• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Permintaan Wisata dan Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Permintaan Wisata dan Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PERMINTAAN WISATA DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN AGROWISATA CILANGKAP

JAKARTA TIMUR

RINA GUSTIYANA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

ANALISIS PERMINTAAN WISATA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA CILANGKAP JAKARTA TIMUR

TOURISM DEMAND ANALYSIS AND DEVELOPMENT STRATEGY OF AGROWISATA CILANGKAP, EAST JAKARTA

Rina Gustiyanaa)*, Meti Ekayania), Nuvaa)

a) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

ABSTRACT

Agro tourism, as one of types of tourism, is now being potentially developed in Indonesia. This type of tourism is a nature-based area which is more attractive particularly for the urban society. Agrowisata Cilangkap is one of tourisms which is based on nature and sited in East Jakarta. It offers a beauty of nature and fresh air for the visitors in which it would affect a higher tourism demand. Moreover, Agrowisata Cilangkap would have more positive impacts for its environment and society. Nevertheless, it has not been optimally developed yet, especially for water tourism and agrotourism segmentation. In fact, there is a lack of attention in developing both of tourism activities in that area, and also there is no entry fee for the visitors who visit the area. With the open access condition, it tend to damage the resource and environment in the area. Therefore, a study on analyzing tourism demand and development strategy of Agrowisata Cilangkap is needed to conduct. The analysis is done by using econometric model of analysis to analyze the tourism demand, and the SWOT analysis to analyze the development strategy of Agrowisata Cilangkap.

(3)

iii RINGKASAN

RINA GUSTIYANA. Analisis Permintaan Wisata dan Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur. Dibimbing oleh METI EKAYANI dan NUVA.

Bidang pariwisata dikembangkan oleh berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia. Pertumbuhan sektor pariwisata di Indonesia dari tahun ke tahun umumnya mengalami peningkatan. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya angka perjalanan dan pengeluaran oleh wisatawan nusantara. Meningkatnya angka perjalanan dan pengeluaran oleh wisatawan nusantara didukung dengan adanya keanekaragaman kebudayaan serta sumberdaya alam yang ada di Indonesia, sehingga Indonesia sangat potensial dalam berbagai aktivitas wisata. Salah satu jenis wisata yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah wisata agro atau agrowisata.

Agrowisata Cilangkap merupakan salah satu daerah tujuan wisata agro yang berlokasi di Jakarta Timur. Agrowisata ini memiliki permintaan wisata yang tinggi namun masih belum dikembangkan secara optimal. Hal ini ditandai dengan masih minimnya atraksi wisata yang ditawarkan serta masih belum ada tarif masuk. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Agrowisata Cilangkap, (2) menganalisis persepsi pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap saat ini dan persepsi pengunjung terhadap potensi wisata yang dimiliki, (3) mengestimasi tarif yang sesuai untuk kegiatan wisata di Agrowisata Cilangkap, (4) menganalisis alternatif strategi pengembangan yang sebaiknya dilakukan.

Penelitian ini dilaksanakan di Agrowisata Cilangkap yang terletak di Jalan Raya Cilangkap No.45, Cipayung, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa Agrowisata Cilangkap merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki potensi wisata namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan demikian, perlu dilakukan perencanaan upaya pengembangan lebih lanjut yang tepat agar kegiatan wisata dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan deskriptif, analisis regresi linear berganda, analisis willingness to pay (WTP), serta analisis SWOT.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Agrowisata Cilangkap adalah pendapatan, tingkat pendidikan, biaya perjalanan, status pernikahan, dan motivasi kedatangan. Menurut persepsi pengunjung, Agrowisata Cilangkap umumnya dinilai baik. Empat dari enam kategori dinilai baik, yaitu keamanan, kondisi rumah makan, keindahan alam, serta aksesibilitas. Persepsi pengunjung mengenai potensi pengembangan menunjukkan bahwa seluruh reponden menyetujui rencana pengembangan wisata air dan wisata edukasi pertanian. Berdasarkan nilai rataan WTP pengunjung, tarif yang sesuai untuk kegiatan wisata di Agrowisata Cilangkap dengan kondisi saat ini adalah sebesar Rp 4 000.

(4)

iv agrowisata, serta mengoptimalkan daya tarik yang dimiliki dengan memanfaatkan dukungan yang diberikan oleh pemerintah.

(5)

ii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Permintaan Wisata dan Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2013

(6)

v

ANALISIS PERMINTAAN WISATA DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN AGROWISATA CILANGKAP

JAKARTA TIMUR

RINA GUSTIYANA H44070116

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(7)

vi Judul Skripsi : Analisis Permintaan Wisata dan Strategi Pengembangan

Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur

Nama : Rina Gustiyana

NIM : H44070116

Disetujui,

Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc. Nuva, SP, M.Sc. Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui,

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT. Ketua Departemen

(8)

vii UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dengan tulus dan sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua, Bapak (alm. Mulyana) dan Ibu (G. A. Ketut Siti Resmiati) tersayang, yang senantiasa memberikan do’a, dukungan, motivasi, dan kasih

sayang tiada henti. Serta kedua kakak (Kusuma dan Indra) yang selalu memberikan dukungan, dan selalu siap sedia dikala penulis membutuhkan bantuan.

2. Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc (Pembimbing I) dan Nuva, SP, M.Sc (Pembimbing II) selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan waktu, bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

3. Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen penguji utama dan Hastuti, SP, MP, M.Si selaku dosen penguji perwakilan departemen yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak H. Masri, Bapak Amit, Bapak Rodiard Sinaga, dan karyawan/i Agrowisata Cilangkap dan UPT Pusbangnih atas bantuan dan kerjasamanya kepada penulis selama penelitian, serta pohon sirsak yang dihadiahkan kepada penulis.

(9)

viii 6. Hani, Dinda, Yeyen, serta seluruh teman-teman ESL 44 yang tidak dapat

disebutkan satu per satu atas kebersamaan, bantuan, dan motivasinya.

7. Rizki Prasojo, yang senantiasa mendampingi serta memberikan kekuatan, dukungan, dan semangat kepada penulis.

8. Seluruh staf pengajar, staf tata usaha, dan karyawan/i Departemen ESL FEM IPB yang telah banyak membantu penulis pada masa perkuliahan serta proses penyelesaian skripsi.

Bogor, April 2013

(10)

ix KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai permintaan wisata di Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur, serta strategi pengembangan yang sesuai untuk agrowisata ini. Permintaan wisata di Agrowisata Cilangkap dilihat berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata, persepsi dan harapan pengunjung, serta kesediaan membayar pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap. Penelitian mengenai strategi pengembangan yang sesuai dikaji melalui faktor internal serta faktor eksternal yang mempengaruhi berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh Agrowisata Cilangkap.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya pihak yang terkait dengan penelitian ini.

