ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG
KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014
Oleh RUSDANIA
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif STAD di SD Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data aktivitas belajar dan kinerja guru
menggunakan lembar observasi yang diamati oleh observer. Sedangkan hasil belajar digunakan tes evaluasi pada setiap siklusnya. Selanjutnya data dianalisis dengan cara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA. Hal ini ditunjukan data dimana pada siklus I pertemuan ke-1 rata-rata aktivitas belajar siswa 59 dan pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 78. Sedangkan pada siklus II pertemuan ke-1 mendapat nilai 82 dan pertemuan ke-2 mendapat nilai 85. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 67,33 sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 81,33. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
RIWAYAT HIDUP
MOTO
Jangan menunggu bahagia untuk tersenyum
Tetapi
PERSEMBAHAN
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Dengan segenap cinta aku persembahkan karya sederhana
ini untuk:
suamiku tercinta yang selalu mendampingi dan memberi
motivasi demi keberhasilanku.
Ibunda dan Ayahandaku yang selalu membimbing dan
mendoakan keberhasilanku.
Teman-teman sejawat yang tidak dapat kusebutkan satu
persatu, terima kasih atas perhatian yang diberikan.
Almamaterku, Universitas Lampung
Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang
telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
SANWACANA
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 4 Gunungsari Kedondong Kabupaten Pesawaran TP 2013/2014” diselesaikan.
Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman., M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku ketua program studi PGSD. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah
5. Drs. Riyanto M. Taruna, M.Pd., selaku dosen pembahas yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Akademik FKIP Universitas Lampung. 7. Rosnila Wati, S.Pd., selaku Kepala SDN 4 Gunungsari Pesawaran yang
telah memberi ijin penelitian.
8. Semua Dewan Guru SDN 4 Gunungsari Pesawaran, atas kerja sama dan bantuannya.
9. Ria Rachman, terima kasih atas bantuanya
Pesawaran, Mei 2014
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah………. 3
C. Rumusan Masalah ……… 4
D. Tujuan Penelitian……….. 4
E. Manfaat Penelitian……… 4
F. Ruang Lingkup………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran……… 7
B. Aktivitas Belajar……….. 8
C. Hasil Belajar……… 10
D. Model Pembelajaran Kooperatif STAD……….. 11
E. Hipotesa……… 15
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ……….……….. 16
1. Subjek Penelitian………. 16
2. Tempat dan Waktu……… 16
B. Rencana Tindakan……… 16
1. Perencanaan……… 17
3. Pengamatan……… 17
4. Refleksi……….. 18
C. Faktor yang Diteliti……… 18
D. Teknik Pengumpulan Data……… 18
E. Instrument Penelitian………. 18
F. Teknik Analisis Data……… 19
G. Indikator …………..………... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian …….……….. 21
B. Siklus I………. 21
C. Siklus II……… 26
D. Pembahasan ………. 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 33
B. Saran……… 33
DAFTAR PUSTAKA ……… 35
LAMPIRAN……… 36
1. Surat Ijin Penelitian dari Dekan FKIP………. 37
2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian……….. 38
3. Silabus IAP Kelas IV……….. 39
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……….………… 40
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……… 43
6. LKS Siklus I Pertemuan 1……… 48
7. LKS Siklus I Pertemuan 2……….. 49
8. LKS Siklus II Pertemuan 1……….. 50
9. LKS Siklus II Pertemuan 2………. 51
10. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I……….. 52
11. Lembar Evaluasi Siswa Siklus II………. 53
Halaman
13. Lembar Kunci Jawaban Evaluasi……….. 55
14. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 1 …………..………... 56
15. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 2 ………….……… 57
16. Hasil Belajar Siswa Siklus 1……… 58
17. Hasil Belajar Siswa Siklus 2………. 59
18. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ………..……….. 60
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif STAD………. 14
2. Aktivitas Siswa Siklus I………. 22
3. Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa Siklus I……… 23
4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I………. 24
5. Kinerja Guru Siklus I ………. 25
6. Aktivitas Siswa Siklus II ………….………….………. 26
7. Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa Siklus II……… 27
8. Hasil Belajar Siswa Siklus II……… 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur Siklus Penelitian………. 17
2. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I………. 23
3. Grafik Hasil Belajar Siklus I………. 24
4. Grafik Aktivitas Siswa Siklus II………. 27
5. Grafik Hasil Belajar Siklus I………. 28
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Trianto (2009: 1).
