• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN GENDER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK RAMAH LINGKUNGAN(Studi pada Mahasiswa FISIP UNILA yang Mengkonsumsi Air Minum dalam Kemasan ADES)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN GENDER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK RAMAH LINGKUNGAN(Studi pada Mahasiswa FISIP UNILA yang Mengkonsumsi Air Minum dalam Kemasan ADES)"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Perbedaan Gender Terhadap Keputusan Pembelian Produk Ramah

Lingkungan (Studi Pada Mahasiswa FISIP UNILA Yang Mengkonsumsi Air

Minum Dalam Kemasan ADES)

(Skripsi)

Oleh

Ayu Sunarti

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF GENDER DIFFERENCES ON PURCHASE DECISION ENVIRONMENT FRIENDLY

(Studies in Social and Political Science Students UNILA the Packaged Drinking Water Consuming ADES)

By

AYU SUNARTI

The purpose of this research is to know the difference between the commitment of

men and women as well as to find out the orientation of the individual,

environmental awareness, knowledge ecologikal, intention to buy green, sell

green products behavior better among men and women of distinction

environment-friendly. Data were analyzed using methods of test validity,

reliability, and hypothesis testing. The results of this study showed that there was

no significant difference in overall commitment between men and women just that

there are differences in commitment to variable environmental awareness, it is

based on the significant value on the table Independent Samples T Test, ie 0.000

<0.005 results are not overly affect because a little different or the same can be

said.

(3)

ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN GENDER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK RAMAH LINGKUNGAN

(Studi pada Mahasiswa FISIP UNILA yang Mengkonsumsi Air Minum dalam Kemasan ADES)

Oleh AYU SUNARTI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan komitmen antara

laki-laki dan perempuan serta untuk mengetahui orientasi individual, kesadaran

lingkungan, pengetahuan ekologikal, niat beli hijau, perilaku beli produk hijau

yang lebih baik antara laki-laki dan perempuan tehadap komitmen ramah

lingkungan. Teknik analisis data menggunakan metode uji validitas, reliabilitas,

dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan komitmen yang signifikan secara keseluruhan antara laki-laki dan

perempuan hanya saja ada perbedaan komitmen terhadap variabel kesadaran

lingkungan, hal ini berdasarkan pada nilai signifikansi pada table Independent

Samples T Test, yaitu 0,000 < 0,005 hasilnya tidak terlalu mempengaruhi karna

sedikit berbeda atau dapat dikatakan sama.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ayu Sunarti dilahirkan di Bandar

Lampung, 22 Agustus 1990, yang merupakan anak kedua

dari tiga bersaudara dari orang tua yang bernama Bapak

Yatin dan Ibu Suryani. Jenjang pendidikan formal yang

penulis tempuh yaitu TK (Taman Indria) Taman Siswa

Tahun 1996, kemudian kembali dilanjutkan di SD (Taman Muda) Taman siswa

yang diselesaikan pada tahun 2002. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di

SMP (Taman Dewasa) Taman Siswa diselesaikan pada tahun 2005. Pendidikan di

lanjutkan ke SMA Perintis1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada program

Strata Satu (S1) melalui jalur non regular/mandiri. Pada juli-agustus 2011, penulis

(9)

PERSEMBAHAN

Maha suci Allah yang menguasai hati dan memberikan

Kelembutan pada hati dan setiap makhluk-Nya

Kupersembahkan tulisan ini untuk orang-orang yang

Kusayangi dan menyayangiku karena Allah SWT

Ayah dan Ibu ku tercinta

yang selalu aku sayangi dan aku banggakan

Untuk segala cinta dan kasih sayang yang tak terbatas,

Pengorbanan dan motivasi tiada henti untuk menjadi

pribadi yang rendah hati, sabar, ikhtiyar, dan tawakal

Kakak dan Adik ku

Lelaki Spesial yang selalu setia menemani dan membimbing

Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa,

seluruh sahabat-sahabatku dan Almamaterku Universitas

(10)

MOTO

Dan kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi

sebagian yang lain, Maukah kamu bersabar...

“QS Al-Furqaan : 20”

Cobalah untuk tidak menjadi seorang yang sukses, tetapi

jadilah seorang yang bernilai

“Albert Einstein”

Kejadian luar biasa hanya terjadi pada orang-orang luar

biasa

“Reepicheep - The Chronicles of Narnia”

Jangan pernah terpuruk akan masa lalu tapi kejarlah masa

depan yang cerah yang telah menunggu mu

(11)

SANWACANA

Assalammualaikum wr.wb.

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

Subhannallah, Maha suci Allah yang memberikan kelembutan hati bagi setiap

insan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada panutan hati setiap

manusia dan hamba Allah terkasih baginda Rosulullah Muhammad S.A.W maha

suci Allah yang telah memberikan kekuatan pada setiap hamba-Nya. Maha suci

Allah yang selalu memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan hidup yang

dihadapi oleh setiap insan. Maha suci Allah dengan segala nikmat yang tidak

terhitung pada setiap makhluk hidup yang ada di dunia, nikmat iman, nikmat

Islam, nikmat panjang umur, serta nikmat sehat sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Analisis Perbedaan Gender Terhadap Keputusan Pembelian Produk Ramah Lingkungan ( Studi Pada Mahasiswa Fisip Unila Yang Mengkonsumsi Air Mineral Dalam Kemasan Ades)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Dengan rendah hati penulis

menyampaikan ucapan terimah kasih yang sedalam-dalam nya khususnya kepada

(12)

untuk doa serta semua dukungan yang tak kunjung henti memberikan semangat

dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini, serta Kakak dan Adik ku.

Oleh karena itu penulis dengan segala hormat mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu hingga selesainya skripsi ini, antara

lain:

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A. Effendi, M.M. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Pairulsyah, S.Sos., M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B. selaku Kepala Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Universitas Lampung dan sekaligus sebagai Dosen Penguji Utama.

Terima kasih banyak atas saran, bantuan, dan nasehat-nasehat yang

diberikan kepada penulis sehingga dapat membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Rahayu Sulistiowati, S.Sos., Selaku Pembimbing Utama. Terima kasih

banyak telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, kritik,

saran, bantuannya, ilmu, motivasinya, dan kesediaan waktunya untuk

mendengarkan keluh kesah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Deddy Aprilani, S.A.N., M.A. Selaku Pembimbing Kedua. Terima

kasih banyak telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

kritik, saran, bantuannya, ilmu, motivasinya, dan kesediaan waktunya untuk

(13)

8. Bapak Drs.Dian Komarsyah.D.,M.s. selaku Pembimbing Akademik. Terima

kasih atas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan

dalam menyelesaikan proses skripsi ini.

