• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Kasus Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Kasus Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

(Kasus Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat)

(Skripsi)

Oleh :

AHMAD DANANG NOVIYANTO

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

THE ROLES OF FARMERS GROUPS IN INCREASING PRODUCTION INCOME OF RICE FARMING

(Case of Sumber Rejeki Farmers groups in Makarti Village of Tumijajar District in Tulang Bawang Barat Regency)

By

AHMAD DANANG NOVIYANTO

This research had purposed to fine out: (1) The factor that determine a farmer to be farmers groups (2) The function of farmers groups in increasing rice

production (3) The function of farmers groups in increasing rice farm income. This research was conducted in Makarta Village of Tumijajar District in Tulang Bawang Barat Regency. Data was collected on july 2014. The location was selected with purposive sampling. Respondents were 57 farmers, consisted of 14 members of farmers groups and 43 members of non farmers groups. This research used qualitative descriptive analysis and comparative analysis.

Descriptive analysis is used to describe factors that determine how farmers took in participate in farmers groups. Comparative analysis was used to compare the production and income of farmers groups and non farmers groups. The results showed that (1) Factors that determine farmers took participate to be farmers groups were chairman of farmers groups invitation, higher income and easily access of production (2) The production per hectare from farmers groups was higher than non farmers groups (3) The income per hectare of farmers groups was also higher than non farmers groups.

(3)

ABSTRAK

PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

(Kasus Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat)

Oleh

AHMAD DANANG NOVIYANTO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) faktor-faktor yang menentukan petani menjadi anggota kelompok tani, (2) peran kelompok tani dalam

peningkatan produksi padi, dan (3) peran kelompok tani dalam peningkatan pendapatan usahatani padi. Penelitian ini dilakukan di Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pengambilan data dilakukan pada Bulan Juli 2014. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive). Jumlah sampel sebanyak 57 petani, terdiri dari 14 petani anggota kelompok tani dan 43 petani non anggota kelompok tani. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis komparatif. Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menjabarkan faktor-faktor yang menentukan petani ikut serta dalam keangggotaan kelompok tani. Analisis komparatif untuk membedakan produksi dan pendapatan padi petani anggota kelompok tani dengan non anggota kelompok tani. Hasil penelitian

menunjukkan: (1) Faktor yang menentukan petani ikut dalam kelompok tani adalah ajakan ketua kelompok tani, kemudahan memperoleh sarana produksi, dan pendapatan yang lebih tinggi. (2) Produksi padi per hektar petani anggota

kelompok tani lebih tinggi dibandingkan dengan produksi padi per hektar petani non anggota kelompok tani. (3) Pendapatan per hektar petani anggota kelompok tani lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan per hektar petani non anggota kelompok tani.

(4)

PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

(Kasus Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat)

Oleh

AHMAD DANANG NOVIYANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Temanggung, Jawa Tengah, pada tanggal 07 November 1989, dari pasangan Bapak Sukradi dan Ibu Utami, yang merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Makarti, Tumijajar, Tulang Bawang Barat tahun 2001, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Tumijajar, Tulang Bawang Barat tahun 2004, pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tumijajar, Tulang Bawang Barat tahun 2007. Penulis tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis pada tahun 2007 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

(9)

SANWACANA

Assalamu`alaikum Wr.Wb

Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan pencerahan, meluaskan ilmu dan pengetahuan, serta memberikan kemudahan dan kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu

memberikan teladan bagi kehidupan umatnya.

Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah banyak pihak yang telah memberikan bantuan, nasihat, bimbingan, serta saran-saran yang membangun, karena itu dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., selaku Pembimbing pertama, yang telah bersabar dalam memberikan ilmu, bimbingan, motivasi dan semangat selama proses penyelesaian skripsi.

(10)

4. Dr.Ir.Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.Sc., sebagai Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

5. Prof.Dr.Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Ir. Begem Viantimala, M.S.,selaku Pembimbing Akademik, atas dukungan dan bimbingannya selama ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis dan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, atas semua ilmu yang telah diberikan

8. Seluruh karyawan di Program Studi Agribisnis Mba Iin dan Mba Ayi terimakasih sudah membantu dalam memenuhi administrasi selama proses penyelesaian studi saya.

9. Keluargaku tercinta, spesial kepada ibu yang selalu memberikan

kasihsayangnya. Kepada Bapak dan mas Deni kalian inspirasiku untuk menjadi seorang pria yang pantang menyerah. Kepada adikku Aan lekas sembuh, semoga bisa berjalan normal dan bermain bola lagi.

10. Seluruh pipinan PT PESONA KARYA SEMESTA Ir. Efan Tolani, M.A.P., Ade Utami Ibnu, S.E., Vittorio Dwison, S.I.P., Aep Susanto, S.Si dan kak Julhaidir. Terimakasih atas dukungan finansial, moral, dan tambahan ilmu politiknya.

(11)

12. Rekan-rekan AGB 2007 seperjuangan: Aras Ratna Asih, S.P., Fitri Meysti, S.P., M.J Putri, S.P., Angga Andala, S.P., M. Nuryasin, S.P., Bli Made, S.P., Randy Kesuma, S.P., Tri Naftaliasari, S.P., Arum, S.P., Sastri Dini, S.P., terima kasih untuk semuanya. Kepada para pendahulu kami Lutfie, Rezzy, Bambang, Hendri, Wenny, Ghesika, Bogel, dan seluruh sosek satu sosek jaya terimakasih sudah selalu mengingatkan.

13. Adik-adikku Desty, Mazdayani, Reny, Meta, Citra, Ucok, Wayan, Anggun dan yang lainnya terimakasih sudah sering menemani untuk menunggu dosen. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Dengan segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama proses penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah diberikan dan memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua. Aamiin.

Bandarlampung, 27 Febuari 2015.

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 9

A.Tinjauan Pustaka ... 9

1. Tinjauan Umum Tanaman Padi ... 9

2. Peran dan Fungsi Kelompok Tani ... ... 3. Teori Pengambilan Keputusan ... 4. Teori Produksi dan Pendapatan ... 5. Penelitian Terdahulu ... 15

A.Konsep Dasar dan Definisi Operasional ... 34

B.Penentuan Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian ... 38

C.Metode Analisis ... 41

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN... 46

A.Keadaan Geografis Desa Makarti... 46

B.Keadaan Penduduk Desa Makarti... 47

C.Keadaan Sosial Ekonomi Desa Makarti... 50

D.Potensi Pertanian Desa Makarti... 50

E. Kelembagaan Desa Makarti... 51

(13)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 56

A.Keadaan Umum Petani Padi... 56

1. Umur... 56

2. Tingkat Pendidikan... 58

3. Pengalaman Usahatani... 59

4. Pekerjaan Sampingan... 60

5. Luas Lahan... 61

6. Status Kepemilikan Lahan... 62

B.Keragaan Usahatani... 64

1. Pola Tanam... 64

2. Keragaan Usahatani Padi... 66

C.Penggunaan Sarana Produksi... 70

1. Benih Padi... 70

2. Pupuk... 72

3. Obat-obatan... 74

4. Tenaga Kerja... 76

5. Peralatan... 80

D.Faktor yang Menentukan Petani Padi dalam Mengikuti Kelompok Tani... 81

E. Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi... 83

F. Analisis Uji Beda Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Petani Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki... 87

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 91

A. Kesimpulan... 91

B. Saran... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1 Konsumsi rata-rata di Indonesia per kapita seminggu (Kg)

beberapa macam bahan makanan penting tahun 2012-2013... 2 2 Produksi komoditas tanaman pangan (ton) di Indonesia

2010-2012... 2 3 Luas panen (ha) dan produksi padi (ton) di Propinsi Lampung

2008-2012... 3 4 Luas panen dan produksi padi Kabupaten Tulang Bawang

Barat brdasarkan kecamatan tahun 2012... 4 5 Luas desa, luas perumahan, dan lahan pertanian Kecamatan

