• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap Tingkat Fatigue pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap Tingkat Fatigue pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

JADWAL TENTATIF PENELITIAN No Aktivitas Penelitian September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015

Januari Februari

2016

Maret 2016

April 2016

Mei Juni Juli

2016 2016 2016 2016

Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan judul penelitian

2 Menyusun

Bab 1

3 Menyusun

Bab 2

4 Menyusun

Bab 3

5 Menyusun

Bab 4 6 Menyerahkan proposal penelitian

7 Ujian sidang

proposal 8 Revisi proposal penelitian

9 Uji Validitas

& Reliabilitas

10 Pengumpulan

data

11 Analisa data

12 Pengajuan

sidang skripsi

13 Ujian sidang

skripsi

14 Revisi skripsi

15 Mengumpulka

n skripsi

(2)

Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Efektifitas Teknik Relaksasi Progresif terhadap Penurunan Tingkat Fatigue pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Klinik

Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

Yth Bapak/ Ibu

Saya yang bernama Rizki Annisa Nasution/ NIM 121101002 adalah mahasiswi S1 Reguler Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2012.Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Teknik Relaksasi Progresif terhadap Penurunan Tingkat

Fatiguepada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan”.Penelitian ini dilakukan

dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat fatigue sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi progresif pada pasien yang menjalani hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.

Sehubungan dengan itu, saya memohon kepada Bapak/ Ibu bersedia menjadi responden penelitian saya.Partisipasi Bapak/ Ibu bersifat sukarela untuk kesediaannya menjadi responden penelitian ini tanpa ada paksaan. Identitas dan semua informasi yang Bapak/ Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian. Jika Bapak/ Ibu bersedia menjadi responden penelitian No. Responden:

(3)

ini, silahkan menandatangani formulir persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan.Atas perhatian dan bantuan Bapak/ Ibu, saya mengucapkan terima kasih.

Responden Peneliti

(4)

Kuesioner Penelitian

Efektifitas Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap Tingkat Fatigue pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Klinik

Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

I. Data Demografi

Petunjuk Pengisian:

a. Data demografi ini berisi tentang indentitas responden penelitian.

b. Bapak/ Ibu diharapkan mengisi semua pertanyaan sesuai dengan keadaan Bapak/ Ibu sekarang.

c. Berikan tanda centang ( √ ) pada kotak yang telah disediakan.

1. Jenis Kelamin :

Laki-laki

Perempuan

2. Usia : …... tahun

3. Status Pernikahan :

Menikah

Belum menikah

4. Pendidikan Terakhir :

SD

SMP

SMA

D3

S1

Lainnya (………..)

5. Pekerjaan :

PNS

Pegawai Swasta

Buruh

Wirausaha

Lainnya (………..)

6. Lama Menjalani Hemodialisis:

≤ 6 bulan

≥ 6 bulan 7. Frekuensi Hemodialisis/ minggu: ……..x/ minggu 8. Penyakit Penyebab Hemodialisis: ……… 9. Hemodialisis ke : ……….
(5)

2. Kuesioner Tingkat Fatigue Petunjuk Pengisian:

a. Pertanyaan dibawah menanyakan tentang gambaran perasaan Bapak/ Ibu ketika mengalami fatigue selama masa menjalani hemodialisis, fatigue adalah perasaan kelelahan yang terasa lebih berat dari biasanya. Perasaan kelelahan ini tidak dapat dihilangkan dengan istirahat.

b. Bapak/ Ibu diharapkan mengisi semua pertanyaan sesuai dengan keadaan Bapak/ Ibu sekarang

c. Pilihlah jawaban yang sesuai dan berikan tanda centang (√) pada kotak yang telah disediakan untuk setiap pertanyaan.

1. Pada tingkat manakah keluhan kelelahan yang Bapak/ Ibu rasakan sekarang menyebabkan Bapak/ Ibu merasa stress?

Tidak merasa stress merasa tertekan

□□□□□□□□□□

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Pada tingkat manakah keluhan kelelahan yang Bapak/ Ibu rasakan sekarang yang menyebabkan Bapak/ Ibu terganggu dalam menyelesaikan pekerjaan/ kegiatan sehari-hari?

Tidak terganggu sangat terganggu

□□□□□□□□□□

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3. Pada tingkat manakah keluhan kelelahan yang Bapak/ Ibu rasakan sekarang yang menyebabkan Bapak/ Ibu terganggu dalam berkomunikasi/ berhubungan dengan orang lain?

Tidak terganggu sangat terganggu

□□□□□□□□□□

(6)

4. Pada tingkat manakah keluhan kelelahan yang Bapak/ Ibu rasakan sekarang yang menyebabkan Bapak/ Ibu terganggu dalam berhubungan seksual? Tidak terganggu sangat terganggu

□□□□□□□□□□

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5. Secara keseluruhan, pada tingkat manakah keluhan kelelahan yang Bapak/ Ibu rasakan sekarang yang menyebabkan Bapak/ Ibu terganggu dalam melakukan kegiatan yang Bapak/ Ibu sukai?

Tidak terganggu sangat terganggu

□□□□□□□□□□

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6. Bagaimana Bapak/ Ibu menjelaskan kekuatan kelelahan yang Bapak/ Ibu sedang rasakan sekarang?

ringan berat

□□□□□□□□□□

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7. Pada tingkat manakah kelelahan yang Bapak/ Ibu sedang rasakan sekarang? senang tidak senang

□ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8. Pada tingkat manakah kelelahan yang Bapak/ Ibu sedang rasakan sekarang? ramah marah-marah

□ □ □ □ □ □

□ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

9. Pada tingkat manakah kelelahan yang Bapak/ Ibu sedang rasakan sekarang? melindungi merusak

(7)

10.Pada tingkat manakah kelelahan yang Bapak/ Ibu sedang rasakan sekarang? positif negatif

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11.Pada tingkat manakah kelelahan yang Bapak/ Ibu sedang rasakan sekarang? normal tidak normal

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang? kuat lemah

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

13.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang? segar lelah

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

14.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang? aktif lesu

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

15.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang? segar lelah

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

16.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang? bersemangat tidak bersemangat

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

17.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang? menderita sabar

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

(8)

18.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang? tenang terganggu

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

19.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang? gembira depresi

□ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang?

Mampu berkonsentrasi tidak mampu berkonsentrasi

□ □ □

□ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

21.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang?

Mampu mengingat tidak mampu mengingat

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

22.Pada tingkat manakah perasaan Bapak/ Ibu sekarang?

Mampu berpikir jernih tidak mampu mengingat

□ □ □ □ □ □ □ □ □ □

(9)

Prosedur Teknik Relaksasi Otot Progresif

1. Pengertian

Teknik relaksasi otot progresif adalah suatu teknik rileks dengan cara menegangkan dan merilekskan otot.