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, proses pembelajaran di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD) harus dapat memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, berilmu, cakap, mandiri serta kreativitas seperti kemampuan berpikir, bereksplorasi dan bereksperimen dan juga kemampuan untuk bertanya dan berpendapat.
2
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Mata pelajaran IPA di sekolah pada umumnya dianggap sebagai pelajaran yang tidak menarik dan terlalu banyak hapalan. Secara umum materi IPA disampaikan guru dengan metode ceramah langsung melalui cerita dan mencatat atau membuat rangkuman. Guru jarang menggunakan media atau alat peraga dalam
pembelajaran. Guru terkesan tidak ada kesiapan dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari yang relevan sebagai pendukung. Hal ini membuat siswa menjadi jenuh dan bosan, siswa tidak aktif bahkan cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.
Teori konstruktivis menyatakan, bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide Nur (dalam Trianto, 2002: 8).
3
memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, (4) Siswa tidak berani bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Kondisi inilah diduga yang menyebabkan nilai hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA rendah.
Nilai rata-rata hasil belajar IPA Semester Genap 2013/2014 adalah 60. Nilai tersebut masih lebih rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Siswa yang tuntas hanya 5 orang dari 15 orang siswa jika dipersentasikan siswa yang tuntas hanya 33%.
Untuk memperbaiki hal tersebut peneliti mencoba menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Siswa dapat saling membantu dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang dihadapi. Melalui model pembelajran kooperatif STAD aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Kurniasih (2012: 56) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa melalui model pembelajran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkanaktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA di SD Negeri 4 Gunungsari masih rendah. Salah satu kesulitan yang dialami oleh siswa adalah sulitnya memahami materi yang diberikan oleh guru dalam
mengikuti pelajaran.
4
Berdasarkan latar belakang di atas teridentifikasi masalah data penelitian ini adalah:
1. Guru jarang menggunakan media atau alat peraga, sehingga siswa kurang aktif pada saat kegiatan pembelajaran.
2. Guru terkesan tidak ada kesiapan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
3. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe STAD.
C. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA peserta didik di kelas kelas IV Sekolah Dasar Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten
Pesawaran, Dengan demikian permasalahan yang diajukan adalah:
1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STADdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran?. 2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dalam
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran?.
D. Tujuan Penelitian
5
1. Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SDN 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran?.
2. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SDN 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran?.
E. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa
Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SDN 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran adalah sebagai berikut.
1. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena bekerja sama dengan kelompok.
2. Siswa lebih merasakan manfaat belajar bersama karena mempunyai kesempatan yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan sehingga hasil belajar dapat meningkat.
b. Bagi Guru
1. Guru dapat menghemat waktu karena pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD.
2. Guru lebih terampil dalam menyusun perencanaan, melaksanakan, dan melakukan penilaian dalam pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
6
2. Memberikan kebebasan kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan program-program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.
d. Bagi Peneliti
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Menambah pengetahuan tentang model pembelajaran yang lebih efisien, mudah dan cepat.
F. Ruang Lingkup
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian maka dirumuskan ruang lingkup penelitian sebagai berikut.
a. Aktivitas belajar adalah kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran IPA yang meliputi (A) Bertanya kepada guru, (B) Menjawab pertanyaan guru, (C) Bekerja sama dengan baik pada saat berdiskusi
b. Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang digambarkan oleh nilai yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA, melalui tes diperoleh setelah pembelajaran pada setiap akhir siklus.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar Dan Pembelajaran
Vygotsky (dalam Trianto, 2009: 39) berpendapat bahawa pengetahuan yang diperoleh siswa merupakan hasil dari pikiran dan kegiatan siswa melalui bahasa. Teori Vygotsky ini lebih menekankan pada aspek sosialdari pembelajaran. Pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja satau menangani tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih dalam jangkauan mereka. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu.
Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif Oemar Hamalik (dalam Syah, 2007: 92). Perubahan tersebut sebagai hasil pengalaman siswa dalam interaksi dengan lingkungannya. Setelah mengikuti proses belajar mengajar, perubahan pengetahuan, sikap atau pengalaman yang dialami siswa dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan guru.
Udin Syarifudin Winataputra (2008: 14), belajar adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar siswa. Skiner dalam Rusman (2008:161) mengatakan bahwa belajaran adalah penguasaan atau memperoleh
8
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, kecakapan, keterampilan pada individu yang belajar, yang menyebabkan perubahan tingkah laku, dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang dilakukan seumur hidup.
B. Aktivitas Belajar
Paul D. Dierich (dalam Oemar Hamalik, 2011: 177) membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok, yaitu:
1. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang bekerja atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan, yaitu: mengungkapkan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara dan diskusi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengisi angket.
