• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KARANG TARUNA BAGELEN PUTRA DALAM MEMBINA KENAKALAN REMAJA DI DESA BAGELEN KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KARANG TARUNA BAGELEN PUTRA DALAM MEMBINA KENAKALAN REMAJA DI DESA BAGELEN KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2014"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANAN KARANG TARUNA BAGELEN PUTRA DALAM MEMBINA KENAKALAN REMAJA DI DESA BAGELEN

KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN 2014

Oleh

Angga Yudana Saputra

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan karang taruna Bagelen Putra dalam membina kenakalan remaja di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2014. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel 25 responden. Teknik pokok pengumpulan data menggunakan angket dan analisis data menggunakan analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 25 responden diperoleh data pada indikator menjadi agen perubahan 44%, indikator sebagai memfasilitasi kelompok 52%, sebagai pengorganisir 48% dan indikator menyampaikan informasi 48%. Dengan demikian diketahui bahwa: (1) Karang taruna cukup berperan dalam menanggulangi tindakan kenakalan remaja di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran tahun 2014. (2) Kenakalan remaja yang terjadi di dalam masyarakat pada awalnya masih banyak terjadi, namun setelah dilakukan beberapa peranan karang taruna melalui beberapa indikator mulai mengalami penurunan tindak kenakalan remaja, hal ini bisa dikatakan bahwa suksesnya peranan karang taruna dalam menanggulangi kenakalan remaja.

(2)

PERANAN KARANG TARUNA BAGELEN PUTRA DALAM MEMBINA KENAKALAN REMAJA DI DESA BAGELEN

KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN 2014

Oleh

ANGGA YUDANA SAPUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PERANAN KARANG TARUNA BAGELEN PUTRA DALAM MEMBINA KENAKALAN REMAJA DI DESA BAGELEN

KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN 2014 (Skripsi)

Oleh

ANGGA YUDANA SAPUTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah... 6

1.4 Perumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Kegunaan Penelitian ... 7

a. Kegunaan Teoritis ... 7

A. Tinjauan Umum Peranan Karang Taruna ... 10

1. Pengertian Peranan ... 10

(6)

3. Landasan Hukum Karang Taruna ... 12

4. Tujuan Karang Taruna ... 13

5. Fungsi Karang Taruna ... 13

6. Keanggotaan Karang Taruna... 14

7. Struktur Organisasi Karang Taruna ... 15

8. Identitas Karang Taruna ... 15

9. Visi dan Misi Karang Taruna ... 17

10.Tugas Pokok Karang Taruna ... 18

11.Kegiatan Karang Taruna ... 19

B. Tinjauan Umum Kenakalan Remaja ... 22

1. Pengertian Remaja ... 22

2. Karakteristik Remaja ... 23

3. Pengertian Kenakalan Remaja ... 28

4. Jenis-jenis Kenakalan Remaja... 29

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja ... 30

6. Akibat yang ditimbuklan oleh Kenakalan Remaja... 37

7. Menanggulangi Kenakalan Remaja ... 38

C. Peranan Karang Taruna dalam Membina Masyarakat ... 40

2.2 Kerangka Pikir ... 41

3.3 Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 44

1. Jenis Variabel ... 44

2. Definisi Konseptual ... 45

3. Definisi Operasional ... 45

4. Pengukuran Variabel ... 46

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Teknik Pokok ... 46

2. Teknik Penunjang ... 47

3.5 Uji Persyaratan Angket ... 48

1. Validitas Angket ... 48

2. Reliabilitas Angket ... 48

3.6 Teknik Analisis Data ... 50

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Penelitian ... 52

1. Persiapan Pengajuan Judul ... 52

2. Penelitian Pendahuluan ... 53

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 54

4. Pelaksanaan Penelitian ... 55

5. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 55

a. Analisis Validitas Angket ... 55

(7)

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 61

1. Sejarah Singkat Desa Bagelen ... 61

2. Gambaran Umum Desa Bagelen ... 61

4.3 Deskripsi Data ... 63

1. Pengumpulan Data ... 63

2. Penyajian Data ... 63

a. Penyajian Data Tentang Peranan Karang Taruna Bagelen Putra ... 63

b. Penyajian Data Tentang Kenakalan Remaja ... 76

4.4 Pembahasan ... 90

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 110

5.2 Saran ... 110

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah kasus-kasus kenakalan remaja di desa Bagelen Kecamatan Gedong TataanTahun 2014 ... 4 2. Data Jumlah Remaja di Desa Bagelen Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran ... 43 3. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden

Di Luar Sampel Untuk Item Soal Kelompok Ganjil (X) ... 57 4. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden

Di Luar Sampel Untuk Item Soal Kelompok Genap (Y) ... 57 5. Distribusi Antara Item Soal Kelompok Ganjil (X) dan Item Soal

Kelompok Genap (Y) ... 58 6. Hasil Sebaran Angket Penelitian Sub Indikator Peran Karang

Taruna Menjadi Agen Perubahan ... 64 7. Distribusi Frekuensi tentang Peran Karang Taruna Menjadi Agen

Perubahan ... 65 8. Hasil Sebaran Angket Penelitian Sub Indikator Peran Karang

Taruna dalam Memfasilitasi Kelompok ... 67 9. Distribusi Frekuensi tentang Peran Karang Taruna dalam

Memfasilitasi Kelompok ... 69 10.Hasil Sebaran Angket Penelitian Sub Indikator Peran Karang

Taruna dalam Mengorganisir ... 70 11.Distribusi Frekuensi tentang Peran Karang Taruna dalam

Mengorganisir ... 72 12.Hasil Sebaran Angket Penelitian Sub Indikator Peran Karang

Taruna dalam Menyampaikan Informasi ... 73 13.Distribusi Frekuensi tentang Peran Karang Taruna dalam

Menyampaikan Informasi ... 75 14.Hasil Sebaran Angket Penelitian Sub Indikator Kenakalan