2. Tujuan

a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung dan laju metabolic.

b. Meningkatkan rasa kebugaran dan konsentrasi. c. Menurunkan stress dan kecemasan

d. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan dan gagap ringan.

3. Persiapan

a. Lakukan di lingkungan yang tenang.

b. Memakai pakaian yang tidak tebal, sepatu atau sandal dilepas. c. Posisikan tubuh dengan nyaman.

d. Latihan dilakukan dengan posisi duduk.

e. Selama latihan mata dipejamkan pelan-pelan dan selalu konsentrasi pada ketegangan selama 5-10 detik dan rileksasi selama 10-20 detik terhadap otot yang dilatih.

f. Setiap gerakan dilakukan 2 kali latihan. g. Latihan dilakukan selama 15 menit.

4. Pelaksanaan

a. Ambil posisi duduk dan rileks

b. Mulailah dengan latihan nafas dalam dengan cara pejamkan mata lalu tarik nafas panjang melalui hidung, tahan selama 3 detik lalu keluarkan nafas perlahan-lahan melalui mulut sehingga anda akan merasakan tubuh menjadi nyaman. Ulangu latihan nafas dalam ini sebanyak dua kali.

(10)

c. Sekarang mulai melakukan teknik relaksasi otot progresif. 1. Kelompok otot pergelangan tangan

a) Rentangkan lengan kedepan dan kepalkan kedua telapak tangan anda dengan kencang, sekuat dan semampu yang anda bisa. Rasakan ketegangan pada kedua pergelangan tangan anda selama 5-10 detik.

b) Lepaskan kepalan tangan anda dan rasakan tangan anda menjadi lemas dan semua ketegangan pada tangan anda menjadi hilang. Rasakan hal tersebut selama 10-20 detik.

c) Ulangi lagi gerakan menegangkan dan melemaskan otot tangan anda. Rasakan pergelangan tangan anda menjadi semakin lemas.

2. Kelompok otot lengan bawah

a) Tekuklah kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sekuat dan semampu yang anda bisa. Sehingga otot-otot ditangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari terbuka menghadap ke langit-langit. Rasakan ketegangan pada bagian lengan bawah selama 5-10 detik.

b) Lemaskan dan luruskan kembali tangan bagian bawah anda pada posisi yang nyaman. Rasakan lengan bawah dan telapak tangan anda menjadi lemas dan seya ketegangan hilang. Rasakan hal tersebut selama 10-20 detik.

c) Ulangi lagi gerakan menegangkan dan melemaskan otot lengan bawah anda, rasakan perbedaan pada saat tegang dan lemas serta rasakan lengan bawah anda menjadi semakin lemas.

3. Kelompok otot siku dan lengan atas

(11)

b) Luruskan siku dan jari-jari anda, rasakan lengan atas anda menjadi lemas dan ketegangan pada lengan atas sudah hilang. Rasakan hal tersebut 10-20detik.

c) Ulangi lagi gerakan menegangkan otot siku dan lengan atas anda, rasakan perbedaan antara saat tegang dan lemas serta rasakan otot siku dan lengan atas semakin lemas.

4. Kelompok otot bahu

a) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa menyentuh kedua telinga. Rasakan ketegangan pada bahu selama 5-10 detik.

b) Lemaskan bahu anda hingga semua ketegangan pada bahu anda tadi hilang. Rasakan hal tersebut selama 10-20 detik.

c) Ulangi gerakan tersebut dan rasakan otot bahu anda semakin lemas.

5. Kelompok otot kepala dan leher

a) Tekuk leher dan kepala anda ke belakang hingga menekan bantal, rasakan ketegangan pada leher dan kepala bagian belakang. Rasakan ketegangannya selama 5-10 detik.

b) Lemaskan dan luruskan kepada dan leher anda hingga semua ketegangan pada kepala dan leher anda hilang. Lakukan dalam 10-20detik.

c) Ulangi gerakan dan rasakan otot tersebut menjadi sangat lemas.

d) Tekuk leher dan kepala anda kedepan hingga menyentuh dada, rasakan ketegangan pada leher dan kepala bagian depan selama 5-10 detik.

e) Lemaskan dan luruskan kepala dan leher anda hingga semua ketegangan pada kepala dan leher anda hilang, rasakan dalam 10-20 detik.

(12)

a) Kerutkan dahi anda keatas dan rasakan ketegangan pada dahi anda selama 5-10 detik.

b) Lemaskan dahi anda sehingga ketegangan pada dahi anda akan hilang, rasakan hal ini selama 10-20 detik.

c ) Ulangi gerakan tersebut dan rasakan dahi anda semakin lemas. d ) Tutup mata anda sekuat dan semampu yang anda bisa, rasakan

ketegangan pada mata selama 5-10 detik.

e ) Lemaskan mata perlahan-lahan dan hilangkan ketegangannya selama 10-20 detik.

f ) Ulangi gerakan menegangkan mata dan melemaskannya dan rasakan mata semakin lemas.

g ) Katupkan rahang dan gigi anda secara bersamaan sekuat dan semampu yang anda bisa, rasakan ketegangannya selama 5-10 detik.

h ) Lemaskan rahang anda dan hilangkan ketegangannya perlahan-lahan dan rasakan dalam 10-20 detik.

i ) Ulangi gerakan tersebut hingga anda merasakan rahang anda semakin lemas.

j ) Monyongkan bibir anda kedepan sekuat dan semampu yang anda bisa, rasakan ketegangan selama 5-10 detik.

k ) Lemaskan bibir dan hilangkan ketegangan pada bibir selama 10-20 detik.

l ) Ulangi gerakan dan rasakan bibir semakin lemas

7 . Kelompok otot punggung

a) Jika anda dalam posisi tidur, maka bangunlah dan jadikan posisi anda duduk di tempat tidur. Lengkungkan punggung dan busungkan dada sekuat dan semampu yang anda bisa, rasakan ketegangan pada punggung selama 5-10 detik.

(13)

c) Ulangi gerakan dan rasakan lemasnya punggung anda.

8. Kelompok otot dada

a) Tarik nafas dalam dan tahan semampu anda. b) Rasakan ketegangan pada dada selama 5-10 detik.

c) Lemaskan otot dada sambil mengeluarkan nafas secara perlahan-lahan rasakan hilangnya ketegangan pada dada dalam 10-20 detik. d) Ulangi gerakan kembali dan rasakan dada semakin lemas.

9. Kelompok otot perut

a) Tarik perut kebagian dalam dan bernafaslah secara perlahan- lahan, rasakan ketegangan pada perut selama 5-10 detik.

b) Lemaskan otot perut, dan hilangkan ketegangan serta rasakan melemasnya otot perut dalam 10-20 detik.

c) Ulangi gerakan dan rasakan otot perut yang semakin lemas.