9
6. Kegiata-kegiatan metrik, yaitu: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu: minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.
Sriyono (2000: 14) mengatakan aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan.
Slameto (2003: 2) mengatakan aktivitas belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya.
Oemar Hamalik (2001: 28) mengatakan aktivitas belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengetian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
10
Menurut Mulyono (2001) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik.
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indicator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Natawijaya (2005: 31) mengatakan aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan belajar yang menekankan keaktivan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan aktivitas adalah semua kegiatan yang mengarah pada kebutuhan, yang meliputi jasmani, rohani, dan sosial, dalam proses interaksi guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan belajar, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh seseorang setelah
11
kepandaian atau ilmu serta perubahan tingkah laku yang didapat dari belajar (Hamalik, 2009: 3).
Arikunto (2009: 133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur.
Nasution (2007: 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.
Menurut Bloom dalam Agustian (2010: 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, hal yang sama juga diungkapkan oleh Agustian (2010: 7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi manusia saja.
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh seseorang setelah mengalami aktifitas belajar. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut. Hasil belajar diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
12
siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah (Trianto, 2009 : 57)
Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik antar siswa melalui aktivitas kelompok. Aktivitas terpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, kerjasama, saling membantu, dan mendukung dalam memecahkan masalah. Trianto (2009 : 61).
Menurut Stah (dalam Trianto. 2009: 68) ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah belajar bersama teman yang selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, saling mendengarkan pendapat kelompok, belajar dari teman kelompok kecil, saling
mengemukakan pendapat, keputusan tergantung pada siswa.
Sedangkan menurut Ibrahim (2009: 9) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan, saling menyayangi dan saling tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata. Sehingga sumber belajar bukan hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga dari sesama teman.
Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas.
13
3. Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari individu.
Menurut Kunandar (2007: 364) dalam model pembelajaran STAD para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, tiap kelompok belajar
menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif STAD adalah model pembelajaran dalam bentuk kerja sama antara siswa yang dibentuk dalam kelompok-kelompok, saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.
Menurut Ibrahim (2000: 145) langkah-langkah pembelajaran kooperatif STAD adalah: 1. Peserta didik diberi tes awal dan diperoleh skor awal.
2. Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil 4-5 orang secara heterogen. 3. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik.
4. Guru menyajikan bahan pelajaran dan peserta didik bekarja dalam tim. 5. Guru membimbing kelompok peserta didik.
6. Peserta didik diberi tes materi yang telah diajarkan. 7. Memberi penghargaan kelompok.
Persiapan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
14
2. Membentuk kelompok kooperatif tipe STAD, disini siswa dibentuk kelompok secara heterogen, yang bila memungkinkan ada perbedaan ras, suku, jenis kelamin, tingkat kemampuan dan daya pikir yang berbeda. Apabila dalam kelas terdiri-dari satu jenis kelamin, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi belajar dan akademik.
3. Menentukan skor awal, skor awal adalah nilai tes ulangan sebelumnya. Skor awal dapat berubah setelah ada tes kedua.
4. Mengatur tempat duduk, tempat duduk diatur perkelompok yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.
5. Kerja kelompok, Sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipeSTAD ada baiknya diadakan terlebih latihan kerja sama dalam kelompok yang bertujuan untuk mengenal individu dalam kelompok.
Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Model Kooperatif tipe STAD
No Fase Kegiatan Guru
1. Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
a. Menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar aktif.
2. Fase 2
Menyajikan dan menyampaikan informasi
a. Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
3. Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok bekerja dan belajar
a. Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien 4. Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
a. Membimbing setiap kelompok pada saat mereka bekerja.
5. Fase 5 Evaluasi
15
6. Fase 6
Memberi penghargaan
a. Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Sumber: Ibrahim, dkk. dalam Trianto (2009: 71)
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif STAD memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. Belajar kooperatif tipe STAD dimana siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang heterogen untuk saling membantu antar anggota kelompok dalam penyelesaian tugas bersama.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD adalah seluruh siswa menjadi lebih siap dan melatih siswa bekerja sama dengan baik.
Kekurangannya adalah anggota kelompok semua mengalami kesulitan dalam membedakan siswa.
