• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Penguasaan dan Penggunaan Lahan dalam Pendayagunaan Lahan Tegalan (Studi Kasus di Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aspek Penguasaan dan Penggunaan Lahan dalam Pendayagunaan Lahan Tegalan (Studi Kasus di Kabupaten Malang)"

Copied!
262
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)

ASPEK PENGUASRAN DAN PENGGUNAAN LAHAN

DALAM PENDAYAGUNAAN lAHAhl TEGALAN

(STUD1 KASUS Dl KABUPATEN MALANG)

Oleh

BAR1 JADl NRP 8751 1/PSL

PROGRAM PASCA SARJANA

(136)

BARIJADI. Aspek Penguasaan dan Penggunaan Lahan dalam Pendaya- gunaan Lahan Tegalan, Studi Kasus di Kabupaten Malang. Di bawah bimbingan Kooswardhono Mudikdjo sebagai Ketua, Lutfi lbrahim Nasoetion, Achmad Surkati Abidin, Sawono Hardjowigeno dan Siswadi sebagai anggota.

Salah satu aspek penting dalam pendayagunaan lahan adalah aspek penguasaan dan penggunaan. Lahan tegalan diushakan petani dengan berbagai pola penguasaan dan berbagai jenis penggunaan. Keberhasilan pembangunan pertanian di lahan tegalan ditentukan oleh motivasi petani dalam mendayaguna- Iran lahan untuk mewujudkan usahatani konservasi. Permasa-lahannya adalah sejauh mana aspek penguasaan dan penggunaan lahan dalam pendayagunaan la han tegalan berperan mem berikan motivasi guna mewujudkan usahatani konservasi.

Hasil uji beda dengan teknik analisis ragam (analysis of variance) ter- hadap peubah perilaku petani (pemanfaatan saprodi dan tenaga kerja) pada berbagai penguasaan dan penggunaan lahan menyirnpulkan pendayagunaan lahan tegalan dapat dikelompokkan menjadi lima pola yang berbeda yaitu (1) Pola 1 adalah pendayagunaan lahan oleh petani pemilik untuk tanaman pangan, (2) Pola 2 ada4ah pendayagunaan lahan oleh petani pemilik untuk tanaman industri, hortikultura dan perkebunan, (3) Pola 3 adalah pendayagunaan lahan oleh petani penyewa untuk tanaman industri, hortikultura dan perkebunan,

(4) Pola 4 adalah pendayagunaan lahan oleh petani bukan pemilik untuk tanaman pangan dan (5) Pola 5 adalah pendayagunaan lahan oleh petani bukan pernilik untuk tanaman industri, hortikulura dan perkebunan.

(137)

Pada sernua pola pendayagunaan lahan biaya hidup anggota keluarga, besarnya pendapatan basis tanah dan luas lahan yang diusahakan mempunyai hubungan kausal terhadap perilaku petani dengan tingkat keberartian yang beragam (p - 0.05). Faktor eksternal (pmbah sisa) yang diduga berpengaruh langsung maupun tidak langsung dalam pendayagunaan lahan tegalan meliputi kondisi fisik lahan (\ereng), keterpencaran lahan usahatani, standar hidup, harga faktor produksi dan harga produksi dengan tingkat hubungan kausal yang beragam (ps > 0,60). Pada pendayagunaan {ahan oleh petani bukan pemilik, tidak adanya kepastian hak atas tanah mengakibatkan usahatani tidak berkembang dan cenderung terisolasi (ps < 0,50).

Bidang lahan yang diusahakan oteh petani pemilik dengan bnaman industri, hortikultura atau perkebunan merupakan pola pendayagunaan lahan yang terbaik yaitu rnenghasilkan pndapatan tertingg i

sebesar

Rp 4.51 6.1 50fHaf

Th dengan rata-rata laju erosi rendah sebesar 3.68 TonMaIlh dan efisiensi penggunaan faktor produksi paling tinggi (RfC=7,46).

Kondisi pendayagunaan bidang lahan dengan tanda bukti kolektif (B2) lebih jelek dibandingkan dengan pendayagunaan bidang lahan yang diusahakan oleh pemegang hak atas tanah langsung. Bidang lahan dengan tanda bukti kolektif (82) pada umumnya dikuasai petani sejak sebelum tahun 1970 dan belum diselesaikan administrasi pertanahannya. Tanda bukti koleMif cenderung menjadi kendala bagi pengembangan usahatani.

Alih penguasaan lahan sesudah tahun 1970 pada urnumnya terjadi pada bidang lahan yang ada taclda bukti hak atas tanah (61) dengan luasan sempit

(sama atau kurang dari

0,W

Ha) dengan kondisi fisik lahan relatif baik (lereng sama atau kurang dari 8%). Alih penguasaan lahan melalui proses pemecahan pemilikan lahan merupakan kejadian yang paling banyak dilakukan. Lamanya petani menguasai lahan tidak menjamin pendayagunaan lahan yang lebih baik.
(138)

rendah (P=0,044). Hipotesis yang menyatabn bahwa adanya kepastian penguasaan {ahan tegalan a h meningkatkan motivasi petani &\am

mendayagunakan lahan tegalan uMuk mewujudkan usahatani konservasi dapat diterirna.

Program pembangunan pertanian lahan tegalan disertai dengan penahan penguasaan dan penggunaan lahan menrpakan langkah yang tepat bagi upaya pengembangan pendayagunaan lahan untuk mewujudkan usahatani konservasi di lahan tegalan. Rencana tata m g wilayah dan

tab

guna lahan diperlukan

untuk

rnenentukan lokasi kmoditi

yaw

diprograrnkan sesuai dengan kondisi fisik

lahan dan lingkungan. Pengembangan komodiiti yang dikaitkan dengan pembangunan industri pertanian (agro-industri) merupakan salah satu upaya mengatasi masalah ketida k pastian pemasaran hasil.

Pola pendayagunaan lahan

o&h

petani pemilik dengan usahatani tanaman industri, hortikuhrra atau perkebunan merupakan pola yang tefbaik untuk mewujudkan usahatani konservasi. Pengatwan pda tanam dengan tetap memberikan kesempatan petani untuk rnenanam jenis-jenis tanaman quick yielding perlu diikuti dengan peningkatan pendapatan keluarga tani melalui pengembangan sumber pendapatan dari usahatani non basis tanah (peternakan dan perikanan) dan usaha di luar usahatani Qasa) yang jenisnya disesuaikan dengan kondisi setempat.
(139)

ASPEK PENGUASAAN DAM PENGGUNAAN LAHAN

OALAM PENDAYAGUNAAN

tAHAN

TEGALAN

(STUD1 KASUS

W

KABUPATEN MALANG)

BAR1 JAOl

NRP 8751 11PSL

Diswtasi sebagai salah syarat untuk memperoieh gelar Doktor

pada

Program Pascasarjana lnstiM Pertanian Bogor

PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(140)

JUDUL : ASPEK PEMGUASAAN DAN PENGGUNAAN LAHAN DALAM PENDAYAGUNAAN LAHAN TEGALAN (STUD1 KASUS Dl KABUPATEN MALANG) NAMA BAR1 JADl

NRP 8751 1

JURUSAN . PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN

LINGKUNGAN

Menyetujui Komisi Pembimbing

I

4

.

-

I

{Prof. Dr. Ir. Lutfi lbrahim Nasoetion) (Prof. Dr. Ir. ~ c h m b Surkati Abidin)

(Prof. Dr. Ir. Sarwono Hardjowigeno) (Dr.

lr.

Siswadi)

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Ir. F. Gunarwan Suratmo)

(141)

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Nopember 1940 di Jogyakarta. Penulis adalah anak pertarna dari dua bersaudara, dari ayah Anwar Prodjoprawirosastro (almarhum) dan ibu Soewartinah.

