INDONESIA NI ARU DENTOTEKI NA ODORI NO
YAKUWARI
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
JHIKI VIDA AULIA NIM. 0722030I0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG
INDONESIA NI ARU DENTOTEKI NA ODORI NO
Dosen Pembimbing Dosen Pembaca
Adriana Hasibuan,S.S,M.Hum
NIP : 19620727 198703 2 005 NIP : 19600919198803 1 001
Drs.Eman Kusdiyana,M.Hum
Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian
Program pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG
PENGESAHAN
Disetujui Oleh :
Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara Medan
Program Studi D3 Bahasa Jepang Ketua,
Adriana Hasibuan,S.S.,M.Hum NIP 19620727 198703 2 005
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu
syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang Pada :
Tanggal : Hari :
Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
NIP 19650909 199403 1 004 Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D.
Panitia :
No. Nama Tanda Tangan
1. Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum ( )
2. Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum ( )
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah
memberi rahmat dan karuniaNya,sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya
yang berjudul “ FUNGSI TARI TRADISIONAL DI INDONESIA” yang disusun
dan diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan penyelesaian program Diploma III
Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyusun dan menyelesaikan kertas karya ini,penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak dan melalui kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak prof. Drs.Syaifuddin,MA.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra
Universitas Sumatra Utara.
2. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum., selaku ketua Program Studi bahasa
Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara sekaligus sebagai dosen
pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis sampai kertas karya ini dapat
diselesaikan.
3. Dosen pembaca,bapak Drs.Eman Kusdiyana,M.Hum.
4. Dosen wali,ibu Hj.Rani Arfianty,S.S.
5. Seluruh staff pengajar program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas
6. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan
saya kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan kertas karya ini.
7. Buat seluruh keluarga saya khususnya kepada mama dan papa,adik saya
Sarah minotti dan abang sekaligus sahabat terbaik saya Ahmad fadli yang selalu setia mendoakan dan memberi dukungan.
8. Buat semua teman-teman Bahasa Jepang 2007 khususnya sahabat-sahabat
saya yang sangat saya sayangi (Diva,Mutia,Trisna,Yuni) dan Ratna dewi
buat semua bantuannya.
Dalam penulisan kertas karya ini,penulis menyadari bahwa ada kekurangan dan
kelemahan baik dari segi penyajian kalimat,penguraian materi,dan pembahasan
masalah.Oleh karena itu,penulis menerima dengan senang hati kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihakyang membaca kertas karya ini.
Akhir kata penulis sangat berharap semoga kertas karya ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi semua pihak dalam menggembangkan ilmu pengetahuan,khususnya
ilmu pengetahuan bahasa Jepang.
Medan,Juli 2010 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB 1 : PENDAHULUAN ... 1
1.1Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 1
1.3Tujuan Penulisan ... 1
1.4Metode penulisan ... 1
BAB II : TARI TRADISIONAL ... 2
2.1 Pengertian Tari Tradisional ... 2
2.2 Jenis-jenis Tari Tradisional. ... 2
2.3 Tari tradisional Bagi Masyarakat Di Indonesia... 3
BAB III Fungsi Tari Tradisional di Indonesia ... 5
3.1 Tari Sebagai Sarana komunikasi ... 5
3.2 Tari Sebagai Lambang Kebudayaan ... 5
3.3 Tari Sebagai Sarana Pendidikan ... 6
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 10
4.1 KESIMPULAN ... 10
4.2 SARAN ... 10
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Judul
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan keanekaragaman budaya
dan tradisi.Hal ini disebabkan oleh suku bangsa yang majemuk yang memiliki
kebudayaan dan tradisi yang beraneka ragam.Kaya akan budaya tersebut
mengakibatkan kaya pula tari tradisional yang ada di Indonesia.Walaupun tinggal dan
hidup di daerah yang sama tetapi memiliki beraneka ragam tari daerah yang
berbeda.Masing-masing daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan fungsi yang
berbeda di setiap tari tradisionalnya.Hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik
untuk mengangkat “FUNGSI TARI TRADISIONAL DI INDONESIA” sebagai
judul kertas karya penulis.