Tumijajar... 4 6 Penelitian terdahulu... 26 7 Jumlah penduduk Desa Makarti dirinci berdasarkan kelompok

umur... 47 8 Jumlah penduduk Desa Makarti dirinci berdasarkan tingkat

pendidikan... 48 9 Jumlah penduduk Desa Makarti dirinci berdasarkan jenis mata

pencaharian... 49 10 Sebaran petani padi anggota dan non anggota Kelompok Tani

Sumber Rejeki Desa Makarti berdasarkan umur produktif

secara ekonomi... 57 11 Sebaran petani padi anggota dan non anggota Kelompok Tani

Sumber Rejeki Desa Makarti berdasarkan tingkat

(15)

12 Sebaran petani padi anggota dan non anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki Kecamatan Tumijajar berdasarkan pengalaman

usahatani padi... 60 13 Sebaran petani padi anggota dan non anggota Kelompok Tani

Sumber Rejeki Desa Makarti menurut pekerjaan sampingan.... 61 14 Luas lahan usahatani padi anggota dan non anggota Kelompok

Tani Sumber Rejeki... 62 15 Status kepemilikan lahan padi anggota dan non anggota

Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti... 63 16 Pola tanam padi petani anggota dan non anggota kelompok

tani di Desa Makarti... 66 17 Penggunaan benih padi anggota dan non anggota Kelompok

Tani Sumber Rejeki Desa Makarti... 70 18 Rata-rata penggunaan pupuk per ha anggota non anggota

Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti berdasarkan

dosis yang disarankan... 73 19 Penggunaan obat-obatan petani padi anggota dan non anggota

Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti... 75 20 Penggunaan obat-obatan per ha petani padi anggota dan non

anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti... 75 21 Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi anggota dan

non anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki periode rendeng

bulan Oktober-November 2014... 79 22 Rata-rata penggunaan tenaga kerja per ha usahatani padi

anggota dan non anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki

periode rendeng bulan Oktober-November2014... 79 23 Rata-rata nilai penyusutan dari peralatan usaha tani padi

anggota dan non Anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki

Desa makarti per tahun... 80 24 Faktor yang menentukan petani ikut dalam kelompok tani... 82 25 Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan, dan R/C usahatani

padi anggota dan non anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki

(16)

26 Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan, dan R/C usahatani padi anggota dan non anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki

per ha musim tanam rendeng 2014... 86 27 Hasil uji t (t test) produksi padi anggota dan non anggota

Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa

Makarti... 88 28 Hasil uji t (t test) pendapatan usahatani padi anggota dan non

anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pemikiran peran kelompok tani dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani

padi sawah 2014... 33 2 Struktur kepengurusan Kelompok Tani Sumber

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional di antaranya adalah dengan peningkatan kehidupan ekonomi yang dilakukan melalui pembangunan pertanian (Hernanto, 1995). Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraan.

Peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian

Pangan merupakan hal yang dibutuhkan manusia untuk dapat bertahan hidup. Masyarakat Indonesia sebagian besar dalam pemenuhan kebutuhan

(19)

Tabel 1. Konsumsi rata-rata di Indonesia per kapita seminggu (kg) beberapa macam bahan makanan penting tahun 2012-2013

Komoditas Tahun 2012 Tahun 2013

Beras 1,673 1,640

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013

Tingginya angka konsumsi masyarakat Indonesia terhadap komoditas padi mengindikasikan diperlukannya produksi padi Indonesia yang tinggi untuk memenuhi tingkat permintaan yang tinggi. Berdasarkan data terlihat bahwa produksi padi Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingakn dengan produksi tanaman pangan nasional lainnya seperti jagung, ubi kayu, kacang hijau, dan kacang tanah pada kurun waktu tahun 2010-2012.

Tabel 2. Produksi komoditas tanaman pangan (ton) di Indonesia 2010-2012

Komoditas 2010 2011 2012

Padi 66.469.394 65.756.904 60.045.141

Jagung 18.327.636 17.643.250 19.377.030

Kacang Hijau 314.486 291.705 341.342

Kacang Tanah 779.228 691.289 712.874

Kedelai 907.031 851.286 851.647

Ubi Jalar 2.051.046 2.196.033 2.483.467

Ubi Kayu / Ketela Pohon 23.918.118 24.044.025 23.922.075 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013

(20)

panen dan tingkat produksi padinya terus meningkat setiap tahun, tapi juga kualitas berasnya menjadi komoditas primadona masyarakat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir Propinsi Lampung mengalami kenaikan produksi beras yang dibarengi dengan penambahan luas panen. Luas panen dan produksi padi di Propinsi Lampung 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas panen (ha) dan produksi padi (ton) di Propinsi Lampung 2008-2012

Tahun Luas panen Produksi

2008 506.547 2.341.075

2009 570.417 2.673.844

2010 590.608 2.807.676

2011 606.973 2.940.795

2012 641.876 3.101.455

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2013

Tabel 3 menujukkan bahwa luas panen dan produksi padi di Propinsi Lampung mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 produksi padi sebesar 2.341.075 ton dan mengalami peningkatan dalam lima tahun sebesar 760.380 ton. Kenaikan produksi yang signifikan ini tidak lepas dari peran pemerintah yang memperhatikan pintingnya sektor pertanian bagi para petani.

(21)

Tabel 4. Luas panen dan produksi padi Kabupaten Tulang Bawang Barat berdasarkan kecamatan tahun 2012

Kecamatan Panen(ha) Padi sawah Produksi Padi ladang (ton)

Panen(ha) Produksi (ton)

Sumber : Badan Pusat Statistik Tulang Bawang Barat 2013

Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan salah satu kecamatan yang mayoritas masyarakatnya melakukan usahatani padi. Luas panen tanaman padi di Kecamatan Tumijajar mencapai 42% dari keseluruan luas lahan padi di Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu 6.663 ha .

Kecamatan Tumijajar terdiri dari sepuluh desa Desa Makarti merupakan desa dengan luas lahan sawah yang paling tinggi di Kecamatan Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang Barat dan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Luas desa, luas perumahan, dan lahan sawah di Kecamatan Tumijajar

Nama Desa Luas (ha)

Desa Perumahan Sawah Lain-lain

Gunung Menanti 1.025 197 523 305

(22)

Berdasarkan luas lahan sawah yang ada di Desa Makarti ini menyebabkan kelembagaan pertanian menjadi sangatlah penting. Menurut Hermanto (1989) dalam Utomo menuliskan bahwa pembinaan kelembagaan pertanian dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pembinaan

kelembagaan pertanian secara langsung adalah pembinaan langsung dengan sasaran petani mengenai aspek faktor produksi dan pengelolaannya.

Pembinaan pertanian secara tidak langsung adalah pembinaan yang menyangkut kebijakan umum atau tertuju kepada massa dan memperbaiki faktor di luar usahatani. Kedua peran pembinaan kelembagaan pertanian ini sangat bermanfaat bagi petani di Desa Makarti, baik dari sisi produksi, pemasaran, dan lainnya.

(23)

ini terjadi karena nilai tawar output hasil petani yang tergabung dalam

kelompok tani dinilai lebih tinggi dibandingkan petani non anggota kelompok tani. Berdasarkan pemaparan sebelumnya maka penelitian tentang peran kelompok tani dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani menjadi penting untuk dilaksanakan.

B. Perumusan Masalah

Desa Makarti merupakan salah satu desa di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang memiliki luas lahan petanian yang cukup luas. Mayoritas penduduk Desa Makarti menjadikan usahatani padi sebagai mata pencaharian utama setelah perkebunan. Kelembagaan yang baik merupakan salah satu sarana penunjang usahatani padi. Desa Makarti memiliki 17 kelompok tani dan salah satu kelompok tani bernama Kelompok Tani Sumber Rejeki dan selanjutnya adalah sebagai objek yang diteliti.