Bogor, April 2013

(11)

x

4.4.1 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata di Agrowisata Cilangkap ... 27

4.4.2 Analisis Persepsi Pengunjung terhadap Agrowista Cilangkap ... 29

4.4.3 Estimasi Tarif yang Sesuai untuk Kegiatan Wisata di Agrowisata Cilangkap ... 29

4.4.4 Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap ... 31

V. GAMBARAN UMUM ... 36

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 36

5.2 Karakteristik Demografi Pengunjung ... 39

5.3 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tujuan dan Motivasi Kedatangan ... 42

5.4 Karakteristik Perjalanan Pengunjung Agrowisata Cilangkap ... 43

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

(12)

xi 6.1.1 Variabel-variabel yang Berpengaruh Nyata terhadap

Permintaan Wisata di Agrowisata Cilangkap ... 46

6.2 Analisis Persepsi Pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap .. 49

6.2.1 Persepsi Pengunjung terhadap Potensi Pengembangan Wisata Air dan Wisata Pertanian ... 53

6.2.2 Harapan Pengunjung terhadap Kondisi dan Penambahan Fasilitas ... 54

6.3 Estimasi Tarif yang Sesuai untuk Kegiatan Wisata di Agrowisata Cilangkap ... 55

6.4 Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap ... 59

6.4.1 Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal ... 61

6.4.2 Analisis SWOT ... 64

6.4.3 Analisis Grand Strategy ... 67

VII. SIMPULAN DAN SARAN ... 72

7.1 Simpulan ... 72

7.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ... 78

(13)

xii DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus) Tahun 2006-2010 . 2

2 Matriks SWOT ... 17

3 Penelitian tentang Persepsi terhadap Kawasan Wisata ... 18

4 Penelitian tentang Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Permintaan Wisata ... 19

5 Penelitian tentang Willingness to Pay terhadap Kawasan Wisata ... 19

6 Penelitian tentang Strategi Pengembangan Kawasan Wisata ... 20

7 Matriks Metode Analisis Data ... 27

8 Analisis Faktor Internal ... 32

9 Analisis Faktor Eksternal ... 33

10 Matriks SWOT ... 33

11 Karakteristik Pengunjung Agrowisata Cilangkap ... 40

12 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tujuan dan Motivasi Kedatangan ... 42

13 Karekteristik Perjalanan Pengunjung Agrowisata Cilangkap ... 44

14 Hasil Analisis Regresi Fungsi Permintaan Agrowisata Cilangkap .. 46

15 Persentase Penilaian Pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap . 50 16 Persepsi Pengunjung tehadap Pengembangan Wisata Air dan Wisata Pertanian ... 54

17 Harapan Pengunjung terhadap Perbaikan Fasilitas ... 55

18 Distribusi Nilai Rataan WTP Responden Agrowisata Cilangkap .... 57

19 Simulasi Jumlah Kunjungan Wisata di Agrowisata Cilangkap ... 58

20 Perkiraan Pendapatan Agrowisata Cilangkap per Tahun dari Tarif Masuk ... 59

21 Analisis Faktor Internal Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap ... 62

22 Analisis Faktor Eksternal Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap ... 63

(14)

xiii DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 24

2 Matriks Grand Strategy ... 34

3 Kondisi Toilet dan Rumah Makan ... 52

(15)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Fungsi Permintaan

(16)

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia memicu pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, seperti sektor industri, perdagangan, pertanian, dan juga pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada total penerimaan devisa di Indonesia dari sektor pariwisata pada tahun 2010 sebesar 7603,45 dollar Amerika atau menempati urutan ke-4 devisa komoditas ekspor (Sagara, 2012). Yoeti (2008) menyatakan bahwa sektor pariwisata berfungsi sebagai katalisator pembangunan sekaligus dapat mempercepat proses pembangunan itu sendiri. Sektor pariwisata di suatu daerah antara lain akan sangat berperan dalam memperluas kesempatan kerja dan usaha, mempercepat pemerataan pendapatan, meningkatkan penerimaan pajak negara retribusi daerah, serta meningkatkan devisa dan pendapatan nasional.

World Bank (2012) menyebutkan bahwa pengeluaran di bidang pariwisata di dunia pada tahun 2011 mencapai 947 milyar dollar Amerika. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pariwisata memiliki kontribusi penting dalam ekonomi dunia. Pariwisata dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan ekonomi dan salah satu industri terbesar dan tercepat pertumbuhannya, serta penyedia lapangan pekerjaan terbesar (sekitar 10%) dari seluruh pekerjaan di tingkat global (McLaren, 1998).

(17)

2 pertumbuhan pariwisata di Indonesia ialah meningkatnya angka perjalanan dan pengeluaran oleh wisatawan nusantara dari tahun 2006 hingga tahun 2010. Peningkatan angka perjalanan dan pengeluaran oleh wisatawan nusantara tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus) Tahun 2006 - 2010

Tahun Jumlah Wisnus

Sumber : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

Meningkatnya angka perjalanan dan pengeluaran oleh wisatawan nusantara didukung dengan adanya keanekaragaman kebudayaan serta sumberdaya alam yang ada di Indonesia, sehingga Indonesia sangat potensial untuk megembangkan berbagai aktivitas wisata. Jenis wisata yang berkembang di Indonesia diantaranya adalah wisata agro, wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata kuliner, wisata religi, wisata belanja, dan wisata sejarah.

(18)

3 keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik kuat sebagai wisata agro (Departemen Pertanian, 2004). Semua aspek tersebut memiliki peluang besar untuk menjadi andalan dalam perekonomian Indonesia.

Menurut keputusan bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. 204/KPTS/HK050/4/1989 dan No. KM.47/PW.004/MPPT-89 tanggal 6 April 1989 bahwa agrowisata adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha di bidang agro yang dilakukan secara terus-menerus (Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, 2009). Dengan kata lain, agrowisata merupakan bentuk pariwisata yang memanfaatkan usaha agro atau agribisnis sebagai objek wisata dimana wisata yang dilakukan selain untuk rekreasi tetapi juga dapat menambah pengetahuan bagi wisatawan yang mengunjunginya.

(19)

4 pemandangan yang buruk, dan memberikan keindahan sehingga dapat dijadikan tempat rekreasi, serta sebagai laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian (Irwan, 2008). Hutan kota diharapkan dapat mengatasi masalah lingkungan di perkotaan dengan menyerap hasil negatif yang disebabkan oleh aktivitas kota. Saat ini, lahan hijau di wilayah DKI Jakarta semakin berkurang akibat pembangunan, dimana hal ini juga berdampak pada peningkatan pencemaran udara, padahal Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 mensyaratkan bahwa sebuah kota harus memiliki RTH minimal sebesar 30% dari total luas kota secara keseluruhan (Joga, 2011).

Berdasarkan hal tersebut, maka pengembangan Agrowisata Cilangkap secara optimal dapat memenuhi dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi lingkungan untuk menjaga siklus hidrologi dan menjaga kualitas udara serta fungsi ekonomi sebagai daerah tujuan wisata yang dapat memberikan dampak ekonomi terhadap pengelola, pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, penting bagi setiap pihak yang terkait untuk mengembangkan Agrowisata Cilangkap secara optimal dan tetap mempertahankan keberadaannya.

1.2. Perumusan Masalah

(20)

5 sebaliknya dari kegiatan wisata yang dijalankan akan memberikan pendapatan yang dapat digunakan kembali untuk memelihara sumberdaya alam dan lingkungan agar tetap lestari (Departemen Pertanian, 2004).

Kebun Bibit Cilangkap adalah salah satu daerah tujuan wisata agro yang terdapat di wilayah Jakarta yang dikenal sebagai Agrowisata Cilangkap. Kawasan agrowisata ini terletak di Cipayung, Jakarta Timur, dengan luas ±19,5 hektar. Berbagai jenis tanaman budidaya seperti tanaman hias, jamur, anggrek, sayur-sayuran, dan buah-buahan dikembangkan dan dibudidayakan di Agrowisata Cilangkap. Selain pembudidayaan tanaman, Agrowisata Cilangkap juga menyediakan sarana lain seperti rumah makan, area memancing, taman bermain anak-anak, waduk, dan joging track, yang mendukung berbagai aktifitas wisata.