9. Ibu Mertayana selaku Staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. Terima kasih

untuk semua bantuannya dan waktunya dalam membantu proses

penyelesaian skripsi ini.

10. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Bisnis Unila yang telah memberikan ilmu

dan pengetahuannya yang bermanfaat kepada penulis sehingga dapat

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Keluarga tercintaku ayah dan ibu tersayang dan terkasih, yang tak pernah

henti mendo’akan disetiap sujudnya, yang selalu bekerja keras, mendidik,

membesarkan dengan penuh kesabaran, semoga kelak aku bisa

membahagiakan kalian dan aku ingin menjadi anak yang bisa

membanggakan kalian . Aku sangat menyayangi kalian, maafkan aku karena

terlalu lama menyelesaikan skripsi ini.

12. Kakak dan Adikku terkasih, terimakasih atas dukungan serta doa yang tak

henti-hentinya yang diberikan .

13. Lelaki Spesial dalam hidup aku ‘Hidayatullah Surya Dirgabrata’,

terimakasih atas semuanya.

14. Keluarga kedua bagi aku, Papa dan Mama serta adik-adik ku Arum dan

Uca, terimakasih atas doa dan support untuk mba ayu dan mas dirga agar

dapat menyelesaikan skripsi.

15. Keluarga besar ABI 2008 tercinta dan Teman-teman seperjuangan Dirga,

Taufick, Rani, Anggun, Goibi, Faris, Ferdy, Damen, Dendi, Rama, Afni,

Budi, Indra, Kukuh, Andika, Zaky, Tegar, dan semua teman-teman ABI

(14)

dan kebersamaan baik dalam hal perkuliahan maupun hal diluar

perkuliahan, semoga kita semua bisa sukses. Amin.

16. Teman-teman junior ABI, hari, ferdy, may roni, bely, alfred, dicky,

yohanes, romario, tambong, iqbal dan lainnya yang tidak bisa disebut satu

persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan keluargaannya. .

17. Keluarga besar HMJ Ilmu Administrasi Bisnis.

18. Almamater Universitas Lampung yang memberikan perkembangan,

pemikiran dan tindakan, mudah-mudahan dapat memberikan kebanggaan

bagi almamater serta menjadi sosok yang mampu memberikan sumbangsih

dalam perbaikan negeri tercinta ini. Amin.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima Kasih

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung, 31 Desember 2014

(15)

i

1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian 14 C. Peranan Konsumen dalam Pembelian ... 15

D. Produk Ramah Lingkungan... 17

1.Karakteristik Produk Hijau ... 18

2.Komitmen Produk ramah Lingkungan ... 19

E. Gender ... 20

C. Definisi Konseptual Variabel ... 28

D. Definisi Operasional Variabel ... 29

E. Deskripsi Data ... 32

(16)

ii

G. Skala Pengukuran ... 33

H. Instrumen Penelitian... 34

1.Uji Normalitas ... 34

B. Analisis Statistik Deskriptif ... 45

1.Deskripsi Umum Responden ... 45

D. Pembahasan Deskripsi Kualitatif Gender ... 76

(17)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 31

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 34

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 46

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan ... 47

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Laki-Laki Tentang Orientasi Individual ... 48

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Wanita Tentang Orientasi Individual ... 48

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Laki-Laki Kesadaran Lingkungan 49 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Wanita Kesadaran Lingkungan 50 Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Laki-Laki Tentang Pengetahuan Ekologikal ... 50

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Wanita Tentang Pengetahuan Ekologikal ... 51

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Laki-laki Tentang Niat Beli Hijau 52 Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Wanita Tentang Niat Beli Hijau 52 Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Laki-laki Tentang Perilaku Beli Produk Hijau ... 53

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Wanita Tentang Perilaku Beli Produk Hijau ... 53

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Laki-laki Tentang Keputusan Pembelian Produk AMDK ... 54

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Wanita Tentang Keputusan Pembelian Produk AMDK ... 55

Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Responden Laki-laki ... 56

Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Responden Wanita ... 57

Tabel 4.18 Hasil Uji Reabilitas Responden Laki-laki ... 58

Tabel 4.19 Hasil Uji Reabilitas Responden Wanita ... 58

Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinearitas Responden Laki-laki ... 63

Tabel 4.21 Hasil Uji Multikolinearitas Responden Wanita ... 64

(18)

iv

(19)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap ... 12

Gambar 2.2 Model Kerangka Pemikiran ... 25

Gambar 4.1 Uji Normalitas Responden Laki-laki ... 60

Gambar 4.2 Uji Normalitas Responden Wanita ... 60

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Responden Laki-laki ... 62

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini tren keamanan pangan menjadi isu sensitif dalam industri pangan. Isu

bahan pangan yang aman ini telah meningkatkan kesadaran masyarakat pada

krisis lingkungan yang menuntut setiap orang untuk memiliki gaya hidup sehat

dan hemat. Perbaikan mutu kehidupan dan gaya hidup sehat telah mendorong

masyarakat diberbagai negara dan mendorong gerakan gaya hidup sehat dengan

tema global kembali ke alam atau back to nature. Gerakan ini didasari bahwa

segala sesuatu yang berasal dari alam adalah baik dan berguna serta menjamin

adanya keseimbangan.

Konsumen yang memiliki kesadaran lingkungan sering juga disebut green

orientation yang pada masa mendatang diprediksikan akan meningkat. Konsumen

yang memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan akan memilih

produk-produk yang ramah lingkungan walaupun harganya relatif lebih mahal. Pangan

organik sebagai produk yang ramah lingkungan sesuai untuk menjelaskan

kesadaran konsumen akan lingkungan. Kesadaran konsumen bukan hanya

ideologi saja tetapi juga permasalahan market competition yang mempengaruhi

(21)

2

penawaran makanan secara keseluruhan dan khususnya untuk para pengecer

karena isu lingkungan mempengaruhi pembelian dan keputusan nutrisional.

Permasalahan lingkungan di Indonesia selama ini terdapat kecenderungan terjadi

penurunan, untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan

meningkatkan pemahaman lingkungan seluruh masyarakat yang dalam konteks

penelitian ini adalah masyarakat konsumen. Pada masa persaingan yang semakin

ketat ini, salah satu cara menarik pelanggan adalah dengan memuaskan

kebutuhan konsumen dari waktu ke waktu. Sering kali perusahaan

berlomba-lomba menyediakan produk dengan harga yang murah dengan anggapan

konsumen hanya mempertimbangkan harga dalam keputusan pembelian.

Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Berbagai teori perilaku pelanggan dan

pemasaran menyatakan bahwa kebutuhan manusia tidak saja dipengaruhi oleh

motivasinya, melainkan juga hal-hal eksternal, seperti budaya, sosial, dan

ekonomi.

Keputusan pembelian dan pilihan produk seringkali dipengaruhi oleh

dorongan-dorongan yang sifatnya psikologis serta keinginan dari diri pribadi atau komitmen

terhadap produk yang ingin dimilikinya. Produk memang tidak dirancang untuk

memenuhi kebutuhan fungsionalnya saja, namun juga memuaskan kebutuhan

sosial dan psikologi. Meningkatnya permintaan produk-produk ramah lingkungan

ini ditanggapi beberapa perusahaan dengan baik, walaupun masih banyak

perusahaan yang belum memperdulikan permasalahan pemasaran lingkungan.

Revolusi pemasaran hijau terjadi karena terbukti bahwa 30 sampai 40 persen

(22)

3

tangga. Hal ini menunjukkan bahwa jika konsumen memperlihatkan sikap yang

positif terhadap isu-isu lingkungan maka mereka akan memiliki perilaku

konsumsi yang mengarah pada kesadaran lingkungan.

Kajian literatur menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan hanya sedikit yang

berhasil menjelaskan prilaku sosial konsumen yang berwawasan sosial. Studi

yang dilakukan (Ling-yee, 1997) dalam Junaedi, (2008), berupaya menjelaskan

peran perbedaaan karakteristik demografi konsumen pada hubungan nilai sikap

perilaku koonsumen dalam mengkonsumsi produk ramah lingkungan. Variabel

yang diduga menjadi perantara antara nilai sikap perilaku konsumen terhadap

komitmen untuk berwawasan lingkungan ini adalah status gender, keterlibatan

produk, usia, kelompok etnik, tingkat pendidikan, status menikah, jumlah anak

dan akses terhadap media (Ling-yee, 1997) dalam (Junaedi, 2008).

Penelitian ini mengkaji lebih lanjut tentang peran gender dalam perbedaan

komitmen ramah lingkungan serta menggambarkan tentang hubungan nilai sikap

prilaku mengkonsumsi produk berwawasan lingkungan. Menurut para ahli,

memahami konsep gender harus dibedakan antara kata gender dengan seks. Seks

atau jenis kelamin merupakan penafsiran atau pembagian dua jenis kelamin

manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin

tertentu. Secara biologis alat-alat kelamin antara laki-laki dan perempuan tidak

dapat dipertukarkan, hal ini merupakan kodrat dan ketentuan tuhan. Secara

umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan

perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. (Fakih, 2006)

(23)

4

laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural.

Perubahan ciri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke

tempat lainnya disebut konsep gender. Istilah gender dan seks memiliki

perbedaan dari segi dimensi. Istilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi

biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada

dimensi sosial budaya seorang laki-laki dan perempuan. Selain itu, istilah gender

merujuk pada karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan pada laki-laki

dan perempuan. Karakteristik dan ciri yang diasosiasikan tidak hanya didasarkan

pada perbedaan biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural

tentang apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan.

Gender diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan

karakteristik maskulin dan feminim. Istilah gender dikemukakan oleh para

ilmuwan sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan

laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya

(konstruksi sosial). Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab

antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat

berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Dari beberapa penjelasan mengenai seks dan gender di atas, dapat dipahami

bahwa seks merupakan pembagian jenis kelamin berdasarkan dimensi biologis

dan tidak dapat diubah-ubah, sedangkan gender merupakan hasil konstruksi

manusia berdasarkan dimensi sosial-kultural tentang laki-laki atau perempuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang peran gender dalam perbedaan

(24)

5

(AMDK), saat ini para produsen AMDK bersaing mengeluarkan produknya

dengan berbagai kelebihan masing-masing, seperti untuk memenuhi permintaan

konsumen akan produk ramah lingkungan, salah satu produk AMDK yang

menjalankan hal tersebut adalah ADES yang merupakan produk dibawah

naungan The Coca Cola Company. Perhatian ADES dalam konteks ramah

lingkungan tertuju pada kemasan ADES sendiri, yang seperti diketahui ADES

menerapkan istilah go green pada kemasannya yang tujuannya dengan

menggunakan kemasan AMDK yang mudah diremuk akan memperkecil ruang

sampah dilingkungan hidup, hal ini tentu diharapkan agar konsumen yang

mengkonsumsi ADES dapat menyadari istilah go green tersebut agar tujuan yang

diterapkan ADES tepat sasaran.

Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini ingin mengetahui komitmen

pemilihan produk ramah lingkungan berdasarkan perbedaan gender terhadap

keputusan pembelian produk air minum dalam kemasan ADES. Berdasarkan latar

belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Perbedaan Gender Terhadap Keputusan Pembelian Produk

Ramah Lingkungan (Study pada mahasiswa FISIP UNILA yang mengkonsumsi Air Minum Dalam Kemasan ADES)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan adalah

sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan komitmen pemilihan produk ramah lingkungan antara

(25)

6

2. Apakah ada perbedaan Orientasi Individual, Kesadaran Lingkungan,

Pengetahuan Ekologikal, Niat Beli Hijau, Perilaku Beli Produk Hijau antara

Laki-laki dan Perempuan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui perbedaan komitmen pemilihan produk ramah lingkungan antara

Laki-laki dan Perempuan.

2. Mengetahui perbedaan Orientasi Individual, Kesadaran Lingkungan,

Pengetahuan Ekologikal, Niat Beli Hijau, Perilaku Beli Produk Hijau antara

Laki-laki dan Perempuan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas

maka manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua aspek sebagaai berikut:

1. Aspek teoritis

a. Bagi dunia akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pada penambahan atau masukan baru bagi bidang marketing

khususnya dalam hal peilaku konsumen.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi ilmu

pengetahuan, dan bisa dijadikan pedoman untuk penelitian-penelitian

(26)

7

2. Aspek kompleks

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan,

pengetahuan tentang komitmen pemilihan produk ramah lingkungan

(27)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menurut Sumarwan (2003) adalah semua kegiatan, tindakan,

serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum

membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah

melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. The American Marketing

Association dalam Setiadi (2003) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana

manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau

organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam

mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat

dipengaruhi lingkungan. Keberhasilan suatu program pemasaran sangat

tergantung pada perilaku konsumen. Tujuan kegiatan pemasaran adalah

memengaruhi konsumen untuk bersedia membeli produk dan jasa yang

ditawarkan perusahaan. Penting bagi manajer perusahaan untuk memahami

“bagaimana dan mengapa?” tingkah laku konsumen sehingga perusahaan dapat

(28)

9

mendistribusikan produknya secara lebih baik. Menurut Setiadi (2003) studi

tentang perilaku konsumen akan menjadi dasar yang amat penting karena hasil

dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk:

1. merancang bauran pemasaran

2. menetapkan segmentasi

3. merumuskan posisioning dan pembedaan produk

4. memformulasikan analisis lingkungan bisnisnya

5. mengembangkan riset pemasarannya

Selain itu, analisis perilaku konsumen juga memainkan peranan penting dalam

merancang kebijakan publik. Studi konsumen memberikan petunjuk untuk

memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga,

merencanakan saluran, menyusun pesan dan mengembangkan kegiatan pemasaran

lain. Melalui analisis konsumen, para pemasar bisa melihat tren yang sedang naik

daun sehingga menangkap peluang pemasaran yang baru.