Hasil dari pra survei yang dilakukan, kelompok tani memberikan banyak manfaat bagi petani dalam usaha tani padi. Diantara manfaat tersebut adalah petani dapat dengan mudah memperoleh sarana produksi, tambahan wawasan mengenai usaha tani padi melalui penyuluhan, adanya bantuan modal, dan difasilitas dalam penjualan melalui koprasi. Tetapi dengan adanya manfaat kelompok tani bagi petani masih banyak petani yang enggan ikut dalam keanggotaan kelompok tani.

(24)

yang tergabung dalam kelompok tani mendapatkan manfaat dengan

mendapatkan penyuluhan serta pelatihan mengenai usahatani padi, harga beli input yang rendah dan harga jual yang tinggi. Keuntungan tersebut akan berakibat langsung pada tingginya potensi produksi dan pendapatan petani anggota kelompok tani. Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat perbedaan tingkat penggunaan input, tingkat produksi dan tingkat pendapatan antara petani anggota kelompok dan petani non anggota kelompok tani. Penjelasan di atas yang dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Faktor-faktor apa saja yang menentukan masyarakat untuk ikut serta dalam

pengelolaan Kelompok Tani Sumber Rejeki di Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat ?

2. Bagaimanakah peran kelompok tani dalam usaha peningkatan produksi padi di Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat?

3. Bagaimanakah peran kelompok tani dalam peningkatan pendapatan usahatani padi sawah di Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan:

(25)

2. Untuk mengetahui peran kelompok tani dalam usaha peningkatan produksi padi di Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat.

3. Untuk mengetahui peran kelompok tani dalam peningkatan pendapatan usahatani padi sawah di Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan yang ditulis diatas dan penelitian ini diharapakan berguna bagi:

1. Kelompok tani, sebagai bahan evaluasi untuk melihat pentingnya kelompok tani dalam rangka meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani padi di Desa Makarti.

2. Pemerintah, sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan kebijakan pertanian yang berhubungan dengan masalah pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup petani. 3. Peneliti lain, sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi penelitian

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Umum Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman yang cocok ditanam di lahan tergenang, akan tetapi padi juga baik ditanam di lahan tanpa genangan, asal kebutuhan airnya tercukupi. Oleh karena itu, padi dapat tumbuh baik di daerah tropis maupun subtropis dengan dua jenis lahan utama, yaitu lahan basah (sawah) dan lahan kering (ladang). Tanaman padi termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathophyta Kelas : Angiospermae Sub kelas : Monocotyledone Ordo : Graminales Famili : Graminaceae Sub family : Oryzidae Genus : Oryza

(27)

Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi dan setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi berakar serabut, batang yang beruas-ruas dengan tinggi 1-1,5 m tergantung pada jenisnya. Ruas batang padi berongga dan bulat, diantara ruas batang padi terdapat buku, pada tiap- tiap buku terdapat sehelai daun. Bunga padi merupakan bunga telanjang dan berkelamin dua, bentuk bulir padi panjang dan ramping.

Menurut AAK (2003), iklim merupakan faktor penting untuk pertumbuhan tanaman padi. Tanaman padi tumbuh baik di daerah berhawa panas dan tempatnya terbuka serta banyak sinar matahari, terutama padi pada masa berbunga. Temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangannya adalah antara 20-30 C. padi memerlukan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan atau lebih. Curah hujan yang cocok untuk padi bisa tumbuh dengan baik adalah 1500-2000 mm/tahun. Tanah yang baik untuk tanaman padi sawah adalah berstruktur lemah dan mengandung liat. Tanah lapisan atas antara 15-30 cm harus merupakan lumpur yaitu suatu struktur butir tanah yang serba sama dan dapat menahan air.

(28)

a) Persiapan benih

Benih termasuk faktor penentu keberhasilan pembudiyaan tanaman. Penggunaan benih yang bermutu tinggi akan dapat mengurangi resiko kegagalan usahatani. Dalam memproduksi benih, perlu diperhatikan kualitas benih antara lain kemurnian, daya kecambah, kotoran, bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air.

b) Persemaian

Persemaian harus terlebih dahulu dilakukan sebelum tanaman padi ditanam. Penyemaian dilakukan setelah benih mengalami proses

perendaman dan pemeraman selama masing-masing 48 jam. Perendaman bertujuan untuk mendapatkan benih yang baik dan gabah yang menyerap air yang cukup untuk keperluan perkecambahan. Pemeraman bertujuan agar benih dapat berkecambah. Benih yang sudah berkecambah kemudian disebar di atas lahan persemaian yang sebelumnya telah dipupuk dengan pupuk kandang dan disemprot dengan insektisida sebanyak 2 kali.

c) Pengolahan tanah dan pemupukan dasar

Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul. Pengolahan tanah dapat mematikan gulma yang kemudian akan membusuk menjadi humus dan aerasi tanah menjadi lebih baik (Pitijo, 2006). Dalam pengolahan tanah, dilakukan pemupukan dasar berupa pupuk Urea

(29)

d) Penanaman

Penanaman padi didahului dengan pencabutan bibit dipersemaian. Bibit yang siap ditanam adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari dan berdaun 5-7 helai. Penanaman bibit padi sawah dilakukan dengan cara bagian pangkal batang dibenamkan kira-kira 3 atau 4 cm ke dalam lumpur. Penanaman padi yang baik menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm atau 30 cm x 15 cm.

e) Pemeliharaan

Setelah penanaman, tanaman padi perlu diperhatikan secara cermat dan rutin. Pemeliharaan terhadap tanaman padi antara lain meliputi ( 1) Pengairan

Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Saat pengairan tanaman padi di sawah dalamnya air harus

diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman. 2) Penyulaman dan penyiangan

Penyulaman bertujuan agar populasi tanaman per satuan luas tanam tidak berkurang dengan mengganti rumpun-rumpun yang mati dan dilakukan 5-7 hari setelah tanam. Penyiangan dilakukan agar tanaman utama bebas dari gulma. Penyiangan biasanya dilakukan dua kali. Penyiangan pertama dilakukan setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua dilakukan setelah padi berumur 6 minggu. Penyiangan tidak hanya dilakukan dengan mencabut gulma saja melainkan

(30)

3) Pemupukan

Pemupukan bermaksud untuk memperbaiki kesuburan tanah dengan menambah zat-zat dan unsur hara makanan yang dibutuhkan tanaman di dalam tanah. Pemupukan sebaiknya dilakukan dua kali.

Pemupukan pertama pada umur 3-4 minggu setelah penyiangan. Pupuk yang digunakan adalah Urea dengan dosis 1/3 dari sisa 2/3 dosis yang diberikan sebelum tanam. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 6-8 minggu setelah penyiangan dengan dosis yang sama pada saat pemupukan pertama.

4) Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman padi sering dirugikan karena adanya gangguan hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman padi adalah wereng, penggerek batang, walang sangit, ulat grayak, kepik hijau, tikus sawah, dan burung. Penyakit yang sering menyerang tanaman padi adalah penyakit yang umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan nematoda. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit, melakukan

(31)

f) Panen dan pasca panen

Panen merupakan tahapan akhir penanaman padi sawah. Waktu panen berpengaruh terhadap jumlah produksi, mutu gabah dan mutu beras yang akan dihasilkan. Menurut AAK (2003), proses pemasakan butir padi ada empat stadia yaitu stadia masak susu, stadia masak kuning, stadia masak penuh, stadia masak mati. Panen dapat dilakukan pada stadia masak kuning yaitu pada saat butir padi 95% telah menguning atau sekitar 33-36 hari setelah berbunga dan bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.

Panen dapat dilakukan dengan menggunakan sabit. Caranya dengan memotong batang kira-kira 20 cm di atas permukaan tanah. Setelah panen, selanjutnya gabah dirontokkan. Perontokan dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan menggunakan alat. Cara manual, gabah dipukul atau dihempaskan pada bambu atau kayu. Alat perontok yang dapat digunakan antara lain pedal dan power thresher. Pembersihan dilakukan setelah gabah dirontokkan. Pembersihan dimaksudkan untuk menghilangkan benda asing, butir hampa, dan kotoran lainnya. Cara yang biasa digunakan adalah menggunakan ayak atau menampih (AAK, 2003).