Pada tahun 1962 penulis lulus dari Akademi Departemen Pertanian, Ciawi, Bogor, jurusan llmu Tanah. Pada W u n 1968 mendapat in belajar di Universitas Gajah Mada dan lulus Sarjana Pertanian (Sl) jurusan llmu Tanah dengan rnem- peroleh gelar Sarjana Pertanian (SP) pada tahun 1971. Pada tahun 1977 mengikuti program Purna Sarjana yang disetenggarakan oleh lnstitut Pertanian Bogor bekerja sama dengan Direktorat Tata Guna Tanah, Direktorat Jenderal Agraria Departemen Dalam Negeri. Pada tahun 1985 mendapatkan tugas belajar untuk Program Strata Oua (S2) pada Sekolah Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor,

program

studi Pengelolaan Sumberdaya Alam d m Lingkungan, dan lulus tahun 1987 dengan memperdeh gelar Magister Sains (MS). Pada tahun 1987 mendapatkan k i n belajar untuk rnengikuti Program Strata Tiga (S3) di lnstitut Pertanian Bogor.
(142)

UCAPAN TERIMA KASlH

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rakhmat dan perkenanNya dengan telah berhasil dan selesainya studi penulis pada Program S3 di Sekolah Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor, Jurusan Pengeloiaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, Bapak Prof. Dr. Ir. Lutfi lbrahim Nasoetion, Bapak Prof. Dr. Ir. Achmad Surkati Abidin, Bapak Prof. Dr. Ir. Sarwono Hardjowigeno, Bapak Dr. Ir. Siswadi yang telah dengan sabar dan penuh perhatian memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan dan penulisan disertasi serta selarna penulis mengikuti Program Doktor di Fakultas Pascasarjana IPB, Bogor dengan penuh kesabaran dan pengertian.

Penulis mengucapkan terima kasih teristimewa kepada Bapak Ir. Soni Harsono, Menteri Negara AgraridKepala Badan Pertanahan Nasional. Bapak Dr. Ir. Soedjawo Soeromihardjo, Asmen I Menteri Negara AgraridBadan Pertanahan Nasional; Bapak Dr. Ir. Nad Darga Talkurputra, Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah; Bapak Dr. Ir. Maryudi Sastrowihardjo, Direktur Penatagunaan Tanah; Bapak Drs. Wardoyo MPA, Kepala Kepala Wilayah Badan Pertanahan Nasionat Propinsi Jawa Timur, serta teman-teman sekerja yang telah memberikan barttuan moral dan material sehingga dapat diselesaikannya studi kami.

Penulis rnengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada Bapak Prof. Dr. I Made Sandy, di mana pada rnasa beliau masih aktif sebagai DireMur Tata Guna telah rnemberikan kesempatan serta dorongan mental sehingga penulis dapat mengikuti Program Doktor di lnstitut Pertanian Bogor.

(143)

sebagai staf beliau dapat menyelesaikan studi di Program Pascasarjana IPB

Bogor. Untuk hi secara khusus pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada 8apak ReMor, Bapak Direktur Program Pascasarjana dan Bapak Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, lnstitut Pertanian Bogor yang telah berkenan untuk memberikan dorongan moril dan izin kepada penrhis

serta

kesempatan terakhir untuk menyelesaikan studi di

Fakultas Paxasa rjana lnstihrt Pertanian Bogor.

Kepada Saudara-saha Drs. H. Soepoto, KepaQ Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dan Drs. lg. Soekamo, Kepafa Kantor Pertanahan Kotamadya

Malang

be*

staf yang telah bersusah payah membantu selama pelaksanaan penelitian lapang, pengolahan data dan penggambaran, penulis meng ucapkan ban yak terima kasih. Khusus diucapkan terima kasih kepada Sudara Ir. Hasan Sulaeman, h. Bambang Adiantoro M.Sc., Ir. Tukadji A.W., Drs. Syachrudin, sects ternan-teman staf lain, terrnasuk yang bertugas di kebun Pagak yang telah membantu dengan penuh pengertian dan kesungguhan diucapkan banyak terima kasih.

Akhirnya kepada istri tercinta Andarini dan anak Herimtono Waluyadi, Bayu Warianto dan Anita Retno Widuri yang ayah kasihi, m a n penuh haru dan bangga bersama ini penulis persembahkan karya ini sebagai tanda terima kasih serta bahagia atas pengertian, pengorbanan, kesabaran, dorongan moral dan do'a selama penulis mengikuti pendidikan hingga selesai.

Semoga, dengan keikMasan amal dan budi baik Bapak-Bapak dan Saudara-Saudara dapat balasan berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin !!!

(144)

DAFTAR IS1

Halaman RIWAYAT HlDUP ... 0 UCAPAN TERlMA KASIH

...

i OAFTARIS1

...

iii

...

DAFTAR T A E L v

OAF TAR GAMBAR

...

vi

...

D AFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN

...

1

Latar Belakang

...

1 Permasalahan

...

2

Tujuan Penelitian

...

3 Kerangka Pemikiran

...

3 Hipotesis

...

5

Manfaat Penelitian

...

5

...

TIN JAUAN PUSTAKA 6

...

Penggunaan Lahan 6

...

Penguasaan Lahan 6

Alih Penguasaan dan Penggunaan Lahan

...

8 Pendayagunaan Lahan

...

9

...

Usahatani Konservasi tanah dan air 10

Penataan Ruang dan Tata Guna Tanah

...

11

BAHAN DAN METODE ... 13

...

Lokasi Penelitian 13

Penentuan Unit Penditian

...

14 Pengumpulan Data

...

15 Metode knalisis

...

16

Batasan Perrgertian

...

20
(145)

HASlL PENELITIAN ... 34 Penguasaan dan Penggunaan Lahan ... 34 Kondisi Petani dan Usahataninya ... 35 Kondisi Lahan Cmtoh ... 38

Pendayagunaan Lahan Contoh

...

40

Pendapatan dan Erosi ... 42 Konservasi Tanah dan Air

...

46 Program dan Partisipasi Petani dalam Pendayagunaan Lahan

...

47

Pola Pendayagunaan Cahan Tegalan

...

50

KaraMer Pendayagunaan Lahm Tegalan

... .

.

...

51 Pengaruh Penguasaan dan Penggunaan lahan dalam

Pendayagunaan Lahan Tegatan dan Dampaknya terhadap

Lingkungan

...

58 Partisipasi Petani dalarn Pendayagunaan Lahan Tegalan

...

63
(146)

DAFTAR TABEL

Halaman Pola Penggunaan Lahan di Tiga Kecarnatan Contoh ... 23 Status Tanah di Tiga Kecamatan Contoh

...

24 Kondisi Umum Desa Contoh

...

25 Pernilikan dan Penggarapan Lahan Hamparan ... 26 Fisiografi Lahan Hamparan

...

27

Kedalaman Tanah Lahan Hamparan

...

28

...

Hasil Anatisis Laboratoriurn Tekstur Tanah Lahan Hamparan Kandungan Bahan Organik. Struktur dan Permeabilitas Tanah Lahan Hamparan

...

Kondisi Petani Contoh dan Usahataninya

...

Aksesibilitas Usahatani Petani Contoh

...

Kondisi k h a n Contoh

...

Kontribusi Saprodi dan Curahan Tenaga Kerja pada Bidang Lahan Contoh

...

Penggunaan Pupuk Berdasarkan Dosis pada B i a n g Lahan Contoh

...

Rata-Rata Biaya Produksi dan Pendapaan pada Bidang Lahan Contoh

...

Rata-Rata Laju Erosi (€a) Bidang Lahan Contoh

...

Teknik Konsewasi Tanah dan Air

...

Partisipasi Petani Dalam Pendayagunaan Lahan

...

Rata-Rata Niiai Peubah Penentu Karakteristik Pendayagunaan Lahan Tegalan Berdasarkan Pola Penguasaan Lahan

...

Rata-Rata Laju Erosi (Y'), Produksi (Y") dan Nilai R/C (Y'")

Pada Berbagai Pola Pendayagunaan Lahan Berdasarkan Luas, Tanda BUM Hak Tanah, Tahun Perolehan dan Kondisi Fisik

(Lereng) Lahan

...

60 Laju Erosi (Y'). Produksi (Y") dan Nilai R/C (Y"') pada Berbagai

Pola Pendayagunaan Lahan Berdasarkan Keikutsertaan dalarn

(147)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

HubunganPenguasaandanPenggunaanLahandengan

Pendayagunaan Lahan Tegalan serta Dampaknya

Terhadap Lingkungan

...

Skema Hubungan Sebab Akibat Anbra Peralihan Hak

...

tehadap Lingkungan

Lokasi Daerah Penelitian

...

S kema PenentuanIPenari kan Contoh

...

Model Hipotetik Diagram Jalur Hlfbungan Kausal Peubah

Pendayagunaan Bidang Lahan Tegalan yang Diamati

...

Grafik Curah Hujan Kecamatan Dau, Wajak dan Pagak

...

Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter

Pendayagunaan Lahan Pola 1

...

Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter

Pendayagunaan Lahan Pola 2

...

Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter

Pendayagunaan Lahan Pola 3

...

Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter

Pendayagutlaan Lahan Pola 4

...

Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter

Pendayagunaan lahan Pola 5

...