Remaja dalam Penggunaan Narkoba ... 76 15.Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Narkoba ... 77 16.Hasil Sebaran Angket Penelitian Sub Indikator Kenakalan Remaja

dalam Merusak Fasilitas Umum ... 79 17.Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Narkoba ... 80 18.Hasil Sebaran Angket Penelitian Sub Indikator Kenakalan Remaja

dalam Pelecehan Seksual ... 82 19.Distribusi Frekuensi tentang Pelecehan Seksual ... 83 20.Hasil Sebaran Angket Penelitian Sub Indikator Kenakalan Remaja

dalam Kebut-kebutan Dijalan ... 85 21.Distribusi Frekuensi tentang Kebut-kebutan Dijalan ... 86 22.Hasil Sebaran Angket Penelitian Sub Indikator Kenakalan Remaja

(9)
(10)
(11)

Moto

Bercita-citalah yang tinggi, Bermimpilah yang besar,

Regup madu ilmu sebanyak-banyaknya,

Belajarlah dari alam sekitarmu,

Resapi Kehidupan,

Jelajahi Indonesiamu yang Luas,

Jengkali Afrika yang eksotis,

Jelajahi Eropa yang megah,

lalu berhentilah,,,

Dialtar ilmu

“SORBONE PARIS”

(12)
(13)

PERSEMBAHAN

Berlandaskan rasa syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya, dan telah menghadirkan

banyak warna dalam penyelesaian

skripsi ini. Sebentuk karya kecil ini ku

persembahkan sebagai tanda

bakti dan cinta

kepada:

Kedua orang tua ku tercinta yang selama ini telah

memberikan cinta, kasih sayang,

dukungan serta doa demi

keberhasilanku.

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Angga Yudana Saputra dilahirkan di desa Way Urang Kecamatan Padang cermin Kabupaten Pesawaran pada tanggal 14 Oktober 1989 yang merupakan putra pertama dari pasangan Bapak Parsono dan Ibu Nuryanah, A. Ma. Pd

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh peneliti antara lain:

1. SD Negeri 1 Tambangan yang diselesaikan pada tahun 2001. 2. SMP Negeri 2 Padang Cermin yang diselesaikan pada tahun 2004. 3. SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007.

(15)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peranan Karang Taruna dalam Membina Kenakalan Remaja di Desa Bagelen

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2014”.Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak menghadapi kesulitan hingga menuju tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PPKn sekaligus Pembimbing 1, Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II dan selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(16)

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilulloh., M.Si selaku Pembahas I

7. Bapak Tb. Ali Rahman, S.Pd., M.Pd selaku pembahas II

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, khususnya Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, yang selalu bekerja keras untuk keberhasilanku dan senantiasa memberikan doa dan semangat, serta selalu menanti keberhasilanku.

10.Teman-teman PPKn angkatan 2008 mandiri dan reguler yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini, yang menjadikan hari-hari lebih berwarna.

(17)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, September 2015 Penulis

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah menetapkan cita cita dan tujuan yang hendak dicapai, sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: “Melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial”.

(19)

2

membutuhkan generasi yang terampil, berakhlak, bermoral serta cinta tanah air dan dapat diandalkan di tengah masyarakat terutama bangsa dan negara.

Peranan pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak, dan pengawal jalannya reformasi dan pembangunan sangat diharapkan. Generasi muda adalah remaja yang nantinya akan menjadi tunas harapan dan modal pembangunan bangsa yang akan datang. Generasi muda atau pemuda adalah remaja yang mempunyai daya pikir kreatif, inovatif, semangat, dan berani menyongsong pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Melalui generasi atau pemuda terlahir inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan masalah yang ada.

(20)

3

Pada dasarnya keberadaan karang taruna tersebut dimaksudkan untuk menjadi wadah bagi para pemuda dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenar-benarnya di tengah-tengah masyarakat, dan juga sebagai wadah komunikasi dan pemersatu generasi muda. Kegiatan yang telah dilakukan oleh karang taruna diantaranya ialah sosialisasi pemilu, mengadakan program perbaikan jalan desa, memperingati hari-hari besar keagamaan serta mengadakan kerjabakti dan gotong royong.

Menurut pengamatan yang penulis lakukan di desa Bagelen masih dijumpai pemuda dan pemudi yang belum dapat menggunakan waktu dan menyalurkan kreatifitas dengan baik dan sesuai. Mereka kebanyakan adalah mereka yang cenderung lebih senang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat terutama pemudanya. Dimana mereka sebagian sudah mulai mencoba untuk mengkonsumsi narkoba dan minuman keras sehingga menimbulkan beberapa tindak kenakalan remaja yang lain yang bermula dari hal kecil tersebut.

(21)

4

Kenakalan remaja bukanlah merupakan hal yang dianggap sederhana, karena apabila hal tersebut dibiarkan, maka akan menyebabkan tindakan kriminal. Berdasarkan penelitian pendahuluan ditemukan beberapa kasus kenakalan remaja yang terjadi di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan yaitu sebagai berikut.

Tabel 1: Jumlah kasus kenakalan remaja yang terjadi di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Tahun 2014

No Jenis pelanggaran Jumlah Kasus

1 Penggunaan Narkoba 15

2 Merusak fasilitas umum 10

3 Pelecehan Seksual 15

4 Kebut-kebutan dijalan 15

5 Tawuran antar desa 2

Jumlah 57

Sumber: Karang Taruna Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan

(22)

5

juga tidak adanya wadah sebagai tempat untuk berkreatifitas remaja yang mengajarkan perilaku positif, sehingga banyak dari kalangan remaja yang tidak memikirkan dampak dikemudian hari.