Perilaku konsumen adalah dinamis, hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi

dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar, serta hal tersebut melibatkan

pertukaran. Perilaku konsumen juga didefinisikan sebagai tindakan yang langsung

terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan

menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului dan

mengikuti tindakan ini (Setiadi, 2003).

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Setiadi (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

(29)

10

a. Faktor-Faktor Kebudayaan

1. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan

perilaku seseorang. Budaya tersebut merupakan hasil karya yang diciptakan

oleh manusia yang sudah ada dari generasi terdahulu dan bersifat

turun-temurun sehingga berpengaruh terhadap tingkah laku dalam bermasyarakat.

Perilaku manusia didapatkan dari seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan

melalui sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial

lainnya. Sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan

sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.

2. Kelas sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan

bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hirarki dan

keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Biasanya

ditentukan oleh jabatan atau status dalam pekerjaan, pendapatan, ataupun

prestasi.

b. Faktor-Faktor Sosial

1. Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku

(30)

11

2. Keluarga

Keluarga adalah lingkungan mikro yang paling terdekat dengan konsumen di

mana sebagian besar konsumen tinggal dan berinteraksi dengan

anggota-anggota keluarga lainnya.

3. Peran dan status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya seperti

keluarga, klub, dan organisasi.

c. Faktor pribadi

1) Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

2) Pekerjaan

3) Keadaan Ekonomi

4) Gaya Hidup

5) Kepribadian dan Konsep Diri

d. Faktor Psikologis

1. Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen dan muncul karena

adanya ketidaknyamanan antara yang seharusnya diarasakan dan

sesungguhnya dirasakan sehingga mendorong seseorang untuk melakukan

(31)

12

2. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses di mana seseorang memilih

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan

suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

3. Proses belajar

Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan

pengalaman, pengetahuan dan pengalaman ini akan mengakibatkan

perubahan sikap dan perilaku yang relatif permanen. (Sumarwan, 2003)

4. Kepercayaan dan Sikap

Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah

disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan

konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.

Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu

tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok, yang berhubungan dengan

proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan

barang-barang atau jasa yang diinginkan dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan internal

dan eksternal dari konsumen tersebut.

B. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perusahaan

harus mengenali perilaku konsumen untuk mengetahui apa yg dibutuhkan oleh

konsumen, sehingga perusahaan diharapkan dapat selalu memenuhi kebutuhan

(32)

13

pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana

konsumen benar-benar akan membeli. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen

dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual)

dan konsumen organisasional (konsumen industrial, konsumen antara, konsumen

bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu atau rumah tangga yang tujuan

akhirnya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk konsumsi.

Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri,

pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk

keperluan bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Menurut Kotler (2003) ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses

pembelian, yaitu: Pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku pasca-pembelian. Tugas pemasar adalah

memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja

dalam tahap-tahap tersebut. Namun ada saatnya dalam pembelian konsumen

sering kali melompati atau membalik beberapa tahap-tahap ini. Pelanggan yang

puas akan terus-menerus melakukan pembelian produk yang bersangkutan dan

kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut kepada teman-temannya. Oleh

karena itu, perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen pada

semua tingkat dalam proses pembelian. Berikut gambar proses keputusan

pembelian:

Gambar 2.1 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap

(33)

14

Gambar di atas menjelaskan bahwa tahapan pertama yang dilalui konsumen dalam

proses pembelian adalah pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli

menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi yang

diinginkannya (Kotler, 2003). Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan

internal seperti rasa lapar meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah

menjadi dorongan atau suatu rangsangan eksternal seperti ketika seseorang

melewati toko roti dan melihat roti yang baru selesai dipanggang dapat

merangsang rasa laparnya.

Proses yang kedua adalah seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan

terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Menurut Kotler (2003)

pencarian informasi dapat dibagi menjadi dua level rangsangan. Situasi pencarian

informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang

hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya,

orang itu mulai aktif mencari informasi, mencari bahan bacaan, menelpon teman,

dan mengunjungi toko untuk mengetahui produk tertentu.

Proses yang ketiga adalah proses evaluasi keputusan, kebanyakan model dari

proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang

konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan

pertimbangan yang sadar dan rasional (Kotler, 2003). Beberapa konsep dasar akan

membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha

memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi

(34)

15

sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan

manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan.

Proses yang keempat adalah keputusan pembelian. Pada tahap evaluasi, konsumen

menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian

(Kotler, 2003). Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan

untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap merek. Konsumen tidak harus

memanfaatkan satu jenis aturan pilihan dalam mengambil keputusan. Dalam

beberapa kasus, mereka memanfaatkan satu strategi keputusan bedasarkan fase

yang menggabungkan dua atau lebih aturan keputusan.

Proses kelima adalah perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar tidak berakhir

begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca

pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan memengaruhi perilaku

konsumen selanjutnya (Kotler, 2003). Setelah pembelian, konsumen mungkin

mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang

mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan

akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi

pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan

konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Tjiptono (2006) dalam Nafillah (2012) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan adalah ikatan emosional yang

(35)

16

dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa tersebut memberi

nilai tambah. Dimensi nilai terdiri dari 4, yaitu:

a) Nilai emosional, utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif atau emosi

positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk. Kalau konsumen

mengalami perasaan positif (positive feeling) pada saat membeli atau

menggunakan suatu merek, maka merek tersebut memberikan nilai

emosional. Pada intinya nilai emosional berhubungan dengan perasaan,

yaitu perasaan positif apa yang akan dialami konsumen pada saat membeli

produk.

b) Nilai sosial, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk

meningkatkan konsep diri-sosial konsumen. Nilai sosial merupakan nilai

yang dianut oleh suatu konsumen, mengenai apa yang dianggap baik dan

apa yang dianggap buruk oleh konsumen

c) Nilai kualitas, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi biaya jangka

pendek dan biaya jangka panjang.

d) Nilai fungsional adalah nilai yang diperoleh dari atribut produk yang

memberikan kegunaan (utility) fungsional kepada konsumen nilai ini

berkaitan langsung dengan fungsi yang diberikan oleh produk atau layanan

kepada konsumen.