10.Kelompok otot kaki dan paha

a) Tekuk telapak kaki ke arah atas, tekuk sebisa mungkin, dan rasakan ketegangannya selama 5-10 detik.

b) Lemaskan otot-otot kaki dan paha, hilangkan ketegangannya dan rasakan selama 10-20 detik.

c) Ulangi gerakan dan rasakan kaki dan paha semakin lemas

d) Tekuk telapak kaki kearah bawah, sehingga otot betis menjadi tegang, rasakan ketegangannya selama 5-10 detik.

e) Hilangkan ketegangan perlahan-lahan dan rasakan otot tersebut lemas selama 10-20 detik

(14)

LEMBAR PENGAMATAN TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Minggu I Hari ke I

No

Teknik Relaksasi Otot Progresif

Ket Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Teknik 4 Teknik 5 Teknik 6 Teknik 7 Teknik 8 Teknik 9 Teknik 10

1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(15)

Minggu I Hari ke II

No

Teknik Relaksasi Otot Progresif

Ket Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Teknik 4 Teknik 5 Teknik 6 Teknik 7 Teknik 8 Teknik 9 Teknik 10

1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(16)

Minggu II Hari ke I

No

Teknik Relaksasi Otot Progresif

Ket Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Teknik 4 Teknik 5 Teknik 6 Teknik 7 Teknik 8 Teknik 9 Teknik 10

1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(17)

Minggu II Hari ke II

No

Teknik Relaksasi Otot Progresif

Ket Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Teknik 4 Teknik 5 Teknik 6 Teknik 7 Teknik 8 Teknik 9 Teknik 10

1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(18)

Minggu III Hari ke I

No

Teknik Relaksasi Otot Progresif

Ket Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Teknik 4 Teknik 5 Teknik 6 Teknik 7 Teknik 8 Teknik 9 Teknik 10

1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(19)

Minggu III Hari ke II

No

Teknik Relaksasi Otot Progresif

Ket Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Teknik 4 Teknik 5 Teknik 6 Teknik 7 Teknik 8 Teknik 9 Teknik 10

1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(20)

Minggu IV Hari ke I

No

Teknik Relaksasi Otot Progresif

Ket Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Teknik 4 Teknik 5 Teknik 6 Teknik 7 Teknik 8 Teknik 9 Teknik 10

1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(21)

Minggu IV Hari ke II

No

Teknik Relaksasi Otot Progresif

Ket Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Teknik 4 Teknik 5 Teknik 6 Teknik 7 Teknik 8 Teknik 9 Teknik 10

1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

MASTER DATA Pretest

No

Tingkat Fatigue

Jumlah Skor Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22

1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 32 1.45 ringan

2 5 5 2 1 10 6 8 7 6 7 7 10 8 8 8 8 5 10 6 5 6 7 145 6.59 berat

3 9 8 7 1 10 10 5 6 6 7 8 10 10 10 10 6 8 3 4 8 8 3 157 7.13 Berat

4 2 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 1 10 5 1 1 1 1 61 2.77 ringan

5 2 5 1 5 5 2 4 4 4 4 3 3 5 4 5 3 9 4 4 1 1 1 79 3.59 sedang

6 5 10 9 2 10 10 5 10 7 5 7 6 6 5 6 6 6 7 7 8 6 7 150 6.81 berat

7 2 7 3 1 7 6 5 3 4 3 2 6 6 6 6 5 9 2 2 1 2 1 89 4.04 sedang

8 2 5 1 1 3 3 3 4 5 5 5 6 5 4 5 3 8 7 4 2 6 2 89 4.04 sedang

9 2 5 1 5 5 4 4 5 6 5 4 5 4 6 4 3 9 4 4 1 2 1 89 4.04 sedang

10 5 8 5 1 8 5 6 8 6 8 7 8 8 9 8 6 6 8 7 8 8 7 150 6.81 berat

11 6 7 5 1 7 6 9 8 8 6 8 7 7 9 7 6 6 7 8 8 8 7 151 6.86 berat

12 3 5 4 1 4 4 4 5 6 5 4 4 3 3 6 6 9 5 5 4 3 2 95 4.3 sedang

13 6 8 7 1 7 7 7 8 9 8 6 6 7 9 6 8 7 9 7 7 7 7 154 7 berat

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 30 1.36 Ringan

15 7 6 8 1 8 7 6 8 6 5 7 8 6 8 6 8 9 8 7 6 9 8 152 6.90 berat

16 8 7 9 1 7 8 9 8 9 7 9 8 9 8 9 7 8 7 8 8 6 9 169 7.68 berat

17 2 3 2 1 2 3 4 3 5 4 5 3 5 4 5 4 9 4 3 4 2 5 82 3.72 sedang

18 1 2 1 0 1 2 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 10 1 1 1 1 1 38 1.72 Ringan

19 8 7 7 1 8 6 7 8 6 8 7 8 6 7 6 8 9 7 8 9 8 6 155 7.04 berat

20 8 9 9 1 9 7 9 8 8 9 8 8 9 8 9 8 6 8 8 9 8 9 175 7.95 berat

(28)

Posttest

No

Tingkat Fatigue

Jumlah Skor Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 10 0.45 Tidak Fatigue

2 2 2 0 0 7 3 6 4 3 4 4 6 4 5 4 5 8 5 4 3 5 4 88 4 sedang

3 6 6 5 0 6 7 2 2 2 2 6 4 6 6 5 3 10 0 2 4 4 0 88 4 Sedang

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 10 0.45 tidak fatigue

5 1 3 0 3 2 0 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 10 2 1 0 0 0 39 1.77 ringan

6 3 6 6 1 6 6 3 6 5 3 5 3 3 2 2 3 10 4 5 5 4 5 96 4.36 sedang

7 0 4 1 0 3 2 3 1 2 1 0 2 3 3 4 2 10 1 0 0 0 0 42 1.90 ringan

8 0 3 0 0 1 0 0 2 2 2 2 3 2 2 2 1 10 2 2 1 3 0 40 1.81 ringan

9 0 2 0 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 1 10 2 2 0 0 0 44 2 ringan