Faktor yang mempengaruhi tindak kenakalan remaja tersebut ialah tidak diimbanginya pengetahuan akan dampak informasi yang mereka dapatkan tanpa adanya pengawasan. Untuk itulah mereka ini seharusnya mendapat suatu penjelasan dan bimbingan serta pengarahan agar bisa memanfaatkan waktu untuk hal yang lebih berguna yang nantinya akan menjadikan mereka generasi yang tangguh, terampil, berakhlak dan bertakwa serta bertanggungjawab dan dapat diandalkan di tengah masyarakat bangsa dan negara dan mempunyai perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. Hal tersebut bisa diwujudkan melalui suatu wadah yaitu yang berperan untuk membina mereka yaitu melalui wadah organisasi karang taruna yang terdapat di pedesaaan.

(23)

6

Bentuk program kerja yang telah dilakukan oleh Karang Taruna Bagelen Putra salah satunya ialah melaksanakan pembinaan dan pemantapan organisasi bagi anggota serta pendidikan ketrampilan dan latihan. Tujuan dari kegiatan ini ialah sebagai strategi dasar untuk mencapai tujuan perjuangan organisasi kemasyarakatan dan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda, selain itu juga dapat mengembangkan kreativitas generasi muda kea rah pembangunan yang diujikan melalui pelaksanaan program karang taruna ini.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan karang taruna kurang menggerakkan dan menghimpun kegiatan kepemudaan.

2. Globalisasi dan modernisasi merupakan pemicu kenakalan remaja.

3. Pelecehan seksual adalah tindak kenakalan remaja yang paling sering terjadi.

4. Adanya kasus kenakalan remaja dalam masyarakat.

5. Kurangnya pengetahuan dan faktor dari dampak kenakalan remaja.

1.3. Pembatasan Masalah

(24)

7

menanggulangi masyarakat terhadap kenakalan remaja di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2014.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah peranan karang taruna Bagelen Putra dalam menanggulangi masyarakat terhadap kenakalan remaja di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan karang taruna Bagelen Putra dalam menanggulangi masyarakat terhadap kenakalan remaja di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2014.

1.6. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

(25)

8

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan untuk: - Anggota karang taruna sebagai agen perubah masyarakat agar dapat

membimbing dan memberikan informasi kepada remaja terkait permasalahan sosial.

- Remaja, agar dapat mengisi waktu luang yang dimiliki dengan hal yang bermanfaat salah satunya adalah tergabung dalam organisasi karang taruna.

- Masyarakat, agar dapat menjadi masukan untuk melakukan pendampingan terhadap anak-anak mereka, keluarga, atau orang terdekat mereka.

1.7. Ruang Lingkup

a. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya PPKn dalam wilayah kajian PPKn sebagai Pendidikan Nilai Moral Pancasila yang membahas tentang peranan karang taruna Bagelen Putra dalam menanggulangi kenakalan remaja di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2014.

b. Ruang Lingkup Subjek

(26)

9

c. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objeknya adalah peranan karang taruna Bagelen Putra dalam menanggulangi kenakalan remaja.

d. Ruang Lingkup Tempat

Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

e. Ruang Lingkup Waktu

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Deskripsi Teoritis

A. Tinjauan Umum Peranan Karang Taruna

1. Pengertian Peranan

Secara umum peranan adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang terkait oleh kedudukannya dalam struktur sosial atau kelompok sosial di masyarakat, artinya setiap orang memiliki peranan masing-masing sesuai dengan kedudukan yang ia miliki. Di dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia “Peran berarti perangkat tingkah atau karakter yang

diharapkan atau dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat, sedangkan peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh

seseorang dalam suatu peristiwa”.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional “peranan adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan atau dimiliki oleh orang yang berkecukupan di masyarakat, peran terutama ditentukan oleh ciri-ciri

individual yang bersifat khas atau istimewa”.

Menurut Mayor Polak dalam Ary Gunawan (2000:40) berpendapat bahwa:

(28)

11

a. Dari sudut individu berarti sejumlah peranan yang timbul dari berbagai pola yang di dalamnya individu tersebut ikut aktif.

b. Peranan secara umum menunjuk pada keseluruhan peranan itu dan menentukan apa yang dikerjakan seseorang untuk masyarakatnya, serta apa yang dapat diharapkan dari masyarakat itu.

Menurut Livinson dalam Soerjono Soekanto (2007:213) menyebutkan bahwa peranan mencakup tiga hal, yaitu:

a. Peranan meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat. b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat

dilakukan oleh individu masyarakat sebagai individu. c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu

yang penting sebagai struktur sosial masyarakat.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat didefinisikan bahwa peranan adalah seperangkat tingkah laku individu yang mencakup norma-norma dalam berbagai struktur sosial dalam masyarakat.

2. Pengertian Karang Taruna

Menurut Peraturan Menteri Sosial RI tahun 2010 Pasal 1 ayat 1 karang taruna adalah:

(29)

12

Direktorat Bina Karang Taruna (2005:1) menyebutkan bahwa:

a. Karang taruna adalah suatu organisasi sosial, perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam melaksanakan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS).

b. Sebagai wadah pengembangan generasi muda, karang taruna merupakan tempat diselenggarakannya berbagai upaya atau kegiatan untuk meningkatkan dan mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya generasi muda dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM).

c. Karang taruna tumbuh dan berkembang atas dasar adanya kesadaran terhadap keadaan dan permasalahan di lingkungannya serta adanya tanggung jawab sosial untuk turut berusaha menanganinya. Kesadaran dan tanggung jawab sosial tersebut merupakan modal dasar tumbuh dan berkembangnya karang taruna.

d. Karang Taruna tumbuh dan berkembang dari generasi muda, diurus atau dikelola oleh generasi muda dan untuk kepentingan generasi muda dan masyarakat di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat. Karenanya setiap desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dapat menumbuhkan dan mengembangkan karang tarunanya sendiri.

e. Gerakannya di bidang usaha kesejahteraan sosial berarti bahwa semua upaya program dan kegiatan yang diselenggarakan karang taruna ditujukan guna mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat terutama generasi mudanya.

