• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung Tema Arsitektur Vernakular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung Tema Arsitektur Vernakular"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA BANDUNG

Tema

ARSITEKTUR VERNAKULAR

LAPORAN PERANCANGAN

AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER Ganjil TAHUN 2013/2014

Sebagai Persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

KISWAN ZAKI

104 09 024

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)
(3)

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian,

Menyetujui :

Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan .

Bandung, 01 September 2014

Penulis, Mengetahui,

Pembimbing

Kiswan Zaki Salmon P Martana

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Judul ... 1

1.2 Latar Belakang ... 1

1.3 Sasaran Proyek ... 2

1.4 Tinjauan Teori ... 3

1.5 Perumusan Masalah ... 3

1.6 Maksud dan Tujuan ... 4

1.7 Pendekatan ... 5

1.8 Kerangka Berpikir ... 6

1.9 Sistematika Laporan ... 7

BAB II DESKRIPSIPROYEK ... 9

2.1. Umum ... 9

2.1.1 Lokasi ... 9

(5)

v

2.3. Program Kegiatan ... 14

2.4. Kebutuhan Ruang ... 15

2.5. Kriteria Umum Perancangan ... 17

2.6. Studi Banding ... 18

2.6.1 Benara Nurseries Indonesia ... 18

2.6.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 18

2.6.1.2 Konsep Dasar Nurseri ... 19

2.6.1.3 Tata Guna Lahan ... 20

2.6.1.4 Lokasi Benara Nurseries ... 20

2.6.1.5 Struktur Perusahaan ... 21

2.6.1.6 Sistem Irigasi ... 22

2.6.1.7 Sistem Drainase ... 23

2.6.1.8 Produksi Tanaman ... 23

2.6.1.9 Pemeliharaan Fisik Tanaman ... 26

2.6.1.10 Pemeliharaan Utilitas dan Fasilitas ... 32

2.6.1.11 Sistem Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja ... 23

(6)

vi

2.6.2.3 Tata Guna Lahan ... 37

2.6.2.4 Kondisi Fisik Tapak ... 38

2.6.2.5 Sistem Irigasi ... 38

2.6.2.6 Sistem Drainase ... 39

2.6.2.7 Perencanaan Produksi ... 39

2.6.2.8 Produksi Tanaman ... 40

2.6.2.9 Pemeliharaan Tanaman ... 41

2.6.2.10 Pemeliharaan Utilitas dan Fasilitas ... 43

2.6.2.11 Sistem Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja ... 44

BAB III ELABORASITEMA ... 47

3.1. Tema Perancangan ... 47

3.2. Pengertian... 47

3.3. Interpretasi Tema ... 51

3.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 53

BAB IV ANALISIS ... 56

4.1 Analisis Fungsional... 56

(7)

vii

4.1.4 Fungsi dan Persyaratan Ruang ... 61

4.2 Analisis Kondisi Lingkungan ... 64

4.2.1 Analisis Tapak ... 64

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 70

5.1 Konsep Dasar ... 70

5.2 Konsep Perancangan Tapak ... 71

5.3 Bangunan ... 73

5.3.1 Bentuk ... 73

5.3.2 Sistem Struktur ... 77

5.3.3 Utilitas ... 78

5.3.4 Sirkulasi ... 79

BAB VI HASIL PERANCANGAN ... 81

6.1 Peta Situasi ... 81

6.2 Gambar - gambar Perancangan ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(8)

Kiswan Zaki - 10409024 90

DAFTAR PUSTAKA

Maulida, I.M. 2002 . Pengelolaan Nurseri di Benara Nurseries Indonesia, Kabupaten Karawang dan di Pesona Daun Mas Asri, Kota Bogor. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mentayani, I dan Ikaputra. (2012). Menggali Makna Arsitektur Vernakular: Ranah, unsur dan Aspek-aspek Vernakularitas. LANTING Journal

of Architecture,1(2), 68-82.

Neufert, Ernst (2002). Architects First Edition. Diterjemahkan oleh Dr. Ing Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlangga.

Wungow, Tessa. (2011). Proses Bentukan Arsitektur. Diakses pada tanggal 26 september, 2011 dari Word Wide Web:

http://tessaiver.blogspot.com/2011/09/proses-bentukan-arsitektur.html

(9)

iii

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul

“Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung”. Laporan ini merupakan syarat kelulusan pendidikan S1 Jurusan Teknik Arsitektur.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Salmon P. Martana, M.T. sebagai dosen pembimbing atas bimbingan dan pengarahannya selama studio tugas akhir, sekaligus sebagai Ketua Jurusan Teknik Arsitektur UNIKOM.

2. Rahy Sukardi, Ir., M.T. atas masukan dan pengarahannya selama asistensi.

3. Dhini Dewiyanti Tantarto, Ir., M.T. sebagai Koordinator Tugas Akhir yang memberikan arahan selama tugas akhir berlangsung.

4. Dosen Penguji pada saat sidang yang telah memberikan masukan dan kritikan yang membantu dalam penyelesaian tugas akhir.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan pengetahuan dan kemampuan di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis sangat berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Februari 2014

(10)

Kiswan Zaki - 10409024 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. JUDUL

Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah “ Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung “

1.2. LATAR BELAKANG

Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya untuk kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu manusia mempunyai ketertarikan dan keterikatan dengan tanaman. Oleh karena itu, tanaman menjadi salah satu kebutuhan manusia.

Sementara itu populasi manusia pada saat sekarang ini semakin bertambah hampir pada setiap daerah di Indonesia, begipula di Kota bandung yang merupakan Ibu Kota dari Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian maka perkembangan bangunan-bangunan gedung maupun perumahan untuk hunian pada saat ini semakin banyak seiring dengan perkembangan populasi manusia pada saat ini. Sehingga banyak sekali lahan-lahan kosong untuk perkebunan serta ruang terbuka hijau beralih fungsi menjadi lahan untuk bangunan, baik untuk rumah maupun hunian bertingkat seperti hotel atau apartemen. Dengan banyaknya bangunan-bangunan baru yang didirikan sehingga membuat keadaan Kota Bandung menjadi panas karena semakin berkurangnya ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota.

(11)

Kiswan Zaki - 10409024 2

bangunan tersebut. Selain itu masih banyak fungsi dari vegetasi untuk bangunan arsitektur.

Dengan demikian sehingga berdampak pada penggunaan beberapa macam tanaman yang semakin banyak diperlukan untuk masalah vegetasi. Beberapa orang dengan sangat sulit dan mencari ke beberapa daerah untuk bisa mendapatkan tanaman yang diperlukan.

Tetapi dengan adanya Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung dapat memberikan ruang terbuka hijau bagi Kota Bandung yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul serta bercengkrama dengan teman, kerabat ataupun dengan keluarga. Selain itu Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung juga menyediakan beberapa fasilitas yang mendukung tentang pendidikan mengenai tanaman serta menjual berbagai macam jenis tanaman.

1.3. SASARAN PROYEK

Adapun sasaran dari perancangan perencanaan Pusat Wisata Bunga Kota Bandung ini adalah :

 Sasaran Utama

Sasaran utamanya adalah untuk Arsitek Lansekap supaya lebih mudah dakam mencari tanaman. Dengan adanya pusat bunga ini tanaman akan lebih mudah didapatkan. Serta untuk mewadahi kegiatan arsitek lansekap di kota Bandung.

 Sasaran Umum

(12)

Kiswan Zaki - 10409024 3

 Sasaran Khusus

Sedangkankan sasaran khususnya yaitu bagi para pecinta tanaman yang ingin menemukan beberapa jenis tanaman yang langka.

1.4. TINJAUAN TEORI  Wisata

Menurut undang – undang pemerintah nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, pengertian wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara.

 Bunga

Pengertian bunga di sini adalah tanaman atau pohon. Tanaman adalah semua subjek usaha tani yang bukan hewan dan dibudidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu sendiri.

Dari definisi di atas, Kawasan Wisata Bunga adalah suatu kawasan yang menyediakan segala jenis tanaman yang diperdagangkan dalam suatu tempat serta memberikan fasilitas-fasilitas wisata untuk orang yang berkunjung ke dalamnya.

1.5. PERUMUSAN MASALAH

(13)

Kiswan Zaki - 10409024 4

Aspek perancangan

- Bagaimana untuk merancang Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung yang mudah untuk dikenal sebagai pusatnya tanaman di Kota Bandung.

- Bagaimana membuat jalur sirkulasi yang nyaman pada site sebagai akses untuk menuju beberapa kawasan taman serta perkebunan tanaman.

- Bagaimana membuat sirkulasi di dalam bangunan dengan beberapa ruang yang dapat digunakan pengunjung dengan nyaman.