Pembangunan agrowisata ini ditujukan sebagai pusat pengembangan tanaman hidroponik dan tanaman holtikultura. Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta menyatakan bahwa pengembangan teknologi hidroponik di Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu bentuk impementasi internal terhadap aplikasi Peraturan Daerah No. 8 tahun 2004 tentang pengendalian mutu dan komoditas hasil pertanian di DKI Jakarta, sehingga diharapkan pangan yang masuk ke Jakarta adalah pangan yang sehat dan aman (Kementerian Komunikasi dan Informasi, 2009). Di samping sebagai pusat pengembangan tanaman hidroponik, agrowisata ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif daerah tujuan wisata bagi pengunjung yang datang.

(21)

6 agrowisata ini diminati oleh cukup banyak pengunjung. Agrowisata Cilangkap belum mendata jumlah pengunjung secara resmi, namun menurut pengelola, pada umumnya pengunjung ramai saat akhir pekan dan diperkirakan mencapai 300 orang. Pengunjung yang datang biasanya menghabiskan waktu terutama untuk melakukan kegiatan olahraga, dan juga terdapat pengunjung yang datang untuk berekreasi serta menikmati suasana yang tenang dan asri.. Akan tetapi, kondisi Agrowisata Cilangkap saat ini masih open access dan hingga saat ini Agrowisata Cilangkap masih belum memiliki tarif masuk bagi pengunjung yang datang. Pengunjung hanya dikenakan biaya parkir sebesar Rp 2 000 untuk yang membawa kendaraan bermotor. Kondisi open access tersebut dikhawatirkan akan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan yang ada pada kawasan Agrowisata Cilangkap.

(22)

7 Sebagai tempat tujuan wisata yang masih belum dikembangkan secara optimal, maka strategi yang tepat sangat diperlukan dalam proses pengembangan Agrowisata Cilangkap. Hal ini bertujuan agar lingkungan yang ada pada agrowisata tersebut tetap lestari dan kegiatan wisata dapat berjalan secara berkelanjutan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan permasalahan yang akan dianalisa dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana permintaan wisata di Agrowisata Cilangkap berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya?

2. Bagaimana kondisi Agrowisata Cilangkap saat ini dan potensi pengembangannya?

3. Berapa besar tarif yang sesuai untuk kegiatan wisata di Agrowisata Cilangkap?

4. Bagaimana alternatif strategi pengembangan yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Agrowisata Cilangkap?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk:

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Agrowisata Cilangkap.

2. Menganalisis persepsi pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap saat ini dan persepsi pengunjung terhadap potensi yang dimiliki Agrowisata Cilangkap apabila potensi wisata yang ada dikembangkan.

(23)

8 4. Menganalisis alternatif strategi pengembangan yang sebaiknya dilakukan oleh

pihak pengelola Agrowisata Cilangkap. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan terbatas pada:

1. Responden yang dipilih adalah wisatawan yang sedang berkunjung pada saat penelitian berlangsung dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

2. Persepsi pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap merupakan persepsi pada saat dilakukannya penelitian yaitu selama bulan Agustus hingga Oktober 2011.

3. Tarif yang akan didapatkan terbatas pada nilai rataan kesediaan membayar (willingness to pay) pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap.

4. Strategi pengembangan yang diambil didapatkan berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada Agrowisata Cilangkap yang diidentifikasikan melalui informasi dari stakeholder terkait.

1.5. Manfaat Penelitian

(24)
(25)

10 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia dan menghidupkan berbagai bidang usaha (Ismayanti, 2010), dimana Suwantoro (2004) menyatakan bahwa berpariwisata adalah suatu proses perginya seseorang menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya, dapat bersifat sementara maupun dalam jangka waktu yang lama. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Kegiatan pembangunan di bidang pariwisata pasti memiliki tujuan dan manfaat dari kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, disebutkan bahwa tujuan pembangunan pariwisata adalah: 1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; 2) meningkatkan kesejahteraan rakyat; 3) menghapuskan kemiskinan; 4) mengatasi pengangguran; 5) melestarikan alam, lingkungan, dan sumberdaya; 6) memajukan kebudayaan; 7) mengangkat citra bangsa; 8) memupuk rasa cinta tanah air; 9) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; 10) mempererat persahabatan antar bangsa.

(26)

11 sektor lain; 8) memperluas wawasan nusantara, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Ismayanti (2010) mengatakan bahwa pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan. Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisatan dijelaskan bahwa:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, serta pengusaha.

5. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggara pariwisata.

(27)

12 7. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

2.2. Agrowisata

Agrowisata atau agroturisme adalah suatu bentuk pariwisata yang memanfaatkan usaha agro atau agribisnis sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan wisata di bidang pertanian (Departemen Pertanian, 2004). Menurut Arifin (2001) agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai buah tangan.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan, atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Pada prinsipnya, agrowisata merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang paling penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam (Departemen Pertanian, 2004).

(28)

13 Agrowisata dalam bentuk ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utamanya berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar. Teknologi budidaya dan pasca panen, komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dibagi menjadi dua (Departemen Pertanian, 2004), yaitu:

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Agrowisata ruangan terbuka alami dilakukan pada areal dimana kegiatan yang dilakukan dalam obyek wisata tersebut adalah murni kegiatan pertanian sehari-hari yang biasa dilakukan tanpa rekayasa apapun. Atraksi-atraksi yang ditampilkan adalah usaha pertanian yang dilakukan petani setempat yang dapat lebih ditonjolkan tetapi tidak mengurangi estetika alaminya. Fasilitas pendukung kenyamanan wisatawan tetap disediakan selama tidak bertentangan dengan kultur alami yang ada.

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

(29)

14 alam dan usaha pertanian yang dilakukan sangat dominan. Fasilitas pendukung untuk agrowisata ini tetap disediakan asal tidak mengganggu ekosistem alaminya. Fungsi manajemen dapat dijalankan oleh suatu pengelola namun untuk atraksi pertanian tetap dijalankan oleh petani lokal.

Pengelolan areal wisata agrowisata juga dapat memberikan manfaat. Menurut Tirtawinata dan Fachruddin (1999) manfaat dari agrowisata adalah untuk meningkatkan konservasi lingkungan, meningkatkan nilai estetika, dan memberikan nilai rekreasi. Kegiatan agrowisata juga dapat meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mendapatkan keuntungan ekonomi. Menurut Sulistyantara (1990), agrowisata yang dikembangkan di daerah perkotaan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Agrowisata melibatkan tegaknya tanaman (vegetasi) dapat memberikan manfaat dalam perbaikan kualitas iklim mikro.

2. Pengembangan agrowisata ikut menjaga kelestarian lingkungan hidup perkotaan selain memperbaiki iklim mikro, juga menjaga siklus hidrologi, dan mengurangi erosi.

3. Kegiatan agrowisata akan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan perkotaan yang pada akhirnya akan menunjang kesehatan penggunanya. 4. Obyek agrowisata dapat memberikan karya lingkungan yang estetis jika

dikelola dengan baik.