C. Peranan Konsumen dalam Pembelian

Kotler&Armstrong (2004) mengungkapkan bahwa seseorang mungkin dapat

memiliki peranan yang berbeda-beda dalam setiap keputusan pembelian. Berbagai

(36)

17

a. Initiator yaitu orang yang pertama kali mengemukakan gagasan atau ide

untuk membeli suatu produk atau jasa. Orang ini mempunyai kebutuhan

atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan

pembelian,

b. Influencer, yaitu orang yang pandangan atau nasehatnya diperhitungkan

dalam pembuatan keputusan akhir,

c. Decider, yaitu orang yang menentukan sebagian besar atau keseluruhan

pemeblian, membeli atau tidak, apa yang dibeli, bagaimana membeli dan

dimana dibeli,

d. Buyer, yaitu orang yang benar-benar melakukan pembelian,

e. User, yaitu orang yang mengkonsumsi atau memakai produk atau jasa yang

dibeli.

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada yang sederhana

dan ada pula yang kompleks. Engel (1994) dalam Andini (2012) membagi proses

pengambilan keputusan kedalam tiga jenis:

1. Proses pengambilan keputusan yang luas.

Merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari

pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian

beberapa produk.

2. Proses pengambilan keputusan terbatas.

Terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi

beberapa alternatif produk atau merek berdasarkn pengetahuan yang dimiliki

tanpa berusaha (atau hanya melakukan sedikit usaha) mencari informasi baru

(37)

18

3. Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan.

Merupakan proses yang paling sederhana, yaitu konsumen mengenal

masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk mengambil

merek favorit / kegemarannya (tanpa evaluasi alternatif).

D. Produk Ramah Lingkungan

Kasali (2005) mendefinisikan, produk hijau (green product) adalah produk yang

tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak

menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang.

Suatu produk yang dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi

efek-efek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam produksi,

pendistribusian dan pengkonsumsianya. Hal ini dapat dikaitkan dengan pemakaian

bahan baku yang dapat didaur ulang.

Sebagai pengguna produk hijau, terdapat suatu bentuk konsumen corak baru yang

menamakan dirinya konsumen hijau (green consumer). Nugrahadi (2002) dalam

Wibowo (2002) mengemukakan, konsumen hijau adalah konsumen yang peduli

lingkungan hidup. Elkington (1991) dalam Harsiwi (2004) mengemukakan,

konsumen hijau merupakan jargon pemasaran yang relatif kecil, tetapi cukup

mempengaruhi dan mengembangkan suatu kelompok konsumen yang

menggunakan kriteria lingkungan dalam memilih barang-barang konsumsi.

Konsumen hijau berkontribusi dalam mengurangi semaksimal mungkin

penggunaan produk yang tidak bersahabat dengan lingkungan. Konsumen hijau

mempunyai pandangan terhadap prinsip-prinsip green consumerism

(38)

19

saat ini telah berkembang terutama di negara-negara maju, seperti jerman, Inggris,

Amerika, jepang dan lain-lain. Smith (1998) dalam Wibowo (2002) menguraikan,

konsumen hijau memiliki keyakinan bahwa:

a. Ada problem lingkungan yang nyata

b. Problem tersebut harus ditangani dengan serius dan disikapi dengan cara yang

aktif

c. Mereka merasa mendapatkan informasi yang cukup dalam keseharian hidup

mereka

d. Setiap individu dapat dan harus memberikan kontribusi dalam menyelamatkan

bumi dari bencana lingkungan yang menakutkan.

1. Karakteristik Produk Hijau

Karakteristik produk yang dianggap sebagai produk hijau (Herbig, 1999 dalam

Junaedi, 2008) adalah:

a) Produk tidak mengandung toxic

b) Produk lebih tahan lama

c) Produk menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang

d) Produk menggunakan bahan baku dari bahan daur ulang.

Karakteristik lain mengenai produk hijau sebagaimana dikemukakan oleh US

Federal Trade Commisiondalam Junaedi (2008) adalah:

a) Produk yang menggunakan bahan non toxic

b) Produk tidak mengandung bahan yang dapat merusak lingkungan

c) Tidak melakukan uji produk yang melibatkan binatang apabila tidak

(39)

20

d) Selama penggunaanya tidak merusak lingkungan

e) Menggunakan kemasan yang sederhana atau menyediakan produk isi ulang

f) Memiliki daya tahan penggunaan yang lama

g) Mudah diproses ulang setelah pemakaian.

2. Komitmen Produk Ramah Lingkungan

Secara umum komitmen produk ramah lingkungan melibatkan keterikatan

individu terhadap suatu produk rakah lingkungan, atau derajat hubungan yang

dimiliki individu terhadap suatu produk ramah lingkungan (Setiawati, 2007).

Menurut Junaedi (2008), komitmen produk ramah lingkungan terdiri dari

beberapa komponen sebagai berikut:

a. Orientasi Individual

Individualisme merepresentasikan seberapa besar seseorang memfokuskan

dan tergantung pada dirinya sendiri. Kelompok ini akan bersaing dengan

individu lain untuk mencapai suatu status dan lebih mementingkan

kepentingannya sendiri daripada kepentingan kelompoknya. Nilai orientasi

individualime terdiri dari tiga dimensi yaitu keinginan mencapai tujuan

(achievement), pengarahan diri (selfdirection) dan pemenuhan diri (

self-fulfilment) serta kebebasan (independence).

b. Kesadaran Lingkungan

Kesadaran sosial konsumen dirasakan ketika seseorang berupaya untuk

mempertimbangkan perilaku belinya berkaitan dengan polusi terhadap

(40)

21

c. Pengetahuan Ekologikal

Pengetahuan ekologikal yang juga disebut sebagai ekoliterasi merupakan

kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi atau mendefinisikan sejumlah

simbol, konsep dan perilaku berkaitan dengan permasalahan lingkungan

ekologikal. Definisi pengetahuan lingkungan adalah seberapa besar seorang

individu mengetahui isu-isu tentang lingkungan.

d. Niat Beli Hijau

Niat beli hijau atau niat pembelian terhadap produk ramah lingkungan dalam

studi ini adalah keinginan atau mengekspresikan niat seorang individu untuk

berkomitmen pada aktivitas-aktivitas yang mendukung keramahan

lingkungan.

e. Perilaku Beli Produk Hijau

Variabel perilaku pembelian aktual produk ramah lingkungan

dioperasionalisasikan dengan 4 item pernyataan yang menunjukkan perilaku

seseorang membeli dan mengkonsumsi pangan organik untuk kebutuhan

sehari-hari sebagai ganti bahan makanan yang bukan organik. Semua

pengukuran konstraks dalam penelitian ini dengan item pernyataan dengan 5

poin Skala Likert dari Sangat Tidak Setuju (STS) sampai Sangat Setuju (SS).