- Bagaimana merencanakan zoning yang bersinergi dengan lingkungan sekitar tapak.

Aspek bangunan

- Bagaimana menciptakan bangunan yang nyaman bagi para pengunjung yang datang ke Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung.

- Bagaimana mengarahkan bentukan bangunan yang sesuai dengan program ruang yang ada.

- Bagaimana merencanakan bangunan yang sesuai dengan tema Arsitektur Vernakular.

Aspek lingkungan

- Bagaimana merencanakan Kawasan Wisata Bunga dengan dapat menyikapi lingkungan pada tapak yang ada.

- Bagaimana merancang bangunan Kawasan Wisata Bunga dengan tanpa merusak kondisi yang ada pada sekitar tapak.

1.6. MAKSUD DAN TUJUAN

(14)

Kiswan Zaki - 10409024 5

pemerintah Kota Bandung yang ingin menata ulang kembali taman-taman yang ada di Kota supaya taman-taman tersebut dapat difungsikan dengan baik. Serta menambah area ruang terbuka hijau bagi Kota Bandung sebagai paru-paru Kota.

Tujuan dari perancangan dan perencanaan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung adalah:

 Mengembalikan citra Kota Bandung sebagai Kota Kembang

 Mempermudah untuk mendapatkan berbagai jenis tanaman.

 Mengetahui berbagai jenis tanaman yang masih langka.

 Memberikan bernagam informasi tentang tanaman.

 Menyediakan tempat untuk berkumpul dan bermain di taman Kota.

 Sebagai tempat untuk rekreasi sambil melihat berbagai jenis tanaman.

 Mempermudah untuk mendapatkan berbagai jenis obat untuk tanaman.

 Mempermudah mendapatkan alat-alat untuk bercocok tanam.

 Memberikan tempat untuk para pencinta tanaman untuk mengadakan berbagai macam kegiatan.

 Memberikan tempat untuk arsitek lansekap untuk memberikan wawasannya dalam berbagai macam acara di Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung.

1.7. PENDEKATAN

Untuk merencanakan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung ini dilakukan pendekatan sebagai berikut:

- Observasi kawasan sekitar jalan Taman Cibeunying untuk mendapatkan informasi pada sekitar site.

- Studi banding dengan fungsi bangunan sejenis yang telah ada sebelumnya.

(15)

Kiswan Zaki - 10409024 6

1.8. KERANGKA BERFIKIR

Diagram 1.1 Tahap Perancangan

PENGUMPULAN DATA

PROGRAM RUANG

STUDI LITERATUR MAKSUD DAN TUJUAN

PERMASALAHAN

SURVEY RUANG STUDI BANDING

KEGIATAN KEBUTUHAN HUBUNGAN ZONING

TEMA

KONSEP

ZONING SIRKULASI BENTUK STRUKTUR UTILITA

DESAIN SKEMATIK

DESAIN AKHIR LATAR BELAKANG

(16)

Kiswan Zaki - 10409024 7

1.9 SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan Studio Tugas Akhir Arsitektur disusun menjadi tiga bagian yang terdiri atas bagian awal, bagian pokok dan bagian akhir. Bagian awal dari laporan mencakup halaman judul, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar tabel. Secara garis besar sistematika penulisan laporan studio tugas akhir adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang uraian umum seperti latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup permasalahan, lingkup perancangan, metoda pembahasan, kerangka berfikir dan sistematika penulisan laporan.

Bab II : Deskripsi Proyek

Bab ini berisi tentang tinjauan umum proyek seperti deskripsi proyek, program kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, persyaratan teknis, hubungan antar ruang dan elaborasi tema.

Bab III : Elaborasi Tema

Bab ini berisi tentang penjelasan teori tema perancangan yang diangkat, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis

Bab IV : Analisis

Bab ini berisi tentang analisis fungsional, fungsi kegiatan, dan analisis kondisi lingkukan sekitar tapak .

Bab V : Konsep Perancangan

(17)

Kiswan Zaki - 10409024 8

Bab VI : Hasil Rancangan

(18)

Kiswan Zaki - 10409024 9

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Umum

2.1.1 Lokasi

Lokasi perancangan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung terdapat pada wilayah ruang terbuka hijau. Pembangunan kawasan wisata ini bersifat komersial yang akan memberikan fasilitas bagi warga Kota Bandung untuk bisa mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas di kawasan wisata bunga.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek

( Sumber : Google Map )

Deskripsi Proyek :

Kasus : Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung Lokasi Proyek : Jln. Taman Cibeunying

Sifat Proyek : Fiktif Luas Lahan : 53.000 m2

KDB : 50 %

KLB : 1.0

Luas Gedung : 8.000 m2 Tinggi Gedung : 15 m

Jumlah Lantai : 3 lantai, 2 lantai dan 1 lantai

(19)

Kiswan Zaki - 10409024 10

Pemilik Proyek : Pemerintah Sumber Dana : Pemerintah

Fasilitas : Gedung pengolahan sampah, pasar bunga hias, swalayan perlengkapan tanaman, laboratorium, gedung serbaguna, musholla, gedung pendidikan dan pelatihan, kantor, tempat pembibitan, green house, restoran, gazeebo.

2.1.2 Tata Guna Lahan

Secara garis besar seluruh wilayah Kecamatan Bandung Wetan dibagi menjadi empat lahan peruntukan, yaitu:

(i) Peruntukan lahan bagi perumahan (ii) Peruntukan lahan bagi jasa

(iii) Peruntukan lahan bagi ruang terbuka hijau (iv) Peruntukan lahan bagi pemerintah

Rencana pembangunan gedung ini terdapat pada zona peruntukan lahan bagi kegiatan ruang terbuka hijau.

Gambar 2.2 Rencana Tata Guna Lahan

(20)

Kiswan Zaki - 10409024 11

2.1.3 Peraturan dan Standar yang Digunakan

 Table KDB dan KLB kota Bandung

Table 2.1 KDB dan KLB kota Bandung

(21)

Kiswan Zaki - 10409024 12

 Tabel Hirarki jalan

Tabel 2.2 Hirarki jalan

(22)

Kiswan Zaki - 10409024 13

 Tabel KDB dan KLB kota Bandung Fungsi dan kelas

jalan

Lebar Damija

Garis Sempadan Bangunan ( GSB )

(23)

Kiswan Zaki - 10409024 14

2.2 Pengguna

Adapun sasaran pengguna dari perancangan Kawasan Wisata Bunga ini adalah:

 Masyarakan Kota Bandung

 Wisatawan dari luar kota

 Pelajar sekolah menengah pertama

 Pelajar sekolah menengah atas

 Mahasiswa

 Kelompok umum

2.3 Program Kegiatan

Program kegiatan dilakukan berdasarkan pengguna gedung, aktifitas yang dilakukan :

1. Pengunjung

Aktifitas pengunjung antara lain :

 Berbelanja ke pasar bunga hias

 Berbelanja ke swalayan perlengkapan tanaman

 Berbelanja ke green house

 Melihat tanaman-tanaman yang ada dalam green house

 Melihat tanaman-tanaman yang ada di luar green house

 Makan di restoran

 Bersantai pada taman yang disediakan

 Melihat pameran tanaman

 Membaca di perpustakaan

 Rekreasi 2. Pelajar

 Mendengarkan materi pada gedung serbaguna

 Mendapatkan pendidikan tentang tanaman

 Melakukan persilangan tanaman pada laboratorium

 Melakukan perbanyakan tanaman

(24)

Kiswan Zaki - 10409024 15

 Melihat beberpa tanaman yang ada di kawasan wisata bunga

3. Pengelola kawasan wisata bunga

 Melakukan kegiatan marketing terhadapt event pameran bunga hias

 Pelakukan perawatan fasilitas-fasilitas kawasan wisata bunga

 Melakukan promosi untuk pemasaran tanaman

 Melakukan kegiatan yang dapat menarik pengunjung

(25)

Kiswan Zaki - 10409024 16

- R. Manajer dan Sekertaris

(26)

Kiswan Zaki - 10409024 17 - Toilet

 Servis & Utilitas

- Mushola

- Wudhu

- Toilet Pria dan Wanita

- Gudang

2.5 KRITERIA UMUM PERANCANGAN

Berikut merupakan kriteria perancangan dari proyek Kawasan Wisata Bunga ini, diantaranya adalah:

Sirkulasi

Sirkulasi merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap perancangan. Pada prinsipnya pengunjung dapat melewati seluruh area kawasan dan dapat memanfaatkan beberapa fasiliitas yang ada. Penggunaan sistem sirkulasi pada kawasan ini dapat mempengaruhi alur aktifitas kegiatam.

Keamanan

Fungsi keseluruh alat dan benda yang terdapat dalam kawasan ini memerlukan perhatian khusus dalam penggunaannya dan juga memerlukan pengarahan khusus agar benda yang ada bisa difungsikan dengan baik.