5. Agrowisata dapat menjadi sumber masukan bagi perorangan, swasta, maupun pemerintah daerah.

(30)

15 pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), sumberdaya alam, transportasi, promosi, dan kelembagaan.

2.3. Permintaan Wisata

Wahab (2003) mengatakan bahwa permintaan pariwisata dapat dibagi menjadi permintaan potensial dan permintaan aktual. Permintaan potensial adalah sejumlah orang yang memenuhi unsur-unsur pokok suatu perjalanan dan dalam kondisi siap untuk berpergian. Permintaan aktual atau nyata adalah orang-orang yang secara nyata berpergian ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Douglas (1970) permintaan rekreasi adalah banyaknya kesempatan rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat atau gambaran keseluruhan partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan, bila fasilitas-fasilitas yang tersedia cukup memadai dan dapat memenuhi keinginan masyarakat.

(31)

16 yang menentukan permintaan khususnya (specific demand) untuk dijadikan dasar dalam perencanaan pemasaran dan promosi pariwisata.

2.4. Konsep Willingness to Pay (WTP)

Sumberdaya alam dan lingkungan pada dasarnya adalah jenis barang yang tidak memiliki pasar secara nyata dan tidak memiliki harga pasar. Tidak memiliki harga pasar bukan berarti harga tersebut tidak ada. Menurut Fauzi (2006), nilai sumberdaya alam dan lingkungan dapat ditentukan melalui teknik valuasi ekonomi sumberdaya yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang menentukan nilai sumberdaya berdasarkan willingness to pay (keinginan membayar) melalui model yang dikembangkan. Kelompok yang

kedua adalah menentukan nilai sumberdaya berdasarkan willingness to pay yang berasal dari survei atau wawancara langsung kepada responden. Sebagian tahap yang dapat dilakukan dalam menentukan nilai WTP adalah sebagai berikut (Fauzi, 2006):

1. Membuat Hipotesis Pasar

Pada tahap pertama ini merupakan proses membangun pasar hipotesis mengenai sumberdaya yang akan dievaluasi. Hipotesis pasar menggunakan alat bantu berupa kuesioner.

2. Mendapatkan Nilai Lelang (Bids)

(32)

17 3. Menghitung Rataan WTP

Nilai rataan WTP yang dimaksud diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai WTP yang diberikan oleh setiap responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden.

Penentuan nilai WTP ini juga memiliki kelemahan dalam pelaksanaanya. Kelemahan yang dimaksud adalah bias (Fauzi, 2006). Bias dapat terjadi apabila terdapat nilai overstate maupun understate dari nilai sebenarnya.

2.5. Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Waeknesses, Opportunities, Threats) dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi profit dan non profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif (Fahmi, 2010). Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Alat yang biasa dipakai untuk menyususn faktor-faktor strategis perusahaan ialah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan.

Tabel 2. Matriks SWOT

IFAS

EFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

TREATHS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

(33)

18 Pada analisis SWOT, matriks tersebut akan menghasilkan empat set kemungkinan alternatif dari strategis, yaitu:

a. Strategi SO: Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST: Strategi ini dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO: Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara memunimalkan kelemahan.

d. Strategi WT: Strategi ini didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis telah banyak dijumpai. Beberapa penelitian tersebut diantaranya adalah:

1. Penelitian mengenai persepsi pengunjung terhadap kawasan wisata oleh Hermalinda (2010) di Kawasan Wana Wisata Curug Cilember. Ringkasan penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penelitian tentang Persepsi terhadap Kawasan Wisata

Nama

Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan

Hermalinda Penilaian Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Wana Wisata Curug Cilember terhadap Masyarakat Lokal.

Persepsi pengunjung terhadap sarana dan prasarana, kebersihan, serta pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember secara keseluruhan berada pada kondisi baik. Wisatawan menilai bahwa dalam pengelolaan wana wisata yang paling penting adalah sarana transportasi.

(34)

19 Tabel 4. Penelitian tentang Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap

Permintaan Wisata

Nama

Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan

Novianty Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata dan

Dampak Ekonomi

Kawasan Wisata

Galunggung Tasikmalaya.

Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan adalah biaya perjalanan, jarak tempuh, jumlah anggota keluarga, dan hari kunjungan. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi adalah pendapatan, usia, lama pendidikan, aksesibilitas, waktu tempuh, dan pembelian souvenir. Firandari Analisis Permintaan dan

Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan Metode Biaya Perjalanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan PSG-3 secara signifikan adalah faktor biaya perjalanan, lama mengetahui keberadaan PSG-3 dan jarak tempuh. Faktor biaya perjaanan dan jarak tempuh berpengaruh negatif, sedangkan lama mengetahui PSG-3 berpengaruh positif.

3. Penelitian mengenai Willingness to Pay masyarakat terhadap daerah tujuan wisata oleh Amanda (2009) dan Mita (2011). Pada penelitian Mita (2011) terdapat sedikit perbedaan karena penelitian yang dilakukan merupakan penetapan tarif pada kawasan wisata yang telah disegmentasi. Ringkasan penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Penelitian tentang Willingness to Pay terhadap Kawasan Wisata

Nama

Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan

Amanda Analisis Willingness to Pay

Pengunjung Objek Wisata Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan.

Sebanyak 81% responden (34 orang) bersedia untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. Nilai rata-rata WTP pengunjung Danau Situgede sebesar Rp 3 588.24.

Mita Segmentasi Tarif Masuk

Kawasan Wisata

(35)

20 4. Penelitian mengenai strategi pengembangan wisata oleh Hartono (2008) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Setyadi (2010) di kawasan Perkampungan Budaya Betawi. Ringkasan penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penelitian tentang Strategi Pengembangan Kawasan Wisata

Nama

Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan

Hartono Strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

(TNGGP) dalam

Pengembangan Promosi Kegiatan Ekowisata.

Berdasarkan metode SWOT yang digunakan, diketahui bahwa posisi strategi TNGGP dalam promosi ekowisata berada pada sel kuadran ke-2 (-0.19;0.58) dalam Matriks Grand Strategy. Hal ini berarti strategi yang dapat dikembangkan adalah stability strategy. Bentuk strategi yang diterapkan dalam konteks promosi adalah meningkatkan kerjasama dengan mitra-mitra TNGGP dan memilih media promosi yang tepat untuk mempromosikan ekowisata di TNGGP baik kepada pengunjung maupun kepada mitra-mitra.

Setyadi Strategi Pengembangan

Kawasan Wisata

Perkampungan Budaya

Betawi Kecamatan

Jagakarsa Jakarta Selatan.

(36)
(37)

22 III. KERANGKA PEMIKIRAN

Agrowisata Cilangkap merupakan kawasan wisata agro yang terletak di Jakarta Timur. Keberadaan agrowisata ini juga memiliki fungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2008), secara umum fungsi RTH dapat dibagi menjadi empat aspek, yaitu aspek ekologi, sosial budaya, ekonomi, dan estetika. Berdasarkan aspek ekologi, Agrowisata Cilangkap memberikan manfaat terhadap lingkungan berupa penjagaan kelestarian lingkungan hidup perkotaan, memperbaiki iklim mikro, menjaga siklus hidrologi, dan mengurangi erosi (Sulistyantara, 1990). Fungsi Agrowisata Cilangkap juga dapat dilihat dari aspek sosial dan budaya, yaitu sebagai wadah bagi masyarakat untuk berkumpul dan rekreasi. Kegiatan sosial budaya yang dilakukan tersebut juga dapat menumbuhkan aspek ekonomi yang berasal dari aktivitas wisata yang dilakukan di Kawasan Agrowisata Cilangkap.

