• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia Ni Aru Dentoteki Na Odori No Yakuwari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Indonesia Ni Aru Dentoteki Na Odori No Yakuwari"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA NI ARU DENTOTEKI NA ODORI NO

YAKUWARI

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

JHIKI VIDA AULIA NIM. 0722030I0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(2)

INDONESIA NI ARU DENTOTEKI NA ODORI NO

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

Adriana Hasibuan,S.S,M.Hum

NIP : 19620727 198703 2 005 NIP : 19600919198803 1 001

Drs.Eman Kusdiyana,M.Hum

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian

Program pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(3)

PENGESAHAN

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang Ketua,

Adriana Hasibuan,S.S.,M.Hum NIP 19620727 198703 2 005

(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu

syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang Pada :

Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

NIP 19650909 199403 1 004 Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D.

Panitia :

No. Nama Tanda Tangan

1. Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum ( )

2. Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah

memberi rahmat dan karuniaNya,sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya

yang berjudul “ FUNGSI TARI TRADISIONAL DI INDONESIA” yang disusun

dan diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan penyelesaian program Diploma III

Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyusun dan menyelesaikan kertas karya ini,penulis banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak dan melalui kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak prof. Drs.Syaifuddin,MA.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatra Utara.

2. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum., selaku ketua Program Studi bahasa

Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara sekaligus sebagai dosen

pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis sampai kertas karya ini dapat

diselesaikan.

3. Dosen pembaca,bapak Drs.Eman Kusdiyana,M.Hum.

4. Dosen wali,ibu Hj.Rani Arfianty,S.S.

5. Seluruh staff pengajar program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas

(6)

6. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan

saya kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan kertas karya ini.

7. Buat seluruh keluarga saya khususnya kepada mama dan papa,adik saya

Sarah minotti dan abang sekaligus sahabat terbaik saya Ahmad fadli yang selalu setia mendoakan dan memberi dukungan.

8. Buat semua teman-teman Bahasa Jepang 2007 khususnya sahabat-sahabat

saya yang sangat saya sayangi (Diva,Mutia,Trisna,Yuni) dan Ratna dewi

buat semua bantuannya.

Dalam penulisan kertas karya ini,penulis menyadari bahwa ada kekurangan dan

kelemahan baik dari segi penyajian kalimat,penguraian materi,dan pembahasan

masalah.Oleh karena itu,penulis menerima dengan senang hati kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihakyang membaca kertas karya ini.

Akhir kata penulis sangat berharap semoga kertas karya ini dapat bermanfaat

dan berguna bagi semua pihak dalam menggembangkan ilmu pengetahuan,khususnya

ilmu pengetahuan bahasa Jepang.

Medan,Juli 2010 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1 : PENDAHULUAN ... 1

1.1Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 1

1.3Tujuan Penulisan ... 1

1.4Metode penulisan ... 1

BAB II : TARI TRADISIONAL ... 2

2.1 Pengertian Tari Tradisional ... 2

2.2 Jenis-jenis Tari Tradisional. ... 2

2.3 Tari tradisional Bagi Masyarakat Di Indonesia... 3

BAB III Fungsi Tari Tradisional di Indonesia ... 5

3.1 Tari Sebagai Sarana komunikasi ... 5

3.2 Tari Sebagai Lambang Kebudayaan ... 5

3.3 Tari Sebagai Sarana Pendidikan ... 6

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 10

4.1 KESIMPULAN ... 10

4.2 SARAN ... 10

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan keanekaragaman budaya

dan tradisi.Hal ini disebabkan oleh suku bangsa yang majemuk yang memiliki

kebudayaan dan tradisi yang beraneka ragam.Kaya akan budaya tersebut

mengakibatkan kaya pula tari tradisional yang ada di Indonesia.Walaupun tinggal dan

hidup di daerah yang sama tetapi memiliki beraneka ragam tari daerah yang

berbeda.Masing-masing daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan fungsi yang

berbeda di setiap tari tradisionalnya.Hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik

untuk mengangkat “FUNGSI TARI TRADISIONAL DI INDONESIA” sebagai

judul kertas karya penulis.

1.2. Batasan Masalah

Dalam kertas karya penulis hanya membatasi pada fungsi dan peran tari

tradisional tersebut pada masyarakat.

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan deprogram D3 pada jurusan

(9)

2. Untuk menambah pengetahuan tentang budaya Indonesia khususnya di bidang

tari tradisional.