Sebaran Geometrik Peu4ah yang Berpengaruh terhadap
(148)

DAFTAR LAMPIRAN

I. Peubah-Peubah yang Diduga Menentukan Karakter Pendayagunaan Lahan Tegalan.

11. Contoh Data Hamparan. Ill. Pola Okupasi Tanaman. IV. Penghitungan Erosi.

V.a. Ujibeda Peubah Perila ku Petani pada Berbagai

Penguasaandanpenggunaanlahan.

b. Analisis Hubungan Kausal Peubah Penciri Perilaku Petani Berbagai Pda Pendayagunaan Lahan.

VI. Analisis Asosiasi Antar Peubah Penciri Pendayagunaan Lahacr

.

Vll.a.Analisis Faktor-Faktor Berpengaruh terhadap Respons Perlakuan pada Pendayagunaan Lahan.

(149)

PENDAHULUAN

Labr Bela kanq

Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia rnenggariskan bahwa pertanian dalam arti yang luas perlu terus dikembangkan agar semakin maju dan efisien, dan diarahkan untuk meningkatkan kuantitas, kualiis produksi serta keanekaragaman hasil peetanian, mdalui usaha diversifikasi, intensifikasi, eksten- sifikasi dan rehabilitasi pedanian &wan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, memenuhi kebutuhan pangan dan gizi setta kebutuhan bahan baku industri (Pemerintah Republik Indonesia, 1993).

Salah satu faktor keberhasilan pembangunan pertantan ditentukan oleh ke- tersediaan lahan. Berkurang nya lahan pertanian yang produktif semakin meningkat dari tahun ke tahun tidak hanya karma produktivitas lahan

yang

menurun juga di- konversi menjadi penggunaan bukan pertanian. Peningkatan jumlah penduduk yang pesat, khususnya di daerah perkotaan, mengakibatkan terjadinya peningkatan Wutuhan lahan untuk penggunaan non pertanian (Brown, 1992).

Hasil sensus penduduk tahun 1990 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 179.379.233 orang dengan peningkatan rata-rata 1,98% per tahun. Hal ini rnemberikan indikasi bahwa kebutuhan lahan di masa-masa mendatang akan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Di Indonesia lahan pertanian di luar hutan meliputi 34.743.590 ha atau

+

18%

luas daratan Indonesia, terdiri lahan sawah, pertanian lahan kering (tegalan), perkebunan, perikanan (tambak dan kolam) dan padang penggembalaan. Dari luas lahan tersebut merupakan lahan pertanian terluas yaitu berupa usaha peftanian lahan kering (tegalan) seluas 14.301.780 ha atau ~t 41% (Badan Pertanahan Nasional, 1 992).

(150)

kikisan). Permasakhan utama antam lain meliputi (1) tingginya laju erosi, (2) ke- suburan tanah rendah dan (3) ketersediaan air terbatas karena tergantung dari curah hujan (KEPAS, 1989). Kondisi lingkungan sosial ekonomi dan bio-fisik yang beragam mengakibatkan permasalahan pendayagunaan lahan tegalan beragam pula. Kesalahan teknik pendayagunaan lahan tegalan di kawasan ini banyak menimbulkan dampak negatif, tidak hanya pada kawasan yang bersangkutan juga terhadap kawasan di bawahnya yaitu berupa tirnbulnya lahan kritis, penurunan produktivitas lahan, terjadinya banjir, kekeringan dan sedimentasi. Pendayagunaan lahan tegalan memberikan dampak yang luas tidak hanya bagi perekonomian petani maupun masyarakat urnumnya di luar sektor pertanian juga terhadap tata air dan lingkungan.

Permasalahan

Lahan tegalan merupakan Iahan yang dikuasai dan dimiliki masyarakat dengan berbagai bentuk hubungan hukum atau hak atas tanah serta dimanfaatkan dengan berbagai jenis penggunaan. Lahan tegalan dimanfaatkan rakyat dengan berbagai bentuk penguasaan dan penggunaan. Bentuk penguasan lahan yang sama beium tentu jenis penggunaan lahan sama atau sebaliknya. Di pulau Jawa banyak lahan tegalan yang betasal dari lahan perkebunan bekas hak Barat yang telah habis masa berlakunya dan dinyatakan sebagai tanah negara seluas k 80.000 ha (Pemerintah Republik Indonesia, 1954).

Hak penguasaan atas lahan berisikan serangkaian wewenang, kewajiban danlatau larangan bagi pemegang haknya untuk berbuat sesuatu mengenai lahan yang dihaki (Boedi Harsono, 1994). Hak-hak atas tanah memberikan wewenang kepada pemegang hak untuk menggunakan lahan yang bersangkutan guna me- menuhi M u t u h a n hidupnya dengan kewajiban tetap memelihara, rnenambah dan mempertahankan kesuburan dengan mencegah kerusakan tanah (Pemerintah Republik Indonesia, 1960).

(151)

pembangunan pertanian lahan tegalan ditentukan oleh sejauhmana pendayagunaaan lahan mampu mewujudkan usahatani konservasi.

Keberhasilan program pengembangan usahatani konservasi di lahan tegalan pada akhirnya akan ditentukan oleh motivasi petani dalam memanfaatkan lahan. Permasalahannya adalah sejauh mana aspek penguasaan dan penggunaan lahan berperan dalam pendayagunaan lahan tegalan dalam upaya mewujudkan usahatani konservasi.

Tuiuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana aspek pengu- asaan dan penggunaan lahan tegalan berperanan dalam pendayagunaan lahan tegalan. Dalam penelitian ini akan dikaji (1) pola pendayagunaan lahan tegalan,

(2) karakteristik pendayagunaan lahan tegalan, (3) pengaruh penguasaan dan penggunaan lahan daiam pendayagunaan lahan tegalan dan dampaknya terhadap lingkungan serta (4) kemungkinan penerapan kebijaksanaan pertanahan dalam pendayagunaan lahan tegalan.

Kerancrka Pemikiran

Pendayagunaan lahan suatu bidang lahan tercermin pada perilaku petani dalam memanfaatkan sumberdaya lahan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya dalam suatu sistem usahatani. Keputusan petani dalam menggunakan lahan selain ditentukan oleh penguasaan lahan dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungan bio-fisik, sosial ekonomi, kelembagaan dan kondisi petani dengan usahataninya {Barlowe, 1978; Gustafson, 1 948). Perilaku petani dalam mendaya- gunakan lahan selain ditentukan oleh jenis penggunaan lahan juga ditentukan oleh penguasaan lahan yang bersangkutan (Hayami dan Kikuchi, 1987; Randal, 1981).

Hubungan penguasaan dan penggunaan lahan dalam pendayagunaan lahan tegalan serta dampaknya terhadap lingkungan, disajikan pada Gambar 1 .

(152)

meliputi pemasaran, perkreditan, pengaturan penguasaan dan pemilikan lahan dan aksesibilitas. Kondisi kelembagaan meliputi kebijaksanaan dan program pendaya- gunaan lahan baik yang oleh masyarakat maupun Pemerintah. Kondisi petani dengan usahataninya meliputi keter-sediaan tenaga kerja keluarga (TKP), biaya hidup (8H), kontribusi pendapatan wsahatani basis tanah terhadap pendapatan petani (PBT), luas lahan tegalan yang diusahakan (LBO), jarak 'dang lahanl aksesibilitas (JBD), modal dan skill (kemampuan managerial).

I

SOSEK K S E ~ A O M N BIOflSY(

1

I DALAM USAHA raw

PENDAYAGUNAAN LAHAN I

I

Gambar 1. Hubungan Penguasaan dan Penggunaan Lahan Dengan Pendayagunaan Lahan Tegalan Serta Dampaknya Terhadap Lingkungan.

Peubah ubma yang mencerminkan perilaku petani dalam mendayagunakan lahan adalah pemanfaatan saprodi (bibit, pupuk, pestisida) dan curahan tenaga kerja (mengolah tanah, rnenanam, memelihara dan memanen). Pendayagunaan lahan akan memberikan keluaran berupa pendapatan yang akan diterima petani guna meningkatkan kesejawaannya dan sedimen sebagai akibat erosi yang timbul selama proses produksi dan akan diterima lingkungan. Sejauh mana pendayagunaan lahan tersebut akan mernberikan dampak positip (pendapatan) atau dampak negatif (sedimen), ditentukan. oleh sejauhmana pendayagunaan lahan dapat mewujudkan usahatani konservasi.

Hipotesis

(153)

manfaatkan lahannya untuk memenuhi kebutuhan hidup besetta keluarganya dalam jangka pendek, baru kemudian berusaha mempertahankan apa yang sudah diperoleh dengan upaya melestarikan manfaat sumberdaya lahan datam jangka panjang atau usaha konservasi.