(38)

23 pengelola untuk menentukan kebijakan pengembangan Agrowisata Cilangkap selanjutnya.

Adanya permintaan wisata ke Agrowisata Cilangkap belum diimbangi dengan sistem pengelolaan yang optimal. Hal ini ditandai dengan belum diberlakukannya tarif masuk dan masih terbatasnya sarana dan prasarana serta atraksi wisata yang ditawarkan. Kondisi open access dengan tingginya angka permintaan akan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan yang ada pada kawasan wisata ini. Oleh karena itu, diperlukan penetapan tarif masuk bagi pengunjung yang datang. Pada penelitian ini, penetapan tarif didasarkan pada besar kesediaan membayar (willingness to pay) pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap. Apabila tingkat willingness to pay pengunjung telah diketahui maka pihak pengelola dapat menyesuaikan tarif yang akan diberlakukan. Tarif yang diterima oleh pengelola merupakan salah satu sumber pemasukan yang dapat digunakan kembali untuk kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kualitas lingkungan serta pengembangan agrowisata yang berkelanjutan.

(39)

24 Berdasarkan penjelasan di atas, diharapkan tercapai sistem pengelolaan yang optimal bagi Agrowisata Cilangkap. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian --- = Objek penelitian

Pengembangan Wisata Agro Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Rata-rata Willingness to

(40)

25 IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Agrowisata Cilangkap yang terletak di Jalan Raya Cilangkap No.45, Cipayung, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Agrowisata Cilangkap merupakan daerah tujuan wisata yang masih dalam tahap pengembangan dan belum dikelola secara optimal. Daerah tujuan wisata ini memiliki potensi yang masih belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga perlu dilakukan perencanaan upaya pengembangan lebih lanjut yang tepat agar kegiatan wisata dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Pengambilan data di kawasan Agrowisata Cilangkap dilakukan selama bulan Agustus hingga Oktober 2011. Pengolahan dan analisis data dilaksanakan selama bulan Desember 2011 hingga Januari 2013.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survei dan wawancara dengan responden pengunjung melalui kuesioner dan wawancara secara mendalam (in-depht interview) kepada informan (key person) atau pihak terkait, yaitu pengelola

(41)

26 (Kemkominfo), dan World Bank. Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh selanjutnya diolah secara kualitatif maupun kuantitatif.

4.3. Metode Pengambilan Data

Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari hasil wawancara kepada responden dan informan (key person). Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh responden pengunjung adalah dengan metode non-probability sampling yaitu setiap unsur populasi tidak memiliki kesempatan yang

sama untuk dipilih sebagai responden (Nasution, 2007). Populasi yang dimaksud adalah pengunjung yang datang untuk berwisata di Agrowisata Cilangkap. Responden yang dipilih yaitu responden dengan keadaan sehat jasmani dan rohani, usia cukup (minimal 16 tahun), mudah ditemui, dan bersedia untuk diwawancara. Jumlah responden yang diambil adalah 60 orang.

Pada tahap melakukan wawancara kepada pihak informan (key person) atau stakeholder menggunakan metode snowball sampling dimana key person yang diambil berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari key person sebelumnya. Metode ini berjalan efektif apabila populasi yang ada tidak dalam jumlah yang besar (Nasution, 2007).

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

(42)

27 Tabel 7. Matriks Metode Analisis Data

No. Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data

1. Menganalisis

faktor-3. Mengestimasi tarif yang sesuai untuk

4.4.1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata di Agrowisata Cilangkap

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil dari analisis kemudian diperoleh persamaan seperti berikut ini:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + ε

Dimana :

Y = Jumlah kunjungan ke objek wisata (frekuensi kunjungan) X1 = Pendapatan responden (Rp/bulan)

X2 = Usia responden (tahun)

X3 = Tingkat pendidikan responden (tahun)

X4 = Jarak tempuh ke lokasi wisata (km)

(43)

28 X6 = Biaya perjalanan wisata (Rp/orang)

X7 = Status pernikahan responden (0 = belum menikah, 1 = sudah menikah)

X8 = Motivasi kedatangan (0 = selain olahraga, 1 = olahraga) ε = Error

b0 = Konstanta

b1-b8 = Koefisien regresi untuk faktor X1-X8

Variabel-variabel di atas dipilih berdasarkan teori, penelitian terdahulu, dan observasi di lapang. Adapun hipotesis dari persamaan di atas adalah sebagai berikut:

1. Variabel pendapatan, tingkat pendidikan, lama di lokasi wisata, status pernikahan, dan motivasi kedatangan diduga memiliki pengaruh positif terhadap jumlah kunjungan. Hal tersebut berarti bahwa setiap kenaikan pendapatan, tingkat pendidikan, dan lama di lokasi wisata, serta pengunjung yang telah menikah dan pengunjung dengan motivasi berolahraga akan cenderung meningkatkan jumlah kunjungan wisata.

2. Variabel usia, jarak tempuh, dan biaya perjalanan diduga berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan wisata ke Agrowsata Cilangkap. Hal tersebut berarti bahwa setiap kenaikan usia, jarak tempuh, dan biaya perjalanan akan menurunkan jumlah kunjungan ke Agrowisata Cilangkap.

Menurut Juanda (2009), model regresi linier berganda didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut :

a. Spesifikasi model ditetapkan seperti dalam persamaan umum regresi linier berganda.

b. Peubah Xk merupakan peubah non-statistik (fixed), artinya sudah ditentukan,

(44)

29 c. Komponen sisaan εi mempunyai nilai harapan sama dengan nol, dan ragam

konstanta untuk semua pengamatan i. E(εi) = 0 dan Var(εi) = σ2.

d. Tidak ada hubungan atau tidak ada korelasi antar sisaan sehingga Cov(εi,εj) = 0, untuk i ≠ j.

e. Komponen sisaan menyebar normal.

4.4.2. Analisis Persepsi Pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap

Analisis persepsi pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi yang ditimbulkan masyarakat terhadap Agrowisata Cilangkap berdasarkan pengamatan yang dilakukan setelah para pengunjung melihat dan merasakan kondisi di kawasan tersebut. Data yang diperoleh akan diolah untuk mendapatkan nilai persentase dari jumlah keseluruhan pada setiap kategori tertentu. Setelah dilakukan analisis kuantitatif kemudian akan dianalisis secara kualitatif deskriptif. Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang diperoleh. Adapun persepsi yang dinilai oleh responden adalah mengenai keindahan alam, aksesibilitas, kebersihan, keamanan, keberadaan serta kondisi toilet dan rumah makan. Selain itu, responden juga memberi penilaian terhadap potensi yang terdapat pada Agrowisata Cilangkap apabila dikembangkan dengan dibuat wisata air dan wisata pertanian.

