingkat pembedaan dan tidak menjamin keunggulan bersaing, dikatakan sukses jika fleksibilitas produk yang lebih besar dan biaya yang lebih rendah.

(58)

pada potensi pertumbuhan yang baik dan segmen industri yang ukurannya memadai.

2.5 Analisis SWOT

SWOT singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunity (peluang), Threats (tantangan). Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dan cocok dengan kapabilitas internal perusahaan dengan situasi eksternalnya. Analisis SWOT banyak digunakan oleh perusahaan yang sedang berkembang untuk menentukan kearah mana bisnis perusahaan akan beroperasi, tujuan utama perusahaan dan bagaimana cara menuju kearah tujuan dan indikator apa yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam mewujudkan visi dan misinya. Hasil dari analisis SWOT ini akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan meneyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran organisasi selama 3-5 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder (Situmorang 200:253).

Apabila eksternal dan internal telah dirangkum maka akan dipetakanlah hasil analisis matriks posisi perusahaan dengan cara berikut : • Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan

sumbu vertical (y) menunjukkan peluang dan ancaman. • Posisi perusahaan ditentukan dengan analisis sebagai berikut :

(59)

b. Kalau kekuatan lebih besar dari kelemahan maka x > 0 dan sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x < 0.

Kuadran III : (+) Kuadran I :

Strategi Turn around Strategi Agresif

(-) (+)

Kuadran IV : Kuadran II :

Strategi Defensif (-) Strategi Diversifikasi

Gambar 2.1 Diagram Cartesius Analisis SWOT Kuadran I :

1. Merupakan posisi yang sangat menguntungkan.

2. Perusahaan mempunyai kekuatan dan peluang sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.

Kuadran II :

1. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya.

2. Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

Opportunity

Threat

(60)

3. Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar. Kuadran III :

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah. Karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.

Kuadran IV :

1. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan.

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian

Metode penelitian yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Sementara pendekatan kualitatif, menurut juliandi (2013) adalah penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk memahami suatu fenomena atau permasalahan tertentu. 3.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak dibidang bisnis ritel, yaitu Gajah Mada Swalayan dijalan Sutomo no.47-49 kecamatan Lubuk Pakam.

3.3 Informan penelitian

Informan merupakan orang-orang yang dapat menjadi sumber informasi dalam upaya pengumpulan data pada suatu penelitian. Menurut situmorang (2008:209) informan adalah interviewer (yang ditanya atau sumber data informasi) yang dapat memberikan data atau keterangan atas keadaan orang lain di situasi-situasi dan lingkungannya.

(62)

1. Informan kunci (key informan)

Informan kunci merupakan informan yang mengetahui, memahami, dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang menjadi informan kunci pada penelitian ini adalah pemilik sekaligus pengelola Gajah Mada Swalayan.

2. Informan utama

Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Maka dari itu, informan utama dari penelitian ini merupakan konsumen dari Gajah Mada Swalayan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima orang informan utama untuk mengetahui pendapat mereka tentang Gajah Mada Swalayan, dan mendapat gambaran dari keterangan atau data-data yang diberikan untuk membantu permasalahan yang dihadapi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan agar data dan informasi yang berupa fakta dapat diperoleh secara akurat dan dapat dipercaya.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian langsung yang dilakukan peneliti di lokasi penelitian. Metode-metode yang dapat dilakukan dalam upaya memperoleh data primer antara lain :

a. Observasi

(63)

langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Observasi yang peneliti lakukan terdiri dari :

− Observasi pra penelitian

Observasi pra penelitian dilakukan sejak peneliti tertarik untuk meneliti tentang strategi bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam mengembangkan usaha

− Observasi penelitian

Observasi penelitian dilakukan saat peneliti mulai meneliti dan menulis penelitian tentang strategi bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam mengembangkan usaha di kecamatan Lubuk Pakam

b. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan berinteraksi langsung, berdialog secara aktif, dua arah, dan mendalam antara peneliti dan informan untuk memperoleh sumber data yang berkaitan langsung dengan masalah yang ingin dikaji.

(64)

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari mencari sumber ketiga yang berfungsi sebagai pendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan cara :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan metode dalam memperoleh data yang dilakukan dengan melihat sumber-sumber referensi dari buku, jurnal ilmiah, karya ilmiah, dan sejenisnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mendokumentasikan dan melihat data-data historis yang didapatkan dari lokasi penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan untuk menganalisis data–data yang diperoleh dari lokasi penelitian, kemudian data tersebut diinterprestasikan sehingga menghasilkan kebijakan – kebijakan yang dibutuhkan oleh swalayan. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif terhadap strategi pengembangan bisnis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model analisis SWOT.