E. Gender

Gender merupakan seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang

dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan, yang dikonstruksi secara sosial,

dalam suatu masyarakat (Setiawati, 2007). Gender tergantung dengan budaya dan

sosial setiap daerah karena memiliki cara tersendiri untuk mengartikan gender,

(41)

22

berikan oleh Tuhan. Sebagai contoh pria memiliki alat kelamin yang berbeda

dengan wanita, dan pria bisa memproduksi sperma, sedangkan wanita memiliki

kebiasaan datang bulang dan bisa mengandung juga melahirkan serta menyusui.

Fakih (1994) mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat

pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial

maupun kultural. Perubahan ciri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu

dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender. Selanjutnya Santrock

(2003) mengemukakan bahwa istilah gender dan seks memiliki perbedaan dari

segi dimensi. Isilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang

laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya

seorang laki-laki dan perempuan. Selain itu, istilah gender merujuk pada

karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan pada laki-laki dan perempuan.

Karakteristik dan ciri yang diasosiasikan tidak hanya didasarkan pada perbedaan

biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural tentang apa artinya

menjadi laki-laki atau perempuan (Rahmawati, 2008).

Gender diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan karakteristik

maskulin dan feminim. (Abdullah, 2003) mengemukakan bahwa gender berbeda

dari seks dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis.

Istilah gender dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk

menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan

(ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya (konstruksi sosial). Gender adalah

perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang

(42)

23

jaman. Dari beberapa penjelasan mengenai seks dan gender di atas, dapat

dipahami bahwa seks merupakan pembagian jenis kelamin berdasarkan dimensi

biologis dan tidak dapat diubah-ubah, sedangkan gender merupakan hasil

konstruksi manusia berdasarkan dimensi sosial-kultural tentang laki-laki atau

perempuan. Setelah mengkaji beberapa definisi gender yang dikemukakan para

ahli, dapat dipahami bahwa yang dimaksud gender adalah karakteristik laki-laki

dan perempuan berdasarkan dimensi sosial-kultural yang tampak dari nilai dan

tingkah laku.

1. Analisis Gender

Fakih (1994) mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat

pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial

maupun kultural. Gender tergantung dengan budaya dan sosial setiap daerah

karena memiliki cara tersendiri untuk mengartikan gender, berbeda dengan seks

yang merupakan perbedaan jenis kelamin yang sudah di berikan oleh Tuhan.

Analisis gender dalam sejarah pemikiran manusia tentang ketidakadilan sosial

dianggap suatu analisis baru dan mendapat sambutan akhir-akhir ini.

Pengungkapan maslah kaum perempuan dengan menggunakan analisis gender

sering menghadapi perlawanan baik dari kalangan kaum laki-laki maupun

perempuan sendiri, analisis gender sering ditolak oleh mereka yang melakukan

kritik terhadap sistem sosial yang dominan seperti kapitalisme, menurut Fakih

(1994) beberapa penyebab timbulnya perlawanan terhadap analisis gender adalah

(43)

24

1. Status kaum perempuan pada dasarnya adalah mempersoalkan sistem dan

struktur yang telah mapan

2. Terjadi kesalahpahaman tentang mengapa maslah kaum permpuan harus

dipertanyakan

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Arfina (2012) yang berjudul analisis perbedaan

persepsi siswa berdasarkan usia, gender, dan lama kursus terhadap komunikasi

word of mouth. Hasilnya menunjukkan bahwa gender mampu membedakan yang

signifikan antara persepsi siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan siswa yang

berjenis kelamin perempuan.

Penelitian lainnya yang berjudul pengaruh gender sebagai pemoderasi

pengembangan model perilaku konsumen hijau di Indonesia (Junaedi, 2008)

penelitian dengan menggunakan gender sebagai pemoderasi, hasilnya

menunjukkan bahwa hubungan antar-variabel model persamaan struktural

penelitian ini baik konsumen pria maupun wanita memiliki kesamaan, kecuali

pada konsumen wanita orientasi nilai individualistik berpengaruh pada keinginan

untuk membayar pangan organik dengan harga premium.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2007) meneliti mengenai orientasi peran

gender dengan judul “Pengaruh komitmen kerja berdasarkan orientasi peran

gender pada karyawan di bidang kerja non tradisional”. Penelitian yang

dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 91 sampel yang terdiri dari karyawan

yang bekerja dibidang manajemen menunjukkan hasil bahwa, terdapat perbedaan

(44)

25

peran gender feminim dan maskulin pada karyawan yang bekerja dibidang non

tradisional. Berikut ini merupakan ringkasan penelitian terdahulu yang menjadi

referensi penelitian yang akan dilakukan antara lain:

Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti

(tahun)

Judul penelitian Hasil

1 Arfina (2012) analisis perbedaan persepsi siswa berdasarkan usia, gender, dan lama kursus terhadap komunikasi word of mouth

gender mampu membedakan yang signifikan antara persepsi siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

2 Junaedi (2008) pengaruh gender sebagai pemoderasi pengembangan model perilaku konsumen hijau di Indonesia

hubungan antar-variabel model persamaan struktural penelitian ini baik konsumen pria maupun wanita memiliki kesamaan

3 Setiawati (2007)

Pengaruh komitmen kerja berdasarkan orientasi peran gender pada karyawan di bidang kerja non tradisional

terdapat perbedaan komitmen kerja secara signifikan antara subjek dengan kecenderungan orientasi peran gender feminim dan maskulin pada karyawan yang bekerja dibidang non tradisional Sumber: Berbagai Penelitian Terdahulu

G. Kerangka Berpikir

Schmoll et. al. (dalam Regia, 2011) menyatakan bahwa ditemukan perbedaan

yang signifikan antara jenis kelamin wanita dan pria terhadap suatu pelayanan jasa

atau produk. Pria cenderung lebih mudah menerima suatu produk maupun jasa

yang baru dibandingkan dengan perempuan. Namun, perempuan lebih bersifat

konsumtif terhadap suatu produk yang memang produk tersebut terbukti bagus

dan banyak dipakai oleh teman-temannya. Pendapat senada dikemukakan oleh

Mitchell&Waish (dalam Regia, 2011) bahwa pria dan wanita menginginkan

produk dan jasa yang berbeda dan mereka memiliki jalan pikiran yang berbeda

untuk mendapatkan produk maupun jasa yang diinginkan. Sebuah penelitian

(45)

26

pengambilan keputusan serta melakukan komunikasi mengenai suatu layanan jasa.