4.4.3. Estimasi Tarif yang Sesuai untuk Kegiatan Wisata di Agrowisata Cilangkap

(45)

30 1. Membuat Hipotesis Pasar

Pasar hipotetis yang dibangun akan dibentuk berdasarkan kondisi yang ada di lapangan. Agrowisata Cilangkap merupakan daerah tujuan wisata yang masih dalam tahap pengembangan dan perlu dilakukan sistem pengelolaan secara optimal. Oleh karena itu, penetapan tarif perlu untuk diberlakukan. Responden yang diwawancara harus mengetahui dengan baik barang dan jasa lingkungan yang akan dinilai. Pasar hipotetis yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SKENARIO

(46)

31 2. Mendapatkan Nilai Lelang (Bids)

Nilai lelang ini didapatkan dengan menggunakan metode close-ended question. Metode ini dipilih untuk memudahkan dalam pengestimasian nilai

WTP responden. Nilai WTP yang ditawarkan berkisar antara Rp 3 000 sampai dengan Rp 10 000. Nilai ini ditetapkan dengan dasar kisaran harga tiket masuk kawasan wisata yang sejenis dengan Agrowisata Cilangkap yaitu kawasan wisata Perkampungan Budaya Betawi (PBB) dan Taman Buah Mekarsari. Harga tiket masuk di PBB adalah sebesar Rp 4 500 dan Taman Buah Mekarsari sebesar Rp 15 000.

3. Menghitung Rataan WTP

Nilai lelang yang diperoleh kemudian dihitung rataannya sehingga mendapatkan nilai rataan WTP. Penghitungan nilai dugaan WTP ditentukan dengan rumus:

Dimana:

∑ WTP = Dugaan rataan WTP (rupiah) Wi = Nilai WTP ke-i

n = Jumlah responden yang bersedia membayar (orang) i = Responden ke-i yang bersedia membayar tarif masuk

(i = 1, 2, …, k)

4.4.4. Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap

(47)

32 kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) (Rangkuti,2008).

Data dianalisis dengan menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan), dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) sehingga menghasilkan kemungkinan alternatif strategi pengembangan potensi wisata di Agrowisata Cilangkap. Pengisian tabel internal maupun eksternal dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan berdasarkan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman).

2. Menentukan data faktor internal IFAS (Internal Factors Analysis Summary). Data yang telah diklasifikasikan menjadi faktor internal diberikan bobot pada setiap data tersebut, dimulai dari skala 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) berdasarkan seberapa besar pengaruh faktor tersebut terhadap Agrowisata Cilangkap. Jumlah dari semua bobot yang diberikan tidak boleh lebih dari skor 1,00. Kemudian setiap data tersebut juga diberikan rating mulai dari yang paling berpengaruh (diberikan nilai 4) hingga yang tidak berpengaruh (diberikan nilai 1). Setiap bobot lalu dikalikan dengan rating untuk memperoleh faktor pembobotan (bobot*rating). Hasil yang diperoleh akan menunjukkan rating dari unsur internal (Tabel 8).

Tabel 8. Analisis Faktor Internal

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot*Rating

(Skor)

Kekuatan (Strengths)

Kelemahan (Weaknesses)

Total

(48)

33 3. Menentukan data faktor eksternal EFAS (External Factors Analysis Summary) dengan melakukan perlakuan yang sama seperti saat menentukan IFAS terhadap setiap data yang diperoleh (Tabel 9).

Tabel 9. Analisis Faktor Eksternal

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot*Rating

(Skor)

Peluang (Opportunities)

Ancaman (Threats)

Total

Sumber : Rangkuti (2008)

4. Setelah melakukan penyusunan data melalui faktor internal dan faktor eksternal kemudian membandingkan kedua faktor tersebut. Tujuannya adalah untuk menghasilkan rumusan arahan strategi pengembangan potensi wisata di Agrowisata Cilangkap dengan pendekatan Matriks SWOT (Tabel 10).

Tabel 10. Matriks SWOT

IFAS

EFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Sumber : Rangkuti (2008)

(49)

34 Sumber : Rangkuti (2008)

Gambar 2. Matriks Grand Strategy

Pada Matriks Grand Strategy terdapat empat kuadran yang masing-masing kuadran memiliki spesifikasi tersendiri dalam upaya yang harus dilakukan selanjutnya. Penjelasan dari setiap kuadran adalah sebagai berikut: a. Kuadran 1 (mendukung strategi agresif)

Situasi ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat meningkatkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

b. Kuadran 2 (mendukung strategi diversifikasi)

(50)

35 c. Kuadran 3 (mendukung strategi turn-arround)

Situasi ini menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi pada lain pihak juga menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi yang harus dilakukan adalah dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi masalah.

d. Kuadran 4 (mendukung strategi defensif)

(51)

36 V. GAMBARAN UMUM

5.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Secara administratif, Agrowisata Cilangkap terletak di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Kotamadya Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Agrowisata ini memiliki luas secara keseluruhan sebesar ± 19,5 ha. Secara astronomis, tempat wisata ini berada pada titik koordinat 6°20'25” LS dan 106°54'4” BT. Kawasan ini mudah dijangkau karena terletak di pinggir Jalan Raya Cilangkap dan dilalui oleh kendaraan umum. Jalan raya tersebut merupakan jalan arteri sekunder dengan kondisi jalan yang baik.

Kawasan Kebun Bibit Cilangkap sudah berdiri sejak tahun 1991, namun baru ditetapkan menjadi Agrowisata pada tahun 2001 sesuai dengan SK Gubernur No. 3180 tahun 2001 (Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, 2009). Agrowisata Cilangkap dikelola oleh UPT Pusat Pengembangan Benih Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Kehutanan (Pusbangnih) yang dahulu bernama Balai Benih Induk (BBI).1 Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah dengan dibangunnya agrowisata ini adalah konsep wisata berwawasan lingkungan yang dapat menunjang pembangunan pertanian dan kehutanan perkotaan. Selain itu juga untuk membangun obyek wisata agro yang memiliki fungsi pelayanan lingkungan, agribisnis dan rekreasi yang unik, membina kelompok asosiasi agribisnis dan masyarakat dalam pembangunan agrowisata, serta membina peluang usaha agrowisata kepada koperasi, asosiasi, kelompok tani, dan perorangan dalam pembangunan agrowisata.

(52)

37 Agrowisata Cilangkap merupakan pusat pengembangan tanaman holtikultura dan juga pusat pengembangan tanaman hidroponik. Di samping sebagai fungsi utamanya tersebut, agrowisata ini juga mempunyai daya tarik wisata berupa keindahan alam dan suasana lingkungan di kawasan ini sangat asri dengan berbagai tanaman yang tumbuh. Ditambah lagi dengan adanya waduk dengan kedalaman 7 meter yang bersih dan terawat yang menambah kesegaran dan keindahan pemandangan yang ada di dalam Agrowisata Cilangkap. Di wilayah perkotaan seperti Jakarta saat ini yang penuh dengan pembangunan dan udara yang mulai kurang bersih, lingkungan yang asri menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di Jakarta.

(53)

38 Selain fasilitas-fasilitas yang telah disebutkan di atas, agrowisata ini juga memiliki sarana dan prasarana pendukung untuk memperlancar kegiatan wisata yang dijalani. Sarana dan prasarana tersebut diantaranya, kantor dan aula kantor, rumah makan, mushola, toilet, tempat parkir. Kantor yang berada tidak jauh dari pintu utama ini dapat menjadi pusat informasi bagi pengunjung yang ingin mengetahui informasi lebih banyak tentang Agrowisata Cilangkap. Aula kantor yang disediakan dapat dijadikan balai pertemuan atau pemberian informasi kepada pengunjung yang datang secara berkelompok setelah melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak pengelola. Mushola di kawasan Agrowisata Cilangkap memiliki kondisi yang baik, namun mushola ini adalah mushola karyawan yang terletak di belakang kantor pusat pengembangan hidroponik, dengan lokasi yang tidak terlihat membuat pengunjung kurang mengetahui keberadaan mushola tersebut. Toilet disediakan di dekat lokasi pemancingan, hanya saja toilet yang ada masih kurang memadai sehingga membuat pengunjung kurang nyaman untuk menggunakannya. Tempat parkir berada di samping pintu masuk, dengan lahan parkir yang cukup luas sehingga dapat menampung cukup banyak kendaraan pengunjung. Rumah makan yang terdapat di agrowisata ini memiliki lokasi yang berdekatan dan juga dekat dengan tempat pemancingan. Sarana dan prasarana ini memiliki kondisi yang baik.