10 3 5 4 0 4 3 3 5 4 5 4 5 5 6 6 4 10 4 5 4 5 4 98 4.45 sedang

11 3 4 4 0 4 3 5 6 5 4 5 3 4 6 4 4 10 5 5 5 5 5 99 4.5 sedang

12 0 2 2 0 2 2 1 2 3 2 1 1 0 0 3 3 10 2 3 1 0 0 40 1.81 ringan

13 4 5 5 0 5 4 4 5 6 6 4 4 5 6 5 4 10 6 5 5 5 5 108 4.90 sedang

14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 10 0.45 Tidak Fatigue

15 5 5 6 0 6 5 3 5 5 3 5 5 4 6 5 4 6 4 6 5 6 6 105 4.77 sedang

16 6 5 6 0 5 6 7 6 7 5 6 6 5 4 5 4 10 5 4 4 4 5 115 5.22 sedang

17 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 2 0 2 3 2 2 10 1 0 1 0 2 29 1.31 ringan

18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 10 0.45 Tidak Fatigue

19 6 5 5 0 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 10 4 5 5 5 5 102 4.63 sedang

(29)

Hasil Uji Paired T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre 5.1500 20 2.30046 .51440

post 2.8500 20 1.95408 .43695

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pre & post 20 .965 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post 2.30000 .65695 .14690 1.99254 2.60746 15.657 19 .000

Uji Normalitas

Tests of Normality

kelomp ok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

nilai pre .289 20 .000 .855 20 .006

post .222 20 .011 .845 20 .004

a. Lilliefors Significance Correction

(30)

Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(31)

1. Crosstab tingkat fatigue dengan jenis kelamin

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis_kelamin *

Tingkat_Fatigue 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Jenis_kelamin * Tingkat_Fatigue Crosstabulation

Count

Total Tingkat_Fatigue

ringan sedang berat

Jenis_kelamin laki laki 2 0 8 10

perempuan 2 6 2 10

Total 4 6 10 20

2. Crosstab tingkat fatigue dengan usia

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

(32)

Usia * Tingkat_Fatigue Crosstabulation

Count

Tingkat_Fatigue

Total ringan sedang berat

Usia 21-30 1 0 0 1

31-40 3 0 0 3

41-50 0 6 1 7

51-60 0 0 9 9

Total 4 6 10 20

3. Crosstab tingkat fatigue dengan status pernikahan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

status_pernikahan *

Tingkat_Fatigue 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

status_pernikahan * Tingkat_Fatigue Crosstabulation

Count

Tingkat_Fatigue

Total ringan sedang berat

status_pernikahan Menikah 3 6 10 19

belum menikah 1 0 0 1

(33)

4. Crosstab tingkat fatigue dengan pendidikan terakhir

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendidikan_terakhir *

Tingkat_Fatigue 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

pendidikan_terakhir * Tingkat_Fatigue Crosstabulation

Count

Tingkat_Fatigue

Total ringan sedang berat

pendidikan_terakh ir

SD 0 0 2 2

SMP 0 2 1 3

SMA 2 3 5 10

S1 2 1 2 5

Total 4 6 10 20

5. Crosstab tingkat fatigue dengan pekerjaan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

(34)

pekerjaan * Tingkat_Fatigue Crosstabulation

Count

Tingkat_Fatigue

Total ringan sedang berat

pekerjaan PNS 2 0 0 2

Wirausaha 0 0 2 2

Wiraswasta 0 0 1 1

IRT 0 6 1 8

Tidak Bekerja 1 0 6 7

Total 4 6 10 20

6. Crosstab tingkat fatigue dengan Frekuensi per minggu

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Frekuensi_per_minggu *

Tingkat_Fatigue 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Frekuensi_per_minggu * Tingkat_Fatigue Crosstabulation

Count

Tingkat_Fatigue

Total ringan sedang berat

Frekuensi_per_minggu 2x/ minggu 4 6 10 20

(35)

7. Crosstab tingkat fatigue dengan Penyakit penyebab HD

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penyakit_penyebab_HD *

Tingkat_Fatigue 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Penyakit_penyebab_HD * Tingkat_Fatigue Crosstabulation

Count

Tingkat_Fatigue

Total ringan sedang berat

Penyakit_penyebab_HD PGK 4 6 10 20

Total 4 6 10 20

8. Crosstab tingkat fatigue dengan lama menjalani HD

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Lama_menjalani_hd *

Tingkat_Fatigue 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Lama_menjalani_hd * Tingkat_Fatigue Crosstabulation

Count

Tingkat_Fatigue

Total Ringan sedang berat

Lama_menjalani_hd < 6 bulan 4 6 10 20

(36)

TAKSASI DANA PENELITIAN

No. Nama Kegiatan Biaya

1. Proposal

1. Penelusuran literature dari internet 2. Percetakan literature dari internet 3. Fotokopi literature dari buku 4. Percetakan proposal

5. Penggandaan dan penjilidan proposal

Rp. 150.000,- Rp. 70.000,- Rp. 50.000,- Rp. 100.000,- Rp. 50.000,- 2. Pengumpulan Data

1. Transportasi

2. Penggandaan lembar persetujuan dan kuesioner responden

3. Souvenir penelitian

Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-

Rp. 500.000,- 3. 1. Analisa data dan penyusunan laporan

2. percetakan skripsi

3. Penggandaan dan penjilidan skripsi

Rp. 100.000,- Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-

4. Biaya tak terduga Rp. 500.000,-

Total Rp. 2.120.000,-

(37)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizki Annisa Nasution Tempat Tanggal Lahir : Medan, 23 Desember 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Muslim Pancasila No. 149 Tanah 600 Medan Marelan

Riwayat Pendidikan :

1. SD Swasta Melati Medan Tahun 2000-2006

2. SMP Negeri 11 Medan Tahun 2006-2009

3. SMA Negeri 6 Medan Tahun 2009-2012

4. S1 Fakultas Keperawatan USU Tahun 2012-sekarang

Riwatayat Berorganisasi :

1. Anggota Magang Dept. Infokom FORKIS Rufaidah FKep USU Tahun 2013

2. Sekretaris Umum GAMADIKSI USU Tahun 2013

3. Ketua Dept. Infokom FORKIS Rufaidah FKep USU Tahun 2013 4. Komisi II MPMF FKep USU Tahun 2014

5. Instruktur II DTC UKMI Ad-Dakwah USU Tahun 2014 6. Sekretaris Umum FORKIS Rufaidah FKep USU Tahun 2015 7. Sekretaris Jenderal DPW KAM Rabbani FKep USU Tahun 2016 8. Sekretaris Jenderal Garuda Muda Madani Tahun 2016

(38)
(39)
(40)

DAFTAR PUSTAKA

Anindita, B. (2012). Pengaruh Teknik

RelaksasiProgresifterhadapTingkatKecemasanpada Klien SkizofreniaParanoid DI RSJD Surakarta

Danismaya, I. (2008). Pengaruh Teknik Relaksasi Yoga terhadap Fatigue Penderita Kanker Pasca Kemoterapi di R.S. Hasan Sadikin Bandung.Tesis. Universitas Indonesia

Dharma, K. (2011).Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan dalam Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media