(65)

dengan jelas menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.

3.5.1 Matriks SWOT

Matriks SWOT menurut Rangkuti adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor- faktor strategis perusahaan. Matriks ini dengan jelas menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Hasil analisis dengan menggunakan matriks SWOT menghasilkan empat set aternatif strategi, yaitu : strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT. Adapun penjeleasan mengenai empat set kemungkinan alternatif strategis, yaitu :

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.

b. Strategi ST

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

(66)

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Tabel 3.1

(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Usaha

4.1.1 Sejarah Singkat Gajah Mada Swalayan

Usaha Gajah Mada Swalayan terletak di jalan Sutomo no. 47-49 Lubuk Pakam. Swalayan ini terletak di jalan lintas Lubuk Pakam kota. Gajah Mada Swalayan memiliki luas sekitar 150 m2, dengan panjang 15 meter dan lebar 10 meter. Usaha ini berdiri sekitar bulan juli 2011. Sebelumnya, tempat berdirinya Gajah Mada Swalayan ini merupakan tempat kursus bahasa inggris dan komputer yang terdiri dari tiga lantai. Untuk mengoptimalkan penggunaan ruangan maka pemilik merenovasi gedung dan memindahkan ruangan kursus ke lantai dua dan lantai tiga. Kemudian lantai satu gedung direnovasi dan dijadikan sebagai swalayan.

(68)

Usaha ini bergerak pada bidang jasa retail. Sesuai dengan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah maka swalayan ini juga selalu meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan bagi kosumen. Awalnya gedung Gajah Mada Swalayan sama dengan warna gedung-gedung lainnya yang berada disamping Gajah Mada Swalayan, hal ini membuat konsumen sulit untuk menemukan Gajah Mada Swalayan. Agar tampilan Gajah Mada Swalayan tampak menarik dan mudah diingat oleh konsumen maka Gajah Mada Swalayan mengubah warna cat gedungnya menjadi warna merah dan kuning. Sehingga gedung Gajah Mada Swalayan terlihat lebih cerah dan berbeda dari warna cat gedung-gedung lain yang berada di samping Gajah Mada Swalayan.

Gajah Mada Swalayan mempunyai dua shift kerja bagi karyawannya. Shift Pertama dimulai pada pukul 08.00 pagi sampai pukul 16.00 sore. Pada shift pagi ini, Gajah Mada Swalayan mempunyai karyawan sebanyak tujuh orang. Dan shift kedua dimulai pada pukul 16.00 sore sampai pukul 23.00 malam. Pada shift sore ini, Gajah Mada Swalayan mempunyai karyawan sebanyak 5 orang.

(69)

Swalayan mampu bertahan dan tidak kalah bersaing dari para kompetitornya.

Disamping menetapkan harga yang lebih murah dari pada swalayan-swalayan yang lainnya, Gajah Mada Swalayan juga selalu memberikan pelayanan yang baik bagi para konsumennya agar konsumen selalu merasa nyaman berbelanja di Gajah Mada Swalayan. 4.1.2 Visi dan Misi Gajah Mada Swalayan

Visi adalah rencana jangka panjang yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan atau organisasi. Adapun visi dari Gajah Mada Swalayan adalah menjadi swalayan yang lebih unggul dari swalayan yang lain dan mampu bersaing dengan usaha yang sejenis.

Misi adalah langkah- langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan visi dari suatu perusahaan atau organisasi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan Gajah Mada Swalayan untuk mewujudkan visinya adalah :

1. Memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada konsumen. 2. Menjual barang sebanyaknya dan semurahnya.

4.1.3 Struktur Organisasi Gajah Mada Swalayan

(70)

Gambar 4.1

Struktur organisasi Gajah Mada Swalayan Sumber : Pemilik Gajah Mada Swalayan, 2015

4.1.4 Deskripsi Kerja

Berikut ini adalah deskripsi kerja masing-masing struktur yang ada di Gajah Mada Swalayan, antara lain sebagai berikut :

1. Pemilik

a. Memimpin Gajah Mada Swalayan

b. Member dana untuk segala aktifitas usaha c. Memberikan gaji kepada karyawan d. Mengatur keuangan

2. Supervisior

a. Mendata produk masuk dan habis b. Memesan produk

c. Menginput data harga produk 3. Kasir

Melakukan transaksi antara konsumen dengan Gajah Mada Swalayan PEMILIK

SUPERVISIOR

KASIR

KARYAWAN PENJAGA

(71)

4. Karyawan penjaga toko a. Menjaga swalayan b. Melayani konsumen 4.2Data Informan Penelitian

Pada sub bab ini peneliti akan menyajikan data informan penelitian yang diambil pada bulan Maret 2015 dengan melakukan wawancara terhadap pemilik usaha dan konsumen berjumlah 3 orang.