3. Landasan Hukum Karang Taruna

a. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah tertanggal 15 Oktober 2004.

b. Peraturan Pemerintah No. 72 tentang Desa tertanggal 30 Desember 2005.

c. Peraturan Pemerintah No. 73 tentang Kelurahan tertanggal 30 Desember 2005.

(30)

13

e. Permendagri RI Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga tertanggal 5 Februari 2007.

4. Tujuan Karang Taruna

Tujuan karang taruna menurut Direktorat Bina Karanag Taruna (2005:2) adalah:

a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggung jawab sosial setiap generasi muda warga karang taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial.

b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga karang taruna yang trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.

c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan warga karang taruna. d. Termotivasinya setiap generasi muda karang taruna untuk

mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga karang taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

f. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial dilingkungannya.

g. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh karang taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya, secara bersama-sama dengan pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

5. Fungsi Karang Taruna

(31)

14

a. Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial

b. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat c. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama

generasi muda dilingkunggannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan

d. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya

e. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda

f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia

g. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya

h. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial

i. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya j. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial

yang aktual.

6. Keanggotaan Karang Taruna

Keanggotaan karang taruna menganut sistem stelsel pasif yang berarti seluruh generasi muda dalam lingkungan desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang berusia 11 tahun sampai 45 tahun, selanjutnya disebut sebagai warga karang taruna.

(32)

15

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

c. Dapat membaca dan menulis

d. Memiliki pengalaman serta aktif dalam kegiatan Karang Taruna

e. Memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan dan kemampuan, pengabdian di bidang kesejahteraan sosial

f. Sebagai warga penduduk setempat dan bertempat tinggal tetap, berumur 17 tahun sampai 45 tahun.

7. Struktur Organisasi Karang Taruna

Menurut Direktorat Bina Karanag taruna (2005:9) struktur organisasi dalam karang taruna ialah sebagai berikut:

a. Ketua

g. Bidang Pendidikan dan Pelatihan h. Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial i. Bidang Kelompok Usaha Bersama

j. Bidang Kerohanian dan Pembinaan Mental k. Bidang Olahraga dan Seni Budaya

l. Bidang Lingkungan Hidup

m. Bidang Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan 8. Identitas Karang Taruna

(33)

16

a. Bunga teratai yang mulai mekar melambangkan unsur remaja yang dijiwai semangat kemasyarakatan (sosial).

b. Empat helai daun bunga dibagian bawah, melambangkan keempat fungsi karang taruna yaitu:

1) Memupuk kreativitas untuk belajar bertanggung jawab.

2) Membina kegiatan-kegiatan sosial, rekreatif, edukatif, ekonomis produktif, dan kegiatan lainnya yang praktis.

3) Mengembangkan dan mewujudkan harapan serta cita-cita anak dan remaja melalui bimbingan interaksi yang dilaksanakan baik secara individual maupun kelompok.

4) Menanamkan pengertian, kesadaran dan memasyarakatkan penghayatan dan pengamalan Pancasila.

c. Tujuh helai daun bunga bagian atas melambangkan tujuh unsur kepribadian yang harus dimiliki oleh anak dan remaja:

1) Taat: Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Tanggap: Penuh perhatian dan peka terhadap masalah 3) Tanggon: Kuat, daya tahan fisik dan mental

4) Tandas: Tegas, pasti, tidak ragu, teguh pendirian 5) Tangkas: Sigap, gesit, cepat bergerak, dinamis 6) Trampil: Mampu berkreasi dan berkarya praktis 7) Tulus: Sederhana, ikhlas, rela memberi, jujur.

d. Pita dibagian bawah bertuliskan karang taruna mengandung arti: 1) Karang: pekarangan, halaman, atau tempat

(34)

17

Secara keseluruhan berarti tempat atau wadah pembinaan remaja. e. Pita dibagian atas bertuliskan Aditya Karya Mahatva Yodha yang

berarti:

1) Aditya: Cerdas, penuh pengalaman. 2) Karya: Pekerjaan.

3) Mahatva: Terhormat, berbudi luhur. 4) Yodha: Pejuang, patriot.

Secara keseluruhan berarti Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan dan terampil.

f. Lingkaran menggambarkan sebuah tameng, sebagai lambang ketahanan nasional.

g. Bunga teratai yang mekar berdaun lima helai melambangkan lingkungan kehidupan masyarakat yang sejahtera merata berlandaskan Pancasila.

h. Arti warna

1) Putih: Kesucian, tidak tercela, tidak ternoda.

2) Merah: Keberanian, sabar, tenang, dan dapat mengendalikan diri, tekad pantang mundur.

3) Kuning: Keagungan atas keluhuran budi pekerti.

9. Visi dan Misi Karang Taruna a. Visi

(35)

18

b. Misi

1) Membangun jasmani yang kuat dan sehat dengan kegiatan olahraga.

2) Membangun generasi muda berakhlakul karimah. 3) Menciptakan semangat dan jiwa generasi muda. 4) Membangun kesejahteraan anggota.

5) Meningkatkan prestasi generasi muda disegala bidang.

10.Tugas Pokok Karang Taruna

Menurut Direktorat Bina Karang taruna (2005:12) Karang Taruna memiliki tugas pokok untuk bersama-sama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi masalah-masalah kesejahteraan sosial secara preventif, pasca rehabilitatif maupun pendampingan dan pengembangan serta mengarahkan pembinaan dan pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya. seiring dengan tugas pokok tersebut, Karang Taruna melaksanakan fungsi sebagai berikut :

a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berorientasi pada pembangunan.

b. Menyelenggarakan usaha-usaha kesejahteraan sosial yang mendukung upaya peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat.

(36)

19

kebijakan otonomi daerah yang lebih terarah, terpadu, dan berkesinambungan.

d. Membangun sistem jaringan komunikasi, informasi, dan kemitraan strategis, yang mendukung pelaksanaan aktivitas-aktivitas utama dengan berbagai sektor dan komponen masyarakat.