Horigan, A. (2012). Fatigue in Hemodialysis Patients: A Review of Current Knowledge. Journal of Pain Symptom Management. 44, 715-724

Horigan, A., Schneider, S., Docherty, S., & Barroso, J., (2013). The Experience and Self-Management of Fatigue in Hemodialysis Patients. 40, 113-123

Jhamb, M., Weisbord, S., Steel, J., & Unruh, M., Fatigue in Patients Receiving Maintenance Dialysis: A Review of Definitions, Measures, and Contributing Factors, 52, 353-365

Nekada, C., Roesli, R., & Sriati, A., (2015). Pengaruh Gabungan Relaksasi Napas Dalam dan Otot Progresif terhadap Komplikasi Intradialisis di Unit Hemodialisis RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Diunduh pada 10 November 2015 dari http://pustaka.unpad.ac.id

PERNEFRI.(2011). 4th Report of Indonesia Renal Registry. Diunduh pada 5 November 2015 dari http://www.pernefri-inasn.org

(41)

Propax with NTFactor.(2010) Piper Fatigue Scale Scoring. Diunduh pada 4 Januari 2016 dari http://www.propax.com

Rochmawati, D. (2015). Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Menurunkan Kecemasan. Diunduh pada 11 November 2015 dari http://jurnal.unissula.ac.id

Rosdiana, I. (2010). Analisis faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Insomnia pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya dan Garut

Safitri, W., & Agustin, W., (2015).Pengaruh Terapi Relaksasi Progresif Terhadap Penurunan Tingkat Insomnia pada Lansia di Panti Werda Dharma Bakti Kasih Surakarta.Jurnal kesMaDaSka. 54-60

Sakkas, G., & Karatzaferi, C., (2012). Hemodialysis Fatigue: Just “Simple” Fatigue or a syndrome on its own right?

Saryono.(2008). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

Septiwi, C. (2013). Pengaruh breathing exercise terhadap level fatigue pasien hemodialisis di RSPAD gatot subroto Jakarta. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1

Setyoadi.K. (2011).Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika

(42)

Sulaiman. (2015). Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Fatigue pada Pasien Gagal Ginjal di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Sulistini, R., Yetti, K., & Hariyati, S., (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fatigue pada Pasien yang Menjalano Hemodialisis. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15, 75-82

Sulistini, R. (2010). Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Fatigue pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang. Tesis. Universitas Indonesia

Wijaya, S., & Putri, M., (2013).KMB Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika

Williams, G., Crane, P., Kring, D., (2007). Fatigue in Africa American Woman on Hemodialysis. Nephrology Nursing Journal, 34, 610-644

(43)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian merupakan landasan berpikir peneliti berlandaskan konsep-konsep dan teori-teori yang menggambarkan keterkaitan antar variable penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah fatigue (variable dependen) dan teknik relaksasi otot progresif (variable independen).

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas teknik relaksasi otot progresif terhadap tingkat fatigue pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal & Hipertensi Rasyida Medan.

Skema 1: Kerangka PenelitianEfektifitas Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap Tingkat Fatigue pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani

Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal & Hipertensi Rasyida Medan. Intervensi teknik

relaksasi otot progresif Tingkat fatigue

sebelum diberikan intervensi

(44)

3.2 Definisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1. Tingkat

Fatigue Perasaan subjektif berupa kelelahan yang dirasakan pasien yang menjalani hemodialisis. Memberikan kuisioner sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi otot progresif Kuisioner Piper Fatigue Scale(PFS)den gan menggunakan 22 item pertanyaan. 0= tidak fatigue 1-3= ringan 4-6= sedang 7-10= berat Ordinal

(45)

3.3 Hipotesa Penelitian

1) Tidak ada perbedaan tingkat fatigue (pre test dan post test) yang dilakukan teknik relaksasi otot progresif pada kelompok.

(46)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian adalah quasi eksperimen dengan pre test and post test without control group dengan tujuan untuk mengidentifikasi efektifitas teknik relaksasi progresif terhadap tingkat fatigue pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

Pada desain ini hanya ada kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif dan tanpa ada kelompok pembanding (kelompok kontrol).Sebelumnya pada populasi dilakukan pengukuran awal (pre-test) untuk mengidentifikasi tingkat fatigue.Pre-test dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Setelah dilakukan pre-test, peneliti menentukan kelompok yang terdiri dari 20 orang.Kelompok ini terdiri dari responden sesuai dengan kriteria inklusi dan mengalami fatigue. Kelompok ini akan diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif. Setelah itu peneliti akan melakukan pengukuran terakhir (post-test) pada

(47)

kelompok intervensi untuk mengidentifikasi efektifitas teknik relaksasi otot progresif terhadap tingkat fatigue pada kelompok.

4.2 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Saryono, 2008).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani hemodialisis dibawah satu tahun di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.Berdasarkan jumlah pasien pada bulan Oktober 2015 pasien yang menjalani Hemodialisis dibawah satu tahun sebanyak 150 orang.

4.3 Sampel Penelitian

Sample penelitian adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau melakukan pengamatan/ pengukuran pada suatu unit.Penentuan sampel pada penelitian ini mengacu pada kriteria inklusi dan eklusi. Adapun kriteria sampel untuk penelitian ini adalah:

1) Pasien penyakit ginjal kronik dengan yang telah menjalani hemodialisis < 6 bulan.

2) Pria/ Wanita dewasa berusia 20-60 tahun.

3) Menjalani hemodialisis dengan frekuensi 2x/ minggu.

(48)

Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan purposive sampling.Besar sampel adalah 20 responden.

4.4 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian mulai dilakukan pada bulan September 2015 sampai dengan Juni 2016 dan pengumpulan data dilakukan mulai bulan Maret 2016. Penelitian ini dilakukan di Klinik Spesialis Ginjal & Hipertensi Rasyida Medan.Pertimbangan peneliti memilih lokasi ini karena klinik tersebut hanya menangani pasien yang menjalani hemodialisis sehingga jumlah pasien memadai untuk penelitian ini.

4.5 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari institusi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara serta izin dari Klinik Spesialis Ginjal & Hipertensi Rasyida Medan.

(49)

Data responden yang didapat dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya (confidentiality) dan hanya dipakai untuk kepentingan penelitian. Peneliti tidak menuliskan nama responden (anonymity) pada instrument penelitian dan hanya memberikan kode tertentu untuk mempermudah dalam proses pengumpulan data.

4.6 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner.Kuesioner yang dipakai terdiri dari data demografi dan data tingkat fatigue. Data demografi terdiri dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama menjalani hemodialisis, frekuensi hemodialisis/ minggu, penyakit penyebab hemodialisis, hasil lab, tekanan darah dan berat badan rata-rata selama hemodialisis.