(32)

untuk mempertahankan mutu dan memudahkan penyimpanan serta pengangkutan.

2. Pengertian dan Fungsi Kelompok Tani

a) Pengertian kelompok tani

Berdasarkan organisasinya menurut Suratiyah (2006), usahatani terbagi menjadi tiga yaitu usahatani perorangan, kolektif dan kooperatif. Namun selain tiga jenis usahatani tersebut, terdapat jenis usahatani tani yang bersifat kelompok dan kekerabatan dalam satu daerah yang dinamakan kelembagaan pertanian salah satunya adalah kelompok tani. Menurut Nasrul (2012), kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang terstruktur dan berpola serta dipraktikan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di

pedesaan.

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan di bentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002). Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

No.273/Kpts/OT.160/4/2007, kelompok tani adalah kumpulan

(33)

Keanggotaan kelompok tani terdiri dari para petani di desa tersebut, meskipun tidak semua petani di desa tersebut mengikuti kegiatan ini. Ketua kelompok tani dipilih dari salah seorang petani yang dianggap memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Ketua kelompok tani yang terpilih diharapkan dapat menjalankan tugas dan kewajibannya antara lain mengkoordinasikan kegiatan gotong-royong untuk pengolahan lahan anggota kelompok tani secara

bergantian, mengkoordinasikan penjualan hasil produksi, dan melakukan hubungan dengan pihak penyuluh maupun dinas pertanian.

Pada dasarnya pengertian kelompok tani tidak bisa dilepaskan dari pengertian kelompok itu sendiri. Menurut Mulyana (2005) kelompok adalah

sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

b) Fungsi kelompok tani

Menurut Kartosapoetra (1994), kelompok tani terbentuk atas dasar kesadaran, jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan kehidupannya. Para anggota terbina agar berpandangan sama, berminat yang sama dan atas dasar kekeluargaan.

(34)

dan keterampilan serta gotong royong berusahatani para anggotanya. Fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian secara bersama.

2) Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.

3) Mengusahakan kegiatan pemberantasan atau pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.

4) Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjang usahataninya.

5) Guna memantapkan cara bertani dengan menyelenggarakan demonstrasi cara bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang dilakukan bersama penyuluh.

6) Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya kualitas yang baik, beragam dan mengusahakan pemasaran secara bersama agar terwujudnya harga yang seragam.

Fungsi penyuluh pertanian dengan kontak tani dalam kelompok tani adalah sebagai berikut:

1) Penyuluh pertanian berfungsi sebagai pengarah, pembimbing dan penasehat serta memberi materi guna kegiatan kelompok.

2) Kelompok tani berfungsi sebagai motor penggerak kelompok tersebut dengan mengembangkan pengaruhnya.

(35)

b. Alat untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluh pertanian.

c. Tempat atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan keinginan petani sendiri.

Selanjutnya dijelaskan bahwa perlunya penyuluhan sehingga dapat

memperbesar kemampuan dan peran kelompok tani dalam berbagai hal, yaitu menyangkut perbaikan usahatani serta tingkat kesejahteraan. Kemampuan setiap petani pada kelompok biasanya ada perbedaan baik keterampilan, pengetahuan maupun permodalan. Oleh karena itu, atas perbedaan karakteristik petani, maka perlu adanya kerjasama dalam kelompok tani.

c) Kemampuan dan ciri-ciri kelompok tani

Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat kelas kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002) adalah sebagai berikut:

1) Kelompok pemula:

a. Kontak tani masih belum aktif.

b. Taraf pembentukan kelompok masih awal. c. Pimpinan formal.

d. Kegiatan kelompok bersifat informatif. 2) Kelompok lanjut:

a. Kelompok ini menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terbatas. b. Kegiatan kelompok dalam perencanaan.

(36)

d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani.

3) Kelompok madya:

a. Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha. b. Pimpinan formal kurang menonjol.

c. Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama usahatani

d. Berlatih mengembangkan program sendiri.

4) Kelompok utama:

a. Hubungan melembaga dengan koperasi/ KUD.

b. Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan.

c. Program usahatani terpadu.

d. Program diusahakan dengan usaha koperasi/ KUD.

e. Pemupukan modal dan pemilikan atau pengunaan benda modal.

3. Teori Pengambilan Keputusan

a. Pengertian Pengambilan Keputusan

(37)

memilih salah satu cara atau arah tindakan dari berbagai alternatif yang ada demi tercapainya hasil yang diinginkan.

Terkandung tiga unsur dalam menentukan alternatif pilihan yaitu:

1) Pengambilan keputusan yang baik haruslah disertai dengan proses aktif atau seseorang harus memiliki keterlibatan secara pribadi dan agresif. 2) Adanya alternatif yang bisa dipilih, pertimbangan alternatif yang ada

haruslah layak, realistis, dan dapat dijangkau.

3) Adanya tujuan yang jelas dan sudah ada di benak pengambil keputusan

b. Proses pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga unsur penting, yaitu: 1) Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada fakta yang ada 2) Pengambilan keputusan melibatkan analisis informasi faktual

3) Proses pengambilan keputusan membutuhkan unsur pertimbangan dan penilaian yang subjektif terhadap situasi. Ada empat tahapan

pengambilan keputusan yang terdiri dari: a) Identifikasi masalah

b) Merumuskan berbagai alternatif c) Menganalisis alternatif

d) Rencana tindakan

(38)

pengetahuan terdahulu disebut sebagai pembuat keputusan intuitif karena pada dasarnya seseorang yang memiliki intuisi yang tinggi dapat mengambil

keputusan yang cepat dan seolah muncul begitu saja.

4. Teori Produksi dan Pendapatan

a. Konsep usahatani

Usahatani adalah himpunan sumber-sumber daya yang terdapat di suatu tempat yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah, air,

perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan diatas tanah itu, sinar matahari, bangunan, dan lain sebagainya (Mubyarto, 1994). Selanjutnya Soekartawi (1995) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efesien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan dikatakan efesien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input).

(39)

Menurut Hermanto (1994), terdapat dua faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya usahatani, yaitu faktor yang ada pada usahatani itu sendiri (faktor internal) dan faktor yang ada diluar usahatani (faktor eksternal). Faktor-faktor yang ada pada usahatani itu sendiri adalah faktor petani sebagai pengelola, unsur-unsur tanah, air, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi, manajemen yang dilakukan oleh petani, dan jumlah keluarga. Faktor yang ada diluar usahatani yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya usahatani diantaranya adalah tersediannya sarana transportasi dan komunikasi. Keberhasilan usahatani dibidang produksi pada akhirnya akan dinilai dari besarnya pendapatan yang diperoleh.

b. Produksi

Produksi merupakan sesuatu yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya faktor produksi (input) secara sekaligus yaitu tanah, modal, tenaga kerja dan

manajemen (Mubyarto, 1994). Produksi yaitu proses kombinasi dan

koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input, faktor produksi, sumber daya atau jasa-jasa produksi) dalam pengelolaan suatau barang atau jasa (output atau produk) (Beattie dan Taylor, 1996). Ditambahkan oleh Daniel (2002), bahwa produksi adalah sejumlah hasil dalam satu lokasi dan waktu tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produksi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal dengan menggunakan faktor produksi untuk memperbesar nilai.

(40)

faktor produksi (Input). Dalam melakukan kegiatan usahatani, petani berharap dapat meningkatkan pendapatan sehingga kebutuhan hidup sehari hari dapat terpenuhi. Harga dan produktivitas merupakan sumber dari faktor

ketidakpastian, sehingga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani juga ikut berubah.

c. Pendapatan

Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan usahatani dan pendapatan rumah tangga. Pendapatan merupakan pengurangan dari

penerimaan dengan biaya total. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam periode bulan, tahun, maupun musim tananam. Pendapatan luar

usahatani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usahatani seperti berdagang, menjadi kuli pasar, mengojek, dan lain-lain.