3. Untuk melestarikan nilai-nilai budaya demi terwujudnya kebudayaan

nasional,khususnya yang berhubungan dengan tari tradisional Indonesia.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah Metode

Kepustakaan.metode ini adalah metode dengan cara membaca buku-buku yang

(10)

BAB II

TARI TRADISIONAL

2.1 Pengertian Tari Tradisional

Tari adalah cara mengeluarkan ekspresi, berkomunikasi melalui satu kesatuan

keindahan yang dipengaruhi oleh dorongan jiwa, rasa dan kepekaan artistik yang

digambarkan oleh gerak.

Tradisional merupakan nilai kreativitas personal atau sosial yang diakui

bersama dan sudah melalui proses waktu yang panjang ataupun diwariskan secara

turun temurun oleh nenek moyang kita.

Sehingga tari tradisional dapat diartikan sebagai perwujudan ekspresi dan cara

berkomunikasi melalui satu kesatuan, keindahan yang digambarkan oleh gerak yang

melalui proses panjang dan diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita.

2.2 Jenis-jenis Tari Tradisional

Tari tradisional pada umumnya terbagi dua :

a. Tari tradisional berdasarkan jumlah pelaku tari.

(11)

a. Tari Tradisional Berdasarkan Jumlah Pelaku Tari

1. Tari tradisional yang dilakukan sendiri yang disebut dengan “TARIAN

TUNGGAL Contoh Tari Dewi Sri Bugis yang berasal dari daerah Bugis.

2. Tari tradisional yang dilakukan secara berpasangan.

Contoh Tari Serampang XII yang berasal dari tanah Deli Sumatera Utara.

3. Tari tradisional yang dilakukan secara berkelompok

Contoh Tari Ma’badong yang berasal dari daerah Toraja.

4 Tari tradisional yang dilakukan secara ramai /kolosil (beranggotakan lebih dari

20 orang ).

Contoh Tari Puku Manyapa Lidi yang berasal dari daerah Ambon Utara.

b. Tari Tradisional Berdasarkan Kegunaan Dan Fungsi Tari

1. Tari tradisional sebagai ritual adat yang melambangkan rasa syukur &

kebahagiaan.

Contoh Tari “ Tari Dewi Sri Bugis “ yang menggambarkan tentang seorang

wanita yang bersyukur atas keberhasilan panen di desa mereka. Tari ini

berasal dari daerah Bugis.

2. Tari tradisional sebagai ritual yang melambangkan rasa duka cita.

Contoh “ Tari Sayur Matua “ yang menggambarkan tentang rasa duka cita

ketika keluarga/ kerabat terdekat meninggal dunia. Tari ini hanya dilakukan

pada upacara penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal dan

(12)

2.3 Tari Tradisional Bagi Masyarakat Indonesia

Tari tradisional memiliki kegunaan yang berbeda-beda bagi masyarakat di

Indonesia. Dikarenakan adanya lapisan masyrakat. Dahulu tari tradisional suda h

memiliki kegunaan berbeda di tiap lapisan masyarakat yang. Dalam sejarah

kebudayaan di Indonesia, tari sebagai simbiolis telah ada sejak masyarakat Indonesia

masih primitif.

Kegiatan tari yang masih sangat sederhana itu pada masa primitif digunakan

sebagai sarana komunikasi dan pemujaan dewa-dewa dan penguasa bumi. Oleh

karena itu tari tradisional yang dilakukan biasanya bersifat mistis dan magis. Segala

gerakan tari tradisional yang dilakukan masyarakat primitif didasari oleh kesatuan

perasaan bukan pada logika gerak tari.

Di dalam lapisan masyarakat yang berbeda didapati pula kegunaan tari yang

berbeda pula. Pada masyarakat istana tarian tradisional dilakukan sebagai sarana

penyambutan tamu raja. Tari tradisional bagi masyarakat Indonesia pada zaman ini

dijadikan sebagai lambang khas kebudayaan masing-masing kerajaan.