(50)

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat digunakan dalam suatu pengukuran. Suatu instrument dikatakan valid apabila instrument tersebut mengukur apa yang harus diukur. Instrumen PFS memiliki validitas tinggi dengan nilai r hitung< dari r tabel 0.514 dalam degree of freedom yaitu N-2 = 13 (Danismaya, 2008).

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran.Reliabilitas menunjukkan apakah pengukuran menghasilkan data yang konsisten jika instrument digunakan kembali secara berulang.Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alphasecara komputerisasi dan selanjutnya menggunakan SPSS (Statistic Package for The Social Science) Statistics Version 20. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 responden di Ruang Hemodialisa RSUD dr. Pirngadi medan yang sesuai dengan kriteria responden. Suatu instrument dikatakan reliable bila koefisiennya 0.70.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

(51)

hemodialisis.Untuk mendapatkan data tentang tingkat fatigue pasien sebelum dan sesudah teknik relaksasi otot progresif, peneliti menggunakan teknik wawancara (interview) terstruktur dengan menggunakan kuesioner (instrumen) Paper fatigue Scale. Kuesioner ini terdiri dari 22 item pertanyaan dengan menggunakan skala ordinal 1-10. Hasil ukur yang didapat dari jumlah total dari setiap item pertanyaan dapat dikategorikan sebagai berikut:

0 : tidak fatigue

1-3 : fatigue ringan 4-6 : fatigue sedang 7-10 : fatigue berat

Tahapan prosedur pengumpulan data:

1. Sebelum pelaksanaan teknik relaksasi otot progresif a. Tahap pengukuran awal tingkat fatigue (pretest)

Setelah mendapat persetujuan, kemudian dilakukan pengukuran tingkat fatigueresponden yang dilakukan di ruang hemodialisa Klinik Spesialis Ginjal & Hipertensi Rasyida Medan 1-2 minggu sebelum intervensi dilakukan.Setiap responden mendapatkan intervensi teknik relaksasi otot progresif selama 1 bulan dengan jadwal 2x/ minggu sesuai jadwal hemodialisis.

b. Intervensi teknik relaksasi otot progresif

(52)

responden.Setelah mendapat 20 responden, peneliti memberikan inervensi teknik relaksasi otot progresif saat responden sedang menjalani hemodialisis sesuai dengan jadwal hemodialisis responden.Intervensi diberikan selama 15 menit untuk satu kali latihan yang dipimpin oleh peneliti sendiri.

c. Pengkondisian responden

1) Peneliti menjelaskan pengertian dan tujuan dari teknik relaksasi otot progresif.

2) Peneliti memposisiskan responden duduk diatas tempat tidur/ kursi senyaman mungkin.

3) Peneliti membimbing responden untuk melakukan teknik relaksasi otot progresif.

d. Pelaksanaan intervensi teknik relaksasi otot progresif 1) Tahap persiapan

Peneliti memposisikan tubuh respondensenyaman mungkin.Responden diinstruksikan untuk duduk diatas tempat tidur/ tempat duduk dengan rileks.

2) Tahap pelaksanaan

Pada tahapan ini responden melaksanakan teknik relaksasi otot progresif dengan dibimbing langsung oleh peneliti sendiri.

(53)

Pada tahapan ini responden bersiap-siap untuk istirahat kembali.

e. Sesudah intervensi teknik relaksasi otot progresif 1) Tahap pengukuran tingkat fatigue (posttest)

Pengukuran dilakukan di ruang hemodialisa Klinik Spesialis Ginjal & Hipertensi Rasyida Medan1-2 minggu setelah dilakukan intervensi teknik relaksasi otot progresif. 2) Tahap evaluasi

Pada tahapan ini peneliti menanyakan kembali perasaan responden dan menjelaskan bahwa intervensi telah selesai dilakukan.

4.9 Rencana Analisa Data 4.9.1 Pengolahan Data

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengolahan data (Hastono, 009) adalah

1. Editing

(54)

2. Coding

Peneliti mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka, (kode) untuk mempermudah peneliti saat menganalisa data.

3. Scoring

Peneliti memberikan skor pada setiap variabel sesuai dengan jenis data dan pertanyaan.

4. Entry Data

Peneliti memproses data agar dapat dianalisis dengan menggunakan data dari kuesioner dimasukkan secara komputerisasi dan selanjutnya menggunakan SPSS (Statistic Package for The Social Science) Statistics Version 20.

5. Tabulation

Peneliti memeriksa kembali data yang telah dimasukkan agar terbebas dari kesalahan sebelum dilakukan analisa data.

4.9.2 Analisa Data

(55)

Shapiro Wilk. Bila data berdistribusi normal maka menggunakan uji Paired t-test.

(56)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Bab ini akan menguraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang efektifitas teknik relaksasi otot progresif terhadap tingkat fatigue pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal & Hipertensi Rasyida Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di Ruang Hemodialisa Klinik Spesialis Ginjal & Hipertensi Rasyida Medan.Jumlah responden pada penelitian ini adalah 20 orang.

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden

(57)
[image:57.595.147.509.154.564.2]

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Demografi Responden di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Medan (n=20)

Data Demografi Frekuensi (f) Persentase (%) Jenis Kelamin

Laki-laki 10 50

Perempuan 10 50

Usia

21-30 tahun 1 5

31-40 tahun 3 15

41-50 tahun 7 35

51-60 tahun 9 45

Status Pernikahan

Menikah 19 95

Belum Menikah 1 5

Pendidikan Terakhir

SD 2 10

SMP 3 15

SMA 10 50

S1 5 25

Pekerjaan

PNS 2 10

Wirausaha 2 10

Wiraswasta 1 5

IRT 8 40

Tidak Bekerja 7 35

Lama Menjalani Hemodialisis

< 6 bulan 20 100

Frekuensi Hemodialisis/ minggu

2x/ minggu 20 100

Penyakit Penyebab Hemodialisis

Penyakit Ginjal Kronik 20 100

(58)

(50%).Pekerjaan responden paling besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 8 responden (40%).Responden dengan lama menjalani hemodialisis < 6 bulan sebanyak 20 responden (100%). Seluruh responden mempunyai jadwal hemodialisis 2x/ minggu dan penyebab hemodialisis penyakit ginjal kronik yaitu sebanyak 20 responden (100%).

[image:58.595.141.515.364.513.2]

Untuk menambah informasi, maka peneliti melakukan crosstab pada data karakteristik responden dengan tingkat fatigue yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.1.2 – 5.1.9.