11.Kegiatan Karang Taruna a. Bidang Pendidikan

1) Memfasilitasi pendidikan bagi siswa tidak mampu 2) Memberikan fasilitas siswa yang berprestasi

3) Memberikan kemudahan bagi pengurus dan anggota karang taruna untuk mendapatkan pendidikan

b. Bidang Pelatihan Dan Penyuluhan

1) Menyelenggarakan pelatihan ketrampilan komputer 2) Menyelenggarakan pelatihan ketrampilan elektronik

3) Menyelenggarakan pelatihan ketrampilan menjahit dan tata busana

4) Menyelenggarakan pelatihan ketrampilan tekhnisi roda dua dan empat

5) Menyelenggarakan pelatihan ketrampilan tata boga

(37)

20

c. Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial 1) Menyelenggarakan sunnatan massal

2) Membantu masyarakat dalam bidang kesehatan 3) Membatu masyarakat dalam masalah sosial

4) Melaksanakan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat

d. Bidang Pengabdian Masyarakat

1) Melaksnakan gotong royong untuk kebersihan lingkungan 2) Melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan

e. Bidang Keuangan dan kewirausahaan

1) Pembentukan Baitul Mall Wattamwil (BMT) dan koperasi pemuda karang taruna

2) Membuat usaha bengkel las bekerja sama pihak lain 3) Membuat pangkalan bahan bakar minyak (BBM) 4) Membuat usaha cucian mobil dan motor

5) Pembentukan kelompok taruna tani

6) Membuka usaha pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan

f. Bidang Kerohanian Dan Pembinaan Mental 1) Pembentukan pengajian pemuda karang taruna 2) Peringatan Hari Besar Keagamaan (PHBK) 3) Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN)

(38)

21

g. Bidang Olahraga dan Seni Budaya 1) Pembentukan club olahraga

2) Pembentukan Taman Pendidkan Seni Al-Qur'an (TPSA) pemuda karang taruna desa

3) Pembentukan group pendidkan seni pemuda karang taruna 4) Menyalurkan bakat bagi yang berpotensi dalam seni tarik

suara

5) Mengaktifkan sanggar adat

h. Bidang Lingkungan Hidup

1) Melaksanakan kebersihan lingkungan

2) Mengadakan perlombaan kebersihan antar dusun 3) Melaksanakan penghijauan

4) Membuat Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 5) Melaksanakan jumat bersih 1 kali dalam 1 bulan

i. Bidang Hubungan Masyarakat

1) Menjaga hubungan harmonis karang taruna dengan masyarakat

2) Meyampaikan program-program yang dilaksanakan karang taruna kepada masyarakat

(39)

22

B. Tinjauan Umum Kenakalan Remaja 1. Pengertian Remaja

Seringkali dengan gampang orang mendefinisikan remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya, dan sebagainya.

Menurut pendapat Darajat (1996:101) beliau mendefinisikan remaja

yaitu “Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan masa dewasa, dimana anak-anak mengalami perubahan cepat disegala bidang. Masa ini dimulai kira-kira umur 13 tahun dan berakhir umur 21 tahun (akan tetapi anak tersebut belum terikat perkawinan)”.

Selanjutnya Menurut Mappiare dalam Luluk Zainudin (2008:9) menyatakan bahwa “Masa remaja yang berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai

dengan 22 tahun bagi pria”.

Kemudian 1974, WHO yang dikemukakan oleh Muangman dalam Sarlito Wirawan (2008:9) yang menyatakan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual, dimana remaja adalah suatu masa ketika:

(40)

23

b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosio-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang kondisi psikologis dan biologisnya masih berada pada tahap perkembangan yang sedang mengalami perubahan fisik maupun psikologis menuju kearah kematangan serta cenderung masih memiliki sifat dan sikap yang labil.

2. Karakteristik Remaja

Ditinjau dari segi fisiknya, remaja sudah bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa, ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. Menurut Ali dan Asrori (2008:67) ada sejumlah karakteristik yang akan ditunjukkan remaja pada masa perkembangannya yaitu:

a. Kegelisahan

(41)

24

keinginannya jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuannya.

Selain itu, di satu pihak mereka ingin mendapat pengalaman sebanyakbanyaknya untuk menambah pengetahuan, tetapi di pihak lain mereka merasa belum mampu melakukan berbagai hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari pengalaman langsung dari sumbernya. Tarik-menarik antara angan-angan yang tinggi dengan kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan gelisah.

b. Pertentangan

(42)

25

soal keuangan. Akibatnya, pertentangan yang sering terjadi itu akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain.

c. Mengkhayal

Keinginan untuk menjelajah dan bertualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya hambatannya dari segi keuangan atau biaya. Sebab, mcnjelajah lingkungan sekitar yang luas akan membutuhkan biaya yang banyak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian orang tuanya. Akibatnya, mereka lalu mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalannya melalui dunia fantasi. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal prestasi dan jenjang karier, sedang remaja putri lebih mengkhayalkan romantika hidup. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif. Sebab khayalan ini kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya timbul ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.

d. Aktivitas Berkelompok

(43)

26

bersama. Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama-sama

e. Keinginan Mencoba Segala Sesuatu

Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity) karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu, didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena sering melihat orang dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya berkata bahwa remaja ingin membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu berbuat seperti yang dilakukan oleh orang dewasa. Remaja putri seringkali mencoba memakai kosmetik baru, meskipun sekolah melarangnya.

(44)

27

komunikasi, menghasilkan temuan ilmiah remaja yang bermutu, menghasilkan karya ilmiah remaja yang berbobot, menghasilkan kolaborasi musik dengan teman-temannya, dan sebagainya. Jika tidak, dikhawatirkan dapat menjurus kepada kegiatan atau perilaku negatif, misalnya: mencoba narkoba, minum-minuman keras, penyalahgunaan obat, atau perilaku seks pranikah yang berakibat terjadinya kehamilan.