(54)

39 masing-masing. Kebun holtikultura memiliki 1 orang penanggung jawab dengan karyawan berupa Tenaga Harian Lepas (THL) sebanyak 8 orang, sedangkan kebun hidroponik memiliki 2 orang penanggung jawab dengan jumlah THL sama dengan kebun holtikultura yaitu 8 orang. Tenaga harian lepas yang dipekerjakan di agrowisata ini bertugas dalam proses pembibitan dan perawatan tanaman, THL tersebut merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar Agrowisata Cilangkap. Selain penanggung jawab dan para THL, di Agrowisata Cilangkap ini juga terdapat petugas keamanan (security) yang bertugas untuk menjaga keamanan lingkungan agrowisata ini. Petugas keamanan ini berjumlah 8 orang. Agrowisata Cilangkap memperoleh dana untuk biaya operasional dari UPT Pusat Pengembangan Benih Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Kehutanan, Dinas Kelautan dan Pertanian. Agrowisata ini juga memiliki pendapatan dari penjualan hasil panen atau penjualan bibit dan dari tarif parkir. Penghasilan yang didapatkan dari hasil penjualan akan diserahkan kembali kepada pemerintah sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD), sedangkan pendapatan dari tarif parkir dikelola untuk kebersihan dan kesejahteraan karyawan.

Eksistensi Agrowisata Cilangkap selama kurang lebih 20 tahun membuat agrowisata ini dikenal oleh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan tersebut. Namun, pihak pengelola juga tetap melakukan promosi agar lebih dikenal oleh masyarakat luas melalui sarana internet dan kegiatan pameran.

5.2 Karakteristik Demografi Pengunjung

(55)

40 adalah jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, dan jumlah tanggungan. Hasil dari perolehan data karakteristik pengunjung yang telah diolah dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Karakteristik Pengunjung Agrowisata Cilangkap

No. Karakteristik Jumlah Responden (orang)

6. Pendapatan (rupiah per bulan)

<1 000 000

7. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tidak ada

Sumber : Hasil Analisis Data Primer (2011)

(56)

41 dilakukan oleh pengunjung adalah sight seeing (menikmati pemandangan), dan tidak jarang pengunjung juga menjadikan agrowisata ini sebagai sarana olahraga. Komponen utama berupa wisata agro masih belum berjalan dengan maksimal. Berdasarkan hasil survei, persentase pengunjung perempuan lebih besar dibandingkan pengunjung laki-laki, dengan persentase pengunjung perempuan sebesar 51.7% dan laki-laki 48.3%. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah diadakannya kegiatan senam pada setiap akhir pekan yang mayoritas diikuti oleh kaum perempuan. Sebagian besar pengunjung yang datang juga memiliki usia diatas 40 tahun, yaitu sebesar 36.6%.

Pengunjung yang datang pada umumnya merupakan keluarga yang sedang menikmati akhir pekan. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh bahwa persentase pengunjung yang telah menikah lebih besar yaitu 65%, sedangkan yang belum menikah sebesar 35%. Pengunjung tersebut juga sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi dengan persentase pendidikan SMA sebesar 68.3% dan Perguruan Tinggi (PT) sebesar 25%, serta memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dengan persentase 33.3%.

(57)

42 diperoleh, persentase terbesar adalah pengunjung dengan pendapatan berkisar antara Rp 1 000 000 hingga Rp 2 000 000 yaitu sebesar 53.3% dan sebanyak 41.7% pengunjung tersebut tidak memiliki tanggungan keluarga..

5.3 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tujuan dan Motivasi Kedatangan

Agrowisata Cilangkap merupakan kawasan agro yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Kegitan wisata yang dilakukan oleh pengunjung pun berbeda-beda. Pengunjung yang datang ada yang bertujuan untuk melakukan rekreasi, memancing, dan tidak jarang pula agrowisata ini dijadikan sebagai sarana olahraga dan pendidikan. Dalam penelitian ini, tujuan kedatangan pengunjung dibagi menjadi tiga, yaitu untuk rekreasi, berolahraga, dan lainnya. Kategori lainnya mencakup pengunjung yang datang dengan tujuan pendidikan, tukar pikiran, fotografi, dan memancing. Berdasarkan data yang diperoleh, proporsi persentase tujuan kedatangan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tujuan dan Motivasi Kedatangan

No. Karakteristik Jumlah Responden (orang)

Menikmati suasana yang sejuk dan asri Memperoleh kesegaran pikiran dan jasmani Mendapatkan pengalaman baru Sumber : Hasil Analisis Data Primer (2011)

Keterangan : n = 60 responden. Untuk karakteristik motivasi kedatangan, setiap responden boleh memilih lebih dari satu.

(58)

43 agrowisata ini. Terdapat enam faktor pendorong yang menyebabkan pengunjung datang. Faktor-faktor beserta persentasenya dapat dilihat pada Tabel 12.

Berdasarkan data di atas, faktor pendorong terbesar pengunjung datang ke agrowisata ini adalah untuk menikmati suasana yang sejuk dan asri. Selain itu, tidak jarang pula pengunjung yang datang termotivasi untuk memperoleh kesegaran pikiran dan jasmani. Sisanya, pengunjung datang karena motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru, mendapatkan inspirasi, menyelesaikan tugas, serta untuk melakukan fotografi dan memancing.

5.4 Karakteristik Perjalanan Pengunjung Agrowisata Cilangkap

(59)

44 Tabel 13. Karakteristik Perjalanan Pengunjung Agrowisata Cilangkap

No. Karakteristik Jumlah Responden (orang)

3. Jenis Kendaraan yang Digunakan

Berjalan Kaki

Sumber : Hasil Analisis Data Primer (2011)

(60)

45 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata di Agrowisata Cilangkap

Analisis permintaan wisata di Agrowisata Cilangkap dikaji dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatanya menggunakan analisis regresi linear berganda. Pada analisis regresi linear berganda terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel tak bebas (dependent variable). Variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi nilai variabel tak bebas (Juanda, 2009). Variabel tak bebas yang akan dianalisis adalah tingkat kunjungan wisata di Agrowisata Cilangkap (Y). Variabel bebas yang digunakan dalam analisis regresi ini terdiri dari delapan variabel, diantaranya adalah pendapatan (X1), usia (X2), tingkat

pendidikan (X3), jarak tempuh (X4), lama di lokasi (X5), biaya perjalanan (X6),

status pernikahan (X7), dan motivasi kedatangan (X8). Berdasarkan analisis yang

dilakukan, model regresi linear berganda yang dihasilkan adalah persamaan seperti berikut ini:

Y = 0.05 - 0.000001 X1 + 0.0073 X2 + 0.3 X3 - 0.0093 X4 - 0.242 X5 -

0.000086 X6 + 1.54 X7 + 1.01 X8

(61)

46 telah menyebar normal serta tidak terjadi multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedasitas.