1.2. Batasan Masalah
Dalam kertas karya penulis hanya membatasi pada fungsi dan peran tari
tradisional tersebut pada masyarakat.
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan deprogram D3 pada jurusan
2. Untuk menambah pengetahuan tentang budaya Indonesia khususnya di bidang
tari tradisional.
3. Untuk melestarikan nilai-nilai budaya demi terwujudnya kebudayaan
nasional,khususnya yang berhubungan dengan tari tradisional Indonesia.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah Metode
Kepustakaan.metode ini adalah metode dengan cara membaca buku-buku yang
BAB II
TARI TRADISIONAL
2.1 Pengertian Tari Tradisional
Tari adalah cara mengeluarkan ekspresi, berkomunikasi melalui satu kesatuan
keindahan yang dipengaruhi oleh dorongan jiwa, rasa dan kepekaan artistik yang
digambarkan oleh gerak.
Tradisional merupakan nilai kreativitas personal atau sosial yang diakui
bersama dan sudah melalui proses waktu yang panjang ataupun diwariskan secara
turun temurun oleh nenek moyang kita.
Sehingga tari tradisional dapat diartikan sebagai perwujudan ekspresi dan cara
berkomunikasi melalui satu kesatuan, keindahan yang digambarkan oleh gerak yang
melalui proses panjang dan diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita.
2.2 Jenis-jenis Tari Tradisional
Tari tradisional pada umumnya terbagi dua :
a. Tari tradisional berdasarkan jumlah pelaku tari.
a. Tari Tradisional Berdasarkan Jumlah Pelaku Tari
1. Tari tradisional yang dilakukan sendiri yang disebut dengan “TARIAN
TUNGGAL Contoh Tari Dewi Sri Bugis yang berasal dari daerah Bugis.
2. Tari tradisional yang dilakukan secara berpasangan.
Contoh Tari Serampang XII yang berasal dari tanah Deli Sumatera Utara.
3. Tari tradisional yang dilakukan secara berkelompok
Contoh Tari Ma’badong yang berasal dari daerah Toraja.
4 Tari tradisional yang dilakukan secara ramai /kolosil (beranggotakan lebih dari
20 orang ).
Contoh Tari Puku Manyapa Lidi yang berasal dari daerah Ambon Utara.
b. Tari Tradisional Berdasarkan Kegunaan Dan Fungsi Tari
1. Tari tradisional sebagai ritual adat yang melambangkan rasa syukur &
kebahagiaan.
Contoh Tari “ Tari Dewi Sri Bugis “ yang menggambarkan tentang seorang
wanita yang bersyukur atas keberhasilan panen di desa mereka. Tari ini
berasal dari daerah Bugis.
2. Tari tradisional sebagai ritual yang melambangkan rasa duka cita.
Contoh “ Tari Sayur Matua “ yang menggambarkan tentang rasa duka cita
ketika keluarga/ kerabat terdekat meninggal dunia. Tari ini hanya dilakukan
pada upacara penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal dan
2.3 Tari Tradisional Bagi Masyarakat Indonesia
Tari tradisional memiliki kegunaan yang berbeda-beda bagi masyarakat di
Indonesia. Dikarenakan adanya lapisan masyrakat. Dahulu tari tradisional suda h
memiliki kegunaan berbeda di tiap lapisan masyarakat yang. Dalam sejarah
kebudayaan di Indonesia, tari sebagai simbiolis telah ada sejak masyarakat Indonesia
masih primitif.
Kegiatan tari yang masih sangat sederhana itu pada masa primitif digunakan
sebagai sarana komunikasi dan pemujaan dewa-dewa dan penguasa bumi. Oleh
karena itu tari tradisional yang dilakukan biasanya bersifat mistis dan magis. Segala
gerakan tari tradisional yang dilakukan masyarakat primitif didasari oleh kesatuan
perasaan bukan pada logika gerak tari.
Di dalam lapisan masyarakat yang berbeda didapati pula kegunaan tari yang
berbeda pula. Pada masyarakat istana tarian tradisional dilakukan sebagai sarana
penyambutan tamu raja. Tari tradisional bagi masyarakat Indonesia pada zaman ini
dijadikan sebagai lambang khas kebudayaan masing-masing kerajaan.