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12–15 tahun = masa remaja awal, 15–18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18–21 tahun = masa remaja akhir.

a. Remaja awal (early adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. b. Remaja madya (middle adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada

kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri dengan

(45)

28

c. Remaja akhir (late adolescence)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu:

- Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek

- Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru

- Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

- Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain

- Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa pada masa perkembangannya remaja mengalami berbagai tahapan dan masing-masing tahapan memiliki ciri-ciri tersendiri.

2.

3. Pengertian Kenakalan Remaja

Mendefinisikan perilaku menimpang (kenakalan) adalah hal yang cukup sulit karena ukuran nakal bagi setiap orang itu berbeda-beda dilihat dari bentuk perilaku yang dilakukannya. Perilaku menyimpang biasa disebut dengan kenakalan remaja atau juvenil delinquency.

(46)

29

sendiri dan orang lain. Menurut Zakiah Daradjat (1985:113)

“kenakalan anak adalah perbuatan yang tidak baik, perbuatan dosa,

maupun sebagai manifestasi dari rasa tidak puas, kegelisahan ialah perbuatan-perbuatan yang mengganggu ketenangan dan kepentingan orang lain dan kadang-kadang diri sendiri”.

Sedangkan menurut Gold dan Petronio dalam Sarlito Wirawan

(2008:196) “kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh

petugas hukum ia bisa dikenai hukuman”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan kenakalan remaja ialah tindakan atau perbuatan yang melanggar norma dalam masyarakat dan mengganggu kepentingan orang lain sehingga perbuatannya itu dapat dikenakan sangsi jika merugikan orang lain.

4. Jenis-jenis Kenakalan Remaja

Menurut Basri dalam Luluk Zainudin (2004:13) jenis-jenis kenakalan remaja dalam beberapa keadaan dapat dibagi tiga, yaitu:

a. Neoritik deliquency, remaja bersifat pemalu, perasa, suka menyendiri, gelisah dan mengalami perasaan rendah diri, mereka mempunyai dorongan yang kuat untuk berbuat sesuatu kenakalan.

b. Unsocialized deliquency, suatu sikap yang suka melawan kekuasaan seseorang, rasa bermusuhan, dan pendendam. Mereka tidak merasa bersalah dan tidak pula menyesali perbuatan yang dilakukan, sering melemparkan kesalahan dan diluar dugaan.

(47)

30

patuh, setia dan kesetiakawanan yang baik. Jika melakukan kewajiban yang digariskan kelompoknya padahal kelompoknya adalah tidak dapat diterima dengan baik oleh masyarakat karena sering meresahkan.

Menurut Jensen dalam Sarlito Wirawan (2008:200) membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis yaitu:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.

b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban difihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat.

d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Adapun macam-macam kenakalan remaja yang sering terjadi diantaranya adalah:

a. Tawuran antar pelajar b. Mencuri

c. Bolos sekolah

d. Merusak fasilitas umum e. Penyalahgunaan narkoba

f. Kebebasan seksual, serta masih banyak kenakalan-kenakalan remaja lainnya

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

(48)

31

a. Identitas

Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson masa remaja ada pada tahap di mana krisis identitas versus difusi identitas harus di atasi. Perubahan biologis dan sosial memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi terjadi pada kepribadian remaja yaitu terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya dan tercapainya identitas peran, kurang lebih dengan cara menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan peran yang dituntut dari remaja. Delinkuensi pada remaja terutama ditandai dengan kegagalan remaja untuk mencapai integrasi yang kedua, yang melibatkan aspek-aspek peran identitas

b. Kontrol diri

(49)

32

memadai dalam menggunakan perbedaan itu untuk membimbing tingkah laku mereka.

c. Usia

Munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan serius nantinya di masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan, pada usia dewasa, mayoritas remaja nakal tipe terisolir meninggalkan tingkah laku kriminalnya. Paling sedikit 60% dari mereka menghentikan perbuatannya pada usia 21 sampai 23 tahun.

d. Jenis kelamin

Remaja laki- laki lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada perempuan. Pada umumnya jumlah remaja laki- laki yang melakukan kejahatan dalam kelompok gang diperkirakan 50 kali lipat daripada gang remaja perempuan.

e. Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah

(50)

33

f. Proses keluarga

Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja.

g. Pengaruh teman sebaya

Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal. persentase kenakalan yang lebih tinggi pada remaja yang memiliki hubungan reguler dengan teman sebaya yang melakukan kenakalan.

h. Kelas sosial ekonomi

Ada kecenderungan bahwa pelaku kenakalan lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah dengan perbandingan jumlah remaja nakal di antara daerah perkampungan miskin yang rawan dengan daerah yang memiliki banyak privilege diperkirakan 50:1. Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan remaja dari kelas sosial rendah untuk mengembangkan ketrampilan yang diterima oleh masyarakat. Mereka mungkin saja merasa bahwa mereka akan mendapatkan perhatian dan status dengan cara melakukan tindakan anti sosial.

i. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal

(51)

34

memungkinkan remaja mengamati berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas menengah. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan yang terorganisir adalah faktor-faktor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan kenakalan remaja.

Selain faktor faktor diatas, masih ada lagi faktor yang melatarbelakangi kenakalan itu dapat terjadi. Menurut Wijaya dalam Luluk Zainudin (2004:59) menyatakan bahwa faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang

(52)

35

keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.

b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan

Di dalam kehidupan berkeluarga kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.

(53)

36

generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.

Sebenarnya pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.

Di dalam masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan, kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal dibelakang. Dan didalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan-perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja. Kekurangan spiritual termasuk ketidakpahaman secara utuh tentang ajaran Islam sehingga mereka melakukan apa saja yang menjadi keinginan serta kemauan mereka.

c. Pengaruh lingkungan dan pergaulan

(54)

37

Sebagai mana kita ketahui bahwa para remaja sangat senag dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya. Karena dianggap ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.