Pada masa sekarang ini, tari tradisional masyarakat Indonesia merupakan salah

satu lambang identitas bangsa & negara di hadapan publik internasional. Lambang

identitas itu bagi masyarakat asing lebih mudah mengenal bangsa Indonesia dari salah

satu ciri khas Negara ini seperti Batik atau tari Barong dari daerah Bali. Sehingga tari

tersebut menjadi lambang identitas Negara kita agar lebih mudah dikenal oleh publik

(13)

Tari tradisional merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan asing yang

berkunjung ke negara Indonesia. Sehingga dapat menaikkan devisa Negara dalam

bidang pariwisata. Apabila hal ini terjadi tentu banyak manfaat lain yang dapat

dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Contoh, banyaknya wisatawan atau orang asing

yang berkunjung ataupun menanamkan modalnya di Indonesia peluang kerja bagi

masyarakat Indonesia sangat besar. Sehingga dampak dari hal tersebut adalah

(14)

BAB III

FUNGSI TARI TRADISIONAL DI INDONESIA

3.1 Tari Sebagai Sarana Komunikasi

Pada zaman dahulu ketika manusia belum bisa menulis, mereka biasanya

memaparkan suat pesan ataupun nasehat melalui seni. Selain seni ukir biasanya nenek

moyang dahulu mengapresiasikannya melalui seni tari. Seni tari adalah suatu cara

berkomunikasi melalui gerak, karena seni tari itu sendiri merupakan hasil

pengungkapan nilai maupun hasil ekspresi perasaan manusia yang digambarkan

melalui gerak. Hal ini dapat dilihat dari tarian-tarian tradisional yang menceritakan

tentang kehidupan, rasa bahagia, rasa duka, dan rasa syukur kepada sang pencipta.

Semuanya digambarkan melalui gerak dan yang sesuai dengan cerita yang hendak

disampaikan. Komunikasi yang disampaikan dalam tarian adalah pengalaman yang

berharga, dan bermula dari imajinasi yang kreatif. Sebuah tarian baru dapat dikatakan

bermakna apabila di dalam tarian tersebut terdapat pesan yang baik. Sebuah tarian

juga dapat menyampaikan pesan dan amanah tentang cara berperilaku di masyarakat.

Sebagai contoh : “Tari Manduda” dari daerah Simalungun Sumatera Utara. tarian ini

merupakan tarian yang dilakukan secara serempak dan beriringan. Maksud dan pesan

dari gerak tari ini adalah harus bergotong royong untuk menghadapi pekerjaan yang

(15)

3.2 Tari Sebagai Lambang Kebudayaan

Kita ketahui Indonesia banyak memiliki budaya & tradisi. Setiap Negara

berlomba untuk menentukan jati diri dan ciri khas Negara masing-masing. Di sinilah

kebudayaan tradisional sangat berperan. Indonesia dapat menentukan lambang

identitas Negara melalui kebudayaan khusunya tari tradisional, karena Indonesia

sangat memiliki kebudayaannya.

Contoh :Daerah Sumatera Barat sangat terkenal dengan tari piringnya, kerampakan

gerak dan keahlian para penari memainkan piring. Tarian tersebut

mengundang kagum dan kalau orang berfikir tentang sumatera barat pasti

teringat dengan tari piring tersebut. Hal inilah yang di maksud dengan tari

sebagai lambang kebudayaan. tari piring merupakan lambang kebudayaan

daerah Sumatera Barat. Apabila kita menonton tari piring, pastilah kita

teringat dengan daerah Minangkabau Sumatera Barat.

Seperti halnya juga yang terdapat di daerah Nias Sumatera Utara. Daerah ini

sangat dikenal dengan keunikan budaya tari “HOMBO BATU“ tari ini dilakukan

sebagai pesta perpisahan masa lajang oleh sekumpulan laki-laki muda. Setelah selesai

menarikan tarian tersebut seseorang dari mereka akan melompati sebuah batu yang

tinggi kira-kira 2 meter.

Tari ini selalu menarik keingin tahuan yang besar tentang Indonesia bagi

wisatawan lokal atau asing yang menyaksikan pertunjukan. Dan tari tersebut menjadi

(16)

3.3 Tari Sebagai Sarana Pendidikan

Seni tari adalah salah satu kegiatan yang berhubungan dengan aspek nilai,

norma dan ritual. Sehingga seni tari dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan, atau

dapat diartikan bahwa semua tari berisi pesan dan moral kebudayaan, yang diajarkan

untuk maksud dan tujuan tertentu.

Contoh : “Tari Zapin Nelayan” dari tanah deli Sumatera Utara. Dipandang dari gerak

yang dilakukan para penari, gerak tari zapin ini adalah gerak serempak,

bergantian dengan musik yang ceria. Tetapi kalau dipandang dari sudut

edukasi, tujuan tarian ini adalah tentang kebersamaan hidup bergotong

royong sesama manusia. Tari ini mengajarkan agar dalam hidup semua

manusia harus saling tolong-menolong.