Oleh karena itu, gender memiliki pengaruh yang mengakibatkan perbedaan

persepsi terhadap terbentuknya suatu komunikasi. Hal ini disebabkan oleh

perbedaan kebutuhan dan sifat alamiah yang ada di dalam diri mereka.

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka disusun

kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, seperti tersaji dalam gambar

berikut ini:

Gambar 2.2 Model Kerangka Pemikiran

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus dibuktikan

kebenarannya. Oleh karena anggapan sementara dalam penelitian ini adalah

secara umum ada perbedaan komitmen pemilihan produk ramah lingkungan

antara pria dan wanita terhadap keputusan pembelian, maka hipotesis yang

diajukan berdasarkan latar belakang, tujuan, permasalahan dan kerangka

pemikiran, adalah:

Dibandingkan (uji t)

Keputusan Pembelian Produk Ramah

Lingkungan

(46)

27

1. Ho1 = Tidak ada perbedaan signifikan komitmen pemilihan produk

ramah lingkungan antara pria dan wanita terhadap keputusan pembelian.

Ha1 = Ada perbedaan signifikan komitmen pemilihan produk ramah

lingkungan antara pria dan wanita terhadap keputusan pembelian.

2. Ho2 = Komitmen pemilihan produk ramah lingkungan pria tidak lebih

baik dibandingkan wanita.

Ha2 = Komitmen pemilihan produk ramah lingkungan pria tidak lebih

(47)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Singarimbun&Efendi

(1995) explanatory research adalah penelitian pengujian hipotesis. Penelitian ini

ditujukan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian

dan menguji hipotesis yang dirumuskan. Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui perbedaan antar variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya,

serta mengetahui bagaimana hubungan itu terjadi.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (1996) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,

sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FISIP UNILA. Menurut Roscoe

(1975) memberikan pedoman penentuan besarnya sampel penelitian, yaitu jumlah

sampel lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan

penelitian. Dalam penelitian multivariate, ukuran sampel sebaiknya beberapa kali

(lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi.

Namun dalam penelitian ini besarnya sampel ditentukan dengan jumlah yang ideal

saja karena dalam penelitian ini variabel yang digunakan hanya mengenai

(48)

29

sebanyak 130 orang sampel, yang terdiri dari 65 orang wanita dan 65 orang pria.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP UNILA yang

mengkonsumsi Air Minum Dalam Kemasan ADES.

Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah purposive

sampling. Pada prinsipnya purposive sampling memilih sampel dari kelompok

sasaran tertentu yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan

dan termasuk dalam kriteria tertentu. Mengingat sampel yang dibutuhkan harus

memenuhi satu kriteria, yaitu sampel merupakan mahasiswa FISIP UNILA yang

mengkonsumsi Air Minum Dalam Kemasan ADES, berdasarkan kriteria tersebut

maka teknik purposive sampling dianggap sesuai.

C. Definisi Konseptual Variabel

Menurut Indrianto&Supomo (1999) pengertian konseptual adalah penjelasan

mengenai arti suatu konsep. Definisi ini menunjukkan bahwa teori merupakan

kumpulan construct atau konsep (concept), definisi (definition), dan proporsi

(proposition) yang menggambarkan suatu fenomena yang terjadi secara sistematis

melalui penentuan hubungan antara variabel.

Menurut Lips (dalam Setiawati 2007) Gender merupakan seperangkat peran,

perilaku, kegiatan, dan atribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan,

yang dikonstruksi secara sosial, dalam suatu masyarakat. Schmoll et. al. (dalam

Regia, 2011) menyatakan bahwa ditemukan perbedaan yang signifikan antara

jenis kelamin wanita dan pria terhadap suatu pelayanan jasa atau produk. Pria

cenderung lebih mudah menerima suatu produk maupun jasa yang baru

(49)

30

terhadap suatu produk yang memang produk tersebut terbukti bagus dan banyak

dipakai oleh teman-temannya.

Pendapat senada dikemukakan oleh Mitchell&Waish (dalam Regia, 2011) bahwa

pria dan wanita menginginkan produk dan jasa yang berbeda dan mereka memiliki

jalan pikiran yang berbeda untuk mendapatkan produk maupun jasa yang

diinginkan. Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana gender

mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan serta melakukan

komunikasi mengenai suatu layanan jasa. Oleh karena itu, gender memiliki

pengaruh yang mengakibatkan perbedaan persepsi terhadap terbentuknya suatu

komunikasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan dan sifat alamiah yang

ada di dalam pria dan wanita.

Dalam penelitian ini perbedaan antara keputusan pembelian pria dan wanita yang

menjadi bahan utama sebagai tujuan penelitian, hal ini dilakukan dengan

menganalisa penyebab keputusan pembelian produk Air Minum Dalam Kemasan

ADES yang kemudian dilakukan uji beda.

D. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiana (2008) definisi operasional adalah batasan pengertian tentang

variabel yang didalamnya sudah mencerminkan indikator-indikator yang akan

digunakan untuk mengukur variabel yang bersangkutan.

a. Variabel dependen

Menurut Kotler&Armstrong (2004) keputusan pembelian adalah tahap

(50)

benar-31

benar akan membeli. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur

variabel keputusan pembelianadalah sebagai berikut:

1. Kemantapan membeli

2. Pertimbangan dalam membeli

3. Kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan.

b. Variabel Independen

Komitmen produk ramah lingkungan melibatkan keterikatan individu

terhadap suatu produk ramah lingkungan, atau derajat hubungan yang

dimiliki individu terhadap suatu produk ramah lingkungan (Setiawati,

2007). Komitmen produk ramah lingkungan terdiri dari beberapa komponen

sebagai berikut:

1. Orientasi Individual

Suatu tahap seseorang dalam merepresentasikan seberapa besar

seseorang memfokuskan dan tergantung pada dirinya sendiri. Nilai

orientasi individualime terdiri dari tiga dimensi yaitu keinginan

mencapai tujuan (achievement), pengarahan diri (selfdirection) dan

pemenuhan diri (self-fulfilment) serta kebebasan (independence).

2. Kesadaran Lingkungan

Kesadaran sosial konsumen dirasakan ketika seseorang berupaya untuk

mempertimbangkan perilaku belinya berkaitan dengan polusi terhadap

pengaruh sosial lingkungan sekitarnya.