Rangsangan untuk mengembangkan, mernelihara dan meningkatkan pe- manfaatan lahan dipengaruhi oleh persepsi terhadap tahan yang tercermin pada pola penguasaan dan pemilikan lahan yang berlaku di masyarakat yang bersangkutan (Randal, 1981). Dafam penelitian ini diajukan hipotesis yaitu adanya kepastian penguasaan lahan tegalan akan meningkatkan motivasi petani dalam mendaya- gunakan lahan tegalan wtuk mewujudkan usahatani konservasi.

Manfaat Penelitian

(154)

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan lahan adalah setiap bentuk usaha manusia, baik secara berkala atau tetap, guna memenuhi kebutuhan hidup material atau spiriial atau keduanya, dengan mendayagunakan sumberdaya alam dan buatan dalam suatu wadah yang disebut lahan (Vink,l97S). Direktorat Jenderal Agraria (sekarang Kantor Menteri Negara AgrariaJBadan Pertanahan Nasional), mengklasifikasikan penggunaan lahan menjadi (1) penggunaan lahan perkohan dan (2) penggunaan lahan perdesaan. Penggunaan lahan perdesaan meliputi (1) perkampungan, (2) sawah, (3) bgalan/ladang, (4) kebun dan kebun campur, (5) perkebunan, (6) tambak dan kolam &an (perikanan), (7) tanah tandus, alang-alang dan tanah kritis, (8) hutan (belukar, sejenis dan lebat).

lstilah tegalan dan ladang dipergunakan saling bergantian, dengan jenis tanaman utama tanaman semusim, terutama tanaman pangan. Oilihat dari sejarah perkembangan budidaya pertanian maka tegalanlladang merupakan usahatani me- netap pertama sebelum persawahan, perkebunan dan perikanan (Kartasapoetra

et,

1985 dan Sandy, 1985). Lahan tegalan, merupakan salah

satu

bentuk usahatani lahan kering menetap dengan jenis tanaman semusim sebagai tanaman utama, yang dalam rotasi tanamannya dapat pula terdapat tanaman tahunan atau jangka panjang baik diusahakan secara tumpangsari maupun bergiliran (kebun dan kebun carnpur).
(155)

yang berinteraksi dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumberdaya yang lang ka (Pejovich. 1972). Penguasaan lahan berpengaruh terhadap status sosial, tingkah laku politik, tingkah laku budaya dan tingkah laku ekonomi.

Kepastian hak atas tanah tersebut dinyatakan dengan bentuk tanda bukti hak atas tanah. Di daerah perdesaan tanda bukti hak atas tanah dapat berupa sertipikat b n a h dan petoklgirik. Sertipikat tanah merupakan bentuk legalitas hubungan hukum antara orang dan tanah yang diatur dalam UUPA dan Peraturan Pemerintah Nomor

10 Tahun 1961. Sertipikat tanah dapat digunakan sebagai jaminan hutang atau tanggungan.

StruCrtur penguasaan lahan pertanian di pulau Jawa erat kaitannya dengan sejarah, lingkungan bio-fisik, perkembangan sosial ekonomi dan politik. Struktur penguasaan lahan di pulau Jawa dapat dilihat dari empat aspek yaitu (1) status hubungan antar petani dalam rangka pemanfaatan lahan, (2) status petani dalam hubungannya dengan pemilikan lahan, (3) status tanah garapan dan (4) luas pe- nguasaanipemilikan lahan (Kartasapoetra

m,

1985).

Dari aspek hubungan antar petani sehubungan dengan penggunaan lahan pertanian Hayami dan Kikuchi (1981) mengelompokan lahan pertanian menjadi (1) kontrak menurut jangka waktu, dikenal dengan pola "penggarap pemilik", (2)

kontrak agen, dikenal dengan pola "penggarap penyewau, dan (3) kontrak bagi hasil, dikenal dengan pola "penggarap bagi hasil".

Berdasarkan status tanah, lahan garapan di pulau Jawa secara garis besar dapat dikekmpokkan menjadi tanah (1) yasan, (2) gogolan, (3) titisoro dan (3) bengkok (Wiradi dan Makali, 1983). Selain itu pada berbagai penelitian dan sensus pertanian pengelompokan penguasaan dan pemilikan lahan pertanian didasarkan kepada luas tanah. Data sensus pertanian 1993 menyatakan bahwa jumlah rumah tangga pebni yang menguasai lahan kurang dari

0,50

ha dan yang menguasai lebih dari 0,SO ha praktis berimbang, yaitu menguasai lahan kurang dari 0.50 ha adalah 10.937.000 rumah tangga dan menguasai lebih dari 0,50 ha adalah 10.247.000
(156)

blih Penguasaan dan Penqqunaan Lahan

Perkembangan penguasaan dan penggunaan lahan erat kaitannya dengan perkembangan populasi manusia dan tingkat kebudayaannya dalam upaya rnanusia rnempertahankan kehidupannya (Roll. 1976). Perubahan jumlah penduduk, pe-

ngetahuan dan teknologi mengakibatkan perubahan dalarn keinginan, selera atau standar kebudayaan dan idiologinya. Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan perubahan dalarn tab kehidupan dan sistem perekonomiannya yang rnendasari perubahan penguasaan dan penggunaan lahan (Murphey, 1968).

Perubahan atau alih penguasaan lahan terjadi karena adanya transaksi melalui proses jual beli, hibah, waris, tukar menukar, pelepasan hak, dan sebagainya. Proses tersebut dapat krjadi antar anggota keluarga petani, antar sesama petani

serta antar petani dengan bukan petani, baik penduduk yang tinggal di daerah pedesaan maupun penduduk yang tinggal di perkotaan. Perubahan atau alih penguasaan lahan dapat mgakibatkan terjadinya pengkutuban (monopoli), pe- rnecahan (deviasi) dan perpencaran (fragmentasi) lahan usahatani (Kartasapoetra dkk, 1985).

-

(157)

LINGKUNGAN FISIK DAN SOSIAL EKONOMI

t

1

PENGGUNAAN LAHAN PENGGUNAAN LAHAN

PERALIHAN HAK PENGUASAANIPEMILIKAN LAHAN

1

LAHAN PE RTAN IAN

Garnbar 2. Skema Hubungan Sebab Akibat Antara Peralihan Hak Penguasaaflemilikan, Peng- gunaan Lahan Serta Oarnpak Terhadap Lingkungan

Pendayagunaan lahan menrpakan upaya petani yang tercermin pada perilaku petani memanfaatkan lahan dalam suatu sistem usahatani untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani dengan skill dan modal ymg dipunyainya,

menentukan

dan mengatur jenis-jenis bnaman menurut imbangan luas dan giliran tertentu, penggunaan saprodi dan tenaga kerja sehingga dengan luas yang dimilikinya di- harapkan hasil yang optimal untuk tujuan tatentu (Gustafson, 1948; Heady dan Jensen

,

1 958).

Keputusan petani ddam mendayagunakan lahan dipengaruhi o l d tiga faktor utama yaitu faktor fisik dan bidogi, pertimbangan ekonomi dan kelembagaan baik secara individu maupun masyarakat (Barlowe, 1978). Perilaku petani dalam penggunaan faktor produksi (saprodi dan tenaga kerja), proses produksi dan hasil yang diperoleh dari suatu bidang lahan usahahni ditentukan oleh pola penguasaan dan penggunaan bidang lahan yang bersangkutan (Hayami

dan

Kikuchi. 1987;

Randal, 1981). Pendayagunaan lahan usahatani tercermin pada perilaku petani

(158)

Kerusakan lingkungan pada hakekatnya menrpakan akibat ketidak serasian hubungan antara manusia dengan lingkungannya dalam upaya memanfaatkan sumberdaya guna memenuhi kebutuhan hidup (Soerianegara, 1977). Peranan dasar manusia di alam adatah permulaannya memenuhi kebutuhan hidupnya kemudian melestarikan potensi atau kebutuhannya untuk masa akan datang (Moran, 1982 dan Suratmo, 1990). Perilaku petani dalam mendayagunakan sumberdaya lahan untuk memenuhi kbutuhan hidupnya mengakibatkan terjadinya penrbahan-perubahan

Serhadag lingkungan yang dapat berlangsung secara cepat

atau lambat.

Hasil penelitian datl pernyataan

para

pakar mengemukakan bahwa pendaya- gunaan lahan yang bnpa konservasi tanah dan air di daerah hulu, rnengakibatkan :

1. Terjadinya lahan kritis seluas

2

250.000 Ha dengan tingkat intensitas erosi 4

M M h di

daerah

hulu Bengawan Solo, dan menimbulkan kenrgian dalam bidang

pertanian

2

25,3 juta US$ ( Sayogyo, 1982).