Lokasi dan Tapak

Pemilihan lokasi tapak memiliki pertimbangan, seperti:

- Dekat dengan kawasan area terbuka hijau

- Dekat dengan kawasan penjual tanaman

(27)

Kiswan Zaki - 10409024 18 - Memeiliki lingkungan yang tenang sehingga nyaman

untuk beraktifitas.

- Berada di kawasan yang kuat dengan area taman

Pencahayaan dan Udara

Pencahayaan serta penghawaan atau udara harus benar-benar diperhatikan dalam sebuah kawasan dengan kapasitas pengguna yang banyak supaya pengunjung bisa nayaman berada pada kawasan tersebut.

Utilitas

Sistem utilitas mencakup sistem utilitas perairan yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena merupakan kawasan wisata bunga sehingga memerlukan banyak penggunaan air. Serta listrik untuk cahaya buatan pada malam hari.

2.6 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS

2.6.1 Benara Nurseries Indonesia

2.6.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

Perkembangan bisnis properti yang sedang meningkat melarbelakangi perusahaan Forestech yang bergerak di bidang kontraktor untuk membangun sebuah tempat pembibitan tanamn sendiri. Oleh karena itu pembangunan nurseri dimulai pada tanggal 17 november 1994 di Kabupaten Karawang Jawa Barat.

Gambar 2.3 Gedung Benara Nurseries Indonesia

(28)

Kiswan Zaki - 10409024 19

Perkembangan nurseri ini bekerja sama dengan Benara Nurseri Australia di atas lahan seluas 30 Ha yang merupakan tanah negara yang disewadengan sisitem hak guna usaha. Pemilihan lokasi sangat dekat dengan irigasi POJ Tarum Timur yang dapat dijadikan sebagai sumber air.

Pada awal pembentukannya, nurseri ini diberi nama Benara Forestech Utama yang kemudian mengalami perubahan nama menjadi PT. Benara Flora Utama atau Benara Nurseries Indonesia. Tanaman yang dikembangkan merupakan tanaman tropis yang terdiri dari palem, tanaman berbuah dan berbunga, tanaman indoor dan tahan ruangan serta masih banyak lagi jenis tanaman lainnya.

2.6.1.2 Konsep Dasar Nurseri

Benara Nurseries Indonesia merupakan sebuah nurseri yang mengusahakan penyediaan berbagai macam tanaman tropis. Penataan penyimpanan tanaman ke dalam blok-blok berdasarkan jenis dan ukurannya ditunjukan untuk mempermudah pengontrolan dan pemeliharaan. Tanaman dikembangkan dalam pot/polibag untuk mempermudah pengepakan, pengangkutan, transfortasi, pemasaran tanaman serta proses produksi.

(29)

Kiswan Zaki - 10409024 20

2.6.1.3 Tata Guna Lahan

Benara Nurseries Indonesia mempunyai luas lahan 30 Ha yang terdiri dari area produksi, area pelayanan, jalur sirkulasi dan sisanya dipergunakan untuk fasilitas penunjang lainnya. Area produksi dibedakan berdasarkan jenis tanaman yaitu indoor dan outdoor. Area produksi lainnya adalah propagasi yang merupakan tempat perbanyakan tanaman yang terdiri dari empat Shade House dan dua Iglo yang berbentuk seperti kubah. Terdapat tempat khusus untuk menyimpan contoh koleksi berbagai tanaman (display area) yang terletak di sepanjang jalan utara nurseri.

Area pelayanan meliputi bangunan kantor yang digunakan untuk kegiatan administrasi, keuangan dan transaksi pemasaran. Jalur sirkulasi terdiri dari jalur sirkulasi kendaraan dan jalan setapak. Untuk meningkatkan daya tarik konsumen, pembuatan taman ditujukan untuk menambah keindahan tapak. Fasilitas penunjang liannya antara lain gudang yang digunakan untuk penyimpanan peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi, kantin yang digunakan sebagai tempat untuk istirahat para pegawai, gazebo untuk tempat duduk-duduk para pengunjung dan tempat parkir.

2.6.1.4 Lokasi Benara Nurseries

Lokasi Benara Nurseries Indonesia berada di perbatasan dua desa yaitu Desa Kalihurip, Kecamatan Cikampek dan Desa Cimahi, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Batas-batas wilayah nurseri ini yaitu:

(30)

Kiswan Zaki - 10409024 21

Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Karawang merupakan daerah dataran rendah. Tapak terletak pada ketinggian 25 m di atas permukaan laut dengan kemiringan 0-2 %.

Benara Nurseries Indonesia dilalui oleh saluran irigasi POJ Tarum Timur yang menjadi sumber air untuk keperluan pengelolaan nurseri. Jenis tanah yang terdapat pada tapak yaitu jenis aluvial dengan kesuburan tanah sedang.

2.6.1.5 Struktur Perusahaan

Secara garis besar struktur kerja teknis meliputi: 1. Propogasi

Pegawai propogasi bertanggung jawab terhadap kegiatan perbanyakan tanaman secara keseluruhan yang meliputi

cutting, tubbing, split dan seeding. Pengawasan tanaman

dilakukan secara intensif sehingga kondisi tanaman yang masih rentan dapat terjaga dengan baik dan penentuan tanaman untuk selanjutnya ditanam di pot/polibag, sehingga tanaman siap jual disesuaikan dengan spesifikasinya.

2. Pengepotan

3. Area untuk tanaman pot kecil dan area pemasaran 4. Tim blok

5. Pemeliharaan

6. Sistem jaringan utilitas 7. Konstruksi

8. Logistik 9. Pemasaran

(31)

Kiswan Zaki - 10409024 22

2.6.1.6 Sistem Irigasi

Sumber air yang digunakan untuk pengairan tanaman dan air minum pegawai berasal dari irigasi POJ Tarum Timur yang berada di sebelah barat nurseri. Air tersebut kemudian dialirkan pada bak penampungan air lewat pipa beton, kemudian disaring dengan menggunakan sand filter sebelum masuk ke Pump station. Pump station merupakan pompa air yang terdiri dari empat main pump dengan debit air 1000 1/menit dan 1 joki dengan debit air 300 1/menit yang digunakan secara bergantian. Joki ini hanya mendistribusikan air pada sistem penyiraman yang menggunakan spray stake, sedangkan untuk sistem penyiraman yang mengguanakan springkler digunakan main pump.

Keseluruhan pump station dihubungkan dengan presser switch yaitu sejenis saklar yang bekerja dengan pengaruh tekanan.

Penyiraman tanaman sudah dicampur dengan pupuk urea cair yang diinjeksikan dengan menggunakan alat yang dinamakan injection pump. Alat ini mempunyai dua buah selenoid di mana tiap selenoid terdiri dari empat injection dengan kapasitas 28,8 ml tiap injeksinya. Pencampuran urea dengan air menggunakan pipa PVC dengan diameter 1-12 inci. Pipa karet digunakan untuk penyiraman yang menggunakan spray stake.

(32)

Kiswan Zaki - 10409024 23

2.6.1.7 Sistem Drainase

Sistem drainase di nurseri ini merupakan faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan, dikarenakan kondisi tapak yang sangat mudah terkena banjir. Saluran drainase di dalam nurseri terdiri dari beberapa selokan dengan ukuran yang berbeda-beda. Selokan ini diusahakan untuk dapat mengalirkan air dengan baik sehingga genangan air/banjir dapat dihindari. Sedangkan untuk konstruksi drainase di dalam

shade house dan small por area yaitu dengan menggunakan

interval plastik yang kemudian di atasnya diberi batu split dengan tinggi ± 5 cm.

Gambar 2.5 . Saluran Drainase

2.6.1.8 Produksi Tanaman Perbanyakan Tanaman

Kegiatan produksi di Benara Nurseries Indonesia ini meliputi beberapa pekerjaan utama, yaitu: penyemaian biji, perbanyakan tanaman, pengepotan dan pemeliharaan. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan dua cara yaitu secara geberatif (perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan menggunakan biji) dan secara vegetatif (perbanyakan dengan cara cutting, split atau division, dan

(33)

Kiswan Zaki - 10409024 24

yang tepat agar terjadi domansi biji. Sortasi dan grading biji dilakukan sebelum perendaman dengan air. Zat pengatur tumbuh (atonik) dan fungisida (dhitane,manzate) dengan perbandingan 11:3 ml : 2g. Lama perendaman 1 x 24 jam, kemudian direndam dengan air biasa selama 1 x 24 jam. Perendaman ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang mungkin masih menempel pada biji dan untuk mengetahui daya berkecambah biji. Pada saat perendaman, biji yang terapung mempunyai daya kecambah yang rendah.