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Jenis Kelamin dengan Tingkat Fatigue

Jenis Kelamin Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%) Laki-laki Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 2 0 8 0 20 0 80 Perempuan Tidak Fatigue

(59)
[image:59.595.142.518.143.419.2]

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Usia dengan Tingkat Fatigue

Usia Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%) 21-30 tahun Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 1 0 0 0 100 0 0 31-40 tahun Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 3 0 0 0 100 0 0 41-50 tahun Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 0 6 1 0 0 85,71 14,28 51-60 tahun Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 0 0 9 0 0 0 100

Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Status Pernikahan denganTingkat Fatigue

Status

Pernikahan Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%) Menikah Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 3 6 10 0 15,78 31,57 52,63 Belum Menikah Tidak Fatigue

[image:59.595.139.518.478.631.2]
(60)
[image:60.595.141.516.142.388.2]

Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Pendidikan Terakhir dengan Tingkat Fatigue

Pendidikan Terakhir Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%)

SD Tidak Fatigue Ringan Sedang Berat 0 0 0 2 0 0 0 100 SMP Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 0 2 1 0 0 66,66 33,33 SMA Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 2 3 5 0 20 30 50 S1 Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 2 1 2 0 40 20 40

Tabel 5.1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Pekerjaan dengan Tingkat Fatigue

Pekerjaan Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%)

PNS Tidak Fatigue Ringan Sedang Berat 0 2 0 0 0 100 0 0 Wirausaha Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 0 0 2 0 0 0 100 Wiraswasta Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 0 0 1 0 0 0 100 IRT Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 1 6 1 0 12,5 75 12,5 Tidak Bekerja Tidak Fatigue

[image:60.595.141.517.437.753.2]
(61)
[image:61.595.142.517.151.243.2]

Tabel 5.1.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Lama Menjalani Hemodialisis denganTingkat Fatigue

Lama Menjalani

Hemodialisis Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%) < 6 bulan Tidak Fatigue

Ringan Sedang Berat 0 4 6 10 0 20 30 50

Tabel 5.1.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Frekuensi Hemodialisis/ minggu dengan Tingkat Fatigue

Frekuensi Hemodialisis/

minggu

Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%)

[image:61.595.142.517.451.559.2]

2x/ minggu Tidak Fatigue Ringan Sedang Berat 0 4 6 10 0 20 30 50

Tabel 5.1.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Penyakit Penyebab Hemodialisis dengan Tingkat Fatigue

Penyakit Penyebab Hemodialisis

Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%)

Penyakit Ginjal Kronik Tidak Fatigue Ringan Sedang Berat 0 4 6 10 0 20 30 50

5.1.2 Tingkat Fatigue Pretest

[image:61.595.141.519.686.752.2]

Tingkat fatigue pretest pada responden adalah fatigue ringan, sedang dan berat.

Tabel 5.1.10Tingkat Fatigue Pretest (n=20)

Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%)

Ringan 4 20

Sedang 6 30

(62)

Berdasarkan tabel 5.1.10 tingkat fatigue pretest pada responden adalah fatigue ringan sebanyak 4 responden (20%), fatigue sedang sebanyak 6 responden (30%) dan fatigue berat sebanyak 10 responden (50%).

5.1.3 Tingkat Fatigue Posttest

Tingkat fatigue posttest pada responden adalah tidak fatigue, ringan, dan sedang.

Tabel 5.1.11Tingkat Fatigue Posttest (n=20)

Tingkat Fatigue Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak Fatigue 4 20

Ringan 6 30

Sedang 10 50

Berdasarkan tabel 5.1.11 tingkat fatigueposttest pada responden adalah tidak fatigue sebanyak 4 responden (20%), ringan sebanyak 6 responden (30%) dan sedang 10 responden (50%).

5.1.4 Perbedaan Tingkat Fatigue Pretest dan Posttest

[image:62.595.141.488.609.697.2]

Untuk mengetahui perbedaan tingkat fatiguepretest dan posttest maka dilakukan uji statistic paired t-test dahulu. Hasil yang didapat dilihat pada tabel 5.1.12.

Tabel 5.1.12 Perbedaan Tingkat Fatigue Pretest dan Posttest (n=20) Mean Std. Deviasi Sig. (2-tailed)

Pretest 5,15 2,30

Posttest 2,85 1.95

(63)

Berdasarkan tabel 5.1.12 menunjukkan bahwa nilai rata rata tingkat fatiguesebelum diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif (pretest) pada responden adalah 5,15 dengan standar deviasi 2,30 dan 2,85 setelah diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif (posttest) dengan standar deviasi 1.95.

Perbedaan nilai meanpretest dan posttestpada responden adalah sebesar 2,3. Nilai Sig. (2-tailed) yang diperoleh adalah 0,000. Jika p (0,000) < α (0,05), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara mean tingkat fatigue sebelum dan sesudah diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Demografi Responden

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang mengalami fatigue dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang sama yaitu 10 responden (50%). Mollaoglu (2009) menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih fatigue dibandingkan laki-laki. Perempuan lebih mudah membicarakan tentang penyakit dan masalah yang dialami sehingga mudah mendeteksi terjadinya fatigue.Penelitian Sulistini (2012) menyatakan jumlah laki-laki yang menjalani hemodialisis berjumlah lebih banyak yaitu 63,4% dan tidak memiliki hubungan antara tingkat fatigue dengan jenis kelamin (p=0,914).

(64)

sebelumnya (Sulistianingsih et al, 2011; Sulistiani et al., 2012) yang menyebutkan bahwa sebagian besar pasien yang menjalanihemodialisis berusia 40 tahun keatas dan tidak memiliki hubungan yang signifikan antara tingkat fatigue dengan usia (p=0,086). Hal ini juga senada dengan penelitian Sodikin (2015) menyatakan usia,memiliki p >0.05, yang artinya dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan antara usia dengan kejadian fatigue pasien hemodialisis.

Responden dengan status pernikahan menikah adalah 19 responden (95%). Penelitian Sodikin (2015) menyatakan tidak ditemukan adanya hubungan antara status pernikahan dengan kejadian fatigue pasien hemodialisis.

Responden dengan pendidikan terakhir SMA memiliki jumlah yang besar yaitu 10 responden. Penelitian Sulistini (2012) menyatakanada hubungan tingkat pendidikan dengan fatigue (p=0,040). Pendidikan rendah menyebabkan meningkatnya tingkat fatigue.Pasien dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki kesadaran yang baik untuk memeriksakan kesehatan, sedangkan pendidikan rendah takut untuk menjalani hemodialisis. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Sodikin (2015) menyatakan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan fatigue (p=0,36).

(65)

responden tidak bekerja (79,6%). Penelitian Shapiro (2008) menggambarkan pasien dialisis yang bekerja lebih kelihatan sehat dan lebih berenergi dari pada pasien hemodialisis tidak bekerja, karena dengan bekerja membuat responden merasa lebih baik. Pasien tidak bekerja memiliki level fatigue tinggi.