Pada masa sekarang ini, tari tradisional masyarakat Indonesia merupakan salah
satu lambang identitas bangsa & negara di hadapan publik internasional. Lambang
identitas itu bagi masyarakat asing lebih mudah mengenal bangsa Indonesia dari salah
satu ciri khas Negara ini seperti Batik atau tari Barong dari daerah Bali. Sehingga tari
tersebut menjadi lambang identitas Negara kita agar lebih mudah dikenal oleh publik
Tari tradisional merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan asing yang
berkunjung ke negara Indonesia. Sehingga dapat menaikkan devisa Negara dalam
bidang pariwisata. Apabila hal ini terjadi tentu banyak manfaat lain yang dapat
dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Contoh, banyaknya wisatawan atau orang asing
yang berkunjung ataupun menanamkan modalnya di Indonesia peluang kerja bagi
masyarakat Indonesia sangat besar. Sehingga dampak dari hal tersebut adalah
BAB III
FUNGSI TARI TRADISIONAL DI INDONESIA
3.1 Tari Sebagai Sarana Komunikasi
Pada zaman dahulu ketika manusia belum bisa menulis, mereka biasanya
memaparkan suat pesan ataupun nasehat melalui seni. Selain seni ukir biasanya nenek
moyang dahulu mengapresiasikannya melalui seni tari. Seni tari adalah suatu cara
berkomunikasi melalui gerak, karena seni tari itu sendiri merupakan hasil
pengungkapan nilai maupun hasil ekspresi perasaan manusia yang digambarkan
melalui gerak. Hal ini dapat dilihat dari tarian-tarian tradisional yang menceritakan
tentang kehidupan, rasa bahagia, rasa duka, dan rasa syukur kepada sang pencipta.
Semuanya digambarkan melalui gerak dan yang sesuai dengan cerita yang hendak
disampaikan. Komunikasi yang disampaikan dalam tarian adalah pengalaman yang
berharga, dan bermula dari imajinasi yang kreatif. Sebuah tarian baru dapat dikatakan
bermakna apabila di dalam tarian tersebut terdapat pesan yang baik. Sebuah tarian
juga dapat menyampaikan pesan dan amanah tentang cara berperilaku di masyarakat.
Sebagai contoh : “Tari Manduda” dari daerah Simalungun Sumatera Utara. tarian ini
merupakan tarian yang dilakukan secara serempak dan beriringan. Maksud dan pesan
dari gerak tari ini adalah harus bergotong royong untuk menghadapi pekerjaan yang
3.2 Tari Sebagai Lambang Kebudayaan
Kita ketahui Indonesia banyak memiliki budaya & tradisi. Setiap Negara
berlomba untuk menentukan jati diri dan ciri khas Negara masing-masing. Di sinilah
kebudayaan tradisional sangat berperan. Indonesia dapat menentukan lambang
identitas Negara melalui kebudayaan khusunya tari tradisional, karena Indonesia
sangat memiliki kebudayaannya.
Contoh :Daerah Sumatera Barat sangat terkenal dengan tari piringnya, kerampakan
gerak dan keahlian para penari memainkan piring. Tarian tersebut
mengundang kagum dan kalau orang berfikir tentang sumatera barat pasti
teringat dengan tari piring tersebut. Hal inilah yang di maksud dengan tari
sebagai lambang kebudayaan. tari piring merupakan lambang kebudayaan
daerah Sumatera Barat. Apabila kita menonton tari piring, pastilah kita
teringat dengan daerah Minangkabau Sumatera Barat.
Seperti halnya juga yang terdapat di daerah Nias Sumatera Utara. Daerah ini
sangat dikenal dengan keunikan budaya tari “HOMBO BATU“ tari ini dilakukan
sebagai pesta perpisahan masa lajang oleh sekumpulan laki-laki muda. Setelah selesai
menarikan tarian tersebut seseorang dari mereka akan melompati sebuah batu yang
tinggi kira-kira 2 meter.