Perbanyakan dengan teknik cutting dilakukan melalui empat tahap, yaitu: cutting, misting, tubbing dan potting. Penyetakan tanaman dilakukan pada pagi hari untuk menghindari tanaman mengalami penguapan/transpirasi. Khusus untuk perbanyakan cutting, batang dan pucuk dilakukan pemberian ZPT sebelum dibenamkan di tray. ZPT yang digunakan berupa Indole Butyric Acid (IBA) yang berbentuk serbuk. Kemudian hasil cutting yang sudah di tray dibenamkan di misting area dengan teknik penyiraman kabut. Bila akar sudah keluar, hasil cutting dipindahkan pada tray yang berbentuk tube agar perkembangan akar tidak terhambat yang selanjutnya dipindahkan pada tubbing area

yang merupakan area tanpa naungan.

(34)

Kiswan Zaki - 10409024 25 Gambar 2.6. Pelaksanaan Teknik Cutting dan Tubbing

Tanaman yang didatangkan dari luar negeri baik berupa biji, bibit ataupun tanamn besar, harus memlaui proses karantina tumbuhan. Hal ini ditujukan untuk melindungi tanaman yang tidak boleh dieksploitasi khususnya tanaman langka dan juga untuk mencegah penularan penyakit yang dibawa bersama tanaman.

Pengepotan

Pengepotan dilakukan setelah masa pembibitan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman selanjutnya. Kegiatan ini dilakukan setelah tanaman yang berada di

tubbing area sudah berkembnag baik dan cukup kuat. Hal ini

ditandai dengan jumlah daun yang muncul lebih dari 1 cabang dan perakarannya sudah penuh dan kuat. Ukuran pot yang digunakan sebagai tempat tumbuh tanaman sangat beragam yaitu, 7 cm, 10 cm, 11 cm, 13 cm, 20 cm, 40 cm.

(35)

Kiswan Zaki - 10409024 26

Pemindahan tanaman pada pot dengan ukuran yang besar dilakukan jika tanaman tersebut memerlukan ruang dan hara yang lebih, sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.

Media Tanaman

Media tanam merupakan faktor yang sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam yang utama digunakan di Benara Nurseries Indonesia adalah pasir, sekam dan cocopeat. Media tanaman yang digunakan harus dapat menunjang pertumbuhan tanaman dengan baik. Media tanam harus mengandung unsur hara yang cukup, poros, udara dapat mencapai akar dan kelembaban terjamin serta bebas dari penyakit.

2.6.1.9 Pemeliharaan Fisik Tanaman Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk mensuplai zat-zat hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Adapun pupuk yang digunakan di Benara Nurseries Indonesia adalah NPK, urea, osmocote dan IBDU. Beberapa pupuk lain diberikan pada saat pencampuran media seperti SP36, perosulfat, urea, dolomit dan lain-lain dengan perbandingan yang tidak dipublikasikan.

(36)

Kiswan Zaki - 10409024 27

tanaman, kecuali untuk pohon buah pemberian dilakukan 1x2 minggu pada awal pertumbuhannya dan selanjutnya setelah pohon siap jual pemberian dilakukan 1x2 bulan.

Osmocote plus adalah pupuk yang mengandung hara makro mikro yang bersifat slow release dimana peneluaran haranya dilakukan secara bertahap.

IBDU merupakan pupuk sejenis urea yang berbentuk butiran putih yang mengandung hara mikro yang bersifat slow release. IBDU mempunyai kandungan N 31% berfungsi untuk menghijaukan daun dan biasanya digunakan untuk tanaman indoor.

Urea diberikan bersamaan pada saat penyiraman dengan dilarutkan terlebih dahulu dan dengan ditaburkan apabila tanaman memerlukan lebih. Penaburan urea diusahakan tidak mengenai tanaman karena akan mengakibatkan bagian tanaman yang terkena akan terbakar. Setelah ditabur kemudian ditutup dengan media, sehingga penguapan dapat dikurangi akibat sinar matahari.

Penyiraman

Penyiraman sangat dibuthkan untuk meningkatkan kelembaban tanah untuk mencegah kelayuan akibat proses evapontranpirasi serta memudahkan penyebaran hara oleh perakaran tanaman.

Dengan luasan lahan 28 Ha, kebutuhan air di nurseri adalah ±140.000 galon perhari atau 532.000 liter perhari. Penyiraman dilakukan pagi, siang dan sore hari dengan lama penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca, biasanya 15-30 menit kecuali jika hari hujan frekuensi penyiraman dikurangi atau bahkan tidak dilakukan.

(37)

Kiswan Zaki - 10409024 28

injection pump yang berfungsi menginjeksi urea cair ke

dalam pipa untuk penyiraman. Penyiraman menggunakan sprinkler perputarannya dapat diatur mulai dari 22ºC sampai 360ºC.

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Di Benara Nurseries Indonesia pengendalian hama dibedakan berdasarkan tujuan pengendaliannya yaitu pengendalian kuratif dan preventif, dimana kegiatan ini dilakukan secara kimia dan mekanis. Pengendalian kuratif merupakan pengendalian yang dilakukan setelah tanaman terserang hama/penyakit dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi tanaman dan memberantas hama/penyakit. Sedangkan pengendalian preventif adalah pengendalian yang dilakukan untuk tujuan pencegahan rusaknya tanaman akibat hama/penyakit.

Pengendalian HTP secara kimia dilakukan dengan menggunakan pestisida yang terdiri dari dua jenis, yaitu fungisida dan insektisida. Jenis pestisida ini dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sifatnya, yaitu sistemik dan kontak. Pestisida yang bersifat sistemik yaitu pestisida yang bahan aktifnya masuk ke dalam jaringan tanaman yang mengakibatkan matinya HTP yang memakan tanaman tersebut. Sedangkan pestisida yang bersifat kontak yaitu pestisida akan membunuh secara langsung jika secara tepat mengenai HTP yang menyerang tanaman. Aplikasi penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu ditaburkan seperti furadan, dengan peredaran tanaman sebelum ditanam seperti penggunaan dithane dan dengan penyemprotan.

(38)

Kiswan Zaki - 10409024 29

Penyemprotan diusahakan dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 10.00 dan sore hari setelah pukul 15.00. hal ini dilakukan untuk menghindari penguapan pestisida. Alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan ini antara lain adalah unit alat penyemprotan (hand spray, knapsack prayer), misi blower, power sprayer dan alat penunjang lainnya.

Gambar 2.8. Pelaksanaan Penyemprotan

Pengendalian HPT secara mekanik dilakukan dengan dua cara, yaitu mengambil hama secara manual pada tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian ini sering dilakukan untuk pengendalian hama sejenis kumbang dan ulat yang banyak menyerang palem.

Pengendalian Gulma

(39)

Kiswan Zaki - 10409024 30

Sedangkan pengendalian gulma di blok dengan ukuran polibag besar dilakukan dengan menggunakan herbisida seperti Roundup dan Gramoxon. Herbisida yang dilakukan disesuaikan dengan jenis gulma dan pada saat penyemprotan diusahakan langsung mengenai zat hijau dan gulma. Pengendalian gulma dilakukan secara rutin setiap hari, karena apertumbuhannya cukup cepat dan luasan nurseru yang cukup luas.

Pemangkasan

Pemangkasan tanaman yang dilakukan dibedakan berdasarkan tujuannya yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan untuk keserampakan tumbuh dan pemangkasan untuk menjaga keamanan dan kesehatan tanaman. Pemangkasan ini dilakukan pada batang, cabang, ranting dan akar dengan melihat keseimbangan tumbuh secara keseluruhan.

Pemangkasan bentuk dalah pemangkasan untuk menghasilkan tanaman to[iari dengan melakukan pemangkasan pucuk daun sedemikian rupa sehingga bentuk tanaman sesuai dengan yang diinginkan seperti bentuk kerucut, dua bola dan lain-lain. Pemangkasan untuk keserampakan tumbuh dilakukan untuk menciptakan tanaman dengan penmapakan yang baik dengan banyaknya percabangan. Pemangkasan ini biasanya dilakukan untuk tanaman ground cover dan shurb dengan memangkas pucuk daun.

(40)

Kiswan Zaki - 10409024 31 Gambar 2.9. Pelaksanaan Pemangkasan

Alat yang digunakan untuk pemangkasan ini adalah gunting pangkas dan gunting dahan. Sedangkan untuk pemangkasan rumput dilakukan dengan menggunakan

grass mower.