6. Akibat-akibat yang Ditimbulkan oleh Kenakalan Remaja

Menurut Wijaya dalam Luluk Zainudin (2004:45) secara umum akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja ada 3, antara lain:

1. Bagi diri remaja itu sendiri

Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika.

2. Bagi Keluarga

(55)

38

serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika. Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.

3. Bagi lingkungan masyarakat

Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

7. Menanggulagi Kenakalan Remaja

(56)

39

1. Tindakan Preventif

a. Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum - Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja. - Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami

oleh para remaja.

- Usaha pembinaan remaja..

b. Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus

Dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkahlaku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Sarana pendidikan lainya mengambil peranan penting dalam.

2. Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran.

a. rumah, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga.

(57)

40

bersekolah untuk sementara atau seterusnya tergantung dari macam pelanggaran tata tertib sekolah yang digariskan.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkahlaku si pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.

C. Peranan Karang Taruna dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Berdasarkan ulasan di atas peranan karang taruna adalah pola tingkah laku seseorang yang berupa tanggung jawab untuk membimbing masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu sehingga seorang remaja itu dapat berbuat lebih baik dalam masyarakat. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan bagaimana peranan karang taruna dalam membina masyarakat, hal yang dilakukan ialah:

a. Menjadi agen perubahan bagi masyarakat dengan selalu memberikan ispirasi dan mengembangkan motivasi pada masyarakat.

b. Memfasilitasi kelompok, membentuk kelompok warga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(58)

41

d. Menyampaikan informasi, selalu memberikan informasi terbaru yang berkaitan dengan pengetahuan kepada masyarakat. e. Pelatihan, mengadakan pelatihan bagi remaja.

2.2Kerangka Pikir

(59)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena dalam penelitian ini mendeskripsikan keadaan yang terjadi saat ini secara sistematis dan menuntut untuk dicarikan jalan keluarnya. Penelitian ini membahas masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat khususnya peran karang taruna terhadap para remaja, yaitu peranan karang taruna Bagelen Putra dalam menanggulangi kenakalan remaja di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2014.

3.2 Populasi 1. Populasi

(60)

43

Tabel 2. Data Jumlah Remaja di Desa Bagelen

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. No Nama Dusun Jumlah Anggota

1 Bagelen I 140

2 Bagelen II 235

3 Bagelen III 250

4 Bagelen IV 200

5 Bagelen V 188

Jumlah 1053

Sumber : Data administratif kantor kepala Desa Bagelen

Populasi dalam penelitian ini adalah para remaja di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang berjumlah 1053 kepala keluarga.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini. Menurut Sudarwan Danim (2000:89) “sampel/contoh adalah sub unit populasi survei/populasi survei itu sendiri, yang oleh peneliti

dipandang mewakili populasi target”.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009:62) mengemukakan bahwa: Apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika subjeknya besar atau lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari:

1.Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana 2.Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena

(61)

44

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan data sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik sampling sederhana. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja yang ada di Dusun Bagelen III yang berjumlah 250 orang.

Melihat keadaan populasi dalam penelitian ini adalah 250 orang maka sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan 10% dari jumlah remaja yang ada di dusun Bagelen III. Dengan perincian sebagai berikut

a

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok variabel, yaitu: a. Variabel Bebas (X)

(62)

45

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kenakalan remaja yang terjadi di desa Bagelen.

2. Definisi Konseptual

Definisi konseptual diperlukan dalam penelitian karena definisi itu akan mempertegas masalah apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini membahas sebagai berikut:

Peranan Karang Taruna (X):

Peranan karang taruna adalah seperngkat pola tingkah laku kelompok atau organisasi sosial masyarakat terutama generasi muda yang berupa tanggung jawab untuk membimbing demi mencapai tujuan tertentu sehingga seorang remaja itu dapat berbuat lebih baik dalam masyarakat.

Kenakalan Remaja (Y):

Tindakan atau perbuatan yang dilakukan remaja melanggar norma dalam masyarakat dan mengganggu kepentingan orang lain sehingga perbuatannya itu dapat dikenakan sangsi jika merugikan orang lain.

3. Definisi Operasional

Peranan karang taruna dalam membina masyarakat. Beberapa indicator yang dapat mengukur peranan karang taruna dalam menanggulangi yaitu: a. Menjadi agen perubahan

(63)

46

c. Mengorganisir

d. menyampaikan informasi e. Pelatihan.

Sementara itu, kenakalan remaja yang terjadi ialah: a. Penggunaan narkoba

b. Merusak fasilitas umum c. Pelecehan seksual d. Kebut-kebutan dijalan e. Tawuran

4. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan karang taruna Bagelen Putra terhadap kenakalan remaja di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2014. Peranan karang taruna dalam membina masyarakat (X) akan diukur dengan menggunakan angket atau kuisioner setiap item angket mempunyai tiga kemungkinan jawaban yaitu a, b dan c. Semakin besar skor yang diperoleh, maka semakin besar pula peranannya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pokok

(64)

47

mengetahui bagaimana peranan karang taruna Bagelen Putra terhadap kenakalan remaja. Angket dalam penelitian ini dipakai karena data yang diperlukan adalah angka-angka yang berupa skor nilai, untuk memperoleh data utama dan dianalisis. Dalam setiap tes memiliki tiga alternatif jawaban dan masing-masing mempunyai bobot atau skor nilai yang berbeda. skor yang diberikan adalah:

a. Untuk jawaban yang sesuai dengan harapan diberikan skor 3

b. Untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan diberikan skor 2 c. Untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan diberikan skor 1

2. Teknik Penunjang a. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data skunder yang mendukung keterangan-keterangan dan fakta-fakta yang ada dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Wawancara

(65)

48

3.5 Uji Persyaratan Angket 1. Validitas Angket

Dalam penelitian ini untuk menentukan validitas item soal dilakukan kontrol langsung terhadap teori-teori yang melahirkan indikator-indikator yang dipakai. Validitas yang digunakan yaitu logical validity dengan cara

judgment yaitu dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing yang ada dilingkungan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Berdasarkan konsultasi tersebut diadakan revisi atau perbaikan sesuai dengan keperluan.