Tari ini selalu menarik keingin tahuan yang besar tentang Indonesia bagi
wisatawan lokal atau asing yang menyaksikan pertunjukan. Dan tari tersebut menjadi
3.3 Tari Sebagai Sarana Pendidikan
Seni tari adalah salah satu kegiatan yang berhubungan dengan aspek nilai,
norma dan ritual. Sehingga seni tari dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan, atau
dapat diartikan bahwa semua tari berisi pesan dan moral kebudayaan, yang diajarkan
untuk maksud dan tujuan tertentu.
Contoh : “Tari Zapin Nelayan” dari tanah deli Sumatera Utara. Dipandang dari gerak
yang dilakukan para penari, gerak tari zapin ini adalah gerak serempak,
bergantian dengan musik yang ceria. Tetapi kalau dipandang dari sudut
edukasi, tujuan tarian ini adalah tentang kebersamaan hidup bergotong
royong sesama manusia. Tari ini mengajarkan agar dalam hidup semua
manusia harus saling tolong-menolong.
Dari tari kita juga dapat mempelajari kehidupan masyarakat tertentu di daerah
tertentu. Hal ini agar masyarakat Indonesia mengenal beragamnya suku. Di Indonesia
ini beragam cara hidup dan kebudayaan tiap daerah masing-masing.
Contoh : “ Tari Uis Gara ” yang berasal dari daerah karo Sumatera utara. Tari ini
menggambarkan gerak tari menenun Uis (kain) khas dari daerah karo, dan gerak
menanam padi. Tari tersebut mengajarkan kita untuk mengetahui bahwa masyarakat
di tanah karo memiliki keahlian menenun kain khas yang bernama Uis, dan
kehidupan masyarakat secara bertani.
Tari sebagai sarana pendidikan pada umumnya terbagi dalam 3 kategori :
2. Tari tradisional sebagai pendidikan profesi.
3. Tari tradisional sebagai sarana pendidikan rekreasi.
1. Tari Tradisional Sebagai Pendidikan Yang Berhubungan Dengan Nilai dan Norma Kehidupan (Humaniora)
Pendidikan Humaniora merupakan pendidikan yang mengajarkan nilai & norma
baik buruk kemanusiaan yang sangat erat hubungannya dengan sistem kebudayaan di
Indonesia.
Dalam budaya primitif yang masih percaya dengan ilmu gaib, masyarakat
tersebut menyampaikan pesan dan amanah yang menyangkut norma kepada kaum
yang lebih muda melalui gerak tari. Oleh karenanya untuk menyampaikan sesuatu hal
ataupun berhubungan dengan dewa mereka mempercayakan gerak tari sebagai
sarananya.
Pada masa sekarang, ketika tekhnologi dan cara berfikir masyarakat yang sudah
jauh lebih maju, tarian tetap dijadikan sarana pendidikan. Dengan pesan yang lebih
baik tentang kehidupan & bermasyarakat.
Masyarakat istana & bangsawan pada masa dahulu, seni tari dijadikan sarana
pendidikan, tetapi lebih kepada upacara ritual cara menjamu, menyambut raja dan
pejabat kerajaan. Seluruh penggambaran tari itu, sesungguhnya sangat erat dengan
nilai-nilai pendidikan tata krama & sopan santun terhadap orang yang dihormati.
Contoh gerak tari kraton yogyakarta penyambutan raja yang selalu
terhadap raja ataupun tamu yang disambut. Tari tersebut mengajarkan kepada kaum
muda seharusnya hormat kepada orang yang lebih tua. Berbeda dengan gerak tari
yang ditarikan oleh para raja-raja pada masa itu. Gerak tari hampir seluruhnya
merupan gerak tegas yang menggunakan properti. Tarian tersebut mengajarkan
ketegasan dalam memimpin,kepahlawanan & keberanian.