Sticking

Sticking adalah pemberian stik pada tanaman dengan

(41)

Kiswan Zaki - 10409024 32 Gambar 2.10. Pelaksanaan Sticking Tanaman

Alat yang digunakan adalah stik dan karet pengikat. Stik yang digunakan terbuat dari bambu dengan berbagai ukuran yang disesuaikan denga ukuran tanamannya. Sedangkan karet yang digunakan adalah karet yang dapat dilongggarkan dan dikencangkan pegangannya, disesuaikan dengan ukuran tanaman. Sedangkan untuk menghindari robohnya tanaman ukuran besar dilakukan dengan membuat penopang besar yang terbuat dari bambu yang dibentuk seperti pagar di setiap baris tanaman.

2.6.1.10 Pemeliharaan Utilitas dan Fasilitas

Kegiatan pemeliharaan utilitas dan fasilitas meliputi kegiatan pemeliharaan saluran dan sistem irigasi, saluran drainase, jalur sirkulasi, bangunan produksi, bangunan kantor dan mesin kerja.

Pemeliharaan saluran irigasi bertujuan agar sistem irigasi dapat berfungsi dengan baik sehingga kebutuhan tanaman akan air dapat terpenuhi.

(42)

Kiswan Zaki - 10409024 33

atau kotoran yang menutupi saluran. Kegiatan ini dilakukan secara rutin 1x perbulan.

Jalur sirkulasi yang ada di Benara Nurseries Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu jalur sirkulasi utama yang terbuat dari perkerasan yang digunakan untuk jalur kendaraan dan pejalan kaki, dan jalur sirkulasi yang terbuat dari rumput yang berada diantara blok sebagai jalur pejalan kaki dan kendaraan untuk keperluan produksi seperti traktor dan bobcat. Pemeliharaan yang dilakukan pada jalur sirkulasi adalah pembersihan dari rumput liar dan penyapuan dari kotoran seperti sampah dan daun-daun kering yang dilakukan secara manual.

Pemeliharaan bangunan produksi tanaman yang dilakukan secara rutin adalah pembersihan bangunan dari rumput dan sampah. Pemeliharaan secara insidentil adalah pengecetan dasar tiang untuk menghindari rusaknya tiang kayu akibat rayap, penggantian net yang rusak, perbaikan dan penggantian tiang penyangga yang rusak. Pemeliharaan kantor yang dilakukan secara rutin adalah pembersihan lantai, sedangkan yang insidentil adalah pengecetan dan perbaikan bangunan kantor yang rusak.

Pengontrol mesin kerja yang digunakan sangat penting untuk kelancaran kerja, kegiatan ini dilakukan secara rutin yang meliputi pemeriksaan kondisi mesin, pemeriksaan dan pembersihan filter, penggantian oli dan pengisian solar. Pemeliharaan secara isidentil adalah perbaikan dan pergantian spare part mesin kerja yang rusak.

2.6.1.11 Sistem Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja

(43)

Kiswan Zaki - 10409024 34

kelangsunganperkembangan perusahaan. Secara garis besar zonasi ruang kerja meliputi:

Area Propagasi

Area ini merupakan tempat berlangsungnya segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan perbanyakan tanaman. Area ini dibedakan menjadi dua tempat, yaitu

misting area dan tubbing area. Rumah produksi yang ada

terdiri dari empar buah Shade House dan dua Iglo. Kegiatan yang dilakukan antara lain cutting, tubbing, split dan

seedling. Tanaman yang sudah siap selanjutnya dipindahkan

ke sales are. Hal ini membutuhkan koordinasi dengan bagian pemsaran dan produksi sehingga permintaan terpenuhi dengan kondisi tanaman yang sesuai.

Gambar 2.11. Misting Area (kanan) dan Tubbing Area (kiri)

Blok

(44)

Kiswan Zaki - 10409024 35 Gambar 2.12. Area Produksi pada Blok

Area Untuk Tanaman Pot Ukuran Kecil

Area ini merupakan tempat penyimpanan beberapa jenis

ground cover dan shurbs yang siap jual. Area ini dibedakan

berdasarkan jenis tanaman yaitu indoor dan outdoor. Tanaman indoor ditempatkan di shade house yang sebagian besar merupakan tanaman hias daun. Tanaman di area ini dikelompokan berdasarkan jenisnya dan ditata untuk mempermudah perawatan dan pengecekan kondisi tanaman.

Area Percontohan Tanaman

(45)

Kiswan Zaki - 10409024 36 Gambar 2.13. Area Untuk Tanaman Pot Ukuran Kecil

Gambar 2.14. Area Percontohan

2.6.2 Pesona Daun Mas Asri

2.6.2.1 Sejarah Perusahaan

Permintaan terhadap daun potong sebagai pelengkap dalam rangkaian bunga (filter) yang semakin meningkat melatarbelakangi berdirinya nurseri Pesona Daun Mas Asri. Nurseri ini didirikan di Ciawi, Kota Bogor, Jawa Barat pada bulan Juni 1997 yang merupakan anak perusahaan dari Jasa Dinamika Ventura Corporation (JDVC).

(46)

Kiswan Zaki - 10409024 37

dapat dibuktikan dengan didirikannya satu unit khusus research

and development (R&D) pada bulan Desember 1998. Uni ini

digunakan sebagai tempat perkembangan tanaman hias pot dan tempat dilakukannya percobaan produksi tanaman jenis baru.

2.6.2.2 Konsep Dasar

Konsep awal berdirinya Pesona Daun Mas Asri adalah pengusahaan tanaman hias daun sebagai daun potong yang ditujukan terutama untuk ekpor, di mana komoditi utamanya adalah Dracaena surculosa (varietas florida beuty dan

godseffiana) dan Dracaena sanderana. Sedangkan jenis

tanaman lainnya merupakan komoditi penunjang untuk pasar lokal.

Kondisi iklim menjadi faktor penting dipertimbangkan untuk pertumbuhan tanaman hias daun sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman hias daun sebagian besar diproduksi di dalam green house untuk memberikan perlindungan tanaman dari hujan dan memberikan sinar matahari yang dibutuhkan.

2.6.2.3 Tata Guna Lahan

Pesona Daun Mas Asri mempunyai tapak seluas ± 6 ha yang terdiri dari area produksi, area pelayanan dan sisanya digunakan untuk fasilitas penunjang lainnya. Area produksi yang digunakan ± 3 ha terdiri dari rumah produksi yang berupa lath

house (rumah paranet) dan rumah plastik. Rumah plastik

berjumlah 4 unit dengan 1 unit merupakan unit R&D, sedangkan

lath house berjumlah 7 unit dengan paranet yang digunakan

merupakan paranet hitam dengan daya serap 75 %. Setiap unit terdiri dari 12-23 jalur dengan 2 bedengan tiap jalurnya.

(47)

Kiswan Zaki - 10409024 38

Keindahan tapak ditunjang dengan ditanaminya sekeliling area dengan tanaman hias yang juga merupakan tanaman produksi. Fasilitas penunjang yang ada adalah gudang tempat penyimpanan peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi, tempat khusus untuk penyortiran dan pembungkusan tanaman, saung tempat beristirahat, lapangan olahraga dan tempat parkir serta tempat tinggal untuk pegawai.

2.6.2.4 Kondisi Fisik Tapak

Pesona Daun Mas Asri berada di Jalan Rulita, Desa Harjasari, Kecamatan Ciawi, Kota Bogor, Jawa Barat. Dengan batas-batas tapak sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Sindangsari Sebelah Selatan : Desa Bitungsari Sebelah Barat : Desa Muara Sari Sebelah Timur : Desa Ciawi

Berdasarkan data klimatologi tahun 2000 dari Badan Meteorologi dan Geofisika Bogor, temperatur minimal rata-rata 22,7º c dan temperatur maksimal rata-rata 30,9º c dengan kelembaban rata-rata 84%. Ketinggian tanah dari permukaan laut ± 400 m.

2.6.2.5 Sistem Irigasi

Sumber air untuk penyiraman di Pesona Daun Mas Asri berasal dari air tanah dengan pompa air listrik yang digunakan untuk menyedot air tanah tersebut. Pompa air ini berjumlah 4 buah dan mempunyai daya 1,3 HP. Dua pompa digunakan untuk menarik air tanah tersebut ke bak plastik penampung ke pipa sekunder untuk penyiraman.

(48)

Kiswan Zaki - 10409024 39

otomatis dengan keluarnya air setiap 4 menit dan lamanya penyiraman ± 20 detik. Untuk penyiraman di unit digunakan

spray jet yang diatur dengan kran yang ada di setiap bedengan.

Sedangkan penyiraman di R & D dengan menggunakan sistem irigasi tetes yang dapat digunakan untuk pemupukan dan penyiraman secara bersamaan.