Dari tari kita juga dapat mempelajari kehidupan masyarakat tertentu di daerah

tertentu. Hal ini agar masyarakat Indonesia mengenal beragamnya suku. Di Indonesia

ini beragam cara hidup dan kebudayaan tiap daerah masing-masing.

Contoh : “ Tari Uis Gara ” yang berasal dari daerah karo Sumatera utara. Tari ini

menggambarkan gerak tari menenun Uis (kain) khas dari daerah karo, dan gerak

menanam padi. Tari tersebut mengajarkan kita untuk mengetahui bahwa masyarakat

di tanah karo memiliki keahlian menenun kain khas yang bernama Uis, dan

kehidupan masyarakat secara bertani.

Tari sebagai sarana pendidikan pada umumnya terbagi dalam 3 kategori :

(17)

2. Tari tradisional sebagai pendidikan profesi.

3. Tari tradisional sebagai sarana pendidikan rekreasi.

1. Tari Tradisional Sebagai Pendidikan Yang Berhubungan Dengan Nilai dan Norma Kehidupan (Humaniora)

Pendidikan Humaniora merupakan pendidikan yang mengajarkan nilai & norma

baik buruk kemanusiaan yang sangat erat hubungannya dengan sistem kebudayaan di

Indonesia.

Dalam budaya primitif yang masih percaya dengan ilmu gaib, masyarakat

tersebut menyampaikan pesan dan amanah yang menyangkut norma kepada kaum

yang lebih muda melalui gerak tari. Oleh karenanya untuk menyampaikan sesuatu hal

ataupun berhubungan dengan dewa mereka mempercayakan gerak tari sebagai

sarananya.

Pada masa sekarang, ketika tekhnologi dan cara berfikir masyarakat yang sudah

jauh lebih maju, tarian tetap dijadikan sarana pendidikan. Dengan pesan yang lebih

baik tentang kehidupan & bermasyarakat.

Masyarakat istana & bangsawan pada masa dahulu, seni tari dijadikan sarana

pendidikan, tetapi lebih kepada upacara ritual cara menjamu, menyambut raja dan

pejabat kerajaan. Seluruh penggambaran tari itu, sesungguhnya sangat erat dengan

nilai-nilai pendidikan tata krama & sopan santun terhadap orang yang dihormati.

Contoh gerak tari kraton yogyakarta penyambutan raja yang selalu

(18)

terhadap raja ataupun tamu yang disambut. Tari tersebut mengajarkan kepada kaum

muda seharusnya hormat kepada orang yang lebih tua. Berbeda dengan gerak tari

yang ditarikan oleh para raja-raja pada masa itu. Gerak tari hampir seluruhnya

merupan gerak tegas yang menggunakan properti. Tarian tersebut mengajarkan

ketegasan dalam memimpin,kepahlawanan & keberanian.

2. Tari Tradisional Sebagai Pendidikan Profesi

Pendidikan tari yang berhubungan nilai & norma pada umumnya berhubungan

erat dengan tradisi, adat dan masa lalu, tari sebagai pendidikan profesi baik secara

formal maupun informal banyak berkembang di kota-kota besar. Sebagai contoh

dikota Newyork Amerika Serikat pendidikan tari sebagai profesi berbeda di

masyarakat, diselenggarakan secara formal melalui lembaga-lembaga dengan jenjang

kependidikan formal seperti di perguruan tinggi, ataupun di lembaga informal seperti

studio. Tari sebagai pendidikan profesi memfokuskan pendidikan tari mengenal &

mempelajari tari dengan serius sehingga dapat mengajarkannya kembali ke orang lain

atau menjadi penari yang profesional. Oleh karena itu tari sebagai pendidikan profesi

adalah belajar tari dan mendalami tari agar bisa menjadikan penari sebagai profesi.

3. Tari Tradisional Sebagai Sarana Pendidikan Rekreasi

Pengertian rekreasi mengandung makna bersenang–senang. Oleh karenaya tari

(19)

tari hanya untuk kesenangan, baik kesenangan pribadi ataupun menyenangkan orang

yang menonton pertunjukkan tari tersebut.