2. Banjir di OK1 Jakarta akibat menurunnya daya hmpung curah hujan DAS

Ciliwung, mengakibatkan potensi banjir 100 tahunan dapat menimbutkan

kerugian 99,6 hingga 595.2 milyard rupiah (PPSML-UI, 1985).

3. Sedimentasi di waduk Selorejo dan Karangkates, kabupaten Malang Jawa Timur cukup tinggi dikawatiikan akan memperpendek umur fungsi waduk yang di- hampkan. Sedimentasi di waduk Selorejo rata-rata sebesar 0,232

x

lo6

~ 3 / T h

dan di waduk Karangkates rata-rata 1.890

x

106 M ~ I T ~ (Konto River Propct, 1 988).

Usahatani Konservasi Tanah dan Air

Menurut Kohnke dan Bedrand (1959) konservasi tanah dan air adalah peng-

(159)

untuk menjaga agar tanah tetap produktif atau usaha-usaha rnemperbaiki tanah yang rusak karena erosi agar menjadi lebih produktif (Hardjowigeno, 1992).

Usahatani kmsewasi ("consewation fanning") yaw suatu pertanian menetap yang memanfaatkan setiap bidang tanah menurut cara semestinya (cara sebenar- nya), merupakan pertanian tangguh dan mempunyai landasan yang kuat dengan pandangan ke masa depan, termasuk di dalamnya usaha-usaha pemeliharaan dan peningkatan produktivitas tanah (Arsyad, 1 985). Usahatani lahan kering (tegalan) yang diidamkan mempunyai ciri-ciri produktivitas yang tinggi, dan stabil, sistem produksi berkelanjutan, tidak membahayakan manusia dan lingkungan s e e secara

regional mampu memperbaiki tingkat kemerataan pendapatan di antara masyarakat

(KEPAS, 1989). Dengan perkataan lain

&lam

pendayagunaan fahan tegalan merupakan upaya penerapan usahatani konservasi di abs lahan tegalan.

Metoda konservasi tanah adalah tindakan-tindakan atau perlakuan atau

fasilitas yang dapat dipergunakan untuk mencegah kerusakan tanah

atau

memper-

baiki tanah-tanah yang telah rusak, yang pada &samya dikelompokkan menjadi (1) metoda vegetatip dan (2) metoda mekanik &n (3) metoda kimia (Stallings, 1957 dan Arsyad, 1985). SCallings (1957) mengartikan korrsewasi tanah sebagai penerapan berbagai tindakan abu perlakuan yang dipetlukan pada suatu usahatani agar terjadi peningkatan produksi dan rnembangun produktiviis tanah yang dilakukan secara

bersamaan. Dalam praktek di lapang metoda vegetatif, mekanik dan kimia dilaksanakan secara simultan.

Penataan Ruarra dan Tata Gum Tanah

(160)

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dl kabupaten Malang, propinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan :

1. Kondisi fisik kabupaten Malang beragam yaitu fisiografi datar, bergelombang hingga bergunung, ketinggian 0 M hingga lebih dari

3.000

M dari permukaan laut dan jenis tanah dengan bahan induk endapan kapur dan vdkanis. Penggunaan lahan di kabupaten Malang selain potensial bagi pengembangan sektor pertanian (pangan, perkebunan dan hortikultura) juga berkembang bagi sektor non pertanian (industri dan pariwisata). Lahan tegalan meliputi

+

36 % luas witayah dengan berbagai bentuk penguasaan dan penggunaan lahan.

2.

Oaerah kabupaten Malang mempunyai fungsi strategis bagi konservasi tanah dan air serta lingkungan yaitu terutama perlindungan terhadap tata air daerah hilir K. Brantas. Oi kabupaten Malang terdapat dua bendungan, yaitu Karangkates dan Selorejo, yang mempunyai arti penting bagi masyarakat Jawa Timur sebagai pengendali banjir, pembangki tenaga listrik dan tempat rekreasi.

3. Peningkabn pendayagunaan lahan tegalan dilaksanakan melalui berbagai program dan proyek dengan berbagai pendekatan yaitu (1) teknis agronomis (proyek penghijauan), (2) teknis agronomis dan sosial ekonomis (proyek re- habilitasi landuse) dan (3) bknis sosial ekonornis dan kelernbagaan (proyek peningkatan pendayagunaan tanah bekas perkebunan) (Direktorat Agraria Propinsi Jawa Timur, 1974 dan 1979). Selain itu telah diaksanakan upaya pengembangan tanaman tebu di lahan tegalan.

(161)

I

Samudra Indonesia Keterangan

1.Landungsari L.Wajck

2.Tegalwaru 5- embgl. 7. k g a k 6.&okptcts 8.Sumberejo

3.Kuc ur

-

9.Tiogorep

Batas Kabupatenl Kodya I-..- -&tar Kccamatan

' Jalan EECl

.

Sunga i

.&

Gambar 3. Lokasi Daerah Penelitian

Penentuan Unit Penelitian

Dalam stud; ini ditebpkan tiga kecamatan yang dapat mewakili region dengan penggunaan lahan tegalan dominan yaitu (1) kecamatan Dau, adalah kecamatan

yang

berbatasan dengan kotamadya Malang; (2) kecamatan Wajak. adalah kecamatan dengan jarak 17 Km dari kota Malang, dan (3) kecamatan Pagak, adalah kecamatan dengan jarak kurang lebih 34 km ke kota Malang.
(162)

sebut adalah desa 1 yaitu desa di mana ibu kota kecamatan terletak (desa kota), desa 2 yaitu desa yang letaknya antara ibu kota kecamatan dan desa yang terjauh dari kota kecamatan, dan desa 3 adalah desa yan terletak paling jauh dari ibu kota kecamatan.

Setiap desa ditetapkan dua hamparan yang mewakili kondisi fisik wilayah desa yang bersangkutan sebagai unit pengambilan contoh dengan asumsi bahwa bidang-bidang lahan pada satu hamparan mempunyal kesarnaan kondisi fisik lahan, terutama jenis tanah, iereng dan kesesuaian lahan. Setiap hamparan dipili h bidanglpersil contoh secara purposif. Setiap hamparan diambil secara aca k 10 hingga 25 bidang , sehingga jumlah bidang yang diamati meliputi 200 bidang .

Penqumpulan Data

Data sekunder yang diambil meliputi (1) lingkungan fisik (topgrafi, fisiografi, geologi, iklim, hidrologi, tanah, kondisi fisik lahan), (2) sosial ekonomi (kependudukan, pendidikan, mata pencaharian, pendapatan, potensi pengem- bangan), (3) penggunaan lahan (jenis dan luas penggunaan lahan), (4) pengu- asaan lahan (status pemilikan tanah), (5) aksesibilitas -(prasarana dan sarana fisik sosial ekonomi dan pemerintahan), (6) kelembagaan (program konservasi tanah dan air, program pertanahan).

Data sekunder pada tingkat kabupaten, kecamatan dan desa dikumpulkan dari instansi-instansi yang berwenang antara lain dari Pemerintah Daerah (Bappeda dan Bangdes), Kantor Pertanahan, Dinas Pertanian, Dinas

Per-

kebunan, Kantor Statistik, Cabang Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Proyek Brantas, Dinas Pekerjaan Umum, Proyek Rehabilitasi Lahan Kering, Universitas Brawijaya, Kantor Kecamatan dan Kantor Desa.

(163)

tekstur, permeabilitas), penguasaan (pola, luas, tanda bukti hak, tahun perolehan) dan penggunaan lahan (pola tanam, jenis tanaman), pendayagunaan lahan (pemanfaatan saprodi dan curahan tenaga kerja), aksesibilitas (jarak bidang ke rurna hlpasarljaian), teknik konservasi tanah dan air, produksi dan erosi. Pengambilan contoh tanah dilakukan di lapang untuk setiap hamparan daiam rangka perhitungan erodibilitas tanah dengan analisis tesktur, permeabilitas dan kandungan bahan organik melalui analisis laboratorium yang dilaksanakan di Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor.

Data kondisi petani responden dengan usahafaninya diambil dengan teknik wawancara menggunakan daftar isian yang telah disiapkan. Data yang diambil meliputi umur petani, pendidikan, domisili, sumber pendapatan pokok, ketersediaan tenaga kerja pertanian keluarga, biaya hidup, luas dan keter- pencaran lahan usahatani, pendapatan keluarga tani dan partisipasi pada program pendayagunaan lahan. Skema pengambilan contoh disajikan pada Gambar 4.