Menurut Hermanto (1994), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani, yaitu:

1) Luas usaha, meliputi areal pertanaman, luas tanam, luas tanaman rata-rata. 2) Tingkat produksi, yang diukur lewat produktivitas/ha dan indeks

pertanaman.

3) Pilihan dan kombinasi

(41)

Menurut Soekartawi (1995), biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam usahatani. Biaya usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang akan dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh volume produksi. Secara matematis, untuk menghitung pendapatan usahatani dapat ditulis sebagai:

π = Y.Py - ∑ Xi.Pxi – BTT ...(1)

Dimana:

π = Pendapatan (Rp) Y = Hasil Produksi (kg) Py = Harga hasil produksi (Rp) Xi = Faktor produksi (i=1,2,3,....,n) Pxi = Harga faktor roduksi ke-i (Rp) BTT = Biata tetap total (Rp)

Untuk mengetahui usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi dapat dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara penerimaan dengan biaya (Revenue Cost Ratio). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

R/C = Penerimaan total

Biaya total Atau,

(42)

Keterangan:

R = penerimaan (Rp) C = biaya (Rp)

Y = jumlah output (kg) Py = harga output (Rp/kg) FC = biaya tetap (Rp) VC = biaya variabel (Rp) Kriteria:

1) Jika R/C > 1, maka usahatani tersebut menguntungkan karena penerimaan lebih besar dari biaya

2) Jika R/C =1, maka usahatani tersebut berada pada titik impas karena penerimaan sama dengan biaya

3) Jika R/C < 1, maka usahatani tersebut mengalami kerugian karena penerimaan lebih kecil dari biaya.

5. Penelitian Terdahulu

(43)

Tabel 6 Penelitian terdahulu

No Peneliti/Judul Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

1 Aruan, Mariati

(2010)/ Perbandingan pendapatan usahatani padi sawah sistem tanam pindah dan tanam benih langsung di Desa Sidomulyo Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara

1. Pengaruh biaya biaya benih, pupuk dan tenaga kerja terhadap pnerimaan

2. Mengetahui tingkat

pendapatan petani dengan menggunakan sistem tanam pindah dan tanam benih langsung

Analisis pendapatan dan fungsi produksi Cobb-Douglas

1. Jumlah produksi padi sawah yang diperoleh petani sistem tanam pindah

rata-rata sebesar 1.914,60 kg/ha/mt/respondendan petani sistem tanam benih langsung rata-rata sebesar 2.180 kg/ha/mt/responden. Pendapatan yang diperoleh petani sistem tanam pindah rata-rata sebesar Rp

216.075,33/ha/mtdan petani sistem tanam benih langsung rata-rata sebesar Rp 1.003.591,87/ha/mt.

2. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas

meliputi biaya benih, pupuk, tenaga kerja dan sistem tanam berpengaruh nyata terhadap penerimaan. Secara parsial, variabel biaya pupuk, tenaga kerja dan sistem tanam berpengaruh nyata terhadap penerimaan, sedangkan biaya benih tidak berpengaruh nyata

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan usahatani

padi sawah dengan sistem tanam pindah dan tanam benih langsung

2 Ivan’s (2013) /

Analisis produksi dan pendapatan usahatani padi sawah di Kecamatan Purbolinggo

Kabupaten Lampung Timur

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah pada berbagai sistem irigasi pada musim tanam rendeng dan gadu 2. Tingkat produktivitas dan

pendapatan usahatani padi sawah tertinggi

Analisis pendapatan R/C ratio dan analisis perbandingan

menggunakan t hitung.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah di lahan sawah

beririgasi teknis pada musim rendeng adalah luas lahan dan benih sedangkan pada musim gadu adalah luas lahan,pupuk urea dan pupuk organik. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah di lahan sawah beririgasi Desa pada musim rendeng adalah luas lahan, pupuk NPK , pupuk SP36 , dan pupuk organik sedangkan pada musim gadu adalah benih , pupuk urea , dan pupuk organik .

2. Rata-rata produktivitas dan pendapatan usahatani tertinggi pada

penelitian ini dihasilkan oleh petani responden yang melakukan kegiatan usahatani di lahan sawah beririgasi teknis pada saat musim rending

3 Kasogi (2015) relatif usahatani padi

1.faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengikuti kelompoktani

2.peran kelompoktani dalam

meningkatkan pendapatan usahatani padi dilihat dari

Analisis Logit, tabulasi pendapatan,

pendekatan nilai rasio Nilai Produk Marjinal (NPM) terhadap Biaya Korbanan Marjinal (BKM)

1. faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengikuti

kelompoktani adalah pendapatan, pendidikan dan status kepemilikan lahan

2. kelompoktani berperan dalam meningkatkan pendapatan petani padi,

dilihat dari pendapatan petani anggota lebih tinggi dibandingkan dengan petani non-anggota kelompoktani

3. kelompoktani berperan penting dalam meningkatkan efisiensi usahatani,

(44)

Di desa negara ratu kecamatan natar

Kabupaten lampung selatan

perbandingan pendapatan usahatani anggota dengan non-anggota

3.peran kelompoktani dalam

meningkatkan efisiensi usahatani dilihat dari efisiensi ekonomi

penggunaan faktor produksi dan efisiensi ekonomi relatif antara anggota dan non-anggota

dilihat dari tingkat efisiensi ekonomi relatif anggota lebih tinggi dibandingkan dengan non-anggota kelompoktani. Akan tetapi keuntungan yang diperoleh anggota dan non-anggota kelompoktani belum maksimum karena penggunaan input berada pada daerah I (Increasing return to scale)

3 Lestari (2010) /

Analisis produksi dan pendapatan usahatani kangkung anggota dan non anggota kelompok tani (Studi Kasus: Desa

Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor)

1. Mengkaji keragaan

usahatani kangkung anggota dan non anggota kelompok tani di Desa Bantarsari. 2. Menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi kangkung di Desa Bantarsari.

3. Membandingkan

pendapatan petani kangkung anggota dan non anggota kelompok tani di Desa Bantarsari.

Analisis deskriptif, analisis pendapatan R/C ratio usahatani dan analisis regresi

berganda fungsi Cobb

Douglas

1. Keragaan usahatani dilihat dari luas lahan dan status kepemilikan lahan

sebagian besar 0.11-0.3 ha per usahatani dan memiliki lahan dan menyewa sebesar 40 persen petani sedangkan non anggota kelompok tani memiliki sebagian besar 0.01-0.1 ha dan status kepemilikan lahannya 50 persen petani milik lahan sendiri dan menyewa sebesar 40 persen.

2. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani kangkung anggota

kelompok tani didapat pada dua variabel yang berpengaruh nyata pada taraf 5 persen, takni TKLK dan luas lahan. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kangkung non anggota kelompok tani yang berpengaruh nyata pada taraf 5 persen adalah benih dan luas lahan.

3. Pendapatan total usahatani yang diperoleh anggota kelompok tani

sebesar Rp 5.708.863.82 per ha dan usahatani non anggota kelompok tani sebesar Rp 1.838.422.41 per ha.

4 Lumintang (2013)/

Analisis pendapatan petani padi di Desa Teep Kecamatan Langowan Timur

Menganalisa potensi produksi petani padi serta menganalisa tingkat pendapatan petani padi di Desa Teep Kecamatan Langowan Timur

Analisis kelayakan usaha dan analisis pendapatan.

Besar kecilnya pendapatan usahatani padi sawah yang diterima oleh penduduk di desa di pengaruhi oleh penerimaan dan biaya produksi. Jika produksi dan harga jual padi sawah semakin tinggi maka akan

meningkatkan penerimaan. Apabila biaya produksi lebih tinggi dari penerimaan maka akan menyebabkan kerugian usaha para petani.