2.6.2.6 Sistem Drainase

Topografi tapak yang tidak datar memerlukan sistem drainase yang baik untuk menghindari terjadinya genangan air akibat hujan. Selokan yang berada di setiap unit aliran pembuangan air yang berakhir di sungai kecil tempat pembuangan akhir. Selokan ini terbuat dari perkerasan dengan tinggi 75 cm dan lebar 40 cm, sedangkan untuk drainase di jalur sirkulasi terdapat selokan dengan ukuran yang lebih kecil.

2.6.2.7 Perencanaan Produksi

Tanaman utama yang dikembangkan di Pesona Daun Mas Asri merupakan tanaman hias jenis daun yang banyak digunakan sebagai pelengkap dalam suatu rangkaian bunga

(filter). Seiring dengan berkembangnya florist industry, nurseri

berusaha untuk mengembangkan tanaman hias lainnya untuk dipasarkan. Berbagai jenis tanaman hias dalam pot dan tanaman lanskap trlah diusahakan untuk dikembangkan.

(49)

Kiswan Zaki - 10409024 40

2.6.2.8 Produksi Tanaman

1. Perbanyakan Tanaman

Perbanyakan tanaman merupakan proses awal produksi yang sangat menentukan keberhasilan tumbuh tanaman. Perbanyakan tanaman dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dilakukan dengan cara setek pucuk, setek daun dan split, sedangkan perbanyakan tanaman secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji.

Sebagian besar tanaman yang dikembangkan di nurseri ini diperbanyak dengan cara setek. Perendaman dengan larutan pastisida dilakukan pada hasil setek pucuk yang sebelumnya telah dicuci terlebih dahulu untuk membunuh hama atau penyakit. Kemudian sebelum ditanam, ujung tangkai/batangnya dicelupkan pada ZPT yang telah dicairkan.

2. Pengepotan

Untuk tanaman pot, setelah melewati masa pembibitan tanaman dipindahkan ke pot dengan jenis ukuran pot yang disesuaikan dengan tanamannya. Ukuran pot yang digunakan adalah 7,5 cm, 10 cm, 12,5 cm, 15 cm dan pot gantung. Sedangkan tanaman yang dipasarkan dalam bentuk daun potong, setelah melewati masa pembibitan ditanaman langsung di bedengan. Penggemburan tanah dilakukan sebelum bedengan digunakan untuk penanaman.

3. Media tanam

(50)

Kiswan Zaki - 10409024 41

kelapa bermerk Green Grow dengan komposisi nutrisi yang berbeda-beda sesuai dengan kegunannya.

2.6.2.9 Pemeliharaan Tanaman

1. Pemupukan

Pupuk yang digunakan di Pesona Daun Mas Asri adalah NPK (15:15:15), urea, Grow More (20:20:20), dolomit dan pupuk kandang. Pemupukan di setiap unit dilakukan secara rutin 1x perbulan dengan dosis ½ kg NPK dan 1 kg urea untuk satu bedengan dengan luas 32 m². Grow More

merupakan pupuk daun yang digunakan untuk pemupukan tanaman pot yang berada di unit R & D dan beberapa tanaman pot outdoor seperti Mandevilla dan Diplomedia.

Grow More berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan daun

dan bunga, sedangkan pupuk kandang digunakan untuk menggemburkan tanah dan memperbaiki porositas tanah.

2. Penyiraman

Untuk tanaman di unit penyiraman dilakukan 1x perhari dengan mengunakan spray jet yang setiap bedengan terdapat kran untuk mengaturnya dan lama penyiraman ± 5 menit.

(51)

Kiswan Zaki - 10409024 42

3. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida dilakukan secara rutin 1 x seminggu dan bergantian setiap unitnya. Pestisida yang digunakan disesuaikan dengan jenis hama dan penyakit yang menyerang serta sesuai dengan dosis dan aturan penggunaanya. Jenis pestisida yang digunakan adalah fungisida dan insektisida. Beberapa jenis hama yang menyerang tanaman yaitu mealy bugs, white fly, ulat grayak, belalang dan thrips. Hama yang paling berbahaya dan sudah sulit dikendalikan adalah white fly yang menghisap cairan tanaman melalui bagian permukaan bawah daun.

Gambar 2.15 Pengendalian Hama di Pesona Daun Mas Asri

Penyakit yang menyerang beberapa tanaman yaitu

Fusarium, Botrytis blight, Phytophihora wilt, bercak daun

Cercospora dan Alternaria. Penyemprotan harus dilakukan

dengan hati-hati dan benar dengan menggunakan peralatan sesuai penggunaannya.

4. Pengendalian Gulma

(52)

Kiswan Zaki - 10409024 43

dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut langsung dengan tangan atau dengan menggunakan alat bantu seperti kape atau kored.

5. Pemangkasan

Pada beberapa tanaman produksi, kegiatan ini dilakukan untuk memepercepat pertumbuhan cabang, ,engurangi penguapan, mempermudah pemeliharaan dan menjaga kesehatan tanaman. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memangkas dan membuang bagian tanaman yang sudah rusak atau tua atau terkena penyakit dengan menggunakan gunting stek.

6. Sticking (Pengajiran)

Sticking hanya dilakukan pada tanaman merambat

seperti Mandevilla dan Diplodenia. Stik ini terbuat dari bambu dengan tinggi 1 m dengan jumlah stik tiap pot 2 buah. Stik digunakan sebagai tempat merambatnya batang.

2.6.2.10 Pemeliharaan Utilitas dan Fasilitas

Kegiatan pemeliharaan utilitas dan fasilitas meliputi kegiatan pemeliharaan sistem irigasi, saluran drainase, rumah produksi, jalur sirkulasi, kantor dan fasilitas penunjang lainnya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dan insidentil.

(53)

Kiswan Zaki - 10409024 44

pembersihan dari gulma dan sampah, perbaikan dan penggantian tiang serta net jika terjadi kerusakan.

Pembersihan jalur sirkulasi yang terbuat dari conblok

sangat diperlukan untuk menghindari kecelakaan pejalan kaki diakibatkan jalan yang licin karena lumut yang tumbuh di atasnya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dengan menggunakan alat aeperti kape dan kored. Pemeliharaan kantor dan fasilitas penunjang lainnya seperti saung yang menjasi tempat istirahat para pegawai dan gudang yang dilakukan adalah pembersihan dari kotoran secara rutin dan perbaikan-perbaikan bila terjadi kerusakan.

2.6.2.11 Sistem Organisasi dan Zonasi Kerja

1. Unit

Pesona Daun Mas Asri memiliki 10 buah unit sebagai tempat penanaman berbagai tanaman hias daun. Unit ini dibedakan oleh jenis rumah produksi yang ada yaitu rumah paranet dan rumah plastik. Rumah paranet digunakan untuk tanaman yang relatif tahan terhadap air hujan, sedangkan rumah plastik digunakan untuk tanaman yang relatif rentan terhadap kondisi luar seperti air hujan.

(54)

Kiswan Zaki - 10409024 45

2. Propogasi

Area ini digunakan sebagai tempat untuk kegiatan perbanyakan tanaman dan pembersihan tanaman hasil panen. Di area ini terdapat 6 buah meja yang digunakan sebagai tempat perbanyakan tanaman dan 2 buah bak air sebagai tempat untuk pembersihan tanaman.

Gambar 2.17 Propagasi Sebagai Tempat Perbanyakan Tanaman

3. R & D area

Area ini merupakan sebuah unit rumah plastik yang dibangun khusus sebagai tempat perbanyakan tanaman hias pot. Area ini juga digunakan untuk percobaan perkembangan tanaman-tanaman hias baru yang diharapkan dapat dipasarkan dengan baik.

4. Area tanpa naungan

Area ini digunakan sebagai tempat budi daya tanaman terhadap sinar matahari seperti puring dan pandanus.

(55)

Kiswan Zaki - 10409024 46 Gambar 2.18 Unit R & D

(56)

Kiswan Zaki - 10409024 47

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 TEMA PERANCANGAN

Arsitektur Vernakular dengan sub tema adalah “Penganalogian bentuk

suatu benda pada sebuah bangunan yang konteks pada bangunan sekitar.

3.2 PENGERTIAN

A. ARSITEKTUR VERNAKULAR

Dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan, topik arsitektur

vernakular dapat dikatakan masih relatif muda. Istilah vernacular

sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Bernard Rudofsky tahun 1964 melalui pameran yang bertema Architecture without Architects di Museum of Modern Art (MoMA). Term vernacular ini sendiri berasal dari kata verna (dari bahasa Latin) yang artinya domestic, indigenous,

native slave, atau home-born slave, dan dipilih oleh Rudofsky untuk

mengklasifikasikan arsitektur lokal (umumnya berupa hunian) yang ditemukannya di berbagai belahan dunia. Dari sinilah selanjutnya dalam berbagai literatur kontemporer makna yang paling populer bagi arsitektur vernakular adalah arsitektur tanpa arsitek.