Responden dengan lama menjalani hemodialisis < 6 bulan dalam penelitian ini sebanyak 20 responden. Hasil penelitian Sulistini (2012) menyatakan bahwa adanya hubungan bermakna lama menjalani hd dengan fatigue (p= 0,019; α= 0, 05). Tingkat fatigueakan berkurang 0,222, jika pasien mengalami penambahan jumlah lama menjalani hemodialisis. Tetapi penelitian lain yaitu penelitian Sodikin (2015) menyatakan bahwa lama menjalani hemodialisis tidak memiliki hubungan dengan fatigue pasien hemodialisis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi hemodialisis responden 2x/ minggu sebanyak 20 responden. Penelitian Sulistini (2012) menyatakan bahwa sebagian besar responden menjalani hemodialisis sebanyak 2x/minggu (98.6%) dan tidak ada hubungan antara tingkat fatigue dengan frekuensi hemodialisis (p=0,679).

(66)

5.2.2 Tingkat Fatigue Pretest

Berdasarkan hasil penelitian pretest 4responden (20%) memiliki tingkat fatigue ringan, 6 responden (30%) dengan fatigue sedang dan 10 responden (50%) dengan fatigue berat.Fatigue yang dirasakan pasien hemodialisis prevalensinya mencapai 60-97% dan merupakan salah satu efek dari hemodialisis yang harus dijalani oleh pasien penyakit ginjal kronik.

Responden dalam penelitian ini mengalami fatigue dengan level yang bervariasi. Fatigue merupakan perasaan subjektif berupa kelelahan.Fatigue yang dialami oleh responden menyebabkan penurunan konsentrasi, malaise, gangguan tidur, gangguan emosional, dan penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari hari.Responden dengan fatiguemengalami perasaan tertekan (stress) sehingga terganggu dalam melakukan kegiatan sehari hari. Responden juga merasakan lemah, lelah, dan tidak bersemangat. Hal ini didukung oleh penelitian Mollaoglu (2009) menyatakan bahwa fatigue yang dirasakan pasien adalah keadaan antara kelelahan dan kepenatan yang pada akhirnya berujung dengan penurunan vitalitas dan energy. Responden biasanya istirahat atau tidur bila sudah merasakan lelah, bahkan responden sudah mengetahui batas kelelahannya sehingga dapat membatasi kegiatan yang dilakukan.

(67)

mampu mengingat nama nama orang yang mereka kenal selama bertahun – tahun dan hal-hal yang baru saja diperbincangkan. Hal tersebut dapat mengganggu hubungan interaksi responden dengan orang lain (social). Konsekuensi dari fatigue yangdialami oleh pasien yang menjalani hemodialisis adalah menghambat sosialisasi, merasaterisolasi, kehilangan waktu bersama keluarga dan kesulitan dalam beraktifitas (Horigan, 2012). Lebih lanjut dampak fatigue dapat menyebabkan penurunan fungsi fisik dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, kualitas hidup yang lebih buruk, dan mengurangi kelangsungan hidup (Bonner, Wellard, & Caltabiano, 2010).

5.2.3 Tingkat Fatigue Posttest

Berdasarkan hasil penelitian pretest 4responden (20%) mengalami tidak fatigue, 6 responden (30%) dengan fatigue ringan dan 10 responden (50%) dengan fatigue sedang.Pemberian intervensi teknik relaksasi otot progresif pada 20 responden berdampak positif setelah dilakukan selama 1 bulan. Hal ini dibuktikan adanya penurunan tingkat fatigue pada semua responden dengan tingkat fatigue yang bervariasi. Perbedaan penurunan tingkat fatigue disebabkan oleh kondisi pasien, frekuensi dan ketekunan responden saat melakukan intervensi teknik relaksasi otot progresif ini.

(68)

yang dirasakan tidak lagi seberat yang dirasakan sebelum diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif.

Responden juga menyatakan merasa tenang dan dapat berkonsentrasi serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari.Hal ini didukung dengan teknik relaksasi otot progresif yang dapat mengurangi ketegangan otot dan membuat tubuh fikiran terasa tenang dan rileks. (Ari, 2010 dalam Dewi, S, Bayhakki dan Misrawati, 2015). Responden sangat senang dengan diberikan teknik relaksasi otot progresif dan dapat melakukannya dirumah dengan sederhana untuk menghilangkan rasa fatigue ini. Responden tidak lagi cenderung tidur untuk menghilangkan fatigue yang dirasakan, karena mereka lebih memilih melakukan teknik relaksasi otot progresif.

5.2.4 Perbedaan Tingkat Fatigue Pretest-Posttest Teknik Relaksasi Otot Progresif

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan, maka didapatkan nilai rata rata tingkat fatiguesebelum diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif (pretest) pada responden adalah 5,15 dengan standar deviasi 2,30 dan 2,85 setelah diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif (posttest) dengan standar deviasi 1.95.

(69)

intervensi teknik relaksasi otot progresif dengan tingkat fatigue setelah diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif. Adanya perbedaan yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa teknik relaksasi otot progresif dapat digunakan sebagai alternative pada pasien yang mengalami fatigue khususnya pasien yang menjalani hemodialisis.

Terjadinya penurunan tingkat fatigue lansia sesudah teknik relaksasi otot progresif didukung juga oleh teori bahwa teknik relaksasi yangdikombinasikan dengan latihan pernapasanyang terkontrol dan rangkaian kontraksiserta relaksasi kelompok otot, dapatmen stimulasi respon relaksasi baik fisikmaupun psikologis. Respon tersebut dikarenakan terangsangnya aktivitas system saraf otonom parasimpatis nuclei rafe yang terletak di separuh bagian bawah pons dandi medula sehingga men

Gambar

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Demografi Responden di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Medan (n=20)
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Jenis Kelamin dengan Tingkat Fatigue
Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Status Pernikahan denganTingkat Fatigue Status
Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Crosstab Pendidikan Terakhir dengan Tingkat Fatigue Pendidikan Terakhir Tingkat  Frekuensi (f) Persentase (%)
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penjelasan/keterangan dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) ini termasuk tanya jawab dari peserta dan panitia pengadaan merupakan bagian dari Dokumen

Pertanyaan kami : Project Manager yang dipersyaratkan apabila berpendidikan Elektro tentunya hanya mempunyai SKA Ahli Madya Teknik Tenaga listrik dan apabila persyaratan

[r]

[r]

[r]

[r]

Sepakbola merupakan cabang olah raga yang populer dan banyak digemari, tapi tidak semua orang mengenal taktik-taktik dalam sepakbola oleh karena itu penulis mencoba membuat