5 Mukhtar (2012)/

Analisis perbandingan

1. Mengetahui tingkat

produktivitas padi yang menggunakan paket pupuk

Analisis pendapatan

R/C ratio dan analisis perbandingan

1. Penggunaan paket teknologi pupuk berimbang meningkatkan produksi

dan produktivitas sampai 6.525,00 kg/ha dan padi dibandingkan dengan

(45)

produksi dan pendapatan petani padi pengguna paket teknologi pupuk berimbang dan pupuk tidak berimbang di Kabupaten Takalar

berimbang dan yang tidak menggunakan paket pupuk berimbang.

2. Membandingkan produksi

dan pen-dapatan petani padi yang menggunakan paket pupuk berimbang dengan yang tidak menggunakan paket pupuk berimbang.

4.125,90 kg/ha.

2. Produksi dan pendapatan petani yang menggunakan paket pemupukan

ber-imbang mengalami peningkatkan di-bandingkan dengan yang tidak meng-gunakan paket pemupukan berimbang, yang ditandai dengan nilai R/C ratio yang diperoleh penggunaan teknologi pupuk berimbang yang lebih tinggi yaitu sebesar 2,26 dibandingkan de-ngan R/C ratio

penggunaan teknologi tanpa pupuk berimbang sebesar 1,73.

6 Reswita(2010)/

Analisis produksi dan pendapatan usahatani padi pada daerah sentra dan non-sentra

di Kabupaten Lebong

1. Mengetahui pengaruh

faktor-faktor produksi terhadap produksi usahatani padi pada daerah sentra dan non-sentra

2. Mengetahui dan

membandingkan pendapatan usahatani padi pada daerah sentra dan non-sentra padi di Kabupaten Lebong.

Analisis regresi

berganda fungsi Cobb

Douglas dan analisis perbandingan menggunakan uji t

1. Faktor- faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi

usahatani padi pada daerah sentra yaitu jumlah penggunaan tenaga kerja luar keluarga, sedangkan pada daerah non-sentra adalah jumlah

penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan jumlah penggunaan tenaga kerja luar keluarga.

2. Rata-rata pendapatan usahatani padi pada daerah sentra di Kabupaten

Lebong adalah sebesar Rp6.951.169,83/Ut/Mt dan rata-rata pendapatan usahatani padi pada daerah non-sentra di Kabupaten Lebong adalah sebesar Rp1.657.611,41/Ut/Mt.

7 Saleh (2010)/

Analisis sistem agribisnis padi varietas lokal pandan wangi dan tingkat kesejahteraan petani anggota Gapoktan Citra Sawargi di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur

1. Sistem agribisnis padi varietas lokal pandan wangi yang dilaksanakan oleh Gapoktan Citra Sawargi

2. Tingkat pendapatan petani

anggota Gapoktan Citra Sawargi

3. Tingkat kesejahteraan

petani anggota Gapoktan Citra Sawargi marjin pemasaran dan rasio profit margin (RPM)

1. Sistem agribisnis padi varietas lokal pandan wangi yang dilaksanakan

oleh Gapoktan Citra Sawargi terdiri dari pengadaan saprotan berupa pupuk bagi penangkar benih pandan wangi, kemudian benih tersebut digunakan oleh petani anggota

2. Terdapat perbedaan nyata secara signifikan antara tingkat pendapatan

petani anggota aktif dengan tingkat pendapatan petani anggota non aktif Gapoktan Citra Sawargi.

3. Dilihat dari pengeluaran per kapita per bulan, maka terlihat bahwa anggota aktif Gapoktan Citra Sawargi termasuk ke dalam kategori tidak miskin, sedangkan anggota non aktif Gapoktan Citra Sawargi termasuk ke dalam kategori miskin.

8 Suroso (2006) /

Analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

1. Mengetahui usahatani

jagung di Desa penelitian.

2. Menganalisis tingkat

pendapatan petani dari

Analisis pendapatan R/C ratio dan analisis efisiensi produksi menggunakan fungsi

1. Usahatani jagung di Desa Ukirsari merupakan petani dengan skala kecil

karena rata-rata luas lahan yang digunakan masih rendah dan sebagian besar petani mengusahakannya pada lahan sempit.

(46)

usahatani jagung (studi kasus Desa Ukirsari Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah

usahatani jagung dan mengetahui perbandingan antara usahatani lahan luasdan lahan sempit.

produksi Cobb Douglas.

berlahan sepit. R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total usahatani berlahan luas lebih besar dibandingkan dengan yang berlahan sempit.

9 Utomo (2014) /

Produksi dan pendapatan usahatani padi petani anggota dan non anggota kelompok tani di Desa Kopo padi petani anggota dan non anggota kelompok tani di Desa Kopo.

2. Membandingkan tingkat

pendapatan petani padi anggota dan non anggota kelompok tani di Desa Kopo.

Analisis pendapatan R/C ratio dan analisis efisiensi produksi menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas.

1. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi

anggota dan non anggota kelompok tani terdapat lima variabel yang berpengaruh nyata pada taraf α = 10 persen yaitu benih, pupuk kandang, tenaga kerja wanita dalam keluarga, tenaga kerja wanita luar keluarga dan keanggotaan kelompok tani

2. Analisis pendapatan petani padi di Desa Kopo menunjukkan bahwa

berdasarkan keanggotaan kelompok tani, petani anggota kelompok tani memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan petani non anggota kelompok tani. Berdasarkan status kepemilikan lahan usahatani, petani penyewa lahan memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan petani pemilik lahan. Berdasarkan keanggotaan dan status kepemilikan lahan usahatani, petani anggota kelompok tani dan penyewa lahan memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan karakteristik responden lainnya.

10 Zaini, Ahmad (2010)/

Melihat pengaruh biaya produksi dan penerimaan terhadap pendapatan petani padi sawah di Loa gagak Kabupaten Kutai Kartanegara

Analisis regresi linear berganda

1. Besarnya pendapatan usahatani padi sawah di Dusun Loa Gagak dari 22

responden adalah sebesar Rp 82.973.533,33/mtPengaruh Biaya Produksi

dan Penerimaan Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah dengan rata-rata

Rp 3.771.524,24/mt/responden-atau sebesar Rp 107.497.383,33/mt/ha

dengan rata-rata Rp 4.886.244,70/mt/ha/responden

2. Pengaruh biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja, serta biaya penyusutan alat dan penerimaan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pendapatan yang berdasarkan F hitung = 29,258 > F tabel = 2,79 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Namun berdasarkan uji t secara parsial atau masing-masing variabel hanya variabel penerimaan dan biaya tenaga kerja yang berpengaruh secara signifikan terhadap pandapata

(47)

Tabel 6 menunjukkan bahwa ada relevansi dalam penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini. Penelitian yang dilakukan oleh Aruan dan Mariati (2010), Ivans (2013), Lestari (2010), Mukhtar (2012), Reswita (2010), Saleh (2010), Suroso (2006), dan Utomo (2014) menggunakan metode analisis pendapatan, R/C ratio, dan analisis perbandingan menggunakan uji t yang akan menjadi bahan rujukan dalam menyusun penelitian saat ini.

Dalam penelitian lain oleh Utomo (2014) tentang produksi dan pendapatan usahatani padi petani anggota dan non anggota kelompok tani di Desa Kopo Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor metode analisis pendapatan R/C ratio dan analisis efisiensi produksi menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi petani anggota dan non anggota kelompok tani di Desa Kopo dan membandingkan tingkat pendapatan petani padi anggota dan non anggota kelompok tani di Desa Kopo. Perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian ini adalah dalam penggunaan metode analisis.