Tabel 4.1

Identitas Informan Penelitian

NO Nama Usia Jenis

Kelamin

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1 Rewin 54 tahun Laki-laki S2 Wirausaha Pemilik Usaha 2 Putri 30 tahun perempuan S1 Guru Konsumen

3 Sari 19 tahun Perempuan SMA Mahasiswa Konsumen 4 Hendra 34 tahun Laki-laki SMK Wirausaha Konsumen 5 Susi 42 tahun Perempuan SMA Ibu rumah

tangga

Konsumen

6 Derry 21 tahun Laki-laki SMA Mahasiswa Konsumen

Sumber : Penelitian, 2015 Penjelasan informan penelitian :

(72)

tiga orang. Informan penelitian ini berjenis kelamin laki-laki berjumlah dua orang dan berjenis kelamin perempuan berjumlah dua orang.

Terdapat informan yang berusia 54 tahun berjumlah satu orang, informan yang berusia 20-an tahun berjumlah satu orang, informan yang berusia belasan tahun berjumlah satu orang, informan yang berusia 30-an tahun berjumlah dua orang dan informan yang berusia 40-an tahun berjumlah satu orang. Informan penelitian ini berasal dari tamatan sarjana strata dua berjumlah satu orang, tamatan dari sarjana strata satu berjumlah satu orang, dan tamatan dari SMA sederajat berjumlah empat orang.

Pada informan penelitian ini, peneliti akan menanyakan pada pemilik Gajah Mada Swalayan mengenai sejarah usaha dan kegiatan umum yang dilakukan Gajah Mada Swalayan. Pada konsumen, peneliti akan menanyakan mengenai alasan konsumen untuk berbelanja di Gajah Mada Swalayan, bagaimana pelayanan Gajah Mada Swalayan, dan kenyamanan Konsumen berbelanjan di Gajah Mada Swalayan dan bagaimana harga dan produk yang ditetapkan oleh Gajah Mada Swalayan.

4.3Penyajian Data 4.3.1Informan Kunci

Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci pada penelitian ini berjumlah satu orang yaitu bapak Rewin selaku pemilik dari Gajah Mada Swalayan.

(73)

aspek internal usaha, peluang dan ancaman untuk kelompok aspek eksternal usaha, serta hambatan-hambatan yang dialami oleh Gajah Mada Swalayan. Setelah dilakukan wawancara dengan bapak Rewin selaku pemilik swalayan, maka diperoleh hasil wawancara yang telah diringkas sebagai berikut :

Pertanyaan :Mengapa anda tertarik membuka usaha swalayan?

Jawaban : Saya tertarik membuka usaha swalayan ini karena melihat kebiasaan manusia pada zaman modern ini yang

cenderung memilih berbelanja di tempat-tempat seperti swalayan dari pada pasar-pasar tradisional. (Bapak Rewin. Pemilik usaha. Lubuk Pakam. 13 Maret 2015 pukul 16.00)

Pertanyaan : Apa yang dilakukan oleh Gajah Mada Swalayan agar konsumen ingin datang lagi ke Gajah Mada Swalayan?

Jawaban : Gajah Mada Swalayan menggunakan beberapa strategi agar konsumen ingin datang kembali ke Gajah Mada Swalayan.

Salah satu strategi yang diterapkan Gajah Mada Swalayan adalah menetapkan harga produk lebih murah dari swalayan yang lainnya. Dengan menetapkan harga yang lebih murah

dibandingkan swalayan yang lain maka konsumen akan menjadi pelanggan tetap Gajah Mada Swalayan. Karena konsumen akan

(74)

Pertanyaan : Apa yang anda lakukan untuk mempromosikan Gajah Mada Swalayan?

Jawaban : Gajah Mada Swalayan hanya mengandalkan promosi dengan cara mouth to mouth. Dengan cara promosi ini, Gajah Mada Swalayan sedikit demi sedikit dikenal oleh masyarakat.

Selain itu karena lokasi Gajah Mada Swalayan yang strategis maka pada awal berdirinya Gajah Mada Swalayan tidak perlu

melakukan promosi, karena masyarakat sudah melihat keberadaan Gajah Mada Swalayan. (Bapak Rewin. Pemilik usaha. Lubuk Pakam. 20 Maret 2015 pukul 16.00)

Pertanyaan : Adakah kendala yang terjadi pada pemasokan barang?