2. Tari Tradisional Sebagai Pendidikan Profesi
Pendidikan tari yang berhubungan nilai & norma pada umumnya berhubungan
erat dengan tradisi, adat dan masa lalu, tari sebagai pendidikan profesi baik secara
formal maupun informal banyak berkembang di kota-kota besar. Sebagai contoh
dikota Newyork Amerika Serikat pendidikan tari sebagai profesi berbeda di
masyarakat, diselenggarakan secara formal melalui lembaga-lembaga dengan jenjang
kependidikan formal seperti di perguruan tinggi, ataupun di lembaga informal seperti
studio. Tari sebagai pendidikan profesi memfokuskan pendidikan tari mengenal &
mempelajari tari dengan serius sehingga dapat mengajarkannya kembali ke orang lain
atau menjadi penari yang profesional. Oleh karena itu tari sebagai pendidikan profesi
adalah belajar tari dan mendalami tari agar bisa menjadikan penari sebagai profesi.
3. Tari Tradisional Sebagai Sarana Pendidikan Rekreasi
Pengertian rekreasi mengandung makna bersenang–senang. Oleh karenaya tari
tari hanya untuk kesenangan, baik kesenangan pribadi ataupun menyenangkan orang
yang menonton pertunjukkan tari tersebut.
Perkembangan pendidikan tari sebagai pendidikan rekreasi banyak berkembang
di masyarakat plural perkotaan. Beberapa organisasi tari informal di kota –kota besar
menyelenggarakan pendidikan tari untuk kesenangan anak-anak dan sarana
pendidikan syaraf motorik terhadap anak usia dibawah 10 tahun. Semua kegiatan
belajar mengajar dilakukan dalam lingkup kesenangan dan hobi saja. Tari tradisional
pada usia sekolah juga diajarkan sebagai sarana pendidikan pengenalan budaya
Indonesia terhadap anak-anak. Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi didasari
rasa senang mengisi kegiatan waktu senggang dan pengenalan budaya. Tari
tradisional sebagai pendidikan rekreasi biasanya datang dari inisiatif orang yang
hendak menggeluti bidang tari tersebut.
Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi mencakup pendidikan terapi.
Pendidikan terapi (therapy) adalah penyembuhan untuk membantu orang memiliki
kemampuan dirinya sendiri dan mengatasi masalah di dalam kehidupan bersosialisasi.
Karena mempelajari tari dapat membantu orang untuk bereaksi dan berintegrasi
dengan lingkungan sosialnya. Tari dianggap sebagai bentuk pendidikan terapi, karena
gerakan tari dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran untuk membantu
penyembuhan seseorang dan meningkatkan daya kepekaan terhadap lingkungannya
secara maksimal dalam batas-batas potensinya.
Selain untuk pendidikan bagi penyembuhan orang-orang yang mengalami krisis
anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Dari gerak tari mereka belajar untuk
berkomunikasi melalui gerak dan beradaptasi dengan lingkungannya. Terapi tari
tradisional ini sudah dilakukan di beberapa yayasan pendidikan anak cacat. Mereka
yang memiliki keterbelakangan mental diyakini dapat lebih mudah memahami
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
1. Tari tradisional dapat didefinisikan sebagai perwujutan ekspresi dan
komunikasi yang digambarkan melalui gerak ,telah melewati proses waktu
yang panjang dan diwariskan oleh leluhur kita dahulu.
2. Tari tradisional dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
Tari tradisional berdasarkan jumlah pelaku tari .
Tari tradisional berdasarkan fungsi dan kegunaan tari.
3. Salah satu fungsi dari tari tradisional bagi masyarakat di Indonesia adalah
sebagai lambang kebudayaan Negara.
4. Seni tari merupakan salah satu cara berkomunikasi dan menceritakan
bagaimana kebudayaan Indonesia,Seni tari pada masa dahulu dijadikan wadah
cara menyampaikan pesan dan amanah kepada kaum yang lebih muda,dan
sebagai cara berkomunikasi kepada Dewa.
4.2 SARAN
Kita sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan dan tradisi harus bangga
mengakui dan menjunjung kebudayaan kita,serta melestarikannya kepada anak cucu
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadi,sumandiyo,2005,Sosiologi Tari,Jakarta :Pustaka
2. Bandem,made,2000,Kemurnian Seni Di Tengah Persilangan Budaya,Yogyakarta
3. Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.