B. Kerangka Pemikiran

(48)

Berdasarkan keorganisasian petani padi di Desa Makarti terbagi menjadi dua yaitu petani yang tergabung dalam keanggotaan kelompok tani dan petani yang tidak tergabung dalam keangotaan kelompok tani. Petani yang ikut dalam kelompok tani akan mendapatkan beberapa fasilitas yang memudahkan dalam berusaha tani padi. Fasilitas yang diperoleh petani anggota kelompok tani adalah penggunaan input produksi seperti bantuan modal, subsidi pupuk, subsidi obat-obatan, dan subsidi benih. Perbedaan pengunaan input antara anggota kelompok tani dan non anggota kelompok tani akan berakibat pada perbedaan tingkat produksi dan pendapatan.

(49)

C. Hipotesis

Berdasarkan paradigma kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga produktivitas padi anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki berbeda nyata dengan produktivitas padi non anggota kelompok tani

(50)

Gambar 1. Kerangka pemikiran peran kelompok tani dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani padi sawah

ikut dan tidak ikut ke kelompok tani 1. Lama berusahatani 2. Luas lahan 3. Status kepemilikan

lahan 4. Pekerjaan non

usahatani 5. Pendidikan

Petani

Anggota Kelompok Tani Non Anggota Kelompok Tani

Produksi Usahatani padi

Penerimaan Produksi

Harga Usahatani padi

Uji beda

2. Subsidi pupuk

3. Subsidi benih

(51)

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis terhadap tujuan penelitian.

Petani padi adalah orang yang melakukan usahatani tanaman padi untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan hidupnya.

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang didasarkan atas kesamaan, keserasian satu lingkungan sosial budaya untuk mencapai tujuan yang sama.

Lama berusahatani padi adalah lamanya petani mengusahakan tanaman padi sampai dilakukan penelitian, yang diukur dalam satuan tahun (th).

Luas lahan adalah tempat yang digunakan petani benih padi untuk melakukan usahataninya selama satu musim tanam dan diukur dengan satuan hektar (ha).

(52)

Pekerjaan non usahatani adalah usaha di luar bidang pertanian yang dilakukan oleh anggota keluarga untuk menambah pendapatan keluarga, biasanya dilakukan oleh anggota keluarga yang berusia kerja, misalnya, berdagang, buruh dan lain-lain.

Usahatani padi adalah suatu kegiatan pengalokasian sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh pendapatan yang tinggi dari sektor pertanian padi pada waktu tertentu.

Produksi padi adalah jumlah padi yang dihasilkan dalam satu musim tanam (satu kali proses produksi) yang diukur dalam satuan kilogram (kg).

Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa.

Proses produksi terdiri dari lahan, tenaga kerja, benih, pupuk, dan pestisida saling berinteraksi untuk menghasilkan sejumlah output.

Luas lahan adalah besaran yang menyatakan ukuran dan mencakup semua sumbrdaya dibawah, pada, maupun diatas permukaan suatu bidang geografis diukur dalam satuan (ha)

Tenaga kerja adalah tenaga yang digunakan dalam proses produksi benih padi dari pengolahan lahan sampai panen selama satu musim tanam dan diukur dalam setara hari orang kerja (HOK).

(53)

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik diukur dalam satuan (kg)

Urea adalah senyawa organik yang tersusu dari unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen diukur dalam satuan (kg)

Phonska adalah pupuk majemuk yang terdiri atas berbagai unsur hara untama yaitu urea, ZA, DEP, MAP, TSP, KCL, ZK serta tambahan zat lain dikukur dalam satuan (kg).

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu diukur dalam satuan (liter)

Bunga pinjaman modal adalah uang yang dibayarkan atas penggunaan pinjaman atau sejumlah uang yang disimpan diukur dalam satuan (Rp)

Harga adalah jumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut diukur dalam satuan (Rp)

(54)

Penerimaan adalah nilai hasil yang diterima petani yang dihitung dengan mengalikan jumlah produksi padi dengan harga produksi di tingkat petani produsen yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Bantuan pinjaman modal adalah bantuan yang digunakan debitur atau penerima bantuan untuk modal kerja usaha, baik sebagai penambah modal kerja ataupun sebagai modal kerja awal diukur dengan satuan (Rp).

Biaya usahatani padi adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk usahatani padi selama satu musim tanam diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi dan merupakan biaya yang digunakan untuk membeli faktor produksi berupa lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Biaya variabel diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada volume produksi.

Biaya total adalah total dari biaya tetap dan biaya variabel dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

(55)

Biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam kegiatan usahataninya tetapi tidak dikeluarkan secara tunai dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Subsidi adalah bentuk bantuan keuangan yang diberikan kepada petani untuk meringankan pengeluaran dalam mendapatkan sarana produksi (Rp)

Penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan nonformal yang diberikan kepada keluarga tani dengan tujuan agar petani dapat memecahkan

masalahnya sendiri kususnya dalama bidang pertanian dan meningkatkan pendapatan nya.

Kemudahan pemasaran adalah kemudahan yang diterima seseorang atau kelompok untuk memasarkan produknya.

Pendapatan usahatani padi adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani padi setelah dikurangi oleh biaya-biaya usahatani diukur dalam satuan rupiah (Rp).

B. Penentuan Lokasi, Responden dan Waktu Penelitian

(56)

sembilan desa lainya dalam satu kecamatan membuat Desa Makarti semakin menarik untuk di teliti.

Wilayah kerja Kelompok Tani Sumber Rejeki adalah yang terluas dari 17 kelompok tani yang ada di Desa Makarti. Luasan wilayah kerja dapat di lihat dari jumlah kelompok tani yang terdaftar di RK (Rukun Kelurahan) tersebut. Kelompok tani yang berada di 1 terdaftar sebanyak 3 kelompok tani, RK-2 sebanyak 4 kelompok tani, RK-3 sebanyak 3 kelompok tani, RK-4

sebanyak 3 kelompok tani, RK-5 hanya 1 kelompok tani, RK-6 sebanyak 3 kelompok tani. Karena pada RK-5 hanya terdaftar 1 kelompok tani yang bernama Kelompok Tani Sumber Rejeki maka dapat disimpulkan bahwa kelompok tani tersebut memiliki luasan kerja yang paling luas.

Responden penelitian adalah petani yang membudidayakan tanaman padi sawah di RK-5. Petani-petani tersebut berada pada dua keputusan yang berbeda dalam sistem pengelolaan usahatani padi, yaitu petani yang memutuskan untuk menjadi anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki dan petani yang tetap mengelola usaha taninya sendiri atau yang selanjutnya disebut non anggota kelompok tani. Penelitian ini dilakukan dengan

(57)

n 

Z = Tingkat kepercayaan (95% =1,96) d = derajat penyimpangan (5%)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh jumlah responden sebagai sampel sebanyak 57 petani padi. Kemudian dari jumlah sampel yang didapat, ditentukan alokasi proporsi sampel tiap kelompok dengan rumus:

Sehingga diperoleh:

(58)

C. Metode Analisis

1. Untuk menjawab tujuan yang pertama digunakan analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menjabarkan faktor-faktor yang menentukan petani ikut serta dalam keanggotaan kelompok tani Sumber Rejeki Desa Makarti

Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat.

2. Pada tujuan ke dua analisis yang digunakan adalah analisis komparatif produksi padi/ha antara petani anggota dan non anggota kelompok tani. Untuk membedakan produksi padi petani anggota kelompok tani dengan non anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki dilakukan uji beda menggunakan uji t (t test).