I

WILAYAH KABUPATEN MALANG

I

DOYlNbN S W W 10 n E c U l A r A I I

I 2 7 D E S A

Masingmasing hampatan diambil6 - 9 bidanglpetani responden;

Gambar 4 .Skema PenentuanlPenarikan Contoh

Metode Analisis

(164)

dilaksanakan guna lebih mernpertajam analisis deskriptif dan rnendapatkan rumusan yang memadai sesuai dengan kaidah-kaidah statistika. Peubahtfaktor yang berpengaruh terhadap karakter pendayagunaan lahan tegalan disajikan pada Larnpiran I.

Uji statistik dengan teknik analisis ragam (analysis of variance) di- laksanakan untuk mengetahui pola pendayagunaan lahan berdasarkan perilaku petani pada berbagai penguasaan dan penggunaan lahan (Steel and Torrie,l980). Peubah utama sebagai cerminan perilaku petani adalah pemanfatan sapcodi (bibit, pupuk, pestisida) dan tenaga kerja (rnengolah lahan, rnenanam, memelihara dan memanen).

Untuk mengetahui karakter setiap pola pendayagunaan lahan tegalan di- laksanakan dengan menganalisis hubungan kausal peubah-peubah yang ber- pengaruh tidak langsung maupun langsung terhadap penampilan pendapatan (Y). Peubah yang berpengaruh tidak langsung mekputi umur petani (X,), ke- lersediaan tenaga kerja (X2), biaya hidup (X3), pendapatan basis tanah (X4), luas bidang lahan yang diusahakan (X5) dan jarak bidang lahan ke rumah petani (X6)

sedangkan peubah yang berpengaruh langsung adaiah pernanfaatan saprodi (X7)

dan tenaga kerja (X8). Model diagram jalur hubungan antara peubah digambarkan secara grafis dalam diagram jalur (path diagram) disajikan pada gambar 5.

Analisis W u n g a n kausal antar peubah dengan teknik analisis jalur (Ching Chun Li, 1975). Pengolahan dan analisis data dilaksanakan dengan bantuan komputer dan menggunakan soft-ware SPSS (Nie, 1970). Algoritrna didasarkan

teori analisis lintasan (Gaspersz ,1992.

(165)

Gambar 5. Model Hipotetik Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Pendayagunaan Bidang Lahan Tegalan Yang Diamati.

Penjelasan :

Y = Hasil usahatad bidang khan tegabn yaw diamati; Xi sampai dengan

%

= peubah eksogenus :

X7 dan X8= peubah endogenus ; Pyl = koefisien j a b peubah X i terhadap Y ; Pel = koefisien jakv

pubah XI terhadap

%;

r l 2 = koefisien korelasi antara peubah XI clan X2; Ps = peubah sisa;

Beberapa studi empirik menyarankan bahwa koefisien jalur kurang dari

0,05 dapat dianggap tidak berarti (Sudjana, 1983). Selain itu saran lain dalam

studi empirik adalah bahwa apakah matriks korelasi R sudah didekati atau tidak oleh matriks korelasi hasil perhitungan model diagram jalur yang diasumsikan.

Untuk mengetahui keterkaitan aspek penguasaan dan penggunaan lahan

serta

program dalam pendayagunaan lahan tegalan dilaksanakan dengan teknik analisis koresponden (correspondence analysis). Pengolahan dan analisis data dilaksanakan dengan bantuan perangkat komputer dan software SAS-604
(166)

bukti hak atas tanah, lamanya lahan dikuasai, keterpencaran lahan dan kondisi fisik lahan (lereng). Program pendayagunaan lahan tegalan dicerminkan oleh partisipasi petani dalam Koperasi Unit Desa (KUD) dan program konservasi tanah dan air.

Lang kah d h analisis adatah menyiapkan data dengan menyusunnya dalam kategori, rnenyusun tabulasi silang (cross tabulation atau Burts Matrix) dan memproses analisa koresponden. Hasil disajikan dalam bentuk sebaran geometrik yang menggambarkan asosiasi antar peubahlfaktor dan deskripsi statistik persentase kumulatif dengan histogram, koordinat kontribusi (relatif dan absolut).

Pendayagunaan lahan tegalan selain memberikan keluaran berupa hasil

(penda patan) juga sedimen yang diterima lingkungan sebagai limbah akibat proses erosi selama proses produksi. Sedimen dan hasil sebagai resports per- lakuan merupakan parameter tingkat pengaruh pendayagunaan lahan terhadap lingkungan.

Untuk mengetahui pengaruh aspek penguasaan dan penggunaan serta

partisipasi petani dalam pendayagunaan lahan tegalan dilaksanakan uji beda dengan teknik analiiis ragam peubah ganda (multivariate analysis of variance) dan menggunakan model rancangan kelompok dengan laju erosi (Y), produksi (Y") dan f?E

(Y"3

sebagai respons perlakuan. Analisis dilaksanakan dengan bantuan komputer &wan perangkat lunak "SPSS for Window-Release 5.0" (Norusis, 1992). w i t m a didasarkan teori analisis ragam

peubah

ganda (Morrison, 1976).

Untuk menghiing laju erosi mengguna kan persamaan prediksi erosi yang paling luas diadaptasikan di Indonesia yaitu Universal Soil Loss Equation (USLE) (Wischmeier and Smith, 1978).

Persamaan prediksi erosi USLE adalah :

A = R x K x L x S x C x

P

...

(1)

dimana :

A = Jumlah bnah yang hilang {tonlhaltahun);

(167)

daya erosi curah hujan adalah perkalian antara energi kinetik curah hujan dengan intensitas curah hujan maksimum selama 30 menit;

K = Faktor erodibilitas tanah, yaitu besarnya tanah yang hilang dalam ton per ha per satuan indeks erosivitas hujan dari suatu tanah tertentu yang diukur dalarn satu satuan petak baku yang panjang lerengnya 22 m dengan kemiringan lereng seragam 9%, tanpa tanaman (gundul) dan tindakan konservasi tanah dan air;

L = Faktor p j a n g lereng, adalah rasio tanah yang hilang dari suatu lahan dengan panjang lereng tertentu yang hilang dari lahan berkondisi identik tetapi panjang lerengnya 22 m.

S = Faktor kemiringan lereng, adalah rasio tanah yang hilang dari suatu lahan

yang

berlereng tertentu dengan tanah yang hilang dari lahan yang identik tetapi kemiringan lerengnya 9 %.

C = FaMor tanaman dan sitem pengelolaannya, adalah rasio tanah yang hilang dati suatu daerah dengan tanaman dan pengelolaan tertentu dengan tanah yang hilang dari lahan yang identik tdapi diolah tanpa tanaman ;

P = Faktor usaha-usaha pencegahan erosi (teknik konservasi), adalah rasio tanah

yang

hilang dari Iahan dengan teknik konservasi tertentu seperti

pembuabn kontur, penanaman dalam strip, atau pemkatan teras dengan Qnah yang hilang dari lahan yang identik tetapi didah dan di- tanami tanaman dengan baris mengikuti lereng.

Dengan persarnaan (4) laju erosi aktual suatu bidang lahan (€a) berdasarkan pengusahaan lahan pada saat pengamatan di lapang, dihihrng dengan menggunakan persamaan :

€ a = ( R x K x L x S x C x P ) (2)

1. Penggunaan lahan adalah wujud kegiatan atau usaha petani memanfaatkan suatu bidang lahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya baik material dan spiritual atau keduanya secara tetap atau berkala.

2. Pendayagunaan lahan adalah upaya petani yang tercermin pada perilaku dalam mengambil manfaat suatu bidang lahan.

(168)

(produksi) yang tinggi dan laju erosi sama atau di bawah ambang batas yang masih ditolerir.

4. Penguasaan lahan adalah bentuk hubungan kelembagaan antara petani dengan lahannya dalam kaitannya dengan penggunaan iahan meliputi penggarap pemilik, penggarap penyewa (sewa, bagi hasil, gadai) dan peng- garap bukan pemilik.

(169)

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Linnkunaan Biofisik. Sosial dan Ekonorni

Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Tirnur meliputi luas 371 -1 56 Ha dan terletak pada posisi di 112°17'10.9 sampai dengan 1 1 2O57'00" Bujur Timur dan 7O44'55,11 " sampai dengan 8O26'35,45' Lintang Selatan. Status penguasaan lahan meliputi

+

55 % dikuasai dengan hak miliklyasan,

+_ 14 % berupa tanah negara, 4 29,5% tanah kehutanan dan lain-lain

+

1,5%

(Pemerintah Daerah Kabupaten Malang, 1982). Pola penggunaan lahan wilayah terdiri kampunglperumahan (lo%), sawah (14%), pertanian lahan kering (tegalan) (36%), perkebunan (7%), hutan (30%) dan lain-lain penggunaan (3%). Lahan berstatus tanah negara seluas k45.943 Ha, berasal dari tanah bekas perkebunan yang digarap penduduk (Direktorat Agraria Propinsi Jawa Timur, 1988).