Perdebatan mengenai pengertian atau definisi arsitektur vernakular diawali oleh Rapoport dalam bukunya “House Form and Culture” tahun 1969. Perdebatan ini terus berlangsung hingga tahun 1990, ketika Rapoport menulis artikel berjudul “Defining Vernacular Design” dan sampai saat ini diperkirakan perdebatan itu belum memperoleh hasil yang memuaskan. Namun demikian, pengertian ini masih sebatas

“kategorisasi‟ dalam ranah arsitektur dan baru pada tahun 1970-an hal-hal menyangkut vernakular ini mulai dipertimbangkan sebagai bagian dalam desain arsitektur meskipun terdapat banyak sekali sudut

(57)

Kiswan Zaki - 10409024 48

Pengertian arsitektur vernakular juga dapat ditinjau dari karakteristiknya. Menurut Salura (2010) arsitektur vernakular yang selalu ada di seluruh belahan dunia relatif memiliki tipe yang serupa dan tema-tema lokal yang sangat spesifik. Pendapat ini mendukung pendapat Oliver (1997) yang menyatakan bahwa unsur-unsur kunci yang menunjukkan indikasi sebuah arsitektur vernakular adalah :

1. traditional self-built and community-built buildings,

2. earlier building types,

3. architecture within its environmental and cultural contexts,

4. environmental conditions, material resources, structural systems and

technologies have bearing on architectural form, dan

5. many aspects of social structure, belief systems and behavioral

patterns strongly influence building types, their functions and meanings.

6. dwellings and other building,

7. related to their environment contexts and available resources,

8. utilizing traditional technology,

9. architecture vernacular are built to meet specific needs,

accomodating the values, economies and way of living of the culture .

Berdasar berbagai pendapat di atas maka saat ini, arsitektur vernakular dapat disimpulkan sebagai arsitektur yang memiliki sifat ke-lokal-an. Arsitektur vernakular adalah desain arsitektur yang menyesuaikan iklim lokal, menggunakan teknik dan material lokal, dipengaruhi aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat. Pandangannya ini berasal dari rangkuman pandangan ahli-ahli lain yang pernah membahasnya secara terpisah.

Berdasarkan seluruh uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara umum arsitektur vernakular memiliki karakteristik sebagai berikut :

(58)

Kiswan Zaki - 10409024 49

2. Diyakini mampu beradaptasi terhadap kondisi fisik, sosial, budaya dan lingkungan setempat.

3. Dibangun dengan memanfaatkan sumber daya fisik, sosial, budaya, religi, teknologi dan material setempat

4. Memiliki tipologi bangunan awal dalam wujud hunian dan lainnya yang berkembang di dalam masyarakat tradisional

5. Dibangun untuk mewadahi kebutuhan khusus, mengakomodasi nilai-nilai budaya masyarakat, ekonomi dan cara hidup masyarakat setempat.

6. Fungsi, makna dan tampilan arsitektur vernakular sangat dipengaruhi oleh aspek struktur sosial, sistem kepercayaan dan pola perilaku masyarakatnya.

Seluruh karakteristik ini selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap pemikiran konseptual yang ada.

B. ARSITEKTUR ANALOGI DAN KONSTEKTUAL

Desain berdasarkan analogi adalah penciptaan bentuk arsitektur dengan pendekatan analogi, pada dasarnya dapat dijelaskan sebagai upaya desain yang berangkat dari suatu pengibaratan atau pengandaian. Menurut M. Ridwan Kamil dalam merancang sebuah ruang diperlukan nilai-nilai, simbol yang merupakan analogi dari bangunan tersebut. Dengan merespon terhadap konstek yang ada, dapat mencari sesuatu yang unik dari proyek yang ada. Dengan analogi bisa membuka cakrawala kemungkinan-kemungkinan bentuk yang baru.

(59)

Kiswan Zaki - 10409024 50

intensif banyak menggunakan pendekatan analogi dalam penciptaan karya-karya mereka.

Dalam pengetahuan teoritis tentang analogi, objek atau hal-hal yang dapat dikembangkan sebagai analog dalam penciptaan bentuk arsitektural sangatlah bervariasi, menurut Broadbent ada 3 macam analogi yang dikenal, adalah:

1. Personal analogy yaitu membayangkan dirinya sebagai salah satu elemen Arsitektur yang ada.

2. Direct atau Straight Analogy yaitu analogi langsung berdasarkan kesamaan-kesamaan yang bisa didentifikasikan, diamati bentuk fisik dari objek arsitektur yang memiliki kemiripan dengan apa yang ada di jagad raya

3. Symbolic Analogi yaitu kesamaan yang lebih bersifat simbolic

Sementara itu kontekstual artinya situasi yang tidak memungkinkan sebuah objek ada di suatu tempat tanpa mengindahkan objek-objek yang sudah ada di tempat itu terlebih dahulu. Perancangan kontekstual dengan demikian memusatkan perhatiannya terutama pada karakteristik objek-objek yang sudah ada tersebut pada objek yang akan dibuat.

Berdasarkan definisinya desain kontekstual haruslah: 1. Pas pada lingkungannya

2. Merespon lingkungannya

(60)

Kiswan Zaki - 10409024 51

3.3 INTERPRETASI TEMA

Penerapan arsitektur vernakular dalam perancangan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung yang diambil adalah pada perancangan taman pada kawasan ini yang mampu mengikuti kondisi fisik pada area sekitar yang sudah terdapat beberapa area taman seperti pada area sekitar Gedung Sate yang berdekatan dengan kawasan wisata ini. Selain itu taman juga sudah terdapat pada sebagian arae Jln. Taman Cibeunying sehingga taman kawasan wisata bunga ini mampu mengikuti kondisi yang ada pada sekitar site.

Penerapan lain yang diambil dari arsitektur vernakular dalam perancangan kawasan ini adalah terdapatnya penjualan bunga sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar site yang sebelumnya sudah terdapat beberapa penjual bunga. Dengan demikian perancangan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung ini mampu beradaptasi dengan kondisi fisik lingkungan sekitar.

Gambar 3.1. Kondisi Penjual Bunga di Sekitar Site

( Sumber : Doc.Pribadi )

Dari gambar di atas dapat terlihat kondisi para penjual bunga yang berada pada area sekitar site.

(61)

Kiswan Zaki - 10409024 52

Green house yang pertama. Bentukan green house dapat

dianalogikan sebagai komponen tiap tanaman yang memiliki daun, bunga, serta ranting atau tangkai.

Gambar 3.2 Green House dianalogikan sebagai sebuah tanaman

Konsep perancangan Green house yang pertama dianalogikan dari sebuah tanaman serta bunganya. Ada bagian yang diambil dari bentukan kelopak bunga, ada bagian yang diambil dari bentukan daun serta ada yang diambil dari bentukan ranting. Semua itu disatukan dalam satu bentukan Green House.

Selain itu, green house yang kedua dianalogikan dari bentukan sebuah labirin yang semakin ke dalam semakin mengecil. Bentuk labirin dapat ditemukan dibeberapan taman bermain. Kawasan Wisata Bunga ini juga termasuk ke dalam area taman.

Gambar 3.3 Green House dianalogikan sebagai sebuah labirin

Daun Tanaman

(62)

Kiswan Zaki - 10409024 53

Konsep labirin diambil karena supaya pengunjung bisa merasakan perbedaan ruangan serta orang keluar bisa langsung ke taman yang ada di tengan Green House tersebut.

Green House selanjutnya dianalogikan dari bentukan sebuah

kelopak bunga yang seperti corong.

Gambar 3.4 Green House dianalogikan sebagai kelopak bunga

Konsep kelopak bunga yang seperti corong ini diambil karena supaya bentukan green house tersebut terdapat perubahan besaran ruang sehinga green house tersebut tidak monoton dalam segi bentuknya. Green house tersebut difungsikan sebagai tempat untuk perbanyakan tanaman atau tempat pembibitan.

3.4 STUDI BANDING TEMA SEJENIS

(63)

Kiswan Zaki - 10409024 54

karya artsitektur ini adalah bentukan dari layar kapal yang sedang berlayar yang dihubung-hubungkan dengan letak gedung ini berada di pantai.Dan ada juga orang yang melihat gedung ini berpendapat kalau bentuk gedung ini menyerupai bunga yang sedang mekar.

Gambar 3.5 Sydney Opera House

Sumber : upload.wikipedia.org/Wikipedia/commons/4/40/Sydney_Opera_House_Sails.jpg

Gerbang Kemayoran terbentuk mengikuti Analogi Experimental yang dijadikan dasar teori dari gerbang ini. Konsep rancangan gerbang kawasan kemayoran ini didasarkan pada aplikasi yang fleksibel dari media-media non-arsitektural, seperti cahaya, lampu, dan air. Hal ini dimaksudkan agar suasana gerbang bisa terjadi secara dramatis dan bisa diatur berdasarkan kegiatan-kegiatan di Kemayoran yang dapat berubah-ubah (event-based effects).