3. Pengetahuan Ekologikal

Kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi atau mendefinisikan

(51)

32

lingkungan ekologikal. Definisi pengetahuan lingkungan adalah

seberapa besar seorang individu mengetahui isu-isu tentang lingkungan.

4. Niat Beli Hijau

Niat beli hijau atau niat pembelian terhadap produk ramah lingkungan

dalam studi ini adalah keinginan atau mengekspresikan niat seorang

individu untuk berkomitmen pada aktivitas-aktivitas yang mendukung

keramahan lingkungan.

5. Perilaku Beli Produk Hijau

Perilaku pembelian aktual terhadap produk berdasarkan komitmen

produk tersebut terhadap lingkungan.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

(52)

33

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif.

Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dengan cara membagikan

kuisioner atau angket kepada responden.

b. Sumber data

1) Data primer

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer menurut Kuncoro (2003) adalah data yang dikumpulkan dari

sumber-sumber asli, data yang diperoleh penulis langsung melalui kuisioner

yang dibagikan kepada seluruh sampel.

2) Data sekunder

Data sekunder menurut Kuncoro (2003) adalah data yang telah dikumpulkan

oleh pihak lain. Data sekunder ini diperoleh melalui studi pustaka, internet,

(53)

34

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Kuesioner

Pada penelitian ini penulis mengunakan kuesioner sebagai alat untuk

mengumpulkan data. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono (2006). Metode ini

dilakukan dengan cara memberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan dua bentuk, yaitu wawancara terstruktur

(dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti). Sedang wawancara tak terstruktur

(wawancara dilakukan apabila adanya jawaban berkembang diluar

pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas dari permasalahan penelitian).

3. Studi Dokumentasi

Menurut Arikunto (1996) teknik dokumentasi yaitu “mencari data mengenai

hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Metode wawancara ini

dilakukan untuk memperoleh data tambahan yang mendukung data primer.

G. Skala Pengukuran

Dalam pengukurannya, variabel ini menggunakan skala Likert dimana skala ini

meminta responden untuk mengindikasi derajat persetujuan atau ketidaksetujuan

(54)

35

menyatakan “setuju” atau “tidak setuju” untuk setiap pertanyaaan yang berbentuk

kalimat. Jawabannya diberi nilai-nilai yang mencerminkan secara konsisten sikap

responden. Nilai total seluruh pertanyaan dihitung untuk setiap responden. Skala

Likert memiliki beberapa keuntungan, yaitu mudah untuk disusun dan responden

mudah memahami bagaimana menggunakan skala tersebut. Dalam Skala likert

setiap jawaban diberi bobot tertentu yaitu:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 1

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan pada waktu peneliti

menggunakan metode pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2006) instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner, yaitu

daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden berkenaan dengan informasi

mengenai Analisis perbedaan gender dalam keputusan pembelian produk ramah

lingkungan kepada mahasiswa FISIP UNILA yang mengkonsumsi Air Minum

Dalam Kemasan ADES.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel data berdistribusi normal

atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mrngukur data berskala ordinal,

(55)

36

menggunakan analisis grafik. Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah

dengan cara menganalisis grafik normal probability plot yang membandingkan

distribusikumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu

garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titk terbesar di sekitar

garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusan mengenai normalitas menurut Ghozali (2005)

adalah sebagai berikut:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu proses penyerderhanaan data ke dalam

bentuk yang mudah di baca dan diinterprestasikan. Analisis data yang digunakan

(56)

37

1. Uji Validitas

Pengujian validitas kuisioner dilakukan untuk menunjukkan apakah kuisioner

yang akan disebar kepada responden layak (valid) atau tidak disebar, dengan

menggunakan rumus korelasi ProductMoment (Sugyiono, 2006) sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

...(1)

Di mana :

rxy = Koefisien Korelasi

N = Jumlah Sampel

X = Variabel Citra Perusahaan (X1), Citra Merek (X2)

Y = Variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Y)

Tahapan dalam menguji validitas dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows

evaluationVersion sebagai berikut (Ghozali, 2005).

a. Menyusun Matriks Data Mentah

Matriks data mentah berisi nilai-nilai data asli dari kuisioner. Matriks ini

berukuran m x n (m adalah jumlah responden dan n adalah jumlah variabel).

b. Menyusun Hipotesis

H0 = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor

H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor

c. Menentukan rtabel

Dengan melihat table r berdasarkan nilai df dan tingkat signifikasi, maka

(57)

38

d. Mencari rhitung

Nilai rhitung untuk tiap-tiap item dapat dilihat pada kolom correcteditem-total

correlation.

e. Pengambilan Keputusan

1) Jika rhitung ≥ rtabel,maka item tersebut valid.

2) Jika rhitung ≤ rtabel, maka item tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengertian reliabilitas sebenarnya adalah untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran keandalan butir

pertanyaan dengan sekali menyebarkan kuisioner pada reponden, kemudian hasil

skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama

dengan bantuan program komputer SPSS, dengan fasilitas Cronbach Alpha (a).

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach

alpha > 0,60.

3. Uji Independent Samples T Test

Independent Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.

Pengujian Independent Samples T Test dapat memberikan gambaran ada tidaknya

perbedaan antara kedua variabel tersebut, yang dapat dilihat dari nilai pada bagian

Gambar

Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Model Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

Dan hasil penelitian ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam memanfaatkan informasi akuntansi sebagai tolok ukur dalam melakukan penilaian kinerja

Pengaruh dosis pupuk fosfat terhadap berat kering akar tanaman (angka pada histogram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil berbeda tidak nyata pada uji DMRT 5

Dari analisis Cochran Q-Test setelah melakukan pengujian dan perhitungan dengan melewati beberapa tahap dapat disimpulkan bahwa dari sembilan faktor pendorong konsumen membeli

Administrasi : tidak ada surat penawaran, Jaminan penawaran, metode pelaksanaan dan surat dukungan dari bank. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi

RAYA MUNCAR, DSN.SRONO RT.01/RW.02 DESA KEBAMAN SRONO KAB.. 47 BAGOREJO

A fi eld survey was carried out in Selo to ask questions to biogas users (N=21) and non- users (N=5) on their energy and fertilizer consumption, as well as emissions reductions

Dengan kata lain, realitas tatanan sosial yang memfasilitasi logika perilaku kolektif menuju harmonisasi kehidupan di tengah-tengah perbedaan dan ke- beragaman pada

Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat Website Hotel Banian Bulevar yang dapat digunakan sebagai sarana informasi promosi. Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas