• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS PUPUK NPK (15:15:15) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS PUPUK NPK (15:15:15) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS PUPUK NPK (15:15:15) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)

Oleh

Hasyiatun Yulia Kurniawati

(2)

dalam rancangan teracak sempurna dengan tiga ulangan. Perlakuan faktorial terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah pemberian pupuk organik cair (A), yaitu tanpa pupuk organik cair (a1) dan dengan pupuk organik cair (a2). Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK (B), yaitu 10 g/polibag (b1), 20 g/polibag (b2), dan 30 g/polibag (b3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 20 g /polibag dan 30 g/polibag memberikan hasil yang lebih tinggi bagi pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun

dibandingkan dengan pemberian NPK dosis 10g/ polibag, khususnya pada jumlah daun, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, panjang buah, dan bobot kering brangkasan tanaman

mentimun, (2) pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman mentimun dipengaruhi oleh pemberian pupuk NPK (15:15:15) hanya nampak pada variabel jumlah bunga jantan.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Rejomulyo, Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 10 Juli 1989. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Heri Pratiknyo dan Masni.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Trikora,

Rejomulyo pada tahun 1995. Pendidikan Dasar dimulai pada tahun yang sama di SD Negeri 2 Rejomulyo dan diselesaikan pada tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 29 Bandar Lampung, sedangkan pendidikan menengah keatas diselesaikan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama menjadi mahasiswa, penulis melaksanakan Praktik Umum di PT. Mekar Unggul Sari (Taman Wisata Mekarsari), Cileungsi, Bogor, Jawa Barat pada tahun 2010 dan pernah menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Fisiologi

(8)

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT,

Kupersembahkan hasil perjuanganku untuk Papa Heri Pratiknyo dan

Mama Masni tercinta serta kakak ku M. Taufik Qurniawan dan adikku

Fathur Rahman

Terimakasih atas semua pengorbanan, jerih payah, tetesan keringat,

dukungan, kasih sayang dan cinta kalian yang telah menguatkanku,

(9)

(Tolonglah Dirimu, Niscaya Allah Akan Menolongmu) ******

Tidak ada orang yang gagal di dunia ini, yang ada hanyalah orang yang berhenti sebelum garis finish

(Al Ghazali)

(10)

i SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman dan islam dan kesehatan dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dan

Dosis Pupuk NPK (15:15:15) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.).” Shalawat serta salam senantiasa tercurah

kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku dosen Pembimbing Utama atas bimbingan, saran, bantuan, pengarahan, kesabaran, semangat, motivasi, dan waktu yang sangat berharga dalam membimbing penulis selama penelitian hingga penyelesaian skripsi.

2. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku pembimbing kedua atas saran, bimbingan, semangat, motivasi, waktu, dan bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi. 3. Bapak Dr. Ir. Darwin H Pangaribuan, M.Sc., selaku dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan pengarahan selama penulis menyelesaikan skripsi. 4. Ibu Dr. Ir. Yusnita, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik atas saran,

(11)

ii 5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat M.P., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

7. Seluruh Dosen Agroteknologi yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berharga selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

8. Keluarga tercinta, Ayahanda Heri Pratiknyo, Ibunda Masni tercinta, aa M. Taufik Qurniawan, S.H., kakak ipar penulis Dian Kusuma Ningrum Bonatia, S.ST., A’ yudhi, serta adik Fathur Rahman yang selalu memberikan doa, semangat serta dorongan moril dan materiil dalam mencapai cita-cita. 9. Rekan-rekan penulis Annisa, mbak Sri, Suvy, Lusia, Nelly Merina, Rahmi,

Ayu Septika, Ridho, Anggi Setyawan, Bagus Prambudi, Fadhlina, Akhmad Komarudin, Dian Wahyu, Dolly, Widiarti, atas pengorbanan dan segala bantuannya selama penulis menjadi mahasiswa dan semua rekan-rekan Hortikultura 2007 atas kebersamaan dan persahabatannya.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 17 Desember 2014

(12)

iii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.3 Kerangka Pemikiran ... 5

1.4 Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Penyebaran Tanaman Mentimun ... 8

2.2 Morfologi Tanaman Mentimun ... 8

2.3 Syarat Tumbuh Mentimun ... 10

2.4 Pemupukan ... 11

2.4.1 Pupuk Majemuk NPK ... 12

2.4.2 Pupuk Organik ... 13

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

3.2 Bahan dan Alat ... 16

3.3 Metode Penelitian ... 16

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 17

3.4.1 Penyiapan Polibag/ Media Tanam ... 17

3.4.2 Penanaman ... 18

3.4.3 Pemeliharaan ... 18

(13)

4 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 21

4.1.1 Jumlah Daun ... 22

4.1.2 Jumlah Cabang ... 23

4.1.3 Jumlah Bungan Jantan ... 24

4.1.4 Jumlah Bunga Betina ... 24

4.1.5 Jumlah Buah per Tanaman ... 25

4.1.6 Jumlah Buah yang Rusak dan Gugur ... 26

4.1.7 Bobot Buah per Tanaman ... 26

4.1.8 Panjang Buah ... 27

4.1.9 Diameter Buah ... 28

4.1.10 Rasio Panjang dan Diameter Buah ... 28

4.1.11 Bobot Kering Berangkasan ... 30

4.2 Pembahasan ... 30

V . KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 36

5.2 Saran ... 37

PUSTAKA ACUAN ... 38

(14)

v DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi Mentimun Indonesia. ... 2 2. Kandungan Mikroorganisme dan zat-zat yang ada dalam

Bio-Extrim. ... 15 3. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh pemberian pupuk

organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada variabel

pengamatan pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. ... 22 4. Pengaruh pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15)

terhadap jumlah daun tanaman mentimun. ... 23 5. Nilai rata – rata jumlah cabang tanaman mentimun. ... 23 6. Pengaruh pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15)

terhadap jumlah bunga jantan tanaman mentimun. ... 24 7. Pengaruh pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15)

terhadap jumlah bunga betina tanaman mentimun. ... 25 8. Pengaruh pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15)

terhadap jumlah buah per tanaman mentimun. ... 25 9. Pengaruh pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15)

terhadap jumlah buah yang rusak dan gugur. ... 26 10.Pengaruh pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15)

terhadap bobot buah per tanaman mentimun. ... 27 11.Pengaruh pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15)

(15)

ix 12.Nilai rata – rata diameter buah dan rasio panjang dan diameter

buah. ... 29 13.Pengaruh pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15)

terhadap bobot kering berangkasan tanaman mentimun. ... 30 14.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah daun tanaman

mentimun. ... 41 15.Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair

dan dosis pupuk NPK (15:15:15) terhadap jumlah daun tanaman

mentimun. ... 41 16.Analisi ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) terhadap jumlah daun tanaman

mentimun. ... 42 17.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah cabang tanaman

mentimun. ... 42 18.Hasil uji homogenitas ragam pengaruh pemberian pupuk organik

cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah cabang

tanaman. ... 43 19.Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) terhadap jumlah cabang tanaman

mentimun. ... 43 20.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga jantan tanaman

mentimun. ... 44 21.Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga jantan tanaman

mentimun. ... 44 22.Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga jantan tanaman

mentimun. ... 45 23.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga betina tanaman

(16)

x 24.Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga betina tanaman

mentimun. ... 46 25.Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga betina tanaman

mentimun. ... 46 26.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah per tanaman. ... 47 27.Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah per tanaman. ... 47 28.Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah per tanaman. ... 48 29.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah yang rusak dan

gugur. ... 48 30.Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah yang rusak dan

gugur. ... 49 31.Analisi ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah yang rusak dan

gugur. ... 49 32.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot buah per tanaman. ... 50 33.Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot buah per tanaman. ... 50 34.Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) pada bobot buah per tanaman. ... 51

35.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada panjang buah tanaman

mentimun. ... 51 36.Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada panjang buah tanaman

(17)

xi 37.Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) pada panjang buah tanaman

mentimun. ... 52 38.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada diameter buah tanaman

mentimun. ... 53 39.Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada diameter buah tanaman

mentimun. ... 53 40.Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) pada diameter buah tanaman

41.mentimun. ... 54 42.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada rasio panjang dan diameter

buah tanaman mentimun. ... 54 43.Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada rasio panjang dan diameter

buah tanaman mentimun. ... 55 44.Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) pada rasio panjang dan diameter buah

tanaman mentimun. ... 55 45.Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot kering brangkasan

tanaman mentimun. ... 56 46.Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot kering brangkasan

tanaman mentimun. ... 56 47.Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis

pupuk NPK (15:15:15) pada bobot kering brangkasan tanaman

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penyiapan polibag/media tanam. ... 18

2. Pemberian pupuk NPK dan pupk organik. ... 19

3. Contoh perbandingan antara panjang dan diameter buah. ... 29

4. Variasi bentuk buah mentimun pada beberapa kombinasi Perlakuan. ... 29

5. Denah tata letak percobaan. ... 58

6. Tata letak tanaman mentimun (base 1). ... 58

7. Tata letak tanaman mentimun (base 2). ... 59

8. Aplikasi pemberian pupuk NPK 15:15:15. ... 59

9. Aplikasi pemberian pupuk organik cair. ... 59

10. Buah mentimun. ... 60

11. Hasil panen buah mentimun. ... 60

12. Contoh buah kurang sempurna (a), (b), dan (c). ... 61

(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad atau acar, mentimun juga bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat mentimun bagi kesehatan antara lain dapat menurunkan tekanan darah tinggi, anti kanker, obat diare, tipus, memperlancar buang air kecil, dan sebagai obat sariawan

(Ibujempol, 2012). Selain itu, mentimun juga bermanfaat untuk detoksifikasi atau peluruh racun dari dalam tubuh, dan dapat digunakan untuk perawatan kulit, mengobati sakit gigi dan gusi, diabetes, membunuh cacing pita serta perawatan ginjal (Mikail dan Candra, 2011).

Kandungan zat gizi yang terdapat pada mentimun per 100 gram adalah energi 12 kalori, protein 0.7 g, lemak 0.1 g, karbohidrat 2.7 g, kalsium 10 mg, fospor 21 mg, besi 0.3 mg, vitamin A 0 RE, vitamin C 8.0 mg dan vitamin B1 0.3 mg , thiamin 0,03 mg, riboflavin 0,04 g, niacin 0,2 mg (Sumpena, 2001).

(20)

552,891 ton pada tahun 2005 dan 598,890 ton pada tahun 2006. Namun produksi mentimun menurun pada tahun 2007, 2008 dan 2010 (BPS, 2012).

Tabel 1. Produksi Mentimun di Indonesia.

Sumber : Badan Pusat Statistik (2012).

Salah satu penyebab fluktuasi produksi mentimun di Indonesia yaitu karena usaha tani mentimun masih dianggap sebagai usaha sampingan, sehingga rata – rata hasil mentimun secara nasional masih rendah yakni antara 3,5 – 4,8 ton/hektar, padahal potensi produksi mentimun hibrida bisa mencapai 20 ton/ha. Rendahnya

produktivitas tanaman mentimun di Indonesia juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah faktor iklim, teknik bercocok tanam seperti pengolahan tanah, pemupukan, pengairan, serta adanya serangan hama dan penyakit (Sumpena, 2001). Pada musim hujan produksi mentimun lebih rendah dibandingkan musim kemarau. Hal ini karena curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan bunga tanaman mentimun gugur (Septiyaning, 2011).

Untuk meningkatkan produksi mentimun dapat dilakukan dengan cara pemupukan yang tepat. Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara

Tahun Produksi (Ton)

2004 477,716

2005 552,891

2006 598,890

2007 581,206

2008 540,122

2009 583,139

(21)

2

pada tanah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman baik unsur hara makro maupun mikro. Pemupukan perlu dilakukan karena kandungan hara dalam tanah selalu berkurang akibat diserap oleh tanaman. Secara umum ada dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang

tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Menurut Simarmata (2005), pupuk organik cair merupakan hasil fermentasi dari berbagai bahan organik yang mengandung berbagai macam asam amino, fitohormon, dan vitamin yang berperan dalam meningkatkan dan merangsang pertumbuhan mikroba maupun rhizosfir tanah.

(22)

3

Selain pupuk organik, pemberian pupuk anorganik juga perlu dilakukan agar tersedianya unsur hara yang cukup dan seimbang di dalam tanah. Aplikasi pupuk anorganik dilakukan untuk menyediakan unsur hara N, P, dan K baik dalam bentuk pupuk tunggal ataupun majemuk. Salah satu pupuk majemuk yang biasa digunakan petani adalah pupuk majemuk NPK Mutiara 15:15:15 (mengandung 15% N, 15% P2O5, dan 15% K2O). Hal ini berarti pupuk NPK mutiara mengandung unsur hara makro seimbang yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Namun tanaman juga membutuhkan unsur hara mikro yang tidak banyak didapat pada pupuk NPK. Untuk itu penggunaan pupuk anorganik perlu dipadukan dengan pengunaan pupuk organik cair agar dapat menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan sekaligus meningkatkan sumber bahan organik tanah. Farida dan Hamdani (2001) menyatakan bahwa pemberian pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik, dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk.

Berdasarkan latar belakang dan masalah, maka perlu dilaksanakan suatu penelitian untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah pemberian pupuk organik cair akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun?

(23)

4

3. Apakah pengaruh pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun bergantung pada dosis pupuk NPK?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.

2. Mengetahui dosis pupuk NPK yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.

3. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun pada masing – masing dosis NPK.

1.3 Kerangka Pemikiran

Mentimun merupakan salah satu sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat luas. Manfaat mentimun yang begitu banyak baik sebagai sayuran, lalapan, manisan,

(24)

5

Dalam budidaya mentimun yang perlu diperhatikan antara lain media tanam dengan unsur hara yang cukup dan seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga menghasilkan produksi yang maksimal. Media tanam yang baik untuk tanaman mentimun adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu porous, serta kaya bahan organik. Tanah yang subur dapat

ditambahkan dengan pupuk yang dapat meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah.

Pemupukan menurut Prajnanta (2001), bertujuan untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman meliputi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur-unsur hara yang mutlak diperlukan tanaman dalam jumlah relatif banyak, antara lain yaitu nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), sulfur (S), karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O2), dan magnesium (Mg). Unsur hara mikro adalah unsur-unsur hara yang mutlak diperlukan tanaman tetapi relatif dalam jumlah sedikit, yaitu besi (Fe), boron (B), seng (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), klorida (Cl), dan molibdenum (Mo). Pemupukan dilakukan karena unsur hara yang ada di dalam tanah terbatas sehingga tidak selalu mencukupi dan tersedia bagi tanaman. Untuk itu perlu dilakukan penambahan unsur hara dari pemupukan.

(25)

6

mengandung mikroba penambat N dan pelarut P & K, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Pemupukan anorganik dilakukan dengan pemberian pupuk majemuk NPK Mutiara 15:15:15.

Pemberian pupuk organik maupun anorganik harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman sehingga tidak menjadi berlebihan yang justru berakibat buruk pada

tanaman. Pemberian pupuk anorganik yang berlebihan akan menurunkan kesuburan dan produktivitas tanah yang selanjutnya akan menurunkan produktivitas hasil pertanian. Dengan demikian untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman, maka pemberian pupuk harus seimbang dan sesuai kebutuhan tanaman (Priangga, 2013).

(26)

7

1.4 Hipotesis

1. Pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.

2. Terdapat dosis pupuk NPK yang memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.

(27)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Penyebaran Tanaman Mentimun

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman hortikultura yang berasal dari Asia, tepatnya berasal dari India (Rukmana, 1994). Pada tahun 1882, de Condolle memasukkan tanaman ini ke dalam daftar tanaman asli India (Sumpena, 2001). Tanaman mentimun pertama kali ditemukan di pegunungan Himalaya dengan nama Cucumis hardwichi royle mirip dengan mentimun sekarang seperti

Spring Swallow, Ninja (Rukmana, 1994).

Tanaman mentimun dari India menyebar ke wilayah Mediterania, selanjutnya menyebar ke seluruh dunia, terutama daerah-daerah yang beriklim panas (tropis) sampai ke daerah yang beriklim sedang atau sub tropis (Rukmana, 1994). Di Indonesia, tanaman mentimun dapat dibudidayakan di semua wilayah, namun daerah yang menjadi pusat tanaman mentimun adalah propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bengkulu dan Kalimantan Barat (Sumpena, 2001).

2.2 Morfologi Tanaman Mentimun

Tanaman mentimun merupakan tanaman sayuran yang tergolong kedalam famili Cucurbitaceae. Secara lengkap, menurut Sumpena (2001), mentimun

(28)

9

Klasifikasi mentimun

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.

Marga Cucumis terdiri atas beberapa spesies yang mempunyai arti ekonomi penting, diantaranya Cucumis sativus L. mempunyai (n = 7 genom), Cucumis anguria L. (pare) (n = 12 genom), dan Cucumis mello L. (melon) (n = 12 genom). Spesies lain yang berkerabat dekat dengan mentimun adalah C. hardwickii

(zucchini) dan C. longifes (oyong) (Sumpena, 2001).

(29)

10

Warna buah mentimun muda berkisar antara hijau, hijau gelap, hijau muda, dan hijau keputihan sampai putih. Sementara warna buah mentimun yang sudah tua (untuk produksi benih) berwarna coklat, coklat tua, coklat tua bersisik, kuning tua, dan putih bersisik. Panjang buah mentimun berkisar antara 12 – 25 cm dengan diameter antara 2 – 5 cm atau tergantung kultivar yang diusahakan (Sumpena, 2001).

2.3 Syarat Tumbuh Mentimun

Mentimun dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah, dataran menengah, sampai dengan dataran tinggi, baik di daerah berhawa panas maupun di daerah berhawa dingin. Saat penanaman mentimun yang baik adalah pada saat menjelang musim kemarau (Sugeng, 1981). Pada dasarnya mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang

bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah gambut dapat diusahakan sebagai lahan penanaman

mentimun (Rafiq, 2003). Tanah yang banyak mengandung air, terutama pada waktu berbunga, merupakan jenis tanah yang baik untuk penanaman mentimun. Jenis tanah yang cocok untuk penanaman mentimun di antaranya aluvial, latosol dan andosol (Sumpena, 2001). Kemasaman tanah yang optimal untuk mentimun adalah antara 5,5 – 6,5.

(30)

11

tanaman mentimun kurang optimal. Namun, untuk perkecambahan biji, suhu optimal yang dibutuhkan antara 25 – 300 C (Rafiq, 2003).

Cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun. Penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika

pencahayaan berlangsung antara 8 – 12 jam/hari (Sumpena, 2001). Kelembaban relatif udara (RH) yang dikehendaki tanaman mentimun untuk pertumbuhannya adalah 50 – 85%. Sementara curah hujan optimal yang diinginkan oleh mentimun antara 200 – 400 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena dapat menggugurkan bunga dalam jumlah banyak (Sumpena, 2001).

2.4 Pemupukan

Pemupukan merupakan cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Adanya pemupukan

menyebabkan tanaman dapat tumbuh optimal dan berproduksi maksimal

(31)

12

2.4.1 Pupuk Majemuk NPK

Unsur hara yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah N, P, dan K yang merupakan unsur hara makro dan harus diberikan dalam jumlah yang cukup dan berimbang. Penyediaaan unsur hara makro seperti N, P, dan K dapat dilakukan dengan pemberian pupuk majemuk NPK. Beberapa kelebihan penggunaan pupuk tersebut yaitu mengandung unsur N, P, dan K yang dibutuhkan oleh tanaman, dapat diberikan dalam jumlah dan perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, unsur hara yang terkandung mudah tersedia, serta pemakaian, pengangkutan, dan penyimpanan lebih mudah (Lingga, 1996). Keuntungan lain dari penggunaan pupuk ini adalah sifat dalam penyediaan unsur haranya terkendali, artinya unsur hara yang dikandungnya terlepas secara perlahan dan terus-menerus dalam kurun waktu tertentu.

Unsur hara N, P, dan K memiliki peranan masing-masing dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Peranan utama nitrogen (N) adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman terutama pada tahap pertumbuhan vegetatif seperti

pembentukan tunas, pertumbuhan batang, cabang, dan daun. Kekurangan unsur N menyebabkan tanaman tumbuh lambat dan kerdil, daun menjadi hijau muda terutama pada daun yang sudah tua, lalu berubah menjadi kuning (klorosis), selanjutnya mulai akan mengering mulai dari bawah ke atas.

Fosfor (P) merupakan unsur kedua yang sangat diperlukan tanaman setelah

(32)

13

karena terjadi gangguan pada pembesaran sel, daun tanaman berwarna hijau tua yang kemudian berubah jadi ungu.

Kalium (K) berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur, serta meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama penyakit. Kekurangan unsur ini menyebabkan ujung daun mengerut (keriting) terutama pada daun tua. Pada daun akan timbul bercak merah coklat, kemudian daun akan mengering dan mati, serta batang dan cabang menjadi lemah.

2.4.2 Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa – sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik pada umumnya merupakan pupuk pelengkap yang berarti mengandung unsur hara makro dan mikro, namun dalam jumlah yang relatif kecil. Walaupun demikian, pupuk organik memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan pupuk anorganik, yaitu:

1. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro.

2. Pupuk organik mengandung asam – asam organik, antara lain asam humic, asam fulfik, hormon dan enzim yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme. 3. Pupuk organik mengandung makro dan mikro-organisme tanah yang

(33)

14

4. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah, menjadi penyangga pH tanah, menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan dengan

meningkatkan kapasitas tukar kation, membantu menjaga kelembaban tanah, dan ramah lingkungan (Kardin, 2007).

Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair. Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Salah satu jenis pupuk organik cair adalah Bio-Extrim. Menurut PT. Bangkit Jaya Abadi (2009), Bio-Extrim banyak mengandung mikroba penambat N dan pelarut P & K, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman

hortikultura. Kandungan mikoorganisme dan zat-zat dalam pupuk organik cair Bio-Extrim disajikan pada Tabel 2.

Manfaat dari pupuk hayati majemuk Bio-Extrim adalah memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kadar unsur hara makro dan mikro secara alami, memacu percepatan proses keluarnya akar, pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan secara alami, meningkatkan hasil produksi, serta dapat menekan biaya produksi (PT.Bangkit Jaya Abadi, 2009).

Pupuk organik cair yang diaplikasikan dengan cara disiramkan

(34)

15

itu, senyawa hormon yang terdapat dalam pupuk organik tersebut dapat merangsang pertumbuhan dan regenerasi perakaran tanaman. Simarmata (2005) menyatakan bahwa, berbagai asam-asam organik, vitamin, dan lain-lainnya yang diekskresikan akar tanaman dapat meningkatkan

aktivitas mikroflora dan fauna yang menguntungkan di rhizosfir tanaman sehingga terdapat suatu hubungan timbal balik yang saling

[image:34.595.113.455.320.610.2]

menguntungkan (mutualistik) antara tanaman dengan mikroba tersebut.

Tabel 2. Kandungan mikroorganisme dan zat-zat yang ada dalam Bio-Extrim. No. Mikroorganisme/Zat Kandungan

1 Rhizobium sp 7,2 x 105 CFU/ml 2 Azospirillum sp 2,4 x 108 CFU/ml 3 Azotobacter sp 3,2 x 108 CFU/ml 4 Bakteri pelarut fosfat 4,0 x 107 CFU/ml 5 Pseudomonas sp 5,0 x 106 CFU/ml 6 Bacillus sp 2,7 x 105 CFU/ml

7 Salmonella 0 MPN/ml

8 E. colli 0 MPN/ml

9 Patogenitas negatif

10 Auksin -

11 Sitokinin -

12 Giberelin (GA3) -

13 Asam Absisat (ABA) -

14 N 885 ppm

15 P 1.390 ppm

16 K 1.085 ppm

17 Ca 445 ppm

18 pH 5 – 7

(35)

16

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai dari bulan Maret sampai Juni 2012.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih mentimun varietas Misano yang cukup tahan terhadap Geminivirus, dengan ukuran buah besar 20 cm x 4,5 cm, dan rasa buah tidak pahit, serta dapat mulai dipanen pada umur 38 - 40 hari setelah tanam (hst) dengan potensi hasil 70 - 80 ton/ha (Panah Merah, 2014). Alat lainnya yg

digunakan adalah pupuk NPK 15 : 15 : 15, pupuk organik cair Bio-Extrim, cairan metal eugenol, dan insektisida. Alat yang digunakan pada penelitian meliputi cangkul, bambu, polibag ukuran 5 kg, golok, cutter, alat tulis, penggaris, meteran, tali rafia, handsprayer, ember, gembor, timbangan, botol aqua, dan kapas.

3.3 Metode Penelitian

(36)

17

organik cair (a1) dan dengan pupuk organik cair (a2). Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK (B), yaitu 10 g/polibag (b1), 20 g/polibag (b2), dan 30 g/polibag (b3).

Kedua perlakuan dikombinasikan, sehingga terdapat 6 kombinasi dalam setiap ulangan sebagai berikut:

a1b1 = Tanpa Pupuk Organik cair dan dosis NPK 10 g/polibag a1b2 = Tanpa Pupuk Organik cair dan dosis NPK 20 g/polibag a1b3 = Tanpa Pupuk Organik cair dan dosis NPK 30 g/polibag a2b1 = Dengan Pupuk Organik cair dan dosis NPK 10 g/polibag a2b2 = Dengan Pupuk Organik cair dan dosis NPK 20 g/polibag a2b3 = Dengan Pupuk Organik cair dan dosis NPK 30 g/polibag

Pengamatan dilakukan pada setiap petak yang berjumlah tiga tanaman. Setelah data terkumpul, homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Bila kedua asumsi terpenuhi, maka pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Penyiapan Polibag/ Media Tanam

(37)
[image:37.595.224.390.78.215.2]

18

Gambar 1. Penyiapan media tanam dalam polibag

3.4.2 Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara menanam dua butir benih timun hibrida varietas Misano pada setiap polibag, kemudian dipilih satu tanaman yang tumbuhnya lebih baik.

3.4.3 Pemeliharaan

(38)

19

g/polibag. Pengendalian hama penyakit tanaman dengan cara penyemprotan pestisida dan memasang perangkap lalat buah. Pemasangan ajir (pengajiran) dilakukan sedini mungkin agar tidak merusak akar tanaman.

[image:38.595.135.443.198.349.2]

(a) (b)

Gambar 2. Pemberian pupuk NPK (a) dan pupuk organik cair (b).

3.5 Variabel Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 – 55 hari setelah tanam. Variabel yang diamati adalah :

1. Jumlah daun, dihitung dengan cara menghitung daun yang muncul pada setiap tanaman pada umur 30 hari setelah tanam.

2. Jumlah cabang, dihitung dengan cara menghitung jumlah cabang yang ada pada tanaman pada umur 30 hari setelah tanam.

3. Jumlah bunga jantan, dihitung dengan cara menghitung bunga jantan yang muncul pada setiap tanaman.

(39)

20

5. Jumlah buah per tanaman. Jumlah buah dihitung dengan menghitung seluruh buah hasil panen pertama hingga panen terakhir atau panen kesebelas,

dilakukan pada saat tanaman berumur 6 mst hingga 8 mst.

6. Jumlah buah yang rusak dan gugur. Jumlah buah yang rusak dan gugur dihitung dengan cara menghitung seluruh buah yang rusak dan gugur karena hama dan penyakit atau terkena terpaan angin, yang dilakukan pada saat tanaman mulai berbuah.

7. Bobot buah per tanaman (g), dihitung dengan cara menimbang bobot buah per tanaman mulai dari panen pertama hingga panen terakhir, dilakukan pada saat tanaman berumur 6 mst atau tanaman sudah mulai panen.

8. Panjang buah, dilakukan dengan cara mengukur panjang buah mentimun setelah dipanen.

9. Diameter buah, diukur dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan sentimeter pada bagian tengah buah.

10. Rasio panjang dan diameter buah, dihitung dengan cara menghitung perbandingan antara panjang buah dan diameter buah.

(40)

36

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Pupuk organik cair tidak meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.

2. Pemberian pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 20 g /polibag dan 30

g/polibag memberikan hasil yang lebih tinggi bagi pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun dibandingkan dengan pemberian NPK dosis 10g/ polibag, khususnya pada jumlah daun, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, panjang buah, dan bobot kering brangkasan tanaman mentimun.

(41)

37

5.2 Saran

(42)

38

PUSTAKA ACUAN

Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Redaksi Agromedia Pustaka. Tangerang. 100 hlm.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Produksi Sayuran di Indonesia. http://www. bps.go. id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&notab=20. Diakses 16 Januari 2012.

Farida dan J. S. Hamdani. 2001. Pertumbuhan dan hasil bunga gladiol pada dosis pupuk organik bokashi dan dosis pupuk nitrogen yang berbeda. Jurnal Bionatura: Biologi Terapan. 3( 2): 68-76.

Hamdani, J.S. 2008. Hasil dan kualitas hasil mentimun dengan aplikasi pupuk n-coated dan pupuk organik cair.Jurnal Agrivigor. 8(1): 15-23.

Hamdani, J. S., dan T. Simarmata. 2003. Pertumbuhan dan hasil jahe

(Zingiber officinale Rose.) cultivar gajah yang dipanen muda pada berbagai jenis dan dosis pupuk organik dan anorganik. Jurnal Kultivasi.

2(2): 26-32

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta

Ibujempol. 2012. Khasiat Manfaat Mentimun Timun Ketimun. http://www. ibujempol. com/ khasiat-manfaat-mentimun-timun-ketimun/. Diakses 16 Januari 2012.

Indrakusuma. 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT Suya Pratama Alam. Yogyakarta.

Kardin, D. 2007. Keunggulan dan Kekurangan Kompos. http://manglayang. blogsome.com/dardjat-kardin-teknologi-kompos/. Diakses 28 Januari 2012. Lingga, P. 1996. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 160

hlm.

(43)

39

Mardalena. 2007. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun

(Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan. 96 hlm. Marsono dan Sigit. 2001. Pupuk Akar, Jenis & Aplikasi. Penebar Swadaya.

Jakarta. 96 hlm

Mikail, B. dan A. Candra. 2011. Manfaat Tersembunyi Mentimun. http://health. kompas.com/read/2011/08/17/10402067/12.Manfaat.Tersembunyi.

Mentimun. Kompas. Diakses 16 Januari 2012.

Nasih. 2010. Uji Kimia Tanah. http://nasih.wordpress.com/2010/11/01/uji-kimia-tanah/. Diakses 10 Oktober 2014.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit PT Agromedia Pustaka. Jakarta. 114 hlm.

Nurhayati. 2012. Pengaruh perlakuan interaksi antara dosis dan waktu

pemberian pupuk hayati majemuk cair bio extrim terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Jurnal

STEVIA. 2(1): 7-15.

Nurshanti, D.F. 2009. Pengaruh pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi caisim.Jurnal Agronobis, 1(1): 89-98.

Panah Merah. 2014. Deskripsi Misano F1. http://www.panahmerah.id/product/ misano-f1. Diakses 11 Januari 2012.

Priangga, R. 2013. Pengaruh level pupuk organik cair terhadap produksi bahan kering dan imbangan daun batang rumput gajah defoliasi keempat. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1): 365-373.

PT. Bangkit Jaya Abadi. 2009. Pupuk Hayati Majemuk Cair. http://bioextrim. wordpress.com/. Diakses. 16 Januari 2012.

Rafiq, A. 2003. Pengaruh Kombinasi Pupuk K dengan Na Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Mentimun. (Skripsi). Universitas Lampung. 71 hlm. Rohayati, M. A. 2007. Respon Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair dan Kombinasi Pupuk Anorganik dengan atau Tanpa Pupuk Kandang Sapi. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 62 hlm

Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius. Yogyakarta. 68 hlm. Sarno. 2009. Pengaruh kombinasi NPK dan pupuk kandang terhadap sifat

(44)

40

Septiyaning, I. 2011. Kemarau Hasil Panen Mentimun Menyusut.

http://www.solopos.com/2011/karanganyar/kemarau-hasil-panen-mentimun-menyusut-116147. SoloPos. Solo. Diakses 19 Januari 2012.

Simarmata, T. 2005. Aplikasi pupuk biologis dan pupuk organik untuk meningkatkan kesehatan tanah dan hasil tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) pada Inceptisols di Jatinangor. Jurnal Agroland. 12(3): 261-266.

Sudjianto, U. dan V. Krestiani. 2009. Studi dan dosis NPK pada hasil buah melon (Cucumis melo L.). Jurnal Sains dan Teknologi. 2(2): 1-7.

Sugeng, H. R. 1981. Bercocok Tanam Sayuran. CV. Aneka Ilmu. Semarang. 105 hlm.

Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta. 80 hlm.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. 211 hlm. Sutejo, M. M. dan A.G. Kartasapoetra. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka

Cipta. Jakarta

Suwarno, V. S. 2013. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) melalui perlakuan pupuk NPK pelangi. Jurnal Karya Ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo. 1(1): 1-12

Tuherkih, E. dan I. A. Sipahutar. 2010. P engaruh pupuk majemuk NPK

(45)
(46)

Tabel 14. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah daun tanaman mentimun.

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 13,70 10,30 13,00 37,00 12,33 a1b2 18,70 18,30 21,70 58,70 19,57 a1b3 20,30 16,70 17,00 54,00 18,00 a2b1 10,70 16,30 17,70 44,70 14,90 a2b2 19,70 18,30 18,70 56,70 18,90 a2b3 18,30 17,00 18,30 53,60 17,87 Jumlah 101,40 96,90 106,40

rata-rata 16,90 16,15 17,73

Keterangan :

[image:46.595.80.515.128.397.2]

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 15. Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) terhadap jumlah daun tanaman mentimun.

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 6,447 3,223 0,508 1,017

(47)

Total 12 3 50,940 4,503

Gabungan 4,25 0,63

FK = 1,26515152

2 hitung = 6,97976383

2 terkoreksi = 5,51693908 homogen

2 0.05 = 11,0704978

[image:47.595.88.516.276.586.2]

2 0.01 = 15,0862725

Tabel 16. Analisi ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) terhadap jumlah daun tanaman mentimun.

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

Perlakuan 5 114,32 22,8632 3,1418 3,9715 7,4604 tn A 1 1,56 1,5606 0,2144 5,5914 12,2464 tn B 2 103,74 51,8706 7,1279 4,7374 9,5466 * Interaksi 2 9,01 4,5072 0,6194 4,7374 9,5466 tn Non Aditiv 1 0,0121 0,0121 0,0017 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 114,30 19,0506 2,6179 3,8659 7,1914 tn Galat 7 50,94 7,2771

Total 17 165,26

FK = 5.157,89 KK =

15,9

4 %

Tabel 17. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah cabang tanaman mentimun.

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 5,70 4,30 5,00 15,00 5,00

(48)

a1b3 6,30 6,30 6,00 18,60 6,20

a2b1 6,00 6,30 5,70 18,00 6,00

a2b2 5,70 6,00 4,70 16,40 5,47

a2b3 5,30 5,70 8,50 19,50 6,50

Jumlah 35,70 34,30 35,90 rata-rata 5,95 5,72 5,98

Keterangan :

[image:48.595.79.517.445.761.2]

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 18. Hasil uji homogenitas ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah cabang tanaman mentimun .

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 0,980 0,490 -0,310 -0,620 a1b2 2 0,5 0,527 0,263 -0,579 -1,159 a1b3 2 0,5 0,060 0,030 -1,523 -3,046 a2b1 2 0,5 0,180 0,090 -1,046 -2,092 a2b2 2 0,5 0,927 0,463 -0,334 -0,668 a2b3 2 0,5 6,080 3,040 0,483 0,966

Total 12 3 8,753 -6,618

Gabungan 0,73 -0,14

FK = 1,26515152

2 hitung = 11,4536874

2 terkoreksi = 9,05321399 homogen

(49)

2 0.01 = 15,0862725

[image:49.595.83.514.165.454.2]

Tabel 19. Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) terhadap jumlah cabang tanaman mentimun .

Tabel 20. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga jantan tanaman mentimun.

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 2,70 3,70 2,30 8,70 2,90

a1b2 25,30 22,50 21,20 69,00 23,00

a1b3 17,30 16,70 20,70 54,70 18,23

a2b1 7,70 6,00 6,70 20,40 6,80

a2b2 13,70 11,30 18,70 43,70 14,57

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

Perlakuan 5 4,53 0,9063 0,7248 3,9715 7,4604 tn A 1 0,20 0,2006 0,1604 5,5914 12,2464 tn B 2 2,23 1,115 0,8916 4,7374 9,5466 tn Interaksi 2 2,10 1,0506 0,8401 4,7374 9,5466 tn Non Aditiv 1 0,0022 0,0022 0,0018 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 4,53 0,7549 0,6037 3,8659 7,1914 tn Galat 7 8,75 1,2504

Total 17 13,29

(50)

a2b3 15,80 22,50 18,70 57,00 19,00 Jumlah 82,50 82,70 88,30

rata-rata 13,75 13,78 14,72

Keterangan :

[image:50.595.80.515.339.672.2]

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 21. Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga jantan tanaman mentimun.

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 1,040 0,520 -0,284 -0,568 a1b2 2 0,5 8,780 4,390 0,642 1,285 a1b3 2 0,5 9,307 4,653 0,668 1,336 a2b1 2 0,5 1,460 0,730 -0,137 -0,273 a2b2 2 0,5 28,507 14,253 1,154 2,308 a2b3 2 0,5 22,580 11,290 1,053 2,105

Total 12 3 71,673 6,192

Gabungan 5,97 0,78

FK = 1,26515152

2 hitung = 7,18822384

2 terkoreksi = 5,68170986 homogen

2 0.05 = 11,0704978

 2 0.01 = 15,0862725

(51)

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

Perlakuan 5 897,75 179,5503 17,5358 3,9715 7,4604 ** A 1 7,09 7,0939 0,6928 5,5914 12,2464 tn B 2 767,37 383,6867 37,4729 4,7374 9,5466 ** Interaksi 2 123,28 61,6422 6,0203 4,7374 9,5466 * Non Aditiv 1 0,0001 0,0001 1,07E-05 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 897,75 149,6253 14,6132 3,8659 7,1914 ** Galat 7 71,67 10,2390

Total 17 969,43

FK = 3.570,13 KK =

[image:51.595.84.517.459.720.2]

22,72 %

Tabel 23. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga betina tanaman mentimun.

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 6,50 5,70 8,30 20,50 6,83

a1b2 24,70 23,70 18,30 66,70 22,23

a1b3 11,30 10,70 11,30 33,30 11,10

a2b1 5,30 6,70 4,70 16,70 5,57

a2b2 15,80 14,70 20,70 51,20 17,07

a2b3 12,30 19,30 13,30 44,90 14,97

Jumlah 75,90 80,80 76,60 rata-rata 12,65 13,47 12,77

(52)

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 24. Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga betina tanaman mentimun.

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 3,547 1,773 0,249 0,498

a1b2 2 0,5 23,707 11,853 1,074 2,148 a1b3 2 0,5 0,240 0,120 -0,921 -1,842 a2b1 2 0,5 2,107 1,053 0,023 0,045 a2b2 2 0,5 20,407 10,203 1,009 2,017 a2b3 2 0,5 28,667 14,333 1,156 2,313

Total 12 3 78,673 5,179

Gabungan 6,56 0,82

FK = 1,26515152

2 hitung = 10,6399

2 terkoreksi = 8,409983 homogen

2 0.05 = 11,0704978

[image:52.595.80.515.262.592.2]

2 0.01 = 15,0862725

Tabel 25. Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah bunga betina tanaman mentimun.

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

(53)

A 1 3,29 3,2939 0,2931 5,5914 12,2464 tn B 2 542,75 271,3772 24,1459 4,7374 9,5466 ** Interaksi 2 61,58 30,7906 2,7396 4,7374 9,5466 tn Non Aditiv 1 0,002098 0,0021 0,0002 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 607,63 101,2712 9,0106 3,8659 7,1914 ** Galat 7 78,67 11,2390

Total 17 686,30

FK = 3.023,83 KK =

[image:53.595.86.516.463.724.2]

25,87 %

Tabel 26. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah per tanaman.

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 1,70 2,30 2,30 6,30 2,10

a1b2 5,30 6,70 5,70 17,70 5,90

a1b3 6,30 4,70 3,70 14,70 4,90

a2b1 2,30 1,70 1,90 5,90 1,97

a2b2 7,30 5,70 5,20 18,20 6,07

a2b3 7,30 5,30 6,00 18,60 6,20

Jumlah 30,20 26,40 24,80 rata-rata 5,03 4,40 4,13

(54)
[image:54.595.80.515.221.549.2]

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 27. Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah per tanaman.

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 0,240 0,120 -0,921 -1,842 a1b2 2 0,5 1,040 0,520 -0,284 -0,568 a1b3 2 0,5 1,340 0,670 -0,174 -0,348 a2b1 2 0,5 0,187 0,093 -1,030 -2,060 a2b2 2 0,5 2,407 1,203 0,080 0,161 a2b3 2 0,5 2,060 1,030 0,013 0,026

Total 12 3 7,273 -4,631

Gabungan 0,606 -0,217

FK = 1,26515152

2 hitung = 4,654909

2 terkoreksi = 3,679329 homogen

2 0.05 = 11,0704978

 2 0.01 = 15,0862725

Tabel 28. Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah per tanaman.

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

[image:54.595.87.490.596.750.2]
(55)

Non Aditiv 1 0,0276 0,0276 0,0266 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 60,65 10,1081 9,7282 3,8659 7,1914 ** Galat 7 7,27 1,0390

Total 17 67,95

FK = 381,80 KK =

22,13

[image:55.595.82.516.301.560.2]

%

Tabel 29. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah yang rusak dan gugur.

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-rata

I II III

a1b1 1,67 2,00 1,67 5,34 1,78

a1b2 2,00 1,30 1,30 4,60 1,53

a1b3 0 1,00 0,30 1,30 0,43

a2b1 2,33 2,00 1,00 5,33 1,77

a2b2 2,33 2,00 2,00 6,33 2,11

a2b3 0,67 0,33 0,33 1,33 0,44

Jumlah 9,00 8,63 6,60

Rata – rata 1,50 1,44 1,10

Keterangan:

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

(56)

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 0,073 0,036 -1,440 -2,880 a1b2 2 0,5 0,327 0,163 -0,787 -1,574 a1b3 2 0,5 0,527 0,263 -0,579 -1,159 a2b1 2 0,5 0,959 0,480 -0,319 -0,638 a2b2 2 0,5 0,073 0,036 -1,440 -2,880 a2b3 2 0,5 0,077 0,039 -1,414 -2,828

Total 12 3 2,035 -11,960

Gabungan 0,17 -0,77

FK = 1,26515152

2 hitung = 6,2446

2 terkoreksi = 4,93585 homogen

2 0.05 = 11,0704978

[image:56.595.88.517.488.741.2]

 2 0.01 = 15,0862725

Tabel 31. Analisi ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada jumlah buah yang rusak dan gugur.

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0.05 0.01

Perlakuan 5 7,92 1,5842 5,4498 3,9715 7,4604 * A 1 0,17 0,1701 0,5853 5,5914 12,2464 tn B 2 7,42 3,7111 12,7663 4,7374 9,5466 ** Interaksi 2 0,33 0,1644 0,5656 4,7374 9,5466 tn Non Aditiv 1 0,0049 0,0049 0,0169 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 7,92 1,3194 4,5387 3,8659 7,1914 * Galat 7 2,03 0,2907

(57)

FK = 32,62 KK = 40,05 %

Tabel 32. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot buah per tanaman.

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 226,03 397,33 440,16 1.063,52 354,51 a1b2 1.288,40 1.315,60 1.071,00 3.675,00 1.225,00 a1b3 1.202,40 1.075,10 999,32 3.276,82 1.092,27 a2b1 776,23 398,41 453,17 1.627,81 542,60 a2b2 1.338,60 1.078,30 1.020,60 3.437,50 1.145,83 a2b3 1.315,80 1.105,60 950,32 3.371,72 1.123,91 Jumlah 6.147,46 5.370,34 4.934,57

Rata-Rata 1.024,57 895,06 822,43

Keterangan :

[image:57.595.83.516.252.512.2]

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 33. Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot buah per tanaman

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 25.676,585 12.838,293 4,109 8,217

(58)

a1b3 2 0,5 21.063,128 10.531,564 4,022 8,045 a2b1 2 0,5 83.371,458 41.685,729 4,620 9,240 a2b2 2 0,5 57.403,127 28.701,563 4,458 8,916 a2b3 2 0,5 67.290,516 33.645,258 4,527 9,054

Total 12 3 290.748,734 51,981

Gabungan 24.229,06 4,38

FK = 1,26515152

2 hitung = 1,45343387

2 terkoreksi = 1,14882198 homogen

2 0.05 = 11,0704978

[image:58.595.78.516.81.361.2]

2 0.01 = 15,0862725

Tabel 34. Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot buah per tanaman .

Tabel 35. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada panjang buah tanaman mentimun.

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

Perlakuan 5 2.031.834,47 406.366,894 9,7836 3,9715 7,4604 ** A 1 9.879,03 9.879,025 0,2378 5,5914 12,2464 tn B 2 1.967.861,89 983.930,945 23,6889 4,7374 9,5466 ** Interaksi 2 54.093,55 27.046,776 0,6512 4,7374 9,5466 tn Non Aditiv 1 2.709,70 2.709,701 0,0652 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 2.029.124,77 338.187,461 8,1421 3,8659 7,1914 ** Galat 7 290.748,73 41.535,534

Total 17 2.322.583,20

FK

=

15.037.804,37 KK =

22,29

[image:58.595.82.516.372.679.2]
(59)

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 10,10 14,50 7,30 31,90 10,63

a1b2 18,20 19,30 17,20 54,70 18,23

a1b3 17,20 16,70 15,30 49,20 16,40

a2b1 11,30 10,40 10,30 32,00 10,67

a2b2 18,30 17,70 16,30 52,30 17,43

a2b3 18,10 17,20 15,30 50,60 16,87

Jumlah 93,20 95,80 81,70 rata-rata 15,53 15,97 13,62

Keterangan :

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 36. Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada panjang buah tanaman mentimun.

(60)

Total 12 3 37,293 1,928

Gabungan 3,11 0,49

FK = 1,26515152

2 hitung = 9,167573

2 terkoreksi = 7,246226 homogen

2 0.05 = 11,0704978

[image:60.595.86.502.290.596.2]

2 0.01 = 15,0862725

Tabel 37. Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada panjang buah tanaman mentimun.

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

Perlakuan 5 178,97 35,7939 6,7185 3,9715 7,4604 * A 1 0,04 0,045 0,0084 5,5914 12,2464 tn B 2 177,68 88,8406 16,6755 4,7374 9,5466 ** Interaksi 2 1,24 0,6217 0,1167 4,7374 9,5466 tn Non Aditiv 1 0,1392 0,1392 0,0261 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 178,83 29,8050 5,5944 3,8659 7,1914 * Galat 7 37,29 5,3276

Total 17 216,26

FK = 4.071,03 KK =

15,35

%

(61)

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 3,00 3,10 3,20 9,30 3,10

a1b2 3,90 3,30 3,10 10,30 3,43

a1b3 4,00 3,20 3,60 10,80 3,60

a2b1 2,90 2,30 2,70 7,90 2,63

a2b2 3,80 3,60 3,30 10,70 3,57

a2b3 4,30 4,70 3,10 12,10 4,03

Jumlah 21,90 20,20 19,00 rata-rata 3,65 3,37 3,17

Keterangan :

[image:61.595.82.517.536.751.2]

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 39. Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada diameter buah tanaman mentimun.

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 0,020 0,010 -2,000 -4,000 a1b2 2 0,5 0,347 0,173 -0,761 -1,522 a1b3 2 0,5 0,320 0,160 -0,796 -1,592 a2b1 2 0,5 0,187 0,093 -1,030 -2,060 a2b2 2 0,5 0,127 0,063 -1,198 -2,397 a2b3 2 0,5 1,387 0,693 -0,159 -0,318

(62)

Gabungan 0,19 -0,70

FK = 1,26515152

2 hitung = 7,994857

2 terkoreksi = 6,319288 homogen

2 0.05 = 11,0704978

[image:62.595.84.516.238.523.2]

2 0.01 = 15,0862725

Tabel 40. Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada diameter buah tanaman mentimun.

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

Perlakuan 5 3,44 0,689 2,0195 3,9715 7,4604 tn A 1 0,00 0,005 0,0146 5,5914 12,2464 tn B 2 2,81 1,404 4,1175 4,7374 9,5466 tn Interaksi 2 0,63 0,315 0,9238 4,7374 9,5466 tn Non Aditiv 1 0,0362 0,036 0,1062 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 3,41 0,568 1,6652 3,8659 7,1914 tn Galat 7 2,39 0,341

Total 17 5,83

FK = 207,40 KK = 17,20 %

Tabel 41. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada rasio panjang dan diameter buah tanaman mentimun.

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 3,40 4,70 2,30 10,40 3,47

a1b2 4,60 5,80 5,50 15,90 5,30

a1b3 4,30 5,20 4,30 13,80 4,60

(63)

a2b2 4,90 5,00 5,00 14,90 4,97

a2b3 4,20 3,70 4,90 12,80 4,27

Jumlah 25,30 28,90 25,90

rata-rata 4,27 4,87 4,37

Keterangan :

[image:63.595.80.495.353.676.2]

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 42. Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada rasio panjang dan diameter buah tanaman mentimun.

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 2,887 1,443 0,159 0,319

a1b2 2 0,5 0,780 0,390 -0,409 -0,818 a1b3 2 0,5 0,540 0,270 -0,569 -1,137 a2b1 2 0,5 0,240 0,120 -0,921 -1,842 a2b2 2 0,5 0,007 0,003 -2,477 -4,954 a2b3 2 0,5 0,727 0,363 -0,440 -0,879

Total 12 3 5,180 -9,312

Gabungan 0,43 -0,36

FK = 1,26515152

2 hitung = 11,3597888

2 terkoreksi = 8,97899477 homogen

2 0.05 = 11,0704978

2 0.01 = 15,0862725

(64)

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

Perlakuan 5 6,41 1,281 1,7311 3,9715 7,4604 tn A 1 0,00 0,0006 0,0007 5,5914 12,2464 tn B 2 5,47 2,735 3,6959 4,7374 9,5466 tn Interaksi 2 0,93 0,467 0,6313 4,7374 9,5466 tn Non Aditiv 1 0,0264 0,024 0,0357 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 6,38 1,063 1,4366 3,8659 7,1914 tn Galat 7 5,18 0,74

Total 17 11,59

[image:64.595.86.516.483.744.2]

FK = 356,45 KK = 19,33 %

Tabel 44. Hasil pengamatan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot kering brangkasan tanaman mentimun.

Perlakuan

Ulangan

I II III Jumlah Rata-rata

a1b1 2,70 3,60 3,70 10,00 3,33

a1b2 7,80 5,30 8,60 21,70 7,23

a1b3 7,40 6,30 7,60 21,30 7,10

a2b1 3,60 4,70 4,90 13,20 4,40

a2b2 6,90 6,70 5,40 19,00 6,33

a2b3 5,30 6,90 5,20 17,40 5,80

(65)

Keterangan :

a1 = Tanpa pupuk organik cair a2 = Dengan pupuk organik cair b1 = Dosis pupuk NPK 10g/polibag b2 = Dosis pupuk NPK 20g/polibag b3 = Dosis pupuk NPK 30g/polibag

Tabel 45. Uji homogenitas pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot kering brangkasan tanaman mentimun.

Perlakuan db 1/db JK Si^2 log Si^2 db * log Si^2 a1b1 2 0,5 0,607 0,303 -0,518 -1,036 a1b2 2 0,5 5,927 2,963 0,472 0,944 a1b3 2 0,5 0,980 0,490 -0,310 -0,620 a2b1 2 0,5 0,980 0,490 -0,310 -0,620 a2b2 2 0,5 1,327 0,663 -0,178 -0,357 a2b3 2 0,5 1,820 0,910 -0,041 -0,082

Total 12 3 11,640 -1,770

Gabungan 0,97 -0,01

FK = 1,26515152

2 hitung = 3,710706

2 terkoreksi = 2,933013 homogen

2 0.05 = 11,0704978

[image:65.595.80.512.246.584.2]

2 0.01 = 15,0862725

Tabel 46. Analisis ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) pada bobot kering brangkasan tanaman mentimun.

SK DK JK KNT F-hitung

F-tabel

Ket. 0,05 0,01

(66)

Interaksi 2 4,81 2,4072 1,4476 4,7374 9,5466 tn Non Aditiv 1 0,0014 0,0014 0,0008 5,5914 12,2464 tn Sisa 6 36,04 6,0064 3,6121 3,8659 7,1914 tn Galat 7 11,64 1,6628

Total 17 47,68

(67)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

1 7 13

2 8 14

3 9 15

4 10 16

5 11 17

6 12 18

[image:67.595.85.421.83.395.2]

Gambar 5. Denah tata letak percobaan

Gambar 6. Tata letak tanaman mentimun (base 1)

A

1

B

2

U

3

A

2

B

3

U

2

A

2

B

2

U

1

A

1

B

1

U

1

A

2

B

3

U

1

A

2

B

1

U

1

A

2

B

1

U

3

A

2

B

3

U

3

A

2

B

2

U

3

A

1

B

3

U

2

A

2

B

2

U

2

A

1

B

1

U

3

A

1

B

3

U

1

A

1

B

1

U

2

A

1

B

2

U

1
(68)
[image:68.595.181.391.76.236.2]

Gambar 7. Tata letak tanaman mentimun (base 2)

Gambar 8. Aplikasi pemberian pupuk NPK 15:15:15

[image:68.595.180.393.310.472.2]
(69)
[image:69.595.154.414.85.273.2]

Gambar10. Buah mentimun

(70)
[image:70.595.87.478.83.305.2]

a b c

Gambar 12. Contoh buah kurang sempurna (a), (b), dan (c).

[image:70.595.240.328.407.642.2]

Gambar

Tabel 2.  Kandungan mikroorganisme dan zat-zat yang ada dalam Bio-Extrim.
Gambar 1.  Penyiapan media tanam dalam polibag
Gambar 2. Pemberian pupuk NPK (a) dan pupuk organik cair (b).
Tabel 15. Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15:15:15) terhadap jumlah daun tanaman mentimun
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Proses pencatatan dan pendataan barang masuk dan barang keluar masih menggunakan microsoft excel. b) Tidak adanya informasi barang yang akan segera dipesan membuat

Hasil penelitian ini sangat penting artinya bagi pemerintah (pembuat kebijakan pendidikan) dalam memperbaiki karakter guru sehingga memiliki pribadi yang ideal,

Sariaty dkk (2012) tentang kajian pengaruh residu bahan organic dan pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun (cucumis sativus L.) setelah penanaman melon

diberikan. Saat presentasi di depan kelaspun siswa terlihat masih gugup dan kesulitan dalam menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Namun secara keseluruhan,

secara sengaja mendorong seseorang ke jalur bus yang tengah lewat. Beberapa contoh lain adalah tindakan membakar stasiun pompa bensin atau meledakkan gudang

Berdasarkan hasil perancangan, pengujian serta analisis data dari rancang bangun sistem komunikasi wireless untuk printer konvensional berbasis Wi-Fi yang telah

Keterangan saksi merupakan alat bukti seperti yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP. Sepanjang keterangan itu mengenai suatu peristiwa pidana yang dia dengar sendiri,

Tidak terjadi pengaruh interaksi antara pupuk organik pelepah kelapa sawit dengan pupuk majemuk NPK terhadap bobot basah akar dan bobot kering akar.. Aplikasi pupuk