Perkembangan pendidikan tari sebagai pendidikan rekreasi banyak berkembang

di masyarakat plural perkotaan. Beberapa organisasi tari informal di kota –kota besar

menyelenggarakan pendidikan tari untuk kesenangan anak-anak dan sarana

pendidikan syaraf motorik terhadap anak usia dibawah 10 tahun. Semua kegiatan

belajar mengajar dilakukan dalam lingkup kesenangan dan hobi saja. Tari tradisional

pada usia sekolah juga diajarkan sebagai sarana pendidikan pengenalan budaya

Indonesia terhadap anak-anak. Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi didasari

rasa senang mengisi kegiatan waktu senggang dan pengenalan budaya. Tari

tradisional sebagai pendidikan rekreasi biasanya datang dari inisiatif orang yang

hendak menggeluti bidang tari tersebut.

Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi mencakup pendidikan terapi.

Pendidikan terapi (therapy) adalah penyembuhan untuk membantu orang memiliki

kemampuan dirinya sendiri dan mengatasi masalah di dalam kehidupan bersosialisasi.

Karena mempelajari tari dapat membantu orang untuk bereaksi dan berintegrasi

dengan lingkungan sosialnya. Tari dianggap sebagai bentuk pendidikan terapi, karena

gerakan tari dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran untuk membantu

penyembuhan seseorang dan meningkatkan daya kepekaan terhadap lingkungannya

secara maksimal dalam batas-batas potensinya.

Selain untuk pendidikan bagi penyembuhan orang-orang yang mengalami krisis

(20)

anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Dari gerak tari mereka belajar untuk

berkomunikasi melalui gerak dan beradaptasi dengan lingkungannya. Terapi tari

tradisional ini sudah dilakukan di beberapa yayasan pendidikan anak cacat. Mereka

yang memiliki keterbelakangan mental diyakini dapat lebih mudah memahami

(21)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

1. Tari tradisional dapat didefinisikan sebagai perwujutan ekspresi dan

komunikasi yang digambarkan melalui gerak ,telah melewati proses waktu

yang panjang dan diwariskan oleh leluhur kita dahulu.

2. Tari tradisional dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

Tari tradisional berdasarkan jumlah pelaku tari .

Tari tradisional berdasarkan fungsi dan kegunaan tari.

3. Salah satu fungsi dari tari tradisional bagi masyarakat di Indonesia adalah

sebagai lambang kebudayaan Negara.

4. Seni tari merupakan salah satu cara berkomunikasi dan menceritakan

bagaimana kebudayaan Indonesia,Seni tari pada masa dahulu dijadikan wadah

cara menyampaikan pesan dan amanah kepada kaum yang lebih muda,dan

sebagai cara berkomunikasi kepada Dewa.

4.2 SARAN

Kita sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan dan tradisi harus bangga

mengakui dan menjunjung kebudayaan kita,serta melestarikannya kepada anak cucu

(22)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadi,sumandiyo,2005,Sosiologi Tari,Jakarta :Pustaka

2. Bandem,made,2000,Kemurnian Seni Di Tengah Persilangan Budaya,Yogyakarta

3. Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia sebagai salah satu Negara dengan tatanan masyarakat yang plural baik dari suku, agama, ras dan lainnya telah mencantumkan kebebasan beragama dalam

Bahasa daerah sebagai salah satu kekayaan bangsa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi masyarakat pendukungnya. Selain sebagai alat komunikasi intraetnik,

Sebagai Ibukota Negara Indonesia, Kota Jakarta memiliki kebudayaan Betawi yang merupakan kebudayaan asli dan sebagai salah satu identitas kota. Kebudayaan Betawi dikenal

Bahasa Arab sebagai salah satu unsur dalam kebudayaan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu :.. Bahasa Arab merupakan lingua franca bagi masyarakat di empat puluh enam negara

Fungsi tari sebagai sarana ritual/upacara bagi masyarakat Indonesia, dikelompokkan menjadi fungsi upacara untuk keagamaan, dan fungsi upacara yang berkaitan dengan peristiwa

Dalam awal periode ini, fungsi bank sentral masih dilakukan oleh Bank Negara Indonesia Unit I sebagai salah satu unit dari Bank Tunggal/Bank Negara Indonesia.. Dalam

Melihat keadaan bahwa tidak hanya kebudayaan tradisional, tetapi kebudayaan pop Jepang juga diakui sebagai salah satu soft-power yang dapat digunakan dalam diplomasi, penulis

Perlindungan hak cipta atas kebudayaan termasuk tari tradisional tidak hanya menjadi tugas Pemerintah sebagai pelaksana negara, tetapi juga masyarakat yang juga memiliki peranan