Gambar 3.6 Gerbang Kemayoran

(64)

Kiswan Zaki - 10409024 55

Efek ruangan yang terjadi antara lain bisa berupa efek langit-langit virtual dengan aplikasi deretan lampu sorot. Bisa juga berupa efek awan menggantung dengan aplikasi buih air tekanan tinggi dan bisa berupa efek hutan bintang dengan aplikasi titik-titik lampu spot yang acak.

Konsep portal cahaya ini dirancang dengan menempatkan titik-titik lampu di ujung tiang-tiang vertikal primer yang berbaris rapi. Pancaran cahaya dari deretan lampu yang dipasang di kiri dan kanan poros jalan utara-selatan itu secara unik akan membentuk dinding langit-langit virtual yang dibentuk cahaya Konsep kapono awan dirancang dengan menempatlan titik-titik lubang air bertekanan tinggi pada tiang-tiang sekunder yang melengkung natural. Tekanan tinggi ini diatur sedemikian rupa sehingga air yang keluar hanya berupa buih-buih yang tipis dan transparan.

Dikarenakan dirancang dengan jumlah cukup banyak, kumpulan buih air ini secara bersamaaan akan membentuk awan raksasa yang meneduhkan sekaligus mendinginkan iklim mikro ruang di bawahnya.

(65)

Kiswan Zaki - 10409024 56

BAB IV

ANALISIS

4.1 ANALISIS FUNGSIONAL

4.1.1Organisasi Tapak

rganisasi tapak terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari bangunan-bangunan, yang dikelompokkan mengelilingi sebuah Plaza yang luas dan dominan. Plaza pemersatu terpusat dibentuk

dengan terarur dan dengan ukuran yang cukup besar.

Gambar 4.1 Organisasi Ruang

Bangunan-bangunan sekunder berbeda satu sama lain dalam hal orientasi bangunan sebagai tanggap terhadap :

 Orientasi Tapak

 Menunjukkan kepentingan relatif

 Lingkungan sekitar

(66)

Kiswan Zaki - 10409024 57

Nama Ruang Pemakai Jumlah Orang Total luas ruang + sirkulasi 25 %

(67)

Kiswan Zaki - 10409024 58

Area Display Pengunjung Gudang Pegawai

Total luas ruang + sirkulasi 35% 441 Pasar bunga

Total luas ruang + Sirkulasi 20% 89

Laboratorium Panggung Pemateri 4 2 8

Total luas ruang + sirkulasi 20 % R. Pengelola R. Direktur Direktur

R. Manajer

Total luas ruang + sirkulasi 20 %

(68)

Kiswan Zaki - 10409024 59

R.kelas Peserta pengajar

50

R.Pengajar Pengajar 3

Gudang 10

Total luas ruang + Sirkulasi 20 % Musholla R. Sholat

laki-Total luas ruang + sirkulasi 20% Kantor Kantor Sewa Penyewa

kantor dan klien

64 x 15 = 960 Total luas ruang + sirkulasi 20%

(69)

Kiswan Zaki - 10409024 60

Total luas ruang + Sirkulasi 20% Toilet Toilet Pria Pengunjung

dan

(70)

Kiswan Zaki - 10409024 61

4.1.4 Fungsi dan Persyaratan Ruang

RUANG KEGIATAN / FUNGSI PERSYARATAN TEKNIS Entrace Pengunjung dengan sirkulasi secara vertikal maupun horizontal R.informasi Informasi &

pengumuman

 Disekitar entrance & mudah ditemukan

 Fasilitas meja dan perlengkapan

Lobby ~ R.penerima dimana pengunjung dilengkapi dengan meja informasi, penitipan.

 Tempat duduk

 Estimasi jumlah pengunjung maksimal

Pameran Pameran tanaman  Sirkulasi yang baik

 Bebas debu

 Cahaya

 Pemakaian cahaya buatan

 Lantai ke plafon relatif tinggi Perpustakaan ~ Tempat display

buku yang

(71)

Kiswan Zaki - 10409024 62

 Pengatur suhu dan cahaya

(72)

Kiswan Zaki - 10409024 63

diperhatikan

 Tata display dan interior yang menarik Plaza Bersosialisasi &

rekreasi

 Cuaca dan cahaya

 Cukup luas menampung pengunjung

Mushola Shalat  Sirkulasi diperhatikan

 Jauh dari kebisingan

(73)

Kiswan Zaki - 10409024 64

4.2 ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN

4.2.1 Analisis Tapak

 Lokasi tapak

Lokasi perancangan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung berada di jalan Taman Cibeunying. Lokasi pembangunan berada di persimpangan jalan yang memiliki kepadatan kendaraan cukup rendah.

Gambar 4.3 Lokasi Tapak

Pembangunan akan dilaksanakan di atas lahan seluas 53.000 m2 yang di area site tersebut sudah terdapat Gereja Maranatha dengan KDB 50% dan KLB 1.0.

Pada site tersebut akan di bangun sebuah kawasan wisata bunga dengan memberikan taman bunga yang cukup luas serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya. Perencanaan pada site seperti berikut :

(74)

Kiswan Zaki - 10409024 65

Gambar 4.4 Zoning

 Potensi dan Kendala Lahan 1. Potensi

 Tapak berada di jalur yang kuat dengan kawasan perdagangan bunga dan tempat pembibitan pohon.

 Disekitar tapak terdapat pohon-pohon yang tinggi yang menjadikan tempat tersebut tidak terlalu panas.

 Tapak berada pada jalur yang tidak macet.

 Suasana yang sejuk memberikan kesan yang nyaman.

 Akses yang sangat mudah untuk dilalui.

2. Kendala

 Tidak adanya transfortasi publik yang menjadikan sulit untuk diakses .

 Terdapat banyak penjual onderdil kendaraan pada area site.

 Terdapat tempat pembuangan sampah sementara.

 Berdekatan dengan perumahan penduduk.

RUANG PENGELOLA, GSG, LABORATORIUM, MUSHOLLA, R. PENDIDIKAN, PERPUSTAKAAN, KANTOR, SWALAYAN, PASAR BUNGA.

GEREJA

GREEN HOUSE, GAZEEBO, TEMPAT PEMBIBITAN

(75)

Kiswan Zaki - 10409024 66

 Terdapat banyak pedagang kaki lima.

 Area site bersebelahan dengan tempat beribadat, yaitu Gereja. Pada hari minggu sebagian jalan untuk menuju akses ke saite ditutup.

 Lokasi tapak memanjang.

 Peraturan

Peraturan Garis Sempadan Bangunan (GSB) pada lokasi site adalah 4 m. Koefisien Dasar Bangun (KDB) adalah 50% → 50/100 x 53000 = 26.500 m², jadi dasar bangunan yang maksimal yang diperbolehkan untuk dibangun adalah 26.500 m². Koefisien Lantai Bangun (KLB) adalah 1,0 → 1,0 x 53.000 = 53.000 m² , jadi jumlah keseluruhan luas lantai bangunan adalah 53.000 m² . Peruntukan lahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2013 lokasi berada pada peruntukan Fasilitas Ruang Terbuka Hijau. terdapat perumahan warga dan cafe.

Pada sebelah Selatan terdapat ruko Taman Cibeunying yang baru selesai dibangun.

Pada sebelah Timur terdapat perumahan warga.

Gambar

Gambar 2.4 Pump Station
Gambar 2.5 . Saluran Drainase
Gambar 2.7. Pelaksanaan Pengepotan
Gambar 2.8. Pelaksanaan Penyemprotan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang terdiri dari indeks pembangunan, pdrb, kemiskinan, belanja daerah dan indeks gini dengan rumusan

Cara pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam pemberian salinan Surat Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan yang Hilang atau Rusak dan pemberian

Penelitian ini menyimpulkan: (1) Pemberian kompensasi berkorelasi positif terhadap kinerja karyawan, sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh terhadap

[r]

Dalam transaksi utang piutang terdapat nilai luhur dan cita-cita sosial yang sangat tinggi yaitu tolong menolong dalam kebaikan. Dengan demikian, pada dasarnya pemberian

dianuti. Dengan kata lain, mereka seharusnya dapat memahami tuntutan kelahiran : bermula daripada diri sendiri, ibu bapa, masyarakat, alam, peradaban, hinggalah aspek yang

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini setelah

Pola sebaran sedimen dan sifatnya di perairan calon tapak PLTN di Semenanjung Muria merupakan salah satu data yang diperlukan dalam memilih lokasi, tipe, dan