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu dugaan yang bersifat sementara terhadap masalah yang masih harus dibuktikan kebenaranya. Sutrisno Hadi (2012: 8). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
1. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Gunungsugih Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 1. Subyek
Subyek penelitain ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 4 Gunungsari yang berjumlah seluruh siswa 15 orang yang terdiri dari 8 orang putera dan 7 orang puteri dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada semester genap, dari bulan April-Juni Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Rencana Tindakan
17
Gambar 3.1. Siklus Penelitain Tindakan Kelas menurut Arikunto Suharsimi (2009: 137)
1. Perencanaan a. Menyusun silabus
b. Menyusun rancangan pembelajaran RPP c. Membuat LKS
d. Menyusun lembar observasi e. Membuat lembar soal tes
2. Pelaksanaan
a. Guru menjelaskan materi secara klasikal
b. Membentuk kelompok belajar kooperatif STADdengan cara membagi siswa dalam kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.
c. Membimbing kelompok bekerja dan belajar d. Melakukan penilaian kelompok
e. Memberi penghargaan kepada kelompok
18
3. Pengamatan
Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh guru mitra, dengan cara mengamati segala aktivitas siswa yang meliputi.
a. Bertanya kepada guru. b. Menjawab pertanyaan guru
c. Bekerja sama dengan baik pada saat berdiskusi d. Mengerjakan latihan
e. Mempersentasikan hasil diskusi/menangapi
4. Refleksi
Pada langkah refleksi, peneliti merenungkan tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan, merumuskan kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya dipertahankan, kekurangannya diperbaiki untuk siklus berikutnya.
C. Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti adalah aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaraan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi dan tes. Observasi dilakukan
menggunakan lembar observasi dengan memberi tanda √ (cheklis) pada lembar
19
E. Instrument Penelitian
Instrument penelitian ini berupa lembar observasi, perangkat tes, dan catatan lapangan. 1. Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengamati kegiatan siswa
pada saat penelitian. Lembar observasi dibuat oleh peneliti.
2. Perangkat tes berbentuk soal isian singkat untuk mengukur kemampuan yang dicapai siswa atas mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.
3. Catatan lapangan adalah segala kegiatan siswa dan guru yang diamati oleh guru mitra.
F. Teknik Analisis Data
1. Data hasil observasi
Analisis data yang dilakukan pada siswa setiap pertemuan, untuk menghitung presentase aktivitas siswa digunakan rumus berikut.
As = ∑SA X 100% ∑S
As = Persentase aktivitas siswa
∑SA = Jumlah siswa aktif ∑S = Jumlah siswa
Siswa dikatakan aktif jika melakukan minimal tiga dari lima komponen aktivitas pengamatan. (Sudjana. 2005: 26).
Table 3.1 Penilaian Perolehan Aktivitas Siswa
20
Untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa digunakan rumus sebagai berikut.
Ketuntasan = ∑ ST X 100
∑ S
∑ST = Banyak siswa yang tuntas
∑S = Banyak siswa seluruhnya (Sudjana. 2005: 29).
G. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika:
1. Siswa dikatakan aktif jika 80% dari seluruh jumlah siswa melakukan semua aspek kegiatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas IV SDN 4 Gunungsari, dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD adalah sebagai berikut.
1. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STADdapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. 2. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
B. Saran
1. Bagi siswa, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja sama dengan teman sebaya, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
34
terpancing untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu variasi dalam pembelajaran membuat kita lebih kreatif dan berpikir luas. 3. Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang dapat
memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, A, G. 2010. Hasil Belajar.
http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/hasil-belajar
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian. Yogyakarta. Rineka Cipta. Ibrahim. 2000, Model-model Pembelajaran, Surabaya
_______. 2009. Pembelajaran kooperatif. Usaha Nasional.Trimulyo Kunandar. 2007. Model-medel Pembelajaran. Bandung. Bumi Aksara. Mulyono. 2001. Aktivitas Belajar. Bamdung. Alfabeta.
Nasution, N. 2007. Evaluasi Pembelajaran. Jakatra. Universitas Terbuka. Natawijaya. 2005. Aktivitas Belajar
http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/aktivitas-belajar Oemar, H. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Bumi Aksara. ______ 2009. Hasil Belajar. Bandung. Bumi Aksara.
______ 2011. Proses Belajar Mengajar. Bandung. Bumi Aksara. Paul. D. 2002. Macam-macam Teori Belajar.
http://belajar psikologi.com/macam-macam-teori-pembelajaran
Slameto. 2003. Aktivitas Belajar
http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/aktivitas-belajar Sriyono. 2000. Aktivitas Belajar
http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/aktivitas-belajar
sutrisno, H. 2012. Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian. Jakarta. Lentera Syah, M. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta . PT Raja Grafindo Persada.