Jawaban : Sampai saat ini, Gajah Mada Swalayan tidak memiliki kendala-kendala yang terjadi pada pemasokan barang. Barang

yang dipesan Gajah Mada Swalayan kepada distributor selalu diantar tepat waktu. Kendala yang terjadi hanya pada distributor yang mengganti karyawannya, sehingga pihak Gajah Mada

Swalayan tidak mengenali karyawannyanya tersebut. (Bapak Rewin. Pemilik usaha. Lubuk Pakam. 04 April 2015 pukul 16.00)

(75)

Jawaban : Kami tidak terlalu sulit dalam mencari karyawan,

karena banyak orang yang melamar kerja di Gajah Mada Swalayan, sehingga kami harus menyeleksi terlebih dahulu

sebelum menerima orang untuk bekerja di Gajah Mada Swalayan. Selain itu, kami melakukan wawancara dengan pelamar kerja agar mereka mengerti apa yang harus dilakukan. (Bapak Rewin. Pemilik usaha. Lubuk Pakam. 04 April 2015 pukul 16.00)

Pertanyaan : Apa saja bentuk pelayanan yang diberikan oleh Gajah Mada Swalayan bagi konsumen?

Jawaban : Pelayanan yang diberikan Gajah Mada Swalayan

kepada konsumennya adalah Gajah Mada Swalayan selalu memberikan bantuan saat konsumen tidak tahu letak barang yang diinginkan. Tidak jarang saya turun tangan langsung untuk

melayani konsumen. Jika konsumen membeli banyak barang dan tidak bisa membawa barang-barang tersebut, karyawan Gajah

Mada Swalayan akan membantu membawakan barang-barang belanjaan konsumen. (Bapak Rewin. Pemilik usaha. Lubuk Pakam. 04 April 2015 pukul 16.00)

Pertanyaan : Apa yang anda lakukan untuk menjaga pelayanan

Gajah Mada Swalayan bagi konsumen?

(76)

selalu memperhatikan cara kerja karyawan dalam melayani

pembeli dan akan menegurnya jika karyawan melakukan kesalahan. Gajah Mada Swalayan juga selalu menjaga kebersihan

swalayan dan produk-produk yang ditawarkan, sehingga konsumen nyaman berbelanja di Gajah Mada Swalayan. (Bapak Rewin. Pemilik usaha. Lubuk Pakam. 04 April 2015 pukul 16.00)

Pertanyaan : Bagaimana cara Gajah Mada Swalayan menetapkan

harga produknya?

Jawaban : Karena melihat harga sebagai awal dari persaingan, maka kami menetapkan harga yang lebih murah dari pada

swalayan-swalayan lain. Walaupun harga produk Gajah Mada Swalayan hanya berbeda beberapa rupiah saja, konsumen tetap dapat menghemat jika berbelanja di Gajah Mada Swalayan.

Sehingga konsumen-konsumen Gajah Mada Swalayan, terutama ibu rumah tangga akan lebih memilih berbelanja di Gajah Mada

Swalayan. (Bapak Rewin. Pemilik usaha. Lubuk Pakam. 04 April 2015 pukul 16.00)

Pertanyaan : Bagaimana cara Gajah Mada Swalayan menyusun tata letak produknya?

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Diagram Cartesius Analisis SWOT
Tabel  3.1
Gambar 4.1 Struktur  organisasi Gajah Mada Swalayan
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Kekuatan internal utama yang dimiliki oleh CV. Tirta Indah Sentosa adalah sebagai berikut: a). harga jual yang relative terjangkau dan b). motivasi dari

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Gajah Mada selain sadar bahwa Majapahit telah memiliki wilayah yang luas serta telah berkembang menjadi negara besar

Analisis SWOT sangat membantu usaha Pempek Al-Kindi di kota Palembang untuk dapat menganalisis kekuatan yang dimiliki dan kelemahan-kelemahan yang ada, serta

Skripsi yang berjudul “Peran Guru Penjaskes dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa terhadap Pembelajaran PJOK pada Masa Pandemi Covid-19 di SMK YP Gajah Mada

Fast Food Indonesia (Kentucky Fried Chicken (KFC)) Cabang Gajah Mada Medan, apakah strategi yang telah ada selama ini merupakan strategi yang paling tepat, dan sesuai dengan SWOT

Dalam strategi ini merupakan bentuk dari pengoptimalan kekeuatan dalam mengatasi ancaman yang ada, strategi ST pada industri batik CV Saha Perkasa Gajah Mada

Dimana diawali pada analisa lingkungan internal dan eksternal perusahaan untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta peluang

Kekuatan Strengths Kekompakan tim yang dimiliki dan karyawan perusahaan yang mampu bekerja sesuai deadline; Lokasi perusahaan yang mendekati supplier material bahan pokok; Keuntungan