X = Rata-rata produksi padi/ha petani anggota

2

X = Rata-rata produksi padi/ha petani non anggota

2 1

s = Simpangan produksi padi/ha petani anggota

2 2

s = Simpangan baku produksi padi/ha petani non anggota

Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan derajat kebebasan dk = (n1-1) dan dk = (n2-1) dibagi dua, kemudian

(59)

Kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Bila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan antara produksi padi/ha petani anggota dengan produksi padi/ha petani non anggota.

b. Bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan antara produksi padi/ha petani anggota dengan produksi padi/ha petani non anggota

Uji beda dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Sebelum dilakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan identifikasi data sebagai berikut:

a. Peneliti ingin membandingkan produktivitas padi anggota dan non anggota kelompok tani.

b. Anggota dan non aggota kelompok tani merupakan orang yang berbeda dan bisa dikatakan perbandingan rata-rata dua kelompok independen. c. Jenis sebaran/distribusi data yang digunakan adalah data menyebar normal

sehingga tergolong dalam data parametrik

d. Varians populasi tidak diketahui sehingga dapat menggunakan uji t.

Dari identifikasi yang dilakukan analisis metode yang digunakan adalah analisis uji dua rata-rata. Kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: a. Bila sig.(2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya

(60)

b. Bila sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan antara tingkat produktivitas usahatani padi anggota kelompok tani dengan tingkat produktivitas usahatani padi non anggota kelompok tani.

3. Penggunaan metode analisis untuk tujuan yang ke tiga tentang peran

kelompok tani dalam meningkatkan pendapatan usahatani padi sawah adalah analisis komparatif dengan membandingkan pendapatan usahatani padi anggota dengan non anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti. Pendapatan usahata tani padi dapat dihitung dengan persamaan:

BTT = biaya tetap total

i = 1, 2, 3, 4, 5, n

Untuk mengetahui apakah usahatani padi ini menguntungkan atau tidak digunakan analisis nisbah penerimaan dengan biaya total atau analisis R/C yang dirumuskan sebagai berikut:

R/C= Penerimaan total Biaya total

(61)

a) Jika R/C > 1, maka usahatani padi menguntungkan untuk diusahakan, b) Jika R/C = 1, maka usahatani padi varietas tidak untung dan tidak rugi, dan c) Jika R/C < 1, maka usahatani padi rugi untuk diusahakan.

Adanya perbedaan perlakuan dalam usahatani padi akan berpengaruh terhadap pendapatan yang di peroleh. Perbedaan pendapatan perlu di bandingkan untuk memperoleh kesimpulan mana yang lebih baik. Untuk membedakan

pendapatan padi petani anggota dan non anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti dilakukan uji beda menggunakan uji t (t test).

2

X = Rata-rata pendapatan padi/ha petani anggota

2

X = Rata-rata pendapatan padi/ha petani non anggota

2 1

s = Simpangan pendapatan padi/ha petani anggota

2 2

s = Simpangan baku pendapatan padi/ha petani non anggota

Kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Bila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan antara pendapatan padi/ha petani anggota dengan pendapatan padi/ha petani non anggota.

(62)

Program SPSS juga dapat digunakan sebagai alat analisis uji beda. Sebelum dilakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan identifikasi data sebagai berikut: a. Dari permasalahan kasus peneliti ingin membandingkan pendapatan padi

anggota dan non anggota kelompok tani mana yang lebih tinggi (satu arah).

b. Anggota dan non aggota kelompok tani merupakan orang yang berbeda dan bisa dikatakan perbandingan rata-rata dua kelompok independen. c. Jenis sebaran/distribusi data yang digunakan adalah data menyebar normal

sehingga tergolong dalam data parametrik

d. Varians populasi tidak diketahui sehingga dapat menggunakan uji t.

Dari identifikasi yang dilakukan analisis metode yang digunakan adalah analisis uji dua rata-rata dan kemudian menggunakan program SPSS dengan memasukan data yang sudah ada. Kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Bila sig.(2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan antara tingkat pendapatan usahatani padi anggota kelompok tani dengan tingkat pendapatan usahatani padi non anggota kelompok tani.

(63)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis Desa Makarti

Desa Makarti merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa ini terdiri dari enam Rukun Kelurahan (RK), dan 24 Rukun Tetangga (RT). Desa yang memiliki luas wilayah 8.543 hektar ini, sebelah Utara berbatasan dengan Desa

Sumberejo, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Purbasakti Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara, dan sebelah Barat dan Timur berbatasan dengan Desa Dayasakti. Desa Makarti memiliki jarak orbitasi 8 km dari ibukota Kecamatan Tumijajar yaitu Desa Dayamurni, dan 25 km dari ibukota Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu Desa Panaragan Jaya serta 110 km dari ibukota Propinsi Lampung yakni Bandar Lampung. Desa ini memiliki sarana perhubungan yang sudah lancar karena ditunjang oleh prasarana jalan yang sudah baik.

Desa Makarti terletak pada 104,55′ – 105,10′ Bujur Timur dan 04,10′- 04,42′ Lintang Selatan dengan ketinggian 39 Mdpl. Berdasarkan keadaan

(64)

Nopember dan Desember, sedangkan curah hujan terendah pada bulan Juni dan Agustus. Musim kemarau terjadi pada bulan Februari sampai Agustus, dan musim hujan terjadi pada bulan September sampai Januari.

B. Keadaan Penduduk Desa Makarti

Penduduk merupakan faktor utama penggerak dan pelaksana pembangunan. Dengan demikian potensi penduduk merupakan modal dasar dalam proses pembangunan bila segenap potensi penduduk tersebut dapat diaktualisasikan menjadi gerak langkah bersama sesuai dengan cita-cita pembangunan desa. Berdasarkan data monografi Desa Makarti tahun 2013, jumlah penduduk secara keseluruhan sebesar 5.398 jiwa dengan jumlah penduduk pria 2.702 jiwa dan penduduk wanita 2.696 jiwa. Menurut Mantra (2004), sebaran petani padi berdasarkan umur produktif secara ekonomi dapat dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu kelompok umur 0-14 tahun merupakan kelompok usia belum produktif secara ekonomi, kelompok umur 15-64 tahun merupakan kelompok usia produktif, dan kelompok umur di atas 65 tahun merupakan kelompok usia tidak lagi produktif. Sebaran penduduk Desa Makarti berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sebaran penduduk Desa Makarti berdasarkan kelompok umur

No Kelompok Umur (Th) Jumlah (Jiwa) Persentase

Gambar

Tabel
Tabel 1. Konsumsi rata-rata di Indonesia per kapita seminggu (kg) beberapa macam bahan makanan penting tahun 2012-2013
Tabel 3.  Luas panen (ha) dan produksi padi (ton) di Propinsi Lampung 2008-2012
Tabel 4. Luas panen dan produksi padi Kabupaten Tulang Bawang Barat berdasarkan kecamatan tahun 2012
+6

Referensi

Dokumen terkait

Satu orang peserta laki-laki dari tahapan usia remaja akhir yang merupakan penyuka K-pop yang tidak kuliah berada pada posisi oposisional karena menganggap bahwa video klip

Dimana dialog tersebut mengartikan adanya tindakan dari Keuskupan Agung Gereja Katolik dalam membungkam setiap orang terutama jurnalis yang akan mempublikasikan segala hal

Dari hasil perhitungan untuk uji normalitas data tes kemampuan koneksi matematik berdasarkan perbedaan gender yang disajikan pada Tabel 3 di atas, nampak bahwa

Larangan tersebut diatur dalam Pasal 47 ayat (1) yangmenyebutkan, perjanjian lisensi dilarang membuat ketentuan yang dapat menebulkan akibat yang merugikan

Proses pembuatannya diawali dengan pembentukan material plastik dengan cara meniupkan suatu fluida (udara) kedalam cetakan untuk membentuk suatu bentukan yang

Pada dimensi Agreeableness terdapat 30 responden (88%) dimana dimensi ini menjadi dimensi yang dominan pada skor tinggi yang dimiliki gamers Esports DotA 2, hal tersebut

Fakultas/Prodi harus memiliki Sub Unit Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan dalam membantu pengelolaan proses belajar mengajar Fakultas harus mempunyai pedoman penelitian

Penelitian mengenai identifikasi nilai indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan tekanan darah pada mahasiswa/i diperlukan karena mahasiswa/i memiliki risiko yang cukup