Luas wilayah kecamatan contoh yaitu Dau seiuas 6.209 Ha, Wajak seluas 12.485 Ha dan Pagak seluas 9.010 Ha. Lebih 70% dari luas wilayah ketiga kecamatan contoh bergelombang sampai berbukii dan lebih dari 60% wilayah kecamatan Dau dan Wajak terletak pada ketinggian antara 500

-

1000 M dari per- mukaan laut. Kurang lebih

80%

dari luas wilayah kecamatan Pagak terletak pada ketinggian kwang dari 500 M dari permukaan laut. Seluruh ibukota kecamatan di kabupaten Malang telah dihubungkan dengan jatan dalam kondisi baik yaitu telah

beraspal dan dihubungkan dengan kendaraan angkutan umum.

Rata-rata curah huian per tahun berturut-turut adalah 1991 Mm (Wajak), 1868

(170)

CURAH HUJAN

Gambar 6. Grafik Curah Hujan Kecamatan Dau, Wajak dan Pagak (Hasil Olahan Data Curah Hujan Tahun 1981 -1993. Stasiun Pengarnat Curah Hujan setempat)

Berdasarkan peta jenis tanah utama kabupaten Malang, yang disusun oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1976), jenis tanah Andosol dan Latosol meliputi lebih dari 75% wilayah kecamatan Dau dan Wajak. Jenis hnah Mediteran Merah Kuning dan titosol merupakan jenis tanah &ma meliputi 98% luas wilayah kecamatan Pagak. Jenis tanah Regosol terdapat di kecamatan Wajak meliputi 25%

luas wilayah dan di wilayah kecamatan Dau meliputi 5% luas wilayah.

Dari data Tabel 1 pola penggunaan lahan dengan jenis penggunaan lahan tegalan berturut-turut dari yang tertinggi Pagak (76%), Dau (43%) dan Wajak (39%). Apabila penggunaan lahan oleh penduduk di pakai sebagai indikator tingkat perkembangan pengusahaan lahan maka 98% wilaya h kecamatan Paga k di-

usahakanldigarap penduduk, sedangkan kecamatan Dau 73 % dan Wajak 62%. Tabel 1. Pda Penggunaan Lahan Di Tiga Kecamatan Contoh.

Jenis Penggulaan Lahan j Dau i Wajak j Pagak

%

10

Pekarangan i 7

14 8

1

Sawah 1 12 1 6

Tegal 43 i 39 i 76

Perkebunanl Kebun 2 1 ( 0

Hutan Lebat 7 3 0 1 0

Hutan Sejens 13 5 j 2

Hutan EkUar 7 3 i O

Lain4ain 4 2 9

Jwnlah 100 100 100

Perye&san Hasii dahan peta penggunan lahan sekala 1:25.000 Kecamatan yang bersangkutan.

(171)

hak milik, hak pakai, hak guna bangunan

serta

hak guna usaha. Tanah negara adalah lahan yang M u m dilekati salah satu hak atas tanah, walaupun pada waktu kini lahan

tersebut

tetah digarap penduduk. Tanah negara di wilayah ini pada umumnya berasal dari bekas lahan perkebunan yang telah habis rnasa berlakunya. Tanah bngkok untuk ketiga kecamatan persentasenya sama yaitu 2%.

Tabel 2. Status Tanah Di Tiga Kecamatan Contoh.

i

Status Dau Wajak - Pagak

Ha Oh Ha O/n Ha O h I

,

i

1. Tanah Milik 3.868 62 7.250 58 4.813 53

2. Tanah Negara 373 6 226 2807 31

3. Tanah Bengkok 98 2 249 2 138 2

/

4, Tanah Hutan 1.870 30 4.760 38 1.252 14

I

Jumlah , 6 209 100 , 12.485 100 9.010 100

Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Matang (1 988)

Kondisi umum desa contoh disajikan pada Tabel 3. Luas desa contoh di kecamatan Dau terluas adalah desa 3 sedangkan di kecamatan Wajak dan Pagak terluas adalah desa 1. Jumlah penduduk tertinggi di kecamabn Wajak dan Pagak adalah desa 1, sedangkan di kecamatan Dau desa 3. Kepadatan penduduk tertinggi di kecamatan Dau adalah desa 1, kecamatan Wajak desa 2, dan kecamatan Pagak desa 3. Penduduk yang mempunyai mata pencaharian pertanian basis tanah tertinggi adalah di kecamatan Wajak dan Pagak adalah desa 3, sedangkan di kecamatan Dau desa 2. Penduduk yang mempunyai mata pencaharian luar usahatani tertinggi di kecamatan Dau adalah desa 3, kecamatan Wajak desa 1 dan kecamatan Pagak desa

(172)

Tabel 3. Kondisi Umum Desa Contoh

Kecama~an Dm Kecmatao Wajak Kecamatan Papak

No Karakteristik Satuan La0drmgPm-i Tegslwrm KWIP Wajak Ngembd Patokpicis p* Sumbemejo Tlogorejo (denr 1) (desa 2) (&la 3) (desa 1) (desa 2) (dera 3) (desa 1) (desa 2) (desa 3) 1 Luas Wilayah Ha 276.50 357,lO 809.20 1022,OO 284.00 721.32 1819,80 1151.70 736.87

? Kondisi Fisik Lahan Landti h d a i Bergelombang Laadai Datar Bergelombang Bergelombang- Landai Landai Bergelombmg Betgelombang Berbukit Bergelombang Begelombag Babukit Berbukit -Berbukit -Berbukit 3 I ' o l a P e ~ a a n L a h a n

- Pemukiman Ha(%) 39.50 (14.3) 2345 (5.3) 141.37 (17,s) 258 (25.46) 71 (25.00) 73 (10.05) 330 (18.0) 230.20 (20.0) 160.20 (22.0)

- Sawah Ha(%) 83.00 (30.0) 49,02 (11.1) 0 (0,O) 199 (19.47) 71 (25,00) 130 (18,12) 37.4 (2.0) 10 (1.0) 3

- Tegalan Ha(%) 130.00 (47.0) 272,47 (61.8) 651.69 (80,s) 657 (64.29) 141 (49,65) 325 (45.03) 1307.4 (72.0) 328.50 (29,O) 391.11 (0.4) (53)

- Kebm Camp- Ha(W) 0 ' (0.0) 0 (0.0) 0 (0,o) 0 (0.00) 0 ( 0.00) 0 (0,OO) 0 (0.0) 0 (0,o) 0 ( 0.0)

- Perkeb~man Ha(%) 0 (0,o) 0 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.00) 0 (0.00) 26 (3.61) 0 (0.0) 0 (0,O) 0 (0.0)

- Hutan Ha(%) 0 (0.0) 0 (0.0) 15 (1,9) 0 (0.00) 0 (0.00) 151 (0.00) 0 (0.0) 500 (44.0) 128.13 (17.2)

- Lain-lain Ha(?") 24.00 (8.7) 96.17 (21.8) 1.21 (0,l) 6 (0.60) 1 (0.35) 16.32 (2.34) 145 (8.0) 83 ( 6 0 ) 54.44 (7.4) Jlunlnh Ha(%) Z76.50 (100) 357.10 (100) 809.2 (100) 1022 (100) 284 (LOO) 721.32 (100) 1819.8 (100) 1151.70 (100) 736.87 (100)

1 Kondisi Sosial Ekonomi

ILUI Sonid Rlldnya

, a Kependudukm

- Jumlah Penduduk jiwa 3998 2675 4703 12215 4332 5309 8309 6001 5202

-

J d a h K K jiwa 977 673 1344 2607 1116 1194 1846 1456 1287

-

Kepadatan geograf~s jiwa/lrm2 1462 749 581 1195 1523 736 457 521 706

-

Kepadatan -is jiwa/Ha 18 8 7 14 19 12 50 18 13

I c. Mata Pencaharian

-

Usahatani Yo 39.09 78.73 35.11 61,67 85.75 86,99 59.20 34 65

-

Luar Usahatmi Yo 60.91 21,27 64,89 38.83 14.25 13,02 40,48 66,OO 35.00 d Pendapatan Desa

-

J u m l a h ~ e n o ) Rp 000 1327421 1289880 943909 1162408 401496 64 1762 2941015 1385667 1297572

) - Konbibusi :

- Ilsahatani basis tanah O h 10.00 42.30 13.50 59.80 41.49 6 1.24 64.3 5 47.35 38.5 5

- ~ISIJIIUIUI~ b~Jtnn bwin ?'o 6.00 15,40 18,60 1,18 6.10 3,02 5,40 18,03 10.94 tanah Yo

- I I I W TJsnhatani 84.00 42.30 67.90 39.02 52,41 35,74 30.25 34.62 50.5 1

i '

I.ctlb 1)taa 'I'crluidal, Pusat FasilitasXota

-

lbukota Kccametan Km 2 7 9 0 4 6 0 6 6

1 - Ib~Jrota Kab./l;odya Km 6 10 16 17 21 23 34 25 40

,

-

lbukota propinsi Km 96 100 106 108 110 113 122 112 139

8 6 Perb~rbtmpan

1 OIU!JUII~ j drod& ~ 4 ~ )<m 9 7 7 4 4 3 9 5 8

1

Ranio terhadap wilaynh MlHa 36 28 8.75 4 14.2 5.3 5,5 7.7 14.5 tadlo

L---

(173)

Kontribusi penciapatan luar usahatani terhadap pendapatan desa tertinggi di kecamatan Dau adalah desa 1, kecamatan Wajak desa 2 dan kecamatan Pagak desa

3. Prosentase luas lahan tegalan terhadap luas wilayah tertinggi di kecamatan Dau adalah desa 3, sedangkan kecamatan Wajak dan Pagak desa 1. Aksesibilitas dilihat dari I&k terhadap pusat peiayanan di kecamatan Dau dan Wajak desa 3 terletak paling jauh dengan kota kecamatan, kecuali desa 2 dan 3 di kecamatan Wajak berjarak sama ke kota kecamatan. Apabita dilihat terhadap jarak ke kota terdekat maka desa 2 kecamatan Wajak dan desa 2 kecamatan Pagak lebih mudah mencapai kota Malang dibandingkan dengan desa lainnya.

Kondisi Fisik Lahan Teaalan

Hamparan mewpakan suatu luasan lahan yang dipilih sebagai satuan unit pengambilan contoh. Luas hamparan berkisar antara 6 sampai dengan 15 Ha, terdiri 14 hingga 70 bidang, jumiah pemilik antara 10 hingga 66 orang dengan bidang brluas 3,3850 Ha dan tersempit 0,040 Ha. Jumlah bidang seluruhnya adalah 559

bidang seluas 242,4308 Ha dengan 577 pemilik dan 597 penggarap. Data kondisi hamparan disajikan pada Tabel 5. Sedangkan peta letak bidang dan pemilikan masing-masing hamparan sebagai contoh disajikan pada Lampiran

It.

Tabel 4. Pemilikan dan Penggarapan Lahan Hamparan.

Ham Junlah Jumlah Jumlah Bidang B(dang

Kecarnatan Desa paran Luas &dang Permlik Penggarap 1-s Terremplt

Ha 6uah Orang , Orang Ha , Ha

Dau ' an dung san 1 12.84 29 26 26 1.32 0.14

Wajak Pagak - Tegalweru KLlCur Wajak Ngernbal Patokpicis Pagak Sumberrep Tlogorejo

(174)

batas tersebut di lapang dapat berupa galengan atau pagar. Jumlah bidang atau petak dengan jumlah pemilik dan jumlah penggarap tidak sama. Kondisi peng- garapan dan pemilikan lahan di hamparan disajikan pada Tabel 4.

Jumlah pemilik dan jumlah penggarap lebih tinggi dari pada jumlah bidang atau petak, memberikan indikasi bahwa terdapat bidang-bidang yang dimiliki dan digarap oleh lebih dari satu orang. Jumlah pemilik melebihi jumlah bidang dapat terjadi karena pemecahan pemilikan lahan belum dicatat dalam buku register desa (krawangan desa). Jumlah penggarap lebih dari jumlah bidang akibat salah satu proses antara lain lahan disewakan sebagian, digadaikan sebagian, dibagi hasilkan atau digarap oleh orang lain yang tidak tercatat dalam buku register desa.

Kondisi fisiografi masing-masing hamparan disajikan pada Tabel 5. Bentang permukaan hamparan bervariasi yaitu dari landai sampai bergelombang hingga miringlcuram. Panjang lereng masing-masing hamparan bervariasi dari 100 M

hingga 500 M.

Tabel 5. Fisiografi Lahan Hamparan

Kecamatan Desa Hamparan Bentang Tinggr dan Panjang Permukaan permukaanhut Lereng

1

Penpiasan. Bentuk pemwkaan lahan I= Datar-Landai. 2 = Bergelombang, 3 = MiringJCwam

Tinggi hamparan dari permukaan laut berkisar anbra 300 M hingga 800 M. Hamparan pada desadesa 3 (terjauh dari kota kecamatan) cenderung lebih curam di bandingkan dengan hamparan pada desa-desa lainnya. Hamparan desa 3 terletak

(175)

Kedalaman tanah efektip pada umumnya sedang sampai dalam yaitu antara

40

Cm hingga 90 Cm atau lebih. Kedalaman tanah efektip diukur dari permukaan b n a h sampai akar tanaman yang dapat mencapai atau berkembang. Kedalaman tanah masing-masing hamparan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Kedalaman Tanah Lahan Hamparan

--- - - - - . - - --

' ~ecamatan Desa Hamparan Kedalaman ana ah]

t

j

Dau

1 Wajak

!

Landungsari 1

Tegalweru

Kucw

Wajak

1

Pagak ; Pagak

- . Potensial (cm) 90 90 90 90 60 60 90 90 90 90 60 60

i

Tiogorejo 1 90

I 2 90

F M o r pembatas yang diamati di lapang pada lahan hamparan meliputi ter- dapatnya lapisan padas, batuan di permukaan, terjadinya tanah longsor dan peng- genangan pada musim hujan. Dari 200 bidang yang diamati diperoleh hasil 122 bidang (61 %) tidak a& faktor pembatas, 62 b i a n g ( 31 %) terdapat batuan padas, 2 bidang (1 %) terdapat batuan di permukaaan dan 14 bidang (7%) terjadi longsor dan penggenangan.

Kondisi fisik tanah ditunjukkan oleh hasil analisis laboratorium tekstur tanah disajikan pada Tabel 7. Hamparan di kecamatan Dau mempunyai tekstur dengan kandungan liat yang tinggi di bandingkan kandungan pasir dan debu, dalam klasifikasi dikategorikan sebagai lempung berfiat sampai liat (clay loam sampai clay).

(176)

Tabel 7. Hasil Analisa Lchoratorium - - -- Tekstur - - - - -- Tanah - - -. Lahan - -. . -- Hamparan. -- -

l~ecamatan Desa Hamparan Pasir Debu Llat Klas

O h % O h

Gambar

Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter
Gambar  1.  Hubungan  Penguasaan  dan  Penggunaan  Lahan  Dengan  Pendayagunaan  Lahan Tegalan  Serta  Dampaknya Terhadap  Lingkungan
Gambar  3.  Lokasi Daerah Penelitian
Gambar 4 .Skema PenentuanlPenarikan Contoh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan dan karakteristik lahan pada Tabel 1, maka didapat kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi gogo di lokasi penelitian yang termasuk ke dalam

Perancangan campuran beton sesuai target kuat tekan yang hendak dicapai dilakukan dengan mengacu data agregat kasar dan agregat halus yang merupakan gabungan dari dua jenis pasir

TOYOTA AVANZA G 2005 silver met tangan pertama pajak panjang barang mulus KM 91rb. Kramat Kwitang Senen

Perolehan sebuah sistem minimum berbasis sistem mikrokontroler Arduino MEGA2560 R3 dilakukan melalui langkah-langkah: (a) pembuatan board untuk integrasi modul sensor tegangan

Penulisan teks melalui SMS dapat mendukung penulisan yang lebih efisien terutama untuk menyebarkan informasi yang sama pada beberapa lokasi running text, sehingga penulisan

Akan tetapi, diantara sesama anak-anak dengan leukemia sel-T prekursor, kadar Hb yang rendah pada saat terdiagnosa dapat meningkatkan resiko outcome yang buruk, jika

Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah polusi suara atau disebut “kebisingan”, yang didefinisikan sebagai suara yang memekakkan telinga dan tidak dikehendaki,

Bagi aliran yang memberikan claya besar kepacla wah yu � qudrah, iradah, clan ka/am Tuhan merupakan sifat yang qadim, karena menerima sifat-sifat Tuhan sebagai yang