2. Reliabilitas Angket

Penelitian yang menggunakan uji coba angket, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu akat pengumpulan data yaitu uji reliabilitas. Menurut

Suharsimi Arikunto (2002:154) reliabilitas menunjukkan bahwa “suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagi berikut:

a. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang di luar responden b. Hasil uji coba dikelompokkan menjadi item ganjil dan item genap

(66)

49

rxy = koefisien korelasi antara gejala x dan y

x = variabel bebas

y = variabel terikat

N = jumlah sampel yang diteliti

c. Memberi rebilitas dengan rumus Sperman Brown (Sutrisno Hadi, 2005:37)

Rxy = koefisien reliabilitas seluruh item

Rgg = koefisien korelasi item ganjil dan item genap

d. Kriteria besarnya koefisien korelasi menurut Manase Malo (1989:139) 0,90 – 1,00 = reliabilitas tinggi

(67)

50

3.6 Teknik Analisis Data

Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini menggunakan suatu analisis data deskriptif, yaitu menguraikan data-data menjadi kalimat secara sistematis. Analisa dalam suatu penelitian sangatlah penting. Analisa data yang dimaksudkan sebagai suatu cara untuk memperoleh data sebagai hasil penelitian ini dapat diketahui secara jelas. Dalam hal ini untuk bagaimana peranan karang taruna Bagelen Putra terhadap kenakalan remaja digunakan analisis deskriptif.

Selanjutnya disimpulkan untuk mengelola dan menganalisis data dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2005:39) yaitu: I =

(68)

51

F = jumlah alternatif seluruh item N = jumlah responden

Untuk menafsirkan banyaknya persentase menurut Suharsimi Arikunto (2009:196) yang diperoleh dengan kreteria sebagai berikut:

(69)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini yaitu peranan karang taruna Bagelen Putra dalam membina kenakalan remaja di desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran adalah: Adanya peranan positif antara karang taruna dalam menanggulangi masyarakat terhadap kenakalan remaja peran karang taruna. Peran yang lebih dominan dalam penelitian ini berada pada indikator memfasilitasi kelompok berada pada kategori cukup berperan yaitu sebanyak 52%, sebab anggota karang taruna ingin selalu dapat membantu masyarakat demi terciptanya kesejahteraan. Pada variabel kenakalan remaja, indikator yang paling dominan dalam penelitian variabel ini berada pada indikator pelecehan seksual yaitu sebanyak 60%, sebab dari data yang diperoleh oleh karang taruna terdapat banyaknya remaja yang mengalami hamil diluar nikah sehingga banyaknya tingkat pelecehan seksual.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:

(70)

111

perubahan masyarakat. Agar remaja dalam masyarakat dapat menjadi lebih baik lagi. Cara yang dapat dilakukan oleh anggota karang taruna adalah lebih memantapkan program-program yang sudah dicanangkan serta mengawasi berjalannya kegiatan di desa.

2. Kepada remaja agar dapat terbuka dengan perkembangan informasi tetapi tetap memiliki filter terhadap informasi yang didapatkan tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya tindakan kenakalan remaja. Cara yang dapat dilakukan oleh remaja adalah membekali diri dengan ilmu pengetahuan umum dari bangsu sekolah serta lebih memperdalam ilmu agama agar dapat memiliki rambu-rambu tata krama.

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Ali dan Asrori. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi

Aksara.

---. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta. Rhineka Cipta.

AR. Nasrudin. 2009. Strategi Guru dalam Membina Siswa yang Bertingkah Laku Menyimpang. Aceh. FKIP Universitas Abulyatama Aceh.

Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta. Bumi Aksara.

Daradjat, Zakiah. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta. Gunung Agung.

---. 1996. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta. Bulan Bintang.

Direktorat Bina Karang Taruna. 2005. Buku Pedoman Dasar Karang Taruna. Departemen Sosial R.I.

Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. 2005. Metode Research. Jogjakarta. Yayasan Fakultas Psikologi UGM.

Malo, Manase. 1989. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Kurnia.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosialogi Suatu Pengantar. Jakarta. CV Rajawali Wirawan, Sarlito. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Zainudin, Luluk. 2004. Aktivitas Da`wah Remaja Masjid dalam Mengatasi

Gambar

Tabel
Tabel 1: Jumlah kasus kenakalan remaja yang terjadi di Desa Bagelen   Kecamatan Gedong Tataan Tahun 2014
Tabel 2. Data Jumlah Remaja di Desa Bagelen   Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan risiko kejadian BBLR yang berkaitan dengan paparan asap rokok juga dijumpai pada penelitan lain yaitu yang dilaksanakan oleh Indah (2010) yang

bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan diktum KEENAM Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2006 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Rumah Susun perlu dibentuk

Petani jahe putih akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar jika pengelolaan usaha taninya dilakukan dengan baik yaitu menggunakan faktor produksi secara

Nashir Jamaludin, Bom Bunuh Diri Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Hasil Munas NU tahun 2002 dalam Bahtsul Masa'il Waqiyyah Siyasiyyah), Skripsi Syari’ah,

[r]

Inverter ini sendiri terdiri dari beberapa sirkuit penting yaitu sirkuit converter (yang berfungsi untuk mengubah daya komersial menjadi dc serta menghilangkan ripple atau

Regresi merupakan satu bentuk alat analisis penelitian untuk memecahkan permasalahan umum (variabel) dan sub permasalahan (indikator) serta keterkaitan antar sub permasalahan,

Hal tersebut diharapkan mampu mendorong mereka untuk mempelajari dengan lebih giat pelajaran matematika dan belajar untuk berkomunikasi matematis secara baik dan