Tabel 14. Hasil Analisis Regresi Fungsi Permintaan Agrowisata Cilangkap

Variabel Koefisien SE Koefisien T P VIF

Sumber : Hasil Analisis Data Primer (2012)

Keterangan : * nyata pada taraf nyata α = 1% ** nyata pada taraf nyata α = 10%

6.1.1. Variabel-variabel yang Berpengaruh Nyata terhadap Permintaan Wisata di Agrowisata Cilangkap

Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan, Tabel 14 menunjukkan bahwa terdapat lima variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap tingkat kunjungan wisata di Agrowisata Cilangkap. Variabel-variabel tersebut diantaranya adalah: a. Pendapatan

Variabel pendapatan berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan (α) 1% dengan

(62)

47 sedangkan pengunjung dengan pendapatan lebih dari Rp 2 000 000 hanya 13.4% dari jumlah pengunjung. Pengunjung dengan tingkat pendapatan menengah hingga tinggi diperkirakan akan lebih memilih tempat wisata yang lebih baik dan menawarkan berbagai macam atraksi yang lebih menarik walaupun dengan biaya yang lebih tinggi.

b. Tingkat Pendidikan

Variabel tingkat pendidikan berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan (α)

10% dengan nilai koefisien bertanda positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tingginya tingkat pendidikan maka akan meningkatkan jumlah permintaan wisata terhadap Agrowisata Cilangkap. Hal ini diperkirakan karena pengunjung menyadari dampak positif dari keberadaan Agrowisata Cilangkap. Pengunjung yang datang akan merasakan kesegaran saat berkunjung.

c. Biaya Perjalanan

Biaya perjalanan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengambilan keputusan untuk melakukan kegiatan wisata. Biaya perjalanan yang dimaksud mencakup beberapa biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung, diantaranya ialah biaya untuk transportasi atau ongkos, biaya parkir, biaya bahan bakar, biaya konsumsi yang dikeluarkan di tempat wisata, dan biaya konsumsi yang dibawa dari rumah. Variabel biaya perjalanan berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan (α) 1%, dengan nilai koefisien yang bertanda negatif. Nilai

(63)

48 Agrowisata Cilangkap. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis awal bahwa jika harga meningkat maka konsumen akan mengurangi konsumsi mereka.

d. Status Pernikahan

Variabel status pernikahan memiliki pengaruh nyata terhadap tingkat kunjungan wisata Agrowisata Clangkap. Variabel ini berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan (α) 10% dengan nilai koefisien bertanda positif. Status pernikahan pada model ini merupakan variabel dummy dimana angka 0 digunakan untuk pengunjung yang belum menikah dan angka 1 digunakan untuk pengunjung yang telah menikah. Hasil regresi pada model regresi linear berganda menunjukkan tingkat kunjungan wisata di Agrowisata Cilangkap antara pengunjung yang telah menikah lebih besar dibandingkan dengan pengunjung yang belum menikah. Hal tersebut sesuai dengan data bahwa persentase pengunjung yang sudah menikah lebih besar dibandingkan dengan persentase pengunjung yang belum menikah, juga sesuai dengan usia dan kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Agrowisata Cilangkap bahwa sebagian besar pengunjung yaitu 63.3% merupakan pengunjung dengan usia diatas 30 tahun dan jenis wisata yang dapat dilakukan merupakan jenis wisata yang cocok untuk wisata keluarga seperti kegiatan olahraga serta bercengkrama sambil menikmati udara yang sejuk serta pemandangan yang asri.

e. Motivasi Kedatangan

(64)

49 kedatangan pada model ini merupakan variabel dummy dimana angka 0 digunakan untuk reponden yang datang dengan motivasi selain olahraga dan angka 1 digunakan untuk responden yang datang dengan motivasi untuk berolahraga. Nilai koefisien dengan tanda positif menunjukkan bahwa pengunjung dengan motivasi untuk berolahraga akan cenderung meningkatkan tingkat kunjungan wisata di Agrowisata Cilangkap. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh bahwa 50% pengunjung datang dengan tujuan untuk melakukan olahraga. Sebesar 36.7% pengunjung datang dengan tujuan untuk rekreasi.

Variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan seperti pendapatan, tingkat pendidikan, biaya perjalanan, status pernikahan, dan motivasi kedatangan memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kunjungan di Agrowisata Cilangkap. Gambaran tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak pengelola untuk menentukan arah pengembangan wisata yang akan dilakukan.

6.2. Analisis Persepsi Pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap

(65)

50 Tabel 15. Persentase Penilaian Responden terhadap Agrowisata Cilangkap

No. Kategori Sumber : Hasil Analisis Data Primer (2012)

Penilaian pengunjung terhadap berbagai variabel penunjang pariwisata dirasa sangat penting untuk proses pengembangan Agrowisata Cilangkap. Berdasarkan penelitian, Agrowisata Cilangkap dinilai baik oleh 46.38% responden, akan tetapi terdapat 1.11% responden yang menilai buruk. Hal ini disebabkan karena masih terdapat fasilitas serta sarana dan prasarana yang memiliki kondisi kurang baik, seperti kondisi toilet yang tidak memadai.

(66)

51 Selain memiliki pemandangan alam yang menarik, Agrowisata Cilangkap terletak di lokasi yang strategis. Kawasan ini dekat dari pusat kota dengan aksesibilitas yang memadai. Agrowisata ini berada di tepi Jalan Raya Cilangkap yang merupakan jalan arteri sekunder dengan kondisi jalan yang baik dan dilalui oleh kendaraan umum. Oleh karena itu, 5% responden berpendapat aksesibilitas untuk mencapai agrowisata ini sangat baik dan 53.3% berpendapat aksesibilitasnya baik. Selain memiliki lahan yang luas, lokasi yang strategis, dan dapat menambah RTH, keindahan alam yang dimiliki serta aksesibilitas yang baik juga dapat menjadi faktor pendukung bahwa agrowisata ini mempunyai potensi wisata.

Gambar

Tabel 4. Penelitian tentang Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Permintaan Wisata
Tabel 6. Penelitian tentang Strategi Pengembangan Kawasan Wisata
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 7. Matriks Metode Analisis Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui dan menganalisis obyek atau daerah tujuan wisata eksisting, (2) Mengidentifikasi dan menganalisis obyek atau daerah/kawasan wisata

Variabel dalam penelitian ini adalah potensi wisata pada agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur Tahun 2014, yaitu

Berdasarkan hasil evaluasi pembelian, responden Kusuma Agrowisata masih banyak yang tidak merasa puas dengan paket yang ditawarkan oleh Kusuma Agrowisata,

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis permintaan bawang merah di daerah penelitian, menganalisis faktor pendapatan, menganalisis faktor harga, menganalisis faktor

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai permintaan yang dikandung oleh obyek wisata Pantai Sigandu, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JASA WISATA DI KOTA BANDUNG (Survey Pada Pengunjung Objek Daya Tarik Wisata di Kota

Pengembangan pariwisata secara nyata di Desa Wisata Gubugklakah adalah pengembangan produk atau daya tarik dan atraksi wisata yang setiap tahunnya pasti ada

mempengaruhi permintaan wisata dilakukan dengan regresi linier berganda sedangkan metode untuk menganalisis nilai surplus konsumen menggunakan Individual Travel Cost